KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN...
Transcript of KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN...
Disampaikan pada:
RAPAT KERJA PEMERINTAH DENGAN
BUPATI/WALIKOTA DAN DPRD
KABUPATEN/KOTA 2018
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 28 Maret 2018
KEBIJAKAN PERCEPATAN
PELAKSANAAN BERUSAHA
(PERPRES NO. 91 TAHUN 2017)
Perubahan Struktur PDB Indonesia
2
PertumbuhanEkonomi
INVESTASI EKSPOR
19,43
32,16
17,0
22,0
27,0
32,0
37,0Kontribusi Investasi pada PDB (%)
73,94
56,13
50,00
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
Kontribusi Konsumsi pada PDB (%)
6,22 6,17
8,488,86
15,27 14,77
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
GDP Consumption Investment Export
Pertumbuhan Ekonomi (%yoy)
Sumber: BPS
PERUBAHAN STRUKTUR PDB INDONESIA
Konsumsi tetap menjadi kontributor terbesar pada PDB, namun dengan kontribusi yang terus menurun. Sementara
kontribusi Investasi terhadap PDB terus meningkat. Investasi dan Ekspor merupakan komponen paling penting untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
3
TIGA FAKTOR UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI LEBIH TINGGI
Perbaikan piramida kualifikasi tenaga kerja
agar menjadi tenaga kerja yang terlatih, terampil sehingga
terserap semuanya ke dalam industri-industri
dan mendorong produktivitas industri.
Investasi
Ekspor
Vokasi
1
2
3
PertumbuhanEkonomi
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN4
Pemerintahan dan Pembagian Wilayah berdasarkan
UUD 1945:
1. Presiden memegang kekuasaan Pemerintahan
(Pasal 4).
2. NKRI dibagi atas Daerah Provinsi yang terdiri dari
Kabupaten dan Kota (Pasal 18).
UUD 1945
EksekutifLegislatif Yudikatif
Presiden &
Wakil Presiden
Kementerian/
Lembaga
Pemda
KDH DPRD
Prinsip dasar dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah:
1. Urusan Pemerintahan adalah kewenangan Presiden dan
dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga dan Pemda (K/L/P)
--- (Pasal 1 angka 5).
2. Pemda adalah Kepala Daerah dan DPRD (Pasal 1 angka 2).
3. Presiden:
• menetapkan kebijakan penyelenggaraan urusan
pemerintahan (Pasal 6).
• melakukan pembinaan dan pengawasan (Pasal 7 ayat 1).
• memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraan
urusan pemerintahan (Pasal 7 ayat 2).
PERUBAHAN PARADIGMA
5
*) PTSP: PTSP Pusat, DPM-PTSP, PTSP KEK, atau PTSP KPBPB/FTZ
Perizinan tersebar dan
tidak terkoordinir
Belum ada standar
perizinan
Belum terintegrasi secara
elektronik
Perizinan hanya melalui
PTSP* sebagai front line
Sudah ada standar
perizinan
Terintegrasi secara
elektronik
Tidak ada pengawalanPengawalan proses
perizinan oleh SATGAS
PENGUASA
& BIROKRATPELAYAN
MASYARAKAT
PERUBAHAN PARADIGMA BIROKRASI
KEBIJAKAN PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA
Catatan: Tahap II berjalan paralel dengan Tahap I
6
PERATURAN PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 91 TAHUN 2017
TENTANG
PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
atau ONLINE SINGLE SUBMISSION (OSS)
TA
HA
P 1
TA
HA
P 2
PEMBENTUKAN SATGAS K/L/P:
• mengidentifikasi seluruh perizinan kegiatan sektor
• mengawal dan menyelesaikan hambatan perizinan
Penerapan komitmen penyelesaian perizinan atau
pemenuhan standar di KEK, FTZ, Kawasan Industri, KSPN*
yang telah beroperasi
REFORMASI REGULASI di Pusat dan Daerah
Penerapan Data Sharing untuk perizinan
*) KSPN: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
7
Presiden
SATGAS
NasionalPTSP/
BKPM
SATGAS K/L
Pendukung
SATGAS
Leading
Sector
SATGAS
Provinsi
SATGAS
Kab/Kota
Sekjen Sekjen Sekretaris Daerah
Up/Down Line
Keterangan
Garis Koordinasi
Garis Pendukung
Garis Penugasan
L
L
L
Laporan Per Bulan
• SATGAS Nasional bertanggung
jawab penuh terhadap pemantauan
proses perizinan berusaha dan wajib
melapor setiap bulan kepada
Presiden.
