Jurnal Kel I Gol II

17
JURNAL AWAL PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN FARMASI TANPA PROSES PEMISAHAN (PENETAPAN KADAR TRAMADOL DAN PARASETAMOL DALAM TABLET DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV SIMULTAN) GOLONGAN II KELOMPOK I Desak Made Ary Diantini 1208505034 Agus Hendra Jaya 1208505035 Anak Agung Rias Paramita Dewi 1208505036 JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2014

description

anfar

Transcript of Jurnal Kel I Gol II

  • 1

    JURNAL AWAL PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II

    PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN

    FARMASI TANPA PROSES PEMISAHAN (PENETAPAN

    KADAR TRAMADOL DAN PARASETAMOL DALAM

    TABLET DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

    UV SIMULTAN)

    GOLONGAN II

    KELOMPOK I

    Desak Made Ary Diantini 1208505034

    Agus Hendra Jaya 1208505035

    Anak Agung Rias Paramita Dewi 1208505036

    JURUSAN FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS UDAYANA

    2014

  • 2

    PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN FARMASI

    TANPA PROSES PEMISAHAN (PENETAPAN KADAR TRAMADOL

    DAN PARASETAMOL DALAM TABLET DENGAN METODE

    SPEKTROFOTOMETRI UV SIMULTAN)

    I. TUJUAN

    1.1. Membuat kurva absorbansi campuran dua zat.

    1.2. Menentukan panjang gelombang pengukuran Parasetamol dan Tramadol.

    1.3. Menentukan absortivitas molar kedua zat pada setiap panjang gelombang

    pengukuran.

    1.4. Menentapkan kadar campuran Parasetamol dan Tramadol dengan

    metode spektrofotometri UV secara simultan.

    II. DASAR TEORI

    2.1. Parasetamol (Asetaminofen)

    Parasetamol untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri

    kepala, mialgia, nyeri pasca melahirkan dan keadaan lain (Katzung,

    2011). Parasetamol berupa serbuk hablur atau serbuk hablur putih, tidak

    berbau, rasa sedikit pahit. Kelarutannya larut dalam 70 bagian air, dalam

    7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian

    gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali

    hidroksida. Berat molekul yaitu 151,16 g/mol (Depkes RI, 1995).

    Gambar 2.1. Struktur parasetamol dan Spektrum parasetamol (Moffat et al., 2005)

    Parasetamol dalam larutan asam parasetamol memiliki panjang

    gelombang maksimum 245 nm (A1

    1=668a) dan pada larutan basa

    memiliki panjang gelombang maksimum 257 nm (A1

    1=715a) (Moffat et

    al., 2005).

    (a) (b)

  • 3

    2.2. Tramadol

    Serbuk tramadol berbentuk kristal, putih, tidak berbau, pahit.

    Berat molekul tramadol adalah 263,4 gr/mol (Moffat et al, 2005).

    Tramadol hidroklorida bebas larut dalam air dan metanol, sangat sedikit

    larut dalam aseton (Council of Europe, 2004). Tramadol memiliki rumus

    kimia C16H25NO2 sedangkan Tramadol HCl dengan rumus kimia

    C16H25NO2.HCl.(1R,2R)-rel2-[(Dimethylamino)methyl]-1-(3

    methoxyphenyl)cyclo-hexanol adalah nama lain dari Tramadol.

    Gambar 2.2. (a). Struktur kimia (b). Spektrum Tramadol (Moffat et al, 2005)

    Absorbansi tramadol bila diukur absorbansinya pada suasana

    asam dengan spektrofotometri UV akan memperlihatkan absorbansi

    maksimum 272 nm (A1

    1=70a) terdapat bahu pada 279 nm. Tidak ada

    pergeseran pada larutan basa (Moffat et al., 2005).

    2.3. Spektrofotometri UV-Visible

    Spektrofotometri UV-Vis adalah suatu metode analisis

    instrumental yang paling banyak digunakan dalam laboratorium analisis.

