Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

24
BAPPEBTI Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komodi Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA) SEBAGAI INSTRUMEN PENGUATAN EFISIENSI RANTAI PASOK DAN STABILISASI HARGA PANGAN SISTEM RESI GUDANG

Transcript of Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

Page 1: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

BAPPEBTIBadan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi

Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA)

SEBAGAI INSTRUMEN PENGUATAN EFISIENSI RANTAI PASOK DAN STABILISASI HARGA PANGAN

SISTEM RESI GUDANG

SISTEM RESI GUDANG

Page 2: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

1

Page 3: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

2

Daftar Isi » Kata Pengantar ..................................................................................................... 4

» Latar Belakang Sistem Resi Gudang ............................................... 5

» Dasar Hukum ........................................................................................................... 6

» Implementasi SIstem Resi Gudang .................................................. 7

» Permasalahan Utama Pelaku Pertanian di Indonesia .. 9

» SRG Sebagai Instrumen Stabilisasi Harga ................................. 11

» Rantai Pasok Komoditas Pangan di Indonesia ..................... 12

» SRG Sebagai Instrumen Nilai Tambah Komoditi ................. 14

» Jenis Komoditi SRG ............................................................................................ 15

» Dukungan Pemerintah, BUMN dan Swasta DalamRantai Pasok Komoditas Pertanian .................................................... 17

» Key Success Factors Pelaksanaan SRG di Indonesia ..... 19

» Strategi Pengembangan Sistem Resi Gudang .................... 21

Page 4: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

33

Page 5: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

44

Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun sektor pertanian, terutama sektor komoditi pertanian dan perkebunan sangat ditentukan oleh kemampuan negara itu sendiri dalam menyediakan akses pembiayaan yang cepat dan efektif bagi pelaku produksi dan perdagangan komoditi.Sistem Resi Gudang merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk memberdayakan petani, dengan Sistem Resi Gudang komoditi yang dihasilkan petani bisa digunakan sebagai agunan dalam mendapatkan pembiayaan dari bank maupun lembaga keuangan non bank dengan tingkat bunga subsidi maupun komersil. Melalui Sistem Resi Gudang diharapkan petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi di Indonesia dapat meningkatkan produktivitasnya sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan daya saingnya pada tingkat nasional bahkan internasional.Dalam mewujudkan dan mengimplementasikan Sistem Resi Gudang di Tanah Air dibutuhkan komitmen, konsistensi, dan sumber daya yang tidak sedikit. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi mengajak seluruh pemangku kepentingan perekonomian nasional, untuk secara bersama-sama mendorong terimplementasinya Sistem Resi Gudang yang efisien dan berkelanjutan.Kolaborasi lintas sektor dibutuhkan dalam upaya membangun dan mengimplementasikan Sistem Resi Gudang di tanah air. Dengan demikian implementasi Sistem Resi Gudang dapat segera memberikan manfaat berkelanjutan bagi perekonomian Indonesia.

Kata Pengantar

Page 6: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

5

LATAR BELAKANGSISTEM RESI GUDANG

Pemerintah, dalam hal ini Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, sejak tahun 1999 mengambil prakarsa untuk menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Sistem Resi Gudang. Pada tanggal 20 Juni 2006, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentang Sistem Resi Gudang diubah menjadi Undang-Undang (UU). Presiden Republik Indonesia kemudian mensahkannya RUU ini sebagai UU Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang pada tanggal 14 Juli 2006. Pada tanggal yang sama, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menempatkan UU Sistem Resi Gudang dalam Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 59. Undang-Undang No. 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang terdiri dari 8 (delapan) Bab, yaitu: Ketentuan Umum; Lingkup Resi Gudang; Kelembagaan; Pembukuan dan Pelaporan; Pemeriksaan dan Penyidikan; Sanksi Administratif dan Ketentuan Pidana; Ketentuan Peralihan; dan Penutup.

