KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf ·...

23
1 KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI LAHAN BASAH SEBAGAI MODEL PEMASARAN KOMODITAS PERTANIAN (Studi Kasus Sistem Resi Gudang di Kabupaten Barito Kuala) Dr. Abdul Halim Barkatullah, SH.M.Hum. Ifrani, SH., MH Mirza Satria Buana, SH., MH ABSTRAK Permasalahan umum pertanian di Indonesia adalah jatuhnya harga pada saat musim panen raya. Para petani tidak dapat menyimpan hasil panen lebih lama karena sudah kehabisan biaya dan tidak punya gudang yang memadai. Kondisi ini dimanfaatkan para tengkulak dan rentenir untuk mengambil untung besar. Permasalahan tersebut kemudian dicoba diatasi pemerintah melalui pendirian Sistem Resi Gudang (SRG) dan Resi Gudang dapat dijadikan jaminan kredit di perbankan. Dalam realisasi penerapan Resi Gudang untuk meningkatkan kesejahteraan petani sebagai model pemasaran komoditas pertanian, khususnya dalam hal jaminan kredit di perbankan masih terkendala pada peraturan internal perbankan itu sendiri, karena jaminan resi gudang belum memenuhi kriteria yang diinginkan oleh lembaga perbankan. Dalam penerapan SRG di Kabupaten Barito Kuala, kebijakan pemerintah tersebut masih mengalami kendala dalam pelaksanaanya. Antara lain; kurangnya sosialisasi kepada petani, belum tepat sasaran, tingginya bunga pada tahun kedua bagi petani yang memanfaatkan SRG, besarnya biaya operasional pengangkutan hasil pertanian dari tempat petani ke gudang SRG, dan tidak semua bank mau menerima sertifikat resi gudang sebagai jaminan kredit perbankan mereka. PENDAHULUAN Salah satu upaya menghadapi persaingan global adalah dengan menerbitkan instrumen baru dalam bidang pembiayaan perdagangan dan pengelolaan stok nasional, sehingga harga barang yang ditawarkan dapat bersaing di pasar global. Sistem pembiayaan perdagangan tersebut harus dapat diakses setiap waktu oleh setiap pelaku usaha, terutama pengusaha kecil dan petani kecil, yang selama ini masih terbentur masalah kesulitan permodalan dan keterbatasan jaminan kredit. 1 Permasalahan umum pertanian di Indonesia adalah jatuhnya harga pada saat musim panen raya. Para petani tidak dapat menyimpan hasil panen lebih lama karena 1 Iswi Hariyani dan Serfianto.D.P., Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit & Alat Perdagangan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm.4.

Transcript of KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf ·...

Page 1: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

1

KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN PETANI LAHAN BASAH SEBAGAI MODEL

PEMASARAN KOMODITAS PERTANIAN

(Studi Kasus Sistem Resi Gudang di Kabupaten Barito Kuala)

Dr. Abdul Halim Barkatullah, SH.M.Hum.

Ifrani, SH., MH

Mirza Satria Buana, SH., MH

ABSTRAK

Permasalahan umum pertanian di Indonesia adalah jatuhnya harga pada saat musim

panen raya. Para petani tidak dapat menyimpan hasil panen lebih lama karena sudah

kehabisan biaya dan tidak punya gudang yang memadai. Kondisi ini dimanfaatkan para

tengkulak dan rentenir untuk mengambil untung besar. Permasalahan tersebut kemudian

dicoba diatasi pemerintah melalui pendirian Sistem Resi Gudang (SRG) dan Resi

Gudang dapat dijadikan jaminan kredit di perbankan.

Dalam realisasi penerapan Resi Gudang untuk meningkatkan kesejahteraan petani

sebagai model pemasaran komoditas pertanian, khususnya dalam hal jaminan kredit di

perbankan masih terkendala pada peraturan internal perbankan itu sendiri, karena

jaminan resi gudang belum memenuhi kriteria yang diinginkan oleh lembaga perbankan.

Dalam penerapan SRG di Kabupaten Barito Kuala, kebijakan pemerintah tersebut masih

mengalami kendala dalam pelaksanaanya. Antara lain; kurangnya sosialisasi kepada

petani, belum tepat sasaran, tingginya bunga pada tahun kedua bagi petani yang

memanfaatkan SRG, besarnya biaya operasional pengangkutan hasil pertanian dari

tempat petani ke gudang SRG, dan tidak semua bank mau menerima sertifikat resi

gudang sebagai jaminan kredit perbankan mereka.

PENDAHULUAN

Salah satu upaya menghadapi persaingan global adalah dengan menerbitkan

instrumen baru dalam bidang pembiayaan perdagangan dan pengelolaan stok nasional,

sehingga harga barang yang ditawarkan dapat bersaing di pasar global. Sistem

pembiayaan perdagangan tersebut harus dapat diakses setiap waktu oleh setiap pelaku

usaha, terutama pengusaha kecil dan petani kecil, yang selama ini masih terbentur

masalah kesulitan permodalan dan keterbatasan jaminan kredit.1

Permasalahan umum pertanian di Indonesia adalah jatuhnya harga pada saat

musim panen raya. Para petani tidak dapat menyimpan hasil panen lebih lama karena

1 Iswi Hariyani dan Serfianto.D.P., Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit & Alat Perdagangan,

Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm.4.

Page 2: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

2

sudah kehabisan biaya dan tidak punya gudang yang memadai. Kondisi ini

dimanfaatkan para tengkulak dan rentenir untuk mengambil untung besar, para

tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. Permasalahan tersebut

kemudian coba diatasi pemerintah melalui pendirian Pasar Lelang Komoditas, Kredit

Usaha Rakyat, dan Sistem Resi Gudang atau Werehouse Receipt System (selanjutnya

disebut dengan SRG). Dengan adanya SRG, petani tidak terlalu terburu-buru menjual

hasil panen, sebab mereka masih dapat menyimpan hasil panen di gudang terakreditasi,

dan dapat menjadikan dokumen resi gudang yang dimilikinya sebagai jaminan kredit di

bank. Pada saat harga pasaran telah membaik, petani dapat menjual barang dan melunasi

kredit, serta mendapat sisa uang hasil penjualan.

Melalui SRG, petani lebih mudah melakukan transaksi perdagangan tanpa harus

membawa barang hasil pertanian ke mana-mana, tetapi cukup dengan menunjukan

dokumen pengganti bernama Resi Gudang. Dokumen Resi Gudang dapat dialihkan,

diperjualbelikan, dijadikan jaminan kredit, dan dijadikan bukti untuk mengambil barang

di gudang. Resi Gudang dapat diperjual belikan melalui bursa (Bursa Berjangka

Komoditi/Bursa Efek) dan di luar bursa (Pasar Lelang Komoditas/Pasar Induk). Sistem

Jaminan Resi Gudang adalah hasil perkembangan lebih lanjut dari Sistem Jaminan

Fidusia, terutama yang khusus berkaitan dengan objek jaminan barang bergerak berupa

stok hasil panen pertanian/perkebunan/perikanan.

