Kecerdasan Ganda
-
Upload
djailtomboii -
Category
Documents
-
view
836 -
download
0
Transcript of Kecerdasan Ganda
.
Kecerdasan Ganda
Gardner (1983) dalam bukunya Frames of Mind, mengembangkan model
kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dengan menjelajahi berbagai
disiplin ilmu, seperti neoubiologi, antropologi, psikologi, filsafat dan sejarah.
Tipe kecerdasan ganda dikembangkan berdasarkan hasil penelitian para pakar,
salah satunya Jean Piaget. Gardner akhirnya sampai pada suatu kesimpulan
bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, dan bukanlah unit
kemepilikan tunggal. Kecerdasan merupakan serangkaian kemampuan dan
keterampilan yang dapat dikembangkan. Kecerdasan ada pada setiap manusia
tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda.
Berdasarlan kerangka yang dikemukakan Gardner, penulis mencoba
memetakan kemampuan manusia dalam sembilan kecerdasan dasar yang
komprehensif, masing-masing kecerdasan memiliki bentuk kemampuan dan
pola belajar tersindiri. Gardner terakhir memperkenalkan 8 kecerdasan dan
sebagai tambahan penulis melengkapi dengan 1 kemampuan dasar lain yang
sangat pokok yaitu kecerdasan spiritual (SQ) sebagaimana diuraikan sebagai berikut;
Sembilan Kecerdaan Dasar
Linguistik
Kemampuan berkaitan dengan bahasa dengan menggunakan kata secara
efektif, baik lisan (bercerita, berpidato, orator atau politisi) dan tertulis
(serperti, wartawan, sastrawan, editor dan penulis). Kecerdasan ini meliputi
kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur, fonologi, semantik dan
pragmatik. Penggunaan bahasa ini mencakup retorika, mnemonik atau hafalan,
eksplanasi, dan metabahasa.
Matematis Logis
Kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya ahli matematika,
fisikawan, akuntan pajak, dan ahli statistik). Melakukan penalaran (misalnya,
programmer, ilmuwan dan ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada
pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain.
Proses yang digunakan dalam kecerdasan matematis-logis yaitu: katagorisasi,
pengambilan keputusan, generalisasi, perhitungan dan pengujian hipotesis
Spasial
Kemampuan mempersepsikan dunia spasial-visual secara akurat. Misalnya
pemandu, pramuka, pemburu. Mentransformasikan persepsi dunia spasial-
visual dalam bentuk tertentu. Misalnya dekorator interior, arsitek, seniman dan
penemu. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk,
ruang dan hubungan antarunsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan
membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan
mengorientasikan diri secara tepat dalam matriks spasial.
Kinestetis-Jasmani
Kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan
perasaan. Misalnya sebagai aktor, pemain pantomim, atlit atau penari.
Keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah
sesuatu. Misalnya pengrajin, pematung, tukang batu, ahli mekanik, dokter
bedah. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik spesifik seperti koordinasi,
keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan atau
kemampuan menerima rangsangan (proprioceptive) dan hal yang berkaitan
dengan sentuhan (tactile dan Haptic)
Musikal
Kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara mempersepsikan,
membedakan, mengubah dan mengekspresikan. Misalnya penikmat musik,
kritikus musik, komposer, penyanyi. Kecerdasan ini meliputi kepekaan
terhadap irama, pola nada, melodi, warna nada atau suara suatu lagu.
Seseorang dapat memiliki pemahaman musik figural atau “atas-bawah” (global,
intuitif), pemahaman formal atau “bawah-atas” (analisis, teknis dan keduanya.
Interpersonal
Kemampuan mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud,
motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan
terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat. Kemampuan membedakan
berbagai macam tanda interpersonal dan kemampuan menanggapi secara
efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu. Misalnya
mempengaruhi kelompok untuk melakukan tindakan tertentu.
Intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman
tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri secara akurat
mencakup kekuatan dan keterbatasan. Kesadaran akan suasana hati, maksud,
motivasi, temperamen, keinginan, disiplin diri, memahami dan menghargai diri.
Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkatagorikan spesies, flora dan fauna di
lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam.
Misalnya formasi awan dan gunung. Bagi mereka yang tinggal di daerah
perkotaan, kemampuan membedakan benda mati seperti mobil, rumah, dan
sampul kaset (CD).
Spiritual
Keyakinan dan mengaktualisasikan akan sesatu yang bersifat transenden atau
penyadaran akan nilai-nilai akidah-keimanan, keyakinan akan kebesaran Allah
SWT. Kecerdasan ini meliputi Kesadaran suara hati, internalisasi nilai,
visioning, aktualisasi, keikhlasan, ihsan. Misalnya menghayati batal dan haram
dalam agama, toleransi, sabar, tawakal, dan keyakinan akan takdir baik dan
buruk. Mengaktualisasikan hubungan dengan Al Khaliq berdasarkan
keyakinannya.
Prinsip-prinsip Kecerdasan Ganda
Disamping kedelapan jenis Kecerdasan Dasar yang telah dikembangkan dan
penjelasan teoritisnya, beberapa prinsip yang perlu dipahami tentang aplikasi dari
model ini, diantaranya;
Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan. Teori kecerdasan majemuk bukan
alat untuk menetapkan satu kecerdasan yang sesuai dengan potensi seseorang.
