Kelainan Genetik Pada Bayi Yang Mengalami Mutasi

20
Kelainan Genetik pada Bayi yang Mengalami Mutasi Muhamad Reynaldi 102014157 Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat Tel: (021) 5694-2061, fax: (021) 563-1731 Email: [email protected] Abstrak Awal dari sebuah mutasi pada bayi ada pada kelainan gen dari orang tua yang normal yang mengalami mutasi gen. Maka itu mahasiswa mampu mempelajari Hukum mendel, Kromosom, DNA, dan Mutasi gen. Supaya kita dapat mengetahui tentang kelainan yang terjadi pada bayi dari kedua orang tua yang normal. Kata kunci : Hukum Mendel, Kromosom, DNA, Mutasi Gen Abstrak The beginning of a mutation in the gene abnormality baby no normal parents of mutated genes. Then the student is able to learn the Mendel 's Law , chromosomes , DNA , and gene mutations . So that we can know about the disorders that occur in infants of normal parents . Keyword : Law Mendel , chromosomes , DNA , Gene Mutation 1

description

Makalah

Transcript of Kelainan Genetik Pada Bayi Yang Mengalami Mutasi

Kelainan Genetik pada Bayi yang Mengalami Mutasi Muhamad Reynaldi 102014157Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta BaratTel: (021) 5694-2061, fax: (021) 563-1731Email: [email protected]

Abstrak Awal dari sebuah mutasi pada bayi ada pada kelainan gen dari orang tua yang normal yang mengalami mutasi gen. Maka itu mahasiswa mampu mempelajari Hukum mendel, Kromosom, DNA, dan Mutasi gen. Supaya kita dapat mengetahui tentang kelainan yang terjadi pada bayi dari kedua orang tua yang normal.Kata kunci : Hukum Mendel, Kromosom, DNA, Mutasi Gen

AbstrakThe beginning of a mutation in the gene abnormality baby no normal parents of mutated genes. Then the student is able to learn the Mendel 's Law , chromosomes , DNA , and gene mutations . So that we can know about the disorders that occur in infants of normal parents .

