KD 3.1

28
TUGAS KIMIA SMA BUKU PANDUAN PENDIDIK KELAS X STANDAR KOMPETENSI 3 KOMPETENSI DASAR 3.1 MENGIDENTIFIKASI SIFAT LARUTAN NONELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT BERDASARKAN DATA HASIL PERCOBAAN Disusun Oleh: SEPTI RIYANNINGSIH 09303241004 AUFA AFIFAH 09303241020 AISYIAH RESTUTININGSIH P U 09303241041 ESTERI SEPTYA HADI 09303241042 JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

description

kimia SMA kelasX

Transcript of KD 3.1

Page 1: KD 3.1

TUGAS KIMIA SMA

BUKU PANDUAN PENDIDIK KELAS X STANDAR KOMPETENSI 3

KOMPETENSI DASAR 3.1 MENGIDENTIFIKASI SIFAT LARUTAN

NONELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT BERDASARKAN DATA HASIL

PERCOBAAN

Disusun Oleh:

SEPTI RIYANNINGSIH 09303241004

AUFA AFIFAH 09303241020

AISYIAH RESTUTININGSIH P U 09303241041

ESTERI SEPTYA HADI 09303241042

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

Page 2: KD 3.1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang di

dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Proses

pembelajaran lebih diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk menghafal

informasi. Otak peserta didik dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai

informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi tersebut dan tidak berupaya

untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika peserta

didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi kurang

berpengalaman dalam aplikasi.

Banyak mata pelajaran yang tidak dapat mengembangkan kemampuan anak

untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak

digunakan secara baik dalam proses pembelajaran. Gejala-gejala seperti ini

merupakan gejala umum dari hasil proses pendidikan kita. Pendidikan di sekolah

terlalu menjejali otak peserta didik dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal.

Pembelajaran tidak diarahkan  untuk membangun dan mengembangkan karakter serta

potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Dengan kata lain proses pendidikan kita tidak

pernah diarahkan untuk membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan

memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang

kreatif dan inovatif.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara".

Terdapat beberapa hal yang perlu ditanggapi dari konsep pendidikan menurut

undang-undang tersebut. Pertama, pendidikan adalah suatu usaha sadar yang

terencana, hal ini berarti proses pendidikan di sekolah bukanlah proses yang

dilaksanakan asal-asalan dan untung-untungan, akan tetapi proses yang bertujuan

sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan peserta didik diarahkan pada

pencapaian tujuan. Kedua, proses pendidikan yang terencana diarahkan untuk

1

Page 3: KD 3.1

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal ini berarti pendidikan

tidak boleh mengesampingkan proses dan hasil belajar. Akan tetapi bagaimana

memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri peserta didik. Dengan

demikian, dalam pendidikan antara proses dan hasil harus berjalan secara seimbang.

Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat

mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi

kepada peserta didik (student active learning). Keempat, akhir dari proses pendidikan

adalah kemampuan peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, membentuk kepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia,

serta memiliki keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara. Hal ini berarti proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap,

pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan ketrampilan peserta

didik. Ketiga aspek inilah (sikap, kecerdasan, dan ketrampilan) arah dan tujuan

pendidikan yang harus diupayakan.

Banyak komponen yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kita di

sekolah belum sesuai dengan harapan. Dengan tidak mengesampingkan faktor lain,

komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah

komponen " guru". Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang

berhubungan langsung dengan peserta didik sebagai subjek dan objek belajar.

Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya

sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam

mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh sebab itu,

untuk mencapai proses dan hasil pendidikan seperti yang diharapkan, sebaiknya

dimulai dengan menganalisis komponen guru.

Makalah ini merupakan suatu tulisan rintisan bagi pengembangan buku

petunjuk guru, dalam rangka pencapaian hasil dan proses pembelajaran seperti yang

diharapkan. Makalah ini berisi mengenai komponen-komponen yang biasa digunakan

dalam suatu kegiatan pembelajaran, seperti pendekatan, model dan metode

pembelajaran, lalu system penilaian, dan contoh soal, dimana dalam makalah ini

dikhususkan untuk mata pelajaran Kimia kelas X dengan standar kompetensi 3, yaitu

memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-

redukasi, dengan kompetensi dasar 3.1 mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. Namun, makalah ini masih belum

sempurna, dan tidak dapat digunakan sebagai landasan pokok dan dilaksanakan

2

Page 4: KD 3.1

sesuai yang tertulis di dalamnya. Para guru dapat menerapkan dan mengembangkan

sendiri isi panduan tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi,

dan Tujuan Pembelajaran Kimia yang diuraikan dalam makalah ini?

