KDM II
-
Upload
dina-auliya-amly -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of KDM II
-
7/21/2019 KDM II
1/16
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Homeostasis
Homeostasis berasal dari bahasa Yunani: homeo berarti sama, stasis berarti
mempertahankan keadaan, sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh
untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang
dihadapi. Istilah ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan
aneka kondisi yang hampir selalu konstan di lingkungan dalam.
Homeostasis adalah essensial bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan setiap
sel, melalui aktivitasnya khususnya masing-masing ikut berperan sebagai bagian dari
suatu sistem tubuh mempertahankan lingkungan internal yang dipakai bersama oleh
semua sel.
Kenyataan lingkungan internal harus dijaga relatif stabil tidak berarti bahwa
komposisi, suhu, dan karakteristik lainnya sama sekali tidak berubah. Baik faktor
eksternal maupun internal secara terus menerus mengganggu homeostasis. Jika suatu
faktor mulai menggerakkan lingkungan internal menjauhi kondisi optimal maka
sistem-sistem tubuh akan memulai reaksi tandingan yang sesuai untuk memperkecil
perubahan-perubahan tersebut. Sebagai contoh, kita pergi ketempat ang bersuhu
dingin (suatu faktor eksternal) sehingga suhu tubuh akan menurun. Sebagi
tanggapannya, pusat kontrol suhu di otak memulai tindakan-tindakan kompensasi,
misalnya menggigil, untuk meningkatkan suhu tubuh ke normal. Sebaliknya,
produksi panas tambahan oleh otot-otot yang aktif selama olah raga (faktor internal)
cenderung meningkatkan suhu internal tubuh sehingga pusat kontrol suhu memicuproses berkeringat dan tindakan kompensasi lain untuk menurunkan suhu tubuh ke
normal.
Hemostasis normal dapat dibagi menjadi dua tahap: yaitu hemostasis primer
dan hemostasis sekunder. Pada hemostasis primer yang berperan adalah komponen
-
7/21/2019 KDM II
2/16
-
7/21/2019 KDM II
3/16
-
7/21/2019 KDM II
4/16
5
2.2 Penatalaksanaan Pendarahan di Rongga Mulut
Apabila terdapat indikasi sistemik, maka sebaiknya di konsultasikan ke dokter
spesialis, lebih baik ke hematologist.
Perawatan pendarahan secara lokal:
1. Penekanan lokal
Penekanan lokal meliputi penekanan secara langsung pada tempat pendarahan
dan penekanan tidak lagsung misalnya dengan menekan pembuluh darah
utama yang mengalirkan darah ke luka.
2. Kompres dingin
Dingin berefek kontraksi pembuluh darah, sehingga dapat mengontrol
pendarahan, juga mengurangi atau menghambat inflamasi. Penggunaan
kompres dingin harus berulang dan tidak melebih 20 menit.
3. Penjepitan/penjahitan
Bla pendarahan disebabkan karena terputusmya pembuluh darah yang besar,
maka pembuluh darah tersebut kita ikat dengan cat gut atau benang
absorbableyang lain. Bila pendarahan disebabkan karena terbukanya jahitan
operasi maka kita lakukan dengan penjahitan kembali.4. Obat vasokonstriksi
Pemakaian obat seperti adrenalin dapat menghentikan pendarahan. Adrenalin
yang telah diencerkar 1:1000 diteteskan diatas tampon atau tromuin, fibrin,
novocel, topostasin (sebagai haemostatikus lokal) yang dimasukkan kedalam
luka.
2.3 Pemeriksaan Laboratorium Pada Pasien Pendarahan di Rongga Mulut
Pemeriksaan laboratorium dpat dimanfaatkan oleh dokter gigi untuk
menyaring kemungkinan adanya penyakit pendarahan. Test laboratorium yang
biasanya dimanfaatkan adalah hitung platelet, waktu pendarahan (BT), partial
thromboplastintime (PTT), waktu protrombin (PT). Dengan melaksanakan prosedur
-
7/21/2019 KDM II
5/16
6
pemeriksaan tersebut diatas secara komprehensif, maka akan terdeteksi adanya
pasien-pasien yang berstatus bleeder. Pada pasien-pasien tersebut tes laboratorium
sangat mutlak diperlukan sebelumnya tindakan pencabutan gigi untuk menghindari
terjadinya resiko yang fatal atau kedaruratan.