    Identifikasi kualitatif sediaan obat menggunakan spektrofotometri UV-

    Vis berdasarkan pada panjang gelombang maksimum. Spektrofotometri

    merupakan metode relatif sehingga diperlukan senyawa baku sebagai

    pembanding (Watson, 2007). Jangkauan panjang gelombang untuk

    daerah ultraviolet adalah 200-400 nm dan digunakan untuk senyawa-

    senyawa obat yang tidak berwarna (Gandjar dan Rohman, 2012).

    Pengukuran serapan cahaya oleh larutan molekul diatur dengan Hukum

    Lambert-Beer, yang ditulis sebagai berikut :

    log Io/It = A = .b.c

    (a) (b)

  • 4

    2.4. Spektorfotometri Simultan

    Spektrofotometri UV-vis simultan adalah pengukuran secara

    serentak terhadap dua komponen yang dilakukan pada dua panjang

    gelombang, dimana masing-masing komponen tersebut tidak saling

    mengganggu. Dua macam kromofor yang berbeda akan mempunyai

    kekuatan absorpsi cahaya yang berbeda pula pada satu daerah panjang

    gelombang Pecsok et al,1976)

    Gambar 2.3. Spektra dua buah senyawa, senyawa I dan senyawa II

    (Gandjar dan Rohman, 2007)

    Absorbansi berbanding lurus dengan hasil kali absorptivitas

    molar (a) dan konsentrasi (c) jika nilai (b) kecil tetap, oleh karena itu

    digunakan tempat sample yang sama. Dasar absorpsi untuk dua larutan,

    yaitu A= a.b.c, dimana untuk larutan 1 : A1 = a1. b1.c1, sedangkan untuk

    A2 = a2.b2.c2. Absorbansi diukur pada 1 dan 2. Oleh karena itu pada

    panjang gelombang tersebut absorbansi bersifat aditif sehingga diperoleh

    : A 1 = (a1c1) 1 + (a2c2) 1

    A 2 = (a1c1) 2 + (a2c2) 2

    (Khopkar, 1998)

    2.5. Validasi Metode Analisis

    Validasi metode menurut USP dilakukan untuk menjamin bahwa

    metode analisis bersifat akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada

    kisaran analit yang akan dianalisis. Parameter-parameter validasi metode

    analisis antara lain, presisi, akurasi, LOD, LOQ, spesifitas dan

    selektifitas, linieritas, kekerasan dan ketahanan (Gandjar dan Rohman,

    2012).

  • 5

    III. ALAT DAN BAHAN

    3.1. Alat

    a. Gelas beaker

    b. Pipet tetes

    c. Pipet ukur 2 ml, 25 ml

    d. Kertas saring

    e. Corong gelas

    f. Sendok tanduk

    g. Batang pengaduk

    h. Ballfiller

    i. Labu ukur 10 mL

    j. Labu ukur 10 mL dan 25 mL

    k. Seperangkat alat UV-Vis

    l. Vial

    m. Lap

    n. Kertas perkamen

    o. Mortir dan Stamper

    3.2. Bahan

    a. Serbuk Baku Parasetamol

    b. Serbuk Baku Tramadol

    c. Sampel (tablet Ultraset)

    d. Metanol

    IV. PROSEDUR KERJA

    4.1 Pembuatan Larutan Stok Parasetamol dan Tramadol HCl

    a. Pembuatan Larutan Stok Parasetamol 1 mg/mL

    Perhitungan:

    Diketahui : C stok pct yg akan dibuat = 1mg/mL

    Volume = 10 mL

    Ditanya : Bobot serbuk parasetamol yang ditimbang = .

    Jawab : Bobot parasetamol = C x V = 1 mg/mL x 10 mL

  • 6

    = 10 mg

    Prosedur pembuatan:

    Ditimbang serbuk parasetamol sebanyak 10 mg, kemudian

    dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Serbuk dilarutkan dengan

    sedikit methanol hingga larut. Digojog hingga homogen dan

    ditambahkan methanol hingga tanda batas.

    b. Pembuatan Larutan Stok Tramadol HCl 1 mg/mL

    Diketahui : C stok trmd HCl yg akan dibuat = 1mg/mL

    Volume = 10 mL

    Ditanya : Bobot serbuk tramadol HCl yang ditimbang = .

