Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya...

102
7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I… http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 1/102 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM RESI GUDANG STUDI KASUS GAPOKTAN JAYA TANI INDRAMAYU SKRIPSI ADI FEBRIAN H34070072 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

description

Salah satu sasaran utama pembangunan pertanian dewasa ini adalah peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani, karena itu kegiatan di sektor pertanian diusahakan agar dapat berjalan lancar dengan peningkatan produk pangan yang baik. Padi adalah tanaman pangan utama di Indonesia karena Indonesia adalah negara dengan penduduk yang mengonsumsi beras sebagai makanan utama. Dengan demikian, pada merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek manambah pendapatan para petani. Untuk memperoleh pendapatan yang memadai, maka petani dituntut kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga agar dapat menentukan pilihan dalam memustukan untuk menjual atau menahan hasil produksinya.

Transcript of Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya...

Page 1: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 1/102

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI DENGAN

MEMANFAATKAN SISTEM RESI GUDANG STUDI KASUS

GAPOKTAN JAYA TANI INDRAMAYU

SKRIPSI

ADI FEBRIAN

H34070072

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 2/102

2

RINGKASAN

ADI FEBRIAN. Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan

Sistem Resi Gudang  Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu. Skripsi.

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manejemen, Institut PertanianBogor (Di bawah bimbingan YUSALINA). 

Salah satu sasaran utama pembangunan pertanian dewasa ini adalah

 peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani, karena itu kegiatan di

sektor pertanian diusahakan agar dapat berjalan lancar dengan peningkatan

 produk pangan yang baik. Padi adalah tanaman pangan utama di Indonesia karena

Indonesia adalah negara dengan penduduk yang mengonsumsi beras sebagai

makanan utama. Dengan demikian, padi merupakan salah satu komoditi yang

mempunyai prospek menambah pendapatan para petani. Untuk memperoleh

 pendapatan yang memadai, maka petani dituntut kecermatannya dalam

mempelajari perkembangan harga agar dapat menentukan pilihan dalammemutuskan untuk menjual atau menahan hasil produksinya.

Untuk membantu petani dalam meningkatkan pendapatan usahatani

 pemerintah mengeluarkan sistem pemasaran, yaitu Sistem Resi Gudang (SRG)

untuk membantu peningkatan posisi tawar petani dan Pasar Lelang Resi Gudang.

Sistem Resi Gudang merupakan dokumen yang membuktikan bahwa suatu

komoditas dengan jumlah dan kualitas tertentu telah disimpan dalam suatu

gudang.  Salah satu gudang yang dibangun pemerintah adalah gudang SRG di

Indramayu Jawa Barat, karena Jawa Barat merupakan provinsi dengan produksi

 padi tertinggi di Indonesia dengan Indramayu sebagai salah satu sentra padi di

Jawa Barat. Berdasarkan skema SRG, petani tidak lagi terpaksa harus menjual

hasil panennya dengan harga yang rendah, melainkan dapat melakukan tunda jual

dengan menyimpan hasil panennya di gudang, memperoleh resi gudang, dan

memanfaatkan sebagai agunan untuk memperoleh pinjaman dari perbankan atau

lembaga keuangan non bank. Pinjaman tersebut dapat dimanfaatkannya untuk

membiayai kebutuhan hidup sehari-hari, atau membeli bibit melanjutkan kegiatan

usahanya, sambil menunggu harga komoditas membaik. Saat harga komoditas

membaik, petani dapat menjual atau mengalihkan SRG miliknya, sehingga petani

dapat merasakan dan memperoleh keuntungan optimal dari usahanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat dari penerapan

Sistem Resi Gudang bagi petani dan membandingkan tingkat pendapatan

usahatani padi yang menerapkan Sistem Resi Gudang dan yang tidakmemanfaatkannya. Informasi dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengisian

kuesioner oleh petani responden baik yang telah memanfaatkan SRG maupun

 belum memanfaatkannya. Data sekunder diperoleh melalui beberapa literatur

 berupa data pemanfaatan SRG yang pernah dilakukan berkaitan dengan kegiatan

 penelitian dan data lain yang diperoleh dari perpustakaan dan instansi-instansiterkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, PT. Pertani selaku

 pengelola gudang, dan instansi-instansi terkait lainnya. Penentuan petani

responden dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu pengambilan contoh

secara acak (s stratified   sampling ) untuk petani yang belum memanfaatkan Sistem

Page 3: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 3/102

3

Resi Gudang sebanyak 29 petani dan metode teknik sensus  untuk petani yang

sudah memanfaatkan SRG sebanyak empat petani.

Sistem Resi Gudang yang disediakan pemerintah untuk membantu petani

dalam upaya meningkatkan pendapatan petani memiliki beberapa manfaat, yaitu

manfaat secara non ekonomi dan manfaat ekonomi. Manfaat non ekonomi yangdirasakan oleh petani yang memanfaatkan SRG adalah manfaat penyimpanan,

manfaat jaminan mutu, manfaat pemasaran dan manfaat pembiayaan

Manfaat ekonomi yang dirasakan oleh petani adalah petani yang memanfaatkan

SRG memperoleh harga jual yang lebih baik dibandingkan petani yang tidak

memanfaatkan sistem resi gudang. Pendapatan atas biaya tunai per hektar per

tahun yang diterima petani yang memanfaatkan SRG yaitu Rp 10.727.502,11

lebih besar daripada pendapatan atas biaya tunai per hektar per tahun yang

diterima petani penyewa lahan yaitu Rp 7.626.303,5. Berdasarkan perhitungan

 pendapatan atas biaya total dapat disimpulkan pula bahwa pendapatan atas biaya

total per hektar per tahun yang diterima petani yang memanfaatkan SRG yaitu

sebesar Rp 9.815.895,51 lebih besar daripada pendapatan atas biaya total perhektar per tahun yang diterima petani konvensional yaitu sebesar Rp

6.864.010,22. Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani yang memanfaatkan

SRG lebih baik bila dibandingkan dengan petani konvensional.

 Nilai rasio R/C atas biaya tunai petani yang memanfaatkan SRG adalah 2,31

sedangkan nilai rasio R/C atas biaya tunai petani konvensional adalah 2,01. Untuk

rasio R/C atas biaya total petani yang memanfaatkan SRG adalah 2,08 sedangkan

nilai rasio R/C atas biaya total petani konvensional adalah 1,83.

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan untuk

meningkatkan pendapatan usahatani petani di Gapoktan Jaya Tani di Desa

Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu yaitu: (1) Mengikuti

anjuran penyuluh pertanian lapang (PPL) agar mendapat kualitas padi yang baik,

(2) Petani yang belum memanfaatkan SRG beralih memanfaatkan SRG, (3)

meningkatkan peran pemerintah daerah Indramayu dalam mensosialisasikan

 program SRG, dan (4) Meningkatkan peran gapokttan dalam penerapan SRG agar

 petani kecil mampu memnuhi quota penyimpanan.

Page 4: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 4/102

4

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI DENGAN

MEMANFAATKAN SISTEM RESI GUDANG STUDI KASUS

GAPOKTAN JAYA TANI INDRAMAYU

ADI FEBRIAN

H34070072

Skripsi ini merupkana salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 5: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 5/102

5

Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan

Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani

Indramayu

 Nama : Adi Febrian

 NIM : H34070072

Disetujui,

Pembimbing

Dra. Yusalina M.Si

NIP 19650115 199003 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi. MS

NIP 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus:

Page 6: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 6/102

6

RIWAYAT HIDUP

Adi Febrian lahir di Kota Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 7

Februari 1989 merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Irpan

Ganda Putra dan Ibu Muasriyah. Penulius enyelesaikan pendidikan di Sekolah

Dasar Negeri Pedurungan Tengah 02 Semarang pada tahun 2001. Lalu,

melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 6 Bogor dan

kemudian di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bogor. Pada tahun 2007, diterima

di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Pada tahun 2008, diterima pada mayor Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi

dan Manajemen.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan

nd

 

Staf Divisi Logistik dan Transportasi Agrimeet 2008 dan Staf Divisi Pubdekdok

MPF FEM dan MPD Agribisnis 2009. Aktif di Organisasi Himpunan Profesi

Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) pada tahun 2008-2009 sebagai Staf

Divisi MHD. Pernah mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Bali pada

tahun 2010 dan mendapat medali perak. Selain itu, pernah mendapatkan

 pengalaman kerja pada CIRUS SURVEYOURS GROUP sebagai petugas quick

count   pemilu 2009 dan PT Bina Inti Muda Utama sebagai asisten outbond

management training manajer Garuda Indonesia 2009.

Page 7: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 7/102

7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji senantiasa dipanjatkan hanya kepada Allah SWT

yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi berjudul  Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan

Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

Bogor.

Bogor, November 2011

Adi Febrian

H34070072

Page 8: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 8/102

8

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah

 Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup penulis, terutama dalam

 penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian

skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, dan kerjasama dari berbagai

 pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :. 

1.  Dra. Yusalina, M.Si sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan

 bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan dengan penuh kesabaran kepada

 penulis.

2. 

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku Ketua Departemen Agribisnis, FEM IPB.

3. 

Ir. Narni Farmayanti, MSc dan Arif Karyadi, Sp selaku dosen penguji pada

ujian siding penukis yang telah meluangkan waktunya serta memberi kritik

dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4.  Kedua orang tua tercinta (Bapak Irpan Ganda Putra dan Ibu Muasriyah), dan

kakak tersayang (Dian Asriani) yang selalu mendoakan, memberikan

motivasi tiada henti, bantuan moril dan materiil selama penyusunan skripsi.

5.  Bapak Aming, Bapak Warsim dan seluruh petani di Gapoktan Jaya Tani yang

telah banyak memberikan bantuan dan kesempatan dalam penelitian.

6. 

Bapak Kadir dan Bapak Khaerudin dan seluruh petugas di Gudang SRG di

Indramayu yang telah memberikan banyak bantuan selama penelitian.

7.  Seluruh staf pendidik dan staf kependidikan Departemen Agribisnis FEM IPB

yang sangat membantu terlaksananya perolehan ilmu dan penelitian penulis.

8. 

Seluruh keluarga besar dari orangtua atas segala perhatian, doa dan dorongansemangat yang diberikan.

9. 

Sahabat sekaligus saudara terdekat bagi saya (Yodia dan Arlan) atas nasihat,

 bimbingan, cerita, pengalaman dan waktu yang kalian luangkan untuk saya

yang selalu menjadi pendorong disaat saya terpuruk.

10.  Sahabat dan teman-teman di Lacoste ( Mamat Sani, Chris, Uki, Dhani, Duta,

Fikhy, Celi, Upeh, Ima, Keken, Gema, Ira, dan Una) yang selalu bisa

Page 9: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 9/102

9

memberikan tawa serta menjadi tempat untuk menemani dalam suka maupun

duka.

11. 

Sahabat-sahabat di Pohom (Hans, Awan, Agra, Roy, Topan, Damar, Kinan

dan Fauzi) yang selalu bisa membantu menghilangkan kepenatan saya dan

selalu memberikan semangat dalam melakukan penelitian.

12.  Teman-teman satu bimbingan (Tia, Mega, dan Leni) atas dukungan,

semangat, motivasi dan kerjasamanya.

13.  Seluruh teman-teman Agribisnis 44 dan Mahasiswa IPB lain yang selalu

mendoakan dan memberikan semangat.

14.  Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh

semua pihak baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebut hingga

 penyusunan skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya

 bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini,

semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

memerlukannya.

Bogor, November 2011

Adi Febrian

Page 10: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 10/102

10

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR  ............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN  ....................................................................... xii

I.  PENDAHULUAN1.1.

 

Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2.  Rumusan Masalah ................................................................. 5

1.3.  Tujuan Penelitian .................................................................. 6

1.4.  Manfaat Penelitian ................................................................ 6

1.5.  Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 6

II.  TINJAUAN PUSTAKA2.1.

 

Perkembangan Usahatani di Indonesia ................................. 7

2.2.  Sistem Resi Gudang ............................................................. 9

2.3.  Kajian Empiris Mengenai Usahatani .................................... 15

III.  KERANGKA PEMIKIRAN3.1.  Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................ 16

3.1.1 Konsep Usahatani ....................................................... 16

3.1.2 Keuntungan Usahatani ................................................ 19

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ......................................... 21

IV. METODE PENELITIAN4.1. Lokasi Penelitian ................................................................... 24

4.2. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 24

4.3. Metode Pengumpulan Data ................................................... 25

4.3. Teknik Analisa Data.............................................................. 25

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1.  . 28

5.2.  . 28

5.3. Gudang Sistem Resi Gudang Indramayu .............................. 30

5.4. Profil Gabungan Kelompok Tani Jaya Tani ......................... 31

5.5. Karakteristik Petani Responden ............................................ 33VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

6.1.  .. 38

6.1.1. Pola Tanam ................................................................. 38

6.1.2. Input Produksi ............................................................. 38

6.1.2.1. Bibit ................................................................. 39

6.1.2.2. Pupuk .............................................................. 39

6.1.2.3. Pestisida .......................................................... 40

6.1.2.4. Tenaga Kerja .................................................. 41

6.1.2.5. Alat-alat Pertanian .......................................... 42

6.1.3.Teknik Budidaya .......................................................... 43

6.1.3.1. Persiapan Lahan ............................................... 43

Page 11: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 11/102

11

6.1.3.2. Penanaman ....................................................... 43

6.1.3.3. Pemupukan ....................................................... 44

6.1.3.4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman .... 44

6.1.3.5. Pemanenan ....................................................... 44

6.2. Analisis Penerimaan Usahatani Padi..................................... 456.3. Analisis Biaya Usahatani ..................................................... 47

6.4 Analisis Pendapatan Usahatani ............................................. 51

6.5. Analisis R/C Rasio ................................................................ 53

VII. MANFAAT RESI GUDANG BAGI PETANI

7.1. Manfaat Sistem Resi Gudang ................................................ 56

7.2. Kendala Pemanfaatan Sistem Resi Gudang .......................... 58

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN8.1. Kesimpulaan ......................................................................... 60

8.2. Saran ..................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA  .......................................................................... 62

LAMPIRAN  ..................................................................................... 64

Page 12: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 12/102

12

DAFTAR TABEL

 Nomor   Halaman

1. 

Lima Besar Provinsi Pengahasil Padi di Indonesia dengan Luas

Lahan, Produktivitas dan Total Produksinya Tahun 2009 ............. 2

2.  Daftar Pengelola Gudang SRG yang Mendapat Persetujuan

BAPPEBTI .................................................................................... 11

3. 

Daftar Lembaga Penilai Kesesuaian yang mendapat persetujuan

dari BAPPEBTI ............................................................................. . 12

4.  Standar Mutu Komoditi Gabah Seperti Tercantum dalam

SNI 01-0224-1987 .......................................................................... 14

5.  Contoh Perhitungan Pendapatan Usahatani dan R/C Rasio per

Hektar per Tahun Tanaman Tahunan .............................................. 27

6.  Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Warga Desa

MangunjayaBerdasarkan Lokasi Dusun Tahun 2010 (Orang) ....... 29

7.  Data Usia Sekolah Warga Desa Mangunjaya Berdasarkan

Lokasi Dusun Tahun 2010 (Orang) ................................................. 30

8. 

 Nama Kelompok Tani, Luas Lahan Garapan dan Jenis Tanaman

yang Diusahakan Gapoktan Jaya Tani Tahun 2011 ........................ 32

9.  Sebaran Usia Responden ................................................................. 34

10.  Sebaran Tingkat Pendidikan Responden.......................................... 34

11.  Sebaran Tingkat Pengalaman Usahatani Padi Petani

Responden .. .................................................................................... 35

12. 

Sebaran Penguasaan Luas Lahan Padi ............................................. 36

13. 

Sebaran Jenis Pengairan Lahan Padi ............................................... 37

14.  Rata-Rata Penggunaan Input Usahatani Padi Petani SRG dan

Konvensional per Hektar Periode Januari-April 2011 .................... 39

15.  Jenis Pupuk, Harga Pupuk dan Penggunaan Pupuk Rata-rata

Petani Berdasar Sistem Penjualan Periode Januari-April 2011 ....... 40

16. 

Penerimaan Rata-rata per hektar Petani yang Memanfaatkan

Sistem Resi gudang Periode Januari-April 2011 ............................ 46

17.  Penerimaan Rata-rata per hektar Petani dengan Metode Penjualan

Konvensional Periode Januari-April 2011 ..................................... 46

18.  Biaya Rata-rata Usahatani Padi Petani SRG per Hektar di

DesaMangunjaya Bulan Januari   April 2011................................. 49

Page 13: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 13/102

13

 Nomor Halaman

19.  Biaya Rata-rata Usahatani Padi Petani Konvensional per Hektar

di Desa Mangunjaya Bulan Januari   April 2011 ........................... 50

20. 

Perhitungan Penerimaan dan Pendapatan Rata-rata Usahatani

Petani SRG di Desa Mangunjaya periode Januri  April 2011 ......... 52

21.  Perhitungan Penerimaan dan Pendapatan Rata-rata Usahatani

Petani yang Belum Memanfaatkan Sistem Resi Gudang di

Desa Mangunjaya Periode Januari  April 2011 .............................. 53

22.  Penerimaan, Biaya, Pendapatan, dan R/C Rasio Usahatani Padi

PetaniGapoktan Jaya Tani ............................................................... 54

Page 14: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 14/102

14

DAFTAR GAMBAR

 Nomor Halaman 

1.  Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Usahatani Gabah dengan

Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan

Jayatani Indramayu ........................................................................ ... 23

2.  Struktur Organisasi Gapoktan Jaya Tani Tahun 2010...................... .. 33

Page 15: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 15/102

15

DAFTAR LAMPIRAN

 Nomor   Halaman

1.  Profil Responden Berdasarkan Metode Penjualan (SRG) ............. 64

2. 

Profil Responden Berdasarkan Metode PEnjualan

(Konvensional) ............................................................................... 65

3.  Penggunaan Tenaga Kerja Petani Padi SRG di Gapoktan Jaya

Tani Periode Januari-April 2011 .................................................. 68

4. 

Tenaga Kerja Petani Padi Konvensional di Gapoktan Jaya Tani

Periode Januari-April 2011 ............................................................. 69

5. 

Jumlah Penjualan Padi oleh Petani yang Memanfaatkan SistemResi Gudang ................................................................................... 71

6.  Jumlah Pendapatan Diperhitungkan oleh Petani yang

Memanfaatkan Sistem Resi Gudang ............................................. 71

7.  Jumlah Penjualan Padi oleh Petani Konvensional ....................... 72

8. 

Jumlah Pendapatan Diperhitungkan oleh Petani yang

Memanfaatkan Sistem Resi Gudang .............................................. 74

9.  Pengeluaran Usahatani Padi Petani SRG ....................................... 76

10. 

Pengeluaran Usahatani Padi Petani Konvensional ......................... 7711.  Contoh Dokumen Resi Gudang ................................................ 78

12.  Kondisi Fisik Gudang Sistem Resi Gudang Indramayu .................. 79

13. 

Kuesioner Penelitian ....................................................................... 82

Page 16: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 16/102

16

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 

Pembangunan nasional dewasa ini salah satunya diprioritaskan pada

 bidang ketahanan pangan, sehingga pemerintah selalu berusaha untuk menerapkan

kebijakan dalam peningkatan hasil produksi pertanian1. Hal ini didukung oleh

kenyataan bahwa negara kita dikenal sebagai negara agraris yang mempunyai

areal pertanian yang cukup luas, dengan sumber daya alam yang masih perlu

digali, dan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia.

Sasaran utama pembangunan pertanian dewasa ini adalah peningkatan

 produksi pertanian dan pendapatan petani, karena itu kegiatan di sektor pertanian

diusahakan agar dapat berjalan lancar dengan peningkatan produk pangan yang

 baik. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut, antara lain

melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi pertanian yang diharapkan

dapat meningkatkan taraf hidup petani.

Tingkat pendapatan petani secara umum dipengaruhi oleh beberapa

komponen yaitu jumlah produksi, harga jual, dan biaya-biaya yang dikeluarkan

 petani dalam usahataninya. Biaya-biaya tersebut banyak dipengaruhi oleh

kebijakan pemerintah di bidang pertanian, sehingga diharapkan pemerintah dapat

memberikan perhatian yang lebih intensif terhadap sektor pertanian dalam usaha

untuk memperbaiki taraf kehidupan petani.