Penghitungan platelet berfungsi untuk memeriksa penyebab gangguan
pendarahan akibat trombositopenia. Saat jumlah trombosit normal tapi fungsi
trombosit abnormal dan bleeding time memanjang (>10 menit), dapat meningkatkan
resiko pendarahan. Ketika PTT memanjang (normalnya 25-35 detik) dan secara klinis
tidak ada pendarahan, penderita dapat disuspek dengan defisiensi faktor XII. Jika
penderita mengalami pendarahan ringan dapat disuspek dengan defisiensi faktor VIII
dan IX. Pemanjangan PT (normalnya 10-15 detik) mengindikasikan penderita
mengalami defisiensi faktor VII, vit K (akut) atau konsumsi walfarin. Ketika PT dan
PTT memanjang, ini mengindikasikan penderita kekurangan faktor II, V, dan X, vit K
atau konsumsi warfarin.
1.PT (Masa Protrombin plasma )
PT Protrombin disintesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak aktif dalam
proses pembekuan. Protrombin (F II) dikonversi menjadi thrombin oleh
tromboplastin untuk membentuk bekuan darah. Pemeriksaan PT digunakan untuk
menilai kemampuan faktor koagulasi jalur ekstrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor
I (fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor VII
(prokonvertin), dan faktor X (faktor Stuart). Perubahan faktor V dan VII akan
memperpanjang PT selama 2 detik atau 10% dari nilai normal.
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan PT adalah sampel darah
membeku, membiarkan sampel darah sitrat disimpan pada suhu kamar selama
beberapa jam, diet tinggi lemak (pemendekan PT) dan penggunaan alkohol
(pemanjangan PT)
-
7/21/2019 KDM II
6/16
7
Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan PT dilakukan dengan memakai reagen Organon menurut
metode(one-step method) yang dianjurkan oleh Quick.
Prinsip
Prinsip test ini merupakan rekalsifikasi plasma dengan
penambahanthromboplastin. Pemeriksaan in vitro menunjukan kegunaan dari sistim
pembekuandarah jalur eksterinsik.
Cara kerja :
1. Campur satu vial reagen tromboplastin (SimplastinExcel S) dengan satuvial
pelarut, goyang (putar-putar) dengan kuat untuk menjamin rehidrasilengkap.
Dan sebelum digunakan harus dicampur dengan baik hinggahomogen.
2. Hangatkan sejumlah volume reagen thromboplastin pada 37 derajat celcius
3. Beri label tabung test (sampel dan kontrol), dan masukan 0.1 ml sampel
ataukontrol kedalam tabung yang sesuai.
4. Inkubasi masing-masing tabung ( sampel dan kontrol) pada 37 oC selama 3
10 menit.
5.
Tambahkan 0.2 larutan reagen thromboplastin hangat kedalam tabung yang
berisi plasma diatas dan secara bersamaan jalankan stopwatch.
6. Tabung digoyang dan perhatikan terbentuknya bekuan, saat terbentuknya
bekuan stopwatch dihentikan dan catat waktu ( dalam detik).
Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan ini dipakai untuk menguji faktor extrinsic. Sebagai
tissuthromboplastin dipakai aceton dehydrated rabbit brain.Test ini digunakan untuk
menguji extrinsic pathway. Jadi diperlukan faktor VII, faktor V, faktor X, faktor II
serta faktor I yang normal, sedangkan tissue thromboplastin tidak perlu normal.
-
7/21/2019 KDM II
7/16
8
Arti klinis :
Test ini normal hasilnya : 1113,5 detik. Akan tetapi harus disertai dengan laporan,
misalnya :
PPT penderita 12,5 detik ; PPT control 12,0 detik.
PPT penderita 16,0 detik ; PPT control 12,5 detik.
Dikatakan abnormal apabila beda dengan kontrol lebih dari 2 detik.
Test PPT ini abnormal / memanjang pada :
1. Obstructive jaundice
2. Penyakit-penyakit hepar yang lanjut
3.
Penyakit-penyakit perdarahan pada newborns
4. Penyakit-penyakit congenital seperti : Deficiency faktor VII, Deficiency
faktor V, Deficiency faktor II
5. Syndrome nephrotic.
6. Penderita-penderita yang mendapatkan pengobatan dengan obat-
obatanticoagulansia (hal ini memang kita buat memanjang, sering dibuat
menjadi 2 kali dari normal, misalnya : PPT kontrol 12,0 detik ; PPT penderita
23 detik).
