KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

103
KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI “RUMAH UYA” DI TRANS 7 ( Studi Analisis Isi Episode 17 s/d 28 Oktober 2017 ) SKRIPSI Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi Oleh : BADRUS SHOLEH NPM : 14.31.0037 JURUSAN : BROADCASTING SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA 2018

Transcript of KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

Page 1: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

“RUMAH UYA” DI TRANS 7

( Studi Analisis Isi Episode 17 s/d 28 Oktober 2017 )

SKRIPSI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya”

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh :

BADRUS SHOLEH

NPM : 14.31.0037

JURUSAN : BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI

ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

2018

Page 2: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

iii

Page 3: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

iii

Page 4: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 5: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

iii

Page 6: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

iii

Page 7: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 8: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

iii

Page 9: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

ABSTRAK

Program acara televisi Rumah Uya Trans 7 merupakan tayangan talkshow

yang menayangkan tentang penyelesaian masalah orang – orang yang berseteru

sebagai narasumber program ini. Dalam proses penayangannya terkadang

program ini menampilkan kekerasan verbal atau konflik antar narasumber yang di

datangkan. Program televisi Rumah Uya Trans 7 juga beberapa kali mendapat

teguran dari KPI, diantaranya pada tayangannya pada tanggal 19 Oktober 2017

menayangkan dua orang perempuan yang bertengkar karena saling mengaku

sebagai pasangan seorang pria, jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai

pelanggaran atas kewajiban program siaran untuk menghormati hak privasi dalam

kehidupan pribadi objek siaran. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana kekerasan verbal yang terjadi pada program televisi

Rumah Uya Trans7 Episode tanggal 17 s/d 28 Oktober 2017. Penelitian ini

menggunakan metode Analisis Isi kuantitatif dengan teknik pengumpulan data

dengan mengunduh video tayangan Rumah Uya Trans7 di Youtube kemudian di

analisis.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terjadi sebanyak 346

kekerasan verbal muncul dalam tayangan diteliti yaitu sebanyak 10 Episode

penayangan. Dari keseluruhan episode yang diteliti, kekerasan verbal secara

membentak mendominasi dengan 257 kali atau 74,28% secara keseluruhan.

Kekerasan verbal secara menghina mendapatkan porsi kedua terbesar dengan

frekuensi kemunculan sebanyak 34 kali atau 9,83% secara keseluruhan.

Kekerasan verbal secara memaki terjadi sebanyak 30 kali atau 8,67% secara

keseluruhan. Selanjutnya kekerasan verbal secara memaksa, tingkat

kemunculannya sebesar 19 kali atau 5,49% secara keseluruhan. Adapun kekerasan

verbal secara mengancam memiliki frekuensi kemunculan terkecil yaitu sebanyak

6 kali atau 1,73% secara keseluruhan.

Kata Kunci :Analisis Isi, Kekerasan Verbal, Rumah Uya Trans7

Page 10: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

ABSTRACT

Television program Rumah Uya Trans 7 is a talkshow airing impressions

about solving problems people-people who are engaged as tutor program. In the

process it sometimes displays program verbal violence or conflicts between

resource on Beckham. The television program Rumah Uya Trans 7 also some

times gets reprimand of KPI including at the broadcast was on October 19, 2017

showed two women fight because confess as a man, this type of infringement

categorized as a breach of the obligation to broadcast programs respecting

privacy rights in private life the object of broadcast. As for the goal in this

research is to find out how the verbal violence that occurs in the television

program Rumah Uya Trans 7 Episode on 17 s/d October 28, 2017. This research

using quantitative Content Analysis methods with techniques of data collection by

downloading video impressions Home Uya Trans7 on Youtube later in the

analysis.

Based on the results of the research done to happen as much as 346 verbal

violence appears in impressions examined i.e. a total of 10 Episodes airing. Of the

whole episode is researched, violent verbal snap dominate with 257 times or

74.28% overall. A violent verbal insults get the second largest portion with

frequencies as much as 34 times or 9.83% overall. Verbal violence cussing going

on as many as 30 times or 8.67% overall. Further violence is verbal force, the

rate of emergence of 19 times or 5.49% overall. As for the verbal violence

threatened to have the smallest occurrence frequency that is as much as 6 times or

1.73% overall.

Keyword: Content Analysis, Verbal Violence, Rumah Uya Trans 7

Page 11: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

iii

Page 12: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

iv

Page 13: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

iii

Page 14: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 15: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

iii

Motto

“Siapapun bisa menjadi apapun”

Skripsi ini Saya Persembahkan Kepada:

Kedua Orang tua saya :

Bapak Hanafi dan Ibu Suliha

Almamater Stikosa-AWS

Page 16: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

iv

ABSTRAK

Program acara televisi Rumah Uya Trans 7 merupakan tayangan talkshow

yang menayangkan tentang penyelesaian masalah orang – orang yang berseteru

sebagai narasumber program ini. Dalam proses penayangannya terkadang

program ini menampilkan kekerasan verbal atau konflik antar narasumber yang di

datangkan. Program televisi Rumah Uya Trans 7 juga beberapa kali mendapat

teguran dari KPI, diantaranya pada tayangannya pada tanggal 19 Oktober 2017

menayangkan dua orang perempuan yang bertengkar karena saling mengaku

sebagai pasangan seorang pria, jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai

pelanggaran atas kewajiban program siaran untuk menghormati hak privasi dalam

kehidupan pribadi objek siaran. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui bagaimana kekerasan verbal yang terjadi pada program televisi

Rumah Uya Trans7 Episode tanggal 17 s/d 28 Oktober 2017. Penelitian ini

menggunakan metode Analisis Isi kuantitatif dengan teknik pengumpulan data

dengan mengunduh video tayangan Rumah Uya Trans7 di Youtube kemudian di

analisis.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terjadi sebanyak 346

kekerasan verbal muncul dalam tayangan diteliti yaitu sebanyak 10 Episode

penayangan. Dari keseluruhan episode yang diteliti, kekerasan verbal secara

membentak mendominasi dengan 257 kali atau 74,28% secara keseluruhan.

Kekerasan verbal secara menghina mendapatkan porsi kedua terbesar dengan

frekuensi kemunculan sebanyak 34 kali atau 9,83% secara keseluruhan.

Kekerasan verbal secara memaki terjadi sebanyak 30 kali atau 8,67% secara

keseluruhan. Selanjutnya kekerasan verbal secara memaksa, tingkat

kemunculannya sebesar 19 kali atau 5,49% secara keseluruhan. Adapun kekerasan

verbal secara mengancam memiliki frekuensi kemunculan terkecil yaitu sebanyak

6 kali atau 1,73% secara keseluruhan.

Kata Kunci :Analisis Isi, Kekerasan Verbal, Rumah Uya Trans7

Page 17: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

v

ABSTRACT

Television program Rumah Uya Trans 7 is a talkshow airing impressions

about solving problems people-people who are engaged as tutor program. In the

process it sometimes displays program verbal violence or conflicts between

resource on Beckham. The television program Rumah Uya Trans 7 also some

times gets reprimand of KPI including at the broadcast was on October 19, 2017

showed two women fight because confess as a man, this type of infringement

categorized as a breach of the obligation to broadcast programs respecting

privacy rights in private life the object of broadcast. As for the goal in this

research is to find out how the verbal violence that occurs in the television

program Rumah Uya Trans 7 Episode on 17 s/d October 28, 2017. This research

using quantitative Content Analysis methods with techniques of data collection by

downloading video impressions Home Uya Trans7 on Youtube later in the

analysis.

Based on the results of the research done to happen as much as 346 verbal

violence appears in impressions examined i.e. a total of 10 Episodes airing. Of the

whole episode is researched, violent verbal snap dominate with 257 times or

74.28% overall. A violent verbal insults get the second largest portion with

frequencies as much as 34 times or 9.83% overall. Verbal violence cussing going

on as many as 30 times or 8.67% overall. Further violence is verbal force, the

rate of emergence of 19 times or 5.49% overall. As for the verbal violence

threatened to have the smallest occurrence frequency that is as much as 6 times or

1.73% overall.

Keyword: Content Analysis, Verbal Violence, Rumah Uya Trans 7

Page 18: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga peneliti bisa

menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu, yang kami beri Judul “KEKERASAN

VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI “RUMAH UYA” TRANS 7 (Studi

Analisis Isi Episode 17 - 28 Oktober 2017)”. Tujuan dari penyusunan skripsi ini

guna memenuhi salah satu syarat akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya.

Dalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat

membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, peneliti sampaikan rasa terima kasih

sedalam-dalamnya kepada :

1. Kedua orang tua peneliti yaitu Bapak Hanafi dan Ibu Suliha atas do’a,

bimbingan dan semngatnya yang dapat menjadikan semangat dalam

mengerjakan skripsi sampai selesai.

2. Kedua saudari peneliti Istianah dan Siti Khusniyah yang menjadikan

saya tetap semangat dalam mencapai gelar sarjana.

3. Ibu Edelweis Putri Prima, M.Ikom. selaku dosen pembimbing skripsi.

Terima kasih telah selalu mengingatkan, memberikan saran, dan

masukan yang telah diberikan selama bimbingan kepada peneliti

hingga skripsi ini selesai.

4. Bapak M. Choliel, S.Kom, M.Si. selaku yang bersedia memberikan

masukan dan pandangannya tentang metode yang peneliti gunakan

dalam penelitian ini.

5. Bapak Drs. Ismojo Herdono, M.Med.Kom, selaku Ketua Stikosa-

AWS.

6. Bapak Fajar Arifianto Isnugroho, M.Si. selaku koordinator skripsi.

Page 19: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

vii

7. Ibu Nurtyasih Wibawanti Ratna Amina, M.Si. dan Ibu Suprihatin,

S.Pd., M.Med.Kom. selaku Dosen Wali peneliti, terima kasih telah

banyak membantu selama proses perkuliahan.

8. Arisanti Setyowardani, S.Psi, S.Pd. selaku responden pertama peneliti,

yang bersedia membantu dan memberi masukan dengan baik.

9. Diah Ayu Prameswari selaku responden kedua peneliti yang bersedia

meluangkan waktunya untuk membantu proses penelitian ini.

10. Guru – guru peneliti selama menempuh pendidikan hingga perguruan

tinggi, khususnya kepada keluarga besar Almarhum Bapak Sastro dan

Ibu Nyai Siti Mas’udah yang banyak mendidik dan membimbing

peneliti.

11. Seluruh teman – teman khususnya teman – teman mahasiswa angkatan

2014 yang telah membantu dan menemani dalam proses pengerjaan

skripsi ini hingga selesai. Dan khusus juga kepada Rizky Alvio Yunita

yang membantu mencarikan responden dalam penelitian peneliti yaitu

kak Santi.

Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas semua bantuan

yang sangat berharga, semoga Allah SWT memberikan balasan yang jauh lebih

baik di kemudian hari.

Surabaya, 2 Juli 2018

Peneliti

Badrus Sholeh

Page 20: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

viii

DAFTAR ISI

Persetujuan Bimbingan Skripsi ...................................................................... i

Pernyataan Orisinalitas .................................................................................. ii

Motto ……………………………………………………………………….. iii

Abstrak ........................................................................................................... iv

Kata Pengantar ................................................................................................vi

Daftar Isi ........................................................................................................ viii

Daftar Tabel ………....................................................................................... xi

Daftar Gambar ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................... 6

1.3.1. Tujuan Penelitian .................................................................. 6

1.3.2. Manfaat Penelitian …............................................................ 7

1.4. Kajian Pustaka .............................................................................. 8

1.4.1. Komunikasi Massa ................................................................ 8

1.4.2. Program TV .......................................................................... 10

1.4.3. Komunikasi Verbal .............................................................. 12

1.4.4. Kekerasan Verbal ................................................................. 13

1.4.5. Analisis Isi ........................................................................... 15

1.5. Kerangka Berpikir ....................................................................... 17

1.6. Metodologi Penelitian .................................................................. 17

1.6.1. Metode dan Jenis Penelitian ................................................ 17

1.6.2. Unit Analisis ........................................................................ 18

1.6.3. Populasi ................................................................................ 19

1.6.4. Teknik Sampling .................................................................. 19

1.6.5. Sampel ................................................................................. 20

1.6.6. Variabel Penelitian dan Operasional Konsep ...................... 21

1.6.7. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 22

1.6.8. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 22

Page 21: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

ix

1.6.9. Teknik Analisis Data ........................................................... 23

1.6.10. Teknik Keabsahan Data ...................................................... 25

1.6.10.1. Uji Validitas Data .................................................... 25

1.6.10.2. Uji Reliabilitas Data ................................................ 25

BAB II GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ....................................... 27

