Kecenderungan Penggunaan Bahasa Asing Pada Mahasiswa Teknik Informatika ITS Di Era Globalisasi

23
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya maka makalah “Kecenderungan Penggunaan Bahasa Asing pada Mahasiswa Teknik Informatika ITS di Era Globalisasi” dapat terselesaikan dengan baik. Adapun penulisan karya tulis ilmiah ini dimaksudkan sebagai kewajiban penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Kebangsaan. Selain itu karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bahasa asing di lingkungan Mahasiswa Teknik Informatika ITS. Dengan adanya karya tulis ilmiah ini diharapkan agar bisa memberi pengetahuan baru dan kesadaran pada pembaca. Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami penulis. Terutama akibat kurangnya pengetahuan dan tidak adanya pengalaman mengenai tata cara penulisan karya ilmiah. Namun berkat dukungan dari banyak pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis meminta maaf apabila dalam penulisan laporan ini terdapat banyak sekali kesalahan. Kritik dan saran yang 1

description

Kecenderungan Penggunaan Bahasa Asing Pada Mahasiswa Teknik Informatika ITS Di Era Globalisasi

Transcript of Kecenderungan Penggunaan Bahasa Asing Pada Mahasiswa Teknik Informatika ITS Di Era Globalisasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya maka makalah Kecenderungan Penggunaan Bahasa Asing pada Mahasiswa Teknik Informatika ITS di Era Globalisasi dapat terselesaikan dengan baik.Adapun penulisan karya tulis ilmiah ini dimaksudkan sebagai kewajiban penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Kebangsaan. Selain itu karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bahasa asing di lingkungan Mahasiswa Teknik Informatika ITS. Dengan adanya karya tulis ilmiah ini diharapkan agar bisa memberi pengetahuan baru dan kesadaran pada pembaca.Dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami penulis. Terutama akibat kurangnya pengetahuan dan tidak adanya pengalaman mengenai tata cara penulisan karya ilmiah. Namun berkat dukungan dari banyak pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikanPenulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis meminta maaf apabila dalam penulisan laporan ini terdapat banyak sekali kesalahan. Kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan oleh penulis agar penulis bisa belajar lebih banyak dari kesalahan.Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi khalayak, dan pembaca dapat mengaplikasikan isi laporan ini.

Surabaya, 3 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI..2DAFTAR DIAGRAM3ABSTRAK. 4BAB IPENDAHULUAN..5I.ILatar Belakang5I.IIRumusan Masalah...5I.IIITujuan.6I.IVManfaat...6I.VMetode6BAB IILANDASAN TEORI..7II.IBahasa.7II.IIBahasa Asing...9II.IIIBahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.9II.IVKedudukan dan Fungsi Bahasa Asing...11BAB IIIANALISIS DATA.12BAB IVPENUTUP.15IV.I Kesimpulan15IV.IISaran..15DAFTAR PUSTAKA...16LAMPIRAN..17

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 : Tingkat Penggunaan Bahasa Asing12Diagram 2 : Bahasa Asing selain Bahasa Indonesia..13Diagram 3 : Sumber Responden Mengetahui Istilah Asing...13Diagram 4 : Tingkat Penguasaan Padanan Kata Responden..14

ABSTRAK

Perkembangan teknologi di era globalisasi menyebabkan informasi dapat dengan mudah masuk ke suatu negara. Salah satu informasi tersebut adalah bahasa. Pada generasi muda banyak dijumpai penggunaan istilah bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari. Survei melalui kuesioner dilakukan kepada mahasiswa Teknik Informatika ITS berbagai angkatan berkenaan dengan masalah penggunaan istilah bahasa asing yang bertujuan untuk mengetahui intensitas penggunaan bahasa asing dan penyebabnya. Dari 55 sampel, didapat hasil bahwa penggunaan bahasa asing pada mahasiswa Teknik Informatika ITS cukup tinggi dan penguasaan terhadap padanan istilah bahasa asing mayoritas menguasai.

Kata Kunci: bahasa asing, penggunaan istilah, intensitas penggunaan, penyebab, penguasaan terhadap padanan.