• SATGAS K/L, Provinsi, Kab/Kota
Wajib: (1) mengawal dan membantu
penyelesaian setiap perizinan
berusaha; (2) mengidentifikasi
perizinan yang perlu direformasi
(dimudahkan atau distandarkan); dan
(3) melaporkan semua kegiatan
berusaha dan permasalahannya
kepada SATGAS Nasional.
• SATGAS Leading Sector adalah
SATGAS yang paling bertanggung
jawab terhadap pembinaan,
pengembangan, dan pelayanan
perizinan berusaha suatu sektor atau
urusan.
• SATGAS Pendukung adalah
SATGAS yang wajib mendukung
perizinan yang diperlukan oleh
Leading Sector untuk penyelesaian
suatu investasi/berusaha.
DMPTSP DMPTSP DMPTSP
Sekretaris Daerah
DMPTSP
STRUKTUR SATUAN TUGAS PERPRES NO. 91 TAHUN 2017
8
NAD
Prov: sudahKab/Kota: 19 dari 23
Sumut
Prov: sudahKab/Kota: 24 dari 33
Sumbar
Prov: sudahKab/Kota: 19 dari 19
Riau
Prov: sudahKab/Kota: 12 dari 12
Kep. Riau
Prov: sudahKab/Kota: 6 dari 7
Jambi
Prov: sudahKab/Kota: 11 dari 11
Bengkulu
Prov: sudahKab/Kota: 10 dari 10
Sumsel
Prov: sudahKab/Kota: 17 dari 17
Babel
Prov: sudahKab/Kota: 7 dari 7
Lampung
Prov: sudahKab/Kota: 6 dari 15
Banten
Prov: sudahKab/Kota: 2 dari 8
DKI Jakarta
Prov: sudahKab/Kota: 0 dari 6
Jawa Barat
Prov: sudahKab/Kota: 8 dari 27
Jawa Tengah
Prov: sudahKab/Kota: 15 dari 35
DI Yogyakarta
Prov: sudahKab/Kota: 5 dari 5
Jawa Timur
Prov: sudahKab/Kota: 16 dari 38
Bali
Prov: sudahKab/Kota: 5 dari 9
NTB
Prov: sudahKab/Kota: 4 dari10
NTT
Prov: sudahKab/Kota: 3 dari 22
Kalbar
Prov: sudahKab/Kota: 4 dari 14
Kalteng
Prov: sudahKab/Kota: 8 dari 14
Kalsel
Prov: sudahKab/Kota: 9 dari 13
Kaltim
Prov: sudahKab/Kota: 5 dari 10
Kaltara
Prov: sudahKab/Kota: 1 dari 5
Sulsel
Prov: sudahKab/Kota: 23 dari 24
Sultra
Prov: sudahKab/Kota: 0 dari 17
Sulbar
Prov: sudahKab/Kota: 0 dari 6
Sulteng
Prov: sudahKab/Kota: 13 dari 13
Gorontalo
Prov: sudahKab/Kota: 6 dari 6
Sulut
Prov: sudahKab/Kota: 4 dari 15
Maluku
Prov: sudahKab/Kota: 6 dari 11
Maluku Utara
Prov: sudahKab/Kota: 3 dari 10 Papua Barat
Prov: belumKab/Kota: 2 dari 13
Papua
Prov: sudahKab/Kota: 0 dari 29
UPDATE PEMBENTUKAN SATGAS PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
Sumber: Kemenko Perekonomian,
Kemendagri, dan BKPM, per 27 Mar 2018
Perkembangan Pembentukan Satgas:
Provinsi mencapai 97% (33 dari 34 provinsi – 1 belum terbentuk)
Kabupaten/Kota baru mencapai 52% (273 dari 514 kabupaten/kota – 241 belum terbentuk)
Provinsi dengan Pemprov dan Pemkab/Pemkot yang telah lengkap membentuk Satgas
sebanyak 9 Provinsi, yaitu: Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Babel, Bengkulu, DI Yogyakarta,
Sulteng, dan Gorontalo.
