Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

55

Transcript of Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Page 1: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional
Page 2: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Waktu : 6 x 45 MenitWaktu : 6 x 45 Menit(Keseluruhan KD)(Keseluruhan KD)

Standar Standar Kompetensi Kompetensi ::Menampilkan Menampilkan sikap positif ter-sikap positif ter-hadap sistem hu-hadap sistem hu-kum dan pera-kum dan pera-dilan nasionaldilan nasional

Kompetensi Dasar :Kompetensi Dasar :2.1. 2.1. Mendeskripsikan Mendeskripsikan pengertian sistem pengertian sistem hukum dan peradilan nasional.hukum dan peradilan nasional.2.2. Menganalisis peranan lembaga-2.2. Menganalisis peranan lembaga- lembaga peradilan.lembaga peradilan.2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai de-2.3. Menunjukkan sikap yang sesuai de- ngan ketentuan hukum yang berlakungan ketentuan hukum yang berlaku2.4. Menganalisis upaya pemberantasan 2.4. Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesiakorupsi di Indonesia2.5. Menampilkan peran serta dalam upaya 2.5. Menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. pemberantasan korupsi di Indonesia.

Page 3: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Waktu : 4 x 45 MenitWaktu : 4 x 45 Menit

Standar Kompetensi :Standar Kompetensi :Menampilkan sikap positif Menampilkan sikap positif

terhadap sistem hukum dan terhadap sistem hukum dan peradilan nasionalperadilan nasional

Kompetensi Dasar :Kompetensi Dasar :2.1. 2.1. Mendeskripsikan Mendeskripsikan penger-penger- t ian sistem hukum dan t ian sistem hukum dan peradilan nasional.peradilan nasional.

Page 4: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

(Indikator)(Indikator)Hasil Yang Diharapkan :Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian sistem, Menguraikan pengertian sistem, hukum dan sistem hukum.hukum dan sistem hukum.

Mendeskripsikan tujuan hukum dan Mendeskripsikan tujuan hukum dan sumber hukum.sumber hukum.

Menganalisis penggolongan hukum dan Menganalisis penggolongan hukum dan sanksi hukum sanksi hukum

Menganalisis sistem peradilan nasional.Menganalisis sistem peradilan nasional.

Page 5: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Sistem HukumSistem Hukum

SistemSistem

Hukum Hukum

1.1. Mr. E.M. MeyersMr. E.M. Meyers2.2. E. Utrecht, SHE. Utrecht, SH3.3. S.M Amin, SH. dllS.M Amin, SH. dll

Penggolongan Penggolongan HukumHukum

Peradilan NasionalPeradilan Nasional

1.1. WujudWujud2.2. RuangRuang3.3. WaktuWaktu4.4. PribadiPribadi5.5. IsiIsi6.6. Tugas & FungsiTugas & Fungsi

SISTEM SISTEM HUKUM DAN HUKUM DAN PERADILAN PERADILAN NASIONALNASIONAL

Sumber HukumSumber Hukum

1.1. Undang-undangUndang-undang2.2. KebiasaanKebiasaan3.3. YurisprudensiYurisprudensi4.4. TraktatTraktat5.5. DoktrinDoktrin

1.1. P. UmumP. Umum2.2. P. AgamaP. Agama3.3. P. MiliterP. Militer4.4. P. T. Ush NegaraP. T. Ush Negara5.5. M. KonstitusiM. Konstitusi

Tujuan Hukum Tujuan Hukum

Page 6: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang mengandung arti susunan kesatuan-kesatuan yang

masing-masing tidak berdir i sendiri-sendiri, tetapi masing-masing tidak berdir i sendiri-sendiri, tetapi berfungsi membentuk kesatuan secara keseluruhan.berfungsi membentuk kesatuan secara keseluruhan.

1.1. Sistem Hukum & Peradilan InternasionalSistem Hukum & Peradilan Internasional

a.a. Pengertian SistemPengertian Sistem

Unsur-unsur dalam sistem Unsur-unsur dalam sistem mencakup :mencakup :

• Seperangkat komponen, elemen, bagian.Seperangkat komponen, elemen, bagian.• Saling berkaitan dan tergantung.Saling berkaitan dan tergantung.• Kesatuan yang terintergrasi.Kesatuan yang terintergrasi.• Memiliki peranan dan tujuan tertentu.Memiliki peranan dan tujuan tertentu.• Interaksi antar sistem membentuk sistem lain Interaksi antar sistem membentuk sistem lain

yang lebih besar.yang lebih besar.

Page 7: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

b. Pengert ian Hukum

1.1. Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan Prof. Mr. E.M. Meyers, hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat, dan menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam menjadi pedoman bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.melaksanakan tugasnya.

2.2. Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota Leon Duguit, hukum adalah aturan tingkah laku anggota masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama & yang pelanggaran jaminan dari kepentingan bersama & yang pelanggaran terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama terhadap pelakunya.terhadap pelakunya.

3.3. Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan Drs. E. Utrecht, S.H., hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata peraturan (perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karenya harus ditaati oleh tertib suatu masyarakat dan karenya harus ditaati oleh masyarakat itu.masyarakat itu.