BAB IPENDAHULUAN

I.I Latar BelakangDewasa ini dengan perkembangan teknologi yang pesat di era globalisasi menjadikan jarak antar negara menjadi lebih dekat, terutama dalam bidang informasi. Berbagai informasi dari berbagai belahan dunia dapat diakses hanya dalam beberapa detik saja di mana pun kita berada. Mayoritas informasi yang diakses oleh penduduk Indonesia terutama generasi muda tersedia dalam bahasa asing. Hal ini mengakibatkan generasi muda menjadi sering menggunakan bahasa asing. Fenomena generasi muda dalam menggunakan bahasa asing sudah sering ditemukan. Kebiasaan penggunaan istilah bahasa Indonesia mulai tergeser dengan adanya istilah-istilah bahasa asing. Kata-kata seperti gadget lebih sering digunakan dibandingkan dengan gawai. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri mengingat posisi bahasa Indonesia sebagai identitas nasional. Dalam jangka panjang, penguasaan dan penghargaan generasi muda kepada bahasa Indonesia bisa saja hilang. Atas dasar itu, perlu adanya studi tentang fenomena penggunaan istilah bahasa asing ini.

I.IIRumusan Masalah1. Bagaimana intensitas penggunaan bahasa asing pada mahasiswa Teknik Informatika ITS?2. Apa penyebab penggunaan bahasa asing pada mahasiswa Teknik Informatika ITS?3. Bagaimana langkah agar bahasa Indonesia dapat bertahan di era globalisasi?

I.IIITujuan1. Mengetahui penyebab mahasiswa Teknik Informatika ITS menggunakan bahasa asing. 2. Mengetahui intensitas penggunaan bahasa asing pada mahasiswa Teknik Informatika ITS.3. Mengetahui langkah agar bahasa Indonesia dapat bertahan di era globalisasi.I.IVManfaatMengedukasi mahasiswa Teknik Informatika ITS khususnya, dan masyarakat pada umumnya tentang fenomena penggunaan istilah bahasa asing dan penyebabnya. Dengan hal itu diharapkan masyarakat dapat menyadari kondisi bahasa Indonesia saat ini dan berusaha untuk menggalakkan pengunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

I.VMetodePengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan survei online berupa kuesioner melalui media Google Docs. Responden dibatasi kepada mahasiswa S1 Teknik Informatika ITS. Dari survei tersebut didapat sampel sebanyak 55 mahasiswa S1 Teknik Informatika ITS dari berbagai angkatan. Penggunaan bahasa asing yang dimaksud lebih dititikberatkan kepada penggunaan istilah asing baik dalam lisan maupun tulisan.

BAB IILANDASAN TEORI

II.IBahasaBahasa (dari bahasa Sansekerta , bh) adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, dan sebuah bahasa adalah contoh spesifik dari sistem tersebut. Bahasa manusia unik karena memiliki properti-properti produktivitas, rekursif, dan pergeseran, dan karena ia secara keseluruhan bergantung pada konvensi sosial dan pembelajaran. Strukturnya yang kompleks mampu memberikan kemungkinan ekspresi dan penggunaan yang lebih luas daripada sistem komunikasi hewan yang diketahui.Bloomfield, seorang linguist structural, berpendapat bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh anggota-anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi. Karena merupakan suatu sistem, bahasa itu mempunyai aturan-aturan yang saling bergantung dan mengandung struktur unsur-unsur yang bisa dianalisis secara terpisah-pisah. Orang berbahasa mengeluarkan bunyi-bunyi yang berurutan membentuk struktur tertentu. Bunyi-bunyi itu merupakan lambang, yaitu yang melambangkan makna yang tersembunyi dibalik bunyi itu. Pengertian sederetan bunyi itu melambangkan suatu makna bergantung pada kesepakatan atau konvensi anggota masyarakat pemakainya. Kesepakatan dan konvensi inilah yang menyebabkan bahasa mememiliki beragam fungsi di samping fungsi utamanya sebagai alat komunikasiBahasa sebagai alat komunikasi dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.

