KEL 5(Gol IIA Konsep)

26
KONSEP GOLONGAN ALKALI TANAH Oleh kelompok 5: Kartika Chandra R.A. (0810920044) Khoirun Nisyak (0810920046) Mega Nurjayanti (0810920048) Nerista Hardianti (0810920052) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Transcript of KEL 5(Gol IIA Konsep)

Page 1: KEL 5(Gol IIA Konsep)

KONSEP GOLONGAN ALKALI TANAH

Oleh kelompok 5:

Kartika Chandra R.A. (0810920044)

Khoirun Nisyak (0810920046)

Mega Nurjayanti (0810920048)

Nerista Hardianti (0810920052)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

Page 2: KEL 5(Gol IIA Konsep)

BAB I

PENDAHULUAN

Logam alkali tanah terdiri dari enam unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk

ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr),

Barium (Ba),  dan Radium (Ra). Disebut logam karena memiliki sifat-sifat seperti logam. Disebut

alkali karena mempunyai sifat alkalin atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah

karena oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerak bumi.

Oleh sebab itu, istilah “alkali tanah” biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur

golongan II A (Anonymous,2011).

Tiga hal yang harus selalu diingat adalah (Anonymous, 2011) :

- Logam alkali tanah cenderung kehilangan dua elektron untuk membentuk ion M2+ (Be 2 +,

Mg 2 +, Ca 2 +, dan sebagainya).

- Logam ini kurang reaktif daripada logam disebelah kirinya, yakni logam alkali.

Magnesium kurang aktif dari sodium; kalsium kurang aktif dari potassium, dan

sebagainya.

- Kereaktifan logam ini semakin meningkat dari atas ke bawah, yang mana radium bersifat

lebih reaktif daripada barium; barium lebih reaktif daripada kalsium; dan sebagainya.

Page 3: KEL 5(Gol IIA Konsep)

Tiap logam memiliki konfigurasi elektron sama seperti gas mulia atau golongan VIII A,

setelah di tambah 2 elektron pada lapisan kulit S paling luar. Contohnya konfigurasi elektron

pada Magnesium (Mg) yaitu : 1s22s22p63s2 atau (Ne) 3s2. Ikatan yang dimiliki kebanyakan

senyawa logam alkali tanah adalah ikatan ionik. Karena, elektron paling luarnya telah siap untuk

dilepaskan agar mencapai kestabilan. Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga

tidak ditemukan dalam bentuk monoatomik. Unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen dan logam

murni yang ada di udara serta membentuk lapisan luar pada oksigen (Anonymous, 2011).

Sifat fisis dan kimia unsur logam alkali tanah diberikan pada tabel di bawah ini

(Anonymous,2011) :

Beberapa Sifat Umum Logam Alkali Tanah

Sifat Umum Be Mg Ca Sr Ba Ra

Nomor atom 4 12 20 38 56 88

Konfigurasi elektron [He]

2s2

[Ne]

3s2

[Ar]

4s2

[Kr]

5s2

[Xe]

6s2

[Rn] 7s2

Titik leleh (oC) 1287 649 839 768 729 700

Titik didih (oC) 2472 1090 1484 1377 1898

Jari-jari atom (Angstrom) 1.05 1.50 1.80 2.00 2.15

Jari-jari ion (Angstrom) 0.31 0.65 0.99 1.13 1.35

Energi Ionisasi I (KJ mol-1) 900 738 590 550 503 509

Energi Ionisasi II (KJ mol-1) 1759 1451 1146 1064 965 975

Elektronegativitas 1.57 1.31 1.00 0.95 0.89 0.9

Potensial elektrode (V) -1.87 -2.36 -2.87 -2.90 -2.91 -2.82

Page 4: KEL 5(Gol IIA Konsep)

