kelainan RM.docx

20
2.2.1 Teknik Rontgen Intra oral Teknik radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitar secara radiografi dan filmnya ditempatkan di dalam mulut pasien. Untuk mendapatkan gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri dari 32 gigi diperlukan kurang lebih 14 sampai 19 foto. Ada tiga pemeriksaan radiografi intraoral yaitu: pemeriksaan periapikal, interproksimal, dan oklusal. (Brocklebank.1997) 2.2.1.1 Teknik Rontgen Periapikal Teknik ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigi dan tulang pendukungnya. Ada dua teknik pemotretan yang digunakan untuk memperoleh foto periapikal yaitu teknik paralel dan bisektris, yang sering digunakan di RSGM adalah teknik bisektris. 2.2.1.2 Teknik Bite Wing Teknik ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahang bawah daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihat permukan gigi yang berdekatan dan puncak tulang alveolar. Teknik pemotretannya yaitu pasien dapat menggigit sayap dari film untuk stabilisasi film di dalam mulut. 2.2.1.3 Teknik Rontgen Oklusal Teknik ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atas maupun rahang bawah dalam satu film. Film yang digunakan adalah film oklusal. Teknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan atau menggigit bagian dari film tersebut. 2.2.2 Teknik Rontgen Ekstra Oral Foto Rontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut. Foto Rontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering digunakan adalah foto Rontgen panoramik, sedangkan contoh foto Rontgen ekstra oral lainnya adalah foto lateral, foto antero posterior, foto postero anterior, foto cephalometri, proyeksi-Waters, proyeksi reverse-Towne, proyeksi Submentovertex.( Haring. 2000) 2.2.2.1 Teknik Rontgen Panoramik Foto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma. 2.2.2.2 Teknik Lateral Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka, diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka. 2.2.2.3 Teknik Postero Anterior Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau

Transcript of kelainan RM.docx

Page 1: kelainan RM.docx

2.2.1 Teknik Rontgen Intra oralTeknik radiografi intra oral adalah pemeriksaan gigi dan jaringan sekitarsecara radiografi dan filmnya ditempatkan di dalam mulut pasien. Untukmendapatkan gambaran lengkap rongga mulut yang terdiri dari 32 gigidiperlukan kurang lebih 14 sampai 19 foto. Ada tiga pemeriksaan radiografi intraoral yaitu: pemeriksaan periapikal, interproksimal, dan oklusal. (Brocklebank.1997)

2.2.1.1 Teknik Rontgen PeriapikalTeknik ini digunakan untuk melihat keseluruhan mahkota serta akar gigidan tulang pendukungnya. Ada dua teknik pemotretan yang digunakan untukmemperoleh foto periapikal yaitu teknik paralel dan bisektris, yang seringdigunakan di RSGM adalah teknik bisektris.2.2.1.2 Teknik Bite WingTeknik ini digunakan untuk melihat mahkota gigi rahang atas dan rahangbawah daerah anterior dan posterior sehingga dapat digunakan untuk melihatpermukan gigi yang berdekatan dan puncak tulang alveolar. Teknikpemotretannya yaitu pasien dapat menggigit sayap dari film untuk stabilisasi filmdi dalam mulut.2.2.1.3 Teknik Rontgen OklusalTeknik ini digunakan untuk melihat area yang luas baik pada rahang atasmaupun rahang bawah dalam satu film. Film yang digunakan adalah film oklusal.Teknik pemotretannya yaitu pasien diinstruksikan untuk mengoklusikan ataumenggigit bagian dari film tersebut.

2.2.2 Teknik Rontgen Ekstra OralFoto Rontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas padarahang dan tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut. FotoRontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering digunakan adalah fotoRontgen panoramik, sedangkan contoh foto Rontgen ekstra oral lainnya adalahfoto lateral, foto antero posterior, foto postero anterior, foto cephalometri,proyeksi-Waters, proyeksi reverse-Towne, proyeksi Submentovertex.( Haring.2000)2.2.2.1 Teknik Rontgen PanoramikFoto panoramik merupakan foto Rontgen ekstra oral yang menghasilkangambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksilabeserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat digunakan untukmengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigigeligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma.2.2.2.2 Teknik LateralFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulangmuka, diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka.2.2.2.3 Teknik Postero AnteriorFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, ataukelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto Rontgen ini juga dapatmemberikan gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis,fossanasalis, dan orbita.2.2.2.4 Teknik Antero PosteriorFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depanmaksila dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis, serta tulanghidung.

2.2.2.5 Teknik CephalometriFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibattrauma penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapatdigunakan untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal danpalatum keras.

Page 2: kelainan RM.docx

2.2.2.6 Proyeksi Water’sFoto Rontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinusethmoidalis, sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatiko frontalis, dan rongganasal.2.2.2.7 Proyeksi Reverse-TowneFoto Rontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalamiperpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding posterolateral pada maksila.

2.2.2.8 Proyeksi SubmentovertexFoto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus,sinus sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arcuszigomatikus.

Periodontitis agresif (sebelumnya dikenal sebagai awal-awal peridontitis) adalah kerusakan periodontal yang menjadi klinis selama masa remaja atau dewasa. Penyakit ini telah diklasifikasikan menjadi dua jenis: localized and generalized. Istilah lain yang ditemukan dalam literatur yang telah digunakan untuk menggambarkan bentuk-bentuk dari agresif periodontitis termasuk juvenile, localized juvenile, generalized juvenile, rapidly progressive, severe, and prepubertal periodontitis. Perbedaan antara bentuk localized and generalized didasarkan pada distribusi kerusakan periodontal dalam mulut. Localized aggressive periodontitis ditandai dengan hilangnya tulang di sekitar gigi geraham pertama dan gigi seri. Generalized aggressive periodontitis ditandai dengan pola yang lebih luas dari kerusakan periodontal.

