Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

23
Pengaruh Usia Terhadap Sistem Muskuloskeletal Jodie Josephine Jonazh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Abstrak Tulang, terdiri atas sel, serat, dan substansi dasar, namun berebeda dari yang lain, komponen ekstraselnya mengapur, menjadi substansi keras yang cocok untuk fungsi penyokong dan pelindung kerangka. Tulang berupa penyokong intern tubuh dan menyesuaikan tempat tambatan bagi otot dan tendo yang penting untuk daya gerak. Kasus yang sering terjadi adalah keluhan sakit dan nyeri pada daerah lutut saat berjalan semakin bertambahnya usia sesorang yang dimungkinkan karena sebuah gangguan di dalam tulang. Gangguan metabolisme tulang ada dua tipe, yang pertama adalah pembentukan tulang berlebihan dan yang kedua adalah pembentukan tulang kurang seperti gangguan mineralisasi tulang (osteomalasia), gangguan pembentukan matriks (osteoporosis) sehingga tulang rapuh dan mudah terjadi fraktur tulang . Be berapa faktor yang memengaruhi kesehatan tulang tersebut , antara lain adalah jumlah vitamin dan mineral, faktor gender, faktor hormonal dan faktor usia. Kata Kunci: gangguan metabolisme tulang, kesehatan tulang, faktor usia. Effect of Age Against the Musculoskeletal System Jodie Josephine Jonazh Krida Wacana Christian University Medical Student Abstract Bone, made up of cells, fibers, and basic substance, but differs ofanother, calcifying extracellular components, a hard substance that is suitable for ancillary functions and protective framework. The bones of the body and adjust internal advocates berth for muscle and tendon is essential to the function of motion. Often cases are complaints of pain in the kneewhen walking in older people,which is possible due to a disruptionin the bone. Bone metabolism disorders there are two types, the first is theexcessive bone formation and the second is a disorder of less boneformation of bone mineralization (osteomalacia), impaired formation of the matrix (osteoporosis) so that the bones become brittle and prone to fracture. Some of the factors that influence bone healthisthe amount of vitamins nd minerals, age, hormone and gender. Key words: bone metabolism disorder, bone health, age factor.

Transcript of Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Page 1: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Pengaruh Usia Terhadap Sistem Muskuloskeletal

Jodie Josephine Jonazh

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak

Tulang, terdiri atas sel, serat, dan substansi dasar, namun berebeda dari yang lain, komponen ekstraselnya mengapur, menjadi substansi keras yang cocok untuk fungsi penyokong dan pelindung kerangka. Tulang berupa penyokong intern tubuh dan menyesuaikan tempat tambatan bagi otot dan tendo yang penting untuk daya gerak. Kasus yang sering terjadi adalah keluhan sakit dan nyeri pada daerah lutut saat berjalan semakin bertambahnya usia sesorang yang dimungkinkan karena sebuah gangguan di dalam tulang. Gangguan metabolisme tulang ada dua tipe, yang pertama adalah pembentukan tulang berlebihan dan yang kedua adalah pembentukan tulang kurang seperti gangguan mineralisasi tulang (osteomalasia), gangguan pembentukan matriks (osteoporosis) sehingga tulang rapuh dan mudah terjadi fraktur tulang . Beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan tulang tersebut, antara lain adalah jumlah vitamin dan mineral, faktor gender, faktor hormonal dan faktor usia.

Kata Kunci: gangguan metabolisme tulang, kesehatan tulang, faktor usia.

Effect of Age Against the Musculoskeletal System

Jodie Josephine Jonazh

Krida Wacana Christian University Medical Student

Abstract

Bone, made up of cells, fibers, and basic substance, but differs ofanother, calcifying extracellular components, a hard substance that is suitable for ancillary functions and protective framework. The bones of the body and adjust internal advocates berth for muscle and tendon is essential to the function of motion. Often cases are complaints of pain  in the kneewhen walking in older people,which is possible due to a disruptionin the bone. Bone metabolism disorders there are two types, the first is theexcessive bone formation and the second is  a disorder of less boneformation of bone mineralization (osteomalacia), impaired formation of the matrix (osteoporosis) so that the bones become brittle and prone to fracture. Some of the factors that influence bone healthisthe amount of vitamins nd minerals, age, hormone and gender.

Key words: bone metabolism disorder, bone health, age factor.

Jodie Josephine Jonazh, NIM: 102011186, Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana,

Jalan Arjuna Utara, [email protected].