Pendapatan petani di Indonesia secara umum masih rendah, tetapi petani

masih melakukan usaha di bidang petanian seperti sayuran ataupun tanaman

 pangan, salah satunya adalah padi. Alasan padi masih diusahakan oleh petani di

Indonesia karena Indonesia adalah negara dengan penduduk yang mengkonsumsi

 beras sebagai makanan utama. Dengan demikian, usahatani padi merupakan salah

satu komoditi yang mempunyai prospek menambah pendapatan para petani. Hal

tersebut dapat memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk lebih

mengembangkan dan meningkatkan produksinya, dengan harapan pada saat panen

dapat memperoleh hasil penjualan tinggi guna memenuhi kebutuhannya. Setiap

1 www.batan.go.id/.../ARNBabIIFokusAreaPembangunanNasionalIptek.pdf. Kebijakan

Strategis Pembangunan Nasional IPTEK 2005-2009 [8 Desember 2010]

Page 17: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 17/102

17

musim panen petani sering menghadapi masalah yang sama yaitu anjloknya harga

komoditi di pasaran, padahal mereka membutuhkan uang untuk menutupi modal

dan pinjaman yang telah dikeluarkan sebelumnya serta untuk memenuhi

kebutuhannya.

Untuk memperoleh pendapatan yang memadai, maka petani dituntut

kecermatannya dalam mempelajari perkembangan harga agar dapat menentukan

 pilihan dalam memutuskan untuk menjual atau menahan hasil produksinya. Selain

itu, petani juga harus memahami fungsi penyimpanan, fungsi standarisasi mutu

dan grading  pada produk pertanian agar mampu meningkatkan posisi tawar petani

yang akan berdampak pada meningkatnya pendapatan petani.

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang berhasil menjadi lumbung

 padi yang mampu memenuhi kebutuhan akan konsumsi beras dalam negeri setiap

tahunnya. Pada tahun 2009, Jawa Barat menjadi provinsi penghasil padi

terbanyak di Indonesia sebesar 11.322.681 ton, dengan luas lahan

1.950.203 hektar. Sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 1, dari segi

 produktivitas, Jawa Barat berada di atas rata  rata produktivitas provinsi di

Indonesia, yaitu sebesar 58,06 kuintal per hektar, sedangkan produktivitas rata  

rata provinsi di Indonesia hanya 49,99 kuintal per hektar. Berdasarkan luas lahan

yang digunakan secara produktif untuk usahatani padi, Provinsi Jawa Barat adalah

 provinsi yang memiliki luas lahan terbesar jika dibandingkan dengan provinsi lain

di Indonesia.

Tabel 1. Lima Besar Provinsi Penghasil Padi di Indonesia dengan Luas Lahan,

Produktivitas, dan Total Produksinya Tahun 2009

 No Provinsi Luas Lahan(Ha) Produktivitas(Kuintal/Ha)

Produksi

(Ton)

1 Sumatera Utara 768.407 45,91 3.527.899

2 Jawa Barat 1.950.203 58,06 11.322.681

3 Jawa Tengah 1.725.034 55,65 9.600.415

4 Jawa Timur 1.904.830 59,11 11.259.085

5 Sulawesi Selatan 862.017 50,16 4.324.178

Sumber : Badan Pusat Statistik, 20102 

2 www.bps.go.id/tnmn_pgn.php. Tanaman Pangan [8 Desember 2010]

Page 18: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 18/102

18

Berdasarkan data BPS, Indramayu merupakan salah satu wilayah sentra

 padi di Jawa Barat dengan produksi sekitar 1,03 juta ton atau sekitar 11 persen

total produksi padi di Jawa Barat pada tahun 2006. Indramayu selama ini dikenal

dengan lumbung padi Jawa Barat. Tingginya produksi padi di Indramayu ini

disebabkan oleh luasnya lahan sawah yang ada. Berdasarkan luas wilayah

Indramayu yang mencapai 204 ribu ha, sekitar 114 ribu ha (55 persen) di

antaranya adalah lahan sawah. Indramayu menempati urutan pertama untuk luas

lahan dan produksi padi di Jawa Barat.

Sektor pertanian merupakan salah satu pilar penting penggerak

 perekonomian Indramayu. Pada tahun 2006 menunjukkan kontribusi sektor ini

mencapai 13,37 persen dari total Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

Indramayu3. Pembangun sektor ini, selain akan meningkatkan pendapatan

 perkapita, juga akan memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat .

Dalam usahatani padi, harga jual menjadi salah satu masalah bagi petani

untuk meningkatkan kesejahteraannya. Selama ini petani dihadapkan dengan

 permasalahan harga yang mereka terima dirasa lebih rendah dibandingkan dengan

harga pasaran yang berlaku. Hal ini dikarenakan informasi harga yang mereka

terima terkadang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Selain itu petani tidak

memiliki posisi tawar yang tinggi karena petani harus langsung menjual gabahnya

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini menyebabkan petani tidak memiliki

 pilihan selain menjual hasil taninya tanpa bisa menunggu sampai mendapatkan

tawaran harga yang menurut mereka menguntungkan.

Dalam rangka peningkatan posisi tawar petani dan untuk melindungi

kepentingan konsumen, pemerintah saat ini mencoba menawarkan suatu sistem

 pemasaran baru yaitu melalui Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang.Sistem Resi Gudang berdasarkan UU No. 9 Tahun 2006 memiliki fungsi

 penyimpanan dalam sistem pemasaran komoditi pertanian. Resi Gudang

(warehouse receipt)  merupakan dokumen yang membuktikan bahwa suatu

komoditas (contoh : gabah) dengan jumlah dan kualitas tertentu telah disimpan

dalam suatu gudang. 

3http://bpmpindramayu.or.id/index.php?module=articles&func=display&ptid=18&aid=16

5. Profil Perekonomian Indramayu. [23 Februari 2011]

Page 19: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 19/102

19

Berdasarkan skema SRG, petani tidak lagi terpaksa harus menjual hasil

 panennya dengan harga yang rendah, melainkan dapat melakukan tunda jual

dengan menyimpan hasil panennya di gudang, memperoleh resi gudang, dan

memanfaatkan sebagai agunan untuk memperoleh pinjaman dari perbankan atau

lembaga keuangan non bank. Pinjaman tersebut dapat dimanfaatkannya untuk

membiayai kebutuhan hidup sehari-hari, atau membeli bibit melanjutkan kegiatan

usahanya, sambil menunggu harga komoditas membaik. Saat harga komoditas

membaik, petani dapat menjual atau mengalihkan SRG miliknya, sehingga petani

dapat merasakan dan memperoleh keuntungan optimal dari usahanya. 

Dalam pelaksanaan skema SRG, cara untuk memanfaatkan SRG tersebut

adalah dengan mengikuti beberapa proses terlebih dahulu sebelum dikeluarkan

surat dokumen SRG atas komoditas tertentu. Pertama pemilik barang mengajukan

 permohonan penyimpanan barang kepada pengelola gudang. Jika masih ada ruang

yang tersedia untuk meletakkan barang di gudang, maka pengelola gudang akan

mengkonfirmasi untuk kepada pemohon SRG. Tahap selanjutnya adalah

 pembuatan surat perjanjian yang isinya adalah waktu pengujian mutu barang.

Setelah disepakati waktu pengujian maka barang diuji oleh Lembaga Penilaian

Kesesuaian (LPK). Jika hasil uji mutu sudah sesuai standar yang ditentukan maka

 barang tersebut siap untuk dimasukkan ke gudang dengan terlebih dahulu sudah

mendapat kepastian waktu untuk memasukkan barang. Setelah barang masuk ke

gudang, pihak pengelola akan membantu menerbitkan polis asuransi untuk barang

yang dititipkan ke gudang. Setelah polis asuransi telah diterbitkan, dokumen SRG

akan diterbitkan dan diberikan kepada penyewa gudang.

Pada tahun 2008 di Indramayu telah diresmikan dua buah gudang Sistem

Resi Gudang yang dikelola oleh PT. Pertani. Pemilihan Indramayu sebagai percontohan pelaksanaan SRG berdasarkan pertimbangan luas lahan, sehingga

Indramayu memiliki potensi yang besar di bidang pertanian yang sangat tepat

sebagai  prototype  penerapan SRG. Pelaksanaan SRG ini dilakukan Menteri

Perdagangan bekerjasama dengan Menteri Negara BUMN, Menteri Pertanian dan

PT Pertani.

Page 20: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 20/102

20

1.2 Rumusan Masalah 

Salah satu desa yang berdekatan dengan lokasi gudang SRG adalah Desa

Mangunjaya yang diharapkan memanfaatkan skema SRG tersebut. Bertani di

Desa Mangunjaya merupakan mata pencaharian utama penduduk desa. Seiring

dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk Indonesia maka permintaan

konsumsi akan beras juga akan meningkat. Meskipun demikian, pendapatan yang

diterima oleh petani belum cukup untuk memenuhi kehidupan mereka. Hal ini

dikarenakan rata-rata petani di Desa Mangunjaya merupakan petani kecil dengan

luas lahan rata-rata kurang dari 0,4 ha.

Petani-petani di Desa Mangunjaya ini kemudian tergabung dalam

Gapoktan Jaya Tani untuk mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam

menjalankan usahatani mereka. Salah satu kendala yang muncul adalah masalah

 pendanaan usahatani. Di lokasi penelitian petani yang menggunakan metode tebas

dalam penjualannya, terkadang tidak mendapat hasil yang sesuai dengan keadaan

sebenarnya dari jumlah padi yang dipanen. Hal ini dikarenakan padi petani dalam

 penjualannya hanya dikira-kira oleh pembeli. Penjualaan kepada tengkulak juga

dirasakan petani kurang membantu petani dalam pembiayaan usahatani karena

seringnya keterlambatan pembayaran dari waktu yang dijanjikan. Berdasarkan

kondisi tersebut, pembangunan SRG yang dikelola oleh PT Pertani diharapkan

mampu menjadi salah satu instrumen penting dan efektif sebagai solusi dalam

sistem pembiayaan usahatani, khususnya dengan memberikan payung hukum

 pemberian kredit bagi petani atau pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) terkait

dengan kesulitan yang dialami petani dalam pendanaan usahataninya.

Pada tahun 2010 beberapa petani yang tergabung dalam Gapoktan Jaya

Tani sudah memanfaatkan SRG dengan mendapatkan harga yang lebih baikdaripada petani yang tidak memanfaatkan SRG. Meskipun begitu masih banyak

 petani lain yang belum mau memanfaatkan SRG karena menurut petani yang

 belum memanfaatkan SRG mereka tidak melihat perbedaan yang signifikan dari

 petani yang telah memanfaatkan SRG.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan tersebut, maka

 permasalahan yang dapat diangkat adalah apakah ada manfaat bagi petani dalam

 penerapan Sistem Resi Gudang?

Page 21: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 21/102

21

1.3. Tujuan Penelitian 

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah :

1. Membandingkan tingkat pendapatan usahatani padi yang menerapkan Sistem

Resi Gudang dan yang tidak memanfaatkannya.

2. Mengidentifikasi manfaat dari penerapan Sistem ResiGudang bagi petani.

1.4. Manfaat Penelitian 

Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah khususnya dalam hal ini

adalah Pemerintah Daerah Indramayu untuk meningkatkan kesejahteraan

 petani melalui peningkatan posisi tawar petani.

2. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan penulis tentang masalah

 pertanian khususnya sektor tanaman padi.

3. Sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang akan

melakukan pengkajian masalah yang relevan.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan dengan lingkup regional yaitu di Desa

Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu dengan gabah sebagai

komoditi yang diteliti. Petani yang dijadikan responden dalam penelitian ini

adalah petani yang sudah memanfaatkan SRG dan petani yang belum

memanfaatkan SRG yang tergabung dalam Gapoktan Jayatani. Analisis kajian

dibatasi untuk melihat perbandingan tingkat pendapatan usahatani padi yang

 belum dan yang sudah memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan melihat manfaat

yang diperoleh petani yang telah memanfaatkan SRG.

Page 22: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 22/102

22

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perkembangan Usahatani di Indonesia

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi yang tidak

terpengaruh oleh krisis ekonomi pada tahun 1998 karena dalam kondisi krisis,

sektor ini masih memberikan pertumbuhan yang positif. Menurut data BPS 1999

 pertumbuhan nilai ekspor komoditi hasil sektor pertanian mengalami

 pertumbuhan positif sebesar 0,22 persen di tahun 1998. Sementara pertumbuhan

sektor lain negatif, misalnya pertumbuhan sektor pertambangan dan migas negatif

4,16 persen, dan pertumbuhan sektor industri negatif 12,74 persen (BPS, 1999).Hal ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian mampu bertahan dalam

menghadapi krisis ekonomi.

Pengembangan sektor pertanian termasuk pengembangan industri yang

 berbasis pertanian merupakan andalan potensial untuk membangkitkan dinamika

ekonomi masyarakat di tengah penurunan ekonomi dewasa ini. Pengembangan

sektor pertanian beserta program lanjutannya, dalam hal ini agroindustri, memiliki

nilai strategis untuk keluar dari krisis ekonomi. 

Salah satu sasaran dari pengembangan sektor pertanian adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan petani yang sebagian besar masih tergolong

 penduduk miskin. Berbagai cara telah dilakukan dalam upaya memperbaiki

kesejahteraan petani. Beberapa upaya yang telah dilakukan baik dari segi teknis

usahatani, seperti sistem bertani organik, penggunaan bibit ungul dan sistem

 penjualan hasil usahatani. Upaya tersebut dilakukan agar terjadi peningkatan

 pendapatan petani. Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan petani adalah

dengan menerapkan konsep sistem pertanian terpadu, yaitu mengkombinasikan

 berbagai macam spesies tanaman dan hewan dan penerapan beraneka ragam

teknik untuk menciptakan kondisi yang cocok untuk melindungi lingkungan juga

membantu petani menjaga produktivitas lahan mereka dan meningkatkan

 pendapatan mereka dengan adanya diversifikasi usaha tani. Penggunaan bibit

 berkualitas bersertifikat juga dapat membantu petani dalam usaha peningkatan

 pendapatan petani. 

Page 23: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 23/102

23

  dan

Kepuasan Petani Terhadap Benih Padi Varietas Lokal Pandan Wangi di

keputusan para petani terhadap penggunaan benih padi pandan wangi,

menganalisis kepuasan para petani terhadap atribut-atribut benih padi pandan

wangi, dan menentukan alternatif strategi dalam rangka pencapaian tujuan

kepuasan terhadap atribut-atribut benih padi pandan wangi.

Berdasarkan analisis tahap proses pengambilan keputusan petani terhadap

 pembelian benih bersertifikat dan penggunaan benih tidak bersertifikat padi

 pandan wangi, diketahui bahwa yang menjadi motivasi para petani untuk

menanam benih bersertifikat padi pandan wangi adalah karena harga jual yang

tinggi, dan para petani menganggap bahwa penggunaan benih bersertifikat penting

untuk digunakan. Sedangkan para petani yang tidak menggunakan benih

 bersertifikat menganggap bahwa penggunaan benih bersertifikat biasa saja dan

sebagian besar petani mengetahui informasi benih padi pandan wangi dan sumber

yang dipercaya untuk penggunaan benih berasal dari kelompok tani, diri sendiri

dan lainnya yaitu keluarga. Atribut harga jual gabah dijadikan dasar dalam

 pertimbangan untuk pembelian dan penggunaan benih tidak tidak bersertifikat.

Keputusan dalam cara penjualan hasil usahatani juga menjadi salah satu

faktor yang berpengaruh dalam pendapatan usahatani. Pratama (2008) melakukan

 penelitian yang berjudul Efektivitas Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha

Ekonomi Pedesaan (DPM-LUEP) (Kasus Petani Padi Pandan Wangi di

Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur) dengan tujuan menganalisis

efektivitas program DPM-LUEP terhadap stabilitas harga gabah di tingkat petani

di Provinsi Jawa Barat, menganalisis dampak kebijakan program DPM-LUEPterhadap tingkat pendapatan petani di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten

Cianjur, Provinsi Jawa Barat, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan petani dalam menjual gabahnya ke LUEP. Dengan membandingkan

 perkembangan harga yang diterima petani di kecamatan yang mendapat DPM-

LUEP dan yang tidak mendapat program diketahui bahwa harga GKP pada

kecamatan yang mendapatkan program DPM-LUEP lebih tinggi daripada

kecamatan yang tidak mendapatkan program DPM-LUEP.

Page 24: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 24/102

24

Indrayani (2008) dalam penelitiann  

 bahwa salah satu contoh kegiatan kemitraan agribisnis dibidang pertanian

khususnya tanaman pangan adalah antara Gapoktan Citra Sawargi dengan CV.

Quasindo. Kemitraan yang terjalin merupakan kemitraan dalam pengadaan beras

 pandan wangi brsertifikat. Kemitraan ini terjalin sejak April 2007, dengan

melibatkan tiga pelaku utama yakni Gapoktan, CV. Quasindo serta Lembaga

Sertifikasi Beras.

2.2. Sistem Resi Gudang

Resi Gudang (warehouse receipt ) adalah surat berharga berupa dokumen

 bukti kepemilikan atas barang yang di simpan di gudang yang diterbitkan oleh

 pengelola gudang yang dapat diperdagangkan, dipertukarkan dalam sistem

 pembiayaan perdagangan suatu negara. Selain itu, resi gudang juga dapat

digunakan sebagai jaminan atau diterima sebagai bukti penyerahan barang dalam

rangka pemenuhan kontrak deribatf yang jatuh tempo, sebagaimana terjadi dalam

kontrak berjangka. Dengan demikian, SRG dapat memfasilitasi pemberian kredit

 bagi dunia usaha dengan agunan inventori atau barang yang disimpan di gudang.

Resi gudang dapat digunakan sebagai agunan karena resi gudang dijamin dengan

komoditas tertentu yang berada dalam pengawasan pihak ketiga (Pengelola

Gudang) yang terakreditasi. Sistem ini telah dipergunakan secara luas di negara-

negara maju atau di negara-negara dimana pemerintah telah mulai mengurangi

 perannya dalam menstabilisasi harga komoditi, terutama komoditi agribisnis.

Beberapa negara yang telah menerapkan SRG antara lain adalah India, Malaysia,

Filipina, Ghana, Mali, Turki, Polandia, Meksiko dan Uganda.Di Indonesia, dalam hal ini Departemen Perdagangan yang diwakili oleh

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) telah menyusun

rencana Undang-undang (RUU) tentang Sistem Resi gudang. Pada tanggal 20 Juni

2006, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia telah menyetujui

RUU tersebut menjadi Undang-undang (UU). Presiden RI telah mensahkan UU

tersebut sebagai UU nomor 9 tahun 2006 tentang SRG pada tanggal 14 Juli 2006.

Page 25: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 25/102

25

Tujuan diberlakukannya UU tentang SRG adalah untuk memberikan dan

meningkatkan akses masyarakat terhadap kepastian hukum, melindungi

masyarakat dan memperluas akses mereka untuk memanfaatkan fasilitas

 pembiayaan usaha. UU Sistem Resi Gudang memberikan manfaat terutama bagi

 pengusaha kecil dan menengah, petani dan kelompok tani, perusahaan pengelola

gudang, perusahaan pemberi pinjaman dan bank untuk mengakses permodalan

guna meningkatkan usahanya.

SRG merupakan terobosan instrument penjamin pengganti  fixed asset .

Hal ini dikarenakan resi gudang dapat dialihkan, dijadikan jaminan utang dan

dapat digunakan sebagai dokumen penyerahan barang, sebagai document of title,

maka resi gudang dapat dijadikan sebagai jaminan utang sepenuhnya tanpa perlu

dipersyaratkan adanya jaminan lain. Ketentuan ini diharapkan akan sangat

membantu usaha kecil dan menengah, petani serta kelompok tani yang selama ini

mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses kredit, karena pada umumnya

mereka tidak memiliki fixed asset  untuk dijadikan sebagai agunan.

Dalam penerapan SRG, terdapat beberapa pihak yang terkait dalam

 penerbitan resi gudang. Lembaga pertama adalah pengelola gudang. Pengelola

gudang adalah pihak yang melakukan usaha perdagangan, baik gudang milik

sendiri maupun milik orang lain yang melakukan penyimpanan, pemeliharaan dan

 pengawasan yang disimpan oleh pemilik barang. Lembaga ini dipersyaratkan

harus berbentuk badan usaha hukum dan telah mendapat persetujuan dari

BAPPEBTI. Dalam pelaksanaanya, pengelola gudang wajib membuat perjanjian

 pengelolaan secara tertulis baik dengan pemilik barang, yang sekurang-kurangnya

memnuat identitas serta hak dan kewajiban para pihak, jangka waktu

 penyimpanan, deskripsi barang dan asuransi. Daftar pengelola SRG yang telahmendapat persetujuan dari BAPPEBTI dapat dilihat di Tabel 2.

Page 26: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 26/102

26

Tabel 2. Daftar Pengelola Gudang SRG yang Mendapat Persetujuan BAPPEBTI.

No Pengelola Gudang Alamat Kantor Pusat

1. PT. Bhanda Ghara Reksa

(BGR)

Jalan Kali Besar Timur Nomor 5-7, Jakarta

11110.