Page 7: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

6

DASAR HUKUMSISTEM RESI GUDANG

Keberadaan Sistem Resi Gudang (SRG) dilandasi sejumlah dasar hukum yakni:1. Undang-Undang No 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang

sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No 9 Tahun 2011;2. Peraturan Pemerintah No 36 Tahun 2007 Tentang pelaksanaan UU

No.9 Tahun 2006 tentang SRG sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2013;

3. Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2016 Tentang Lembaga Pelaksana Penjaminan Sistem Resi Gudang;

4. Peraturan Bank Indonesia No. 14/15/PBI/2012 Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum;

5. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 tahun 2020 dan Nomor 37/M-DAG/ PER/11/2011 Tentang Barang dan Persyaratan Barang Yang Dapat Disimpan Dalam Sistem Resi Gudang;

6. Peraturan Kepala Bappebti yang mengatur mengenai teknis penyelenggaraan SRG;

Undang-Undang No. 9 Tahun 2006 menyebutkan bahwa Resi Gudang merupakan dokumen bukti kepemilikan atas barang yang disimpan digudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang. Resi Gudang merupakan surat berharga yang dapat diperjualbelikan. Undang- Undang ini juga menjelaskan bahwa Resi Gudang merupakan bentuk jaminan baru antara debitur dan kreditur selain Fidusia dan/atau gadai yang dikenal sebagai “Hak Jaminan atas Resi Gudang”, dengan demikian Resi Gudang bisa dijadikan jaminan utang tanpa diperlukan adanya agunan lain bagi Penerima Hak Jaminan tersebut. Selain itu, Penerima Hak Jaminan mempunyai hak eksekusi melalui lelang umum atau penjualan langsung tanpa memerlukan penetapan pengadilan.

Page 8: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

7

Alur Skema Sistem Resi GudangDimulai dari pemilik barang yaitu petani, kelompok tani, koperasi, UKM atau pelaku usaha, mendatangi gudang SRG untuk menemui Pengelola Gudang SRG dengan membawa komoditi yang akan diresigudangkan.Lembaga Penilaian Kesesuaian akan menguji mutu komoditi tersebut. Bila komoditi tersebut memenuhi persyaratan maka Lembaga Penilai Kesesuaian membuat sertifikat yang berisi informasi yang berisikan antara lain: nomor, tanggal terbit, identitas pemilik, metode uji, jenis, sifat, jumlah, mutu, kelas barang dan tanda tangan yang berwenang.

Apabila mutu komoditi memenuhi ketentuan, Pengelola Gudang akan membuat Perjanjian Pengelolaan Barang, yang berisi deskripsi barang dan asuransi. Setelah menerima kode registrasi dari Pusat Registrasi, Pengelola Gudang juga akan menerbitkan Resi Gudang yang berisi informasi tentang: judul Resi Gudang, jenis Resi Gudang, nama dan alamat pihak pemilik barang, lokasi gudang tempat penyimpanan barang, tanggal penerbitan, nomor penerbitan, waktu jatuh tempo, deskripsi barang, biaya penyimpanan, tanda tangan pemilik barang dan Pengelola Gudang.

Implementasi Sistem Resi Gudang memerlukan sejumlah langkah persiapan yang baik dan matang. Proses implementasi SRG melibatkan sejumlah pihak baik petani produsen, pelaku usaha terkait (UKM, koperasi, prosesor, pedagang, eksportir) maupun kelembagaan dalam SRG itu sendiri (Badan Pengawas, Pengelola Gudang, LPK, Lembaga Asuransi, Pusat Registrasi dan Lembaga Pembiayaan).