Page 2: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Pendahuluan

Tulang merupakan bagian dari tubuh kita yang sangat penting sebagai penyokong tubuh dan

pelindung organ dalam. Saat muda, pembentukan sel tulang baru lebih cepat daripada

penghancuran tulang tua sehingga kepadatan tulang masih terjaga. Setelah usia 35 tahun yang

terjadi penghancuran sel tulang tua lebih cepat daripada pembentukan sel tulang baru.

Dalam kasus, terdapat seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke puskesmas dengan

keluhan sakit dan nyeri pada lutut kanan saat berjalan. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik

dan radiologi, dokter menyatakan ia menderita osteoporosis.

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan tulang, antara lain adalah jumlah

vitamin dan mineral, faktor gender, faktor hormonal dan faktor usia. Di dalam makalah ini

akan dijelaskan lebih lanjut tentang metabolisme tulang dan sistem muskuloskeletal dimana

akan terlihat pengaruh dari faktor tersebut.

Osteologi

Osteologi merupakan bagian dari ilmu urai yang membahas struktur, bentuk dan

pertumbuhan tulang. Susunan tulang yang membentuk rangka keras dari seekor hewan

dinamakan skeleton.

Fungsi dari skeleton dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebagai alat penunjang tubuh.

2. Sebagai alat gerak yang pasif.

3. Untuk melindungi organ tubuh yang lunak dan mudah rusak.

4. Untuk member bentuk kepada tubuh hewan.

5. Sebagai tempat pembuatan unsure- unsure darah.

Pengetahuan yang baik mengenai tulang merupakan syarat penting untuk dapat mengerti

hubungan antara berbagai tenunan dan organ tubuh. Skeleton merupakan titik penunjuk yang

baik untuk penetapan tempat dan penguraian tenunan tubuh yang lunak seperti otot dan

organ- organ yang lunak didalam tubuh.

Penggolongan bentuk bentuk tulang :

1. Ossa longa ( tulang panjang ): Bentuknya silindris, panjang dengan kedua ujung

membesar. Bagian tengah yang silindris dinamakan corpus ( diaphyse ), sedangkan

Page 3: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

kedua ujungnya extremitates ( epiphyse ). Ossa longa terdapat pada tulang- tulang

kaki dan bertugas sebagai alat pengumpil atau alat penunjang tubuh.

2. Ossa plana ( tulang pipih ): Bentuknya pipih, bertugas untuk melindungi bagian tubuh

yang lunak seperti otak, jantung dan paru- paru.

3. Ossa brevia ( tulang pendek ): Tulang- tulang ini mempunyai panjang, tinggi dan

lebar yang hampir sama. Fungsinya adalah untuk mencegah benturan atau untuk

mengurangi pergeseran dan perubahan arah dari tendon.

4. Ossa irregularia ( tulang berbentuk tak teratur ): Kelompok tulang ini berbentuk tak

teratur.

Skeleton atau kerangka tubuh dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pertama caput dan

truncus, bagian kedua extermitas superior, dan bagian ketiga extermitas inferior. Caput dan

truncus meliputi ossa cranii atau tulang-tulang pembentuk tengkorak yang berjumlah 29

tulang, columna vertebralis atau tulang belakang yang berjumlah 31-35 tulang, dan skeleton

thoracis atau tulang dada yang berjumlah 25 tulang terdiri dari sternum dan 12 pasang costae

atau iga. Extermitas superior atau ossa membri superioris meliputi cingulum membri

superioris yang terdiri atas clavivula dan scapula, dan pars libera membri superioris yang

terdiri atas humerus, radius, ulna, ossa carpi, ossa metacarpi, dan ossa digitorium.

Extermitas inferior atau ossa membri inferioris meliputi cingulum membri inferioris yang

terdiri atas os sacrum dan os coxae, dan pars libera membri inferioris yang terdiri atas femur,

patella, tibia, fibula, ossa tarsi, ossa metatarsi, dan os digitorium atau phalanges. Seperti

yang sudah tertera di kasus, kita akan membahas lebih lanjut mengenai extermitas inferior di

bagian selanjutnya.1

Extermitas Inferior / Kerangka Anggota Gerak Bawah

Tulang dari extermitas bawah atau anggota gerak bawah dikaitkan kepada batang tubuh

dengan perantaraan gelang panggul.

