Kejang
Transcript of Kejang
Kejang
Apa itu kejang?
Kejang adalah suatu kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan relaksasi secara cepat dan berulang, oleh karena abnormalitas sementara dari aktivitas elektrik di otak (terjadi loncatan-loncatan listrik karena bersinggungannya ion (+) dan ion (-) di dalam sel otak).
Klasifikasi kejang pada anak
Apa penyebab kejang ?
Siapa saja yang bisa terkena kejang ?
Kejang dapat terjadi pada semua usia. Namun lebih sering terjadi pada anak-anak. Sekitar 10% anak-anak mengalami kejang, dan sepertiga dari jumlah tersebut disebabkan oleh karena epilepsi. Menurut IDAI, kejadian kejang demam pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun hampir 2 – 5%.
Patofisiologi Kejang
Apa saja gejala-gejala seseorang yang mengalami kejang ?
Kejang motorik dapat berupa kejang fokal atau umum dan tonik-klonik, kejang tonik, kejang klonik, kejang mioklonik, ataupun kejang atonik
Kejang fokal dicirikan oleh gejala motorik atau sensorik dan termasuk gerakan yang kuat dari kepala dan mata ke salah satu sisi, pergerakan klonik unilateral yang diawali dari muka atau ekstremitas, atau gangguan sensorik seperti parestesi (kesemutan) atau nyeri lokal pada suatu area.
Kejang tonik dicirikan oleh peningkatan tonus atau kekakuan.
Kejang atonik dicirikan oleh kelumpuhan atau kurangnya gerakan selama kejang.
Pada kejang klonik, terdapat kontraksi otot secara ritmik.
Sedangkan kejang mioklonus ditandai dengan kontraksi otot seperti adanya kejutan.
Cont’ gejala kejang
Kejang DemamSecara umum, Kejang Demam dapat dibagi dalam dua jenis yaitu :- Simple febrile seizures (Kejang Demam Sederhana) - Complex febrile seizures / complex partial seizures (Kejang Demam Kompleks)
Kejang demam sederhana
Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses kranial (otitis media akut, bronkopneumonia, GEA, dll)
Anamnesis Kejang DemamPerlu ditanyakan durasi (lama waktu) kejang dan status kesadaran (mengalami gangguan atau tidak). Perlu juga ditanyakan apakah ada gejala aura yang mengawali kejang dan kebiasaan atau tingkah laku anak sesaat sebelum terjadinya kejang. Gejala aura yang paling sering dialami oleh anak-anak adalah rasa tidak nyaman atau nyeri pada daerah epigastrik dan perasaan ketakutan. Selain itu, postur tubuh pasien, adanya sianosis dan distribusi sianosisnya, kemampuannya mengontrol otot sfingter (utamanya pada vesika urinaria/kandung kemih), dan periode setelah kejang (apakah tertidur atau ada nyeri kepala).
Diagnosis Kejang Demam
Untuk mendiagnosis KDS, kita harus menyingkirkan kriteria diagnosis untuk KDK sebagai berikut:1. Adanya kejang disertai demam2. Bersifat umum dan fokal3. Lama kejang lebih dari 15 menit4. Kejang multipel, dalam 1 hari 2 atau
lebih bangkitan kejang
Kriteria KDS modifikasi Livingstone
Kejang pertama waktu umur 6 bulan-4 tahun Kejang terjadi dalam 16 jam pertama setelah
mulai panas tinggi Kejang bersifat umum Kejang berlangsung tak lebih dari 5 menit Frekuensi < 4x dalam 1 tahun, tidak multipel Pemeriksaan EEG (setelah 10-14 hari bebas
panas) tidak menunjukkan kelainan Tidak didapatkan kelainan neurologik
Tatalaksana Anak yang baru pertama kali kejang demam
dan KDK harus dirawat di RS, untuk dilakukan pungsi lumbal dan pemeriksaan penunjang lainnya
Penderita harus dirawat inap bila: - Kejang pertama - Kejang > 20 menit - Kejang 2x atau lebih, yg tak beruntun - Penurunan kesadaran/ kelainan neurologik
yang meragukan
Sebelum masuk bangsal perlu diperhatikan hal-hal berikut:
- Atasi kejang - Turunkan panas - Oksigenasi - Perbaiki hemostasis kalo perlu
Cont’ tatalaksana
Penatalaksanaan Kejang
1. Pengobatan fase akut; Memberantas kejang secepatnya, membebaskan jalan nafas, memberikan oksigenasi yang cukup, menurunkan panas bila demam
2. Mencari penyebab dan mengobati penyebab
3. Pengobatan pencegahan berulangnya kejang
PENGOBATAN FASE AKUT:
a.Memberantas Kejang
b. Membebaskan jalan nafas, oksigenasi seperlunya
c. Menurunkan panas bila demam atau hipereaksi, dengan kompres seluruh tubuh dan bila telah memungkinkan beri paracetamol 10 mg/kgBB/kali kombinasi diazepam oral 0,3 mg/kgBB
d. Memberikan cairan yang cukup bila kejang lama >10 menit dengan IV: D5 1/4 s, D5 ½ s, RL.
Cont’ pengobatan fase akut
Cont’ penatalaksanaan kejang
2. Mencari penyebab dan mengobati penyebab
penelusuran sebab kejang dan faktor resiko
3. Pengobatan pencegahan berulangnya kejang antikonvulsan rumatan: fenitoin/ difenilhidantoin 5-8 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis, atau fenobarbital 5-8 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis.
Pemantauan
KU anak, tanda utama Kejang Intake cairan/ makanan EEG dikerjakan setelah bebas
panas 10-14 hari
Tatalaksana Penderita Rawat Jalan
Medikamentosa: Paracetamol 10 mg/kgBB/kali,
kalau perlu ditambah diazepam Penanganan penyebab (infeksi
ekstrakranial) tergantung jenisnya Dilakukan EEG bila belum pernah
Terjadinya kejang demam berulang
Faktor yang mempengaruhi antara lain:- Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama- Riwayat kejang demam dalam keluarga- Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal- Riwayat demam yang sering- Kejang pertama adalah complex febrile seizure
Samakah dengan epilepsi?
Walaupun gejalanya sama yaitu kejang dan berulang, namun pada anak yang menderita epilepsi, episode kejang tidak disertai dengan demam. Kejang demam juga tidak menyebabkan epilepsi. Hanya saja seorang anak dengan kejang demam mempunyai resiko 10 kali lebih besar menderita epilepsi di kemudian hari dibandingkan anak normal. Tetapi secara umum, resiko terjadinya epilepsi hanya sebesar 2-4% dari seluruh populasi anak normal.
Edukasi PasienJika anak pernah mengalami kejang, sebaiknya selalu sediakan obat penurun panas, thermometer dan obat anti kejang yang dimasukkan melalui dubur.
Stesolid Rectal TubeKOMPOSISI: Tiap tube mengandung diazepam 5 mg/2,5 ml dan 10 mg/2,5 ml.DOSIS: Dewasa = 10 – 20 mg/kali; Anak-anak 6-12 tahun = 10 mg/kali, 1-5 tahun = 5 mg/kali. Dosis ini dapat diulang bilamana dianggap perlu.
Kejang pada neonatus
Disebabkan karena ketidakmatangan korteks
Manifestasi: tremor, hiperaktif, kejang, tiba-tiba menangis melengking, tonus otot hilang disertai atau tidak dengan hilangnya kesadaran, pergerakan yang tak terkendali, nistagmus, gerakan seperti mengunyah dan menelan, bahkan apnea
Terima Kasih
Ada pertanyaan?