Teori ini lebih menjelaskan fungsi kognitif yang menyatakan bahwa seseorang
memilih kapasitas dalam kedelapan kecerdasan tersebut dan berjalan secara
bersamaan dengan cara yang berbeda pada setiap orang.
Orang pada umumnya mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat
penguasaan tertentu. Setiap orang sebenarnya memiliki kemampuan
mengembangkan kedelapan kecerdasan sampai pada kinerja tingkat tinggi
secara memadai jika mendapat dukungan, pengayaan dan pengajaran-
pelatihan.
Kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Gardner
menunjukkan bahwa setiap kecerdasan yang telah dibahas di muka sebenarnya
hanyalah rekaan, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri dalam kehidupan
sehari-hari. Kedelapan kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain.
Ada banyak cara untuk meningkatkan kecerdasan dalam setiap katagori. Tidak
ada atribut standar yang harus dimiliki seseorang untuk dapat disebut cerdas
dalam katagori tertentu. Mungkin saja seseorang tidak mampu membaca tetapi
pada sisi lain mampu menyampaikan cerita yang menarik dengan kosa kata
yang sangat kaya. Kecerdasan majemuk menekankan keanekaragaman cara
orang menunjukkan bakat baik dalam satu kecerdasan tertentu maupun
antarkecerdasan.
Kecerdasan Ganda dan Pembelajaran
Sekolah-di-rumah memungkinkan orang tua untuk merancang kegiatan harian
anak-anak mereka dengan menerapkan seluruh potensi anak. Mulailah dengan
mengidentifikasi dan mengenal bakat, minta dan kecenderungan anak dalam belajar
(gaya belajar) dan menetapkan cara untuk mengembangkannnya. Setiap individu
memiliki karakter yang berbeda-beda, pembelajar hendaknya dipandang sebagai
makhluk yang “unik” dan membutuhkan perlakuan uamh tidak sama. Anda haruis
menghindari setiap upaya generalisasi terhadap mereka dengan alasan efektifitas.
Alasan ini sangat mengganggu kenyaman anak dalam menggunakan cara atau
metode yang mereka anggap lebih disukai.
Penjelasan tentang teori kecerdasan ganda merupakan panduan yang sangat
bermanfaat Bagi setiap guru atau orang tua untuk melihat kekuatan pembelajar
sekaligus untuk memperbaiki situs-situs tertentu yang perlu diperbaiki. Hasil
analisis akan membantu menentukan gaya belajar yang sesuai untuk berbagai
kepentingan.
Pembelajaran merupakan suatu proses hubungan atau interaksi antara
individu dengan lingkungan agar terjadi proses perubahan perilaku. Tujuan
dari perubahan perilaku mencakup penguatan potensi kecerdasan secara
menyeluruh. Belajar tidak saja mengangkat hal-hal yang bersifat kognitif saja
dan mencakup kemampuan satu aspek kecerdasan, tetapi menghidupkan
secara utuh dan alamiah seluruh kecerdasan melalui pendekatan dan teori
belajar yang sesuai. Mendidik dan melatih merupakan serangkaian tindakan
yang dilakukan orang tua atau fasilitator dalam merangsang seluruh
kecerdasan dan memperbaiki aspek-aspek yang masih lemah. Oleh karena itu,
kemampuan mendidik sangat erat kaitannya dengan kemampuan
mengidentifikasi dan melihat potensi kecerdasan pembelajar serta memahami
bagaimana hal itu dikumpulkan dalam suatu rangkaian belajar yang menarik.
Setiap pembelajar memiliki sembilan kecerdasan dan dapat
dikembangkan sampai tingkat kompetensi yang paling optimal dapat dicapai
anak. Di sisi lain, masing-masing anak memiliki kecenderungan (inklinasi)
terhadap kecerdasan tertentu atau kelebihan yang ditunjukkan melalui
perilaku spesifik. Dalam pembelajaran harus dihindari pembatasan
kemampuan hanya dalam satu katagori atau wilayah kecerdasan tertentu saja.
Tetapi lebih penting bagaimana anak di perlakukan sebagai orang yang sedang
melakukan perjalanan hidupnya dengan cara yang memungkinkan
mengoptimalkan apa yang ada dalam dirinya.
Menilai Kecerdasan Ganda
Menilai potensi dan cara anak mencapai tujuan tertentu merupakan langkah
awal dalam mengenal kecerdasan ganda. Tidak sada satu tes pun yang dapat
menghasilkan keputusan yang komprehensif mengenai kecerdasan dan potensi
pembelajar. Tidak selamanya tes formal mampu memberikan informasi yang
cukup mengenai kecerdasan seseorang, namun perlu dilengkapi dengan
berbagai alat uji lain seperti catatan sederhana, laporan pertumbuhan fisik,
dan observasi.
Indikator pengamatan yang baik dapat menunjukkan kecenderungan
terhadap aspek kecerdasan seseorang, terutama cara menggunakan waktu
luang, minat terhadap suatu objek, kebiasaan dan tindakan yang menonjol.