Page 4: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Gambar 1. Extermitas Bawah

Extermitas bawah terdiri atas tiga puluh satu tulang yang terdiri dari:

Tulang koxa / os coxae (Tulang pangkal paha)

Tulang panggul atau os coxae turut membentuk gelang panggul. Letaknya di setiap

sisi dan di depan bersatu dengan simfisis pubis, maka dua tulang itu membentuk

sebagian besar dari pelvis. Tulang koxa adalah tulang pipih berbentuk tak teratur yang

dibentuk oleh tiga tulang yang bertemu di asetabulum, yaitu sebuah rongga berbentuk

cawan di permukaan external dari tulang koxa dan mencekam kepala femur dalam

formasi gelang panggul. Tiga tulang yang berkumpul disini adalah ilium, yang

menduduki tempat terbesar, di sebeah depan adalah pubis, dan ischium paling

posterior.

Femur / os femur (Tulang paha)

Femur atau tulang pada adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang bersendi dengan

asetabulum dalam formasi persendian panggil dan dari sini ia menjulur medial ke

lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulang nya berupa tulang pipa dan mempunyai

sebuah batang dan dua ujung.

Tibia / os tibia(Tulang kering)

Page 5: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan

terletak medial dari fibula atau tulang betis, tibia adalah tulang pipa dengan sebuah

batang dan dua ujung.

Fibula / os fibula (Tulang betis)

Fibula atau tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah. Tulang itu adalah

tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.

Patela / os patella (Tempurung lutut)

Tulang tarsal / ossa tarsalia (Tulang pangkal kaki)

Tulang tarsal ada tujuh buah yang secara kolektif dinamakan tarsus. Tulang-tulang itu

adalah tulang pendek, terbuat dari jaringan tulang berbentuk jala dengan pembungkus

jaringan kompak. Tulang-tulang ini mendukung berat badan kalau berdiri. Kalkaneus

atau tulang tumit adalah tulang terbesar dati telapak kaki. Tulang itu ada di sebelah

belakang dan membentuk tumit dan mengalihkan berat badan di atas tanah ke

belakang. Memberi kaitan pada otot besar dari betis dengan perantaraan tendon

Achilles atau tendon kalkaneus. Di sebelah atas bersendi dengan talus dan di depan

dengan kuboid.

Tulang metatarsal / ossa metatarsalia (Tulang telapak kaki)

Terdapat lima tulang metatarsal, tulang-tulang ini adalah tulang pipa dengan sebuah

batang dan dua ujung. Ujung proximal atau ujung tarsal bersendi dengan tulang tarsal

sedangkan ujung distal atau falangeal bersendi dengan basis falanx proximal.

Metatarsal pertama adalah gemuk dan pendek dan yang kedua terpanjang.

Falanx / phalanges (Ruas jari kaki)

Sama dengan jari-jari tangan tetapi lebih pendek.2

yang dapat dilihat struktur dan posisinya dari gambar 1.

HistologiTulang

Tulang, seperti jaringan ikat lainnya, terdiri atas sel, serat, dan substansi dasar, namun

berebeda dari yang lain, komponen ekstraselnya mengapur, menjadi substansi keras yang

cocok untuk fungsi penyokong dan pelindung kerangka. Tulang berupa penyokong intern

tubuh dan menyesuaikan tempat tambatan bagi otot dan tendo yang penting untuk daya gerak.

Tulang melindungi organ vital dalam tengkorak dan rongga abdomen dan membungkus unsur

oembentu darah dari sumsum tulang. Selain fungsi mekanis, tulang menjalankan peran

Page 6: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

metabolik penting berupa gudang kalsium, yang dapat ditarik sesuai kebutuhan dalam

pengaturan konsentrasi ion penting ini dalam darah dan cairan tubuh lain.

Gambar 2. Tulang Kompak.

Struktur makroskopis tulang: dengan mata telanjang atau dengan lup, dapat dibedakan dua

bentuk tulang, tulang kompak (substansia kompakta) dan tulang spons atau kanselosa

(substansia spongiosa). Yang terakhir terdiri atas kisi-kisi tiga dimensi trabekel tulang atau

spikil, membatasi sistem celah-celah mirip labirin yang diisi sumsum tulang. Tulang kompak,

seperti namanya menunjukan, tampak sebagai massa utuh padat dengan ruang-ruang kecil

yang hanya tampak dengan mikroskop. Kedua tulang saling berhubungan tanpa batas yang

jelas. Pada tulang panjang khas, seperti femur atau humerus, bagian batang (diafisis) terdiri

atas silinder berlubang tulang kompak berdinding tebal dengan rongga sumsum besar di pusat

