Kebebasan

download Kebebasan

of 5

Transcript of Kebebasan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia arti dari kebebasan adalah kemerdekaan atau keadaan bebas. Dalam hal ini kebebasan berarti lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu dan sebagainya, sehingga boleh bergerak berbicara, berbuat, dan sebagainya dengan leluasa. Menurut teori filsafat pengertian kebebasan adalah Kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Kebebasan lebih bermakna positif, dan ia ada sebagai konsekuensi dari adanya potensi manusia untuk dapat berpikir dan berkehendak. Sudah menjadi kodrat manusia untuk menjadi mahluk yang memiliki kebebasan, bebas untuk berpikir, berkehandak, dan berbuat.Menurut Lorens Bagus (2000), kebebasan (freedom) adalah kualitas tidak adanya rintangan nasib, atau keadaan di dalam keputusan atau tindakan seseorang. Beberapa pengertian pokok kebebasan menurut Lorens Bagus:1. Kebebasan pada umumnya adalah keadaan tidak dipaksa atau ditentukan oleh sesuatu dari luar, sejauh kebebasan disatukan dengan kemampuan internal definitif dari penentuan diri.2. Penentuan-diri sendiri, pengendalian-diri, pengaturan-diri, pengarahan-dri.3. Kemampuan dari seorang pelaku untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan kemauan dan pilihannya. Mampu bertindak sesuai dengan apa yang disukai, atau menjadi penyebab dari tindakan-tindakan sendiri.4. Didorong dan diarahkan oleh motif, ideal, keinginan dan dorongan yang dapat diterima sebagaimana dilawankan dengan paksaan atau rintangan (kendala) eksternal atau internal.5. Kemampuan untuk memilih dan kesempatan untuk memenuhi atau memperoleh pilihan itu.Kebebasan menurut Lorens Bagus dapat dibedakan sesuai dengan tidak adanya jenis-jenis tekanan-tekanan, sebagai berikut:1. Kebebasan FisikMakhluk-makhluk yang berjuang secara sadar (manusia dan binatang) dan bahkan tumbuh-tumbuhan, meskipun dalam derajat yang lebih rendah, menikmati kebebasan fisik sejauh rintangan-rintangan eksternal, yang bersifat fisik atau material tidak menghalangi mahluk-mahluk tersebut.2. Kebebasan Morala. Kebebasan moral dalam arti luas tercapai karena kemampuan untuk menentukan sendiri sesuatu tanpa dihambat oleh sebab-sebab luar yang bertindak secara batin pada pikiran.b. Kebebasan dalam arti sempit tercapai karena kemampuan untuk memutuskan sendiri sesuatu tanpa berpapasan dengan kewajiban yang bertentangan.3. Kebebasan PsikologisTidak mengecualikan tetapi sesungguhnya mengadaikan pembatasan-pembatasan psikis dan kewajiban-kewajiban moral. Kebebasan jenis ini tercapai karena kemampuan untuk menentukan sendiri sesuatu tanpa tekanan-tekanan psikis mana pun, yang mendahului keputusan, yang akan memaksa secara jelas kehendak dalam satu jurusan yang sudah ditentukan.Sedang kebebasan menurut objek dapat dibedakan menjadi:1. Kebebasan hati naraniYaitu hak untuk mengikuti suara hati sendiri tanpa hambatan ( yang tidak mengecualikan kewajiban untuk membentuk suara hati sendiri sesuai kaidah-kaidah objektif dan untuk menghargai hak-hak dasar orang lain.2. Kebebasan agamaMeruapakan bagian dari kebebasan hati nurani, kebebasan akademis (yang merupakan kemungkinan dalam bidang penelitian dan ajaran untuk hanya taat kepada kebenaran dan kepastian yang diketahui).3. Kebebasan untuk mengungkapkan pendapat sendiri didepan umum(Kebebasan bicara, kebebasan pers). Semua kebebasan ini mempunyai pembatasan-pembatasan.Menurut Frans Magnis Suseno (2002), kebebasan dibedakan menjadi kebebasan eksistensial dan kebebasan sosial. Kebebasan eksistensial pada hakikatnya berada dalam kemampuan manusia untuk menentukan tindakannya sendiri, secara bebas.Kemampuan itu bersumber dari kemampuan manusia untuk berfikir dan berkehendak utnuk melakukan suatu tindakan.Sedangkan menurut K. Bertens (2001) kebebasan dibedakan menjadi kebebasan sosial politik dan kebebasan individual. Kebebasan eksistensial termasuk kedalam kebebasan individual. Subjek kebebasan sosial politik adalah suatu bangsa dan rakyat, sedangkan subjek kebebasan individual adalah manusia perorangan. Kebebasan politik bukanlah sesuatu yang telah ada melainkan sebagian besar merupakan produk perkembangan sejarah atau produk perjuangan sepanjang sejarah. Kebebasan sosial politik berkaitan erat dengan etika, sebagai norma yang harus ditaati masyarakat.Kebebasan individual, menurut K. Bartens kadang-kadang kebebasan itu diartikan dengan:a. Kesewenang-wenangan (arbitrariness). Bebas diartikan, ia dapat berbuat sesuka hati.b. Kebebasan fisik. Bebas diartikan tiada paksaan dan rintangan dari luar. Orang diartikan mempunyai kebebasan bila ia bisa bergerak kemana saja ia mau tanpa hambatan siapapun.c. Kebebasan Yridis. Kebebasan berkaitan dengan hukum dan haris dijamin oleh hukum. Kebebasan hukum merupakan salah satu aspek dari hak asasi manusia.d. Kebebasan Psikologis. Kebebasan psikologis yaitu kemampuan yang dimiliki manusia untuk mengembangkan serta mengarahkan hidupnya, termasuk didalamnya yang menyangkut kemampuan kehendak.e. Kebebasan moral. Kebebasan moral berkaitan dengan kebebasan psikologis, walaupun tidak sama. Tanpa kebebasan psikologis tidak mungkin terdapat kebebasan moral. Dalam keadaan normal kebebasan psikologis akan disertai dengan kebebasan moral.f. Kebebasan eksistensial. Kebebasan eksistensial adalah kebebasan yang menyeluruh yang menyangkut seluruh pribadi manusia dan tidak sebatas pada salah satu aspek saja. Kebebasan ini mencangkup seluruh eksistensi manusia. Kebebasan ini merupakan kebebasan yang tertinggi yang dimiliki manusia. Dilihat dari segi sifatnya kebebasan dapat di bagi tiga yaitu :a. Kebebesan Jasmani. Yaitu kebebasan untuk mrnggerakkan dan mempergunakan anggota badan yang kita miliki.b. Kebebesan rohaniah. Yaitu kebebasan menghendaki sesuatu.Jangkauan kebebasan kehendak adalah sejauh jangkauan kemungkinan untuk berpikir,karena manusia dapat memikirkan apa saja.c. Kebebasan moral. Dalam arti luas berarti tidak adanya macam-macam ancaman, tekanan, larangan dan desakan lain yang tidak sampai berupa paksaan fisik. Sedangkan dalam arti sempit dikatakan bahwa kebebasan yaitu bebas berbuat apabila terdapat kemungkinan-kemungkinan untuk berbuat.Sedangkan menurut pandangan dan bentuk pemikiran dari Isaiah Berlin yang merupakan seorang tokoh dan guru besar di Universitas Oxford, Inggris, ia menjelaskan masalah kebebasan dengan menyatakan bahwa kebebasan itu ada dua macam, terdiri (Zubair, 1995)a. Kebebasan NegatifDisebut sebagai kebebasan negetif karena hanya dikatakan bebas dari apa tetapi tidak ditentukan bebas untuk apa. Orang itu benarkalau kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi orang lain dengan bentuk paksaan atau tekanan. Rupanya kebebasan yang paling mudah dimengerti dengan cara negatif. Demikian juga dalam kehidupan sehari-hari bebas dipahami sebagai terlepas, tidak ada, tanpa. Misalnya tentang : kebebasan tugas, jalan bebas hambatan, wilayah-wilayah bebas becak, makan bebas bakteri, daerah bebas buta huruf dll. Kebebasan negatif lebih ditekankan pada kebebasan dari segala tekanan (menekankan pada state of nature dan individu). Kata kuncinya adalah Freedom from lebih menekankan pada pentingnya keberadaan individu jadi sifatnya subjektifisme.Kebebasan ini terpusat pada tindakan yang lahir dari motif-motif internal dan bukan eksternal. Alternatif ini menuntut suatu doktrin tentang manusia sedemikian sehingga manusia mempunyai hakekat dasariah, atau diri, yang memungkinkan bertindak, dan bukan bertindak sesuai dengan dunia luar.