IMPLEMENTASISISTEM RESI GUDANG

PetaniUji Mutu & Asuransi

Pembiayaan Bank/Non-Bank

Pasar/Industri

Gudang SRG

PengelolaGudang

Alur Proses Penerbitan Resi GudangSistem Informasi SRG

Page 9: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

8

Pengelola Gudang menyampaikan informasi tersebut pada Pusat Registrasi dan seluruh data dan informasi dalam Resi Gudang ini ditatausahakan oleh Pusat Registrasi.Jika semua proses ini telah dilakukan, Resi Gudang yang diterbitkan oleh Pengelola Gudang bisa diterima petani/pelaku usaha untuk dijadikan agunan pembiayaan pada lembaga pembiayaan bank atau non-bank. Resi Gudang ini juga bisa disimpan sebagai sebuah aset, atau diperdagangkan/diperjualbelikan.Untuk menunjang implementasi SRG, Bappebti mengembangkan sistem informasi harga yang bertujuan untuk membantu pengambilan keputusan bagi petani, pelaku usaha dan lembaga pembiayaan.Bagi petani dan pelaku usaha informasi harga komoditi berperan penting untuk mengetahui dan memproyeksikan waktu yang tepat untuk menyimpan dan menjual komoditi, sedangkan bagi lembaga

keuangan informasi ini digunakan untuk membantu menentukan besarnya nilai pembiayaan yang dapat diberikan.Informasi harga ini dapat diakses melalui internet dengan alamat: http://infoharga.bappebti.go.id. Sistem informasi dalam Sistem Resi Gudang terintegrasi di semua pihak yang terkait secara online dan real time. Setiap Pengelola Gudang dilengkapi dengan perangkat sistem yang terhubung secara online ke Pusat Registrasi dengan sistem komputer, baris data lokal, komunikasi melalui dial-up, leased lines, VPN, atau internet.Sementara Pusat Registrasi menyediakan sistem dan jaringan informasi yang terhubung dengan stakeholders SRG (Pengelola Gudang, LPK (Penguji Mutu), Asuransi, Perbankan Bappebti) untuk menata-usahakan Resi Gudang (verifikasi, konfirmasi, registrasi, pengamanan, query, early warning system) seperti dapat dilihat dalam bagan di bawah.

» Data Pengelola Gudang » Data PLK » Data Gudang » Data Asuransi » Data Komoditi

» Data komoditi » Data Jenis Uji Mutu » Data PLK » Data Asuransi

1b. Data Master4. Pengiriman Rekap

Data RG

» Pengambilan Kode Registrasi » Penggantian & Pengalihan » Perbaikan » Penyerahan Barang

3a. Pengiriman Data Transaksi RG

Pusat Registrasi

PengelolaGudang

Asuransi

Perbankan

1a. Pengambilan Data

Master

2a. Pengambilan Data Master

2b. Data Master

3b. Pengambilan Kode Registrasi

Konfirmasi

Page 10: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

9

PERMASALAHANUTAMAPELAKUPERTANIANDI INDONESIA

Page 11: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

10

1. AKSES PEMBIAYAANMinimnya akses pembiayaan petani ke lembaga keuangan sehingga marak praktik ijon.• Minimnya aset tetap untuk

dijaminkan sehingga petani kesulitan mendapatkan modal kerja bertani

• Petani menghadapi kesulitan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

• Akses pembiayaan untuk usaha budidaya dan pasca budidaya yang terbatas mendorong petani tergantung sistem ijon.

4. PENGELOLAAN PASCA PANENPetani tidak memiliki akses fasilitas pasca panen untuk tunda jual sehingga mendapatkan harga yang lebih tinggi.• Petani tidak memiliki akses

menyimpan hasil panen di gudang sehingga minim daya tawar

• Petani kesulitan akses dan pembiayaan & pasar untuk mendapatkan harga yang kompetitif saat panen raya

5. INFORMASITerbatasnya informasi ketersediaan stok pangan, harga dan sebaran komoditas• Belum adanya jaringan

informasi yang dapat memberikan informasi ketersediaan stok & informasi harga komoditas

• Minimnya data yang dapat diandalkan untuk membuat kebijakan pengendalian stok dan inflasi yang efektif

2. KELEMBAGAANMinimnya pendampingan serta kelembagaan petani.• Pendampingan petani

yang kurang efektif dalam membantu meningkatkan produktivitas dan nilai tambah hasil panen

• Sistem kelembagaan petani yang belum kuat untuk meningkatkan daya tawar petani.

