KELAYAKAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK SYARIAH...
-
Upload
truongduong -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of KELAYAKAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK SYARIAH...
KELAYAKAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
DI BANK SYARIAH MANDIRI BINTARO
Oleh:
SALMI HAYATI 107046100477
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH P R O G R A M S T U D I M U A M A L A T
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1432 H / 2011M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya penulisan skripsi ini bukan hasil
karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Agustus 2011
( Salmi Hayati)
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Rabbi al-‘Alamîn, penulis ucapkan rasa syukur yang tak
terkira kepada Allah SWT, yang telah menerangi, menuntun, dan membukakan hati
serta pikiran dalam menyelesaikan setiap tahapan proses penyusunan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah keharibaan Nabi Besar
Muhammad SAW. Semoga kita mendapatkan syafa’at-nya kelak. Amin.
Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir dari penyusunan skripsi ini,
banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis. Oleh
karena itu, dalam tulisan ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM., selaku Dekan
Fakultas Syari’ah dan Hukum.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag dan Bapak Mu’min Rauf, MA., selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syari’ah dan Hukum.
3. Bapak Dr. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Ibu Dr. Nurhasanah, S.ag, M.Ag,
selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk membimbing dan memberi arahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah memberikan
ilmunya serta tenaganya untuk membimbing kami agar menjadi manusia yang
bermanfaat dan bermartabat.
iv
5. Pimpinan dan segenap staff Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini.
6. PT. Bank Syariah Mandiri Bintaro yang telah banyak membantu dan bekerja
sama dengan penulis khusus nya buat Bang Fadhli, Bang Panji, Bang Bisri.
7. Ayahanda H. Alizar dan Ibunda tercinta Hj. Farida sebagi tonggak semangat
penulis, beliau tak kenal lelah terus memberikan doa, dukungan, bimbingan
serta motivasinya hingga penulis berhasil menyelesaikan studi di bangku
perkuliahan ini dari awal hingga akhir dan tepat pada waktunya.
8. Buat adik-adik yang penulis sayangi yakni: Hazli, Sitoh, Mita, Tila. Serta
keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan motivasi hingga
selesainya studi dan skripsi ini.
9. Buat Abang Masyhud yang selalu setia menemani, menyayangi dan
memotivasi penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
10. Temen-temen seperjuangan yang selalu memotivasi: Rara, Yanti, Anisa, Naj,
Nurul, Tini serta temen-temen Angkatan X1 Ponpes Darel Hikmah.
11. Buat teman-teman PsD 2007, IKAPDH, SEMARI, PMKJ, HIQMAH yang tak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan dan sumbangsihnya dicatat oleh Allah SWT
sebagai amal kebaikan dan diterima pahala di sisi-Nya. Amin.
Jakarta, 15 Agustus 2011M 16 Ramadhan 1432H
Penulis
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................. 6
D. Review Studi Terdahulu .......................................................................... 8
E. Metodologi Penelitian ............................................................................ 10
F. Tekhnik Penulisan ................................................................................. 12
G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 12
BAB II KELAYAKAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
A. Teori Kelayakan Pembiayaan ................................................................. 15
1. Definisi Kelayakan Pembiayaan ........................................................ 15
2. Tujuan dan Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan ......................... 17
3. Aspek-Aspek dalam Penilaian Kelayakan Pembiayaan ..................... 19
4. Jenis Analisis Kelayakan Pembiayaan ............................................... 26
B. Mudharabah ........................................................................................... 28
1. Pengertian Mudharabah .................................................................... 28
vi
2. Landasan Hukum Mudharabah.......................................................... 34
3. Rukun dan Syarat Mudharabah ......................................................... 36
4. Jenis Pembiayaan Mudharabah ......................................................... 39
5. Syarat-syarat Keuntungan, Resiko dan Hal-hal yang Membatalkan
Mudharabah ...................................................................................... 41
BAB III PROFIL UMUM BANK SYARIAH MANDIRI BINTARO
A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri Bintaro .................................. 44
B. Visi, Misi, dan Motto Bank Syariah Mandiri Bintaro .............................. 47
C. Bentuk-bentuk Produk Bank Syariah Mandiri Bintaro ............................ 49
D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Bintaro ................................. 56
E. Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri Bintaro Tahun 2008-
2010 ....................................................................................................... 59
BAB IV PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM BINTARO
A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Di BSM Bintaro ............................... 63
B. Penerapan Pemberian Pembiayaan Pada Nasabah BSM Bintaro .............. 80
C. Bentuk Pengawasan BSM Bintaro Terhadap Nasabah Penerima
Pembiayaan Mudharabah ...................................................................... 92
1. Faktor-faktor pendukung dan penghalang dalam penyaluran
pembiayaan oleh BSM Bintaro ......................................................... 98
2. Pemanfaatan Pembiayaan Mudharabah ............................................ 99
a. Nasabah yang diberikan pembiayaan Mudharabah ................... 99
vii
b. Bank Syariah Mandiri Bintaro ................................................ 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 101
B. Saran-saran .......................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Al-Mudharabah ......................................................................... 30
Gambar 2.2 Skema Direct Financing ....................................................................... 31
Gambar 2.3 Skema Direct Financing-Indirect Financing ......................................... 33
Gambar 3.1 Skema Organisasi Bank Syariah Mandiri Bintaro .................................. 58
Gambar 2.3 Skema Data Nasabah Pembiayaan Mudharabah dari Tahun 2008-2010 60
Gambar 2.3 Skema Alur Proses Pembiayaan di BSM Bintaro .................................. 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia modern saat ini, kehidupan ekonomi tidak begitu saja dapat
dilepaskan dari kehidupan, terlepas dari peran penting sektor jasa keuangan pada
umumnya dan perbankan pada khususnya. Karena melalui media inilah dana atau
potensi investasi yang ada pada masyarakat dapat diberdayakan dan disalurkan
dalam berbagai kegiatan produktif, sehingga angan-angan kita untuk mewujudkan
perekonomian yang sehat dapat terwujud.
Begitu juga dalam hal dunia usaha, sebuah bank bagi masyarakat
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Bank sudah mengalami
perkembangan yang pesat dan menggembirakan. Indikator perkembangan ini
dapat dilihat dengan makin meluasnya jaringan kantor cabang perbankan syariah
baik yang merupakan jaringan kantor cabang yang sepenuhnya merupakan bank
umum syariah maupun dari kantor unit usaha syariah dari bank umum
konvensional.
Pesatnya perkembangan lembaga keuangan syariah ini terutama di dunia
perbankan diantaranya terdapat produk-produk syariah yang ditawarkan tidak
kalah menariknya dengan produk-produk perbankan konvensional. Perbankan
mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana
(borrower) dan pihak yang mempunyai kelebihan dana (saver).
2
Melalui kegiatan perkreditan, bank berusaha memenuhi kebutuhan
masyarakat bagi kelancaran usahanya, sedangkan dengan kegiatan penyimpanan
dana, bank berusaha menawarkan kepada masyarakat akan keamanan dananya
dengan jasa lain yang akan diperoleh.
Oleh karena itu, bank sebagai lembaga intermediary (menyediakan tempat
untuk menitipkan uang dengan aman atau safe keeping function), dan
menyediakan alat pembayaran baik itu barang maupun jasa.1 Produk-produk yang
dikeluarkan oleh bank syariah berupa Bagi Hasil (Profit-Sharing), Sewa
(Operational Lease and Financial Lease), dan Jasa (Fee-Based Service).
Namun ada hal yang tidak adil dan kurang setara antara nasabah penabung
dan peminjam. Disatu sisi penabung diberikan reward atau penghargaan, baik
dalam bentuk bunga simpanan maupun hadiah dengan segala bentuk dan nilainya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa tumbuh dan berkembangnya sebuah usaha
dalam bidang perbankan tidak terlepas dari peran serta nasabah, baik sebagai
penabung maupun peminjam. Sebuah bank dikatakan sehat atau untung tidak
terlepas dari nasabah (peminjam).
Keterkaitan antara bank, peminjam dan penabung merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Disamping modal pokok yang
harus dimiliki oleh sebuah bank, kebutuhan akan tambahan dana dari nasabah
penabung juga sangat diperlukan. Namun apalah artinya modal cukup dan
1 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Ciputat: Pustaka Alvabet, 2006),
h.3
3
managemen yang baik bilamana sebuah bank tidak mampu menggulirkan dana
yang ada kepada nasabah peminjam.
Selain untuk mengembangkan modalnya tersebut, bank memberikan
pinjaman kepada nasabah yang lebih membutuhkan. Pemberian fasilitas
pembiayaan oleh bank kepada nasabahnya akan dimulai dengan diajukannya
permohonan aplikasi oleh nasabah. Aplikasi yang diajukan nasabah harus
dilengkapi dengan data yang dikehendaki bank. Selanjutnya berdasarkan data
tersebut bank akan menganalisis sesuai ketentuan dan prosedur untuk sampai
pada keputusan, disetujui atau tidak permohonan pembiayaan yang akan
dilakukan.
Contohnya untuk pendirian usaha atau mendirikan rumah, dan keperluan
yang lain sebagainya. Tentunya sebelum memberikan pinjaman, bank tidak akan
memberikan pinjaman dengan mudah terhadap sembarang orang, bank akan
melihat nasabah tersebut layak atau tidak layaknya diberikan pinjaman
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.
Karena bank tentunya tidak akan mau rugi dan berharap pinjamannya
tersebut akan bertambah dengan hasil yang didapatkan oleh peminjam
berdasarkan kesepakatan yang telah ditetapkan oleh pihak bank dengan nasabah
peminjam. Begitu juga dalam hal kerugian, jika kerugian disebabkan oleh
nasabah itu sendiri maka nasabah tersebut yang harus bertanggung jawab dalam
mengganti segala kerugiannya dan jika kerugian terjadi bukan karena kesalahan
nasabah maka kerugian tersebut ditanggung bersama antara nasabah dengan bank.
4
Untuk itu, agar bank tidak mengalami kerugian yang besar, sebelum memberikan
pinjaman bank akan melihat terlebih dahulu atau menguji berdasarkan kelayakan
nasabah tersebut bisa diberi pinjaman atau tidak.
Menurut Ibu Elvy yang merupakan salah satu staf bank yang langsung
terjun kelapangan, menurutnya “berbagai macam cara dan penyimpangan yang
dilakukan oleh calon nasabah peminjam untuk mendapat pinjaman dari bank,
dikarenakan prosedur di bank yang sangat rumit dan bank akan benar-benar
mengecek kelapangan hal-hal mengenai calon nasabah peminjam tersebut”.
Misalnya, seorang calon nasabah peminjam yang melakukan permintaan
pinjaman pada suatu bank. Kemudian akan mengisi form sebagai bentuk data
dirinya, setelah itu bank tidak akan langsung memberikan pinjaman secara tunai,
tentunya bank akan melakukan survey langsung berdasarkan data diri dari calon
nasabah peminjam tersebut. Apakah data yang diberikan benar-benar valid atau
tidak.
Terbukti ada satu nasabah yang berbohong dengan data yang
diberikannya, contohya besar penghasilan selama sebulan, bank akan mencoba
untuk menghubungi pihak perusahaan atau tempatnya bekerja, apakah benar gaji
sebulan sebanyak itu dan apa kedudukan dia di tempat ia bekerja. Padahal, dia
sama sekali tidak bekerja disitu, karena sebelumnya ia sudah bekerjasama dengan
pihak tempatnya bekerja tersebut.
Oleh karena itu, tentunya bank akan menjumpai sesekali pinjaman yang
membawanya risiko lebih besar dari pada perkirakan saat memberikan
5
persetujuan permohonan pembiayaan. Bank akan menjumpai pinjaman yang
mungkin membawa resiko yang jauh lebih besar dari pada lazimnya dihadapi, hal
itu mungkin terjadi akibat kelemahan dalam memperhatikan pertimbangan dalam
memberikan pinjaman atau disebabkan oleh keadaan perekonomian yang
memburuk.
Disebabkan pula oleh karena salah urus (mismanagement) dalam
perusahaan atau pemberian gambaran yang salah (misrepresentation) oleh
nasabah, atau akibat dari sesuatu hal yang tidak dapat dicegah oleh manusia,
misalnya nasabah yang bersangkutan meninggal. Pinjaman-pinjaman tersebut
biasanya disebut problem loan atau pinjaman yang membawa bermasalah dengan
kata lain kredit macet.
Terlepas dari faktor kelalaian bank sendiri ataupun kesengajaan yang
mungkin dilakukan mudharib. Penyebab umum terjadinya kredit bermasalah
adalah faktor ketidak pastian (uncertainty) mengenai mungkin apa yang akan
terjadi di masa mendatang.
Sebagai contoh, berubahnya peraturan yang ditetapkan pemerintah,
terjadinya resesi ekonomi, munculnya tekhnologi yang lebih maju sehingga
tekhnologi yang digunakan mudharib menjadi using dan bencana alam. Faktor-
faktor di atas merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol dan diramal secara
pasti pada waktu pemberian pembiayaan.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis menganggap begitu penting
untuk membahas lebih lanjut sehingga untuk lebih memudahkan, penulis
6
mempersempit pembahasan yang akan dituangkan dalam skripsi ini dengan judul
“KELAYAKAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK SYARIAH
MANDIRI BINTARO”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masih banyak
permasalahan yang harus diuji kembali secara luas. Masalah yang akan dibahas
dalam skripsi ini adalah dilihat dari manajemen Bank Syariah Mandiri Bintaro
dalam memberikan pembiayaan mudharabah kepada nasabah, dan perkembangan
pembiayaan mudharabah dari tahun 2008 hingga 2010.
Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka penulis memberikan
rumusan yang dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Bagaimana prosedur kelayakan yang harus dipenuhi nasabah untuk
memperoleh pembiayaan mudharabah di Bank Syariah Mandiri Bintaro?
2. Bagaimana penerapan pemberian pembiayaan mudharabah kepada nasabah di
Bank Syariah Mandiri Bintaro?
3. Apa bentuk pengawasan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Bintaro
setelah memberikan pinjaman pada nasabah pembiayaan mudharabah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
7
a. Untuk memperoleh penjelasan tentang prosedur yang harus dilakukan
untuk menjadi nasabah pembiayaan mudharabah pada Bank Syariah
Mandiri Bintaro
b. Untuk mengetahui penerapan pemberian pinjaman pada nasabah
pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
Bintaro.
c. Untuk mengetahui sampai dimana pengawasan BSM Bintaro terhadap
pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.
2. Manfaat
a. Bagi Objek Penelitian (Bank Syariah Mandiri Bintaro)
Agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, dan sebagai rujukan
bagi Bank Syariah Mandiri Bintaro mengenai saran-saran dan temuan-
temuan terutama yang berkaitan dengan aktifitas pemberian pinjaman
kepada nasabah.
b. Bagi Pembaca
Dapat memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dalam menentukan
rujukan yang akan dijadikan referensi.
c. Bagi Dunia Pustaka
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan
yang berguna dalam memperkarya dan menjadi sumber inspirasi dalam
ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan.
8
D. Review Studi Terdahulu
1. Siti Nurul Mariana (2009), Mahasiswa SI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam penelitiannya tentang “Konsep Kelayakan Nasabah dalam Pengajuan
Pembiayaan KPR Syariah Bersubsidi Pada BTN Syariah”.
Masalah yang diteliti oleh Siti adalah tentang bagaimana konsep
pembiayaan KPR syariah bersubsidi pada BTN Syariah, perkembangan
pembiayaan KPR syariah bersubsidi, dan apakah pembiayaan KPR Syariah
yang dipraktekkan di BTN Syariah telah sesuai dengan prinsip syariah.
Pendekatan yang digunakan adalah empiris, sedangkan sumber yang
digunakan adalah peraturan Menpera tentang pembiayaan KPR Syariah
bersubsidi, jurnal KPR Syariah, buku dll.
Menyimpulkan bahwa yang berhak mendapatkan pembiayaan KPR
syariah bersubsidi ini terbagi dalam beberapa kelompok yakni Kelompok
pertama yang berpenghasilan +1.700.000-2.500.000. Kelompok ke dua yang
berpenghasilan +1000.000-1.700.000, dan Kelompok ketiga yang
berpenghasilan 1000.000. Perkembangan pembiayaan KPR Syariah pada bank
BTN Syariah mengalami perkembangan yang sangat cepat, dari awal tahun
2005 yang mengajukan pembiayaan KPR syariah bersubsidi di BTN syariah
baru 5 nasabah, dan sampai tahun 2009 jumlah keseluruhan sudah ada 5000
nasabah serta beberapa syarat dalam permohononan KPR.
Perbedaannya dengan yang penulis tulis yaitu tempat penelitiannya
berada di BTN Syariah dan kalau penulis di BSM Bintaro, pembiayaan yang
9
diteliti berkenaan tentang kelayakan pengajuan KPR dengan pembiayaan
murabahah sedangkan penulis meneliti berkenaan dengan kelayakan
pembiayaan mudharabah.
2. Faridha Fani (2008), Mahasiswa SI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
penelitiannya tentang “Analisis Kelayakan Pembiayaan Mudharabah Pada
BMT Tanjung Sejahtera dan BMT Al-Kaustar”
Masalah yang diteliti tentang proses analisis kelayakan pembiayaan
mudharabah di BMT, dan kendala yang dihadapi oleh account officer dalam
menangani pembiayaan mudharabah di BMT. Untuk pendekatan yang
digunakan adalah secara empiris. Sumber datanya berasal dari observasi
partisipasi.
Menyimpulkan bahwa proses analisis kelayakan pembiayaan oleh
account officer baik di BMT Tanjung Sejahtera maupun BMT Al-Kautsar
bersifat analisis kualitatif dan sudah memenuhi standar dalam kehati-hatian
pemberian pembiayaan dengan memperhatikan aspek 5C. Prosedur pengajuan
pembiyaan termasuk mudah walaupun sudah berdasarkan ketetapan yang
ditentukan dan disertai dengan analisis terlebih dahulu sebelum direalisasikan
pembiayaannya.
jadi, bedanya dengan yang penuis tulis adalah terletak pada tempat
penelitiannnya di BSM Mandiri, dan juga fokusnya pada proses pembiayaan
hingga pengawasan pembiayaan yang diberikan kepada nasabah.
10
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang menggambarkan data dan informasi di lapangan berdasarkan fakta
yang diperoleh di lapangan secara mendalam.2 Dalam metode ini penelitian yang
dimaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau
kejadian.3 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan empiris, yaitu
pendekatan dimana subjek penelitian melakukan pengamatan langsung di
lapangan.
2. Sumber Data
Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data primer
Yaitu penulis wawancara langsung kepada pihak BSM Bintaro seperti
bagian marketing, account officer, kepada nasabah pembiayaan mudharabah
yang langsung melakukan peminjaman terhadap BSM Bintaro. Data ini juga
bersumber pada regulasi bank, data yang berbentuk softcopy dan hardcopy
dari BSM Bintaro.
b. Data sekunder
2 Suharsimi, Management penelitian (Jakarta: PT Rineka cipta, 1993), h.309 3 Sumadi, Metodologi penelitian, (Jakarta: PT Garafindo 2004), h.76
11
Dalam hal ini berasal dari sumber data pendukung dan pelengkap dari data
penelitian berupa buku, majalah, jurnal tentang pemberian pinjaman kepada
nasabah dan lain-lain.
3. Tekhnik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara merupakan sutu proses interaksi dan komunikasi.4 Tujuan
wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang valid dan akurat dari
pihak-pihak yang dijadikan informan. Dalam wawancara ini menggunakan
alat wawancara berupa panduan wawancara (interview guide) kemudian
mencatat jawaban dari informan serta menggunakan tape recorder, tempat
wawancara tersebut di BSM Bintaro dengan durasi ½ jam hingga 1jam
dan penelitian ini berlangsung dari bulan Maret-Agustus.
b. Studi Pustaka
Studi kepustakaan berarti melakukan penelusuran kepustakaan dan
menelaahnya. Sumbernya berupa buku-buku yang ada di UIN Jakarta,
majalah, Koran, internet, dokumen dari BSM Bintaro yaitu persyaratan
permohonan pembiayaan, SP3, data nasabah pembiayaan mudharabah dari
tahun 2008-2010, formulir pengajuan pembiayaan BSM Bintaro dll.
c. Dokumentasi
4 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode penelitian survey (Jakarta: LP3ES,
1998), h.192
12
Pengumpulan data-data sekunder mengenai lahan penelitian yang
didapatkan dari berbagai tertulis seperti: arsip, dokumen resmi, dan
sejenisnya yang diharapkan dapat mendukung analisis penelitian.
4. Tekhnis Analisis Data
Data dari hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya
dianalisis secara kualitatif. Analisis data yang dilakukan setiap saat
pengumpulan data di lapangan secara berkesinambungan, diawali dengan
proses klasifikasi data agar dapat tercapai konsistensi di lapangan dengan
langkah-langkah abstraksi-abstraksi teoritis terhadap informasi lapangan,
dengan mempertimbangkan hasil pernyataan yang sangat memungkinkan
dianggap mendasar dan universal.5
F. Tekhnik Penulisan
Adapun tekhnik dari penulisan ini penulis merujuk pada buku pedoman
penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press Tahun 2007.
G. Sistematika Penulisan
Agar lebih terarah dalam pembahasan skrispsi ini, penulis membuat
sistematika penulisan sesuai dengan masing-maing bab. Penulis membaginya
menjadi lima bab, masing-masing terbagi dalam beberapa sub bab yang
5 Burhan Bagin, Metode penelitian kualitatif (aktualisasi metodolgis kea rah ragam varian
kontemporer), jakarta: PT Raja Grafindo, 2004, h.101
13
merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, review studi terdahulu, metodologi penelitian, tekhnik
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Mencakup kerangka teoritis, bab ini merupakan uraian teori tentang
kelayakan pembiayaan, mudharabah, pengertian kelayakan pembiayaan,
tujuan dan prinsip pembiayaan, jenis analisis kelayakan pembiayaan,
dan penilaian kelayakan pembiayaan, akad mudharabah, landasan
hukum mudharabah, rukun dan syarat mudharabah, jenis pembiayaan
mudharabah.
BAB III Dalam bab ini dikemukakan tentang kondisi objektif BSM Bintaro yang
meliputi: Sejarah berdirinya BSM Bintaro, Visi Misi dan Motto BSM
Bintaro, Struktur Organisasi, Bentuk-bentuk produk dari BSM Bintaro,
dan perkembangan pembiayaan mudharabah di BSM Bintaro tahun
2008-2010
BAB IV Pembiayaan mudharabah di BSM Bintaro yang terdiri dari: prosedur
pembiayaan yang diberlakukan BSM, dan syarat-syarat kelayakan
calon nasabah peminjam/pemohon BSM. Penerapan dan pengawasan
bank syariah terhadap nasabah yang diberikan pembiayaan, bentuk-
bentuk pengawasan, faktor pendukung dan penghalang, keuntungan
14
yang didapat BSM dan nasabah yang diberikan pembiayaan
Mudaharabah.
BAB V Penutup
Bab ini penulis menyimpulkan pembahasan dan memberikan saran serta
diakhiri dengan Penutup dan Daftar Pustaka.
15
BAB II
KELAYAKAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH
A. Teori Kelayakan Pembiayaan
1. Definisi Kelayakan Pembiayaan
Dalam kehidupan sehari-hari pengertian pembiayaan yang dikenal oleh
masyarakat adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
lembaga keuangan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Pembiayaan selalu berkaitan dengan aktivitas bisnis.
Kelayakan pembiayaan adalah suatu kegiatan penelitian secara
mendalam terhadap suatu kegiatan, bisnis atau usaha yang akan dijalankan,
untuk mengetahui layak atau tidak layaknya suatu usaha tersebut dijalankan dan
menentukan seberapa besar keuntungan dan kerugian yang akan timbul dari
usaha tersebut1.
Pembiayaan yang akan diberikan kepada suatu usaha merupakan sumber
pendapatan besar dalam operasional lembaga keuangan. Namun selain
mendatangkan keuntungan, pembiayaan juga mengandung tingkat resiko yang
bervariasi dan dapat mengganggu likuiditas keuangan tersebut.
1 Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.242.
16
Dalam Undang-undang RI No.10/1998 tentang perbankan Bab I pasal I
butir 12, dijelaskan definisi pembiayaan pada bank syariah yaitu: “Pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil”.2
Istilah pembiayaan pada intinya berarti I Belive, I Trust, ‘saya percaya’
atau ‘saya menaruh kepercayaan’. Perkataan pembiayaan yang artinya
kepercayaan (Trust), berarti lembaga pembiayaan selaku shahibul mal menaruh
kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan yang diberikan. Dana
tersebut harus digunakan dengan benar, adil dan harus disertai dengan ikatan
dan syarat-syarat yang jelas dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.3
Pembiayaan atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,
baik yang dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain pembiayaan
adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan.4
2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2002), cet. Ke 6, h.92
3 Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal. Islamic Financial Management (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 3.
4 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: Akademi Manejemen Perusahaan YKPN, 2005), h. 17.