Bahasa juga berfungsi sebagai perwujudan tingkah laku sosial individu (social behavior) dalam masyarakat. Bahasa sebagai milik masyarakat tersimpan dalam diri masing-masing individu. Setiap individu dapat bertingkah laku dalam wujud bahasa. Dengan bahasa setiap individu dapat mengekspresikan diri dengan individu lain dalam masyarakat. Baik disadari maupun tidak disadari, tingkah laku bahasa individu ini dapat berpengaruh terhadap anggota masyarakat bahasa itu sendiri maupun bahasa lain.Bahasa memiliki fungsi lain yaitu bahasa dianggap sebagai identitas penutur, baik secara individual maupun secara kelompok. Pemilihan penggunaan ragam daerah atau yang biasa disebut dialek dari suatu bahasa yang sama yang digunakan suatu kelompok masyarakat, juga menjadi identitas khas penutur mengacu pada suatu daerah asal. Misalnya, dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa lingua franca bila kita mendengar ujaran-ujaran kalimat bahasa Indonesia yang mendapat bentuk penegasan mi, di, ki, kita dapat segera menebak bahwa penutur berasal dari Kendari atau Makasar, atau bila kita mendengar tuturan bahasa Indonesia yang di dalamnya terdapat bentukan katong, torang, ngana, referensi kita segera mengacu bahwa si penutur dari Manado atau memiliki keterkaitan identitas dengan tempat itu. Penggunaan bahasa slank dengan jargon-jargon yang hanya dimengerti anggota kelompok juga menjadi identitas penutur. Penggunaan ragam-ragam bahasa yang lain yang digunakan penutur juga dapat memperlihatkan identitas tingkat sosial, pendidikan, atau profesi kesehariannya.Bahasa mengemban pula fungsi sebagai produk sosial atau produk budaya, bahkan merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan itu. Sebagai produk sosial atau budaya tentu bahasa merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan dan perilaku masyarakat, wadah penyingkapan budaya termasuk teknologi yang diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa itu. Bahasa dianggap sebagai cermin zamannya. Artinya, bahasa itu dalam suatu masa tertentu mewadahi apa yang terjadi dalam masyarakat. Bahasa sebagai hasil budaya, juga mengandung nilai-nilai masyarakat penuturnya.

II.IIBahasa AsingDefinisi bahasa asing menurut Saville-Troike (Baihaqie 2009: 13) adalah bahasa yang tidak digunakan secara luas oleh pembelajar bahasa karena hanya digunakan untuk berpergian, komunikasi lintas budaya atau mata pelajaran pilihan di sekolah yang tidak diterapkan secara langsung.Bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak digunakan di tanah air/ negara asal seseorang, misalnya; seorang penutur bahasa Indonesia yang tinggal di Australia boleh mengatakan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang asing untuk dirinya sendiri. Dalam konteks ini, bahasa asing adalah bahasa yang berasal dari luar Indonesia dan bukan bahasa daerah.

