KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
Transcript of KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
KEKERASAN VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI
“RUMAH UYA” DI TRANS 7
( Studi Analisis Isi Episode 17 s/d 28 Oktober 2017 )
SKRIPSI
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya”
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Ilmu Komunikasi
Oleh :
BADRUS SHOLEH
NPM : 14.31.0037
JURUSAN : BROADCASTING
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI
ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA
2018
iii
iii
iii
iii
iii
ABSTRAK
Program acara televisi Rumah Uya Trans 7 merupakan tayangan talkshow
yang menayangkan tentang penyelesaian masalah orang – orang yang berseteru
sebagai narasumber program ini. Dalam proses penayangannya terkadang
program ini menampilkan kekerasan verbal atau konflik antar narasumber yang di
datangkan. Program televisi Rumah Uya Trans 7 juga beberapa kali mendapat
teguran dari KPI, diantaranya pada tayangannya pada tanggal 19 Oktober 2017
menayangkan dua orang perempuan yang bertengkar karena saling mengaku
sebagai pasangan seorang pria, jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai
pelanggaran atas kewajiban program siaran untuk menghormati hak privasi dalam
kehidupan pribadi objek siaran. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kekerasan verbal yang terjadi pada program televisi
Rumah Uya Trans7 Episode tanggal 17 s/d 28 Oktober 2017. Penelitian ini
menggunakan metode Analisis Isi kuantitatif dengan teknik pengumpulan data
dengan mengunduh video tayangan Rumah Uya Trans7 di Youtube kemudian di
analisis.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terjadi sebanyak 346
kekerasan verbal muncul dalam tayangan diteliti yaitu sebanyak 10 Episode
penayangan. Dari keseluruhan episode yang diteliti, kekerasan verbal secara
membentak mendominasi dengan 257 kali atau 74,28% secara keseluruhan.
Kekerasan verbal secara menghina mendapatkan porsi kedua terbesar dengan
frekuensi kemunculan sebanyak 34 kali atau 9,83% secara keseluruhan.
Kekerasan verbal secara memaki terjadi sebanyak 30 kali atau 8,67% secara
keseluruhan. Selanjutnya kekerasan verbal secara memaksa, tingkat
kemunculannya sebesar 19 kali atau 5,49% secara keseluruhan. Adapun kekerasan
verbal secara mengancam memiliki frekuensi kemunculan terkecil yaitu sebanyak
6 kali atau 1,73% secara keseluruhan.
Kata Kunci :Analisis Isi, Kekerasan Verbal, Rumah Uya Trans7
ABSTRACT
Television program Rumah Uya Trans 7 is a talkshow airing impressions
about solving problems people-people who are engaged as tutor program. In the
process it sometimes displays program verbal violence or conflicts between
resource on Beckham. The television program Rumah Uya Trans 7 also some
times gets reprimand of KPI including at the broadcast was on October 19, 2017
showed two women fight because confess as a man, this type of infringement
categorized as a breach of the obligation to broadcast programs respecting
privacy rights in private life the object of broadcast. As for the goal in this
research is to find out how the verbal violence that occurs in the television
program Rumah Uya Trans 7 Episode on 17 s/d October 28, 2017. This research
using quantitative Content Analysis methods with techniques of data collection by
downloading video impressions Home Uya Trans7 on Youtube later in the
analysis.
Based on the results of the research done to happen as much as 346 verbal
violence appears in impressions examined i.e. a total of 10 Episodes airing. Of the
whole episode is researched, violent verbal snap dominate with 257 times or
74.28% overall. A violent verbal insults get the second largest portion with
frequencies as much as 34 times or 9.83% overall. Verbal violence cussing going
on as many as 30 times or 8.67% overall. Further violence is verbal force, the
rate of emergence of 19 times or 5.49% overall. As for the verbal violence
threatened to have the smallest occurrence frequency that is as much as 6 times or
1.73% overall.
Keyword: Content Analysis, Verbal Violence, Rumah Uya Trans 7
iii
iv
iii
iii
Motto
“Siapapun bisa menjadi apapun”
Skripsi ini Saya Persembahkan Kepada:
Kedua Orang tua saya :
Bapak Hanafi dan Ibu Suliha
Almamater Stikosa-AWS
iv
ABSTRAK
Program acara televisi Rumah Uya Trans 7 merupakan tayangan talkshow
yang menayangkan tentang penyelesaian masalah orang – orang yang berseteru
sebagai narasumber program ini. Dalam proses penayangannya terkadang
program ini menampilkan kekerasan verbal atau konflik antar narasumber yang di
datangkan. Program televisi Rumah Uya Trans 7 juga beberapa kali mendapat
teguran dari KPI, diantaranya pada tayangannya pada tanggal 19 Oktober 2017
menayangkan dua orang perempuan yang bertengkar karena saling mengaku
sebagai pasangan seorang pria, jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai
pelanggaran atas kewajiban program siaran untuk menghormati hak privasi dalam
kehidupan pribadi objek siaran. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kekerasan verbal yang terjadi pada program televisi
Rumah Uya Trans7 Episode tanggal 17 s/d 28 Oktober 2017. Penelitian ini
menggunakan metode Analisis Isi kuantitatif dengan teknik pengumpulan data
dengan mengunduh video tayangan Rumah Uya Trans7 di Youtube kemudian di
analisis.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terjadi sebanyak 346
kekerasan verbal muncul dalam tayangan diteliti yaitu sebanyak 10 Episode
penayangan. Dari keseluruhan episode yang diteliti, kekerasan verbal secara
membentak mendominasi dengan 257 kali atau 74,28% secara keseluruhan.
Kekerasan verbal secara menghina mendapatkan porsi kedua terbesar dengan
frekuensi kemunculan sebanyak 34 kali atau 9,83% secara keseluruhan.
Kekerasan verbal secara memaki terjadi sebanyak 30 kali atau 8,67% secara
keseluruhan. Selanjutnya kekerasan verbal secara memaksa, tingkat
kemunculannya sebesar 19 kali atau 5,49% secara keseluruhan. Adapun kekerasan
verbal secara mengancam memiliki frekuensi kemunculan terkecil yaitu sebanyak
6 kali atau 1,73% secara keseluruhan.
Kata Kunci :Analisis Isi, Kekerasan Verbal, Rumah Uya Trans7
v
ABSTRACT
Television program Rumah Uya Trans 7 is a talkshow airing impressions
about solving problems people-people who are engaged as tutor program. In the
process it sometimes displays program verbal violence or conflicts between
resource on Beckham. The television program Rumah Uya Trans 7 also some
times gets reprimand of KPI including at the broadcast was on October 19, 2017
showed two women fight because confess as a man, this type of infringement
categorized as a breach of the obligation to broadcast programs respecting
privacy rights in private life the object of broadcast. As for the goal in this
research is to find out how the verbal violence that occurs in the television
program Rumah Uya Trans 7 Episode on 17 s/d October 28, 2017. This research
using quantitative Content Analysis methods with techniques of data collection by
downloading video impressions Home Uya Trans7 on Youtube later in the
analysis.
Based on the results of the research done to happen as much as 346 verbal
violence appears in impressions examined i.e. a total of 10 Episodes airing. Of the
whole episode is researched, violent verbal snap dominate with 257 times or
74.28% overall. A violent verbal insults get the second largest portion with
frequencies as much as 34 times or 9.83% overall. Verbal violence cussing going
on as many as 30 times or 8.67% overall. Further violence is verbal force, the
rate of emergence of 19 times or 5.49% overall. As for the verbal violence
threatened to have the smallest occurrence frequency that is as much as 6 times or
1.73% overall.
Keyword: Content Analysis, Verbal Violence, Rumah Uya Trans 7
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga peneliti bisa
menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu, yang kami beri Judul “KEKERASAN
VERBAL DALAM PROGRAM TELEVISI “RUMAH UYA” TRANS 7 (Studi
Analisis Isi Episode 17 - 28 Oktober 2017)”. Tujuan dari penyusunan skripsi ini
guna memenuhi salah satu syarat akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya.
Dalam pengerjaan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang sangat
membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, peneliti sampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada :
1. Kedua orang tua peneliti yaitu Bapak Hanafi dan Ibu Suliha atas do’a,
bimbingan dan semngatnya yang dapat menjadikan semangat dalam
mengerjakan skripsi sampai selesai.
2. Kedua saudari peneliti Istianah dan Siti Khusniyah yang menjadikan
saya tetap semangat dalam mencapai gelar sarjana.
3. Ibu Edelweis Putri Prima, M.Ikom. selaku dosen pembimbing skripsi.
Terima kasih telah selalu mengingatkan, memberikan saran, dan
masukan yang telah diberikan selama bimbingan kepada peneliti
hingga skripsi ini selesai.
4. Bapak M. Choliel, S.Kom, M.Si. selaku yang bersedia memberikan
masukan dan pandangannya tentang metode yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini.
5. Bapak Drs. Ismojo Herdono, M.Med.Kom, selaku Ketua Stikosa-
AWS.
6. Bapak Fajar Arifianto Isnugroho, M.Si. selaku koordinator skripsi.
vii
7. Ibu Nurtyasih Wibawanti Ratna Amina, M.Si. dan Ibu Suprihatin,
S.Pd., M.Med.Kom. selaku Dosen Wali peneliti, terima kasih telah
banyak membantu selama proses perkuliahan.
8. Arisanti Setyowardani, S.Psi, S.Pd. selaku responden pertama peneliti,
yang bersedia membantu dan memberi masukan dengan baik.
9. Diah Ayu Prameswari selaku responden kedua peneliti yang bersedia
meluangkan waktunya untuk membantu proses penelitian ini.
10. Guru – guru peneliti selama menempuh pendidikan hingga perguruan
tinggi, khususnya kepada keluarga besar Almarhum Bapak Sastro dan
Ibu Nyai Siti Mas’udah yang banyak mendidik dan membimbing
peneliti.
11. Seluruh teman – teman khususnya teman – teman mahasiswa angkatan
2014 yang telah membantu dan menemani dalam proses pengerjaan
skripsi ini hingga selesai. Dan khusus juga kepada Rizky Alvio Yunita
yang membantu mencarikan responden dalam penelitian peneliti yaitu
kak Santi.
Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas semua bantuan
yang sangat berharga, semoga Allah SWT memberikan balasan yang jauh lebih
baik di kemudian hari.