Pembiayaan pertanian melalui SRG dapat diperoleh dari lembaga perbankan,

lembaga keuangan nonbank, serta dari para investor yang berminat membeli produk

derivative Resi Gudang lewat bursa atau di luar bursa. Melalui cara tersebut, Resi

Gudang dapat berpindah tangan berkali-kali sehingga dapat meningkatkan volume

transaksi perdagangan dan keuangan yang pada akhirnya diharapkan juga dapat

mendorong kemajuan perekonomian nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.

SRG merupakan salah satu instrumen penting dan efektif dalam sistem

pembiayaan perdagangan. SRG dapat memfasilitasi pemberian kredit bagi dunia usaha

dengan agunan inventori atau barang yang disimpan di gudang. SRG juga bermanfaat

dalam menstabilkan harga pasar dengan memfasilitasi cara penjualan yang dapat

dilakukan sepanjang tahun.

Page 3: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

3

Barang hasil panen petani kecil selama ini tidak dapat dijadikan agunan kredit,

karena belum ada aturan hukum yang mengaturnya. Namun demikian, permasalahan

tersebut mulai ada jalan keluarnya sejak diundangkannya Undang-Undang No. 9 Tahun

2006 tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006

tentang Sistem Resi (UU SRG) beserta peraturan pelaksanaanya. Dalam penerapan

SRG di Indonesia masih sebahagian besar di terapkan di pulau jawa, sangat sedikit

sekali yang diterapkan di luar jawa, sebagai contoh di pulau Kalimantan sebagai pulau

besar di Indonesia hanya ada satu SRG, yaitu di Kabupaten Barito Kuala Provinsi

Kalimantan Selatan.

Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai lahan basah, berupa lahan pasang surut

yang kebanyakan berupa lahan rawa gambut seluas 191.022 ha yang dominan terdapat

di Kabupaten Barito Kuala yang memiliki luasan 99.234 ha akan tetapi dari luasan

tersebut hanya 85% yang dimanfaatkan selebihnya adalah lahan tidur.2 Luasan 15%

yang tidak diusahakan dalam skala usaha tani disebabkan karena adanya hambatan

internal lahan basah pasang surut rawa gambut berupa sifat fisik, kimia dan tata air yang

kurang mendukung kegiatan usaha tani. Sifat fisik yang menghambat terkait dengan

penyusutan , ketebalan dan kondisi fisik lahan. Sifat kimia lahan yang menghambat

terkait dengan keasaman tanah dan keharaan tanah yang rendah, sedangkan faktor tata

air yang menghambat terkait dengan adanya variasi genangan.

Kalimantan Selatan mempunyai satu-satunya SRG yang terdapat di Kabupaten

Barito Kuala di mana tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup petani,

berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti mencoba meneliti tentang bagaimana

kebijakan pemerintah tentang sistem resi gudang dalam meningkatan kesejahteraan

petani lahan basah sebagai model pemasaran komoditas pertanian yang terdapat di

Kabupaten Barito Kuala.

2 BPTPH VII (Balai Penelitian Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah VIII), 2011, Laporan

Bulanan Balai Proteksi Tanaman Pangan VIII, Banjarbaru, hlm. 45

Page 4: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

4

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Sistem Resi Gudang

Sistem resi gudang adalah kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan, pengalihan,

penjaminan, dan penyelesaian transaksi resi gudang. (Pasal 1 angka 1 UU SRG)

Sedangkan pengertian Resi Gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas barang

yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang. (Pasal 1 angka 2 UU

SRG) Setiap pemilik barang barang yang menyimpan barang di gudang berhak

memperoleh Resi Gudang. (Pasal 6 ayat 1 UU SRG) pengelola gudang menerbitkan

Resi Gudang untuk setiap penyimpanan barang setelah pemilik barang menyerahkan

barangnya. (Pasal 6 ayat 2 UU SRG)

Pemegang resi gudang memiliki hak atas barang yang disimpan di gudang yang

dapat dibuktikan dengan resi gudang yang dibawanya, Pemegang resi gudang adalah

pemilik barang atau pihak yang menerima pengalihan lebih pemilik barang atau pihak

lain yang menerima pengalihan dari pemilik barang atau pihak lain yang menerima

pengalihan lebih lanjut (Pasal 1 angka 7 UU SRG). Karena resi gudang adalah surat

berharga yang dapat dialihkan dan diperjualbelikan berkali-kali, maka pemegang resi

gudang yang paling akhir adalah pihak yang paling berhak atas barang yang disimpan di

gudang.

Hak jaminan resi gudang adalah hak jaminan yang dibebankan pada Resi Gudang

untuk pelunasan utang, yang memberikan kedudukan untuk diutamakan bagi penerima

hak jaminan terhadap kreditor lain (Pasal 1 angka 9 UU SRG). Disamping itu, resi

gudang sebagai dokumen kepemilikan dapat dijadikan jaminan utang sepenuhnya tanpa

dipersyaratkan adanya agunan lainnya (Pasal 4 ayat 2 UU SRG).

Tujuan dan Manfaat Sistem Resi Gudang

Tujuan pemberlakuan SRG dapat dilihat pada bagian Penjelasan Undang-undang

SRG yang menyatakan bahwa undang-undang tersebut dimaksudkan untuk memberikan

kepastian hukum, menjamin, dan melindungi kepentingan masyarakat, kelancaran arus

barang, efisiensi biaya distribusi barang, serta mampu menciptakan iklim usaha yang

dapat lebih mendorong laju pembangunan nasional.

Page 5: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

5

Untuk maksud tersebut di atas diperlukan sinergi diantara pemerintah pusat,

pemerintah daerah, dan sektor-sektor terkait yang mendukung SRG, serta Pasar Lelang

Komoditas. Sehingga dengan adanya SRG dapat menjadi salah satu pilar pembangunan

ekonomi nasional yang berasaskan kekeluargaan menurut dasar-dasar demokrasi

ekonomi sebagai pengejawantahan Pancasila dan UUD 1945.

