Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua
-
Upload
enrico-esbianto-syahputra -
Category
Documents
-
view
68 -
download
2
Transcript of Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua
Pengaruh Usia Terhadap Sistem Muskuloskeletal
Jodie Josephine Jonazh
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak
Tulang, terdiri atas sel, serat, dan substansi dasar, namun berebeda dari yang lain, komponen ekstraselnya mengapur, menjadi substansi keras yang cocok untuk fungsi penyokong dan pelindung kerangka. Tulang berupa penyokong intern tubuh dan menyesuaikan tempat tambatan bagi otot dan tendo yang penting untuk daya gerak. Kasus yang sering terjadi adalah keluhan sakit dan nyeri pada daerah lutut saat berjalan semakin bertambahnya usia sesorang yang dimungkinkan karena sebuah gangguan di dalam tulang. Gangguan metabolisme tulang ada dua tipe, yang pertama adalah pembentukan tulang berlebihan dan yang kedua adalah pembentukan tulang kurang seperti gangguan mineralisasi tulang (osteomalasia), gangguan pembentukan matriks (osteoporosis) sehingga tulang rapuh dan mudah terjadi fraktur tulang . Beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan tulang tersebut, antara lain adalah jumlah vitamin dan mineral, faktor gender, faktor hormonal dan faktor usia.
Kata Kunci: gangguan metabolisme tulang, kesehatan tulang, faktor usia.
Effect of Age Against the Musculoskeletal System
Jodie Josephine Jonazh
Krida Wacana Christian University Medical Student
Abstract
Bone, made up of cells, fibers, and basic substance, but differs ofanother, calcifying extracellular components, a hard substance that is suitable for ancillary functions and protective framework. The bones of the body and adjust internal advocates berth for muscle and tendon is essential to the function of motion. Often cases are complaints of pain in the kneewhen walking in older people,which is possible due to a disruptionin the bone. Bone metabolism disorders there are two types, the first is theexcessive bone formation and the second is a disorder of less boneformation of bone mineralization (osteomalacia), impaired formation of the matrix (osteoporosis) so that the bones become brittle and prone to fracture. Some of the factors that influence bone healthisthe amount of vitamins nd minerals, age, hormone and gender.
Key words: bone metabolism disorder, bone health, age factor.
Jodie Josephine Jonazh, NIM: 102011186, Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana,
Jalan Arjuna Utara, [email protected].
Pendahuluan
Tulang merupakan bagian dari tubuh kita yang sangat penting sebagai penyokong tubuh dan
pelindung organ dalam. Saat muda, pembentukan sel tulang baru lebih cepat daripada
penghancuran tulang tua sehingga kepadatan tulang masih terjaga. Setelah usia 35 tahun yang
terjadi penghancuran sel tulang tua lebih cepat daripada pembentukan sel tulang baru.
Dalam kasus, terdapat seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan sakit dan nyeri pada lutut kanan saat berjalan. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik
dan radiologi, dokter menyatakan ia menderita osteoporosis.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan tulang, antara lain adalah jumlah
vitamin dan mineral, faktor gender, faktor hormonal dan faktor usia. Di dalam makalah ini
akan dijelaskan lebih lanjut tentang metabolisme tulang dan sistem muskuloskeletal dimana
akan terlihat pengaruh dari faktor tersebut.
Osteologi
Osteologi merupakan bagian dari ilmu urai yang membahas struktur, bentuk dan
pertumbuhan tulang. Susunan tulang yang membentuk rangka keras dari seekor hewan
dinamakan skeleton.
Fungsi dari skeleton dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sebagai alat penunjang tubuh.
2. Sebagai alat gerak yang pasif.
3. Untuk melindungi organ tubuh yang lunak dan mudah rusak.
4. Untuk member bentuk kepada tubuh hewan.
5. Sebagai tempat pembuatan unsure- unsure darah.
Pengetahuan yang baik mengenai tulang merupakan syarat penting untuk dapat mengerti
hubungan antara berbagai tenunan dan organ tubuh. Skeleton merupakan titik penunjuk yang
baik untuk penetapan tempat dan penguraian tenunan tubuh yang lunak seperti otot dan
organ- organ yang lunak didalam tubuh.