Page 8: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Unsur-unsur Dalam Pengertian Unsur-unsur Dalam Pengertian Hukum :Hukum :

• Peraturan mengenai t ingkah laku manusia Peraturan mengenai t ingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat ;dalam pergaulan masyarakat ;

• Peraturan itu diadakan oleh badan-badan Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwenang; resmi yang berwenang;

• Peraturan itu bersifat memaksa;danPeraturan itu bersifat memaksa;dan• Adanya sanksi yang tegas terhadap Adanya sanksi yang tegas terhadap

pelanggaran peraturan tersebut.pelanggaran peraturan tersebut.Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah Bertolak dari pengertian sistem & hukum yang telah

dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum dikemukakan di atas, yang dimaksudkan dengan sistem hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu negara

tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.tertentu yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.

Page 9: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

c.c. Tujuan HukumTujuan Hukum

No

Tokoh/ Pakar Pendapat Yang Dikemukakan

1. Subekti, S.H. Hukum itu mengabdi pada tujuan negara, yang mendatangkan atau ingin mencapai kemakmu-ran dan kebahagiaan pada rakyatnya.

2. Van Apeeldoorn

Mengatur pergaulan oleh hukum dengan melin-dungi kepentingan-kepentingan hukum manusia tertentu, (kehormatan, kemerdekaan j iwa, harta benda) dari pihak yang merugikan.

3. Y. Van Kant Tujuan hukum adalah untuk menjaga agar kepentingan tiap-tiap manusia t idak diganggu.

4. Geny Hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan. Sebagai unsur keadilan, ada kepenti-ngan daya guna dan kemanfaatan.

Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa. Tujuan dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb :dibuatnya hukum menurut sebagian pakar adalah sbb :

Page 10: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan Sumber hukum adalah segala yang menimbulkan aturan yang mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang mempu-nyai kekuatan memaksa, yakni aturan-aturan yang pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. yang pelanggarannya dikenai sanki yang tegas dan nyata. Sumber hukum dibedakan antara sumber hukum “material” Sumber hukum dibedakan antara sumber hukum “material” dan sumber hukum “formal” . dan sumber hukum “formal” .

d.d. Sumber HukumSumber Hukum

Macam-macam Sumber Macam-macam Sumber Hukum : Hukum :

1.1. Undang-undang, Undang-undang,

2.2. Traktat, Traktat,

3.3. Kebiasaan (hk tidak tertulis), Kebiasaan (hk tidak tertulis),

4.4. Doktrin, dan Doktrin, dan

5.5. Yurisprudensi,Yurisprudensi,

Page 11: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, merupakan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, merupakan pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata pedoman pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata urutan peraturan perundang-undangan Indonesia adalah urutan peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagai berikut :sebagai berikut :1.1. Undang-undang Dasar 1945 ; Undang-undang Dasar 1945 ; 2.2. Ketetapan MPR-RI ; Ketetapan MPR-RI ; 3.3. Undang-undang ;Undang-undang ;4.4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

(Perpu) ;(Perpu) ;5.5. Peraturan Pemerintah ;Peraturan Pemerintah ;6.6. Keputusan Presiden ; danKeputusan Presiden ; dan7.7. Peraturan Daerah.Peraturan Daerah.

Tata Urutan Peraturan Perundang-Tata Urutan Peraturan Perundang-undanganundangan

(TAP MPR No. III/MPR/2003)(TAP MPR No. III/MPR/2003)

Page 12: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

1.1. Tuliskan pengertian hukum berdasarkan pendapat para ahli yang Tuliskan pengertian hukum berdasarkan pendapat para ahli yang anda ketahui dan berikan intisari pendapatnya ! anda ketahui dan berikan intisari pendapatnya !

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Sistem Hukum, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan sbb :

2.2. Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu Hukum mempunyai sifat mengatur dan memaksa, oleh sebab itu perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. !perlu dibuat tujuan hukum. Berikan pendapat dari tokoh ybs. !

Prof. Subekti, S.H. Prov. Y. Van Kant

Penugasan Praktik KewarganegaraanPenugasan Praktik Kewarganegaraan 1

NoNo Tokoh HukumTokoh Hukum Intisari PendapatIntisari Pendapat

11 …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………

22 …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………

33 …………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………

3.3. Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di Berikan tanggapan penjelasan, mengapa setiap warga negara di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara harus berpedoman pada hukum/aturan ! ................................................................................pada hukum/aturan ! ................................................................................

Page 13: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

e.e. Penggolongan HukumPenggolongan Hukum

Hukum

WujudTertilis

Tidak Tertulis

Ruang

Waktu

Pribadi

Lokal

Nasional

InternasionalIus Contitutum

Ius Contituendum

Hkm Antar Waktu Waktu

Satu Golongan

Semua GolonganAntar Gol.

I s i

Publik

Privat/Perdata

Hk. Tata NegaraHk. Adm. NegaraHk. Pidana

Hk. Acara Hk. Perorangn

Hk. Keluarga

Hk. Kekayaan

Hk. WarisTugas

dan Fungsi

Material

FormalPidana Formal

Perdata Formal

Page 14: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

f.f. Sanksi HukumSanksi Hukum

Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 Macam-macam sanksi Pidana (Pasal 10 KUHP) :KUHP) :

1.1. Hukuman Pokok, yang terdiri dari :Hukuman Pokok, yang terdiri dari : a. Hukuman Matia. Hukuman Mati b. Hukuman Penjara, yang terdir i dari :b. Hukuman Penjara, yang terdir i dari :

1) Hukuman seumur hidup1) Hukuman seumur hidup 2) Hukuman sementara waktu (setinggi-2) Hukuman sementara waktu (setinggi-

t ingginya 20 tahun dan tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun)sekurang-kurangnya 1 tahun)

c. Hukuman Kurungan (setinggi-t ingginya 1 tahun c. Hukuman Kurungan (setinggi-t ingginya 1 tahun dan sekurang-dan sekurang-

kurangnya 1 hari).kurangnya 1 hari).2.2. Hukuman Tambahan, yang terdir i dari :Hukuman Tambahan, yang terdir i dari :

a. Pencabutan hak-hak tertentu.a. Pencabutan hak-hak tertentu.b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.b. Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu.c. Pengumuman keputusan hakim.c. Pengumuman keputusan hakim.