2. PT. Pertani Jalan Pertani Nomor 1   7 Durentiga

Pancoran Jakarta Selatan 12760

3. PT. Petindo Daya Mandiri Jalan Cempaka Putih Timur No. 3 Jakarta

Pusat 10510.

4. PT. Sucofindo Graha Sucofindo, Jl. Raya Pasar Minggu

Kav. 34 DKI Jakarta 12780

5. PT. Reksa Guna

Interservice

Gd. Dana Graha Lt. 2 Jl. Gondangdia Kecil

 No. 12-14 Jakarta Pusat 10350

6. Koperasi Tani Bidara Tani Jalan A. Yani Nomor 84, Kecamatan

Bareng, Kabupaten Jombang, Provinsi

Jawa Timur

Sumber : BAPPEPTI 2008

Lembaga kedua adalah Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK). LPK adalah

suatu lembaga terakreditasi yang melakukan kegiatan penilaian untuk

membuktikan bahwa persyaratan tertentu mengenai produk, sistem, proses, dan

atau sumber daya manusia yang dimiliknya telah terpenuhi dan sesuai dengan

standar. Kegiatan penilaian kesesuaian ini mencakup lembaga inspeksi,

laboratorium penguji dan lembaga sertifikasi sistem mutu. LPK yang mendapat

 persetujuan dari BAPPEBTI seluruhnya diakreditasi oleh Komite Akreditasi

 Nasional (KAN). Kegiatan penilaian kesesuaian yang dilakukan mencakup

kegiatan sertifikasi, inspeksi dan pengujian yang berkaitan dengan barang, gudang

dan pengelola gudang.

Penyimpanan barang di gudang sangat erat kaitannya dengan konsistensimutu barang yang disimpan, sehingga perlu disiapkan sistem penilaian kesesuaian

yang dapat menjamin konsistensi mutu barang yang disimpan. Sertifikat yang

diterbitkan oleh LPK memuat nomor dan tanggal penerbitan, identitas pemilik

 barang, jenis dan jumlah barang, sifat barang, metode pengujian mutu barang,

tingkat mutu dan kelas barang, jangka waktu mutu barang dan tanda tangan pihak

yang berhak mewakili lembaga. Daftar Daftar Lembaga Penilaian Kesesuaian

yang telah mendapat persetujuan dari BAPPEBTI bisa dilihat pada Tabel 3.

Page 27: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 27/102

27

Tabel 3. Daftar Lembaga Penilai Kesesuaian yang mendapat persetujuan dari

BAPPEBTI.

NO LPK Alamat

1 Inspeksi Gudang

(PenunjukanKabappebti)

a. PT. Bhanda Ghara

Reksa (Persero)

Jalan Kali Besar Timur

 Nomor 5-7, Jakarta11110.

 b. PT. SUCOFINDO Graha Sucofindo, Jl.

Raya Pasar Minggu

Kav. 34 Jakarta 12780

2. Sertifikat

Manajemen Mutu

PT. SUCOFINDO Graha Sucofindo, Jl.

Raya Pasar Minggu

Kav. 34 Jakarta 12780

3. Uji Mutu

Komoditi

a. PT. SUCOFINDO

(Lada, Kopi,

Kakao)

Graha Sucofindo, Jl.

Raya Pasar Minggu

Kav. 34 Jakarta 12780

 b. BPSMB

&TEMBAKAU

SURABAYA

(Kopi, Lada,

Kakao dan Karet)

Jl. Gayung Kebonsari

Dalam No. 12 A

Surabaya

c. BPSMB

MAKASSAR

(Kopi, dan Lada)

Jl. A. Pattarani

Makassar 90222

4. Uji Mutu

KomoditiPenunjukan

Kabappebti

a. BPSMB

&TEMBAKAUSURABAYA

(Gabah)

Jl. Gayung Kebonsari

Dalam No. 12 ASurabaya

 b. UJASTASMA

PROBIS PERUM

BULOG

SUBDIVRE KAB.

BANYUMAS

(Gabah)

Jl. Jend. Sudirman No.

829 Purwokerto    

Jateng

Sumber : BAPPEBTI 2008

Lembaga ketiga adalah pusat registrasi yang melakukan penatausahaan

Resi Gudang dan Derivatif resi Gudang yang meliputi pencatatan, penyimpanan,

 pemindah bukuan kepemilikan, pembebanan hak jaminan, pelaporan, seta

 penyediaan sistem dan jaringan informasi. Penatausahaan dilakukan untuk

menjamin keamanan dan keabsahan setiap pengalihan dan pembebanan hak

 jaminan atas Resi gudang, karena setiap pihak yang menerbitkan, mengalihkan

dan melakukan pembebanan hak jaminan atas resi gudang wajib melaporkannya

kepada Pusat Registrasi. Berdasarkan sistem ini, pemerintah melalui Pusat

Page 28: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 28/102

28

Registrasi dapat memantau pengalihan dan pembebanan hak jaminan atas resi

gudang, mencegah terjadinya penjaminan ganda dan melakukan tersediannya stok

nasional untuk komoditi tertentu. Pusat Registrasi yang telah mendapat

Persetujuan dari BAPPEBTI adalah PT. Kliring Berjangka Indonesia.

Lembaga terakhir adalah Badan Pengawas Resi Gudang. Badan ini

merupakan unit organisasi di bawah Menteri Perdagangan yang diberi wewenang

untuk melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan yang

 berkaitan dengan SRG. Badan ini antara lain berwenang memberikan persetujuan

sebagai Pengelola Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian dan Pusat Registrasi.

Saat ini tugas, fungsi dan kewenangan tersebut dilaksanakan oleh BAPPEBTI.

Adapun syarat komoditi yang dapat diresi gudangkan antara lain memiliki

daya tahan simpan minimal tiga bulan, memilik standar mutu nasional dan

memiliki struktur pasar terbuka. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No.

26/M-DAG/PER/6/2007 tentang Barang Yang Dapat Disimpan di Gudang Dalam

Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang hingga saat ini baru terdapat delapan

komoditi yang dapat diresi gudangkan yaitu: Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Kakao,

Lada, Karet, dan Rumput Laut. Setiap komoditi yang akan disimpan di gudang

harus memenuhi persyaratan standar mutu tertentu yang berlaku untuk komoditi

yang bersangkutan untuk memperoleh Resi Gudang. Contoh nilai standar mutu

gabah berdasarkan SNI bisa dilihat pada Tabel 4.

Page 29: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 29/102

29

Tabel 4. Standar Mutu Komoditi Gabah Seperti Tercantum dalam SNI 01-0224-

1987.

No Jenis Uji Satuan

Persyaratan

MUTU I MUTU II MUTU

III1 Kadar Air % maks. 14.0 14.0 14.0

2. Gabah Hampa % maks. 1.0 2.0 3.0

3. Butir Rusak + Butir

Kuning

% maks. 2.0 5.0 7.0

4. Butir Mengapur +

Gabah Muda

% maks. 1.0 5.0 10.0

5. Butir Merah % maks. 1.0 2.0 4.0

6. Benda Asing % maks. - 0.5 1.0

7. Gabah Varietas lain % maks. 2.0 5.0 10.0

Sumber : BAPPEBTI 2008

Untuk mendapatkan Resi Gudang Petani terlebih dahulu mendatangi

Pengelola Gudang dengan membawa komoditi yang akan diresigudangkan.

Sebelum masuk gudang, komoditi tersebut terlebih dahulu diuji mutu dan

kuantitasnya oleh LPK yang ada di Gudang atau Kantor Pengelola Gudang.

Sementara itu Pengelola Gudang akan membuat perjanjian pengelolaan barang

yang berisi deskripsi barang dan asuransi. Diskripsi barang dibuat berdasarkan

sertifikat hasil uji mutu yang dikeluarkan oleh LPK.

Surat perjanjian pengelolaan barang yang telah ditandatangani, selanjutnya

Pengelola Gudang akan menghubungi Pusat Registrasi untuk meminta kode

registrasi. Pengelola Gudang dapat langsung menerbitkan Dokumen Resi Gudang

tepat setelah menerima kode registrasi dari Pusat Registrasi. Dokumen Resi

Gudang yang sah akan mencantumkan informasi antara lain judul dan jenis

komoditi, nama pemilik komoditi, lokasi gudang, tanggal penerbitan, nomor

 penerbitan, nomor registrasi, deskripsi barang (kuantitas dan kualitas), waktu

 jatuh tempo, biaya simpan, nilai barang dan harga pasar.

2.3. Kajian Empiris Mengenai Usahatani

Rachmawati (2003) dan Gandhi (2008) dalam penelitiannya

mengemukakan bahwa usahatani padi yang dilakukan oleh petani pemilik lahan

lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan petani penggarap. Hal tersebut

dapat dilihat dari nilai rasio R/C atas biaya tunai maupun biaya total petani

Page 30: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 30/102

30

 pemilik (3,14 dan 1,35) yang lebih besar dari petani penggarap (1,19 dan 1,18)

 pada penelitian Rachmawati dan nilai rasio R/C atas biaya tunai maupun biaya

total petani pemilik (2,42 dan 1,19) yang lebih besar dari petani penggarap (1,07

dan 1,88) pada penelitian Gandhi. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat

diketahui bahwa usahatani yang dilakukan, baik oleh petani pemilik maupun

 petani penggarap, masih menguntungkan karena rasio R/C atas biaya tunai

maupun biaya totalnya lebih besar dari satu.

Hidayat (2010) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa pendapatan

usahatani jambu getas merah di Kelurahan Sukaresmi dikelompokkan berdasarkan

status penguasaan lahan yaitu petani pemilik lahan dan petani penyewa lahan.

Pendapatan atas biaya tunai per hektar per tahun yang diterima petani pemilik

lahan yaitu Rp 12.727.000,00 lebih besar daripada pendapatan atas biaya tunai per

hektar per tahun yang diterima petani penyewa lahan yaitu Rp 9.056.000,00.

Begitu pula berdasarkan perhitungan pendapatan atas biaya total, maka

 pendapatan atas biaya total per hektar per tahun yang diterima petani pemilik

lahan yaitu Rp 8.146.666,67 lebih besar daripada pendapatan atas biaya total per

hektar per tahun yang diterima petani penyewa lahan yaitu Rp 8.047.333,33.

Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani pemilik lahan dan petani penyewa

lahan menguntungkan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rasio R/C atas biaya

tunai maupun biaya total petani pemilik lahan yang lebih tinggi (2,69 dan 1,67)

dari biaya tunai petani maupun biaya total penyewa lahan (1,81dan 1,66).

Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan pada penelitian Rachmawati,

Gandhi dan Hidayat. Persamaan penelitian yang diteliti oleh Rachmawati, Gandhi

dan Hidayat adalah analisis usahatani dengan rasio R/C petani pemilik lahan lebih

 besar daripada rasio R/C petani penggarap baik atas biaya tunai maupun biayatotal. Perbedaan penelitian ini adalah jenis komoditi yang diteliti yaitu jambu

merah yang diteliti oleh Hidayat, dan padi yang diteliti oleh Rachmawati dan

Gandhi.

Terdapat beberapa persamaan dalam metode penelitian yang digunakan

 pada beberapa studi terdahulu seperti pada Rachmawati (2003) dan Murdani

(2008). Pada Rachmawati (2003) menggunakan metode analisis R/C rasio, margin

tataniaga, dan   dalam menganalisis penelitiannya mengenai topik

Page 31: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 31/102

31

 penelitian usahatani dan tataniaga. Pada penelitian mereka tidak menggunakan

analisis lembaga dan fungsi tataniaga, sehingga kurang memberikan gambaran

kondisi tataniaga karena penelitian lebih kuantitatif. Begitu pula pada penelitian

Murdiani (2008) yang menggunakan metode analisis yang sama dalam

menganalisis penelitiannya yaitu analisis pendapatan usahatani, rasio R/C, marjin

tataniaga,dan   Walaupun pada kedua penelitian tersebut analisis

usahatani lebih dalam karena menambahkan analisis pendapatan usahatani, namun

analisis tataniaga terutama kondisi kualitatif seperti fungsi tataniaga dan analisis

lembaga tataniaga kurang dibahas secara komperhensif . 

Pada penelitian Gandhi (2008) dan Hidayat (2010), merupakan penelitian

yang menggunakan metode analisis yang paling lengkap dalam menganalisis

 penelitian untuk topik usahatani dan tataniaga. Keduanya melakukan analisis

kuantitatif yang baik dalam analisis usahatani dan tataniaga, juga melakukan

analisis kualitatif tataniaga dengan baik.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah alat analisis

yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh Gandhi (2008) dan Hidayat

(2010). Perbedaan ini dengan penelitian terdahulu adalah jenis komoditas yang

dianalisis yaitu gabah, dan juga metode penjualan yang digunakan yaitu metode

tunda jual dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang. Penelitian ini berusaha

menganalisis perbandingan tingkat pendapatan usahatani petani yang tidak

memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan yang sudah memanfaatkannya,

 pendapatan usahatani dengan pendekatan penerimaan dan biaya usahatani, dan

R/C rasio untuk melihat tingkat efisiensi usahatani padi yang sudah

memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan sistem konvensional. Melalui analisis

efisiensi dapat diketahui metode mana yang memberikan lebih banyakkeuntungan bagi petani.

Page 32: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 32/102

32

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Konsep Usahatani

Menurut Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari

alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.

Organisasi ini ketatalaksanaanya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh

seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis,

 politis, maupun teritorial sebagai pengelolanya. Menurut Soeharja dan Patong

(1973), usahatani adalah proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu

alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau

sekumpulan orang untuk menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan

keluarga ataupun orang lain disamping bermotif mencari keuntungan. Menurut

Hernanto (1989) ada empat unsur pokok dalam usahatani yang sering disebut

sebagai faktor-faktor produksi yaitu :

1.  Tanah

Tanah merupakan faktor produksi yang relatif langka dibanding dengan

faktor produksi lain, distribusi penguasaannya tidak merata di masyarakat. Oleh

karena itu, tanah memiliki beberapa sifat yaitu : (1) luasnya relatif tetap atau

dianggap tetap, (2) tidak dapat dipindah-pindahkan dan (3) dapat

dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Tanah usahatani dapat berupa tanah

 pekarangan, tegalan dan sawah. Tanah tersebut dapat diperoleh dengan cara

membuka lahan sendiri, membeli, menyewa, bagi hasil (menyakap), pemberian

negara, warisan atau wakaf. Penggunaan tanah dapat diusahakan secara

monokultur maupun polikultur atau tumpangsari.

2. 

Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam usahatani digolongkan kedalam tiga jenis yaitu tenaga

kerja manusia, tenaga kerja ternak dan tenaga kerja mekanik. Tenaga kerja

manusia dibedakan menjadi tenaga kerja pria, wanita dan anak-anak. Tenaga

kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan usahatani berdasarkan

tingkat kemampuannya. Kerja manusia dipengaruhi oleh umur, pendidikan,

Page 33: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 33/102

33

ketrampilan, pengalaman, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, dan faktor alam.

Oleh karena itu dalam prakteknya, digunakan satuan ukuran yang umum untuk

mengatur tenaga kerja yaitu jumlah jam dan hari kerja total. Ukuran ini

menghitung seluruh pencurahan kerja mulai dari persiapan hingga pemanenan

dengan menggunakan inventarisasi jam kerja (1 hari = 7 jam kerja) lalu dijadikan

hari kerja total (HK total). Dalam teknis perhitungan, dapat dipakai konversi

tenaga kerja dengan cara membandingkan tenaga pria sebagai ukuran baku, yaitu :

1 pria = 1 hari kerja pria (HKP) ; 1 wanita = 0,7 HKP ; 1 ternak = 2 HKP dan 1

anak = 0,5 HKP. Tenaga kerja usahatani dapat diperoleh dari dalam dan luar

keluarga.

3. 

Modal

Modal merupakan barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor

 produksi lain dan tenaga kerja serta manajemen menghasilkan barang-barang baru

yaitu produksi pertanian. Dalam usahatani, yang dimaksud dengan modal adalah

tanah, bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, ikan di kolam, bahan-bahan

 pertanian, piutang di bank, serta uang tunai. Menurut sifatnya, modal dibedakan

menjadi dua yakni modal tetap yang meliputi tanah bangunan dan modal tidak

tetap yang meliputi alat-alat, bahan, uang tunai, piutang di bank, tanaman, ternak,

ikan di kolam. Modal dalam usahatani digunakan untuk membeli sarana produksi

serta pengeluaran selama kegiatan usahatani berlangsung. Sumber modal

diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atau kredit (kredit bank, pelepas

uang/keluarga/tetangga), hadiah, warisan, usaha lain ataupun kontrak sewa.

4.  Manajemen

Manajemen usahatani adalah kemampuan petani untuk menentukan,

mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi dengan sebaik- baiknya sehingga mampu memberikan produksi pertanian sedemikian rupa

sebagaimana yang diharapkan. Pengenalan pemahaman terhadap prinsip teknik

dan ekonomis perlu dilakukan untuk dapat menjadi pengelola yang berhasil.

Prinsip teknis tersebut meliputi : (a) perilaku cabang usaha yang diputuskan; (b)

 perkembangan teknologi; (c) tingkat teknologi yang dikuasai; (d) daya dukung

faktor yang dikuasai dan  (e) cara budidaya dan alternatif cara lain berdasar

 pengalaman orang lain. Prinsip ekonomis antara lain : (a) penentuan

Page 34: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 34/102

34

 perkembangan harga; (b) kombinasi cabang usaha; (c) pemasaran hasil; (d)

 pembiayaan usahatani; (e) penggolongan modal dan pendapatan dan  (f) ukuran-

ukuran keberhasilan yang lazim.

Pengelolaan usahatani pada dasarnya terdiri dari pemilihan antara

 berbagai alternatif penggunaan sumberdaya yang terbatas yang terdiri dari lahan,

kerja, modal, waktu dan pengelolaan. Hal ini dilakukan agar ia dapat mencapai

tujuan sebaik    baiknya dalam lingkungan yang penuh resiko dan kesukaran-

kesukaran lain yang yang dihadapi dalam melaksanakan usahataninya

(Soekartawi, 1986). Seorang penyuluh pertanian memiliki peran yang penting

dalam memberikan petunjuk kepada petani dengan cara membantu petani melihat

 permasalahannya, menganalisis permasalahan tersebut dan mengambil keputusan

dengan benar.

Lebih lanjut Soekartawi (1986) menambahkan bahwa terdapat kaitan yang

sangat erat antara ilmu usahatani dengan ilmu ekonomi. Hal ini dikarenakan ilmu

usahatani pada dasaranya memperhatikan cara-cara petani dalam memperoleh dan

memadukan sumberdaya (lahan, kerja, modal, waktu dan pengelolaan) yang

terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya adalah ekonomi.

Penelitian usahatani dianggap mempunyai sifat multi disiplin karena harus

memperhatikan informasi, prinsi dan teori dari ilmu yang sangat erat kaitannya,

seperti sosiologi dan psikologi maupun berbagai bidang ilmu tanaman dan ilmu

hewan. Menurut Soekartawi (1986) umumnya penelitian usahatani merupakan

 penelitian terapan dan mempunyai salah satu atau kedua tujuan umum di bawah

ini:

1. Menyediakan informasi yang dapat membantu petani dalam mengelola

usahataninya sehingga mereka lebih mampu mencapai tujuannya.2. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai petani dan

 pengelolaannya sehingga membantu di dalam perumusan kebijsanaan dan

 perencanaan pembangunan yang lebih baik.

3.1.2. Keuntungan Usahatani

Terdapat dua jenis keuntungan suatu usahatani, yaitu yang dapat dihitung

secara ekonomi (tangible) dan yang tidak dapat dihitung ke dalam satuan uang

Page 35: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 35/102

35

(intangible). Keuntungan ekonomi adalah keuntungan berupa besar atau tidaknya

 pendapatan dan efisien atau tidaknya suatu penelitian yang digambarkan oleh nilai

rasio R/C nya. Keuntungan non ekonomi terdiri dari kesuburan lingkungan,

 pemandangan yang menjadi indah dan sebagainya.

Keberhasilan suatu usahatani dapat dilihat dari besarnya pendapatan yang

diperoleh petani dalam mengelola usahataninya. Pendapatan itu sendiri dapat

didefinisikan sebagai selisih pengurangan dari nilai penerimaan dengan biaya

yang dikeluarkan dalam proses usahatani. Pendapatan usahatani mengukur

imbalan yang diperoleh dari penggunaan faktor-faktor produksi, karena itu

 pendapatan usahatani merupakan ukuran keuntungan usahatani yang dipakai

untuk membandingkan keragaan beberapa usahatani (Mariani, 2007).

  Analisis pendapatan usahatani memerlukan dua komponen pokok yaitu

 penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditentukan. Kegunaan

anailisi ini adalah untuk menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan

dan menggambarkan keadaan di masa yang akan datang dari perencanaan atau

tindakan (Soeharjo dan Patong, 1973)

Menurut Soekartawi (1986), penerimaan usahatani adalah suatu nilai

 produk total dalam jangka waktu tertentu baik untuk dijual maupun untuk

dikonsumsi sendiri. Penerimaan usahatani mencakup semua produk yang dijual,

dikonsumsi rumah tangga petani, untuk pembayaran dan yang disimpan.

