Ke Simp Ulan

3
Tidak ada satupun pengobatan yang efektif untuk semua pasien akromegali. Pengobatan akromegali harus secara individual dan lebih mengarah ke terapi kombinasi, bergantung pada karakteristik pasien seperti umur dan ukuran tumor. Pengobatan untuk Acromegaly non surgery termasuk terapi medis dengan somatosatin analogs, dopamine agonists, pegvisomant, dan Terapi radiasi. Dopamin agonis merupakan obat yang sudah lama ada sebelum obat- obat yang lainnya ditemukan dan merupakan obat yang dahulu dipakai untuk mengobati pasien akromegali, kerjanya dengan mengikat reseptor D2. Faktanya pada pasien yang menggunakan obat ini kurang hanya sedikit saja yang mencapai kadar IGF-I yang normal. Dopamin agonis juga mempunyai efek samping yang cukup banyak seperti nausea, muntah, keram pada perut, hidung buntu, aritmia, efek pada CNS, gangguan tidur, lemah, hipotensi postural yang transien, dan kedinginan yang menginduksi vasospasme perifer (ergostism) oleh karena itu, saat ini dopamin agonis sudah jarang digunakan. Somatostatin merupakan obat yang sudah luas digunakan saat ini, dimana kerjanya berikatan dengan SSTR-2 dan -5. Pasien yang menggunakan obat ini menunjukan penormalan sekresi GH dan IGF-I, selain itu juga efek obat ini dapat mengecilkan ukuran tumor. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah terjadinya batu ginjal selain itu ada beberapa efek samping yang lainnya misalnya nyeri pada perut, malabsorbsi lemak, nausea, dan flatulence, diare, dan lain-lain. Pengobatan dengan somatostatin analog lebih

description

simpulan

Transcript of Ke Simp Ulan

Page 1: Ke Simp Ulan

Tidak ada satupun pengobatan yang efektif untuk semua pasien akromegali. Pengobatan

akromegali harus secara individual dan lebih mengarah ke terapi kombinasi, bergantung pada

karakteristik pasien seperti umur dan ukuran tumor. Pengobatan untuk Acromegaly non surgery

termasuk terapi medis dengan somatosatin analogs, dopamine agonists, pegvisomant, dan Terapi

radiasi.

Dopamin agonis merupakan obat yang sudah lama ada sebelum obat-obat yang lainnya

ditemukan dan merupakan obat yang dahulu dipakai untuk mengobati pasien akromegali,

kerjanya dengan mengikat reseptor D2. Faktanya pada pasien yang menggunakan obat ini kurang

hanya sedikit saja yang mencapai kadar IGF-I yang normal. Dopamin agonis juga mempunyai

efek samping yang cukup banyak seperti nausea, muntah, keram pada perut, hidung buntu,

aritmia, efek pada CNS, gangguan tidur, lemah, hipotensi postural yang transien, dan kedinginan

yang menginduksi vasospasme perifer (ergostism) oleh karena itu, saat ini dopamin agonis sudah

jarang digunakan.

Somatostatin merupakan obat yang sudah luas digunakan saat ini, dimana kerjanya berikatan

dengan SSTR-2 dan -5. Pasien yang menggunakan obat ini menunjukan penormalan sekresi GH

dan IGF-I, selain itu juga efek obat ini dapat mengecilkan ukuran tumor. Efek samping yang

paling sering dikeluhkan adalah terjadinya batu ginjal selain itu ada beberapa efek samping yang

lainnya misalnya nyeri pada perut, malabsorbsi lemak, nausea, dan flatulence, diare, dan lain-

lain. Pengobatan dengan somatostatin analog lebih efektif menurunkan IGF-I daripada dengan

menggunakan dopamine agonis.

Pegvisomant merupakan obat ackomegali yang paling terbaru, bekerjanya sebagai reseptor

antagonis untuk GH sehingga mencegah GH berikatan dengan reseptornya dan mencegah

terbentuknya formasi sebuah kompleks reseptor-dimer aktif dengan GH, yang penting untuk

tranduksi signal dalam membentuk IGF-I. Pegvisomant ini menghasilkan penurunan GH dan

IGF-I serta mempunyai efek mengecilkan tumor. Penggunaan pegvisoman dapat menigkatkan

serum ALT dan AST tetapi tidak secara permanen. merupakan. Untuk pasien yang tidak dapat

diobati dengan bedah, pegvisomant digunakan sebagai terapi pertama dikarenakan kemanjuran

dan keamanan obat ini. Pegvisomant menunjukan efek terapeutik yang signifikan pada hampir

semua pasien acromegaly dengan menurunkan IGF-I yang tidak berespon dengan pengobatan

yang biasanya. Pegvisomant mempunyai efek yang labih baik dan juga efek samping yang

Page 2: Ke Simp Ulan

sedikit jika dibandingkan dengan somatostatin analog, tetapi kedua obat ini juga dapat digunakan

sebagai terapi kombinasi.

Terapi radiasi biasanya digunakan bukan sebagai modalitas utama untuk mengobati akromegali.

Terapi ini digunakan untuk orang-orang yang masih mempunyai sisa-sisa tumor setelah

pembedahan dan yang tidak berespon pada obat, bisa digunakan untuk pasien yang tidak dapat

melakukan pembedahan. Bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu konvensional dan stereotactic. Efek

samping dari terapi ini adalah menurunnya fungsi pituitary sehingga kebanyakan pasien

membutuhkan terapi pengganti hormone.