2.1. Trans 7 …………........................................................................ 27

2.1.1. Sejarah Berdirinya Trans 7 .................................................. 27

2.1.2. Visi & Misi Trans 7 ............................................................. 28

2.1.3. Logo Trans 7 ........................................................................ 29

2.1.4. Struktur Perusahaan Trans 7 ................................................ 30

2.2. Program Rumah Uya ................................................................... 30

2.2.1. Deskripsi Program Rumah Uya ........................................... 30

2.2.2. Tim Produksi Program Rumah Uya .................................... 32

2.2.3. Penghargaan & Kontroversi Rumah Uya ............................ 36

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ………........................ 46

3.1. Pengumpulan Data ........................................................................ 41

3.2. Karakteristik Responden / coder ..................................................... 42

3.3. Hasil Penelitian ................................................................................ 43

3.3.1. Uji Validitas Penelitian ......................................................... 43

3.3.2. Uji Reliabilitas Antar Coder ................................................. 44

3.3.2.1. Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal

secara Menghina ....................................................... 44

3.3.2.2. Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal

secara Membentak ................................................... 45

3.3.2.3. Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal

secara Memaki …..................................................... 47

3.3.2.4. Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal

secara Mengancam .................................................. 48

3.3.2.5. Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal

secara Memaksa ….................................................. 49

3.4. Analisis Data ................................................................................... 52

Page 22: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

x

BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 67

4.1. Simpulan .......................................................................................... 68

4.2. Saran ................................................................................................ 67

Page 23: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Rating Rumah Uya 17 s/d 28 Oktober 2017 ………..……..… 5

Tabel 3.1 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal

secara Menghina …………………..…….……………………..… 44

Tabel 3.2 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal

secara Membentak .......................................................................... 45

Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal

secara Memaki …............................................................................ 47

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal

secara Mengancam ......................................................................... 48

Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal

secara Memaksa …......................................................................... 49

Tabel 3.6 Tabel Perolehan Data Peneliti per episode ….................................. 52

Tabel 3.7 Menit terjadinya Kekerasan verbal pada program

Rumah Uya Trans7 .......................................................................... 56

Tabel 3.8 Jumlah Segmen yang mengandung kekerasan verbal ..................... 58

Page 24: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Trans 7 ............................................................................. 29

Gambar 2.2 Struktur Perusahaan Trans 7 ………………………………..… 30

Gambar 2.3 Logo Program Rumah Uya ....................................................... 32

Gambar 2.4 Uya Kuya Berserta Istri Menunjukkan Trofi

Panasonic Gobel Award 2017 Mewakili Rumah Uya ............ 36

Gambar 3.1 Diagram prosentase indikator kekerasan verbal ...................... 56

Gambar 3.2 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara menghina

pada tayangan episode 26 Oktober 2017 segmen 2 ................. 59

Gambar 3.3 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara menghina

pada tayangan episode 28 Oktober 2017 segmen 2 ................. 60

Gambar 3.4 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara membentak

pada tayangan episode 23 Oktober 2017 segmen 3 .................. 61

Gambar 3.5 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara membentak

pada tayangan episode 18 Oktober 2017 segmen 2 ................. 62

Gambar 3.6 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaki

pada tayangan episode 17 Oktober 2017 segmen 3 ................. 63

Gambar 3.7 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaki

pada tayangan episode 25 Oktober 2017 segmen 1 ................. 64

Gambar 3.8 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara mengancam

pada tayangan episode 17 Oktober 2017 segmen 1 ................. 65

Gambar 3.9 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaksa

pada tayangan episode 24 Oktober 2017 segmen 3 ................. 66

Page 25: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia Penyiaran Indonesia semakin berkembang ditandai dengan semakin

banyaknya media baik televisi (TV) maupun radio semakin menjamur

keberadaannya. Dimulai pada tahun 1990-1999 yang merupakan fase

bermunculannya televisi swasta setelah pada masa orde baru keberadaan televisi

berada dalam kontrol penuh pemerintah yang pada masa era sebelum reformasi

begitu monopolis dan otoritarian terhadap media baik TV, radio maupun media

massa lainnya.

Tahun 1989 lahir televisi swasta pertama yaitu RCTI namun kala itu RCTI

masih bersiaran di daerah Jakarta dan sekitarnya, kemudian pada tahun 1990

mulailah RCTI mengudara secara nasional. Kemudian hingga pada saat ini

terdapat 10 televisi swasta nasional dan 2 televisi berjaringan nasional.

Keunggulan televisi dibanding media massa konvensional lainnya adalah

adanya suara, gambar bahkan teks yang dapat dilihat secara langsung berbeda

dengan radio yang hanya mengandalkan suara maupun media cetak yang hanya

menyajikan teks dan gambar diam (foto/grafis). Maka dari itu televisi masih

menjadi primadona bagi sebagian masyarakat Indonesia di tengah beralihnya

sebagian besar masyarakat dari media konvensional ke era media digital. Masih

banyak keluarga Indonesia yang suka menonton TV di rumah untuk mendapatkan

hiburan secara gratis. Berdasarkan survei Nielsen Consumer Media View yang

Page 26: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

2

dilakukan di 11 kota di Indonesia, penetrasi televisi masih memimpin dengan 96%

disusul dengan media luar ruang (53%), internet (44%), radio (37%), koran (7%),

tabloid dan majalah (3%) (Sumber : Mediaindonesia.com, 26 Juli 2017).

Televisi telah memberikan banyak dampak dalam kehidupan masyarakat

indonesia baik itu berupa dampak positif seperti pemenuhan informasi dan

edukasi bagi masyarakat maupun dampak negatif berupa banyaknya kasus

kekerasan yang terjadi pada anak akibat tayangan yang kurang mendidik dari

sebuah program televisi.

Persaingan dunia pertelevisian indonesia semakin ketat dimana semakin

banyak televisi yang hadir dengan program – program unggulan yang kreatif

namun juga ada program yang mengadopsi dari program TV luar negeri dan

dikonsep ulang disesuaikan dengan kultur indonesia untuk menarik minat

masyarakat untuk menontonnya sehingga memiliki rating yang tinggi. Para

pengiklan akan tertarik dengan TV yang memiliki rating tinggi sehingga

pendapatan usaha pertelevisian akan semakin meningkat. Sehingga banyak

televisi yang ada di indonesia lebih mengedepankan rating daripada memberikan

manfaat sesuai dengan fungsi televisi sebagai bagian dari komunikasi massa

diantaranya sebagai media informasi, edukasi dan hiburan. Direktur pemberitaan

Trans TV, Riza Primadi menuturkan rating merupakan alasan utama

ditayangkannya sebuah acara. Meski sebuah acara dikatakan jelek, tidak

Page 27: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

3

mendidik, namun bagaimana pun itu merupakan bentuk keinginan masyarakat

sendiri1.

Akibat dari kebiasaan televisi yang mengedepankan rating muncullah

program – program yang mengedepankan sisi hiburan saja dan tidak

memperdulikan dampak maupun edukasi yang lebih baik terhadap pemirsanya.

Pengaruh siaran televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah terlepas dari

pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Dampak buruk

televisi ini lebih banyak mempengaruhi anak – anak dan remaja yang

menontonnya, mereka meniru apa yang dilihat di televisi tanpa terpikir bahwa

yang dilihat dan ditiru adalah hal yang kurang bermanfaat.

Media massa secara teknis dapat menyebabkan hancurnya nilai – nilai

moral suatu masyarakat dan norma – norma budaya etnisnya.2 Televisi di

Indonesia sebagai bagian dari media massa belum sepenuhnya memiliki kualitas

yang baik, masih banyak dampak negatif televisi yang kita jumpai misal tayangan

mengandung kekerasan, pornografi, tidak menghargai privasi dan lain sebagainya.

Berdasarkan survey indeks kualitas program siaran televisi yang dilakukan oleh

KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) pada episode November – Desember 2016

untuk keseluruhan program siaran televisi Indonesia masih berada di angka 3,36.

Dimana angka ini masih dibawah standar yang kualitas yang ditetapkan oleh KPI

dimana siaran yang berkualitas minimal memiliki nilai 4.00. (Sumber :

1Erica Panjaitan, TM. Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi Ilusi Sebuah

Netralitas, (Jakarta: Obor Indonesia, 2006), h. 33. 2 Andi A. Munde, Televisi dan Masyarakat Pluralistik, (Jakarta: Prenada, 2014),

h. 148.

Page 28: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

4

www.kpi.go.id). Dari data diatas Infotainment (2,71), Sinetron/film (2,75), Variety

Show (3,06) menjadi 3 program terbawah kualitas siarannya.

Kekerasan yang terjadi akibat dari tontonan televisi masyarakat yang

kurang mendidik, yaitu tontonan yang menayangkan adegan-adegan kekerasan

baik kekerasan secara verbal maupun fisik yang ditiru oleh masyarakat khususnya

anak-anak dan remaja. Ketika tayangan gulat SmackDown pada tahun 2006 tayang

di televisi memiliki rating tinggi dan banyak penonton anak-anak yang meniru

adegan gulat yang ditayangkan hingga muncul korban jiwa karena gulat yang

dilakukan hanya meniru televsi tanpa edukasi dan pengawasan dari ahlinya.

Kekerasan fisik maupun kekerasan verbal yang dilakukan anak-anak bisa

terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua ketika anaknya menonton

televisi. Pengawasan terhadap anak bertujuan untuk memberikan pengarahan dan

bimbingan agar anak meniru hal baik dari televisi dan meninggalkan hal-hal

buruk yang ditayangkan televisi.

Program Rumah Uya Trans 7 adalah salah satu program unggulan yang

pada bulan oktober 2017 beberapa episodenya masuk dalam 30 besar rating

tertinggi berdasarkan data yang diunggah oleh akun facebook dan Instagram

Rating Program TV. Program ini dipandu oleh seorang host ternama yang terkenal

dengan nama Uya Kuya dengan dibantu beberapa co-host dan seorang ustadzah

sebagai seorang konsultan. Tayangan ini merupakan Talk Show yang

menayangkan tentang penyelesaian masalah dari orang – orang yang berseteru

sebagai narasumber program ini.

Page 29: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

5

Tabel 1.1

Data Rating Rumah Uya 17 – 28 Oktober 2017

No Episode Peringkat Rating

1 17 Oktober 2017 15

2 18 Oktober 2017 18

3 19 Oktober 2017 -

4 20 Oktober 2017 22

5 21 Oktober 2017 -

6 23 Oktober 2017 -

7 24 Oktober 2017 28

8 25 Oktober 2017 -

9 26 Oktober 2017 23

10 27 Oktober 2017 22

11 28 Oktober 2017 26

Sumber : www.instagram.com/rating_tv (Rating TV Indonesia)

Program rumah uya telah beberapa kali mendapatkan teguran dari KPI

karena isi siarannya. Pada tanggal 5 September 2017 program Rumah Uya telah

mendapatkan peringatan karena tayangannya pada tanggal 21, 22 dan 23 Agustus

2017 melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3

dan SPS) tentang hak privasi. Kemudian pada tanggal 27 Oktober 2017 Komisi

Penyiaran Indonesia (KPI) juga memberikan Teguran Tertulis karena tayangannya

pada tanggal 19 Oktober 2017 melanggar aturan P3 dan SPS dengan

menayangkan dua orang perempuan yang bertengkar berdasarkan data yang

diunggah di website kpi.go.id. Program ini menarik peneliti untuk meneliti tentang

adanya kekerasan verbal yang terjadi selama program ini berlangsung.

Sebagai referensi peneliti menggunakan Jurnal Syarif Ady Putra tahun

2015 dengan judul Analisis Isi Kekerasan verbal pada tayangan Pesbukers di

Page 30: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

6

ANTV, juga menggunakan referensi Skripsi Hanandya Primaskara pada tahun

2017 dengan judul Kekerasan Dalam Sinetron Di Televisi (Studi Analisis Isi

Tentang Adegan Kekerasan Dalam Sinetron Anak Jalanan Episode 145 dan 185.

Dengan melihat penjelasan di atas maka peneliti memilih Judul Kekerasan

Verbal dalam Program Televisi Rumah Uya Trans 7. Mengingat banyaknya

episode dalam program ini maka peneliti memilih program Rumah Uya Trans 7

pada episode tanggal 17 s/d 28 Oktober 2017 karena beberapa episodenya

memiliki rating yang cukup tinggi dan pada periode tersebut dua episode program

Rumah Uya Trans 7 yaitu episode 18 dan 19 Oktober 2017 mendapatkan teguran

dari KPI karena melakukan pelanggaran siaran.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah yang

akan diteliti yaitu: “Bagaimana kekerasan verbal yang muncul dalam program

televisi “Rumah Uya” di Trans 7 Episode 17 s/d 28 Oktober 2017?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kekerasan verbal

yang terjadi pada program televisi Rumah Uya Trans 7 Episode tanggal 17-28

Oktober 2017.

Page 31: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

7

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.3 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,

sekurang - kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia

Ilmu Komunikasi khususnya bidang penyiaran televisi.