17
Lembaga keuangan seperti bank, baik bank konvensional maupun
syariah, dan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) telah dikenal masyarakat
memiliki fungsi sebagai perantara antara pihak surplus fund dan deficit fund.
Dana yang telah dihimpun oleh lembaga keuangan tersebut harus diputar ke
sektor yang potensial untuk dapat mengahasilkan keuntungan baik bagi pihak
yang terkait.
Penyaluran dana pihak ketiga harus dilakukan secara terencana dan
memperhatikan aspek kehati-hatian, sebab kegiatan usaha yang dilakukan
seseorang tentunya mengandung resiko kerugian, untuk itu diperlukan suatu
proses penelitian untuk mengetahui tingkat resiko yang terjadi.
2. Tujuan dan Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan
Analisis kelayakan pembiayaan yang dilakukan sebelum mengambil
keputusan pembiayaan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Menghindari resiko kerugian
Kerugian yang akan terjadi dimasa depan merupakan suatu ketidakpastian,
ada kerugian yang dapat diramalkan dan ada pula kerugian yang terjadi di
luar perkiraan pengusaha. Analisis kerugian dilakukan untuk
meminimalisasi resiko yang terjadi.
2. Memudahkan perencanaan
Informasi yang didapat dari hasil analisis kelayakan pembiayaan digunakan
dalam proses perencanaan hingga operasional usaha yang akan dilakukan.
18
3. Memudahkan pengawasan
Pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaan usaha agar tidak keluar dari
rencana yang ditetapkan. Pengawasan dilakukan terhadap kegiatan usaha
secara menyeluruh dan dapat difokuskan kepada beberapa sektor yang
dianggap kritis.
4. Memudahkan pengendalian
Apabila dalam proses pengawasan ditemukan penyimpangan, maka harus
segera dikendalikan agar tujuan usaha untuk mendapatkan keuntungan
dapat tercapai5.
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain:
1) Untuk merintis usaha baru, misalnya untuk membuka toko, membangun
pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lainnya.
2) Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah
kapasitas pabrik, untuk memperluas skala usaha, untuk mengganti
peralatan/mesin, untuk menambah mesin baru, untuk memperluas cakupan
usaha, dan sebagainya.
3) Untuk memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling
menguntungkan, misalnya pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau
jasa, pabrikasi atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain
sebagainya.
5 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta: Kencana, 2008), h.19
19
3. Aspek-Aspek dalam Penilaian Kelayakan Pembiayaan
Sebelum melakukan analisis kelayakan pembiayaan ada beberapa
pedoman-pedoman yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis
kelayakan usaha. Secara umum ada beberapa aspek yang sering dilakukan
yaitu dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan.6 Prinsip analisis
berdasarkan 5C, antara lain:
a) Character
Adalah sifat atau karakter dari pihak pengelola usaha. Analisis seringkali
dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada mudharib dan
orang-orang disekitar lingkungannya.
b) Capacity
Adalah kemampuan mudharib dalam menjalankan usaha dan
mengembalikan modal yang diberikan shahibul mal.
c) Capital
Adalah modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha tersebut.
Terdiri dari tangible asset seperti dana dan material pendukung usaha.
Tapi terdapat intangible asset yang penting untuk dimiliki pengusaha
yaitu manajemen, keahlian, dan sistem tekhnologi.
d) Collateral
6 Kasmir, SE., MM. Manajemen Perbankan (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007),
h.91
20
Adalah jaminan yang diberikan mudharib kepada shahibul maal.
Jaminan tersebut biasanya senilai atau lebih besar dari modal usaha.
e) Condition
Adalah keadaan usaha mudharib yang dilihat dari pangsa pasar, trend,
prospek usaha, bahkan kondisi politik dan ekonomi7.
Sedangkan penilaian dengan 7P adalah sebagai berikut:
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,
emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu
masalah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
Sehingga nasabah dapat digolongkan ke dalam golongan tertentu dan
akan mendapat fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
3. Perpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam, apakah untuk tujuan konsumtif,
produktif, atau untuk tujuan perdagangan.
7 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h.60
21
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak. Hal ini sangat penting untuk diingat karena
jika suatu fasilitas kredit dibiayai tanpa adanya prospek, bukan hanya
bank yang akan rugi tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran dari nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit
yang diperolehnya.
6. Profitability
Yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan
tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit
yang akan diberikan oleh bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh
bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan bisa didapat
berupa jaminan barang atau jaminan asuransi8.
Tahap-tahap dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan
hendaknya dilakukan secara benar dan lengkap. Setiap tahapan memiliki
8 Kasmir, SE., MM. Manajemen Perbankan, h. 93
22
berbagai aspek yang harus diteliti, diukur, dan dinilai sesuai dengan
ketentuan.
Secara umum prioritas ada 7 Aspek (7A) yang perlu dilakukan dalam
studi kelayakan adalah sebagai berikut:
1. Aspek Hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan
dan keabsahan dokumen perusahaan, mulai dari badan usaha sampai izin-
izin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangatlah
penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dipegang
apabila dikemudian hari timbul masalah. Keabsahan dokumen diperoleh
dari pihak yang mengeluarkan dokumen.
2. Aspek Pasar
Setiap usaha yang dijalankan harus memiliki pasar yang jelas.
Faktor ada tidaknya konsumen yang akan membeli dan besarnya pasar
yang ada perlu diketahui terlebih dahulu. Yakni mencakup: produk yang
akan dipasarkan, peluang pasar, permintaan dan penawaran, harga, pasar
sasaran, strategi pesaing. dll
3. Aspek Keuangan/ Financial
Dalam aspek ini hal-hal yang perlu digambarkan adalah jumlah
investasi, biaya-biaya, dan pendapatan yang akan diperoleh. Ada
beberapa metode yang biasa dipertimbangkan dalam penilaian suatu
investasi:
23
a. Metode Payback Periode (PP)
Adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mengetahui equivalent rate yang dihasilkan
dari suatu investasi.
c. Metode Net Present Value (NPV)
Metode ini digunakan untuk mengetahui nilai sekarang (present value)
dari aliran kas yang dihasilkan dari suatu investasi, berdasarkan tingkat
keuntungan (equivalent rate) yang diharapkan oleh bank.
d. Metode Average Rate of Return (ARR)
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yag diperoleh
dari suatu investasi.
e. Metode Provitability Index (PI)
Metode ini berpijak pada model PV yaitu dengan memperhatikan nilai
index dari perbandingan antara PV cash inflow dengan cash outflow.9
4. Aspek Teknis
Pada aspek teknis atau operasi maksudnya disinilah adalah apakah
dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi rutin bisnis secara
teknis dapat dilaksanakan terutama masalah operasionalisasinya yang
9 Yusak Laksmana. Account Officer Bank Syariah (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2009), h.153.
24
meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan dan
pengawasan terhadap operasi perusahaan.10 Yang akan digambarkan
secara lengkap adalah mengenai lokasi usaha, desain, teknologi yang
akan digunakan.11
5. Aspek Manajemen/ Organisasi
Tujuan aspek ini adalah untuk mengetahui apakah pembangunan
dan implementasi usaha dapat direncanakan, dilaksanakan, dan
dikendalikan. Dalam aspek manajemen dan organisasi yang perlu diteliti
dan dinilai adalah izin/ akta yang dimiliki, pemilik usaha, pengelola
usaha, struktur organisasi yang ada sekarang, dan rencana kerja.
6. Aspek Ekonomi Sosial
Gambaran dalam aspek ekonomi adalah untuk melihat seberapa
besar pengaruh yang ditimbulkan jika proyek tersebut dijalankan.
Pengaruh tersebut terutama terhadap ekonomi secara luas serta dampak
sosialnya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Dampak ekonomi
menggambarkan jumlah tenaga kerja yang tertampung, peningkatan
pendapatan masyarakat. Sedangkan dampak sosial yang muncul akibat
adanya usaha berupa tersedianya usaha berupa sarana dan prasarana,
antara lain: pembanguanan jalan, jembatan, penerangan, telpon, air
minum dll.
10 Husein Umar. Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2009), h.88. 11 Kasmir, Kewirausahaan, h.251.
25
7. Aspek Dampak Lingkungan
Pada aspek lingkungan merupakan analisis yang paling
dibutuhkan pada saat ini, karena setiap proyek yang dijalankan akan
memiliki dampak yang sangat besar terhadap lingkungan sekitarnya,
antara lain: terhadap tanah, air, udara, kesehatan manusia.
Lembaga keuangan syariah memiliki beberapa pendekatan yang
digunakan dalam melakukan analisis kelayakan pembiayaan, antara lain:
a) Pendekatan jaminan, artinya account officer memperhatikan
kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh mudharib.
b) Pendekatan karakter, artinya analisis kelayakan pembiayaan
dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakter mudharib dengan
cara mencermati dengan sungguh-sungguh serta melakukan
wawancara dengan orang di lingkungannya.
c) Pendekatan studi kelayakan usaha, artinya account officer
mempertimbangkan usaha mudharib dan prospeknya dimasa yang
akan datang.
d) Pendekatan fungsi LKS, artinya upaya pengaturan terhadap
likuiditas dana yang dimiliki dengan pembiayaan yang dilakukan.12
12 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h.87
26
4. Jenis Analisis Kelayakan Pembiayaan
Analisis pembiayaan dilakukan terhadap dua macam data dan
informasi antara lain:
1. Analisis Kuantitatif
Analisis Kuantitatif adalah proses analisis terhadap kondisi suatu
usaha berdasarkan data atau informasi yang berbentuk angka. Proses
analisis dilakukan terhadap beberapa dokumen keuangan seperti laporan
keuangan, cash flow, neraca, laba/rugi, dll. Dalam melakukan analisis
kuantitatif terdapat beberapa metode penghitungan analisis rasio antara
lain:
a) Ratio Likuiditas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Terdapat
dua cara perhitungan untuk mengetahui rasio likuiditas anatara lain:
b) Ratio Leverage yaitu Rasio yang menunjukkan sejauh mana
perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga yang menunjukkan
indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman.
c) Rasio Aktivitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan
efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang
dimiliki. Perhitungan rasio ini dilakukan untuk mengetahui
perputaran aktiva yang dapat menghasilkan penjualan.
d) Rasio Rentabilitas yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba.
27
e) Rasio Coverage yaitu rasio yang menunjukkan kemapuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kreditnya.13
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis terhadap suatu usaha
berdasarkan kondisi non numeric. Hasil analisis kualitatif memberi
gambaran yang utuh mengenai debitur dan pengaruhnya terhadap resiko
kredit yang diberikan kepada kreditur. Proses analisis kualitatif
menggunakan dua variable besar yaitu variable internal dan variable
eksternal.
a) Variabe internal adalah faktor-faktor yang berada di dalam kendali
suatu usaha. Peneliti harus memperhatikan beberapa faktor dalam
variable internal, antara lain:
1. Manajemen
2. Organisasi
3. Perusahaan
4. Produksi
5. Pemasaran
6. Sumber Daya Manusia
7. Sistem Informasi
8. Tekhnologi
13 Jopie Jusuf, Analisis Kredit Untuk Account Officer (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2006), h.51
28
b) Variabel Eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar kendali
suatu usaha tetapi dapat mempengaruhi kegiatan operasionalnya.
Beberapa variable eksternal yang sering muncul adalah:
1. Bencana Alam
2. Trend Masyarakat
3. Kondisi Keamanan
4. Kebijakan Pemerintah14
B. Mudharabah
1. Pengertian Mudharabah
Berdasarkan undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 Bab 1
pasal 1 ayat 12, kredit adalah penyediaan uang atau tagih yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya pada saat jangka waktu tertentu dengan tambahan
pemberian bunga. pengertian tersebut berlaku bagi bank konvesional dengan
pendapatan sistem bunga.
Dalam dunia perbankan syariah sistem bunga diganti dengan sistem bagi
hasil, dengan demikian pengertian pembiayaan dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam meminjam antar bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya pada
14 Ibid., h.234
29
saat jangka waktu tertentu dengan adanya imbalan berdasarkan bagi hasil yang
telah disepakati.
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan.15
Pengertian memukul atau berjalan ini dianologikan seperti proses seseorang yang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Mudharabah atau Qiradh
berasal dari kata Al-Qardhu yang berarti Al Qatht’u, artinya pemilik memotong
sebagian hartanya untuk diperdagangkan yang mendapatkan keuntungan, atau
berasal dari kata Al Muqaradhah yang berarti Al Musawamah (persamaan),
karena modal dari si pemilik modal dan bekerja sama dalam pembagian
keuntungan atau karena modal dari si pemilik modal dan pekerja hanya dituntut
untuk bekerja saja maka ia sama seperti mengambil upah (ijarah), maka si
pekerja mempunyai hak untuk mendapatkan bagian dari keuntungan.16
Secara Terminologi akad Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua
pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dengan pembagian keuntungan
usaha menurut kesepakatan bersama yang telah dituangkan dalam kontrak,
apabila terjadi kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat dari kelalaian pengelola. Seandainya kerugian itu berakibat karena
15Syafi’ Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek (Jakarta: Gema Insani Press,
2007), h. 95. 16 Wahbah Zuhaili, Al mu’amalat Al maliyah Al Mu’ashira (Birut-Lebanon: Darul
Fikri Al Mu’ashir), h.105
30
kecurangan atau kelalaian pengelola maka yang bertanggung jawab atas kerugian
tersebut adalah pihak pengelola.
Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa mudharabah adalah akad
kerjasama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan
kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan
kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si
pemilik dana kecuali disebabkan oleh misconduct, negligence atau violation oleh
pengelola dana. Untuk lebih jelas perhatikan skema berikut: Gambar 2.1 Skema
Al-Mudharabah:
Perjanjian Bagi Hasil
Keahlian
Modal 100%
(Keuntungan – y)% Nisbah: y%
Pengembalian Modal Keuntungan
Pada praktiknya, mudharabah dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah
Mudharabah Tradisional/Klasik, akad mudharabah ini sudah dikenal oleh umat
Muslim sejak zaman nabi. Bahkan telah dipraktikkan oleh bangsa Arab sebelum
turunnya Islam. Ketika Nabi Muhammad Saw berprofesi sebagai pedagang, ia
melakukakan akad mudharabah dengan Khadijah. Dengan demikian, ditinjau
Nasabah (Mudharib)
Bank (Shahibul Maal)
Proyek /Usaha
Pembagian Keuntungan
Modal
31
dari segi hukum Islam, maka praktik mudharabah ini dibolehkan baik menurut
Alquran, Sunnah, maupun Ijma’.
Dalam praktik mudharabah Tradisional/Klasik antara Khadijah dengan
nabi, saat itu khadijah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh
Nabi ke luar negeri. Dalam kasus ini, Khadijah berperan sebagai pemilik modal
(shabibul al-mal) sedangkan nabi berperan sebagai pelaksana usaha (mudharib).
Nah, bentuk kontrak antara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai
pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh
pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan untung
disebut akad mudharabah. Atau singkatnya, akad mudharabah adalah
persetujuan kongsi antara harta dari salah satu pihak dengan kerja pihak lain.17
Perhatikan gambar berikut: Gambar 2.2 Skema Direct Financing
Mudharib Shahibul al-Mal (Modal 0% Kerja !00%) (Modal 100%
Sejauh ini, skema mudharabah berlaku antara dua pihak saja secara
langsung, yakni shahib al-mal berhubungan langsung dengan mudharib. Skema
ini adalah skema standar yang dapat dijumpai dalam kitab-kitab klasik fikih
Islam. Dan inilah sesungguhnya praktik mudharabah yang dilakukan oleh Nabi
dan para sahabat serta umat muslim sesudahnya.
17 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 205.
32
Dalam kasus ini, yang terjadi adalah investasi langsung (direct
financing) antara shahib al-mal (sebagai surplus unit) dan mudharib (sebagai
deficit unit). Dalam direct financing seperti ini, peran bank sebagai lembaga
perantara (intermediary) tidak ada.
Mudharabah klasik seperti ini memiliki ciri-ciri khusus, yakni bahwa
biasanya hubungan antara shahib al-mal dan mudharib merupakan hubungan
personal dan langsung serta dilandasi oleh rasa saling percaya (amanah). Shahib
al-mal hanya mau menyerahkan modalnya kepada orang yang ia kenal dengan
baik, baik profesionalitas maupun karakternya.
Modus mudharabah seperti itu tidak efisien lagi dan kecil
kemungkinannya untuk dapat diterapkan oleh bank, karena beberapa hal:
(1) Sistem kerja pada bank adalah investasi berkelompok, di mana mereka tidak
saling mengenal. Jadi kecil sekali kemungkinannya terjadi hubungan yang
langsung dan personal.
(2) Banyak investasi sekarang ini membutuhkan dana dalam jumlah besar,
sehingga diperlukan puluhan bahkan ratus ribuan shahib almal untuk sama-
sama menjadi penyandang dana untuk satu proyek tertentu.
(3) Lemahnya disiplin terhadap ajaran Islam menyebabkan sulitnya bank
memperoleh jaminan keamanan atas modal yang disalurkannya.
Untuk mengatasi hal tersebut, khususnya masalah pertama dan kedua,
maka ulama kontemporer melakukan inovasi baru atas skema mudharabah,
yakni mudharabah yang melibatkan tiga pihak. Tambahan satu pihak ini
33
$$
Bagi Hasil
Mudharib Shahibul Al-Mal
Mudharib Bank Syariah Shahibul Al-Mal
diperankan oleh bank syariah sebagai lembaga perantara yang mempertemukan
shahib al-mal dengan mudharib. Jadi, terjadi evolusi dari konsep direct
financing menjadi indirect financing. Berikut Skemanya:
Gambar 2.3 Skema Direct Financing-Indirect Financing
(Pelaksana Usaha) (Intermediasi Keuangan) (Pemilik Dana)
Bagi Hasil Bagi Hasil
Selanjutnya penerapan mudharabah yang kedua adalah Penerapan
mudharabah di perbankan syariah. Dalam skema Indirect Financing di atas,
bank menerima dana dari shahib al-mal dalam bentuk dana pihak ketiga (DP-3)
sebagai sumber dananya. Dana-dana ini dapat berbentuk tabungan atau simpanan
deposito mudharabah dengan jangka waktu yang bervariasi. Selanjutnya, dana-
dana yang sudah terkumpul ini disalurkan kembali oleh bank ke dalam bentuk
pembiayaan-pembiayaan yang menghasilkan (earning assets). Nah, keuntungan
34
dari penyaluran pembiayaan inilah yang akan dibagi hasilnya antara bank dengan
pemilik DP-3.18
2. Landasan Hukum
Mengenai ketetapan diperbolehkannya pembiayaan mudharabah
terdapat didalam sumber-sumber hukum Islam, yakni:
1. Alquran
… ۷ … ) ۲۰: ۷۳ /المزمل (
Artinya:
”... dan dari orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT...” (QS. Al-Muzzammil/73:20)
… …
)٢٨٣: ٢(البقرة/
Artinya:
”... Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya….” (QS.Al-Baqarah/2:283)
/٦٢:١٠(الجمعة(
18 Ibid., h. 211.
35
Artinya:
Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT.” (QS.Al-Jumu’ah/62:10
2. Hadits
Pembiayaan mudharabah telah dipratekkan sejak zaman rasulullah
SAW, hal tersebut diperkuat dengan hadits yang dijadikan sebagai
landasan hukum pembiayaan mudharabah. Adapun beberapa hadits antara
lain:
فیھن ث ثال وسلم علیھ اهللا صلى اهللا رسول لاق أبیھ عن صھیب بن صالح عن
19)رواه ابن ماجھ( للبیع ال للبیت االشعیرب البر واخالط رضة والمقا اجل إلى البیع البركة
Artinya: Dari Shalih bin Suaib r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “tiga
hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR.Ibnu Majah no. 2280, kitab at-Tijarah)
ل اق ھنا امھنع هللا ا يضر س ابع ناب ىور : بلطمال دبع س ابعال ان دیس ن
الو ایادو ھب لزنی الو ارحب ھب كلسی ال نأ ھباحص لىع طرتشا ةبر اضم ل امال عفادذا
ا هللا لىص اهللا لوسر ھطرش غلبف نمض كلذ لعف ن اف ةبطر دبك اتذ ةابد ھب ىرتشی
(رواه طبران) هازج فأ ملسو ھیلع
19 Al Hafid Nuruddin Ali Ibn Abi Bakar Al Haistami, Majma’ Azzzawaid Wa manba’ul
fawaid, juz rabi’ (Birut-Lebanon: Darul Kutub Al ‘amaliyah, 1988), h.161
36
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bin sayyidina Abbas bin Abdul
Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikan syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah saw. dan Rasulullah pun membolehkannya. (HR.Thabrani dari Ibnu Abbas)
3. Ijma
Imam Zailani telah menyatakan bahwa para sahabat telah
berkonsensus terhadap legitimasi pengolahan harta yatim secara
mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadits
yang dikutip Abu Ubaid.
4. Fatwa DSN No.07/DSN-MUI/IV/2000
Tentang pembiayaan mudharabah. Dalam fatwa tersebut
disebutkan bahwa pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang
disalurkan oleh LKS kepada pihak lain untuk suatu usaha yang
produktif.20
3. Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah
Rukun adalah segala sesuatu yang harus disertakan untuk menentukan
sah atau tidaknya suatu kegiatan. Berikut ini adalah rukun pembiyaan
mudharabah dan syarat-syarat yang berkaitan dengan rukun mudharabah
tersebut:
20 DSN-MUI BI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Edisi Ketiga (Ciputat:
Cv Gaung Persada, 206), h.39
37
1. Penyedia dana (shahibul maal) dan pengelola (mudharib) harus cakap
hukum.
2. Pernyataan ijab qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad)
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan
tujuan kontrak (akad).
b. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c. Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi atau dengan
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
3. Modal adalah sejumlah uang yang diberikan oleh penyedia dana kepada
mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai berikut:
a. Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.
b. Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika modal
diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus dinilai pada
waktu akad.
c. Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus diserahkan kepada
mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai dengan
kesepakatan dalam kontrak (akad).
4. Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan
dari modal, dengan syarat:
38
a. Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh disyaratkan
hanya untuk satu pihak.
b. Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui
dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam
bentuk persentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Jika
terjadi perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.
c. Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah
dan pengelola dana tidak boleh menanggung kerugian apapun
kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian atau
pelanggaran kesepakatan.
5. Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib) sebagai pertimbangan bahwa
modal yang disediakan oleh penyedia dana, dengan memperhatikan hal-
hal berikut:
a. Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib tanpa campur tangan
penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk melakukan
pengawasan.
b. Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudharabah yaitu profit.
39
c. Penyedia dana tidak menyalahi hukum syariah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah dan harus
mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktivitas itu.21
4. Jenis-Jenis Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah terbagi menjadi dua jenis berdasarkan
tujuan alokasi pembiayaan kepada nasabah. adappun kedua jenis pembiayaan
mudharabah tersebut adalah:
1. Mudharabah Muthlaqah
Pengelola dana memiliki kewenangan untuk melakukan apa saja dalam
pelaksanan bisnis bagi keberhasilan tujuan mudharabah itu. Namun,
apabila ternyata pengelola dana melakukan kelalaian atau kecurangan,
maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas konsekuensi-
konsekuensi yang ditimbulkannya. Sedangkan apabila terjadi kerugian
atas usaha itu, yang bukan karena kelalaian dan kecurangan pengelola
dana maka kerugian itu akan ditanggung oleh pemilik dana.
2. Mudharabah Muqayyadah
Pemilik dananya memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai
lokasi, cara, dan atau objek investasi/sektor usaha. Contoh: tidak
mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya, tidak
21 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2007), h.126
40
menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa
penjamin, atau mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi
sendiri tanpa melalui pihak ketiga.22
Berdasarkan percobaan Dr.Sami Mahmud mengenai mudharabah,
beliau membatasi kriteria mudharabah menjadi 3 macam yaitu:
1. Kelompok penanam modal yaitu mereka yang menyetor harta dengan
bentuk personal “ pemilik-pemilik modal” berdasarkan asas arahannya
unutuk memperkerjakan secara mudharabah.
2. Kelompok kelompok mudharib yaitu mereka yang mengambil harta
dari kalangan personal agar bekerja setiap orang dari mereka
berdasarkan kesepakatan tertentu.