    Jawab : Bobot tramadol HCl = C x V = 1 mg/mL x 10 mL

    = 10 mg

    Prosedur pembuatan:

    Ditimbang serbuk tramadol HCl sebanyak 10 mg, kemudian

    dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Serbuk dilarutkan dengan

    sedikit methanol hingga larut. Digojog hingga homogen dan

    ditambahkan methanol hingga tanda batas.

    4.2 Pembuatan Larutan Baku Parasetamol dan Tramadol HCl

    a. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol 100 g/mL

    Perhitungan:

    Diketahui : Cstok parasetamol = 1 mg/mL

    Cbaku parasetamol = 100 g/mL

    Vbaku parasetamol = 10 mL

    Ditanya : Volume larutan stok parasetamol yang dipipet=.

    Jawab : Cstok x Volumestok = Cbaku x Volumebaku

    1000 g/mL x Vstok = 100 g/mL x 10 mL

    Vstok = 1 mL

    Prosedur pembuatan:

    Dipipet sebanyak 1 mL larutan stok parasematol 1mg/mL,

    dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan metanol hingga

    tanda batas. Gojog hingga homogen.

  • 7

    b. Pembuatan Larutan Baku Tramadol HCl 100 g/mL

    Perhitungan:

    Diketahui : Cstok tramadolHCl = 1 mg/mL

    Cbaku tramadol HCl = 100 g/mL

    Vbaku tramadol HCl = 10 mL

    Ditanya : Vol. larutan stok tramadol HCl yang dipipet=.

    Jawab : Cstok x Volumestok = Cbaku x Volumebaku

    1000 g/mL x Vstok = 100 g/mL x 10 mL

    Vstok = 1 mL

    Prosedur pembuatan:

    Dipipet sebanyak 1 mL larutan stok tramadol HCl 1 mg/mL,

    dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan metanol hingga

    tanda batas. Gojog hingga homogen.

    4.3 Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol dan Tramadol HCl

    a. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol

    Berdasarkan hukum Lambert-Beer disebutkan bahwa nilai

    absorbansi yang memiliki kesalahan terkecil adalah 0,434 sehingga

    dalam penentuan panjang gelombang maksimum, maka pembuatan

    larutan baku siap ukur harus diharapkan memberikan nilai absorbansi

    0,434.

    Perhitungan

    Diketahui : Absorbansi = 0,434

    A1%

    1cm = 668 x 100 mL/g.cm

    b = 1 cm

    Ditanya : c = .

    Jawab : A = A1%

    1cm x b x c

    0,434 = 668 x 100 mL g. cm x 1 cm x c

    c = 6,497 x 10-4

    g

    100 mL

    c = 6,497 x 10-3

    mg

    mL

    c = 6,497 g/mL

  • 8

    sehingga volume pemipetan larutan baku parasetamol 100 g/mL

    untuk membuat larutan siap ukur dengan konsentrasi 6,497 g/mL

    sebanyak 10 mL adalah sebagai berikut:

    Cbaku x Vbaku = Cukur x Vukur

    100 g/mL x Vbaku = 6,497 g/mL x 10 mL

    V baku = 0,6497 mL

    Prosedur pembuatan:

    Larutan baku parasetamol 100 g/mL dipipet sebanyak 0,6497 mL,

    lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan methanol

    hingga tanda batas, kemudian digojog hingga homogen.

    b. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Tramadol HCl

    c. Perhitungan

    Berdasarkan hukum Lambert-Beer disebutkan bahwa nilai

    absorbansi yang memiliki kesalahan terkecil adalah 0,434 sehingga

    dalam penentuan panjang gelombang maksimum, maka pembuatan

    larutan baku siap ukur harus diharapkan memberikan nilai

    absorbansi 0,434.