Keyword : Law Mendel , chromosomes , DNA , Gene Mutation

Scenario CBerdasarkan publikasi ilmiah baik di media cetak maupun di televisi diberikan bahwa saat ini ada bayi yang dilahirkan dalam kondisi memiliki kelainan genetic (genetic disorder) meskipun berasal dari kedua orang tua yang normal. Hal ini disebabkan oleh karena banyaknya bahan mutagen yang ada di sekitar lingkungan hidup kita. Limbah pada air, udara maupun makanan, selain bahan-bahan radiasi merupakan bahan yang dapat menyebabkan mutasi.Rumusan Masalah Bayi dengan kelainan genetikTujuan Mahasiswa dapat mempelajari hukum mendel Mahasiswa dapat mempelajari DNA Mahasiswa dapat mempelajari kromosom Mahasiswa dapat mempelajari mutasi gen HipotesisKelainan genetik pada bayi dapat terjadi dari gen orang tua normal yang mengalami mutasiGenetika Mendel Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada anaknya, sedangkan genetika mendel dimulai pada saat jaman genetika modern dimulai di sebuah kebun biara, ada seorang biarawan bernama Abbot Gregor Johann Mendel (Gregor Mendell). Dia adalah warga asli austria yang sering melakukan penilitian tentang pewarisan sifat, teori itu disebut Teory ofParticulte inheritance.1 Mendel menerangkan adanya fenomena faktor keturunan (gen) yang secara kekal diwariskan dari induk kepada keturunannya melalui hukum pemisah. Teori ini dibangun Mendel terhadap pengamatan persilangan tanaman kacang kapri. Mendel memilih bekerja dengan kacang kapri karena kacang kapri memiliki banyak varietas, dan juga mendel menggunakan kacang kapri karena kacang kapri mempunyai keturunan yang banyak dan memerlukan waktu yang singkat untuk itu, juga untuk melakukan penyerbukan silang pada kacang kapri sangatlah mudah.Di dalam genetika,teori sangat penting bahkan dijadikan dasar dalam memahami genetika dan melakukan analisis atas pola-pola pewaris sifat genetik. Hukum mendel pada prinsipnya terdiri dari dua rumusan yaitu hukum I mendel disebut juga hukum segregasi, hukum II Mendel disebut juga hukum penggabungan secara bebas.Hukum I Mendel (disebut juga hukum segregasi) adalah mengenai kaidah pemisahan alel pada waktu pembentukan gamet. Hukum segregasi menyatakan bahwa pada waktu pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alel-alel secara bebas, dari diploid menjadi haploid, hukum Mendel I dapat kita pelajari dari persilangan monohibrit. Persilangan monohibrit adalah perkawinan satu karakter dengan dua sifat yang beda, contohnya warna mata adalah karakter orang yang diamati. Mendel melihat ada dua sifat dari karakter warna mata yaitu warna biru dan warna coklat bila orang bermata biru dengan satu orang bermata coklat. Hukum II Mendel, atau dinamakan hukum penggabungan bebas (the Mendelian law ofindependent assortment) mengenai ketentuan penggabungan bebas yang harus menyertai terbentuknya gamet pada perkawinan dihibrid. Hukum II Mendel dapat dipelajari dari persilangan dihibrid. Persilangan dihibrid adalah perkawinan dua karakter yang berlainan. Misalnya persilangan antara orang yang berambut lurus dan berkulit putih dengan orang berambut keriting dan berkulit hitam.Pada percobaan-percobaan genetika, para ahli sering menemukan ratio fenotip yang ganjil, seakan-akan tidak mengikuti hukum mendel. Contohnya, pada persilangan antara 2 individu dengan sifat berbeda, ternyata rasio fenotip F2 tidak selalu 9:3:3:1, sering dijumpai perbandingan 9:7, 12:3:1, 15:1 dan lain-lain. namun apa bila kita melihat lebih teliti, angka-angka perbandingan di atas, ternyata juga penggabungan angka-angka perbandingan mendel. Seperti 9 : 7 = 9 : (3+3+1) ; 12 : 3 : 1 = (9+3) : 3 : 1 ; 15 : 1 = (9+3+3) : 1 dan lainnya. Oleh sebab itu disebut penyimpangan semu, karena masih mengikuti hukum mandel. Penyimpangan semu hukum mendel adalah terjadinya suatu kerjasama berbagai sifat yang memberikan fenotip berlainan namun masih mengikuti perbandingan genotip dari mendel. Pernyimpangan semu ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih saling mempengaruhi dalam memberikan fenotip pada suatu individu. Peristiwa pengaruh mempengaruhi antara 2 pasang gen atau lebih disebut interaksi gen. DNA DNA merupakan materi membentuk kromosom-kromosom dan juga merupakan informasi genetic yang tersimpan dalam tubuh makhluk hidup. Informasi genetic ini pada dasarnya merupakan kumpulan instruksi / perintah yang mengatur sel untuk bias melakukan hal-hal tertentu. DNA kependekkan dari deoxybonucliec.2Struktur DNAStuktur DNA dikemukakan oleh James Watson dan Francis H.C. Crick pada tahun 1953. Diterangkan bahwa DNA memiliki struktur heliks ganda.3 Analisis kemudian menunjukan bahwa tiap untai heliks merupakan suatu polinukleotida yang tersusun oleh nukleotida-nukleotida yang dihubungkan satu sama lain melalui ikatan kovalen fosfodiester (gambar 1.1). kedua untai heliks bergabung satu sama lain melalui ikatan non-kovalen yang menghubungkan basa-basa penyusun nukleotidanya. Ada empat basa ikut menyusun nukleotida sebagai komponen DNA. Dua diantaranya termasuk basa purin, yaitu adenin (A) dan Guarin (G),sedangkan dua lainnya termasuk basa pirimidin, yaitu sitosin (C) dan timin (T).3 keempat basa di saling memiliki atau saling berpasangan. Adenin akan slalu berpasangan dengan timin melalui dua jembatan hydrogen (A=T), sementara guanine berpasangan dengan sitosin melalui tiga jembatan hydrogen (C=G). dengan adanya ikatan antara dua untai polinukleotida semacam ini, tiap untai DNA adalah komplementer dengan untai DNA lainnya.Ikatan hydrogen antara basa-basa yang berpasangan tadi bukan merupakan satu-satunya ikatan yang menstabilkan benang dupleks. Ada juga ikatan-ikatan lain, seperti antaraksi elektrostatis. Apapun ikatannya, yang jelas molekul DNA ini mampu mengalami replikasi yang menghasilkan dua DNA anakan yang persis sama dengan DNA induknya. Dalam tiap molekul DNA, urutan nukleotidanya sudah baku karena urutan nukleotida ini merupakan isyarat bagi normalnya informasi genetic. Dengan struktur DNA yang semacam ini dapat dijelaskan bagaimana pewarisan infomasi genetic dari satu sel ke sel anakan melalui proses replikasi pada saat terjadi pembelahan sel. Dikemukakan oleh Watson dan Crick bahwa proses replikasi, masing masing untai polinukleotida akan membentuk untai polinukleotida baru sebagai komplemen dengan mengikuti kaidah pasangan basa. Proses replikasi semacam ini disebut replikasi semu konservatif, menghasilkan dua molekul DNA anakan yang persissama dengan DNA induk. Tetapi masing-masing molekul DNA anakan mengandung satu untai polinukleotida lama yang berasal dari DNA induk . pasangannya adalah untai polinukleotida baru yang merupakan komplemennya. Dengan replikasi semacam ini dapat dimengerti kalau informasi genetic yang termuat dalam gena-gena yang tertuang sebagai molekul DNA akan diteruskan pada sel generasi penerus.(gambar 1.2).3