Meskipun periodontitis agresif ditandai pola kerusakan periodontal. Dalam sebuah survei nasional kesehatan mulut anak sekolah AS, tiga definisi pengawakan kasus digunakan untuk periodontitis agresif, sebagai berikut:

           Localized aggressive periodontitis: terjadi pada setidaknya satu molar pertama dan setidaknya satu insisifus atau molar kedua dan dua atau lebih sedikit caninus atau premolar terjadi kehilangan perlekatan lebih dari 3 mm.

           Generalized aggressive periodontitis: kriteria untuk penyakit localized tidak terpenuhi, empat atau lebih gigi dan lebih besar dari 3 mm kehilangan perlekatant, dan setidaknya dua gigi yang terkena adalah molar kedua, caninus, atau premolar.

           Incidental loss of periodontal attachment: kriteria untuk penyakit localized tidak terpenuhi, dan satu atau lebih gigi terjadi kehilangan perlekatan lebih dari 3 mm.  

Periodontitis adalah penyakit atau peradangan pada periodontium (jaringan penyangga gigi / periodontal), merupakan keradangan berlanjut akibat gingivitis yang tidak dirawat.

Etio : Periodontitis disebabkan oleh mikroorganisme bahwa mematuhi dan tumbuh pada permukaan gigi, bersama dengan terlalu agresif kekebalan respon terhadap mikroorganisme tersebut.

Etiologi Periodontitis Secara Umum→ Terutama disebabkan oleh mikroorganisme dan produk-produknya yaitu: plak supra dan sub gingiva. → Faktor sistemik juga dapat berpengaruh pada terjadinya periodontitis, meskipun tidak didahului oleh proses imflamasi. → Tekanan oklusal yang berlebihan juga dapat memainkan peranan penting pada progresivitas penyakit periodontitis dan terjadinya kerusakan tulang (contohnya: pada pemakaian alat ortodonsi dengan tekanan yang berlebihan).

Page 3: kelainan RM.docx

Klasifikasi : Periodontitis kronis Periodontitis agresif Periodontitis sebagai manifestasi dari penyakit sistemik Necrotizing gingivitis ulseratif / periodontitis Abses dari periodontium

Periodontitis agresif 1.Localized aggressive periodontitis (LAP) Localized agresif periodontitis (PAP) 2.Generalized aggressive periodontitis (GAP) Umum agresif periodontitis (GAP) Periodontitis agresif jauh kurang umum daripada periodontitis kronis dan umumnya mempengaruhi pasien yang lebih muda daripada bentuk kronis.Bentuk-bentuk lokal dan umum tidak hanya berbeda dalam hal luas, mereka berbeda dalam etiologi dan patogenesis.

Karakteristik Berbeda dengan periodontitis kronis , fitur utama yang sama untuk kedua PAP dan GAP adalah sebagai berikut: [4] kecuali adanya penyakit periodontal , pasien dinyatakan sehat cepat hilangnya lampiran dan tulang kehancuran keluarga agregasi Selain itu, periodontitis agresif sering muncul dengan fitur sekunder berikut: [4] Jumlah deposito mikroba tidak konsisten dengan tingkat keparahan dari jaringan periodontal kehancuran proporsi tinggi actinomycetemcomitans Aggregatibacter , dan dalam beberapa kasus, dari Porphyromonas gingivalis serta fagosit kelainan hyperresponsive makrofag fenotipe , termasuk peningkatan kadar prostaglandin E 2 (PGE 2) dan interleukin 1β perkembangan patogenesis mungkin membatasi diri Localized vs bentuk umum periodontitis agresif Konsensus 1999 Laporan diterbitkan oleh American Academy of Periodonti diizinkan pembagian penyakit periodontal agresif ke dalam bentuk-bentuk lokal dan umum berdasarkan fitur cukup spesifik secara individu, sebagai berikut: [4] Localized aggressive periodontitis Localized periodontitis agresif circumpubertal onset circumpubertal awal robust serum antibody response to infective agents : the dominant serotype antibody is IgG2 [ 5 ] kuat serum antibodi respon terhadap agen infektif : antibodi serotipe yang dominan adalah IgG2 [5] localized first molar / incisor presentation lokal pertama molar / gigi seri presentasi Generalized aggressive periodontitis Umum periodontitis agresif biasanya mempengaruhi pasien di bawah usia 30 tahun antibodi respon terhadap agen infeksi episodic diucapkan sifat pemusnah periodontal presentasi umum yang berdampak pada sedikitnya 3 gigi permanen selain geraham pertama dan gigi seri Keparahan kerusakan jaringan periodontal adalah subclassified dengan cara yang sama seperti periodontitis kronis . Pengobatan Perawatan biasanya melibatkan terapi mekanik (non-bedah atau bedah debridemen) dalam hubungannya dengan antibiotik .Beberapa studi menunjukkan bahwa jenis kasus merespon terbaik untuk sebuah kombinasi debridement

Page 4: kelainan RM.docx

dan antibiotik. Terapi regeneratif dengan prosedur penyambungan tulang sering dipilih dalam kasus-kasus ini disebabkan oleh morfologi yang menguntungkan dari tulang yang cacat akibat penyakit tersebut.