3. Mudharib Musytrak yaitu mereka yang profesinya sebagai penengah
antara dua kelompok tadi untuk merealisasikan kesepakatan dan aturan
dalam harta dan pemberian harta dari kelompok kedua yang bekerja
dengan system mudharabah yang diakad beserta setiap mereka.23
Dari kedua jenis pembiayaan mudharabah tersebut dapat disimpulkan
bahwa, yang termasuk ke dalam penerapan pembiayaan di perbankan syariah
sesuai dengan pemikiran dari Dr.Sami Hamud adalah ada beberapa orang
yang terkait dengan pembiayaan ini yaitu: Ada yang menjadi deposan-DP3
(Shahibul Mal), kemudian Bank yang bertindak sebagai Mudharib
22 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h.108. 23 Al Mudharabatu Wa Tahthbiqataha Al ‘amaliyyah Fil Masharifi Al Islamiyyah,
h.43
41
Musytarik, dan Perusahaan (Mudharib). Bank bertindak sebagai Mudharib
Musytarik disini adalah karena bank tidak mempunyai dana sendiri untuk
diberikan kepada perusahaan (Mudharib), tetapi juga memperoleh dana dari
Deposan. Jadi yang menjadi praktek di Perbankan Syariah adalah
Mudharabah Muthlaqah. 24
5. Syarat-syarat Keuntungan, Resiko dan Hal-hal yang membatalkan
Mudharabah
Adapun syarat-syarat keuntungan mudharabah yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan yang jelas
Keuntungan tersebut harus jelas pembagiannya/persentasinya. Essensi
dari akad tersebut adalah meraih/mendapatkan keuntungan. Adapun jika
tidak diketahui persentase keuntungan maka akad tersebut tidak sah,
sedangkan keuntungan dibagi sama rata sesuai dengan tujuan dari
syarikat.
Apabila ada syarat yang menyebabkan persentase keuntungan tidak
diketahui maka akad mudharabah fasid (rusak) karena berlawanan dengan
tujuan dari sebuah akad yaitu memperoleh keuntungan. Sebaliknya apabila
syarat yang dikemukakan tidak menyebabkan keuntungan tersebut tidak
diketahui (majhul) maka akad terselenggara sah.
24 Ibid., h.44
42
2. Keuntungan berbentuk nisbah
Hendaknya keuntungan merupakan bagian yang tidak dapat dibagi
atau dengan ukuran persentase atau bagian dari keuntungan seperti mereka
sepakat untuk sepertiga, seperempat, atau setengah. Mudharabah dengan
pembatasan keuntungan seperti kegunaan/manfaat barang yang diberikan
kepada penitip. Karena mudharabah menuntut diadakannya keuntungan
yang bersifat umum dengan tanpa pembatasan dalam persentase misalnya
7% atau yang lainnya.25
Ada beberapa hal yang menyebabkan Mudharabah menjadi batal
dalam keadaan berikut:
1. Pembatalan dan larangan menggunakan modal atau pencopotan.
Mudharabah menjadi batal dengan pembatalan, larangan menggunakan
modal atau pencopotan jika terdapat syarat pembatalan atau larangannya,
yaitu pekerja mengetahui pembatalan dan pelarangan tersebut dan modal
itu berbentuk tunai atau tidak tunai waktu terjadinya pembatalan dan
pelarangan tersebut.
2. Meninggal salah seorang dari keduanya.
3. Salah seorang dari keduanya menjadi gila.
4. Pemilik modal menjadi murtad.
5. Hancurnya harta mudharabah ditangan pekerja.26
25 Wahbah Zuhaili, Al Mu’amalat Al Maliyah Al Mu’ashirah, h. 110 26 Ibid., h.112
43
Risiko yang terdapat dalam mudharabah, terutama pada penerapannya
dalam pembiayaan relatif tinggi, diantaranya:
1) Side Treaming: nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut
dalam kontrak.
2) Lalai dan kesalahan yang disengaja.
3) Penyembunyian keuntungan oleh nasabah bila nasabahnya tidak jujur.27
27 Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, h. 98.
44
BAB III
PROFIL UMUM BANK SYARIAH MANDIRI BINTARO
A. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri Bintaro
Hadir dengan Cita-Cita Membangun Negeri. Nilai-nilai perusahaan yang
menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap
insan Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya. Kehadiran BSM
sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca
krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. 1
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997 yang
disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi
kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional
mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
1 Wawancara Pribadi dengan Panji, Bagian Marketing Bank Syariah Mandiri Bintaro,
Bintaro, 27 September 2011
45
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo)
menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli
1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan
konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah.
Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan
sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank
konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan
46
nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris:
Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.2
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.1/24/ KEP.BI/1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama
menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal
tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin
tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
BSM Cabang Bintaro bermula dari Kantor Kas sejak Mei tahun 2003,
yang mana pada waktu itu dipimpin oleh Ibu Rossy Mernia Adam, akan tetapi
masih di bawah BSM Cabang Pondok Indah. Kemudian pada bulan Maret 2007
berganti dari Kantor kas menjadi Kantor Cabang Pembantu dan masih di bawah
naungan BSM Cabang Pondok Indah, yang pada saat itu di bawah pimpinan oleh
Bapak Dadang Muhammad Bachtiar.
2 Ibid.,
47
Dan pada akhir bulan April 2010 barulah ada peralihan dari Kantor
Cabang Pembantu menjadi Kantor Cabang, sehingga pada bulan Mei 2010
barulah diresmikan menjadi Kantor Cabang yang saat ini menjadi Kantor Cabang
Bintaro.3
B. Visi, Misi dan Motto Bank Syariah Mandiri Bintaro
Bank Syariah Mandiri memerlukan values untuk menyelaraskan gerak dan
langkah insan Bank Syariah Mandiri sehingga seluruh jajaran organisasi secara
konsisten akan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah diyakini untuk
mewujudkan Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri.
1. Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
2. Misi
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM.
c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat.
d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
3 Wawancara Pribadi dengan Fadli, Bagian Marketing Bank Syariah Mandiri Bintaro,
Bintaro, 9 April 2011
48
e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.4
3. Motto
“Lebih Adil dan Menenteramkan”
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi sebagaimana tersebut di atas,
diperlukan prinsip-prinsip atau kulitas yang dinilai penting dan perlu untuk
menjadi pegangan bagi setian insane Bank Syariah Mandiri dalam menjalankan
organisasi perusahaan. Prinsip itu disebut dengan Shared Values Bank Syariah
Mandiri yang terdiri atas:
1. Excellence (imtiyaaz)
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan
berkesinambungan.
2. Teamwork (‘Amal Jamaa’iy)
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi
3. Humanity (Insaaniyah)
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
4. Integrity (Shidiq)
Menaati kode etik profesi dan berfikir serta berperilaku terpuji.
5. Custumer Focus (Tafdhiilu Al ‘Umalaa)
Memahami dan memenuhi kebutuhan peanggan untuk menjadikan Bank
Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.
4 Wawancara Pribadi dengan Panji, Bagian Marketing Bank Syariah Mandiri Bintaro,
Bintaro, 27 September 2011
49
Kelima nilai tersebut di atas diakronimkan menjadi ETHIC. Kata ETHIC
sendiri berarti “set of moral principles” atau himpunan prinsip-prinsip moral.5
C. Bentuk-Bentuk Produk Bank Syariah Mandiri Bintaro
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit. Ada beberapa bentuk pembiayaan di BSM Bintaro yang
dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:
a. Corporate Banking
1) Pembiayaan
Pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.6
Produk-produk yang diberikan BSM Bintaro yang termasuk ke dalam
pembiayaan terbagi menjadi dua yakni:
a. Kredit Modal Kerja
5 Ibid., 6 Kasmir, SE., MM. Manajemen Perbankan (PT RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2007),
h. 72
50
1) Musyarakah yaitu: Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari
bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi
sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Manfaat:
a) Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi hasil.
b) Mekanisme pengembalian yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha.
Fasilitas:
a) Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau
sekaligus diakhir periode)
b) Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing
c) Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar
2) Pembiayaan Dana Berputar yaitu: fasilitas pembiayaan modal kerja dengan
prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu
berdasarkan kebutuhan riil nasabah.
Akad Pembiayaan:
a) Akad yang digunakan adalah akad musyarakah
b) Akad musyarakah adalah akad kerja sama usaha patungan dua pihak atau
lebih pemiliki modal (syarik/shahibul maal) untuk membiayai suatu jenis
usaha (masyru) yang halal dan produktif.
Manfaat:
51
a) Membantu menanggulangi kesulitan likuiditas nasabah terutama
kebutuhan dana jangka pendek
b) Nasabah dapat memanfaatkan pembiayaan bank secara optimal sesuai
dengan kebutuhan riil dengan cara melakukan penarikan sesuai dengan
kebutuhan.
Fitur:
a) Jenis pembiayaan adalah pembiayaan modal kerja
b) Peruntukan pembiayaan adalah perorangan dan perusahaan
c) Jangka waktu pembiayaan 1 tahun dan dapat diperpanjang
d) Menggunakan 2(dua) rekening, yaitu rekening giro dan rekening
pembiayaan.
e) Penarikan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek/BG.
3) Mudharabah yaitu: Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan
dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank.
Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Manfaat:
a) Membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah
b) Nisbah bagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah
c) Angsuran berubah-ubah sesuai tingkat revenue atau realisasi usaha
nasabah (revenue sharing).
Fasilitas:
a) Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US Dollar
52
b) Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan
c) Mekanisme pengembalian pembiayaan yang fleksibel (bulanan atau
sekaligus diakhir periode)
d) Bagi hasil berdasarkan perhitungan revenue sharing.
e) Pembiayaan dapat dalam berupa Rupiah dan US Dollar.
f) Pembiayaan Resi Gudang yaitu: Pembiayaan transaksi komersial dari
suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan
jaminan utama berupa komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam
suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara independent
(independently controlled warehouse), dalam hal ini diperuntukkan bagi:
(1) Perorangan
(2) Badan Usaha.
Akad Pembiayaan disesuaikan dengan skema usaha nasabah (tailor
made), dapat berupa: Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah.7
b. Kredit Investasi
1) Murabahah yaitu: adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank
dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada
nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang
disepakati. Manfaatnya yaitu:
7 Artikel diakses pada 11 Maret 2011 dari
http://www.syariahmandiri.co.id/category/corporate-banking/pembiayaan-corporate-banking/
53
a) Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang konsumsi
seperti rumah, kendaraan atau barang produktif seperti mesin produksi,
pabrik dan lain-lain.
b) Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran
yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.8
Fasilitas:
a) Periode kontrak ditentukan nasabah.
b) Pembiayaan dalam valuta rupiah atau US dollar.
2) Produk Dana
a) Giro
b) BSM Giro Valas
c) BSM Giro Singapore Dollar
d) BSM Giro Euro
e) BSM Deposito
f) BSM Deposito Valas9
b. Consumer Banking
1) Pembiayaan
a) BSM Impian
b) Pembiayaan peralatan kedokteran
c) Pembiayaan edukasi BSM
8 Ibid., 9 Ibid.,
54
d) Pembiyaan Dana berputar
e) Pembiayaan kepada pensiunan
f) Pembiayaan umrah
g) Pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk para anggotanya
h) Pembiayaan griya BSM
i) Pembiayaan talangan haji
j) Pembiayaan Pemilikan Rumah
k) Pembiayaan Pemilikan Motor10
a. Produk
Produk pada BSM terbagi menjadi dua, yakni:
1) Produk Dana
a) BSM Tabungan
(1) Tabungan BSM
(2) BSM Tabungan Berencana
(3) BSM Tabungan Simpatik
(4) BSM Tabungan Investa Cendekia
(5) BSM Tabungan Mabrur
(6) BSM Tabungan Dollar
(7) BSM Tabungan Kurban
(8) BSM Tabungan Pensiun
10 Artikel diakses pada Tanggal 11 Maret 2011 dari http://www.syariahmandiri.co.id/en/category/consumer-banking/
55
b) BSM Giro
(1) BSM Giro
(2) BSM Giro Valas
(3) BSM Giro Singapore Dollar
(4) BSM Giro Euro
c) BSM Deposito
(1) BSM Deposito
(2) BSM Deposito Valas.11
2) Produk Jasa
a) Jasa Produk
(1) BSM Card
(2) BSM Sentra Bayar
(3) BSM SMS Banking
(4) BSM Mobile Banking
(5) BSM Net Banking
(6) Pembayaran melalui menu banking pemindah bukuan di ATM
(PPBA)
(7) BSM Jual Beli Valas
(8) BSM Electronic Payroll
(9) Transfer Uang Tunai
b) Jasa Operasional
11 Ibid.,
56
(1) BSM Transfer Lintas Negara Western Union
(2) BSM Kliring
(3) BSM Inkaso
(4) BSM Intercity Clearing
(5) BSM RTGS (Real Time Gross Settlement)
(6) Transfer dalam Kota (LLG)
(7) BSM Transfer Valas
(8) BSM Pajak Online
(9) BSM Pajak Import
(10) BSM Referensi Bank
(11) BSM Standing Order
c) Jasa Investasi
(1) Reksadana dan Sukuk Ritel.12
D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Bintaro
Organisasi adalah tempat atau wadah persekutuan antara dua orang atau
lebih yang melakukan kerja sama yang diatur dengan tertib untuk mencapai
tujuan dalam aturan kerjasama hubungan organisasi, baik secara vertikal maupun
horizontal.
Setiap lembaga memiliki struktur organisasi sebagai acuan dalam
melaksanakan program kerja dan operasional lembaga tersebut. Kemudian setiap
12 Ibid.,
57
komponen dari struktur tersebut mempunyai tugas dan wewenang masing-
masing. berikut komponen dari struktur organisasi tersebut.
Kedudukan tertinggi dalam Struktur Organisasi di BSM adalah Dewan
Pengawas Syariah (DPS) mengawasi operasional BSM secara independen. DPS
ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN), sebuah badan di bawah Majelis
Ulama Indonesia (MUI). Seluruh pedoman produk, jasa layanan dan operasional
bank telah mendapat persetujuan DPS untuk menjamin kesesuaiannya dengan
prinsip-prinsip syariah Islam. Selanjutnya pimpinan BSM Cabang Bintaro yang
dipimpin oleh kepala cabangnya. Perhatikanlah Gambar 3.1 berikut:13
13 Wawancara Pribadi dengan Fadli, Bagian Marketing Bank Syariah Mandiri Bintaro,
Bintaro, 9 April 2011
58
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BSM Bintaro
Catatan: *) Termasuk melayani KCP/KK/KLS di bawah koordinasi Cabang ybs. **) Konter Layanan Syariah (Kantor Setingkat KK/UPS) (Satpam – Messenger – Driver – Office Boy)
Cabang Kelas III
Kepala Cabang DKP
PKP Pelaksana
Manager Marketing Operation Manager Kantor Cabang Pembantu
Account
Officer
Funding
Officer
Pelaksana Marketing
Support
CS Representatif
Teller
Pelaksana Admin
Pembiayaan
Pelaksana D & C
Pelaksana SDI – GA *)
Kantor Kas
KLS **)
59
E. Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah Mandiri Bintaro Tahun 2008-2010
Berdasarkan data yang diperoleh dari BSM Bintaro pergerakannya sangat
cepat, sehingga ada sekitar ratusan nasabah yang mengajukan pembiayaan
khususnya mudharabah. Nasabah yang mengajukan pembiayaan mudharabah ini
adalah rata-rata koperasi, hanya beberapa yang perorangan.
Adapun pembiayaan mudharabah yang diajukan oleh koperasi tersebut
adalah pembiayaan yang sifatnya produktif, artinya kegiatan produksi yang bisa
menghasilkan usaha kembali baik untuk koperasi maupun BSM Bintaro, biasanya
dilakukan untuk modal kerja dan investasi.
Sedangkan jumlah nasabah yang telah mengajukan pembiayaan
khususnya mudharabah dari tahun 2008-2010 adalah sebanyak 174 nasabah yang
terdiri dari berbagai macam koperasi. Besarnya jumlah pembiayaan yang diajukan
oleh nasabah/koperasi tersebut kepada BSM Bintaro bermacam-macam,
dominannya Rp. 50.000.000 ± , dan ada yang mencapai ratusan juta, bahkan
sampai milyaran rupiah.
Besarnya angsuran yang dilakukan oleh nasabah, dan jangka waktu yang
diberikan juga berbeda-beda, tentunya berdasarkan besarnya jumlah pembiayaan
yang diajukan. Jadi, total dari keseluruhan pembiayaan yang diberikan kepada
kepada nasabah dari BSM Bintaro adalah Rp. 47.826.770.000,00
Berikut data nasabah yang teah mengajukan pembiayaan kepada BSM
Bintaro untuk pembiayaan mudharabah dari tahun 2008-2010. Gambar 3.2:
#REF! 28-Jan-08 09900046 Koppeg Serba Usaha Eka 1 0990031601 9900046 Produktif Mudharabah 500,000,000.00 604,325,926.13 1 16,786,831.68 Tamwil Takaful29/01/11 25 36Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 31-Jan-08 09900047 Koppeg Badiklat 1 0990031694 9900047 Produktif Mudharabah 500,000,000.00 594,994,998.80 1 19,066,058.11 Tamwil Takaful25/01/11 25 36Pembiayaan Konsumtif Karyawan 74.1#REF! 18-Feb-08 09900049 Koperasi Karunika 1 0990031810 Produktif Mudharabah 25,000,000.00 28,244,083.25 1 1,176,836.79 Tamwil Takaful18/02/10 14 24Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 18-Feb-08 09900050 Koperasi Karunika 2 0990031810 9900050 Produktif Mudharabah 85,000,000.00 102,368,094.23 1 2,843,558.15 Tamwil Takaful18/02/11 14 36Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 18-Feb-08 09900051 Koperasi Karunika 3 0990031810 9900051 Produktif Mudharabah 200,000,000.00 259,932,700.20 1 5,415,264.58 Tamwil Takaful18/02/12 14 48Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 18-Feb-08 09900052 Koperasi Karunika 4 0990031810 9900052 Produktif Mudharabah 190,000,000.00 274,206,378.03 1 4,570,106.30 Tamwil Takaful18/02/13 14 60Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 28-Feb-08 09900053 Kopkar Tirta Cisadane 1 0990031944 9900053 Produktif Mudharabah 440,000,000.00 638,495,191.06 1 10,641,586.51 Jiwa Takaful 28/02/13 26 60Pembiayaan Konsumtif Karyawan 87.52#REF! 10-Mar-08 09900054 RSIB 1 0990031930 Produktif Mudharabah 156,000,000.00 176,243,079.87 1 7,343,461.67 Tamwil Takaful26/03/10 26 24Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 10-Mar-08 09900055 RSIB 2 0990031930 9900055 Produktif Mudharabah 344,000,000.00 414,289,699.09 1 11,508,047.18 Tamwil Takaful26/03/11 26 36Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 24-Mar-08 09900067 Kopkar Tirta Cisadane 2 0990031944 9900067 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 81,988,587.18 1 1,209,271.19 Jiwa Takaful 26/03/13 26 60Pembiayaan Konsumtif Karyawan 87.52#REF! 24-Mar-08 09900068 Koppeg BUPIN 1 0990032099 Produktif Mudharabah 75,000,000.00 79,753,548.43 1 6,646,129.03 Tamwil Takaful24/03/09 24 12Pembiayaan Konsumtif KaryawanLUNAS#REF! 24-Mar-08 09900069 Koppeg BUPIN 2 0990032099 Produktif Mudharabah 1,125,000,000.00 1,270,983,749.65 1 52,957,656.33 Tamwil Takaful24/03/10 24 24Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 24-Mar-08 09900070 Koppeg BUPIN 3 0990032099 9900070 Produktif Mudharabah 2,800,000,000.00 3,372,125,457.62 1 93,670,151.66 Tamwil Takaful24/03/11 24 36Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 3-Apr-08 09900071 Koppeg Serba usaha eka 2 0990031601 9900071 Produktif Mudharabah 2,585,000,000.00 3,124,365,038.09 1 86,787,917.75 Tamwil Takaful03/04/11 3 36Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 3-Apr-08 09900072 Koppeg Serba usaha eka 3 0990031601 Produktif Mudharabah 255,000,000.00 288,804,668.77 1 12,033,527.90 Tamwil Takaful03/04/10 3 24Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 21-Apr-08 09900073 KPRI Sasakadana 1 0990032335 9900073 Produktif Mudharabah 1,582,000,000.00 1,905,250,883.51 1 52,923,635.68 Fixed asset/SHGB21/04/11 21 36 take over#REF! 5-May-08 09900074 KPRI Sasakadana 2 0990032335 9900074 Produktif Mudharabah 317,000,000.00 381,718,774.92 1 10,604,799.30 Fixed asset/SHGB30/04/11 5 36 take over 38.65#REF! 5-May-08 09900075 Kopkar Tirta Cisadane 3 0990031944 9900075 Produktif Mudharabah 10,000,000.00 14,511,254.13 1 241,854.23 Jiwa Takaful 26 60Pembiayaan Konsumtif Karyawan 87.52#REF! 5-May-08 09900076 Koppeg Serba usaha eka 4 0990031601 Produktif Mudharabah 15,000,000.00 15,971,738.13 1 1,330,978.17 Tamwil Takaful05/05/09 5 12Pembiayaan Konsumtif Karyawan 74.16#REF! 5-May-08 09900077 Koppeg Serba usaha eka 5 0990031601 Produktif Mudharabah 20,000,000.00 22,651,346.52 1 943,806.09 Tamwil Takaful05/05/10 5 24Pembiayaan Konsumtif Karyawan 74.48#REF! 6-May-08 09900078 Koppeg Serba usaha eka 6 0990031601 9900078 Produktif Mudharabah 335,000,000.00 404,898,370.40 1 11,247,176.95 Tamwil Takaful05/05/11 5 36Pembiayaan Konsumtif Karyawan 73.56#REF! 6-May-08 09900079 Koppeg Badiklat 2 0990031694 Produktif Mudharabah 45,000,000.00 47,852,129.07 1 3,987,677.38 Tamwil Takaful 6 Pembiayaan Konsumtif Karyawan 73.76#REF! 6-May-08 09900080 Koppeg Badiklat 3 0990031694 Produktif Mudharabah 165,000,000.00 186,410,949.95 1 6,590,286.51 Tamwil Takaful 6 Pembiayaan Konsumtif Karyawan 74.1#REF! 6-May-08 09900081 Koppeg Badiklat 4 0990031694 9900081 Produktif Mudharabah 1,790,000,000.00 2,155,751,631.84 1 60,718,330.44 Tamwil Takaful 6 Pembiayaan Konsumtif Karyawan 74.1#REF! 15-May-08 09900083 RSIB 3 0990031930 Produktif Mudharabah 149,125,000.00 168,475,956.98 1 7,019,831.54 Tamwil Takaful15/05/10 15 24Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 15-May-08 09900084 RSIB 4 0990031930 9900084 Produktif Mudharabah 214,900,000.00 258,810,628.82 1 7,189,184.12 Tamwil Takaful15/05/11 15 36Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 15-May-08 09900085 RSIB 5 0990031930 9900085 Produktif Mudharabah 119,125,000.00 154,822,414.48 1 3,225,466.96 Tamwil Takaful15/05/12 15 48Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 21-May-08 09900090 Koppeg Serba usaha eka 7 0990031601 9900090 Produktif Mudharabah 480,000,000.00 580,152,889.00 1 16,115,358.02 Tamwil Takaful19/05/11 19 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan74.78#REF! 21-May-08 09900091 Koppeg Serba usaha eka 8 0990031601 Produktif Mudharabah 35,000,000.00 39,639,856.41 1 1,651,660.68 Tamwil Takaful19/05/10 19 24 Pembiayaan Konsumtif Karyawan74.84#REF! 21-May-08 09900090 Koppeg Serba usaha eka 7 0990031601 9900090 Produktif Mudharabah 480,000,000.00 580,152,889.00 1 16,115,358.02 Tamwil Takaful19/05/11 19 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan74.78#REF! 21-May-08 09900091 Koppeg Serba usaha eka 8 0990031601 Produktif Mudharabah 35,000,000.00 39,639,856.41 1 1,651,660.68 Tamwil Takaful19/05/10 19 24 Pembiayaan Konsumtif Karyawan74.84#REF! 18-Jun-08 09900100 KPRI SASAKADANA 3 0990032335 9900100 Produktif Mudharabah 246,600,000.00 296,987,906.33 1 8,249,664.05 Tamwil Takaful18/06/11 18 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 23-Jun-08 09900104 KSU Eka 9 0990031601 9900104 Produktif Mudharabah 350,000,000.00 423,028,148.20 1 11,750,781.89 Tamwil Takaful23/06/11 23 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 23-Jun-08 09900105 KSU Eka 10 0990031601 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 56,628,366.38 1 2,359,515.26 Tamwil Takaful23/06/10 23 24 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 26-Jun-08 09900108 Kopkar RSIB 6 0990031930 Produktif Mudharabah 296,335,000.00 334,788,417.32 1 13,949,517.37 Tamwil Takaful26/06/10 26 24 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 26-Jun-08 09900109 Kopkar RSIB 7 0990031930 9900109 Produktif Mudharabah 