Page 15: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

BERDA-BERDA-SARKAN SARKAN

ISIISI

Hukum PidanaHukum Pidana , pelanggar hukum pada , pelanggar hukum pada umumnya segera disikapi oleh pengadilan umumnya segera disikapi oleh pengadilan setelah menerima berkas polisi yg setelah menerima berkas polisi yg mengadakan penyelidikan dan penyidikan. mengadakan penyelidikan dan penyidikan. Tindakan Pidana (Tindakan Pidana ( delikdelik ) disengaja disebut ) disengaja disebut del ik doloesdelik doloes , & yg t idak sengaja disebut , & yg t idak sengaja disebut delik delik coelpacoelpa.

Hukum PerdataHukum Perdata , pelanggar hukum perdata baru , pelanggar hukum perdata baru dapat disikapi oleh pengadilan setelah ada dapat disikapi oleh pengadilan setelah ada pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan. Di pengaduan dari pihak yang merasa dirugikan. Di sini, ada pihak yg mengadu (sini, ada pihak yg mengadu ( penggugatpenggugat ) dan ) dan pihak yang diadukan (pihak yang diadukan ( tergugattergugat ).).

g.g. Perbedaan Hukum Pidana Dan PerdataPerbedaan Hukum Pidana Dan Perdata

Page 16: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Penugasan Praktik KewarganegaraanPenugasan Praktik Kewarganegaraan 1

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Penggolongan Hukum, Setelah mempelajari materi-materi tentang : Penggolongan Hukum, Sanksi Hukum dan Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata, Sanksi Hukum dan Perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan dilanjutkan Penugasan dengan menjawab pertanyaan atau pernyataan setelah menyimak wacana (hal 53 – 54) sebagai berikut :setelah menyimak wacana (hal 53 – 54) sebagai berikut :

1. Jelaskan, apa yang mendasari pemikiran penulis dengan judul “Hukuman Mati Bukan Solusi Tapi Problem” !

2. Menurut pendapat anda, sudah benarkah negara Indonesia menerapkan hukuman mati bagi mereka yang bersalah (sepert i terhadap kasus Tibo Cs. di Poso). Berikan alasan !

3. Tuliskan bagaimana proses peninjauan kembali (PK) oleh Mahkamah Agung dan pemberian grasi oleh Presiden !

4. Berikan tanggapan, bagaimana yang seharusnya dilakukan oleh Pengadilan di Indonesia dengan telah dirat if ikasinya penghor-matan terhadap hak asasi manusia terhadap kasus Tibo Cs. yang dihukum mati ! .

Page 17: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

h.h. Peradilan NasionalPeradilan Nasional

Pasal 1 UU No. 4/2004, bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA dan badan peradilan di bawahnya dalam lingkungan ; Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan

Mil iter, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.Mahkamah

Agung

Pengadilan Tinggi

Umum/Sipil

Pengadilan Tinggi

Pengadilan Tinggi Militer

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

Pengadilan Negeri

Umum/Sipil

Pengadilan Negeri

Pengadilan Militer

Pengadilan Tata Usaha Negara

Page 18: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Waktu : 2 x 45 MenitWaktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi :Standar Kompetensi :Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum

dan peradilan nasionaldan peradilan nasional

Kompetensi Dasar :Kompetensi Dasar :2.2. Menganalisis peranan 2.2. Menganalisis peranan lembaga-lembaga lembaga-lembaga PeradilanPeradilan2.3. Menunjukkan sikap yg 2.3. Menunjukkan sikap yg sesuai dengan keten- sesuai dengan keten- tuan hukum yg berlakutuan hukum yg berlaku

Page 19: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

(Indikator)(Indikator)Hasil Yang Diharapkan :Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA.Menguraikan fungsi pengadilan negeri, tinggi dan MA. Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan Mendeskripsikan tugas dan kewenangan pengadilan

negeri, tinggi dan MA.negeri, tinggi dan MA. Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah Menganalisis wewenang dan kewajiban Mahkamah

Konstitusi.Konstitusi. Mendeskripsikan Mendeskripsikan dengan memberi contoh bentuk dengan memberi contoh bentuk

sikap terbuka, objektif atau rasional, dan sikap terbuka, objektif atau rasional, dan mengutamakan kepentingan umummengutamakan kepentingan umum

Page 20: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Pengadilan Negeri Pengadilan Negeri

Pengadilan Tinggi Pengadilan Tinggi

Mahkamah AgungMahkamah Agung

Mahkamah KonstitusiMahkamah Konstitusi

Peranan Lembaga-Peranan Lembaga-Lembaga Lembaga PeradilanPeradilan

Fungsi

Tugas

WewenangFungsi

Tugas

Wewenang

Fungsi/Tugas

Wewenang

Kewajiban

Wewenang

Page 21: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

a.a. Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)Pengadilan Negeri (Tingkat Pertama)

Fungsi pengadilan negeri adalah memeriksa tentang sah atau tidaknya suatu penangkapan atau penaha-nan yg

diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya kpd Ketua Pengadilan dengan menyebutkan alasan-alasannya.