Gambar 1.1 sumber buku keanekaragaman genetic

Gambar 1.2 sumber buku keanekaragaman genetik.

KromosomAhli yang pertama kali mengamatinyaadalah Karl Wilhelm von Ngeli pada 1842 dan ciri-cirinya dijelaskan dengan detail oleh Walther Flemming pada 1882. Sedangkan Prinsip-prinsip klasik genetika merupakan pemikiran deduksi dari Gregor Mendel pada tahun 1865 yang banyak diabaikan orang hingga tahun 1902, Walter Sutton dan Theodor Boveri menemukan kesamaan antara perilaku kromosom saat meiosis dengan hukum Mendel dan menarik kesimpulan bahwa kromosom merupakan pembawa gen. Hasil penelitian keduanya dikenal sebagai teori Sutton-Boveri atau hipotesis Sutton-Boveri atau teori hereditas, yang menjadi kontroversi dan perdebatan para pakar kala itu.4Di tahun 1910, Thomas Hunt Morgan membuktikan bahwa kromosom merupakan pembawa gen. Pada tahun 1955, Joe Hin Tjio, seorang ilmuwan Amerika kelahiran Indonesia berhasil membuktikan bahwa kromosom manusia terdiri dari 23 pasang, bukan 24 pasang seperti yang diyakini para ahli genetika sejak lama.Berdasarkan panjang lengan yang dimilikinya dapat dibedakan menjadi metasentrik, submetasentrik, akrosentrik, dan telosentrik. Metasentrik: memiliki panjang lengan yang relatif sama sehingga sentromer berada di tengah-tengah. Submetasentrik: memiliki satu lengan kromosom lebih pendek sehingga letak sentromer sedikit bergeser dari tengah. Akrosentrik: salah satu lengan kromosom jauh lebih pendek dibandingkan lengan kromosom lainnya. Telosentrik: hanya memiliki satu buah lengan saja sehingga letak sentromernya berada di ujung kromosom.Di sepanjang kromosom terdapat gen yang merupakan penentu sifat keturunan suatu makhluk hidup.

Kromosom Tubuh (Autosom)Yaitu yang menentukan ciri-ciri tubuh.Autosom tidak menentukan jenis kelamin organisme. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, memiliki 44 autosom. Selebihnya, 2 kromosom, adalah kromosom kelamin. Penulisan autosom dilambangkan dengan huruf A sehingga penulisan autosom sel somatis manusia adalah 44A atau 22AA.