Tujuan pemberlakuan SRG tersurat dalam konsiderans UU SRG, sebagai berikut:

1. Bahwa Sistem Resi Gudang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang berkeadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha di bidang Sistem Resi Gudang

perlu adanya pengaturan mengenai Lembaga Jaminan Resi Gudang;

3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

b, perlu membentuk UU SRG;

Guna mendukung sasaran pencapaian manfaat SRG yang mampu secara optimal

mendorong pembangunan nasional, diperlukan upaya menyeluruh, terintegrasi dan

terakselerasi oleh segenap stakeholders perekonomian Indonesia untuk mewujudkan

dasar-dasar pencapaian manfaat (means to end goal) penerapan SRG. Dasar-dasar

pencapaian manfaat SRG tersebut meliputi3 terbangunnya fungsi dan mekanisme pasar

yang maksimal atas perdagangan komoditas/produk pertanian terkait SRG,

terbangunnya daya dukung lingkungan yang kondusif bagi komoditi-komoditi dan

produk pertanian, terbangunnya kepastian hukum melalui peraturan perundang-

undangan, peraturan serta kelembagaan yang mendukung terciptanya performence

guarantee SRG, terbangunnya sistem infeksi dan sertifikasi yang diakui, terbangunnya

sistem data dan informasi komoditi yang terakreditasi, terbangunnya partisipasi aktif

masyarakat, terbangunnya insentif untuk berkembangnya infrastuktur SRG termasuk

industri penyimpanan/pergudangan.

3 www.bappebti.go.id diakses tanggal 3 Maret 2012 jam 20.30 WiB.

Page 6: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

6

Pengertian Hukum Jaminan

Untuk menemukan perumusan hukum jaminan, baik dalam undang - undang maupun di

dalam literatur, maka tidak akan ada istilah yang tepat untuk rumusan jaminan tersebut.

Berdasarkan pendapat para pakar hukum, salah satunya adalah Hartono Hadisoeprapto

dalam bukunya yang berjudul Pokok - Pokok Hukum Perikatan dan Jaminan,

memberikan definisi jaminan dapat diartikan sebagai sesuatu yang diberikan seorang

debitur kepada kreditur sehingga menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan

memenuhi segala kewajibannya yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu

perikatan.4

Didalam literatur memang ditemukan istilah Zekerheidsrechten, yang memang bisa

saja diterjemahkan menjadi hukum jaminan. Akan tetapi, hendaknya diingat, bahwa kata

" recht " di dalam Bahasa Belanda dan Jerman dapat mempunyai arti yang bermacam -

macam. Pertama ia berarti hukum (law), tetapi juga hak (right) atau keadilan. Pitlo

memberikan perumusan tentang zekerheidsrechten sebagai: hak (eenrecht) yang

memberikan kepada kreditur kedudukan yang lebih baik dari pada kreditur - kreditur

lain. Dari apa yang dikemukan oleh Pitlo tersebut di atas, dapat disimpulkan, bahwa kata

"recht " dalam istilah " zekerheidsrechten " berarti " hak ", sehingga zekerheidsrechten

adalah hak - hak jaminan, bukan " hukum jaminan ", kalau mau memberikan perumusan

juga tentang " hukum jaminan ", maka mungkin dapat diartikan sebagai: peraturan

hukum yang mengatur tentang jaminan - jaminan piutang seorang kreditur terhadap

seorang debitur.5

Jaminan Kredit Perbankan

Berdasarkan Pasal 1 butir 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan (UU Perbankan), bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

4 Hartono Hadi Saputro, Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Jaminan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.

50. 5 J. Satrio, Hukum jaminan hak jaminan kebendaan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2007, hlm. 2.

Page 7: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

7

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”

Sementara itu, karena pada umumnya perbankan memperoleh dana dari masyarakat

dan kegiatannya diawasi oleh pemerintah, beberapa tujuan kredit dapat ditambahkan

sebagai berikut :

1. Mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan

(kepentingan pemerintah);

2. Meningkatkan kegiatan perusahaan/perorangan yang didanai peminjam guna

terpenuhinya kebutuhan usaha dan kebutuhan lainnya (kepentingan masyarakat);

3. Memperoleh laba untuk kelangsungan hidup perusahaan sehingga dapat memperluas

usaha dan pelayanannya (kepentingan pemilik modal/bank/lembaga kredit)6.

Sehubungan dengan perjanjian kredit, maka penjaminan kredit merupakan

pelengkap suatu perkreditan. Dalam hal ini, sesuatu yang utama yang harus terlebih

dahulu ada adalah suatu kesepakatan antara debitor dan kreditor atau adanya kredit itu

sendiri sebagai underlying transaction-nya.

Pengertian jaminan kredit secara tersirat dan tersurat dijelaskan dalam Pasal 8 ayat

(1) UU Perbankan, yang menyatakan bahwa dalam memberikan kredit atau pembiayaan

berdasarkan Prinsip Syariah, bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan

analisis yang mendalam atas iktikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur

untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan

yang diperjanjikan. Adapun pengertian agunan kredit menurut Pasal 1 angka 23 UU

Perbankan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank

dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

6 Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung, 1995, PT. Citra Adutya bakti, hlm. 126

Page 8: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

8

PEMBAHASAN

A. Perlindungan Hukum Bagi Petani Terhadap Kebijakan Pemerintah Tentang

Sistem Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit Perbankan

1. Resi Gudang Sebagai Agunan Kredit Perbankan

Penggunaan Resi Gudang merupakan agunan kredit perbankan, di samping

telah diatur dalam UU SRG, juga diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI)

Nomor 9/6/PBI/2007 tentang Perubahan Kedua atas PBI Nomor 7/2/2005

tentang Penilaian Kualitas Aktiva Umum yang berlaku mulai tanggal 2 April

2007.

Diaturnya tentang SRG dalam PBI 9/2007 merupakan dasar hukum bagi

petani untuk dapat menjadikan Resi Gudang sebagai agunan kredit baru, selain

tanah, rumah, dan aset lainnya. Petani dengan membawa dokumentasi Resi

Gudang yang dimilikinya, dapat mengajukan permohonan kredit modal kerja

kepada lembaga perbankan. Agunan Resi Gudang ini jauh lebih fleksibel

dibandingkan dengan agunan lain, sebab agunan Resi Gudang (misalnya gabah,

beras, jagung) dapat langsung dijual dalam waktu singkat, sedangkan agunan

berupa rumah/tanah butuh proses lama untuk menjualnya. Keunggulan lain dari

agunan Resi Gudang adalah adanya aturan hukum yang lebih tegas tentang

penjualan agunan macet atas kekuasaan kreditor (penerima hak jaminan) tanpa

melalui fiat atau penetapan pengadilan, atau yang lebih dikenal dengan istilah

Parate Executie.

Dasar hukum penggunaan Resi Gudang sebagai jaminan utang atau agunan

kredit juga tertera dalam Pasal 4 ayat (1) UU SRG yang menyatakan bahwa Resi

Gudang dapat dialihkan, dijadikan jaminan utang, atau digunakan sebagai

dokumen penyerahan barang. Adapun Pasal 4 ayat (2) menyatakan bahwa Resi

Gudang sebagai dokumen kepemilikan dapat dijadikan jaminan utang

sepenuhnya tanpa dipersyaratkan adanya agunan lainnya. Dengan kata lain, Resi

Gudang dapat digolongkan sebagai agunan pokok.

