KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi...

71
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR CERPEN KELAS V SD NEGERI 1 KEJOBONG KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Wikawan Indra Waluyo 1401412558 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Transcript of KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi...

Page 1: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR CERPEN KELAS V SD NEGERI 1 KEJOBONG

KABUPATEN PURBALINGGA

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

Wikawan Indra Waluyo

1401412558

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Page 2: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini

benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik

sebagian atau keseluruhannya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam

skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, 13 Juni 2016

Wikawan Indra Waluyo

Page 3: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan ke Sidang

Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang.

Hari, tanggal : Jumat 13 Mei 2016

Tempat : Tegal

Tegal, 13 Mei 2016

Dosen Pembimbing 1, Dosen Pembimbing II,

Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd. Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd.

NIP 195104121981021001 NIP 197610042006042001

Page 4: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Cerpen Kelas V SD

Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga oleh Wikawan Indra Waluyo

1401412558, telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP

UNNES pada tanggal Juni 2016.

PANITIA UJIAN

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Fakhrudin, M. Pd. Drs. Utoyo, M. Pd.

NIP 19560427 198603 1 001 NIP 19620619 198703 1 001

Penguji Utama

Drs. Suwandi, M.Pd.

NIP 195807101987031003

Penguji Anggota 1 Penguji Anggota 2

Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd. Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd.

NIP 197610042006042001 NIP 195104121981021001

Page 5: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Raihlah apa yang ingin kau raih, dapatkan apa yang ingin kau dapatkan. Tapi

jangan pernah menyakiti dan mengorbankan orang lain (KH. Junaedi Al

Baghdadi)

Kebahagiaan adalah kesetiaan. Setia atas indahnya merasa cukup. Setia atas

indahnya berbagi. Setia atas indahnya ketulusan berbuat baik (Tere Liye)

Tuhan memberi kita susah dan senang agar kita selalu dekat kepadaNya, maka

jangan menjauh! Bersabarlah dan bersyukur! (Dr. KH. A. Mustofa Bisri)

Persembahan

Untuk ibu Suwarni, bapak Eko Waluyo,

Sekar Hapsari, Agung, Evi Abriliani dan

keluarga besarku tercinta yang selalu

memberi dukungan dan doa.

Page 6: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

vi

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap

Aktivitas dan Hasil Belajar Cerpen Kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten

Purbalingga”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar

Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri

Semarang.

Penyusunan skripsi ini melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas

Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan

penelitian.

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberi

kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.

4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang yang telah memfasilitasi untuk melakukan

penelitian.

Page 7: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

vii

5. Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd., dan Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd., Dosen pembimbing

yang telah membimbing, mengarahkan, menyarankan, dan memotivasi

penulis, dalam menyusun skripsi.

6. Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPP Tegal Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah banyak membekali

penulis dengan ilmu pengetahuan.

7. Mutingah, S.Pd., Kepala SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga yang

telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.

8. Feri Jayatmi, S.Pd., dan Tus Harjito, guru kelas V SD Negeri 1 Kejobong

Kabupaten Purbalingga yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

penelitian.

9. Fahruki, Ulum, Candra, Yunus, Purwo, Lian, Uje, Destrya, Yantri, Yuslinda,

Ulfa, Vinda, dan teman-teman mahasiswa PGSD UPP Tegal Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang angkatan 2012 yang saling memberi

semangat dan motivasi.

10. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan

skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat

bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.

Tegal, 13 Mei 2016

Penulis

Page 8: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

viii

ABSTRAK

Waluyo, Wikawan Indra. 2016. Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Cerpen Kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Skripsi, Pendidikan Guru

Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing: Drs. H.Y. Poniyo, M.Pd.Kata Kunci: aktivitas belajar, hasil belajar, model Teams Games Tournament

(TGT)

Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta

didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik

secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya

kesastraan manusia Indonesia. Namun sayangnya, pembelajaran bahasa Indonesia

di SD masih menggunakan pembelajaran konvensional. Oleh karena itu,

dibutuhkan suatu pembelajaran yang efektif untuk mengoptimalkan hasil belajar

dan melatih kemampuan sosial siswa. Model Teams Games Tournament (TGT)

merupakan salah satu model pembelajaran yang dikemas dengan pemainan antar

kelompok. Permainan tersebut bermanfaat untuk mengulang kembali materi yang

sudah didapatkan oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan

model Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran bahasa Indonesia

materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong

Kabupaten Purbalingga yang berjumlah 69 siswa yang terdiri dari 34 di kelas

eksperimen dan 35 di kelas kontrol. Sampel yang diambil sebanyak 34 di kelas

eksperimen dan 35 di kelas kontrol. Desain yang digunakan yaitu QuasiExperimental dengan bentuk Nonequivalent Control Group. Analisis statistik

yang digunakan yaitu korelasi Cronbach’s Alpha untuk uji validitas dan uji

reliabilitas instrumen. Uji Lilliefors untuk menguji normalitas data, Levene’s testuntuk uji homogenitas, dan t-test untuk uji hipotesis. Semua penghitungan

tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS versi 21.

Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji independent sampel t-test, data aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa thitung > ttabel (5,718 > 1,996)

dan signifikansinya 0,000 < 0,05. Sementara itu, data hasil belajar siswa

menunjukan bahwa bahwa thitung > ttabel (2,673 > 1,996) dan signifikansinya 0,009

< 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

aktivitas dan hasil belajar siswa antara yang menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) dan model konvensional. Berdasarkan hasil pengujian

keefektifan metode dengan menggunakan one sample t test, data aktivitas belajar

siswa menunjukkan bahwa thitung > ttabel (9,216 > 2,035). Sementara itu, hasil uji

hipotesis hasil belajar siswa menunjukkan bahwa thitung > ttabel (4,213 > 2,035).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model Teams Games Tournament(TGT) efektif dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu, hendaknya

guru menerapkan model Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran di

kelas, agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Page 9: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ................................................................................................................ i

Pernyataan Keaslian ......................................................................................... ii

Persetujuan Pembimbing.................................................................................. iii

Pengesahan....................................................................................................... iv

Motto dan Persembahan .................................................................................. v

Prakata ............................................................................................................. vi

Abstrak ............................................................................................................ viii

Daftar Isi .......................................................................................................... ix

Daftar Tabel .................................................................................................... xiii

Daftar Gambar ................................................................................................. xiv

Daftar Lampiran .............................................................................................. xv

Bab

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 8

1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 9

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 9

1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 10

1.5.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 10

1.5.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 11

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................ 12

1.6.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 12

1.6.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 12

Page 10: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

x

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori.......................................................................................... 14

2.1.1 Pengertian Pendidikan.......................................................................... 14

2.1.2 Keefektifan ........................................................................................... 15

2.1.3 Pengertian Belajar ................................................................................ 16

2.1.4 Pengertian Pembelajaran ...................................................................... 19

2.1.5 Aktivitas Belajar................................................................................... 21

2.1.6 Hasil Belajar ......................................................................................... 23

2.1.7 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ...................................................... 25

2.1.8 Hakikat Bahasa..................................................................................... 26

2.1.9 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD................................................. 28

2.1.10 Hakikat Membaca ................................................................................ 30

2.1.11 Cerita Pendek ....................................................................................... 31

2.1.12 Model Pembelajaran............................................................................. 33

2.1.13 Model Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 34

2.1.14 Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) ..................... 36

2.2 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 39

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 44

2.4 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 46

3. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 49

3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 51

3.2.1 Populasi ................................................................................................ 51

3.2.2 Sampel .................................................................................................. 51

3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 52

3.3.1 Variabel Independen ............................................................................ 53

3.3.2 Variabel Dependen ............................................................................... 53

3.4 Data Penelitian ..................................................................................... 54

3.4.1 Sumber Data ......................................................................................... 54

3.4.2 Data Dokumen ...................................................................................... 54

Page 11: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

xi

3.4.3 Jenia Data ............................................................................................. 55

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 55

3.5.1 Wawancara Tidak Terstruktur .............................................................. 55

3.5.2 Dokumentasi ......................................................................................... 56

3.5.3 Observasi .............................................................................................. 56

3.5.4 Tes ........................................................................................................ 57

3.6. Instrumen Penelitian............................................................................. 58

3.6.1 Wawancara ........................................................................................... 58

3.6.2 Silabus .................................................................................................. 58

3.6.3 RPP ....................................................................................................... 58

3.6.4 Instrumen Kualitatif ............................................................................. 59

3.6.5 Soal-Soal Tes ........................................................................................ 63

3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 70

3.7.1 Deskripsi Data ...................................................................................... 70

3.7.2 Uji Kesamaan Rata-rata ....................................................................... 71

3.7.3 Uji Prasyarat Analisis........................................................................... 71

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Objek Penelitian ................................................................................... 75

4.1.2 Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 75

4.1.2 Kondisi Siswa....................................................................................... 76

4.2 Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................... 76

4.2.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen .......................................................... 77

4.2.2 Pembelajaran Kelas Kontrol ................................................................. 79

4.3 Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 80

4.3.1 Analisis Deskripsi Data Model Teams Games Tournament ................ 81

4.3.2 Analisis Deskripsi Data Hasil Pretest ................................................. 83

4.3.3 Analisis Deskripsi Data Variabel Aktivitas Belajar ............................. 86

4.3.4 Analisis Deskripsi Data Variabel Hasil Belajar ................................... 91

4.4 Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ................................................ 94

4.4.1 Uji Prasyarat Analisis Data Awal ......................................................... 94

Page 12: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

xii

4.4.2 Analisi Akhir ........................................................................................ 98

4.4 Pembahasan .......................................................................................... 110

4.4.1 Perbedaan Aktivitas Belajar ................................................................. 110

4.4.2 Perbedaan Hasil Belajar ....................................................................... 115

4.4.3 Keefektifan Model TGT terhadap Aktivitas Belajar ............................ 116

4.4.4 Keefektifan Model TGT terhadap Hasil Belajar .................................. 118

5. PENUTUP

5.1 Simpulan ............................................................................................... 120

5.2 Saran ..................................................................................................... 121

5.2.1 Bagi Siswa ............................................................................................ 121

5.2.2 Bagi Guru ............................................................................................. 121

5.2.3 Bagi Sekolah ........................................................................................ 122

5.2.4 Bagi Peneliti Lanjutan .......................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 123

LAMPIRAN ..................................................................................................... 127

Page 13: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Model untuk Guru ..................................... 59