3. RANTAI PASOKPola umum rantai pasok yang panjang dan dominasi kekuatan pemain tengah sektor pertanian di Indonesia membuat tingginya harga akhir a.l :• Pasar Gabah yang bersifat oligopsonistik (banyak penjual, sedikit

pembeli dan dominan)• Pasar Beras yang bersifat oligopolistik (sedikit penjual dan dominan,

banyak pembeli)• Konsumen akhir mengeluhkan tingginya harga di tingkat konsumen • Para prosesor/exportir sering mengeluhkan kesulitan mendapatkan

kepastian bahan baku.

Page 12: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

11

SRG SEBAGAI INSTRUMEN STABILISASI HARGA

KomoditasPangan

Pola fluktuasi harga komoditas

pangan mengikuti ketersediaan barang,

yang biasanya dipengaruhi oleh

kondisi panen raya.

» Fluktuatif » Volatile » Potensi Inflasi » Mempengaruhi PDB Sektor Pertanian

SRG sebagai instrumen pengendali harga dan manajemen stok komoditas pangan

Kuantitas

50

5

10

15

S

D

100 150

Har

ga (

dola

r)

Shortage

Surplus

Simpan diGudang SRG

Jual

Panen Raya » Produksi Meningkat » Stok Melimpah » Penyerapan Stabil » Supply > Demand » Harga Anjlok

TIDAK PANEN / MUSIM TANAM / PACEKLIK

» Produksi Menurun » Stok Berkurang » Permintaan stabil / cenderung meningkat

» Supply < Demand » Harga Meningkat

Page 13: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

12

RANTAI PASOK KOMODITAS PANGAN DI INDONESIA

KomoditasBeras

KomoditasBawang Merah

KomoditasGula Pasir

• Rantai Utama (3 rantai):Produsen - Pedagang Grosir - Pedagangan Ecer - Konsumen Akhir.

• Perpanjangan Rantai (6 Rantai):Produsen – Pedagang Pengepul – Distributor – Agen – Pedagang Grosir – Pedagang Eceran/Supermarket – Konsumen Akhir.

• Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) : 20,83%.

• Rantai Utama (3 rantai) :Produsen - Pedagang Pengepul - Pedagangan Ecer - Konsumen Akhir.

• Perpanjangan Rantai (7 Rantai) :Petani – Distributor - Sub Distributor – Agen - Pedagang Pengepul - Pedagang Grosir - Pedagang Eceran - Konsumen Akhir; AtauPetani - Pedagang Pengepul – Distributor - Sub Distributor – Agen - Pedagang Grosir - Pedagang Eceran - Konsumen Akhir

• Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) : 35,73%.

• Rantai Utama (4 rantai) :Produsen – Distributor - Pedagang Grosir - Pedagang Eceran - Konsumen Akhir.

• Perpanjangan Rantai (6 Rantai) :Produsen – Distributor – Sub Distributor – Agen – Pedagang Grosir – Pedagang Eceran – Konsumen Akhir.

• Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) : 33,18%.

POLA DISTRIBUSI PERDAGANGANBadan Pusat Statistik (BPS), 2019.

Page 14: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

13

OPTIMALISASI PEMANFAATAN SISTEM RESI GUDANG (SRG) MEMBERIKAN PELUANG

TERCIPTANYA RANTAI PASOK YANG LEBIH EFISIEN DAN MENGURANGI TERJADINYA

POTENSI PERPANJANGAN RANTAI PERDAGANGAN;

PEDAGANG RETAIL DAPAT SECARA LANGSUNG MEMBELI KOMODITAS DARI

PETANI/PEMILIK BARANG YANG DISIMPAN DI GUDANG SRG DENGAN HARGA DAN MUTU

YANG TERJAMIN;

PEDAGANG RETAIL DAPAT SECARA LANGSUNG MEMBELI KOMODITAS DARI

PETANI/PEMILIK BARANG YANG DISIMPAN DI GUDANG SRG DENGAN HARGA DAN MUTU

YANG LEBIH BAIK;

DI SISI LAIN, PETANI JUGA DIUNTUNGKAN DENGAN PEROLEHAN HARGA JUAL YANG

KOMPETITIF.