Surabaya, 2 Juli 2018
Peneliti
Badrus Sholeh
viii
DAFTAR ISI
Persetujuan Bimbingan Skripsi ...................................................................... i
Pernyataan Orisinalitas .................................................................................. ii
Motto ……………………………………………………………………….. iii
Abstrak ........................................................................................................... iv
Kata Pengantar ................................................................................................vi
Daftar Isi ........................................................................................................ viii
Daftar Tabel ………....................................................................................... xi
Daftar Gambar ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................................... 6
1.3.1. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
1.3.2. Manfaat Penelitian …............................................................ 7
1.4. Kajian Pustaka .............................................................................. 8
1.4.1. Komunikasi Massa ................................................................ 8
1.4.2. Program TV .......................................................................... 10
1.4.3. Komunikasi Verbal .............................................................. 12
1.4.4. Kekerasan Verbal ................................................................. 13
1.4.5. Analisis Isi ........................................................................... 15
1.5. Kerangka Berpikir ....................................................................... 17
1.6. Metodologi Penelitian .................................................................. 17
1.6.1. Metode dan Jenis Penelitian ................................................ 17
1.6.2. Unit Analisis ........................................................................ 18
1.6.3. Populasi ................................................................................ 19
1.6.4. Teknik Sampling .................................................................. 19
1.6.5. Sampel ................................................................................. 20
1.6.6. Variabel Penelitian dan Operasional Konsep ...................... 21
1.6.7. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 22
1.6.8. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 22
ix
1.6.9. Teknik Analisis Data ........................................................... 23
1.6.10. Teknik Keabsahan Data ...................................................... 25
1.6.10.1. Uji Validitas Data .................................................... 25
1.6.10.2. Uji Reliabilitas Data ................................................ 25
BAB II GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ....................................... 27
2.1. Trans 7 …………........................................................................ 27
2.1.1. Sejarah Berdirinya Trans 7 .................................................. 27
2.1.2. Visi & Misi Trans 7 ............................................................. 28
2.1.3. Logo Trans 7 ........................................................................ 29
2.1.4. Struktur Perusahaan Trans 7 ................................................ 30
2.2. Program Rumah Uya ................................................................... 30
2.2.1. Deskripsi Program Rumah Uya ........................................... 30
2.2.2. Tim Produksi Program Rumah Uya .................................... 32
2.2.3. Penghargaan & Kontroversi Rumah Uya ............................ 36
BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ………........................ 46
3.1. Pengumpulan Data ........................................................................ 41
3.2. Karakteristik Responden / coder ..................................................... 42
3.3. Hasil Penelitian ................................................................................ 43
3.3.1. Uji Validitas Penelitian ......................................................... 43
3.3.2. Uji Reliabilitas Antar Coder ................................................. 44
3.3.2.1. Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal
secara Menghina ....................................................... 44
3.3.2.2. Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal
secara Membentak ................................................... 45
3.3.2.3. Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal
secara Memaki …..................................................... 47
3.3.2.4. Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal
secara Mengancam .................................................. 48
3.3.2.5. Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal
secara Memaksa ….................................................. 49
3.4. Analisis Data ................................................................................... 52
x
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 67
4.1. Simpulan .......................................................................................... 68
4.2. Saran ................................................................................................ 67
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Rating Rumah Uya 17 s/d 28 Oktober 2017 ………..……..… 5
Tabel 3.1 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal
secara Menghina …………………..…….……………………..… 44
Tabel 3.2 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal
secara Membentak .......................................................................... 45
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal
secara Memaki …............................................................................ 47
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal
secara Mengancam ......................................................................... 48
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal
secara Memaksa …......................................................................... 49
Tabel 3.6 Tabel Perolehan Data Peneliti per episode ….................................. 52
Tabel 3.7 Menit terjadinya Kekerasan verbal pada program
Rumah Uya Trans7 .......................................................................... 56
Tabel 3.8 Jumlah Segmen yang mengandung kekerasan verbal ..................... 58
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Trans 7 ............................................................................. 29
Gambar 2.2 Struktur Perusahaan Trans 7 ………………………………..… 30
Gambar 2.3 Logo Program Rumah Uya ....................................................... 32
Gambar 2.4 Uya Kuya Berserta Istri Menunjukkan Trofi
Panasonic Gobel Award 2017 Mewakili Rumah Uya ............ 36
Gambar 3.1 Diagram prosentase indikator kekerasan verbal ...................... 56
Gambar 3.2 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara menghina
pada tayangan episode 26 Oktober 2017 segmen 2 ................. 59
Gambar 3.3 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara menghina
pada tayangan episode 28 Oktober 2017 segmen 2 ................. 60
Gambar 3.4 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara membentak
pada tayangan episode 23 Oktober 2017 segmen 3 .................. 61
Gambar 3.5 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara membentak
pada tayangan episode 18 Oktober 2017 segmen 2 ................. 62
Gambar 3.6 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaki
pada tayangan episode 17 Oktober 2017 segmen 3 ................. 63
Gambar 3.7 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaki
pada tayangan episode 25 Oktober 2017 segmen 1 ................. 64
Gambar 3.8 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara mengancam
pada tayangan episode 17 Oktober 2017 segmen 1 ................. 65
Gambar 3.9 Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaksa
pada tayangan episode 24 Oktober 2017 segmen 3 ................. 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia Penyiaran Indonesia semakin berkembang ditandai dengan semakin
banyaknya media baik televisi (TV) maupun radio semakin menjamur
keberadaannya. Dimulai pada tahun 1990-1999 yang merupakan fase
bermunculannya televisi swasta setelah pada masa orde baru keberadaan televisi
berada dalam kontrol penuh pemerintah yang pada masa era sebelum reformasi
begitu monopolis dan otoritarian terhadap media baik TV, radio maupun media
massa lainnya.
Tahun 1989 lahir televisi swasta pertama yaitu RCTI namun kala itu RCTI
masih bersiaran di daerah Jakarta dan sekitarnya, kemudian pada tahun 1990
mulailah RCTI mengudara secara nasional. Kemudian hingga pada saat ini
terdapat 10 televisi swasta nasional dan 2 televisi berjaringan nasional.
Keunggulan televisi dibanding media massa konvensional lainnya adalah
adanya suara, gambar bahkan teks yang dapat dilihat secara langsung berbeda
dengan radio yang hanya mengandalkan suara maupun media cetak yang hanya
menyajikan teks dan gambar diam (foto/grafis). Maka dari itu televisi masih
menjadi primadona bagi sebagian masyarakat Indonesia di tengah beralihnya
sebagian besar masyarakat dari media konvensional ke era media digital. Masih
banyak keluarga Indonesia yang suka menonton TV di rumah untuk mendapatkan
hiburan secara gratis. Berdasarkan survei Nielsen Consumer Media View yang
2
dilakukan di 11 kota di Indonesia, penetrasi televisi masih memimpin dengan 96%
disusul dengan media luar ruang (53%), internet (44%), radio (37%), koran (7%),
tabloid dan majalah (3%) (Sumber : Mediaindonesia.com, 26 Juli 2017).
Televisi telah memberikan banyak dampak dalam kehidupan masyarakat
indonesia baik itu berupa dampak positif seperti pemenuhan informasi dan
edukasi bagi masyarakat maupun dampak negatif berupa banyaknya kasus
kekerasan yang terjadi pada anak akibat tayangan yang kurang mendidik dari
sebuah program televisi.
Persaingan dunia pertelevisian indonesia semakin ketat dimana semakin
banyak televisi yang hadir dengan program – program unggulan yang kreatif
namun juga ada program yang mengadopsi dari program TV luar negeri dan
dikonsep ulang disesuaikan dengan kultur indonesia untuk menarik minat
masyarakat untuk menontonnya sehingga memiliki rating yang tinggi. Para
pengiklan akan tertarik dengan TV yang memiliki rating tinggi sehingga
pendapatan usaha pertelevisian akan semakin meningkat. Sehingga banyak
televisi yang ada di indonesia lebih mengedepankan rating daripada memberikan
manfaat sesuai dengan fungsi televisi sebagai bagian dari komunikasi massa
diantaranya sebagai media informasi, edukasi dan hiburan. Direktur pemberitaan
Trans TV, Riza Primadi menuturkan rating merupakan alasan utama
ditayangkannya sebuah acara. Meski sebuah acara dikatakan jelek, tidak
3
mendidik, namun bagaimana pun itu merupakan bentuk keinginan masyarakat
sendiri1.
Akibat dari kebiasaan televisi yang mengedepankan rating muncullah
program – program yang mengedepankan sisi hiburan saja dan tidak
memperdulikan dampak maupun edukasi yang lebih baik terhadap pemirsanya.
Pengaruh siaran televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah terlepas dari
pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Dampak buruk
televisi ini lebih banyak mempengaruhi anak – anak dan remaja yang
menontonnya, mereka meniru apa yang dilihat di televisi tanpa terpikir bahwa
yang dilihat dan ditiru adalah hal yang kurang bermanfaat.
Media massa secara teknis dapat menyebabkan hancurnya nilai – nilai
moral suatu masyarakat dan norma – norma budaya etnisnya.2 Televisi di
Indonesia sebagai bagian dari media massa belum sepenuhnya memiliki kualitas
yang baik, masih banyak dampak negatif televisi yang kita jumpai misal tayangan
mengandung kekerasan, pornografi, tidak menghargai privasi dan lain sebagainya.
Berdasarkan survey indeks kualitas program siaran televisi yang dilakukan oleh
KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) pada episode November – Desember 2016
untuk keseluruhan program siaran televisi Indonesia masih berada di angka 3,36.
Dimana angka ini masih dibawah standar yang kualitas yang ditetapkan oleh KPI
dimana siaran yang berkualitas minimal memiliki nilai 4.00. (Sumber :
1Erica Panjaitan, TM. Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi Ilusi Sebuah
Netralitas, (Jakarta: Obor Indonesia, 2006), h. 33. 2 Andi A. Munde, Televisi dan Masyarakat Pluralistik, (Jakarta: Prenada, 2014),
h. 148.
4
www.kpi.go.id). Dari data diatas Infotainment (2,71), Sinetron/film (2,75), Variety
Show (3,06) menjadi 3 program terbawah kualitas siarannya.
Kekerasan yang terjadi akibat dari tontonan televisi masyarakat yang
kurang mendidik, yaitu tontonan yang menayangkan adegan-adegan kekerasan
baik kekerasan secara verbal maupun fisik yang ditiru oleh masyarakat khususnya
anak-anak dan remaja. Ketika tayangan gulat SmackDown pada tahun 2006 tayang
di televisi memiliki rating tinggi dan banyak penonton anak-anak yang meniru
adegan gulat yang ditayangkan hingga muncul korban jiwa karena gulat yang
dilakukan hanya meniru televsi tanpa edukasi dan pengawasan dari ahlinya.
Kekerasan fisik maupun kekerasan verbal yang dilakukan anak-anak bisa
terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua ketika anaknya menonton
televisi. Pengawasan terhadap anak bertujuan untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan agar anak meniru hal baik dari televisi dan meninggalkan hal-hal
buruk yang ditayangkan televisi.
Program Rumah Uya Trans 7 adalah salah satu program unggulan yang
pada bulan oktober 2017 beberapa episodenya masuk dalam 30 besar rating
tertinggi berdasarkan data yang diunggah oleh akun facebook dan Instagram
Rating Program TV. Program ini dipandu oleh seorang host ternama yang terkenal
dengan nama Uya Kuya dengan dibantu beberapa co-host dan seorang ustadzah
sebagai seorang konsultan. Tayangan ini merupakan Talk Show yang
menayangkan tentang penyelesaian masalah dari orang – orang yang berseteru
sebagai narasumber program ini.
5
Tabel 1.1
Data Rating Rumah Uya 17 – 28 Oktober 2017
No Episode Peringkat Rating
1 17 Oktober 2017 15
2 18 Oktober 2017 18
3 19 Oktober 2017 -
4 20 Oktober 2017 22
5 21 Oktober 2017 -
6 23 Oktober 2017 -
7 24 Oktober 2017 28
8 25 Oktober 2017 -
9 26 Oktober 2017 23
10 27 Oktober 2017 22
11 28 Oktober 2017 26
Sumber : www.instagram.com/rating_tv (Rating TV Indonesia)
Program rumah uya telah beberapa kali mendapatkan teguran dari KPI
karena isi siarannya. Pada tanggal 5 September 2017 program Rumah Uya telah
mendapatkan peringatan karena tayangannya pada tanggal 21, 22 dan 23 Agustus
2017 melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3
dan SPS) tentang hak privasi. Kemudian pada tanggal 27 Oktober 2017 Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) juga memberikan Teguran Tertulis karena tayangannya
pada tanggal 19 Oktober 2017 melanggar aturan P3 dan SPS dengan
menayangkan dua orang perempuan yang bertengkar berdasarkan data yang
diunggah di website kpi.go.id. Program ini menarik peneliti untuk meneliti tentang
adanya kekerasan verbal yang terjadi selama program ini berlangsung.
Sebagai referensi peneliti menggunakan Jurnal Syarif Ady Putra tahun
2015 dengan judul Analisis Isi Kekerasan verbal pada tayangan Pesbukers di
6
ANTV, juga menggunakan referensi Skripsi Hanandya Primaskara pada tahun
2017 dengan judul Kekerasan Dalam Sinetron Di Televisi (Studi Analisis Isi
Tentang Adegan Kekerasan Dalam Sinetron Anak Jalanan Episode 145 dan 185.
Dengan melihat penjelasan di atas maka peneliti memilih Judul Kekerasan
Verbal dalam Program Televisi Rumah Uya Trans 7. Mengingat banyaknya
episode dalam program ini maka peneliti memilih program Rumah Uya Trans 7
pada episode tanggal 17 s/d 28 Oktober 2017 karena beberapa episodenya
memiliki rating yang cukup tinggi dan pada periode tersebut dua episode program
Rumah Uya Trans 7 yaitu episode 18 dan 19 Oktober 2017 mendapatkan teguran
dari KPI karena melakukan pelanggaran siaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah yang
akan diteliti yaitu: “Bagaimana kekerasan verbal yang muncul dalam program
televisi “Rumah Uya” di Trans 7 Episode 17 s/d 28 Oktober 2017?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kekerasan verbal
yang terjadi pada program televisi Rumah Uya Trans 7 Episode tanggal 17-28
Oktober 2017.
7
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.3 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis,
sekurang - kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia
Ilmu Komunikasi khususnya bidang penyiaran televisi.
1.3.4 Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah wawasan peneliti mengenai bagaimana frekuensi kekerasan
verbal yang terjadi dalam program Rumah Uya Trans 7 episode 17-28 Oktober
2017, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti dalam memahami
kekerasan verbal yang terjadi sehingga dijadikan bahan masukan bagi penulis
untuk mempelajari dampak negatif dan sebagai pertimbangan ketika akan
membuat suatu program acara televisi.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan yang membangun bagi masyarakat setelah
mengetahui hasil penelitian tentang bagaimana frekuensi kekerasan verbal yang
terjadi di program Rumah Uya Trans 7 episode 17-28 Oktober 2017. Sehingga
masyarakat dapat memilih program yang sesuai bermanfaat tanpa memberikan
dampak negatif yang besar.
