kejang

21
KEJANG PADA BAYI BARU LAHIR Giovani F. Odo, S. Ked SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD. PROF. W. Z. JOHANNES KUPANG

description

kejang

Transcript of kejang

  • KEJANG PADA BAYI BARU LAHIRGiovani F. Odo, S. KedSMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD. PROF. W. Z. JOHANNES KUPANG

  • Pendahuluan Mengapa penting?Berhubungan dengan penyakit berat dan perlu penanganan spesifikAngka kematian pada neonatus di Indonesia menduduki angka 59% dari angka kematian bayiJejas/ kelainan otakInsidens pada neonatus aterm yaitu 1-3/1000 kelahiran, pada bayi preterm yaitu 20% atau 60/1000 kelahiran, belum termasuk silent seizures

  • Definisi Perubahan paroksismal dari fungsi neurologik, misalnya perilaku, motorik, dan fungsi autonom sistem saraf, yang terjadi pada bayi yang berumur kurang dari 28 hari.

  • Etiologi Ensefalopati iskemik hipoksikPerdarahan intrakranialMetabolik Infeksi Kern ikterusObat Gangguan perkembangan Kelainan yang diturunkanIdiopatik

  • Patomekanisme Anatomi SSP perinatalSusunan dendrit dan akson yang masih bertumbuhSinaptogenesis belum sempurnaMielinisasi belum lengkap Fisiologis SSP perinatalSinaps eksitator berkembang dahuluNeuron kortikal dan hipocampal imaturSubstansia nigra belum berkembang

  • Subtle

    Plg sering (50%) sering pada bayi cukup bulan. Manifestasi klinis berupa orofasial: Ocular phenomena: devisiasi mata, kedipan mata, gerakan alis berulang-ulang, mata terfiksasi ke satu arah Oral phenomena: menghisap, mengunyah, mengeluarkan air liur, menjulurkan lidah, gerakan pada bibir Pergerakan ekstremitas: Gerakan orang berenang, mendayung, bertinju atau bersepedaAutonomic phenomena

  • TonikBiasa pada BBLR (UG kurang 34 minggu), sering bayi dg komplikasi berat, misalnya perdarahan intraventrikular.Fokal, terdiri dari postur tubuh asimetris yang menetap dari badan atau ekstremitas dengan atau tanpa adanya gerakan mata abnormal.Kejang tonik umum, ditandai dengan fleksi tonik atau ekstensi leher, badan dan ekstremitas.

  • KlonikPetunjuk adanya lesi fokal infark korteks dan kel. Metabolik. Fokal: gerakan bergetar dari satu atau dua ekstremitas pada sisi unilateral dengan atau tanpa adanya gerakan wajah. Gerakan ini pelan dan ritmik dengan frekuensi 1-4 kali per detik.Multifokal: mempunyai lebih dari satu fokus atau migrasi. Terdiri dari gerakan dari satu ekstremitas yang kemudian secara acak pindah ke ekstremitas lain.

  • Mioklonik

    Cenderung terjadi pada kelompok otot fleksor atau beberapa bagian tubuh. Fokal, yang terdiri dari kontraksi cepat satu atau lebih otot fleksor ekstremitas atas.Multifokal, terdiri dari gerakan tidak sinkron dari beberapa bagian tubuh.Umum, terdiri dari satu atau lebih gerakan fleksi masif dari kepala dan badan dan adanya gerakan fleksi atau ekstensi dari ekstremitas.

  • JitternessTremor simetris dengan frekuensi yang cepat, 5-6 kali per detik. Jitterines tidak termasuk wajah dan akan mereda jika anggota gerak ditahan (pasif). Yang membedakannya dengan kejang adalah tidak ditemukan pergerakan bola mata dan tidak ada perubahan fungsi autonom.

  • Hiperefleksia

    Mutasi pada reseptor inhibitor glisin sub unit alpha hipertoni. Gambaran klinis berupa respon kejut disertai dengan keluarnya suara bernada tinggi

  • SpasmePada spasme kontraksi otot tidak terkendali paling tidak beberapa detik sampai menit. Kontraksi dipicu :Sentuhan, suara dan cahaya Bayi sadar dan sering menangis kesakitan.Trismus, opistotonus, dan gerakan seperti meninju dan mengepal.

  • Diagnosis AnamnesisRiwayat prenatal, perinatal dan postnatalPemeriksaan fisikLihat pola kejangUUBPantau TTVTanda peningkatan TIKFunduskopi Tali pusat

  • Pemeriksaan penunjang

    Pemeriksaan gula darah, elektrolit, amonia dan laktat.Pemeriksaan darah rutin: hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit dan hitung jenis leukosit.Analisa gas darah.Analisa cairan serebrospinal.

  • LanjKultur dan uji kepekaan kumanKadar bilirubin total/direk dan indirek.USG untuk mengetahui adanya perdarahan periventrikuler-intraventrikuler.Elektro Ensefalografi (EEG)CT-Scan kepala

  • Pengobatan Manajemen awalPerhatikan jalan napasBeri cairanSingkirkan penyebab, seperti hipoglikemik, gangguan elektrolit dllPemberian obat antikonvulsan Terapi suportif : pasang monitor jantung dan pernapasan, infus dan dektrose, bantuan respirasi, koreksi gangguan metabolik

  • Medikamentosa

    Fenobarbital 20 mg/kgBB iv dalam waktu 5 menitdosis 10 mg/kgBB sebanyak 2 kali dengan selang waktu 30 menit. Dosis rumatan 3-5 mg/kgBB/hari dosis tunggal atau terbagi tiap 12 jam secara iv atau per oral, sampai bebas kejang 7 hari.Fenitoin 20 mg/kgBB iv dalam larutan garam fisiologis dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit. Kadar terapeutik dalam darah 12-20 mg/L. Dosis rumatan 4-8 mg/kgBB/hari iv atau per oral, dosis terbagi 2 atau 3

  • LorazepamLorazepam (ativan) bila tidak respon fenobarbital dan fenitoin secara berurutan. Dosis 0,05-0,10 mg/kgBB iv dimulai dengan 0,05 mg/kgBB secara perlahan dalam beberapa menit.Pengobatan dihentikan jika tidak terdapat gejala sisa dan gambaran EEG normal. Obati penyebab kejang.

  • Prognosis Dapat menimbulkan kematian, gejala sisa atau sekuele.Prognosis jangka panjang berhubungan dengan penyebabnya.

  • Terima Kasih