Satgas daerah yang telah lengkap
Provinsi sudah, Kab/Kota belum semuanya
Provinsi belum, Kab/Kota belum semuanya
PERIZINAN PADA DAERAH YANG MEMILIKI RDTR
Pendaftaran dan
Perizinan Dasar
•Akta Pendirian dan
SK Pengesahan
•Single Identity
Number
•NPWP
9
Usaha
• Izin Usaha Sektoral
(otomatis)
•SIUP (otomatis)
Keterangan:* Baru ada 40 Kabupaten Kota yang memiliki RDTR** UKL-UPL : Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup -Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Sekaligus diberikan:
• Tanda Daftar
Perusahaan (TDP)
• BPJS
• Izin Lokasi
• Fasilitas Fiskal*
• API *
• Akses
Kepabeanan*
• RPTKA*
*sesuai kebutuhan investor
Lingkungan & Bangunan Komersial
Komitmen penyelesaian:
•SNI
•BPOM
•CPOB
Berdasarkan Standar:
• UKL-UPL
• AMDAL -> Kerangka Acuan
dan Penilaian
• Bangunan Gedung dan SLF
Standar Komposit atau per
Bagian (SNI)
Berdasarkan Standar:
• Izin Usaha Sektoral
Berdasarkan Standar
Masing-masing Kegiatan
operasional
Pengawasan Standar oleh
K/L/D atau Profesi (auditor)
Pengawasan Standar
oleh K/L/D atau Profesi
(auditor)
Pengawasan Standar
oleh K/L/D atau Profesi
(auditor)
• Tata Niaga
•Dll
• Komitmen penyelesaian
Perizinan Lingkungan (UKL-UPL)
• Pemenuhan Standar IMB
(Standar Komposit atau per
Bagian (SNI)) dan SLF
PERIZINAN PADA DAERAH YANG BELUM MEMILIKI RDTR
Pendaftaran dan
Perizinan Dasar
•Akta Pendirian dan
SK Pengesahan
•Single Identity
Number
•NPWP
10
Usaha
• Izin Usaha
Sektoral
(otomatis)
•SIUP (otomatis)
Sekaligus diberikan:
• Tanda Daftar
Perusahaan (TDP)
• BPJS
• Fasilitas Fiskal*
• API *
• Akses
Kepabeanan*
• RPTKA*
*sesuai kebutuhan investor
Tata
Ruang
Izin
Lokasi
Komersial
Komitmen
penyelesaian:
•SNI
•BPOM
•CPOB
Berdasarkan Standar
Masing-masing Kegiatan
operasional
Pengawasan Standar
oleh K/L/D atau Profesi
(auditor)
Lingkungan & Bangunan
• Komitmen penyelesaian
Perizinan Lingkungan
(UKL-UPL)
• Pemenuhan Standar IMB
(Standar Komposit atau
per Bagian (SNI)) dan SLF
Berdasarkan Standar:
• UKL-UPL
• AMDAL -> Kerangka Acuan
dan Penilaian
• Bangunan Gedung dan SLF
Standar Komposit atau per
Bagian (SNI)
Pengawasan Standar oleh
K/L/D atau Profesi (auditor)
Berdasarkan
Standar:
• Izin Usaha
Sektoral
Pengawasan Standar
oleh K/L/D atau Profesi
(auditor)
• Tata Niaga
•Dll
Untuk percepatan pelaksanaan OSS, Kabupaten/Kota yang belum menetapkan RDTR perlu segera membuat RDTR Parsial kawasan Industri
PERIZINAN DALAM KAWASAN (KEK, FTZ, KI, KSPN)
Pendaftaran dan Perizinan
Dasar
•Akta Pendirian dan SK
Pengesahan
•Single Identity Number
•NPWP
11
Sekaligus diberikan:
• Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
• BPJS
• Fasilitas Fiskal*
• API *
• Akses Kepabeanan*
• RPTKA*
*sesuai kebutuhan investor Pengelola Kawasan diwajibkan menentukan ambang batas limbah B3 untuk setiappermohonan usaha industri yang menghasilkan limbah B3
Lingkungan, Bangunan,&
Usaha
• Komitmen penyelesaian PerizinanLingkungan (UKL-UPL)
• Pemenuhan Standar IMB (StandarKomposit atau per Bagian (SNI)) danSLF
• Izin Usaha Sektoral
• SIUP
Berdasarkan Standar:
• UKL-UPL
• AMDAL -> Kerangka Acuan dan Penilaian
• Bangunan Gedung dan SLF Standar
Komposit atau per Bagian (SNI)
Pengawasan Standar oleh K/L/D atau
Profesi (auditor)
Komersial
Komitmen penyelesaian:
•SNI
•BPOM
•CPOB
Berdasarkan Standar
Masing-masing Kegiatan
operasional
Pengawasan Standar oleh
K/L/D atau Profesi
(auditor)
• Tata Niaga
•Dll
TINDAK LANJUT 12
Pembentukan SATGAS bagi 241 Kabupaten/Kota yang belum
Dibantu dengan penyediaan sistem aplikasi online dan pelatihan SDM
Reformasi regulasi:
• Seluruh perizinan yang didasarkan PP, Perpres, Peraturan
Menteri/Peraturan Kepala Lembaga, Perda, Peraturan Kepala Daerah,
diubah dengan mengikuti reform perizinan yang diatur dengan PP
tersendiri
• Disiapkan OMNIBUS-LAW untuk mendukung pelaksanaan OSS dan
percepatan berusaha.
TERIMA KASIHMenteri Koordinator Bidang Perekonomian
LAMPIRAN
Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian
Republik Indonesia
15
16
NIK(Nomor Identitas Kepabeanan)
17
API-P(Angka Pengenal Importir-Produsen)
18
SIUP(Surat Izin Usaha Perdagangan)
19
TDP(Tanda Daftar Perusahaan)
20
241 KABUPATEN/KOTA YANG BELUM MEMBENTUK SATGAS (1/3)
NAD1. Kab. Aceh Timur2. Kab. Bireuen3. Kab. Nagan Raya4. Kab. Pidie Jaya
SUMUT1. Kab. Batubara2. Kab. Labuhan Batu Selatan3. Kab. Labuhan Batu Utara4. Kab. Labuhan Batu5. Kab. Langkat6. Kab. Padang Lawas7. Kab. Samosir8. Kab. Tapanuli Tengah9. Kota Tanjung Balai
KEPRI1. Kota Batam
LAMPUNG1. Kab. Pringsewu2. Kab. Lampung Selatan3. Kab. Lampung Timur4. Kab. Tanggamus5. Kab. Tulang Bawang Barat6. Kab. Tulang Bawang7. Kab. Way Kanan8. Kota Bandar Lampung9. Kota Metro
BANTEN1. Kab. Serang2. Kab. Tangerang3. Kota Cilegon4. Kota Serang5. Kota Tangerang6. Kota Tangerang Selatan
DKI JAKARTA1. Kab. Administrasi Kepuluan Seribu2. Kota Administrasi Jakarta Barat3. Kota Administrasi Jakarta Pusat4. Kota Administrasi Jakarta Selatan5. Kota Administrasi Jakarta Timur6. Kota Administrasi Jakarta Utara
JABAR1. Kab. Bandung Barat2. Kab. Bekasi3. Kab. Bogor4. Kab. Ciamis5. Kab. Cianjur6. Kab. Cirebon7. Kab. Indramayu8. Kab. Karawang9. Kab. Majalengka10. Kab. Purwakarta11. Kab. Subang12. Kab. Sukabumi13. Kab. Sumedang14. Kota Banjar15. Kota Cirebon16. Kota Cimahi17. Kota Depok18. Kota Sukabumi19. Kota Tasikmalaya
