KD 3.1
-
Upload
septiriyan -
Category
Documents
-
view
87 -
download
0
description
Transcript of KD 3.1
TUGAS KIMIA SMA
BUKU PANDUAN PENDIDIK KELAS X STANDAR KOMPETENSI 3
KOMPETENSI DASAR 3.1 MENGIDENTIFIKASI SIFAT LARUTAN
NONELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT BERDASARKAN DATA HASIL
PERCOBAAN
Disusun Oleh:
SEPTI RIYANNINGSIH 09303241004
AUFA AFIFAH 09303241020
AISYIAH RESTUTININGSIH P U 09303241041
ESTERI SEPTYA HADI 09303241042
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang di
dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Proses
pembelajaran lebih diarahkan kepada kemampuan peserta didik untuk menghafal
informasi. Otak peserta didik dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi tersebut dan tidak berupaya
untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika peserta
didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi kurang
berpengalaman dalam aplikasi.
Banyak mata pelajaran yang tidak dapat mengembangkan kemampuan anak
untuk berpikir kritis dan sistematis, karena strategi pembelajaran berpikir tidak
digunakan secara baik dalam proses pembelajaran. Gejala-gejala seperti ini
merupakan gejala umum dari hasil proses pendidikan kita. Pendidikan di sekolah
terlalu menjejali otak peserta didik dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal.
Pembelajaran tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta
potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Dengan kata lain proses pendidikan kita tidak
pernah diarahkan untuk membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan
memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang
kreatif dan inovatif.
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara".
Terdapat beberapa hal yang perlu ditanggapi dari konsep pendidikan menurut
undang-undang tersebut. Pertama, pendidikan adalah suatu usaha sadar yang
terencana, hal ini berarti proses pendidikan di sekolah bukanlah proses yang
dilaksanakan asal-asalan dan untung-untungan, akan tetapi proses yang bertujuan
sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan peserta didik diarahkan pada
pencapaian tujuan. Kedua, proses pendidikan yang terencana diarahkan untuk
1
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Hal ini berarti pendidikan
tidak boleh mengesampingkan proses dan hasil belajar. Akan tetapi bagaimana
memperoleh hasil atau proses belajar yang terjadi pada diri peserta didik. Dengan
demikian, dalam pendidikan antara proses dan hasil harus berjalan secara seimbang.
Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi
kepada peserta didik (student active learning). Keempat, akhir dari proses pendidikan
adalah kemampuan peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, membentuk kepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia,
serta memiliki keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Hal ini berarti proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap,
pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan ketrampilan peserta
didik. Ketiga aspek inilah (sikap, kecerdasan, dan ketrampilan) arah dan tujuan
pendidikan yang harus diupayakan.
Banyak komponen yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pendidikan kita di
sekolah belum sesuai dengan harapan. Dengan tidak mengesampingkan faktor lain,
komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah
komponen " guru". Hal ini memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang
berhubungan langsung dengan peserta didik sebagai subjek dan objek belajar.
Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya
sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam
mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh sebab itu,
untuk mencapai proses dan hasil pendidikan seperti yang diharapkan, sebaiknya
dimulai dengan menganalisis komponen guru.
Makalah ini merupakan suatu tulisan rintisan bagi pengembangan buku
petunjuk guru, dalam rangka pencapaian hasil dan proses pembelajaran seperti yang
diharapkan. Makalah ini berisi mengenai komponen-komponen yang biasa digunakan
dalam suatu kegiatan pembelajaran, seperti pendekatan, model dan metode
pembelajaran, lalu system penilaian, dan contoh soal, dimana dalam makalah ini
dikhususkan untuk mata pelajaran Kimia kelas X dengan standar kompetensi 3, yaitu
memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-
redukasi, dengan kompetensi dasar 3.1 mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit
dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. Namun, makalah ini masih belum
sempurna, dan tidak dapat digunakan sebagai landasan pokok dan dilaksanakan
2
sesuai yang tertulis di dalamnya. Para guru dapat menerapkan dan mengembangkan
sendiri isi panduan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi,
dan Tujuan Pembelajaran Kimia yang diuraikan dalam makalah ini?
2. Bagaimana ruang lingkup materi tersebut?
3. Bagaimana model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi
tersebut?