3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Model untuk Siswa .................................... 61

3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ............................. 62

3.4 Kisi-Kisi Soal Uji Coba Tes ................................................................... 64

3.5 Hasil Uji Reliabilitas Soal ...................................................................... 68

4.1 Hasil Pengamatan Model TGT untuk Guru............................................ 81

4.2 Hasil Pengamatan Model TGT untuk Siswa .......................................... 82

4.3 Deskriptif Data Nilai Pretest Bahasa Indonesia ..................................... 84

4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Bahasa Indonesia ............................ 85

4.5 Deskriptif Data Nilai Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia ..................... 87

4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Aktivitas Belajar Bahasa Indonesia ............. 87

4.7 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen ................... 88

4.8 Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol.......................... 89

4.9 Deskriptif Data Nilai Posttest Bahasa Indonesia.................................... 91

4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Bahasa Indonesia ............................ 92

4.11 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest.......................................................... 95

4.12 Hasil Uji Homogenitas Nilai Pretest ...................................................... 96

4.13 Hasil Uji Kesamaan Rata-rata Nilai Pretest............................................ 98

4.14 Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Siswa ......................................... 100

4.15 Uji Homogenitas Aktivitas Belajar Siswa .............................................. 101

4.16 Uji Perbedaan Nilai Aktivitas Belajar Siswa.......................................... 103

4.17 Uji Efektivitas Nilai Aktivitas Belajar Siswa ......................................... 104

4.18 Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Siswa ......................................... 105

4.19 Uji Homogenitas Aktivitas Belajar Siswa .............................................. 107

4.20 Uji Perbedaan Nilai Aktivitas Belajar Siswa.......................................... 108

4.21 Uji Efektivitas Nilai Aktivitas Belajar Siswa ......................................... 109

Page 14: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................. 46

3.1 Desain Penelitian Nonequivalen Control Group Desain........................ 50

4.1 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen .......... 85

4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol ................. 86

4.3 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Aktivitas Kelas Eksperimen ...... 89

4.4 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Aktivitas Kelas Kontrol.............. 90

4.5 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen ......... 92

4.6 Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol................ 93

Page 15: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Populas Kelas Eksperimen ............................................................ 127

2. Daftar Populasi Kelas Kontrol .................................................................. 128

3. Daftar Siswa Kelas Uji Coba Instrumen ................................................... 129

4. Silabus Pembelajaran ................................................................................ 130

5. Silabus Pengembangan Kelas Kontrol Pertemuan 1................................. 131

6. Silabus Pengembangan Kelas Kontrol Pertemuan 2................................. 134

7. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen Pertemuan 1 ......................... 137

8. Silabus Pengembangan Kelas Eksperimen Pertemuan 2 .......................... 141

9. RPP Kelas Kontrol Pertemuan 1 ............................................................... 145

10. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 2 ........................................................ 150

11. RPP Kelas Kontrol Pertemuan 1 ............................................................... 163

12. RPP Kelas Eksperimen Pertemuan 2 ........................................................ 168

13. Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur................................................... 182

14. Deskriptor TGT Untuk Guru ..................................................................... 183

15. Lembar Observasi TGT Untuk Guru Pertemuan 1.................................... 186

16. Lembar Observasi TGT Untuk Guru Pertemuan 2.................................... 188

17. Deskriptor TGT Untuk Siswa.................................................................... 190

18. Lembar Observasi TGT Untuk Siswa Pertemuan 1 .................................. 193

19. Lembar Observasi TGT Untuk Siswa Pertemuan 2 .................................. 195

20. Deskriptor Aktivitas Belajar ..................................................................... 197

21. Lembar Observasi Aktivitas Eksperimen Ke-1......................................... 199

22. Lembar Observasi Aktivitas Eksperimen Ke-2......................................... 202

23. Lembar Observasi Aktivitas Kontrol Ke-1 ............................................... 205

24. Lembar Observasi Aktivitas Kontrol Ke-2 ............................................... 208

25. Tabulasi Nilai Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen.................................. 211

Page 16: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

xvi

26. Tabulasi Nilai Aktivitas Belajar Kelas Kontrol ........................................ 213

27. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ............................................................................ 215

28. Kisi-Kisi Soal Pretest Posttest .................................................................. 219

29. Soal Uji Coba Instrumen........................................................................... 223

30. Soal Pretest Posttest.................................................................................. 231

31. Telaah Soal Pilgan..................................................................................... 236

32. Tabulasi Soal Uji Coba ............................................................................. 244

33. Output SPSS Uji Validitas Soal ............................................................... 247

34. Rekapitulasi Uji Validitas Soal ................................................................. 248

35. Output Reliabilitas .................................................................................... 249

36. Taraf Kesukaran ........................................................................................ 250

37. Daya Beda ................................................................................................. 251

38. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen............................................ 252

39. Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .................................................. 253

40. SPSS Uji Prasyarat Analisis...................................................................... 254

41. SPSS Uji Hipotesis Aktivitas .................................................................... 255

42. SPSS Uji Hipotesis Hasil Belajar .............................................................. 256

43. Foto Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kontrol .................................. 257

44. Surat Penelitian ......................................................................................... 460

Page 17: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang: latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

dan manfaat penelitian. Uraiannya adalah sebagai berikut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan

sebuah negara. Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan

oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta

didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Munib,

2012: 31). Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih

baik. Pendidikan diperlukan untuk membekali setiap anggota masyarakat agar

mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Berdasarkan Undang-undang tersebut dapat dinyatakan bahwa pendidikan

merupakan usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan semua

Page 18: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

2

aspek kepribadian manusia, yang mencangkup pengetahuan, nilai serta sikap, dan

keterampilannya. Pendidikan sebagai proses bantuan dan pertolongan yang

diberikan oleh pendidik kepada peserta didik atas pertumbuhan jasmani dan

perkembangan rohaninya secara optimal. Pendidikan juga bisa membuat

seseorang menjadi insan berbudaya, dalam artian insan yang mengerti akan

norma-norma sosial dan agama yang ada di lingkungan sekitarnya untuk

kehidupan yang lebih baik. Pendidikan diharapkan mampu menjadikan anak

menjadi manusia yang bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri.

Pendidikan pada hakikatnya mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan

melatih (Munib, 2012: 26). Kegiatan tersebut dilakukan sebagai usaha sadar untuk

mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak secara optimal, baik dalam

segi fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual, sesuai dalam tahap

perkembangan serta karakteristik lingkungan fisik dan lingkungan sosialbudaya

dimana individu itu tinggal.

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan

madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta sekolah menengah

pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Jadi, pendidikan dasar yang dimaksudkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun

2003 tersebut adalah pendidikan yang berbentuk sekolah dasar atau madrasah

ibtidaiyah dan sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah.

Menurut Mirasa (2005) dalam Susanto (2015: 70) tujuan pendidikan

sekolah dasar dimaksudkan sebagai proses pengembangan kemampuan yang

paling mendasar setiap siswa, di mana setiap siswa belajar secara aktif karena

Page 19: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

3

dorongan dalam diri dan adanya seasana yang memberikan kemudahan (kondusif)

bagi perkembangan dirinya secara optimal. Dengan demikian, sekolah dasar atau

pendidikan dasar tidak semata-mata membekali anak didik berupa kemampuan

membaca, menulis, dan berhitung semata, tetapi harus mengembangkan semua

potensi pada siswa baik mental spiritual maupun keterampilan dasar yang

bermanfaat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Kurikulum pendidikan dasar wajib memuat Pendidikan Agama,

Pendidikan Kewarganagaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengatahuan

Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan serta Pendidikan

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Dalam hal ini, mata pelajaran bahasa

Indonesia memegang peranan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.

Dikarenakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa sekolah dasar

adalah keterampilan berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa yang

harus dimiliki siswa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Sebagai

makhluk sosial, manusia akan menggunakan bahasa yang baik dalam

berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan-keterampilan

tersebut tidak dibawa manusia sejak lahir, tetapi dipelajari sampai manusia

tersebut terampil berbahasa.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) dalam Susanto (2015:

245) pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil

karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan

Page 20: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

4

agar siswa mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa

Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD antara lain bertujuan agar siswa

mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

kepribadian, memperluas wawasan, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa. Pengajaran bahasa Indonesia juga dimaksudkan untuk

melatih keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis yang masing-

masing erat hubungannya. Untuk itu guru harus memberikan pengajaran yang

bermutu bagi peserta didik agar pembelajaran menjadi bermakna.

Menurut Santosa (2009: 5.18) secara umum kemampuan berbahasa

tergantung pada frekuensi dan kualitas dengar, bicara, baca, dan tulis yang

dilakukan seseorang dalam kesehariannya. Semakin kerap siswa melakukan

aktivitas mendengar, berbicara, membaca, dan menulis dalam pembelajaran, maka

akan semakin baik kemampuan berbahasanya. Upaya ini dapat dilakukan dengan

cara menggiatkan latihan-latihan kebahasaan. Semakin awal upaya ini dilakukan

akan semakin baik hasilnya. Usia sekolah dasar merupakan masa yang tepat untuk

melatih kegiatan kebahasaan.

Upaya untuk menciptakan pendidikan yang bermutu sesuai dengan

Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses yaitu dengan

menciptakan pembelajaran yang kreatif, inspiratif, menyenangkan dan

memotivasi peserta didik, sehingga dapat berperan aktif dalam pembelajaran

tersebut. Peserta didik juga diberi keleluasaan dalam mengembangkan kreativitas

dalam menciptakan atau melakukan sesuatu sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Page 21: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

5

Menurut Munib (2012: 25) pendidikan mengandung suatu pengertian yang

sangat luas, menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Dengan pendidikan

manusia ingin atau berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan serta

memperbaiki nilai-nilai, hati nuraninya, perasaannya, pengetahuannya, dan

keterampilannya. Guna mencapai tujuan pendidikan yang kompleks, diperlukan

sarana dan metode serta pendekatan yang tepat agar proses pendidikan berjalan

dengan lancar dan memberikan perubahan perilaku dan prestasi hasil belajar yang

memuaskan.