Penerimaan dinilai berdasarkan perkalian antara total produk dengan harga pasar

yang berlaku, sedangkan pengeluaran atau biaya usahatani merupakan nilai

 penggunaan sarana produksi dan lain-lain yang dibebankan kepada produk yang

 bersangkutan. Selain biaya tunai yang harus dikeluarkan ada pula biaya yang

diperhitungkan, yaitu nilai pemakaian barang dan jasa yang dihasilkan dan berasaldari usahatani itu sendiri. Biaya yang diperhitungkan digunakan untuk

memperhitungkan berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika modal dan nilai

kerja keluarga diperhitungkan.

Penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jangka

waktu tertentu, sedangkan pengeluaran usahatani adalah nilai semua input yang

habis terpakai dalam proses produksi tetapi tidak termasuk biaya tenaga kerja

kerluarga. Pengeluaran tunai adalah pengeluaran yang dibayar dengan uang,

Page 36: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 36/102

36

seperti biaya pembelian saran produksi, biaya untuk membayar tenaga kerja.

Pengeluaran yang diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa

sebenarnya pendapatan kerja petani jika bunga modal dan nilai kerja kerluarga

diperhitungkan (Soeharjo dan Patong, 1973).

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional 

Salah satu masalah yang dihadapi negara Indonesia sekarang ini adalah

 bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang dilakukan melalui

 pembangunan di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang pertanian. Hal ini

 bisa dilihat dengan semakin banyak digalakkannya pembangunan di bidang

 pertanian utamanya sub sektor pangan. Salah satu sub sektor pangan adalah

usahatani padi. Petani padi dalam melakukan proses produksi untuk menghasilkan

output, diperlukan biaya pengeluaran-pengeluaran yang digunakan dalam

mempertahankan kelangsungan proses produksi tersebut.

Dalam usahatani padi diharapkan adanya peningkatan pendapatan

sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan petani padi

 pada khususnya. Hal ini menjadi salah satu ukuran kesejahteraan masyarakat yaitu

adanya peningkatan pendapatan dari petani tersebut.

Dalam usaha meningkatkan pendapatan usaha tani padi, pemerintah

mengeluarkan salah satu kebijakan baru yaitu Sistem Resi Gudang (SRG). Namun

 pada pelaksanaannya belum banyak petani di Indonesia yang sudah

memanfaatkan peraturan ini. Salah satu Resi Gudang tersebut berada di daerah

Indramayu, Jawa Barat. Tujuan dibangunnya Gudang tersebut di Indramayu

karena Indramayu merupakan sentra penghasil padi di Jawa Barat, dimana Jawa

Barat merupakan wilayah penghasil padi terbanyak di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan

 pendapatan usahatani petani padi di Kecamatan Anjatan Indramayu yang telah

memanfaatkan SRG dengan petani yang belum memanfaatkannya. Oleh karena

itu, dengan adanya penelitian yang membandingkan konsep usahatani

konvensional dan yang memanfaatkan Resi Gudang ini diharapkan dapat

membantu pihak terkait khususnya petani dalam pengambilan keputusan untuk

menjalankan atau menerapkan sistem usahatani yang mana yang lebih

Page 37: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 37/102

37

menguntungkan bagi petani. Adapun bagan kerangka operasional dapat dilihat

 pada Gambar 1.

Page 38: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 38/102

38

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Usahatani Gabah

dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan

Jayatani Indramayu

Pendapatan yang diperoleh petani gapoktan

Jayatani rendah.

Petani SRG

Manfaat non ekonomis Manfaat ekonomis

Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis keragaan usahatani

Analisis pendapatan

usahatani

- Penerimaan usahatani

- Biaya usahatani

Analisis efisiensi usahatani

Rekomendasi kepada petani dan pemerintah tentang pemanfaatan SistemResi Gudang dalam usahatani di Desa Mangunjaya Indramayu

Upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Pembangunan di bidang pertaniansub sektor pertanian pangan.

Peraturan pemerintah tentang SistemResi Gudang.

Jawa Barat merupakan sentra

 penghasil padi di Indonesia.

Pembangunan Gudang di Indramayu

Petani non Resi Gudang

Page 39: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 39/102

39

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mangunjaya, Kecamatan Anjatan,

Kabupaten Indramayu, Propinsi Jawa Barat dengan responden para petani yang

sudah memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan para petani yang belum

memanfaatkan sitem tersebut yang tergabung dalam Gapoktan Jayatani.

Pemilihan lokasi ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa daerah tersebut dekat

dengan letak Gudang Resi Gudang yang ada di Indramayu. Penelitian lapang

dilakukan selama tiga bulan, dimulai pada bulan April 2011 sampai bulan Juli

2011 untuk pengumpulan data. Karena pada saat tersebut di wilayah Desa

Mangunjaya dalam musim panen dan menunggu hasil penjualan gabah yang ada

di gudang SRG.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan sebagai sumber data dan informasi adalah

sebagai berikut :

1. 

Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari pengamatan langsung ke

lapangan, yaitu hasil wawancara dengan petani responden yang belum dan

sudah memanfaatkan SRG dengan menggunakan daftar pertanyaan

(kuisioner).

2.  Data Sekunder

Data sekunder merupakan pendukung data primer yang diperoleh dari

instansi-instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, PT.Pertani selaku pengelola gudang, dan instansi-instansi terkait lainnya. Data

sekunder juga diperoleh melalui beberapa literatur berupa data

 pemanfaatan SRG yang pernah dilakukan berkaitan dengan kegiatan

 penelitian.

Page 40: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 40/102

40

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara melalui

 pengisian kuisioner yang pertanyaanya disampaikan kepada petani responden.

Penentuan petani responden dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu

 pengambilan contoh secara acak ( stratified sampling ) untuk petani yang belum

memanfaatkan SRG dan metode teknik sensus  untuk petani yang sudah

memanfaatkannya.

Pengambilan petani responden didasarkan pada petani yang tergabung

didalam suatu gabungan kelompok tani. Jumlah responden yang diambil sebanyak

33 orang petani responden yang terdiri dari 29 petani yang belum memanfaatkan

SRG dan empat orang petani responden yang sudah memanfaatkan SRG. Jumlah

responden untuk petani yang belum memanfaatkan SRG diambil berdasarkan

kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Jaya Tani yang menanam padi.

Kemudian setelah dibagi menjadi lima kelompok tani, untuk menentukan contoh

di tiap kelompok tani dilakukan dengan cara acak dan didapat 29 orang petani

responden. Sementara itu pemilihan petani yang telah memanfaatkan SRG

sebanyak empat petani karena dalam Gapoktan tersebut hanya empat petani

tersebut saja yang memanfaatkan SRG dengan menggunakan metode teknik

sensus.

4.4. Teknik Analisa Data 

Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif,

kemudian dilalanjutkan dengan pengolahan dan analisis data. Analisis kualitatif

dilakukan bertujuan untuk menganalisis keragaan usahatani gabah di Desa

Cipancuh sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menganalisis pendapatan

usahatani yang sudah memanfaatkan Sistem Resi Gudang dan yang belum

memanfaatkanya berdasarkan penerimaaan dan biaya usahatani yang dikeluarkan,

sedangkan R/C rasio digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani.

Penerimaan total usahatani (total farm revenue) merupakan nilai produk

dari usahatani yaitu harga produk dikalikan dengan total produksi periode

tertentu. Total biaya atau pengeluaran adalah semua nilai faktor produksi yang

dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu.

Pendapatan total usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan

Page 41: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 41/102

41

 pengeluaran total. Rumus penerimaan, total biaya dan pendapatan adalah

(Soekartawi, 1986) :

TR = P x Q

TC = biaya tunai + biaya diperhitungkan = TR - biaya tunai

= TR   TC

Keterangan :

TR : total penerimaan usahatani yang dijual dalam bentuk gabah (Rp)

TC : total biaya usahatani (Rp)

P : harga output (Rp/Kg)

Q : jumlah output (Kg)

  : pendapatan atau keuntungan (Rp)

Pendapatan dianalisis berdasarkan biaya tunai dan biaya tidak tunai atau

 biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar

likuiditas tunai yang dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usahataninya.

Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan

kerja petani jika penyusutan, sewa lahan dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.

Salah satu ukuran efisiensi penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan

(revenue cost ratio) adalah analisis R/C. Analisis R/C rasio dalam usahatani

menunjukkan perbandingan antara nilai output terhadap nilai inputnya yang

 bertujuan untuk mengetahui kelayakan dari usahatani yang dilaksanakan. Selain

itu R/C rasio juga merupakan perbandingan antara penerimaan dengan

 pengeluaran usahatani. Rasio R/C yang dihitung dalam analisis ini terdiri dari R/C

atas biaya tunai dan R/C atas biaya total. Rasio R/C atas biaya tunai dihitung

dengan membandingkan antara penerimaan total dengan biaya tunai dalam satu

 periode tertentu. Rasio R/C atas biaya total dihitung dengan membandingkan

antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu periode tertentu. Rumusanalisis imbangan penerimaan dan biaya usahatani adalah sebagai berikut

(Soekartawi, 1986) :

R/C rasio atas biaya tunai = TR / biaya tunai

R/C rasio atas biaya total = TR / TC

Page 42: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 42/102

42

Keterangan :

TR : total penerimaan usahatani (Rp)

TC : total biaya usahatani (Rp)

Secara teoritis R/C menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang

dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar nilai R/C. Suatu usaha dapat

dikatakan menguntungkan dan layak untuk diusahakan apabila nilai R/C rasio

lebih besar dari satu (R/C > 1), makin tinggi nilai R/C menunjukkan bahwa

 penerimaan yang diperoleh semakin besar. Namun apabila nilai R/C lebih kecil

dari satu (R/C < 1), usaha ini tidak mendatangkan keuntungan sehingga tidak

layak untuk diusahakan (Soekartawi, 1986).

Tabel 5. Contoh Perhitungan Pendapatan Usahatani dan R/C Rasio per Hektar per

Tahun Tanaman Tahunan

No Keterangan JumlahHarga per

Satuan (Rp)

Total

(Rp)

A Penerimaan

B Biaya tunai

1 Bibit

2 Pupuk

3 Obat-obatan

4 Tenaga kerja luar keluarga

5 Irigasi

Total biaya tunai

C Biaya yang diperhitungkan

1 Penyusutan

2 Sewa lahan

3 Tenaga kerja keluarga

Total biaya yang diperhitungkan

D Total biaya (B+C)

E Pendapatan atas biaya tunai (A-B)

F Pendapatan atas biaya total (A-D)

G R/C atas biaya tunai (A/B)

H R/C atas biaya total (A/D)

Page 43: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 43/102

43

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Wilayah dan Topografi Desa Mangunjaya memiliki wilayah administratif dengan batas wilayah

yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Cilandak, sebelah selatan dengan

Desa Bugis Tua, sebelah barat dengan Mekarjaya Kabupaten Subang, dan sebelah

timur dengan Desa Bugis. Desa Mangunjaya memiliki luas wilayah sebesar

11.063,37 hektar dan dihuni oleh 6.428 jiwa penduduk (Monografi Desa

Mangunjaya, 2010).

Topografi Desa Mangunjaya memiliki rata-rata ketinggian 200 meter dari

 permukaan laut. Desa Mangunjaya memiliki kondisi iklim yang cukup tinggi

dengan suhu rata-rata tiap bulan mencapai 29,5°C dengan suhu terendah 25°C dan

suhu tertinggi 34°C. Tingkat kelembaban udara yang dimiliki yaitu sebesar 70

 persen dengan curah hujan rata-rata setiap tahun sekitar 2000 mm dan curah hujan

tertinggi berada pada bulan Januari dan Februari. Kondisi alam tersebut

mendukung potensi agribisnis pada Desa Mangunjaya, seperti padi dan tanaman

 palawija.

Padi merupakan salah satu potensi agribisnis yang sangat potensial untuk

dikembangkan di Desa Mangunjaya dimana luas lahan sawah di Desa Mangun

 jaya yang mencapai 480 hektar atau sekitar 4,3 persen dari total luas wilayah.

Selain padi, hortikultura merupakan salah satu potensi agribisnis yang dapat

dikembangkan lagi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

5.2 Sosial Ekonomi Masyarakat

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa persebaran jumlah penduduk

 berdasarkan jenis pekerjaan di Desa Mangunjaya terdapat 12 jenis pekerjaan,

dimana sektor pertanian menempati peringkat pertama dengan total 4.213

 penduduk atau 65,64 persen dari total penduduk Desa Mangunjaya. Hal ini

menunjukkan bahwa bidang pertanian memiliki potensi yang besar dari sisi

Sumber Daya Manusia (SDM) untuk dapat berkembang lagi. Jumlah penduduk

 paling banyak terdapat pada tingkat usia kerja di bidang pertanian dan diikuti

dengan penduduk di usia sekolah.

Page 44: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 44/102

44

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Warga Desa Mangunjaya

Berdasarkan Lokasi Dusun Tahun 2010 (Orang)

Jenis

Pekerjaan

LokasiPersentase

(%)

No Mangunsari Bodas Karangjaya Jumlah

1 PNS 7 9 6 22 0,37

2 TNI/Polri 0 0 2 2 0,04

3 Pensiunan 0 0 1 1 0,02

4 Wiraswasta 2 31 41 73 1,14

5 Industri kecil 7 1 5 13 0,20

6 Pedagang 14 51 50 115 1,80

7 Nelayan 0 0 0 0 0

8 Petani 708 644 699 2.051 31,94

9 Buruh tani 793 674 695 2.162 33,70

10 Pelajar 362 504 491 1.357 21,20

11 Mahasiswa 16 12 11 39 0,64

12 Lain-lain 294 129 152 575 8,95

Total 6.428 100

Sumber: Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Mangunjaya 2010

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa di Desa Mangunjaya masih banyak

warga yang tidak bersekolah, yaitu sebanyak 444 orang (20,96 persen). Jumlah

 penduduk paling banyak terdapat pada tingkat pendidikan SD, yaitu sebanyak 706

orang (33,33) warga. Tingkat pendidikan paling tinggi adalah perguruan tinggi

sebanyak 139 orang (6,56 persen). Hal ini menunjukkan bahwa di Desa

Mangunjaya kesadaraan akan pentingnya pendidikan masih rendah.

Page 45: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 45/102

45

Tabel 7. Data Usia Sekolah Warga Desa Mangunjaya Berdasarkan Lokasi Dusun

Tahun 2010 (Orang).

Tingkat

Pendidikan

LokasiJumlah

Persentase

(%)

No Mangunsari Bodas Karangjaya

1 Belum Sekolah 66 182 78 326 15,40

2 TK 12 18 20 50 2,36

3 SD 254 190 262 706 33,33

4 SLTP 48 29 96 173 8,17

5 SLTA 160 85 35 280 13,22

6 PT 16 112 11 139 6,56

7 Tidak Sekolah 39 141 264 444 20,96

Jumlah 595 757 766 2118 100

Sumber: Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Mangunjaya 2010

Aktivitas usahatani yang dilakukan oleh petani di Desa Mangunjaya terdiri

dari dua jenis komoditas utama, yaitu padi dan hortikultura. Tanaman hortikultura

yang menjadi produk andalan adalah tanaman jeruk nipis.

5.3. Gudang Sistem Resi Gudang Indramayu

Gudang SRG terletak di Desa Cipancuh, Kecamatan Haurgeulis

Kabupaten Indramayu. Gudang SRG ini dibangun pada tahun 2008 sebanyak dua

gudang yang dikelola oleh PT Pertani. Dalam pelaksanaannya gudang SRG ini

dibagi menjadi dua, yang pertama dijadikan gudang untuk menyimpan komoditi

 beras dan yang satu lagi dijadikan sebagai tempat penyimpanan komoditi gabah.

Kapasitas gudang SRG di Indramayu sebesar 3500 ton untuk masing-masing

gudang. Pada tahun 2011 jumlah komoditi yang disimpan di gudang SRG telahmencapai 861,6 ton dengan perincian 350 ton beras milik petani, 200 ton gabah

milik petani, 53,6 ton gabah milik gapoktan, 98 ton gabah milik poktan dan 160

ton gabah milik koperasi.

Untuk bisa menjadi gudang SRG suatu gudang harus memiliki persyaratan

umum seperti adanya akses jalan, bebas banjir dan longsor. Adapaun berdasarkan

 peraturan Kepala BAPPEBTI 03/ BAPPEBTI/ PER-SRG/ 7/2007, suatu gudang

harus memiliki persyaratan teknis sebagai berikut:

Page 46: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 46/102

46

1. Konstruksi : Kerangka, atap, dinding, talang air, pintu dan lantai.

2. Fasilitas : Lorong-lorong air, listrik, hydrant, penangkal petir dan kantor.

3. Peralatan : Timbangan, palet, hygrometer, thermometer, tamgga staple dan

 pemadam.

Dalam penerapan SRG, pengelola gudang bertugas untuk menjaga barang

yang dititipkan baik dari segi keamanan dan kualitas. Dalam upaya menjaga

kualitas brang, pengelola gudang melakukan perawatan dengan fumigasi dan

 spraying  untuk mencegah munculnya kutu pada beras dan gabah yang dilakukan

setiap satu bulan sekali. Gabah dan beras di gudang diletakkan di atas palet atau

alas dari kayu. Hal ini dilakukan agar gabah dan beras tidak bersentuhan langsung

dengan lantai yang menyebabkan gabah dan beras menjadi lembab. Perawatan

yang dilakukan oleh pengelola gudang dilakukan unuk menjaga mutu barang yang

dititipkan. Kondisi fisik gudang SRG Indramayu dapat dilihat pada Lampiran 12.

5.4. Profil Gabungan Kelompok Tani Jaya Tani

Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Jaya Tani merupakan suatu

organisasi petani yang dibentuk pada 4 Januari 2006 di Desa Mangunjaya sebagai

wadah menampung aspirasi para petani yang terdapat di Desa Mangunjaya.

Gapoktan Jayatani terdiri dari enam kelompok tani dimana lima kelompok tani

mengusahakan padi dan satu kelompok tani mengusahakan palawija.

Gapoktan Jaya Tani didirikan dengan tujuan sebagai wadah bagi para

 petani untuk mengembangkan potensi pertanian di Desa Mangunjaya sehingga

 jika ada permasalahan tentang pertanian di Desa Mangunjaya maka Gapoktan

Jaya Tani akan menjadi lembaga yang akan memberikan bantuan dan solusi bagi

 para petani dalam menghadapi permasalahan yang muncul. Salah satu perananutama yang diharapkan dapat dilakukan oleh Gapoktan Jaya Tani adalah

meningkatkan posisi tawar petani dalam pemasaran hasil panennya. Pada

umumnya, tanpa adanya sebuah mekanisme pemasaran yang baik maka posisi

tawar petani cenderung rendah dibandingkan dengan para pembeli produk hasil

 pertanian tersebut. Keberadaan Gapoktan Jaya Tani diharapkan posisi tawar

 petani padi dapat meningkat. Gapoktan Jaya Tani memiliki visi untuk

Page 47: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 47/102

47

mensejahterakan petani anggotanya. Untuk mewujudkan visi tersebut maka

Gapoktan Jaya Tani menyusun beberapa misi, yaitu :

1) 

Mendorong peningkatan produksi, produktivitas dan mutu hasil pertanian

2) 

Mendorong kemandirian dan peran serta petani, kelembagaan tani, dan

 pengusaha pertanian dalam pembangunan pertanian.

3)  Meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan posisi tawar.

Tabel 8. Nama Kelompok Tani, Luas Lahan Garapan dan Jenis Tanaman yang

Diusahakan Gapoktan Jaya Tani Tahun 2011.

 No Nama Kelompok Tani Luas lahan (ha) Jenis Tanaman

1 Bidun Utara 142 Padi

2 Bidun Selatan 100 Padi

3 Sahartepak Barat 78 Padi

4 Sahartepak Tengah 75 Padi

5 Karya Tani Mandiri 85 Padi

6 Karya Tani Bakti 75 Hortikultura

Sumber: Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Mangunjaya 2010

Berdasarkan Tabel 8 hanya kelompok tani Karya Tani Bakti saja yang

mengusahakan tanaman hortikultura sebagai komoditas utamanya, sedangkan

sisanya mengusahakan padi sebagai komoditas utamanya. Padi yang ditanam

mencapai 86,49 persen luas lahan dari total lahan yang diusahakan oleh petani

yang tergabung di dalam Gapoktan Jaya Tani di Desa Mangunjaya.