4. Bagaimana system penilaian untuk materi tersebut?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan Standar Kompetensi 3 Kimia kelas X beserta Kompetensi Dasar,
Indikator Pencapaian Kompetensi, dan Tujuan Pembelaran Kimia.
2. Menjelaskan ruang lingkup materi.
3. Menjelaskan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyampaikan
materi tersebut.
4. Menjelaskan sistem penilaian untuk materi tersebut
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, dan
Tujuan Pembelajaran Kimia
Makalah ini berisi panduan untuk tenaga pendidik atau guru mata pelajaran
Kimia kelas X, khususnya untuk Standar Kompetensi 3, yaitu memahami sifat-sifat
larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi.
Standar Kompetensi:
3. Memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-
redukasi.
Kompetensi Dasar:
3.1 Mengidentifikasi sifat larutan nonelektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil
percobaan.
Indikator Pencapaian Kompetensi :
1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit melalui percobaan.
2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan
sifat hantaran listriknya.
3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
4. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa
kovalen polar.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui percobaan.
2. Peserta didik dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan
nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
3. Peserta didik dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit
menghantarkan arus listrik.
4. Peserta didik dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa
ion dan senyawa kovalen polar.
B. Ruang Lingkup
Dimensi Kognitif
4
1. Daya hantar listrik larutan
a. Larutan elektrolit
Definisi larutan elektrolit adalah larutan yang dapat bersifat sebagai konduktor
listrik. Contoh : larutan HCl, dan larutan NaOH.
b. Larutan nonelektrolit
Definisi larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
listrik, disebabkan karena zat terlarutnya tidak dapat terionisasi dalam
larutannyA. Ditandai dengan padamnya lampu dan tidak ada gelembung di
sekitar elektroda pada pengujian adnaya hantaran listrik. Contoh: larutan gula,
dan larutan urea.
c. Pengujian adanya hantaran listrik
Larutan elektrolit ditandai dengan adanya nyala lampu dan adanya gelembung di
sekitar elektroda, sedangkan larutan nonelektrolit ditandai dengan padamnya
lampu dan tidak ada gelembung di sekitar elektroda.
d. Ionisasi
Ionisasi adalah penguraian zat elektrolit dalam larutan menjadi ion-ion yang
bergerak bebas.
e. Larutan elektrolit kuat
Definisi larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik
dengan baik, karena menghasilkan banyak ion dalam larutan. Ditandai dengan
adanya nyala lampu dan adanya gelembung di sekitar elektroda, contoh: HCl,
NaOH, dan H2SO4.
f. Larutan elektrolit lemah
Definisi larutan elektrolit lemah adalah larutan tidak dapat menghantarkan listrik
dengan sempurna, karena menghasilkan sedikit ion dalam larutan. Ditandai
dengan sedikitnya gelembung gas, sehingga lampu menyala redup, bahkan
kadang tidak menyala, contoh: CH3COOH, NH4OH.
g. Derajat disosiasi
Definisi dari derajat disosiasi adalah perbandingan jumlah mol zat yang
terionisasi dengan mol zat mula-mula.
2. Sifat hantar listrik larutan elektrolit
a. Sifat elektrolit pada senyawa ion
Senyawa ion tersusun atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Senyawa
ion akan terurai menjadi ion-ionnya ketika dilarutkan di dalam air. Ion-ion
5
tersebut akan bergerak bebas. Ion-ion yang bergerak bebas akan menghantarkan
arus listrik. Contoh reaksi:
K2SO4(aq) 2K+(aq) + SO42-(aq)
KBr(aq) K+(aq) + Br-(aq)
b. Sifat elektrolit pada senyawa kovalen polar
Senyawa kovalen yang bersifat polar disebut kovalen polar. Senyawa tersebut
memiliki perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar antara dua atom yang
membentuk molekul dwikutub (kutub positif dan negatif) yang terpolarisasi
menimbulkan molekul polar. Secara keseluruhan senyawa kovalen polar
merupakan senyawa partikel yang netral. Apabila senyawa tersebut dilarutkan di
dalam air akan menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal itu disebabkan
pelarut air merupakan molekul dwikutub yang membantu menguraikan senyawa
kovalen polar menjadi ion positif dan ion negatif. Contoh reaksi:
HCl(l) + H2O(l) H3O+(aq) + Cl-(aq)
HBr(l) + H2O(l) H3O+(aq) + Br-(aq)
Senyawa kovalen yang daya hantarnya lemah: ammonia.