8
c. Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah wawasan keilmuan tentang perkembangan isi dari suatu
program yang ada di televisi di Indonesia terutama bagi anak – anak, remaja dan
orang tua dalam memilih program yang bermanfaat serta Sebagai bahan referensi
dalam ilmu pendidikan sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan
bagi peneliti berikutnya.
1.4 Kajian Pustaka
1.4.1 Komunikasi Massa`
Komunikasi massa merupakan penyebaran pesan dengan menggunakan
media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang
tidak tampak oleh si penyampai pesan.3 Komunikasi dapat menyampaikan satu
pesan ke berbagai penerima menggunakan media baik berupa media cetak,
media elektronik. Istilah massa merujuk pada potensi ukuran audiens media
komunikasi4. Adapun ciri-ciri komunikasi massa yaitu :
a. Komunikan
Komunikasi massa ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya relatif
besar. Adapun ciri khas dari komunikan komunikasi massa yaitu jumlah yang
besar hanya dalam periode waktu yang singkat saja, heterogen atau beragam, serta
anonim.
3Onong U. Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2015), h. 50. 4 Irra Chrisyanti Dewi,Pengantar Psikologi Media, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2015), h.3
9
b. Media massa
Sifat media massa adalah serempak cepat. Yang dimaksudkan dengan
keserempakan adalah keserempakan kontak antara komunikator dengan
komunikan yang demikian besar jumlahnya. Pada saat yang sama media massa
dapat membuat khalayak secara serempak menaruh perhatian kepada pesan yang
disampaikan seorang komunikator.
c. Pesan
Sifat pesan melalui media massa adalah umum. Media massa adalah
sarana untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Bukan untuk sekelompok
orang tertentu.
d. Komunikator
Karena media massa adalah lembaga atau organisasi, maka komunikator
pada komunikasi massa, seperti wartawan, sutradara, penyiar radio, atau penyiar
televisi adalah komunikator terlembagakan.
e. Efek
Efek komunikasi yang timbul pada komunikan bergantung kepada tujuan
komunikasi yang dilakukan komunikator.
Sedangkan fungsi komunikasi massa yaitu :
a. Menyiarkan informasi (to inform)
b. Mendidik (to educate)
c. Menghibur (to entertain)
10
1.4.2 Program TV
Setiap televisi memiliki program siaran dalam proses siarannya. Program
siaran berguna agar masyarakat dapat menikmati tontonan televisi dengan baik.
Secara umum program siaran televisi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu program
hiburan yang disebut program entertainment dan informasi atau disebut juga
program news5. Program informasi yaitu program yang sangat terikat dengan nilai
aktualitas dan faktualitasnya, pendekatan produksinya mendekati kaidah
jurnalistik. Adapun program hiburan yaitu program yang berorientasi memberikan
hiburan kepada penonton. Meskipun kedua jenis program ini memiliki
karakteristik masing –masing, tidak membuat batasan ini berjalan sendiri –
sendiri. Saat ini banyak program informasi yang dikemas secara menghibur.
Seperti talk show dan variety show.
Program hiburan sendiri dibagi menjadi 2 yaitu program hiburan non-
drama dan program hiburan drama6. Adapun program hiburan non-drama yaitu :
a. Musik, yaitu program yang menayangkan music sebagai sajian sajian
utamanuya. Yaitu misal video klip, live musik. Banyak acara musik yang saat
ini dikemas dengan pogram non-drama lainnya seperti masak dan lain
sebagainya.
b. Permainan, yaitu program yang menampilkan permainan atau perlombaan
kepada para pesertanya untuk mendapatkan hadiah. Contoh program ini yaitu
program kuis dan game show.
5 Rusman Latief, Yusiatie Utud, Siaran Televisi Non-Drama, (Jakarta: Kencana,
2015), h.5. 6 Ibid, h.6.
11
c. Reality Show, program ini merupakan program yang diproduksi berdasarkan
fakta apa adanya, tanpa scenario dan arahan. Namun dalam prosesnya program
ini masih menggunakan tim kreatif agar tontonan yang siarkan dapat diminati.
d. Pertunjukan, yaitu program yang menampilkan keahlian yang menghibur dari
penampilnya. Misal seperti acara sulap, tari maupun krativitas lainnya.
e. Lawak, yaitu program yang begitu dinikmati oleh masyarakat Indonesia.
Program ini menampilkan kelucuan – kelucuan oleh pemainnya.
f. Variety Show, merupakan program tv yang menggabungkan beberapa format
program yang memadukan berbagai format dianataranya musik, komedi, tari
dan lain sebagainya.
g. Repackaging, adalah program dengan menampilkan materi video dalam bentuk
shot – shot atau materi yang sudah dipublikasikan kemudian digabungkan
menjadi satu program siaran.
h. Talk Show, merupakan program diskusi atau panel diskusi yang diikuti oleh
lebih dari satu pembicara atau narasumber untuk membicarakan suatu objek.
Adapun program siaran Drama yaitu :
a. Sinetron (sinema elektronik) yaitu program yang menggambarkan kehidupan
atau karakter seseorang atau beberapa orang yang diperankan oleh aktor/aktris
yang terlibat dalam konflik dan emosi.
b. Film, yaitu film layar lebar yang sudah diputar dibioskop, kemudian setelah
masa penayangan di bioskop berakhir biasanya film ditayangkan lagi di stasiun
televisi.
c. Kartun, yaitu program televisi yang menggunakan animasi atau biasa disebut
film kartun.
12
1.4.3 Komunikasi Verbal
Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan
dan maksud kita. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang
mengintepretasikan berbagai aspek realitas individual kita. Konsekuensinya,
kata-kata adalah abstraksi realitas kita yang tidak mampu menimbulkan reaksi
yang merupakan totalitas objek atau konsep yang mewakili kata-kata itu.7
Komunikasi verbal biasanya berupa kata – kata yang diucapkan maupun tertulis.
Sebelum era komunikasi verbal manusia tempo dulu menggunakan simbol-
simbol yang berupa gambar yang mereka buat pada tulang, tanduk, cadas dan
lain sebagainya.
Setelah munculnya bahasa maka semakin memudahkan manusia dalam
berkomunikasi. Karena kesepakatan manusia akan bahasa membuat mereka
mudah untuk menamai atau menjuluki orang, objek maupun peristiwa. Menurut
Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi yaitu Penamaan (naming atau
labeling) yaitu merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang
dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi
interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang
simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Fungsi Tranmisi
informasi yaitu melalui bahasa informasi dapat disampaikan kepada orang lain.
7 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002), h. 238.
13
1.4.4 Kekerasan Verbal
Kekerasan verbal adalah salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan tanpa
menyentuh fisik seseorang namun tetap berdampak psikologis terhadap orang
yang mengalami kekerasan ini. Kekerasan kata-kata (verbal abuse) adalah semua
bentuk tindakan ucapan yang mempunyai sifat menghina, membentak, memaki,
dan menakuti dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas.8
Peraturan Program Siaran dan Standar Program Siaran tahun 2012 yang
dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia BAB XIII tentang Peraturan
Program Siaran pada Pasal 17 Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan
pelarangan dan/atau pembatasan program siaran bermuatan kekerasan. Pada
Standar Program Siaran BAB XIII tentang Pelarangan dan Pembatasan Kekerasan
lebih diperjelas lagi tentang program siaran bermuatan kekerasan yaitu pada pasal
Pasal 17 Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelarangan dan/atau
pembatasan program siaran bermuatan kekerasan.
Bagian Pertama, Pelarangan Adegan Kekerasan Pasal 23
Program siaran yang memuat adegan kekerasan dilarang:
a. menampilkan secara detail peristiwa kekerasan, seperti: tawuran,
pengeroyokan, penyiksaan, perang, penusukan, penyembelihan, mutilasi,
terorisme, pengrusakan barang-barang secara kasar atau ganas, pembacokan,
penembakan, dan/atau bunuh diri;
b. menampilkan manusia atau bagian tubuh yang berdarah-darah, terpotong-
potong dan/atau kondisi yang mengenaskan akibat dari peristiwa kekerasan;
8 Titik Lestari, Verbal Abuse, (Yogyakarta: Psikosain, 2016), h.17.
14
c. menampilkan peristiwa dan tindakan sadis terhadap manusia;
d. menampilkan peristiwa dan tindakan sadis terhadap hewan; dan/atau
e. menampilkan adegan memakan hewan dengan cara yang tidak lazim.
Bagian Kedua, Ungkapan Kasar dan Makian Pasal 24
1) Program siaran dilarang menampilkan ungkapan kasar dan makian, baik
secara verbal maupun nonverbal, yang mempunyai kecenderungan menghina
atau merendahkan martabat manusia, memiliki makna
jorok/mesum/cabul/vulgar, dan/atau menghina agama dan Tuhan.
1.4.5 Analisis Isi
Neuendorf (2002:31) menyatakan analisis isi telah dipakai sejak 4000
tahun lalu pada masa romawi kuno. Kemudian analisis berkembang penting pada
awal abad XIX. Ditandai demgan dibukanya studi mengenai jurnalisme dan surat
kabar di amerika. Sekolah-sekolah kewartaan tumbuh seperti cendawan kemudian
mencuatkan kebutuhan akan penelitian empiris terhadap fenomena persurat
kabaran9.
Analisis isi banyak dipakai dalam lapangan ilmu komunikasi. Bahkan,
analisis isi merupakan salah satu metode utama dalam disiplin ilmu komunikasi.
Analsisi isi terutama dipakai untuk menganalisis isi media baik cetak ataupun
elektronik. Analisis isi dilakukan dengan mengidentifikasi dan menghitung unit
9 Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi
dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 5.
15
analisis yang dipilih dalam sistem komunikasi10
. Unit analisis bisa berupa apa saja
yang menarik minat peneliti, kriteria utamanya adalah bahwa unit analisis tersebut
harus mudah diidentifikasi, dan muncul dalam intensitas frekuensi tertentu
sehingga dapat dihitung dengan metode statistic agar dianggap valid. Diluar itu
analisis isi juga dipakai untuk mempelajari isi semua konteks komunikasi baik
komunikasi antarpribadi, kelompok, ataupun organisasi. Asalkan terdapat
dokumen yang tersedia, analisis isi dapat diterapkan.
Analisis isi merupakan sebuah metode yang mempelajari isi media baik
media cetak maupun elektronik asalkan data yang ada terdokumentasi. Barelson
(1952:18) mendeskripsikan analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang di
lakukan secara objektif, sistematis dan deskriptif kuantitatif dari isi komunikasi
yang tampak (manifest)11
. Jadi analisis isi digunakan untuk objek yang tampak
akan pesan yang di sampaikan. Adapun ciri-ciri analisis isi adalah :
a. Objektif
Objektif dalam analisis isi yaitu penelitian dilakukan untuk mendapatkan
gambaran dari suatu isi secara apa adanya, tanpa adanya campurtangan dar
peneliti. Analisis isi memang menggunakan manusia sebagai, tetapi ini dibatasi
sedemikian rupa sehingga subjektivitas tidak muncul. Hasil dari analisis isi harus
benar-benar mencerminkan isi dari suatu teks atau media dan bukan akibat dari
subjektivitas.
10
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi John Fiske, (Jakarta: Rajawali Pers,
2012), h. 223. 11
Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi
dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 15.
16
b. Sistematis
Selain objektif analisis isi harus sistematis yaitu tahapan dan proses
penelitian telah dirumuskan secara jelas dan sistematis.
c. Replikabel
Penelitian dalam temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan
temuan yang sama pula. Hasil-hasil dari analisis isi sepanjang menggunakan bahan
dan teknik yang sama, harusnya juga menghasilkan temuan yang sama.
d. Isi yang Tampak (Manifest)
Menurut Holsti (1969:14) menilai bahwa analisis isi tidak dapat dipakai
untuk melihat isi yang tidak tampak.
e. Perangkuman
Ciri lain dari analisis isi yaitu ditujukan untuk membuat perangkuman. Analisis isi
umumnya dibuat untuk membuat gambaran umum karakteristik dari suatu pesan.
f. Generalisasi
Analisis isi tidak hanya bertujuan untuk melakukan perangkuman tetapi
juga berpotensi untuk melakukan generalisasi. Ini terutama jikalau analisis isi
menggunakan sampel.