Gapoktan Jaya Tani dibagi menjadi beberapa macam unit, yaitu unit

 pengelolaan usahatani, unit pengelolaan sarana produksi pertanian, unit

 pengolahan, unit pengelolaan permodalan dan unit pemasaran. Unit pengelolaan

usahatani bertugas membantu unit lain mulai dari sub sistem hulu hingga hilir.

Unit pengelolaan sarana produksi bertugas untuk mendata kebutuhan sarana

 produksi pertanian untuk usahatani yang diperlukan petani gapoktan. Unit

 pengolahan bertugas untuk membantu petani lainnya dalam pengolahan lahan

sawah, mulai dari penentuan pola tanam dan penanggulangan hama. Unit

 pengelolaan permodalan bertugas untuk membantu petani yang kesulitan modal

dalam menjalankan usahataninya. Unit pemasaran bertugas untuk memasarkan

 produk dari hasil usahatani yang dilakukan.

Page 48: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 48/102

48

Gambar 2. Struktur Organisasi Gapoktan Jaya Tani Tahun 2010

Sumber : Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya 2010

5.5. Karakteristik Petani RespondenKarakteristik petani responden yang akan dijelaskan diklasifikasikan

menurut usia, tingkat pendidikan baik formal maupun informal, status usahatani,

 pengalaman usahatani dan status kepemilikan lahan. Keragaman karakteristik

tersebut akan mempengaruhi keputusan petani responden dalam melakukan

usahatani.

Unit Pengelolaan

Saraana Produksi

Unit Pengelolaan

Pengolahan

Unit Pengelolaan

usahatani

Unit Perngelolaan

Permodalan

Unit Pemasaran

Ketua

Sekretaris Bendahara

Page 49: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 49/102

49

Karakteristik responden secara umum meliputi umur, tingkat pendidikan,

lama bertani, dan luas lahan. Karakteristik responden tersebut dianggap penting

karena mempengaruhi cara petani responden dalam menjual hasil usahataninya.

Tabel 9 menunjukkan jenjang usia petani responden. Usia rata-rata

responden dari hasil penelitian dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu

responden berusia 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun dan usia lebih dari 50

tahun.

Tabel 9. Sebaran Usia Responden

Golongan

Usia

(tahun)

Petani SRG Petani Konvensional

Jumlah

(orang)Persentase

Jumlah

(orang)Persentase

21-30 0 0 5 17,24

31-40 2 50 14 48,28

41-50 1 25 5 17,24

>50 1 25 5 17,24

Jumlah 4 100 29 100

Petani responden di tempat penelitian memulai usahataninya di atas 20

tahun karena usahatani dijadikan sebagai sumber utama pencarian petani. Hal ini

dilakukan karena hampir seluruh petani melakukan usahatani setelah mereka

menikah pada usia 20 tahun. Pada petani responden yang telah berusia lebih dari

50 tahun banyak petani yang tidak berani menerapkan teknologi baru yang ada

karena mereka takut untuk mengambil resiko dari menerapkan teknologi baru.

Berbeda dengan petani pada jenjang usia 30-40 tahun, mereka berani untuk

menerapkan teknologi baru yang ada pada cara bercocok tanam.

Tabel 10 menunjukkan tingkat pendidikan petani responden. Tingkat

 pendidikan akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan usahatani. Hal ini

terkait dengan metode yang digunakan dalam menjalankan usahatani dan

keputusan petani dalam menentukan metode penjualan hasil panennya.

Tabel 10. Sebaran Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat

Pendidikan

Petani SRG Petani Konvensional

Jumlah (orang) % Jumlah (orang) %

Tidak Tamat SD 1 25 7 24,14

Tamat SD 2 50 15 51,72

Tamat SMP 1 25 7 24,14

Jumlah 4 100 29 100

Page 50: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 50/102

50

Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan tertinggi

 petani responden hanya hingga tingkat SMP saja. Rendahnya tingkat pendidikan

yang dimiliki oleh petani responden berpengaruh terhadap cara petani responden

melakukan usahataninya, baik dari segi teknis seperti penerapan cara bertanam

dan juga penyerapan informasi terhadap inovasi teknologi pertanian yang baru.

Pada petani responden yang telah berusia lebih dari 50 tahun, banyak petani yang

tidak berani menerapkan teknologi baru yang ada karena mereka takut untuk

mengambil resiko dari penerapan teknologi baru tersebut. Berbeda dengan petani

 pada jenjang usia 30-40 tahun, mereka berani untuk menerapkan teknologi baru

yang ada pada cara bercocok tanam.

Tabel 11 menunjukkan tingkat pengalaman usahatani padi. Hal ini

merupakan karakateristik yang cukup penting karena tingkat pengalaman

usahatani dapat mempengaruhi tingkat pengambilan keputusan terhadap cara

menjalankan usatani dan pemilihan cara penjualan hasil usahatani.

Tabel 11. Sebaran Tingkat Pengalaman Usahatani Padi Petani Responden

Tingkat

Pengalaman

(tahun)

Petani SRG Petani Konvensional

Jumlah

(orang) PersentaseJumlah

(orang) Persentase

1-5 - - - -

6-10 - - 8 27,59

11-15 - - 5 17,24

> 15 4 100 16 55,17

Jumlah 16 100 29 100

Tingkat pengalaman usahatani petani responden berpengaruh terhadap

cara petani dalam menjalankan usahataninya baik dari penerapan teknologi dan

cara penjualan hasil usahatani. Petani yang memiliki tingkat pengalaman lebih 15tahun telah paham bagaimana cara menangani permasalahan teknis yang muncul

dalam pengolahan lahannya karena mereka memiliki tingkat pengalaman yang

lebih lama dibandingkan dengan petani yang tingkat pengalaman usahatani lebih

rendah. Petani yang memiliki tingkat pengalaman lebih lama juga menerapkan

metode penjualan yang berbeda dibandingkan dengan yang tingkat pengalaman

yang lebih rendah. Pada petani yang memiliki tingkat pengalaman lebih dari 10

Page 51: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 51/102

51

tahun lebih memilih menjual hasil padinya kepada tengkulak dibandingkan

menjualnya kepada

Tabel 12 menunjukkan penguasaan luas lahan padi. Namun demikian,

 penguasaan luas lahan tidak dapat menentukan jumlah hasil panen yang akan

didapat oleh petani responden. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti

modal, jumlah pupuk yang digunakan, serangan hama dan jenis pengairan sawah.

Tabel 12. Sebaran Penguasaan Luas Lahan Padi

Luas Lahan

(ha)

Petani SRG Petani Konvensional

Jumlah

(orang)Persentase

Jumlah

(orang)Persentase

0,0001-0,5 1 25 13 41,38

0,5001-1 - - 4 17,251,0001-1,5 1 25 6 20,69

1,5001-2 1 25 3 10,34

>2 1 25 3 10,34

Jumlah 4 100 29 100

Luas lahan tidak berpengaruh terhadap keputusan petani responden dalam

 pemilihan metode penjualan gabah dan penerapan teknologi dalam bercocok

tanam, seperti pada pemilihan SRG sebagai metode penjualan. Tidak semua

 petani yang memanfaatkan SRG memiliki luas lahan lebih dari satu hektar, begitu

 juga dengan teknik becocok tanam. Sebagai contoh, penggunaan pestisida oleh

 petani responden yang memiliki luas lahan lebih kecil ada yang lebih banyak

dibandingkan dengan petani yang memiliki luas lahan lebih besar. Hal ini

dikarenakan oleh kebiasaan dari petani responden dalam penggunaan jumlah

 pestisida yang selalu habis digunakan dalam satu periode tanam. Luas lahan hanya

 berpengaruh terhadap cara penggunanan tenaga kerja pada tahap penanaman padi

oleh petani. Petani responden dengan luas lahan kurang dari 0,5 hektar biasanya

menerapkan metode tanam ceblok yaitu metode penanaman dimana pekerja yang

menanam hanya diberi upah makan namun mendapatkan kepastian akan

dipekerjakan kembali pada saat proses pemanenan. Pada petani yang memiliki

luas lahan lebih dari 0,5 hektar, petani responden menerapkan menggunakan

sistem borongan pada proses penanaman, dimana pekerja mendapat upah berdasar

luas lahan yang ditanam kemudian dibagi jumlah pekerja yang menanam.

Page 52: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 52/102

52

Tabel 13 menunjukkan jenis pengairan lahan petani. Jenis pengairan akan

mempengaruhi besarnya pengeluaran oleh petani responden. Terdapat dua jenis

sistem pengairan yang dilakukan oleh petani responden, yaitu pengairan teknis

dan diesel.

Tabel 13. Sebaran Jenis Pengairan Lahan Padi

Jenis

Pengairan

Petani SRG Petani Konvensional

Jumlah

(orang)Persentase

Jumlah

(orang)Persentase

Teknis 3 75 22 75,86

Diesel 1 25 7 24,14

Jumlah 4 100 29 100

Pengairan teknis adalah jenis pengairan dimana lahan petani tidak

memerlukan alat tambahan untuk mengairi sawahnya. Pengairan diesel

memerlukan bantuan alat tambahan untuk mengairi lahannya karena lahan

tersebut jauh dari sumber air. Jenis pengairan akan berpengaruh terhadap

 pendapatan petani, dimana petani yang menggunakan jenis pengairan teknis hanya

 perlu membayar iuran berupa hasil panen sebanyak 75 kg per hektar dan 450 kg

 per hektar untuk jenis pengairan diesel. 

Page 53: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 53/102

53

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

6.1. Keragaan Usahatani Padi

Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di

Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Indramayu. Usahatani padi merupakan usaha yang telah lama diusahakan oleh

warga di Desa Mangunjaya. Hal ini terlihat dari tingkat pengalaman petani yang

rata-rata telah mengusahakan padi lebih dari 15 tahun. Keragaan usahatani

dilakukan dengan mengidentifikasikan penggunaan input produksi, teknik

 budidaya, dan output yang dihasilkan dari usahatani padi.

6.1.1. Pola Tanam

Padi merupakan produk utama yang diusahakan oleh anggota Gapoktan

Jayatani di Desa Mangujaya. Usahatani padi yang dilakukan oleh anggota

Gapoktan Jaya Tani dilakukan dalam dua periode tiap tahunnya, yaitu pada

 periode Januari-April pada musin rendeng atau penghujan dan pada periode Juni-

Oktober pada musim rendeng atau kemarau. Pola tanam yang hanya dilakukan

dua kali dalam setahun dikarenakan di Desa Mangunjaya selalu diadakan acara-acara hajatan dan semacamnya pada saat selang waktu antara musim tanam satu

dan yang lainnya sehingga para petani tidak menanam padi.

6.1.2. Input Produksi

Sarana produksi atau input yang digunakan pada usahatani padi terdiri dari

 bibit; pupuk; pestisida; tenaga kerja; dan alat-alat pertanian. Perincian penggunaan

 bibit, pupuk dan pestisida per hektar pada periode Januari-April 2011 pada

usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani antara petani SRG dan petani konvensional

dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 54: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 54/102

54

Tabel 14. Rata-Rata Penggunaan Input Usahatani Padi Petani SRG dan

Konvensional per Hektar Periode Januari-April 2011

NoKomponen

Input

Petani SRG Petani Konvensional

JumlahHarga

(Rp)

Nilai (Rp) JumlahHarga

(Rp)

Nilai

(Rp)1. Bibit 23,25 9000 209.250 18,81 9000 169293

2. Pupuk

Urea (kg) 289,73 1650 478.054,5 280.39 1650 462.643,50

SP 36 (kg) 49,67 2100 104.307 98.51 2100 206.871

 NPK (kg) 32.64 2350 76.704

Phonska (kg) 226,82 2350 533.027 204.58 2350 480.763

Za (kg) 66,22 1450 96019 13.35 1450 19.357,50

. Kompos (kg) 198,68 800

3 Pestisida

Cair (L) 0,83 51.695,77 5,16 330.593,70

Padat (kg) 2,15 64.072,85 2,22 64.563,98

6.1.2.1. Bibit

Bibit yang digunakan oleh petani baik petani SRG dan konvensional

adalah bibit yang dibeli dari kios saprotan yang ada di Desa Mangunjaya. Varietas

 bibit yang digunakan adalah jenis padi ciherang. Pemilihan jenis padi ciherang

dikarenakan menurut petani di lokasi penelitian, harga jual yang didapat relatif

lebih tinggi di banding varietas padi yang lainnya seperti padi IR 64. Selain harga

yang lebih tinggi, petani memilih menanam padi jenis ciherang karena varietas ini

merupakan varietas yang cocok untuk ditanam di musim hujan maupun musim

kemarau. Alasan utama petani memilih menanam jenis padi ciherang adalah

karena jenis padi ini memiliki umur masa tanam yang lebih pendek dibanding

varietas lain seperti IR 64.

Jumlah rata-rata bibit per hektar yang digunakaan oleh petani SRG pada

 periode tanam Januari-April 2011 adalah sebanyak 15,40 kilogram per hektar.

Sedangkan Jumlah rata-rata bibit per hektar yang digunakaan oleh petani

konvensional pada periode tanam Januari-April 2011 adalah sebanyak 16,45

kilogram per hektar. Penggunaan jumlah bibit padi akan mempengaruhi total

 pengeluaran untuk input produksi padi.

6.1.2.2. Pupuk

Pupuk yang digunakan oleh petani responden terdiri dari dua macam, yaitu

 pupuk organik (pupuk kompos) dan pupuk anorganik (pupuk urea, SP36, NPK,

Phonska dan Za). Pupuk kompos yang digunakan adalah pupuk yang dibeli dari

Page 55: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 55/102

55

kios saprotan yang ada di Desa Mangunjaya. Begitu juga dengan pupuk (pupuk

urea, SP36, NPK, Phonska dan Za) diperoleh petani dengan membelinya di kios

saprotan yang ada di Desa Mangunjaya. Penggunaan pupuk organik (pupuk

kompos) hanya dilakukan oleh seorang petani SRG. Dimana petani lainnya baik

 petani SRG maupun konvensional masih bergantung terhadap pupuk anorganik

saja. Jumlah penggunaan pupuk oleh petani SRG dan konvensional bisa dilihat

 pada Tabel 15.

Tabel 15. Jenis Pupuk, Harga Pupuk dan Penggunaan Pupuk Rata-rata Petani

Berdasar Sistem Penjualan Periode Januari-April 2011.

 No. Jenis

Pupuk

Harga per

Kg(Rp)

Petani SRG

(Kg)

Petani Konvensional

(Kg)

1. Urea 1.650 289,74 280,39

2. Sp36 2.100 49,67 98,51

3. NPK 2.350 - 32,64

4. Phonska 2.350 262,82 204,58

5. Za 1.450 66,22 13,35

6. Kompos 800 198,68 -

6.1.2.3. Pestisida

Pestisida yang digunakan oleh petani tergantung dari petani itu sendiri.

Pada saat penelitian dilakukan banyak lahan sawah petani yang terserang hama

wereng sehingga menyebabkan banyaknya jumlah pestisida yang digunakan oleh

 petani. Banyaknya pestisida yang digunakan juga dikarenakan menurut petani

hama wereng yang menyerang sawah mereka sudah kebal terhadap pestisida yang

diberikan oleh petani, baik itu pestisida bubuk dan pestisida cair. Hal inidikarenakan petani di Desa Mangunjaya sering memberikan pestisida terhadap

tanaman padinya meskipun tanaman padi tersebut tidak sedang dijangkiti hama

wereng. Petani responden di Desa Mangunjaya beranggapan dengan memberikan

 pestisida ke tanamannya maka akan menyebabkan tanamannya tahan terhadap

hama.

Pestisida yang digunakan oleh petani terdiri dari dua jenis yaitu pestisida

cair dan bubuk. Penggunaan pestisida dilakukan dengan cara mencampurkan

Page 56: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 56/102

56

konsentrat padat ataupun cair tersebut kemudian disemprotkan ke tanaman padi.

Penyemprotan dilakukan pada pagi hari. Rata-rata penyemprotan pestisida oleh

 petani dilakukan sesuai dengan keinginan petani tersebut. Jika oleh petani dinilai

tanaman padinya memerlukan pestisida, penyemprotan bisa dilakukan hingga

empat kali dalam satu masa tanam.

Jumlah rata-rata pestisida yang digunakan oleh petani pemilik SRG per

hektar lahan pada periode tanam Januari-April 2011 sebanyak 0,828 liter pestisida

cair dan 2,15 kilogram pestisida bubuk. Untuk rata-rata jumlah pestisida yang

digunakan oleh petani konvensional adalah sebanyak 5,16 liter pestisida cair dan

2,22 kilogram pestisida bubuk. Dengan demikian, rata-rata penggunaan pestisida

yang digunakan oleh petani konvensional lebih banyak dibandingkan dengan

 petani SRG.

6.1.2.4. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan oleh petani SRG dan petani konvensional

terbagi menjadi dua kelompok yaitu tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja

luar keluarga. Tenaga kerja yang digunakan dalam semua kegiatan usahatani padi

yang dilakukan di lokasi penelitian seluruhnya dikerjakan oleh tenaga kerja laki-

laki. Penggunaan tenaga kerja baik tenaga kerja dalam keluarga maupun tenaga

kerja luar keluarga digunakan dalam kegiatan usahatani mulai dari persiapan

lahan, penanaman, pemupukan, penyemprotan pestisida dan pemanenan.

Pada jenis kegiatan penanaman terdapat dua cara dalam pembayaran

tenaga kerja yang dilakukan. Cara pertama adalah dengan cara ceblok , yaitu

 petani hanya membayar upah makan dengan kisaran biaya Rp 10.000,00-Rp

15.000,00 dengan kondisi tenaga kerja yang digunakan akan mendapat kepastianakan dipekerjakan kembali ketika kegiatan pemanenan. Hal ini biasanya

dilakukan oleh petani yang memiliki lahan kecil. Cara kedua adalah dengan cara

borongan, yaitu petani akan membayar upah kepada tenaga kerja sesuai dengan

luas lahan yang akan ditanam. Besar upah untuk cara borongan berkisar dari Rp

400.000,00 sampai Rp 500.000,00 per satu bahu atau 0,66 hektar. Untuk kegiatan

 pemanenan, baik petani SRG maupun konvensional menerapkan cara yang sama

dalam pembayaran upah tenaga kerja, yaitu dengan menggunakan cara bawon.

Page 57: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 57/102

57

Cara pembayaran bawon adalah cara pembayaran bagi hasil dimana tenaga kerja

akan mendapatkan satu per enam dari hasil panen petani. Jumlah tenaga kerja

yang digunakan dalam analisis usahatani padi menggunakan satuan HKP (Hari

Kerja Pria). Di lokasi penelitian lama jam kerja tidak ditentukan oleh petani.

Petani hanya menginginkan dengan upah yang dibayar suatu jenis pekerjaan bisa

selesai dalam satu hari dimana untuk satu HKP adalah delapan jam per hari.

Rata-rata penggunaan tenaga kerja petani padi per hektar periode Januari-

April 2011 untuk petani SRG adalah 29,761 HKP untuk tenaga kerja luar keluarga

yang terdiri dari 7,53 HKP pada proses penanaman, 14,081 HKP pada proses

 pemanenan dan 8,15 HKP untuk proses lainnya. Pada penggunaan tenaga kerja

dalam keluarga, jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh petani SRG adalah 3,92

HKP. Rata-rata penggunaan tenaga kerja petani padi per hektar periode Januari-

April 2011 untuk petani konvensional adalah 41,49 HKP untuk tenaga kerja luar

keluarga yang terdiri dari 10,86 HKP pada proses penanaman, 15,85 HKP pada

 proses pemanenan dan 7,39 HKP untuk proses lainnya untuk tenaga kerja luar

keluarga. Pada penggunaan tenaga kerja dalam keluarga, jumlah tenaga kerja yang

digunakan oleh petani konvensional adalah 4,24 HKP. Dengan demikian, jumlah

 penggunaan tenaga kerja petani konvensional lebih banyak daripada petani SRG.

6.1.2.5. Alat-Alat Pertanian

Jenis alat pertanian yang digunakan dalam kegiatan padi adalah cangkul,

arit, ember, linggis, pompa air, alat semprot hama dan traktor. Cangkul digunakan

untuk menggemburkan tanah, arit digunakan untuk menyiangi ilalang yang ada di

sekitar lahan sawah, linggis digunakan untuk membalikkan tanah dan memecah

tanah keras, pompa air digunakan untuk membantu mengairi sawah, alat semprothama digunakan sebagai wadah penyemprot pestisida untuk memberantas hama

dan traktor digunakan untuk membajak sawah dan menggemburkan tanah.

Peralatan yang digunakan oleh petani responden adalah milik pribadi.

Metode perhitungan penyusutan alat pertanian yang digunakan adalah

metode penyusutan garis lurus. Nilai biaya penyusutan peralatan pertanian yang

digunakan dalam kegiatan usahatani padi dihitung ke dalam komponen biaya yang

diperhitungkan. Nilai rata-rata penyusutan alat pertanian petani SRG adalah

Page 58: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 58/102

58

sebesar Rp 794.006,6 dan Rp 818.039,90 untuk nilai rata-rata penyusutan alat

 pertanian petani konvensional.