Penggolongan bentuk bentuk tulang :
1. Ossa longa ( tulang panjang ): Bentuknya silindris, panjang dengan kedua ujung
membesar. Bagian tengah yang silindris dinamakan corpus ( diaphyse ), sedangkan
kedua ujungnya extremitates ( epiphyse ). Ossa longa terdapat pada tulang- tulang
kaki dan bertugas sebagai alat pengumpil atau alat penunjang tubuh.
2. Ossa plana ( tulang pipih ): Bentuknya pipih, bertugas untuk melindungi bagian tubuh
yang lunak seperti otak, jantung dan paru- paru.
3. Ossa brevia ( tulang pendek ): Tulang- tulang ini mempunyai panjang, tinggi dan
lebar yang hampir sama. Fungsinya adalah untuk mencegah benturan atau untuk
mengurangi pergeseran dan perubahan arah dari tendon.
4. Ossa irregularia ( tulang berbentuk tak teratur ): Kelompok tulang ini berbentuk tak
teratur.
Skeleton atau kerangka tubuh dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pertama caput dan
truncus, bagian kedua extermitas superior, dan bagian ketiga extermitas inferior. Caput dan
truncus meliputi ossa cranii atau tulang-tulang pembentuk tengkorak yang berjumlah 29
tulang, columna vertebralis atau tulang belakang yang berjumlah 31-35 tulang, dan skeleton
thoracis atau tulang dada yang berjumlah 25 tulang terdiri dari sternum dan 12 pasang costae
atau iga. Extermitas superior atau ossa membri superioris meliputi cingulum membri
superioris yang terdiri atas clavivula dan scapula, dan pars libera membri superioris yang
terdiri atas humerus, radius, ulna, ossa carpi, ossa metacarpi, dan ossa digitorium.
Extermitas inferior atau ossa membri inferioris meliputi cingulum membri inferioris yang
terdiri atas os sacrum dan os coxae, dan pars libera membri inferioris yang terdiri atas femur,
patella, tibia, fibula, ossa tarsi, ossa metatarsi, dan os digitorium atau phalanges. Seperti
yang sudah tertera di kasus, kita akan membahas lebih lanjut mengenai extermitas inferior di
bagian selanjutnya.1
Extermitas Inferior / Kerangka Anggota Gerak Bawah
Tulang dari extermitas bawah atau anggota gerak bawah dikaitkan kepada batang tubuh
dengan perantaraan gelang panggul.
Gambar 1. Extermitas Bawah
Extermitas bawah terdiri atas tiga puluh satu tulang yang terdiri dari:
Tulang koxa / os coxae (Tulang pangkal paha)
Tulang panggul atau os coxae turut membentuk gelang panggul. Letaknya di setiap
sisi dan di depan bersatu dengan simfisis pubis, maka dua tulang itu membentuk
sebagian besar dari pelvis. Tulang koxa adalah tulang pipih berbentuk tak teratur yang
dibentuk oleh tiga tulang yang bertemu di asetabulum, yaitu sebuah rongga berbentuk
cawan di permukaan external dari tulang koxa dan mencekam kepala femur dalam
formasi gelang panggul. Tiga tulang yang berkumpul disini adalah ilium, yang
menduduki tempat terbesar, di sebeah depan adalah pubis, dan ischium paling
posterior.
Femur / os femur (Tulang paha)
Femur atau tulang pada adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang bersendi dengan
asetabulum dalam formasi persendian panggil dan dari sini ia menjulur medial ke
lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulang nya berupa tulang pipa dan mempunyai
sebuah batang dan dua ujung.
Tibia / os tibia(Tulang kering)
Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan
terletak medial dari fibula atau tulang betis, tibia adalah tulang pipa dengan sebuah
batang dan dua ujung.
Fibula / os fibula (Tulang betis)
Fibula atau tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah. Tulang itu adalah
tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.