Kromosom Kelamin (Gonosom) Yaitu yang menentukan jenis kelamin pada individu jantan atau betina atau pada manusia pria atau wanita. Gonosom dapat menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Jumlahnya sepasang pada sel somatis. Pada manusia dengan jumlah kromosom sel somatis 46 buah, terdapat 44 autosom dan 2 gonosom.4 Terdapat 2 jenis gonosom, yaitu X dan Y. Umumnya pada makhluk hidup, gonosom X menentukan jenis kelamin betina dan gonosom Y menentukan jenis kelamin jantan. Susunan gonosom wanita XX dan gonosom pria XY. Oleh karena itu, penulisan kromosom selsomatis (2n) adalah 44A + XY (pria) atau 44A + XX (wanita). Adapun untuk sel gamet (n) adalah 22A + X atau 22A + Y.Mutasi GenPengertian Mutasi adalah perubahan materi genetik (gen atau kromosom) suatu sel yang diwariskan kepada keturunannya. Mutasi dapat disebabkan oleh kesalahan replikasi materi genetika selama pembelahan sel oleh radiasi, bahan kimia (mutagen), atau virus, atau dapat terjadi selama proses meiosis.5Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosom disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.5 Perubahan pada sekuens basa DNA akan menyebabkan perubahan pada protein yang dikode oleh gen. Contohnya, bila gen yang mengkode suatu enzim mengalami mutasi, maka enzim yang dikode oleh gen mutan tersebut akan menjadi inaktif atau berkurang keaktifannya akibat perubahan sekuens asam amino. Namun mutasi dapat pula menjadi menguntungkan bila enzim yang berubah oleh gen mutan tersebut justru meningkat aktivitasnya dan menguntungkan bagi sel.Istilah mutasi petama kali digunakan olehHugo de Vries, untuk mengemukakan adanya perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera lamarckiana dan bersifat menurun. Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari kromosomnya.Seth wrightjuga melaporkan peristiwa mutasi pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun. Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula olehMorgan(1910) dengan menggunakan Drosophila melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan yang bernamaHerman Yoseph Mullerberhasil dalam percobaannya terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X (Anonim, 2009).5