6.1.3. Teknik Budidaya

Teknik budidaya merupakan faktor penting pada usahatani dalam

menentukan jumlah output yang diharapkan. Pada usahatani padi, teknik budidaya

terdiri dari persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan

 penyakit tanaman (HPT) dan pemanenan.

6.1.3.1. Persiapan Lahan

Tahap persiapan lahan dilakukan untuk mengubah sifat fisik tanah agar

lapisan yang semula keras menjadi lebih lembut. Hal ini dilakukan agar gulma

yang ada pada lahan sawah mati dan membusuk menjadi humus. Pada tahap

 persiapan lahan dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah dan

selokan. Pengaturan pematang sawah diupayakan agar tetap baik untuk

mempermudah pengaturan irigasi sehingga sawah tidak boros air dan

mempermudah dalam perawatan tanaman. Setelah perbaikan pematang sawah

kemudian dilakukan tahap pencangkulan. Pencangkulan dilakukan untuk

memperlancar pada tahap pembajakan sawah menggunakan traktor.

Pembajakan dilakukan untuk membuat tanah menjadi gembur dan percampuran unsur-

unsur hara yang terkandung di dalam tanah. 

6.1.3.2. Penanaman

Penanaman padi yang dilakukan oleh petani responden ditanam dengan

 jarak yang teratur. Jarak tanam antara tanaman padi satu dengan lainnya adalah 25

cm. Sebelum dilakukan penanaman, dua sampai tiga hari sebelumnya lahan sawah

telah diberi pupuk dasar terlebih dahulu. Pemberian pupuk dasar dilakukan

dengan tujuan untuk memperbaiki struktur dan memberi nutrisi bagi tanah. Pada

saat penanaman, bibit padi ditancapkan ke dalam lahan yang sudah digenangi air

sedalam 10 cm sampai 15 cm hingga akar tanaman padi masuk ke bawah

 permukaan tanah.

Page 59: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 59/102

59

6.1.3.3. Pemupukan

Pada kegiatan usahatani, pemupukan dilakukan dengan tujuan agar

tanaman padi dapat tumbuh optimal dan menghasilkan output yang baik.

Pemupukan yang dilakukan oleh petani SRG dilakukan dengan menggunakan dua

 jenis pupuk yaitu pupuk organik (pupuk kompos) dan pupuk anorganik (pupuk

urea, SP36, Phonska dan pupuk Za). Sedangkan pada petani konvensional,

 pemupukan hanya dilakukan dengan menggunakan pupuk anorganik (pupuk urea,

SP36,NPK, Phonska dan pupuk Za).

6.1.3.4. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Pengendalian hama dalam kegiatan usahatani padi merupakan salah

satu komponen penting yang menentukan keberhasilan usahatani padi. Pada

 petani di Desa Mangunjaya, pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan oleh

 petani responden adalah dengan menyemprotkan pestisida ke tanaman padi

dengan tujuan untuk mencegah dan menanggulangi munculnya hama dan

 penyakit pada tanaman. Pada saat penelitian berlangsung, hama yang banyak

menjangkiti tanaman padi adalah hama wereng. Hama wereng akan menyebabkan

tanaman padi menjadi kering dan mati karena wereng menghisap cairan nutrisi

yang ada pada tanaman padi.

Selain dengan penyemprotan, cara lain yang dilakukan petani dalam

mengatasi permasalahan hama wereng adalah dengan melakukan pola tanam

serentak. Meskipun telah dianjurkan penanaman dengan pola tanam serentak

namun masih banyak sawah petani yang terjangkit hama wereng. Hal ini

disebabkan oleh petani yang tidak mau mengikuti penyeragamaan pola tanam

yang dilakukan.

6.1.3.5. Pemanenan

Kegiatan pemanenan dilakukan pada saat usia padi sudah mencapai 100

hari atau padi dinilai sudah cukup umur dan mencapai kondisi yang diingikan oleh

 petani. Cara panen padi yang dilakukan adalah dengan memotong padi dengan

menggunakan sabit. Pemotongan padi dilakukan pada bagian atas padi. Hal ini

dilakukan karena setelah padi dipotong padi akan dirontokkan dengan

Page 60: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 60/102

60

menggunakan mesin perontok. Perontokan padi dilakukan dengan tujuan untuk

melepaskan gabah dari malainya. Penggunaan mesin perontok dilakukan agar

 persentase rendemen padi rendah. Selain itu persentase padi yang tidak rontok

rendah bila dibandingkan dengan menggunakan sistem gebot atau dibanting.

Dengan demikian, hasil gabah yang didapat juga lebih banyak.

6.2. Analisis Penerimaan Usahatani Padi 

Penerimaan usahatani padi terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan

yang diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan yang diterima oleh

 petani dalam bentuk uang tunai hasil dari penjualan produksi usahataninya.

Penerimaan yang diperhitungkan adalah penerimaan yang diterima petani dalam bentuk konsumsi padi dari hasil usahataninya. Jumlah dari penerimaan tunai dan

 penerimaan yang diperhitungkan adalah penerimaan total petani untuk tiap

kilogram padi yang dijual. Harga yang diterima petani atas padinya memiliki

 banyak ragam, hal ini dikarenakan perbedaan waktu panen, kualitas padi yang

dijual dan metode penjualan hasil padi yang dilakukan. Penerimaan tunai adalah

hasil perkalian antara hasil produksi yang dijual dengan harga yang diterima

ditambah dengan padi yang disimpan dikurangi padi yang dikonsumsi dikalikan

dengan harga jual yang berlaku saat itu. Penerimaan yang diperhitungkan adalah

hasil perkalian dari jumlah padi yang dikonsumsi dikalikan dengan harga yang

 berlaku saat padi tersebut disimpan. Pada penelitian ini hasil usahatani petani

responden dijual dalam dua jenis gabah, yaitu gabah kering panen (GKP) dan

gabah kering giling (GKG).

Tabel 16 menunjukkan penerimaan penjualan padi dengan menggunakan

metode SRG. Pada petani yang telah menerapkan Sistem Resi Gudang dalam

 penjualan hasil usahataninya, harga gabah kering produksi (GKP) terendah yang

diterima petani adalah sebesar Rp 2.700,00 per kilogram dan RP 3.000,00n per

kilogram untuk harga tertinggi dengan rata-rata harga Rp 2.884,46 per kilogram.

Harga gabah kering giling (GKG) terendah yang diterima petani responden

adalah sebesar Rp 3.600,00 per kilogram dan Rp 4.000,00 per kilogram untuk

harga tertinggi dan Rp 3.920,00 per kilogram untuk harga rata-rata. Penerimaan

tunai yang diterima oleh petani responden berdasarkan Tabel 15 adalah Rp

18.516.541,13 sedangkan untuk penerimaan yang diperhitungkan adalah GKP

Page 61: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 61/102

61

yang dikonsumsi dengan nilai Rp 417.210,00. Penerimaan total yang diterima

oleh petani responden adalah sebesar Rp 18.933.751,1

Tabel 16.  Penerimaan Rata-rata per hektar Petani yang Memanfaatkan SistemResi gudang Periode Januari-April 2011

Penerimaan Jumlah (kg/ha)

Harga Rata-

rata (Rp/kg) Nilai (Rp)

Gabah Kering Panen 1446,89 2.884,46 4.173.496,33

Gabah Kering Giling 3.658,94 3.920,00 14.343.044,8

Penerimaan Tunai 18.516.541,13

Konsumsi RT

Gabah Kering Panen 139,07 3.000,00 417.210

Gabah Kering Giling  - -

Penerimaan Diperhitungkan 417.210Total Penerimaan  18.933.751,13

Tabel 17 menunjukkan penerimaan penjualan padi dengan menggunakan

metode konvensional. Pada petani yang masih menerapkan metode penjualan

konvensional dalam penjualan hasil usahataninya, harga gabah kering produksi

(GKP) terendah yang diterima petani adalah sebesar Rp 2.600,00 dan RP 3.300,00

untuk harga tertinggi dengan rata-rata harga RP 2919,23. Harga gabah kering

giling yang diterima petani sebesar Rp 3,300,00 untuk harga terendah Rp 3.600

untuk harga tertinggi dan Rp 3.400,00 untuk harga rata-rata. Penerimaan tunai

yang diterima oleh petani responden berdasarkan Tabel 16 adalah Rp

14.852.477,54 sedangkan untuk penerimaan yang diperhitungkan adalah GKP

yang dikonsumsi dengan nilai Rp 313.813,5. Penerimaan total yang diterima oleh

 petani responden adalah sebesar Rp 15.166.291,04

Tabel 17.  Penerimaan Rata-rata per hektar Petani dengan Metode Penjualan

Konvensional Periode Januari-April 2011

Penerimaan Jumlah (kg/ha)

Harga Rata-

rata (Rp/kg) Nilai (Rp)

Gabah Kering Panen 3.904,80 2.919,23 11.399.000,3

Gabah Kering Giling 1.015,73 3400 3.453.477,24

Penerimaan Tunai 14.852.477,54

Konsumsi RT

Gabah Kering Panen 51,14 3025 154.698,5

Gabah Kering Giling 48,40 3287,5 159.115

Penerimaan Diperhitungkan 313.813,5

Total Penerimaan  15.166.291,04

Page 62: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 62/102

62

Berdasarkan Tabel 16 dan Tabel 17 terlihat bahwa rata-rata penerimaan

total per hektar yang diterima petani yang memanfaatkan SRG lebih besar

dibandingkan petani yang tidak memanfaatkan SRG. Selain itu harga GKG

tertinggi didapat petani karena memanfaatkan SRG sehingga memperoleh

informasi harga dari PT Pertani selaku pengelola Resi Gudang dan mampu

memperoleh harga terbaik. Hal ini dikarenakan harga yang diterima oleh petani

yang memanfaatkan SRG lebih baik daripada petani yang menggunakan metode

 penjualan konvensional.

6.3. Analisis Biaya Usahatani

Biaya yang dikeluarkan dalam usahatani terdiri dari dua jenis biaya yaitu

 biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang

dikeluarkan dalam betuk uang tunai, yang termasuk dalam biaya tunai pada

usahatani adalah biaya input pembelian bibit, pupuk dan pestisida, sewa lahan,

sewa alat pertanian, biaya irigasi dan biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK),

 biaya pajak, biaya sewa gudang dan bunga peminjaman uang. Sedangkan biaya

yang diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan petani tidak dalam bentuk

uang tunai, yaitu biaya penyusutan alat pertanian dan biaya tenaga kerja dalam

keluarga (TKDK).

Pada analisis usahatani yang dilakukan terhadap petani responden yang

memanfaatkan SRG, biaya tunai terbesar adalah biaya tenaga kerja luar keluarga

(TKLK) sebesar Rp 4.264.252,00. Tenaga kerja menjadi kompenen terbesar

dalam biaya usahatani karena dalam setiap kegiatan usahatani yang dilakukan

mulai dari persiapan lahan hingga pemanenan, hampir seluruh petani

menggunakan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Di lokasi penelitian, petaniresponden menerapkan dua cara dalam memberikan upah untuk penanaman yaitu

dengan menggunakan sistem ceblok  dan borongan.

Sistem ceblok  biasanya dilakukan oleh petani yang memiliki lahan kurang

dari 0,5 hektar dengan hanya memberi upah harian sebesar Rp 10.000,00 dan

mendapat kepastian bahwa tenaga kerja tersebut akan dipekerjakan kembali saat

 proses pemanenan. Sistem borongan digunakan oleh petani yang memiliki luas

lahan lebih dari 0,5 hektar dengan biaya terendah sebesar Rp 400.000 per 0,67

Page 63: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 63/102

63

hektar dan Rp 500.000,00 untuk biaya terbesarnya. Dari total biaya tenaga kerja

luar keluarga (TKLK) yang dikeluarkan, biaya pemanenan merupakan biaya

terbesar dengan nilai Rp 3.428.692,00 dari total Rp 4.264.251,68 untuk total biaya

tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena petani pada lokasi penelitian menerapkan

sistem bawon pada saat pemanenan, dimana tenaga kerja akan mendapatkan padi

seperenam dari total padi yang dipanen untuk upah. Upah untuk tenaga kerja pria

rata-rata sebesar Rp 30.000,00 dengan jam kerja per hari selama delapan jam

kerja.

Biaya lain yang menjadi salah satu biaya terbesar adalah biaya pembelian

 pupuk sebesar Rp 1.211.407,50 dan biaya pembelian pestisida sebesar Rp

115.768,6. Biaya penggunaan pupuk menjadi salah satu komponen biaya yang

 besar dikarenakan penggunaan pupuk oleh petani responden dalam menjalankan

usahataninya melebihi anjuran yang disarankan oleh dinas pertanian sebesar 250

kg -300 kg per hektar, sedangkan rata-rata penggunaan pupuk anorganik oleh

 petani responden mencapai 632,446 kg per hektar. Pestisida yang digunakan oleh

 petani responden terdiri dari dua jenis yaitu pestisida cair dan pestisida bubuk,

dimana rata-rata penggunaan pestisida cair mencapai 0,83 liter per hektar dan 2,15

kg per hektar untuk pestisida bubuk. Banyaknya penggunaaan pestisida oleh

 petani responden dikarenakan padi di sawah petani responden sempat terjangkit

wabah wereng. Terdapat kepercayaan petani di lokasi penelitian bahwa dengan

menggunakan banyak pestisida mampu mencapai produksi yang diharapkan

karena dengan menggunakan pestisida petani berharap tanaman padinya akan

tahan terhadap hama yang akan menyerang tanaman padinya.

Salah satu komponen biaya yang muncul pada analisis usahatani yang

dilakukan terhadap petani responden yang memanfaatkan Sistem Resi Gudangadalah biaya penyimpanan barang yaitu sebesar Rp 228.476,8 dan biaya untuk

membayar bunga pinjaman dari bank yang bekerjasama dalam Sistem Resi

Gudang sebesar Rp 109.825,3 dari total pinjaman yang diberikan seperti yang

ditunjukkan dalam Tabel 18.

Page 64: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 64/102

64

Tabel 18.  Biaya Rata-rata Usahatani Padi Petani SRG per Hektar di Desa

Mangunjaya Bulan Januari   April 2011

Keterangan Jumlah

Harga

Satuan (Rp) Nilai (Rp)

Biaya Tunai

Bibit 23,25 kg 9000 138.600

Pupuk Kompos 198,68 kg 800 158.944

Pupuk Anorganik

1. Urea 289,73 kg 1650 478.054,5

2. SP36 49,67 kg 2100 104.307

3. Phonska 226,82 kg 2350 533.027

4. Za 66,22 kg 1450 96.019

Pestisida

1. Cair 0,83 L 51.695,77

2. Bubuk 2,15 kg 64.072,85

TKLK

1. Pria 8,15 HKP 30000 244.500

Penanaman 9,52 HKP 591.059,6

Pemanenan 17,38 HKP 3.428.692

Air Irigasi 519.775Sewa Alat Tani 1 885.761,6

Sewa Gudang 1 228.476,8

Pajak 1 195.529,8

Bunga Bank 1 109.825,3

Karung 61 karung 2200 134.200

Transportasi Barang 3.046,36 kg 50 152.318

Jemur Gabah 3.046,36 kg 30 91.390,8

Total Biaya Tunai 8.206.249,02

Biaya DiperhitungkanTKDK

1. Pria 3,92 HKP 30000 117.600

Penyusutan 1 794.006,6

Total Biaya Diperhitungkan 911.606,6

Total Biaya 9.117.855,62

Pada Tabel 19 diketahui bahwa biaya usahatani pada petani yang masih

menerapkan sistem konvensional yang menjadi komponen biaya terbesar pada

 biaya tunai petani konvensional adalah biaya tenaga kerja luar keluarga TKLK

Page 65: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 65/102

65

sebesar Rp 4.014.184,35. Dari total tersebut upah pemanenan merupakan biaya

terbesar dari biaya TKLK yaitu sebesar Rp 3.209.259,10. Pada biaya tenaga kerja

untuk pemanenan meskipun nilai HOK petani konvensional lebih besar daripada

 petani resi gudang, namun biaya yang dikeluarkan untuk pemanenan petani

konvensional lebih kecil daripada petani resi gudang. Hal ini dikarenakan nilai

gabah yang didapat konvensional rendah. Pupuk anorganik yang digunakan oleh

 petani konvensional rata-rata per hektar adalah sebesar 629,47 kg dengan biaya

Rp 1.246.339,00.

Tabel 19. Biaya Rata-rata Usahatani Padi Petani Konvensional per Hektar di Desa

Mangunjaya Bulan Januari   April 2011

Keterangan JumlahHarga Satuan

(Rp) Nilai (Rp)

Biaya Tunai

Bibit 16,45 9000 148.050

Pupuk Anorganik

1. Urea 284,96 1650 470.184

2. SP36 100,11 2100 210.231

3. NPK 33,17 2350 77.949,50

4. Phonska 207,91 2350 488.588,50

5. Za 13,57 1450 19.676,50Pestisida

1. Cair 5,25 335.977

2. Bubuk 2,26 65.615,29

TKLK 7,50 31206.90 234.051,75

Penanaman 13.78 574.306,26

Pemanenan 19,78 3.209.259,10

Air Irigasi 1 655.685,55

Sewa Alat Tani 1 1.045.261,29

Pajak 1 184.422,40

Jemur Gabah 1.064,13 30 31.923,9

Total Biaya Tunai 7.539.987,54

Biaya Diperhitungkan

TKDK

1. Wanita

2. Pria 4,30 31206.90 134.189,67

Penyusutan 1 628.103,61

Total Biaya Diperhitungkan 762.293,28

Total Biaya 8.302.280.82

Page 66: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 66/102

66

Berdasarkan Tabel 18 dan Tabel 19 diketahui bahwa biaya tenaga kerja

luar keluarga merupakan komponen biaya terbesar dalam melakukan usahatani

 padi oleh petani responden. Dalam komponen biaya tenaga kerja luar keluarga

 biaya pemanenan merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan untuk

membayar biaya tenaga kerja. Dapat diketahui pula bahwa penggunaan pupuk

anorganik oleh petani responden baik yang sudah memanfaatkan SRG dan yang

 belum memanfaatkannya melebihi batas anjuran yang telah ditetapkan oleh

 pemerintah. Komponen biaya tunai yang berbeda dari petani responden yang

sudah memanfaatkan SRG adalah biaya pembayaran bunga bank atas pinjaman

yang diberikan kepada petani dan juga biaya sewa gudang untuk menitipkan

 barang petani tersebut. Hal ini menyebabkan total biaya rata-rata usahatani padi

 petani SRG lebih besar daripada petani konvensional, yaitu Rp 9.117.855,62

untuk petani SRG dan Rp 8.302.280.82 untuk petani konvensional.

6.4. Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani padi menggunakan pendekatan perhitungan

 penerimaan dan biaya usahatani per hektar per musim tanam. Hal ini dilakukan

karena tanaman padi di Desa Mangunjaya hanya diproduksi sebanyak dua kali

dalam satu tahun, yaitu pada periode tanam Januari - April dan Juni - Oktober.

Periode produksi padi tertinggi pada bulan Januari - April yaitu pada saat musim

hujan (Wawancara petani, 2011). Pada penelitian ini analisis usahatani dilakukan

terhadap 29 orang petani responden yang masih menggunakan metode penjualan

konvensional atau penjualan secara langsung kepada pembeli dan empat orang

 petani yang sudah memanfaatkan SRG dalam penjualan hasil usahataninya.

Analisis yang digunakan untuk menghitung pendapatan usahatanimengacu pada konsep pendapatan atas biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tunai

dan biaya total. Biaya tunai adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam bentuk

tunai untuk melakukan kegiatan usahatani padi seperti biaya pembelian bibit,

 pupuk dan biaya tenaga kerja luar keluarga. Biaya total adalah biaya tunai

ditambah dengan biaya diperhitungkan. Biaya diperhitungkan adalah seluruh

 biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan usahatani dalam bentuk tidak

tunai seperti biaya tenaga kerja dalam keluarga.

Page 67: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 67/102

67

Berdasarkan Tabel 20, pendapatan atas biaya tunai petani yang telah

memanfaatkan SRG pada periode Januari-April 2011 adalah sebesar Rp

10.727.502,11per hektar dan pendapatan atas biaya total yang telah memanfaatkan

SRG pada periode Januari-April 2011 adalah sebesar Rp 9.815.895,51. Hasil

analisis tersebut menunjukkan bahwa pendapatan usahatani total atas biaya tunai

dan atas biaya total lebih dari nol sehingga usahatani yang dilakukan petani

responden yang telah memanfaatkan SRG di Gapoktan Jaya Tani Desa

Mangunjaya menguntungkan.