Menurut Bower dan Hilgard (1981) dalam Udin (2007: 1.8) belajar

mengacu pada perubahan perilaku dan potensi individu sebagai hasil dari

pengalaman dan perubahan tersebut tidak disebabkan oleh insting, kematangan

atau kelelahan dan kebiasaan. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan sejak SD

karena merupakan pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan siswa.

Selain itu bahasa juga selalu ada dalam semua aktivitas sehari-hari, untuk itu

dibutuhkan pembelajaran yang menarik dan inovatif agar berlangsung

menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Pada dasarnya pembelajaran meliputi

materi, model pembelajaran dan evaluasi. Model pembelajaran merupakan salah

satu faktor penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran.

Menurut Joyce dan Weill (2009) dalam Huda (2014: 73) model pengajaran

sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum,

mendesain materi-materi instruksional, dan memandu proses pengajaran di ruang

kelas atau di setting yang berbeda. Oleh karena itu, guru perlu memahami

berbagai model pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Dengan

penggunaan model pembelajaran yang tepat akan mampu memaksimalkan

Page 22: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

6

pembalajaran sebagian siswa. Selain itu guru harus mampu menciptakan

lingkungan belajar yang menyenangkan, mampu membangkitkan perhatian dan

rasa ingin tahu siswa, serta mampu mendorong siswa untuk berperan aktif selama

proses pembelajaran berlangsung.

Proses pembelajaran yang menyenangkan akan meninggalkan kesan yang

mendalam bagi siswa. Selain itu siswa juga akan lebih termotivasi dalam

mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Akan tetapi pada

kenyataannya, guru seringkali enggan mengembangkan model pembelajaran.

Keengganan guru dalam mengembangkan model pembelajaran dipengaruhi

banyak faktor, seperti kurangnya penguasaan guru akan suatu model

pembelajaran, anggapan akan kurang efisien dan efektif dalam proses

pembelajaran serta faktor usia guru yang membatasi kelincahan guru dalam proses

pembelajaran.

Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di SD pada umumnya masih

menggunakan model pembelajaran konvensional seperti ceramah, tanya jawab

dan kelompok sederhana. Proses pembelajaran juga biasanya teacher centered

atau terpusat pada guru. Siswa hanya sesekali dibiarkan untuk menemukan konsep

atau memecahkan masalah secara individual. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru kelas V SD Negeri 1 Kejobong diperoleh informasi bahwa dalam

memberikan materi cerita pendek guru hanya menggunakan model pembelajaran

konvensional. Model pembelajaran tersebut membuat siswa cepat bosan sehingga

motivasi untuk mengikuti pembelajaran menjadi rendah dan siswa menjadi kurang

aktif dalam pembelajaran. Penulis memperoleh informasi bahwa masih banyak

siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hasil wawancara juga

Page 23: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

7

menunjukan hasil belajar bahasa Indonesia yang diraih beberapa siswa kurang

memuaskan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dikembangkan model

pembelajaran yang variatif, efektif dan menyenangkan. Salah satu model

pembelajaran yang dapat diterapkan bagi siswa kelas V adalah model

pembelajaran kooperatif dengan mendorong siswa untuk bekerjasama dalam

tugas-tugas kelompok. Pembelajaran dengan model kerja kelompok menekankan

bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama merupakan hal penting bagi

siswa agar dapat hidup bermasyarakat. Melalui kerja kelompok, diharapkan

proses pembelajaran menjadi lebih aktif dan berkesan bagi siswa, sehingga belajar

akan menjadi lebih bermakna dan prestasi belajar meningkat. Akibat positif

lainnya yaitu mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap

teman yang lain dan meningkatkan rasa harga diri.

Model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD salah satunya adalah Teams Games

Tournament (TGT). Menurut Saco (2006) dalam Rusman (2014: 224), dalam

TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk

memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan yang disusun guru

dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini tidak terfokus pada guru, tapi

kepada siswa. Guru disini berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Model

ini juga bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa karena didalamnya

siswa diajak untuk berinteraksi antar siswa dalam bentuk diskusi kelompok,

sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran menjadi tidak

Page 24: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

8

monoton dan akan memberikan pengalaman yang berkesan bagi siswa. Melalui

pembelajaran yang berkesan, diharapkan siswa akan lebih memahami pelajaran

yang telah disampaikan guru dan memberikan hasil yang memuaskan.

Pembelajaran kooperatif bukan hanya ditujukan untuk peningkatan prestasi

belajar, tetapi juga menciptakan keceriaan dalam lingkungan sosial kelas dalam

bentuk permainan atau turnamen. Proses belajar yang menyenangkan dapat

memotivasi para siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Siswa menjadi

subyek pembelajaran bukan hanya sekedar obyek pembelajaran. Motivasi belajar

siswa akan terdorong dan siswa akan melakukan hal terbaik dalam proses

belajarnya.

Berdasarkan latar belakang, peneliti termotivasi untuk mengadakan

penelitian eksperimen dengan judul “Keefektifan Model Pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Cerpen Kelas V

SD Negeri 1 Kejobong Kabupatan Purbalingga”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1) Guru belum menerapkan model-model pembelajaran yang bervariasi untuk

mata pelajaran bahasa Indonesia

2) Pembelajaran berpusat pada guru sehingga siswa kurang tertarik dan

kurang aktif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

3) Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya materi cerpen.

Page 25: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

9

4) Pembelajaran didominasi guru, sehingga siswa pasif dan kurang antusias

dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia terutama materi cerpen

5) Siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran bahasa Indonesia, karena

materi yang luas dan cara penyampaian materi yang monoton dari guru,

yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia.

1.3 Pembatasan Masalah

Karena permasalahan yang ada bersifat umum dan terlalu luas. Oleh sebab

itu perlu adanya pembatasan masalah agar diperoleh kajian yang efektif dan

mendalam, yaitu sebagai berikut:

1) Model pembelajaran yang digunakan adalah model Teams Games

Tournament (TGT)

2) Materi yang dipilih pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V SD

yaitu materi cerpen

3) Populasi yang dipilih yaitu siswa kelas V SDN 1 Kejobong Kecamatan

Kejobong Kabupaten Purbalingga

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah yang akan dikaji yaitu sebagai berikut:

1) Apakah terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran

bahasa Indonesia materi cerita pendek antara pembelajaran yang

menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) dengan

Page 26: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

10

pembelajaran yang tidak menggunakan model Teams Games Tournament

(TGT)?

2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi cerita pendek antara pembelajaran yang menggunakan

model Teams Games Tournament (TGT) dengan pembelajaran yang tidak

menggunakan model Teams Games Tournament (TGT)?

3) Apakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia

materi cerpen yang menggunakan model Teams Games Tournament

(TGT) lebih tinggi daripada pembelajaran bahasa Indonesia materi cerpen

yang tidak menggunakan model Teams Games Tournament (TGT)?

4) Apakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi

cerpen yang menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) lebih

tinggi daripada pembelajaran bahasa Indonesia materi cerpen yang tidak

menggunakan model Teams Games Tournament (TGT)?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian eksperimen ini meliputi tujuan umum dan tujuan

khusus. Uraian masing-masing tujuan tersebut yaitu:

1.5.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan penerapan

model Teams Games Tournament (TGT) terhadap aktivitas dan hasil belajar

cerpen pada siswa kelas V SDN 1 Kejobong Kecamatan Kejobong Kabupaten

Purbalingga.

Page 27: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

11

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus merupakan fokus tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini. Tujuan khusus dari penelitian ini sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia materi cerpen antara pembelajaran yang

menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) dengan

pembelajaran yang tidak menggunakan model Teams Games Tournament

(TGT).

2) Mendeskripsikan ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia materi cerpen antara pembelajaran yang

menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) dengan

pembelajaran yang tidak menggunakan model Teams Games Tournament

(TGT).

3) Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi cerpen yang menggunakan model Teams Games

Tournament (TGT) lebih tinggi daripada pembelajaran bahasa Indonesia

materi cerpen yang tidak menggunakan model Teams Games Tournament

(TGT).

4) Mendeskripsikn hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia

materi cerpen yang menggunakan model Teams Games Tournament

(TGT) lebih tinggi daripada pembelajaran bahasa Indonesia materi cerpen

yang tidak menggunakan model Teams Games Tournament (TGT).

Page 28: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

12

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua manfaat, yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk

hasil pemikiran yang berkaitan dengan teori yang digunakan, sedangkan manfaat

praktis yaitu manfaat dalam bentuk praktik yang ditujukan kepada pihak-pihak

yang terlibat dalam penelitian. Berikut penjelasannya.

1.6.1 Manfaat Teoritis

1) Memberikan informasi tentang model Teams Games Tournament (TGT)

dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas V materi cerpen.

2) Dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan di Sekolah Dasar.

1.6.2 Manfaat Praktis

1.6.2.1 Bagi Siswa

Manfaat yang didapat oleh siswa dari penelitian ini antara lain:

1) Meningkatnya ketertarikan siswa terhadap materi cerpen.

2) Meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia materi cerpen.

3) Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia

materi cerpen.

1.6.2.2 Bagi Guru

1) Memberikan wawasan tentang model Teams Games Tournament (TGT)

2) Memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa

Indonesia meteri cerpen yang menggunakan model Teams Games

Tournament (TGT).

Page 29: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

13

3) Memberi motivasi guru untuk menggunakan model pembelajaran yang

inovatif guna menciptakan suasana pembelajaran yang lebih

menyenangkan dan bermakna bagi siswa.

1.6.2.3 Bagi Sekolah

1) Memberikan kontribusi bagi sekolah dalam rangka memperbaiki atau

meningkatkan kualitas pembelajaran.

2) Melengkapi hasil penelitian yang telah ada.

1.6.2.4 Bagi peneliti

1) Menambah wawasan dengan menggunakan media pembelajaran yang

inovatif.

2) Meningkatkan keterampilan penerapan model pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) dalam proses pembelajaran.

Page 30: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

14

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang: kajian teori, penelitian terdahulu,

kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Uraian selengkapnya yaitu sebagai

berikut.