Dimensi Afektif :
1. Kehadiran
2. Kerja sama
3. Ketelitian
4. Ketekunan
5. Keaktifan
6. Kemandirian
7. Kejujuran
8. Tanggung jawab
9. Pengamalan
Dimensi Psikomorik:
1. Gerak reflex (reflex movements)
2. Gerak dasar (basic fundamental movements)
3. Kemampuan perseptual (perceptual abilities)
4. Gerak fisik (physical abilities)
5. Gerak terampil (skilled movements)
6. Komunikasi non-diskursip (non-discursive communication)
6
C. Model Pembelajaran
Pendekatan
1. Model pendekatan induktif
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran dengan
pendekatan induktif yaitu:
(1) Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan
induktif.
(2) Guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsip, atau aturan yang
memungkinkan peserta didik memperkirakan sifat umum yang terkandung
dalam contoh.
(3) Guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau
mengangkat perkiraan.
(4) Menyimpulkan, memberi penegasan dari beberapa contoh kemudian disimpulkan
dari contoh tersebut serta tindak lanjut.
Model pendekatan induktif dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran :
a. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan nonelektrolit
melalui percobaan.
b. Peserta didik dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan
nonelektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
2. Model Pendekatan deduktif
Model pendekatan deduktif adalah model pendekatan yang mengutamakan
penalaran dari umum ke khusus. Langkah-langkah yang ditempuh dalam model
pembelajaran dengan pendekatan deduktif dijelaskan sebagai berikut :
(1) Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan.
(2) Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan
contoh-contohnya.
(3) Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan
antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media
yang cocok.
(4) Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa
keadaan umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.
Model pendekatan deduktif dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran :
a. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
7
b. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa
kovalen polar.
Model pembelajaran :
1. Praktikum
2. Diskusi kelompok dan presentasi
3. Ceramah
4. Tanya jawab
5. Pemberian tugas
Media Pembelajaran :
1. Papan tulis
2. LCD
3. Alat-alat laboratorium
4. Lembar kerja praktikum peserta didik
5. Lembar soal
D. Sistem Penilaian dan Contoh Soal
1. Daya Hantar Listrik
a. Larutan Elektrolit
Jenis tagihan : tugas individu
Bentuk instrumen : tes tertulis (kuis)
Contoh instrumen : lembar soal
Tujuan :untuk mengetahui pengertian larutan elektrolit
Lembar soal :
1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit?
2. Sebutkan contoh larutan elektrolit!
Kunci jawaban :
1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik.
2. Contoh larutan elektrolit : larutan HCl, larutan H2SO4, dan larutan NaOH (guru
dapat menyebutkan contoh larutan yang lain).
Penilaian :
Skor maksimal : 100
Nilai akhir :
jumlahskor100 X 100
Kriteria penilaian :
8
No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan
1. 4 > 80 A Sangat baik
2. 3 68 – 79 B Baik
3. 2 56 – 67 C kurang
4. 1 < 55 D Sangat kurang
b. Larutan Nonelektrolit
Jenis tagihan : tugas individu
Bentuk instrumen : tes tertulis (kuis)
Contoh instrumen : lembar soal
Tujuan :untuk mengetahui pengertian larutan nonelektrolit
Lembar soal :
1. Apa yang dimaksud dengan larutan nonelektrolit?
2. Sebutkan contoh-contoh larutan nonelektrolit!
Kunci jawaban :
1. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik.
2. Contoh larutan nonelektrolit : larutan gula [C12H22O11], larutan etanol [C2H5OH],
larutan urea [CO(NH2)2] (guru dapat menyebutkan contoh larutan yang lain).