Tabel 20. Perhitungan Penerimaan dan Pendapatan Rata-rata Usahatani Petani

SRG di Desa Mangunjaya periode Januri  April 2011Komponen Nilai (Rp)

A. Penerimaan Tunai 18.516.541,13

B. Penerimaan Diperhitungkan 417.210

C. Total Penerimaan (A+B) 18.933.751,13

D. Biaya Tunai 8.206.249,02

E. Biaya Diperhitungkan 911.606,6

F. Total Biaya (D+E) 9.117.855,62

Pendapatan atas Biaya Tunai (C-D) 10.727.502,11

Pendapatan atas Biaya Total (C-F) 9.815.895,51

Pada tabel 21, pendapatan atas biaya tunai petani responden yang belum

memanfaatkan SRG pada periode Januari-April 2011 adalah sebesar Rp

7.626.303,5 per hektar dan pendapatan atas biaya total petani responen yang

 belum memanfaatkan SRG pada periode Januari-April 2011 adalah sebesar Rp

6.864.010,22. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pendapatan usahatani

total atas biaya tunai dan atas biaya total lebih dari nol sehingga usahatani yang

dilakukan petani responden yang belum memanfaatkan SRG di Gapoktan Jaya

Tani Desa Mangunjaya menguntungkan.

Page 68: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 68/102

68

Tabel 21. Perhitungan Penerimaan dan Pendapatan Rata-rata Usahatani Petani

yang Belum Memanfaatkan Sistem Resi Gudang di Desa Mangunjaya

Periode Januari  April 2011

Komponen Nilai (Rp)

A. Penerimaan Tunai 14.852.477,54

B. Penerimaan Diperhitungkan 313.813,5

C. Total Penerimaan (A+B) 15.166.291,04

D. Biaya Tunai 7.539.987,545

E. Biaya Diperhitungkan 762.293,28

F. Total Biaya (D+E) 8.302.280.82

Pendapatan atas Biaya Tunai (C-D) 7.626.303,5

Pendapatan atas Biaya Total (C-F) 6.864.010,22

Berdasarkan tabel 20 dan tabel 21 diketahui bahwa pendapatan atas biaya

tunai dan pendapatan atas biaya total yang diterima oleh petani yang telah

memanfaatkan SRG lebih besar daripada pendapatan atas biaya total petani yang

 belum memanfaatkan SRG. Rendahnya pendapatan atas biaya tunai dan biaya

total yang diperoleh petani konvensional karena harga yang diterima lebih rendah

dibandingkan petani yang memanfaatkan SRG. Dapat disimpulkan pula bahwa

usahatani padi dengan memanfaatkan SRG lebih menguntungkan dibandingkan

dengan yang tidak memanfaatkan SRG.

6.5. Analisis R/C Rasio

Analisis R/C rasio terdiri dari R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas

 biaya total. R/C rasio atas biaya tunai diperoleh dari rasio antara penerimaan total

dengan pengeluaran tunai. R/C rasio atas biaya total diperoleh dari rasio

 penerimaan total dengan pengeluaran total. Suatu usaha dapat dikatakan

menguntungkan dan layak untuk diusahakan apabila nilai R/C rasio lebih besardari satu (R/C > 1), semakin tinggi nilai R/C menunjukkan bahwa penerimaan

yang diperoleh semakin besar. Namun apabila nilai R/C lebih kecil dari satu (R/C

< 1), maka usaha ini tidak mendatangkan keuntungan sehingga tidak layak

diusahakan.

Page 69: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 69/102

69

Tabel 22. Penerimaan, Biaya, Pendapatan, dan R/C Rasio Usahatani Padi Petani

Gapoktan Jaya Tani

Komponen  Nilai (Rp)  Nilai (Rp)

Resi Gudang Konvensional

A. Penerimaan Tunai 18.516.541,13 14.852.477,54

B. Penerimaan Diperhitungkan 417.210 313.813,5

C. Total Penerimaan (A+B) 18.933.751,13 15.166.291,04

D. Biaya Tunai 8.072.049,02 7.539.987,545

E. Biaya Diperhitungkan 911.606,6 762.293,28

F. Total Biaya (D+E) 9.117.855,62 8.302.280.82

Pendapatan atas Biaya Tunai (C-D) 10.727.502,11 7.626.303,5

Pendapatan atas Biaya Total (C-F) 9.815.895,51 6.864.010,22R/C atas Biaya Tunai 2,31 2.01

R/C atas Biaya Total 2,08 1,83

Berdasarkan Tabel 22, R/C rasio usahatani padi dibedakan berdasarkan

metode penjualan yang diterapkan oleh petani yaitu yang memanfaatkan Sistem

Resi Gudang dan yang belum memanfaatkannya atau konvensional. Hasil

 perhitungan nilai R/C rasio atas biaya tunai untuk petani konvensional adalah 2,01

dan 2,31 untuk petani SRG. Nilai 2,01 pada petani konvensional memiliki arti

 bahwa setiap pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan

sebesar Rp 2,01. Nilai 2,31 pada petani resi gudang memiliki arti bahwa setiap

 pengeluaran tunai sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp

2,31. Hasil perhitungan rasio atas biaya total untuk usahatani petani konvensional

adalah 1,83 dan 2,08 untuk petani resi gudang. Nilai 1,83 pada petani

konvensional memiliki arti bahwa setiap pengeluaran total sebesar Rp 1,00 akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,83. Nilai 2,08 pada petani resi gudang

memiliki arti bahwa setiap pengeluaran total sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan

 penerimaan sebesar Rp 2,08. Tabel 19 juga menunjukkan bahwa R/C rasio atas

 biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total petani SRG memilik nilai yang lebih

 besar dibandingkan R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total petani

konvensional. Hal ini disebabkan komponen penerimaan tunai dan penerimaan

total petani konvensional lebih rendah dibandingkan petani SRG. Walaupun

Page 70: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 70/102

70

demikian, dapat disimpulkan bahwa petani yang memanfaatkan SRG dan yang

 belum memanfaatkan SRG sama-sama menguntungkan.

Page 71: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 71/102

71

VII. MANFAAT RESI GUDANG BAGI PETANI

7.1. Manfaat Sistem Resi Gudang 

Dalam penerapan SRG yang dilakukan oleh petani responden di Gapoktan

Jaya Tani, ada beberapa manfaat yang dirasakan oleh petani responden. Manfaat

tersebut terdiri dari dua jenis manfaat. Manfaat pertama adalah manfaat dari segi

non ekonomis dan yang kedua adalah manfaat dari segi ekonomi.

Manfaat dari segi non ekonomis yang dirasakan oleh petani responden

yang telah memanfaatkan SRG terdiri dari manfaat penyimpanan, manfaat

keamanan, manfaat jaminan mutu dan manfaat pemasaran. Manfaat penyimpanan

yang dirasakan oleh petani responden adalah gabah yang dimiliki oleh petani bisa

dititipkan di gudang SRG karena tidak memiliki tempat penyimpanan yang besar.

Manfaat kedua yang dirasakan adalah manfaat keamanan, yaitu mendapatkan

asuransi atas gabah yang mereka simpan. Berdasarkan asuransi atas gabah yang

 petani simpan di gudang SRG, maka petani akan mendapatkan jaminan keamanan

atas gabah mereka. Hal ini menurunkan resiko yang diterima oleh petani atas

gabah mereka.

Asuransi didapatkan petani setelah gabah lolos uji mutu yang dilakukan

oleh LPK yang ditunjuk pengelola gudang. Menurut petani responden, biaya yang

dikeluarkan oleh petani untuk menyimpan dan mendapatkan asuransi atas gabah

mereka sangat ringan yaitu Rp 75,00 per kilogram untuk jangka waktu

 penyimpanan tiga bulan.

Manfaat ketiga yang dirasakan oleh petani responden adalah manfaat

 jaminan mutu. Manfaat jaminan mutu yang didapat petani adalah gabah milik

 petani yang disimpan di gudang SRG sudah dipastikan merupakan barang dengan

kualitas mutu yang baik. Mutu yang baik ditentukan berdasarkan standar yang

ditetapkan oleh LPK, dimana standar mutu yang diacu oleh LPK adalah standar

mutu berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan

Standarisasi Nasional (BSN). Berdasarkan jaminan mutu pada gabah yang

dimiliki oleh petani, petani dapat meningkatkan posisi tawar mereka kepada calon

 pembeli gabah. Peningkatan posisi tawar petani responden didapatkan karena

 petani memiliki gabah dengan kualitas yang baik dimana hal ini dibuktikan

Page 72: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 72/102

72

dengan adanya sertifikat uji mutu yang dimiliki oleh petani. Petani bisa

mengklaim bahwa gabah yang dimiliki oleh mereka memiliki kualitas yang lebih

 baik dari gabah petani lain yang tidak memilii sertifikat standar mutu. Dengan

demikian, petani mampu meningkatkan posisi tawarnya agar mendapatkan harga

yang tinggi dari calon pembeli gabah.

Manfaat non ekonomis terakhir yang dirasakan oleh petani responden dari

 pemanfaatan SRG adalah manfaat pemasaran. Manfaat pemasaran yang

didapatkan oleh petani responden dalam penerapan SRG adalah petani bisa

memantau harga di pasaran. Informasi harga didapat petani dengan bertanya

langsung kepada pengelola gudang. Pengelola gudang akan memberikan

 perkembangan harga yang ada di pasaran kepada petani responden yang

memanfaatkan SRG.

Selama ini, petani merasa informasi harga yang mereka dapat terkadang

tidak sesuai dengan kenyataan, dimana informasi harga terkadang sering ditutup-

tutupi oleh tengkulak, contohnya ketika tengkulak memberi informasi bahwa jika

 petani menjual hasil panennya pada waktu tertentu, harga yang diberikan oleh

tengkulak ternyata lebih rendah dari harga pasaran yang sedang berlaku. Petani

menganggap dengan adanya informasi harga terkini, petani bisa menentukan

kapan penjualan gabah harus dilakukan sehingga petani bisa mendapatkan harga

terbaik. Pada manfaat pemasaran selain mendapatkan informasi harga, petani

mendapatkan bantuan dalam memasarkan gabah mereka dimana pengelola SRG

 juga akan memberikan informasi tentang gabah yang dimiliki petani responden

kepada calon pembeli.

Manfaat ekonomis pertama yang dirasakan oleh petani responden adalah

manfaat pembiayaan, dimana petani bisa mendapatkan bantuan pinjaman bagiusahataninya. Pinjaman didapatkan petani responden dari bank yang bekerja sama

dengan pihak SRG yaitu bank BRI dan bank BPD Jabar dengan menggunakan

dokumen resi gudang sebagai agunan bagi pinjaman yang mereka lakukan.

Dengan memanfaatkan SRG petani bisa memperoleh pinjaman sebesar 70 persen

dari total nilai komoditi yang tertera di dokumen resi gudang. Dalam pemberian

 pinjaman tersebut petani harus membayar bunga pinjaman yang dirasa tidak

memberatkan, yaitu sebesar 1,5 persen untuk masa pinjaman selama tiga bulan.

Page 73: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 73/102

73

Proses untuk mengurus dokumen SRG selama dua hari dan dua hari lagi untuk

mengurus pinjaman hingga pinjaman bisa dicairkan membantu petani dalam

 pembiayaan usahatani dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini

membatu petani yang menjual hasil panennya ke tengkulak, dimana terkadang

 pembelian yang dilakukan oleh tengkulak mengalami kelambatan pembayaran

dari waktu yang telah disepakati. Selama ini petani mengalami kesulitan dalam

 pembiayaan usahataninya yang menyebabkan petani terpaksa harus menjual

gabahnya tanpa ada kesempatan untuk menunggu harga terbaik bagi gabahnya.

Penjualan gabah oleh petani dikarenakan petani harus memenuhi kebutuhan

hidupnya dan untuk melakukan kembali usahataninya. Dengan memanfaatkan

SRG petani bisa memenuhi kebutuhannya dan melakukan usahataninya melalui

 pinjaman yang diperoleh sambil menunggu harga yang terbaik bagi gabahnya.

Manfaat ekonomis kedua adalah petani SRG mampu mendapatkan harga

yang lebih baik dibandingkan dengan petani yang tidak memanfaatkan SRG.

Harga yang lebih baik ini didapatkan petani dengan cara memanfaatkan metode

tunda jual. Dengan memanfaatkan metode tunda jual, petani menunggu harga

terbaik yang akan didapat saat menjual gabahnya. Hal ini dilakukan petani saat

musim panen tiba. Ketika musim panen tiba harga yang diterima petani lebih

rendah karena jumlah gabah yang ada di pasaran masih banyak, namun ketika

 petani menunggu hingga tiga bulan atau sesuai dengan batas masa penyimpanan

gabah mereka di gudang SRG, maka petani akan mendapatkan harga yang lebih

 baik. Hal ini dikarenakan jumlah gabah yang ada di pasaran lebih sedikit

dibandingkan saat musim panen.

7.2. Kendala Pemanfaatan Sistem resi GudangDalam pelaksanaan pemanfaatan SRG petani responden juga mengalami

 beberapa masalah. Seluruh petani reponden mengalami dua masalah utama yang

sama yaitu masalah dengan pengeringan gabah dan hambatan dari keluarga yaitu

istri petani responden. Kesulitan dalam menjemur gabah terjadi karena di Desa

Mangunjaya sering terjadi hujan, sehingga menyebabkan petani responden

kesulitan untuk menjemur gabahnya dan menghasilkan gabah yang sesuai standar

mutu dalam waktu cepat. Adapun hambatan petani yang berasal dari keluarga

Page 74: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 74/102

74

karena istri petani yang biasanya mengatur keuangan keluarga merasa bahwa SRG

ini belum terbukti memberikan keuntungan secara nyata, selain itu istri petani

takut mengalami kegagalan jika menerapkan sistem ini. Selain itu istri petani

sudah terlebih dahulu skeptis dalam menanggapi munculnya program baru dari

 pemerintah. Hal ini dikarenakan sudah beberapa kali petani sering dikecewakan

dengan program-program yang di ajukan oleh pemerintah.

Untuk mengatasi permasalahan utama yang muncul tersebut, petani

responden menerapkan dua jenis cara, yaitu petani menjemur gabahnya di dalam

gudang penyimpanan beras pada saat turun hujan dan menjemur di bawah sinar

matahari langsung pada saat hari cerah. Untuk permasalahan meyakinkan istrinya,

 petani responden meyakinkan istrinya secara perlahan dan dibantu petani lain dan

 juga diajak ikut untuk menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh

 pengelola gudang saat sosialisasi SRG dengan demikian istri petani menyetujui

agar petani responden menerapkan Sistem Resi Gudang.

Page 75: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 75/102

75

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. KesimpulanSistem Resi Gudang yang disediakan pemerintah untuk membantu petani

dalam upaya meningkatkan pendapatan petani memiliki beberapa manfaat, yaitu

manfaat secara non ekonomi dan manfaat ekonomi. Manfaat non ekonomi yang

dirasakan oleh petani yang memanfaatkan SRG adalah manfaat penyimpanan,

manfaat keamanan, manfaat jaminan mutu dan manfaat pemasaran. Manfaat

 penyimpanan yang didapat oleh petani responden adalah petani bisa menyimpan

gabah jika tidak memiliki tempat yang besar. Manfaat keamanan adalah petnai

mendapat asuransi untuk gabahnya. Manfaat jaminan mutu yang didapat oleh

 petani responden adalah gabah petani mendapat sertifikat kualitas atas gabahnya.

Manfaat pemasaran yang didapat oleh petani responden adalah petani mendapat

 bantuan dalam memasarkan gabahnya. Petani juga mendapat manfaat dari segi

nilai dimana pendapatan petani sesuai dengan jumlah yang dihasilkan dan juga

mendapat manfaat dari segi waktu yang lebih singkat dalam mendapatkan

 pembiayaan.

Manfaat ekonomi yang dirasakan oleh petani adalah manfaat pembiayaan.

Petani bisa mendapatkan pinjaman untuk usahataninya dengan bunga yang

rendah, yaitu 1,5 persen. Manfaat ekonomi kedua adalah petani yang

memanfaatkan SRG memperoleh harga jual yang lebih baik dibandingkan petani

yang tidak memanfaatkan sistem resi gudang. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai

rasio R/C atas biaya tunai petani yang memanfaatkan SRG dengan nilai 2,31

sedangkan rasio R/C atas biaya tunai petani konvensional nilainya adalah 2,01.

Begitu pula untuk Rasio R/C atas biaya total petani yang memanfaatkan SRG

dengan nilai 2,08 sedangkan rasio R/C atas biaya total petani konvensional

nilainya adalah 1,83. 

8.2. Saran

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani

 padi di Gapoktan Jaya Tani di Desa Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten

Indramayu antara lain :

Page 76: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 76/102

76

1.  Meningkatkan kualiatas padi dengan cara mulai mengikuti anjuran

 penyuluh pertanian lapang (PPL) agar dapat menghasilkan gabah kering

 panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) yang baik. Peningkatan

kualitas gabah akan meningkatkan posisi tawar petani dalam menjual hasil

 panennya sehingga pembeli akan menghargai lebih tinggi gabah.

2.  Petani yang belum memanfaatkan Sistem Resi Gudang mulai beralih

memanfaatkan Sistem Resi Gudang dalam penjualan hasil usahataninya,

agar mampu mendapatkan harga yang lebih tinggi. Selain itu, dengan

memanfaatkan Sistem Resi Gudang petani akan memperoleh pinjaman

untuk melakukan usahataninya sambil menunggu harga tertinggi untuk

menjual hasil usahataninya.

3. 

Peran pemerintah daerah Indramayu dan instansi terkait sangat dibutuhkan

untuk mensosialisasikan program penerapan SRG kepada para petani agar

 para petani paham apa SRG itu dan menyadari manfaat yang akan diterima

 jika memanfaatkan SRG karena masih banyak petani yang belum

memahami dan mengetahui tentang SRG.

4. 

Meningkatkan peranan gapoktan dalam penerapan SRG agar petani kecil

mampu memenuhi quota minimal penyimpanan di gudang SRG.

Page 77: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 77/102

77

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006.  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .

Jakarta: Rineka Cipta.

[Depdag] Departemen Perdagangan. 2008. Buku Saku Sistem Resi Gudang .Jakarta : BAPPEBTI, Departemen Perdagangan.

Gandhi. 2008. Analisis Usahatani dan Tataniaga Padi Varietas Unggul (Studi

Kasus Padi Pandan Wangi di Kecamatan Warung Kondang, Kabupaten

Cianjur) [skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hasian, DE. 2008. Usahatani dan Tataniaga Kacang Kapri di Kecamatan

Warungkondang, Cianjur, Provinsi Jawa Barat [skripsi]. Bogor : FakultasPertanian, Institut Pertanian Bogor.

Hernanto, F. 1989. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya.

Hidayat. 2010. Analisis Pendapatan Usahatani dan Tataniaga Jambu Getas Merah

Studi Kasus Kelurahan Sukaresmi Tanahsareal Bogor [skripsi]. Bogor :

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Indrayani 2008. Analisis Pola Kemitraan Dalam Pengadaan Beras Pandanwangi

Bersertifikat. [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Mariani 2007. Analisis Perbandingan Keuntungan Usahatani Bebas Pestisida dan

Padi Anorganik di kecamatan Cigombong. [skripsi]. Bogor : Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Murdani. 2008. Analisis Usahatani dan Pemasaran Beras Varietas Pandan Wangi

dan Varietas Unggul Baru (Kasus Kecamatan Warungkondang, Kabupaten

Cianjur, Jawa Barat) [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Pemerintah Desa Mangunjaya Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu. 2010.

Monografi Desa Mangunjaya Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu.Bogor : Pemerintah Desa Mangunjaya.

Pratama. 2008. Efektivitas Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi

Pedesaan (DPM-LUEP) (Kasus Petani Padi Pandan Wangi di Kecamatan

Warungkondang, Kabupaten Cianjur) [skripsi]. Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Rachmawati. 2003. Analisis Usahatani dan Pemasaran Beras Pandan Wangi di

Kecamatan Warungkondang dan Cugenang. [skripsi]. Bogor : Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Page 78: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 78/102

78

Saheda, AA. 2008. Preferensi dan Kepuasan Petani Terhadap Benih Padi Varietas

Lokal Pandan Wangi di Kabupaten Cianjur [skripsi]. Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Rachmawati, S. 2003. Analisis Usahatani dan Pemasaran Beras Pandan Wangi di

Kecamatan Warungkondang dan Cugenang. [skripsi]. Bogor : Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Soeharjo, A dan D Patong. 1973. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani. Bogorr:

Departemen Ilmu-ilmu Sosial ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor.

Soekartawi dan Soeharjo, A. 1986.  Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Perkembangan Petani Kecil. Dillon JL, Hardaker JB, penerjemah; Jakarta:

UI Press. Terjemahan dari:  Farm Management Research for Small Development.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia.