2.1 Kajian Teori

Pada bagian ini akan diuraikan teori-teori yang berhubungan dengan

penelitian ini, yaitu pengertian pendidikan, keefektifan, pengertian belajar,

pengertian pembelajaran, aktivitas belajar, hasil belajar, karakteristik siswa,

sekolah dasar, hakikat bahasa, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar,

hakikat membaca, cerita pendek, model pembelajaran, model pembelajaran

kooperatif, dan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

2.1.1 Pengertian Pendidikan

Di dalam Undang-Undang Nomor. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, tercantum pengertian pendidikan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang baik,

menusia-manusia yang lebih berkebudayaan, manusia sebagai individu yang

Page 31: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

15

memiliki kepribadian yang lebih baik. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Munib

(2012: 30) pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya

budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. Joesoef

dalam Munib (2012: 31) menegaskan, bahwa pengertian pendidikan mengandung

dua aspek yakni sebagai proses dan sebagai hasil/produk. Yang dimaksud dengan

proses adalah proses bantuan, pertolongan, bimbingan, pengajaran, pelatihan.

Sedangkan yang dimaksud dengan hasil/produk adalah manusia dewasa, susila,

bertanggung jawab, dan mendiri.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh

orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik

agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Munib, 2012:

31). Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

merupakan bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada peserta didik untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan agar berkembang secara optimal.

2.1.2 Keefektifan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 219) efektif mempunyai

arti efek, pengaruh, akibat, atau dapat membawa hasil. Sedangkan keefektifan

mempunyai arti suatu usaha atau tindakan berarti “keberhasilan”. Jadi dapat

disimpulkan keefektifan adalah daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu

kegiatan yang dilakukan seseorang dengan yang dituju. Keefektifan juga

menunjukkan pada hasil yang dicapai, sejauh mana rencana dapat tercapai. Dalam

kaitannya dengan pembelajaran, pembelajaran yang efektif merupakan tolok ukur

keberhasilan guru dalam mengelola kelas.

Page 32: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

16

Menurut Susanto (2015:53) pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh

peserta didik dapat terlibat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya.

Dalam proses pembalajaran aktivitas yang menonjol ada pada peserta didik.

Peserta didik menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang

besar, dan percaya pada diri sendiri. Menurut Rifa’i (2012: 65) efektivitas belajar

yang dilakukan oleh peserta didik di sekolah tidak semata-mata ditentukan oleh

derajat pemilikan potensi peserta didik yang bersangkutan, melainkan juga

lingkungan, terutama pendidik yang profesional.

2.1.3 Pengertian Belajar

Gagne (1977) dalam Rifa’i (2012:66) menyatakan bahwa belajar

merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama

periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses

pertumbuhan. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap

orang dan belajar mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh

seseorang.

Menurut Spears (1955) dalam Suprijono (2014: 2) learning is to observe,

to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.

Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba

sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Belajar berarti kegiatan psiko-

fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya.

Menurut Morgan (1986) dalam Rifa’i (2012:66) belajar merupakan

perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil praktik atau pengalaman.

Arsyad (2015:1) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks

Page 33: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

17

yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi

karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu,

belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa

seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang

itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat

pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.

Menurut Slameto (2013: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Dalam kegiatan belajar di sekolah, perubahan tingkah laku itu

mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan

kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan oleh

pendidik.

Slavin (1994) dalam Rifa’i (2012: 66) menyatakan belajar merupakan

perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar berkaitan dengan

banyak hal seperti perubahan perilaku, pengalaman dan bersifat relatif permanen.

Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada

dirinya akibat adanya latihan dan pengalaman melalui interaksi dengan

lingkungan.

Slameto (2013: 54-72) menggolongkan faktor-faktor yang memengaruhi

belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada

dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor

yang ada di luar individu.

Page 34: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

18

Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang

memengaruhi belajarnya. Faktor intern terdiri dari tiga aspek, yang meliputi:

faktor jasmaniah, psikologis, dan kelelahan. Berikut uraian dari masing-masing

faktor. Faktor jasmaniah merupakan faktor yang berkaitan dengan kondisi fisik

siswa. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis

yaitu faktor yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan siswa. Faktor psikologis

terdiri atas inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

Faktor kelelahan merupakan suatu kondisi menurunnya ketahanan tubuh, baik dari

aspek jasmani maupun psikis. Kelelahan jasmani ditunjukkan dengan lemahnya

badan dan timbulnya kecenderungan untuk membaringkan badan, sedangkan

kelelahan psikis ditandai dengan kelesuan dan kebosanan, sehingga menurunkan

semangat dan minat seseorang terhadap suatu kegiatan.

Faktor ekstern adalah semua faktor di luar diri siswa yang memengaruhi

proses pelajarannya. Faktor ekstern meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Berikut uraian masing-masing faktor ekstern. Faktor keluarga merupakan

lingkungan pendidikan awal siswa. Siswa belajar dengan kedua orang tuanya.

Keberadaan keluarga berpengaruh terhadap proses belajar siswa. Faktor tersebut

meliputi cara mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan

ekonomi, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah

yang memengaruhi belajar siswa meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu

sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, serta tugas rumah.

Faktor masyarakat merupakan lingkungan tempat siswa berada. Faktor

Page 35: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

19

masyarakat berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Lingkungan yang baik akan mendidik anak menjadi anak yang baik dan juga

sebaliknya. Keberadaan lingkungan yang memengaruhi belajar siswa meliputi:

kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk

kehidupan masyarakat.

Berdasarkan uraian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi belajar,

dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi belajar yaitu faktor-

faktor internal dan eksternal. Pengaruh yang ditimbulkan antarfaktor saling

berkaitan, sehingga perlu adanya perhatian terhadap keadaan siswa baik fisik,

psikis, maupun lingkungan tempat tinggal siswa. Keterkaitan antarfaktor tersebut

dapat memberikan dampak positif dan negatif kepada siswa. Oleh karena itu,

perlu adanya kerjasama antara orang tua, sekolah, dan masyarakat agar siswa

dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja untuk

memperoleh pemahaman dan pengetahuan baru sehingga memungkinkan

terjadinya perubahan cara berpikir seseorang dalam bertindak. Belajar sebagai

sarana untuk mendapatkan pengetahuan dengan guru sebagai pengajar yang

berusaha memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik.

Usaha memperoleh pengetahuan ini yang akan mempengaruhi kepribadian

seorang anak.

2.1.4 Pengertian Pembelajaran

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

Page 36: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

20

belajar pada suatu lingkungan belajar”. Gagne (1977) dalam Huda (2014: 3)

menyatakan pembelajaran dapat diartikan sebagai proses modifikasi dalam

kapasitas manusia yang bisa dipertahankan dan tingkatkan levelnya.

Menurut Gagne (1979) dalam Udin (2007: 1.19) pembelajaran adalah

serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses

belajar bagi siswa. Dalam pembelajaran akan terjadi interaksi yang dilakukan

secara sengaja. Interaksi tersebut terjadi antara peserta didik yang belajar dengan

lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang dimaksud dapat dengan pendidik,

teman sebaya, maupun media pembelajaran.

Menurut Nasution (2005) dalam Susanto (2015: 23) mengajar merupakan

segenap aktivitas kompleks yang dilakukan guru dalam mengorganisasikan atau

mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak

sehingga terjadi proses belajar. pengertian mengajar tersebut memberikan

petunjuk bahwa fungsi pokok dalam mengajar itu adalah menyediakan kondisi

yang kondusif. Dengan siswa yang berperan aktif dalam upaya menemukan dan

memecahkan masalah.

Menurut Udin (2007: 1.21) proses pembelajaran dalam arti yang luas

merupakan jantungnya dari pendidikan untuk mengembangkan kemampuan,

membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

pencerdasan kehidupan bangsa. Pada proses pembelajaran terjadi proses

komunikasi antara pendidik dengan peserta didik, atau antar peserta didik.

Menurut Susanto (2015: 26) pembelajaran adalah aktivitas kompleks yang

dilakukan guru untuk menciptakan lingkungan agar siswa mau melakukan proses

Page 37: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

21

belajar. Istilah aktivitas kompleks di sini tidak dapat diartikan pada pengertian

menyampaikan pengetahuan secara lisan atau tertulis, melainkan lebih dari itu,

yakni menciptakan kondisi agar siswa dapat belajar secara kondusif, membimbing

siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk belajar, dan melakukan penilaian

terhadap hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan siswa.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Guru sebagai seorang

pengajar harus mampu menarik minat peserta didik untuk berpartisipasi aktif

dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sebab belajar merupakan satu proses

aktif yang memerlukan dorongan, bimbingan dan tuntutan ke arah tercapainya

tujuan yang dikehendaki. Oleh sebab itu, pembelajaran harus disusun sedemikian

rupa dengan memahami kemampuan yang harus dimiliki guru agar dapat

melakukan pembelajaran bermakna bagi peserta didik.

2.1.5 Aktivitas Belajar

Menurut Slameto (2013: 36) guru dalam proses pembelajaran perlu

menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan

pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, akan berkesan sehingga tidak akan

berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam

bentuk yang berbeda. Siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, berdiskusi

dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan

tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajikan. Bila siswa

menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu

dengan baik.

Page 38: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

22

Sudjana (2014: 61) menyatakan bahwa penilaian proses belajar-mengajar

terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses

belajar-mengajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal yaitu: (1) Turut serta

dalam melaksanakan tugas belajarnya, (2) Terlibat dalam pemecahan masalah, (3)

Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan

yang dihadapinya, (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan

untuk pemecahan masalah, (5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan

petunjuk guru, (6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,

(7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, dan (8)

Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam

menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Keaktifan belajar yang dialami oleh siswa berhubungan dengan segala

aktivitas yang terjadi, baik secara fisik maupun non fisik. Dierich dalam Hamalik

(2015: 172) mengklasifikasikan aktivitas belajar siswa menjadi 8 macam, yaitu:

(1) visual, (2) lisan, (3) mendengarkan, (4) menulis, (5) menggambar, (6) metrik,

(7) mental, dan (8) emosional.