Tugas dan wewenang pengadilan negeri adalah memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata di t ingkat pertama.

Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu Tindak pidana yg pemeriksaannya hrs didahulukan, yaitu ::

Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian Korupsi, Terorisme, Narkotika/psikotropika, Pencucian uang, atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang uang, atau yang ditentukan oleh UU dan perkara yang

terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan terdakwanya berada di dalam Rumah Tahanan Negara.Negara.

2.2. Peranan Lembaga-lembaga PeradilanPeranan Lembaga-lembaga Peradilan

Page 22: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Tugas dan kewenangannya, mencakup :• Menyatakan sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,

penghentian penyelidikan, atau penghentian tuntutan.• Tentang ganti kerugian dan/atau rehabilitasi bagi seseorang yang

perkaranya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.• Memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang

hukum kepada instansi Pemerintah di daerahnya, apabila diminta.• Mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku

Hakim, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya.• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan dan menjaga

agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.• Memberikan teguran dan peringatan yg dipandang perlu dng tidak

mengurangi kebebasan Hakim dlm memeriksa & memutus perkara.• Melakukan pengawasan atas pekerjaan notaris di daerah

hukumnya, dan melaporkan hasil pengawasannya kepada Ketua Pengadilan Tinggi, Ketua Mahkamah Agung, dan Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya meliputi jabatan notaris.

Page 23: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

b.b. Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)Pengadilan Tinggi (Tingkat Kedua)

Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibukota Provinsi, dan daerah hukumnya meliputi wilayah Provinsi (Pengadilan

Tingkat Banding).

Fungsi Pengadilan Tinggi adalah.• Menjadi pemimpin bagi pengadilan-pengadilan Negeri di

dalam daerah hukumnya.• Melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan di

dalam daerah hukumnya dan menjaga supaya peradilan itu diselesaikan dengan seksama dan sewajarnya.

• Mengawasi dan menelit i perbuatan para hakim pengadilan negeri di daerah hukumnya.

• Untuk kepentingan negara dan keadilan, Pengadilan Tinggi dpt memberi peringatan, teguran, & petunjuk yg dipandang perlu kepada Pengadilan Negeri dalam daerah hukumnya.

Page 24: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Wewenang Pengadilan Tinggi adalah :• Mengadil i perkara yang diputus oleh Mengadil i perkara yang diputus oleh

pengadilan negeri dalam daerah hukumnya pengadilan negeri dalam daerah hukumnya yang dimintakan banding.yang dimintakan banding.

• Berwenang untuk memerintahkan pengiriman Berwenang untuk memerintahkan pengiriman berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk berkas-berkas perkara dan surat-surat untuk ditelit i dan memberi penilaian tentang ditelit i dan memberi penilaian tentang kecakapan dan kerajinan para hakim.kecakapan dan kerajinan para hakim.

Page 25: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi)3. Mahkamah Agung (Tingkat Kasasi)

Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban Daerah hukum MA meliputi seluruh Indonesia dan kewajiban utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-utamanya adalah melakukan pengawasan tertinggi atas tindakan-

tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan tindakan segala pengadilan lainnya diseluruh Indonesia, dan menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.menjaga/menjamin agar hukum dilaksanakan dengan sepatutnya.

Tugas atau Fungsi Mahkamah AgungTugas atau Fungsi Mahkamah Agung ::• Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di Melakukan pengawasan tertinggi thd penyelenggaraan peradilan di

semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman.semua lingkungan peradilan dlm menjalankan kekuasaan kehakiman.• Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku-Mengawasi tingkah laku dan perbuatan para Hakim disemua lingku-

ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya. ngan peradilan dalam menjalankan tugasnya. • Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim Mengawasi dengan cermat semua perbuatan-perbuatan para hakim

di semua lingkungan peradilan.di semua lingkungan peradilan.• Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi Untuk kepentingan negara dan keadilan Mahkamah Agung memberi

peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan peringatan, teguran, dan petunjuk yang dipandang perlu baik dengan surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.surat tersendiri, maupun dengan surat edaran.

Page 26: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Wewenang Mahkamah Agung :• Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, (terhadap

putusan Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir dari semua Lingkungan Peradilan),

• Memeriksa dan memutus sengketa tentang kewenangan mengadil i ,

• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap,

• Menguji secara materi i l hanya terhadap peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang,

• Meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua Lingkungan Peradilan,

• Memberi teguran, atau peringatan yang dipandang perlu kepada Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan, dengan tidak mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.

• Memeriksa dan memutus permohonan peninjauan kembali pada tingkat pertama dan terakhir atas putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Page 27: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Permohonan kasasi , dapat di lakukan dalam perkara :• Perdata• Pidana

Dalam hal kasasi, yg menjadi wewenang MA,dikarenakan :

• Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang,• Salah menerapkan atau karena melanggar hukum yang

berlaku,• Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh

peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.

Asas-asas penuntutan bagi Asas-asas penuntutan bagi seseorang yang dianggap seseorang yang dianggap bersalah, bersalah, • Asas OpportunitasAsas Opportunitas• Asas LegalitasAsas Legalitas

Page 28: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, Mahkamah Konstitusi sesuai UU No. 24/2003, memilikimemiliki

wewenang dan kewajiban :wewenang dan kewajiban :

• WewenangWewenang , mengadil i pada tingkat pertama dan , mengadil i pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa menguji UU terhadap UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselis ihan Pemilihan partai politik, dan memutus perselis ihan Pemilihan Umum.Umum.