Mutasi gen disebabkan oleh adanya perubahan dalam urutan nukleotida perubahan genotif. Bahan- bahan penyebab terjadinya mutasi disebut dengan mutagen. Sedangkan individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan.Mutagen dibagi menjadi 3, yaitu:1. Mutagen bahan Kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase. Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat kimiawi disebut juga mutagen kimiawi. Mutagen-mutagen kimiawi tersebut dapat dipilah menjadi 3 kelompok, yaitu analog basa, agen pengubah basa, agen penyela. Senyawa yang merupakan contoh analog basa adalah 5-Bromourasil (5 BU). 5-BU adalah analog timin. Dalam hubungan ini posisi karbon ke-5 ditempati oleh gugus brom padahal posisi itu sebelumnya ditempati oleh gugus metil. Keberadaan gugus brom mengubah distribusi muatan serta meningkatkan peluang terjadinya tautomerik. Senyawa yang tergolong agen pengubah basa adalah mutagen yang secara langsung mengubah struktur maupun sifat kimia dari basa, yang termasuk kelompok ini adalah agen deaminasi, agen hidroksilasi serta agen alkilasi. Perlakuan dengan asam nitrit, misalnya, terhadap sitosin akan menghasilkan urasil yang berpasangan dengan adenin sehingga terjadi mutasi dari pasangan basa S-G menjadi T-A. Agen hidroksilasi adalah mutagen hydroxammin yang bereaksi khusus dengan sitosin dan mengubahnya sehingga sitosin hanya dapat berpasangan dengan adenin. Sebagai akibatnya terjadi mutasi dari SG menjadi TA. Agen alkilasi mengintroduksi gugus alkil ke dalam basa pada sejumlah posisi sehingga menyebabkan perubahan basa yang akibatnya akan terbentuk pasangan basa yang tidak lazim. Senyawa yang tergolong agen interkalasi akan melakukan insersi antara basa-basa yang berdekatan pada satu atau kedua untai DNA. Contoh agen interkalasi adalah proflavin, aeridine, ethidium bromide, dioxin dan ICR-70.1. Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif,dll. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit. Penyebab mutasi dalam lingkungan yang bersifat fisik adalah radiasi dan suhu. Radiasi sebagai penyebab mutasi dibedakan menjadi radiasi pengion dan radiasi bukan pengion. Radiasi pengion adalah radiasi berenergi tinggi sedangkan radiasi bukan pengion adalah radiasi berenergi rendah. Contoh radiasi pengion adalah radiasi sinar X, sinar gamma, radiasi sinar kosmik. Contoh radiasi bukan pengion adalah radiasi sinar UV. Radiasi pengion mampu menembus jaringan atau tubuh makhluk hidup karena berenergi tinggi. Sementara radiasi bukan pengion hanya dapat menembus lapisan sel-sel permukaan karena berenergi rendah. Radiasi sinar tersebut akan menyebabkan perpindahan elektron-elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi. Atom-atom yang memiliki elektron-elektron sedemikian dinyatakan tereksitasi. Molekul-molekul yang mengandung atom yang berada dalam keadaan tereksitasi maupun terionisasi secara kimiawi lebih reaktif daripada molekul yang memiliki atom-atom yang berada dalam kondisi stabil. Raktivitas yang meningkat tersebut mengundang terjadinya sejumlah reaksi kimia, terutama mutasi. Radiasi pengion dapat menyebabkan terjadinya mutasi gen dan pemutusan kromosom yang berakibat delesi, duplikasi, insersi, translokasi serta fragmentasi kromosom umumnya.1. Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakteri dapat menyebabkan terjadinya mutasi.Jenis-Jenis Mutasi GenMenurut Kejadiannya1. Spontan (spontaneous mutation)Mutasi spontan adalah mutasi (perubahan materi genetik) yang terjadi akibat adanya sesuatu pengaruh yang tidak jelas, baik dari lingkungan luar maupun dari internal organisme itu sendiri. Mutasi ini terjadi di alam secara alami (spontan), dan secara kebetulan.1. Induksi (induced mutation). Mutasi terinduksi adalah mutasi yang terjadi akibat paparan dari sesuatu yang jelas, misalnya paparan sinar UV. Secara mendasar tidak terdapat perbedaan antara mutasi yang terjadi secara alami dan mutasi hasil induksi. Berdasarkan jenis sel yang bermutasi1. Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel-sel somatik. Mutasi somatik dapat diturunkan dan dapat pula tidak diturunkan. Mutasi somatik dapat dialami oleh embrio/janis maupun orang dewasa.1. Mutasi somatik pada embrio/janin menyebabkan cacat bawaan1. Mutasi somatik pada orang dewasa cenderung menyebabkan kanker.1. Mutasi gametik germinal adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet. Karena terrjadinya di sel gamet, maka akan diwariskan oleh keturunannya. Mutasi gametik disebut mutasi germinal. Bila mutasi tersebut menghasilkan sifat dominan, akan terekspresi pada keturunannya. Bila resesif maka ekspresinya akan tersembunyi.Berdasarkan jenis kromosom yang mengalami mutasi pada sel gamet:1. Mutasi autosomal Mutasi sel kelamin yang terjadi pada kromosom autosom. Mutasi jenis ini menghasilkan mutasi yang dominan dan mutasi yang resesif.1. Mutasi tertaut kelaminMutasi sel kelamin yang terjadi pada kromosom seks (kromosom kelamin), berupa tertautnya beberapa gen dalam kromosom kelaminBerdasarkan Bagian yang BermutasiBerdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi dibedakan menjadi mutasi gen dan mutasi kromosom. a. Mutasi GenMutasi gen pada dasarnya merupakan mutasi titik. Mutasi titik (point mutation) merupakan perubahan kimiawi pada satu atau beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal. Peristiwa yang terjadi pada mutasi gen adalah perubahan urutan-urutan DNA. Jenis-jenis mutasi gen adalah sebagai berikut:1. Mutasi salah arti (missense mutation), yaitu perubahan suatu kode genetik (umumnya pada posisi 1 dan 2 pada kodon) sehingga menyebabkan asam amino yang terkait pada rantai polipeptida berubah. Perubahan pada asam amino dapat menghasilkan fenotip mutan apabila asam amino yang berubah merupakan asam amino esensial bagi protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh peristiwa transisi dan tranversi.Contoh missense mutationTACAACGTCACCATTUntai sense mRNAAUGUUGCAGUGGUAAMetionin-fenilalanin-glisin-triptofanTACAACtTCACCATTAUGUUGaAGUGGUAAMetionin-fenilalanin-lisin- triptofan1. Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada posisi 3 kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak mengakibatkan perubahan atau pergantian asam amino yang dikode. Mutasi diam biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi transisi dan tranversi. Contoh Silent mutation :