JATENG1. Kab. Boyolali2. Kab. Batang3. Kab. Demak4. Kab. Karanganyar5. Kab. Kendal6. Kab. Klaten7. Kab. Kudus8. Kab. Magelang9. Kab. Pekalongan10. Kab. Purbalingga11. Kab. Purworejo12. Kab. Rembang13. Kab. Sragen14. Kab. Sukoharjo15. Kab. Tegal16. Kab. Wonogiri17. Kab. Wonosobo18. Kota Tegal19. Kota Magelang20. Kota Salatiga
JATIM1. Kab. Bangkalan2. Kab. Bondowoso3. Kab. Bojonegoro4. Kab. Jember5. Kab. Jombang6. Kab. Kediri7. Kab. Lumajang8. Kab. Magetan9. Kab. Mojokerto10. Kab. Nganjuk11. Kab. Ngawi12. Kab. Pacitan13. Kab. Pamekasan14. Kab. Ponorogo15. Kab. Situbondo16. Kab. Sumenep17. Kota Batu18. Kota Kediri19. Kota Madiun20. Kota Mojokerto21. Kota Pasuruan22. Kota Probolinggo
21
241 KABUPATEN/KOTA YANG BELUM MEMBENTUK SATGAS (2/3)
NTT1. Kab. Alor2. Kab. Belu3. Kab. Ende4. Kab. Flores Timur5. Kab. Kupang6. Kab. Lembata7. Kab. Malaka8. Kab. Manggarai9. Kab. Manggarai Barat10. Kab. Manggarai Timur11. Kab. Ngada12. Kab. Nagekeo13. Kab. Rote Ndao14. Kab. Sabu Raijua15. Kab. Sikka16. Kab. Sumba Barat17. Kab. Sumba Tengah18. Kab. Sumba Timur19. Kota Kupang
KALTARA1. Kab. Malinau2. Kab. Nunukan 3. Kab. Tana Tidung4. Kota Tarakan
KALBAR1. Kab. Bengkayang2. Kab. Kapuas Hulu3. Kab. Ketapang4. Kab. Landak5. Kab. Melawi6. Kab. Mempawah7. Kab. Sambas8. Kab. Sanggau9. Kab. Sekadau10. Kota Singkawang
KALTENG1. Kab. Barito Selatan2. Kab. Barito Timur3. Kab. Barito Utara4. Kab. Munung Raya5. Kab. Sukamara6. Kota Palangkaraya
KALTIM1. Kota Bontang2. Kab. Kutai Kartanegara3. Kab. Kutai Timur4. Kab. Mahakam Hulu5. Kab. Penajam Paser Utara
KALSEL1. Kab. Balangan2. Kab. Hulu Sungai Tengah3. Kab. Hulu Sungai Utara4. Kab. Tapin
SULUT1. Kab. Bolaang Mogondow2. Kab. Bolaang Mogondow Selatan3. Kab. Bolaang Mogondow Timur4. Kab. Bolaang Mogondow Utara5. Kab. Kepulauan Sangihe6. Kab. Kepulauan Talaud7. Kab. Minahasa8. Kab. Minahasa Selatan9. Kab. Minahasa Tenggara10. Kab. Sitaro11. Kota Manado
SULBAR1. Kab. Majene2. Kab. Mamasa3. Kab. Mamuju4. Kab. Mamuju Tengah5. Kab. Mamuju Utara6. Kab. Polewali Mandar
SULSEL1. Kab.Sidenreng
Rappang
SULTRA1. Kab. Buton2. Kab. Buton Selatan3. Kab. Buton Tengah4. Kab. Buton Utara5. Kab. Bombana6. Kab. Kolaka7. Kab. Kolaka Timur8. Kab. Kolaka Utara9. Kab. Konawe10. Kab. Konawe
Kepualuan 11. Kab. Konawe Selatan12. Kab. Konawe Utara13. Kab. Muna14. Kab. Muna Barat15. Kab. Wakatobi16. Kota Bau-bau17. Kota Kendari
BALI1. Kab. Badung2. Kab. Gianyar3. Kab. Karangasem4. Kab. Tabanan