• KewajibanKewajiban , , yaitu memberi putusan atas pendapat yaitu memberi putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.

d.d. Mahkamah KonstitusiMahkamah Konstitusi

Page 29: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Sikap TerbukaSikap Terbuka

Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan Contoh : Mau mengatakan benar atau salah, dan berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan berupaya selalu jujur dalam memahami ketentuan hukum.hukum.

Sikap Obyektif/RasionalSikap Obyektif/Rasional

Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam Contoh : sanggup menyatakan ya atau tidak dalam ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.ketentuan hukum dengan segala konsekuensinya.

Sikap Mengutamakan Kepentingan UmumSikap Mengutamakan Kepentingan Umum

Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil Contoh : Merelakan tanah atau bangunan diambil pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau pemerintah untuk kepentingan sarana jalan atau jembatan.jembatan.

e.e. Sikap Sesuai Ketentuan Hukum Sikap Sesuai Ketentuan Hukum

Page 30: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Penugasan Praktik KewarganegaraanPenugasan Praktik Kewarganegaraan 2

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Peradilan Nasional, lakukan Strategi Pembelajaran dengan Penugasan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) atau Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis.Langkah-langkah :1. Bentuk kelompok dengan anggotanya antara 3 – 4 orang.2. Diberikan “wacana” atau kliping sesuai dengan topik pem-

belajaran.3. Setiap kelompok bekerja sama saling membacakan &

menemukan ide pokok serta memberi tanggapan terhadap wacana/kliping, dan ditulis pada lembar kertas.

4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.5. Buatlah kesimpulan bersama.6. Penutup.

Page 31: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Waktu : 2 x 45 MenitWaktu : 2 x 45 Menit

Standar Kompetensi :Standar Kompetensi :Menampilkan sikap positif terhadap sistem Menampilkan sikap positif terhadap sistem

hukum dan peradilan nasionalhukum dan peradilan nasional

Kompetensi Dasar :Kompetensi Dasar :2.4. Menganalisis upaya pemberantasan 2.4. Menganalisis upaya pemberantasan korupsi di Indonesiakorupsi di Indonesia2.5. Menampilkan peran serta dalam 2.5. Menampilkan peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di upaya pemberantasan korupsi di IndonesiaIndonesia

Page 32: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

(Indikator)(Indikator)Hasil Yang Diharapkan :Hasil Yang Diharapkan :

Menguraikan pengertian korupsi dan persepsi Menguraikan pengertian korupsi dan persepsi masyarakat tentang korupsi.masyarakat tentang korupsi.

Menganalisis fenomena korupsi di Indonesia.Menganalisis fenomena korupsi di Indonesia. Mendeskripsikan upaya pemberantasan korupsi di Mendeskripsikan upaya pemberantasan korupsi di

Indonesia.Indonesia. Menampilkan sikap peran serta masyarakat dalam Menampilkan sikap peran serta masyarakat dalam

pemberantasan korupsi di Indonesia.pemberantasan korupsi di Indonesia.

Page 33: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Pengertian Korupsi Pengertian Korupsi

Gambaran Umum Korupsi Gambaran Umum Korupsi

Persepsi MasyarakatPersepsi Masyarakat

Peran Serta Upaya Peran Serta Upaya PemberantasanPemberantasan

Korupsi Korupsi DI DI

IndonesiaIndonesiaUpaya Pencegahan

Fenomena KorupsiFenomena Korupsi

Upaya Penindakan

Upaya Edukasi Masyarakat

Upaya Edukasi LSM

Page 34: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

a.a. Pengertian KorupsiPengertian Korupsi

Kata “Kata “korupsikorupsi” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara ” mrp penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain. atau perusahaan) dsb. untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau Perbuatan korupsi selalu mengandung unsur “penyelewengan” atau “ketidak jujuran”.“ketidak jujuran”.

Kolusi , adalah permufakatan atau kerja sama secara melawan hukum antar penyelenggaraan negara atau antara penyelenggara negara dan lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara.

Nepotisme , adalah setiap perbuatan

penyelenggara negara secara melawan hukum

yang menguntungkan kepentingan keluarga dan

atau kroninya di atas kepentingan masyarakat

bangsa dan negara.

3.3. Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi

Page 35: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan Pengertian Gratifikasi Menurut Penjelasan Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001 Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001

Pemberian dalam arti luasPemberian dalam arti luas , yakni meliputi , yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, t iket komisi, pinjaman tanpa bunga, t iket perjalanan,fasil i tas penginapan, perjalanan perjalanan,fasil i tas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasil i tas wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasil i tas lainnya. lainnya.

Gratif ikasi tersebut Gratif ikasi tersebut baik yang diterima di dalam baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negerinegeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektroniktanpa sarana elektronik ..

Pengecualian,Pengecualian, yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) :yaitu sesuai Pasal 12 C ayat (1) : Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 12B ayat (1) t idak berlaku, j ika Pasal 12B ayat (1) t idak berlaku, j ika penerima melaporkan gratif ikasi yang penerima melaporkan gratif ikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan diterimanya kepada Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tindak Pidana Korupsi.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 36: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

b.b. Gambaran Umum KorupsiGambaran Umum Korupsi

Tuntutan masyarakat untuk megakkan supremasi hukum dan pembe-rantasan KKN, dituangkan dalam TAP MPR No.IV/MPR/1999 dan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Beberapa contoh kasus :

Beberapa perusahaan dan pejabat Indonesia yang menerima suap dari perusahaan Jepang sehingga mampu memenangkan proyek milyaran yen (Media Indonesia, 15/10/1999),

Berdasarkan audit Price Waterhouse Cooper (PWC), terdapat in-efisiensi di Pertamina sejak 1 April 1996 s.d. 31 Maret 1998 sebesar US $ 6,1 milyar (Kompas, 20/7/1999).