Secara sederhana observasi membantu dalam menggali kecenderungan
kemampuan seseorang dan menentukan wilayah lain yang perlu dioptimalkan.
Menyatukan seluruh kecerdasan yang dimiliki menjadi prinsip yang dipegang
oleh pendidik dan orang tua.
Orang tua hendaknya mempersiapkan catatan khusus untuk mengamati
perilaku pembelajar baik di dalam rumah atau pada saat mengikuti jadual
kegiatan di luar rumah berlangsung. Jika Anda mengamati kegiatan keseharian
anak-anak Anda tentu akan sangat merepotkan sekali. Tetapi paling tidak
lakukan pengamatan terhadap 2 atau 3 aktivitas yang relevan untuk berbagai
aspek penilaian.
Aktivitas belajar untuk Kecerdasan Ganda
Sekolah konvensional bisanya kurang mempertimbangkan aspek kecerdasan
ini, meskipun kurikulum saat ini menganjurkan pendekatan ini dalam setiap
rencana pembelajarannya. Namum hal yang terjadi lebih mengarah pada upaya
menanamkan sejumlah bahan kepada anak. Sulit sekali ditemukan beberapa
teknik kreatif yang mampu mendorong sejumlah Kecerdasan Dasar yang justru
dapat membantu mengekalkan pengetahuan, sikap dan keterampilan lebih
optimal. Sementara sekola-di-rumah secara filosofis berupaya untuk
membangun situasi belajar yang alamiah dan tidak terjebak dengan sejumlah
materi dan jadual yang sistematis pada setiap harinya tetapi bagaimana
memfasilitasi kegiatan anak dengan berbagai aktivitas keseharian sesuai
dengan karakteristik pembelajar dan jenis kemampuan yang akan
ditingkatkan.
Beberapa saran praktis bagi orang tua atau pendidik yang akan
mengembangkan belajar di rumah dengan menggunakan kecerdasan ganda.
Career Day
Biasanya secara teratur orang tua dapat mengundang fasilitator, pembimbing,
nara sumber atau tenaga ahli dari berbagai bidang yang dibutuhkan anak
untuk berbicara tentang minat dan pekerjaan masing-masing. Mintalah kepada
mereka untuk membantu guru sempoa membimbing “cerdas berhitung”,
melatih “cerdas berkomunikasi”, akuntan membimbing bagaimana “cerdas
angka”, pedagang atau pengusaha “cerdas diri”, petani “cerdas alam” dan
arsitek “cerdas gambar” dan perencana “cerdas logis”. Setiap bidang pekerjaan
menggunakan lebih dari satu kecerdasan. Mungkin dapat dikemas dan
dikombinasikan secara kreatif dengan beberapa kecerdasan lain seperti spasial,
spritual, dan naturalis. Pembelajaran yang disajikan memberikan bimbingan
kepada anak bahwa setiap kecerdasan memainkan peran yang sangat vital
dalam mencapai kesuksesan dalam bekerja. Kecerdasan bukan merupakan hal
yang statis tetapi sesuatu yang dinamis, berkembang dengan memberikan
aktivitas yang menarik dan menantang.
Kunjungan Lapang
Lakukan kunjungan ke suatu tempat terdekat untuk
mengembangkan berbagai kemampuan berkaitan
dengan keterampilan yang akan dilatihkan. Misalnya
majelis dakwah, pesantren, perpustakaan, museum,
laboraturium, sanggar seni, usaha kerajinan, terminal,
kantor telekomunikasi, kantor penyuluhan, dan
kelautan. Kegiatan ini dapat dikemas melalui pengembangan tematik atau unit belajar seperti, perbankan syariah, pasar
tradisional, transportasi udara, pendendalian virus dan penyakit menular di
mana pembelajar diajak untuk mengenal cara transaksi berdasarkan syariah,
distribusi barang dan kebutuhan pokok, menghitung hasil panen dengan
mental aritmetika, penyuluhan penyakit menular, keamanan penerbangan
udara dengan mengunjungi bandara, melalui kunjungan ke dinas kesehatan
dan rumah sakit terdekat, penelitian di laboraturium, kunjungan ke
perusahaan dan industru kerajinan dan praktek langsung. Dengan tema,
memungkinkan belajar banyak tentang berbagai dimensi kecerdasan sekaligus
mengekalkan dalam jangka waktu yang cukup lama melalui kehidupan dan
pengalaman nyata.
Aktivitas Harian
Gunakan sembilan kecerdasan dengan menyisipkan dalam agenda harian
anak-anak Anda. Hindari pemaksaan dalam menyusun jadual kegiatan yang
akan mereka lakukan. Disarankan agar Anda membicarakan secara intensif
dengan anak tentang waktu, tempat dan forum belajar lain yang sedikit banyak
merubah agenda atau daftar kegiatan yang sudah mereka tentukan.
Komunikasikan secara bagaimana membuat agenda kegiatan tentang suatu
topik atau bidang keterampilan khusus yang dibutuhkan dengan memasukkan
dalam setiap aktivitas hariannya. Jelaskan kepada pembelajar bahwa materi
atau pokok bahasan tersebut akan dikemas melalui sembilan kecerdasan.