Pada faktor intrinsic membutuhkan waktu yang lebih lama, agar waktunya
menjadi lebih pendek, maka faktor contact diganti dengan kaolin = china clay = bolus
alba, dan juga faktor thrombocyte diganti dengan partial thromboplastine
(aktivitasnya mirip dengan phospholipid). Jadi disini faktor XII dan faktor XI by
pass.
2. APTT
Masa tromboplastin parsial teraktivasi (activated partial thromboplastin time,
APTT) adalah uji laboratorium untuk menilai aktifitas faktor koagulasi jalur intrinsik
dan jalur bersama, yaitu faktor XII (faktor Hagemen), pre-kalikrein, kininogen, faktor
-
7/21/2019 KDM II
8/16
9
XI (plasma tromboplastin antecendent, PTA), faktor IX (factor Christmas), faktor
VIII (antihemophilic factor, AHF), faktor X (faktor Stuart), faktor V (proakselerin),
faktor II (protrombin) dan faktor I (fibrinogen). Tes ini untuk monitoring terapi
heparin atau adanya circulating anticoagulant. APTT memanjang karena defisiensi
faktor koagulasi instrinsik dan bersama jika kadarnya 7 detik dari nilai normal,
maka hasil pemeriksaan itu dianggap abnormal.
APTT memanjang dijumpai pada :
1. Defisiensi bawaan
Jika PPT normal kemungkinan kekurangan :
Faktor VIII
Faktor IX
Faktor XI
Faktor XII
Jika faktor-faktor koagulasi tersebut normal, kemungkinan kekurangan HMW
kininogen (Fitzgerald factor) Defisiensi vitamin K, defisiensi protrombin,
hipofibrinogenemia.
2. Defisiensi didapat dan kondisi abnormal seperti :
Penyakit hati (sirosis hati)
Leukemia (mielositik, monositik)
Penyakit von Willebrand (hemophilia vaskular)
Malaria
Koagulopati konsumtif, seperti pada disseminated intravascular coagulation
(DIC)
Circulating anticoagulant (antiprothrombinase atau circulating anticoagulant
terhadap suatu faktor koagulasi)
Selama terapi antikoagulan oral atau heparin
-
7/21/2019 KDM II
9/16
10
Penetapan
Pemeriksaan APTT dapat dilakukan dengan cara manual (visual) atau dengan
alat otomatis (koagulometer), yang menggunakan metode foto-optik dan elektro-
mekanik. Teknik manual memiliki bias individu yang sangat besar sehingga tidak
dianjurkan lagi. Tetapi pada keadaan dimana kadar fibrinogen sangat rendah dan
tidak dapat dideteksi dengan alat otomatis, metode ini masih dapat digunakan.
Metode otomatis dapat memeriksa sampel dalam jumlah besar dengan cepat dan
teliti.
Prinsip dari uji APTT adalah menginkubasikan plasma sitrat yang
mengandung semua faktor koagulasi intrinsik kecuali kalsium dan trombosit dengan
tromboplastin parsial (fosfolipid) dengan bahan pengaktif (mis. kaolin, ellagic acid,
mikronized silica atau celite koloidal). Setelah ditambah kalsium maka akan terjadi
bekuan fibrin. Waktu koagulasi dicatat sebagai APTT.
Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah darah vena dengan antikoagulan
trisodium sitrat 3.2% (0.109M) dengan perbandingan 9:1. Gunakan tabung plastik
atau gelas yang dilapisi silikon. Sampel dipusingkan selama 15 menit dengan
kecepatan 2.500 g. Plasma dipisahkan dalam tabung plastik tahan 4 jam pada suhu
205oC. Jika dalam terapi heparin, plasma masih stabil dalam 2 jam pada suhu
205oC kalau sampling dengan antikoagulan citrate dan 4 jam pada suhu 205oC
kalau sampling dengan tabung CTAD.
Nilai Rujukan
Nilai normal uji APTT adalah 20 35 detik, namun hasil ini bisa bervariasi
untuk tiap laboratorium tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan.
3. BLEEDING TIME
Bleeding time (BT) menilai kemampuan darah untuk membeku setelah adanya
luka atau trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah
untuk membentuk bekuan. Prinsip pemeriksaannya adalah mengukur lamanya waktu
perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau cuping telinga. Bleeding
time digunakan untuk pemeriksaan penyaring hemostasis primer atau interaksi antara
-
7/21/2019 KDM II
10/16
11
trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk sumbat hemostatik, pasien dengan
perdarahan yang memanjang setelah luka, pasien dengan riwayat keluarga gangguan
perdarahan.