Page 9: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

9

2. Perjanjian Jaminan Resi Gudang

Perjanjian hak jaminan Resi Gudang merupakan perjanjian yang bersifat

ikutan (accessoir) dari suatu perjanjian utang-piutang yang menjadi perjanjian

pokok. Di samping itu, setiap Resi Gudang yang diterbitkan hanya dapat

dibebani satu jaminan utang (Pasal 12 ayat 1 dan 2 UU SRG). Penerima hak

jaminan Resi Gudang harus memberitahukan perjanjian pengikatan Resi Gudang

sebagai hak jaminan kepada Pusat Registrasi dan Pengelola Gudang.

Pembebanan hak jaminan terhadap Resi Gudang harus dibuat dengan Akta

Perjanjian Hak Jaminan di hadapan Notaris. Ketentuan ini dimaksudkan untuk

lebih melindungi dan memberikan kekuatan hukum bagi para pihak dan dapat

digunakan sebagai alat bukti yang sempurna dalam penyelesaian setiap

perselisihan yang muncul di kemudian hari.

Perjanjian jaminan kebendaan pada umumnya selalu merupakan perbuatan

memisahkan suatu bagian dari kekayaan seseorang yang bertujuan untuk

menjaminkan dan menyediakan bagi pemenuhan kewajiban seorang debitur,

perjanjian jaminan kredit dengan resi gudang adalah merupakan perjanjian

accessior (Pengikut) dari perjanjian pokoknya yaitu perjanjian hutang-piutang

antara kreditur dan debitur atau perjanjian pinjam-meminjam uang. Apabila

perjanjian pokok (Perjanjian hutang piutang) tersebut berakhir maka perjanjian

accesoir (Perjanjian jaminan kredit dengan resi gudang) tersebut demi hukum

berakhir pula.

Perbankan sebagai lembaga intermediasi mempunyai karekteristik usaha

yang khusus dan berbeda dengan kegiatan usaha yang lain, yaitu bekerja dengan

sebagian besar modalnya bersumber dari dana masyarakat. Dalam rangka

menjamin dan menjaga amanat masyarakat yang menyimpan dana di bank,

perbankan senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian bank dalam menyalurkan

kreditnya (Prudential Banking Principle). Sebagai salah satu implementasi dari

prinsip kehati - hatian bank dalam menyalurkan kredit maka dituangkan UU

Perbankan.

Terkait dengan jaminan utang tersebut dalam UU SRG telah mensyaratkan

Page 10: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

10

bahwa Resi gudang dapat dijadikan agunan oleh nasabah debitur dalam

mengajukan kredit ke perbankan tanpa adanya agunan tambahan, namun pada

umumnya bank memiliki penilaian dan ketentuan yang berbeda dalam

penyaluran kreditnya (Self Regulator Bankking Principle ).

Pada dasarnya perbankan dalam menentukan jaminan dalam pemberian

kredit lebih memilih jaminan tanah yang nilai jualnya lebih meningkat dalam

jangka waktu kedepan. Pada prinsipnya tidak ada hambatan bagi perbankan

untuk menerima resi gudang dalam hal menjadikannya agunan atau jaminan

pemberian kredit, sepanjang sistem resi gudang ini berjalan dengan baik. Untuk

itu diperlukan dukungan dan kepercayaan dari pihak-pihak yang terkait dan

infrastruktur yang ada dalam menjalankan sistem resi gudang ini sebagai

jaminan atau agunan dalam pemberian kredit.

Kalau dilihat dari segi jenisnya, maka kredit dengan jaminan sistem resi

gudang adalah jenis kredit tanpa jaminan atau kredit blanko (Unsecured Loan)

yaitu pemberian kredit tanpa jaminan material (agunan Fisik) pemberiannya

sangatlah selektif dan ditujukan kepada nasabah yang telah teruji bonafiditas,

kejujuran, dan ketaatannya baik dalam transaksi perbankan maupun kegiatan

usaha yang dijalaninya. Dalam praktik perbankan modern, pemberian kredit

seperti ini sering dilakukan.

3. Resi Gudang Sebagai Jaminan yang Bersifat Kebendaan

Pada dasarnya sistem resi gudang adalah satu bentuk jaminan yang bersifat

kebendaan dimana jaminan ini berupa hak mutlak atas sesuatu benda, yang

mempunyai ciri-ciri memiliki hubungan langsung atas benda tertentu dari

debitur, dapat dipertahankan dari siapapun, selalu mengikuti bendanya (droit de

suite), dan dapat dialihkan.

Resi gudang dapat dimasukan ke dalam jaminan kebendaan. Selain

pemegang resi gudang dapat dimasukan ke dalam jaminan kebendaan, pemegang

resi gudang juga memiliki hak atas barang yang disimpan di gudang yang dapat

dibuktikan dengan resi gudang yang dibawanya dan juga dapat dialihkan pada

Page 11: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

11

orang lain (Pasal 4 Ayat 1 UU SRG). Pengalihan resi gudang disesuaikan

dengan bentuk resi gudang itu sendiri. Resi gudang atas nama dialihkan dengan

cessie, sedangka resi gudang atas perintah dialihkan dengan cara endosemen.

Berlakunya asas prioriteit pada jaminan kebendaan, juga dianut pula oleh

jaminan resi gudang, bahkan UU SRG secara tegas mengatur dalam Pasal 12

Ayat 2 bahwa setiap resi gudang yang diterbitkan hanya dapat dibebani satu

jaminan hutang saja, dan ini berarti bahwa dalam setiap resi gudang yang

diterbitkan dan dijadikan jaminan utang hanya terdapat satu kreditur saja.

Sedangkan untuk setiap resi gudang dapat dijadikan jaminan utang sepenuhnya

tanpa dipersyaratkan adanya agunan lain (Pasal 4 Ayat (2) UU SRG), sehingga

untuk besar jumlah kredit yang diberikan sesuai dengan nilai jaminannya. Hal

tersebut menjamin tidak akan terjadi permintaan pemenuhan hasil penjualan

objek jaminan baik melalui lelang umum maupun penjualan langsung terhadap

benda-benda jaminan lainnya.

Hak jaminan atas resi gudang adalah jaminan yang diperjanjikan atau yang

bersumber dari perjanjian karena adanya perjanjian khusus yang diadakan antara

debitur dengan kreditur. Selain dikatakan jaminan yang bersumber dari

perjanjian atau diperjanjikan, hak jaminan atas resi gudang dapat dikatakan

sebagai jaminan kebendaan karena yang dijadikan jaminan adalah resi gudang,

yang merupakan dokumen bukti penyimpanan barang di gudang.