Jelaskan pula bagaimana menggunakan masing-masing kecerdasan itu dalam
situasi yang mereka sanggupi. Cara ini membantu mereka untuk
mengembangkan kemampuan memahami proses penting dengan kesadaran
metakognitif. Rencana kegiatan menjadi panduan bagi orang tua atau pendidik
untuk mengungkapkan potensi yang terpendam sekaligus membuka ide-ide
kreatif yang bermakna bagi proses pembelajaran sehari-hari.
Pengalaman Empiris
Salah satu cara yang paling praktis dalam mengembangkan kecerdasan dengan
meminta anak untuk menentukan sendiri satu atau beberapa cara belajar yang
mereka sendiri mampu melakukannya.Bekerja dengan kecerdasan ganda lebih
banyak memberikan kesempatan anak menggali pengalaman empiris dan
membuka cakrawala baru dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Inti dari kecerdasan itu sendiri terletak dalam diri anak yang terintegrasi dalam
realitas kehidupan sehari-hari. Fokus belajar mendorong anak untuk
bereksplorasi dan menentukan pilihan yang bermanfaat untuk masa depannya.
Pengalaman empiris diformulasikan melalui penuangan ide, gagasan dan
kreativitas anak untuk mengoptimalkan penggunaan satu atau lebih
kecerdasan. Misalnya kunjungan ke museum, menceritakan film box office,
mengajarkan do’a kepada adik-adik atau teman bermain, mempraktekkan cara
berwudhu setiap sholat lima waktu, mengerjakan perhitungan prioritas dengan
sempoa, mengumpulkan informasi melalui wawancara semi terstruktur,
refleksi diri dan menceritakan kesuksesan dalam hidup. Kegiatan disesuaikan dengan tingkat kemampuan individu dengan memilih kegiatan terbuka yang
dapat dilakukan oleh semua orang. Kemudian lakukan modifikasi bagi anak-
anak yang yang sulit melakukannya. Tanyakan kepada mereka kegiatan apa
yang paling disukai dan hubungkan satu kegiatan dengan kecerdasan lainnya.
Gambar dan poster
Optimalkan seluruh ruang yang ada baik tempat bermain, kamar tidur anak
atau tempat mereka belajar yang ada dengan menempelkan berbagai atribut,
poster, foto dan gambar. Orang tua dapat memanfaatkan hasil karya anak
sebagai sumber belajar dalam mengembangkan kecerdasan anak sekaligus
memberikan penghargaan terhadap hasil karya, memotivasi dan
mengapresiasikan ide—gagasan dalam bentuk dan ilustrasi yang menarik. Atau
Anda dapat mengambil hasil lomba atau kejuaraan menggambar yang diraih
anak sebagai bahan apresiasi untuk rekan lainnya. Disamping itu hasil karya
atau karya anak yang berhasil dalam mengembangkan aspek kecerdasan
tertentu. Tidak hanya tokoh-tokoh atau aktivis gerakan masyarakat akan lebih
bermanfaat untuk menempelkan delapan gambar karya peserta yang
memperlihatkan masing-masing kecerdasan atau membuat spanduk misalnya
“belajarlah dari lingkungan Anda”.
Terlibat dalamPameran
Pamerkan hasil karya anak-anak Anda dalam setiap kegiatan yang diadakan
dalam setiap event penting di masrakat seperti perayaan hari kemerdekaan,
expo teknologi terapan, dan pameran yang diselenggarakan oleh sekolah dan
universitas. Keikutsertaan dapat dalam bentuk hasil karya, tulisan, sains,
mekanika, robot, komputer, pertanian dan perkebunan. Atau sebagai panitia
yang akan memberikan pengalaman yang berharga dalam hal kerjsama, tim,
kepemimpinan dan oragnisasi. Pameran dapat memberikan kesempatan
kepada pembelajar untuk mengaktulisasikan ide, gagasan dan temuannya
tentang pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan selama
bersekolah-di-rumah dengan menggunakan salah satu kecerdasan. Misalnya
Nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat disajikan dalam bentuk essai, puisi atau
cerita, cara tumpang sari tanaman disajikan dalam bentuk poster, reaksi
kimia, proyek kerja air bersih atau simulasi ekosistem. Hasil karya yang
dihasilkan peserta di pajangkan di rak pameran atau di dinding ruang belajar.
Jangan lupa berikan label atau keterangan tentang jenis kecerdasan yang
dikembangkan pada hasil karya yang dipamerkan. Berikan kesempatan kepada
orang lain untuk melakukan hal yang sama agar saling belajar tentang prestasi
dan keberhasilan.
Permainan
Permainan biasa digunakan untuk merefleksikan secara sederhana tentang
tema dan keterampilan tertentu. Buatlah permainan sederhana untuk melatih delapan kecerdasan. Permainan ini dapat dikaitkan langsung dengan topik
penting yang dibahas. Buatlah lingkaran yang dibagi dalam sembilan
kecerdasan dengan warna yang berbeda dan gambarkan simbol untuk masing-
masing kecerdasan. Buatlah kartu berwarna ukuran 12 X 8 cm yang sesuai
dengan warna dan menuliskan keterampilan atau kegiatan yang akan
dipelajari. Mintalah kepada masing-masing pembelajar untuk menuliskan
dalam kartu yang telah berkelompok dan masing-masing diberi satu kartu.