375,165,000.00 451,822,659.65 1 12,550,629.43 Tamwil Takaful26/06/11 26 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 26-Jun-08 09900110 Kopkar RSIB 8 0990031930 9900110 Produktif Mudharabah 73,470,000.00 95,486,277.31 1 1,989,297.63 Tamwil Takaful26/06/12 26 48 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 2/Jul/08 09900111 KARUNIKA 5 0990031810 Produktif Mudharabah 15,000,000.00 15,950,709.86 1 1,329,225.74 Tamwil Takaful02/07/09 1 12 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 2/Jul/08 09900112 KARUNIKA 6 0990031810 Produktif Mudharabah 193,000,000.00 218,044,323.19 1 9,085,180.15 Tamwil Takaful02/07/10 1 24 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 2/Jul/08 09900113 KARUNIKA 7 0990031810 9900113 Produktif Mudharabah 125,000,000.00 150,541,314.89 1 4,181,703.19 Tamwil Takaful02/07/11 1 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 2/Jul/08 09900114 KARUNIKA 8 0990031810 9900114 Produktif Mudharabah 350,000,000.00 454,741,225.50 1 9,473,713.02 Tamwil Takaful02/07/12 1 48 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 2/Jul/08 09900115 KARUNIKA 9 0990031810 9900115 Produktif Mudharabah 200,000,000.00 288,638,292.62 1 4,810,638.21 Tamwil Takaful02/07/13 1 60 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 4/Jul/08 09900116 KSU Eka 11 0990031810 Produktif Mudharabah 70,000,000.00 79,279,712.97 1 3,303,321.36 Tamwil Takaful04/07/10 4 24 Pembiayaan Konsumtif Karyawan74.48#REF! 4/Jul/08 09900117 KSU Eka 12 0990031810 9900117 Produktif Mudharabah 130,000,000.00 157,124,740.65 1 4,364,576.13 Tamwil Takaful04/07/11 4 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan74.78#REF! 24/Jul/08 09900128 KARUNIKA 10 0990031810 Produktif Mudharabah 45,000,000.00 47,852,129.07 1 Tamwil Takaful24/07/09 20 12 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 24/Jul/08 09900129 KARUNIKA 11 0990031810 9900129 Produktif Mudharabah 72,000,000.00 93,575,771.97 1 Tamwil Takaful24/07/12 20 48 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 8/Aug/08 09900131 KSU Eka 14 0990031810 9900131 Produktif Mudharabah 130,000,000.00 157,124,740.65 1 4,364,576.13 Tamwil Takaful08/08/11 8 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan74.78#REF! 22/Aug/08 09900133 KPRI SASAKADANA 4 9900133 Produktif Mudharabah 261,000,000.00 314,330,265.74 1 8,731,396.27 Tamwil Takaful21/07/11 21 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 3/Sep/08 09900135 KSU Eka 15 0090073161 9900135 Produktif Mudharabah 260,000,000.00 317,860,697.83 1 8,829,463.83 Tamwil Takaful05/09/11 5 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan79.76#REF! 19/Sep/08 09900137 Koperasi Sejahtera Anggaran 0990035121 Produktif Mudharabah 20,000,000.00 21,385,509.27 1 1,782,125.72 Tamwil Takaful19/09/09 19 12 Pembiayaan Konsumtif Karyawan88.5#REF! 19/Sep/08 09900138 Koperasi Sejahtera Anggaran 0990035121 Produktif Mudharabah 310,000,000.00 353,885,916.04 1 14,745,246.49 Tamwil Takaful19/09/10 19 24 Pembiayaan Konsumtif Karyawan 88#REF! 19/Sep/08 09900139 Koperasi Sejahtera Anggaran 0990035121 9900139 Produktif Mudharabah 480,000,000.00 586,819,749.92 1 16,300,548.22 Tamwil Takaful19/09/11 19 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan87.5#REF! 19/Sep/08 09900140 Koperasi Sejahtera Anggaran 0990035121 9900140 Produktif Mudharabah 250,000,000.00 331,238,076.92 1 6,900,793.23 Tamwil Takaful19/09/12 19 48 Pembiayaan Konsumtif Karyawan86.5#REF! 19/Sep/08 09900141 Koperasi Sejahtera Anggaran 0990035121 9900141 Produktif Mudharabah 370,000,000.00 546,369,862.73 1 9,106,163.72 Tamwil Takaful19/09/13 19 60 Pembiayaan Konsumtif Karyawan84.5#REF! 23/Sep/08 09900142 KSU Eka 16 0990031601 9900142 Produktif Mudharabah 70,000,000.00 15,577,880.09 1 Tamwil Takaful22/09/11 17 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 9/Dec/08 09900143 Kop.Sejahtera Anggaran 0990035121 9900143 Produktif Mudharabah 65,000,000.00 77,881,598.93 1 3,245,066.63 Tamwil Jamkrindo05/12/10 5 24 Pembiayaan Konsumtif Karyawan 17#REF! 9/Dec/08 09900144 Kop.Sejahtera Anggaran 0990035121 9900144 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 65,980,835.92 1 1,832,800.99 Tamwil Jamkrindo05/12/11 5 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan 19#REF! 9/Dec/08 09900145 Kop.Sejahtera Anggaran 0990035121 9900145 Produktif Mudharabah 35,000,000.00 51,123,008.72 1 1,065,062.67 Tamwil Jamkrindo05/12/12 5 48 Pembiayaan Konsumtif Karyawan 20#REF! 9/Dec/08 09900146 Kop.Sejahtera Anggaran 0990035121 9900146 Produktif Mudharabah 150,000,000.00 243,480,238.26 1 4,058,003.96 Tamwil Jamkrindo05/12/13 5 60 Pembiayaan Konsumtif Karyawan 21#REF! 23/Dec/08 09900147 Kop RSIB 9 0990031930 9900147 Produktif Mudharabah 197,400,000.00 260,492,340.47 1 7,235,898.35 Tamwil Jamkrindo19/12/11 19 36 Pembiayaan Konsumtif Karyawan#REF! 16/Jan/09 09900151 KPRI SASKADANA 5 0990032335 9900151 Produktif Mudharabah 183,000,000.00 219,266,655.81 1 9,136,110.65 Tamwil Takaful15/01/11 15 24 Pembiayaan Konsumtif KaryawanNisbah Bank
#REF! 19/May/09 09900165 KOPERASI SERBA USAHA EKA 17 0990031601 9900165 Produktif Mudharabah 230,000,000.00 285,005,693.05 1 7,916,824.81 Ass jamkrindo13/05/12 13 36 modal usaha#REF! 19/May/09 09900166 KOPERASI SERBA USAHA EKA 18 0990031601 9900166 Produktif Mudharabah 65,000,000.00 74,900,097.74 1 3,120,837.41 Ass jamkrindo13/05/11 13 24 modal usaha#REF! 19/May/09 09900167 KOPERASI SERBA USAHA EKA 19 0990031601 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 53,815,824.55 1 4,484,652.00 Ass jamkrindo13/05/10 13 12 modal usaha
#REF! 20/May/09 09900168 KOPEG BADIKLAT 5 0990031694 Produktif Mudharabah 55,000,000.00 59,197,406.97 1 4,933,117.24 Ass jamkrindo 19#REF! 20/May/09 09900169 KOPEG BADIKLAT 6 0990031694 9900169 Produktif Mudharabah 75,000,000.00 86,423,189.79 1 3,600,966.23 Ass jamkrindo 19#REF! 20/May/09 09900170 KOPEG BADIKLAT 7 0990031694 9900170 Produktif Mudharabah 1,731,000,000.00 2,144,977,629.68 1 59,582,712.00 Ass jamkrindo 19#REF! 28/May/09 09900171 KPRI SASAKADANA 6 0990032335 9900171 Produktif Mudharabah 332,000,000.00 411,399,522.27 1 11,427,764.50 Ass takaful 26/05/12 26 36 45.27#REF! 5/Jun/09 09900172 KSU EKA 20 0990031601 9900172 Produktif Mudharabah 100,000,000.00 123,915,518.71 1 3,442,097.73 ASS JAMKRINDO04/06/12 4 36 modal usaha#REF! 5/Jun/09 09900173 KSU EKA 21 0990031601 9900173 Produktif Mudharabah 105,000,000.00 120,992,465.77 1 5,041,352.72 Ass jamkrindo04/06/11 4 24 modal usaha#REF! 8/Jun/09 09900174 BADIKLAT 8 0990031694 Produktif Mudharabah 35,000,000.00 37,671,077.17 1 3,139,256.66 Ass jamkrindo04/06/10 4 12#REF! 8/Jun/09 09900175 BADIKLAT 9 0990031694 9900175 Produktif Mudharabah 104,000,000.00 134,417,334.49 1 3,733,814.85 Ass jamkrindo04/06/12 4 36#REF! 16/Jun/09 09900176 KOPERASI SERBA USAHA EKA 22 0990031601 9900176 Produktif Mudharabah 20,000,000.00 23,046,183.87 1 960,257.65 Ass jamkrindo15/06/11 15 24#REF! 16/Jun/09 09900177 KOPERASI SERBA USAHA EKA 23 0990031601 9900177 Produktif Mudharabah 230,000,000.00 285,005,693.05 1 7,916,824.81 Ass jamkrindo15/06/11 15 36#REF! 29/Jun/09 09900179 KPRI SASAKADANA 7 0990032335 9900179 Produktif Mudharabah 351,000,000.00 434,943,470.73 1 12,081,763.08 Ass 25/06/12 36 36#REF! 6-Jul-09 09900181 KOPERASI SERBA USAHA EKA 24 0990031601 Produktif Mudharabah 150,000,000.00 161,447,473.64 1 13,453,956.13 Ass jamkrindo03/07/10 3 12#REF! 6-Jul-09 09900182 KOPERASI SERBA USAHA EKA 25 0990031601 9900182 Produktif Mudharabah 135,000,000.00 167,285,950.26 1 4,646,831.94 Ass jamkrindo03/07/12 3 36
1 13-Jul-09 09900184 KOPERASI SERBA USAHA EKA 26 0990031601 9900184 Produktif Mudharabah 125,000,000.00 154,894,398.34 1 4,302,622.17 ASS JAMKRINDO13/07/12 13 362 4-Aug-09 09900186 KOPERASI SERBA USAHA EKA 27 0990031694 9900186 Produktif Mudharabah 150,000,000.00 185,873,278.13 1 5,385,309.87 Ass jamkrindo03/08/12 3 36
1 20-Aug-09 09900189 KOPERASI SERBA USAHA EKA 28 0990031601 9900189 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 57,615,459.92 1 2,400,644.13 Ass jamkrindo18/08/11 18 362 20-Aug-09 09900190 KOPERASI SERBA USAHA EKA 29 0990031601 9900190 Produktif Mudharabah 165,000,000.00 204,460,605.94 1 5,679,461.26 Ass jamkrindo18/08/12 18 243 20-Aug-09 09900191 KOPPEG BADIKLAT 10 0990031694 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 53,731,216.38 1 4,477,601.37 Ass jamkrindo18/08/10 18 124 20-Aug-09 09900192 KOPPEG BADIKLAT 11 0990031694 9900192 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 57,615,459.92 1 2,400,644.13 Ass jamkrindo18/08/11 18 245 20-Aug-09 09900193 KOPPEG BADIKLAT 12 0990031694 9900193 Produktif Mudharabah 730,000,000.00 904,583,286.95 1 25,127,313.54 Ass jamkrindo18/08/12 18 366 20-Aug-09 09900194 KOPPEG BADIKLAT 13 0990031694 9900194 Produktif Mudharabah 170,000,000.00 256,246,579.65 1 4,270,776.33 Ass jamkrindo18/08/14 18 607 11-Sep-09 09900196 KOPERASI SERBA USAHA EKA 30 0990031601 9900196 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 57,615,459.92 1 2,400,644.13 Ass jamkrindo10/09/11 10 24 81.628 11-Sep-09 09900197 KOPERASI SERBA USAHA EKA 31 0990031601 9900197 Produktif Mudharabah 95,000,000.00 117,719,742.69 1 3,269,992.85 Ass jamkrindo10/09/12 10 36 81.779 16-Sep-09 09900198 KOPPEG BADIKLAT 14 0990031694 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 53,731,216.38 1 4,477,601.37 Ass jamkrindo10/09/10 10 12 konsumtif anggota
10 16-Sep-09 09900199 KOPPEG BADIKLAT 15 0990031694 9900199 Produktif Mudharabah 15,000,000.00 17,284,637.90 1 720,193.24 Ass jamkrindo10/09/11 10 24 konsumtif anggota11 16-Sep-09 09900200 KOPPEG BADIKLAT 16 0990031694 9900200 Produktif Mudharabah 720,000,000.00 892,191,734.99 1 24,783,103.77 Ass jamkrindo10/09/12 10 36 konsumtif anggota12 16-Sep-09 09900201 KOPPEG BADIKLAT 17 0990031694 9900201 Produktif Mudharabah 150,000,000.00 202,210,983.76 1 4,212,728.83 Ass jamkrindo10/09/13 10 48 konsumtif anggota13 16-Sep-09 09900202 KOPPEG BADIKLAT 18 0990031694 9900202 Produktif Mudharabah 230,000,000.00 346,686,549.14 1 5,778,109.15 Ass jamkrindo10/09/14 10 60 konsumtif anggota14 14-Oct-09 09900204 KOPERASI SERBA USAHA EKA 32 0990031601 9900204 Produktif Mudharabah 125,000,000.00 154,894,398.34 1 4,302,622.17 Ass Jamkkrindo13/10/12 13 36 konsumtif anggota15 14-Oct-09 09900205 KOPERASI SERBA USAHA EKA 33 0990031601 9900205 Produktif Mudharabah 40,000,000.00 21,492,486.58 1 1,791,040.49 Ass Jamkkrindo13/10/10 13 12 konsumtif anggota16 14-Oct-09 09900206 KOPERASI SERBA USAHA EKA 34 0990031601 Produktif Mudharabah 20,000,000.00 46,092,367.84 1 1,920,515.31 Ass Jamkkrindo13/10/11 13 24 konsumtif anggota17 16-Oct-09 09900207 KOPPEG BADIKLAT 19 0990031694 Produktif Mudharabah 115,000,000.00 123,581,797.81 1 10,298,483.15 Ass Jamkkrindo13/10/10 13 12 konsumtif anggota18 16-Oct-09 09900208 KOPPEG BADIKLAT 20 0990031694 9900208 Produktif Mudharabah 150,000,000.00 172,846,379.71 1 7,201,932.47 Ass Jamkkrindo13/10/11 13 24 konsumtif anggota19 16-Oct-09 09900209 KOPPEG BADIKLAT 21 0990031694 9900209 Produktif Mudharabah 185,000,000.00 229,243,709.65 1 6,367,880.81 Ass Jamkkrindo13/10/12 13 36 konsumtif anggota20 16-Oct-09 09900210 KOPPEG BADIKLAT 22 0990031694 9900210 Produktif Mudharabah 30,000,000.00 40,442,196.59 1 842,545.76 Ass Jamkkrindo13/10/13 13 48 konsumtif anggota21 19-Oct-09 09900211 KOPERASI SERBA USAHA EKA 35 0990031601 9900211 Produktif Mudharabah 35,000,000.00 40,330,821.92 1 1,680,450.89 Ass Jamkkrindo22/10/11 22 24 konsumtif anggota22 19-Oct-09 09900212 KOPERASI SERBA USAHA EKA 36 0990031601 9900212 Produktif Mudharabah 60,000,000.00 74,349,311.13 1 2,065,258.64 Ass Jamkkrindo22/10/12 22 36 konsumtif anggota
219 9/Dec/09 09900223 KPRI Sasakadana 08 0990032335 9900223 Produktif Mudharabah 250,150,000.00 8,549,534.08 1 382,293,428.95 Ass Jamkrindo09/11/12 9 36 Konsumtif Anggota
237 2/Mar/10 09900241 KSU Eka 40 0990031601 9900241 Produktif Mudharabah 220,000,000.00 270,686,827.61 1 7,519,078.53 Ass Jamkrindo05/03/13 5 36 Konsumtif Anggota238 10/Mar/10 09900242 KSU Eka 42 0990031601 9900242 Produktif Mudharabah 40,000,000.00 45,865,933.86 1 1,911,080.57 Ass Jamkrindo09/03/12 9 24 Konsumtif Anggota239 10/Mar/10 09900243 KSU Eka 41 0990031601 9900243 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 53,590,365.36 1 4,465,863.79 Ass Jamkrindo09/03/11 9 12 Konsumtif Anggota240 10/Mar/10 09900244 KSU Eka 43 0990031601 9900244 Produktif Mudharabah 140,000,000.00 172,255,253.92 1 4,784,868.15 Ass Jamkrindo09/03/13 9 36 Konsumtif Anggota241 17/Mar/10 09900245 KPRI Sasakadana 09 0990032335 9900245 Produktif Mudharabah 150,500,000.00 185,174,397.88 1 5,143,733.27 Ass Jamkrindo15/03/13 15 36 Konsumtif Anggota242 19/Mar/10 09900246 KSU Eka 44 0990031601 9900246 Produktif Mudharabah 20,000,000.00 21,436,146.12 1 1,786,345.49 Ass Jamkrindo17/03/11 17 12 Konsumtif Anggota243 19/Mar/10 09900247 KSU Eka 45 0990031601 9900247 Produktif Mudharabah 120,000,000.00 147,647,360.44 1 4,101,315.56 Ass Jamkrindo17/03/13 17 36 Konsumtif Anggota246 5/Apr/10 09900250 KSU Eka 46 0990031601 9900250 Produktif Mudharabah 55,000,000.00 63,065,659.10 1 2,627,735.79 Ass jamkrindo05/04/12 5 24 Konsumtif Anggota247 5/Apr/10 09900251 KSU Eka 47 0990031601 9900251 Produktif Mudharabah 70,000,000.00 86,127,626.93 1 2,392,434.83 Ass jamkrindo05/04/13 5 36 Konsumtif Anggota250 16/Apr/10 09900254 KSU EKA 48 0990031601 9900254 Produktif Mudharabah 70,000,000.00 79,673,127.43 1 3,319,713.64 Ass Jamkrindo19/04/12 19 24 konsumtif anggota251 16/Apr/10 09900255 KSU EKA 49 0990031601 9900255 Produktif Mudharabah 80,000,000.00 86,127,626.93 1 2,392,434.06 Ass Jamkrindo19/04/13 19 36 konsumtif anggota254 26-Apr-10 09900258 Java Online, PT 0990037561 9900258 Produktif Musyarakah 300,000,000.00 1 23/04/11 23 12 modal kerja
257 5-May-10 09900261 KSU Eka 50 0990031601 9900261 Produktif Mudharabah 40,000,000.00 45,527,501.33 1 1,896,979.22 Ass jamkrindo03/05/12 3 24 konsumtif anggota258 6-May-10 09900262 KSU Eka 51 0990031601 9900262 Produktif Mudharabah 75,000,000.00 86,127,626.93 1 2,392,434.06 Ass jamkrindo03/05/13 3 36 konsumtif anggota259 20/May/10 09900263 KSU Eka 54 0990031601 9900263 Produktif Mudharabah 60,000,000.00 88,023,923.13 1 1,467,065.38 Ass jamkrindo20/05/15 20 60 konsumtif anggota260 20/May/10 09900264 KSU Eka 53 0990031601 9900264 Produktif Mudharabah 75,000,000.00 16,299,132.79 1 2,536,087.01 Ass jamkrindo20/05/13 20 36 konsumtif anggota261 20/May/10 09900265 KSU Eka 52 0990031601 9900265 Produktif Mudharabah 200,000,000.00 213,517,879.87 1 17,793,156.39 Ass jamkrindo20/05/11 20 24 konsumtif anggota
263 3/Jun/10 09900267 KSU Eka 55 0990031601 9900267 Produktif Mudharabah 10,000,000.00 11,381,875.26 1 474,244.79 Ass jamkrindo02/06/12 2 24 konsumtif anggota264 3/Jun/10 09900268 KSU Eka 56 0990031601 9900268 Produktif Mudharabah 180,000,000.00 219,117,918.83 1 6,086,608.85 Ass jamkrindo02/06/13 2 36 konsumtif anggota265 3/Jun/10 09900269 KSU Eka 57 0990031601 9900269 Produktif Mudharabah 50,000,000.00 73,353,269.29 1 1,222,554.48 Ass jamkrindo02/06/15 2 60 konsumtif anggota266 15/Jun/10 09900270 KSU Eka 58 0990031601 9900270 Produktif Mudharabah 415,000,000.00 527,091,913.17 1 14,641,442.05 Ass jamkrindo16/06/13 16 36 konsumtif anggota267 15/Jun/10 09900271 KSU Eka 59 0990031601 9900271 Produktif Mudharabah 130,000,000.00 140,987,062.49 1 11,748,921.48 Ass jamkrindo16/06/11 16 12 konsumtif anggota268 25/Jun/10 09900272 KopKar. Bineka FNG 01 0990051143 9900272 Produktif Mudharabah 6,500,000.00 7,434,856.00 1 309,785.66 Ass jamkrindo20/06/12 20 24 konsumtif anggota269 25/Jun/10 09900273 KopKar. Bineka FNG 02 0990051143 9900273 Produktif Mudharabah 325,000,000.00 398,459,093.30 1 11,068,308.14 Ass jamkrindo20/06/13 20 36 konsumtif anggota270 25/Jun/10 09900274 KopKar. Bineka FNG 03 0990051143 9900274 Produktif Mudharabah 418,500,000.00 556,521,686.42 1 11,594,201.82 Ass jamkrindo20/06/14 20 48 konsumtif anggota271 1/Jul/10 09900275 KSU Eka 60 0990031601 9900275 Produktif Mudharabah 40,000,000.00 45,527,501.33 1 1,896,979.27 Ass jamkrindo02/07/12 2 24 konsumtif anggota272 1/Jul/10 09900276 KSU EKA 61 0990031601 9900276 Produktif Mudharabah 300,000,000.00 365,196,531.46 1 10,144,348.09 Ass jamkrindo02/07/13 2 36 konsumtif anggota295 9-Aug-10 09900299 PT Prima Paperi Kusuma 0360040406 9900299 Produktif Musyarakah 500,000,000.00 - 1 langsung Ass Tugu Pratama03/11/10 3 3 modal kerja 296 12-Aug-10 09900300 Kopkar Dekabe Empat 0990053356 9900300 Produktif Mudharabah 576,000,000.00 701,177,340.35 1 - Ass PT ASEI 11/08/13 11 36 konsumtif anggota303 18-Aug-10 09900307 ksu EKA fas 62 0990031601 9900307 Produktif mudharabah 155,000,000.00 188,684,874.54 1 5,241,246.50 Ass jamkrindo19/08/13 19 36 modal kerja 304 25-Aug-10 09900308 KPRI SASAKADANA 0990032335 9900308 Produktif mudharabah 150,500,000.00 - 1 - Ass Jiwa Takaful25/08/13 25 36 modal kerja 306 3-Sep-10 09900310 Kopkar DKB 4 0990053356 9900310 Produktif mudharabah 174,000,000.00 - 1 - Ass PT ASEI 02/09/13 2 36 Modal kerja 307 3-Sep-10 09900311 ksu Eka fas 63 0990031601 9900311 Produktif mudharabah 145,000,000.00 - 1 - Ass jamkrindo02/09/13 2 36 Modal kerja 308 3-Sep-10 09900312 ksu Eka fas 64 0990031601 9900312 Produktif mudharabah 50,000,000.00 - 1 - Ass jamkrindo02/09/15 2 60 Modal kerja 309 3-Sep-10 09900313 ksu Eka fas 65 0990031601 9900313 Produktif mudharabah 90,000,000.00 - 1 - Ass jamkrindo02/09/12 2 24 Modal kerja 310 6-Sep-10 09900314 KPRI SASAKADANA 0990032335 9900314 Produktif mudharabah 148,000,000.00 - 1 - Ass Jiwa Takaful06/09/13 6 36 Konsumtif Anggota
319 11-Oct-10 09900323 ksu Eka fas 66 0990031601 9900323 Produktif mudharabah 200,000,000.00 - 1 - Ass jamkrindo11/10/13 11 36 Modal kerja polis tbo tp sdh dkredit320 11-Oct-10 09900324 ksu Eka fas 67 0990031601 9900324 Produktif mudharabah 50,000,000.00 - 1 - Ass jamkrindo11/10/15 11 60 Modal kerja polis tbo tp sdh dkredit
328 21-Oct-10 09900330 ksu eka fas 70 0990031601 9900330 Produktif mudharabah 110,000,000.00 1 Ass jamkrindo20/10/13 20 36 Modal kerja329 21-Oct-10 09900331 ksu eka fas 69 0990031601 9900331 Produktif mudharabah 75,000,000.00 1 Ass jamkrindo20/10/12 20 24 Modal kerja330 21-Oct-10 09900332 ksu eka fas 68 0990031601 9900332 Produktif mudharabah 10,000,000.00 1 Ass jamkrindo20/10/11 20 12 Modal kerja334 21-Oct-10 09900336 Henny Dwi Sulandari 0997031787 9900336 Konsumtif Murabahah 20,000,000.00 29,341,307.77 1 Ass PT ASEI 20/10/10 20 60 Modal kerja
343 9-Nov-10 09900340 ksu eka fas 71 0990031601 9900340 Produktif mudharabah 45,000,000.00 1 ass jamkrindo01/11/15 1 60 modal kerja344 9-Nov-10 09900341 ksu eka fas 72 0990031601 9900341 Produktif mudharabah 95,000,000.00 1 ass jamkrindo01/11/12 1 24 modal kerja345 9-Nov-10 09900342 ksu eka fas 73 0990031601 9900342 Produktif mudharabah 115,000,000.00 1 ass Jamkrindo01/11/13 1 36 modal kerja
360 19-Nov-10 09900355 ksu eka fas 74 0990031601 9900355 Produktif mudharabah 35,000,000.00 - 1 STACO 01/11/12 1 24 modal kerja polis tbo 361 19-Nov-10 09900356 ksu eka fas 75 0990031601 9900356 Produktif mudharabah 50,000,000.00 - 1 STACO 01/11/13 1 36 modal kerja polis tbo362 19-Nov-10 09900357 ksu eka fas 76 0990031601 9900357 Produktif mudharabah 30,000,000.00 - 1 STACO 01/11/14 1 48 modal kerja polis tbo
375 8-Dec-10 09900360 Kopkar Anugerah 0990053271 Produktif mudharabah 2,796,000,000.00 3,319,232,903.13 Ass PT ASEI 27/11/12 27 24 modal kerja376 14-Dec-10 09900361 ksu eka fas 77 0990031601 Produktif mudharabah 125,000,000.00 1 STACO 01/12/12 1 24 modal usahapolis tbo 377 14-Dec-10 09900362 ksu eka fas 78 0990031601 Produktif mudharabah 175,000,000.00 1 STACO 01/12/13 1 36 modal usahapolis tbo378 14-Dec-10 09900363 ksu eka fas 79 0990031601 Produktif mudharabah 25,000,000.00 1 STACO 01/12/14 1 48 modal usahapolis tbo
13-Jan-11 09900374 ksu eka fas 80 0990031601 Produktif mudharabah 80,000,000.00 1 STACO 13/01/14 13 36 modal kerja polis tbo ########13-Jan-11 09900375 ksu eka fas 81 0990031601 Produktif mudharabah 50,000,000.00 1 STACO 13/01/16 13 60 modal kerja polis tbo ########
21-Jan-11 09900376 ksu eka fas 82 0990031601 Produktif mudharabah 10,000,000.00 1 STACO 20/01/13 20 24 modal kerja polis tbo21-Jan-11 09900377 ksu eka fas 83 0990031601 Produktif mudharabah 130,000,000.00 1 STACO 20/01/14 20 36 modal kerja polis tbo21-Jan-11 09900378 ksu eka fas 84 0990031601 Produktif mudharabah 15,000,000.00 1 STACO 20/01/16 20 60 modal kerja polis tbo21-Jan-11 09900379 ksu eka fas 85 0990031601 Produktif mudharabah 50,000,000.00 1 STACO 20/01/12 20 12 modal kerja polis tbo
8-Feb-11 09900382 Kopkar Anugerah 0990053271 Produktif mudharabah 2,657,500,000.00 1 Ass PT ASEI 07/02/14 7 36 modal usahapolis tbo11-Feb-11 09900388 KPRI Sasakadana 0990032335 Produktif mudharabah 400,000,000.00 1 STACO 18/02/14 18 36 modal usahapolis tbo
8-Mar-11 09900390 Kopkar anugerah 0990053271 Produktif mudharabah 2,456,500,000.00 1 STACO 07/03/14 modal kerja polis tbo8-Mar-11 09900391 ksu eka fas 87 0990031601 Produktif mudharabah 200,000,000.00 1 STACO 07/03/12 7 12 modal kerja polis tbo8-Mar-11 09900392 ksu eka fas 88 0990031601 Produktif mudharabah 220,000,000.00 1 STACO 07/03/14 7 36 modal kerja polis tbo8-Mar-11 09900393 ksu eka fas 89 0990031601 Produktif mudharabah 50,000,000.00 1 STACO 07/03/16 7 60 modal kerja polis tbo
9-Mar-11 09900394 Koperasi DKB 4 0990053356 Produktif mudharabah 224,000,000.00 1 STACO 07/03/14 7 36 modal kerja polis tbo
12-Apr-11 09900399 Ksu eka fas 90 0990031601 Produktif mudharabah 60,000,000.00 1 STACO 04/08/13 8 24 modal kerja polis tbo12-Apr-11 09900400 Ksu eka fas 91 0990031601 Produktif mudharabah 290,000,000.00 1 STACO 04/08/14 8 36 modal kerja polis tbo12-Apr-11 09900401 ksu eka fas 92 0990031601 Produktif mudharabah 90,000,000.00 1 STACO 04/08/15 8 48 modal kerja polis tbo12-Apr-11 09900402 ksu eka fas 93 0990031601 Produktif mudharabah 50,000,000.00 1 STACO 08/04/16 8 60 modal kerja polis tbo12-Apr-11 09900403 sasakadana 0990032335 Produktif mudharabah 200,000,000.00 36
27-Apr-11 09900404 Dekabe empat fas 2 0990053356 Produktif mudharbah 235,000,000.00 1 STACO 27/04/14 27 36 modal kerja polis tbo
9-May-11 09900408 Kopkar Anugerah 0990053271 Modal Kerja Mudharabah 2,650,500,000.00 2,650,500,000.00 1 STACO 06/05/14 6 36 modal kerja polis tbo
47,826,770,000.00
63
BAB IV
PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM BINTARO
A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Pada BSM Bintaro
Salah satu aspek yang paling penting dalam perbankan syariah adalah
proses pembiayaan yang sehat. Pembiayaan yang sehat adalah proses
pembiayaan yang berimplikasi kepada investasi yang halal dan baik, serta
menghasilkan keuntungan sebagaimana yang diharapkan bahkan lebih. Pada
bank syariah, proses pembiayaan yang sehat tidak hanya berimplikasi kondisi
bank yang sehat, tetapi juga berimplikasi pada peningkatan kinerja sektor rill
yang dibiayai oleh bank tersebut.1
Sebagai panduan dalam pengelolaan kredit, Bank Indonesia dengan SK-
DIR.BI No.27/162/KEP/DIR-31 Maret 1995 mengeluarkan Pedoman
Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank (PPKB) bagi bank-bank umum
diindonesia, agar mereka membuat Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) masing-
masing.2
Dalam Undang-undang RI No.10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998, dijelaskan bahwa dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis
1 Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003), h. 138. 2 M.Tjoekam, Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 1999), h. 178.