17
1.5 Kerangka Berfikir
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Metode dan Jenis Penelitian
Dalam suatu penelitian karya ilmiah perlu kita pahami terlebih dahulu
metodologi penelitian. Metode penelitian penting dilakukan untuk memperoleh
fakta yang terpercaya dari suatu objek yang diteliti. Penelitian dapat dinilai valid
tidaknya itu berdasarkan ketetapan penggunaan metode penelitiannya.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, metode analisis isi kuantitatif dilakukan
Simpulan
Proses pengukuran hasil dari pencatatan yang telah dilakukan
Studi Analisis Isi Kuantitatif Deskriptif
Proses pengamatan, pencatatan dan Analisa kekerasan verbal yang terjadi
Menentukan Unit analisis, serta Populasi dan Sampel tayangan Rumah Uya Trans 7
Kekerasan Verbal dalam progam Rumah Uya Episode 17 s/d 28 Oktober 2017
Rumah Uya merupakan program televisi talkshow yang memiliki tujuan utama sebagai mediator dan mencarikan solusi bagi pihak-pihak yang
berseteru.
kekerasan verbal yang terjadi pada program rumah Uya
18
untuk mengetahui suatu pesan yang terlihat yaitu dapat didengar, dirasakan atau
dibaca dengan cara menghitung dan mengukur fakta yang terjadi. Analisis isi
digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan
dalam bentuk lambang12
. Pada analisis isi kuantitatif yang menjadi pusat perhatian
dari peneliti adalah menghitung dan mengukur secara akurat aspek atau dimensi
dari teks13
. Dengan menggunakan analisis isi kuantitatif peneliti dapat mengukur
frekuensi kekerasan verbal yang terjadi pada tayangan Program Rumah Uya Trans
7 Episode 17 s/d 28 Oktober 2017. Serta dapat mengambil simpulan dari hasil
pengukuran yang di lakukan.
1.6.2 Unit Analisis
Langkah awal yang penting dalam analisis isi adalah unit analisis.
Krippendorff (2007:97), mendefinisikan unit analisis sebagai apa yang
diobservasi, dicatat dan dianggap sebagai data, memisahkan menurut batas-
batasnya dan mengidentifikasi untuk analisis berikutnya14
. Unit analisis secara
sederhana dapat digambarkan sebagai bagian dari isi yang kita teliti dan kita pakai
untuk menyimpulkan isi dari suatu teks. Bagian dari isi ini bisa berupa kata,
kalimat, foto, scene (potongan adegan), paragraf.
Dalam penelitian ini, bentuk unit analisis yang digunakan oleh peneliti
adalah unit pencatatan. Jika unit sampling hanya mencantumkan apa isi apa yang
di analisis, sementara unit pencatatan mencantumkan mengenai bagian apa dari isi
12
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2012), h.89 13
Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi
dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 4. 14
Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi
dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 59.
19
yang dicatat, dihitung dan dianalisis. Unit analisis dalam penelitian ini adalah
semua adegan yang mengandung unsur kekerasan verbal yang tayang pada
program Rumah Uya episode 17-28 Oktober 2017.
1.6.3 Populasi
Populasi adalah anggota dari semua objek yang ingin kita ketahui isinya
baik berupa manusia, benda, video, berita maupun jenis lainnya. Populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang dimaksudkan
adalah keseluruhan tayangan program Rumah Uya Trans 7.
1.6.4 Teknik Sampling
Dalam analisis isi terdapat beragam metode dalam penarikan sampel.
Secara umum penarikan sampel ini, dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yakni
penarikan sampel acak (Random / probability Sampling) dan penarikan sampel
tidak acak (non-random / non- probability Sampling).
Penarikan sampel acak adalah teknik penarikan sampel yang
menggunakan hukum probabilitas, dimana memberi kesempatan atau peluang
yang sama kepada anggota populasi untuk terpilih sebagai sampel. Anggota
sampel terpilih bukan karena kesengajaan atau subjektivitas peneliti, tetapi benar
– benar karena hukum probabilitas.
20
Dalam penelitian ini digunakan teknik sampel purposive Sampling.
Sampel Purposive (Purposive Sampling) merupakan perbaikan dari sampel
sembarang (convenience sampling). Dalam sampel sembarang, peneliti
mengambil sembarang sampel asal sesuai dengan target populasi yang telah
ditentukan. Kesulitan teknis (waktu dan biaya) juga kerap dipakai sebagai dasar
pertimbangan dalam melakukan penarikan sampel sembarang. Dalam sampel
purposive peneliti secara sengaja memilih sampel atau periode tertentu atas dasar
pertimbangan ilmiah. Sampel tidak dipilih secara acak namun berdasarkan
pertimbangan yang kuat dari peneliti.
yaitu tayangan Program Rumah Uya di Trans 7 Episode 17 s/d 28 Oktober
2017. Tayangan program Rumah Uya pada periode oktober memiliki tingkat
rating yang cukup tinggi dan pada bulan agustus dan oktober 2017 terjadi
pelanggaran siaran yang dilakukan oleh Rumah Uya. Serta mengingat kesulitan
dalam mengumpulkan data dan mencari keseluruhan episode membuat peneliti
memilih tayangan episode 17 s/d 28 Oktober 2018.
1.6.5 Sampel
Sampel merupakan anggota dari populasi, sampel diambil untuk lebih
memudahkan penelitian yang dilakukan. Sampel dalam penelitian ini adalah
tayangan Program Rumah Uya episode 17 s/d 28 Oktober 2017 yang berjumlah
11 video, kemudian peneliti memilih sampel sebanyak 10 episode yaitu tayangan
pada tanggal 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28 Oktober 2017. Pemilihan ini
karena sifat program Rumah Uya pada periode ini bersifat homogen atau
kesamaan konsep antar episodenya yaitu proses mediasi beberapa orang yang
21
bermasalah dengan asmaranya. Serta karena tayangan pada periode ini memiliki
rating yang cukup tinggi dan 2 episode pada periode 18 dan 19 Oktober 2017
mendapat teguran dari KPI karena melanggar aturan P3 SPS.
1.6.6 Variabel Penelitian dan Operasional konsep
Penelitian analisis isi dimulai dari konsep. Konsep merupakan semacam
gambaran singkat dari realitas sosial, dipakai untuk mewakili suatu realitas yang
kompleks15
. Konsep merupakan representasi yang dipakai oleh ahli atau ilmuwan
untuk menggambarkan suatu gejala. Konsep yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah konsep kekerasan verbal yang terjadi dalam program acara Rumah Uya
Trans 7.
Setelah konsep ditentukan peneliti melakukan konseptualisasi, yaitu proses
memberi konsep16
. Maka hal yang kemudian dilakukan adalah operasionalisasi
yaitu menurunkan dari definisi yang abstrak menjadi lebih konkret sehingga
mudah dipahami. Konseptualisasi merupakan proses memberi arti atau definisi
dari konsep yang telah dibuat. Setelah konseptualisasi dibuat, konsep yang abstrak
dioperasionalisasikan menjadi indikator – indikator yang dapat diamati secara
empiris. Konsep penelitian dalam penelitian ini adalah adegan kekerasan verbal
yang terjadi dalam program Rumah Uya Trans 7. Kekerasan verbal yaitu semua
bentuk tindakan ucapan yang mempunyai sifat menghina, membentak, memaki,
dan menakuti dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Kategori
Operasional Konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
15
Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi
dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 175. 16
Ibid, h. 174.
22
Variabel Indikator Definisi
Kekerasan Verbal
Menghina Mengucapkan kata-kata merendahkan
untuk merendahkan orang lain
Membentak memarahi dengan suara keras atau
menghardik
Memaki
mengucapkan kata-kata keji, tidak pantas,
kurang adat untuk menyatakan kemarahan
atau kejengkelan
Mengancam
menyatakan maksud (niat, rencana) untuk
melakukan sesuatu yang merugikan,
menyulitkan, menyusahkan, atau
mencelakakan pihak lain
Memaksa memperlakukan, menyuruh, meminta
dengan paksa
1.6.7 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan atas data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau
tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa menjadi respoden maupun
subjek penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sumber sekunder. Data sekunder bersifat melengkapi data primer.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari tayangan
“Rumah Uya “ yang tayang di Trans 7 kemudian diunggah di akun youtube pada
bulan oktober 2017 lalu dianalisis dengan mengamati setiap perkataan pemain
melalui aspek yang dijelaskan pada kerangka pikir.
23
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui media studi
pustaka untuk mendapatkan informasi yang relevan dan data-data yang dapat
dipakai untuk menyelesaikan masalah. Selain itu data-data juga didapatkan
melalui media massa dan juga internet.
1.6.8 Teknik Pengumpulan Data
Mengingat pentingnya data pada suatu penelitian, maka data tersebut harus
dicari atau dikumpulkan dengan menggunakan teknik tertentu. Pada penelitian
kali ini lebih banyak menggunakan studi pustaka sebagai bahan penelitian.
a. Dokumentasi
Dokumen adalah merupakan sebuah teknik untuk mencari dan
mendapatkan data mengenai hal-hal yang tertulis. Peneliti berusaha
mendokumentasikan segala hal yang diperlukan dalam proses penelitian mulai
dari melihat langsung rekaman program “Rumah Uya” Trans 7 yang telah
diunggah di Youtube, dan mencari informasi yang terkait dengan masalah-
masalah penelitian baik dari buku, Koran dan internet sebagai acuan dalam
penelitian skripsi ini.
1.6.9 Teknik Analisis Data
Keseluruhan data yang diperoleh dan dikumpulkan akan dianalisa
berdasarkan teori yang terkait yaitu kekerasan verbal. Lalu keseluruhan data
tersebut akan dideskripsikan dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan suatu
24
pembahasan data yang bersifat deskriptif. Adapun tahapan analisis data dalam
penelitian ini yaitu :
a. Menentukan sampel yang akan di teliti yaitu Program Rumah Uya Episode 17
s/d 28 Oktober 2017.
b. Menyusun indikator kekerasan verbal kemudian dituangkan ke dalam tabel
koding.
c. Melaksanakan penelitian dengan cara melihat tayangan yang ada kemudian
dikelompokkan berdasarkan tabel koding yang telah dibuat.
d. Menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah terkumpul.
e. Membuat simpulan berdasar perhitungan statistik dari data yang telah
dikumpulkan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi
frekuensi untuk mengetahui frekuensi kemunculan masing – masing kategori
dengan cara meng-capture beberapa sampel adegan yang mengandung unsur
kekerasan verbal. Kemudian dianalisa dan ditarik simpulan. Pengumpulan
dadta dilakukan dengan cara menggunakan lembar pengkodean (coding
sheet) yang sudah di persiapkan.
25
1.6.10 Teknik Keabsahan Data
1.6.10.1 Uji Validitas Data
Uji validitas berkaitan dengan apakah alat ukur yang secara tepat
mengukur konsep yang ingin diukur. Dalam analisis isi uji validitas penting
dilakukan karena temuan – temuan yang didapat di dasarkan pada alat ukur yang
dipakai. Krippendorff (2004:313) mendefinisikan validitas sebagai kualitas hasil
penelitian yang membawa seseorang untuk meyakini bahwa fakta-fakta yang ada
tidak dapat ditentang17
.
Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas muka yaitu jenis validitas
yang paling dasar yang berkaitan dengan apakah alat ukur yang di pakai
mengukur konsep yang ingin diukur. Uji validitas muka yang dipilih ialah uji
validitas muka dengan konsultasi kepada ahli untuk mengevaluasi alat ukur
apakah sudah sesuai atau tidak.
1.6.10.2 Uji Reliabilitas Data
Analisis juga harus mempunyai reliabilitas atau keandalan selain valid.
Reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang kita pakai
akan menghasilkan temuan yang sama, berapa kali pun dipakai. Alat ukur yang
reliabel seharusnya melahirkan hasil yang sama dari serangkaian gejala yang
sama, tanpa tergantung kepada keadaan. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan oleh dua orang koder yang dijadikan sebagai perbandingan hasil
17
Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi
dan ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 259.
26
perhitungan data penelitian sehingga kebenarannya tetap tidak berubah. Adapun
syarat menjadi koder dalam penelitian ini yaitu pernah menonton tayangan
Program Rumah Uya Trans 7, memahami tentang kekerasan verbal serta bersedia
menjadi koder.
Untuk mendapatkan keakuratan hasil dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan rumus Holsti untuk menghitung data yang sudah diperoleh dari
kedua koder.