Selanjutnya mintalah kepada mereka untuk menjelaskan apa yang tertulis
dalam kartu sesuai dengan warna setiap kecerdasan
8 MACAM KECERDASAN UNTUK BERHASIL
Sekitar dua puluh lima tahun yang lalu, Dr. Howard Gardner menemukan sebuah teori tentang kecerdasan. Ia mengatakan bahwa manusia lebih rumit daripada apa yang dijelaskan dari tes IQ atau tes apapun itu. Ia juga mengatakan bahwa orang yang berbeda memiliki kecerdasan yang berbeda. Pada tahun 1983 Howard Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence, mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan, yang disebutnya dengan Multiple Intelegence (Intelegensi Ganda). Intelegensi ganda meliputi: (1) kecerdasan linguistic-verbal dan (2) kecerdasan logiko-matematik yang sudah dikenal sebelumnya, ia menambahkan dengan komponen kecerdasan lainnya yaitu (3) kecerdasan spasial-visual, (4) kecerdasan ritmik-musik, (5) kecerdasan kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal. Sekarang tujuh kecerdasan tersebut di atas sudah bertambah lagi dengan satu komponen kecerdasan yang lain, yaitu (8) kecerdasan naturalis.
Sumber : http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/8-macam-kecerdasan-untuk-berhasil.htmlDiposkan oleh Padiya di 20.35
Tabel berikut (Tabel. 1.) menggambarkan tentang kecenderungan dan kegemaran dan perilaku yang dapat dimati dan metode belajar yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan masing-masing kecerdasan.
Tabel. 1. Kecenderungan dan Metode Belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan Kecerdasan Ganda
JENIS KECERDASAN
KECENDERUNGAN /
KEGEMARANMETODE BELAJAR
Bahasa / Verbal
Gemar :
- membaca
- Menulis
- Bercerita
- Bermain kata
Membaca, menulis, mendengar
Matematis Logis
Gemar :
- bereksperimen
- tanya jawab
- menjawawab teka-teki
logis
Berhitung, aplikasi rumus, eksperimen
JENIS KECERDASAN
KECENDERUNGAN /
KEGEMARANMETODE BELAJAR
Spasial
Gemar :
- Mendesain
- Menggambar
- Berimajinasi
- Membuat sketsa
Observasi, menggambar, mewarnai, membuat peta
Kinestetik tubuh Gemar :
- menari
Membangun, mempraktekan. menari, ekspresi
- berlari
- melompat
- meraba
- memberi isyarat
Musikall
Gemar :
- bernyanyi
- bersiul
- bersenandung
Menyanyi, menghayati lagu, mamainkan instrumen musik
Interpersonal
Gemar :
- memimpin
- berorganisasi
- bergaul
- menjadi mediator
Kerjasama dan interaksi dengan orang lain
Intrapersonal
Gemar :
- menyusun tujuan
- meditasi
- imajinasi
- membuat rencana
- merenung
Berfikir filosofi, analitis, berfikir reflektif
Naturalis
Gemar :
- bermain dengan flora fauna
- mengamati alam
- menjaga lingkungan
Observasi alamdan mengidentifikasi karakteristik flora dan fauna
1. E. Faktor – Faktor Penting dalam Implementasi Teori Kecerdasan Ganda
Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut :
Orang tua murid Guru Kurikulum dan fasilitas Sistem penilaian
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda. Agar implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional.
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan antara guru dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa.
Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah berikutnya adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang dapat digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :
30 % pembelajaran langsung 30 % belajar kooperatif 30% belajar independent
Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan pembelajaran. Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain mampu memainkan instrumen musik, ia juga harus mampu mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa yang memiliki kecerdasan musikal.
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan fasilitas pendukung selain guru yang berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik, peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik.
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda dengan sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini adalah metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada perkembangan bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau pengetahuan.
1. F. Penutup
Setiap individu memiliki potensi yang unik yang harus dikembangkan menjadi kompetensi. Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengembangkan potensi individu menjadi kompetensi. Manusia, pada dasarnya, memiliki beberapa jenis kecerdasan yang menonjol. Howard Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard University, mengemukakan delapan jenis kecerdasan yang meliputi kecerdasan:
Bahasa Matematis logis Spasial Musikal Kinestetis tubuh Interpersonal Intrapersonal Naturalis
Dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda di sekolah, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu : masyarakat dan orang tua, guru, kurikulum, fasilitas pembelajaran dan sistem penilaian.