Hak jaminan atas resi gudang telah disebutkan sebagai salah satu jaminan

kebendaan, sehingga mempunyai keterkaitan dengan hukum benda. Dari segi

fungsinya ini, hak jaminan atas resi gudang dapat dikatakan sebagai hak

kebendaan yang memberi jaminan (zekelijk zekerheidsrecht) karena hal ini dapat

diketahui dari rumusan Pasal 1 angka 9 UU SRG yang menyatakan :

"Hak jaminan atas resi gudang, yang selanjutnya disebut hak jaminan adalah

hak jaminan yang dibebankan pada resi gudang untuk pelunasan utang, yang

memberikan kedudukan untuk diutamakan bagi penerima hak jaminan terhadap

kreditur yang lain"

Dari Pasal 1 angka 9 ini, hak jaminan atas resi gudang adalah hak kebendaan

Page 12: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

12

yang memberi jaminan yang pada dasarnya terjadi atas benda, berupa resi

gudang milik debitor untuk pelunasan utangnya kepada kreditor, yang

memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditor untuk mengambil

pelunasan piutangnya dari benda ini dengan mendahului kreditur - kreditur lain.

Hak jaminan atas resi gudang adalah sebagai salah satu jaminan kebendaan,

sehingga mempuyai keterkaitan dengan hukum benda. Hukum benda adalah

hukum yang mengatur hubungan hukum antara seseorang dengan benda - benda

yang diatur dalam Pasal-pasal buku II KUHPerdata dan menimbulkan hak atas

benda atau hak kebendaan. Maka untuk menganalisa kedudukan yuridis resi

gudang sebagai jaminan kebendaan, maka digunakanlah teori hukum jaminan

kebendaan.

"Dalam hal-hal tertentu, yakni hubungan antara Pemegang Resi Gudang dan

Kreditur didasari kepercayaan, Kreditur merasa tidak perlu lagi memegang hak

jaminan dan melepaskan hak jaminan tersebut. Dalam hal ini, kreditur tidak lagi

memegang hak jaminan dan Resi Gudang yang dijaminkan diserahkan kembali

kepada Pemegang Resi Gudang".

Dari ketentuan ini dapat diketahui bahwa apabila kreditor menyerahkan

kembali resi gudang yang dibebani hak jaminan kepada debitor pemegang resi

gudang, maka kreditur dapat dikatakan melepaskan hak jaminan dan hak jaminan

menjadi hapus. Dari ketentuan ini dan penjelasan Pasal 12 ayat (2) UU SRG ,

dapat dinyatakan bahwa resi gudang sebagai jaminan (resi gudang yang dibebani

hak jaminan) wajib diserahkan atau berada dalam penguasaan kreditur. Apabila

resi gudang tidak diserahkan kepada kreditur atau kreditur tidak menerimanya,

maka hak jaminan menjadi hapus.

Dari rumusan pasal-pasal tersebut dapat diketahui bahwa tidak

dimungkinkan untuk dilakukan penyimpangan terhadap ketentuan mengenai hak

jaminan yang diatur dalam UU SRG . Dengan kata lain hak jaminan atas resi

gudang bersifat memaksa baik dari segi pengalihannya maupun dari segi proses

penjaminannya pada pihak kreditur.

Dari beberapa uraian di atas yang membahas tentang hak jaminan atas resi

Page 13: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

13

gudang merupakan jaminan kebendaan yang diatur dalam KUHPerdata, dan

sesuai dengan asas-asas jaminan kebendaan. Berdasarkan asas- asas hak jaminan

kebendaan itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hak jaminan atas resi

gudang sebagaimana dimaksud dalam UU SRG adalah hak jaminan hanya

dapat dibebankan pada resi gudang saja dan tidak dapat dibebankan pada benda -

benda selain resi gudang. Resi gudang disini adalah dokumen bukti kepemilikan

atas barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh pengelola gudang.

Resi gudang yang dibebani hak jaminan wajib diserahkan pemegang resi gudang

(Pemberi hak Jaminan atas resi gudang/debitur) kepada bank atau lembaga

keuangan non bank (Penerima hak jaminan/kreditur). Barang yang disimpan di

gudang sebagai dasar resi gudang tetap berada di bawah kekuasaan Pengelola

Gudang. Bukti adanya hak jaminan adalah adanya perjanjian pengikatan resi

gudang sebagai hak jaminan yang berbentuk akta perjanjian hak jaminan.

Untuk memperkuat kedudukan penerima hak jaminan atas resi gudang, maka

penerima hak jaminan atas resi gudang diwajibkan memberitahukan adanya

perjanjian pengikatan resi gudang sebagai hak jaminan yang berbentuk akta

perjanjian hak jaminan kepada Pengelola Gudang dan Pusat Registrasi.

Hapusnya hak jaminan disebabkan oleh dua hal, yaitu hapusnya hutang

pokok yang dijamin dengan hak jaminan dan pelepasan hak jaminan.atas resi

gudang oleh penerima hak jaminan atas resi gudang (kreditur). Eksekusi hak

jaminan dilakukan dengan cara menjual resi gudang atas kekuasaan penerima

hak jaminan sendiri melalui lelang umum atau penjualan langsung setelah

adanya pemberitahuan tertulis dari penerima hak jaminan atas resi gudang

(kreditur ) kepada pemberi hak jaminan atas resi gudang (debitur).

4. Realisasi Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit dalam Perbankan

Sistem resi gudang adalah kegiatan yang berkaitan dengan penerbitan,

pengalihan, penjaminan, dan penyelesaian transaksi resi gudang (Pasal 1 Angka

UU SRG). Sedangkan resi gudang adalah dokumen bukti kepemilikan atas

barang yang disimpan di gudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang Pasal 1

Page 14: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

14

Angka 2 UU SRG. Peraturan Pelaksananya masih mengacu pada peraturan

pelaksanaan dari UU SRG (sebelum perubahan) yaitu Peraturan Pemerintah

Nomor 36 Tahun 2007 yang telah disahkan pada tanggal 22 Juni 2007 serta

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 26/M-DAG/PER/6/2007 tentang barang

yang dapat disimpan di dudang dalam penyelenggaraan Sistem Resi Gudang.

Selain itu Bank Indonesia ( BI ) juga mengakui resi gudang sebagai sal ah satu

jaminan untuk mendapatkan kredit, hal ini tertuang dalam Peraturan Bank

Indonesia ( PBI ) No 9/6/PBI/-2007, perubahan atas PBI No 7/2/2005 Tentang

Penilai Kualitas Aktiva Umum yang berlaku sejak 2 April 2007.

Karena perkembangan dalam dunia usaha dan perdagangan, barang -barang

yang disimpan tidak hanya barang komoditas pertanian saja. Warehouse receipt

ini sudah lama dijalankan oleh negara-negara maju, seperti Amerika Serikat

(untuk komoditas kapas, gandum, kedelai, kacang tanah), Kanada (untuk biji -

bijian), Inggris (untuk timah), Uni Emirat Arab (emas, BBM), Afrika Selatan

(jagung, gandum), Tanzania (kopi, kapas), Brazil (barang -barang pertanian dan

peternakan), India (kapas, kedelai, kopi), dan Filipina (gabah, jagung, kopi), dan

lain-lain.