Reliabilitas Antar Coder = 2M
N1 + N2
Ket :
M : Jumlah coding yang sama (disetujui oleh masing-masing koder)
N1 : Jumlah coding dibuat oleh koder 1
N2 : Jumlah coding dibuat oleh koder 2
27
BAB II
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
2.1 Trans 7
2.1.1 Sejarah Berdirinya Trans 7
TRANS 7 yang semula bernama TV7 dimulai pada tanggal 22 Maret
2000 yang diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Nomor 8687 Tahun 2001
tanggal 28 Desember 2001 sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh. Pada
tanggal 4 Agustus 2006 Kelompok Kompas Gramedia membangun hubungan
kerjasama strategis dengan CT Corp dan sejak itu TV7 berubah menjadi Trans 7.
Saat ini TRANS 7 beroperasi berdasarkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran
Nomor 1820 Tahun 2016 tanggal 13 Oktober 2016 yang dikeluarkan oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, sebagai bagian dari
kelompok media yang berada dalam naungan CT Corp.
Trans 7 menjadi televisi pilihan pemirsa Indonesia dengan positioning Smart,
Entertaining & Family. Dalam perjalanannya sampai dengan saat ini, siaran Trans 7
telah tersebar di 29 provinsi di Indonesia. Sebanyak 40 stasiun transmisi telah
beroperasi untuk memperluas jangkauan siaran secara nasional dan dioperasikan oleh
sumber daya setempat.
28
Berbagai pilihan program yang menghibur sekaligus membuka cakrawala
pemirsa untuk lebih mengenal Indonesia dan Dunia, lebih mencintai budaya bangsa
serta berpetualang menjelajahi alam dengan menyajikan program unggulan yang
inspiratif, informatif dan menghibur. Trans 7 diharapkan mampu membangun
keterikatan pemirsa sebagai televisi sahabat keluarga Indonesia.
Berlokasi di Kawasan Terpadu CT Corp, dan didukung oleh peralatan terbaru
yang akan memberikan Tayangan High Definition dengan kualitas gambar yang lebih
baik. Tidak hanya itu, Trans 7 juga memiliki 6 buah studio yang terintegrasi dalam
komplek studio khusus bernama G7 yang terletak di kawasan Kuningan Jakarta
Selatan.
Dengan sinergi dalam group TRANSMEDIA bersama Trans TV, Detikcom,
Transvision, CNN Indonesia, CNN Indonesia.com dan bisnis holding yang semakin
meluas, diharapkan dapat semakin memperkokoh eksistensi Trans 7 dalam
menghadapi peta persaingan bisnis pertelevisian Indonesia1.
2.1.2 Visi & Misi Trans 7
Visi :
Menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan Asean.
1 https://www.Trans 7.co.id/about#profile\ diakses pada 11 April 2018
29
Misi :
Menjadi wadah ide dan aspirasi guna mengedukasi dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.
2.1.3 Logo Trans 7
Logo sangat penting dalam merepresentasikan image sebuah perusahaan,
berikut ini merupakan gambar dan deskripsi mengenai logo Trans 7.
Gambar 2.1
Logo Trans 7
Sumber : www.Trans 7.co.id
Logo Trans 7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan
ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah
beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan batu
safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi terhormat di
antara batu-batu berlian lainnya.
30
Atiek Nur Wahyuni
President Director
Titin Rosmasari
News Division Head
Muhammad Ridha
Sales Division Head
Robert Sihombing
Sales Division Head
Anita Wulandari
Marketing PR Division Head
Muhammad Ichsan
Marketing Division Head
Leona Anggraeni
Programming Division Head
CH. Suswati
FRM Director
Andi Chairil Edward
Produciton Director
2.1.4 Struktur Perusahaan Trans 7
Gambar 2.2
Struktur Perusahaan Trans 7
Sumber : www.Trans7.co.id
2.2 Program Rumah Uya
2.2.1 Deskripsi Program Rumah Uya
Rumah Uya merupakan program talkshow yang memiliki tujuan utama untuk
menjadi mediator sekaligus mencarikan solusi bagi pihak-pihak yang
berseteru. Dalam website Rumah Uya mendeskripsikan mampu memberikan value
positif lewat kehadiran Pemuka Agama (Ustadz/Ustadzah) dengan tutur kata yang
31
tidak menggurui dan mudah dipahami. Tayangan tayang secara regular hari senin
sampai dengan jumat, namun terkadang dihari sabtu tayangan ini juga mengisi slot
tayangan di Trans 7 bahkan pada bulan ramadhan tayangan ini tayang setiap hari.
Tayangan dibagi menjadi 4 segmen dengan commercial break.
Kemasan program yang ringan, kekinian, serta mengangkat kisah-kisah yang
dekat dengan dunia anak muda membuat program ini familiar di kalangan anak
muda. Tak hanya itu, konsep program yang mampu mengakomodir berbagai
permasalahan dari segala usia berdampak pada cakupan pemirsa Rumah Uya yang
sangat lebar. Tercatat pemirsa muda hingga tua mampu berkontribusi terhadap
performa program ini. Pembahasan kasus yang dipenuhi kejutan-kejutan dari
berbagai karakteristik klien, treatment – treatment pembahasan yang menarik dan
rangkuman pembelajaran yang disampaikan oleh Ustadz/Ustadzah menjadikan
Rumah Uya sebagai tayangan yang full entertaining bagi seluruh anggota keluarga2.
2 https://www.Trans 7.co.id/programs/rumah-uya diakses pada 11 April 2018
32
Gambar 2.3
Logo Program Rumah Uya
Sumber : www.Trans 7.co.id
Kontak Media Rumah Uya
- Hotline SMS : 081283453001
- Email: [email protected]
- Twitter : @RumahUya_Trans 7
- Instagram : @rumahuya_Trans 7
2.2.2 Tim Produksi Program Rumah Uya
1. Penanggung Jawab Produksi : Andi Chairil
2. Penanggung Jawab Program : Yustina Pramita
3. Perancang Eksekutif : Renny Roosalyn
4. Perancang Acara Madya : Ifa Dania, Ivan David Siregar
5. Asisten Produksi : Iin Irmawati, Dwi Endri, Alfi Azano
33
6. Tim Kreatif : Denak Kiki, Dea Yala Gresia, Monika Astridlia, Karina
Swedianti, Elfreda Ruth S, Jessica, Ruth Sandang, Aprio Waluwa, Bobby
Suyapto
7. Penanggung Jawab Pengembangan Kreatif dan Riset Produksi : Teguh S.
Usis
8. Pengembangan Kreatif dan Riset Produksi : Agung Novriandi A. (Spv.),
Yusdi Wibowo, Novy Erlita Indriana
9. Unit Artis : Bangbang Syafrudin (Spv.), Dwita Afriana
10. Unit Sponsorship Produksi : Dean Adit Prapanca (Spv.), Valentina Elyn
11. Admin Produksi : Rainold (Spv.), Donna Sulwani
12. Unit Produksi : Rami Ansah, Tri jaya Saputra, Mia Almira, Fellacia Suciana
13. Penanggung jawab Pelayanan Teknik dan Produksi : Andi Chairil
14. Penanggung jawab Pelayanan Produksi : Lambok Sibarani
15. Perancang Teknik : Habib jayaudin (Sec. Head), Budi
16. Penanggung jawab Studio & OB Van : Ratna Bayu S.A.
17. Pengarah Visual : Diego Ferdelino A.P.
18. Penata Suara : Ali Ridwan (Spv.), Hufron Wahyudi, Ibnu Krisna, Vicky Fawzy
19. Penata Gambar : Ratno Bayu S. A. (Spv.), Rullianto Kurniawan, Andhita
Chandra, Dyah Novianti, Novita Rinawati
20. Penata Cahaya : Risqi Rafisnauli (Spv.), Eduardus Kristamtomo
21. Penyelaras Kamera : Mawaddah
22. Ruang Kendali Siar : Yosy Ardhani (Spv.)
23. Operator VTR : Isyana Wisnu Wardani
34
24. Penata Akasara : Refan handono L. Y.
25. Sosial Media : Tim DHQ Trans 7
26. Pengarah Acara : Prastowo Kristianto (Spv.), Andhianto Suwardhana
27. Pemandu Gambar : Prastawa Kristianto (Spv.), Daniel Einar
28. Penanggung jawab Pasca Produksi : Alvino Zuhri Widodo
29. Penanggung Jawab Artistik : Fernando hutagalung
30. Penyunting Gambar : Bayu Bramaswara (Spv.), Dani Nudiman (Spv.),
Firmansyah, Farid, Agus
31. Perlengkapan Set : Agi Iksandi (Spv.), Kariaman Gultom
32. Perencana Set : Juldy Listyo M (Spv.), Astri Rediati
33. Pelaksana Set : Agi Iksandi (Spv.), Andiyadi Ahmad
34. Dokumentasi Gambar : Agung Leksmana (Spv.)
35. Penata Busana : Florensia
36. Pendukung Multimedia : Apri Triyanto
37. Penata Rias : Hanis Wazirah (Spv.)
38. Penanggung jawab Peralatan : Budhisatata Ishak Koesen
39. Penanggung Jawab Pendukung Peralatan Siar : Lilik Suherman
40. Penanggung Jawab Pendukung Teknik : Budhisatata Ishak Koesen
41. Pendukung Teknik : Aziz Rohman (Spv.), Rio Pardede
42. Pendukung Instalasi : Herman
43. Penanggung Jawab Transmisi : Heribertus Kongkolu
44. Penanggung Jawab Teknologi Informasi : Firman Wahyudi
45. Transmisi : Ragil
35
46. Teknologi Informasi : Harpe Aidil F. (Spv.), Angga Pratama (Spv.), Bambang
(Spv.), Mathli
47. Pusat Ruang Kendali Siar : Irfansyah (Spv.), Sudiyanto, Feriyando, Fahmi
Hakim
48. Teknikal On Air : Dwi Aji Cahya Gamma (Spv.), Budi, Andro, Toto
49. Penanggung Jawab Promosi Siaran : Joseph Lukman
50. Penanggung Jawab Sales Marketing : Atiek Nurwahyuni
51. Pendukung Siaran & Multimedia : Bambang Heryawan Hess (Spv.)
52. Library : Tim Lybrary Trans 7
53. Penanggung jawab Keuangan : Suswati Handayani
54. Penanggung Jawab Program : Leona Anggraeni
55. Promosi Siaran : Paulus Gunawan (Sec. Head), Alda Kazimir Adzi (Spv.),
Riyan
56. Penata Grafis : Triya B. Mulyadi (Spv.), Johan Kurniawan
57. Penanggung jawab Pengadaan : Iswarini Gita Anjali (Unit Head), Suci ,
Apriyanti (Spv.), Nita Mardiana (Spv.), Indra Sinaga, Erwin
58. Elektrikal Mekanikal : Sriyama Esti Widodo (Sec. Head), Tahrudin
59. Perlengkapan : Tim GS Trans 7
60. PABX : Denny Aryanto
61. Pengisi Suara : Uya Kuya, Jesica Veranda, Ceu Idar, Umi Yuyun, Atta
62. Keamanan : Tim Keamanan TRANSCORP
63. Pengemudi : Tim Driver Trans 7
Sumber : Credit Title Program Rumah Uya 19 Oktober 2018
36
2.2.3 Penghargaan & Kontroversi Rumah Uya
Program Rumah Uya berhasil mendapatkan penghargaan Panasonic Gobel
Award 2017 kategori program Talk Show terfavorit dengan menyingkirkan 9 program
lainnya diantaranya Kesembilannya adalah Hitam Putih yang ditayangkan Trans
7, Ini Talk Show yang ditayangkan Net TV, Kick Andy yang ditayangkan Metro
TV, Mata Najwa yang ditayangkan Metro TV, Ada Ada Aja yang
ditayangkan Global TV, Dr Oz yang ditayangkan Trans TV, Indonesia Lawyer Club
yang ditayangkan TV One, Rumpi No Secret yang ditayangkan Trans TV, dan Sarah
Sechan yang ditayangkan Net TV3.
Gambar 2.4
Uya Kuya Berserta Istri Menunjukkan Trofi Panasonic Gobel Award 2017
Mewakili Rumah Uya
Sumber : http://style.tribunnews.com
3http://makassar.tribunnews.com/2017/10/28/menang-di-panasonic-gobel-awards-
rumah-uya-malah-dapat-celaka-ketahuan-begini-setting-an-acaranya diakses pada
11 April 2017
37
Namun dibalik penghargaan yang didapat oleh Program Rumah Uya sebagian
masyarakat merasa penghargaan yang diterima program Rumah Uya tidak pantas
didapatkan karena dinilai program ini kurang bermutu dan dianggap telah diatur
sedemikian rupa karena pada salah satu episode yang disiarkan secara live, memiliki
adegan bahwa salah seorang narasumber perempuan meminta kepada tim Rumah Uya
untuk mengetahui pacarnya selingkuh atau tidak, kemudian Rumah Uya mengutus
dua agen untuk mendatangi laki-laki yang diminta oleh narasumber perempuan untuk
didatangi dengan menggunakan kamera tersembunyi. Namun dalam adegan tersebut
clip on si laki-laki jatuh dan si laki-laki melihat kearah kamera sehingga masyarakat
mengganggap acara ini telah diatur sedemikian rupa4.