Periodontitis sebagai manifestasi dari penyakit sistemik a Paling tidak 16 penyakit sistemik telah dikaitkan dengan periodontitis: 1.Terkait dengan gangguan hematologi : 1.Acquired neutropenia 2.Leukemia 2.Sehubungan dengan kelainan genetik 1.Kekeluargaan dan siklik neutropenia 2.Sindrom Down 3.Adhesi leukosit defisiensi gangguan 4.Sindrom Papillon-LeFevre 5.Chediak-Higashi syndrome 6.Sel Langerhans penyakit ( histiocytosis sindrom) 7.Penyakit penyimpanan glikogen 8.Kronis granulomatosa penyakit 9. Agranulositosis genetik infantil 10.Sindrom Cohen 11.Danlos sindrom Ehlers- (Jenis IV dan VIII) 12.Hypophosphatasia 13.Crohn's penyakit ( penyakit inflamasi usus ) 14.indrom Marfan Penyakit-penyakit sistemik yang berhubungan dengan penyakit periodontal karena mereka umumnya memberikan kontribusi ke salah satu host penurunan resistensi terhadap infeksi atau disfungsi dalam jaringan ikat dari gusi , meningkatkan kerentanan pasien terhadap kerusakan yang disebabkan peradangan. [1]

Abses dari periodontium dilokalisasi akut infeksi bakteri [1] terutama diklasifikasikan berdasarkan lokasi. [2]

Jenis Ada empat jenis abses yang terkait dengan jaringan periodontal : [1] 1.gingival abscesses gingiva abses 2.periodontal abscesses periodontal abses 3.pericoronal abscesses pericoronal abses 4.gabungan periodontal / endodontik abses Jenis keempat akan dibahas dalam artikel sendiri karena yang sering berbeda etiology . abses Gingiva Suatu abses dari jaringan periodontal disebut abses gingiva ketika lokal, bernanah infeksi hanya melibatkan gusi jaringan lunak dekat gingiva marjinal atau papilla interdental . [1] abses periodontal Suatu abses dari jaringan periodontal disebut abses periodontal ketika lokal, infeksi bernanah melibatkan dimensi yang lebih besar dari jaringan gusi, memperpanjang apically dan berdekatan dengan saku periodontal . [1] semacam lesi dapat berkontribusi pada perusakan ligamentum periodontal dan tulang alveolar . [2] abses PericoronalSuatu abses dari jaringan periodontal disebut abses pericoronal ketika lokal, infeksi bernanah ada dalam jaringan gusi yang mengelilingi mahkota dari sebagian atau seluruhnya meletus gigi. [1] ini juga disebut sebagai pericoronitis. presentasi Klinis Ketiga jenis abses akan hadir sebagai merah , bengkak luka yang menyakitkan untuk disentuh . [1] Mereka mungkin memiliki permukaan mengkilat perwakilan dari peregangan mukosa atas abses. Nanah mungkin hadir. Pengobatan

Page 5: kelainan RM.docx

Pengobatan untuk salah satu lesi termasuk insisi dan drainase , dan mungkin inklusi dari antibiotik rejimen. [1]

Gingivitis ulseratif nekrosis akut (ANUG) adalah sebuah sub-klasifikasi nekrotikans penyakit periodontal, sebuah infeksi dari jaringan gusi . [1] ini menyajikan sebagai akut infeksi pada gingiva tanpa keterlibatan jaringan lain yang periodontium . Jika infeksi telah berkembang lebih ke dalam jaringan periodontal , adalah subclassified sebagai "periodontitis ulseratif nekrosis" (nup). [2] [3] Etiologi Necrotizing penyakit periodontal disebabkan oleh infeksi bakteri yang mencakup anaerob seperti P. intermedia [3] dan Fusobacterium serta spirochetes , seperti Borrelia dan Treponema . Pada awal 1990-an 1980-an, awalnya berpikir bahwa penyakit periodontal nekrotikans yang ketat suatu sequela dari HIV , dan bahkan disebut-terkait HIV periodontitis. [5] Ini sekarang dipahami bahwa kerjasama dengan HIV / AIDS ini disebabkan status kekebalan pasien tersebut, dan itu terjadi dengan lebih tinggi prevalensi dalam kaitannya dengan penyakit lain di mana sistem kekebalan tubuh terganggu. Necrotizing penyakit periodontal dikenal menyakiti. [2] Tanda dan gejala Klinis dari penyakit periodontal nekrotikans meliputi: [2] nekrosis dan / atau ulserasi dari papila interdental ("menekan-out papila") [3] atau gingival margin pseudomembranosa pembentukan menyakitkan, merah gingiva marjinal yang berdarah pada manipulasi lembut halitosis Bersamaan faktor termasuk berat merokok dan gizi buruk , [2] terutama bagi mereka penyajian dengan periodontitis ulseratif nekrosis. [3] Pengobatan Perawatan termasuk irigasi dan debridemen daerah nekrotik (bidang mati dan / atau mati gusi jaringan), kesehatan mulut instruksi dan penggunaan bilasan mulut dan obat nyeri . Sebagai penyakit ini sering dikaitkan dengan masalah medis sistemik, pengelolaan yang baik dari gangguan sistemik yang sesuai. [2] Prognosis Diobati, infeksi dapat mengakibatkan kerusakan yang cepat dari periodontium dan dapat menyebar, sebagai nekrotikans stomatitis atau Noma, ke jaringan tetangga di pipi, bibir atau tulang rahang. Seperti yang dinyatakan, kondisi dapat terjadi dan sangat berbahaya pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah . ni pengembangan menjadi Noma mungkin pada individu yang rentan kurang gizi, dengan cacat parah mungkin.

Definisi:Kista adalah:suatu ruangan patologis yang berkapsul jaringan ikat berisi cairan kental,semiliquid atau darah dan dapat berada dalam jaringan lunakatau keras.

II.Macam –macam kista

A. Kista primordialKista primordial bisa tumbuh menjadi besar sebelum bermanifestasi secara klinis dan berbeda dari kista rahang lainnya.

Gambaran klinis.1.Kista primordial timbul pada umur dasawarsa kedua lebih kurang pada 40-50 persen kasus.2.Lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan.3.Mandibula lebih sering terkena dari pada maksila.4.Pasien mengeluh nyeri,pembengkakan atau secret.5.Kadang- kadang mengalami parastesia pada gigi atau bibir bawah.