Penilaian :
Skor maksimal : 100
Nilai akhir :
jumlahskor100 X 100
Kriteria penilaian :
No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan
1. 4 > 80 A Sangat baik
2. 3 68 – 79 B Baik
3. 2 56 – 67 C Kurang
4. 1 < 55 D Sangat kurang
2. Pengujian Daya Hantar Listrik
Jenis tagihan : tugas kelompok
Bentuk instrumen : tes tertulis
Contoh instrument :
9
Lembar Kerja Praktikum
Tujuan : siswa dapat menguji daya hantar listrik larutan
Alat Bahan
1. Bola lampu senter 1. Akuades
2. batu baterai 1,5 volt 2. Larutan gula
3. Kabel 3. Larutan KOH
4. Gelas beker 4. Larutan MgCl2
5. Elektroda karbon 5. Larutan HCl
6. Larutan H2SO4
7. Larutan Amonia
8. Asam cuka
9. Etanol
Cara Kerja :
1. Rangkai alat praktikum daya hantar listrik seperti gambar di bawah ini
2. Tuangkan larutan HCl kedalam gelas beker
3. Celupkan elektroda karbon ke dalam gelas beker yang berisi larutan.
4. Amati perubahan yang terjadi pada nyala bola lampu dan sekitar elektroda karbon
(terdapat gelembung gas/ tidak).
5. Cuci elektroda karbon dengan akuades.
6. Lengkapi tabel data hasil percobaan.
7. Ulangi langkah ke-2 sampai 4 untuk larutan yang berbeda.
Tabel Data hasil percobaan
No. BahanPengamatan
Nyala lampu* Elektroda**
1. Akuades
2. Larutan gula
3. Larutan KOH
10
4. Larutan MgCl2
5. Larutan HCl
6. Larutan H2SO4
7. Larutan Amonia
8. Asam cuka
9. Etanol
*Menyala kuat (++)/ menyala redup (+)/ tidak menyala (-)
** Banyak gelembung (++)/ sedikit gelembung (+)/ tidak ada gelembung (-)
Tugas :
1. Berdasarkan hasil percobaan di atas, golongkan larutan berdasarkan daya hantar
listrik (larutan elektrolit dan nonelektrolit).
2. Berdasarkan hasil percobaan di atas, golongkan larutan berdasarkan kekuatan daya
hantar listrik (larutan elektrolit kuat, lemah dan nonelektrolit).
3. Mengapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik?
4. Apa yang dapat disimpulkan dari eksperimen ini berkaitan dengan pengujian daya
hantar listrik larutan?
Penilaian :
Nama peserta didik :
Mata pelajaran : Kimia
Materi pokok : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Uraian materi pokok : Pengujian Daya Hantar Listrik Larutan
Kelas : X
Hari/tanggal :
No
.Aspek yang diamati
Skala nilaiSkor
5 4 3 2 1
1. Cara menyiapkan alat
2. Cara memasang alat
3. Cara menyiapkan bahan
4. Cara melakukan uji hantar listrik
5. Cara mengamati perubahan yang
terjadi pada elektroda karbon
11
6. Kebenaran menarik kesimpulan
Skor total
Rerata skor :
Saran :
Jumlah skor maksimal (kerja kelompok) = 100
Nilai akhir =
skoryangdidapatskorakhir X 100
Kriteria penilaian:
No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan
1. 4 > 80 A Sangat baik
2. 3 68 – 79 B Baik
3. 2 56 – 67 C Kurang
4. 1 < 55 D Sangat kurang
3. Kekuatan Larutan Elektrolit
Jenis tagihan : tugas individu
Bentuk instrumen : tes tertulis
Contoh instrument :
Data hasil eksperimen. :
No. BahanPengamatan
Nyala lampu* Elektroda**
1. Akuades
2. Larutan gula
3. Larutan KOH
4. Larutan MgCl2
5. Larutan HCl
6. Larutan H2SO4
7. Larutan Amonia
8. Asam cuka
9. Etanol
12
1. Berdasarkan data hasil eksperimen tersebut, mengapa HCl dan KOH dapat
menghantarkan listrik? Dalam bentuk larutan, lelehan atau padatan larutan
elektrolit dapat menghantarkan listrik? Jelaskan!
2. Bagaimana kekuatan daya hantar listrik HCl, asam cuka, dan amonia? Jelaskan!
3. Sebutkan perbedaan larutan elektrolit kuat, laruta elektrolit lemah, dan larutan
nonelektrolit berdasarkan kekuatan daya hantar listriknya!