Prosedur
1. Metode Ivy
Pasang manset tensimeter pada lengan atas pasien kemudian atur tekanan
pada 40 mmHg Tekanan ini dipertahankan hingga pemeriksaan selesai.
Pilih lokasi penusukan pada satu tempat kira-kira 3 cm di bawah lipat siku.
Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol 70 %, tunggu hingga kering.
Tusuk kulit dengan lancet sedalam 3 mm. Hindari menusuk vena.
Hidupkan stopwatch saat darah mulai keluar kemudian isap darah yang keluar
dengan kertas saring setiap 30 detik.
Matikan stopwatch pada saat darah berhenti mengalir.
Kurangi tekanan hingga 0 mmHg lalu lepas manset tensimeter.
Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah darah yang ada
pada kertas saring. Jika telah lewat 10 menit perdarahan masih berlangsung,
maka hentikan pemeriksaan ini.
2. Metode Duke
Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alkohol 70 %, tunggu hingga
kering.
Tusuk pinggir anak daun telinga dengan lancet sedalam 2 mm.
Hidupkan stopwatch saat darah mulai keluar kemudian isap darah yang keluar
dengan kertas saring setiap 30 detik.
Matikan stopwatch pada saat darah berhenti mengalir.
Kurangi tekanan hingga 0 mmHg lalu lepas manset tensimeter.
Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah darah yang ada
pada kertas saring.
-
7/21/2019 KDM II
11/16
12
Masalah Klinis
HASIL MEMENDEK : Penyakit Hodgkin
HASIL MEMANJANG : idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), abnormalitas
trombosit, abnormalitas vascular, leukemia, penyakit hati serius, disseminated
intravascular coagulation (DIC), anemia aplastik, defisiensi faktor koagulasi (V, VII,
XI). Pengaruh obat : salisilat (aspirin), dekstran, mitramisin, warfarin (Coumadin),
streptokinase (streptodornasi, agens fibrinolitik).
2.4 Penyakit Kelainan Darah
1. Anemia
Anemia biasanyanya didefinisikan sebagai penurunan jumlah korpuskula sel
darah merah atau hemoglobin. Diagnosis laboratorium diawali dengan penentuan
volume sel darah erah/hematokrit dan konsentrasi hemoglobin dalam darah perifer.
(Hematokrit normal untuk laki-laki adalah 39,8-52,2 ml/dl dan untuk wanita 34,9-
46,9 ml/dl sedangkan hemoglobin normal untuk laki-laki adalah 13,3-17,7 gram/dl
dan wanita 11,7-17 gr/dl).
Anemia terjadi sebagai akibat gangguan, atau rusaknya mekanisme produksi
sel darah merah. Penyebab anemia adalah menurunnya produksi sel darah merah
karena kegagalan dari sumsum tulang, meningkatnya penghancuran sel-sel darah
merah, pendarahan, atau rendahnya kadar eritropoetin, misalnya pada gagal ginjal
yang parah. Gejala yang timbul adalah kelelahan, berat badan menurun, dan membran
mukosa pucat. Apabila timbulnya anemia kronis, mungkin hanya timbul sedikit
gejala sedangkan pada anemia akut sebaliknya.
2. Hemofilia
Hemofilia merupakan gangguan pada system pembekuan darah, dimana
waktu pendarahan menjadi lebih panjang karena darah sulit membeku. Hemofilia
-
7/21/2019 KDM II
12/16
13
terjadi akibat beberapa kelainan gen yang sifatnya diturunkan melalui ibu tetapi
hampir selalu menyerang anak laki-laki.
Jika terjadi pendarahan, tubuh secara otomatis akan membuat sel-sel darah
bergabung untuk membuat bekuan darah yang dapat menghentikan pendarahan.
Proses ini dinamakan koagulasi. Proses koagulasi meliputi trombosit dan plasma
protein yang mendorong terjadi pembekuan (faktor-faktor pembekuan).
Terdapat 2 jenis hemofilia:
1. Hemofilia A (Hemofili klasik) adalah jenis hemofili yang paling sering
terjadi (meliput 80%). Hemofilia A disebabkan karena faktor pembekuan
VIII.
2. Hemofilia B (penyakit Chrismas) adalah jenis hemofilia yang nomor
kedua sering terjadi. Hemofila B disebabkan karena kekurangan faktor
pembekuan IX.