M2+ + 2e- M

Massa jenis (g.ml-1) 1.85 1.74 1.54 2.60 3.57 5.5

Nomor massa 9,012 24,305 40,078 87,620 137,32

8

Warna nyala putih Putih

menyil

aukan

merah-

jingga

merah

tua

Hijau

pucat

Merah

karmin

Berdasarkan tabel di atas maka, dapat dikatakan bahwa konfigurasi elektronnya

menunjukan bahwa logam alkali tanah mempunyai elektron valensi ns2. Selain jari-jari atomnya

yang lebih kecil dibandingkan logam alkali, kedua elektron valensinya yang telah berpasangan

mengakibatkan energi ionisasi logam alkali tanah lebih tinggi daripada alkali. Meskipun energi

ionisasinya tinggi, tetapi karena energi hidrasi dari ion M2+ dari alkali tanah lebih besar daripada

energi hidrasi ion M+ dari alkali, mengakibatkan logam alkali tetap mudah melepaskan kedua

elektron valensinya, sehingga lebih stabil sebagai ion M2+. Selain itu, jari-jari atomnya yang lebih

kecil dan muatan intinya yang lebih besar mengakibatkan logam alkali tanah membentuk kristal

dengan susunan yang lebih rapat, sehingga mempunyai sifat yang lebih keras daripada logam

alkali dan massa jenisnya lebih tinggi. Unsur Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat

tinggi dan keelektronegatifan yang cukup besar. Kedua hal ini menyebabkan Berilium dalam

berikatan cenderung membentuk ikatan kovalen. Potensial elektrode standar logam alkali tanah

menunjukkan harga yang rendah (negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali tanah

merupakan reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium mempunyai daya

reduksi yang lebih kuat daripada natrium. Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih

tinggi daripada suhu ruangan. Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali tanah berwujud padat

pada suhu ruangan (Anonymous,2011).

Kemiripan sifat logam alkali tanah disebabkan oleh kecenderungan melepaskan dua

elektron valensi. Oleh karena itu senyawanya mempunyai bilangan oksidasi +2, sehingga logam

alkali tanah diletakkan pada golongan IIA. Alkali tanah termasuk logam yang reaktif, namun

Berilium adalah satu-satunya unsur alkali tanah yang kurang reaktif, bahkan tidak bereaksi

dengan air. Logam alkali tanah bersifat pereduksi kuat. Semakin ke bawah, sifat pereduksi ini

semakin kuat. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan bereaksi dengan air yang semakin meningkat

dari Berilium ke Barium. Selain dengan air unsur logam alkali tanah juga bisa bereaksi dengan

Oksigen, Nitrogen, dan Halogen  (Dedi, dkk., 2008).

Page 5: KEL 5(Gol IIA Konsep)

Logam alkali tanah memilii sifat yang reaktif sehingga di alam hanya ditemukan dalam

bentuk senyawanya. Berikut keberadaan senyawa yang mengandung logam alkali (Dedi, dkk.,

2008) :

Berilium tidak begitu banyak di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada.

Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril (Be3Al2(SiO 6)3) dan

Krisoberil (Al2BeO4)

Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 1,9%

keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi Magnesium klorida (MgCl2),

Senyawa Karbonat (MgCO3), Dolomit (MgCa(CO3)2), dan senyawa Epsomit (MgSO4.7H2O).

Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan kalsium

menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4% keberadaanya. Di alam

kalsium dapat membentuk Senyawa Karbonat (CaCO3), Senyawa Fosfat (CaPO4), Senyawa

Sulfat (CaSO4), Senyawa Flourida (CaF).

Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam stronsium dapat membuntuk

senyawa Mineral Selesit (SrSO4), dan Strontianit

Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat membentuk senyawa

Mineral Baritin (BaSO4), dan Mineral Witerit (BaCO3).

Energi hidrasi

Energi hidrasi pada ion golongan II lebih besar 4 atau 5 kali daripada ion golongan I. Hal

ini dikarenakan pada golongan II ukuran yang lebih kecil dan pertambahan muatan, dan ΔHhidrasi

semakin ke bawah menurun karena meningkatnya ukuran ion. Ketika ion dwi valensi mempunyai

struktur gas mulia tanpa pasangan elektron, dengan persenyawaan diamagnetik dan tanpa warna,

kecuali jika asam radikal akan berwarna (Lee,1991).