2. Bagaimana ruang lingkup materi tersebut?

3. Bagaimana model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi

tersebut?

4. Bagaimana system penilaian untuk materi tersebut?

C. TUJUAN

1. Menjelaskan Standar Kompetensi 3 Kimia kelas X beserta Kompetensi Dasar,

Indikator Pencapaian Kompetensi, dan Tujuan Pembelaran Kimia.

2. Menjelaskan ruang lingkup materi.

3. Menjelaskan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan

materi tersebut.

4. Menjelaskan sistem penilaian untuk materi tersebut

3

Page 5: KD 3.1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, dan

Tujuan Pembelajaran Kimia

Makalah ini berisi panduan untuk tenaga pendidik atau guru mata pelajaran

Kimia kelas X, khususnya untuk Standar Kompetensi 3, yaitu memahami sifat-sifat

larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi.

Standar Kompetensi:

3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-

redukasi.

Kompetensi Dasar:

3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil

percobaan.

Indikator Pencapaian Kompetensi :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan.

2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan

sifat hantaran listriknya.

3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.

4. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa

kovalen polar.

Tujuan Pembelajaran :

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui percobaan.

2. Peserta didik dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan

nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.

3. Peserta didik dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik.

4. Peserta didik dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa

ion dan senyawa kovalen polar.

B. Ruang Lingkup

Dimensi Kognitif

4

Page 6: KD 3.1

1. Daya hantar listrik larutan

a. Larutan elektrolit

Definisi larutan elektrolit adalah larutan yang dapat bersifat sebagai konduktor

listrik. Contoh : larutan HCl, dan larutan NaOH.

b. Larutan nonelektrolit

Definisi larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan

listrik, disebabkan karena zat terlarutnya tidak dapat terionisasi dalam

larutannyA. Ditandai dengan padamnya lampu dan tidak ada gelembung di

sekitar elektroda pada pengujian adnaya hantaran listrik. Contoh: larutan gula,

dan larutan urea.

c. Pengujian adanya hantaran listrik

Larutan elektrolit ditandai dengan adanya nyala lampu dan adanya gelembung di

sekitar elektroda, sedangkan larutan nonelektrolit ditandai dengan padamnya

lampu dan tidak ada gelembung di sekitar elektroda.

d. Ionisasi

Ionisasi adalah penguraian zat elektrolit dalam larutan menjadi ion-ion yang

bergerak bebas.

e. Larutan elektrolit kuat

Definisi larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik

dengan baik, karena menghasilkan banyak ion dalam larutan. Ditandai dengan

adanya nyala lampu dan adanya gelembung di sekitar elektroda, contoh: HCl,

NaOH, dan H2SO4.

f. Larutan elektrolit lemah

Definisi larutan elektrolit lemah adalah larutan tidak dapat menghantarkan listrik

dengan sempurna, karena menghasilkan sedikit ion dalam larutan. Ditandai

dengan sedikitnya gelembung gas, sehingga lampu menyala redup, bahkan

kadang tidak menyala, contoh: CH3COOH, NH4OH.

g. Derajat disosiasi

Definisi dari derajat disosiasi adalah perbandingan jumlah mol zat yang

terionisasi dengan mol zat mula-mula.

2. Sifat hantar listrik larutan elektrolit

a. Sifat elektrolit pada senyawa ion

Senyawa ion tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa

ion akan terurai menjadi ion-ionnya ketika dilarutkan di dalam air. Ion-ion

5

Page 7: KD 3.1

tersebut akan bergerak bebas. Ion-ion yang bergerak bebas akan menghantarkan

arus listrik. Contoh reaksi:

K2SO4(aq) 2K+(aq) + SO42-(aq)

KBr(aq) K+(aq) + Br-(aq)

b. Sifat elektrolit pada senyawa kovalen polar

Senyawa kovalen yang bersifat polar disebut kovalen polar. Senyawa tersebut

memiliki perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar antara dua atom yang

membentuk molekul dwikutub (kutub positif dan negatif) yang terpolarisasi

menimbulkan molekul polar. Secara keseluruhan senyawa kovalen polar

merupakan senyawa partikel yang netral. Apabila senyawa tersebut dilarutkan di

dalam air akan menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal itu disebabkan

pelarut air merupakan molekul dwikutub yang membantu menguraikan senyawa

kovalen polar menjadi ion positif dan ion negatif. Contoh reaksi:

HCl(l) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq)

HBr(l) + H2O(l) H3O+(aq) + Br-(aq)

Senyawa kovalen yang daya hantarnya lemah: ammonia.