Berdasarkan pengertian aktivitas belajar, dapat disimpulkan aktivitas

belajar sebagai kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik dalam usahanya

mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang menunjang keberhasilan

belajar itu sendiri. Siswa diharapkan dapat mengemukakan hasil pemikiran

mereka sendiri melalui aktivitas berpikir dan berbuat. Hal ini mendorong siswa

untuk bertanya, mengajukan pendapat, bahkan berdiskusi dengan guru. Siswa

Page 39: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

23

akan menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanyalah membimbing

dan mengarahkan, sehingga diharapkan nantinya hasil belajar yang didapat juga

baik.

2.1.6 Hasil Belajar

Proses pembelajaran mengandung tiga hal, yaitu input (masukan) berupa

siswa, proses berlangsungnya pembelajaran, dan pembelajaran yang akhirnya

menghasilkan suatu output (keluaran) berupa hasil belajar yang diperoleh.

Menurut Susanto (2013: 5) Hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi

pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Menurut Winkel (1996) dalam Purwanto (2013: 45) hasil belajar adalah

perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya. Hasil belajar baru dapat diperoleh setelah peserta didik mengalami

aktivitas belajar. Peserta didik yang mengalami aktivitas belajar mengenai konsep

dan pengetahuan akan memberikan hasil dari proses belajarnya. Pengertian

tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas oleh Nawawi dalam

K. Brahim (2007) dalam Susanto (2015: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar

dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes

mengenai sejumlah meteri pelajaran tertentu.

Menurut Gagne (1977) dalam Sudjana (2011:22) membagi lima kategori

hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi

Page 40: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

24

kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Hasil belajar dapat dilihat dari

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman

belajarnya. Sedangkan menurut Susanto (2015:5) hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah memalui kegiatan belajar. Kegiatan

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.

Bloom (1956) dalam (Rifa’i 2012:70) menyampaikan secara garis besar,

hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan hasil berupa pengetahuan,

kemampuan dan kemahiran intelektual, ranah kognitif mencakup kategori

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan penelitian. Ranah kedua adalah

ranah afektif yang berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori

ranah afektif meliputi penerimaan, penanggapan, penelitian, pengorganisasian,

pembentukan pola hidup. Ranah terakhir adalah ranah psikomotorik menunjukan

adanya kemampuan fisik seperti ketermapilan motorik dan syaraf, manipulasi

objek, dan koordinasi syaraf. Klasifikasi belajar menurut Bloom diatas digunakan

dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikuler maupun tujuan instruksional.

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar

merupakan perubahan perilaku pada individu yang diperoleh dari kegiatan belajar.

perubahan tersebut dapat terjadi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik

peserta didik.

Page 41: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

25

2.1.7 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Menurut teori Piaget (1988) dalam Rifa’i (2012:31) perkembangan

intelektual anak terdiri dari beberapa tahapan seperti berikut: (1) tahap sensori

motor (usia 0-2 tahun), (2) tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), (3) tahap

operasional konkrit (usia 7-12 tahun), (4) tahap operasional formal (usia 12 tahun-

dewasa). Anak SD pada umumnya berumur sekitar 6-12 tahun. Jadi, berdasar teori

Piaget anak SD masuk dalam dua tahap yaitu: tahap pra-operasional dan

operasional konkret.

Susanto (2015: 78-79) menyatakan bahwa anak usia SD berada pada

tahapan operasional konkret yaitu usia 7-11 tahun. Pada rentang usia ini anak

mulai menunjukkan perilaku belajar yang berkembang, yang ditandai dengan ciri-

ciri sebagai berikut: (1) Anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser

dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur secara

serentak, (2) Anak mulai berpikir secara operasional, yakni anak mampu

memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti: volume, jumlah, berat, luas,

panjang, dan pendek. Anak juga mampu memahami tentang peristiwa-peristiwa

yang konkret, (3) Anak dapat menggunakan cara berpikir operasional untuk

mengklasifikasi benda-benda yang bervariasi beserta tingkatannya, (4) Anak

mampu membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip

ilmiah sederhana, dan menggunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Anak mampu

memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, pendek, lebar, luas,

sempit, ringan, dan berat

Page 42: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

26

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik

siswa sekolah dasar yaitu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, masih senang

bermain dan belajar melalui pengalaman nyata (konkret). Apabila sebuah kegiatan

pembelajaran dapat menimbulkan keceriaan bagi siswa, maka siswa akan

menaruh perhatian pada kegiatan tersebut. Sehingga diharapkan mampu

merangsang rasa ingin tahu siswa mengenai materi yang diajarkan. Oleh sebab

itu, dalam merancang pembelajaran, guru harus mampu menghadirkan suasana

lingkungan belajar yang sesuai dengan karakteristik dan tahap perkembangan

anak.

2.1.8 Hakikat Bahasa

Menurut Sugihastuti (2000) dalam Kusumaningsih (2013:13) bahasa

merupakan alat komunikasi yang efektif antar manusia. Dalam berbagai macam

situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan gagasan pembicara

kepada pendengar atau penulis kepada pembaca. Menurut Santosa (2009:1.2)

bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni,

sistematik, mana suka, ujar, manusiawi, dan komunikatif. Disebut sistematik

karena diatur oleh sistem.

Bahasa yang dalam bahasa Inggris disebut Language berasal dari bahasa

Latin yang berarti ”Lidah”. Secara universal pengertian bahasa ialah suatu bentuk

ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran (Santosa, 2009:1.2). Ujaran inilah yang

membedakan manusia dari makhluk lainnya. Dengan ujaran inilah manusia

mengungkapkan hal yang nyata atau tidak, dan kondisi yang lampau atau yang

akan datang. Ujaran manusia itu menjadi bahasa apabila dua orang manusia atau

lebih menetapkan bahwa seperangkat bunyi itu memiliki arti yang serupa.

Page 43: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

27

Menurut Hill dalam Pateda (1991) dalam Kusumaningsih (2013:13) ada

lima karakteristif bahasa yaitu (a) bahasa sebagai seperangkat bunyi sebab dalam

kehidupan sehari-hari kalau seseorang berbicara maka dapat didengar bunyi-

bunyian bahasa, (b) hubungan antara bunyi bahasa atau uraian bunyi bahasa

dengan objeknya bersifat arbriter dan tidak dapat diramalkan sehingga suatu

benda disebut “anjing”, di Prancis disebut chien, di Spanyol dinamai perro, di

Indonesia disebut anjing padahal perwujudannya hanya satu, (c) bahasa bersistem

yang berbeda satu sama lain, (d) bahasa adalah seperangkat lambang-lambang

yang digunakan untuk mengganti benda, peristiwa, proses atau aktivitas yang

dimaksud, dan (e) bersifat sempurna sehingga bahasa memudahkan manusia

untuk berkomunikasi.

Menurut Yusuf (2004) dalam Susanto (2015:73) perkembangan bahasa

mencakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan

dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan menggunakan

kata-kata, kalimat bunyi, lambang, gambar, atau lukisan. Dengan bahasa, maka

manusia dapat mengakses segala pengetahuan dan memperoleh informasi dari

sumber-sumber informasi.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa bahasa

merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi, yang digunakan manusia

dalam berbagai situasi untuk menyampaikan gagasan kepada orang lain. Dengan

bahasa manusia dapat mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam

kehidupannya.

Page 44: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

28

2.1.9 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Menurut Susanto (2015: 242) pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di

sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat keterampilan berbahasa, yaitu

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sebagai makhluk sosial manusia

akan selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lain dengan

menggunakan bahasa sebagai media. Menurut Indihadi (2006) dalam susanto

(2015: 242) ada lima faktor yang harus dipadukan dalam berkomunikasi, sehingga

pesan ini dapat dinyatakan atau disampaikan, yaitu: struktur pengetahuan

(schemata), kebahasaan, strategi produktif, mekanisme psikofisik, dan konteks.

Menurut Sufanti (2012: 13) komponen kemampuan berbahasa adalah

kemampuan yang menuntut siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia

dengan memanfaatkan empat aspek berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara,

membaca, dan menulis dengan materi nonsastra. Komponen kemampuan bersastra

adalah kemampuan yang menuntut siswa untuk kegiatan apresiasi dan ekpresi

dengan materi sastra yang meliputi kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca,

dan menulis karya sastra.

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) dalam Susanto (2015:

245) pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil

karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan

agar siswa mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan bahasa

Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.

Page 45: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

29

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD antara lain bertujuan agar siswa

mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

kepribadian, memperluas wawasan, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa. Pengajaran bahasa Indonesia juga dimaksudkan untuk

melatih keterampilan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis yang masing-

masing erat hubungannya.

Menurut Santosa (2009: 5.18) secara umum kemampuan berbahasa

tergantung pada frekuensi dan kualitas dengar, bicara, baca, dan tulis yang

dilakukan seseorang dalam kesehariannya. Semakin kerap siswa melakukan

aktivitas mendengar, berbicara, membaca, dan menulis dalam pembelajaran, maka

akan semakin baik kemampuan berbahasanya. Upaya ini dapat dilakukan dengan

cara menggiatkan latihan-latihan kebahasaan. Semakin awal upaya ini dilakukan

akan semakin baik hasilnya. Usia sekolah dasar merupakan masa yang tepat untuk

melatih kegiatan kebahasaan. Anak SD masih senang bermain untuk guru harus

memberikan pelajaran yang menyenangkan seperti permainan kelompok agar

pembelajaran lebih bermakna.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD antara lain bertujuan agar siswa

mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan

kepribadian, memperluas wawasan, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa. Untuk itu guru harus memberikan pengajaran yang

bermutu bagi peserta didik agar pembelajaran menjadi bermakna. Melalui

pembelajaran bahasa Indonesia sejak SD akan memberi peserta didik bekal bahasa

yang baik sebagai bekal untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Page 46: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

30

2.1.10 Hakikat Membaca

Menurut Mulyati (2008: 1.12) membaca adalah keterampilan reseptif

bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri,

terpisah dari keterampilan mendengarkan dan berbicara. Seseorang membaca

untuk memahami gagasan, perasaan atau informasi yang disajikan dalam bentuk

tulisan.