3. Hemofilia C. gejala-gejala yang terjadi pada hemofilia C hanya ringan.
Hemofilia C disebabkan oleh kekurangan faktr pembekuan XI.
Diagnosis hemofilia
Diagnosis hemofilia ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik,
seperti adanya riwayat biru pada kulit, pendarahan kulit dan sendi. Episode
pendarahan pertama terjadi sebelum usia 18 bulan ditemukan saat anak dikhitan atau
pada saat anak melakukan pemeriksaan darah atau imunisasi, pendarahan tidak mau
berhenti, selain itu apabila terjadi cedera ringan, anak mudah memar, bahkan
penyuntikan kedalam otot bisa menyebabkan hematom yang luas. Perdarahan
berulang ke dalam sendi dan otot pada akhirnya bisa menyebabkan kelainan bentuk
yang melumpuhkan. Pendarahan bisa menyebabkan pembengkakan pada dasar lidah,
sehingga menyumbat saluran pernapasan dan terjadi gangguan pernapasan. Benturan
ringan di kepala bisa memicu perdarahan di tulang tengkorak, yang dapat
menyebabkan kerusakan otak dan kematian.
-
7/21/2019 KDM II
13/16
14
3.. Leukemia
Leukemia adalah suatu kejadian dimana produksi sel darah putih yang
berlebihan dan merupakan gangguan pembentukan sel darah putih yang terjadi di
sumsum tulang. Sel-sel tersebut tidak berkembang secara normal dan sebagian besar
merupakan sel yang masih muda atau belum matang yang tidak jelas fungsinya.
Manifestasi oral leukemia stadium kronik:
a) Mukosa mulut yang pucat
b) Pendarahan yang berkepanjangan setelah pencabutan gigi
c) Tampak ulserasi superficial pada mukosa oral.
Manisfestasi oral leukemia stadium akut:
a) Limfadenopati pada daerah servikal dan submandibularis
b) Ulserasi yang lebih luas stadium kronis
c) Pembesaran gingiva
d) Pendarahan gigi secara spontan
e) Petekia
f)
Ekimosis
Diagnosis leukemia
Penyakit leukemia ini merupakan penyakit sistemik yang ditangani oleh
dokter umum spesialistik, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi dokter gigi yang
menemukan lebih dini dari penderita. Karena manifestasi oral pada penyakit ini
snagat mencolok sehingga dokter gigi dapat dengan mudah mencurigai penyakit ini
pada pasien. Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan darah. Jika sel darah
merah menunjukan adanya tanda-tanda leukemia, peeriksaan dilanjutkan dengan
memeriksa sumsum tulang dengan biopsy.
-
7/21/2019 KDM II
14/16
15
2.5 Obat - Obat Antikoagulan
Obat antikoagulan adalah golongan obat yang dipakai untuk mengahmbat
pembekuan darah. Antikoagulan digunakan pada orang yang memiliki gangguan
pembuluh arteri dan vena yang membuat orang tersebut beresiko tinggi untuk
pembekuan darah.
Pada pasien mengkonsumsi antikoagulan (heparin dan walfarin) menyebabkan
PT dan APTT memanjang. Perlu dilakukan konsultasi terlebih dahulu dengan
internist untuk mengatur penghentian obat-obatan sebelum pencabutan gigi.
Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan
darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan
meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah di luar
tubuh pada pemeriksaan laboratorium atau tranfusi. Antikoagulan oral dan heparin
menghambat pembentukan fibrin dan digunakan sebagai pencegahan untuk
mengurangi insiden tromboemboli(masuknya udara pada aliran darah) terutama pada
vena.
Kedua macam antikoagulan ini juga bermanfaat untuk pengobatan trombosis
arteri karena mempengaruhi pembentukan fibrin yang diperlukan untuk
mempertahankan gumpalan trombosit. Antikoagulan dapat dibagi menjadi 3
kelompok :
1. Heparin,
2. Antikoagulan oral, terdiri dari derivat 4 -hidroksikumarin misalnya :
dikumoral, warfarin dan derivat indan-1,3-dionmisalnya : anisindion;
3. Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium, salah satu
faktor pembekuan darah.
-
7/21/2019 KDM II
15/16
16
1. Heparin
Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara
parenteral dan merupakan obat terpilih bila diperlukan efek yang cepat misalnya
untuk emboli paru-paru dan trombosis vena dalam, oklusi arteri akut atau infark
miokard akut. Obat ini juga digunakan untuk pencegahan tromboembolivena selama
operasi dan untuk mempertahankan sirkulasi ekstrakorporal selama operasi jantung
terbuka. Heparin juga diindikasikan untuk wanita hamil yang memerlukan
antikoagulan. Pelepasan heparin ke dalam darah yang tiba-tiba pada syok anafilaksis
menunjukkan heparin mungkin berperan dalam imunologik. Heparin
dikontraindikasikan pada pasien yang sedang atau cenderung mengalami perdarahan
misalnya: pasien hemofilia, permeabilitas kapiler yang meningkat, aborsi, perdarahan
intrakranial. Obat ini hanya digunakan untuk wanita hamil bila benar-benar
diperlukan. Hal ini disebabkan insidens perdarahan maternal, lahir mati dan lahir
prematur yang dilaporkan meningkat pada penggunaan heparin.
Mekanisme kerja heparin dengan mengikat antitrombin III membentuk
kompleks yang yang berafinitas lebih besar dari antitrombin III sendiri, terhadap
beberapa faktor pembekuan darah aktif, terutama trombin dan faktor Xa. Oleh karena
itu heparin mempercepat inaktivasi faktor pembekuan darah. Sediaan heparin dengan
berat molekul rendah (< 6000) beraktivitas anti Xa kuat dan sifat antitrombin sedang,
sedangkan sediaan heparin dengan berat molekul yang tinggi (>25000) beraktivitas
antitrombin kuat dan aktivitas anti Xa yang sedang. Heparin diberikan secara IV atau
SC. Pemberian secara SC memberikan masa kerja yang lebih lama tetapi efeknya
tidak dapat diramalkan. Efek antikoagulan akan segera timbul pada pemberian
suntikan bolus IV dengan dosis terapi, dan terjadi setelah 20-30 menit setelah
suntikan SC. Heparin cepat dimetabolisme di hati, masa paruh tergantung dari dosis
yang digunakan. Metabolit inaktif diekskresi melalui urin.
-
7/21/2019 KDM II
16/16
17
2. Antikoagulan oral
Seperti halnya heparin, antikoagulan oral berguna untuk pencegahan dan
pengobatan tromboemboli. Untuk pencegahan, umumnya obat ini digunakan dalam
jangka panjang. Terhadap trombosis vena, efek antikoagulan oral sama dengan
heparin, tetapi terhadap tromboemboli sistem arteri, antikoagulan oral kurang efektif.
Antikoagulan oral diindikasikan untuk penyakit dengan kecenderungan timbulnya
tromboemboli, antara lain infark miokard, penyakit jantung rematik, serangan
iskemia selintas, trombosis vena, emboli paru. Antikoagulan oral berguna untuk
pencegahan dan pengobatan tromboemboli. Efek toksik yang paling sering adalah
perdarahan. Kontraindikasi pada penyakit-penyakit dengan kecenderungan
perdarahan. Contoh obat: Natrium warfarin, dikumarol, anisendion.
Mekanisme kerja antikoagulan oral adalah antagonis vitamin K. Vitamin K
adalah kofaktor yang berperan dalam aktivasi faktor pembekuan darah II, VII, IX dan
X. Selain diberikan per oral, warfarin juga dapat diberikan IM dan IV. Absorpsi
dikumarol di saluran cerna lambat dan tidak sempurna, sedangkan warfarin diabsorpsi
lebih cepat dan hampir sempurna. Masa paruh warfarin 48 jam, sedangkan masa
paruh dikumarol 10-30 jam. Dikumarol dan warfarin dimetabolisme di hati menjadi
bentuk tidak aktif. Ekskresi dalam urin terutama dalam bentuk metabolit, anisindion
dapat menyebabkan urin berwarna merah jingga.
3. Antikoagulan pengikat ion kalsium
Natrium sitrat dalam darah akan mengikat kalsium menjadi kompleks kalsium
sitrat. Bahan ini banyak digunakan dalam darah untuk transfusi, karena tidak tosik.
Tetapi dosis yang terlalu tinggi umpamanya pada transfusi darah sampai 1.400 ml
dapat menyebabkan depresi jantung. Asam oksalat dan senyawa oksalat lainnya
digunakan untuk antikoagulan di luar tubuh (in vitro), sebab terlalu toksis untuk
penggunaan in vivo (di dalam tubuh). Natrium edetat mengikat kalsium menjadi
kompleks dan bersifat sebagai antikoagulan. Contoh obat: Natrium sitrat, Asam
oksalat dan senyawa oksalat lainnya, Natrium edetat.