    Diketahui : Absorbansi = 0,434

    A1%

    1cm = 70 x 100 mL/g.cm

    b = 1 cm

    Ditanya : c = .

    Jawab : A = A1%

    1cm x b x c

    0,434 = 70 x 100 mL g. cm x 1 cm x c

    c = 6,2 x 10-3

    g

    100 mL

    c = 6,2 x 10-2

    mg

    mL

    c = 62 g/mL

    sehingga volume pemipetan larutan baku tramadol HCl 100 g/mL

    untuk membuat larutan siap ukur dengan konsentrasi 6,497 g/mL

    sebanyak 10 mL adalah sebagai berikut:

    Cbaku x Vbaku = Cukur x Vukur

  • 9

    100 g/mL x Vbaku = 62 g/mL x 10 mL

    V baku = 6,2 mL

    Prosedur pembuatan:

    Larutan baku tramadol HCl 100 g/mL dipipet sebanyak 6,2

    mL, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan

    methanol hingga tanda batas, kemudian digojog hingga homogen.

    4.4 Pembuatan Larutan Sampel Campuran Parasetamol dan Tramadol HCl

    Sampel yang digunakan adalah 3 buah tablet Ultracet, dimana tiap

    tabletnya mengandung 325 mg parasetamol dan 37,5 mg tramadol HCl.

    Sehingga kandungan parasetamol dalam 3 buah tablet tersebut sebanyak

    975 mg sedangkan tramadol HCl sebanyak 112,5.

    Perhitungan serbuk sampel yang mengandung 10 mg parasetamol:

    x

    mg 10

    mg 2,446

    mg 325

    x = 13,729 mg

    Perhitungan kandungan tramadol dalam serbuk 13,729 mg yang

    mengandung 10 mg parasetamol:

    mg 1,154x

    mg 13,729

    x

    mg 446,2

    mg 37,5

    Tramadol HCl dalam tablet terkandung dalam jumlah yang sangat

    sedikit sehingga memungkinkan terjadinya ketidakakuratan data yang

    dihasilkan karena absorbansi yang dihasilkan rendah. Oleh karena itu

    untuk meningkatkan akurasi, ditimbang sebanyak 50 mg Tramadol HCl

    murni dan ditambahkan ke serbuk, sehingga jumlah Tramadol HCL

    menjadi 51, 154 mg. Serbuk yang mengandung 10 mg parasetamol dan

    51,154 mg tramadol HCl dilarutkan ke dalam methanol hingga 10 mL.

    Sehingga kadar dari parasetamol dan tramadol HCl berturut-turut

    adalah 1 mg/mL dan 5,154 mg/mL. Karena larutan yang dihasilkan

    memiliki konsentrasi yang pekat, sehingga perlu dilakukan pengenceran

    bertingkat.

  • 10

    Pengenceran I:

    Parasetamol

    Diketahui : C pct awal = 1 mg/mL = 1000 g/mL

    C pct encer1 = 100 g/mL

    V pct encer1 = 10 mL

    Ditanya : Volume pemipetan Vpct awal = ..

    Jawab : Cpct awal x V pct awal = C pct encer 1 x V pct encer 1

    1000 g/mL x V pct awal = 100 g/mL x 10 mL

    V pct awal = 1 mL

    Volume pemipetan parasetamol awal sebanyak 1 mL. Sehingga

    kadar larutan parasetamol dan tramadol HCl dalam 10 mL adalah

    100 g/mL dan 511,54 g/mL.

    Pengenceran II:

    Parasetamol

    Diketahui : C pct encer1 = 100 g/mL

    C pct encer2 = 10 g/mL

    V pct encer2 = 10 mL

    Ditanya : Volume pemipetan Vpct encer1 = ..

    Jawab : Cpct encer 1 x V pct encer 1 = C pct encer 2 x V pct encer 2

    100 g/mL x V pct awal = 10 g/mL x 10 mL

    V pct awal = 1 mL

    Volume pemipetan parasetamol hasil pengenceran pertama

    sebanyak 1 mL. Sehingga kadar larutan parasetamol dan tramadol

    HCl dalam 10 mL adalah 10 g/mL dan 51,154 g/mL.

