Kecelakaan Kerja Di Manhattan Square

6
Kecelakaan Kerja di Manhattan Square The Manhattan Square (Foto: Arief/Okezone) JAKARTA - Lima orang korban tewas akibat kecelakaan kerja yang terjadi di Gedung The Manhattan Square, Jalan TB Simatupang, Kelurahan Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tiba di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sekitar pukul 17.56 WIB. Pantauan Okezone di lokasi, kelima jenazah di bawa beriringan dengan lima mobil jenazah. Beberapa rekan kerjanya juga ikut mengantar jenzah ke RSCM. Setiba di RSCM, langsung ke lantai dua untuk dimandikan dan sekaligus disimpan di ruang pendingin. "Lantai dua itu ruangan untuk pemandian jenazah dan ruangan untuk menyimpan jenazah seperti kulkas besar begitu mas," ujar Asep Suhendar petugas keamanan Rumah Duka RSCM, Jakarta, Selasa (12/2/2013).

Transcript of Kecelakaan Kerja Di Manhattan Square

Page 1: Kecelakaan Kerja Di Manhattan Square

 Kecelakaan Kerja di Manhattan Square 

The Manhattan Square (Foto: Arief/Okezone)

JAKARTA - Lima orang korban tewas akibat kecelakaan kerja yang terjadi di Gedung The Manhattan Square, Jalan TB Simatupang, Kelurahan Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tiba di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sekitar pukul 17.56 WIB.

Pantauan Okezone di lokasi, kelima jenazah di bawa beriringan dengan lima mobil jenazah. Beberapa rekan kerjanya juga ikut mengantar jenzah ke RSCM. Setiba di RSCM, langsung ke lantai dua untuk dimandikan dan sekaligus disimpan di ruang pendingin.

"Lantai dua itu ruangan untuk pemandian jenazah dan ruangan untuk menyimpan jenazah seperti kulkas besar begitu mas," ujar Asep Suhendar petugas keamanan Rumah Duka RSCM, Jakarta, Selasa (12/2/2013).

Seperti diberitakan sebelumnya Kecelakaan kerja yang terjadi di Gedung The Manhattan Square, Jalan TB Simatupang, Kelurahan Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menewaskan lima orang pekerja dan dua pekerja lainnya kritis.

Page 2: Kecelakaan Kerja Di Manhattan Square

Salah seorang saksi mata yang enggan disebutkan namanya menceritakan kronologis kejadian tersebut. Awalnya, satu dari tujuh pekerja tersebut tercebur ke lubang air. Lalu teman lainnya mencoba untuk menolong, namun nahas, mereka ikut tercebur semua.

Ketujuhnya, juga tersetrum aliran listrik di basement gedung yang masih dalam tahap pembangunan sekira pukul 10.30 WIB.

Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, membenarkan ketujuh pekerja tersebut tercebur septic tank sedalam enam meter. Korban meninggal, kata Wahyu, sudah dibawa ke RSCM untuk dilakukan autopsi. Sementara korban kritis berada di RS Mintoharjo dan RS Cilandak KKO.

Gedung Manhattan memang tengah dibangun untuk pembangunan kantor-kantor. Gedung ini terdiri dari 28 lantai dan tiga basement. Dalam papan proyek sendiri tertera nama pemilik gedung tersebut adalah PT Sumber Mesin Raya.

Saat ini, polisi masih terus melakukan olah TKP di lokasi. Pihak kontraktor dan pemilik gedung juga masih belum bisa dimintai keterangan. Pihak keamanan gedung juga tidak mengizinkan awak media meliput ke dalam.

Tewas, Udi Ditemukan Terjebak di Kabin BuldozerINILAH.COM, Muaraenim - Jenazah Udi Zulistian, karyawan PT Pama Persada Nusantara yang tenggelam bersama alat berat di kolam tambang Muara Tiga Besar Utama milik PTBA, Senin (12/12) sekitar pukul 18.30, berhasil dievakuasi.

Saat ditemukan, korban masih berada di dalam kabin buldozer yang masih tertutup rapat. Tubuh korban masih utuh namun sudah berbau karena hampir dua hari berada di dalam lumpur batubara. Setelah dievakuasi, Senin malam, jenazah korban langsung dilarikan ke rumah sakit PTBA untuk diotopsi.

Menurut Ajron, salah seorang keluarga korban, jenazah Udi, Senin malam langsung dimakamkan di pemakaman umum di Tanjung Enim.

Page 3: Kecelakaan Kerja Di Manhattan Square

Kepala K3 PTBA Budi Lesmono juga membenarkan jenazah Udi Zulistian sudah berhasil dievakuasi. Namun alat beratnya belum bisa diangkat, pihak PT Pama yang akan melanjutkan pengangkatan buldoser untuk dijadikan bahan investigasi.

Sebelumnya, hingga Senin sore tim pencari melakukan penyedotan lumpur dan mencari pososi buldozer naas tersebut dengan mengerahkan puluhan alat berat dan mesin penyedot lumpur. Selama pencarian jenazah Udin, pihak keluarga secara bergantian melihat lokasi pencarian.