Page 6: kelainan RM.docx

Gambaran Radiologi.Terlihat sebagai daerah radiolusen yang kecil,bundar atau ovoid.Kebanyakan berbatas tegas dengan tepi sclerosis yang nyata seperti yang biasa diperkirakan dari lesi yang membesar perlahan-lahan,tetapi sebahagian tepinya mungkin diffuse.Kista primordial bisa timbul pada regio periapikal gigi yang masih vital yang menggambarkan kista radikular.Kista dapat menghalangi erupsi gigiyang berhubungan dan secara radiologist ia menyebabkan gambaran dentigerous.(forcell1980)mengobservasi hubungan antara kista ini dengan mahkota gigi dalam 41v persen kasus.hubungan lebih sering terjadi pada maksila. Tetapi (melvor 1972) memperlihatkan hubungan ini pada mandibula . lesi ini sering disalah diagnosis sebagai kisata dentigerous.

GAMBAR KISTA PRIMORDIALPatogenesaUmumnya disepakati bahwa kista primordial merupakan kelainan perkembangan yang timbul dari epitel odontogenik. Sebagian besar bukti yang ada menunjukkan adanya bukti tempat asal kista tersebut adalah dari lamina dentalis atau sisa-sisanyaKista primordial dapat tumbuh secara tunggal ataupaun multiple,yang berasal dari organ enamel gigi tunggal pada seri regular ataupun pada banyak benih gigi yang menjadi kistik.PatologiDidalam laboratorium,dinding kista primordial jarang diterima utuh kecuali bila kistanya kecil. Biasanya dindingnya tipis,kolaps dan terlipat. Tetapi jika melihat yang uth,maka bias terlihat pertumbuhan yang tidak sama . kista dilapisi oleh epitel berlapis gepeng berkeratinisasi teraturyang biasa lapisan selnya 5-8 lapisan.PengobatanBramley(1971,1974),menekankan bahwa usaha usaha serius harus dilakukan untuk mencapai pengobatan yang baik,terutama pada operasi pertama. Hal ini tergantung pada pencapaian kista yang baik pada pembedahan. Biasanya lesi tunggal kecil dengan garis luar sferis teratur bisa dienukleasi sempurna bila cara mencapai kistanya baik.

B. Kista dentigerous

Kista dentigerous merupakan salah satu kista yang menutupi mahkota gigi yang belum erupsi dan melekat pada leher gigi.Gambaran klinis1. terjadi banyak pada usia dewasa yakni usia 30 tahun pada laki-laki dan 10-20 tahun pada wanita2. Banyak terjadi pada laki-laki dari pada perempuan3. Banyak melibatkan molar tiga mandibula,caninus tetap maksila premolar mandibula dan molar tiga maksila.4. Pembengkakan yang terjadi secara perlahan-lahan nyeri jika terjadi infeksiGambaran radiografiDaerah radiolusen unilokular yang berhubungan dengan mahkota gigi yang tidak erupsi. Kista ini mempunyai tepi sklerotik yang berbatas tegas jika tidak terjadi infeksi. Gigi yang tidak erupsi dapat terimpaksi akibat ruangan pada lengkung gigi yang tidak cukup atau sebagai akibat malposisi sedemikian rupa karena molar tiga mandibula terimpaksi secara horizontal. Gigi yang supernumerary dapat menyebabkan kista dentigerous.PatogenesaKista dentigerous timbul di sekeliling gigi yang tidak erupsi yang menyebabkan kegagalan erupsi nantinya. Kista dentigerous bisa berasal dari ekstra folikullar ataupun intra follicular dengan akumulasi diantara epitel enamel yang berkurang dari enamel ataupun di dalam organ enamel itu sendiri.PatologiKadang-kadang kista terangkat utuh ,tetapi lepih sering dinding tipis itu robek selama tindakan bedah. Kista yang mengelilingi gigi benar-benar merupakan folikel yang berdilatasi dan terlihat pada sambungan amelo-sementum.

Page 7: kelainan RM.docx

Pada kista dentigerous yang meradang dapat terjadi penebalan pada dinding kista.

PengobatanKista dentigerous diobati dengan enukleasi teliti bersama gigi yang terlibat,kecuali jika nampak prospek yang layak bahwa gigi yang terlibat bisa dikembalikan ke posisi normalnya pada lengkungnya.

C.Kista ErupsiMerupakan kista dentigerous yang terjadi pada jaringan lunak.Tapi kista dentigerous yang terjadi biasanya pada sekeliling gigi yang erupsidanterletak di dalam jaringan lumak yang terjadi di atas tulangGambaran klinis1.kista erupsi menyebabkan pembengkakan yang licin di atas gigi yang sedang erupsi,yang bisa mempunyai warna gingival yang normal,ataupun biru.2. biasanya tanpa nyeri kecuali jika terinfeksi.3. lunak dan berfluktuasi4.kadang-kadang terdapat lebih dari satu kista .Gambaran radiologiKista bisa membuat bayangan lunak,tetapi biasanya tidak melibatkan tulang ,kecuali kripta terbuka yang terdilatasi yang bisa terlihat pada radiograf.PatogenesaPatogenesa kista erupsi mungkin sangat serupa dengan kista dentigerous. Perbedaanya bahwa gigi pada kasus kista erupsi lebih terpendam di jaringan kunak gingival ketimbang di dalam tulang. Belum diketahui faktor-faktor yang sebenarnya menghalangi erupsi ke dalam jaringan lunak ini,tetapi adanya jaringan fibrosa yang sangat padat dapat bertanggung jawab.PatologiPada daerah yang tidak meradang,dinding epitel kista khas berasal dari epitel enamel yang berkurang, yang terutama terdiri dari2-3 lapisan sel epitel gepeng dengan beberapa fokus, tempat ia mungkin sedikit lebih tebal.PengobatanKista erupsi diobati dengan marsupialisasi. Kubah kista di eksisi ,yang memaparkan mahkota gigi sehingga memungkinkan gigi tersebut erupsi.