Page 37: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

RankRank NegaraNegara IPKIPK RankRank NegaraNegara IPKIPK

11 FinlandiaFinlandia 9,79,7 4747 Korea SelatanKorea Selatan 4,54,5

22 New ZealandNew Zealand 9,69,6 5050 SurinameSuriname 4,34,3

33 DenmarkDenmark 9,59,5 6666 ThailandThailand 3,63,6

44 IslandiaIslandia 9,59,5 7070 SrilankaSrilanka 3,53,5

55 SingapuraSingapura 9,39,3 7171 ChinaChina 3,43,4

66 SwediaSwedia 9,29,2 7272 Saudi ArabiaSaudi Arabia 3,43,4

77 SwissSwiss 9,19,1 9292 IndiaIndia 2,82,8

88 NorwegiaNorwegia 8,98,9 103103 Papua N. GuineaPapua N. Guinea 2,62,6

99 AustraliaAustralia 8,88,8 104104 PhilipinaPhilipina 2,62,6

1616 HongkongHongkong 8,08,0 106106 VietnamVietnam 2,62,6

2424 JepangJepang 6,96,9 132132 PakistanPakistan 2,12,1

3030 Uni Emirat ArabUni Emirat Arab 6,16,1 137137 IndonesiaIndonesia 2,02,0

3535 TaiwanTaiwan 5,65,6 143143 MyanmarMyanmar 1,71,7

3939 MalaysiaMalaysia 5,05,0 145145 BangladeshBangladesh 1,51,5

Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2004 Transparency International

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 38: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

I j in-ij in usahaIjin-ij in usaha (ij in domisil i, i j in usaha, ij in (ij in domisil i, i j in usaha, ij in ekspor, angkut barang, ij in bongkar muat ekspor, angkut barang, ij in bongkar muat barang, dll.).barang, dll.).

PajakPajak (restitusi pajak, penghitungan pajak, (restitusi pajak, penghitungan pajak, dispensasi pajak).dispensasi pajak).

Pengadaan barang dan jasa pemerintahPengadaan barang dan jasa pemerintah (prosedur tender, penunjukan langsung, mark up (prosedur tender, penunjukan langsung, mark up dll.).dll.).

Proses pengeluaran dan pemasukan barang di Proses pengeluaran dan pemasukan barang di pelabuhanpelabuhan (bea cukai).(bea cukai).

Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, Pungutan liar oleh oknum polisi, imigrasi, tenaga kerja.tenaga kerja.

Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.Proses pembayaran termin proyek dari KPPN.

Praktek-praktek Korupsi Dalam Praktek-praktek Korupsi Dalam Urusan BisnisUrusan Bisnis

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 39: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Tidak kurang Tidak kurang dari 2,7 tr i l iun dari 2,7 tr i l iun

rupiah uang rupiah uang negara yang negara yang

dikorupsi pada dikorupsi pada tahun 2004 tahun 2004

(Lap. Cawu II (Lap. Cawu II ICW).ICW).

AKTOR PELAKU KORUPSIAKTOR PELAKU KORUPSIKorupsi pada Januari - Agustus Korupsi pada Januari - Agustus

20042004

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 40: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

1. Kelompok mahasiswa sering menanggapi masalah korupsi dengan protes-protes terbuka. Mereka sangat sensitif terhadap perbuatan korup dan yang merugikan negara dan masyarakat luas.

2. Pada umumnya, mereka masih memiliki idealisme tinggi dan berfikir jauh kedepan.

3. Kritik-kritik mahasiswa, pada umumnya karena faktor ketidak puasan dan kegelisahan psikologis (psychological insecurity). Tema-tema demonstrasi sering mengangkat permasalahan “penguasa yang korup” dan “derita rakyat”.

c.c. Persepsi Masyarakat Tentang KorupsiPersepsi Masyarakat Tentang Korupsi

Page 41: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

d.d. Fenomena Korupsi di IndonesiaFenomena Korupsi di Indonesia

Pada kehidupan masyarakat yang mengalami Pada kehidupan masyarakat yang mengalami proses perubahan, selalu muncul kelompok­proses perubahan, selalu muncul kelompok­kelompok sosial baru yang ingin berpart isipasi kelompok sosial baru yang ingin berpart isipasi dalam bidang polit ik, namun sesungguhnya dalam bidang polit ik, namun sesungguhnya banyak diantara mereka yang t idak mampu. banyak diantara mereka yang t idak mampu.

Di lembaga-lembaga polit ik, Di lembaga-lembaga polit ik, mereka (mereka ( polit ikus instanpolit ikus instan ) sering ) sering hanya ingin memuaskan ambisi hanya ingin memuaskan ambisi

pribadinya dengan dalih pribadinya dengan dalih “kepentingan rakyat”. Tapi t idak “kepentingan rakyat”. Tapi t idak

jarang diantara mereka sering jarang diantara mereka sering terjebak pada ambisi pribadi dan terjebak pada ambisi pribadi dan kepentingan kelompok tertentu. kepentingan kelompok tertentu.