    4.5 Pengukuran dengan Spektrofotometri UV

    a. Pengukuran panjang gelombang maksimum pada larutan baku siap

    ukur parasetamol, tramadol HCl dan larutan campuran.

    Ditentukan spektrum larutan parasetamol dan tramadol HCl

    baku dengan rentang panjang gelombang 200 nm 300 nm dengan

    alat spektrofotometer UV. Terlebih dahulu dilakukan koreksi

  • 11

    dengan blangko (metanol). Kemudian diukur larutan baku pada alat

    spektrofotometer UV. Ditentukan panjang gelombang maksimum

    ( ) parasetamol dan tramadol HCl sebagai panjang gelombang

    pengukuran. Dilakukan koreksi pengukuran pada dua panjang

    gelombang maksimum dengan blanko. Kemudian diukur absorbansi

    larutan baku pada dua panjang gelombang maksimum. Dicatat

    absorbansi hasil pengukuran parasetamol dan tramadol HCl di dua

    panjang gelombang pengukuran yang ditentukan. Terakhir,

    ditentukan aborptivitas parasetamol dan tramadol HCl pada panjang

    gelombang pengukuran tersebut dengan menggunakan rumus

    Lambert-Beer.

    b. Pengukuran absorbansi larutan sampel pada panjang gelombang

    pengukuran

    Terlebih dahulu dilakukan koreksi dengan larutan blangko

    (metanol) pada dua panjang gelombang pengukuran yang

    ditentukan sebelumnya dengan alat spektrofotometer UV.

    Kemudian diukur dan dicatat absorbansi larutan sampel pada dua

    panjang gelombang pengukuran. Ditentukan kadar parasetamol dan

    tramadol HCl dengan menggunakan data absorbansi larutan sampel

    dan absorptivitas parasetamol dan tramadol HCl di dua panjang

    gelombang pengukuran kedalam rumus Lambert-Beer secara

    simultan.

  • 12

    V. SKEMA KERJA

    5.1 Pembuatan Larutan Stok Parasetamol 1 mg/mL

    5.2 Pembuatan Larutan Stok Tramadol HCl 1 mg/mL

    5.3 Pembuatan Larutan Baku Primer Parasetamol 100 g

    mL

    5.4 Pembuatan Larutan Baku Primer Tramadol HCl 100 g/mL

    Ditimbang sebanyak 10 mg serbuk parasetamol murni, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan dilarutkan dengan sedikit metanol

    Ditambahkan metanol hingga tanda batas, kemudian digojog hingga homogen

    Ditimbang sebanyak 10 mg serbuk Tramadol murni, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

    Dilarutkan dengan metanol hingga tanda batas. Digojog hingga homogen

    Larutan stok parasetamol dipipet sebanyak 1 mL. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

    Ditambahkan metanol sampai tanda batas 10 mL. Labu ukur digojog hingga larutan homogen.

    Larutan stok tramadol dipipet sebanyak 1 mL. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

    Ditambahkan metanol sampai tanda batas 10 mL. Labu ukur digojog hingga larutan homogen.

  • 13

    5.5 Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol

    5.6 Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Tramadol HCl

    5.7 Pembuatan Larutan Campuran Parasetamol dan Tramadol

    Dipipet larutan baku primer parasetamol 100 g/mL sebanyak 0,6497 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

    Selanjutnya ditambahkan pelarut metanol hingga tanda batas 10 mL. Labu ukur digojog hingga larutan homogen.

    Dipindahkan ke vial dan diberi tanda

    Dipipet larutan baku primer Tramadol HCl 100 g/mL sebanyak 6,2 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

    Selanjutnya ditambahkan pelarut metanol hingga tanda batas 10 mL. Labu ukur digojog hingga larutan homogen.