D.Kista GlobulomaksilarisKista Globulomaksilaris dilukiskan sebagai kista fisural yang ditemukan di dalam tulang antara incicivus kedua dan caninus maksila.RadiologiKista ini radiolusen berbatas tegas , yang sering menyebabkan akar gigi berdekatan divergen.Kista globulomaksilaris sebenarnya merupakan suatu kista odontogenik serta penampakan klinis dan radiologinya bisa memenuhi diagnosa kista periodontalis lateralis,kista dentigerous lateralis dan kista primordial.

E.Kista RadikularKista radikular merupakan salah satu kista yang timbul dari sisa –sisa epitel pada ligamentum periodontal sebagai akibat peradangan.Biasanya peradangan mengikuti kematian pulpa gigi dan kista yang timbul dengan cara ini tersering ditemukan pada apeks gigi yang terkena. Tapi ia bisa juga ditemukan pada sisi lateral akar gigi.Gambaran klinis1.Banyak kasus terjadi pada dasawarsa ketiga.2.Dapat terjadi pada seluruh rahang yang mempunyai gigi 3.Fluktuasi ada jika kista telah mengerosi tulang secara sempurna.4.Adanya rasa nyeri dan infeksi .

Page 8: kelainan RM.docx

Gambaran radiologiLesi berukuran antara 10-14 mm.Kista ini berupa rdiolusen bulat atau ovoid yang dikelilingi oleh tepiradiopak sempit yang meluas dari lamina dura gigiyang terlibat.PatogenesaDibag dalam 3 fase yaitu:1. Fase pemulai2. Fase pembentukan kista3. Fase pembesaran

Lapisan epitel kista tersebut berasal dai sisa –sisa sel epitel Malassez pada ligamentum periodontal. Sel-sel ini bisa berproliferasi.

Gambaran patologi• Sediaan makroskopis bisa berupa massa kistik sferis atau ovoid yang utuh, tetapi sering tidak tertur dan kolaps.• Dindingnya bervariasi dari yang tipis hingga tebalnya sekisar 5 mm.• Permukaan dalam bisa licin atau berombak.• Nodulus kolesterol bisa menonjol ke dalam rongga.• Biasanya isi cairan berwarna coklat karena pemecahan darah dan bila terdapatkristal kolesterol maka mereka bisa memberikan waena emas berkilauanataupun jerami.• Hampir semua kista radikular semuanya dilapisi olehepitel berlapis gepeng.

Definisi

Epulis adalah istilah yang nonspesifik untuk tumor dan massa seperti tumor pada gingiva (gusi). Ada beberapa jenis dari epulis, masing-masing memiliki karakteristik yang unik dan khas.

Jenis-jenis Epulis

I . Epulis Fissuratum

Definisi

Pertumbuhan jaringan ikat fibrosa yang berlebihan di daerah mukosa yang berkontak dengan tepi gigi tiruan yang biasanya terlalu cekat dan menekan mukosa. Epulis fissuratum juga sering disebut inflammatory fibrous hyperplasia, atau denture epulis.

Pertumbuhan jaringan ikat tersebut disebabkan oleh iritasi kronik karena pemakaian gigi tiruan, di mana tepi gigi tiruan menekan daerah gusi yang berbatasan dengan pipi bagian dalam (alveolar vestibular mucosa). Penekanan tersebut menyebabkan tulang daerah tersebut terus menerus berubah karena kehilangan tulang, akibatnya dukungan tulang untuk basis gigi tiruan menjadi tidak stabil. Hal ini lama kelamaan mengarah kepada terjadinya penonjolan yaitu epulis fissuratum.

Gbr. Epulis fissuratum yang tampak sebagai penonjolan vestibulum yang berkontak dengan tepi gigi tiruanKondisi ini paling sering terjadi pada orang usia lanjut karena pasien dalam kelompok umur tersebut banyak yang menggunakan gigi tiruan. Namun masalah ini cenderung berkurang dengan makin berkembangnya teknologi kedokteran gigi dan meningkatnya kesadaran pasien untuk menjaga keutuhan dan kesehatan gigi dan mulut sehingga kebutuhan akan gigi tiruan bisa jadi berkurang. Tampaknya kondisi ini lebih sering dijumpai pada wanita daripada pria

Page 9: kelainan RM.docx

Gejala

Lesi yang tersusun dari jaringan yang berlebihan ini umumnya berupa lipatan hiperplastik berwarna merah muda, keras dan fibrous. Bagian dalam dan luar dari lesi terpisah oleh cekungan (groove) dalam yang menandakan tempat di mana tepi gigi tiruan menekan mukosa.

Epulis fissuratum jarang terjadi di daerah lingual (bagian yang menghadap lidah), dan lebih sering dijumpai di bagian depan rahang (anterior).

Ukuran lesi ini bervariasi. Ada lesi yang berukuran kecil namun ada juga yang luas dan melibatkan seluruh daerah mukosa (mukosa vestibulum) yang berkontak dengan tepi gigi tiruan.

Terkadang iritasi dapat cukup parah sehingga menyebabkan mukosa tampak kemerahan dan ulserasi, terutama di dasar cekungan di mana tepi gigi tiruan berkontak dengan mukosa.

Perawatan

Lesi ini dapat dihilangkan dengan eksisi. Selain itu, gigi tiruan yang menjadi timbulnya lesi ini harus diperbaiki hingga dapat memiliki kecekatan yang baik namun tidak memberi tekanan berat terhadap mukosa supaya mencegah iritasi yang lebih berat lagi.

Meski lesi ini sangat jarang dihubungkan dengan karsinoma sel skuamosa, namun sebagai tindakan preventif sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada lesi yang telah dibuang tersebut.

