Kelainan Perikoronal(1).doc

5
1. Kelainan Perikoronal 1.1. PERIKORONITIS Definisi Perikoronitis merupakan suatu keradangan pada jaringan lunak perikoronal (operkulum) yang menutupi mahkota gigi di sekeliling gigi yang akan erupsi, paling sering terjadi pada molar 3 bawah (Mansjoer, 2000). Infeksi yang terjadi disebabkan oleh adanya mikroorganisme dan debris yang terperangkap diantara mahkota gigi dan jaringan lunak diatasnya. Perikoronitis dapat menetap menjadi bentuk subakut/kronis jangka panjang yang berkaitan dengan osteitis dan kerusakan tulang (Pedersen, 1996). Etiologi Etiologi utama perikoronitis adalah flora normal rongga mulut yang terdapat dalam sulkus gingiva. Flora normal yang terlibat adalah polibakteri, meliputi bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif (Sixou et al, 2003). Mikroflora pada perikoronitis didapatkan mirip dengan mikroflora pada poket periodontal. Bakteri-bakteri tersebut memicu inflamasi pada daerah perikorona. Perikoronitis juga diperparah oleh trauma akibat gigi antagonis. Selain itu faktor emosi, merokok, dan infeksi saluran respirasi juga memparah perikoronitis (Leung, 1993).

Transcript of Kelainan Perikoronal(1).doc

Page 1: Kelainan Perikoronal(1).doc

1. Kelainan Perikoronal

1.1. PERIKORONITIS

Definisi

Perikoronitis merupakan suatu keradangan pada jaringan lunak

perikoronal (operkulum) yang menutupi mahkota gigi di sekeliling gigi yang

akan erupsi, paling sering terjadi pada molar 3 bawah (Mansjoer, 2000). Infeksi

yang terjadi disebabkan oleh adanya mikroorganisme dan debris yang

terperangkap diantara mahkota gigi dan jaringan lunak diatasnya. Perikoronitis

dapat menetap menjadi bentuk subakut/kronis jangka panjang yang berkaitan

dengan osteitis dan kerusakan tulang (Pedersen, 1996).

Etiologi

Etiologi utama perikoronitis adalah flora normal rongga mulut yang

terdapat dalam sulkus gingiva. Flora normal yang terlibat adalah polibakteri,

meliputi bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif (Sixou et al, 2003).

Mikroflora pada perikoronitis didapatkan mirip dengan mikroflora pada poket

periodontal. Bakteri-bakteri tersebut memicu inflamasi pada daerah perikorona.

Perikoronitis juga diperparah oleh trauma akibat gigi antagonis. Selain itu faktor

emosi, merokok, dan infeksi saluran respirasi juga memparah perikoronitis

(Leung, 1993).

Gambaran Klinis

Gingiva kemerahan dan bengkak di regio gigi yang erupsi sebagian, rasa

sakit pada waktu mengunyah makanan, merupakan gejala klinis yang sering

ditemukan pada penderita perikoronitis (Samsudin dan Mason, 1994). Bau mulut

yang tidak enak akibat adanya pus dan meningkatnya suhu tubuh dapat menyertai

gejala-gejala klinis yang tersebut di atas.

Pada beberapa kasus dapat ditemukan ulkus pada jaringan operkulum yang

terinfeksi akibat kontak yang terus menerus dengan gigi antagonis. Apabila

perikoronitis tidak diterapi dengan adekuat sehingga infeksi menyebar ke jaringan

lunak, dapat timbul gejala klinis yang lebih serius berupa limfadenitis pada

Page 2: Kelainan Perikoronal(1).doc

kelenjar limfe submandibularis, trismus, demam, lemah, dan bengkak pada sisi

yang terinfeksi (Laine et al, 2003).

.

Klasifikasi Perikoronitis

Perikoronitis secara klinis terbagi menjadi tiga, yaitu perikoronitis akut,

perikoronitis subakut, dan perikoronitis kronis (Topazian, 2002).

Perikoronitis Akut

Perikoronitis akut diawali dengan rasa sakit yang terlokalisir dan

kemerahan pada gingiva. Rasa sakit dapat menyebar ke leher, telinga, dan dasar

mulut. Pada pemeriksaan klinis pada daerah yang terinfeksi, dapat terlihat gingiva

yang kemerahan dan bengkak, disertai eksudat, dan terasa sakit bila ditekan.

Gejala meliputi limfadenitis pada kelenjar limfe submandibularis, dan kelenjar

limfe yang dalam, pembengkakan wajah, dan eritema, edema dan terasa keras

selama palpasi pada operkulum gigi molar, malaise, bau mulut, eksudat yang

purulen selama palpasi. Demam akan terjadi apabila tidak diobati. Umumnya

serangan akut dapat menyebabkan demam dibawah 38,5°C, selulitis, dan

ketidaknyamanan. Pada inspeksi biasanya ditemukan akumulasi plak dan debris

akibat pembersihan yang sulit dilakukan pada pseudopoket sekitar gigi yang

erupsi sebagian. Trismus dapat terjadi pada perikoronitis akut. (Shepherd and

Brickley, 1994).

Gambar 1 dan 2: Gambaran Klinis dari Perikoronitis

Page 3: Kelainan Perikoronal(1).doc

Perikoronitis Subakut

Perikoronitis subakut ditandai dengan timbulnya rasa kemeng/nyeri terus

menerus pada operkulum tetapi tidak ada trismus ataupun gangguan sistemik.

(Shepherd and Brickley,1994).

Perikoronitis Kronis

Perikoronitis kronis ditandai dengan rasa tidak enak yang timbul secara

berkala. Rasa tidak nyaman dapat timbul apabila operkulum ditekan. Tidak ada

gejala klinis yang khas yang menyertai perikoronitis kronis. Pada gambaran

radiologi bisa didapatkan resorpsi tulang alveolar sehingga ruang folikel melebar,

tulang interdental di antara gigi molar kedua dan molar ketiga menjadi atrisi dan

menghasilkan poket periodontal pada distal gigi molar kedua (Laine et al,2003).

Gambaran Radiografi

Gambaran radiografisnya terdapat gambaran radiolusen berbatas tidak

jelas disekitar bagian distal mahkota gigi molar ketiga yang impaksi.

Pedersen,GW. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Alih bahasa Purwanto &

`Basoeseno. Jakarta: EGC.

Gambar 2: Gambaran Radiografi dari Perikoronitis dengan teknik oklusal (A) dan teknik panoramik (B)

A B

Page 4: Kelainan Perikoronal(1).doc

Mansjoer Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, Volume 1, Jakarta: Media

Aesculapius FKUI.