Strategi pembelejaran kecerdasan ganda bertujuan agar semua potensi anak dapat berkembang. Strategi dasar pembelajarannya dimulai dengan :
Membangun/memicu kecerdasan Memperkuat kecerdasan
Mengajarkan dengan/untuk kecerdasan Mentransfer kecerdasan
Sedangkan kegiatan-kegiatan dapat dilakukan dengan cara menyediakan hari-hari karir, studi tour, biografi, pembelajaran terprogram, eksperimen, majalah dinding, papan display, membaca buku-buku untuk mengembangkan kecerdasan ganda, membuat table perkembangan kecerdasan anda, atau human intelligence hunt
☻☺♥☺☻
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T., 2002. Sekolah Para Juara : Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia Pendidikan. Bandung : Kaifa
Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Campbel, L, et al. 1996. Teaching and Learning through Multiple Intelegences. Massachusetts : Allyn and Bacon
Dalton, J. 1990. Creative Thinking and Cooperative Talk in Small Group. Australia : Thomas Nelson
Dryden, G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar : Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa
Meier, Dave. 2000. The Accerated Learning Handbook : A Creative Guide to Designing and Delivering Faster, More Effective Training Programs. Massachusetts : Allyn and Bacon
Komentar RSS feed
Tinggalkan Balasan
Konsep ‘Multiple Intelligences’ menyediakan kesempatan pada anak untuk mengembangkan bakat emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Mari pahami konsepnya!
Kalau ada banyak jalan menuju Roma, begitu juga jalan menuju kecerdasan. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas. Kalau ada banyak cara, berarti ada banyak tanda pula untuk melihat kecerdasan anak. Tanda itu bukan hanya dapat dilihat dari prestasi akademiknya di sekolah, atau mengikutkan anak kedalam tes intelejensia.
Anak-anak dapat memperlihatkan kecerdasannya lewat banyak cara. Cara itu misalnya melalui kata-kata, angka, musik, gambar, kegiatan fisk (kemampuan motorik) atau lewat cara sosial-emosional. Itu karena, menurut Thomas Armstrong, Ph.D, periset kecerdasan anak dan penulis buku ‘In Their Own Way : Discovering and Encouraging Your Child’s Multiple Intelligences’, semua anak terlahir cerdas dan
berbakat. Kalaupun ada yang tampak tak menonjol, itu karena beberapa anak menunjukkan bakatnya lebih lambat dibanding anak lain.
Karenanya, banyak hasil-hasil riset kecerdasan anak menyarankan para orangtua untuk memberi banyak pengalaman dan stimulasi kepada anak. Stimulasi dan sensasi pengalaman yang intens itu berguna untuk segera membangkitkan kecerdasan anak. Jadi tak ada lagi istilah ‘anak menunjukkan bakat lebih lambat’. Fakta-fakta riset itulah yang kemudian oleh Prof. Howard Gardner, seorang psikolog dan pakar ilmu saraf dari Universitas Harvard, AS tahun 1983 dikristalkan ke dalam konsep teori kecerdasan yang disebutnya ‘Multiple Intelligences’ atau Kecerdasan Majemuk/Ganda.
Tidak Satu Parameter
Menurut Gardner, manusia itu, siapa saja--kecuali cacat atau punya kelainan otak—sedikitnya memiliki 9 kecerdasan. Kecerdasan manusia, saat ini tak hanya dapat diukur dari kepandaiannya menguasai matematika atau menggunakan bahasa. Ada banyak kecerdasan yang dapat diidentifikasi di dalam diri manusia. Coba bagaimana Mam & Pap menentukan siapa yang cerdas dalam pertanyaan berikut : “Siapa yang paling cerdas di lapangan sepakbola, apakah David Beckham atau Albert Einstein?” Juga, “Siapa yang cerdas di panggung musik, apakah Krisdayanti atau Susi Susanti?”. Mereka cerdas di bidangnya masing-masing. Kita tak bisa menggunakan satu parameter untuk membandingkan kecerdasan mereka.
Dalam buku terbarunya, ‘Intelligence Reframed : Multiple Intelligence for The 21st Century’ (1999), Howard Gardner, menjelaskan 9 kecerdasan yang tersimpan dalam otak manusia. Konsep kecerdasan ganda ini, bila dipahami dengan baik, akan membuat semua orangtua memandang potensi anak lebih positif. Terlebih lagi, para orangtua (guru) pun dapat menyiapkan sebuah lingkungan yang menyenangkan dan memberdayakan di rumah (di sekolah).
Bahan Sederhana
‘Ruang kelas’ terbesar untuk belajar sebenarnya sudah tersedia. Ya, dunia adalah ruang belajar itu. Untuk mengembangkan kecerdasan unik anak-anak lewat konsep ini, yang dibutuhkan sebenarnya sudah tersedia di lingkungan sekitar. Di sekolah, anak bisa diajak keluar kelas untuk mengamati setiap fenomena yang terjadi di dunia nyata. Sementara di rumah, anak bisa memanfaatkan benda-benda dan materi di sekitar rumah. Mam & Pap tak perlu membelikan alat belajar maupun mainan yang mahal.
Konsep Multiple Intelligences juga mengajarkan kepada anak bahwa mereka bisa belajar apapun yang mereka ingin ketahui. Apapun yang ingin diktehauinya itu dapat ditemui di dalam kehidupan nyata yang dapat mereka alami sendiri. Sementara, bagi orangtua maupun guru, yang dibutuhkan hanya kreatifitas dan kepekaan untuk mengasah kemampuan anak. Baik Mam & Pap maupun guru juga harus mau berpikir terbuka, keluar dari paradigma tradisional.