(rongga medula) terisi sumsum tulang. Ujung tulang panjang terdiri atas tulang spons ditutupi

korteks tulang kompak tipis. Ruang antar trabekel tulang spons pada orang dewasa

berhubungan langsung dengan rongga sumsum bagian batang. Pada hewan yang tumbuh,

ujung tulang panjang disebut epifisis, berkembang dari pusar penulangan tersendiri dan

terpisah dari batang oleh lempeng epifiser tulang rawan yang menyatu dengan diafisis oleh

kolom-kolom tulang spons dalam daerah peralihan disebut metafisis. Tulang rawan epifisis

dan tulang spons metafisis yang erdekatan merupakan zona pertumbuhan dimana semua

inkremen memanjang dalam pertumbuhan tulang berlangsung. Pada permukaan sendi di

Page 7: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

ujung tulang panjang, lapis kompak tipis itu ditutupi selapis tulang rawan hialin, tulang rawan

sendi. Dengan sedikit perkecualian, tulang dibungkus oleh periosteum, lapisan jaringan ikat

khusus yang dibekali potensi osteogenik yang artinya ia sanggup membentuk tulang.

Struktur mikroskopis tulang: jika sediaan gosok tipis dari bagian batang tulang panjang

diamati dengan mikroskop, nyatalah bahwa kontribusi unsur sel dari tulang terhadap massa

total adalah sangat kecil. Sebagian besar terdiri atas matriks tulang, substansi interstisial

bermineral yang didepositkan dalam lapisan lamel dengan tebal tiga sampai tujuh

mikrometer. Tersebar agak merata dalam substansi interstisial tulang adalah rerongga

lentikuler, disebut lakuna, masing-masing ditempati sebuah sel tulang, atau osteosit. Dari

lakuna memancar keluar segala arah kanalikuli langsing dan bercabang dan menerobos lamel

dari substansi interstisial dan beranastomosis dengan kanalikuli berdekatan. Jadi meskipun

lakuna tulang agak berjauhan letaknya, mereka membentuk sistem rerongga utuhyang saling

berhubungan melalui jarigan saluran sangat halus yang penting untuk nutrisi sel-sel tulang.

Dua kategori saluran vaskuler terlihat dalam tulang kompak berdasarkan orientasi dan

hubungannya dengan struktur berlamel tulang sekitar. Saluran memanjang di pusat osteon

disebut saluran Havers yang mengandung satu atau dua pembuluh darah kevil terbungkus

jaringan ikat. Sebagian besar pembuluh itu adalah kapiler dan venul pasca-kapilaer, namun

kadang-kadang ditemukan arteriol. Saluran Havers saling berhubungan dengan permukaan

bebas dan rongga sumsum melalui saluran serong atau melintang yang disebut saluran

Volkmann.

Komponen tulang terdiri dari:

Sel

1. Osteoprogenitor/osteogenik

Sel yang berbentuk gelendong dan mempunyai inti pucat. Terdapat di lapisan

dalam perikondrium endosteum dan di saluran vaskular tulang kompak.

2. Osteoblas

Terdapat pada permukaan tulang tempat matriks ditambahkan, berbentuk

kuboid-piramid, dan lembaran seperti epitel. Mengandung sitoplasma basofil

yang menghasilkan protein dan proteoglikans yang tinggi. Sel ini mempunyai

tonjolan-tonjolan sitoplasma.

3. Osteosit

Page 8: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Menyerupai osteoblas yang terpendam dalam matriks. Sitoplasma basofilik

dan mempunyai inti terpulas gelap.

4. Osteoklas

Merupakan sel raksasa berinti besar dengan banyak anak inti yang jumlahnya

bervariasi. Terdapat di permukaan tulang, sering dalam lekukan dangkal yang

disebut lakuna howship. Dapat mengeluarkan kolagenasi dan enzi proteolitik

ke dalam maktriks tulang sehingga melepaskan substansi dasar yang

mengapur.

Serat

1. Kolagen

Merupakan 90% dari bagian organik matriks tulang, adalah terutama tipe-I.

Kolagen tulang berbeda dari kolagen jaringan lunak sejenis serupa karena

memiliki lebih banyak hubugnan silang intermolekuler, yang menerangkan

tidak membengkakna dalam asam encer dan tidak larutnya dalam beberapa

pelarut.