Patela / os patella (Tempurung lutut)
Tulang tarsal / ossa tarsalia (Tulang pangkal kaki)
Tulang tarsal ada tujuh buah yang secara kolektif dinamakan tarsus. Tulang-tulang itu
adalah tulang pendek, terbuat dari jaringan tulang berbentuk jala dengan pembungkus
jaringan kompak. Tulang-tulang ini mendukung berat badan kalau berdiri. Kalkaneus
atau tulang tumit adalah tulang terbesar dati telapak kaki. Tulang itu ada di sebelah
belakang dan membentuk tumit dan mengalihkan berat badan di atas tanah ke
belakang. Memberi kaitan pada otot besar dari betis dengan perantaraan tendon
Achilles atau tendon kalkaneus. Di sebelah atas bersendi dengan talus dan di depan
dengan kuboid.
Tulang metatarsal / ossa metatarsalia (Tulang telapak kaki)
Terdapat lima tulang metatarsal, tulang-tulang ini adalah tulang pipa dengan sebuah
batang dan dua ujung. Ujung proximal atau ujung tarsal bersendi dengan tulang tarsal
sedangkan ujung distal atau falangeal bersendi dengan basis falanx proximal.
Metatarsal pertama adalah gemuk dan pendek dan yang kedua terpanjang.
Falanx / phalanges (Ruas jari kaki)
Sama dengan jari-jari tangan tetapi lebih pendek.2
yang dapat dilihat struktur dan posisinya dari gambar 1.
HistologiTulang
Tulang, seperti jaringan ikat lainnya, terdiri atas sel, serat, dan substansi dasar, namun
berebeda dari yang lain, komponen ekstraselnya mengapur, menjadi substansi keras yang
cocok untuk fungsi penyokong dan pelindung kerangka. Tulang berupa penyokong intern
tubuh dan menyesuaikan tempat tambatan bagi otot dan tendo yang penting untuk daya gerak.
Tulang melindungi organ vital dalam tengkorak dan rongga abdomen dan membungkus unsur
oembentu darah dari sumsum tulang. Selain fungsi mekanis, tulang menjalankan peran
metabolik penting berupa gudang kalsium, yang dapat ditarik sesuai kebutuhan dalam
pengaturan konsentrasi ion penting ini dalam darah dan cairan tubuh lain.
Gambar 2. Tulang Kompak.
Struktur makroskopis tulang: dengan mata telanjang atau dengan lup, dapat dibedakan dua
bentuk tulang, tulang kompak (substansia kompakta) dan tulang spons atau kanselosa
(substansia spongiosa). Yang terakhir terdiri atas kisi-kisi tiga dimensi trabekel tulang atau
spikil, membatasi sistem celah-celah mirip labirin yang diisi sumsum tulang. Tulang kompak,
seperti namanya menunjukan, tampak sebagai massa utuh padat dengan ruang-ruang kecil
yang hanya tampak dengan mikroskop. Kedua tulang saling berhubungan tanpa batas yang
jelas. Pada tulang panjang khas, seperti femur atau humerus, bagian batang (diafisis) terdiri
atas silinder berlubang tulang kompak berdinding tebal dengan rongga sumsum besar di pusat
(rongga medula) terisi sumsum tulang. Ujung tulang panjang terdiri atas tulang spons ditutupi
korteks tulang kompak tipis. Ruang antar trabekel tulang spons pada orang dewasa
berhubungan langsung dengan rongga sumsum bagian batang. Pada hewan yang tumbuh,
ujung tulang panjang disebut epifisis, berkembang dari pusar penulangan tersendiri dan
terpisah dari batang oleh lempeng epifiser tulang rawan yang menyatu dengan diafisis oleh
kolom-kolom tulang spons dalam daerah peralihan disebut metafisis. Tulang rawan epifisis
dan tulang spons metafisis yang erdekatan merupakan zona pertumbuhan dimana semua
inkremen memanjang dalam pertumbuhan tulang berlangsung. Pada permukaan sendi di
ujung tulang panjang, lapis kompak tipis itu ditutupi selapis tulang rawan hialin, tulang rawan
sendi. Dengan sedikit perkecualian, tulang dibungkus oleh periosteum, lapisan jaringan ikat
khusus yang dibekali potensi osteogenik yang artinya ia sanggup membentuk tulang.