1.3.4 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai bagaimana frekuensi kekerasan

verbal yang terjadi dalam program Rumah Uya Trans 7 episode 17-28 Oktober

2017, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti dalam memahami

kekerasan verbal yang terjadi sehingga dijadikan bahan masukan bagi penulis

untuk mempelajari dampak negatif dan sebagai pertimbangan ketika akan

membuat suatu program acara televisi.

b. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan yang membangun bagi masyarakat setelah

mengetahui hasil penelitian tentang bagaimana frekuensi kekerasan verbal yang

terjadi di program Rumah Uya Trans 7 episode 17-28 Oktober 2017. Sehingga

masyarakat dapat memilih program yang sesuai bermanfaat tanpa memberikan

dampak negatif yang besar.

Page 32: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

8

c. Bagi Ilmu Pengetahuan

Menambah wawasan keilmuan tentang perkembangan isi dari suatu

program yang ada di televisi di Indonesia terutama bagi anak – anak, remaja dan

orang tua dalam memilih program yang bermanfaat serta Sebagai bahan referensi

dalam ilmu pendidikan sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan

bagi peneliti berikutnya.

1.4 Kajian Pustaka

1.4.1 Komunikasi Massa`

Komunikasi massa merupakan penyebaran pesan dengan menggunakan

media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang

tidak tampak oleh si penyampai pesan.3 Komunikasi dapat menyampaikan satu

pesan ke berbagai penerima menggunakan media baik berupa media cetak,

media elektronik. Istilah massa merujuk pada potensi ukuran audiens media

komunikasi4. Adapun ciri-ciri komunikasi massa yaitu :

a. Komunikan

Komunikasi massa ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relatif

besar. Adapun ciri khas dari komunikan komunikasi massa yaitu jumlah yang

besar hanya dalam periode waktu yang singkat saja, heterogen atau beragam, serta

anonim.

3Onong U. Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2015), h. 50. 4 Irra Chrisyanti Dewi,Pengantar Psikologi Media, (Jakarta: Prestasi Pustaka,

2015), h.3

Page 33: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

9

b. Media massa

Sifat media massa adalah serempak cepat. Yang dimaksudkan dengan

keserempakan adalah keserempakan kontak antara komunikator dengan

komunikan yang demikian besar jumlahnya. Pada saat yang sama media massa

dapat membuat khalayak secara serempak menaruh perhatian kepada pesan yang

disampaikan seorang komunikator.

c. Pesan

Sifat pesan melalui media massa adalah umum. Media massa adalah

sarana untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Bukan untuk sekelompok

orang tertentu.

d. Komunikator

Karena media massa adalah lembaga atau organisasi, maka komunikator

pada komunikasi massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar radio, atau penyiar

televisi adalah komunikator terlembagakan.

e. Efek

Efek komunikasi yang timbul pada komunikan bergantung kepada tujuan

komunikasi yang dilakukan komunikator.

Sedangkan fungsi komunikasi massa yaitu :

a. Menyiarkan informasi (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

Page 34: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

10

1.4.2 Program TV

Setiap televisi memiliki program siaran dalam proses siarannya. Program

siaran berguna agar masyarakat dapat menikmati tontonan televisi dengan baik.

Secara umum program siaran televisi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu program

hiburan yang disebut program entertainment dan informasi atau disebut juga

program news5. Program informasi yaitu program yang sangat terikat dengan nilai

aktualitas dan faktualitasnya, pendekatan produksinya mendekati kaidah

jurnalistik. Adapun program hiburan yaitu program yang berorientasi memberikan

hiburan kepada penonton. Meskipun kedua jenis program ini memiliki

karakteristik masing –masing, tidak membuat batasan ini berjalan sendiri –

sendiri. Saat ini banyak program informasi yang dikemas secara menghibur.

Seperti talk show dan variety show.

Program hiburan sendiri dibagi menjadi 2 yaitu program hiburan non-

drama dan program hiburan drama6. Adapun program hiburan non-drama yaitu :

a. Musik, yaitu program yang menayangkan music sebagai sajian sajian

utamanuya. Yaitu misal video klip, live musik. Banyak acara musik yang saat

ini dikemas dengan pogram non-drama lainnya seperti masak dan lain

sebagainya.

b. Permainan, yaitu program yang menampilkan permainan atau perlombaan

kepada para pesertanya untuk mendapatkan hadiah. Contoh program ini yaitu

program kuis dan game show.

5 Rusman Latief, Yusiatie Utud, Siaran Televisi Non-Drama, (Jakarta: Kencana,

2015), h.5. 6 Ibid, h.6.

Page 35: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

11

c. Reality Show, program ini merupakan program yang diproduksi berdasarkan

fakta apa adanya, tanpa scenario dan arahan. Namun dalam prosesnya program

ini masih menggunakan tim kreatif agar tontonan yang siarkan dapat diminati.

d. Pertunjukan, yaitu program yang menampilkan keahlian yang menghibur dari

penampilnya. Misal seperti acara sulap, tari maupun krativitas lainnya.

e. Lawak, yaitu program yang begitu dinikmati oleh masyarakat Indonesia.

Program ini menampilkan kelucuan – kelucuan oleh pemainnya.

f. Variety Show, merupakan program tv yang menggabungkan beberapa format

program yang memadukan berbagai format dianataranya musik, komedi, tari

dan lain sebagainya.

g. Repackaging, adalah program dengan menampilkan materi video dalam bentuk

shot – shot atau materi yang sudah dipublikasikan kemudian digabungkan

menjadi satu program siaran.

h. Talk Show, merupakan program diskusi atau panel diskusi yang diikuti oleh

lebih dari satu pembicara atau narasumber untuk membicarakan suatu objek.

Adapun program siaran Drama yaitu :

a. Sinetron (sinema elektronik) yaitu program yang menggambarkan kehidupan

atau karakter seseorang atau beberapa orang yang diperankan oleh aktor/aktris

yang terlibat dalam konflik dan emosi.

b. Film, yaitu film layar lebar yang sudah diputar dibioskop, kemudian setelah

masa penayangan di bioskop berakhir biasanya film ditayangkan lagi di stasiun

televisi.

c. Kartun, yaitu program televisi yang menggunakan animasi atau biasa disebut

film kartun.

Page 36: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

12

1.4.3 Komunikasi Verbal

Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan

dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang

mengintepretasikan berbagai aspek realitas individual kita. Konsekuensinya,

kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi

yang merupakan totalitas objek atau konsep yang mewakili kata-kata itu.7

Komunikasi verbal biasanya berupa kata – kata yang diucapkan maupun tertulis.

Sebelum era komunikasi verbal manusia tempo dulu menggunakan simbol-

simbol yang berupa gambar yang mereka buat pada tulang, tanduk, cadas dan

lain sebagainya.

Setelah munculnya bahasa maka semakin memudahkan manusia dalam

berkomunikasi. Karena kesepakatan manusia akan bahasa membuat mereka

mudah untuk menamai atau menjuluki orang, objek maupun peristiwa. Menurut

Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi yaitu Penamaan (naming atau

labeling) yaitu merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang

dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi

interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang

simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Fungsi Tranmisi

informasi yaitu melalui bahasa informasi dapat disampaikan kepada orang lain.

7 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002), h. 238.

Page 37: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

13

1.4.4 Kekerasan Verbal

Kekerasan verbal adalah salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan tanpa

menyentuh fisik seseorang namun tetap berdampak psikologis terhadap orang

yang mengalami kekerasan ini. Kekerasan kata-kata (verbal abuse) adalah semua

bentuk tindakan ucapan yang mempunyai sifat menghina, membentak, memaki,

dan menakuti dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.8

Peraturan Program Siaran dan Standar Program Siaran tahun 2012 yang

dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia BAB XIII tentang Peraturan

Program Siaran pada Pasal 17 Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan

pelarangan dan/atau pembatasan program siaran bermuatan kekerasan. Pada

Standar Program Siaran BAB XIII tentang Pelarangan dan Pembatasan Kekerasan

lebih diperjelas lagi tentang program siaran bermuatan kekerasan yaitu pada pasal

Pasal 17 Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelarangan dan/atau

pembatasan program siaran bermuatan kekerasan.

Bagian Pertama, Pelarangan Adegan Kekerasan Pasal 23

Program siaran yang memuat adegan kekerasan dilarang:

a. menampilkan secara detail peristiwa kekerasan, seperti: tawuran,

pengeroyokan, penyiksaan, perang, penusukan, penyembelihan, mutilasi,

terorisme, pengrusakan barang-barang secara kasar atau ganas, pembacokan,

penembakan, dan/atau bunuh diri;

b. menampilkan manusia atau bagian tubuh yang berdarah-darah, terpotong-

potong dan/atau kondisi yang mengenaskan akibat dari peristiwa kekerasan;

8 Titik Lestari, Verbal Abuse, (Yogyakarta: Psikosain, 2016), h.17.

Page 38: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

14

c. menampilkan peristiwa dan tindakan sadis terhadap manusia;

d. menampilkan peristiwa dan tindakan sadis terhadap hewan; dan/atau

e. menampilkan adegan memakan hewan dengan cara yang tidak lazim.

Bagian Kedua, Ungkapan Kasar dan Makian Pasal 24

1) Program siaran dilarang menampilkan ungkapan kasar dan makian, baik

secara verbal maupun nonverbal, yang mempunyai kecenderungan menghina

atau merendahkan martabat manusia, memiliki makna

jorok/mesum/cabul/vulgar, dan/atau menghina agama dan Tuhan.

1.4.5 Analisis Isi

Neuendorf (2002:31) menyatakan analisis isi telah dipakai sejak 4000

tahun lalu pada masa romawi kuno. Kemudian analisis berkembang penting pada

awal abad XIX. Ditandai demgan dibukanya studi mengenai jurnalisme dan surat

kabar di amerika. Sekolah-sekolah kewartaan tumbuh seperti cendawan kemudian

mencuatkan kebutuhan akan penelitian empiris terhadap fenomena persurat

kabaran9.

Analisis isi banyak dipakai dalam lapangan ilmu komunikasi. Bahkan,

analisis isi merupakan salah satu metode utama dalam disiplin ilmu komunikasi.

Analsisi isi terutama dipakai untuk menganalisis isi media baik cetak ataupun

elektronik. Analisis isi dilakukan dengan mengidentifikasi dan menghitung unit

9 Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi

dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 5.

Page 39: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

15

analisis yang dipilih dalam sistem komunikasi10

. Unit analisis bisa berupa apa saja

yang menarik minat peneliti, kriteria utamanya adalah bahwa unit analisis tersebut

harus mudah diidentifikasi, dan muncul dalam intensitas frekuensi tertentu

sehingga dapat dihitung dengan metode statistic agar dianggap valid. Diluar itu

analisis isi juga dipakai untuk mempelajari isi semua konteks komunikasi baik

komunikasi antarpribadi, kelompok, ataupun organisasi. Asalkan terdapat

dokumen yang tersedia, analisis isi dapat diterapkan.

Analisis isi merupakan sebuah metode yang mempelajari isi media baik

media cetak maupun elektronik asalkan data yang ada terdokumentasi. Barelson

(1952:18) mendeskripsikan analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang di

lakukan secara objektif, sistematis dan deskriptif kuantitatif dari isi komunikasi

yang tampak (manifest)11

. Jadi analisis isi digunakan untuk objek yang tampak

akan pesan yang di sampaikan. Adapun ciri-ciri analisis isi adalah :

a. Objektif

Objektif dalam analisis isi yaitu penelitian dilakukan untuk mendapatkan

gambaran dari suatu isi secara apa adanya, tanpa adanya campurtangan dar

peneliti. Analisis isi memang menggunakan manusia sebagai, tetapi ini dibatasi

sedemikian rupa sehingga subjektivitas tidak muncul. Hasil dari analisis isi harus

benar-benar mencerminkan isi dari suatu teks atau media dan bukan akibat dari

subjektivitas.

10

John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi John Fiske, (Jakarta: Rajawali Pers,

2012), h. 223. 11

Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi

dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 15.

Page 40: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

16

b. Sistematis

Selain objektif analisis isi harus sistematis yaitu tahapan dan proses

penelitian telah dirumuskan secara jelas dan sistematis.

c. Replikabel

Penelitian dalam temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan

temuan yang sama pula. Hasil-hasil dari analisis isi sepanjang menggunakan bahan

dan teknik yang sama, harusnya juga menghasilkan temuan yang sama.

d. Isi yang Tampak (Manifest)

Menurut Holsti (1969:14) menilai bahwa analisis isi tidak dapat dipakai

untuk melihat isi yang tidak tampak.

e. Perangkuman

Ciri lain dari analisis isi yaitu ditujukan untuk membuat perangkuman. Analisis isi

umumnya dibuat untuk membuat gambaran umum karakteristik dari suatu pesan.

f. Generalisasi

Analisis isi tidak hanya bertujuan untuk melakukan perangkuman tetapi

juga berpotensi untuk melakukan generalisasi. Ini terutama jikalau analisis isi

menggunakan sampel.