Menurut Santosa (2009: 6.3) pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri

dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk.

Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan

membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang

dilakukan pada saat membaca. Tujuan dari membaca sendiri adalah untuk

memahami bacaan yang dibacanya. Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang

sebagai suatu proses yang bergulir, terus-menerus dan berkelanjutan.

Pembalajaran membaca di SD dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan

membaca yang harus dimiliki setiap warganegara agar dapat mengembangkan diri

secara optimal. Santosa (2009: 6.3) proses membaca terdiri dari beberapa aspek.

Aspek-aspek tersebut adalah (a) aspek sensori, (b) aspek perseptual, (c) aspek

skemata, (d) aspek berpikir, dan (e) aspek afektif.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa membaca

merupakan tingkah laku yang kompleks, yang dilakukan secara sadar atau tidak

sadar dengan melibatkan penggunaan berbagai strategi dalam upaya membangun

suatu model makna yang diduga dimaksudkan oleh penulis. kegiatan membaca

dengan merespon lambang-lambang tulis untuk medapatkan gagasan yang

Page 47: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

31

disajikan dalam bentuk tulisan. Kegiatan membaca merupakan kemampuan

mutlak yang harus dimiliki oleh setiap warga negara agar dapat mengembangkan

diri secara berkelanjutan. Kemampuan membaca yang baik akan memudahkan

seseorang menyerap berbagai pengetahuan yang sebagian besar disampaikan

melalui tulisan.

2.1.11 Cerita Pendek

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:165) cerita adalah

karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang,

kejadian (baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka).

Cerita pendek merupakan kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang

memberikan kesan tunggal yang dominan, dan memusatkan diri pada satu tokoh

dalam satu situasi (pada suatu ketika).

Menurut H.B Jassin dalam Muryanto (2008:4) Sang Paus Sastra Indonesia,

mengatakan bahwa yang disebut cerita pendek harus memiliki bagian perkenalan,

pertikaian, dan penyelesaian. Menurut Hamid dalam Muryanto (2008:4) dalam

tulisan “pengertian cerpen” berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu

harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai antara 500-

20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak, dan adanya satu kesan.

Manurut Diponegoro dalam Muryanto (2008: 4) merinci pendapat Edgar

Allan Poe tentang cerpen sebagai berikut.

1) Cerita pendek harus pendek, sebatas selesai baca dalam sekali duduk.

Selain itu juga harus memberikan kesan secara terus-menerus hingga

kalimat terakhir. Artinya, cerita pendek harus ketat, tidak mengobral

Page 48: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

32

detail. Dialog hanya diperlukan untuk menampakan watak, menjalankan

cerita, atau menampilkan permasalahan.

2) Cerita pendek mengalir dalam arus untuk menciptakan efek tunggal dan

unik. Menurut Poe, ketunggalan pikiran dan aksi dapat dikembangkan

lewat suatu garis dari awal sampai akhir.

3) Cerita pendek harus ketat dan padat. Setiap detail harus mengarus pada

satu efek saja yang berakhir pada kesan tunggal.

4) Cerita pendek harus mampu meyakinkan pembacanya bahwa cerita benar-

benar terjadi, bukan suatu bikinan atau rekaan.

5) Cerita pendek harus menimbulkan kesan yang selesai, tidak lagi mengusik

dan menggoda karena ceritanya seperti masih berlanjut.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan secara singkat

bahwa cerpen adalah cerita rekaan yang pendek. Dalam cerpen juga terdapat

beberapa unsur cerpen, termasuk panjang pendek sebuah cerpen. Sebuah cerpen

merupakan suatu karya yang utuh dan terdiri dari unsur-unsur yang membentuk

suatu cerita.

Unsur tersebut ada yang membangun dari dalam yang disebut unsur

intrinstik. Unsur intrinsik cerpen berupa tema dan amanat, alur dan pengaluran,

tokoh dan penokohan, latar dan pelataran, serta sudut pandang pencerita.

Sedangkan unsur dari luar yang mempengaruhi sebuah cerpen disebut unsur

ekstrinsik. Unsur ekstrinsik lebih banyak berhubungan dengan pengarang, seperti

budaya, agama, falsafah hidup, pendidikan, dan lain sebagainya.

Page 49: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

33

2.1.12 Model Pembelajaran

Menurut Suprijono (2014: 46) model pembelajaran dapat diartikan sebagai

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberi petunjuk kepada guru di kelas. Model pembelajaran dapat didefinisikan

sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut

Arends (1997) dalam Suprijono (2014:46) model pembelajaran mengacu pada

pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan

pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan

pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil (1980) dalam Rusman

(2014: 133) diartikan sebagai suatu rencana pola yang digunakan dalam

menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada

pengajar di kelas dalam setting pembelajaran ataupun setting lainnya. Suatu pola

berarti model mengajar, dalam pengembangannya di kelas membutuhkan unsur

metode, teknik-teknik mengajar dan media sebagai penunjang. Model

pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model

pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.

Jadi, bisa dikatakan model pembelajaran adalah kesatuan dari metode dan

teknik, serta merupakan pola pilihan, artinya guru dapat memilih model

pembelajaran yang sesuai dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditetapkan. Hanya guru yang kreatif, fleksibel, dan cerdas yang dapat

memperoleh keuntungan maksimal dari model-model pembelajaran. Oleh karena

Page 50: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

34

itu guru harus dapat merancang model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik anak agar pembelajaran berlangsung efektif.

2.1.13 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut Savage (1987)

dalam Rusman (2014: 203) adalah suatu pendekatan yang menekankan kerjasama

dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar

dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan

dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan

pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas

dengan lebih efektif.

Menurut Nurulhayati (2002) dalam Rusman (2014: 203) pembelajaran

kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam

satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Model pembelajaran kooperatif

menjadi salah satu kegiatan belajar siswa yang dilakukan secara berkelompok.

Siswa akan belajar bekerjasama dengan anggota kelompok lainnya melalui

kegiatan kelompok.

Menurut Rusman (2014:204) model cooperatif learning adalah teknik

pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar

bersama dengan kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang.

Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bekerjasama dalam suatu kelompok, namun bukan hanya bekerjasama, dalam

suatu kelompok juga diharapkan akan terjadi persaingan yang positif antar siswa

dalam proses pembelajaran.

Page 51: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

35

Nurulhayati (2002) dalam Rusman (2014: 204) mengemukakan lima unsur

dasar model cooperatif learning, yaitu: (1) ketergantungan yang positif, (2)

pertanggungjawaban individual, (3) kemampuan bersosialisasi, (4) tatap muka,

dan (5) evaluasi proses kelompok. Sementara itu Slavin (2015: 4), pembelajaran

kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama

lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Pada kelas kooperatif, para siswa

diharapkan bisa saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi,

untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup

kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Menurut Rusman (2014: 203) pembelajaran kooperatif tidak sama dengan

sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajarn kooperatif yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Pembagian kelompok harus disesuaikan dengan tingkat kecerdasan siswa, jenis

kelamin, maupun ras. Setiap siswa dalam kelompok memiliki peranan dan

kontribusi masing-masing sehingga tidak hanya siswa yang pintar yang dapat

berkembang, tetapi siswa dengan kurang pintar juga dapat belajar

mengembangkan kemampuannya, dengan persaingan yang positif dalam

pembelajaran kelompok permainan yang menyenangkan.

Menurut Slavin (2015: 33) tujuan yang paling penting dari pembelajaran

kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep,

kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota

masyarakat yang bahagia dan memberikan kontribusi. Selain model kooperatif

Page 52: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

36

digunakan untuk mencapai hasil belajar kompetensi akademik, model kooperatif

juga efektif untuk mengembangkan kompetensi sosial siswa yang akan berguna

untuk kehidupan di masyarakat.

Pembelajaran yang baik sebagai salah satu faktor meningkatkan kualitas

pendidikan. Sistem pembelajaran harus selalu ditingkatkan untuk mencapai

kualitas pendidikan yang baik. Pembelajaran yang baik akan membuat siswa

mampu mengembangkan diri secara optimal baik aspek kognitif, psikomotor,

maupun afektif. Banyak sekali model pembelajaran yang dapat dipilih guru dalam

melaksanakan stratergi pembelajaran yang telah ditetapkan, salah satunya adalah

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

2.1.14 Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Menurut Saco (2006) dalam Rusman (2014:224), dalam TGT siswa

memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor

bagi tim mereka masing-masing. Permainan yang disusun guru dapat berupa

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Menurut Rusman

(2014: 224) TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menetapkan

siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang

siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang

berbeda. Dalam Teams Games Tournament (TGT) guru menyajikan materi, dan

siswa bekerja sama dengan kelompoknya.

Priansa (2015: 257) menguraikan kelebihan model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai berikut: (1) Keterlibatan

aktif siswa dalam belajar mengajar; (2) Siswa menjadi bersemangat dalam belajar;

Page 53: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

37

(3) Pengetahuan yang diperoleh siswa bukan semata-mata dari guru, tetapi juga

melalui konstruksi siswa itu sendiri; (4) Dapat menumbuhkan sikap positif dalam

diri siswa; (5) Penghargaan yang diberikan akan mendorong siswa mencapai hasil

yang lebih tinggi; (6) Pembentukkan kelompok-kelompok kecil mempermudah

guru dalam memonitor siswa dalam belajar.

Salvin (2015: 166-7) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif tipe

TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu:

1. Tahap Penyajian Kelas

Tahap ini terbagi atas dua tahapan penting, yaitu pembukaan dan

pengembangan. Pembukaan adalah pada saat guru menyampaikan materi yang

akan dipelajari, tujuan pembelajaran, dan motivasi pada awal pembelajaran. Saat

pembelajaran kelas ini guru harus sudah mempersiapkan work sheet dan soal

turnamen. Sedangkan pengembangan adalah ketika guru memberikan penjelasan

materi secara garis besar. Siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami

materi yang disampaikan guru..

2. Tahap Belajar dalam Kelompok (Teams)

Terdiri atas beberapa siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam

hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini

adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih

khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya agar dapat mengerjakan

soal saat turnamen dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim

berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.