Struktur mikroskopis tulang: jika sediaan gosok tipis dari bagian batang tulang panjang
diamati dengan mikroskop, nyatalah bahwa kontribusi unsur sel dari tulang terhadap massa
total adalah sangat kecil. Sebagian besar terdiri atas matriks tulang, substansi interstisial
bermineral yang didepositkan dalam lapisan lamel dengan tebal tiga sampai tujuh
mikrometer. Tersebar agak merata dalam substansi interstisial tulang adalah rerongga
lentikuler, disebut lakuna, masing-masing ditempati sebuah sel tulang, atau osteosit. Dari
lakuna memancar keluar segala arah kanalikuli langsing dan bercabang dan menerobos lamel
dari substansi interstisial dan beranastomosis dengan kanalikuli berdekatan. Jadi meskipun
lakuna tulang agak berjauhan letaknya, mereka membentuk sistem rerongga utuhyang saling
berhubungan melalui jarigan saluran sangat halus yang penting untuk nutrisi sel-sel tulang.
Dua kategori saluran vaskuler terlihat dalam tulang kompak berdasarkan orientasi dan
hubungannya dengan struktur berlamel tulang sekitar. Saluran memanjang di pusat osteon
disebut saluran Havers yang mengandung satu atau dua pembuluh darah kevil terbungkus
jaringan ikat. Sebagian besar pembuluh itu adalah kapiler dan venul pasca-kapilaer, namun
kadang-kadang ditemukan arteriol. Saluran Havers saling berhubungan dengan permukaan
bebas dan rongga sumsum melalui saluran serong atau melintang yang disebut saluran
Volkmann.
Komponen tulang terdiri dari:
Sel
1. Osteoprogenitor/osteogenik
Sel yang berbentuk gelendong dan mempunyai inti pucat. Terdapat di lapisan
dalam perikondrium endosteum dan di saluran vaskular tulang kompak.
2. Osteoblas
Terdapat pada permukaan tulang tempat matriks ditambahkan, berbentuk
kuboid-piramid, dan lembaran seperti epitel. Mengandung sitoplasma basofil
yang menghasilkan protein dan proteoglikans yang tinggi. Sel ini mempunyai
tonjolan-tonjolan sitoplasma.
3. Osteosit
Menyerupai osteoblas yang terpendam dalam matriks. Sitoplasma basofilik
dan mempunyai inti terpulas gelap.
4. Osteoklas
Merupakan sel raksasa berinti besar dengan banyak anak inti yang jumlahnya
bervariasi. Terdapat di permukaan tulang, sering dalam lekukan dangkal yang
disebut lakuna howship. Dapat mengeluarkan kolagenasi dan enzi proteolitik
ke dalam maktriks tulang sehingga melepaskan substansi dasar yang
mengapur.
Serat
1. Kolagen
Merupakan 90% dari bagian organik matriks tulang, adalah terutama tipe-I.
Kolagen tulang berbeda dari kolagen jaringan lunak sejenis serupa karena
memiliki lebih banyak hubugnan silang intermolekuler, yang menerangkan
tidak membengkakna dalam asam encer dan tidak larutnya dalam beberapa
pelarut.
2. Elastin
Zat antar sel / matriks
Substansi interstisial tulang terdiri atas dua komponen utama, matriks organik 35%
dan garam-garam anorganik 65% dari berat keringnya. Metriks organik terdiri atas
serat-serat kolagen yang terbenam dalam substansi dasar kaya proteoglikan.1,3
Metabolisme Tulang
Pada matriks tulang terdapat beberapa komponen yaitu air, bahan organik dan bahan
anorganik. Bahan anorganik nya adalah garam kalsium fosfat dan kalsium karbonat yang
keduanya membentuk senyawa hidroksiapatit yang berfungsi memberi kekuatan dan
kelenturan tulanged. Bahan organiknya adalah kolagen, glikoprotein, sitrat dan protein yang
dapat mengikat kalsium yang dapat disebut juga osteocalcin. Osteocalcin mengandung gama-
karboksiglutamat yang pembentukannya melalui karboksilasi terhadap asam amino glutamat.