Page 42: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut :Sebagai akibatnya, terjadilah hal-hal berikut :• Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan Munculnya “oknum” pemimpin yang lebih mengedepankan

kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum, kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum, sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan. Lembaga-sehingga kesejahteraan umum mudah dikorbankan. Lembaga-lembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum lembaga politik cenderung dimanipulir oleh oknum-oknum pemimpinnya. pemimpinnya.

• Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik” kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai “obyek politik” dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi dalam bentuk keuntungan materiil, sehingga terjadi “kehampaan motivasi perjuangan”. “kehampaan motivasi perjuangan”.

• Terjadilah Terjadilah erosi loyalitas erosi loyalitas kepada bangsa dan negara, karena kepada bangsa dan negara, karena lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan lebih menonjolkan dorongan pemupukan harta kekayaan dan kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang kekuasaan. Jadi, mulailah penampilan pola tingkah laku yang korup.korup.

Page 43: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Penyebab Utama Korupsi di IndonesiaPenyebab Utama Korupsi di Indonesia

Lemahnya komitmen dan Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan konsistensi penegakan hukum;hukum;

Rendahnya integritas dan Rendahnya integritas dan profesio-nalisme ;profesio-nalisme ;

Adanya peluang di Adanya peluang di l ingkungan kerja, karena l ingkungan kerja, karena jabatan dan l ingkungan jabatan dan l ingkungan masyarakat; masyarakat;

Merasa selalu kurang Merasa selalu kurang dalam memperoleh dalam memperoleh penghasilan (gaji PNS);penghasilan (gaji PNS);

Sikap yang tamak, lemah Sikap yang tamak, lemah iman, kejujuran dan rasa iman, kejujuran dan rasa malu. malu.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Dorongan

Kesempatan Rasionalisasi

Segitiga Korupsi

Page 44: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

e.e. Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi

1)1) Upaya Pencegahan, antara lain Upaya Pencegahan, antara lain : : Para pemimpin dan pejabat selalu dihimbau untuk

memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial yang tinggi.

Menanamkan aspirasi, semangat dan spiri t nasional yang posit if dengan mengutamakan kepentingan nasional, kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non formal dan pendidikan agama.

Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan prinsip achievement atau keterampilan teknis dan tidak lagi berdasarkan norma ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya nepotisme.

Page 45: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Rencana Aksi Nasional (RAN)Rencana Aksi Nasional (RAN)Pemberantasan KorupsiPemberantasan Korupsi

Pencanangan sebuah Rencana Aksi Nasional yang efektif, terpadu, dan menyeluruh (national integrity system) dalam mencegah dan memberantas korupsi dengan melibatkan seluruh komponen bangsa (masyarakat madani, swasta, eksekutif, legislatif, yudikatif, media dan pemuka agama)

RAN diharapkan dapat mengidentifikasi gap antara Konvensi PBB menentang Korupsi dan situasi dalam negeri saat ini.

Dalam pencanangan RAN pada tanggal 9 Desember 2004, Presiden mengeluarkan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 46: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

2)2) Upaya Penindakan, antara Upaya Penindakan, antara lain : lain : UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No. 30/2002 merupakan amanat dari UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi pasal 43 yang Tindak Pidana Korupsi pasal 43 yang mengatakan perlu dibentuk Komisi mengatakan perlu dibentuk Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi melalui Undang-Undang sehingga lahirlah melalui Undang-Undang sehingga lahirlah

…….…….

Page 47: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

a.a. Tahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang KasasiTahap Putusan Pengadilan Tipikor dan Sekarang Kasasi Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan Kasus pembelian tanah yang merugikan Keuangan

Negara Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag. Negara Rp10M lebih, atas nama Tersangka M.H. (Kabag. Keu Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekdit jen Hubla, Keu Ditjend Hubla) dan T.W. (mantan Sekdit jen Hubla, masing-masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara; masing-masing diputuskan 8 dan 7 tahun Penjara;

Tahap Penuntutan Tahap Penuntutan KPU (MWK)KPU (MWK)

a.a. Tahap PenyidikanTahap Penyidikan Kasus PLCC PertaminaKasus PLCC Pertamina Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan)Kasus di KPU (Buku Panduan, Asuransi Kecelakaan) Penjualan aset negara (indosat)Penjualan aset negara (indosat)

a.a. Dilimpahkan ke Kepolisian dan KejaksaanDilimpahkan ke Kepolisian dan Kejaksaanb.b. Dihentikan PenyelidikannyaDihentikan Penyelidikannyac.c. PendingPendingd.d. Tahap Penyelidikan – Pengumpulan alat buktiTahap Penyelidikan – Pengumpulan alat bukti

Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Strategi Penindakan Kasus Ditangani Sendiri Oleh KPK & Yang & Dil impahkanOleh KPK & Yang & Dil impahkan

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 48: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan Beberapa contoh penanganan kasus & penindakan yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK :yg sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK :• Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2

Merk Ple Rostov Rusia mil ik Pemda NAD (2004). Merk Ple Rostov Rusia mil ik Pemda NAD (2004). • Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD, Dugaan korupsi dalam pengadaan Buku dan Bacaan SD,

SLTP, yang dibiayai oleh SLTP, yang dibiayai oleh Bank DuniaBank Dunia (2004), (2004), • Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian Dugaan penyalahgunaan jabatan oleh Kepala Bagian

Keua-ngan Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian Keua-ngan Dirjen Perhubungan Laut dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp10 milyar tanah yang merugikan keuangan negara Rp10 milyar lebih. (2004),lebih. (2004),

• Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasil i tas Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasil i tas preshipmentpreshipment dan dan placementplacement deposito dari BI kepada PT deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui Bank BNI (2004).Texmaco Group melalui Bank BNI (2004).

