Ke Simp Ulan
-
Upload
utami-handayani-kurnia -
Category
Documents
-
view
220 -
download
1
description
Transcript of Ke Simp Ulan
Tidak ada satupun pengobatan yang efektif untuk semua pasien akromegali. Pengobatan
akromegali harus secara individual dan lebih mengarah ke terapi kombinasi, bergantung pada
karakteristik pasien seperti umur dan ukuran tumor. Pengobatan untuk Acromegaly non surgery
termasuk terapi medis dengan somatosatin analogs, dopamine agonists, pegvisomant, dan Terapi
radiasi.
Dopamin agonis merupakan obat yang sudah lama ada sebelum obat-obat yang lainnya
ditemukan dan merupakan obat yang dahulu dipakai untuk mengobati pasien akromegali,
kerjanya dengan mengikat reseptor D2. Faktanya pada pasien yang menggunakan obat ini kurang
hanya sedikit saja yang mencapai kadar IGF-I yang normal. Dopamin agonis juga mempunyai
efek samping yang cukup banyak seperti nausea, muntah, keram pada perut, hidung buntu,
aritmia, efek pada CNS, gangguan tidur, lemah, hipotensi postural yang transien, dan kedinginan
yang menginduksi vasospasme perifer (ergostism) oleh karena itu, saat ini dopamin agonis sudah
jarang digunakan.
Somatostatin merupakan obat yang sudah luas digunakan saat ini, dimana kerjanya berikatan
dengan SSTR-2 dan -5. Pasien yang menggunakan obat ini menunjukan penormalan sekresi GH
dan IGF-I, selain itu juga efek obat ini dapat mengecilkan ukuran tumor. Efek samping yang
paling sering dikeluhkan adalah terjadinya batu ginjal selain itu ada beberapa efek samping yang
lainnya misalnya nyeri pada perut, malabsorbsi lemak, nausea, dan flatulence, diare, dan lain-
lain. Pengobatan dengan somatostatin analog lebih efektif menurunkan IGF-I daripada dengan
menggunakan dopamine agonis.
Pegvisomant merupakan obat ackomegali yang paling terbaru, bekerjanya sebagai reseptor
antagonis untuk GH sehingga mencegah GH berikatan dengan reseptornya dan mencegah
terbentuknya formasi sebuah kompleks reseptor-dimer aktif dengan GH, yang penting untuk
tranduksi signal dalam membentuk IGF-I. Pegvisomant ini menghasilkan penurunan GH dan
IGF-I serta mempunyai efek mengecilkan tumor. Penggunaan pegvisoman dapat menigkatkan
serum ALT dan AST tetapi tidak secara permanen. merupakan. Untuk pasien yang tidak dapat
diobati dengan bedah, pegvisomant digunakan sebagai terapi pertama dikarenakan kemanjuran
dan keamanan obat ini. Pegvisomant menunjukan efek terapeutik yang signifikan pada hampir
semua pasien acromegaly dengan menurunkan IGF-I yang tidak berespon dengan pengobatan
yang biasanya. Pegvisomant mempunyai efek yang labih baik dan juga efek samping yang
sedikit jika dibandingkan dengan somatostatin analog, tetapi kedua obat ini juga dapat digunakan
sebagai terapi kombinasi.
Terapi radiasi biasanya digunakan bukan sebagai modalitas utama untuk mengobati akromegali.
Terapi ini digunakan untuk orang-orang yang masih mempunyai sisa-sisa tumor setelah
pembedahan dan yang tidak berespon pada obat, bisa digunakan untuk pasien yang tidak dapat
melakukan pembedahan. Bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu konvensional dan stereotactic. Efek
samping dari terapi ini adalah menurunnya fungsi pituitary sehingga kebanyakan pasien
membutuhkan terapi pengganti hormone.