Osifikasi meliputi pengendapan garam-garam tulang dalam matriksoleh keseimbangan kimia
fisika ion-ion dan energi. Proses ini tidak hanya bedasarkan hukum kima fisika biasa tetapi
juga memerlukan energi yang berasal dari metabolisme dalam bentuk ATP.
Metabolisme pada tulang termasuk pertumbuhan dan bentuknya diatur oleh hormon dan
fatktor nutrisi; vitamin A, D dan C serta hormon-hormon tiroid, insulin, somatomedin dan
hormon pertumbuhan.
Faktor-faktor yang memengaruhi metabolisme tulang:
1. Vitamin D
Meningkatkan kalsium dan fosfat darah dengan cara meningkatkan absorbsi di usus.
Kekurangan vitamin D menyebabkan Rickets yang biasa menyerang anak-anak
berusia enam sampai delapan belas tahun. Vitamin D juga dapat membantu
mineralisasi normal tulang dan mempercepat reabsorbsi kalsium dari tulang.
2. Vitamin A
Berperan pada pertumbuhan tulang.
3. Vitamin C
Berfungsi untuk pertumbuhan normal tulang, diperlukan saat sintesis kolagen. Jika
kekurangan vitamin C akan mengakibatkan gangguan kalsifikasi.
4. Estrogen
Menghambat produksi asam laktat pada gikolisis dalam tulang. Estrogen jug a dipakai
untuk mineralisasi tulang. Difisiensi estrogen dapat menyebabkan tulang mudah
osteoporosis
5. Hormon Paratiroid
Meningkatkan reabsorbsi tulang, menngkatkan kecepatan produksi asam laktat
sehingga pH menurun dan terjadi proses demineralisasi dan juga memengaruhi sel
osteosit untuk depolarisasi mukoprotein sehingga kristal tulang larut.
6. Kalsitonin
Mempercepat pemasukan kalsium dan fosfat dari darah ke tulang sehingga deposito
kalsium dalam tulang meningkat dan menghambat reabsorbsi tulang. Kalsitonin juga
dipakai dalam proses mineralisasi tulang.
7. Glukokortikoid
Mengurangi matriks tulang dan dapat terjadi osteoporosis. Glukokortikoid
menyebabkan demineralisasi tulang.
8. Growth Hormone
Meningkatkan absorbso kalsium dari usus, meningkatkan sintesis kolagen,
meningkatkan produksi somatomedin dan meningkatkan pertumbuhan tulang panjang
pada epifisis.
Gangguan metabolisme tulang ada dua tipe, yang pertama adalah pembentukan tulang
berlebihan dan yang kedua adalah pembentukan tulang kurang seperti gangguan mineralisasi
tulang (osteomalasia), gangguan pembentukan matriks (osteoporosis) sehingga tulang rapuh
dan mudah terjadi fraktur tulang.1,3,4
Sendi dan Membran Sinovial
Tulang belulang saling berhubungan melalui berbagai jenis sendi atau artikulasi. Tulang
belulang tengkorak saling mengisi dan dihubungkan oleh ligamen sutura, lapisan jaringan
ikat padat tipis yang tidak memungkinkan gerakan. Pada artikulasio vertebra, vertebra
dihubungkan oleh diskus invertebral, terdiri atas jaringan ikat padat dan tulang rawan yang
memungkinkan sedikit gerakan. Pada sendi tungkai, ujung tulang ditutupi tulang rawan dan
dikelilingi oleh sebuah simpai sendi yang memungkinkan gerakan cukup luas. Sendi yang
hampir tidak memungkinkan gerakan disebut sinartrosis. Dalam kategori ini, tulang yang
saling berhubungan dengan tulang disebut sinotosis. Yang tulangnya berhubungan melalui
tulang rawan adalah sinkondrosis. Yang dihubungkan karingan ikat adalah sindesmosis.