Dimensi Afektif :

1. Kehadiran

2. Kerja sama

3. Ketelitian

4. Ketekunan

5. Keaktifan

6. Kemandirian

7. Kejujuran

8. Tanggung jawab

9. Pengamalan

Dimensi Psikomorik:

1. Gerak reflex (reflex movements)

2. Gerak dasar (basic fundamental movements)

3. Kemampuan perseptual (perceptual abilities)

4. Gerak fisik (physical abilities)

5. Gerak terampil (skilled movements)

6. Komunikasi non-diskursip (non-discursive communication)

6

Page 8: KD 3.1

C. Model Pembelajaran

Pendekatan

1. Model pendekatan induktif

Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran dengan

pendekatan induktif yaitu:

(1) Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan

induktif.

(2) Guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang

memungkinkan peserta didik memperkirakan sifat umum yang terkandung

dalam contoh.

(3) Guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau

mengangkat perkiraan.

(4) Menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan

dari contoh tersebut serta tindak lanjut.

Model pendekatan induktif dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran :

a. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit

melalui percobaan.

b. Peserta didik dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan

nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.

2. Model Pendekatan deduktif

Model pendekatan deduktif adalah model pendekatan yang mengutamakan

penalaran dari umum ke khusus. Langkah-langkah yang ditempuh dalam model

pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut :

(1) Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.

(2) Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan

contoh-contohnya.

(3) Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan

antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media

yang cocok.

(4) Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa

keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.

Model pendekatan deduktif dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran :

a. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.

7

Page 9: KD 3.1

b. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa

kovalen polar.

Model pembelajaran :

1. Praktikum

2. Diskusi kelompok dan presentasi

3. Ceramah

4. Tanya jawab

5. Pemberian tugas

Media Pembelajaran :

1. Papan tulis

2. LCD

3. Alat-alat laboratorium

4. Lembar kerja praktikum peserta didik

5. Lembar soal

D. Sistem Penilaian dan Contoh Soal

1. Daya Hantar Listrik

a. Larutan Elektrolit

Jenis tagihan : tugas individu

Bentuk instrumen : tes tertulis (kuis)

Contoh instrumen : lembar soal

Tujuan :untuk mengetahui pengertian larutan elektrolit

Lembar soal :

1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit?

2. Sebutkan contoh larutan elektrolit!

Kunci jawaban :

1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik.

2. Contoh larutan elektrolit : larutan HCl, larutan H2SO4, dan larutan NaOH (guru

dapat menyebutkan contoh larutan yang lain).

Penilaian :

Skor maksimal : 100

Nilai akhir :

jumlahskor100 X 100

Kriteria penilaian :

8

Page 10: KD 3.1

No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan

1. 4 > 80 A Sangat baik

2. 3 68 – 79 B Baik

3. 2 56 – 67 C kurang

4. 1 < 55 D Sangat kurang

b. Larutan Nonelektrolit

Jenis tagihan : tugas individu

Bentuk instrumen : tes tertulis (kuis)

Contoh instrumen : lembar soal

Tujuan :untuk mengetahui pengertian larutan nonelektrolit

Lembar soal :

1. Apa yang dimaksud dengan larutan nonelektrolit?

2. Sebutkan contoh-contoh larutan nonelektrolit!

Kunci jawaban :

1. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik.

2. Contoh larutan nonelektrolit : larutan gula [C12H22O11], larutan etanol [C2H5OH],

larutan urea [CO(NH2)2] (guru dapat menyebutkan contoh larutan yang lain).