NTB1. Kab. Bima2. Kab. Dompu3. Kab. Lombok Tengah4. Kab. Lombok Timur5. Kab. Lombok Utara6. Kota Bima
22
241 KABUPATEN/KOTA YANG BELUM MEMBENTUK SATGAS (3/3)
MALUKU UTARA1. Kab. Halmahera Barat2. Kab. Halmahera Tengah3. Kab. Halmahera Timur4. Kab. Kepulauan Sula5. Kab. Pulau Morotai6. Kab. Pulau Taliabu7. Kab. Tidore Kepualuan
MALUKU1. Kab. Buru2. Kab. Buru Selatan3. Kab. Kepualuan Aru4. Kab. Maluku Barat Daya5. Kab. Seram Bagian barat
PAPUA BARAT1. Kab. Kaimana2. Kab. Manokwari3. Kab. Manokwari Selatan4. Kab. Maybrat5. Kab. Pegunungan Arfak6. Kab. Raja Ampat7. Kab. Sorong8. Kab. Sorong Selatan9. Kab. Tambrauw10. Kab. Teluk Bintuni11. Kab. Teluk Wondama
PAPUA1. Kab. Asmat2. Kab. Biak Numfor3. Kab. Boven Digoel4. Kab. Deiyai5. Kab. Dogiyai6. Kab. Intan Jaya7. Kab. Jayapura8. Kab. Jayawijaya9. Kab. Keerom10. Kab. Kepulauan Yapen11. Kab. Lanny Jaya12. Kab. Mamberamo Raya13. Kab. Mamberamo Tengah14. Kab. Mappi
15. Kab. Merauke16. Kab. Mimika17. Kab. Nabire18. Kab. Nduga19. Kab. Paniai20. Kab. Pegunungan Bintang21. Kab. Puncak22. Kab. Puncak Jaya23. Kab. Sarmi24. Kab. Supiori25. Kab. Tolikara26. Kab. Waropen27. Kab. Yahukimo28. Kab. Yalimo29. Kota Jayapura
KELENGKAPAN SATGAS NASIONAL UNTUK MENJAMIN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PERPRES NO. 91/2017 23
*) Pokja-Pokja PKE: merupakan Pokja dari Satgas Percepatan dan Efektivitas Pelaksanaan Kebijakan Ekonomi
(PKE) yang terdiri 4 Pokja
PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA SATU GEDUNG DENGAN SISTEM OSS
PILIHAN PELAYANAN
3. PELAYANAN PERSONAL
2. PELAYANAN OFFLINE
1. PELAYANAN MANDIRI
24
Front line
Investor
1. Pendaftaran
usaha sekaligus
Single Identity
Number dan
perizinan dasar
2. Lingkungan dan
Bangunan
3. Izin Usaha
4. Izin Komersial
5. Fasilitas Fiskal
1. Informasi:
• Daftar Kegiatan Usaha (KBLI)
• Daftar Negatif Investasi
• Peluang investasi/berusaha
yang clean and clear
• Repository (Perizinan investasi
dan kegiatan berusaha lainnya)
• Fasilitas insentif, kriteria, dan
prosedur
• Lahan dan pertanahan
• Satgas Pengawalan dan
Penyelesaian Hambatan
Perizinan Berusaha
(communication protocol)
• Indonesian Business Map
2. Pedoman proses bisnis pelayanan
perizinan berusaha
3. Pedoman proses bisnis pemberian
fasilitas
1.Pelayanan perizinan investasi (BKPM)
yang menyangkut: (i) terkait SDA tidak
terbarukan; (ii) pada bidang industri
prioritas; (iii) ruang lingkupnya lintas
provinsi; (iv) terkait pertahanan dan
keamanan nasional; (v) menggunakan
modal asing; dan (vi) menjadi urusan
Pemerintah menurut UU.