Tabel . Energi Hidrasi

Ion Jari-jari ion (Å) ΔHhidrasi (kJ mol-1)Be2+ 0,31 (jari-jari

koordinat 4)-2494

Mg2+ 0,72 -1921Ca2+ 1,00 -1577Sr2+ 1,18 -1443Ba2+ 1,35 -1305(Sumber:J.D.Lee, Concise Inorganic Chemistry 4th, Chapman & Hall,1991)

Kelarutan dan energi kisi

Kelarutan pada garam menurun dengan meningkatnya berat atom, tapi hal ini

berkebalikan dengan fluoride dan hidroksida pada golongan ini. Kelarutan bergantung pada

Page 6: KEL 5(Gol IIA Konsep)

energi kisi pada padatan, dan energi hidrasi. Beberapa nilai energi dari golongan II dapat dilihat

pada tabel energi kisi. Nilai energi kisi golongan II lebih tinggi daripada golongan I karena

adanya efek meningkatnya muatan ion. Makin besar muatan ion semakin besar pula energi kisi

(Lee,1991).

Tabel.Energi kisi pada beberapa senyawa (kJ mol-1) Unsur MO MCO3 MF2 MI2

Mg -3923 -3178 -2906 -2292Ca -3517 -2986 -2610 -2058Sr -3312 -2718 -2459Ba -3120 -2614 -2367

(Sumber:J.D.Lee, Concise Inorganic Chemistry 4th, Chapman & Hall,1991)

Energi hidrasi juga menurun selama ion logam menjadi lebih besar tabel entalpi dari

hidrasi. Untuk zat yang larut, energi hidrasi harus melampaui energi kisi. Mengingat hubungan

golongan pada senyawa, seperti klorida pada semua logam golongan II. Penurunnya golongan

ion logam sehingga enegi kisi dan energi hidrasi juga menurun. Penurunan energi kisi

meningkatkan kelarutan sedangkan penurunan energi hidrasi menurunkan kelarutan (Lee,1991).

Tabel entalpi dari hidrasiIon ΔH (kJ mol-1)Be2+ -2494Mg2+ -1921Ca2+ -1577Sr2+ -1443Ba2+ -1305

(Sumber:J.D.Lee, Concise Inorganic Chemistry 4th, Chapman & Hall,1991)

Sifat Kimia

Reaksi dengan air

Potensial reduksi pada berilium sangat sedikit dari yang lain dalam satu golongan. Hal ini

diindikasikan bahwa berilium sedikit elektropositif (sedikit metalik) daripada yang lain, dan

berilium tidak bereaksi dengan air (Lee, 1991).

Ca, Sr, dan Ba mempunyai potensial reduksi yang hampir sama, itu bersesuaian dengan

logam golongan I, dan merupakan rangkaian elektrokimia yang sangat tinggi. Ca, Sr, dan Ba

dapat bereaksi dengan cepat dengan air dingin, membebaskan hidrogen dan membentuk logam

hidroksida (Lee, 1991).

Ca + H2O Ca(OH)2 +H2

Tabel 1. Beberapa reaksi dari unsur golongan II (Lee, 1991):

Reaksi Komentar

M + 2H2O M(OH)2 + H2 Mungkin bereaksi dengan air panas, Mg

Page 7: KEL 5(Gol IIA Konsep)

dengan air panas, Ca, Sr,Ba bereaksi cepat

dengan air dingin

M + 2HCl MCl2 + H2 Semua logam bereaksi dengan asam,

membebaskan hidrogen

Be + NaOH Na2[Be(OH)4] + H2 Menjadi amfoter

Ba + O2 BaO2 Ba juga membentuk peroksida

2M + O2 2MO (dengan oksigen

berlebih)

Oksida normal dibentuk oleh semua anggota

golongan

M + H2 MH2 Garam hidrida terbentuk pada temperature

tinggi pada logam Ca, Sr, dan Ba

3M +N2 M3N2 Semua nitrida terbentuk dengan temperature

tinggi

3M + 2P M3P2 Semua logam fosfida tebentuk pada

temperature tinggi

M + S MS Semua logam sulfida terbentuk

M + Se MSe Semua logam selenida terbentuk

M + Te MTe Semua logam tellurida terbentuk

M + F2 MF2 Semua logam flourida terbentuk

M + Cl2 MCl2 Semua logam klorida terbentuk

M + Br2 MBr2 Semua logam bromida terbentuk

M + I2 MI2 Semua logam iodida terbentuk

3M + 2NH3 2M(NH2)2 Semua logam amida terbentuk pada

temperature tinggi

Reaksi dengan Oksigen atau udara

Adanya pemanasan yang kuat menyebabkan logam alkali tanah terbakar di udara

membentuk oksida dan nitrida.Logam alkali tanah, kecuali Be dan Mg dengan udara juga dapat

berlangsung, tetapi terjadinya korosi yang berlanjut dapat dihambat karena lapisan oksida yang

terbentuk melekat kuat pada permukaan logam. Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium

dapat bereaksi dengan oksigen. Oksida Berilium dan Magnesium yang terbentuk akan menjadi

lapisan pelindung pada permukaan logam.Barium dapat membentuk senyawa peroksida (BaO2)