Page 41: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

17

1.5 Kerangka Berfikir

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode dan Jenis Penelitian

Dalam suatu penelitian karya ilmiah perlu kita pahami terlebih dahulu

metodologi penelitian. Metode penelitian penting dilakukan untuk memperoleh

fakta yang terpercaya dari suatu objek yang diteliti. Penelitian dapat dinilai valid

tidaknya itu berdasarkan ketetapan penggunaan metode penelitiannya.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, metode analisis isi kuantitatif dilakukan

Simpulan

Proses pengukuran hasil dari pencatatan yang telah dilakukan

Studi Analisis Isi Kuantitatif Deskriptif

Proses pengamatan, pencatatan dan Analisa kekerasan verbal yang terjadi

Menentukan Unit analisis, serta Populasi dan Sampel tayangan Rumah Uya Trans 7

Kekerasan Verbal dalam progam Rumah Uya Episode 17 s/d 28 Oktober 2017

Rumah Uya merupakan program televisi talkshow yang memiliki tujuan utama sebagai mediator dan mencarikan solusi bagi pihak-pihak yang

berseteru.

kekerasan verbal yang terjadi pada program rumah Uya

Page 42: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

18

untuk mengetahui suatu pesan yang terlihat yaitu dapat didengar, dirasakan atau

dibaca dengan cara menghitung dan mengukur fakta yang terjadi. Analisis isi

digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan

dalam bentuk lambang12

. Pada analisis isi kuantitatif yang menjadi pusat perhatian

dari peneliti adalah menghitung dan mengukur secara akurat aspek atau dimensi

dari teks13

. Dengan menggunakan analisis isi kuantitatif peneliti dapat mengukur

frekuensi kekerasan verbal yang terjadi pada tayangan Program Rumah Uya Trans

7 Episode 17 s/d 28 Oktober 2017. Serta dapat mengambil simpulan dari hasil

pengukuran yang di lakukan.

1.6.2 Unit Analisis

Langkah awal yang penting dalam analisis isi adalah unit analisis.

Krippendorff (2007:97), mendefinisikan unit analisis sebagai apa yang

diobservasi, dicatat dan dianggap sebagai data, memisahkan menurut batas-

batasnya dan mengidentifikasi untuk analisis berikutnya14

. Unit analisis secara

sederhana dapat digambarkan sebagai bagian dari isi yang kita teliti dan kita pakai

untuk menyimpulkan isi dari suatu teks. Bagian dari isi ini bisa berupa kata,

kalimat, foto, scene (potongan adegan), paragraf.

Dalam penelitian ini, bentuk unit analisis yang digunakan oleh peneliti

adalah unit pencatatan. Jika unit sampling hanya mencantumkan apa isi apa yang

di analisis, sementara unit pencatatan mencantumkan mengenai bagian apa dari isi

12

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung:Remaja

Rosdakarya, 2012), h.89 13

Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi

dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 4. 14

Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi

dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 59.

Page 43: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

19

yang dicatat, dihitung dan dianalisis. Unit analisis dalam penelitian ini adalah

semua adegan yang mengandung unsur kekerasan verbal yang tayang pada

program Rumah Uya episode 17-28 Oktober 2017.

1.6.3 Populasi

Populasi adalah anggota dari semua objek yang ingin kita ketahui isinya

baik berupa manusia, benda, video, berita maupun jenis lainnya. Populasi

merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang dimaksudkan

adalah keseluruhan tayangan program Rumah Uya Trans 7.

1.6.4 Teknik Sampling

Dalam analisis isi terdapat beragam metode dalam penarikan sampel.

Secara umum penarikan sampel ini, dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yakni

penarikan sampel acak (Random / probability Sampling) dan penarikan sampel

tidak acak (non-random / non- probability Sampling).

Penarikan sampel acak adalah teknik penarikan sampel yang

menggunakan hukum probabilitas, dimana memberi kesempatan atau peluang

yang sama kepada anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel. Anggota

sampel terpilih bukan karena kesengajaan atau subjektivitas peneliti, tetapi benar

– benar karena hukum probabilitas.

Page 44: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

20

Dalam penelitian ini digunakan teknik sampel purposive Sampling.

Sampel Purposive (Purposive Sampling) merupakan perbaikan dari sampel

sembarang (convenience sampling). Dalam sampel sembarang, peneliti

mengambil sembarang sampel asal sesuai dengan target populasi yang telah

ditentukan. Kesulitan teknis (waktu dan biaya) juga kerap dipakai sebagai dasar

pertimbangan dalam melakukan penarikan sampel sembarang. Dalam sampel

purposive peneliti secara sengaja memilih sampel atau periode tertentu atas dasar

pertimbangan ilmiah. Sampel tidak dipilih secara acak namun berdasarkan

pertimbangan yang kuat dari peneliti.

yaitu tayangan Program Rumah Uya di Trans 7 Episode 17 s/d 28 Oktober

2017. Tayangan program Rumah Uya pada periode oktober memiliki tingkat

rating yang cukup tinggi dan pada bulan agustus dan oktober 2017 terjadi

pelanggaran siaran yang dilakukan oleh Rumah Uya. Serta mengingat kesulitan

dalam mengumpulkan data dan mencari keseluruhan episode membuat peneliti

memilih tayangan episode 17 s/d 28 Oktober 2018.

1.6.5 Sampel

Sampel merupakan anggota dari populasi, sampel diambil untuk lebih

memudahkan penelitian yang dilakukan. Sampel dalam penelitian ini adalah

tayangan Program Rumah Uya episode 17 s/d 28 Oktober 2017 yang berjumlah

11 video, kemudian peneliti memilih sampel sebanyak 10 episode yaitu tayangan

pada tanggal 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28 Oktober 2017. Pemilihan ini

karena sifat program Rumah Uya pada periode ini bersifat homogen atau

kesamaan konsep antar episodenya yaitu proses mediasi beberapa orang yang

Page 45: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

21

bermasalah dengan asmaranya. Serta karena tayangan pada periode ini memiliki

rating yang cukup tinggi dan 2 episode pada periode 18 dan 19 Oktober 2017

mendapat teguran dari KPI karena melanggar aturan P3 SPS.

1.6.6 Variabel Penelitian dan Operasional konsep

Penelitian analisis isi dimulai dari konsep. Konsep merupakan semacam

gambaran singkat dari realitas sosial, dipakai untuk mewakili suatu realitas yang

kompleks15

. Konsep merupakan representasi yang dipakai oleh ahli atau ilmuwan

untuk menggambarkan suatu gejala. Konsep yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah konsep kekerasan verbal yang terjadi dalam program acara Rumah Uya

Trans 7.

Setelah konsep ditentukan peneliti melakukan konseptualisasi, yaitu proses

memberi konsep16

. Maka hal yang kemudian dilakukan adalah operasionalisasi

yaitu menurunkan dari definisi yang abstrak menjadi lebih konkret sehingga

mudah dipahami. Konseptualisasi merupakan proses memberi arti atau definisi

dari konsep yang telah dibuat. Setelah konseptualisasi dibuat, konsep yang abstrak

dioperasionalisasikan menjadi indikator – indikator yang dapat diamati secara

empiris. Konsep penelitian dalam penelitian ini adalah adegan kekerasan verbal

yang terjadi dalam program Rumah Uya Trans 7. Kekerasan verbal yaitu semua

bentuk tindakan ucapan yang mempunyai sifat menghina, membentak, memaki,

dan menakuti dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Kategori

Operasional Konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

15

Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi

dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 175. 16

Ibid, h. 174.

Page 46: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

22

Variabel Indikator Definisi

Kekerasan Verbal

Menghina Mengucapkan kata-kata merendahkan

untuk merendahkan orang lain

Membentak memarahi dengan suara keras atau

menghardik

Memaki

mengucapkan kata-kata keji, tidak pantas,

kurang adat untuk menyatakan kemarahan

atau kejengkelan

Mengancam

menyatakan maksud (niat, rencana) untuk

melakukan sesuatu yang merugikan,

menyulitkan, menyusahkan, atau

mencelakakan pihak lain

Memaksa memperlakukan, menyuruh, meminta

dengan paksa

1.6.7 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan atas data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau

tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa menjadi respoden maupun

subjek penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua

atau sumber sekunder. Data sekunder bersifat melengkapi data primer.

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari tayangan

“Rumah Uya “ yang tayang di Trans 7 kemudian diunggah di akun youtube pada

bulan oktober 2017 lalu dianalisis dengan mengamati setiap perkataan pemain

melalui aspek yang dijelaskan pada kerangka pikir.

Page 47: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

23

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui media studi

pustaka untuk mendapatkan informasi yang relevan dan data-data yang dapat

dipakai untuk menyelesaikan masalah. Selain itu data-data juga didapatkan

melalui media massa dan juga internet.

1.6.8 Teknik Pengumpulan Data

Mengingat pentingnya data pada suatu penelitian, maka data tersebut harus

dicari atau dikumpulkan dengan menggunakan teknik tertentu. Pada penelitian

kali ini lebih banyak menggunakan studi pustaka sebagai bahan penelitian.

a. Dokumentasi

Dokumen adalah merupakan sebuah teknik untuk mencari dan

mendapatkan data mengenai hal-hal yang tertulis. Peneliti berusaha

mendokumentasikan segala hal yang diperlukan dalam proses penelitian mulai

dari melihat langsung rekaman program “Rumah Uya” Trans 7 yang telah

diunggah di Youtube, dan mencari informasi yang terkait dengan masalah-

masalah penelitian baik dari buku, Koran dan internet sebagai acuan dalam

penelitian skripsi ini.

1.6.9 Teknik Analisis Data

Keseluruhan data yang diperoleh dan dikumpulkan akan dianalisa

berdasarkan teori yang terkait yaitu kekerasan verbal. Lalu keseluruhan data

tersebut akan dideskripsikan dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan suatu

Page 48: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

24

pembahasan data yang bersifat deskriptif. Adapun tahapan analisis data dalam

penelitian ini yaitu :

a. Menentukan sampel yang akan di teliti yaitu Program Rumah Uya Episode 17

s/d 28 Oktober 2017.

b. Menyusun indikator kekerasan verbal kemudian dituangkan ke dalam tabel

koding.

c. Melaksanakan penelitian dengan cara melihat tayangan yang ada kemudian

dikelompokkan berdasarkan tabel koding yang telah dibuat.

d. Menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah terkumpul.

e. Membuat simpulan berdasar perhitungan statistik dari data yang telah

dikumpulkan.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi

frekuensi untuk mengetahui frekuensi kemunculan masing – masing kategori

dengan cara meng-capture beberapa sampel adegan yang mengandung unsur

kekerasan verbal. Kemudian dianalisa dan ditarik simpulan. Pengumpulan

dadta dilakukan dengan cara menggunakan lembar pengkodean (coding

sheet) yang sudah di persiapkan.

Page 49: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

25

1.6.10 Teknik Keabsahan Data

1.6.10.1 Uji Validitas Data

Uji validitas berkaitan dengan apakah alat ukur yang secara tepat

mengukur konsep yang ingin diukur. Dalam analisis isi uji validitas penting

dilakukan karena temuan – temuan yang didapat di dasarkan pada alat ukur yang

dipakai. Krippendorff (2004:313) mendefinisikan validitas sebagai kualitas hasil

penelitian yang membawa seseorang untuk meyakini bahwa fakta-fakta yang ada

tidak dapat ditentang17

.

Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas muka yaitu jenis validitas

yang paling dasar yang berkaitan dengan apakah alat ukur yang di pakai

mengukur konsep yang ingin diukur. Uji validitas muka yang dipilih ialah uji

validitas muka dengan konsultasi kepada ahli untuk mengevaluasi alat ukur

apakah sudah sesuai atau tidak.

1.6.10.2 Uji Reliabilitas Data

Analisis juga harus mempunyai reliabilitas atau keandalan selain valid.

Reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang kita pakai

akan menghasilkan temuan yang sama, berapa kali pun dipakai. Alat ukur yang

reliabel seharusnya melahirkan hasil yang sama dari serangkaian gejala yang

sama, tanpa tergantung kepada keadaan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini

dilakukan oleh dua orang koder yang dijadikan sebagai perbandingan hasil

17

Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi

dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 259.

Page 50: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

26

perhitungan data penelitian sehingga kebenarannya tetap tidak berubah. Adapun

syarat menjadi koder dalam penelitian ini yaitu pernah menonton tayangan

Program Rumah Uya Trans 7, memahami tentang kekerasan verbal serta bersedia

menjadi koder.

Untuk mendapatkan keakuratan hasil dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan rumus Holsti untuk menghitung data yang sudah diperoleh dari

kedua koder.