2.Pelayanan kegiatan berusaha lainnya dan
dukungan perizinan investasi, termasuk
pelayanan perizinan ekspor impor, serta
penyelesaian dokumen kepabeanan dan
kepelabuhan
3.Pelayanan perizinan investasi non BKPM,
dukungan perizinan investasi BKPM, dan
perizinan kegiatan berusaha lainnya yang
telah didelegasikan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD)
4.Pelayanan kegiatan berusaha lainnya
sesuai UU No. 23/2014
K/L
Lainnya
APA SAJA
KONTEN
PELAYANAN OSS
oss
* Berbagai sistem yang ada di K/L antara lain: SIPPO, INATRADE, SIMBG, TKA-Online, SIMKIM
K/L
(back office
system)*
PTSP PUSAT/
BKPM (SPIPISE)
Satuan Kerja
Perangkat Daerah
(Sicantik)
PTSP DAERAH
(Sicantik)
1 2 3 4
SISTEM OSS
GAMBARAN BACK OFFICE PELAYANAN PERIZINAN DENGAN SISTEM OSS
25
WORKFLOW PROSES BISNIS PELAYANAN PERIZINAN
NOTARIS
OSS
• Pengesahan Akta
• NPWP
• Izin Prinsip (PPM)
• API
• Fasilitas
• BPJS
• SIUP/TDP
• Akses Kepabeanan
• RPTKA/IMTA
• Izin Usaha
• Izin Komersial
• Urusan Kegiatan
Berusaha Non
Investasi
AHU PTSP K/L SKPD
INVESTOR
• Pembuatan Akta
Perusahaan
• SIN
• Izin Prinsip (PPM)
• Pengesahan Akta
• NPWP
• BPJS Ketenagakerjaan
• RPTKA/IMTA
• SIUP/TDP
• API
• Fasilitas Insentif Eligibility
• Izin Lokasi
• komitmen penyelesaian (Lingkungan,
Bangunan,
dan Perizinan Usaha Sektor)
PENDAFTARAN DAN PERIZINAN DASAR
26
TAMPILAN OSS
INFORMASIPERIZINAN
BERUSAHAFASILITAS PEMANTAUAN
Registrasi &
Perizinan Dasar
Lingkungan, dan
Bangunan
Izin Usaha
Izin Komersial
Tax Holiday
Tax Allowance
Pajak Lainnya
Bea Masuk
SATGAS
Help Desk
Perubahan
• Daftar Kegiatan Usaha
(KBLI)
• Daftar Negatif Investasi
• Peluang
investasi/berusaha yang
clean and clear
• Perizinan investasi dan
kegiatan berusaha lainnya
• Fasilitas insentif, kriteria,
dan prosedur
• Lahan dan pertanahan
• Satgas Pengawalan dan
Penyelesaian Hambatan
Perizinan Berusaha
(communication protocol)
• Indonesian Business Map
Kasus Anda
2727