b. Kebebasan PositifYaitu kebebasan yang timbul pengertian positif bebas tidak hanya dari sesuatu melainkan juga untuk sesuatu atau kebebasan untuk . harus diisi oleh menusia sendiri. Kemungkinan-kemungkinan ini sama luasnya dengan kreatif manusia. Kebebasan positif secara garis besar adalah lebih mengarah pada apa yang bisa saya perbuat untuk orang lain atau orang banyak. Kata kuncinya adalah Freedom to dan lebih ditekankan pada masyarakat banyak yang tentunya relasi yang ada dalam masyarakat itu diatur melalui hukum. Menurut Thomas Aquinas dan St. Agustinus yang merupakan filusuf dari abad pertengahan mengatakan bahwa perbuatan yang bebas menuntut suatu konotasi normatif, sehingga kebebasan berarti berbuat apa yang harus diperbuat. Batas kebebasan, banyak dianalisa antar lain adalah filsuf perancis Jean Paul Sartre dalam Kunarto (1977) penganut aliran eksistensialisme yang secara ekstrem berpendapat: we are condemned to be free, kita dihukum untuk hidup bebas, atau dengan kata lain kita ditakdirkan untuk hidup bebas. Namun kebebasan itu ada batas-batasnya antara lain:a. Faktor faktor internal manusiaBaik phisik maupun psikis, berbadan tinggi ataupun pendek, pintar bodoh, psikis lemah atau kuat, umur tua muda, kaya miskin, dan seterusnya merupakan batas batas jangkauan kebebasan seseorang.b. LingkunganBaik alamiah maupun sosial ekonomi, budaya dapat membatasi kebebasan seseorang.c. Kebebasan orang lainKakak-adik, teman sekolah, dan lain-lain serta masyarakat pada umumny, sangat menentukan kebebasan seseorang.d. Generasi mendatangRelatif merupakan pendapat terbaru, karena demi mereka kita harus melakukan pembatasan tertentu, agar kelangsungan hidup mereka dapat menjadi lebih baik.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, JakartaLorens Bagus. 2000. Kamus Filsafa., Jakarta: Gramedia.Frans Magnis Suseno. 2002. Etika Dasar: Masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius Bertens, K. 2001. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kunarto. 1977. Etika Kepolisian. Jakarta: Cipta ManunggalZubair A C. 1995. Kuliah Etika. Jakarta: Pt.Grafindo Pustaka.