Tirtayasa, M.F. 2009. Analisis Pendapatan Usahatani Jambu Biji Petani Primatani

di Kota Depok Jawa Barat. [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan

Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Page 79: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 79/102

79

Page 80: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 80/102

64

Lampiran 1. Profil Responden Berdasarkan Metode Penjualan (SRG) 

No Nama

Petani

Alamat Umur

(tahun)

Tingkat

Pendidikan

Lama

Bertani

(tahun)

Ju

An

Ke

(o1. Aming dusun mangun

sari desa

mangunjaya rt04/ rw 01

39 Tamat SD 18 4

2. Asdana dusun bodas desamangunjaya rt

10/rw 02

53 Tidak tamat SD 33 3

3. Warsim dusun bodas desa

mangunjaya rt10/rw 02

37 Tamat SMP 17 4

4. Wartana dusun mangun

sari desamangunjaya rt

04/ rw 01

41 Tamat SD 20 3

Jumlah 88 14

Rata-Rata 22 3,5

Page 81: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 81/102

65

Lampiran 2. Profil Responden Berdasarkan Metode Penjualan (konvensional) 

No Nama

Petani

Alamat Umur

(tahun

)

Tingkat

Pendidikan

Lama

Bertani

(tahun)

Jumlah

Anggota

Keluarga

(orang)

1. AryaPriyana

dusun mangun saridesa mangunjaya rt04/ rw 01

36 Tamat SMP 10 5

2. Asan dusun mangun sari desa

mangunjaya rt 02/ rw 01

36 Tamat SMP 13 4

3. Caryadi dusun mangun sari

desa mangunjaya rt

06/ rw 02

52 Tidak tamat SD 12 2

4. Casna dusun mangun saridesa mangunjaya rt

04/ rw 01

56 Tidak tamat SD 8 8

5 Daman dusun mangun saridesa mangunjaya rt

04/ rw 01

38 Tamat SD 16 4

6 Durakhma

n

dusun mangun sari

desa mangunjaya rt04/ rw 01

30 Tamat SD 9 4

7 Jani

Kadarfan

dusun mangun saridesa mangunjaya rt

04/ rw 01

34 Tamat SD 14 4

8 Karsid dusun mangun saridesa mangunjaya rt

04/ rw 01

37 Tamat SD 16 2

9 Kartalim dusun mangun sari

desa mangunjaya rt

04/ rw 01

36 Tamat SMP 16 4

10 Kasan dusun mangun sari 38 Tamat SD 17 4

Page 82: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 82/102

66

desa mangunjaya rt04/ rw 01

11 Nugroho

Gatot

Raharjo

dusun mangun sari

desa mangunjaya rt

04/ rw 01

30 Tamat SMP 9 3

12 Saemin dusun karangjaya rt13/rw3 desamangunjaya

45 Tidak tamat SD 25 6

13 Sakam dusun mangun sari

desa mangun jaya rt5/ rw 1

28 Tamat SMP 7 2

14 Salman dusun mangun saridesa mangunjaya rt

04/ rw 01

26 Tamat SD 6 2

15 Samsudin dusun mangun sari

desa mangunjaya rt

04/ rw 01

28 Tamat SD 7 2

16 Sanafi dusun mangun sari

desa mangunjaya rt04/ rw 01

61 Tidak tamat SD 42 3

17 Sariya dusun mangun sari

desa mangunjaya rt05/ rw 01

39 Tamat SD 18 3

18 Sauchi dusun mangun saridesa mangunjaya rt

04/ rw 01

60 Tidak tamat SD 40 5

19 Siwan dusun mangun sari

desa mangunjaya rt09/ rw 02

53 Tamat SD 33 3

20 Suherman dusun karangjaya rt13/rw 3 desa

mangun jaya

40 Tamat SD 19 4

21 Sunir dusun mangun sari 31 Tamat SD 10 2

Page 83: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 83/102

67

Sutardi desa mangunjaya rt04/ rw 01

22 Sutoyo dusun mangun sari

desa mangunjaya rt

05/ rw 01

45 Tidak tamat SD 25 4

23 Tarsiman dusun boodas desamangun jaya rt 8/rw2

37 Tamat SMP 16 4

24 Taswid dusun mangun sari

desa mangunjaya rt04/ rw 01

35 Tamat SD 15 2

25 Usman dusun mangun saridesa mangunjaya rt

06/ rw 02

41 Tamat SMP 21 4

26 Wardiyah dusun mangun sari

desa mangunjaya rt

04/ rw 01

43 Tamat SD 24 4

27 Warun dusun mangun sari

desa mangunjaya rt04/ rw 01

41 Tidak tamat SD 19 4

28 Wasan dusun mangun sari

desa mangunjaya rt09/ rw 01

37 Tamat SD 16 5

29 Yadi dusun mangun saridesa mangun jaya rt

5/ rw 1

33 Tamat SD 12 3

Jumlah 497 106

Rata-Rata 17,069 3,65

Page 84: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 84/102

68

Lampiran 3. Penggunaan Tenaga Kerja Petani Padi SRG di Gapoktan Jaya Tani Periode Januari-April 2

No

Nama Luas

Lahan

(ha)

Tenaga Kerja Luar Keluarga (HKP) Tenaga Kerja Dalam

Jenis Kegiatan Jenis Ke

1 2 3 4 5 Total 1 2 3

1. Aming 2 2 16,875 12,5 6 28,125 65,5 1 0 6,25 2

2. Asdana 2,5 2,25 17 5 7,5 31.875 63,625 1,25 0 2,5 3

3. Warsim 1,32 0 9,69 8 6 21.25 44,938 1,5 0 3 1

4. Wartana 0,22 0 1,9 0 0 8.75 5,7 0,675 0 1 1

Total 6,04 4,25 45.465 25,5 19,5 85,05 179,763 4,425 0 12,75 7

Rata-rata/Ha 0,703 7,53 4,221 3,228 14,081 29,762 0,733 0 2,607 1

Keterangan : Jenis Kegiatan : 1 = Persiapan Lahan; 2 = ; Penanaman

Pestisida; 4 = Pemupukan; 5 = Pemanenan.

HKP : Hari Kerja Pria

Page 85: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 85/102

69

Lampiran 4. Penggunaan Tenaga Kerja Petani Padi Konvensional di Gapoktan Jaya Tani Periode Januar

No Nama

Luas

Lahan

(ha)

Tenaga Kerja Luar Keluarga (HKP) Tenaga Ker

Jenis Kegiatan Jenis Kegia

1 2 3 4 5 Total 1 2

1. Arya P 1.33 2,25 16,425 2,25 5 21,25 47.175 1 0

2. Asan 0.67 1 10,625 3 2,5 21,25 38.375 1 0

3. Caryadi 1,33 1,25 12,75 4,5 2,5 17 38.000 1,25 0

4. Casna 0,165 0 3,1 0 0 4,65 7.750 0,75 0

5. Daman 2 2,25 35,063 13,5 5,25 31,875 87.938 1,125 0

6. Durakhman 0,45 0 15,928 0 0 21,25 37.178 1 0

7 Jani K 0,17 0 1.05 0 0 4,25 5.300 1,125 0

8. Karsid 2 3 12,6 6,75 4,5 31,875 58.725 1 0

9. Kartalim 1,5 2,25 18 3,75 4,5 30,388 58.888 1,125 0

10. Kasan 1,33 1 7,8 1,875 1,5 13 25.175 1 0

11. Nugroho 1,33 2,25 16,875 1,5 1,75 21,25 43.625 1,125 0

12. Saemin 0,165 0 4,05 0 0 6,65 10.700 0,635 0

13. Sakam 0,5 0 5,55 1,125 3 21,25 30.925 1 0

14. Salman 1,33 1,5 8,325 7,5 3 15,263 35.588 0,75 0

15. Samsudin 0,84 1 9,713 6 2,5 21,25 40.463 1 0

16. Sanafi 3 4 38 15.625 15 38,75 111.375 1 0

17. Sariya 0,18 0 2,375 0 0 3,325 35.625 0,75 0

18. Saucho 1 1 13,125 5 1,5 21,875 42.500 1 0

19. Siwan 0,33 0 9,3 0 0 13,95 23.250 0,75 0

20. Suherman 0,5 0,75 8,55 0 0 15,675 24.975 0,75 0

21. Sunir S 0,223 0 2,55 0 0 4,25 6.800 0,5 0

22. Sutoyo 1 1,25 11,4 1,125 4,5 19 37.275 0,625 0

23. Tarsiman 3,7 5 38,25 15,75 12 42,5 113.500 1 0

24. Taswid 0,33 0,875 0 0 0 7,425 8.300 0,875 0 25. Usman 2 2 17,438 8 3,75 21,313 52.501 1 0

26. Wardiyah 5 11,25 0 20 15 46,75 93.000 1,125 0

27. Warun 0,16 0 1,2 0 0 8,2 9.400 0,875 0

28. Wasan 0,3 0 0 0 0 3,938 3.938 0,625 0

29. Yadi 0,33 0 3,075 0 0 4,1 7.175 1 0

Page 86: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 86/102

70

Total 33,163 43,875 365,488 117,25 84,75 533.502 1.135,419 26,76 0

Rata-rata/Ha 1,323 10,859 3,536 2,532 15,851 34,28 0,807 0

Keterangan : Jenis Kegiatan : 1 = Persiapan Lahan; 2 = Penanaman;

4 = Pemupukan 5 = Pemanenan.HKP : Hari Kerja Pria

Page 87: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 87/102

64

Lampiran5. Jumlah Penjualan Padi oleh Petani yang Memanfaatkan Sistem Resi Gudang

 NO NAMA LuasLahanGKP Keterangan GKG

Harga Jumlah Harga Jumlah1 Aming 2 3000 1020 3600 3700

SRG 4000 6100

2 Asdana 2.5 2837.838 3700 SRG 4000 5000

3000 3640

3 Warsim 1.32 SRG 4000 6700

4 Wartana 0.22 2700 500 SRG 4000 600

Jumlah 6.04 8860 22100

Harga Rata-rata 2884.459 3920

Rata-Rata JumlahProduksi GKP per Ha 1466.89

Rata-Rata JumlahProduksi GKG per Ha 3658.94

Lampiran6. Jumlah Pendapatan Diperhitungkan oleh Petani yang Memanfaatkan Sistem Resi

Gudang

 No NAMA LuasLahan

GKP

Diperhitungkan

GKG

Diiperhitungkan

Harga Jumlah Harga Jumlah

1 Aming 2 3000 480

2 Asdana 2.5 3000 360

3 Warsim 1.32

4 Wartana 0.22

Jumlah 6.04 840

Harga Rata-rata 3000

Rata-Rata JumlahKonsumsi GKP per Ha 139,07

Rata-Rata JumlahKonsumsi GKG per Ha 0

Page 88: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 88/102

65

Lampiran7. Jumlah Penjualan Padi oleh Petani Konvensional

 No Nama LuasLahanGKP GKG

Harga Jumlah Harga Jumlah1 AryaPriyana 1.33 3000 7500

2 Asan 0.67 2700 1200

2800 1520

3 caryadi 1.32 3000 8000

4 Casna 0.165 2800 800

5 Daman 2 2750 8000 3300 316

6 Durakhman 0.67 2600 3150

7 JaniKadarfan 0.17 3100 690

8 Karsid 2 3000 10000

9 Kartalim 1.5 2900 8600

10 Kasan 1.32 3000 7400

11 Nugroho 1.32 3200 5200

12 Saemin 0.165 3150 250

13 Sakam 0.5 3000 260 3500 1420

14 Salman 1.32 3000 6000

15 Samsudin 0.67 3000 4700

16 Sanafi 3 2800 3960 3300 11194

17 Sariya 0.67 2700 1200

18 Sauco 1 0 3600 4600

19 Siwan 0.33 3300 1300

Page 89: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 89/102

66

20 Suherman 0.5 3000 2350

21 SunirSunardi 0.223 3400 930

22 Sutoyo 1 2800 2700 3400 1792

23 Tarsiman 3.7 3200 18800

24 Taswid 0.33 3000 1500

25 Usman 2 2700 9650

26 Wardiyah 5 2700 16000 3300 11100

27 Warun 0.16 2700 600

28 Wasan 0.3 3300 1390

29 Yadi 0.3 3500 1420

Jumlah 33.633 131330 34162

Harga Rata-rata 2919.23 3400

Rata-Rata JumlahKonsumsi GKP per Ha 3904.80

Rata-Rata JumlahKonsumsi GKG per Ha 1015.73

Page 90: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 90/102

67

Lampiran8.  Jumlah Pendapatan Diperhitungkan oleh Petani yang Memanfaatkan Sistem ResiGudang

 No Nama LuasLahan GKP DiperhitungkanGKG

Diperhitungkan

Harga Jumlah Harga Jumlah

1 AryaPriyana 1.33 3000 500

2 Asan 0.67 2800 480

3 caryadi 1.32

4 Casna 0.165

5 Daman 2 3300 384

6 Durakhman 0.67

7 JaniKadarfan 0.17

8 Karsid 2

9 Kartalim 1.5

10 Kasan 1.32

11 Nugroho 1.32

12 Saemin 0.165 3150 530

13 Sakam 0.5 3000 240

14 Salman 1.32

15 Samsudin 0.67

16 Sanafi 3 3300 306

17 Sariya 0.67

18 Sauco 1

19 Siwan 0.33

Page 91: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 91/102

68

20 Suherman 0.5

21 SunirSunardi 0.223

22 Sutoyo 1 3400 408

23 Tarsiman 3.7 3300 500

24 Taswid 0.33

25 Usman 2

26 Wardiyah 5

27 Warun 0.16

28 Wasan 0.3

29 Yadi 0.3

Jumlah 33.633 1720 1628

Harga Rata-rata 3025 3287.5Rata-Rata JumlahKonsumsi GKP per Ha 51.14025

Rata-Rata JumlahKonsumsi GKG per Ha 48.40484

Page 92: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 92/102

 

72

Lampiran 9. Pengeluaran Usahatani Padi Petani SRG

 No nama ha

BiayaTunai

 pupuk pestisida

Sewa alat tani komposanorganik

urea npk sp36 poska za cair bubuk

 jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp jml/kg tot/Rp

1 AryaPriyana 1.33

1200 960000 600 990000 0 0 300 630000 600 1410000 400 580000 0 0 10 170000 2400000

2 Daman 2

600 990000 0 0 0 0 320 752000 0 0 3 138000 1900000

3 Kartalim 1.5

500 825000 0 0 0 0 400 940000 0 0 2 174242.4 2 200000 900000

4 Sakam 0.5

50 82500 0 0 0 0 50 117500 0 0 0 0 1 17000 150000

Jumlah1200 960000 1750 2887500 0 0 300 630000 1370 3219500 400 580000 5 312242.4 13 387000 5350000

Rata- rata

198.68 158940.4 289.73 478062.91 0 0 49.67 104304.6 226.82 533029.8 66.22 96026.49 0.83 51695.77 2.15 64072.85 885761.59

Page 93: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 93/102

Page 94: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 94/102

 

79

Lampiran 12. Kondisi Fisik Lokasi Gudang Sistem Resi Gudang Indramayu.

Page 95: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 95/102

 

80

Page 96: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 96/102

 

81

Page 97: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 97/102

82

Kuisioner Penelitian Responden Petani

ANALISIS USAHATANI PADI

(Kasus Gapoktan Jayatani Desa Mangunjaya, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu)

RESPONDEN PETANI PADI

 Nama Petani  

Alamat  

Tanggal Pengisian  

Peneliti :

Adi Febrian

H34070072

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 98: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 98/102

83

I. KARAKTERSITIK PETANI

1.1 Identitas Petani

a. Nama :..................................

 b. Pekerjaan utama :..................................

c. Pekerjaan sampingan :..................................d. Umur :..................................

e. Jenis Kelamin :..................................

f. Alamat :..................................

g. Pendidikan :..................................

h. Jenis Pengairan :..................................

i. Jumlah anggota keluarga  

 j. Anggota keluarga yang membantu usahatani  

Penguasaan asset pertanian dan sarana produksi

Jenis Aset yangdimiliki

Jumlah

yangdimiliki

(unit)

Hargabeli

((Rp/unit)

Umur

teknis(Tahun)

Nilai

sekarang(Rp)

1. Alat Pertanian

- Cangkul

- Arit

- Pompa Air

- Golok

- Linggis

- Ember

- Traktor- Sprayer

2.Sarana Produksi

- Pupuk

-

-

- Pestisida

3. Lainnya

II. PEMASUKAN DAN PENGELUARAN USAHATANI PADI

2.1 Luas lahan yang dianalisis  

2.2 Status penguasaan lahan  

2.3 Input usahatani padi

Page 99: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 99/102

84

Jenis Sarana

ProduksiSumber

1) 

Sistem

Pemabayaran2)

 

Jumlah

(kilogram)

Harga

(Rp/Kg)

Nilai

(Rp)

1. Bibit/Benih

2. Pupuk kimia :

- UREA

- Kcl- NPK

- SP 36

- ................

3. Pupuk buatan :

- Pupuk kandang

- Pupuk kompos

- Pupuk organik

2. Pestisida

-

-

3. Lainnya

-

Ket :    

2.4. Input tenaga kerja usahatani padi

Jenis KegiatanUpah

(Rp/pekerja)

Keluarga Luar Keluarga

HOKNilai

(Rp)HOK

Nilai

(Rp)

Borongan

(Rp)

1. Pembenihan

a. Cara/Frekuensi

 b. Jumlah tenaga kerja

- Pria

- Wanita

2. Penanaman

a. Cara/Frekuensi

 b. Jumlah tenaga kerja

- Pria

- Wanita

3. Pengendalian HPT

a. Cara/Frekuensi

 b. Jumlah tenaga kerja

- Pria

- Wanita

4. Pemupukan

a. Cara/Frekuensi

 b. Jumlah tenaga kerja

- Pria

- Wanita

Page 100: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 100/102

85

5. Pemanenan

a. Cara/Frekuensi

 b. Jumlah tenaga kerja

- Pria

- Wanita

6  a. Cara/Frekuensi

 b. Jumlah tenaga kerja

- Pria

- Wanita

2.5 Biaya lain-lain untuk usahatani padi (Rp/musim)

Uraian Nilai (Rp)

1. Sewa pompa

2. Iuran kelompok tani

3. Iuran keluarahan

4. Iuran pengairan5. Sewa Traktor

6. Sewa Ternak

7  

2.6 Total dan nilai produksi per musim

Bentuk Produksi Volume (kg) Harga (Rp/kg) Nilai (Rp)

1. Padi

2. Gabah

 

III. INFORMASI PENJUALAN

3.1 Hasil yang dijual

Hasil Produksi Jumlah Harga

1. Gabah Kering Panen2. Gabah Kering Giling

3. Lainnya...

3.2 Hasil yang disimpan

Hasil Produksi Jumlah Harga

1. Gabah Kering Panen

2. Gabah Kering Giling

3. Lainnya...

=Terima Kasih=

Page 101: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 101/102

86

KUISIONER  

ALASAN DAN MANFAAT DARI PENERAPAN SISTEM RESI GUDANG BAGI

PETANI

Pertanyaan

1. Apakah alasan anda dalam kegiatan usahatani padi anda memanfaatkan Sistem Resi

Gudang yang dikelola PT Pertani?

( ) Mengikuti petani yang lain ( ) Peningkatan pendapatan

( ) Saran dari PPL ( ) Lainnya

 

2. Apakah dalam pelaksanaan kerjasama ini anda mengetahui dan memahami peraturan

yang ada?

( ) Ya

( ) Tidak

Apa alasan anda tidak mengetahui dan memahaminya

 

3. Apa hak dan kewajiban yang dimiliki anda sebagai pihak yang memanfaatkan Resi

Gudang?

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..................

4. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang?

( ) Mendapatkan harga lebih baik dengan tunda jual ketika harga rendah

( ) Mendapatkan kepastian mutu dan kuantitas karena komoditi yang disimpan

digudang diuji oleh LPK yang terakreditasi.

Page 102: Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Indramayu

7/21/2019 Analisis Pendapatan Usahatani Padi dengan Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani I…

http://slidepdf.com/reader/full/analisis-pendapatan-usahatani-padi-dengan-memanfaatkan-sistem-resi-gudang-studi 102/102

( ) Mendapatkan jaminan keamanan karena komoditi yang disimpan di Gudang

otomatis diasuransikan.

( ) Mendapatkan kemudahan akses pembiayaan dari perbankan karena Resi

Gudang dapat dijadikan sebagai agunan/jaminan kredit.

( ) Meningkatkan posisi tawar petani dan mendorong mereka untuk bekerja secara

 berkelompok

5. 

Masalah dan kendala apa saja yang anda dapatkan selama proses penerapan Resi

Gudang?

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..........................................................................................................................................

..................

6. Bagaimana cara penyelesaian yang dilakukan bila ada masalah yang terkait dengan

Resi Gudang?

..........................................................................................................................................

 

   

=Terima Kasih=