2. Elastin

Zat antar sel / matriks

Substansi interstisial tulang terdiri atas dua komponen utama, matriks organik 35%

dan garam-garam anorganik 65% dari berat keringnya. Metriks organik terdiri atas

serat-serat kolagen yang terbenam dalam substansi dasar kaya proteoglikan.1,3

Metabolisme Tulang

Pada matriks tulang terdapat beberapa komponen yaitu air, bahan organik dan bahan

anorganik. Bahan anorganik nya adalah garam kalsium fosfat dan kalsium karbonat yang

keduanya membentuk senyawa hidroksiapatit yang berfungsi memberi kekuatan dan

kelenturan tulanged. Bahan organiknya adalah kolagen, glikoprotein, sitrat dan protein yang

dapat mengikat kalsium yang dapat disebut juga osteocalcin. Osteocalcin mengandung gama-

karboksiglutamat yang pembentukannya melalui karboksilasi terhadap asam amino glutamat.

Osifikasi meliputi pengendapan garam-garam tulang dalam matriksoleh keseimbangan kimia

fisika ion-ion dan energi. Proses ini tidak hanya bedasarkan hukum kima fisika biasa tetapi

juga memerlukan energi yang berasal dari metabolisme dalam bentuk ATP.

Page 9: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Metabolisme pada tulang termasuk pertumbuhan dan bentuknya diatur oleh hormon dan

fatktor nutrisi; vitamin A, D dan C serta hormon-hormon tiroid, insulin, somatomedin dan

hormon pertumbuhan.

Faktor-faktor yang memengaruhi metabolisme tulang:

1. Vitamin D

Meningkatkan kalsium dan fosfat darah dengan cara meningkatkan absorbsi di usus.

Kekurangan vitamin D menyebabkan Rickets yang biasa menyerang anak-anak

berusia enam sampai delapan belas tahun. Vitamin D juga dapat membantu

mineralisasi normal tulang dan mempercepat reabsorbsi kalsium dari tulang.

2. Vitamin A

Berperan pada pertumbuhan tulang.

3. Vitamin C

Berfungsi untuk pertumbuhan normal tulang, diperlukan saat sintesis kolagen. Jika

kekurangan vitamin C akan mengakibatkan gangguan kalsifikasi.

4. Estrogen

Menghambat produksi asam laktat pada gikolisis dalam tulang. Estrogen jug a dipakai

untuk mineralisasi tulang. Difisiensi estrogen dapat menyebabkan tulang mudah

osteoporosis

5. Hormon Paratiroid

Meningkatkan reabsorbsi tulang, menngkatkan kecepatan produksi asam laktat

sehingga pH menurun dan terjadi proses demineralisasi dan juga memengaruhi sel

osteosit untuk depolarisasi mukoprotein sehingga kristal tulang larut.

6. Kalsitonin

Mempercepat pemasukan kalsium dan fosfat dari darah ke tulang sehingga deposito

kalsium dalam tulang meningkat dan menghambat reabsorbsi tulang. Kalsitonin juga

dipakai dalam proses mineralisasi tulang.

7. Glukokortikoid

Mengurangi matriks tulang dan dapat terjadi osteoporosis. Glukokortikoid

menyebabkan demineralisasi tulang.

8. Growth Hormone

Meningkatkan absorbso kalsium dari usus, meningkatkan sintesis kolagen,

meningkatkan produksi somatomedin dan meningkatkan pertumbuhan tulang panjang

pada epifisis.

Page 10: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Gangguan metabolisme tulang ada dua tipe, yang pertama adalah pembentukan tulang

berlebihan dan yang kedua adalah pembentukan tulang kurang seperti gangguan mineralisasi

tulang (osteomalasia), gangguan pembentukan matriks (osteoporosis) sehingga tulang rapuh

dan mudah terjadi fraktur tulang.1,3,4

Sendi dan Membran Sinovial

Tulang belulang saling berhubungan melalui berbagai jenis sendi atau artikulasi. Tulang

belulang tengkorak saling mengisi dan dihubungkan oleh ligamen sutura, lapisan jaringan

ikat padat tipis yang tidak memungkinkan gerakan. Pada artikulasio vertebra, vertebra

dihubungkan oleh diskus invertebral, terdiri atas jaringan ikat padat dan tulang rawan yang

memungkinkan sedikit gerakan. Pada sendi tungkai, ujung tulang ditutupi tulang rawan dan

dikelilingi oleh sebuah simpai sendi yang memungkinkan gerakan cukup luas. Sendi yang

hampir tidak memungkinkan gerakan disebut sinartrosis. Dalam kategori ini, tulang yang

saling berhubungan dengan tulang disebut sinotosis. Yang tulangnya berhubungan melalui

tulang rawan adalah sinkondrosis. Yang dihubungkan karingan ikat adalah sindesmosis.