Kunci jawaban :
1. Apabila larutan-larutan elektrolit, seperti HCl dan KOH dilarutkan dalam air,
senyawa-senyawa tersebut akan terionisasi. Adanya ion-ion tersebut akan
menyebabkan larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik. Dalam bentuk
lelehan senyawa ion juga dapt menghantarkan listrik karena pada saat meleleh
senyawa tersebut terurai menjadi ion-ion yang bergerak bebas. Sedangkan dalam
padatan ion-ion idak dapat bergerak bebas.
2. Larutan elektrolit kuat (HCl) dapat menghantarkan listrik dengan sempurna.
Larutan elektrolit lemah (CH3COOH) tidak dapat sempurna menghantarkan
listrik karena tidak terionisasi sempurna. Sedangkan larutan nonelektrolit (larutan
ammonia) tidak dapat menghantarkan listrik.
3. Perbedaan elektrolit kuat dan elektrolit lemah
Elektrolit kuat Elektrolit lemah
Dalam air akan
terionisasi sempurna
Dalam air hanya terionisasi
sebagian
Zat terlarut berada
dalam bentuk
Zat terlarut sebagian besar
ber bentuk molekul netral
dan hanya
Ion-ion dan tidak ada
molekul zat
Jumlah ion dala laruan
relative sedikit
Terlarut yang netral. Daya hantar listrik lemah
Penilaian :
Skor maksimal : 100
Nilai akhir :
jumlahskor100 X 100
Kriteria penilaian :
13
No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan
1. 4 > 80 A Sangat baik
2. 3 68 – 79 B Baik
3. 2 56 – 67 C Kurang
4. 1 < 55 D Sangat kurang
4. Sifat Larutan Elektrolit Dalam Senyawa Ion
Jenis tagihan : tugas individu (pekerjaan rumah)
Bentuk instrumen : tes tertulis
Contoh instrumen :
1. Sebutkan contoh senyawa ionik yang dapat menghantarkan listrik!
2. Mengapa larutan K2SO4 dapat menghantarkan listrik?
Tuliskan reaksi ionisasinya!
Kunci jawaban :
1. Contoh senyawa ionik yang dapat menghantarkan listrik antara lain: K2SO4,
NaCL, dan AlCl3 (guru dapat menyebutkan contoh larutan lainnya).
2. Larutan K2SO4 dapat menghantarkan listrik karena termasuk dalam senyawa ion
yang tersusun atas ion positif dan ion negatif, yang akan terurai dalam air. Ion
tersebut akan bergerak bebas menghantarkan listrik.
Reaksi ionisasi :
K2SO4 (aq) 2K+ (aq) + SO42- (aq)
5. Sifat Larutan Elektrolit Dalam Senyawa Kovalen
Jenis tagihan : tugas individu (pekerjaan rumah)
Bentuk instrumen : tes tertulis
Contoh instrumen :
1. Sebutkan contoh senyawa kovalen yang termasuk dalam larutan elektrolit!
2. Mengapa larutan H2SO4 dapat menghantarkan listrik?
Tuliskan reaksi ionisasinya!
Kunci jawaban :
1. Contoh senyawa kovalen yang dapat menghantarkan listrik antara lain: H2SO4,
HCL, dan H3PO4 (guru dapat menyebutkan contoh lainnya).
2. Larutan H2SO4 dapat menghantarkan listrik karena termasuk dalam senyawa
kovalen polar, yang memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar, sehingga
14
mempunyai dwi kutub, kutub positif dan negatif. Ketika senyawa kovalen polar
(H2SO4) dilarutkan ke dalam air, maka akan membentuk ion-ion yang dapat
menghantarkan listrik.
