Kelainan Relasi Jaw Cranial 1

download Kelainan Relasi Jaw Cranial 1

of 24

description

zz

Transcript of Kelainan Relasi Jaw Cranial 1

  • Kelainan Relasi Jaw-cranialOleh :

    Afthin Maritta N (14-01)

    Arie Puspa Ningtyas (14-03)

    Arwinda Hening P (14-10)

    Shinta Permata Sari (14-12)

    Zulfah Al-Faizah (14-17)

    Arimbi Gupitasari (

  • KLASIFIKASI SIMONIstilah untuk menyatakan hubungan rahang terhadap dasar tulang kepala (basis cranii) Untuk ini diperlukan pengertian tiga bidang yang digunakan sebagai pedoman, yaitu:

    a. Bidang sagital, yaitu bidang vertikal yang melewati garis tengah (median line) rahang, tegak lurus terhadap bidang horisontal..

    b. Bidang transversal, yaitu bidang vertikal yang melewati kedua titik infraorbital kanan dan kiri, tegak lurus terhadap bidang horisontal. Bidang ini disebut juga bidang orbital ( Simon )

    c. Bidang horisontal Frankfurt (FHP = Frankfurt Horizontal Plane), yaitu bidang horisontal yang melewati titik Tragus dan titik infraorbital

  • KLASIFIKASI SKELETALHubungan posisional anterio-posterior dari bagian basal

    rahang atas dan bawah, satu sama lain, dengan gigi-gigi berada

    dalam keadaan oklusi, disebut sebagai hubungan skeletal.

    Keadaan ini disebut juga basis gigi atau pola skeletal.

  • Klasifikasi Maloklusi dari hubungan skeletal, yaitu :

    Klas 1 skeletal dimana rahang berada pada hubungan

    antero-posterior pada keadaan oklusi

    Klas 2 skeletal dimana rahang bawah pada keadaan

    oklusi lebih ke belakang dalam hubungannya dengan

    rahang atas, dibandingkan pada Klas 1 skeletal

    Klas 3 dimana rahang bawah pada keadaan oklusi

    terletak lebih ke depan daripada klas 1 skeletal

  • Prognatism merupakan protusi skeletal. Prognatism bimaxillary timbul ketika kedua rahang berprotusi kedepan

    melewati batas normal facial. Prognatism maxillary dan

    Prognatism mandibular timbul ketika maxilla atau

    mandibula berprotusi kedepan melewati batas normal facial.

    Retrognatism merupakan retrusi skeletal. Retrognatism bimaxillary timbul ketika kedua rahang berada di posterior

    melewati batas normal facial. Retrognatism maxillary dan

    Retrognatism mandibular timbul ketika maxilla atau

    mandibula berada di posterior melewati batas normal facial.

  • FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETROGNATISM

    Herediter (Genetik)

    Cedera/Trauma

    Lingkungan - Infeksi

    - Radiasi

  • Mandibular Prognatism

    Pertumbuhan yang berlebihan maupun yang kurang dari rahang dapat disebabkan oleh penyakit, trauma, ataupun atavisme. Dan etiologi terjadinya prognasi mandibula pada beberapa kasus dapat dipengaruhi oleh pola herediter, kelainan kongenital, kelainan genetik seperti Down Syndrome (Trisomy 21), tumor, dan kebiasaan buruk.

  • Umumnya hanya rahang yang terlibat tetapi prognasi mandibula dapat dihubungkan dengan keadaan tertentu seperti :

    Pagets disease dari tulang yaitu pertumbuhan tulang yang berlebihan dari cranium dan maksila atau kadang-kadang terjadi pada mandibula

    Akromegali, dimana terjadi pembesaran dari mandibula karena hiperpituitarisme pada orang dewasa

    Leontiasis osea, suatu bentuk displasia yang fibrous yaitu adanya pembesaran mandibula.

  • Maxillary Prognatism

    Maksila prognatism merupakan pertumbuhan yang berlebih dalam arah horisontal .Adapun ciri klinis prognatism maksila adalah hubungan molar bisa berupa hubungan Kelas II, seseorang yang memiliki prognatism pada maxilla memiliki profil yang cembung, overbite yang meningkat, kemungkinan memiliki bibir atas hipotonis yang pendek yang mengakibatkan penutupan bibir yang buruk.

  • Maloklusi Klas II merupakan maloklusi yang paling sulit dalam perawatan ortodonti yang ditandai dengan prognasi maksila dan mandibula normal, retrognasi mandibula dan maksila normal, ataupun kombinasi dari keduanya.

    Profit mengatakan bahwa sekitar 80% dari ras Kaukasia pada pasien maloklusi Klas II memiliki mandibula yang retrognasi, sedangkan sekitar 20% maksila yang prognasi.