Sendi yang memungkinkan gerak bebas tulang-tulangnya disebut diartrosis.
Gambar 3. Sendi
Pada diartrosis, permukaan sendi dari tulang ditutupi tulang rawan hialin dan dibungkus
dalam simpai sendi. Simpai ini terdiri atas lapis fibrosa luar dari jaringan ikat padat yang
menyatu dengan periosteum tulang dan lapis sinovial dalam setebal dua puluh lima
mikrometer. Yang terakhir ini kadang-kadang disebutsebagai membran sinovial, namun
istilah ini menyesatan karena mengesankan pelapis epitel seperti ditemukan pada rongga
badan lain. Tidak ada pelapis sel utuh. Di atas sebagian besar permukaanny, jaringan ikat dari
sinovium terdapat langsung pada cairan sinovial dalam rongga sendi (gambar). Dua jenis sel
ditemukan pada atau dekat permukaan sel; sel mirip dengan fibroblas menghasilkan kolagen,
protoglikan dan komponen lain dari interstisium, dan makrofag yang membersihkan debris
akibat aus dalam sendi. Limfosit terdapat, dalam jumlah terbatas, pada lapisan lebih dalam
sinovium.
Tempat sinovium membungkus ligamen dan tendo intraartikuler atau melapisi bagian-bagian
sendi yang menahan tekanan kuat, ia duduk langsung di atas lapis fibrosa. Di tempat lain, ia
terpisah darinya oleh jaringan ikat longgar atau jaringan lemak. Pada daerah ini, lipatan atau
villi berbasis lebar dari sinovium terjulur ke dalam rongga sendi. Villi ini bertambah besar
dan jumlahnya meningkatnya umur, dan pulau-pulau tulang rawan mungkin terbentuk di
dalamnya.
Sinovium sangat vaskuler dengan anyaman luas kapiler sepuluh mikrometer di bawah
permukaan. Sekitar setengah dari kapiler itu bertingkap, umumnya pada sisi ke arah rongga
sendi. Cairan sinovial adalah transudar dari air dan zat terlarut dari darah dan karenanya
memiliki komposisi serupa dengan cairan interstirial jaringan pada umumnya. Pada cairan ini
ditambahkan hialuronat dan sebuah glikoprotein, lubrisin, dan keduanya adalah molekul
dengan sifat pelumas. Mereka itu diduga disekresikan oleh sel mirip-fibroblas dari sinovium.
Juga terdapat dalam jumlah keil adalah glikoprotein lain yang umumnya dutemukan dalam
tulang rawan tempat mereka menstabilkan ikatan monomer proteoglikan pada asam
hialuronat membentuk agregat. Protein pengikat ini disintesis oleh sel-sel sinovial dalam
biakan namun fungsinya, jika ada, dalam cairan sinovial tidak diketahui. Sedikit monosit dan
limfosit terdapat dalam cairan sinovial.
Pertukaran cairan dalam sendi diartrosis tergantung pada pembaruannya oleh transudasi dari
kapiler darah ke dalam rongga sendi dan pada keluarnya melalui gerakan transsinovial dari
cairan dan makromolekul ke kapiler limfa, dibantu peningkatan sementara tekanan yang
dihasilkan fleksi intermiten pada sendi.
Myologi
Miologi (myology) adalah suatu ilmu pengetahuan tentang otot. yang dapat diartikan adalah
sebagai berikut, Myo adalah Muscle atau otot sedangkan Logy adalah Ilmu pengetahuan.
Sehingga alat gerak (locomotor apparetus) di dalam tubuh dapat dapat di kelompokan
sebagai berikut :
Alat gerak yang bersifat Pasif (digerakan) yang artinya dapat di gereakan oleh faktor lain.