Reliabilitas Antar Coder = 2M

N1 + N2

Ket :

M : Jumlah coding yang sama (disetujui oleh masing-masing koder)

N1 : Jumlah coding dibuat oleh koder 1

N2 : Jumlah coding dibuat oleh koder 2

Page 51: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

27

BAB II

GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

2.1 Trans 7

2.1.1 Sejarah Berdirinya Trans 7

TRANS 7 yang semula bernama TV7 dimulai pada tanggal 22 Maret

2000 yang diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Nomor 8687 Tahun 2001

tanggal 28 Desember 2001 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Pada

tanggal 4 Agustus 2006 Kelompok Kompas Gramedia membangun hubungan

kerjasama strategis dengan CT Corp dan sejak itu TV7 berubah menjadi Trans 7.

Saat ini TRANS 7 beroperasi berdasarkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran

Nomor 1820 Tahun 2016 tanggal 13 Oktober 2016 yang dikeluarkan oleh

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, sebagai bagian dari

kelompok media yang berada dalam naungan CT Corp.

Trans 7 menjadi televisi pilihan pemirsa Indonesia dengan positioning Smart,

Entertaining & Family. Dalam perjalanannya sampai dengan saat ini, siaran Trans 7

telah tersebar di 29 provinsi di Indonesia. Sebanyak 40 stasiun transmisi telah

beroperasi untuk memperluas jangkauan siaran secara nasional dan dioperasikan oleh

sumber daya setempat.

Page 52: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

28

Berbagai pilihan program yang menghibur sekaligus membuka cakrawala

pemirsa untuk lebih mengenal Indonesia dan Dunia, lebih mencintai budaya bangsa

serta berpetualang menjelajahi alam dengan menyajikan program unggulan yang

inspiratif, informatif dan menghibur. Trans 7 diharapkan mampu membangun

keterikatan pemirsa sebagai televisi sahabat keluarga Indonesia.

Berlokasi di Kawasan Terpadu CT Corp, dan didukung oleh peralatan terbaru

yang akan memberikan Tayangan High Definition dengan kualitas gambar yang lebih

baik. Tidak hanya itu, Trans 7 juga memiliki 6 buah studio yang terintegrasi dalam

komplek studio khusus bernama G7 yang terletak di kawasan Kuningan Jakarta

Selatan.

Dengan sinergi dalam group TRANSMEDIA bersama Trans TV, Detikcom,

Transvision, CNN Indonesia, CNN Indonesia.com dan bisnis holding yang semakin

meluas, diharapkan dapat semakin memperkokoh eksistensi Trans 7 dalam

menghadapi peta persaingan bisnis pertelevisian Indonesia1.

2.1.2 Visi & Misi Trans 7

Visi :

Menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan Asean.

1 https://www.Trans 7.co.id/about#profile\ diakses pada 11 April 2018

Page 53: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

29

Misi :

Menjadi wadah ide dan aspirasi guna mengedukasi dan meningkatkan kualitas hidup

masyarakat.

2.1.3 Logo Trans 7

Logo sangat penting dalam merepresentasikan image sebuah perusahaan,

berikut ini merupakan gambar dan deskripsi mengenai logo Trans 7.

Gambar 2.1

Logo Trans 7

Sumber : www.Trans 7.co.id

Logo Trans 7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan

ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah

beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan batu

safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi terhormat di

antara batu-batu berlian lainnya.

Page 54: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

30

Atiek Nur Wahyuni

President Director

Titin Rosmasari

News Division Head

Muhammad Ridha

Sales Division Head

Robert Sihombing

Sales Division Head

Anita Wulandari

Marketing PR Division Head

Muhammad Ichsan

Marketing Division Head

Leona Anggraeni

Programming Division Head

CH. Suswati

FRM Director

Andi Chairil Edward

Produciton Director

2.1.4 Struktur Perusahaan Trans 7

Gambar 2.2

Struktur Perusahaan Trans 7

Sumber : www.Trans7.co.id

2.2 Program Rumah Uya

2.2.1 Deskripsi Program Rumah Uya

Rumah Uya merupakan program talkshow yang memiliki tujuan utama untuk

menjadi mediator sekaligus mencarikan solusi bagi pihak-pihak yang

berseteru. Dalam website Rumah Uya mendeskripsikan mampu memberikan value

positif lewat kehadiran Pemuka Agama (Ustadz/Ustadzah) dengan tutur kata yang

Page 55: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

31

tidak menggurui dan mudah dipahami. Tayangan tayang secara regular hari senin

sampai dengan jumat, namun terkadang dihari sabtu tayangan ini juga mengisi slot

tayangan di Trans 7 bahkan pada bulan ramadhan tayangan ini tayang setiap hari.

Tayangan dibagi menjadi 4 segmen dengan commercial break.

Kemasan program yang ringan, kekinian, serta mengangkat kisah-kisah yang

dekat dengan dunia anak muda membuat program ini familiar di kalangan anak

muda. Tak hanya itu, konsep program yang mampu mengakomodir berbagai

permasalahan dari segala usia berdampak pada cakupan pemirsa Rumah Uya yang

sangat lebar. Tercatat pemirsa muda hingga tua mampu berkontribusi terhadap

performa program ini. Pembahasan kasus yang dipenuhi kejutan-kejutan dari

berbagai karakteristik klien, treatment – treatment pembahasan yang menarik dan

rangkuman pembelajaran yang disampaikan oleh Ustadz/Ustadzah menjadikan

Rumah Uya sebagai tayangan yang full entertaining bagi seluruh anggota keluarga2.

2 https://www.Trans 7.co.id/programs/rumah-uya diakses pada 11 April 2018

Page 56: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

32

Gambar 2.3

Logo Program Rumah Uya

Sumber : www.Trans 7.co.id

Kontak Media Rumah Uya

- Hotline SMS : 081283453001

- Email: [email protected]

- Twitter : @RumahUya_Trans 7

- Instagram : @rumahuya_Trans 7

2.2.2 Tim Produksi Program Rumah Uya

1. Penanggung Jawab Produksi : Andi Chairil

2. Penanggung Jawab Program : Yustina Pramita

3. Perancang Eksekutif : Renny Roosalyn

4. Perancang Acara Madya : Ifa Dania, Ivan David Siregar

5. Asisten Produksi : Iin Irmawati, Dwi Endri, Alfi Azano

Page 57: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

33

6. Tim Kreatif : Denak Kiki, Dea Yala Gresia, Monika Astridlia, Karina

Swedianti, Elfreda Ruth S, Jessica, Ruth Sandang, Aprio Waluwa, Bobby

Suyapto

7. Penanggung Jawab Pengembangan Kreatif dan Riset Produksi : Teguh S.

Usis

8. Pengembangan Kreatif dan Riset Produksi : Agung Novriandi A. (Spv.),

Yusdi Wibowo, Novy Erlita Indriana

9. Unit Artis : Bangbang Syafrudin (Spv.), Dwita Afriana

10. Unit Sponsorship Produksi : Dean Adit Prapanca (Spv.), Valentina Elyn

11. Admin Produksi : Rainold (Spv.), Donna Sulwani

12. Unit Produksi : Rami Ansah, Tri jaya Saputra, Mia Almira, Fellacia Suciana

13. Penanggung jawab Pelayanan Teknik dan Produksi : Andi Chairil

14. Penanggung jawab Pelayanan Produksi : Lambok Sibarani

15. Perancang Teknik : Habib jayaudin (Sec. Head), Budi

16. Penanggung jawab Studio & OB Van : Ratna Bayu S.A.

17. Pengarah Visual : Diego Ferdelino A.P.

18. Penata Suara : Ali Ridwan (Spv.), Hufron Wahyudi, Ibnu Krisna, Vicky Fawzy

19. Penata Gambar : Ratno Bayu S. A. (Spv.), Rullianto Kurniawan, Andhita

Chandra, Dyah Novianti, Novita Rinawati

20. Penata Cahaya : Risqi Rafisnauli (Spv.), Eduardus Kristamtomo

21. Penyelaras Kamera : Mawaddah

22. Ruang Kendali Siar : Yosy Ardhani (Spv.)

23. Operator VTR : Isyana Wisnu Wardani

Page 58: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

34

24. Penata Akasara : Refan handono L. Y.

25. Sosial Media : Tim DHQ Trans 7

26. Pengarah Acara : Prastowo Kristianto (Spv.), Andhianto Suwardhana

27. Pemandu Gambar : Prastawa Kristianto (Spv.), Daniel Einar

28. Penanggung jawab Pasca Produksi : Alvino Zuhri Widodo

29. Penanggung Jawab Artistik : Fernando hutagalung

30. Penyunting Gambar : Bayu Bramaswara (Spv.), Dani Nudiman (Spv.),

Firmansyah, Farid, Agus

31. Perlengkapan Set : Agi Iksandi (Spv.), Kariaman Gultom

32. Perencana Set : Juldy Listyo M (Spv.), Astri Rediati

33. Pelaksana Set : Agi Iksandi (Spv.), Andiyadi Ahmad

34. Dokumentasi Gambar : Agung Leksmana (Spv.)

35. Penata Busana : Florensia

36. Pendukung Multimedia : Apri Triyanto

37. Penata Rias : Hanis Wazirah (Spv.)

38. Penanggung jawab Peralatan : Budhisatata Ishak Koesen

39. Penanggung Jawab Pendukung Peralatan Siar : Lilik Suherman

40. Penanggung Jawab Pendukung Teknik : Budhisatata Ishak Koesen

41. Pendukung Teknik : Aziz Rohman (Spv.), Rio Pardede

42. Pendukung Instalasi : Herman

43. Penanggung Jawab Transmisi : Heribertus Kongkolu

44. Penanggung Jawab Teknologi Informasi : Firman Wahyudi

45. Transmisi : Ragil

Page 59: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

35

46. Teknologi Informasi : Harpe Aidil F. (Spv.), Angga Pratama (Spv.), Bambang

(Spv.), Mathli

47. Pusat Ruang Kendali Siar : Irfansyah (Spv.), Sudiyanto, Feriyando, Fahmi

Hakim

48. Teknikal On Air : Dwi Aji Cahya Gamma (Spv.), Budi, Andro, Toto

49. Penanggung Jawab Promosi Siaran : Joseph Lukman

50. Penanggung Jawab Sales Marketing : Atiek Nurwahyuni

51. Pendukung Siaran & Multimedia : Bambang Heryawan Hess (Spv.)

52. Library : Tim Lybrary Trans 7

53. Penanggung jawab Keuangan : Suswati Handayani

54. Penanggung Jawab Program : Leona Anggraeni

55. Promosi Siaran : Paulus Gunawan (Sec. Head), Alda Kazimir Adzi (Spv.),

Riyan

56. Penata Grafis : Triya B. Mulyadi (Spv.), Johan Kurniawan

57. Penanggung jawab Pengadaan : Iswarini Gita Anjali (Unit Head), Suci ,

Apriyanti (Spv.), Nita Mardiana (Spv.), Indra Sinaga, Erwin

58. Elektrikal Mekanikal : Sriyama Esti Widodo (Sec. Head), Tahrudin

59. Perlengkapan : Tim GS Trans 7

60. PABX : Denny Aryanto

61. Pengisi Suara : Uya Kuya, Jesica Veranda, Ceu Idar, Umi Yuyun, Atta

62. Keamanan : Tim Keamanan TRANSCORP

63. Pengemudi : Tim Driver Trans 7

Sumber : Credit Title Program Rumah Uya 19 Oktober 2018

Page 60: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

36

2.2.3 Penghargaan & Kontroversi Rumah Uya

Program Rumah Uya berhasil mendapatkan penghargaan Panasonic Gobel

Award 2017 kategori program Talk Show terfavorit dengan menyingkirkan 9 program

lainnya diantaranya Kesembilannya adalah Hitam Putih yang ditayangkan Trans

7, Ini Talk Show yang ditayangkan Net TV, Kick Andy yang ditayangkan Metro

TV, Mata Najwa yang ditayangkan Metro TV, Ada Ada Aja yang

ditayangkan Global TV, Dr Oz yang ditayangkan Trans TV, Indonesia Lawyer Club

yang ditayangkan TV One, Rumpi No Secret yang ditayangkan Trans TV, dan Sarah

Sechan yang ditayangkan Net TV3.