II.IIIBahasa Indonesia Sebagai Identitas NasionalBahasa dan nasionalisme sangat berkaitan dan saling memegang peranan penting (Samuel, 2008: 159). Teori Jerman yang dianggap sebagai teori kuno tentang bangsa mengatakan bahwa suatu bangsa itu ditandai oleh persamaan keturunan, persamaan tempat dan dilengkapi oleh persamaan bahasa dan kepercayaan. Jadi, menurut teori ini antara bangsa dan bahasa itu terdapat hubungan yang saling menentukan, dalam arti adanya suatu bangsa itu karena adanya bahasa yang menandainya dan adanya bahasa karena adanya bangsa pemakainya (Muslich dan Oka, 2010: 67). Menurut Renan (Muslich dan Oka, 2010: 68), bangsa itu adalah suatu lembaga sosial yang tumbuh sebagai akibat pengalaman sejarah berupa perjuangan dan penderitaan dari penjajahan yang sama, yang lalu menimbulkan keinginan untuk tetap bersama pada masa-masasekarang dan masa-masa yang akan datang (Gazalba, dalam Muslich dan Oka, 2010: 68). Bahasa adalah alat pengikat sosial yang paling kuat, kalau kita hubungkan dengan kenyataan fungsi sosial budaya bahasa itu dalam masyarakat (Vendreyes, dalam Muslich dan Oka, 2010: 68). Menurut Chase (Muslich dan Oka, 2010: 68), suatu bahasa di dalam masyarakat mempunyai 3 fungsi (1) sebagai alat komunikasi eksternal (antarwarga), (2) sebagai alat komunikasi internal (berpikir), dan (3) sebagai pembentuk pandangan hidup.Menurut Voessler (Muslich dan Oka, 2010: 71), rasa kebangsaan (nasionality) itu tergantung sekali oleh bahasa nasional itu, karena bahasa nasional itu merupakan elemen yang membentuk rasa kebangsaan suatu bangsa. Tentang peranan bahasa nasional sebagai pembentuk rasa kebangsaan dikemukakan oleh Grya (Muslich dan Oka, 2010: 71) bahwa dengan peranan bahasa sebagai alat pembentuk rasa kebangsaan maka setiap bangsa berkeinginan untuk memiliki suatu bahasa sendiri karena memiliki suatu bahasa itu sama saja dengan memiliki suatu peradaban. Voessler (Muslich dan Oka, 2010: 71) menyatakan antara rasa kebangsaan atau nasional karakter itu identik dengan bahasa nasional. Perjuangan kemerdekaan Indonesia boleh dikatakan sejajar dengan perjuangan bahasa Indonesia dalam mencapai kedudukannya atau fungsinya sebagai bahasa nasional (Alisjahbana, 1957, dalam Muslich dan Oka, 2010: 72). Antara bahasa Indonesia dengan rasa kebangsaan Indonesia terdapat hubungan kejiwaan yang saling menentukan bila ditinjau dari teori di atas (Muslich dan Oka, 2010: 72). Bahkan dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan simbiosis antara bahasa Indonesia dan nasionalisme kita. Kesamaan lingua franca (bahasa Melayu) antarsuku bangsa atau bangsa turut memicu lahirnya nasionalisme kita, dan sebaliknya nasionalisme kita memperkuat posisi bahasa Melayu sebagai lingua franca yang akhirnya menjadi bahasa nasional bangsa Indonesia.Prasyarat pokok yang harus ada dalam rangka mewujudkan kesatuan bangsa adalah kesadaran nasional tentang pentingnya kesatuan bangsa bagi bangsa Indonesia yang serba majemuk ini. Dalam kaitan ini peranan bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan (lingua franca) dalam proses kesatuan bangsa Indonesia sangat penting (Padi, dalam Atmadi dan Setiyaningsih, 2003: 114).Dari sejarah bahasa Indonesia terlihat dengan jelas bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempersatukan bangsa yang demikian bhinneka karena memungkinkan komunikasi yang lancar antara anggota masyarakat, sekalipun berasal dari beraneka ragam suku bangsa. Betapa hebat peranan bahasa Indonesia untuk membawa kawan-kawan kita di daerah untuk dapat cepat turut dalam kehidupan nasional bangsa Indonesia. Persatuan nasional tersebut merupakan tonggak utama untuk terpeliharanya kemerdekaan bangsa (Suryohadiprodjo, 1980: 40). Tanpa hadirnya bahasa Indonesia sulit dibayangkan dengan alat apakah bangsa Indonesia akan mempersatukan seluruh kekuatan untuk melawan penjajah dan merebut kemerdekaan (Suwito, 1983: 483 dan Mahayana, 2008: 38). Junus (1969:40) menegaskan bahwa bahasa Indonesia adalah (a) bahasa yang digunakan dalam pergerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, dan (b) bahasa yang digunakan pada penerbitan-penerbitan yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia, baik berupa bahasa pers maupun bahasa dalam karya sastra.

II.IVKedudukan dan Fungsi Bahasa AsingDalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, bahasa seperti bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Belanda dan bahasa lainnya kecuali bahasa Indonesia dan bahasa daerah, berkedudukan sebagai bahasa asing. Kedudukan ini didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa asing tertentu diajarkan pada lembaga-lembaga pendidikan pada tingkat tertentu. Beberapa bahasa asing juga dikategorikan dalam bahasa internasional. Dalam kedudukan demikian, bahasa-bahasa asing dapat mempengaruhi bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Adapun fungsi dari bahasa asing pada dasarnya adalah sebagai :a. Alat penghubung antarbangsa;b. Alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern;c. Alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pembangunan nasional.