  • Contoh gambar maloklusi kelas II

  • Mandibular RetrognatismMandibular Retrognatism adalah keadaan

    posisi mandibula lebih ke posterior dari

    keadaan normal pada wajah.

    Mandibular retrognasim merupakan

    maloklusi skeletal Klas II dimana mandibula

    kecil atau maksila besar dapat

    menyebabkan profil wajah yang

    konveks atau retrognathic.

  • Pertumbuhan mandibula antara minggu ke 13 dan 20 karena adanya peralihan dari kartilago Meckel ke kartilago sekunder kondilus sebagai penentu utama pertumbuhan pada mandibula. Kondisi retrognati ini biasanya terkoreksi dengan sendirinya pada awal kehidupan postnatal oleh pertumbuhan mandibula yang sangat cepat dan perpindahan ke arah depan untuk mencapai hubungan maksilomandibula kelas I Angle. Pertumbuhan mandibula yang tidak adekuat akan menghasilkan hubungaan kelas II Angle (retrognati).

  • Maxillary Retrognatism

    Maxillary Retrognathism (Retrusion) adalah gambaran ketika posisi maksila lebih ke posterior dari keadaan normal pada wajah

  • Asymmetries

    Asimetri dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur kraniofasial yang terlibat menjadi asimetri dental, asimetri skeletal, asimetri jaringan lunak dan asimetri fungsional dan keempat jenis asimetri tersebut dapat menimbulkan tampilan asimetri pada wajah.

  • Asimetri Dental

    Asimetri dental merupakan asimetri yang dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara jumlah gigi dengan lengkung gigi yang tersedia, jumlah gigi rahang atas dan bawah pada segmen yang sama dan ketidakseimbangan lengkung gigi rahang atas dan bawah secara keseluruhan atau sebagian. Ketidakseimbangan tersebut dapat terjadi karena faktor faktor lokal seperti kehilangan dini gigi desidui, kehilangan satu atau sekelompok gigi secara kongenital, dan kebiasaan mengisap jari.

  • Asimetri SkeletalAsimetri skeletal lebih sering terjadi pada mandibula. Posisi mandibula yang dapat bergerak dan pusat pertumbuhan utamanya adalah kondilus merupakan hal yang mempengaruhi terjadinya kondisi tersebut dan bila terjadi gangguan pada kondilus pada masa pertumbuhan maka hal ini akan mengganggu pola pertumbuhan normal pada mandibula. Asimetri pada mandibula juga dapat terjadi karena pertumbuhan bagian mandibula yaitu body dan ramus yang terlalu berlebihan atau sebaliknya yang berkaitan dengan faktor genetik..

  • Asimetri Jaringan Lunak

    Asimetri jaringan lunak merupakan asimetri yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan perkembangan otot otot ekspresi wajah. Asimetri ini dapat terjadi pada kondisi penyakit hemifacial atrophy atau cerebral palsy. Asimetri jaringan lunak/muscular asymmetry dapat menyebabkan disproporsi wajah dan diskrepansi midline.

  • Asimetri Fungsional

    Asimetri fungsional dapat terjadi karena adanya gangguan untuk mencapai oklusi sentrik sehingga mandibula beradaptasi dengan bergerak lebih ke arah lateral atau anteroposterior ketika oklusi sentrik. Hal yang dapat menghalangi oklusi sentrik tersebut antara lain terjadinya kontriksi lengkung rahang atas ataupun dapat juga karena adanya gigi yang malposisi. Pada kasus gangguan sendi temporomandibula di satu sisi, asimetri fungsional ditunjukkan dengan adanya pergeseran garis tengah wajah saat pembukaan mulut disebabkan adanya gangguan pergerakan mandibula di bagian yang terganggu

  • Asimetri Wajah

    Asimetri lengkung gigi yang merupakan salah satu penyebab asimetri wajah. Asimetri lengkung gigi banyak dijumpai pada kondisi maloklusi walaupun sampai saat ini penelitian mengenai asimetri lengkung gigi berkaitan dengan maloklusi lebih banyak dilakukan pada maloklusi Klas I Angle dan maloklusi Klas II Angle.

    Kelainan Relasi Jaw-cranialKLASIFIKASI SIMONKLASIFIKASI SKELETALPowerPoint PresentationSlide 5FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETROGNATISMMandibular PrognatismSlide 8Maxillary PrognatismSlide 10Slide 11Slide 12Mandibular RetrognatismSlide 14Slide 15Maxillary RetrognatismAsymmetriesAsimetri DentalSlide 19Asimetri SkeletalSlide 21Asimetri Jaringan LunakAsimetri FungsionalAsimetri Wajah