Selain itu Program Rumah Uya tiga kali mendapat teguran dari Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat karena melanggar Peraturan Program Siaran dan
Standar Program Siaran (P3 SPS). Adapun Pelanggaran yang dilakukan yaitu
1. Surat bertanggal 18 Desember 2015 berupa teguran tertulis karena Program
tersebut pada tanggal 2 Desember 2015 mengupas masalah pribadi (konflik
asmara) pasangan anak muda secara detail, sehingga memicu amarah para pihak
berkonflik serta saling mengungkapkan aib masing-masing. Selain itu, pada
tanggal 4 Desember 2015 serta 24, 25 dan 26 November 2015 program ini juga
mengupas secara detail konflik keluarga dan asmara. Meskipun penayangan
tersebut sudah diizinkan oleh pihak berkonflik, namun lembaga penyiaran tidak
4https://www.brilio.net/selebritis/adegan-ini-disebut-bukti-kalau-acara-rumah-uya-
hanya-settingan-170206k.html diakses pada 11 April 2017
38
dapat menyajikan materi kehidupan pribadi dalam seluruh isi mata acara, kecuali
demi kepentingan publik, terlebih lagi jika hal tersebut dapat memperburuk
keadaan objek yang disiarkan. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai
pelanggaran atas penghormatan terhadap hak privasi, perlindungan anak-anak
dan remaja dan penggolongan program siaran.
KPI Pusat memutuskan bahwa program siaran tersebut telah melanggar
Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 13,
Pasal 14 Ayat (1) dan Pasal 21 Ayat (1) serta Standar Program Siaran Komisi
Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 13 Ayat (1) dan (2), Pasal 14 huruf c,
Pasal 15 Ayat (1) dan Pasal 37 Ayat (4) huruf a. Atas dasar tersebut, KPI Pusat
menjatuhkan sanksi administratif Teguran Tertulis5.
2. Surat bertanggal 5 September 2017 berupa teguran tertulis karena Berdasarkan
pemantauan dan hasil analisis, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat)
menilai Program Siaran “Rumah Uya” yang ditayangkan oleh stasiun TRANS 7
pada tanggal 21, 22 dan 23 Agustus 2017 tidak memperhatikan ketentuan tentang
penghormatan terhadap hak privasi sebagaimana telah diatur dalam Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI Tahun 2012.
Program Siaran tersebut menampilkan konflik pribadi (konflik asmara) hingga
para pihak mengungkapkan aib masing-masing. KPI Pusat menilai muatan
privasi tersebut tidak dapat ditayangkan. Berdasarkan hal tersebut, KPI Pusat
memutuskan untuk memberikan Peringatan.
5 http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi/33189-teguran-tertulis-
program-siaran-rumah-uya-trans-7 diakses pada 21 Februari 2018
39
Peringatan ini merupakan bagian dari pengawasan KPI Pusat terhadap
pelaksanaan peraturan serta P3 dan SPS oleh lembaga penyiaran, sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU
Penyiaran)6.
3. Surat bertanggal 27 Oktober 2017 berupa teguran tertulis karena Program siaran
tersebut pada tanggal 19 Oktober 2017 menayangkan muatan dua orang wanita
yang bertengkar karena saling mengaku sebagai pasangan seorang pria. Pria
tersebut kemudian mengungkap bahwa wanita yang berkacamata memiliki pria
lain selain dirinya. KPI Pusat menilai muatan privasi demikian tidak layak
ditampilkan, terutama bila menjadi materi yang disajikan dalam seluruh isi mata
acara. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran atas kewajiban
program siaran untuk menghormati hak privasi dalam kehidupan pribadi objek
siaran.
KPI Pusat memutuskan bahwa tayangan tersebut telah melanggar Pedoman
Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 13 dan Pasal
14 serta Standar Program Siaran Pasal 13 Ayat (1), (2), Pasal 14 huruf a, b, c, dan
Pasal 15 Ayat (1). Berdasarkan pelanggaran tersebut, KPI Pusat memberikan
sanksi administratif Teguran Tertulis. Sebelumnya KPI juga menemukan muatan
serupa pada tanggal 18 Oktober 2017 pukul 17.01 WIB. Terdapat muatan
6 http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi/34103-peringatan-untuk-
program-siaran-rumah-uya-trans-7 diakses pada 2 februari 2018
40
seorang pria yang marah dan merusak properti serta dua pasang pria dan wanita
yang saling berselisih terkait perilaku wanita berambut panjang7.
7http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi/34160-teguran-tertulis-untuk-
program-siaran-rumah-uya-trans-7 diakses pada 2 Februari 2018
41
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini, akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan analisis data
yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil
pengolahan data tersebut.
3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh rekaman tayangan yang di
unggah di youtube. Adapun tayangan yang akan diteliti yaitu 10 episode dimulai dari
tanggal 17 Oktober 2017 s/d 28 Oktober 2017 yang berjumlah 10 video yaitu
tayangan pada tanggal 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28 Oktober 2017. Kemudian
dibagi menjadi 4 video per episode sesuai dengan banyaknya segmen tayangan
Program Rumah Uya Trans 7 yaitu sebanyak 4 segmen setiap episodenya. Pemilihan
episode yang akan diteliti didasarkan pada banyaknya tayangan yang memiliki rating
tinggi yaitu pada periode 17, 18, 20, 24, 26, 27, 28 Oktober 2017, serta 3 tayangan
yang memiliki rating rendah yaitu pada episode 19, 23, dan 25 Oktober 2017. Hal ini
dilakukan agar peneliti tidak hanya meneliti tayangan yang memiliki rating tinggi saja
namun juga tayangan yang memiliki rating rendah. Pertimbangan lainnya yaitu pada
episode tanggal 18, 19 Oktober 2017 mendapatkan teguran dari KPI karena tayangan
tersebut tidak menghargai hak privasi kehidupan pribadi objek siaran, dengan kedua
alasan tersebut menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian pada periode
tersebut.
42
keseluruhan episode yang diunduh memiliki kualitas video 480x360 pixel
dengan ukuran data keseluruhan sebesar 2,52 gigabyte. Setiap episode yang
terkumpul kemudian dipindahkan dan disimpan ke dalam hardisk sebagai tempat
penyimpanan. Setelah video terkumpul, video – video tersebut kemudian di teliti dan
di koding sesuai dengan kategori yang telah ditentukan.
3.2 Karakteristik Responden / coder
Dalam penelitian analisis isi, coder akan berhadapan langsung dengan objek
yang diteliti. Karena coder berhadapan langsung dengan isi penelitian, maka coder
harus memiliki pendidikan dan pengetahuan akan bidang yang diteliti. Seperti halnya
dalam penelitian ini, coder harus memahami tentang kekerasan verbal.
Peneliti menggunakan dua orang coder dengan kriteria harus memahami jenis
– jenis kekerasan verbal. Maka dalam memilih koder memiliki kriteria memahami
jenis – jenis kekerasan verbal, pernah menonton tayangan Program Rumah Uya Trans
7 dan bersedia menjadi coder. Coder 1 adalah Arisanti Setyowardani, S.Psi, S.Pd.
beliau merupakan sarjana lulusan jurusan Psikologi Universitas Persada Indonesia
Yayasan Administrasi Indonesia (UPI YAI) Jakarta, Kemudian melanjutkan
Pendidikan Akta IV Pendidikan Guru di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.
HAMKA (UHAMKA) Jakarta, lalu melanjutkan Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini Universitas Terbuka Surabaya hingga lulus. Beliau bekerja sebagai guru
sejak 2009 di Yayasan Al Muslim, kemudian 2011 pindah ke yayasan AlHikmah
sebagai Konselor. Coder 2 yaitu Diah Ayu Prameswari, beliau merupakan mahasiswa
43
Semester IV Universitas Narotama Surabaya Jurusan Pendididkan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini. Beliau sekarang bekerja sebagai Guru TK di Yayasan TK Teratai.
Pemilihan kedua coder tersebut karena mereka memiliki pemahaman tentang jenis –
jenis kekerasan verbal serta memiliki kemampuan analisis yang baik.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah program Rumah Uya Trans 7
yang tayang pada tanggal 17 Oktober 2017 sampai dengan 28 Oktober 2018 di
Trans 7 dan diunggah di youtube. Rumah Uya merupakan program yang
menayangkan tentang proses penyelesaian masalah dari pemirsanya yang ingin
menyelesaikan masalahnya di program ini. Tak jarang dalam penayangannya
program Rumah Uya menampilkan pertemuan pihak – pihak yang berkonflik
sehingga terjadi kekerasan verbal.
3.3 Hasil Penelitian
3.3.1 Uji Validitas Penelitian
Validitas disini untuk menguji apakah alat ukur yang dipakai sudah benar dan
tepat untuk meneliti masalah yang akan di analisis. Penelitian ini menggunakan
coding sheet sebagai alat ukur, validitas yang peneliti gunakan adalah validitas muka
yaitu mengajukannya kepada ahli analisis isi. Ahli yang peneliti maksud disini adalah
Dosen Ilmu Komunikasi Bapak M. Choliel, S.Kom, M.Si.