Alat gerak yang bersipat pasif ini boleh kita jumpai pada Jaringan Tulang, Jaringan Rawan
dan Jaringan Ikat. Jaringan tersebut sering kita katakan sebagai jaringan penyokong atau
jaringan penunjang
Alat gerak yang bersifat aktif (yang menggerakan) yang artinya dapat menggerakan jaringan
yang lain/yang bersifat pasif dapat kita sebut juga jaringan ini adalah jaringan Otot dan
jaringan Syaraf.
Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang bentuknya panjang dan ramping. Tiap-tiap sel otot
mempunyai serabut otot dan beberapa serabut otot ini dikumpulkan menjadi sebuah alat
tubuh yang disebut otot (daging). Otot merupakan jaringan eksitabel atau jaringan peka
rangsang, yang dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk menimbulkan
suatu aksi potensial.
Fungsi utama dari otot rangka yaitu, melakukan kontraksi yang menjadi dasar terjadinya
gerakan tubuh. Aktivitas otot rangka dikoordinasi oleh susunan saraf sehingga membentuk
gerakan yang harmonis dari posisi tubuh yang tepat.
Klasifikasi Otot
1. Berdasarkan sifat fisiologisnya dan strukturnya.
a. Otot skelet/bercorak (striated): dipengaruhi kemauan (volutary)
b. Otot polos (non striated): tidak dipengaruhi kemauan (involuntary)
c. Otot jantung (striated): tidak dipengaruhi kemauan (involuntary)
Dalam kasus ini kita akan lebih mendalami proses pergerakan tulang atau sistem
muskuloskeletal jadi akan dibahas lebih lanjut tentang otot rangka/skelet.
Jaringan Otot / Jaringan Muskular
Jaringan otot skelet berfungsi untuk menggerakan skelet atau rangka tulang. Bentuk serat otot
skelet adalah silindrs panjang dan berujung tumpul (gambar3). Panjang rata-rata tiga
centimeter namun ada yang lebih panjang sampai lima belas sampai tiga puluh centimeter.
Otot skelet berdiameter rata-rata sepuluh sampai seratus mikrometer. Otot ini memiliki inti
gepeng, terletak di pinggi dan lebih dari satu.
Tiap serat otot skelet diliputi endomisium, beberapa serat tersebut menyusun fasikulus atau
berkas. Tiap fasikulus diliputi perimisium dan beberapa fasikulus menyusun muskulus.
Muskulus diliputi epimisium. Susunan mikroskopik otot skelet ini dapt diamati di gambar 5.1
Pembuluh darah yang memasok otot rangka bercabang-cabang dalam epimisium dan
menembus septa dari perimisium dan membentuk dalam endomisium anyaman kapiler setiap
serat otot. Kapiler cukup berkelok untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan panjang serat
dengan agak melurus selama relaksasi dan lebih berkelok lagi selama kontraksi.1
Gambar 4. Struktur otot skelet.
Susunan fasikel bervariasi dari otot ke otot. Pada beberapa otot yang relatif pendek, mereka
terorientasi paralel terhadap tarikan dan sepanjang ototnya ia utuh. Pada otot yang sangat
panjang, serat itu umumnyalebih pendek dari otot dan berhubungan dengan satu atau lebih
pita melintang jaringan ikat berjarak teratur sepanjang otot.3
Metabolisme Otot
Otot merupakan “transducer” biokimia yang mengubah potensial energi kimia tubuh (tenaga
kimia) menjadi energi kinterik mekanik (tenaga gerak). Selain itu otot merupakan jaringan
paling besar dalam tubuh dan mencakup 40% massa tubuh di saat dewasa.
Ada beberapa syarat atau ciri untuk otot supaya terjadi tenaga gerak. Pertama harus ada
energi kimia yaitu ATP dan kreatin-p, pengaturan aktivitas mekanik, yaitu kecepatan, lama
watu, dan kekuatan kontraksi otot, operator yaitu sistem saraf, dan yang terakhir adalah otot
harus dapat kembali pada keadaan semula karena penggunaan lebih dari sekali.