Soal manfaat lingkungan untuk membantu proses belajar ini, sudah diteliti lho oleh beberapa orang peneliti kegiatan belajar. Ada Vernon A. Magnesen tahun 1983 dan sekelompok peneliti seperti Bobbi DePorter; Mark Reardon, dan Sarah tahun 2000. Mereka menjelaskan bahwa kita sebenarnya mendapat pengetahuan dari apa yang kita baca (10%), dari apa yang kita dengar (20%), dari apa yang kita lihat (30%), dari apa yang kita lihat dan dengar (50%), dari apa yang kita katakan (70%) dan dari apa yang kita katakan dan lakukan (90%).
Nah dari situ terlihat bukan, dari aktivitas seperti apa kita lebih banyak mendapatkan pengetahuan? Ya, dari yang kita lihat dan dengar serta dari paraktik yang kita lakukan. Belajar dengan menggunakan teori kecerdasan ganda bukan cuma menegaskan “it’s how smart they are” tapi “It’s how they are smart!” Bukan ‘seberapa pintar anak’ tapi ‘bagaimana mereka bisa menjadi pintar’.
Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan
Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang bersifat dinamis,
tumbuh dan berkembang. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan kecerdasan;
Pengalaman
Pengalaman merupakan ruang belajar yang dapat mendorong pertumbuhan
potensi seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa potensi otak tumbuh dan
berkembang sejalan dengan pengalaman hidup yang dilaluinya. Sejak lahir
hingga masa kanak-kanak yang memperoleh pengasuhan yang baik dari
ibunya akan tumbuh lebih cepat dan lebih sukses dibanding anak yang kurang
mendapat perhatian cenderung menimbulkan rasa rendah diri dan frustasi.
Bila hal ini berjalan secara berulang-ulang akan menentukan besaran potensi
kecerdasan yang dimilikinya.
Lingkungan
Lingkungan atau konteks akan banyak membentuk kepribadian termasuk
potensi kecerdasan seseorang. Lingkungan yang memberikan stimulus dan
tantangan diikuti upaya pemberdayaan serta dukungan akan memperkuat otot
mental dan kecerdasan. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa lingkungan
yang kaya akan stimulus mendorong pertumbuhan koneksi sel otak. Hal ini
terjadi pula pada proses perkembangan otak manusia.
Kemauan dan Keputusan
Kemauan yang kuat dalam diri seseorang membantu meningkatkan daya nalar
dan kemampuan memecahkan masalah. Kemauan dan keputusan sering
dijelaskan dalam teori motivasi. Dorongan positif akan timbul dalam diri
seseorang sejalan dengan lingkungan yang kondusif, sebaliknya jika
lingkungan kurang menantang sulit untuk membangun kesadaran untuk
berkreasi. Otak yang paling cerdas sekalipun akan sulit mengembangkan
potensi intelektualnya.
Bawaan
Meskipun banyak argumentasi para ahli tentang besaran pengaruh genetika
atau faktor keturunan dalam perkembangan kecerdasan seseorang, tetapi
semua sepakat bahwa genetika sedikit banyak berpengaruh. Hasil riset
dibidang neuroscience menunjukkan bahwa faktor genetika
berpengaruh terhadap respon kognitif seperti kewaspadaan,
memori, dan sensori. Artinya seseorang akan berpikir dan
bertindak dengan menggunakan ketiga aspek itu secara
simultan.
GayaHidup
Gaya hidup erat kaitannya dengan respon seseorang terhadap budaya dan
lingkungan. Pilihan gaya hidup berpengaruh besar terhadap tingkat
perkembangan kognitif, seperti pola makan, jam tidur, olah raga, obat-obatan,
minuman, dan musik. Suatu riset yang dilakukan oleh University of California
membuktikan bahwa IQ dapat ditingkatkan 8-9 poin dengan mendengarkan
musik Mozart.
Aktivitas Belajar dan Kegiatan Harian
Aktivitas dan kebiasaan manusia merupakan pengalaman yang sangat
berharga dan bermakna bagi kesuksesan seseorang. Menggali kebiasaan hidup
sehari-hari sangat membantu dalam memetakan pengalaman belajar yang
dipadukan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
masyarakat. Implikasi dari model belajar terpadu melalui aktivitas dan
pengalaman nyata pada intinya menyerukan perubahan fundamental dalam
praktek bersekolah-di-rumah yang bersifat padagogis dengan rangkaian
pengembangan kemampuan majemuk melalui kebiasaaan dan pengalaman
yang berlangsung sepanjang hayat.
Dalam konteks pembelajaran di rumah, aktivitas merupakan
pengalaman itu sendiri yang dibangun berdasarkan nilai-nilai, kebiasaan,
tindakan, kerjasama dan keputusan yang dirangkaikan melalui pola hubungan
positif dengan keluarga dan lingkungan di sekitarnya. Pelatihan bukan upaya
menerampilan suatu kemampuan tertentu kepada sebagian kelompok
masyarakat, tetapi membangun kemampuan belajar berinteraksi dan
merencanakan perubahan kedepan. Pembelajaran dirancang agar orang tua
sebagai fasilitator mampu menentukan gaya belajar dan mengaktualisasikan
potensi anak secara bersamaan serta memberikan dampak kepada
pembentukan kemampuan yang lebih luas.