44
3.3.2 Uji Reliabilitas Antar Coder
3.3.2.1 Uji Releabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Menghina
Tabel 3.1
Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Menghina
No Episode Segmen Coder 1 Coder 2 Setuju (S) Tidak Setuju (TS)
1 17 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 1 1 S
2 18 Oktober 2017
I 1 1 S
II 3 2 TS
III 1 1 S
IV 0 0 S
3 19 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
4 20 Oktober 2017
I 0 0 S
II 1 1 S
III 0 0 S
IV 1 1 S
5 23 Oktober 2017
I 1 1 S
II 2 2 S
III 1 3 TS
IV 1 1 S
6 24 Oktober 2017
I 3 2 TS
II 3 3 S
III 1 1 S
IV 0 0 S
7 25 Oktober 2017
I 1 1 S
II 2 2 S
III 1 1 S
IV 0 0 S
8 26 Oktober 2017 I 3 2 TS
II 5 5 S
45
III 0 0 S
IV 0 0 S
9 27 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
10 28 Oktober 2017
I 1 1 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
Total 33 32
Jumlah S = 36
Jumlah TS = 4
Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(36)/(40+40)= 72/80 = 0,90
3.3.2.2 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Membentak
Tabel 3.2
Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Membentak
No Episode Segmen Coder 1 Coder 2 Setuju (S) Tidak Setuju (TS)
1 17 Oktober 2017
I 9 8 TS
II 13 13 S
III 8 8 S
IV 3 3 S
2 18 Oktober 2017
I 7 7 S
II 6 6 S
III 8 8 S
IV 1 1 S
3 19 Oktober 2017
I 2 2 S
II 12 13 TS
III 5 5 S
IV 1 1 S
4 20 Oktober 2017
I 3 3 S
II 6 6 S
III 2 2 S
46
IV 3 3 S
5 23 Oktober 2017
I 8 9 TS
II 15 16 TS
III 6 6 S
IV 6 6 S
6 24 Oktober 2017
I 10 12 TS
II 6 6 S
III 5 5 S
IV 8 8 S
7 25 Oktober 2017
I 9 9 S
II 7 7 S
III 1 1 S
IV 0 0 S
8 26 Oktober 2017
I 5 5 S
II 6 6 S
III 3 3 S
IV 1 1 S
9 27 Oktober 2017
I 8 8 S
II 5 5 S
III 26 23 TS
IV 4 4 S
10 28 Oktober 2017
I 1 1 S
II 1 1 S
III 16 14 TS
IV 2 2 S
Total 248 247
Jumlah S = 33
Jumlah TS = 7
Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(33)/(40+40)= 66/80 = 0,83
47
3.3.2.3 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Memaki
Tabel 3.3
Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Memaki
No Episode Segmen Coder 1 Coder 2 Setuju (S) Tidak Setuju (TS)
1 17 Oktober 2017
I 0 0 S
II 1 2 TS
III 1 1 S
IV 0 0 S
2 18 Oktober 2017
I 1 1 S
II 1 2 TS
III 3 2 TS
IV 0 0 S
3 19 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
4 20 Oktober 2017
I 1 1 S
II 4 4 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
5 23 Oktober 2017
I 1 1 S
II 1 1 S
III 1 1 S
IV 1 1 S
6 24 Oktober 2017
I 0 0 S
II 1 3 TS
III 0 0 S
IV 1 1 S
7 25 Oktober 2017
I 2 1 TS
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
8 26 Oktober 2017
I 1 1 S
II 0 0 S
III 1 1 S
IV 1 1 S
9 27 Oktober 2017 I 0 0 S
48
II 1 1 S
III 1 1 S
IV 0 0 S
10 28 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
Total 25 27
Jumlah S = 35
Jumlah TS = 5
Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(35)/(40+40)= 70/80 = 0,88
3.3.2.4 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Mengancam
Tabel 3.4
Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Mengancam
No Episode Segmen Coder 1 Coder 2 Setuju (S) Tidak Setuju (TS)
1 17 Oktober 2017
I 1 0 TS
II 1 1 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
2 18 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
3 19 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
4 20 Oktober 2017
I 0 0 S
II 1 1 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
5 23 Oktober 2017 I 1 1 S
II 0 0 S
49
III 1 1 S
IV 0 0 S
6 24 Oktober 2017
I 1 1 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
7 25 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
8 26 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
9 27 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
10 28 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
Total 6 5
Jumlah S = 39
Jumlah TS = 1
Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(39)/(40+40)= 78/80 = 0,98
3.3.2.5 Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Memaksa
Tabel 3.5
Uji Reliabilitas Indikator Kekerasan Verbal secara Memaksa
No Episode Segmen Coder 1 Coder 2 Setuju (S) Tidak Setuju (TS)
1 17 Oktober 2017
I 0 0 S
II 1 1 S
III 3 4 TS
50
IV 0 0 S
2 18 Oktober 2017
I 2 2 S
II 0 0 S
III 1 1 S
IV 0 0 TS
3 19 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
4 20 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
5 23 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
6 24 Oktober 2017
I 0 0 S
II 1 1 S
III 2 1 TS
IV 0 0 S
7 25 Oktober 2017
I 4 4 S
II 0 0 S
III 1 1 S
IV 0 0 S
8 26 Oktober 2017
I 1 1 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
9 27 Oktober 2017
I 1 1 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
10 28 Oktober 2017
I 0 0 S
II 0 0 S
III 0 0 S
IV 0 0 S
Total 17 17
Jumlah S = 37
Jumlah TS = 3
Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(37)/(40+40)= 74/80 = 0,93
51
Berdasarkan tabel 3.1, 3.2, 3.3, 3,4 dan 3,5 di atas kita dapat mengetahui
bahwa antara coder 2 dan coder 1 mempunyai tingkat reliabel yang sangat tinggi,
yaitu melebihi angka minimum reliabilitas yang ditoleransi yaitu 0,7 atau 70% yang
ditentukan dalam formula Holsti1. Dimana pada indikator kekerasan verbal secara
menghina didapat angka reliabilitas sebesar 0,90 atau 90%. Indikator kekerasan
verbal secara membentak didapat angka reliabilitas sebesar 0,83 atau 83%. Indikator
kekerasan verbal secara memaki didapat angka reliabilitas sebesar 0,88 atau 88%.
Indikator kekerasan verbal secara mengancam didapat angka reliabilitas sebesar 0,98
atau 98%. Indikator kekerasan verbal secara memaksa didapat angka reliabilitas
sebesar 0,93 atau 93%.
Dari kelima uji reliabilitas yang telah dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa alat ukur yang telah dikategorisasikan oleh peneliti memiliki
keandalan dalam mengukur kekerasan verbal yang terjadi dalam program Rumah
Uya Trans 7. Dimana alat ukur yang dipakai menghasilkan temuan yang sama dari
kedua coder. Alat ukur yang reliabel seharusnya melahirkan hasil yang sama dari
serangkaian gejala yang sama, tanpa tergantung kepada keadaan. (Krippendorff,
2006:212)2.
1 Eriyanto, Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu komunikasi dan
ilmu-ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 290.
2 Ibid, h. 282.
52
3.4 Analisis Data
Dari hasil penelitian dan dari pengolahan data yang telah peneliti lakukan
untuk menjawab rumusan masalah pada penelitian ini, peneliti memperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 3.6
Tabel Perolehan Data Peneliti per episode
+ Episode Menghina Membentak Memaki mengancam Memaksa Jumlah
1
17
Oktober
2017
1 33 3 2 5 44
2
18
Oktober
2017
5 22 6 0 4 37
3
19
Oktober
2017
0 22 0 0 0 22
4
20
Oktober
2017
2 14 5 1 0 22
5
23
Oktober
2017
7 37 4 2 0 50
6
24
Oktober
2017
6 31 4 1 3 45
7
25
Oktober
2017
4 17 2 0 5 28
8
26
Oktober
2017
8 18 3 0 1 30
9
27
Oktober
2017
0 43 3 0 1 47
10
28
Oktober
2017
1 20 0 0 0 21
Jumlah 34 257 30 6 19 346
53
Pada episode 17 Oktober 2017 terjadi sebanyak 44 kekerasan verbal yang
terjadi. Yaitu terjadi 1 kekerasan verbal secara menghina, 33 kekerasan verbal secara
membentak, 3 kekerasan verbal secara memaki, 2 kekerasan verbal secara
mengancam, dan 5 kekerasan verbal secara memaksa.
Pada episode 18 Oktober 2017 terjadi sebanyak 37 kekerasan verbal yang
terjadi. Yaitu terjadi 5 kekerasan verbal secara menghina, 22 kekerasan verbal secara
membentak, 6 kekerasan verbal secara memaki, tidak terjadi kekerasan verbal secara
mengancam, dan 4 kekerasan verbal secara memaksa.
Pada episode 19 Oktober 2017 terjadi sebanyak 22 kekerasan verbal yang
terjadi. Yaitu 22 kekerasan verbal secara membentak, dan tidak terjadi kekerasan
verbal dari kategori lainnya.
Pada episode 20 Oktober 2017 terjadi sebanyak 22 kekerasan verbal yang
terjadi. Yaitu terjadi 2 kekerasan verbal secara menghina, 14 kekerasan verbal secara
membentak, 5 kekerasan verbal secara memaki, 1 kekerasan verbal secara
mengancam, dan tidak terjadi kekerasan verbal secara memaksa.
Pada episode 23 Oktober 2017 terjadi sebanyak 50 kekerasan verbal yang
terjadi. Yaitu terjadi 7 kekerasan verbal secara menghina, 37 kekerasan verbal secara
membentak, 4 kekerasan verbal secara memaki, 2 kekerasan verbal secara
mengancam, dan tidak terjadi kekerasan verbal secara memaksa.
Pada episode 24 Oktober 2017 terjadi sebanyak 45 kekerasan verbal yang
terjadi. Yaitu terjadi 6 kekerasan verbal secara menghina, 31 kekerasan verbal secara
membentak, 4 kekerasan verbal secara memaki, 1 kekerasan verbal secara
mengancam, dan 3 kekerasan verbal secara memaksa.
54
Pada episode 25 Oktober 2017 terjadi sebanyak 28 kekerasan verbal yang
terjadi. Yaitu terjadi 4 kekerasan verbal secara menghina, 17 kekerasan verbal secara
membentak, 2 kekerasan verbal secara memaki, tidak terjadi kekerasan verbal secara
mengancam, dan 5 kekerasan verbal secara memaksa.
Pada episode 26 Oktober 2017 terjadi sebanyak 30 kekerasan verbal yang
terjadi. Yaitu terjadi 8 kekerasan verbal secara menghina, 18 kekerasan verbal secara
membentak, 3 kekerasan verbal secara memaki, tidak terjadi kekerasan verbal secara
mengancam, dan 1 kekerasan verbal secara memaksa.
Pada episode 27 Oktober 2017 terjadi sebanyak 47 kekerasan verbal yang
terjadi. Yaitu tidak terjadi kekerasan verbal secara menghina, 43 kekerasan verbal
secara membentak, 3 kekerasan verbal secara memaki, tidak terjadi kekerasan verbal
secara mengancam, dan 1 kekerasan verbal secara memaksa.
Pada episode 28 Oktober 2017 terjadi sebanyak 21 kekerasan verbal yang
terjadi. Yaitu terjadi 1 kekerasan verbal secara menghina, 20 kekerasan verbal secara
membentak, serta tidak terjadi kekerasan verbal secara memaki, kekerasan verbal
secara mengancam, kekerasan verbal secara memaksa.
Berdasarkan perolehan data di atas, sebanyak 348 kekerasan verbal muncul
dari 10 episode selama periode 17 Oktober 2017 sampai dengan 28 Oktober 2017.
Episode yang paling banyak memunculkan kekerasan verbal adalah episode tanggal
23 Oktober 2017 yaitu sebanyak 50 kali kemunculan dan episode kemunculan
kekerasan verbal paling kecil adalah pada tanggal 28 Oktober 2017 yaitu sebesar 21
kali kemunculan.
55
Tayangan Program Rumah Uya Trans 7 yang paling dominan memuat
kekerasan verbal secara menghina adalah tayangan pada tanggal 26 Oktober 2017
yaitu sebanyak 8 kali, selanjutnya kekerasan verbal secara membentak paling banyak
terjadi pada episode tanggal 27 Oktober 2017 sebanyak 43 kali. Pada episode 18
merupakan episode dengan jumlah kemunculan kekerasan verbal secara memaki
terbanyak sebesar 6 kali, kemudian pada tanggal 17 dan 23 Oktober 2017 merupakan
kemunculan kekerasan verbal secara mengancam paling banyak masing – masing
sebesar 2 kali. Terakhir, dominasi kekerasan verbal secara memaksa terjadi pada 17
dan 25 Oktober 2017, masing-masing 5 kali kemunculan.
Dari keseluruhan episode yang diteliti, kekerasan verbal secara membentak
mendominasi dengan 257 kali atau 74,28% secara keseluruhan. Dapat dikatakan
bahwa membentak merupakan adegan mayoritas dari keseluruhan kekerasan verbal
yang terjadi. Kekerasan verbal secara menghina mendapatkan porsi kedua terbesar
dengan frekuensi kemunculan sebanyak 34 kali atau 9,83% secara keseluruhan.
Kekerasan verbal secara memaki terjadi sebanyak 30 kali atau 8,67% secara
keseluruhan. Selanjutnya kekerasan verbal secara memaksa, tingkat kemunculannya
sebesar 19 kali atau 5,49% secara keseluruhan. Adapun kekerasan verbal secara
mengancam memiliki frekuensi kemunculan terkecil yaitu sebanyak 6 kali atau
1,73% secara keseluruhan.
Berikut gambar diagram Prosentase indikator kekerasan verbal Program
Rumah Uya Trans 7 Episode 17 Oktober 2017 sampai dengan 28 Oktober 2017.
56
Gambar 3.1
Diagram Prosentase indikator kekerasan verbal
Tabel 3.7
Menit terjadinya kekerasan verbal pada program Rumah Uya Trans 7
No Episode Segmen Menghina Membentak Memaki mengancam Memaksa
1
17
Oktober
2017
I 9, 10, 11, 12 11
II 1, 2, 3, 4, 8,
9, 10, 11 2, 11 11 9
III 1, 2, 3, 4, 5,
6 4 1, 2
IV 5 4, 6
2
18
Oktober
2017
I 11 3, 8, 9, 11,
13, 15 11 3, 13, 14,
II 2, 3 1, 2, 5, 6 2, 3
III 6 2, 6, 7, 8 1, 2, 6 6
IV 1
3
19
Oktober
2017
I 12
II 1, 2, 3, 8,
12, 14, 15
III 3
IV 2
74,28%
9,83%
8,67% 5,49% 1,73%
Membentak Menghina Memaki Memaksa Mengancam
57
4
20
Oktober
2017
I 16, 17 16
II 4 1, 2, 4, 8,
10, 11
5, 6, 8,
11, 12 10
III 3, 8
IV 2 2, 3, 4
5 23Oktobe
r 2017
I 11 9, 11, 12,
13, 21 14 14
II 5, 8 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8 8
III 1, 4, 5 2, 4, 5, 6 8 7
IV 1 1, 2, 3, 4 4
6
24
Oktober
2017
I 1, 7, 9 7, 9, 12, 14,
15, 16, 17 13
II 1, 2 3, 6, 7 7, 6, 11 10
III 1 2, 4, 5 4, 6
IV 4, 5, 6, 7, 8 8
7
25
Oktober
2017
I 14 5, 7, 8, 10,
19, 20 10, 19 4, 6, 7, 10
II 2, 8 1, 3, 5, 6, 7,
11
III 4 5
IV
8
26
Oktober
2017
I 14, 15 1, 2, 4, 5,
11,12, 13 15 4
II 1, 2, 3, 8 1, 2, 3, 5, 6,
9
III 2, 4 3
IV 5, 5
9
27
Oktober
2017
I 2, 8, 9, 10 9
II 1, 2, 3
III 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9
IV 1, 4 1
10
28
Oktober
2017
I 11 6
II
III 1, 3, 4, 5, 6,
7, 11
IV 2, 3
Tabel di atas menunjukkan menit terjadinya kekerasan verbal per segmen.