(Anonymous,2011):

2Mg(s) + O2 (g) → 2MgO(s)

Ba(s) + O2(g) (berlebihan) → BaO2(s)

Page 8: KEL 5(Gol IIA Konsep)

Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu tinggi akan dapat

menghasilkan Magnesium Nitrida (Mg3N2) (Anonymous,2011):

4Mg(s) + ½ O2(g) + N2 (g) → MgO(s) + Mg3N2(s)

Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH3

Mg3N2(s) + 6H2O(l) → 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

Reaksi Hidrogen

Adanya pemanasan menyebabkan logam alkali tanah dapat bereaksi dengan hidrogen

(Anonymous,2011):

M(s) + H2 → MH2(S)

Reaksi dengan Nitrogen

Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa oksida dan senyawa

nitrida dengan demikian nitrogen yang ada di udara beraksi juga dengan alkali tanah. Contoh

(Anonymous,2011):

3Mg(s) + N2 → Mg3N2

Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Halogen

Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk garam

halida, kecuali berilium. Lelehan halida dari berilium mempunyai daya hantar listik yang buruk.

Hal itu menunjukan bahwa halida berilium bersifat kovalen. Oleh karena daya polarisasi ion Be 2+

terhadap pasangan elektron halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan alkali

tanah yang lain berikatan ion. Contoh (Anonymous,2011):

Ca(s) + Cl2(g) → CaCl2

Reaksi Dengan Asam Dan Basa

Semua logam dan alkali tanah bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) membentuk

garam dan gas hidrogen. Reaksi makin hebat dari Be ke Ra (Lee,1991):

M(s) + 2HCl → MCl2(aq) + H2(g)

Salah satu unsur logam alkali tanah yaitu Be, memiliki sifat amfoter . Berilium selain

dapat bereaksi dengan asam kuat juga dapat bereksi dengan basa kuat

Be(s) + 2NaOH(aq) + H2O(l) →Na2Be(OH)4 + H2

BeO(s) + 2NaOH(aq) + H2O(l) →Na2Be(OH)4(aq)

Be(OH)2(s) + 2NaOH(aq) → Na2Be(OH)4(aq)

Page 9: KEL 5(Gol IIA Konsep)

Reaksi dengan belerang

Kelarutan pada sulfat dalam air menurun, Be > Mg>> Ca> Sr> Ba. Jadi, BeSO4 dan

MgSO4 larut, tetapi CaSO4 setengah larut dan SrSO4, BaSO4 dan RaSO4 tidak larut. Karena

kelarutan yang tinggi dari BeSO4 dan MgSO4 dikarenakan nilai entalpi solvasi yang lebih kecil

dari ion Be2+ dan Mg2+. Reaksi logam alkali tanah dengan belerang menghasilkan senyawa sulfida

(Lee, 1991):

M(s) + S(s) →MS(s)

Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Nitrogen

Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa oksida dan senyawa

Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara bereaksi juga dengan Alkali Tanah. Contoh

(Anonymous,2011):

3Mg(s) + N2(g) → Mg3N2(s)

Halida

Halida alkali tanah umumnya bersifat hidrat. Garam anhidrat dapat diperoleh dengan

pemanasan. Halida dari Mg dan Ca menyerap air dan larut dalam air. Kelarutan halida dalam air

menurun dari atas ke bawah dalam satu golongan. Kecuali flouridanya mempunyai

kecenderungan berlawanan. Semua halida bersifat ionik kecuali berilium. Kalsium klorida

anhidrat adalah contoh yang mempunyai kemampuan menyerap air yang kuat sehingga

digunakan sebagai pengering (Anonymous, 2011).

Hidroksida

Be(OH)2 merupakan amfoter, tapi hidroksida pada Mg, Ca, Sr dan Ba merupakan basa.