Resi gudang tersebut merupakan surat berharga yang dapat dijadikan agunan

kredit pada lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya, dalam

menjadikan resi gudang sebagai jaminan kredit maka tidak perlu lagi adanya

agunan tambahan dalam hal pengajuan kredit pada lembaga perbankan, hal ini

sudah ditegaskan dalam Pasal ayat (2) UU SRG.

Sebagai suatu jaminan kredit resi gudang memberikan jaminan kepada

kreditur atas tersedianya komoditi dengan kualitas tertentu tanpa melakukan

pengujian atau pembuktian secara fisik, karena dalam resi gudang yang

diterbitkan oleh pengelola resi gudang, telah dimuat tentang deskripsi barang,

termasuk nilai barang berdasarkan harga pasar pada saat barang dimasukkan

kedalam gudang. Selain itu, atas barang atau komoditi akan dikeluarkan

sertifikat yang memuat antara lain jenis dan jumlah barang, metode pengujian

mum barang dan tingkat mutu dan kelas barang, serta jangka waktu mutu barang.

Page 15: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

15

Oleh karena itu kreditur dapat mengetahui kondisi barang yang terdapat

digudang tanpa harus melakukan pengujian atau pembuktian terhadap barang -

barang yang disimpan dalam gudang oleh pengelola gudang.

Demikian juga dengan resi gudang, resi gudang setiap saat dapat dijadikan

uang. Resi gudang diatur dalam UU SRG sebagai dokumen penyerahan barang

dapat dialihkan kepada pihak lain yang diatur dalam Pasal 4 Ayat 1 dan Pasal 8

UU SRG, selain itu resi gudang dan Derivatif Resi Gudang dapat dijualbelikan di

pasar bursa, misalnya Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) atau diluar bursa (Pasal 9

UU SRG).

Dalam hal pengikatan, resi gudang lebih baik sebagai lembaga jaminan baru.

Selain prosedurnya sederhana, biaya murah dan waktunya cepat, eksekusinya

pun lebih mudah dilakukan walaupun masih ada kelemahannya. Adanya resi

gudang dalam kekuasaan kreditur selain memberikan kepastian hukum kepada

kreditur terhadap pelunasan kreditnya, tetapi juga bermanfaat mempermudah

eksekusi. Sehingga dapat dikatakan bahwa resi gudang memiliki nilai ekonomis

dan yuridis.

Dalam hal resi gudang sebagai jaminan kredit, nilai yang dijaminkan adalah

nilai yang terdapat dalam sertifikat resi gudang baik atas perintah maupun atas

nama apabila berbentuk warkat dan nilai yang tercatat secara elektronik apabila

berbentuk tanpa warkat (scripless). Seiring dengan itu maka secara tidak

langsung resi gudang dapat diikutsertakan ke dalam jaminan kredit perbankan

dengan kriteria senilai pinjaman yang diberikan kreditur kepada debitur dengan

jaminan resi gudang yang akan dijaminkan. Penilaian terhadap resi gudang

(verifikasi) dilakukan oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian sebagai lembaga

terakreditasi yang melakukan serangkaian kegiatan untuk menilai atau

membuktikan bahwa persyaratan tertentu yang berkaitan dengan produk, proses,

sistem dan/atau personel terpenuhi. Untuk kemudian dikeluarkannya sertifikat

resi gudang.

berdasarkan uraian di atas sangat jelas bahwa resi gudang sebagai jaminan

kredit pada lembaga perbankan adalah bahwa resi gudang sebagai jaminan

Page 16: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

16

kebendaan yang mana objek jaminannya adalah barang - barang komoditas

yang disimpan di gudang oleh Lembaga Pengelola Gudang dalam hal prosedur

penerbitan resi gudang. Resi gudang adalah dokumen kepemilikan atas barang -

barang komoditas yang disimpan digudang dan dikelola oleh pihak Pengelola

Gudang tersebut yang dijadikan jaminan pada perbankan dalam hal untuk

memperoleh kredit.

Resi gudang secara yuridis dapat dijadikan jaminan yang layak dan memadai

untuk memperoleh kredit tanpa adanya agunan tambahan, hal ini telah diatur

dalam UU SRG yaitu pada Pasal 4 ayat (1) dan (2). Disamping itu resi gudang

dalam hal kedudukan hukumnya sebagai jaminan adalah merupakan jaminan

yang baik dari segi aspek yuridis dan ekonomis serta memberikan kepastian

hukum bagi debitur dan kreditur, dan yang paling penting adalah bahwa lembaga

hak jaminan atas resi gudang adalah sebuah lembaga jaminan baru yang berdiri

sendiri dan berbeda dari lembaga - lembaga jaminan lainnya yang sudah pernah

ada seperti hak tanggungan, gadai, fidusia, dan hipotik. Sehingga kebijakan

sistem resi gudang dapat dikatakan secara idealnya adalah dapat memberikan

perlindungan hukum terhadap petani dari kemerosotan harga gabah saat panen

tiba.

B. Penerapan Kebijakan Sistem Resi Gudang Untuk Menunjang Kesejahteraan

Petani Lahan Basah di Kabupaten Barito Kuala

Dalam penerapan SRG tidak semua bank mau menerima sertifikat resi gudang

sebagai jaminan kredit perbankan. Alasan utama bank dalam menolak resi gudang

sebagai jaminan kredit adalah karena ketidak percayaan pihak perbankan terhadap

kualitas dan kuantitas barang yang disimpan di pengelola gudang atas dasar

diterbitkannya resi gudang, dan pihak perbankan dalam menyikapi objek jaminan

untuk pemberian kredit lebih memilih "fixed asset" atau aset tetap dan nyata dan

memiliki daya jual yang tinggi seperti tanah, rumah dan kendaraan.

Dalam UU SRG yang mengamanatkan bahwa cukup dengan resi gudang saja tanpa

Page 17: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

17

adanya agunan tambahan, maka resi gudang dapat dijadikan jaminan kredit pada

lembaga keuangan manapun Pasal Ayat (2) UU SRG. Hal ini tentu saja semakin

menambah kekhawatiran pihak perbankan atas kerugian yang dialaminya jika

menggunakan resi gudang sebagai jaminan kredit perbankan karena tidak disertai

dengan agunan tambahan seperti diamanatkan dalam Pasal 1 angka (23) Undang -

Undang Perbankan. Disamping itu pula ada hal yang membuat bank tidak terlalu berani

menjadikan resi gudang sebagai jaminan kredit, karena tingkat resiko kerugian yang

tinggi dan tidak adanya pihak penjamin yang dapat diikut sertakan apabila debitur atau

pemberi hak jaminan ingkar janji atau wanprestasi di samping itu pula bank berkilah

dalam hal eksekusi resi gudang jika terjadi wanprestasi dari debitur sangatlah sulit

karena tidak mengetahui secara jelas tentang penjualan barang komoditi yang menjadi

objek jaminan resi gudang di pasar lelang ataupun melalui penjualan langsung.