Page 15: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

14

MELALUI SARANA/FASILITAS PENUNJANG DI GUDANG SRG, KOMODITAS DAPAT

DIOLAH LEBIH LANJUT SEHINGGA MENJADI PRODUK SIAP EDAR DENGAN NILAI JUAL

YANG LEBIH BAIK

SRG SEBAGAI INSTRUMEN NILAI TAMBAH KOMODITI

Komoditasbahan baku

Proses Produksi

Gudang SRG

Komoditi barang jadi

Page 16: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

15

Mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 Tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat disimpan dalam Sistem Resi Gudang, sejauh ini telah ada 20 (dua puluh) komoditi yang bisa diresigudangkan yaitu:

» Gabah » Garam » Gula Kristal Putih » Beras » Gambir » Kedelai » Jagung » Teh » Kopi » Kopra » Kakao » Timah » Lada » Bawang merah » Karet » Ikan » Rumput Laut » Pala » Rotan » Ayam Karkas Beku

Penetapan selanjutnya tentang komoditi dalam SRG dilakukan melalui Peraturan Menteri Perdagangan dengan berdasarkan atas rekomendasi dari pemda, instansi terkait atau asosiasi komoditas, dengan mempertimbangkan daya simpan, standar mutu, serta jumlah minimum yang disimpan.Dalam SRG, komoditi harus memiliki persyaratan seperti:a. Mempunyai usia simpan yang cukup lama, minimal 3 bulan;b. Mempunyai standar mutu tertentu, serta komoditi potensial dan

sangat berperan dalam perekonomian daerah setempat dan nasional, yang akan menjamin ketahanan pangan nasional serta menjadi unggulan ekspor.

JENIS KOMODITISISTEM RESI GUDANG

Page 17: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

16

KOMODITAS YANG DAPAT DIRESIGUDANGKAN

KopiBeras

Rumput Laut

Lada

Teh

Garam

Jagung

Kopra

Gabah

Timah

Karet

Bawang Merah

Kakao

Ikan

Gambir

Pala Kedelai

Rotan

Ayam Karkas Beku

Gula Kristal Putih

Page 18: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

1717

DUKUNGAN PEMERINTAH, BUMN DAN SWASTA DALAM RANTAI PASOK KOMODITAS PERTANIAN

Pra Tanam /Produksi

Panen &Pasca Panen

PEMERINTAH, BUMN, SWASTA

» Asuransi Pertanian» Pembiayaan Modal Usaha» Pendampingan

» Akses Benih» Distribusi Pupuk» Pendampingan» Sarana pasca panen

Page 19: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

1818

Penyimpanan & Pembiayaan Distribusi dan Pemasaran

» Pergudangan» Jaminan mutu» SISTEM RESI GUDANG

» Linkage dengan Pasar» Off taker» SISTEM RESI GUDANG

Page 20: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

1919

KEY SUCCESS FACTORSPELAKSANAAN SRG DI INDONESIA

Dukungan PemerintahPusat & Daerah

Sarana & PrasaranaGudang SRG yang memadai;

Infrastruktur & AksesKe Gudang yang baik

Pengelola GudangMandiri & Kompeten

Page 21: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

2020

Ketersediaan Lembaga Petani/Nelayan

Nilai Tambah SRGbagi Pemilik &

Pembeli Komoditi

Adanya Kepastian Pembeli

Sistem & Biaya AdministrasiSRG yang efisien

Kemudahan akses menuju Perbankan

Kemudahan Akses ke Lembaga Uji Mutu

Lembaga Penjamin SRG

Page 22: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

2121

STRATEGIPENGEMBANGANSISTEMRESIGUDANG

Page 23: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

2222

Page 24: Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Instrumen Penguatan ...

Bappebti Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Jl. Kramat Raya No. 172 Jakarta 10430T: (021) 31924744 | F: (021) 31923204SMS Center Bappebti : 0811-1109901website: www.bappebti .go.idPenerbitan 2021