Kekuatan basa meningkat dari Mg ke Ba. Larutan pada Ca(OH)2 dan Ba(OH)2 disebut dengan

air kapur yang digunakan untuk mendeteksi karbon dioksida. Ketika terdapat CO2, larutan akan

bergelembung dan menjadi keruh. Hal ini berkaitan dengan pembentukan suspensi pada partikel

padat pada CaCO3 atau BaCO3 (Lee,1991).

Oksida

Rumus umum oksida yang terbentuk adalah MO semuanya adalah kristal putih dan

bersifat basa. Oksida logamnya diperoleh dari reaksi antara logam dan oksigen serta diperoleh

dari pemanasan karbonatnya (Anonymous, 2011):

MCO3 → MO (s) + CO2(g)

Page 10: KEL 5(Gol IIA Konsep)

Oksida dari logam alkali tanah dalam air bersifat basa. Sifat basanya dalam satu golongan

dari atas ke bawah semakin meningkat. BeO tidak larut dalam air sedangkan MgO sangat sedikit

kelarutannya dalam air (Anonymous, 2011).

Reaksi Oksida dan peroksida dengan air (Anonymous,2011):

O2- + H2O → 2OH-

O22- + 2H2O → 2OH- + H2O2

MO + H2O → M(OH)2

CaO (s) + H2O(l) → Ca(OH)2(s)

Reaksi oksida dengan asam (Anonymous, 2011):

O2- + 2H+ → H2O

CaO dihasilkan dalam skala besar untuk industri semen (Anonymous,2011).

Page 11: KEL 5(Gol IIA Konsep)

BAB II

PERMASALAHAN DAN SOLUSI

A. PERTANYAAN

1. Mengapa kereaktifan unsur golongan IIA lebih rendah daripada golongan IA?

2. Mengapa unsur-unsur golongan IIA tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas? Dan

bagaimana bentuk unsur ini di alam?

3. Berilium merupakan salah satu unsur golongan IIA, tetapi sifat-sifat yang dimiliki oleh

Berilium bersifat anomali dibandingkan dengan unsur golongan IIA yang lain. Mengapa

Berilium tersebut bersifat anomali?

4. Mengapa unsur-unsur golongan IIA memiliki titik leleh yang sangat tinggi? Dan

bagaimanakah kecenderungan titik leleh dalam satu golongan?

5. Mengapa dapat terjadi perbedaan kelarutan pada unsur-unsur golongan IIA?

B. JAWABAN

1. Mengapa kereaktifan unsur golongan IIA lebih rendah daripada unsur golongan IA?

Reaktivitas suatu unsur dalam satu periode ke kanan semakin rendah sedangkan pada satu

golongan ke bawah akan semakin tinggi. Reaktivitas dipengaruhi oleh jari-jari atom dan

potensial ionisasi. Jari-jari unsur golongan IA lebih besar bila dibandingkan dengan

golongan IIA sehingga potensial ionisasi dari unsur golongan IA akan lebih kecil. Dengan

adanya potensial ionisasi yang kecil maka reaktivitas dari unsur golongan IA akan lebih

tinggi dibandingkan dengan golongan IIA dikarenakan elektron valensi dari unsur golongan

IA akan lebih mudah terlepas (Irvan, 2008).

Data potensial ionisasi pertama dari unsur golongan IA:

Unsur Golongan IA Ionisasi pertama (kJ/mol)

Li

Na

K

Rb

Cs

520,1

495,7

418,6

402,9

375,6

Page 12: KEL 5(Gol IIA Konsep)

Data potensial ionisasi pertama dari unsur golongan IIA:

Unsur Golongan IIA Ionisasi pertama (kJ/mol)

Be

Mg

Ca

Sr

Ba

Ra

900

738

590

550

503

509

2. Mengapa unsur-unsur golongan IIA tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas?

Dan bagaimana bentuk unsur ini di alam?

Unsur golongan IIA merupakan unsur logam yang reaktif sehingga akan mudah untuk

berikatan dengan yang lain. Akibatnya logam golongan IIA akan berada dalam bentuk

senyawa di alam dan tidak ditemukan dalam keadaan bebas (Cotton dan Wilkinson,2007).