Sendi yang memungkinkan gerak bebas tulang-tulangnya disebut diartrosis.

Gambar 3. Sendi

Pada diartrosis, permukaan sendi dari tulang ditutupi tulang rawan hialin dan dibungkus

dalam simpai sendi. Simpai ini terdiri atas lapis fibrosa luar dari jaringan ikat padat yang

menyatu dengan periosteum tulang dan lapis sinovial dalam setebal dua puluh lima

mikrometer. Yang terakhir ini kadang-kadang disebutsebagai membran sinovial, namun

istilah ini menyesatan karena mengesankan pelapis epitel seperti ditemukan pada rongga

badan lain. Tidak ada pelapis sel utuh. Di atas sebagian besar permukaanny, jaringan ikat dari

Page 11: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

sinovium terdapat langsung pada cairan sinovial dalam rongga sendi (gambar). Dua jenis sel

ditemukan pada atau dekat permukaan sel; sel mirip dengan fibroblas menghasilkan kolagen,

protoglikan dan komponen lain dari interstisium, dan makrofag yang membersihkan debris

akibat aus dalam sendi. Limfosit terdapat, dalam jumlah terbatas, pada lapisan lebih dalam

sinovium.

Tempat sinovium membungkus ligamen dan tendo intraartikuler atau melapisi bagian-bagian

sendi yang menahan tekanan kuat, ia duduk langsung di atas lapis fibrosa. Di tempat lain, ia

terpisah darinya oleh jaringan ikat longgar atau jaringan lemak. Pada daerah ini, lipatan atau

villi berbasis lebar dari sinovium terjulur ke dalam rongga sendi. Villi ini bertambah besar

dan jumlahnya meningkatnya umur, dan pulau-pulau tulang rawan mungkin terbentuk di

dalamnya.

Sinovium sangat vaskuler dengan anyaman luas kapiler sepuluh mikrometer di bawah

permukaan. Sekitar setengah dari kapiler itu bertingkap, umumnya pada sisi ke arah rongga

sendi. Cairan sinovial adalah transudar dari air dan zat terlarut dari darah dan karenanya

memiliki komposisi serupa dengan cairan interstirial jaringan pada umumnya. Pada cairan ini

ditambahkan hialuronat dan sebuah glikoprotein, lubrisin, dan keduanya adalah molekul

dengan sifat pelumas. Mereka itu diduga disekresikan oleh sel mirip-fibroblas dari sinovium.

Juga terdapat dalam jumlah keil adalah glikoprotein lain yang umumnya dutemukan dalam

tulang rawan tempat mereka menstabilkan ikatan monomer proteoglikan pada asam

hialuronat membentuk agregat. Protein pengikat ini disintesis oleh sel-sel sinovial dalam

biakan namun fungsinya, jika ada, dalam cairan sinovial tidak diketahui. Sedikit monosit dan

limfosit terdapat dalam cairan sinovial.

Pertukaran cairan dalam sendi diartrosis tergantung pada pembaruannya oleh transudasi dari

kapiler darah ke dalam rongga sendi dan pada keluarnya melalui gerakan transsinovial dari

cairan dan makromolekul ke kapiler limfa, dibantu peningkatan sementara tekanan yang

dihasilkan fleksi intermiten pada sendi.

Myologi

Miologi (myology) adalah suatu ilmu pengetahuan tentang otot. yang dapat diartikan adalah

sebagai berikut, Myo adalah Muscle atau otot sedangkan Logy adalah Ilmu pengetahuan.

Sehingga alat gerak (locomotor apparetus) di dalam tubuh dapat dapat di kelompokan

sebagai berikut :

Page 12: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Alat gerak yang bersifat Pasif (digerakan) yang artinya dapat di gereakan oleh faktor lain.

Alat gerak yang bersipat pasif ini boleh kita jumpai pada Jaringan Tulang, Jaringan Rawan

dan Jaringan Ikat. Jaringan tersebut sering kita katakan sebagai jaringan penyokong atau

jaringan penunjang

Alat gerak yang bersifat aktif (yang menggerakan) yang artinya dapat menggerakan jaringan

yang lain/yang bersifat pasif dapat kita sebut juga jaringan ini adalah jaringan Otot dan

jaringan Syaraf.

Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang bentuknya panjang dan ramping. Tiap-tiap sel otot

mempunyai serabut otot dan beberapa serabut otot ini dikumpulkan menjadi sebuah alat

tubuh yang disebut otot (daging). Otot merupakan jaringan eksitabel atau jaringan peka

rangsang, yang dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk menimbulkan

suatu aksi potensial.

Fungsi utama dari otot rangka yaitu, melakukan kontraksi yang menjadi dasar terjadinya

gerakan tubuh. Aktivitas otot rangka dikoordinasi oleh susunan saraf sehingga membentuk

gerakan yang harmonis dari posisi tubuh yang tepat.

Klasifikasi Otot

1. Berdasarkan sifat fisiologisnya dan strukturnya.

a. Otot skelet/bercorak (striated): dipengaruhi kemauan (volutary)

b. Otot polos (non striated): tidak dipengaruhi kemauan (involuntary)

c. Otot jantung (striated): tidak dipengaruhi kemauan (involuntary)

Dalam kasus ini kita akan lebih mendalami proses pergerakan tulang atau sistem

muskuloskeletal jadi akan dibahas lebih lanjut tentang otot rangka/skelet.

Jaringan Otot / Jaringan Muskular

Jaringan otot skelet berfungsi untuk menggerakan skelet atau rangka tulang. Bentuk serat otot

skelet adalah silindrs panjang dan berujung tumpul (gambar3). Panjang rata-rata tiga

centimeter namun ada yang lebih panjang sampai lima belas sampai tiga puluh centimeter.

Otot skelet berdiameter rata-rata sepuluh sampai seratus mikrometer. Otot ini memiliki inti

gepeng, terletak di pinggi dan lebih dari satu.

Page 13: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Tiap serat otot skelet diliputi endomisium, beberapa serat tersebut menyusun fasikulus atau

berkas. Tiap fasikulus diliputi perimisium dan beberapa fasikulus menyusun muskulus.

Muskulus diliputi epimisium. Susunan mikroskopik otot skelet ini dapt diamati di gambar 5.1

Pembuluh darah yang memasok otot rangka bercabang-cabang dalam epimisium dan

menembus septa dari perimisium dan membentuk dalam endomisium anyaman kapiler setiap

serat otot. Kapiler cukup berkelok untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan panjang serat

dengan agak melurus selama relaksasi dan lebih berkelok lagi selama kontraksi.1

Gambar 4. Struktur otot skelet.

Susunan fasikel bervariasi dari otot ke otot. Pada beberapa otot yang relatif pendek, mereka

terorientasi paralel terhadap tarikan dan sepanjang ototnya ia utuh. Pada otot yang sangat

panjang, serat itu umumnyalebih pendek dari otot dan berhubungan dengan satu atau lebih

pita melintang jaringan ikat berjarak teratur sepanjang otot.3

Metabolisme Otot

Otot merupakan “transducer” biokimia yang mengubah potensial energi kimia tubuh (tenaga

kimia) menjadi energi kinterik mekanik (tenaga gerak). Selain itu otot merupakan jaringan

paling besar dalam tubuh dan mencakup 40% massa tubuh di saat dewasa.

Ada beberapa syarat atau ciri untuk otot supaya terjadi tenaga gerak. Pertama harus ada

energi kimia yaitu ATP dan kreatin-p, pengaturan aktivitas mekanik, yaitu kecepatan, lama

watu, dan kekuatan kontraksi otot, operator yaitu sistem saraf, dan yang terakhir adalah otot

harus dapat kembali pada keadaan semula karena penggunaan lebih dari sekali.

Otot skelet atau otot rangka yang dapat juga disebut otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot

yang dilindungi membranyang dapat dirangsang listrik disebut sarkolema. Sel serabut otot

terdiri dari mofibril yang terdapat dalam cairan intraseluler atau sarkoplasma. Didalam

Page 14: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

sarkoplasma juga terdapat glikogen, ATP dan kreation-p, dan berbagai enzim-enzim

glikolisis. Unit serat otot yang dapat berfungsi disebut sarkomer.1

Muskuloskeletal

Tulang dan otot merupakan jaringan yang paling banyak mengisi tubuh manusia. Tulang

merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian-bagiannya.

Karena fungsi untuk menopang tulang mempunyai struktur yang kaku. Otot berfungsi untuk

menggerakan bagian-bagian tubuh. Ada yang untuk menggerakan tulang dan sendi; ada yang

untuk menggerakan organ tubuh; dan ada yang khusus untuk memompa darah di jantung.