II . Giant Cell Epulis

Definisi

Epulis jenis ini juga sering disebut sebagai peripheral giant cell granuloma, giant cell reparative granuloma, osteoclastoma and myeloid epulis. Penyebab pastinya tidak diketahui, namun diperkirakan giant cell epulis terjadi sebagai respon terhadap suatu cedera. Selain itu, banyak kasus yang pasiennya mengekspresikan reseptor permukaan untuk hormon estrogen, sehingga timbul spekulasi bahwa pengaruh hormonal dapat memainkan peranan terhadap perkembangan lesi ini.

Giant cell epulis dapat terjadi pada semua umur namun kasus ini paling banyak didiagnosa pada pasien dalam golongan umur 40-60 tahun, dan terutama terjadi pada wanita.

Gambar. Giant Cell Epulis pada daerah palatal gigi insisif atas

Gejala

Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi, kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan umumnya berwarna merah keunguan.

Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran kurang dari 2 cm namun ada kasus yang ukurannya diameter melebihi 4 cm. Lesi ini dapat tumbuh menjadi massa yang bentuknya tidak beraturan

Page 10: kelainan RM.docx

yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Pada beberapa kasus giant cell epulis dapat menginvasi tulang di bawahnya sehingga pada gambaran radiografis akan terlihat erosi tulang.

Perawatan

Perawatan giant cell epulis melibatkan bedah eksisi dan kuretase tulang yang terlibat. Gigi yang berdekatan dengan epulis juga perlu dicabut bila sudah tidak dapat dipertahankan, atau dilakukan pembersihan karang gigi (scaling) dan penghalusan akar (root planing). Dilaporkan angka rekurensi sebesar 10 % sehingga diperlukan tindakan eksisi kembali.

III. Epulis Kongenital

Definisi

Penyebab dari terjadinya epulis kongenital belum pasti namun para ilmuwan meyakini bahwa epulis ini berasal dari sel-sel mesenkim primitif yang asalnya dari neural crest.

Epulis tipe ini adalah kondisi kongenital yang sangat jarang ditemui, dan terjadi pada bayi saat kelahiran. Dari penelitian didapati bahwa epulis kongenital lebih banyak dijumpai pada bayi perempuan daripada laki-laki dengan rasio 8:1, dan paling banyak terjadi pada maksila (rahang atas) dibandingkan mandibula (rahang bawah).

Gambar. Seorang bayi perempuan dengan congenital epulis, kasus yang pertama kali dilaporkan pada tahun 1871 dan hingga kini hanya sekitar 200 kejadian yang pernah dilaporkan.

Gejala

Pada bayi yang baru lahir dijumpai massa tonjolan pada mulutnya, biasanya pada tulang rahang atas bagian anterior (depan). Dari 10% kasus yang dilaporkan, lesi yang terjadi adalah lesi multipel namun dapat juga berupa lesi tunggal. Ukuran lesi bervariasi, dari 0.5 cm hingga 2 cm namun ada kasus di mana ukuran epulis mencapai 9 cm. lesi ini lunak, bertangkai dan terkadang berupa lobus-lobus dari mukosa alveolar. Bila epulis terlalu besar, dapat mengganggu saluran pernafasan dan menyulitkan bayi saat menyusu.

Secara histologis, epulis kongenital mirip dengan granular cell tumor yang terjadi pada orang dewasa. Perbedaannya adalah pada epulis kongenital tidak rekuren dan tampaknya tidak berpotensi ke arah keganasan.Kelainan ini dapat ditemui secara dini saat sang ibu memeriksakan kandungan melalui alat sonography namun diagnosa yang pasti belum dapat ditegakkan.

Perawatan

Pada sebagian besar kasus, epulis cenderung mengecil dengan sendirinya dan menghilang saat bayi mencapai usia sekitar 8 bulan. Dengan demikian lesi yang berukuran kecil tidak membutuhkan perawatan.

Lesi yang lebih besar dapat mengganggu pernafasan dan/atau menyusui sehingga perlu dilakukan pembedahan dengan anestesi total. Dilaporkan keberhasilan penggunaan laser karbondioksida untuk

Page 11: kelainan RM.docx

mengoperasi lesi epulis yang besar. Dari kasus-kasus yang ada, kejadian ini tampaknya tidak mengganggu proses pertumbuhan gigi.

IV. Epulis Gravidarum (Tumor Kehamilan)

Definisi

Epulis gravidarum adalah granuloma pyogenik yang berkembang pada gusi selama kehamilan. Tumor ini adalah lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak mulut dengan angka kejadian berkisar dari 0.2 hingga 5 % dari ibu hamil. Epulis tipe ini berkembang dengan cepat, dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.

Tumor kehamilan ini biasanya muncul pada trimester pertama kehamilan namun ada pasien yang melaporkan kejadian ini pada trimester kedua kehamilannya. Perkembangannya cepat seiring dengan peningkatan hormon estrogen dan progestin pada saat kehamilan. Penyebab dari tumor kehamilan hingga saat ini masih belum dipastikan, namun diduga kuat berhubungan erat dengan perubahan hormonal yang terjadi pada saat wanita hamil. Faktor lain yang memberatkan keadaan ini adalah kebersihan mulut ibu hamil yang buruk.

Gambar. Epulis gravidarum pada wanita hamil

Gejala

Tumor kehamilan ini tampak sebagai tonjolan pada gusi dengan warna yang bervariasi mulai dari merah muda, merah tua hingga papula yang berwarna keunguan, paling sering dijumpai pada rahang atas. Umumnya pasien tidak mengeluhkan rasa sakit, namun lesi ini sangat mudah berdarah saat pengunyahan atau penyikatan gigi. Pada umumnya lesi ini berukuran diameter tidak lebih dari 2 cm, namun pada beberapa kasus dilaporkan ukuran lesi yang jauh lebih besar sehingga membuat bibir pasien sulit dikatupkan.

Perawatan

Umumnya lesi ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah ibu melahirkan bayinya, sehingga perawatan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya ditunda hingga setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan terus terjadi sehingga mengganggu penyikatan gigi yang optimal dan rutinitas sehari-hari.