Kecerdasan Ganda
Gardner (1983) dalam bukunya Frames of Mind, mengembangkan model
kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dengan menjelajahi berbagai
disiplin ilmu, seperti neoubiologi, antropologi, psikologi, filsafat dan sejarah.
Tipe kecerdasan ganda dikembangkan berdasarkan hasil penelitian para pakar,
salah satunya Jean Piaget. Gardner akhirnya sampai pada suatu kesimpulan
bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, dan bukanlah unit
kemepilikan tunggal. Kecerdasan merupakan serangkaian kemampuan dan
keterampilan yang dapat dikembangkan. Kecerdasan ada pada setiap manusia
tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda.
Berdasarlan kerangka yang dikemukakan Gardner, penulis mencoba
memetakan kemampuan manusia dalam sembilan kecerdasan dasar yang
komprehensif, masing-masing kecerdasan memiliki bentuk kemampuan dan
pola belajar tersindiri. Gardner terakhir memperkenalkan 8 kecerdasan dan
sebagai tambahan penulis melengkapi dengan 1 kemampuan dasar lain yang
sangat pokok yaitu kecerdasan spiritual (SQ) sebagaimana diuraikan sebagai berikut;
Menilai Kecerdasan Ganda
Menilai potensi dan cara anak mencapai tujuan tertentu merupakan langkah
awal dalam mengenal kecerdasan ganda. Tidak sada satu tes pun yang dapat
menghasilkan keputusan yang komprehensif mengenai kecerdasan dan potensi
pembelajar. Tidak selamanya tes formal mampu memberikan informasi yang
cukup mengenai kecerdasan seseorang, namun perlu dilengkapi dengan
berbagai alat uji lain seperti catatan sederhana, laporan pertumbuhan fisik,
dan observasi.
Indikator pengamatan yang baik dapat menunjukkan kecenderungan
terhadap aspek kecerdasan seseorang, terutama cara menggunakan waktu
luang, minat terhadap suatu objek, kebiasaan dan tindakan yang menonjol.
Secara sederhana observasi membantu dalam menggali kecenderungan
kemampuan seseorang dan menentukan wilayah lain yang perlu dioptimalkan.
Menyatukan seluruh kecerdasan yang dimiliki menjadi prinsip yang dipegang
oleh pendidik dan orang tua.
Orang tua hendaknya mempersiapkan catatan khusus untuk mengamati
perilaku pembelajar baik di dalam rumah atau pada saat mengikuti jadual
kegiatan di luar rumah berlangsung. Jika Anda mengamati kegiatan keseharian
anak-anak Anda tentu akan sangat merepotkan sekali. Tetapi paling tidak
lakukan pengamatan terhadap 2 atau 3 aktivitas yang relevan untuk berbagai
aspek penilaian.
Aktivitas belajar untuk Kecerdasan Ganda
Sekolah konvensional bisanya kurang mempertimbangkan aspek kecerdasan
ini, meskipun kurikulum saat ini menganjurkan pendekatan ini dalam setiap
rencana pembelajarannya. Namum hal yang terjadi lebih mengarah pada upaya
menanamkan sejumlah bahan kepada anak. Sulit sekali ditemukan beberapa
teknik kreatif yang mampu mendorong sejumlah Kecerdasan Dasar yang justru
dapat membantu mengekalkan pengetahuan, sikap dan keterampilan lebih
optimal. Sementara sekola-di-rumah secara filosofis berupaya untuk
membangun situasi belajar yang alamiah dan tidak terjebak dengan sejumlah
materi dan jadual yang sistematis pada setiap harinya tetapi bagaimana
memfasilitasi kegiatan anak dengan berbagai aktivitas keseharian sesuai
dengan karakteristik pembelajar dan jenis kemampuan yang akan
ditingkatkan.
Beberapa saran praktis bagi orang tua atau pendidik yang akan
mengembangkan belajar di ru
Konsepsi kecerdasan intelektual tidak dapat dipisahkan dengan konsepsi tentang hakikat manusia (human nature) dan yang terkait dengan adanya keunikan manusia secara individual yang berbeda antara satu dengan yang lain (individual differences), meski dalam kondisi kembar sekali pun. Konsep perbedaan individual ini berasal dari Lewis William Stern (1871?1938). Teori perbedaan individual ini telah melahirkan intelligence quotient (IQ), yang kemudian secara matematis dioperasionalisasikan oleh Terman, ahli psikologi dari Stanford University. Beliau menyusun rumus IQ sebagai perbandingan antara kemampuan berdasarkan umur mental (mental age) dengan umur kronologinya (chronological age). Nilai hasil perbandingan tersebut disebut sebagai biji kecerdasan relatif (relative intelligence score). Jika nilai IQ yang diperoleh melebihi 100 maka anak dinilai memiliki nilai di atas rata-rata. Jika nilai yang diperoleh di bawah 100 maka anak tersebut masuk dalam kategori di bawahnya. Tes IQ dilaksanakan dengan menggunakan tes psikologi yang disusun oleh ahli psikologi. Kemampuan manusia tidak hanya berupa kecerdasan intelektual saja, tidak hanya satu kemampuan, melainkan banyak.