Di alam unsur-unsur golongan IIA ditemukan dalam mineral berikut (Cotton dan

Wilkinson,2007):

a. Berilium. Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa

dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral

beril [Be3Al2(SiO 6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4].

b. Magnesium. Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak

bumi, dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi

Magnesium Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit [MgCa(CO3)2],

dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O] 

c. Kalsium. Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi.

Bahkan kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan

3,4% keberadaanya. Di alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO3],

Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida [CaF]

d. Stronsium. Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam stronsium

dapat membuntuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit 

e. Barium. Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat

membentuk senyawa : Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit [BaCO3]

Page 13: KEL 5(Gol IIA Konsep)

3. Berilium merupakan salah satu unsur golongan IIA, tetapi sifat-sifat yang dimiliki

oleh Berilium bersifat anomali dibandingkan dengan unsur golongan IIA yang lain.

Mengapa Berilium tersebut bersifat anomali?

Berilium (Be) merupakan unsur golongan IIA yang memiliki sifat berbeda dengan unsur

lain pada golongan IIA tersebut. Unsur ini bersifat anomali bila dibandingkan dengan unsur

lain. Keanomalian unsur ini dikarenakan ukuran Be yang sangat kecil dan memiliki muatan

yang sangat besar sehingga cenderung untuk bersifat kovalen. Oleh karena itu, titik leleh

dari Be lebih rendah bila dibandingkan dengan yang seharusnya. Selain itu, Be dapat

membentuk kompleks yang jelas berbeda dari sifat unsur golongan IIA ( Irvan, 2008).

4. Mengapa unsur-unsur golongan IIA memiliki titik leleh yang sangat tinggi? Dan

bagaimanakah kecenderungan titik leleh dalam 1 golongan?

Unsur-unsur golongan IIA termasuk unsur logam yang memiliki elektron pada kulit

terluarnya sebanyak dua elektron. Unsur yang bersifat logam memiliki ikatan logam yang

sangat kuat di mana antar atom logam tersebut akan terikat kuat. Oleh karenanya, unsur

logam tersebut akan membutuhkan energi untuk dapat melepaskan elektron terluar yang

dimilikinya sehingga semakin kecil ukuran atom maka jarak elektron terluar dengan inti

akan semakin dekat sehingga energi yang dibutuhkan untuk melepas elektron akan semakin

besar. Energi yang yang besar dibutuhkan untuk merusak ikatan logam yang sangat kuat ini

sehingga berakibat titik leleh dari unsur logam tersebut akan sangat tinggi (Anonymous,

2011).

Dalam 1 golongan, semakin ke bawah maka titik leleh dari unsur golongan IIA akan

semakin kecil dikarenakan ukuran (jari-jari) atom akan semakin besar sehingga untuk

Page 14: KEL 5(Gol IIA Konsep)

merusak ikatan logam akan lebih mudah. Data titik leleh dari unsur golongan IIA yaitu

(Anonymous, 2011):

Unsur Golongan IIA Titik Leleh (°C)

Be

Mg

Ca

Sr

Ba

Ra

1287

649

839

768

729

700

Keterangan diagram:

1. Beriliu

m

2. Magnes

ium

3. Kalsiu

m

4. Stronsium

5. Barium

6. Radium

Magnesium tidak mengikuti karakteristik penurunan titik leleh bila dibandingkan dengan

unsur golongan IIA yang lain. Hal ini dikarenakan inti yang bermuatan positif pada

magnesium berada pada susunan kristal yang berbeda bila dibandingkan dengan susunan

atom dalam magnesium. Struktur kristal dari magnesium lebih mudah dirusak sehingga titik

lelehnya akan lebih rendah (Anonymous, 2011)

1 2 3 4 5 60

200

400

600

800

1000

1200

1400

Diagram Titik Leleh Golongan IIA

Unsur

Temperatur

Page 15: KEL 5(Gol IIA Konsep)

5. Mengapa dapat terjadi perbedaan kelarutan pada unsur-unsur golongan II A?

Jawab:

Kelarutan suatu unsur berhubungan dengan kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat

terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam

jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Berikut

adalah tabel hasil kelarutan (Ksp) senyawa logam alkali (Anonymous, 2011) :

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat melihat adanya kecenderungan periodik dari

kelarutan senyawa logam alkali tanah, yaitu senyawa hidroksida, senyawa karbonat, dan

senyawa oksalat semakin mudah larut dari Be ke Ba, meski ada sedikit fluktuasi pada

senyawa karbonat dan oksalat. Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan kelarutan ini

yaitu muatan yang dimiliki ion-ion; semakin besar muatan tersebut, maka semakin kuat

ikatan antar-ion yang terbentuk sehingga senyawa logam alkali tanah lebih sukar larut

dibandingkan dengan senyawa logam alkali. Adapun senyawa logam alkali tanah yang

mudah larut yaitu senyawa nitrat (NO3-) dan senyawa klorida (Cl-) (Anonymous, 2011).