BAB IIIANALISIS DATA

Berdasarkan survei yang dilakukan, diketahui mayoritas responden menggunakan bahasa asing dalam penulisan maupun lisan sehari-hari dengan tingkat sedang. Hal ini didapat dari 26 orang (47,3%) yang menyatakan kadang-kadang, 16 orang (29,1%) menyatakan jarang, 11 orang (20%) menyatakan sering dan 2 orang (3,4%) menyatakan tidak pernah sebagai respon dari pertanyaan tersebut.

Diagram 1. Tingkat Penggunaan Bahasa Asing

Hal ini berkaitan dengan beberapa pertanyaan lebih lanjut yang diajukan oleh penulis yaitu tentang bahasa asing yang digunakan oleh responden serta dari mana responden mengetahui istilah asing yang responden gunakan.Hampir keseluruhan (54 responden) menjawab Inggris sebagai bahasa asing yang digunakan selain bahasa indonesia. Dua belas responden menggunakan bahasa Jepang, tiga responden menggunakan bahasa Korea, dua responden menggunakan bahasa Jerman, satu responden menggunakan Bahasa Mandarin dan delapan lainnya menggunakan bahasa lain-lain.Lima puluh responden mengetahui istilah asing dari media internet, tiga puluh responden mengetahui dari buku referensi, dua puluh enam responden menyatakan mengetahui dari televisi, tiga puluh responden menyatakan mengetahui dari teman, serta sembilan belas responden lain mengetahui dari media lain.

Diagram 2. Bahasa Asing selain Bahasa Indonesia

Diagram 3. Sumber Responden Mengetahui Istilah AsingHal ini diikuti dengan tingkat penguasaan padanan kata bahasa asing responden yang kurang maksimal. Mayoritas responden mengetahui sebagian besar padanan kata bahasa asing, namun masih terdapat sebagian responden yang hanya mengetahui beberapa padanan kata. Hal ini didapat dari hasil survei yakni 5 responden (9,1%) menyatakan mengetahui semua padanan, 31 responden (56,4%) menyatakan mengetahui sebagian besar padanan, 13 responden (23,6%) menyatakan mengetahui beberapa padanan, 5 responden (9,1%) menyatakan mengetahui sedikit padanan, dan 1 responden (1,8%) menyatakan tidak mengetahui semua padanan.

Diagram 4. Tingkat Penguasaan Padanan Kata Responden

Selain itu, data kualitatif yang didapatkan oleh penulis dalam survei, yakni mayoritas responden menyatakan alasannya untuk lebih menggunakan istilah asing daripada padanannya adalah karena lebih mudah untuk memberikan pemahaman kepada lawan bicaranya. Sebagian responden yang lain menyatakan bahwa responden lebih memilih menggunakan bahasa asing karena dianggap lebih keren dan karena tuntutan lingkungan.

BAB IVPENUTUP

IV.IKesimpulanBerdasarkan survei yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan:1. Tingkat penggunaan bahasa asing dan keragamannya pada mahasiswa Teknik Informatika ITS cukup tinggi. 2. Sebagian besar mahasiswa Teknik Informatika ITS menguasai padanan istilah asing. Namun, masih terdapat beberapa mahasiswa yang masih rendah dalam penguasaan padanan istilah asing, bahkan tidak mengetahuinya.3. Penyebab mahasiswa Teknik Informatika ITS memakai bahasa asing, khususnya dalam penggunaan istilah asing karena tuntutan sosial dan lingkungan, serta kurangnya penguasaan terhadap padanan kata.

IV.IISaran1. Sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.2. Menggalakkan edukasi tentang padanan istilah asing dalam bahasa Indonesia.3. Membiasakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sejak dini.

DAFTAR PUSTAKA

Yazidi, Akhmad. 2012. Bahasa Indonesia Sebagai Identitas Nasional Bangsa Indonesia. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=67943& val=4806 diakses pada 3 Maret 2015.

Maryani, Rini. 2011. Analisis Campur Kode Dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/ bitstream/123456789/2669/1/RINI diakses pada 3 Maret 2015.

Ramadhani, Irani. 2012. Keefektifan Penggunaan Teknik Mind Map Pada Pembelajaraan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Imogiri Bantul. http://eprints.uny.ac.id/9295/ diakses pada 3 Maret 2015.

15