Reaksi ionisasi :
H2SO4 (aq) 2H+ (aq) + SO42- (aq)
Penilaian :
Skor maksimal : 100
Nilai akhir :
jumlahskor100 X 100
Kriteria penilaian :
No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan
1. 4 > 80 A Sangat baik
2. 3 68 – 79 B Baik
3. 2 56 – 67 C Kurang
4. 1 < 55 D Sangat kurang
E. Prosedur Penilaian
Penilaian Kognitif
Teknik : Ujian
Bentuk : Ujian tulis, ujian lisan
Kriteria Penilaian :
No Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan
1. 4 > 80 A Sangat baik
2. 3 68 – 79 B Baik
3. 2 56 – 67 C Kurang
4. 1 < 55 D Sangat kurang
Penilaian Psikomotor
Teknik : Observasi
Bentuk : Pedoman observasi
Lembar Pengamatan : “Pedoman Observasi”
Nama peserta didik :
Mata pelajaran : Kimia
15
Materi pokok : Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Uraian materi pokok : Pengujian Daya Hantar Listrik Larutan
Kelas : X
Hari/tanggal :
No
.Aspek yang diamati
Skala nilaiSkor
5 4 3 2 1
1. Cara menyiapkan alat
2. Cara memasang alat
3. Cara menyiapkan bahan
4. Cara melakukan uji hantar listrik
5. Cara mengamati perubahan yang terjadi pada elektroda karbon
6. Kebenaran menarik kesimpulan
Skor total
Rerata skor :
Saran :
Penilaian Afektif
Teknik : Observasi
Bentuk : Skala lajuan (rating scale)
Lembar Pengamatan : “Skala Lajuan Partisipasi Peserta Didik dalam Mata Pelajaran
Kimia”
Nama peserta didik : Kelas/semester : /
No.Pernyataan/
Indikator
Sangat
tinggiTinggi Sedang Rendah
Sangat
rendahJumlah
1. Kehadiran di kelas
2. Aktivitas di kelas
3. Ketepatan Waktu
4. Kerapihan buku bacaan
5. Mengumpulkan tugas
6. Partisipasi dalam praktikum
7. Partisipasi laporan praktikum
8. Partisipasi kegiatan kelompokSkor total
Beri tanda (√) pada kolom dengan intensitas sesuai kenyataan
16
F. Pengetahuan Kimia Tambahan
1. Sejarah Tokoh
a. Svante Arrhenius (1859 - 1927) , ahli kimia
terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit
yang sampai saat ini teori tersebut tetap bertahan.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air
terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik
positif dan negatif yang disebut ion. Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan
ion yang bermuatan negatif dinamakan anion. Jumlah muatan ion positif akan sama
dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan ion-ion dalam larutan netral.
Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut proses ionisasi.
Ion-ion inilah yang bertugas menghantarkan arus listrik. Larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Larutan ini memberikan gejala berupa menyalanya lampu atau timbulnya
gelembung gas dalam larutan.
b. Berdasarkan percobaan yang
dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika
arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan
terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas.
Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif
mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada
laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai
berikut:
HCl(aq) → H+(aq) + Cl-(aq)
Reaksi reduksi : 2H+(aq) + 2e- → H2(g)
Reaksi oksidasi : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Standar Kompetensi 3 kelas X, yaitu “memahami sifat-sifat larutan nonelektrolit
dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi, terdiri dari dua Kompetensi Dasar yang
dapat diuraikan menjadi beberapa indikator.
2. Ruang lingkup materi berisi materi-materi yang harus disampaikan oleh guru kepada
peserta didik.
3. Model pembelajaran yang dapat digunakan antara lain melalui diskusi kelompok dan
presentasi, penyampaian informasi, tanya jawab, demonstrasi, diskusi informasi,
pemberian tugas
4. Sistem penilaian dapat dilakukan melalui pemberian tugas secara individu,
kelompok, dan gabungan keduanya.
5. Pengetahuan kimia tambahan yang diberikan pada buku ini adalah mengenai tokoh
tokoh kimia yang bidangnya berhubungan dengan larutan elektrolit.
18
DAFTAR PUSTAKA
Etty Sofyatiningrum, Tine Maria Kuswati, Sri Rahayu Ningsih, Ratih, Nani Kartini. 2007.
Sains Kimia SMA/MA 1. Jakarta: Bumi Aksara
Muchtaridi dan Sandri Justiana. 2006. Kimia 1 Kelas X. Jakarta: Yudhistira
. 2009. Chemistry 1 for Senior High School. Jakarta: Yudhistira
Siti, Kalsum, dkk. 2009. Kimia 2. Jakarta : Depdikbud
Sukardjo. 2006. Sains Kimia SMA/MA 1. Jakarta: Sinar Grafika
Sukardjo dan Lis Permana Sari. 2008. Penilaian Hasil Belajar Kimia. Yogyakarta: FMIPA
UNY
Sutiman dan Eli Rohaeti. 2010. Teknologi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: FMIPA UNY
19