TACAACGTCACCATTUntai sense mRNAAUGUUGCAGUGGUAAMetionin-fenilalanin-glisin-triptofanTACAAgGTCACCATTUntai sense mRNAAUGUUcCAGUGGUAAMetionin-fenilalanin-glisin-triptofan

1. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahan kodon asam amino tertentu menjadi kodon stop, yang mengakhiri rantai, mengakibatkan berakhirnya pembentukan protein sebelum waktunya selama translasi. Hasilnya adalah suatu polipoptida tak lengkap yang tidak berfungsi Hampir semua mutasi tanpa arti mengarah pada inaktifnya suatu protein sehingga menghasilkan fenotip mutan. Mutasi ini dapat terjadi baik oleh tranversi, transisi, delesi, maupun insersi.

1. Mutasi Pergeseran Kerangka/perubahan rangka baca (frameshift mutation). Mutasi ini merupakan akibat penambahan atau kehilangan satu atau lebih nukleotida di dalam suatu gen. Hal ini mengakibatkan bergesernya kerangka pembacaan. Selama berlangsungnya sintesis protein, pembacaan sandi genetis dimulai dari satu ujung acuan protein yaitu mRNA, dan dibaca sebagai satuan tiga basa secara berurutan. Karena itu mutasi pergeseran kerangka pada umumnya menyebabkan terbentuknya protein yang tidak berfungsi sebagai akibat disintesisnya rangkaian asam amino yang sama sekali baru dari pembacaan rangkaian nukleotida mRNA yang telah bergeser kerangkanya (yang ditranskripsikan dari mutasi pada DNA sel). Tipe mutasi ini digambarkan pada gambar di bawah ini. Mutan Pergeseran KerangkaDNA mRNA DNA mRNAT A T A TRanskripsiTRanskripsi

A U MetA U MetTRanslasiTRanskripsiTRanslasiTRanslasi

C G C GG CG CG C ProG C ProG C G CPenyisipanbasa

C G T AC G Gli C G ArgC G C GC GGambar di atas merupakan mutasi pergeseran kerangka, sebagai akibat penyisipan satu nukleotida pada suatu gen. penyisipan satu nukleotida pada suatu gen mengakibatkan transkripsi satu nukleotida tambahan pada mRNA. Ini mengakibatkan pergeseran kerangka ketika kodon-kodon dibaca selama berlangsungnya translasi sehingga semua kodon setelah penyisipan menjadi berubah dan semua asam amino yang disandikan menjadi berubah pula. Mutasi pergeseran kerangka sebagai akibat delesi satu nukleotida pada pokoknya akan mempunyai efek yang sama.5

KesimpulanAdanya perubahan materi genetic yang akan diwariskan pada keturunannya. Individu yang mengalami mutasi disebut mutan. Sedangkan factor yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Mutasi gen dapat terjadi karena pergantian pasangan basa nitrogen dan penyisipan basa nitrogen. Daftar Pusaka1) Camphbell Neil A. Biology. Ed 5th. Jakarta: Penerbit Erlangga;2002.h.257-71.2) William.2002.Genetika.Jakarta:penerbit Erlangga.h.233) Dr Abdul Salam M Sofro.Keanekaragaman Genetik. yogyakarta : Andi Offet Yogyakarta:1994.h.18-20 4) Diunduh dari http://fatih-io.biz/definisi-pengertian-kromosom.html. Tgl 1 februari 20155) Hadioetomo. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press: 2006.h.1576) Stansfield.Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta: Penerbit Erlangga:2003.h.15-20

11