Penilaian :

Skor maksimal : 100

Nilai akhir :

jumlahskor100 X 100

Kriteria penilaian :

No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan

1. 4 > 80 A Sangat baik

2. 3 68 – 79 B Baik

3. 2 56 – 67 C Kurang

4. 1 < 55 D Sangat kurang

2. Pengujian Daya Hantar Listrik

Jenis tagihan : tugas kelompok

Bentuk instrumen : tes tertulis

Contoh instrument :

9

Page 11: KD 3.1

Lembar Kerja Praktikum

Tujuan : siswa dapat menguji daya hantar listrik larutan

Alat Bahan

1. Bola lampu senter 1. Akuades

2. batu baterai 1,5 volt 2. Larutan gula

3. Kabel 3. Larutan KOH

4. Gelas beker 4. Larutan MgCl2

5. Elektroda karbon 5. Larutan HCl

6. Larutan H2SO4

7. Larutan Amonia

8. Asam cuka

9. Etanol

Cara Kerja :

1. Rangkai alat praktikum daya hantar listrik seperti gambar di bawah ini

2. Tuangkan larutan HCl kedalam gelas beker

3. Celupkan elektroda karbon ke dalam gelas beker yang berisi larutan.

4. Amati perubahan yang terjadi pada nyala bola lampu dan sekitar elektroda karbon

(terdapat gelembung gas/ tidak).

5. Cuci elektroda karbon dengan akuades.

6. Lengkapi tabel data hasil percobaan.

7. Ulangi langkah ke-2 sampai 4 untuk larutan yang berbeda.

Tabel Data hasil percobaan

No. BahanPengamatan

Nyala lampu* Elektroda**

1. Akuades

2. Larutan gula

3. Larutan KOH

10

Page 12: KD 3.1

4. Larutan MgCl2

5. Larutan HCl

6. Larutan H2SO4

7. Larutan Amonia

8. Asam cuka

9. Etanol

*Menyala kuat (++)/ menyala redup (+)/ tidak menyala (-)

** Banyak gelembung (++)/ sedikit gelembung (+)/ tidak ada gelembung (-)

Tugas :

1. Berdasarkan hasil percobaan di atas, golongkan larutan berdasarkan daya hantar

listrik (larutan elektrolit dan nonelektrolit).

2. Berdasarkan hasil percobaan di atas, golongkan larutan berdasarkan kekuatan daya

hantar listrik (larutan elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit).

3. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik?

4. Apa yang dapat disimpulkan dari eksperimen ini berkaitan dengan pengujian daya

hantar listrik larutan?

Penilaian :

Nama peserta didik :

Mata pelajaran : Kimia

Materi pokok : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Uraian materi pokok : Pengujian Daya Hantar Listrik Larutan

Kelas : X

Hari/tanggal :

No

.Aspek yang diamati

Skala nilaiSkor

5 4 3 2 1

1. Cara menyiapkan alat

2. Cara memasang alat

3. Cara menyiapkan bahan

4. Cara melakukan uji hantar listrik

5. Cara mengamati perubahan yang

terjadi pada elektroda karbon

11

Page 13: KD 3.1

6. Kebenaran menarik kesimpulan

Skor total

Rerata skor :

Saran :

Jumlah skor maksimal (kerja kelompok) = 100

Nilai akhir =

skoryangdidapatskorakhir X 100

Kriteria penilaian:

No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan

1. 4 > 80 A Sangat baik

2. 3 68 – 79 B Baik

3. 2 56 – 67 C Kurang

4. 1 < 55 D Sangat kurang

3. Kekuatan Larutan Elektrolit

Jenis tagihan : tugas individu

Bentuk instrumen : tes tertulis

Contoh instrument :

Data hasil eksperimen. :

No. BahanPengamatan

Nyala lampu* Elektroda**

1. Akuades

2. Larutan gula

3. Larutan KOH

4. Larutan MgCl2

5. Larutan HCl

6. Larutan H2SO4

7. Larutan Amonia

8. Asam cuka

9. Etanol

12

Page 14: KD 3.1

1. Berdasarkan data hasil eksperimen tersebut, mengapa HCl dan KOH dapat

menghantarkan listrik? Dalam bentuk larutan, lelehan atau padatan larutan

elektrolit dapat menghantarkan listrik? Jelaskan!

2. Bagaimana kekuatan daya hantar listrik HCl, asam cuka, dan amonia? Jelaskan!

3. Sebutkan perbedaan larutan elektrolit kuat, laruta elektrolit lemah, dan larutan

nonelektrolit berdasarkan kekuatan daya hantar listriknya!