Dalam UU SRG setelah diperbaharui ada satu bab tambahan yang menyebutkan

adanya Lembaga Jaminan Resi Gudang (Bab IVA UU SRG Nomor 9 Tahun 2011).

Lembaga ini berfungsi sebagai penerima hak jaminan apabila terjadi kegagalan,

ketidakmampuan, dan/atau kebangkrutan pengelola gudang dalam menjalankan

kewajibannya dan memelihara stabilitas dan integritas Sistem ResiGudang sesuai

dengan kewenangannya (Pasal 37D UU SRG). Namun dalam kenyataan di masyarakat,

bank sangat jarang menerapkan resi gudang sebagai jaminan atau agunan dalam

pemberian kredit yang mana hal ini sudah diatur dalam UU SRG, hal ini karena

masing-masing bank mempunyai kebijakan yang berbeda dalam penilaian pemberian

kredit.

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi kenapa pihak perbankan menolak resi

gudang sebagai jaminan kredit pada perbankan, antara lain adalah:

1. Penerapan prinsip prudential banking (prinsip kehati-hatian bank); Prinsip ini

mutlak dilakukan oleh bank kepada setiap permohonan kredit yang diajukan

calon debitur seperti yang diamanatkan dalam Pasal 8 Undang - Undang

Perbankan, salah satunya adalah mensyaratkan 5 C dan disertai agunan

tambahan, sedangkan resi; gudang dalam UU SRG menghendaki cukup dengan

Page 18: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

18

resi gudang saja maka hal itu sudah dapat dijadikan jaminan kredit.7 Meskipun

begitu, atas barang atau komoditi akan dikeluarkan sertifikat yang memuat antara

lain jenis dan jumlah barang, metode pengujian mutu barang dan tingkat mutu

dan kelas barang, serta jangka waktu mutu barang. Oleh karena itu kreditur dapat

mengetahui kondisi barang yang terdapat di gudang tanpa harus melakukan

pengujian atau pembuktian terhadap barang tersebut. Namun pihak lembaga

perbankan tetap saja khawatir menjadikan resi gudang sebagai jaminan kredit,

hal ini tentu saja tidak lepas dari peranan lembaga perbankan selain sebagai

lembaga intermediasi juga berperan sebagai perusahaan yang mengedepankan

provite oriented untuk menunjang kelangsungan hidup bank itu sendiri.

Bukankah pada dasamya fungsi daripada kredit adalah untuk mendorong bagi

kedua belah pihak untuk saling menolong untuk tujuan pencapaian kebutuhan,

baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendapat

kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi berupa kemajuan

kemajuan pada usahanya atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya.

Adapun bagi pihak yang memberi kredit secara material dia harus mendapatkan

rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek

kredit dan secara spiritual mendapatkan kepuasan dengan dapat membantu pihak

lain untuk mencapai kemajuan. Kredit yang diberikan oleh bank mengandung

risiko sehingga bank dituntut kemampuan dan efektivitasnya dalam mengelola

risiko kredit;

2. Penerapan self regulating banking principle (prinsip bank membuat ketentuan

sendiri) dalam hal membuat penawaran pemberian kredit, sehingga hal ini

menjadikan bank diposisi yang mempunyai power dan prinsip ini dilindungi oleh

ketentuan tentang peraturan perundang-undangan mengenai perbankan. Pihak

bank lebih memilih fixed asset atau aset nyata dan tetap serta kalau bisa nilainya

bisa naik atau bertambah beberapa tahun kedepan sebagai objek jaminan karena

akan memberikan keuntungan bagi pihak perbankan jika debitur wanprestasi,

7Muhammad Djumhana, op.cit. hlm. 477.

Page 19: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

19

yaitu melalui eksekusi langsung berupa lelang dan penjualan;

3. Resi gudang bukanlah fixed asset dan sifat objek jaminannya juga tidak dapat

bertahan lama karena berupa barang - barang komoditi, dan dalam hal

eksekusinya baik perupa penjualan langsung atau penjualan melalui pelelangan

umum bank tidak terlalu menguasai dalam hal tersebut, sehingga tingkat

kerugian yang akan dialami oleh pihak bank diperkirakan akan besar;

4. Bank akan menerima resi gudang sebagai jaminan resi gudang apabila ada pihak

ketiga yang bertindak sebagai penjamin utang - utang debitur atau pemberi hak

jaminan atas resi gudang bila terjadi wanprestasi, hal ini biasanya dituangkan .

dalam bentuk Colateral Management Agrement (perjanjian colateral) yang

dilakukan oleh para pihak yang terkait dalam hal ini adalah, pihak pemilik

barang atau debitur pemberi hak jaminan atas resi gudang dan pihak perbankan

dan pihak penjamin yang mungkin dapat bertindak sebagai pengelola gudang.

Tapi pada kenyataannya justru bank asing lebih banyak meminati penggunaan resi

gudang sebagai jaminan kredit ketimbang lokal termasuk bank BUMN padahal payung

hukumnya sudah jelas - jelas ada yaitu dengan diterbitkannya UU SRG , hal ini karena

bank asing lebih memiliki pengalaman menggunakan resi gudang sebagai jaminan

kredit, sementara bank lokal masih berpegang pada asset tetap (fixed asset), sampai

tahun 2008 ada 13 bank yang menandatangani perjanjian manajemen jaminan (colateral

management agrement) tetapi yang paling banyak berjalan hanya bank asing. Padahal

dalam kerjasama itu terlibat juga empat bank BUMN yakni, BNI, BR1, Mandiri, dan

Bank Ekspor Indonesia (BEI). Tetapi yang lebih banyak berjalan ternyata hanya dari

HSBC, Standard Chartered Bank, DBS, dan Rabo Bank.8 Saat ini ada beberapa bank

yang juga mau menerima kredit dengan jaminan resi gudang yaitu BJB dan Bank Kalsel.

Pada dasarnya bila resi gudang dapat diterapkan secara efektif dalam pemberian

kredit maka harus disesuaikan dengan keadaan kualitas dan daya tahan mutu barang

yang disimpan dalam gudang tersebut, dalam sistem resi gudang lebih diutamakan kredit

jangka pendek, mengingat dalam sistem pemberian kredit ini lebih mengedepankan

8 Majalah Berita Bulanan Notaris " RENVOI " Nomor. 1.61 juni 2008 .hlm. 25.

Page 20: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

20

kaum petani dalam mendapatkan kreditnya guna membiayai usahanya yang relatif

memerlukah jangka waktu yang pendek.