58
Adapun jumlah segmen yang mengandung kekerasan verbal adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.8
Jumlah Segmen yang mengandung kekerasan verbal
No Indikator Jumlah Segmen Prosentase dari total segmen yang diteliti
1 Menghina 19 47,5%
2 Membentak 37 92,5%
3 Memaki 19 47,5%
4 Mengancam 6 15%
5 Memaksa 10 25%
Berdasarkan tabel 3.7 di atas Indikator kekerasan verbal secara membentak
memiliki prosentase kemunculan sebanyak 92,5% atau terjadi pada 37 segmen dari
total 40 segmen yang diteliti. Indikator kekerasan verbal secara memaki dan
menghina memiliki prosentase sebanyak 47,5% atau terjadi pada 19 segmen dari total
40 segmen yang diteliti. Indikator kekerasan verbal secara memaksa prosentase
kemunculan sebanyak 25% atau terjadi pada 10 segmen dari total 40 segmen yang
diteliti. Adapun kekerasan verbal secara mengancam memiliki prosentase
kemunculan setiap segmen terkecil yaitu 15% atau terjadi pada 6 segmen dari total
segmen yang diteliti secara keseluruhan.
59
Gambar 3.2
Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara menghina
pada tayangan episode 26 Oktober 2017 segmen 2
Vivi (baju merah muda) curiga dengan baju wanita dan sepatu yang ada dimobil
cowoknya dan mengira bahwa baju dan sepatu itu milik Vania.
Vivi : Dam, itu punya siapa dam? (sambil menunjuk sepatu)
Adam : Itu punya teman aku, nitip beli.
Vivi : Aku gak percaya sama kamu
Vania : Makanya Mbak jangan nuduh-nuduh.
Vivi: Eh Mbak Mbak laundry!, halu – halu babu! (halusinasi pembantu)
Vania ( Baju Krem ) : Eh!
Vivi : Lu diam aja! (dengan nada membentak) lu ngerusak hubungan gue dengan
cowok gue!.
60
Gambar 3.3
Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara menghina
pada tayangan episode 28 Oktober 2017 segmen 2
(Vina berada dibelakang studio mendengarkan cerita Irfan ke Host Rumah Uya
bahwa dia akan memutuskan Vina dan akan mengungkapkan perasaannya ke cewek
yang dia kenal dari facebook.)
Vina : Siapa yang kamu sayang? kamu gak usah kaget gitu deh, aku tuh udah ngeliat
kamu dari belakang tau gak?
Irfan : Maksudnya gini nih, aduh sayangku.
Vina : Sayang apalagi, ini bunga dari selingkuhan kamu kan?
Irfan : Ndak gini, aku mau cerita nih, aduh Mas Uya kan apa gue bilang, kalau dia
kesini kayak sapi ngamuk.
Vina : Apa? Sapi? Sapi Apa? Aku tuh udah setia sama kamu.
61
Gambar 3.4
Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara membentak
pada tayangan episode 23 Oktober 2017 segmen 3
Tim Rumah Uya mendatangkan Ichi (baju motif bunga) ke studio untuk klarifikasi
setelah Ichi diketahui jalan berdua dengan Artha pacar dari Rani.
Rani (Baju Pink) : Eh lu siapa?! Lu pacaran sama pacar gue?! ( Membentak )
Ichi : Bentar, lu siapa?
Rani : Gue pacarnya artha, lu Siapa? (Membentak)
Ichi : Sory-sory bentar, gue mantannya artha dan gue gak tau kalau artha punya pacar.
62
Gambar 3.5
Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara membentak
pada tayangan episode 18 Oktober 2017 segmen 2
Tim Rumah Uya mendatangkan Rizal (memakai jas) setelah Yoyo (jaket biru) curiga
dengan pacarnya Via berselingkuh dengan Rizal.
Rizal : Ini (kalung) aku pakein, ini selalu (meng) hilang (kan) (barang-barang) Mas
kalau tinggal dirumah saya selalu ketinggalan barang-barang dia. (tiba-tiba datang
sambil berusaha memakaikan kalung yang dibawa kepada Via)
Yoyo : Eh! ini apa apaan ?!, heh! (membentak sambil membanting HP yang
dipegang Rizal)
Rizal (berkumis) : Kamu tahu apa kamu! (membentak)
63
Gambar 3.6
Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaki
pada tayangan episode 17 Oktober 2017 segmen 3
Malvin jengkel kepada Haris (jaket abu-abu) sepupunya karena Haris meminjamkan
hutang kepada Ryan dengan syarat Ryan harus mau jadi pacar Malvin dan hutang
Ryan dianggap lunas jika mau melakukannya.
Host Uya : Tapi bagus kan terungkap sebelum pernikahan loe kan? Berarti Ryan gak
punya perasaan sama loe.
Malvin : Ya, tapi gue sakit hati Mas (sambil menangis)
Host Uya : Oke oke, sakit hati sama sepupu loe apa sama Ryan?
Malvin : Dua – duanya, namanya bangsat ini cowok (Sambil menangis)
Haris : Niat aku kan baik.
64
Gambar 3.7
Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaki
pada tayangan episode 25 Oktober 2017 segmen 1
Tim Rumah Uya menyembunyikan Tika (baju hitam) di belakang studio untuk
melihat reaksi Hadi ketika bertemu Awi karena Tika curiga Hadi selingkuh dengan
Awi. Sedangkan Hadi mengira bahwa Tika sedang berada di pedalaman. Hadi datang
membawa kalung untuk diberikan kepada Awi. Ketika Hadi memasangkan kalung
kepada Awi, Tika tiba-tiba datang dan melempar sepatu ke Hadi.
Tika : Mampus lo, makan tuh sepatu couple, makan tuh sepatu couple, kamu mau
apa di sini?
Hadi : Aku bisa jelasin
Tika : Nggak, kamu mau jelasin apalagi?
65
Gambar 3.8
Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara mengancam
pada tayangan episode 17 Oktober 2017 segmen 1
Ketika Rian mau mengungkapkan perasaannya ke Anizah. Amy pacar Rian pura-pura
menghubungi dan wajahnya muncul di studio sehingga Rian menyembunyikan
Anizah karena takut ketahuan Ami.
Anizah : Rian, Rian. (memanggil Rian dari tempatnya sembunyi)
Ami : Dan kamu jangan main – main sama aku!
Rian : Nggak nggak itu itu (gugup)
Ami : Aku curiga sama kamu, kamu kemana sebulan tidak ada kabar?
66
Gambar 3.9
Screenshoot Indikator kekerasan verbal secara memaksa
pada tayangan episode 24 Oktober 2017 segmen 3
Mia mengungkapkan ke Rama pacar Al, bahwa Al berusaha mendekati Mia (baju
merah) dengan membuat order fiktif taksi online ke Mia dan mau ikut asuransi ke
Mia karena pekerjaan utama Mia adalah agen asuransi. Al pun marah dan mau
membayar asuransi yang selama ini digratiskan oleh Mia.
Mia : Iya, bayar ya semuanya, langsung ke rekening aku
Al : Ok, sekarang juga aku transfer, pulang kamu!
Mia : Malam ini ya!
Al : Ganggu hubungan orang aja
67
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Adapun Simpulan dari penelitian yang dilakukan peneliti yaitu Analisis isi
kekerasan verbal dalam Program Rumah Uya Trans7 periode 17 – 28 Oktober 2017.
Tayangan yang diteliti berjumlah 10 video yang dibagi kedalam 40 segmen yaitu
pada episode 17, 18, 19, 20, 23, 24, 25, 26, 27, 28 Oktober 2017. Adapun hasil yang
diperoleh sebagai berikut.
1. Dalam 40 segmen tayangan Program Rumah Uya Trans7 terdapat sebanyak 346
kekerasan verbal yang muncul. Tayangan yang paling banyak memunculkan
kekerasan verbal yaitu episode tanggal 23 Oktober 2017 dengan frekuensi
kemunculan sebanyak 50 kali kekerasan kerbal. Adapun frekuensi kemunculan
kekerasan verbal yang paling sedikit terjadi pada episode tayangan tanggal 28
Oktober 2017 yaitu sebanyak 21 kali.
2. Frekuensi indikator kekerasan verbal yang paling banyak muncul dari keseluruhan
episode yang diteliti yaitu indikator kekerasan verbal secara membentak yang
memiliki frekuensi kemunculan sebanyak 257 kali atau 74,28% dari total
keseluruhan kekerasan verbal yang muncul. Sedangkan indikator kekerasan verbal
secara mengancam memiliki frekuensi kemunculan terkecil yaitu terjadi sebanyak
6 kali atau 1,73% dari total keseluruhan kekerasan verbal yang muncul.
68
3. Berdasarkan tingkat kemunculan pada setiap segmen yang diteliti indikator
kekerasan verbal secara membentak memiliki prosentase kemunculan sebesar
92,5% atau terjadi pada 37 segmen dari total 40 segmen yang diteliti. Sedangkan
kekerasan verbal secara mengancam memiliki prosentase kemunculan terkecil
yaitu sebanyak 15% atau terjadi pada 6 segmen dari total segmen yang diteliti
secara keseluruhan.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan peneliti maka
peneliti mengajukan saran, yaitu :
1. Kepada tim produksi program acara Rumah Uya Trans7 agar lebih
memperhatikan konten tayangan yang diproduksi, mematuhi aturan Peraturan
Program Siaran Standar Program Siaran ( P3 SPS ) yang telah dikeluarkan
Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI ) agar lebih bermanfaat kepada masyarakat
secara luas.
2. Kepada KPI agar memperhatikan dan lebih tegas dalam memantau siaran yang
muncul dipublik serta lebih mempertajam pasal – pasal yang ada dalam P3 SPS
agar meningkatkan kualitas tayangan yang disiarkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Kepada masyarakat khususnya orang tua agar mengawasi, membimbing anak –
anak ketika menonton televisi agar anak – anak mendapatkan pemahaman yang
lebih baik dan mengurangi dampak – dampak negatif siaran televisi.
69
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Effendy, Onong U. 2005. Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya
Eriyanto. 2011. Analisis Isi:Pengantar Metodologi untuk penelitian ilmu
komunikasi dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana
Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi John Fiske, Jakarta: Rajawali Pers
Lestari, Titik. 2016. Verbal Abuse. Yogyakarta: Psikosain
Latief, Rusman, Yusiatie Utud. 2015. Siaran Televisi Non-Drama, Jakarta:
Kencana
Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Munde, Andi A. 2014. Televisi dan Masyarakat Pluralistik, Jakarta: Prenada
Panjaitan, Erica, TM. Dhani Iqbal. 2006. Matinya Rating Televisi Ilusi Sebuah
Netralitas, Jakarta: Obor Indonesia
Rakhmat, Jalaluddin. 2012. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Dewi, Irra C. 2015. Pengantar Psikologi Media, Jakarta: Prestasi Pustaka
Non Buku :
P3SPS 2012
Syarif Ady Putra, ANALISIS ISI KEKERASAN VERBAL PADA TAYANGAN
PESBUKERS DI ANTV, eJournal lmu Komunikasi, 2015, 3 (1) : 281-294 ISSN
0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2015
Hanandya Primaskara, 2017. Kekerasan Dalam Sinetron Di Televisi (Studi
Analisis Isi Tentang Adegan Kekerasan Dalam Sinetron Anak Jalanan Episode
145 dan 185. Skripsi,
http://mediaindonesia.com/news/read/114722/survei-nielsen-masyarakat-
indonesia-makin gemar-internetan/2017-07-26
70
www.kpi.go.id
https://kbbi.kemdikbud.go.id
https://www.trans7.co.id diakses pada 11 April 2018
http://makassar.tribunnews.com/2017/10/28/menang-di-panasonic-gobel-awards-
rumah-uya-malah-dapat-celaka-ketahuan-begini-setting-an-acaranya diakses pada
11 April 2017
https://www.brilio.net/selebritis/adegan-ini-disebut-bukti-kalau-acara-rumah-uya-
hanya-settingan-170206k.html diakses pada 11 April 2017