Page 54: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

38

3. Tahap Permainan (Games)

Terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang

dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di

kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut dimainkan diatas meja turnamen,

yang masing-masing mewakili tim yang berbeda.

4. Tahap Pertandingan (Tournament)

Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya

turnamen dilakukan setelah penyampaian materi dan kerja kelompok. Pada saat

turnamen guru memecah tim asal kemudian menempatkan masing-masing

anggota kelompok pada meja turnamen sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka.

Skor yang mereka dapatkan pada saat turnamen akan diakumulasikan menjadi

skor tim.

5. Tahap Penghargaan Kelompok

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain

apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga

digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

Slavin (1995) dalam Huda (2014: 197) menemukan model pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) berhasil meningkatkan skill-skill dasar,

pencapaian, interaksi positif antarsiswa, harga diri, dan sikap penerimaan pada

siswa-siswa lain yang berbeda. Slavin (2015: 163) TGT mengunakan turnamen

akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di

mana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain

Page 55: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

39

yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Deskripsi dari

komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut.

1) Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari

kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama

dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan

lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa

mengerjakan kuis dengan baik.

2) Game

Game dalam model pembelajaran TGT terdiri atas pertanyaan-pertanyaan

yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang

diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim. Game tersebut

dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili

tim yang berbeda. Game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada

lembar yang sama. Seseorang siswa mengambil kartu bernomor dan harus

menjawab pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah

aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menentang

jawaban masing-masing.

3) Turnamen

Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya

berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan

presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar-

kegiatan.

Page 56: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

40

1.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penerapan model pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) dalam pembelajaran telah banyak dikaji dan dilakukan.

Namun, hal tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi.

Beberapa penelitian mengenai model pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) yang telah dilakukan dan dapat dijadikan kajian dalam penelitian ini yaitu

penelitian dari:

1. Penelitian eksperimen oleh Purwanti (2013) mahasiswa jurusan

pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI dengan judul Keefektifan

Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT Berbantuan Animasi

Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV. Hasil penelitian yaitu keterampilan

proses pada kelas eksperimen 1 berpengaruh positif terhadap hasil belajar

siswa sebesar 80,3%; keterampilan proses pada eksperimen 2 berpengaruh

positif terhadap hasil belajar siswa sebesar 45%; pembelajaran berbasis

penerapan TGT berbantuan animasi grafis, pembelajaran berbasis

penerapan TGT berbantuan alat peraga, dan pembelajaran dengan metode

ekspositori berbantuan alat peraga dapat membantu siswa mencapai

ketuntasan belajar.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rama Nur Imama dan Kusumarasdyati

tahun 2013 (Vol 01 No. 01) dari Universitas Negeri Surabaya dengan

judul The Effects of Team Games Tournament On the Teaching of

Vocabulary for the Fourth Graders of SDN 1 Menganti. Hasil penelitian

ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen

Page 57: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

41

yang menggunakan model pembelajaran TGT dengan kelas kontrol yang

menggunakan metode konvensional. Hasil posttest menunjukkan nilai

kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

3. Penelitian Eksperimen oleh Ngatiyem (2013) mahasiswa jurusan

Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

dengan judul Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Teams Games

Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Pada

Kompetensi Dasar Persamaan Dasar Akuntansi Siswa Kelas X SMK

Widya Praja Ungaran Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian ada

peningkatan hasil belajar setelah perlakuan dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe TGT dilihat dari rata-rata nilai pre test yaitu 69,36 dan post

test sebesar 74,79 pada kelas eksperimen. Selain itu menunjukan hasil

bahwa hasil rata-rata nilai post test kelas eksperimen sebesar 82,50 lebih

tinggi dibanding kelas kontrol sebesar 74,73.

4. Penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Kemala Purna Utami (2013)

mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang dengan judul Keefektifan Model

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan

Hasil Belajar Materi Bangun Ruang pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Negeri Pagerbarang 03 Kabupaten Tegal. Hasil uji hipotesis aktivitas

belajar siswa dengan dk = 46 dan α = 5%, menunjukkan bahwa t hitung > t

tabel, yaitu 2,173 > 2,013 dan signifikansi kurang dari 0,05, yaitu 0,035 <

0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan aktivitas belajar siswa pada materi bangun ruang antara

Page 58: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

42

yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) dan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Sementara hasil uji hipotesis hasil belajar siswa menunjukkan bahwa t

hitung > t tabel, yaitu 2,147 > 2,013 dan signifikansi kurang dari 0,05,

yaitu 0,037 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada materi

bangun ruang antara yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) dan yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional. Berdasarkan perolehan nilai aktivitas dan

hasil belajar siswa, serta hasil uji hipotesis, dapat diasumsikan bahwa

aktivitas dan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) lebih baik daripada

aktivitas dan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran konvensional.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Puspitasari mahasiswa UNNES

Fakultas Ilmu Pendidikan tahun 2013 dengan judul Peningkatan Aktivitas

dan Hasil Belajar Materi Daur Air dan Peristiwa Alam melalui Model

Teams Games Tournaments (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kraton

3 Kota Tegal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perolehan nilai

rata-rata kelas pada hasil tes formatif siklus I sebesar 74,26 meningkat

pada siklus II menjadi 81,73 dengan peningkatan ketuntasan belajar

klasikal dari 66,67% menjadi 88,46%. Aktivitas belajar siswa selama

proses pembelajaran pada siklus I mencapai 66,74% meningkat pada

siklus II menjadi 77,09% dan memperoleh kriteria aktivitas belajar sangat

Page 59: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

43

tinggi. Disimpulkan penerapan pembelajaran TGT dapat meningkatkan

pembelajaran IPA materi daur air dan peristiwa alam pada siswa kelas V

SD Negeri Kraton 3.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Micheal M. van Wyk mahasiswa

University of the Free State, Bloemfontein, South Africa dengan judul The

Effects of Teams-Games-Tournaments on Achievement, Retention, and

Attitudes of Economics Education Students. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa skor tes prestasi untuk kelompok TGT adalah 52,99, sedangkan

kelompok kontrol adalah 50,13. Ini berarti bahwa kelompok TGT

dilakukan lebih baik dalam tes prestasi dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Tes retensi untuk kedua kelompok yang sangat mirip. Kelompok

perlakuan menunjukkan sikap positif terhadap TGT sebagai strategi

pengajaran untuk pendidikan ekonomi.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Abdus Salam mahasiswa University of

Dhaka, Bangladesh dengan judul Effects of using Teams Games

Tournaments (TGT) Cooperative Technique for Learning Mathematics in

Secondary Schools of Bangladesh. Setelah tiga minggu intervensi, hasil

menunjukkan bahwa TGT pada siswa kelompok eksperimen telah

mencapai hasil belajar yang signifikan dibandingkan dengan siswa

kelompok kontrol. Aktivitas terhadap matematika berbeda sampai batas

positif tertentu dalam kelompok eksperimen TGT. Berdasarkan temuan ini,

beberapa rekomendasi yang dibuat untuk mengatasi hambatan untuk

mengintegrasikan berbasis web playing game ke dalam kelas.

Page 60: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

44

Penelitian-penelitian yang telah dikemukakan di atas merupakan penelitian

yang relevan dengan penelitian ini, karena menggunakan model pembelajaran

Kooperatif Tipe Teams Games Tournamen (TGT). Dari keefektifan penerapan

model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournamen (TGT) pada

penelitian diatas, menjadi salah satu faktor pendukung bagi peneliti untuk

melakukan penelitian. Penelitian di atas memiliki kesamaan pada permasalahan,

dan pendekatan yang digunakan. Perbedaannya penelitian ini merupakan

penelitian eksperimen untuk melakukan pengujian lebih lanjut mengenai

keefektifan model pembelajaran Teams Games Tournamen (TGT) terhadap

aktivitas dan hasil belajar cerpen siswa bila diterapkan di SD Negeri 1 Kejobong

Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga.

1.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup empat macam standar

kompetensi yaitu membaca, mendengarkan, berbicara, dan menulis. Pembelajaran

bahasa Indonesia dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan

sejak SD karena merupakan pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan

siswa. Selain itu bahasa juga selalu ada dalam semua aktivitas sehari-hari, baik di

lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dengan demikian kemampuan

berbahasa yang baik akan memudahkan seseorang untuk dapat mengembangkan

diri secara optimal.

Kemampuan guru yang dapat memilih pendekatan, strategi, model maupun

metode yang tepat akan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Page 61: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

45

pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya dirancang menjadi sebuah

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Hal ini karena karakteristik siswa

SD yang masih berada pada tahap senang bermain. Pembelajaran yang baik harus

dapat memberikan ruang kepada siswa untuk berperan aktif, berpikir kreatif, dan

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Kondisi yang baik diharapkan dapat

menunjang pemahaman siswa dalam menguasai konsep materi pelajaran yang

telah ditentukan.

Namun, yang terjadi di lapangan masih terdapat kesenjangan antara

harapan dan kenyataan. Proses Pembelajaran di kelas V SD Negeri 1 Kejobong

masih didominasi metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Belum ada

inovasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan model

pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran menjadi kurang menyenangkan dan

monoton sehingga membuat siswa menjadi cepat bosan dan kurang berminat

dalam mengikuti proses pembelajaran. Oleh karena itu, diharapkan guru

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan

materi yang diajarkan agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk materi cerpen pada

siswa kelas V yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games

Tournament (TGT). Melalui penerapan model Teams Games Tournament (TGT)

diharapkan efektif meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar bahasa

Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong karena pembelajaran Teams

Games Tournamen (TGT) memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan

aktif untuk berkompetisi secara positif melalui interaksi dengan siswa yang lain.

Interaksi yang positif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan

Page 62: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

46

bekarja sama dengan anggota kelompok. Sehinga pembelajaran akan lebih

menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.

Jadi, penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournamen (TGT)

diharapkan efektif meningkatkan aktivitas dan hasil belajar cerpen siswa kelas V

di SD Negeri 1 Kejobong.