Kunci jawaban :

1. Apabila larutan-larutan elektrolit, seperti HCl dan KOH dilarutkan dalam air,

senyawa-senyawa tersebut akan terionisasi. Adanya ion-ion tersebut akan

menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik. Dalam bentuk

lelehan senyawa ion juga dapt menghantarkan listrik karena pada saat meleleh

senyawa tersebut terurai menjadi ion-ion yang bergerak bebas. Sedangkan dalam

padatan ion-ion idak dapat bergerak bebas.

2. Larutan elektrolit kuat (HCl) dapat menghantarkan listrik dengan sempurna.

Larutan elektrolit lemah (CH3COOH) tidak dapat sempurna menghantarkan

listrik karena tidak terionisasi sempurna. Sedangkan larutan nonelektrolit (larutan

ammonia) tidak dapat menghantarkan listrik.

3. Perbedaan elektrolit kuat dan elektrolit lemah

Elektrolit kuat Elektrolit lemah

Dalam air akan

terionisasi sempurna

Dalam air hanya terionisasi

sebagian

Zat terlarut berada

dalam bentuk

Zat terlarut sebagian besar

ber bentuk molekul netral

dan hanya

Ion-ion dan tidak ada

molekul zat

Jumlah ion dala laruan

relative sedikit

Terlarut yang netral. Daya hantar listrik lemah

Penilaian :

Skor maksimal : 100

Nilai akhir :

jumlahskor100 X 100

Kriteria penilaian :

13

Page 15: KD 3.1

No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan

1. 4 > 80 A Sangat baik

2. 3 68 – 79 B Baik

3. 2 56 – 67 C Kurang

4. 1 < 55 D Sangat kurang

4. Sifat Larutan Elektrolit Dalam Senyawa Ion

Jenis tagihan : tugas individu (pekerjaan rumah)

Bentuk instrumen : tes tertulis

Contoh instrumen :

1. Sebutkan contoh senyawa ionik yang dapat menghantarkan listrik!

2. Mengapa larutan K2SO4 dapat menghantarkan listrik?

Tuliskan reaksi ionisasinya!

Kunci jawaban :

1. Contoh senyawa ionik yang dapat menghantarkan listrik antara lain: K2SO4,

NaCL, dan AlCl3 (guru dapat menyebutkan contoh larutan lainnya).

2. Larutan K2SO4 dapat menghantarkan listrik karena termasuk dalam senyawa ion

yang tersusun atas ion positif dan ion negatif, yang akan terurai dalam air. Ion

tersebut akan bergerak bebas menghantarkan listrik.

Reaksi ionisasi :

K2SO4 (aq) 2K+ (aq) + SO42- (aq)

5. Sifat Larutan Elektrolit Dalam Senyawa Kovalen

Jenis tagihan : tugas individu (pekerjaan rumah)

Bentuk instrumen : tes tertulis

Contoh instrumen :

1. Sebutkan contoh senyawa kovalen yang termasuk dalam larutan elektrolit!

2. Mengapa larutan H2SO4 dapat menghantarkan listrik?

Tuliskan reaksi ionisasinya!

Kunci jawaban :

1. Contoh senyawa kovalen yang dapat menghantarkan listrik antara lain: H2SO4,

HCL, dan H3PO4 (guru dapat menyebutkan contoh lainnya).

2. Larutan H2SO4 dapat menghantarkan listrik karena termasuk dalam senyawa

kovalen polar, yang memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, sehingga

14

Page 16: KD 3.1

mempunyai dwi kutub, kutub positif dan negatif. Ketika senyawa kovalen polar

(H2SO4) dilarutkan ke dalam air, maka akan membentuk ion-ion yang dapat

menghantarkan listrik.