Tulang dan otot mempunyai struktur yang saling berhubungan. Keduanya mempunyai serat

kolagen yang merupakan serabut yang sangat kuat. Perberdaan terletak pada sifat jaringan

yang berada di sekitar serat kolagen itu. Tulang dibentuk jaringan utama yang terdiri dari

kalsium yang kaku, sedangkan pada otot diisi sel atau serabut otot yang dapat berkontraksi.5

Gambar 5. Mekanisme Kerja Otot.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya otot skelet atau otot rangka adalah masa otot yang

bertaut ada tulang yang berperan dalam menggerakan tulang-tulang tubuh. Mekanisme kerja

Page 15: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

otot (gambar 5) pada dasarnya melibatkan suatu perubahan dalam keadaan yang relatif dari

filamen-filamen aktin dan myosin.Selama kontraksi otot, filamen-filamen tipis aktin terikat

pada dua garis yang bergerak ke Pita A, meskipun filamen tersebut tidak bertambah

banyak.Gerakan pergeseran itu mengakibatkan perubahan dalam penampilan sarkomer, yaitu

penghapusan sebagian atau seluruhnya garis H.Filamen myosin letaknya menjadi sangat

dekat dengan garis-garis Z dan pita-pita A sehingga lebar sarkomer menjadi berkurang maka

terjadilah kontraksi. Kontraksi berlangsung pada interaksi antara aktin miosin untuk

membentuk komplek aktin-miosin.

Mekanisme Kontraksi Otot

Pergeseran filamen dijelaskan melalui mekanisme kontraksi pencampuran aktin dan miosin

membentuk kompleks akto-miosin yang dipengaruhi oleh ATP.Miosin merupakan produk,

dan proses tersebut mempunyai ikatan dengan ATP.Selanjutnya ATP yang terikat dengan

miosin terhidrolisis membentuk kompleks miosin ADP-Pi dan akan berikatan dengan

aktin.Selanjutnya tahap relaksasi konformasional kompleks aktin, miosin, ADP-pi secara

bertahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP, proses terkait dan terlepasnya aktin

menghasilkan gaya fektorial.

Fakor Usia

Tulang merupakan penyusun tubuh paling keras yang berfungsi sebagai kerangka yang

mendukung dan melindungi jaringan tubuh. Proses pembentukan jaringan tulang baru dan

penghancuran tulang terjadi secara terus menerus dalam tulang. Sampai sekitar usia 35 tahun

pembentukan tulang baru yang dibentuk lebih besar daripada tulang tua yang dihancurkan.

Pada sekitar usia tersebut tulang-tulang mencapai kekuatan dan kepadatan yang maksimal.

Setelah usia 35 tahun materi tulang yang hilang lebih banyak dibandingkan yang dibentuk.

Proses pembentukan dan penghancuran tulang dilakukan oleh dua jenis sel tulang yaitu sel

osteoblas yang membantu pembentukan jaringan tulang baru dan menambah kalsium, dan sel

osteoklas yang menghancurkan jaringan tulang serta melepaskan kalsium ke dalam darah.

Pada proses osteporosis, sel osteoklas bekerja lebih aktif dibandingkan sel osteoblas.

Pada usia 70 tahun keatas dan juga kepada wanita yang telah menopause akan mengalami

penurunan jumlah estrogen yang fungsinya telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini yang

menyebabkan wanita sekitar usia 50 tahun dapat mengalami proses kerapuhan lebih dahulu

daripada lelaki. Selain itu wanita memiliki kerangka tulang yang lebih kecil dibanding lelaki.

Page 16: Kelainan Sistem Muskuloskeletal Di Usia Tua

Penutup

Sakit dan nyeri pada lutut disebabkan karena adanya kelainan pada sistem muskuloskeletal

yang dapat dipengaruhi faktor usia dan jenis kelamin karena kepadatan tulang tidak hanya

dipengaruhi oleh vitamin dan mineral namun dipengaruhi juga oleh hormon.

Daftar Pustaka

1. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, Satriabudi MI, Lumbanraja SM, Sutardhio H,

et al. Muskuloskeletal-1. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida

Wacana; 2011.

2. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Edisi ke-1. Jakarta: PT Gramedia;

2005.

3. Fawcett DW. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2002

4. Hadyana PA. Kamus kimia. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka; 2002.

5. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2007.