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Bahasa Indonesia

Tidak Menggunakan Model

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Model Pembelajaran Teams

Siswa Pasif, Kurang Menarik

Aktifitas dan Hasil belajar Siswa

Lebih Optimal

Aktifitas dan Hasil belajar Siswa

Kurang Optimal

Kelas Kontrol Tidak

Menggunakan Model

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Kelas Eksperimen Model

Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Siswa Aktif, Menarik dan Lebih

Bermakna

dibandingkan

Apakah penerapan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

akan lebih efektif daripada pembelajaran yang tidak mendapatkan model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Page 63: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

47

1.4 Hipotesis Penelitian

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan” (Sugiyono, 2013: 99). Berdasarkan landasan teori dan

kerangka berpikir, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

Ho1 Tidak ada perbedaan aktivitas belajar yang signifikan antara siswa yang

mendapatkan pembelajaran menggunakan model Teams Games

Tournament (TGT) dan siswa yang tidak mendapatkan pembelajaran

menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) pembelajaran

bahasa Indonesia materi cerpen.

Ho : μ1 = μ2

Ha1 Terdapat perbedaan aktivitas belajar yang signifikan, antara siswa yang

mendapatkan pembelajaran menggunakan model Teams Games

Tournament (TGT) dan siswa yang tidak mendapatkan pembelajaran

menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) pembelajaran

bahasa Indonesia materi cerpen.

Ha : μ1 ≠ μ2

Ho2 Tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan, antara siswa yang

mendapatkan pembelajaran menggunakan model Teams Games

Tournament (TGT) dan siswa yang tidak mendapatkan pembelajaran

menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) pembelajaran

bahasa Indonesia materi cerpen.

Ho : μ1 = μ2

Page 64: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

48

Ha2 Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan, antara siswa yang

mendapatkan pembelajaran menggunakan model Teams Games

Tournament (TGT) dan siswa yang tidak mendapatkan pembelajaran

menggunakan model Teams Games Tournament (TGT) pembelajaran

bahasa Indonesia materi cerpen.

Ha : μ1 ≠ μ2

Ho3 Penggunaan model Teams Games Tournament (TGT) tidak efektif

terhadap aktivitas belajar siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa

Indonesia materi cerpen.

Ha : µ1 ≤ μ2

Ha3 Penggunaan model Teams Games Tournament (TGT) efektif terhadap

aktivitas belajar siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia

materi cerpen.

Ha : μ1 > μ2

Ho4 Penggunaan model Teams Games Tournament (TGT) tidak efektif

terhadap hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia

materi cerpen.

Ha : µ1 ≤ μ2

Ha4 Penggunaan model Teams Games Tournament (TGT) efektif terhadap

hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi

cerpen.

Ha : μ1 > μ2

Page 65: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

120

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dan

pembahasan pada pembelajaran bahasa Indonesia materi cerpen dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong, dapat dikemukakan simpulan

sebagai berikut.

(1) Terdapat perbedaan aktivitas belajar bahasa Indonesia kelas V SD pada

materi cerpen antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

(2) Terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia kelas V SD pada

materi cerpen antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)

dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

(3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) efektif terhadap aktivitas belajar bahasa Indonesia siswa kelas V

SD Negeri 1 Kejobong pada materi cerpen.

(4) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

(TGT) efektif terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD

Negeri 1 Kejobong pada materi cerpen.

Page 66: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

121

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan pada

pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten

Purbalingga, penulis menyampaikan saran sebagai berikut.

5.2.1 Bagi Guru

(1) Guru hendaknya lebih mengutamakan model pembelajaran kooperatif agar

siswa terbiasa untuk berinteraksi dengan temannya. Selain telah terbukti

efektif dalam pembelajaran, hal tersebut akan melatih siswa untuk

memiliki jiwa sosial yang dapat diterima dalam masyarakat.

(2) Guru hendaknya menjelaskan tata cara dan aturan dalam pelaksanaan

suatu model pembelajaran. Guru juga harus membimbing siswa agar

waktu yang digunakan efisien.

(3) Guru hendaknya selalu berusaha melakukan inovasi untuk memilih dan

mempertimbangkan model pembelajaran yang hendak diterapkan.

Berdasarkan karakteristik siswa SD khususnya kelas V yang masih dalam

tahap operasional konkret, guru hendaknya menerapkan pembelajaran

yang mengandung unsur permainan dan adanya interaksi antar siswa.

Contohnya yaitu model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

5.2.2 Bagi Sekolah

1) Sekolah hendaknya melengkapi fasilitas dan sarana prasarana yang

mendukung model pembelajaran.

Page 67: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

122

2) Memberikan sosialisai kepada guru-guru kelas mengenai model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT), melalui sosialisasi,

diharapkan semua guru kelas mengetahui bahwa model pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT) efektif untuk meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar siswa.

5.2.4 Bagi Peneliti Lanjutan

Bagi peneliti lanjutan yang ingin melakukan penelitian tentang model

pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) disarankan untuk

memperhatikan berbagai kelemahan-kelemahan model pembelajaran

Teams Games Tournament (TGT). Selain itu peneliti lanjutan perlu

mengkaji lebih dalam mengenai model pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT), sehingga hasil penelitian semakin lebih baik.

Page 68: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

123

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2015. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Doyin, Mukh dan Wagiran. 2012. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: UNNES PRESS.

Ghozali, Imam.2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IMB SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu metodis dan pragmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Imama, Rama Nur. 2013. The Effects Of Team Games Tournament On The Teaching Of Vocabulary For The Fourth Graders Of SDN 1 MengantiTersedia di https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source

=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjl6-HhvYfNAhXHPY8KH

VLfDgwQFggpMAE&url=http%3A%2F%2Fejournal.unesa.ac.id%2Fartic

le%2F2658%2F58%2Farticle.doc&usg=AFQjCNFv_DSFKG0WOwAm4f

X-e1hscHEONg&bvm=bv.123325700,bs.1,d.c2I (diakses tanggal 02-06-

2016).

Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Kusumaningsih, Dewi dkk. 2013. Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta:

Andi Offset.

Mulyati, Yeti. 2008. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Munib, Achmad, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK

UNNES.

Muryanto, A Kristiawan. 2008. Aku Pandai Menulis Cerpen. Klaten: PT Intan

Sejati.

Ngatiyem. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Pada Kompetensi

Dasar Persamaan Dasar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Widya Praja

Ungaran Tahun Ajaran 2012/2013 Tersedia di https://www.google

.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&

ved=0ahUKEwiW8cuIu4fNAhULpY8KHXXyDJQQFgg-MAU&url=http

%3A%2F%2Flib.unnes.ac.id%2F19155%2F1%2F7101408200.pdf&usg=

Page 69: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

124

AFQjCNGiyrepBvzOtC94fRT27XZQRtndzA&bvm=bv.123325700,d.c2I

(diakses tanggal 02-06-2016).

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asessmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:

MediaKom.

Purwanti, Heni. 2015. Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan

TGT Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV. Tersedia

di https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd

=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjs7Jyot4fNAhXBLo8KHYNQDGM

QFgghMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.mojet.net%2Farticle%2Fgetpdf

%2F121&usg=AFQjCNHs_KSrFn78MN-AeKrUdeVK27wOcw&bvm=b

v.123325700,d.c2I (diakses tanggal 02-06-2016).

Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Puspitasari, Dewi. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Daur Air

dan Peristiwa Alam melalui Model Teams Games Tournaments (TGT) pada Siswa Kelas V SD Negeri Kraton 3 Kota Tegal. Tersedia di

http://lib.unnes.ac.id/17438/ (diakses tanggal 02-06-2016).

Rifa’i, Achmad dan Carharina Tri Anni. 2012. Psilologi Pendidikan. Semarang:

UNNES Pers.

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Salam, Abdus. 2015. Effects of using Teams Games Tournaments (TGT) Cooperative Technique for Learning Mathematics in Secondary Schools of Bangladesh. Tersedia di https://www.google.c o.id/url?sa=t&rct=j&q=

&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjs7Jyot4f

NAhXBLo8KHYNQDGMQFgghMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.moj

et.net%2Farticle%2Fgetpdf%2F121&usg=AFQjCNHs_KSrFn78MN-Ae

KrUdeVK27wOcw&bvm=bv.123325700,d.c2I (diakses tanggal 02-06-

2016).

Santosa, Puji. 2012. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta.

Page 70: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

125

Slavin, Robert E..2015. Cooperatif Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung:

Penerbit Nusa Media.

Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sufanti, Main. 2012. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Surakarta: Yuma Pustaka.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenamedia

Group.

Thoifah, I’anatut. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif.Malang: Intrans Publishing.

Tim Penyusun. 2011. Pedoman Akademik Universitas Negeri Semarang 2011/2012. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Utami, Kamela Purna. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Bangun

Ruang pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Pagerbarang 03

Kabupaten Tegal. Tersedia di https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=

j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwixhv

qVvIfNAhWLRI8KHbKcCs0QFggeMAA&url=http%3A%2F%2Flib.unn

es.ac.id%2F17495%2F1%2F1401409032.pdf&usg=AFQjCNE8ZUKMGS

FYGZ2CYmFownDwt0MXEg&bvm=bv.123325700,bs.1,d.c2I (diakses

tanggal 02-06-2016).

Van Wyk, Micheal M. 2011. The Effects of Teams-Games-Tournaments on Achievement,Retention, and Attitudes of Economics Education StudentsTersedia di https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source

=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiM49-luIfNAhXCo48KH

WexDdgQFggeMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.krepublishers.com%2

F02-Journals%2FJSS%2FJSS-26-0-000-11-Web%2FJSS-26-3-000-11-

Abst-PDF%2FJSS-26-3-183-11-1132-Van-Wyk-M-M%2FJSS-26-3-183-

11-1132-Van-Wyk%2520-M-M-Tt.pdf&usg=AFQjCNHkrykdfMzK4YI

mI7tlaqpn6lUmow&bvm=bv.123325700,d.c2I (diakses tanggal 02-06-

2016).

Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 71: KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES …lib.unnes.ac.id/28239/1/1401412558.pdf · materi Cerpen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kejobong Kabupaten Purbalingga. Populasi dalam

126

____________. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Winataputra, Udin S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Yonny, Acep dkk. 2010. Menyusus Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:

Familia.