Page 16: KEL 5(Gol IIA Konsep)

BAB III

KESIMPULAN

Page 17: KEL 5(Gol IIA Konsep)

Golongan II A merupakan golongan alkali tanah dimana karena oksidasinya maka logam

alkali sukar larut dalam air dan kelimpahannya banyak terdapat dalam batuan di kerak bumi.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom semakin meningkat sehingga energi

ionisasinya semakin kecil karena gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Selain

itu, keelektronegatifannya semakin kecil sehingga cenderung untuk melepaskan elektron dan

akan membentuk ion positif sehingga kereaktifan logam alkali tanah semakin meningkat dari

atas ke bawah. Hal ini mempengaruhi sifat logam dan non logam. Titik didih logam alkali tanah

tidak ada pola yang jelas karena dipengaruhi oleh tekanan, ikatan kimia dan kekerasan logam.

Sifat kebasaan golongan IIA lebih lemah daripada golongan IA. Kelarutan suatu unsur

bergantung pada besarnya muatan inti ion-ion.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: KEL 5(Gol IIA Konsep)

Anonymous, 2011, ALKALINE EARTH METAL, diakses dari

http://en.wikipedia.org/wiki/Alkaline_earth_metal , diakses tanggal 28 Februari 2011

Anonymous, 2011, Trend in the Physical Properties of the Alkaline Earth Metals, diakses dari

http://www.123helpme.com/view.asp?id=121283 , diakses tanggal 28 Februari 2011

Anonymous, 2011, ALKALINE EARTH METAl, diakses dari

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20071004182506AAty21R , diakses

tanggal 28 Februari 2011

Anonymous, 2011, BERYLLIUM COMPOUND, diakses dari

http://www.webelements.com/beryllium/compounds.html , diakses tanggal 28 Februari

2011

Anonymous, 2011, STRUKTUR LOGAM, http://id.wikipedia.org/wiki/Alkali_tanah, diakses

tanggal 28 Februari 2011

Anonymous, 2011, TITIK DIDIH, http://id.wikipedia.org/wiki/Titik_didih, diakses tanggal 28

Februari 2011

Anonymous, 2011, KELARUTAN, http://id.wikipedia.org/wiki/Kelarutan, diakses tanggal 28

Februari 2011

Anonymous, 2011, IKATAN KIMIA, http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/

pengantar_kimia/Bab_5.pdf, diakses tanggal 28 Februari 2011

Anonymous, 2011, LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH,

http://van88.wordpress.com/golongan-alkali-alkali-tanah/, diakses tanggal 28 Februari

2011

Anonymous, 2011, LOGAM GOLONGAN 2,

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Tria%20Umbara%20(054850)/

bab_5_kimia_logam_golongan_utama.pdf, diakses tanggal 28 Februari 2011

Anonymous, 2000, SIFAT UNSUR GOLONGAN ALKALI TANAH,

http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/ 0244%20Kim

%203-4a.htm, diakses tanggal 28 Februari 2011

Cotton dan Wilkinson, 2007, KIMIA ANORGANIK DASAR, Penerbit Universitas Indonesia,

Jakarta

Page 19: KEL 5(Gol IIA Konsep)

Dedi, dkk., 2008, ALKALI TANAH, http://rumahkimia.wordpress.com/ 2008/11/22/alkali-

tanah-rangga/, diakses tanggal 28 Februari 2011

Irvan, 2008, GOLONGAN ALKALI DAN ALKALI TANAH,

http://van88.wordpress.com/golongan-alkali-alkali-tanah/, diakses tanggal 28 Februari

2011

Lee, J.D., 1991, CONCISE INORGANIC CHEMISTRY 4TH, Chapman & Hall, London