Otot skelet atau otot rangka yang dapat juga disebut otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot
yang dilindungi membranyang dapat dirangsang listrik disebut sarkolema. Sel serabut otot
terdiri dari mofibril yang terdapat dalam cairan intraseluler atau sarkoplasma. Didalam
sarkoplasma juga terdapat glikogen, ATP dan kreation-p, dan berbagai enzim-enzim
glikolisis. Unit serat otot yang dapat berfungsi disebut sarkomer.1
Muskuloskeletal
Tulang dan otot merupakan jaringan yang paling banyak mengisi tubuh manusia. Tulang
merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian-bagiannya.
Karena fungsi untuk menopang tulang mempunyai struktur yang kaku. Otot berfungsi untuk
menggerakan bagian-bagian tubuh. Ada yang untuk menggerakan tulang dan sendi; ada yang
untuk menggerakan organ tubuh; dan ada yang khusus untuk memompa darah di jantung.
Tulang dan otot mempunyai struktur yang saling berhubungan. Keduanya mempunyai serat
kolagen yang merupakan serabut yang sangat kuat. Perberdaan terletak pada sifat jaringan
yang berada di sekitar serat kolagen itu. Tulang dibentuk jaringan utama yang terdiri dari
kalsium yang kaku, sedangkan pada otot diisi sel atau serabut otot yang dapat berkontraksi.5
Gambar 5. Mekanisme Kerja Otot.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya otot skelet atau otot rangka adalah masa otot yang
bertaut ada tulang yang berperan dalam menggerakan tulang-tulang tubuh. Mekanisme kerja
otot (gambar 5) pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari
filamen-filamen aktin dan myosin.Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat
pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah
banyak.Gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu
penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H.Filamen myosin letaknya menjadi sangat
dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A sehingga lebar sarkomer menjadi berkurang maka
terjadilah kontraksi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk
membentuk komplek aktin-miosin.
Mekanisme Kontraksi Otot
Pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin
membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP.Miosin merupakan produk,
dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP.Selanjutnya ATP yang terikat dengan
miosin terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan
aktin.Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara
bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin
menghasilkan gaya fektorial.
Fakor Usia
Tulang merupakan penyusun tubuh paling keras yang berfungsi sebagai kerangka yang
mendukung dan melindungi jaringan tubuh. Proses pembentukan jaringan tulang baru dan
penghancuran tulang terjadi secara terus menerus dalam tulang. Sampai sekitar usia 35 tahun
pembentukan tulang baru yang dibentuk lebih besar daripada tulang tua yang dihancurkan.
Pada sekitar usia tersebut tulang-tulang mencapai kekuatan dan kepadatan yang maksimal.
Setelah usia 35 tahun materi tulang yang hilang lebih banyak dibandingkan yang dibentuk.
Proses pembentukan dan penghancuran tulang dilakukan oleh dua jenis sel tulang yaitu sel
osteoblas yang membantu pembentukan jaringan tulang baru dan menambah kalsium, dan sel
osteoklas yang menghancurkan jaringan tulang serta melepaskan kalsium ke dalam darah.
Pada proses osteporosis, sel osteoklas bekerja lebih aktif dibandingkan sel osteoblas.
Pada usia 70 tahun keatas dan juga kepada wanita yang telah menopause akan mengalami
penurunan jumlah estrogen yang fungsinya telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini yang
menyebabkan wanita sekitar usia 50 tahun dapat mengalami proses kerapuhan lebih dahulu
daripada lelaki. Selain itu wanita memiliki kerangka tulang yang lebih kecil dibanding lelaki.
Penutup
Sakit dan nyeri pada lutut disebabkan karena adanya kelainan pada sistem muskuloskeletal
yang dapat dipengaruhi faktor usia dan jenis kelamin karena kepadatan tulang tidak hanya
dipengaruhi oleh vitamin dan mineral namun dipengaruhi juga oleh hormon.
Daftar Pustaka
1. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, Satriabudi MI, Lumbanraja SM, Sutardhio H,
et al. Muskuloskeletal-1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana; 2011.
2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Edisi ke-1. Jakarta: PT Gramedia;
2005.
3. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2002
4. Hadyana PA. Kamus kimia. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka; 2002.
5. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2007.