Namun pada kasus-kasus dimana epulis tetap bertahan setelah bayi lahir, diperlukan biopsi untuk pemeriksaan lesi secara histologis. Rekurensi yang terjadi secara spontan dilaporkan pada 75 % kasus, setelah 1 hingga 4 bulan setelah melahirkan.

Bila massa tonjolan berukuran besar dan mengganggu pengunyahan dan bicara, tonjolan tersebut dapat diangkat dengan bedah eksisi yang konservatif. Namun terkadang tumor kehamilan ini dapat diangkat dengan Nd:YAG laser karena memberi keuntungan yaitu sedikit perdarahan.

Page 12: kelainan RM.docx

Aids dapat dilihat dari mulut

Aids merupakan salah saru penyakit yang sangat menular dan pembunuh masal. sebagian dari kita kadang tidak mengetahui AIDS secaara pasti. Berikut saya jelaskan ciri-ciri orang yang terinfeksi AIDS pada rongga mulut.

AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang ditandai dengan rusaknyasystem kekebalan tubuh sehingga mudah diserang berbagai macam infeksi. AIDSdisebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).Sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti dari mana mulaiberjangkitnya penyakit AIDS. Penyakit AIDS tidak ditularkan melalui kontak biasa,namun ditularkan melalui hubungan seksual, kontak dengan darah yang tercemarHIV dan melalui jarum suntik atau alat kedokteran lainnya yang tercemar HIV.Sebaliknya AIDS tidak dapat ditularkan melalui gigitan serangga, minuman, ataukontak biasa dalam keluarga, sekolah, kolam renanng, WC umum atau tempat kerjadengan penderita AIDS.

Gejala Klinis AIDSAIDS mempunyai spectrum yang luas pada gambaran klinis. Pada awalpermulaan terdapat gejala-gejala seperti terkena flu. Penderita merasa lelah yangberkepanjangan dan tanpa sebab, kelenjar-kelenjar getah bening dileher, ketiak,pangkal paha membengkak selama berbulan bulan, nafsu makan menurun/hilang,demam yang terus menerus mencapai 39 derajat Celcius atau berkeringat padamalam hari, diarrhea, berat badan turun tampa sebab, luka-luka hitam pada kulitatau selaput lendir yang tidak bias ssembuh, batuk-batuk yang berkepanjangan dandalam kerongkongan, mudah memar atau pendarahan tanpa sebab. Gejala-gejalaawal ini sering disebut AIDS Related Complex (ARC). Bila keadaan penyakit inimeningkat, penyakit ganas lain berkembang seperti: radang paru (penumocytiscarinii), kandiasis oesophagus, cytomegalovirus atau herpes, sarcoma kaposi, tumorganas pembuluh darah.

Manifestasi AIDS dirongga mulutSekitar 95% penderita AIDS mengalami manifestasi pada daerah kepala danleher sebagaimana juga menurut Shiod dan Pinborg 1987. Manifestasi di mulutseringkali merupakan tanda awal infesi HIV

Infeksi karena jamur (Oral Candidiasis)Kandiasi nulut sejauh ini merupakan tanda di dalam mulut yang paling seringdijumpai baik pada penderita AIDS maupun AIDS related complex (ARC) danmerupakan tanda dari manifestasi klinis pada penderita kelompok resiko tinggipadalebih 59% kasus.Kandiasis mulut pada penderita AIDs dapat terlihat berupa oral thrush, acuteatrophic candidiasis, chronic hyperplastic candidiasis, dan stomatis angularis(Perleche).

Infeksi karena virusInfeksi karena virus golongan herpes paling sering dijumpai pada penderita AIDS

Page 13: kelainan RM.docx

dan ARC. Infeksi virus pada penderita dapat terlihat berupa stomatis herpetiformis,herpes zoster, hairy leukoplakia, cytomegalovirus.

Infeksi karena bakteriInfeksi karena bakteri dapat berupa HIV necrotizing gingivitis maupun HIVperiodontitis.a. HIV necrotizing gingivitisHIV necrotizing gingivitis dapat dijumpai pada penderita AIDS maupunARC. Lesi ini dapat tersembunyi atau mendadak disertai pendarahan waktumenggosok gigi, rasa sakit dan halitosis.Necrotizing gingivitis paling sering mengenai gingiva bagian anterior. Padasituasi ini, pabila interdental dan tepi gingiva akan tampak berwarna merah,bengkak, atau kuning keabu-abuan karena nekrosis, bakan sering terjadinecrotizing ulcrerative gingivitis yang parah dan penyakit periodontal yangprogresif sekalipun kebersihan mulut terjaga dengan baik dan walaupun telahdiberikan antibiotika.

b. HIV periodontitisPenyakit periodontal yang berlangsung secara progresif mungkinmerupakan indicator awal yang dapat ditemukan pada infeksi HIV. Dokter gigiseyogyanya mendiagnosa secara dini proses kerusakan tulang alveolartersebut dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan adnya infeksi HIV.Hal ini disebabkan terutama oleh adanya fakta bahwa sejumlah penderitaAIDS yang mengalami kerusakan tulang alveolar yang cepat.

NeoplasmaSarkoma kaposi yang berhubungan dengan AIDS tampak sebagai penyakityang lebih ganas dan biasanya telah menyebar pada saat dilakukan diagnosa awal.Kira-kira 40% penderita AIDS dengan sarcoma kaposi akn meninggal dalam waktukurang lebih satu tahun dan biasanya disertai dengan infeksi opotunistik yang lain(misalnya pneumocystic carinii, jamur, virus, bakteri).Manifestasi mulut sarcoma kaposi biasanya merupakan tanda awal AIDS danumumnya (50%) ditemukan dalam mulut pria homoseksual. Selain mulut, sarcomaini juga dapat ditemukan dikulit kepala dan leher. Sarkoma kaposi pada mulutbiasanya terlihat mula –mula sebagai macula, nodul dan plak yang datar ataumenonjol, biasanya berbewntuk lingkaran dan berwarna merah atau keunguan.Terletak pada palatum dan besarnya dari hanya beberapa millimeter sampaicentimeter. Bentuknya tidak teratur, dapat tunggal atau multiple dan biasanyaasintomatik, sehingga baru disadari oleh pasien bila lesi sudah menjadi agak besar.