Sayangnya, pihak PT Pama yang dicoba dikonfirmasi melalui telepon tidak memberikan informasi yang lengkap terkait proses evakuasi. Selama upaya evakuasi berlangsung, manajemen PT Pama Persada terkesan bungkam. Tidak satupun pejabat PT Pama Persada yang ditemui di kantornya maupun dihubungi melalui ponselnya bersedia memberikan penjelasan kepada wartawan seputar kecelakaan kerja tersebut.

”Pak tunggu hasil investigasi dari Petugas Investigasi Tambang (PIT), baru ada info resmi, korban bukan operator melainkan instruktur,” jelas Manajer PT Pama, Dhenri melalui pesan singkat ke ponsel wartawan, Senin kemarin.

Pernyataan serupa juga diutarakan General Service PT Pama, Tomi. ”Saya belum bisa memberikan statemen. Masalah penjelasan kejadian itu kewenangannya ada di bagian K3 PTBA, supaya satu pintu,” jelas Tomi.

Aksi bungkam manajemen PT Pama Persada ini mendapat reaksi keras dari pengurus organisasi Anak Gusuran Tambang (Agustam). ”Kenapa PT Pama menutup-nutupi kejadian ini. Seharusnya PT Pama menjelaskan kejadian yang sebenarnya agar dapat diketahui masyarakat. Anehnya lagi, yang menjadi korban kecelakaan kerja karyawannya, kenapa PTBA yang harus menjelaskan,” ujar Ketua Agustam, Westi Rayendra dan sekretarisnya Yus.

Di tempat terpisah General Manajer PTBA Unit Penambangan Tanjung Enim (UPTE), Ir H Munandar Sai Sohar, mempertanyakan, kenapa korban yang jabatannya instruktur alat berat menjadi operator alat berat.

”Dia instruktur, kok, menjadi operator, kemudian lokasi yang digusur bukan berada di areal kerjanya. Saat ini PIT dari pusat sejak kejadian sudah di lapangan, kalian bisa bertanya langsung agar penjelasannya lebih akurat,” jelas Munandar.

Page 4: Kecelakaan Kerja Di Manhattan Square

Menurut Munandar, kecelakaan kerja tersebut akan berdampak buruk bagi PTBA. ”Akibat kejadian ini bisa saja PTBA tidak mendapatkan reward di bidang K3. Hasil rapat kita beberapa waktu lalu, bagi perusahaan rekanan yang mengalami kecelakaan kerja akan ada sanksi dari manajemen PTBA,” jelasnya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muaraenim, Abu Hanifah, menambahkan, korban Udi Zulistian, statusnya karyawan resmi PT Pama Persada.

”Sesuai ketentuan jam kerja itu selama 7 jam, jika lebih dari jam tersebut maka statusnya sudah lembur. Korban bekerja pada shift ke tiga mulai malam sampai pagi hari, tidak menjadi masalah. Tinggal bagaimana perusahaan bertanggung jawab terhadap kasus kecelakaan kerja itu. Kami masih menunggu hasil investigasi yang dilakukan K3 perusahaan,” katanya.

Izin Terancam Dicabut

Izin operasional PT Pama Persada Nusantara, terancam dicabut menyusul kecelakaan kerja yang menewaskan satu orang karyawannya.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Sumsel Robert Heri, mengatakan, jika hasil penyelidikan terbukti ditemukan kesalahan fatal dari manajemen PT Pama Persada, pihaknya tidak segan-segan menindak tegas dengan menutup perusahaan tersebut.

“Jika terbukti ada unsur kesalahan fatal dari manajemen perusahaan, izin perusahaan itu (PT Pama-red) akan dicabut dan tidak diperbolehkan lagi melakukan penambangan,” ujar Robert saat ditemui di ruang kerjanya, Senin kemarin.

Dikatakan Robert, sanksi tegas tersebut dijatuhkan demi melindungi para pekerja dan memberikan syok terapi bagi perusahaan penambang batubara agar lebih meningkatkan dan menjamin keselamatan kerja pegawainya.

“Ya, harus diberikan sanksi, minimal sanksi teguran atau peringatan, tapi kalau penyebabnya ada unsur kesengajaan atau ada unsur lain yang fatal, sanksi beda lagi, sudah menyangkut izin perusahaan yang bersangkutan,” ujar Robert.

Menurut dia, selama tahun 2011 ini saja, kecelakaan kerja yang dialami PT Pama Persada saat melakukan proses penambangan, telah terjadi sebanyak tiga kali. Namun, pada kecelakaan kerja tersebut, ditemukan kecelakaan murni, atau tidak ada unsur sengaja atau kesalahan manajemen.

Page 5: Kecelakaan Kerja Di Manhattan Square

“Sudah dua kali kecelakaan kerja sebelum kejadian yang terbaru dari PT Pama. Namun, waktu itu kita berikan sanksi berupa teguran dan peringatan tegas saja,” ungkapnya.

Untuk memastikan penyebab secara detail kecelakaan buldozer yang tenggelam ke kolam lumpur, menurut Robert, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan di lokasi dan menginvestigasi beberapa saksi yang tengah berada di lokasi saat kejadian berlangsung.

“Belum ada keputusan final. Paling lambat besok (hari ini-red) hasilnya sudah bisa kita terima, apakah murni kecelakaan kerja atau ada unsur lain. Setelah itu akan kita ambil tindakan, sesuai dengan hasil penyelidikan tersebut,” ucapnya. [gus]