    Dipindahkan ke vial dan diberi tanda

    Dipipet 0,6497 mL larutan baku primer Parasetamol konsentrasi 100g/mL dan 6,2 mL larutan Tramadol HCl konsentrasi 100 g/mL

    Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan metanol sampai tanda batas 10 mL kemudian digojog sampai homogen

    Dipindahkan ke vial dan diberi tanda

  • 14

    5.8 Preparasi Larutan Sampel

    Disiapkan 3 tablet Ultracet yang mengandung campuran parasetamol dan tramadol

    Tablet digerus hingga homogen, kemudian ditimbang dan dicatat bobot total serbuk

    Serbuk diambil sebanyak 13,729 mg, yang telah mengandung 10 mg parasetamol dan 1,154 mg tramadol HCl dimasukkan ke dalam beker

    glass

    Ditambahkan 50 mg serbuk Tramadol HCl murni ke dalam beaker glass

    Dilarutkan dengan sedikit metanol hingga larut, kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 10 mL

    Ditambahkan metanol hingga tanda batas (I)

    Dipipet sebanyak 1 mL larutan (I), dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

    Ditambahkan metanol hingga tanda batas. Gojog homogen (II)

    Dipipet sebanyak 1 mL larutan (II) kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

    Ditambahkan metanol hingga tanda batas. Gojog hingga homogen (III)

    Dipindahkan ke vial dan diberi tanda

  • 15

    5.9 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum pada Larutan Baku

    siap ukur Parasetamol dan Tramadol HCl

    Pilih menu surface scan, lalu tekan enter

    Dimasukkan panjang gelombang yang diinginkan (200-300 nm) dengan memilih menu start wavelength dan stop wavelength

    Ditekan speed scan, dipilih fast, kemudian tekan run test

    Larutan blanko (metanol) dimasukkan, tekan collect baselength

    Blangko dikeluarkan dan dimasukkan larutan parasetamol lalu ditekan measure sample

    Ditekan tabular, dicatat absorbansi parasetamol

    Hal yang sama dilakukan untuk pengukuran absorbansi tramadol HCl

    Ditentukan panjang gelombang maksimum parasetamol dan tramadol HCl

  • 16

    5.10 Pengukuran Absorbansi Larutan campuran Parasetamol dan

    Tramadol HCl pada Panjang Pelombang Pengukuran

    5.11 Pengukuran Absorbansi Larutan Sampel Campuran

    Parasetamol dan Tramadol HCl Pada Panjang Gelombang

    Pengukuran.

    Pilih set nm, lalu dimasukkan panjang gelombang maksimum parasetamol

    Larutan blanko dimasukkan lalu dipilih measure blank

    Blanko dikeluarkan dan dimasukkan larutan campuran parasetamol dan tramadol HCl ke dalam kuvet

    Absorbansi dicatat, hal yang sama dilakukan pada pengukuran pada panjang gelombang maksimum tramadol HCl

    Pilih set nm, lalu dimasukkan panjang gelombang maksimum Parasetamol

    Larutan blanko dimasukkan lalu dipilih measure blank.

    Blanko dikeluarkan dan dimasukkan larutan sampel ke dalam kuvet.

    Absorbansi dicatat, hal yang sama dilakukan untuk pengukuran larutan sampel pada panjang gelombang maksimum Tramadol HCl

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    Council of Europe. 2004. European Pharmacopeia Fourth Edition.Strasbourg :

    Council Of Europe

    Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia.

    Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.

    Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2012. Analisis Obat. Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar.

    Katzung, B.G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8. Penerjemah

    dan editor: Bagian Farmakologi FK UNAIR. Surabaya: Penerbit Salemba

    Medika.

    Khopkar, S. M.1998. Basic Concept of Analytical Chemistry 2nd Edition. New

    Delhi: New Age International

    Moffat, C.A., M. D. Osselton, dan B. Widdop. 2005. Clarke's Analysis of Drugs

    and Poisons. London: Pharmaceutical Press Publications.

    Pecsok, Robert et al,.1976. Modern Methods of Chemical Analysis 2nd Edition.

    New York : John Wiley and Sons Inc

    Watson, David G. 2007. Analisis Farmasi Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.