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 49: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Kasus Pembelian Helikopter Kasus Pembelian Helikopter MI-2 merk PLC (Rusia) dgn MI-2 merk PLC (Rusia) dgn terdakwa A.P. (Gub. NAD).terdakwa A.P. (Gub. NAD).

PutusanPutusanPN = divonis 10 tahun, denda PN = divonis 10 tahun, denda

Rp 500 jt & membayar uang Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 3,683 Mpengganti Rp 3,683 M

PT = divonis 10 tahun, denda PT = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 3,683Mpengganti Rp 3,683M

MA = divonis 10 tahun, denda MA = divonis 10 tahun, denda Rp 500 jt & membayar uang Rp 500 jt & membayar uang pengganti Rp 6,4 Mpengganti Rp 6,4 M

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Contoh Contoh Kasus Kasus

Korupsi Korupsi Yang telah Yang telah diputuskan diputuskan PengadilanPengadilan

Page 50: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

3)3) Upaya Edukasi Masyarakat, antara Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain : lain : 1.1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan

partisipasi polit ik dan kontrol sosial, terkait dengan partisipasi polit ik dan kontrol sosial, terkait dengan kepentingan-kepentingan publik, kepentingan-kepentingan publik,

2.2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru akan merugikan masyarakat i tu sendiri, justru akan merugikan masyarakat i tu sendiri,

3.3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa, kecamatan dan seterusnya sampai t ingkat kecamatan dan seterusnya sampai t ingkat pusat/nasional, pusat/nasional,

4.4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-penyeleng-garaan pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya,aspek hukumnya,

5.5. Mampu memposisikan dir i sebagai subyek Mampu memposisikan dir i sebagai subyek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.luas.

Page 51: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

4)4) Upaya Edukasi Masyarakat, antara Upaya Edukasi Masyarakat, antara lain : lain :

Indonesia Corruption Watch atau disingkat ICW adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi untuk mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. ICW memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha-usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat/berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktek korupsi.

Transparency International (TI), adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik.

Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan Korupsi Global. Survei Tahun 2005, IPK Indonesia adalah 2,2, sejajar dengan Azerbaijan,

Kamerun, Etiopia, Irak dan Uzbekistan, Menurut hasil survei ini, Islandia adalah negara paling bebas korupsi.

Page 52: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

Makin meningkatnya beban Makin meningkatnya beban masyarakat akibat badan masyarakat akibat badan usaha milik Negara kurang usaha milik Negara kurang efisien dalam mengelola efisien dalam mengelola kebutuhan publik seperti kebutuhan publik seperti telekomunikasi, bahan telekomunikasi, bahan bakar minyak, l istrik dan bakar minyak, l istrik dan lain sebagainya.lain sebagainya.

Rendahnya kualitas Rendahnya kualitas pelayanan publik;pelayanan publik;

Rendahnya kualitas sarana Rendahnya kualitas sarana dan prasarana yang dan prasarana yang dibangun pemerintah, dibangun pemerintah,

Dampak Dampak Korupsi di Korupsi di IndonesiaIndonesia

Lanjutan ……………….Lanjutan ……………….

Page 53: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

SOAL ESSAY/URAIANSOAL ESSAY/URAIANJawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !

1.1. Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di Jelaskan perbedaan Hukum Pidana dan Hukum Perdata di t injau dari Proses Hukumnya !t injau dari Proses Hukumnya !

2.2. Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa Apakah yg dimaksud dengan Yurisprudensi. Mengapa keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi keputusan Hakim terdahulu dijadikan landasan hukum bagi Hakim dalam memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Hakim dalam memutuskan suatu perkara. Jelaskan Jawaban Anda !Anda !

3.3. Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan Mengapa suatu Perkara dilanjukan ke Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan Mahkamah Konstitusi. Hal apasajakah yang menyebabkan seseorang melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung !seseorang melakukan proses Kasasi di Mahkamah Agung !

4.4. Identif ikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan Identif ikasikan faktor-faktor apasajakah yang menyebabkan gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara !gejala korupsi tumbuh subur di dalam suatu negara !

5.5. Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh Sebutkan upaya apasajakah yang dapat dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak pemerintah maupun masyarakat dalam meminimalisir dampak korupsi di Indonesia !korupsi di Indonesia !

Page 54: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional

INQUIRIINQUIRI

Bagilah kelas anda ke dalam 8 kelompok. Masing-masing kelompok

terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian kerjakan tugas-tugas sebagai

berikut ! 1. Susunlah daftar pertanyaan terbuka (10 pertanyaan) dengan

topik bahasan sekitar perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan ketentuan hukum !

2. Tentukan sendir i lokasi atau tempat yang akan dijadikan obyek observasi dan wawancara (misalnya : sekitar pasar, sekolah, terminal atau masyarakat sekitar anada) !

3. Setelah wawancara, identif ikasikanlah perbuatan-perbuatan yang sesuai dan yang bertentangan dengan hukum !

4. Buatlah kesimpulan dari hasi l analisis kelompok anda, dan berikan tanggapan dengan berpedoman pada dua hal berikut :a. Cara meningkatkan kesadaran bagi masyarakat yang sudah

melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan hukum !b. Cara membina/menert ibkannya bagi masyarakat yang

masih melaksanakan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum !

Page 55: Kelas X : Bab II Sistem hukum dan peradilan nasional