Gambar 2.4

Uya Kuya Berserta Istri Menunjukkan Trofi Panasonic Gobel Award 2017

Mewakili Rumah Uya

Sumber : http://style.tribunnews.com

3http://makassar.tribunnews.com/2017/10/28/menang-di-panasonic-gobel-awards-

rumah-uya-malah-dapat-celaka-ketahuan-begini-setting-an-acaranya diakses pada

11 April 2017

Page 61: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

37

Namun dibalik penghargaan yang didapat oleh Program Rumah Uya sebagian

masyarakat merasa penghargaan yang diterima program Rumah Uya tidak pantas

didapatkan karena dinilai program ini kurang bermutu dan dianggap telah diatur

sedemikian rupa karena pada salah satu episode yang disiarkan secara live, memiliki

adegan bahwa salah seorang narasumber perempuan meminta kepada tim Rumah Uya

untuk mengetahui pacarnya selingkuh atau tidak, kemudian Rumah Uya mengutus

dua agen untuk mendatangi laki-laki yang diminta oleh narasumber perempuan untuk

didatangi dengan menggunakan kamera tersembunyi. Namun dalam adegan tersebut

clip on si laki-laki jatuh dan si laki-laki melihat kearah kamera sehingga masyarakat

mengganggap acara ini telah diatur sedemikian rupa4.

Selain itu Program Rumah Uya tiga kali mendapat teguran dari Komisi

Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat karena melanggar Peraturan Program Siaran dan

Standar Program Siaran (P3 SPS). Adapun Pelanggaran yang dilakukan yaitu

1. Surat bertanggal 18 Desember 2015 berupa teguran tertulis karena Program

tersebut pada tanggal 2 Desember 2015 mengupas masalah pribadi (konflik

asmara) pasangan anak muda secara detail, sehingga memicu amarah para pihak

berkonflik serta saling mengungkapkan aib masing-masing. Selain itu, pada

tanggal 4 Desember 2015 serta 24, 25 dan 26 November 2015 program ini juga

mengupas secara detail konflik keluarga dan asmara. Meskipun penayangan

tersebut sudah diizinkan oleh pihak berkonflik, namun lembaga penyiaran tidak

4https://www.brilio.net/selebritis/adegan-ini-disebut-bukti-kalau-acara-rumah-uya-

hanya-settingan-170206k.html diakses pada 11 April 2017

Page 62: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

38

dapat menyajikan materi kehidupan pribadi dalam seluruh isi mata acara, kecuali

demi kepentingan publik, terlebih lagi jika hal tersebut dapat memperburuk

keadaan objek yang disiarkan. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai

pelanggaran atas penghormatan terhadap hak privasi, perlindungan anak-anak

dan remaja dan penggolongan program siaran.

KPI Pusat memutuskan bahwa program siaran tersebut telah melanggar

Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 13,

Pasal 14 Ayat (1) dan Pasal 21 Ayat (1) serta Standar Program Siaran Komisi

Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 13 Ayat (1) dan (2), Pasal 14 huruf c,

Pasal 15 Ayat (1) dan Pasal 37 Ayat (4) huruf a. Atas dasar tersebut, KPI Pusat

menjatuhkan sanksi administratif Teguran Tertulis5.

2. Surat bertanggal 5 September 2017 berupa teguran tertulis karena Berdasarkan

pemantauan dan hasil analisis, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat)

menilai Program Siaran “Rumah Uya” yang ditayangkan oleh stasiun TRANS 7

pada tanggal 21, 22 dan 23 Agustus 2017 tidak memperhatikan ketentuan tentang

penghormatan terhadap hak privasi sebagaimana telah diatur dalam Pedoman

Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI Tahun 2012.

Program Siaran tersebut menampilkan konflik pribadi (konflik asmara) hingga

para pihak mengungkapkan aib masing-masing. KPI Pusat menilai muatan

privasi tersebut tidak dapat ditayangkan. Berdasarkan hal tersebut, KPI Pusat

memutuskan untuk memberikan Peringatan.

5 http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi/33189-teguran-tertulis-

program-siaran-rumah-uya-trans-7 diakses pada 21 Februari 2018

Page 63: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

39

Peringatan ini merupakan bagian dari pengawasan KPI Pusat terhadap

pelaksanaan peraturan serta P3 dan SPS oleh lembaga penyiaran, sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU

Penyiaran)6.

3. Surat bertanggal 27 Oktober 2017 berupa teguran tertulis karena Program siaran

tersebut pada tanggal 19 Oktober 2017 menayangkan muatan dua orang wanita

yang bertengkar karena saling mengaku sebagai pasangan seorang pria. Pria

tersebut kemudian mengungkap bahwa wanita yang berkacamata memiliki pria

lain selain dirinya. KPI Pusat menilai muatan privasi demikian tidak layak

ditampilkan, terutama bila menjadi materi yang disajikan dalam seluruh isi mata

acara. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran atas kewajiban

program siaran untuk menghormati hak privasi dalam kehidupan pribadi objek

siaran.

KPI Pusat memutuskan bahwa tayangan tersebut telah melanggar Pedoman

Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 13 dan Pasal

14 serta Standar Program Siaran Pasal 13 Ayat (1), (2), Pasal 14 huruf a, b, c, dan

Pasal 15 Ayat (1). Berdasarkan pelanggaran tersebut, KPI Pusat memberikan

sanksi administratif Teguran Tertulis. Sebelumnya KPI juga menemukan muatan

serupa pada tanggal 18 Oktober 2017 pukul 17.01 WIB. Terdapat muatan

6 http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi/34103-peringatan-untuk-

program-siaran-rumah-uya-trans-7 diakses pada 2 februari 2018

Page 64: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

40

seorang pria yang marah dan merusak properti serta dua pasang pria dan wanita

yang saling berselisih terkait perilaku wanita berambut panjang7.

7http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi/34160-teguran-tertulis-untuk-

program-siaran-rumah-uya-trans-7 diakses pada 2 Februari 2018

Page 65: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

41

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini, akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan analisis data

yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil

pengolahan data tersebut.

3.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh rekaman tayangan yang di

unggah di youtube. Adapun tayangan yang akan diteliti yaitu 10 episode dimulai dari

tanggal 17 Oktober 2017 s/d 28 Oktober 2017 yang berjumlah 10 video yaitu

tayangan pada tanggal 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28 Oktober 2017. Kemudian

dibagi menjadi 4 video per episode sesuai dengan banyaknya segmen tayangan

Program Rumah Uya Trans 7 yaitu sebanyak 4 segmen setiap episodenya. Pemilihan

episode yang akan diteliti didasarkan pada banyaknya tayangan yang memiliki rating

tinggi yaitu pada periode 17, 18, 20, 24, 26, 27, 28 Oktober 2017, serta 3 tayangan

yang memiliki rating rendah yaitu pada episode 19, 23, dan 25 Oktober 2017. Hal ini

dilakukan agar peneliti tidak hanya meneliti tayangan yang memiliki rating tinggi saja

namun juga tayangan yang memiliki rating rendah. Pertimbangan lainnya yaitu pada

episode tanggal 18, 19 Oktober 2017 mendapatkan teguran dari KPI karena tayangan

tersebut tidak menghargai hak privasi kehidupan pribadi objek siaran, dengan kedua

alasan tersebut menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian pada periode

tersebut.

Page 66: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

42

keseluruhan episode yang diunduh memiliki kualitas video 480x360 pixel

dengan ukuran data keseluruhan sebesar 2,52 gigabyte. Setiap episode yang

terkumpul kemudian dipindahkan dan disimpan ke dalam hardisk sebagai tempat

penyimpanan. Setelah video terkumpul, video – video tersebut kemudian di teliti dan

di koding sesuai dengan kategori yang telah ditentukan.

3.2 Karakteristik Responden / coder

Dalam penelitian analisis isi, coder akan berhadapan langsung dengan objek

yang diteliti. Karena coder berhadapan langsung dengan isi penelitian, maka coder

harus memiliki pendidikan dan pengetahuan akan bidang yang diteliti. Seperti halnya

dalam penelitian ini, coder harus memahami tentang kekerasan verbal.

Peneliti menggunakan dua orang coder dengan kriteria harus memahami jenis

– jenis kekerasan verbal. Maka dalam memilih koder memiliki kriteria memahami

jenis – jenis kekerasan verbal, pernah menonton tayangan Program Rumah Uya Trans

7 dan bersedia menjadi coder. Coder 1 adalah Arisanti Setyowardani, S.Psi, S.Pd.

beliau merupakan sarjana lulusan jurusan Psikologi Universitas Persada Indonesia

Yayasan Administrasi Indonesia (UPI YAI) Jakarta, Kemudian melanjutkan

Pendidikan Akta IV Pendidikan Guru di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

HAMKA (UHAMKA) Jakarta, lalu melanjutkan Pendidikan Guru Pendidikan Anak

Usia Dini Universitas Terbuka Surabaya hingga lulus. Beliau bekerja sebagai guru

sejak 2009 di Yayasan Al Muslim, kemudian 2011 pindah ke yayasan AlHikmah

sebagai Konselor. Coder 2 yaitu Diah Ayu Prameswari, beliau merupakan mahasiswa

Page 67: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

43

Semester IV Universitas Narotama Surabaya Jurusan Pendididkan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini. Beliau sekarang bekerja sebagai Guru TK di Yayasan TK Teratai.

Pemilihan kedua coder tersebut karena mereka memiliki pemahaman tentang jenis –

jenis kekerasan verbal serta memiliki kemampuan analisis yang baik.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah program Rumah Uya Trans 7

yang tayang pada tanggal 17 Oktober 2017 sampai dengan 28 Oktober 2018 di

Trans 7 dan diunggah di youtube. Rumah Uya merupakan program yang

menayangkan tentang proses penyelesaian masalah dari pemirsanya yang ingin

menyelesaikan masalahnya di program ini. Tak jarang dalam penayangannya

program Rumah Uya menampilkan pertemuan pihak – pihak yang berkonflik

sehingga terjadi kekerasan verbal.

3.3 Hasil Penelitian

3.3.1 Uji Validitas Penelitian

Validitas disini untuk menguji apakah alat ukur yang dipakai sudah benar dan

tepat untuk meneliti masalah yang akan di analisis. Penelitian ini menggunakan

coding sheet sebagai alat ukur, validitas yang peneliti gunakan adalah validitas muka

yaitu mengajukannya kepada ahli analisis isi. Ahli yang peneliti maksud disini adalah

Dosen Ilmu Komunikasi Bapak M. Choliel, S.Kom, M.Si.

Page 68: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

44

3.3.2 Uji Reliabilitas Antar Coder

3.3.2.1 Uji Releabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Menghina

Tabel 3.1

Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Menghina

No Episode Segmen Coder 1 Coder 2 Setuju (S) Tidak Setuju (TS)

1 17 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 1 1 S

2 18 Oktober 2017

I 1 1 S

II 3 2 TS

III 1 1 S

IV 0 0 S

3 19 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

4 20 Oktober 2017

I 0 0 S

II 1 1 S

III 0 0 S

IV 1 1 S

5 23 Oktober 2017

I 1 1 S

II 2 2 S

III 1 3 TS

IV 1 1 S

6 24 Oktober 2017

I 3 2 TS

II 3 3 S

III 1 1 S

IV 0 0 S

7 25 Oktober 2017

I 1 1 S

II 2 2 S

III 1 1 S

IV 0 0 S

8 26 Oktober 2017 I 3 2 TS

II 5 5 S

Page 69: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

45

III 0 0 S

IV 0 0 S

9 27 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

10 28 Oktober 2017

I 1 1 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

Total 33 32

Jumlah S = 36

Jumlah TS = 4

Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(36)/(40+40)= 72/80 = 0,90

3.3.2.2 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Membentak

Tabel 3.2

Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Membentak

No Episode Segmen Coder 1 Coder 2 Setuju (S) Tidak Setuju (TS)

1 17 Oktober 2017

I 9 8 TS

II 13 13 S

III 8 8 S

IV 3 3 S

2 18 Oktober 2017

I 7 7 S

II 6 6 S

III 8 8 S

IV 1 1 S

3 19 Oktober 2017

I 2 2 S

II 12 13 TS

III 5 5 S

IV 1 1 S

4 20 Oktober 2017

I 3 3 S

II 6 6 S

III 2 2 S

Page 70: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

46

IV 3 3 S

5 23 Oktober 2017

I 8 9 TS

II 15 16 TS

III 6 6 S

IV 6 6 S

6 24 Oktober 2017

I 10 12 TS

II 6 6 S

III 5 5 S

IV 8 8 S

7 25 Oktober 2017

I 9 9 S

II 7 7 S

III 1 1 S

IV 0 0 S

8 26 Oktober 2017

I 5 5 S

II 6 6 S

III 3 3 S

IV 1 1 S

9 27 Oktober 2017

I 8 8 S

II 5 5 S

III 26 23 TS

IV 4 4 S

10 28 Oktober 2017

I 1 1 S

II 1 1 S

III 16 14 TS

IV 2 2 S

Total 248 247

Jumlah S = 33

Jumlah TS = 7

Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(33)/(40+40)= 66/80 = 0,83

Page 71: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

47

3.3.2.3 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Memaki

Tabel 3.3

Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Memaki

No Episode Segmen Coder 1 Coder 2 Setuju (S) Tidak Setuju (TS)