Dan juga pada dasarnya perbankan dalam menentukan jaminan dalam pemberian

kredit lebih memilih jaminan tanah yang nilai jualnya lebih meningkat dalam jangka

waktu kedepan. Pada prinsipnya tidak ada hambatan bagi perbankan untuk menerima

resi gudang dalam hal menjadikannya agunan atau jaminan pemberian kredit, sepanjang

sistem resi gudang ini berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan dukungan dan

kepercayaan dari pihak pihak yang terkait dan insfrastruktur yang ada dalam

menjalankan sistem resi gudang ini sebagai jaminan atau agunan dalam pemberian

kredit.9

Prinsip ini juga sangat membuat posisi nasabah debitur yang memohon pemberian

kredit pada lembaga perbankan tidak memiliki posisi tawar sendiri dalam transaksi ini.

Sehingga pihak yang perlu dalam pemberian kredit ini dalam hal ini adalah nasabah

debitur mau tidak mau, atau suka tidak suka harus mengikuti semua ketentuan yang

dibuat oleh lembaga perbankan dalam hal persyaratan untuk pencairan kredit tersebut.

Sehingga ada istilah Take it or Let it (Ambil atau tinggalkan sama sekali ) dari ketentuan

yang dibuat oleh bank tersebut, dengan segala persyaratan dan ketentuan yang

dituangkan dalam pasal-pasal perjanjian kredit yang bersifat baku dan lebih

mengedepankan asas eksonerasi dalam pemberian kredit tersebut telah memposisikan

bank sebagai pihak yang kuat dan menentukan segalanya, termasuk dalam hal

persyaratan jaminan kredit yang lebih aman bagi bank atau dengan menggunakan

agunan tambahan untuk menjamin keamanan resiko yang diterima oleh bank

(Persyaratan Kredit dengan jaminan atau agunan tambahan lebih banyak dipilih oleh

bank dalam pemberian kredit kepada nasabah debitur yang memohon pemberian kredit).

Berdasarkan prinsip-prinsip yang diterapkan oleh pihak perbankan dalam pemberian

kredit, maka jelaslah bahwa akan lebih berat bagi para debitur dari kalangan ekonomi

menengah kebawah untuk mendapat fasilitas kredit.

Dalam hasil penelitian dilapangan, meskipun tujuan Sistem Resi Gudang untuk

9 Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan, Volume 4 Nomor 2 Agustus tahun

2006.

Page 21: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

21

kesejahteraan petani, namum dalam praktiknya, khususnya di Kabupaten Barito Kuala

Kalimantan Selatan, kebijakan pemerintah tersebut masih mengalami kendala dalam

pelaksanaanya, diantaranya:

1. Kurangnya sosialisasi kepada petani mengenai keberadaan resi gudang di daerah di

Kabupaten Barito Kuala sehingga berpengaruh terhadap volume gabah yang

ditampung di dalam gudang;

2. Banyaknya tengkulak yang memanfaatkan resi gudang, sehingga tujuan resi gudang

tidak tepat sasaran;

3. Tingginya persentase bunga yang mencapai 12% pertahun di tahun kedua

(pemerintah hanya memberi subsidi pada tahun pertama yaitu petani hanya

dibebankan bunga 6% pertahun);

4. Besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh petani lebih besar dari

keuntungannya. Misalnya biaya pengangkutan sungai dan darat disebabkan kondisi

geografis di Kabupaten Barito Kuala tidak bisa dilalui hanya menggunakan angkutan

darat.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Secara yuridis resi gudang dapat dijadikan jaminan kredit tetapi masih terkendala

pada peraturan internal perbankan itu sendiri, karena jaminan resi gudang untuk

beberapa perbankan belum memenuhi kriteria yang diinginkan oleh lembaga

perbankan itu, meskipun resi gudang telah diatur dalam UU SRG yang menyatakan

bahwa resi gudang dapat dijadikan jaminan kredit tanpa adanya jaminan tambahan.

Dalam Penerapan self regulating banking principle dalam hal membuat penawaran

pemberian kredit, objek yang dijadikan jaminan tentunya memenuhi kriteria-kriteria

yang dapat dilihat dari sudut kepentingan kreditur maupun debitur baik dari aspek

ekonomis maupun aspek yuridisnya.

2. Kebijakan pemerintah tentang SRG untuk memberikan kesejahteraan bagi petani,

khususnya di Kabupaten Barito Kuala masih mengalami kendala dalam

pelaksanaanya, antara lain masi kurangnya sosialisasi kepada petani mengenai

Page 22: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

22

keberadaan resi gudang di daerah di Kabupaten Barito Kuala, banyaknya tengkulak

yang memanfaatkan resi gudang, tingginya persentase bunga yang mencapai 12%

pertahun di tahun kedua, besarnya biaya operasional pengangkutan dari tempat

petani untuk menuju gudang.

Saran

1. Adanya kekhawatiran perbankan terhadap berkurangnya nilai aset dalam

penerapan Resi Gudang sebagai jaminan, hal ini terkendala pada peraturan

internal perbankan itu sendiri, dan sebagai perusahaan yang mengedepankan

provite oriented. Perbankan lebih memilih fixed asset atau aset nyata dan tetap

serta kalau bisa nilainya bisa naik atau bertambah beberapa tahun kedepan, untuk

itu perlu adanya intervensi dari Pemerintah yang memberikan rasa aman bagi

perbankan dalam pemberian kredit yang menggunakan jaminan resi gudang.

2. Penerapan Sistem Resi Gudang di Kabupaten Barito Kuala, seyogianya adanya

kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah dari Pemerintah Kabupaten Barito

Kuala untuk mengurangi atau menghilangkan berbagai kendala dalam praktik

pelaksanaan Sistem Resi Gudang, sehingga tujuan Sistem Resi Gudang untuk

kesejahteraan petani dapat terwujud.

Page 23: KEBIJAKAN SISTEM RESI GUDANG UNTUK …eprints.ulm.ac.id/136/1/Jurnal PMIH_Sistem Resi Gudang.pdf · tengkulak dan pengelola gudang besar milik BUMN atau swasta. ... kemudian coba

23

DAFTAR PUSTAKA

BPTPH VII (Balai Penelitian Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah VIII), 2011,

Laporan Bulanan Balai Proteksi Tanaman Pangan VIII, Banjarbaru, hlm. 45

Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan, Volume 4 Nomor 2 Agustus tahun

2006.

Hariyani, Iswi, dan Serfianto.D.P., Resi Gudang Sebagai Jaminan Kredit & Alat

Perdagangan, Sinar Grafika, Jakarta, 2010.

Majalah Berita Bulanan Notaris " RENVOI " Nomor. 1.61 juni 2008 .

Saputro, Hartono Hadi, Pokok-Pokok Hukum Perikatan dan Jaminan, Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Satrio, J., Hukum jaminan hak jaminan kebendaan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2007.

Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung, 1995, PT. Citra Adutya bakti.

www.bappebti.go.id diakses tanggal 3 Maret 2012 jam 20.30 WiB.