Kelainan lain didalam mulutKelainan-kelainan ini tidak diketahui sebabnya, dapat timbul berupa :a. Stomatis aphtosa rekuren, terutama tipe mayor.b. Ulkus nekrotik yang meluas sampai ke fausia.c. Xerostomiad. Pembesaran kelenjar parotis, terutama penderita AIDS anak-anak.e. Idiophatic thrombocytopenia purpura.f. Palsi wajahg. Addisonian mucosal hyperpigmentationh. Limfadenopati submandibula.i. Hiperpigmentasi melanotikj. Penyembuhan luka yang lamak. Bayi yang lahir dengan infeksi AIDS dapat mengalami deformasi wajah

Page 14: kelainan RM.docx

CANDIDIASIS

Gambaran klinis kandidiasis oral tergantung pada keterlibatan lingkungan dan interaksi organisme dengan jaringan pada host. Adapun kandidiasis oral dikelompokkan atas tiga, yaitu : 1. Akut, dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : . Kandidiasis Pseudomembranosus Akut

Kandidiasis pseudomembranosus akut yang disebut juga sebagai thrush, pertama sekali dijelaskan kandidiasis ini tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau seperti beludru, terdiri dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat dihapus meninggalkan permukaan merah dan kasar.6,16,17 Pada umumnya dijumpai pada mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak.6,16 Penderita kandidiasis ini dapat mengeluhkan rasa terbakar pada mulut.2 Kandidiasis seperti ini sering diderita oleh pasien dengan sistem imun rendah, seperti HIV/AIDS, pada pasien yang mengkonsumsi kortikosteroid, dan menerima kemoterapi.6,18

Diagnosa dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, kultur jamur, atau pemeriksaan mikroskopis secara langsung dari kerokan jaringan.1

b. Kandidiasis Atropik Akut Kandidiasis jenis ini membuat daerah permukaan mukosa oral mengelupas dan tampak sebagai bercak-bercak merah difus yang rata.2,17 Infeksi ini terjadi karena pemakaian antibiotik spektrum luas, terutama Tetrasiklin, yang mana obat tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem oral antara Lactobacillus acidophilus dan Kandida albikan. Antibiotik yang dikonsumsi oleh pasien mengurangi populasi Lactobacillus dan memungkinkan Kandida tumbuh subur.17 Pasien yang menderita Kandidiasis ini akan mengeluhkan sakit seperti terbakar.

2. Kronik, dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : a. Kandidiasis Atropik Kronik

juga “denture stomatitis” atau “alergi gigi tiruan”.6,17 Mukosa palatum maupun mandibula yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini dikategorikan sebagai bentuk dari infeksi Kandida.6,18 Kandidiasis ini hampir 60% diderita oleh pemakai gigi tiruan terutama pada wanita tua yang sering memakai gigi tiruan selagi tidur.

b. Kandidiasis Hiperplastik Kronik Infeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah berupa bintik-bintik putih yang tepinya menimbul tegas dengan beberapa daerah merah.17 Kondisi ini dapat berkembang menjadi displasia berat atau keganasan, dan kadang disebut sebagai Kandida leukoplakia.18 Bintik-bintik putih tersebut tidak dapat dihapus, sehingga diagnosa harus ditentukan dengan biopsi.2 Kandidiasis ini paling sering diderita oleh perokok

Bakteri Staphylococcus   aureus

Staphylococcus aureus adalah bakteri bola berpasang-pasangan atau berkelompak seperti buah anggur dengan diameter antara 0,8 mikron-1,0 mikron, non motil, tidak berspora dan bersifat gram positif. Namun, kadang-kadang ada yang bersifat gram negatif yaitu pada bakteri yang telah difagositosis atau pada biakan tua yang hamper mati. Bakteri Staphylococcus sering ditemukan sebagai mikroflora normal pada kulit dan selaput lendir pada manusia. Dapat menjadi penyebab infeksi baik pada manusia maupun pada hewan. Jenis bakteri ini dapat memproduksi enterotoksin yang menyebabkan pangan tercemar dan mengakibatkan keracunan pada manusia. Bakteri ini dapat diisolasi dari klinik, carriers, pangan dan lingkungan.

Morfologi StaphylococcusBakteri Staphylococcus berbentuk bulat menyerupai bentuk buah anggur yang tersusun rapi dan tidak teratur satu sama lain. Sifat dari bakteri ini umumnya sama dengan bakteri coccus yang lain yaitu :

Page 15: kelainan RM.docx

1) Berbentuk bulat dengan diameter kira-kira 0,5 – 1,5 µm.2) Warna koloni putih susu atau agak krem3) Tersusun dalam kelompok secara tidak beraturan.4) Bersifat fakultatif anaerobic5) Pada umumnya tidak memiliki kapsul6) Bakteri ini juga termasuk juga bakteri nonsporogenous (tidak berspora)7) Sel-selnya bersifat positif-Gram, dan tidak aktif melakukan pergerakan (non motile)8) Bersifat pathogen dan menyebabkan lesi local yang oportunistik9) Menghasilkan katalase10) Tahan terhadap pengeringan, panas dan Sodium Khlorida (NaCl) 9 %11) Pertumbuhannya dapat dihambat dengan cepat oleh bahan kimia tertentu seperti Hexachlorophene 3%.12) Sebagian besar adalah saprofit yang hidup di alam bebas, namun habibat