1 17 Oktober 2017

I 0 0 S

II 1 2 TS

III 1 1 S

IV 0 0 S

2 18 Oktober 2017

I 1 1 S

II 1 2 TS

III 3 2 TS

IV 0 0 S

3 19 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

4 20 Oktober 2017

I 1 1 S

II 4 4 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

5 23 Oktober 2017

I 1 1 S

II 1 1 S

III 1 1 S

IV 1 1 S

6 24 Oktober 2017

I 0 0 S

II 1 3 TS

III 0 0 S

IV 1 1 S

7 25 Oktober 2017

I 2 1 TS

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

8 26 Oktober 2017

I 1 1 S

II 0 0 S

III 1 1 S

IV 1 1 S

9 27 Oktober 2017 I 0 0 S

Page 72: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

48

II 1 1 S

III 1 1 S

IV 0 0 S

10 28 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

Total 25 27

Jumlah S = 35

Jumlah TS = 5

Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(35)/(40+40)= 70/80 = 0,88

3.3.2.4 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Mengancam

Tabel 3.4

Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Mengancam

No Episode Segmen Coder 1 Coder 2 Setuju (S) Tidak Setuju (TS)

1 17 Oktober 2017

I 1 0 TS

II 1 1 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

2 18 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

3 19 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

4 20 Oktober 2017

I 0 0 S

II 1 1 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

5 23 Oktober 2017 I 1 1 S

II 0 0 S

Page 73: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

49

III 1 1 S

IV 0 0 S

6 24 Oktober 2017

I 1 1 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

7 25 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

8 26 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

9 27 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

10 28 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

Total 6 5

Jumlah S = 39

Jumlah TS = 1

Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(39)/(40+40)= 78/80 = 0,98

3.3.2.5 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Memaksa

Tabel 3.5

Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Memaksa

No Episode Segmen Coder 1 Coder 2 Setuju (S) Tidak Setuju (TS)

1 17 Oktober 2017

I 0 0 S

II 1 1 S

III 3 4 TS

Page 74: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

50

IV 0 0 S

2 18 Oktober 2017

I 2 2 S

II 0 0 S

III 1 1 S

IV 0 0 TS

3 19 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

4 20 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

5 23 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

6 24 Oktober 2017

I 0 0 S

II 1 1 S

III 2 1 TS

IV 0 0 S

7 25 Oktober 2017

I 4 4 S

II 0 0 S

III 1 1 S

IV 0 0 S

8 26 Oktober 2017

I 1 1 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

9 27 Oktober 2017

I 1 1 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

10 28 Oktober 2017

I 0 0 S

II 0 0 S

III 0 0 S

IV 0 0 S

Total 17 17

Jumlah S = 37

Jumlah TS = 3

Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(37)/(40+40)= 74/80 = 0,93

Page 75: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

51

Berdasarkan tabel 3.1, 3.2, 3.3, 3,4 dan 3,5 di atas kita dapat mengetahui

bahwa antara coder 2 dan coder 1 mempunyai tingkat reliabel yang sangat tinggi,

yaitu melebihi angka minimum reliabilitas yang ditoleransi yaitu 0,7 atau 70% yang

ditentukan dalam formula Holsti1. Dimana pada indikator kekerasan verbal secara

menghina didapat angka reliabilitas sebesar 0,90 atau 90%. Indikator kekerasan

verbal secara membentak didapat angka reliabilitas sebesar 0,83 atau 83%. Indikator

kekerasan verbal secara memaki didapat angka reliabilitas sebesar 0,88 atau 88%.

Indikator kekerasan verbal secara mengancam didapat angka reliabilitas sebesar 0,98

atau 98%. Indikator kekerasan verbal secara memaksa didapat angka reliabilitas

sebesar 0,93 atau 93%.

Dari kelima uji reliabilitas yang telah dilakukan oleh peneliti dapat

disimpulkan bahwa alat ukur yang telah dikategorisasikan oleh peneliti memiliki

keandalan dalam mengukur kekerasan verbal yang terjadi dalam program Rumah

Uya Trans 7. Dimana alat ukur yang dipakai menghasilkan temuan yang sama dari

kedua coder. Alat ukur yang reliabel seharusnya melahirkan hasil yang sama dari

serangkaian gejala yang sama, tanpa tergantung kepada keadaan. (Krippendorff,

2006:212)2.

1 Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi dan

ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 290.

2 Ibid, h. 282.

Page 76: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

52

3.4 Analisis Data

Dari hasil penelitian dan dari pengolahan data yang telah peneliti lakukan

untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini, peneliti memperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 3.6

Tabel Perolehan Data Peneliti per episode

+ Episode Menghina Membentak Memaki mengancam Memaksa Jumlah

1

17

Oktober

2017

1 33 3 2 5 44

2

18

Oktober

2017

5 22 6 0 4 37

3

19

Oktober

2017

0 22 0 0 0 22

4

20

Oktober

2017

2 14 5 1 0 22

5

23

Oktober

2017

7 37 4 2 0 50

6

24

Oktober

2017

6 31 4 1 3 45

7

25

Oktober

2017

4 17 2 0 5 28

8

26

Oktober

2017

8 18 3 0 1 30

9

27

Oktober

2017

0 43 3 0 1 47

10

28

Oktober

2017

1 20 0 0 0 21

Jumlah 34 257 30 6 19 346

Page 77: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

53

Pada episode 17 Oktober 2017 terjadi sebanyak 44 kekerasan verbal yang

terjadi. Yaitu terjadi 1 kekerasan verbal secara menghina, 33 kekerasan verbal secara

membentak, 3 kekerasan verbal secara memaki, 2 kekerasan verbal secara

mengancam, dan 5 kekerasan verbal secara memaksa.

Pada episode 18 Oktober 2017 terjadi sebanyak 37 kekerasan verbal yang

terjadi. Yaitu terjadi 5 kekerasan verbal secara menghina, 22 kekerasan verbal secara

membentak, 6 kekerasan verbal secara memaki, tidak terjadi kekerasan verbal secara

mengancam, dan 4 kekerasan verbal secara memaksa.

Pada episode 19 Oktober 2017 terjadi sebanyak 22 kekerasan verbal yang

terjadi. Yaitu 22 kekerasan verbal secara membentak, dan tidak terjadi kekerasan

verbal dari kategori lainnya.

Pada episode 20 Oktober 2017 terjadi sebanyak 22 kekerasan verbal yang

terjadi. Yaitu terjadi 2 kekerasan verbal secara menghina, 14 kekerasan verbal secara

membentak, 5 kekerasan verbal secara memaki, 1 kekerasan verbal secara

mengancam, dan tidak terjadi kekerasan verbal secara memaksa.

Pada episode 23 Oktober 2017 terjadi sebanyak 50 kekerasan verbal yang

terjadi. Yaitu terjadi 7 kekerasan verbal secara menghina, 37 kekerasan verbal secara

membentak, 4 kekerasan verbal secara memaki, 2 kekerasan verbal secara

mengancam, dan tidak terjadi kekerasan verbal secara memaksa.

Pada episode 24 Oktober 2017 terjadi sebanyak 45 kekerasan verbal yang

terjadi. Yaitu terjadi 6 kekerasan verbal secara menghina, 31 kekerasan verbal secara

membentak, 4 kekerasan verbal secara memaki, 1 kekerasan verbal secara

mengancam, dan 3 kekerasan verbal secara memaksa.

Page 78: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

54

Pada episode 25 Oktober 2017 terjadi sebanyak 28 kekerasan verbal yang

terjadi. Yaitu terjadi 4 kekerasan verbal secara menghina, 17 kekerasan verbal secara

membentak, 2 kekerasan verbal secara memaki, tidak terjadi kekerasan verbal secara

mengancam, dan 5 kekerasan verbal secara memaksa.

Pada episode 26 Oktober 2017 terjadi sebanyak 30 kekerasan verbal yang

terjadi. Yaitu terjadi 8 kekerasan verbal secara menghina, 18 kekerasan verbal secara

membentak, 3 kekerasan verbal secara memaki, tidak terjadi kekerasan verbal secara

mengancam, dan 1 kekerasan verbal secara memaksa.

Pada episode 27 Oktober 2017 terjadi sebanyak 47 kekerasan verbal yang

terjadi. Yaitu tidak terjadi kekerasan verbal secara menghina, 43 kekerasan verbal

secara membentak, 3 kekerasan verbal secara memaki, tidak terjadi kekerasan verbal

secara mengancam, dan 1 kekerasan verbal secara memaksa.

Pada episode 28 Oktober 2017 terjadi sebanyak 21 kekerasan verbal yang

terjadi. Yaitu terjadi 1 kekerasan verbal secara menghina, 20 kekerasan verbal secara

membentak, serta tidak terjadi kekerasan verbal secara memaki, kekerasan verbal

secara mengancam, kekerasan verbal secara memaksa.

Berdasarkan perolehan data di atas, sebanyak 348 kekerasan verbal muncul

dari 10 episode selama periode 17 Oktober 2017 sampai dengan 28 Oktober 2017.

Episode yang paling banyak memunculkan kekerasan verbal adalah episode tanggal

23 Oktober 2017 yaitu sebanyak 50 kali kemunculan dan episode kemunculan

kekerasan verbal paling kecil adalah pada tanggal 28 Oktober 2017 yaitu sebesar 21

kali kemunculan.

Page 79: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

55

Tayangan Program Rumah Uya Trans 7 yang paling dominan memuat

kekerasan verbal secara menghina adalah tayangan pada tanggal 26 Oktober 2017

yaitu sebanyak 8 kali, selanjutnya kekerasan verbal secara membentak paling banyak

terjadi pada episode tanggal 27 Oktober 2017 sebanyak 43 kali. Pada episode 18

merupakan episode dengan jumlah kemunculan kekerasan verbal secara memaki

terbanyak sebesar 6 kali, kemudian pada tanggal 17 dan 23 Oktober 2017 merupakan

kemunculan kekerasan verbal secara mengancam paling banyak masing – masing

sebesar 2 kali. Terakhir, dominasi kekerasan verbal secara memaksa terjadi pada 17

dan 25 Oktober 2017, masing-masing 5 kali kemunculan.

Dari keseluruhan episode yang diteliti, kekerasan verbal secara membentak

mendominasi dengan 257 kali atau 74,28% secara keseluruhan. Dapat dikatakan

bahwa membentak merupakan adegan mayoritas dari keseluruhan kekerasan verbal

yang terjadi. Kekerasan verbal secara menghina mendapatkan porsi kedua terbesar

dengan frekuensi kemunculan sebanyak 34 kali atau 9,83% secara keseluruhan.

Kekerasan verbal secara memaki terjadi sebanyak 30 kali atau 8,67% secara

keseluruhan. Selanjutnya kekerasan verbal secara memaksa, tingkat kemunculannya

sebesar 19 kali atau 5,49% secara keseluruhan. Adapun kekerasan verbal secara

mengancam memiliki frekuensi kemunculan terkecil yaitu sebanyak 6 kali atau

1,73% secara keseluruhan.

Berikut gambar diagram Prosentase indikator kekerasan verbal Program

Rumah Uya Trans 7 Episode 17 Oktober 2017 sampai dengan 28 Oktober 2017.

Page 80: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

56

Gambar 3.1

Diagram Prosentase indikator kekerasan verbal

Tabel 3.7

Menit terjadinya kekerasan verbal pada program Rumah Uya Trans 7

No Episode Segmen Menghina Membentak Memaki mengancam Memaksa

1

17

Oktober

2017

I 9, 10, 11, 12 11

II 1, 2, 3, 4, 8,

9, 10, 11 2, 11 11 9

III 1, 2, 3, 4, 5,

6 4 1, 2

IV 5 4, 6

2

18

Oktober

2017

I 11 3, 8, 9, 11,

13, 15 11 3, 13, 14,

II 2, 3 1, 2, 5, 6 2, 3

III 6 2, 6, 7, 8 1, 2, 6 6

IV 1

3

19

Oktober

2017

I 12

II 1, 2, 3, 8,

12, 14, 15

III 3

IV 2

74,28%

9,83%

8,67% 5,49% 1,73%

Membentak Menghina Memaki Memaksa Mengancam

Page 81: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

57

4

20

Oktober

2017

I 16, 17 16

II 4 1, 2, 4, 8,

10, 11

5, 6, 8,

11, 12 10

III 3, 8

IV 2 2, 3, 4

5 23Oktobe

r 2017

I 11 9, 11, 12,

13, 21 14 14

II 5, 8 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8 8

III 1, 4, 5 2, 4, 5, 6 8 7

IV 1 1, 2, 3, 4 4

6

24

Oktober

2017

I 1, 7, 9 7, 9, 12, 14,

15, 16, 17 13

II 1, 2 3, 6, 7 7, 6, 11 10

III 1 2, 4, 5 4, 6

IV 4, 5, 6, 7, 8 8

7

25

Oktober

2017

I 14 5, 7, 8, 10,

19, 20 10, 19 4, 6, 7, 10

II 2, 8 1, 3, 5, 6, 7,

11

III 4 5

IV

8

26

Oktober

2017

I 14, 15 1, 2, 4, 5,

11,12, 13 15 4

II 1, 2, 3, 8 1, 2, 3, 5, 6,

9

III 2, 4 3

IV 5, 5

9

27

Oktober

2017

I 2, 8, 9, 10 9

II 1, 2, 3

III 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9

IV 1, 4 1

10

28

Oktober

2017

I 11 6

II

III 1, 3, 4, 5, 6,

7, 11

IV 2, 3

Tabel di atas menunjukkan menit terjadinya kekerasan verbal per segmen.