Reaksi ionisasi :

H2SO4 (aq) 2H+ (aq) + SO42- (aq)

Penilaian :

Skor maksimal : 100

Nilai akhir :

jumlahskor100 X 100

Kriteria penilaian :

No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan

1. 4 > 80 A Sangat baik

2. 3 68 – 79 B Baik

3. 2 56 – 67 C Kurang

4. 1 < 55 D Sangat kurang

E. Prosedur Penilaian

Penilaian Kognitif

Teknik : Ujian

Bentuk : Ujian tulis, ujian lisan

Kriteria Penilaian :

No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan

1. 4 > 80 A Sangat baik

2. 3 68 – 79 B Baik

3. 2 56 – 67 C Kurang

4. 1 < 55 D Sangat kurang

Penilaian Psikomotor

Teknik : Observasi

Bentuk : Pedoman observasi

Lembar Pengamatan : “Pedoman Observasi”

Nama peserta didik :

Mata pelajaran : Kimia

15

Page 17: KD 3.1

Materi pokok : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Uraian materi pokok : Pengujian Daya Hantar Listrik Larutan

Kelas : X

Hari/tanggal :

No

.Aspek yang diamati

Skala nilaiSkor

5 4 3 2 1

1. Cara menyiapkan alat

2. Cara memasang alat

3. Cara menyiapkan bahan

4. Cara melakukan uji hantar listrik

5. Cara mengamati perubahan yang terjadi pada elektroda karbon

6. Kebenaran menarik kesimpulan

Skor total

Rerata skor :

Saran :

Penilaian Afektif

Teknik : Observasi

Bentuk : Skala lajuan (rating scale)

Lembar Pengamatan : “Skala Lajuan Partisipasi Peserta Didik dalam Mata Pelajaran

Kimia”

Nama peserta didik : Kelas/semester : /

No.Pernyataan/

Indikator

Sangat

tinggiTinggi Sedang Rendah

Sangat

rendahJumlah

1. Kehadiran di kelas

2. Aktivitas di kelas

3. Ketepatan Waktu

4. Kerapihan buku bacaan

5. Mengumpulkan tugas

6. Partisipasi dalam praktikum

7. Partisipasi laporan praktikum

8. Partisipasi kegiatan kelompokSkor total

Beri tanda (√) pada kolom dengan intensitas sesuai kenyataan

16

Page 18: KD 3.1

F. Pengetahuan Kimia Tambahan

1. Sejarah Tokoh

a. Svante Arrhenius (1859 - 1927) , ahli kimia

terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit

yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan.

Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air

terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik

positif dan negatif yang disebut ion. Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan

ion yang bermuatan negatif dinamakan anion. Jumlah muatan ion positif akan sama

dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral.

Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi.

Ion-ion inilah yang bertugas menghantarkan arus listrik. Larutan yang dapat

menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.

Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya

gelembung gas dalam larutan.

b. Berdasarkan percobaan yang

dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika

arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan

terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas.

Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif

mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada

laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai

berikut:

HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)

Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)

Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

17

Page 19: KD 3.1

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Standar Kompetensi 3 kelas X, yaitu “memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit

dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi, terdiri dari dua Kompetensi Dasar yang

dapat diuraikan menjadi beberapa indikator.

2. Ruang lingkup materi berisi materi-materi yang harus disampaikan oleh guru kepada

peserta didik.

3. Model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain melalui diskusi kelompok dan

presentasi, penyampaian informasi, tanya jawab, demonstrasi, diskusi informasi,

pemberian tugas

4. Sistem penilaian dapat dilakukan melalui pemberian tugas secara individu,

kelompok, dan gabungan keduanya.

5. Pengetahuan kimia tambahan yang diberikan pada buku ini adalah mengenai tokoh

tokoh kimia yang bidangnya berhubungan dengan larutan elektrolit.

18

Page 20: KD 3.1

DAFTAR PUSTAKA

Etty Sofyatiningrum, Tine Maria Kuswati, Sri Rahayu Ningsih, Ratih, Nani Kartini. 2007.

Sains Kimia SMA/MA 1. Jakarta: Bumi Aksara

Muchtaridi dan Sandri Justiana. 2006. Kimia 1 Kelas X. Jakarta: Yudhistira

. 2009. Chemistry 1 for Senior High School. Jakarta: Yudhistira

Siti, Kalsum, dkk. 2009. Kimia 2. Jakarta : Depdikbud

Sukardjo. 2006. Sains Kimia SMA/MA 1. Jakarta: Sinar Grafika

Sukardjo dan Lis Permana Sari. 2008. Penilaian Hasil Belajar Kimia. Yogyakarta: FMIPA

UNY

Sutiman dan Eli Rohaeti. 2010. Teknologi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: FMIPA UNY

19