64
yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur
untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai
dengan perjanjian.
Jadi, dalam memberikan pembiayaan bank harus mempunyai pedoman
sehingga bank mampu mengoptimalkan pendapatan dan meminimalkan resiko,
serta mengahindarkan bank dari penyalah gunaan wewenang dari pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab. Dalam proses memberikan pembiayaan pada
bank syariah, khususnya pada BSM Bintaro dalam menyalurkan pembiayaannya
ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan sebelum pembiayaan diberikan.
Secara umum proses pembiayaan di BSM Bintaro tidak jauh berbeda
dengan praktik proses perkreditan di perbankan pada umumnya. Proses tersebut
sudah diatur kedalam beberapa tahapan yang sudah diatur dalam ketentuan
internal perbankan. Dalam pelaksanaan proses pembiayaan, ada beberapa
petugas bank yang terlibat, yaitu:
1. Account Officer
Yaitu Petugas bank yang melakukan proses analisis suatu permohonan
pembiayaan, menuangkannya kedalam suatu usulan untuk mendapatkan
persetujuan, dan ketika pembiayaan telah direalisasi seorang account officer
melakukan fungsi monitoring agar pembiayaan tersebut lancar hingga pada
akhirnya lunas tepat waktu.
2. Komite Pembiayaan
65
Yaitu pejabat bank yang mempunyai kewenangan untuk memberikan
keputusan persetujuan pembiayaan berdasarkan ketetapan yang telah
ditentukan.
3. Pejabat Operasional
Yaitu petugas bank yang berwenang untuk mengeksekusi pembiayaan yang
sudah disetujui dan dilakukan pengikatan, dengan mencairkan dana ke
rekening nasabah.
4. Bagian Administrasi atau bagian legal
Yaitu petugas bank yang bertanggung jawab untuk melakukan dokumentasi
dan penyimpanan atas seluruh berkas pembiayaan dan bukti kepemilikan
jaminan.
Untuk mengajukan pembiayaan di BSM Bintaro ada beberapa tahapan
yang harus diperhatikan oleh nasabah, yakni:3
1) Pengajuan pembiayaan oleh nasabah.
2) Investigasi, adalah kegiatan untuk mengenali permohonan pembiayaan
melalui beberapa sumber yaitu:
a. Pengumpulan data melalui pemenuhan persyaratan oleh pemohon berupa
dokumen-dokumen yang mendukung permohonan.
b. Menggali informasi dari pihak lain, melalui Interbank Checking, Daftar
Hitam Nasional (DHN), Negative List, dan Trade Checking.
3 Wawancara Pribadi dengan Bisri, Bagian Account officer Bank Syariah Mandiri Bintaro,
Bintaro, 22 Maret 2011.
66
3) Solisitasi, adalah kegiatan menggali informasi lebih dalam melalui
kunjungan langsung kepada usaha nasabah.
4) Analisis Pembiayaan, adalah usulan berbentuk proposal yang dibuat oleh
account officer, berisikan analisis atas segala aspek mengenai permohonan
pembiayaan, untuk dimintakan persetujuan dari komite pembiayaan.
5) Pemutusan Pembiayaan, adalah tahap diputuskannya persetujuan suatu
permohonan oleh komite pembiayaan. Selanjutnya dilakukan pembuatan
surat penegasan persetujuan kepada pemohon pembiayaan.
6) Dokumentasi, adalah tahap pemenuhan dokumen-dokumen terkait
pembiayaan secara menyeluruh untuk disimpan oleh bank di bawah tanggung
jawab bagian legal dan administrasi pembiayaan, yaitu dokumen-dokumen:
a. Dokumen legalitas dan permohonan
b. Dokumen analisis pembiayaan
c. Dokumen persetujuan pembiayaan
d. Dokumen akad pembiayaan dan berkas-berkas yang melampirinya
e. Dokumen jaminan dan pengikatannya
f. Dokumen penutupan asuransi
7) Realisasi Pembiayaan adalah tahap pencairan pembiayaan setelah seluruh
persyaratan dipenuhi dan dokumen jaminan diserahkan kepada bank.
8) Pelaksanaan Kewajiban adalah tahapan dimana pemohon pembiayaan telah
menjadi nasabah BSM Bintaro yang mempunyai kewajiban untuk membayar
67
angsuran atau bagi hasil sebagai konsekuensi atas pembiayaan yang
diterimanya.
Secara ringkas skema berikut menggambarkan proses pembiayaan sejak
permohonan diterima hingga disetujui dan dilaksanakan pencairan fasilitas
pembiayaan, Perhatikanlah Gambar 4.1:
Tidak Lolos Lolos
TOLAK
Tidak Layak
Layak Dilanjutkan TOLAK
Tidak Disetujui
Disetujui TOLAK
Pengajuan Pembiayaan Oleh Nasabah
Pemenuhan Data & Dokumen
Analisis Pembiayaan
Penyusunan Usulan Pembiayaaan
Penerbit Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan (SP3)
On The Spot: Survei Usaha dan Survei Jaminan
Trade Checking BI Checking.
Negative List. DHN
Persetujuan Komite Pembiayaan
68
Tidak Bisa Dipenuhi
Bisa Dipenuhi TOLAK
Dalam proses pengajuan pembiayaan di BSM Bintaro diawali dengan
permohonan pembiayaan yang dilakukan oleh pihak nasabah terhadap bank.
Untuk itu, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh nasabah sebagai
pintu masuk untuk menjadi nasabah yang berhubungan langsung dengan bank
dalam rangka untuk mendapatkan pembiayaan.
Pada tahapan ini, nasabah tentunya berhubungan langsung dengan
account officer. Seorang account officer dituntut untuk mendapatkan informasi
dan menggalinya dari nasabah sesuai dengan kebutuhan nasabah sehingga bisa
melihat peluang bahwa proses pembiayaan dapat dilanjutkan. Berikutnya, agar
rencana pembiayaann dapat terealisasi, nasabah diminta untuk memenuhi
dokumen-dokumen yang dipersyaratkan sebagai bahan analisis lebih lanjut,
yakni:
a. Wawancara Awal
Pada awal pertemuan, seorang account officer diharuskan untuk bisa
menggali informasi awal mengenai kebutuhan calon nasabah yang akan
mengajukan pembiayaan. Walaupun dilakukan secara sekilas dan tidak
1. Penandatanganan Akad 2. Pengikatan Jaminan 3. Pencairan Pembiayaan
Pemenuhan Syarat SP3
69
mendetail, tapi wawancara pertama ini sangat menentukan untuk
memutuskan apakah pembiayaan akan diteruskan atau tidak. Informasi
pokok yang harus digali oleh account officer pada wawancara pertama
adalah:4
1. Mengenai latar belakang nasabah yang meliputi: status pemohon, jenis
usaha yang dijalankan, domisili calon nasabah.
2. Repayment Capacity (kesanggupan membayar), misalnya Sumber
penghasilan, jumlah pembiayaan yang dibutuhkan.
3. Jaminan yang diserahkan, hal ini sangat perlu diperhatikan adalah Jenis
jaminan, perkiraan harga pasar jaminan, status kepemilikan jaminan.
b. Mereview Berkas Permohonan
Ketika berkas diterima dari nasabah yang mengajukan pembiayaan,
maka seorang account officer akan melakukan hal sebagai berikut:
1. Melakukan checking atas kelengkapan dokumen sesuai dengan status
pemohon sebagai subjek hukum. Dengan membuat daftar checklist
dokumen yang harus dilengkapi dan dicocokkan dengan berkas yang
diterima.
2. Jika ada dokumen yang belum lengkap, maka pihak bank akan
menghubungi secara resmi calon nasabah tersebut untuk segera
melengkapi berkasnya, paling lama 7 hari setelah surat dikeluarkan.
4 Wawancara Pribadi dengan Bisri, Bagian Account Officer Bank Syariah Mandiri Bintaro,
Bintaro 22 Maret 2011.
70
3. Memastikan dokumen dan data yang diserahkan nasabah benar adanya
dan diakui keabsahannya.
c. Dokumen Pembiayaan yang dipersyaratkan
Dalam berhubungan dengan bank, seorang nasabah pembiayaan akan
menjadi subjek hukum dalam perikatan pembiayaan. Status pemohon sebagai
subjek hukum secara umum di BSM Bintaro dibagi menjadi dua:
1. Perorangan
Maksud perorangan disini adalah individu/pribadi yang mampu dan
cakap untuk melakukan tindakan hukum yang ditentukan undang-
undang atau peraturan yang berlaku. Pada umumnya nasabah berumur
21-55 Tahun, yang tergolong kedalam pembiayaan ini adalah karyawan
swasta, pegawai negeri sipil, TNI-Plori, perorangan wiraswasta, serta
perorangan profesional seperti dokter, pengacara, notaris dll.
2. Badan Usaha
Yakni badan-badan, perkumpulan atau persekutuan di dalam hukum
yang memiliki hak dan kewajiban. Badan usaha tersebut dapat
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum. Untuk dapat
dikatakan berbadan hukum maka suatu lembaga terlebih dahulu harus
memenuhi syarat yang telah ditentukan undang-undang, seperti PT
(Perseroan Terbatas), Koperasi dan Yayasan. Sedangkan badan usaha
yang tidak berbadan hukum adalah CV (Persekutuan Komanditer) dan
Firma.
71
Pada pembiayaan mudhrabah di Bank Syariah Mandiri Bintaro ini,
bank menyalurkan dananya kepada koperasi, BPRS dll. Yang sudah
berdiri/sudah ada kemudian mengajukan pembiayaan terhadap bank. Ada
juga diperuntukkan bagi koperasi yang berdiri dari awal yang mengajukan
kerjasama dengan pihak bank, kemudian koperasi tersebut menyalurkan dana
bagi Anggota koperasi yang membutuhkan dana. Ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi oleh koperasi, antara lain:5
a) Persyaratan Koperasi/Instansi
Sebelum mengajukan pembiayaan kepada bank terkait, ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh koperasi tersebut kepada
BSM Mandiri, seperti:
1) Legalitas Usaha:
a) Akte pendirian/perubahan
b) Pengesahan menteri kehakiman/menteri koperasi
c) Laporan keuangan
d) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
e) Izin domisili
f) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
g) SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
5 Wawancara Pribadi dengan Wahyudi, Bagian Marketing, Bank Syariah Mandiri
Bintaro, Bintaro. 04 Maret 2011
72
h) Susunan pengurus yang disahkan oleh DEPKOP/INSTANSI
TERKAIT
2) Rapat anggota tahunan
3) Lapoan keuangan 2 tahun terakhir
4) KTP pengurus
5) SPPT
6) Surat permohonan
7) Copy rekening koran 6 bulan terakhir
8) CV pengurus
9) Data jumlah karyawan dan range gaji
10) Sertifikat rating koperasi dari DEPKOP (Khusus Koperasi)
Dana yang sudah diperoleh koperasi dari bank, maka akan disalurkan
kembali oleh pihak koperasi kepada anggotanya. Adapun untuk mengajukan
pembiayaan ini sesuai kebutuhannya, anggota memiliki syarat-syarat tertentu.
Meskipun syarat-syarat pengajuan pembiayaan ini tidak terlepas dari persetujuan
BSM yang telah menyalurkan dananya kepada pihak Koperasi. Syarat tersebut
antara lain:
b) Persyaratan Anggota Koperasi/Instansi
1. Mengisi form aplikasi
2. Anggota yang memperoleh pembiayaan adalah pegawai tetap dengan
masa kerja lebih dari 2 tahun sebagai karyawan atau surat keterangan
dari manajer personalia perusahaan tempat kerja anggota yang
73
menyatakan bahwa anggota masih tercatat sebagai karyawan tetap dan
masih aktif.
3. Usia minimal 21 tahun, serta pada saat fasilitas jatuh tempo berusia
maksimal 55 tahun atau belum pensiun.
4. Besarnya DSR (kewajibab/pendapatan) maksima 40% dari THP setelah
dikurangi potong-potongan wajib, koperasi, dana pensiun, maupun
pihak III lainnya.
5. Setiap anggota yang akan mendapatkan pinjaman wajib melampirkan
data lengkap seperti: Nama, NIP, Status Pegawai, Golongan, Gaji
Pokok/THP, Tujuan pembiayaan, Nominal pembiayaan.
6. Memperoleh rekomendasi dari pimpinan kantor/atasannya.
7. Kelengkapan Administrasi yang harus dipenuhi:
a) Copy KTP Suami, istri
b) Copy Kartu keluarga
c) Copy surat nikah
d) Copy kartu pegawai/NIP
e) Surat pengangkatan sebagai pegawai tetap dan surat pengangkatan
terakhir.
f) Slip gaji 3 bulan terakhir.
g) Copy rekening tabungan 3 bulan terakhir
h) Copy NPWP( untuk pembiyaan ≥ 50 juta)
i) Surat rekomendasi
74
j) Surat Kuasa dan pernyataan potong gaji dari bendahara gaji.
Dalam melaksanakan kegiatan pemutusan atau persetujuan pembiayaan,
BSM Bintaro menetapkan limit/delegasi wewenang ditiap jenjang unit kerja
pembiayaan. Ini dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan wewenang
dalm memberikan besarnya pembiayaan. Penetapan limit kewenangan tersebut
dalam bentuk Komite Pembiayaan (KP), berikut susunan komite pembiayaan
yang dibagi menjadi 6 level:
Level Komite
Segmen Pembiayaan
Limit Pembiayaan Susunan Komite
Level 1 Segmen pembiayaan yang merupakan wewenang warung mikro
Sesuai Surat Keputusan Direksi tentang Penetapan Limit untuk masing-masing pejabat
1. Kepala warung mikro
2. Asisten analis mikro
Seluruh segmen pembiayaan kecuali pembiayaan yang merupakan wewenang Consumer Financing Business Center (CFBC). Termasuk pembiayaan yang merupakan wewenang warung mikro yang melampaui limit wewenang Kepala Warung Mikro
Kepala cabang kelas 1 s.d Rp. 1,5 miliar. Kepala cabang kelas 2 s.d Rp 1 miliar Kepala cabang kelas 3 s.d R 750 juta Kepala capem s.d Rp 100 juta
1. Kepala cabang
2. Marketing Manajer atau kepala cabang pembantu
3. Analis Officer atau
asisten atau pelaksana marketing.
1. Kepala capem 2. Analis Officer
Level 2 Segmen Mikro Kecil,Komersial,Korporasi dan Konsumer
Surat keputusan direksi tentang penetapan limit untuk masing-masing pejabat
1. Kepala Bagian Unit Kerja Pembiayaan Korporasi/Komersial/Mikro/&Program/Konsumer 2. Analis Officer Unit kerja Pembiayaan
75
Korporasi/Komersial dll Kepala Cabang/CFBC Manager.
Level 3A
Pembiayaan mikro kecil dan Konsumer
Sesuai Surat Keputusan Direksi tentang penetapan imit untuk masing-masing
1. Kepala Unit Kerja/Wakil Kepala Unit Pembiayaan Kecil,Mikro&Konsumer
2. Analisis Officer Unit Kerja Pembiayaan Kecil, Mikro, Program dll.
Level 3B
Pembiayaan Komersial
Sesuai Surat Keputusan Direksi tentang penetapan limit untuk masing-masing
1. Kepala Unit Kerja/Wakil Kepala Unit Kerja Pembiayaan Komersial 2. Kepala Bagian Unit Kerja Pembiayaan Komersial 3. Analis Officer
Level 3C1
Pembiayaan korporasi cabang
Sesuai Surat Keputusan Direksi tentang penetapan limit untuk masing-masing
Kepala unit Kerja/Wakil Kepala Unit Kerja Pembiayaan Korporasi Cabang.
Level 3C2
Pembiayaan Korporasi & Sindikasi
Sesuai Surat Keputusan Direksi tentang penetapan limit untuk masing-masing
Kepala Unit Kerja/Wakil Kepala Unit Kerja Pembiayaan Korporasi Cabang, Anlisis Officer
Level 4A
Pembiayaan Mikro Kecil & Konsumer
s.d limit Rp20 miliar 1. Kepala Direktorat Pembiayaan Mikro-Kecil, 2. Kepala Unit Kerja Pembiayaan Kosumer/Pembiayaan Kecil, Mikro & Program atau Wakil Kepala Unit Kerja 3. Kepala Bagian Unit Kerja.
Level 4B
Pembiayaan Komersial
s.d Rp20 miliar 1. Kepala Direktorat Pembiayaan Menengah
76
2. Kepala Unit Kerja Pembiayaan Komersial atau Wakil 3. Kepala Bagian Unit Kerja Pembiayaan Unit Komersial.
Level 4C
Pembiayaan Korporasi & Sindikasi
s.d Rp 30 miliar 1. Kepala Direktorat Pembiayaan Korporasi Pusat/Cabang dan Sindikasi 2. Kepala Unit Kerja atau Waki Pembiayaan Korporasi dan Sindikasi Pusat/Cabang 3. Kepala Bagian Unit Kerja Pembiayaan Korporasi pusat/cabang dan sindikasi
Level 5 Pembiayaan Mikro-Kecil dan Konsumer Pembiayaan Korporasi dan Sindikasi
di atas Rp20 miliar s.d Rp50miliar di atas Rp30 miliar s.d Rp50 miliar
1. Direktur Utama 2. Kepala Direktorat Pembiayaan Mikro-Kecil 3. Kepala Unit Kerja Pembiayaan Mikro-Kecil/Konsumer 1. Direktur Utama 2. Kepala Direktorat Pembiayaan Korporasi Pusat/Cabang&Sindikasi 3.Kepala Unit Kerja Pembiayaan Korporasi Pusat/Cabang&Sindikasi
Level 6 Pembiayaan Korporasi, Sindikasi, Menengah, Mikro-Kecil, & Konsumer.
Diatas Rp 50 miliar s.d 75% BMPK BI
1. Seluruh Direktur (Direktur Utama, Konsumer/mikro,Koperasi/Restruturisasi Pembiayaan/Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah kecuali direktur yang membidangi kepatuhan dan direktur yang
77
membidangi Manajemen Risiko atau yang menurut ketentuan Bank Indonesia mapun Peraturan Perundang-undangan yang berlaku tidak diperkenankan memutuskan pembiayaan) 2. Kepala Unit Kerja Pembiayaan Korporasi/Sindikasi/Komersial/Konsumer/Kecil,Mikro/&Program.6
Sebagaimana yang telah kita ketahui, bank tentunya tidak akan mau rugi, oleh
karena itu sesuai dengan ketentuan besarnya pembiayaan di atas, maka bisa ditarik
kesimpulan bahwa semakin tinggi jumlah pembiayaan yang diajukan maka akan
semakin tinggi pula jabatan yang akan dilalui oleh nasabah. Berikut contoh untuk
jenis pembiayaan Limit dari ≥Rp.50 Juta serta syarat dan ketentuan untuk
memperoleh pembiayaan tersebut:
No Struktur Uraian
1. Pola Pembiayaan Pembiayaan dengan pola Executing/Chanelling
2. Tujuan Pembiayaan 1. Murabahah, penggunaan dana adalah untuk
tujuan yang sesuai dengan prinsip syariah
dalam hal ini adalah untuk kebutuhan
konsumtif anggota seperti transaksi pembelian
6 Wawancara Pribadi dengan Panji Prianggoro, Bagian Marketing Bank Syariah Mandiri
Bintaro, Bintaro.17 Juni 2011
78
kendaran bermotor, rumah dan renovasi
rumah.
2. Ijarah, penggunaan dana untuk mendapatkan
manfaatnya seperti untuk biaya pendidikan,
biaya rumah sakit dan sejenisnya.
3. Jenis Fasilitas PKPA Executing/Chanelling.
4. Plafond per anggota a. Maksimum sampai dengan 50juta (Tanpa
anggunan)
b. Pembiayaan ≥ 50Juta harus memberikan
agunan.
c. Perhitungan angsuran anggota kepada koperasi
maksimum 40% dari total penghasilan (THP)
/Bulan.
79
5. Syarat-syarat
Anggota
a. Pegawai tetap, masa kerja min 2 tahun dan
telah mendapatkan rekomendasi dari
perusahaan.
b. Foto copy KTP
c. Foto copy ID Card
d. Asli surat keterangan penghasilan atau slip
gaji.
e. Dokumen agunan.
f. NPWP
6. Margin dan Jangka
waktu
Jangka waktu MarginEfektif Setara Flat
12 Bulan 12,25 % 6,76 %
24 Bulan 12,75 % 6,91 %
36 Bulan 13,25 % 7,24 %
48 Bulan 13,75 % 7,64 %
60 Bulan 14,00 % 7,92 %
7. Biaya-biaya a. Administrasi 1%
b. Asuransi pembiayaan
c. Notaris
8. Jaminan Pembiyaan a. SKPG (Surat Kuasa Potong Gaji) dari anggota
koperasi.
b. Surat pernyataan avalist dari koperasi
80
c. Surat pernyataan dari pengurus koperasi yang
diwakili oleh ketua dan bendahara koperasi,
yang menjamin kelancaran pembayaran
angsuran hingga lunas.
d. Surat pernyataan dari anggota koperasi untuk
menyerahkan secara sukarela atas jaminan
yang dibiayai.
e. Sertifikat penjaminan dari lembaga
penjaminan.7
Besarnya jumlah nominal suatu pembiayaan bisa melebihi dari 50 juta,
bahkan 100 juta ataupun lebih. Semakin besar pinjaman maka syarat yang
ditentukan oleh bank juga berbeda, yakni sesuai dengan besar jumlah
pembiayaan, dan untuk persetujuannya hal ini sudah diatur dengan ketentuan
Komite Pembiayaan yang terdiri dari 6 level yang telah diberi wewenangnya.
B. Penerapan Pemberian Pembiayaan Kepada Nasabah Di BSM Bintaro
Pada dasarnya, pemberian pembiayaan oleh BSM Bintaro kepada
nasabah adalah susuai dengan kebutuhan nasabah itu sendiri dengan catatan
nasabah tersebut mampu dan bisa mempertanggung jawabkan sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh bank. Untuk itu, berdasarkan analisis
7 Wawancara Pribadi dengan Wahyudi, Bagian Marketing Bank Syariah Mandiri
Bintaro, Bintaro 04 Maret 2011
81
kebutuhan dan aplikasi pada BSM Bintaro, tujuan dan penggunaan pembiayaan
khususnya pembiayaan mudharabah terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Pembiayaan Konsumtif
Adalah pembiayaan yang diberikan untuk keperluan konsumsi pribadi,
seperti kendaraan bermotor, rumah, dan peralatan rumah tangga. Objek yang
dibeli merupakan kebutuhan nasabah untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Pembiayaan Produktif
Adalah pembiayaan yang diberikan untuk membiayai kebutuhan usaha atau
bisnis nasabah, denga kata lain bisa digunakan untuk kegiatan produksi
yang menghasilkan barang atau jasa. Umumnya meliputi:
a. Kebutuhan modal kerja adalah kebutuhan pembiayaan untuk penambah
modal kerja usaha nasabah seperti: modal pelaksanaan proyek, bahan
baku, biaya transportasi, biaya tenaga kerja, sewa tempat usaha, dll
b. Kebutuhan investasi, adalah pembiayaan yang digunakan untuk
pendirian bangunan, pengembangan, perluasan sarana dan prasarana,
misal: pembelian mesin, pembangunan, gedung/pabrik.
Sebelum merealisasikan pembiayaan, ada beberapa aspek yang perlu
ditinjau oleh BSM Bintaro terhadap nasabah yang dikenal dengan 7A yaitu:
Aspek yuridis pemohon (aspek hukum), Aspek pasar, Aspek keuangan, Aspek
Tekhnis, Aspek manajemen, Aspek ekonomi sosial dan Aspek Dampak
lingkungan. Sebagai penguatan kepercayaan BSM Bintaro kepada nasabah, BSM
Bintaro melihat dengan analisis 5C yakni, Character (Karakter/sifat), Capacyty
82
(kemampuan), Capital(modal), Collateral (Agunan), Condition
(kondisi/keadaan).
Setelah terpenuhinya beberapa aspek di atas, barulah realisasi dari
pemberian pembiayaan mudharabah kepada nasabah ada beberapa tahapan yang
dilakukan oleh BSM Bintaro, yaitu:
1) Usulan Pembiayaan (UP)
Usulan pembiayaan ini diajukan kepada komite pembiayaan sebagai
pejabat yang memiliki wewenang dalam memberikan persetujuan
pembiayaan.
UP merupakan dokumen penting yang menjadi media anlisis suatu
permohonan pembiayaan. Di dalam UP dianalisis seluruh aspek terkait
kondisi nasabah, baik kondisi yang mendukung maupun yang tidak
mendukung. Adapun beberapa hal pokok yang disampaikan dalam usulan
pembiayaan sebagai berikut:
a. Permasalahan
Yaitu yang berisi latar belakang permohonan pembiayaan yang
diajukan meliputi:
1) Jumlah permohonan
2) Tujuan penggunaan pembiayaan
3) Agunan yang diajukan8
8 Pasal 2 dalam syarat dan ketentuan akad pembiayaan Mudharabah di BSM Bintaro:
Tentang Pembiayaan dan penggunaan.
83
4) Jangka waktu pembiayaan9
b. Informasi Nasabah
Berisi segala hal yang menyangkut informasi mengenai identitas
pemohon, yakni:
1) Nama pemohon
2) Alamat rumah
3) Alamat domisili
4) Alamat Usaha
5) Bidang usaha
6) Susunan pengurus
7) Lama usaha
8) Grup usaha
c. Analisis Aspek Yuridis
Pada bagian ini akan dibahas mengenai keabsahan permohonan
maupun kebahsahan pemohon, dan memberikan nilai atas legalitas sesuai
usaha yang dijalankannya, seperti: legalitas pemohon, legalitas pendirian,
legalitas usaha, legalitas proyek.10
d. Analisa Aspek Karakter dan Manajemen
9 Pasal 3 dalam syarat dan ketentuan akad pembiayaan Mudharabah di BSM Bintaro:
Tentang jangka waktu. 10 Pasal 10 dalam syarat dan ketentuan akad pembiayaan Mudharabah di BSM Bintaro:
Tentang pernyataan dan pengakuan nasabah.
84
Adalah analisis yang mengkaji sejauh mana reputasi pemohon dalam
menjalankan usahanya khususnya dalam menjalin kerjasama dengan
berbagai pihak.11
e. Analisa Aspek Tekhnik dan Produksi
Dalam hal ini mengemukakan kemampuan tekhnis nasabah secara
keseluruhan berdasarkan informasi yang diperoleh, meliputi: pola usaha
yang dijalankan, proses produksi, kapasitas produksi, jenis produk yang
dihasilkan.
f. Analisis Aspek pemasaran
Pada aspek ini akan dijelaskan bagaimana kemampuan calon
nasabah dalam memasarkan produk/jasa, sehingga mendukung alasan
bahwa calon nasabah memang memerlukan tambahan modal kerja baru.
Hal-hal yang dijelaskan antara lain: jenis produk, pasar, wilayah
pemasaran, kondisi persaingan, strategi pemasaran, target.
g. Analisis Aspek Keuangan
Apabila telah disetujui, maka tahapan selanjutnya adalah pencairan
pembiayaan. Hal-hal pokok yang dianalisis adalah laporan keuangan,
neraca, dan laba/rugi, analisis rasio, analisis cash flow, analisis mutasi
rekening. analisis kebutuhan modal kerja.
h. Analisis Aspek Sosial Ekonomi
11 Pasal 4 dalam syarat dan ketentuan akad pembiayaan Mudharabah di BSM Bintaro:
Tentang Penarikan pembiayaan.
85
Adalah sejauh mana usaha nasabah berdampak positif terhadap
sosial ekonomi masyarakat, lingkungan dan negara seperti penyerapan
tenaga kerja, pendapatan pemerintah dari pajak yang dibayar perusahaan,
dan kegiatan lain yang umumnya bertemakan Corporate Social
Responsibility (CSR).
i. Analisis Aspek AMDAL
Adalah analisis mengenai dampak lingkungan hidup, merupakan
salah satu yang harus dipenuhi dalam permohonan pembiayaan, khususnya
kegiatan ekonomi, yang mana usaha tersebut tidak memiliki dampak
negatif terhadap lingkungan hidup, dibuktikan dengan sertifikasi AMDAL
dari pemerintah.
j. Analisis Aspek Agunan
Adalah penjelasan mengenai spesifikasi aset yang dijaminkan,
berapa nilai pasar dan likuidasinya, dan yang terpenting adalah nilai
collateral coverage yakni apakah agunan mampu menutup usulan jumlah
pembiayaan, artinya melebihi jumlah usulan pembiayaan.12
2) Persetujuan Pembiayaan
Pada BSM Bintaro hal ini biasa disebut dengan Surat Penegasan
Persetujuan Pembiayaan (SP3) Merupakan surat pemberitahuan BSM Bintaro
kepada nasabah, bahwa bank telah menyetujui permohonan pembiayaan yang
12 Pasal 8 dalam syarat dan ketentuan akad pembiayaan Mudharabah di BSM Bintaro:
Tentang Agunan/jaminan.
86
diajukan oleh nasabah. Dalam SP3 tercantum segala hal yang direkomendasikan
dalam UP, meliputi struktur pembiayaan yang diberikan dan persyaratan-
persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah.
3) Finalisasi Pembiayaan
a. Penandatanganan akad dan pengikatan jaminan
Merupakan perjanjian yang saling mengikat antara nasabah dan bank,
akad dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh masing-masing pihak.
….٢:۲۸۲/(البقره(
Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu melakukan utang-
piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar...” (QS.Al-Baqarah /2:282)
Dari ayat diatas dapat kita pahami bahwa, bila terjadi transaksi tidak
secara tunai yaitu transaksi berjangka waktu, maka pihak-pihak yang melakukan
transaksi itu hendaknya melakukan pencatatan akad atas transaksi tersebut,
dalam lanjutan ayat tersebut juga disebutkan bahwa pencatatan tersebut juga
diperlukan dua orang saksi laki-laki, jika tidak ada boleh 1 orang laki-laki saja
dan dua orang perempuan.
Pada praktiknya, perjanjian antara bank dan nasabah dapat dibuat secara
tertulis oleh internal bank, atau dapat dilakukan oleh notaris, pada intinya bisa
87
salah satu dari kedua bentuk perjanjian tersebut diatur sendiri berdasarkan
ketentuan internal bank.
Adapun syarat penandatanganan akad pembiayaan mudharabah adalah:
1. Koperasi telah menyerahkan legalitas usaha dan pendirian yang masih
berlaku.
2. Koperasi telah mengembalikan asli Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan
(SP3) yang telah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
AD/ART Koperasi diatas meterai Rp.6000,-
3. Koperasi telah menyerahkan Surat Kuasa dan Surat Pernyataan yang terkait
dengan jaminan pembiayaan fasilitas Mudharabah Wal Murabahah/Ijarah.
4. Koperasi telah menyerahkan surat pernyataan dari anggota bahwa bila terjadi
mutasi pegawai di luar wilayah kerjanya maka seluruh sisa pinjaman dilunasi.
Anggota melanjutkan pembiayaannya di BSM, apabila sistem penggajian
perusahaan/instansi tersentralisasi.
5. Koperasi telah menyerahkan surat pernyataan bersedia memenuhi seluruh
persyaratan yang ditetapkan BSM.
6. Koperasi telah melengkapi persyaratan legalitas usaha dan legalitas pengajuan
pembiayaan sesuai dengan ketentuan dan masih berlaku.
7. End User (anggota Koperasi) telah membuka rekening BSM sebagai media
pencairan pembiayaan.
88
8. Koperasi telah menyerahkan pernyataan yang berisi bahwa bukti
transaksi sehubungan dengan penggunaan fasilitas pembiayaan akan
diserahkan ke BSM.
9. Koperasi telah menyerahkan surat kuasa ke BSM untuk melakukan
pendebetan rekening atas:
a. Pembayaran biaya administrasi.
b. Pembayaran biaya notaris.
c. Pembayaran angsuran perbulan
Selain itu dilakukan juga pengikatan jaminan/agunan, yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan akad dan pengikatan agunan adalah bahwa
seluruh pihak yang berwenang diharuskan hadir untuk menandatangani dokumen
akad di depan petugas bank dan notaris. Sedangkan ketentuan mengenai
Agunan/Jaminan pada BSM Bintaro adalah sebagai berikut:
1. Fidusia piutang nasabah kepada anggotanya dilakukan secara notariil dan
didaftarkan pada kantor pendaftaran fiducia (KPF).
2. Surat Kuasa anggota kepada Bendahara gaji PT. XXX untuk melakukan:
a. Pemotongan gaji secara otomatis setiap bulan guna pembayaran
kewajiban hingga lunas.
b. Pemotongan tunjangan Hari Tua, Pesangon, Jamsostek/Taspen/Asabri
dan pembayaran lainnya yang akan diperoleh untuk pelunasan
kewajiban apabila status anggota sebagai karyawan terputus hubungan
kerjanya oleh sebab apapun juga.
89
3. Surat pernyataan dan kuasa anggota kepada koperasi untuk menyerahkan
semua tunjangan dan hak-hak yang timbul kepada koperasi dan langsung
diserahkan kepada BSM untuk menerima terlebih dahulu hak-hak anggota
sebagai pelunasan kewajiban apabila status anggota sebagai karyawan
terputus hubungan kerjanya oleh sebab apapun juga.
4. Surat pernyataan dan kuasa anggota kepada koperasi untuk menyerahkan
semua tunjangan dan hak-hak yang timbul kepada koperasi dan langsung
diserahkan kepada BSM untuk menerima terlebih dahulu hak-hak anggota
sebagai pelunasan kewajiban apabila status anggota sebagai karyawan
terputus hubungan kerjanya oleh sebab apapun juga.
5. Surat pernyataan koperasi kepada BSM yang berisi:
a. Menjamin kelancaran pembayaran dan pelunasan kewajiban anggota
kepada BSM.
b. Bertanggung jawab penuh dan wajib melunasi sisa pembayaran anggota,
apabila status anggota sebagai karyawan terputus hubungan kerjanya
oleh sebab apapun juga yang menyebabkan anggota menunggak
angsuran dan tidak dapat memenuhi kewajibannya di BSM.
c. Langsung menyerahkan kepada BSM untuk menerima terlebih dahulu
semua hak-hak yang diterima oleh anggota apabila status anggota
sebagai karyawan terputus hubungan kerjanya oleh sebab apapun juga.
d. Menjamin tingkat Debt Service Ratio (DSR) anggota Koperasi
maksimal 40% dari penghasilan bersih anggota koperasi.
90
6. Surat pernyataan dari Bendahara gaji PT. XXX yang menjamin:
a. Kelancaran pemotongan gaji anggota untuk pembayaran angsuran
secara otomatis setiap bulan hingga lunas.
b. Kelancaran pemotongan tunjangan-tunjangan dan hak-hak anggota
yang timbul guna pelunasan kewajiban anggota berupa pokok, margin,
denda dan biaya-biaya lain, apabila status anggota sebagai karyawan
terputus hubungan kerjanya oleh sebab apapun juga.
7. Sertifikat asuransi penjaminan yang meng-cover minimal asuransi jiwa
dengan perluasan PHK bagi masing-masing anggota yang mendapat
pembiayaan dari BSM melalui lembaga/perusahaan asuransi rekanan BSM.
b. Pencairan Pembiayaan
Tahap pencairan adalah tahapan pamungkas dari rangkaian panjang
proses pembiayaan, dimana sejak dilakukannya pencairan pembiayaan kepada
seorang nasabah, maka mulai saat itu fasilitas pembiayaan yang diberikan
akan dicatat sebagi account bagi bank. Account tersebut merupakan aktiva
yang akan menjadi sumber penghasilan bagi bank, dan pada saat yang sama
akan juga mengandung risiko bagi bank. Syarat Pencairannya adalah:
1. Koperasi telah menandatangani akad pembiayaan secara notariil sesuai
Rapat Anggota Tahunan (RAT) terakhir dan yang di persyaratkan dalam
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
2. Koperasi telah menyerahkan seluruh jaminan dan telah diikat secara
sempurna.
91
3. Koperasi telah menyerahkan surat pernyataan dari anggota bahwa bila
terjadi mutasi pegawai di luar wilayah kerjanya maka seluruh sisa
pinjaman dilunasi. Anggota dapat melanjutkan pembiayaannya di BSM,
apabila sistem pengganjian perusahaan atau instansi tersentralisasi.
4. Koperasi telah menyerahkan permohonan pencairan dengan
melampirkan:
a. Daftar nominatif pinjaman yang disahkan koperasi.
b. Surat rekomendasi/persetujuan dari Kepala/Manager/Bagian
Personalia yang membawahi anggota.
c. Bukti perjanjian pembiayaan koperasi dengan anggota.
5. Dana pencairan langsung dikreditkan ke rekening koperasi dan
langsung dipindah bukukan ke rekening anggota (rekening anggota wajib
di BSM).
6. Syarat untuk anggota yang dibiayai:
a. Anggota adalah pegawai tetap di PT. XXX dengan masa kerja lebih
dari 2 (dua) tahun.
b. Berumur minimal 21 tahun, serta pada saat fasilitas jatuh tempo
berusia maksimal 55 tahun atau belum pensiun.
c. Setiap anggota yang akan mendapatkan pinjaman wajib melampirkan
data-data lengkap seperti: copy KTP, copy kartu pegawai, nama,
NIP, status pegawai, golongan, gaji pokok/THP, tujuan pembiayaan,
nominal pembiayaan.
92
d. Menjamin DSR anggota koperasi maksimal 40% dari penghasilan
bersih anggota koperasi, terhadap seluruh fasilitas pembiayaan
karyawan apabila menerima pembiayaan lain sampai dengan masa
pembiayaan berakhir.
C. Bentuk Pengawasan BSM Bintaro Terhadap Nasabah Penerima
Pembiayaan
Pengawasan kredit adalah usaha penjagaan dan pengamanan dalam
pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan
efisien, guna menghindarkan terjadinya penyimpangan dengan cara mematuhi
kebijakan perkreditan yang telah ditetapkan serta mengusahakan penyusunan
administrasi perkreditan yang benar.13 Sedangkan pengawasan menurut BSM
Bintaro adalah serangkaian kegiatan dalam rangka melakukan pengawalan sejak
pembiayaan dicairkan hingga dilunasi.
Fungsi pengawasan adalah untuk mengetahui secara dini penyimpangan
yang terjadi atas pemberian pembiayaan kepada nasabah. Dengan adanya
pengawasan, bank dapat segera mengambil langkah-langkah yang tepat dan
cepat untuk melakukan perbaikan, hal ini penting untuk diperhatikan agar
menghindari terjadinya pembiayaan bermasalah.
13 Ade Arthesa dan Handiman, Edia. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. h.109
93
Ada beberapa pengawasan yang dilakukan oleh BSM Bintaro terhadap
nasabah yang masih dalam pembiayaan yang masih berlangsung:14
1. Pengawasaan pemenuhan persyaratan pembiayaan mutlak dilakukan untuk
melengkapi hal-hal yang belum dipenuhi nasabah terkait persyartan dan
ketentuan yang berlaku seperti: dokumen perizinan yang telah jatuh tempo,
perubahan akta perusahaan dll.
2. Pengawasan penguasaan jaminan dan penutupan asuransi.
3. Pengawasan atas pemanfaatan pembiayaan yang diberikan, dengan
demikian dapat dipastikan bahwa tidak ada terjadi penggunanaan
penyelewengan pembiayaan (side streaming).
4. Manfaat lain dari kunjungan kepada nasabah adalah untuk mengetahui
kendala yang dialami nasabah dalam usahanya. Sehingga bank dapat
memberikan masukan terhadap kendala-kendala tersebut.
5. Pada dasarnya, BSM melakukan pengawasan terhadap hanya dengan bentuk
melakukan pengecekan sekali-kali terhadap nasabah yang masih
berlangsung melakukan pembiayaan, terutama pemerikasaan dalam hal
keuangan, biasanya dalam jangka triwulan, terkadang sekali dalam 6 bulan,
atau setidaknya setahun sekali.15
Karena, kebanyakan dari account officer tersebut hanya membiarkan
begitu saja pembiayaan yang sudah diberikan, bahkan terkadang mereka lupa
14 Wawancara Pribadi dengan Wahyudi, Bagian Marketing Bank Syariah Mandiri
Bintaro, Bintaro. 04 Maret 2011 15 Ibid.,
94
bahwa telah mencairkan pembiayaan tersebut. Sehingga hal ini bisa terjadi
kelalaian dari pihak bank untuk selalu mengontrol pembiayaan yang sedang
berlangsung dan memberikan peluang bagi nasabah untuk bisa melakukan
manipulasi maka terjadilah kredit macet. Untuk itu, terdapat dua cara
pengawasan yang dilakukan oleh bank, yaitu:
1. Pengawasan Secara Administratif: yaitu dengan cara monitoring yang
dilaksanakan dengan menggunakan segala informasi yang tersedia, baik
catatan yang tersedia maupun informasi lainya.
2. Pengawasan Secara Fisik: Merupakan monitoring dengan melakukan
kunjungan langsung ke lokasi tempat usaha, lokasi jaminan, atau tempat
yang ada kaitannya dengan fasilitas kredit yang diajukan. Pengawasan ini
dilakukan secara berkala atau insidental sesuai dengan kebutuhannya.16
Bank atau Kuasanya berhak untuk melakukan pengawasan dan
pemeriksaan atas pembukuan dan jalannya pengelolaan usaha yang difasilitasi
Pembiayaan oleh Bank berdasarkan Akad mudharabah, serta hal–hal lain yang
berkaitan langsung atau tidak langsung dengannya, termasuk dan tidak terbatas
pada pembuat photo copynya.17
Risiko yang ada pada setiap pemberian pembiayaan dinilai tinggi. Oleh
karena itu, dalam melaksanakan pemberian pembiayaan ke nasabah, manajemen
16 Ade Arthesa dan Handiman, Edia. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. h.
108 17 Pasal 13 dalam syarat dan ketentuan BSM dan nasabah di BSM Bintaro: Tentang
Pengawasan dan Pemeriksaan.
95
bank harus selalu menggunakan prinsip kehati-hatian (prudential principle).
Prinsip ini dipertegas dalam UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan.
Prinsip kehati-hatian Bab II pasal 2 UU No.21/2008 yang berbunyi
Perbankan Syariah dalam melakukan usahanya berasaskan prinsip syariah,
demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.
Penetapan risiko pembiayaan atau financing risk rating adalah kegiatan-
kegiatan perumusan, pengukuran, dan penilaian dengan menggunakan metode
kuantitaif risiko atas resiko-resiko yang melekat/terdapat di dalam suatu obyek
pembiayaan yang diberikan kepada calon nasabah. Penetapan tingkat resiko ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat resiko pembiayaan yang akan diberikan
kepada calon nasabah, menetapkan tingkat risiko setelah terpenuhinya
persyaratan mitigasi risiko atas permohonan pembiayaan yang disetujui,
memonitoring perkembangan/perubahan tingkat risiko pembiayaan setiap
nasabah outstanding sebagai upaya untuk mengidentifikasi permasalahan secara
dini.
Langkah-langkah penetapan risiko ini diawali dengan melakukan analisa
pembiayaan. Menurut Bisri, ada beberapa pendekatan analisa pembiayaan yang
dapat diterapkan oleh pengelolaan BSM Bintaro dalam kaitannya dengan
pembiayaan yang akan dilakukan yaitu:
1. Pendekatan Jaminan, artinya bank dalam memberikan pembiayaan selalu
memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh peminjam.
96
2. Pendekatan Karakter, dimana bank mencermati secara sungguh-sungguh
terkait dengan karakter nasabah.
3. Pendekatan Kemampuan Pelunasan, dengan menganalisis kemampuan
nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil.
4. Pendekatan dengan Studi Kelayakan, hal ini dengan memperhatikan
kelayakan usaha yang dijalankan oleh nasabah peminjam.
5. Pendekatan fungsi-fungsi bank dengan memperhatikan fungsinya sebagai
lembaga intermediary keuangan dalam mengatur mekanisme dana yang
dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.
Pada BSM Bintaro, persetujuan pembiayaan didasarkan atas
rekomendasi yang terdaftar dalam Nota Analisa Pembiayan (NAP). Jika hasil
dari analisa yang diusulkan disetujui, maka NAP nya harus disertakan
(dilampirkan) kertas kerja/working paper penetapan resiko pembiayaan nasabah
dimaksud. Sedangkan jika akan diusulkan ditolak, maka tidak perlu membuat
penetapan tingkat risiko.
Tingkat risiko ditetapkan mengikuti ketentuan dalam NAP, dimana tiap-
tiap aspek/sub aspek yang dianalisa ditetapkan nilai risikonya (risk scoring).
Aspek-aspek tersebut yang dinilai risikonya adalah: 7 Aspek yakni Aspek
yuridis, Aspek manajemen, Aspek tekhnis dan produksi, Aspek pemasaran,
Aspek keuangan, Aspek agunan, Aspek sosial dan lingkungan. Kemudian
tingkat resiko selanjutnya berdasarkan 5C yaitu: Character (Karakter/sifat),
Capacyty (kemampuan), Capita l(modal), Collateral (Agunan), Condition
97
(kondisi/keadaan). Apabila aspek-aspek analisa di atas dilakukan oleh bank,
maka bank tersebut harus siap menanggung risiko yang akan terjadi.
Berdasarkan kriteria tingkat risikonya, terbagi menjadi tiga macam:
No Tingkat Risiko Score
a) Risiko Rendah (Low Risk) 1
b) Risiko Moderat (Moderate Risk) 2
c) Risiko Tinggi (High Risk) 3
Setiap perbankan tentu berharap bahwa semua pembiayaan yang
diberikan akan menjadi pembiayaan yang lancar, sehat, dan bermanfaat buat
penerimanya. Namun, adakalanya pembiayaan yang diberikan menjadi
pembiayaan yang bermasalah, dimana nasabah tidak mempu membayar
kewajibannya sehingga terjadi tunggakan, banyak faktor yang mempengaruhi
terjadinya pembiayaan bermasalah, baik itu faktor eksternal maupun internal.
Tetapi yang terpenting, bank dapat melakukan langkah penyelamatan
ketika nasabah sudah menunjukkan gejala bermasalah, sebelum benar-benar
menjadi pembiayaan yang bermasalah (macet). Bank Indonesia melalui PBI
Nomor 10/18/PBI/2008, tentang mengatur ketentuan mengenai restrukturisasi
bagi perbankan syariah.
Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya yang dilakukan Bank dalam
rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya, antara lain:
1. Penjadwalan kembali (rescheduling)
98
yaitu perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah atau jangka
waktunya.
2. Persyaratan kembali (reconditioning)
yaitu perubahan sebagian atas seluruh persyaratan pembiayaan, antara lain:
perubahan angsuran, pemberian potongan sepanjang tidak menambah sisa
kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada bank.
3. Penataan kembali (retructuring)
yaitu perubahan persyaratan pembiayaan tidak terbatas pada rescheduling
atau reconditioning meliputi: penambahan dana fasilitas pembiayaan bank,
konversi akad pembiayaan, konversi pembiayaan menjadi Surat Berharga
Syariah Berjangka waktu Menengah, konversi pembiayaan menjadi
penyertaan modal sementara pada perusahaan nasabah yaitu penyertaan
modal BUS, atau UUS antara lain berupa pembelian saham.
a. Faktor-faktor pendukung dan penghalang dalam penyaluran
pembiayaan oleh BSM Bintaro.
1) Faktor Eksternal
yaitu faktor yang berasal dari luar bank, seperti: sektor yang halal, baik
itu proyek yang akan dijalani oleh nasabah itu sendiri, saling
menguntungkan, nasabah lancar membayar tagihannya, dll.
2) Faktor Internal
99
yaitu faktor yang berasal dari dalam bank, seperti ketelitian karyawan
dalam menganaisis sehingga tidak terjadinya high risk, pengawasan
secara berkala dll.18
b. Pemanfaatan Pembiayaan Mudharabah bagi BSM Bintaro dan
Nasabah
Manfaat pembiayaan yang disalurkan dilihat dari pihak-pihak yang
berkepentingan antara lain:
1) Manfaat bagi nasabah, yaitu;
a) Untuk meningkatkan usahanya, dengan pembiayaan nasabah dapat
meningkatkan pengadaan atau peningkatan faktor – faktor produksi,
baik berupa tambahan modal kerja, mesin, bahan baku, maupun
peningkatan sumber daya manusia, perluasan pasar, sumber daya alam
dan teknologi.
b) Dengan memperoleh pembiayaan dari bank, maka secara tidak
langsung akan meningkatkan bonafiditas perusahaan sehingga nasabah
dapat memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pelayanan fasilitas
perbankan yang lainnya.
c) Bank akan menjaga privasi atau kerahasiaan nasabah.
18 Wawancara Pribadi dengan Panji: Bagian Marketing Bank Syariah Mandiri Bintaro,
Bintaro. 17 Juni 2011
100
d) Dalam meningkatkan usahanya, maka jangka waktu pembiayaan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
e) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash flow/arus
kas nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
2) Manfaat pembiayaan bagi bank, antara lain;
a) Bank memperoleh pendapatan berupa bagi hasil yang diterima dari
nasabah, sehingga akan meningkatkan laba bank, apalagi pada saat
pendapatan nasabah semakin meningkat.
b) Dengan menyalurkan pembiayaan, bank sekaligus dapat memasarkan
produk-produk pelayanan perbankan yang lainnya.
c) Bank memperoleh keuntungan di bidang sumber daya manusia
khususnya dalam dunia pinjam meminjam di perbankan, sehingga di
masa yang akan datang akan memiliki tenaga-tenaga yang berkualitas.
d) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang
benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang
benar-benar terjadi itu yag akan dibagikan.19
19 Ibid.,
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan berbagai rangkaian penelitian, penulis dapat
memberikan kesimpulan sebagai berikut:
a. Prosedur pembiayaan mudharabah di BSM Bintaro pada dasarnya tidak
rumit seperti: memenuhi aspek 7 dan 5C, BI Checking, Jaminan, laporan
keuangan selama 2 tahun terakhir, dll. Yang mana sesuai dengan konsep
mudharabah yang ada, dimana bank memperoleh dana dari pihak ketiga
kemudian menyalurkan kembali kepada nasabah, dalam hal ini bank
bertindak sebagai intermediasi kepada nasabah yang membutuhkan
(Mudharib).
b. Penerapan pembiayaan mudharabah di BSM Bintaro bekisar 80% dari
data 2008-2010 disalurkan kepada koperasi-koperasi, kebanyakan dari
koperasi tersebut menggunakan pembiayaan tersebut untuk pembiayaan
yang sifatnya produktif tentunya demi mensejahterakan anggotanya.
Disebabkan bank belum menyanggupi memberikan dana seutuhnya
kepada nasabah, BSM Bintaro akan menganalisa calon nasabah yang akan
diberikan pembiayaan dengan aspek-aspek tertentu dan sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan oleh BSM Bintaro.
102
c. Pengawasan BSM Bintaro kepada nasabah pembiayaan mudharabah.
Setelah pembiayaan nasabah dicairkan maka pihak bank tidak akan lepas
tangan terhadap pembiayaan yang diberikan kepada nasabah, bank akan
mengawasi nasabah secara berkala baik satu kali daam 3 bulan, sekali 6
bulan, bahkan sekali dalam setahun, hal ini ditujukan untuk mengontrol
tidak terjadinya penyalahgunaan pembiayaan yang disalurkan dan
mengetahui kendala-kendala nasabah.
B. Saran
1. Bagi Lembaga BSM Bintaro diharapkan lebih meningkatkan pelayanan-
pelayan dan membuat inovasi-inovasi yang lebih baru lagi dengan
ketentuan sesusai dengan syariat Islam, memperluas sosialisasinya baik
dengan menggunakan media masa, elektronik, maupun dilakukan secara
langsung, sehingga sektor UKM lebih maju lagi, fokus dengan visi dan
misinya dan BSM Bintaro bisa menjadi lebih unggul dari bank-bank
syariah lainnya pada umumnya, bank konvensional pada khususnya.
2. Bagi akademisi diharapkan lebih meningkatkan kualitas kurikulumnya
dalam bidang perbankan syariah, sehingga dapat meningkatkan kualitas
SDM yang handal dan professional dalam bidang perbankan syariah,
serta mampu bersaing di dunia luar terutama kerjasama dengan dunia
usaha, dan dapat diterima masyarakat luas.
1
DAFTAR PUSTAKA
Afif, Faisal dkk. Strategi dan Operasional Bank, Bandung: PT Eresco, 1996.
Al Haistami, Al Hafid Nuruddin Ali Ibn Abi Bakar. Majma’ Azzzawaid Wa manba’ul fawaid, juz rabi’, Birut-Lebanon: Darul Kutub Al ‘amaliyah, 1988.
Al Mudharabatu Wa Tahthbiqataha Al ‘amaliyyah Fil Masharifi Al Islamiyyah
Antonio, Syafi’. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
Arthesa, Ade dan Handiman, Edia. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Indonesia: PT Indeks, 2006.
Arifin, Zainul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Ciputat: Pustaka Alvabet, 2006.
Bagin, Burhan. Metode penelitian kualitatif (aktualisasi metodologis kea rah ragam varian kontemporer), Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004.
DSN-MUI BI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional Edisi Ketiga (Ciputat: Cv Gaung Persada, 2006)
Ghofur, Abdul Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007.
Jakfar dan Kasmir. Studi Kelayakan Bisnis, Jakarta:Kencana, 2008.
Jusuf, Jopie Jusuf. Analisis Kredit Untuk Account Officer, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2006.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
Kasmir. Kewirausahaan, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta, 2007.
________________. Manajemen Perbankan, PT RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2007.
Latumaerissa, Julius R. Mengenal Aspek-aspek Operasi Bank Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
2
Laksmana, Yusak. Account Officer Bank Syariah, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009.
Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005.
Rivai, Veithzal dan Permata Veithzal, Andria. Islamic Financial Management, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Rodoni, Ahmad dan Hamid, Abdul. Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim.
Tjoekam, M. Perkreditan Bisnis Inti Bank Komersial, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999.
Simorangkir. Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004.
Sofyan Effendi dan Masri Singarimbun. Metode penelitian survey, Jakarta: LP3ES, 1998.
Suharsimi. Management penelitian, Jakarta: PT Rineka cipta, 1993.
Sumadi. Metodologi penelitian, Jakarta: PT Garafindo, 2004.
Sutojo, Siswanto. Menangani Kredit Bermasalah Konsep dan Kasus (Handling The Problem Loan), Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka, 2008.
Umar, Husein. Studi kelayakan Bisnis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Zuhaili, Wahbah. Al-Mu’amalatu Al maliyah Al Mu’ashirah, Lebanon: Darul Fikri Al Mu’ashir, 2002.
Nomor : Un.01/ F4 / KM.00.02 / 2073 /2011 Jakarta, 20 Juni 2011 Lampiran : 1 Lembar Hal : Mohon Data / Wawancara
KepadaYth, Pimpinan Bank Syariah Mandiri Bintaro Di
Tempat
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Dengan hormat,
Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerangkan bahwa : Nama : Salmi Hayati Nomor Pokok : 107046100477 Tempat/Tanggal Lahir : Kampar, 11 Maret 1989 Semester : VIII (Delapan) Jurusan/ Konsentrasi : Muamalat / Perbankan Syariah Alamat : Jl. Al.Ikhlas No.76 RT/RW 003/004, Kp.utan,,
Kel.cempaka putih, Ciputat, Tangsel Telp : 0852 8083 2829 Adalah benar mahasiswa, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menyelesaikan skripsi dengan Topik/ Judul:
“ Kelayakan Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah Mandiri Bintaro ”
Untuk melengkapi bahan/data yang berkaitan dengan penulisan pembahasan Topik/Judul di atas, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Saudara/i dapat membantu/menerima yang bersangkutan untuk berwawancara, serta bisa memberikan data yang dibutuhkan.
. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, kami ucapkan banyak terima kasih.
Tembusan : 1. Yth. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta. 2. Arsip
Narasumber : Panji Prianggoro
Jabatan : Marketing
Hari/tanggal : Jum’at/ 17 Juni 2011
Tempat : Bank Syariah Mandiri Bintaro
Waktu : 14.15
List Hasil Wawancara dengan pihak BSM
1. Pertanyaan: Bagaimana aplikasi pembiayaan mudharabah di BSM?
Jawaban: Pembiayaan mudharabah di BSM Bintaro ini ada dua jenis yakni:
produktif dan konsumtif. Dominannya yang mengajukan adalah yang berbentuk
produktif seperti modal kerja, kategorinya adalah biaya tenaga kerja, sewa,
tempat usaha, modal pelaksanaan proyek, bahan baku, dll. Bedanya kalau
konsumtif hanya untuk keperluan pribadi seperti pembelian kendaraan bermotor,
rumah, apartemen, peralatan rumah tangga dll.
2. Pertanyaan: Apa saja syarat bagi nasabah untuk mengajukan pembiayaan
mudharabah?
Jawaban: Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh nasabah ketika akan
mengajukan pembiayaan diantaranya: Aspek legalitas usaha, usia, DSR 40%, BI
checking, memenuhi syarat yang biasa dikenal dengan 7A, 5C, Jaminan dll.
3. Pertanyaan: Berapa jumlah nasabah pembiayaan mudharabah berdasarkan
data sampai sekarang?
Jawaban: Nasabah yang mengajukan pembiayaan di BSM Bintaro khususnya
pembiayaan mudharabah sangat banyak, anda bisa lihat data perkembangannya.
4. Pertanyaan: Apa saja pilihan besarnya jumlah pembiayaan mudharabah yang
disediakan oleh pihak bank terhadap nasabah?
Jawaban: Bersarnya jumlah pembiayaan bervariasi, dominannya di atas 50juta,
di bawah 50 juta juga ada, bahkan lebih dari 100 juta bisa mencapai milyaran,
tergantung dari kebutuhan dari nasabah itu sendiri. Intinya, besarnya jumlah
pembiayaan yang diajukan maka syarat-syarat yang harus dipenuhi juga berbeda.
Pembagiannya yaitu dibawah 100 juta diperuntukkan UMKM/UKM, dan diatas
100 juta diperuntukkan pembiayaan marketing.
5. Pertanyaan: Bagaimana bentuk pengawasan dari bank terhadap nasabah?
Jawaban: BSM Bintaro andil ketika pengajuan pembiayaan, satu bulan sekali
nasabah juga harus melaporkan kepada bank, dan langsung survey kelapangan.
Biasanya ini bisa terjadi 6 bulan sekali atau sekali setahun.
6. Pertanyaan: Apa yang dilakukan bank jikalau nasabah tidak sanggup
membayar?
Jawaban: Apabila nasabah tidak sanggup membayar, awal mulainya
pembiayaan ada yang namanya menarik dana di awal (Collectibility), dari dana
itu akan dipotong sebagai bentuk berjaga dari Bank. Apabila nasabah belum
dapat menyanggupi maka akan diadakan restrukturisasi dengan ketentuan yang
sudah ditetapkan.
7. Pertanyaan: Apa saja standard kelayakan yang ditentukan oleh bank untuk
mendapatkan pembiayaan?
Jawaban: Standar kelayakan oleh BSM Bintaro adalah memenuhi 7 Aspek:
Aspek yuridis pemohon (aspek hukum), Aspek pasar, Aspek keuangan, Aspek
Tekhnis, Aspek manajemen, Aspek ekonomi sosial dan Aspek Dampak
lingkungan. Kemudian memenuhi 5C yakni: Character (Karakter/sifat),
Capacyty (kemampuan), Capital(modal), Collateral (Agunan), Condition
(kondisi/keadaan).
8. Pertanyaan: Apa keuntungan dan kerugian yang didapatkan oleh bank dalam
menerapkan pembiayaan ini?
Jawaban: Dari segi keuntungan bank akan memperoleh bagi hasil dari hasil
keuntungan yang didapat dari nasabah, pembiayaan dapat menjadi semakin
terealisasi, dan dari segi kerugian yang bisa dikatakan salah satu resiko bank
yakni apabila nasabah tidak menyanggupi untuk membayar tagihan perbulannya
sehingga bisa menyebabkan macetnya proses pembiayaan.
9. Pertanyaan: Dalam proses akad, apa saja intervensi yang dilakukan oleh bank?
Jawaban: Dari awal hingga akhir bank terlibat dengan nasabah, mulai dari
proses pengajuan pembiayaan, pencairan, pengawasan, hingga akhir proses
pembiayaan berlangsung.
10. Pertanyaan: Bagaimana sistem pembayaran oleh nasabah terhadap bank?
Jawaban: Sistem pembayaran yang dilakukan oleh nasabah terhadap Bank
adalah dengan melakukan pembayaran sekali sebulan, hal itu ditandai dengan
menyetor kerekening dari bendahara nasabah kepada bank.
11. Pertanyaan: Apa tindakan bank jika nasabah telat bayar?
Jawaban: Nasabah akan didenda sebesar 0,000695% dari jumlah angsuran.
12. Pertanyaan: Apakah ada penggolongan tertentu dalam pemberian pembiayaan?
Jawaban: Tidak ada penggolongan, semuanya diperlakukan sama saja.
13. Pertanyaan: Dalam aplikasinya, teori yg dipakai oleh BSM yang
mana?7A,7P,5C?
Jawaban: Yang dipakai hanya 7A dan 5C.
14. Pertanyaan: Apa pertimbangan dari Bank kenapa harus ada produk
mudharabah ini?
Jawaban: Untuk bisa memenuhi kebutuhan nasabah itu sendiri, karena bank
sebagai salah satu jenis pelayanan masyarakat dan sebagai bukti bahwa
pembiayaan mudharabah lebih baik dari pada kredit yang ada di bank
konvensonal.
15. Pertanyaan: Apa faktor pendukung dan penghalang dalam penyaluran
pembiayaan oleh BSM Bintaro?
Jawaban: Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar bank, seperti:
sektor yang halal, baik itu proyek yang akan dijalani oleh nasabah itu sendiri,
saling menguntungkan, nasabah lancar membayar tagihannya, dll. Dan Faktor
Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam bank, seperti ketelitian karyawan
dalam menganaisis sehingga tidak terjadinya high risk, pengawasan secara
berkala dll.
16. Pertanyaan: Bagaimana pemanfaatan pembiayaan mudharabah: BSM,
Nasabah?
Jawaban: Manfaat bagi nasabah, yaitu; 1) Untuk meningkatkan usahanya,
dengan pembiayaan nasabah dapat meningkatkan pengadaan atau peningkatan
faktor-faktor produksi, baik berupa tambahan modal kerja, mesin, bahan baku,
maupun peningkatan sumber daya manusia, perluasan pasar, sumber daya alam
dan teknologi. 2) Dengan memperoleh pembiayaan dari bank, maka secara tidak
langsung akan meningkatkan bonafiditas perusahaan sehingga nasabah dapat
memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pelayanan fasilitas perbankan yang
lainnya. 3) Bank akan menjaga privasi atau kerahasiaan nasabah. 4) Dalam
meningkatkan usahanya, maka jangka waktu pembiayaan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan. 5) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cash
flow/arus kas nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah. Manfaat
pembiayaan bagi bank, antara lain;1) Bank memperoleh pendapatan berupa bagi
hasil yang diterima dari nasabah, sehingga akan meningkatkan laba bank, apalagi
pada saat pendapatan nasabah semakin meningkat. 2)Dengan menyalurkan
pembiayaan, bank sekaligus dapat memasarkan produk-produk pelayanan
perbankan yang lainnya.3)Bank memperoleh keuntungan dibidang sumber daya
manusia khususnya dalam dunia pinjam meminjam di perbankan, sehingga
dimasa yang akan datang akan memiliki tenaga–tenaga yang berkualitas.4)Bank
akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal.
(Harap di isi lengkap untuk kelancaran proses)
Pengajuan: Baru Perubahan Take Over
Jenis Pembiayaan: PM Tunas PM Madya PM Utama
Tujuan pembiayaan Modal Kerja Investasi
Jumlah Pembiayaan yang diajukan: Rp………………………………………………………
Jangka Waktu: ……………………………………………. (tahun)
Nama: Jenis Kelamin Laki Wanita
Gelar: Status Belum Menikah Menikah Janda/Duda
Tempat/Tanggal Lahir: Pendidikan S3/S2 S1/D3 SMA SMP/SD/dll
Nama Ibu Kandung: Agama Islam Kristen Budha Hindu
No. KTP/SIM/Pasport: Tanggal berlaku KTP sd. Tgl Bln Tahun
NO. NPWP*): Jumlah Tanggungan Keluarga:
Alamat Tempat Tinggal: Kelurahan/Kecamatan:
RT/RW: Propinsi: Kode Pos:
Alamat Surat Menyurat: Kelurahan/Kecamatan:
RT/RW: Propinsi: Kode Pos:
Telp Rumah & HP Menepati rumah sejak:
Status Rumah: Sendiri Kontrak /Sewa Dinas Keluarga Lainnya:
Bentuk Usaha Perorangan Badan Usaha Persentase kepemilikan:
Nama Badan Usaha*): Berusaha Sejak:
Group Usaha*): Bidang Usaha:
Jumlah Karyawan: No Tep & Fax:
Status Tempat Usaha: Sendiri/keluarga Sewa Ditempati sejak:
Alamat Tempat Usaha: Kelurahan/Kecamatan:
RT/RW: Propinsi : Kode Pos:
Nilai Persediaan Barang Dagangan posisi terakhir: Rp.
Realisasi penjualan per bulan selama 1 tahun terakhir: Rp.
Biaya operasional, umum dan administrasi: Rp.
Rencana penjualan 1 tahun ke mendatang: Rp.
Nama Istri / Suami: Nama Waris:
Tempat/Tanggal Lahir: Hubungan:
Pekerjaan: No. KTP/SIM/Identitas lainnya:
Penghasilan/bulan: Tanggal berlaku indentitas sd.:
Nama:
Hubungan: Telp Rumah & HP:
Alamat Rumah: Kelurahan/Kecamatan:
RT/RW: Propinsi : Kode Pos:
Omzet Penjualan per hari: Rp.
Omzet Penjualan per bulan: Rp.
Laba Usaha per bulan: Rp.
Penghasilan Lain Bersih perbulan: Rp.
Total Penghasilan Bersih per bulan: Rp.
Biaya Hidup Keluarga per bulan: Rp.
Total Penghasilan ditabung perbulan: Rp.
Kesanggupan Mengangsur per bulan: Rp.
PERMOHONAN NASABAH
DATA PRIBADI PEMOHON / KEY PERSON BADAN USAHA
DATA USAHA
DATA KELUARGA
DATA KERABAT YANG DAPAT DIHUBUNGI
Nama Bank / Leasing
Jenis Pinjaman Jumlah Pinjaman Jumlah Angsuran
Bismillaahirrahmaanirrahiim
FORMULIR APLIKASI PEMBIAYAAN MIKRO
DATA PENGHASILAN DATA PINJAMANJatuh
Tempo
Page 1
Jenis Pekerjaan Peg Negeri Peg swasta Profesional Gaji Bersih per bln: Rp.
Dept/Instansi/Kantor: Penghasilan bersih lain per bln: Rp.
Jenis Pekerjaan: Total penghasilan bersih per bln: Rp.
Nama Atasan Langsung: Kesanggupan mengangsur per bln: Rp.
Posisi: Jabatan:
Alamat Tempat Tinggal: Kelurahan/Kecamatan:
RT/RW: Propinsi: Kode Pos:
No
1
2
3
1 √ √ √2 Copy surat nikah/cerai (apabila ada) √ √ √3 - - √4 √ √ -5 √ √ √6 Akte pendirian & perubahan perusahaan - - √7 Legalitas usaha (sesuai bidang usahanya)
a. Surat Keterangan Usaha dr RT/RW Setempat √ √ -b. SIUP - - √c. TDP/TDR - - √d. Surat izin usaha dari pengelola pasar bagi pedagang pasar √ √ -e. NPWP (Wajib bagi Wiraswasta & Pegawai Utk Limit >Rp50Juta) √ √ √f. Surat Keterangan Domisili Usaha/Perusahaan - - √
8 Copy RK / tabungan 6 Bln terakhir √ √9 Copy bukti Angsuran Pinjaman Bank Lain
10 √ √ √
11 √ √ √
12 √ √ √
13 Copy Surat Ijin Praktek (Wajib utk nasabah profesi) √ - -14 Asli Surat Keterangan Bekerja/Copy SKEP terakhir - √ -15 Asli Slip Gaji terakhir - √ -16 Bukti Agunan Yang Diserahkan
a. Copy Bukti kepemilikan Tanah / Bangunan b. Copy BPKB, Kuitansi, Fakturc. Copy Bukti Penguasaan Lapak/Los Pasard. Copy Bukti Penguasaan Kios Pasare. Copy Faktur & Kuitansi Mesin
*) Diisi bila ada
Tgl Bulan Tahun …………………………,…………………………………2011Verifikasi: Nasabah
(FADLYKA H SYAHPUTERA HRP )(nama jelas)
DATA AGUNAN
Jenis Dokumen
Jenis Simpanan
DATA PEKERJAAN BAGI YANG BERSTATUS PEGAWAI
Saya/Kami menyatakan bahwa semua informasi yang diberikan adalah benar. Informasi ini diberikan untuk tujuan permohonan pembiayaan dandengan ini Saya/Kami mengijinkan Bank Syariah Mandiri untuk mendapatkan dan memeriksa seluruh informasi yang diperlukan dari sumber yang layakmanapun. Bersama ini Saya/Kami menyatakan bersedia dan akan patuh pada peraturan dan persyaratan yang ditentukan Bank dan Saya/Kamimengetahui dan meyetujui bahwa Bank berhak menyetujui atau menolak permohonan ini tanpa memberitahukan alasannya.
Optional
No
Jumlah Simpanan
DOKUMEN PENDUKUNG YANG DISAMPAIKAN KE BANK
Bukti pembayaran rekening telepon dari rumah dan atau tempat usaha milik sendiri/sewa/kontrak.
Pas photo terakhir pemohon perorangan/pengurus badan usaha ukuran 4 X 6
Cheklist Bank
Badan Usaha
DATA KEKAYAAN DATA SIMPANAN Nama Bank Atas Nama
Optional
Nilai Rp.
PMM
Bukti kepemilikanJenis Agunan Lokasi/type/tahun
Wiraswasta/Profesi
Pegawai
Atas nama
Bukti pembayaran PBB tahun terakhir dari rumah dan atau tempat usaha milik sendiri(Bila ada).Bukti pembayaran rekening listrik PLN dari rumah dan atau tempat usaha milik sendiri/sewa/kontrak.
Jumlah Jenis
Optional
Lokasi/Merk
Copy Kartu Keluarga
Optional
Copy KTP/Identitas Dir/komisaris (badan usaha)
Copy KTP/Identitas pemohon & suami/istri
Page 2
1/8
AKAD PEMBIAYAAN al-MUDHARABAH No. 12/0014-3/099/al-MUDHARABAH
“Hai orang-orang yang beriman, sempurnakanlah segala janji…….” (Surat Al-Maaidah 5:1)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan jalan bathil, kecuali melalui perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” (Surat An-Nisaa’ 4:29) “Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu” (Surat Al-Baqarah 2:198)
AKAD PEMBIAYAAN al-MUDHARABAH ini dibuat dan ditandatangani pada hari ini Selasa tanggal Sepuluh bulan Agustus tahun Dua ribu sepuluh (10/08/2010) oleh dan antara pihak-pihak :
1. PT BANK SYARIAH MANDIRI, di Bintaro Trade Centre Blok A1 No. 8, Pusat kawasan Niaga Bintaro Jaya Sektor VII, Jln Jend. Sudirman Tangerang yang dalam hal ini diwakili oleh Reinaldy F. Anwar Selanjutnya disebut “BANK” ; ------------------------------------------------------------------------------------
2. XXXX, lahir di XXXX, pada tanggal XXXX bulan XXXX tahun XXXXX, bertempat tinggal di XXXXX
pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor XXXX Warga Negara Indonesia, menurut keterangannya dalam hal ini bertindak sebagai Ketua dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama Koperasi Karyawan XXXXX yang telah mendapat persetujuan dari pengurus dan selanjutnya disebut “NASABAH”.---------------------------
Para pihak terlebih dahulu menerangkan hal – hal sebagai berikut : - Bahwa, NASABAH dalam rangka menjalankan dan memperluas kegiatan usahanya, NASABAH
memerlukan sejumlah dana dan untuk memenuhi hal tersebut NASABAH telah mengajukan permohonan kepada BANK untuk menyediakan pembiayaannya, yang dari pendapatan/keuntungan usaha itu kelak akan dibagi diantara NASABAH dan BANK berdasarkan prinsip bagi hasil (syirkah).
- Bahwa terhadap permohonan NASABAH tersebut BANK telah menyatakan persetujuannya, baik
terhadap kegiatan usaha yang akan dijalankan NASABAH maupun terhadap pembagian pendapatan/keuntungan berdasarkan prinsip bagi hasilnya (syirkah).
Selanjutnya kedua belah pihak sepakat untuk membuat/mengadakan Akad Pembiayaan al-Mudharabah dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : -
Pasal 1 DEFINISI
1. Mudharabah : Akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola
(mudharib) untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan. 2. Syari’ah adalah : Hukum Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan ar-Ra’yu yang mengatur
segala hal yang mencakup bidang ‘ibadah mahdhah dan ‘ibadah muamalah. 3. Nisbah adalah : Bagian dari hasil pendapatan/keuntungan yang menjadi hak NASABAH dan
BANK yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara NASABAH dan BANK.
2/8
4. Bagi Hasil adalah : Pembagian atas pendapatan/keuntungan antara NASABAH dan BANK yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara NASABAH dengan BANK. 5. Hari Kerja Bank adalah : Hari Kerja Bank Indonesia 6. Pendapatan adalah : Seluruh penerimaan yang diperoleh dari hasil usaha yang dijalankan
NASABAH dengan menggunakan modal secara patungan dari yang disediakan oleh BANK dan NASABAH sesuai dengan Akad ini.
7. Pembukuan Pembiayaan adalah : Pembukuan atas nama NASABAH pada BANK yang khusus mencatat seluruh
transaksi NASABAH sehubungan dengan Pembiayaan, yang merupakan bukti sah atas segala kewajiban pembayaran, sepanjang tidak dapat dibuktikan sebaliknya.
8. Keuntungan adalah : Pendapatan sebagaimana dimaksud dalam butir 8 Pasal 1 Akad ini dikurangi
dengan biaya-biaya sebelum dipotong pajak. 9. Dokumen Jaminan adalah : Segala macam dan bentuk surat bukti tentang kepemilikan atau hak-hak
lainnya atas barang yang dijadikan jaminan dan akta pengikatannya guna menjamin terlaksananya kewajiban NASABAH terhadap BANK berdasarkan Akad ini.
10. Jangka Waktu
Akad adalah : Masa berlakunya Akad ini sesuai dengan yang ditentukan dalam Pasal 3 Akad ini.
11. Cedera Janji
adalah : Peristiwa atau peristiwa-peristiwa sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 12 Akad ini yang menyebabkan BANK dapat menghentikan seluruh atau sebagian Pembiayaan, serta menagih dengan seketika dan sekaligus jumlah kewajiban NASABAH kepada BANK sebelum Jangka Waktu Akad ini.
Pasal 2
PEMBIAYAAN DAN PENGUNAAN BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menyediakan fasilitas Pembiayaan sebagai modal/penyertaan sampai sejumlah Rp.576.000.000,- (Lima ratus tujuh puluh enam juta rupiah), yang akan dipergunakan sebagai modal kerja untuk pemenuhan kebutuhan para anggota Koperasi.
Pasal 3 JANGKA WAKTU
Pembiayaan yang dimaksud dalam Akad ini berlangsung untuk jangka waktu maximal 36 (Tiga puluh enam) bulan terhitung sejak tanggal Sebelas bulan Agustus tahun dua ribu sepuluh (11-08-2010), serta berakhir pada tanggal Sebelas bulan Agustus tahun dua ribu tiga belas (11-08-2013).
Pasal 4 PENARIKAN PEMBIAYAAN
Dengan tetap memperhatikan dan menaati ketentuan–ketentuan tentang pembatasan penyediaan dana yang ditetapkan oleh yang berwenang, BANK berjanji dengan ini mengikatkan diri untuk mengizinkan NASABAH menarik Pembiayaan, setelah NASABAH memenuhi seluruh prasyarat sebagai berikut :
3/8
- Telah dilakukan BI Checking ulang terhadap NASABAH dan pengurus NASABAH dengan hasil positif atau jika masih diperoleh hasil yang negatif maka wajib menyerahkan surat keterangan lunas atas fasilitas terkait.
- NASABAH telah menandatangani Akad ini dan akad agunan yang disyaratkan. - Seluruh syarat penandatanganan Akad telah dipenuhi. - Menyerahakan kepada BANK seluruh surat dan/atau dokumen yang disyaratkan oleh BANK termasuk
tetapi tidak terbatas pada dokumen agunan yang berkaitan dengan Akad ini. - Rasio antara angsuran dengan gaji pokok ditambah tunjangan tetap (Debt Service Ratio) maksimal
sebesar 40% (empat puluh persen). - Nasabah menyerahkan surat konfirmasi penarikan dana minimal 2 (dua) hari kerja sebelum rencana
penarikan disertai dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Daftar nama anggota yang disetujui oleh NASABAH dengan melampirkan dokumen berikut ini : - Fotokopi formulir pembiayaan - Fotokopi KTP - Fotokopi akad pembiayaan NASABAH dengan anggota - Dokumen asli Surat kuasa yang ditujukan kepada NASABAH perihal kuasa pemotongan gaji dan
pengalihan hak-hak pegawai (Uang Pesangon, Tunjangan Hari Tua, dsb) kepada NASABAH selama masa pembiayaan belum selesai.
b. Akad Mudharabah turunan, Surat pengakuan hutang (Promes) dan Tanda Terima Uang (Tatuna) yang
ditandatangani di NASABAH.
c. Daftar nominatif yang menginformasikan jumlah anggota, jumlah pembiayaan, jangka waktu dan jumlah biaya yang harus ditanggung oleh setiap anggota.
d. Menyetorkan sejumlah dana ke rekening NASABAH di BSM sebagai dana talangan untuk pembayaran
biaya administrasi, asuransi dan biaya-biaya lain yang dibebankan kepada anggota NASABAH. Sebagai bukti telah diserahkannya setiap surat, dokumen, bukti kepemilikan atas jaminan, dan/atau akta dimaksud oleh BANK, BANK berkewajiban untuk menerbitkan dan menyerahkan Tanda Bukti Penerimaannya kepada NASABAH.
Pasal 5 KESEPAKATAN NISBAH BAGI HASIL (SYIRKAH)
- NASABAH dan BANK sepakat, dan dengan ini mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa Nisbah
dari masing-masing pihak adalah :
Nisbah 3 thn Bank 16.87% Kop 83.13%
- NASABAH dan BANK juga sepakat dan dengan ini saling mengikatkan diri satu terhadap yang lain,
bahwa pelaksanaan Bagi Hasil (syirkah) akan dilakukan pada tiap-tiap bulan, yakni pada tanggal 11 (Sebelas) setiap bulannya.
- BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menanggung kerugian yang timbul dalam pelaksanaan Akad ini, kecuali apabila kerugian tersebut terjadi karena ketidakjujuran, kelalaian, dan/atau pelanggaran yang dilakukan NASABAH terhadap ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Pasal 9, Pasal 10 dan/atau Pasal 12 Akad ini.
- BANK baru akan menerima dan mengakui terjadinya kerugian tersebut, apabila BANK telah
menerima dan menilai kembali segala perhitungan yang dibuat dan disampaikan oleh NASABAH kepada BANK, dan BANK telah menyerahkan hasil penilaiannya tersebut secara tertulis kepada NASABAH.
- NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, untuk menyerahkan perhitungan usaha yang
dibiayai dengan fasilitas Pembiayaan berdasarkan Akad ini, secara periodik pada tiap-tiap bulan, selambat-lambatnya pada hari kelima bulan berikutnya.
4/8
- BANK berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk melakukan penilaian kembali atas perhitungan usaha yang diajukan oleh NASABAH, selambat-lambatnya pada hari ke-7 sesudah BANK menerima perhitungan usaha tersebut dari NASABAH disertai dengan data yang lengkap.
- Apabila sampai hari ke-14, BANK tidak menyerahkan kembali hasil penilaian tersebut kepada
NASABAH, maka BANK dianggap secara sah telah menerima dan mengakui perhitungan yang dibuat oleh NASABAH.
- NASABAH dan BANK berjanji dan dengan ini saling mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa
BANK hanya akan menanggung segala kerugian secara proporsional, maksimum sebesar pembiayaan yang diberikan kepada NASABAH tersebut pada Pasal 2.
Pasal 6 PEMBAYARAN KEMBALI
- NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk mengembalikan kepada BANK, seluruh
jumlah pembiayaan pokok dan bagian pendapatan/keuntungan yang menjadi hak BANK sampai lunas sesuai dengan Nisbah Bagi Hasil sebagaimana ditetapkan pada pasal 5 menurut jadwal pembayaran sebagaimana ditetapkan sesuai Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan, yang merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dari Akad ini.
- Setiap pembayaran kembali oleh NASABAH kepada BANK atas Pembiayaan yang difasilitasi BANK
dilakukan di Kantor BANK atau di tempat lain yang ditunjuk BANK, atau dilakukan melalui rekening yang dibuka oleh dan atas nama NASABAH di BANK.
- Dalam hal pembayaran dilakukan melalui rekening NASABAH di BANK, maka dengan ini NASABAH
memberi kuasa yang tidak dapat berakhir karena sebab–sebab yang ditentukan dalam pasal 1813 Kitab Undang–Undang Hukum Perdata kepada BANK untuk mendebet rekening NASABAH guna membayar/melunasi kewajiban NASABAH kepada BANK.
- Apabila NASABAH membayar kembali atau melunasi Pembiayaan yang difasilitasi oleh BANK lebih
awal dari waktu yang diperjanjikan, maka tidak berarti pembayaran tersebut akan menghapus atau mengurangi bagian dari pendapatan/keuntungan yang menjadi hak BANK sebagaimana telah ditetapkan dalam Akad ini.
Pasal 7 BIAYA, POTONGAN DAN PAJAK
- NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menanggung segala biaya yang
diperlukan berkenaan dengan pelaksanaan Akad ini, termasuk jasa Notaris dan jasa lainnya, sepanjang hal itu diberitahukan BANK kepada NASABAH sebelum ditandatanganinya Akad ini, dan NASABAH menyatakan persetujuannya.
- Setiap pembayaran kembali/pelunasan NASABAH sehubungan dengan Akad ini dan Akad lainnya
yang mengikat NASABAH dan BANK, dilakukan oleh NASABAH kepada BANK tanpa potongan, pungutan, pajak dan/atau biaya–biaya lainnya, kecuali jika potongan tersebut diharuskan berdasarkan peraturan perundang–undangan yang berlaku.
- NASABAH berjanji dengan ini mengikatkan diri, bahwa terhadap setiap potongan yang diharuskan
oleh peraturan perundang–undangan yang berlaku, akan dilakukan pembayaran oleh NASABAH melaui BANK.
Pasal 8 JAMINAN
Untuk menjamin tertibnya pembayaran kembali/pelunasan Pembiayaan tepat pada waktu dan jumlah yang telah disepakati kedua belah pihak berdasar Akad ini, maka NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menyerahkan jaminan dan membuat pengikatan jaminan kepada BANK sesuai dengan peraturan
5/8
perundang–undangan yang berlaku, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Akad ini. Jenis jaminan yang diserahkan adalah berupa :
- Surat Pernyataan dan kuasa dari anggota kepada koperasi untuk melakukan pemotongan gaji, menahan (memblokir) hak-hak kepegawaian dan mengalihkan hak-hak tersebut kepada BANK di tingkat preferensi pertama guna menjamin kepentingan BANK berkaitan dengan pemberian fasilitas pembiayaan kepada pegawai NASABAH yang menjadi anggota NASABAH.
- Surat Pernyataan dari Bagian Penggajian/Payroll NASABAH yang menyatakan bertanggungjawab untuk melakukan pemotongan gaji di setiap bulannya terhadap pegawai yang memiliki fasilitas pembiayaan dari NASABAH dan menahanan (memblokir) hak-hak kepegawaian dan pengalihan hak-hak tersebut kepada BANK di tingkat preferensi pertama guna menjamin kepentingan BANK berkaitan dengan pemberian fasilitas pembiayaan kepada pegawai NASABAH yang menjadi anggota NASABAH
- Surat Pernyataan dari NASABAH bahwa NASABAH menjamin kelancaran pembayaran angsuran atas nama-nama anggota yang dimutasi ke unit lain di dalam kota atau di luar kota.
- Perlindungan asuransi penjaminan
Pasal 9 KEWAJIBAN NASABAH
Sehubungan dengan fasilitas Pembiayaan oleh BANK kepada NASABAH berdasarkan Akad ini, NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk : - mengembalikan seluruh jumlah pokok Pembiayaan berikut bagian dari pendapatan/keuntungan
BANK sesuai dengan Nisbah pada saat jatuh tempo sebagaimana ditetapkan pada Berita Acara yang dilekatkan pada dan karenanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Akad ini.
- memberitahukan secara tertulis kepada BANK dalam hal terjadinya perubahan yang menyangkut
NASABAH maupun usahanya. - melakukan pembayaran atas semua tagihan dari pihak ketiga melalui rekening NASABAH di BANK. - membebaskan seluruh harta kekayaan milik NASABAH dari beban penjaminan terhadap pihak lain,
kecuali penjaminan bagi kepentingan BANK berdasarkan Akad ini. - mengelola dan menyelenggarakan pembukuan atas Pembiayaan secara jujur dan benar dengan itikat
baik dalam pembukuan tersendiri. - menyerahkan kepada BANK perhitungan usahanya yang difasilitasi Pembiayaannya berdasarkan yang
ditetapkan dalam Pasal 5 Akad ini. - menyerahkan kepada BANK setiap dokumen, bahan–bahan dan/atau keterangan–keterangan yang
diminta BANK kepada NASABAH. - menjalankan usahanya menurut ketentuan–ketentuan, atau setidak–tidaknya, tidak menyimpang
atau bertentangan dengan prinsip–prinsip Syari’ah.
Pasal 10 PERNYATAAN DAN PENGAKUAN NASABAH
NASABAH dengan ini menyatakan pengakuan dengan sebenar–benarnya serta menjamin kepada BANK, sebagaimana BANK menerima pernyataan dan pengakuan NASABAH, bahwa : - NASABAH adalah Badan Usaha yang tunduk pada hukum Negara Republik Indonesia ; - pada saat ditandatanganinya Akad ini, NASABAH tidak sedang mengalihkan, menjaminkan dan/atau
memberi kuasa kepada orang lain untuk mengalihkan dan/atau menjaminkan atas sebagian atau seluruh dari hartanya, termasuk dan tidak terbatas pada piutang dan/atau claim asuransi, tidak dalam keadaan berselisih, bersengketa, gugat–menggugat di muka atau di luar lembaga peradilan atau arbitrase, berutang pada pihak lain, diselidik atau dituntut oleh pihak yang berwajib, baik pada saat ini atau pun dalam masa penundaan, yang dapat mempengaruhi aset, keadaan keuangan, dan/atau mengganggu jalannya usaha NASABAH ;
6/8
- NASABAH memiliki semua perizinan yang berlaku untuk menjalankan usahanya ; - orang–orang yang bertindak untuk dan atas nama serta mewakili dan/atau yang diberi kuasa oleh
NASABAH adalah sah dan berwenang, serta tidak dalam tekanan atau paksaan dari pihak manapun ; - NASABAH mengizinkan BANK pada saat ini dan untuk selanjutnya selama berlangsungnya Akad, untuk
memasuki tempat usaha dan tempat–tempat lain yang berkaitan dengan usaha NASABAH, mengadakan pemeriksaan terhadap pembukuan, catatan–catatan, transaksi, dan/atau kegiatan lainnya yang berkaitan dengan usaha berdasarkan Akad ini, baik langsung maupun tidak langsung.
Pasal 11 CEDERA JANJI
Menyimpang dari ketentuan dalam pasal 3 Akad ini, BANK berhak untuk menuntut/menagih pembayaran dari NASABAH dan/atau siapa pun juga yang memperoleh hak darinya, atas sebagian atau seluruh jumlah kewajiban NASABAH kepada BANK berdasarkan Akad ini, untuk dibayar dengan seketika dan sekaligus, tanpa diperlukan adanya surat pemberitahuan, surat teguran, atau surat lainnya, apabila terjadi salah satu hal atau peristiwa tersebut dibawah ini : - NASABAH tidak melaksanakan pembayaran atas kewajibannya kepada BANK sesuai dengan saat yang
ditetapkan dalam Pasal 3 dan Pasal 5 Akad ini ; - dokumen, surat–surat bukti kepemilikan atau hak lainnya atas barang– barang yang dijadikan jaminan,
dan/atau pernyataan pengakuan sebagaimana tersebut pada Pasal 10 Akad ini ternyata palsu atau tidak benar isinya, dan/atau NASABAH melakukan perbuatan yang melanggar atau bertentangan dengan salah satu hal yang ditentukan dalam Pasal 9 dan/atau Pasal 12 Akad ini ;
- Sebagian atau seluruh harta kekayaan NASABAH disita oleh pengadilan atau pihak yang berwajib ; - NASABAH berkelakuan sebagai pemboros, pemabuk, ditaruh dibawah pengampuan, dalam keadaan
insolvensi, dinyatakan pailit, atau dilikuidasi.
Pasal 12 PELANGGARAN
NASABAH dianggap telah melanggar syarat–syarat Akad ini bila terbukti NASABAH melakukan salah satu dari perbuatan–perbuatan atau lebih sebagai berikut : - menggunakan Pembiayaan yang diberikan BANK di luar tujuan atau rencana kerja yang telah mendapat
persetujuan tertulis dari BANK ; - melakukan pengalihan usaha dengan cara apa pun, termasuk dan tidak terbatas pada melakukan
penggabungan, konsolidasi, dan/atau akuisisi dengan pihak lain ; - menjalankan usahanya tidak sesuai dengan ketentuan teknis yang diharuskan BANK ; - melakukan pendaftaran untuk memohon dinyatakan pailit oleh Pengadilan ; - lalai tidak memenuhi kewajibannya terhadap pihak lain ; - menolak atau menghalang–halangi BANK dalam melakukan pengawasan dan/atau pemeriksaan
sebagaimana diatur dalam Pasal 13.
Pasal 13 PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
BANK atau Kuasanya berhak untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas pembukuan dan jalannya pengelolaan usaha yang difasilitasi Pembiayaan oleh BANK berdasarkan Akad ini, serta hal–hal lain yang
7/8
berkaitan langsung atau tidak langsung dengannya, termasuk dan tidak terbatas pada pembuat photo copynya.
Pasal 14 ASURANSI
NASABAH berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk menutup asuransi berdasar Syari’ah atas bebannya terhadap seluruh barang yang menjadi jaminan bagi Pembiayaan berdasar Akad ini, pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh BANK, dengan menunjuk dan menetapkan BANK sebagai pihak yang berhak menerima pembayaran claim asuransi tersebut (banker’s clause).
Pasal 15 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
- Apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami atau menafsirkan bagian-bagian dari isi, atau terjadi perselisihan dalam melaksanakan Perjanjian ini, maka NASABAH dan BANK akan berusaha untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.
- Apabila usaha menyelesaikan perbedaan pendapat atau perselisihan melalui musyawarah untuk
mufakat tidak menghasilkan keputusan yang disepakati oleh kedua belah pihak, maka dengan ini NASABAH dan BANK sepakat untuk menunjuk dan menetapkan serta memberi kuasa kepada Pengadilan Negeri Tangerang untuk memberikan putusannya, menurut tata cara dan prosedur pengadilan yang ditetapkan oleh dan berlaku di badan tersebut.
Pasal 16 LAIN-LAIN
Akad Pembiayaan al-Mudharabah ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan akad induk (Wa’ad) No. 12 tanggal 22 Juli 2010, dihadapan Notaris Ida Noerfatamah, SH.
Pasal 17 PEMBERITAHUAN
Setiap pemberitahuan dan komunikasi sehubungan dengan Akad ini dianggap telah disampaikan secara baik dan sah, apabila dikirim dengan surat tercatat atau disampaikan secara pribadi dengan tanda terima ke alamat di bawah ini : NASABAH : XXXX
A l a m a t : XXXX Telpon : XXXX B A N K : PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BINTARO A l a m a t : BTC Blok A1 No. 8, Pusat Kawasan Niaga Bintaro Jaya Sekt VII, Jln. Jend,
Sudirman Tangerang. 15224 Telepon : 021-7450120
Pasal 18 PENUTUP
- Apabila ada hal–hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Akad ini, maka NASABAH dan BANK
akan mengaturnya bersama secara musyawarah untuk mufakat untuk suatu Addendum.
8/8
- Tiap Addendum dari Akad ini, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam Akad ini. - Surat Akad ini dibuat dan ditandatangani oleh NASABAH dan BANK di atas kertas yang bermaterai
cukup dalam rangkap 2 (dua) yang masing– masing berlaku sebagai aslinya.
PT BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG BINTARO
Reinaldy F. Anwar Kepala Cabang
Menyetujui, KOPKAR XXX
XXXX XXXX Ketua Bendahara XXXX XXXX Bendahara 2 Bendahara II