Page 82: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

58

Adapun jumlah segmen yang mengandung kekerasan verbal adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.8

Jumlah Segmen yang mengandung kekerasan verbal

No Indikator Jumlah Segmen Prosentase dari total segmen yang diteliti

1 Menghina 19 47,5%

2 Membentak 37 92,5%

3 Memaki 19 47,5%

4 Mengancam 6 15%

5 Memaksa 10 25%

Berdasarkan tabel 3.7 di atas Indikator kekerasan verbal secara membentak

memiliki prosentase kemunculan sebanyak 92,5% atau terjadi pada 37 segmen dari

total 40 segmen yang diteliti. Indikator kekerasan verbal secara memaki dan

menghina memiliki prosentase sebanyak 47,5% atau terjadi pada 19 segmen dari total

40 segmen yang diteliti. Indikator kekerasan verbal secara memaksa prosentase

kemunculan sebanyak 25% atau terjadi pada 10 segmen dari total 40 segmen yang

diteliti. Adapun kekerasan verbal secara mengancam memiliki prosentase

kemunculan setiap segmen terkecil yaitu 15% atau terjadi pada 6 segmen dari total

segmen yang diteliti secara keseluruhan.

Page 83: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

59

Gambar 3.2

Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara menghina

pada tayangan episode 26 Oktober 2017 segmen 2

Vivi (baju merah muda) curiga dengan baju wanita dan sepatu yang ada dimobil

cowoknya dan mengira bahwa baju dan sepatu itu milik Vania.

Vivi : Dam, itu punya siapa dam? (sambil menunjuk sepatu)

Adam : Itu punya teman aku, nitip beli.

Vivi : Aku gak percaya sama kamu

Vania : Makanya Mbak jangan nuduh-nuduh.

Vivi: Eh Mbak Mbak laundry!, halu – halu babu! (halusinasi pembantu)

Vania ( Baju Krem ) : Eh!

Vivi : Lu diam aja! (dengan nada membentak) lu ngerusak hubungan gue dengan

cowok gue!.

Page 84: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

60

Gambar 3.3

Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara menghina

pada tayangan episode 28 Oktober 2017 segmen 2

(Vina berada dibelakang studio mendengarkan cerita Irfan ke Host Rumah Uya

bahwa dia akan memutuskan Vina dan akan mengungkapkan perasaannya ke cewek

yang dia kenal dari facebook.)

Vina : Siapa yang kamu sayang? kamu gak usah kaget gitu deh, aku tuh udah ngeliat

kamu dari belakang tau gak?

Irfan : Maksudnya gini nih, aduh sayangku.

Vina : Sayang apalagi, ini bunga dari selingkuhan kamu kan?

Irfan : Ndak gini, aku mau cerita nih, aduh Mas Uya kan apa gue bilang, kalau dia

kesini kayak sapi ngamuk.

Vina : Apa? Sapi? Sapi Apa? Aku tuh udah setia sama kamu.

Page 85: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

61

Gambar 3.4

Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara membentak

pada tayangan episode 23 Oktober 2017 segmen 3

Tim Rumah Uya mendatangkan Ichi (baju motif bunga) ke studio untuk klarifikasi

setelah Ichi diketahui jalan berdua dengan Artha pacar dari Rani.

Rani (Baju Pink) : Eh lu siapa?! Lu pacaran sama pacar gue?! ( Membentak )

Ichi : Bentar, lu siapa?

Rani : Gue pacarnya artha, lu Siapa? (Membentak)

Ichi : Sory-sory bentar, gue mantannya artha dan gue gak tau kalau artha punya pacar.

Page 86: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

62

Gambar 3.5

Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara membentak

pada tayangan episode 18 Oktober 2017 segmen 2

Tim Rumah Uya mendatangkan Rizal (memakai jas) setelah Yoyo (jaket biru) curiga

dengan pacarnya Via berselingkuh dengan Rizal.

Rizal : Ini (kalung) aku pakein, ini selalu (meng) hilang (kan) (barang-barang) Mas

kalau tinggal dirumah saya selalu ketinggalan barang-barang dia. (tiba-tiba datang

sambil berusaha memakaikan kalung yang dibawa kepada Via)

Yoyo : Eh! ini apa apaan ?!, heh! (membentak sambil membanting HP yang

dipegang Rizal)

Rizal (berkumis) : Kamu tahu apa kamu! (membentak)

Page 87: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

63

Gambar 3.6

Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaki

pada tayangan episode 17 Oktober 2017 segmen 3

Malvin jengkel kepada Haris (jaket abu-abu) sepupunya karena Haris meminjamkan

hutang kepada Ryan dengan syarat Ryan harus mau jadi pacar Malvin dan hutang

Ryan dianggap lunas jika mau melakukannya.

Host Uya : Tapi bagus kan terungkap sebelum pernikahan loe kan? Berarti Ryan gak

punya perasaan sama loe.

Malvin : Ya, tapi gue sakit hati Mas (sambil menangis)

Host Uya : Oke oke, sakit hati sama sepupu loe apa sama Ryan?

Malvin : Dua – duanya, namanya bangsat ini cowok (Sambil menangis)

Haris : Niat aku kan baik.

Page 88: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

64

Gambar 3.7

Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaki

pada tayangan episode 25 Oktober 2017 segmen 1

Tim Rumah Uya menyembunyikan Tika (baju hitam) di belakang studio untuk

melihat reaksi Hadi ketika bertemu Awi karena Tika curiga Hadi selingkuh dengan

Awi. Sedangkan Hadi mengira bahwa Tika sedang berada di pedalaman. Hadi datang

membawa kalung untuk diberikan kepada Awi. Ketika Hadi memasangkan kalung

kepada Awi, Tika tiba-tiba datang dan melempar sepatu ke Hadi.

Tika : Mampus lo, makan tuh sepatu couple, makan tuh sepatu couple, kamu mau

apa di sini?

Hadi : Aku bisa jelasin

Tika : Nggak, kamu mau jelasin apalagi?

Page 89: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

65

Gambar 3.8

Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara mengancam

pada tayangan episode 17 Oktober 2017 segmen 1

Ketika Rian mau mengungkapkan perasaannya ke Anizah. Amy pacar Rian pura-pura

menghubungi dan wajahnya muncul di studio sehingga Rian menyembunyikan

Anizah karena takut ketahuan Ami.

Anizah : Rian, Rian. (memanggil Rian dari tempatnya sembunyi)

Ami : Dan kamu jangan main – main sama aku!

Rian : Nggak nggak itu itu (gugup)

Ami : Aku curiga sama kamu, kamu kemana sebulan tidak ada kabar?

Page 90: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

66

Gambar 3.9

Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaksa

pada tayangan episode 24 Oktober 2017 segmen 3

Mia mengungkapkan ke Rama pacar Al, bahwa Al berusaha mendekati Mia (baju

merah) dengan membuat order fiktif taksi online ke Mia dan mau ikut asuransi ke

Mia karena pekerjaan utama Mia adalah agen asuransi. Al pun marah dan mau

membayar asuransi yang selama ini digratiskan oleh Mia.

Mia : Iya, bayar ya semuanya, langsung ke rekening aku

Al : Ok, sekarang juga aku transfer, pulang kamu!

Mia : Malam ini ya!

Al : Ganggu hubungan orang aja

Page 91: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

67

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Adapun Simpulan dari penelitian yang dilakukan peneliti yaitu Analisis isi

kekerasan verbal dalam Program Rumah Uya Trans7 periode 17 – 28 Oktober 2017.

Tayangan yang diteliti berjumlah 10 video yang dibagi kedalam 40 segmen yaitu

pada episode 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28 Oktober 2017. Adapun hasil yang

diperoleh sebagai berikut.

1. Dalam 40 segmen tayangan Program Rumah Uya Trans7 terdapat sebanyak 346

kekerasan verbal yang muncul. Tayangan yang paling banyak memunculkan

kekerasan verbal yaitu episode tanggal 23 Oktober 2017 dengan frekuensi

kemunculan sebanyak 50 kali kekerasan kerbal. Adapun frekuensi kemunculan

kekerasan verbal yang paling sedikit terjadi pada episode tayangan tanggal 28

Oktober 2017 yaitu sebanyak 21 kali.

2. Frekuensi indikator kekerasan verbal yang paling banyak muncul dari keseluruhan

episode yang diteliti yaitu indikator kekerasan verbal secara membentak yang

memiliki frekuensi kemunculan sebanyak 257 kali atau 74,28% dari total

keseluruhan kekerasan verbal yang muncul. Sedangkan indikator kekerasan verbal

secara mengancam memiliki frekuensi kemunculan terkecil yaitu terjadi sebanyak

6 kali atau 1,73% dari total keseluruhan kekerasan verbal yang muncul.

Page 92: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

68

3. Berdasarkan tingkat kemunculan pada setiap segmen yang diteliti indikator

kekerasan verbal secara membentak memiliki prosentase kemunculan sebesar

92,5% atau terjadi pada 37 segmen dari total 40 segmen yang diteliti. Sedangkan

kekerasan verbal secara mengancam memiliki prosentase kemunculan terkecil

yaitu sebanyak 15% atau terjadi pada 6 segmen dari total segmen yang diteliti

secara keseluruhan.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan peneliti maka

peneliti mengajukan saran, yaitu :

1. Kepada tim produksi program acara Rumah Uya Trans7 agar lebih

memperhatikan konten tayangan yang diproduksi, mematuhi aturan Peraturan

Program Siaran Standar Program Siaran ( P3 SPS ) yang telah dikeluarkan

Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI ) agar lebih bermanfaat kepada masyarakat

secara luas.

2. Kepada KPI agar memperhatikan dan lebih tegas dalam memantau siaran yang

muncul dipublik serta lebih mempertajam pasal – pasal yang ada dalam P3 SPS

agar meningkatkan kualitas tayangan yang disiarkan di seluruh wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

3. Kepada masyarakat khususnya orang tua agar mengawasi, membimbing anak –

anak ketika menonton televisi agar anak – anak mendapatkan pemahaman yang

lebih baik dan mengurangi dampak – dampak negatif siaran televisi.

Page 93: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

69

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Effendy, Onong U. 2005. Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya

Eriyanto. 2011. Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu

komunikasi dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana

Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi John Fiske, Jakarta: Rajawali Pers

Lestari, Titik. 2016. Verbal Abuse. Yogyakarta: Psikosain

Latief, Rusman, Yusiatie Utud. 2015. Siaran Televisi Non-Drama, Jakarta:

Kencana

Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Munde, Andi A. 2014. Televisi dan Masyarakat Pluralistik, Jakarta: Prenada

Panjaitan, Erica, TM. Dhani Iqbal. 2006. Matinya Rating Televisi Ilusi Sebuah

Netralitas, Jakarta: Obor Indonesia

Rakhmat, Jalaluddin. 2012. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Dewi, Irra C. 2015. Pengantar Psikologi Media, Jakarta: Prestasi Pustaka

Non Buku :

P3SPS 2012

Syarif Ady Putra, ANALISIS ISI KEKERASAN VERBAL PADA TAYANGAN

PESBUKERS DI ANTV, eJournal lmu Komunikasi, 2015, 3 (1) : 281-294 ISSN

0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2015

Hanandya Primaskara, 2017. Kekerasan Dalam Sinetron Di Televisi (Studi

Analisis Isi Tentang Adegan Kekerasan Dalam Sinetron Anak Jalanan Episode

145 dan 185. Skripsi,

http://mediaindonesia.com/news/read/114722/survei-nielsen-masyarakat-

indonesia-makin gemar-internetan/2017-07-26

Page 94: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI

70

www.kpi.go.id

https://kbbi.kemdikbud.go.id

https://www.trans7.co.id diakses pada 11 April 2018

http://makassar.tribunnews.com/2017/10/28/menang-di-panasonic-gobel-awards-

rumah-uya-malah-dapat-celaka-ketahuan-begini-setting-an-acaranya diakses pada

11 April 2017

https://www.brilio.net/selebritis/adegan-ini-disebut-bukti-kalau-acara-rumah-uya-

hanya-settingan-170206k.html diakses pada 11 April 2017

Page 95: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 96: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 97: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 98: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 99: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 100: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 101: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 102: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Page 103: KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI