Kawasan+Karst+dan

download Kawasan+Karst+dan

of 9

description

karst

Transcript of Kawasan+Karst+dan

  • Bahan BacaanOlehAprizon Putra

    1

    Kawasan Karst dan Pengembangannya

    ABSTRAK

    Keberadaan kawasan karst di Indonesia, akhir-akhir ini dianggap memiliki nilai-nilai yang sangatstrategis. Selain karena mencakup hampir 20 % luas dari total seluruh wilayah di Indonesia, karst memilikipotensi yang bukan saja unik tetapi juga sangat kaya dengan sumberdaya alam baik itu hayati maupunnon hayati. Adanya hubungan sistem eksokarst dan endokarst, kenampakan spesifik seperti bukit-bukitkarst dan doline, serta fenomena menakjubkan yang terdapat pada goa dan system pergoaannya selalumengundang rasa ingin tahu dari kalangan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Bahkan salah satu kawasankarst di Indonesia yang dikenal sebagai Gunung Sewu pernah didengungkan akan dicalonkan sebagaisalah satu Warisan Dunia (World Heritage) karena keunikannya.

    Benturan kepentingan akibat melebarnya tekanan penduduk serta kebutuhan-kebutuhan dasaryang menyertainya juga mengimbas pada kawasan karst. Kekayaan bentang lahan karst yang didominasioleh batuan karbonat merupakan bahan tambang yang sangat potensial. Maraknya pabrik semen padakawasan ini akan berakibat hilangnya monumen dunia yang membutuhkan ribuan tahun untukmembentuknya. Kasus terakhir adalah disahkannya AMDAL pendirian pabrik semen Gombong yangberlokasi pada suatu kawasan karst yang diakui oleh para karstologist dan speleologist termasuk kawasankarst yang lengkap dan unik. Dari segi keilmuan kawasan karst merupakan suatu kawasan yang tidak akanpernah kehabisan obyek untuk penelitian. Fenomena bentang lahan permukaan karst yang sangat unik,fenomena bawah permukaan berupa sistem pergoaan dan sungai bawah tanah merupakan obyek yangsangat menarik untuk diteliti. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal didalamnya yang juga unikkarena mampu bertahan pada kondisi water table yang sangat dalam, dan hanya dapat memperoleh airdari goa serta mataair juga menarik untuk selalu dikaji. Sumber daya alam lain yang dapat dikaji adalahberagamnya flora dan fauna yang khas seperti burung walet dan kelelawar, misalnya.

    Akhirnya makalah ini mengungkapkan pentingnya dibentuknya komisi karst IGI yang bertujuanuntuk menghimpun para geografiwan Indonesia yang tertarik pada kawasan ini untuk lebihmengembangkan, meneliti dan berdiskusi untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat didalamnyadalam konteks disiplin ilmu geografi dan diharapkan akan dapat terus bersama-sama mengembangkankeilmuan karst di Indonesia.

    PENDAHULUAN

    Keberadaan kawasan karst di Indonesia, dewasa ini dianggap memiliki nilainilai yang sangatstrategis. Di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, luas kawasan karst mencapai hampir 20 % dari totalluas wilayah. Nilai-nilai strategis yan dimaksud, selain merupakan kawasan sebagai pemasok dan tandonair untuk keperluan domestik (PBB memperkirakan persediaan air sekitar 25 % penduduk duniamerupakan sumber air karst, Ko 1997), juga mempunyai sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkanmenambah devisa negara seperti pariwisata, penambangan bahan galian, penghasil sarang burung walet,bahkan sangat terkaitpula dengan bidang HANKAM/militer, serta intelijen.

    Disamping beberapa nilai strategis diatas, oleh para ilmuwan/scientist, kawasan karst dianggapsebagai laboratorium alam yang sarat akan obyek-obyek yang dapat dikaji/diteliti. Banyak hasil penelitianskripsi, thesis, maupun disertasi, telah dihasilkan oleh kawasan ini pada berbagai macam disiplin ilmu.Setiap tahunselalu ada saja para karstolog, baik asing maupun domestik yang berkunjung untukmelakukan riset. Dari pernyataan ini dapat dilihat betapa besar sumbangan kawasan karst dalam duniailmu pengetahuan. Oleh para penelusur goa, yang jumlahnya semakin banyak, kawasan karst dengan goa-goa bawah tanah yangdapat ditelusuri dianggap sebagai lahan petualangan mereka, untuk menikmati

  • Bahan BacaanOlehAprizon Putra

    2

    fenomena bawah permukaan yang menakjubkan, tentu saja tanpa meninggalkanazas-azas konservasigoa.

    TERMINOLOGI

    Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia.Istilah aslinya adalah krst / krast yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslaviadengan Italia Utara, dekat kota Trieste. Moore and Sullivan (197 menyebutkan bahwa istilah karst diperolehdari bahasa Slovenia, terdiri dari kar (batuan) dan hrast (oak), dan digunakan pertama kali oleh pembuatpeta- peta Austria mulai tahun 1774 sebagai suatu nama untuk daerah berbatuan gamping berhutan oak didaerah yang bergoa di sebelah Barat laut Yugoslavia dan sebelah Timur Laut Italia.

    Beberapa ilmuwan lain menyebutkan pula bahwa asal mula ditemukannya daerah yang akhirnyadinamakan karst adalah karena akibat adanya perumputan (grassing) oleh ternak-ternak pada suatukawasan, sehingga tersingkaplah batuan dan fenomena didalamnya yang ternyata sangat khas dan unik.Istilah karst ini akhirnya dipakai untuk menyebut semua kawasan berbatuan gamping di seluruh dunia yangmempunyai keunikan dan spesifikasi yang sama, karena proses pelarutan (solusional), bahkan berlakupula untuk fenomena pelarutan pada batuan lain seperti gypsum, serta batuan garam dan anhidratnya.Beberapa istilah dalam karst yang juga diambil dari daerah ini diantaranya adalah bentukan Polje yangmerupakan nama suatu kota di Yugoslavia, Beberapa istilah bentukan karst yang lain diantaranya adalahbukit dan tower karst, diaklas, pinacle, cockpit, uvala, doline, sinkhole, goa, lapies, speleothem, sungaibawah tanah, dll.

    Beberapa ahli menggunakan karst sebagai istilah untuk medan dengan batuan gamping yangdicirikan oleh drainase permukaan yang langka, solum tanah tipis dan hanya setempat-setempat,terdapatnya cekungan-sekungan tertutup (dolin), dan terdapatnya sistem drainase bawah tanah(Summerfield, 1991). Ford dan Wiliam (1996) mendefinisikan secara lebih umum sebagai medan dengankarakteristik hidrologi dan bentuklahan yang diakibatkan oleh kombinasi dari batuan mudah larut danmempunyai porositas sekunder yang berkembang baik. Karst sebenarnya tidak hanya terjadi di batuankarbonat, namun sebagian besar karst berkembang di batugamping. Ciri utama kawasan karst adalahterdapatnya cekungan-cekungan tertutup yang disebut sebagai dolin. Apabila dolin saling menyatumembentuk uvala. Di beberapa tempat, dolin dapat terisi air membentuk danau dolin. Kenampakanpermukaan daerah karst selain doline dan uvala adalah polje, ponor, pinacle, menara karst, atau kubahkarst. Kombinasi dolin dan kubah menyebabkan panorama karst menjadi unik dengan bukit-bukit yangterhampar luas.

    Keunikan lain dari kawasan karst adalah keberadaan goa dan sungai bawah tanah. Goa-goatersebut pada umumnya bertingkat dengan ukuran kurang dari satu meter hingga ratusan meter persegidengan bentuk vertikal miring maupun horisontal. Goa-goa karst hampir semuanya dihiasi denganornamen (speleothem) yang sangat beragam dari mulai yang sangat kecil (helectite) hingga yang sangatbesar (column) dengan bentuk dan warna yang bervariasi.

    SEBARAN KARST DI INDONESIA

    Sebagian besar kawasan karst di Indonesia tersusun oleh batuan karbonat, dan hampir tidak adayang tersusun oleh batuan lain seperti gipsum, batugaram, maupun batuan evaporit. Hampir di setiappulau di Indonesia memiliki batuan karbonat, tapi tidak semuanya terkartsifikasi menjadi kawasan karst.Menurut Balazs (196 terdapat 17 lokasi yang dapat dikategorikan sebagai kawasan karst.

  • Bahan BacaanOlehAprizon Putra

    3

    Karst di indonesia seperti yang ditulis oleh Balazs tersebar di sebagian besar pulau-pulau diIndonesia, namun demikian tidak semuanya berkembang dengan baik. Balazs (196 selanjutnyamengidentifikasi terdapat tujuhbelas kawasan karst mayor di Indonesia seperti ditunjukkan pada Lampiran1. Diantara kawasan karst tersebut, terdapat dua kawasan karst yang paling baik dan dianggap sebagaiprototipe dari karst daerah tropis, yaitu karst Maros dan Gunung Sewu.

    Karst Maros dicirikan dengan berkembangnya Menara Karst (Mogote), yaitu bentukan positifdengan dinding-dinding terjal yang relatif tinggi. Ketinggian dari muka laut berkisa antara 300 550 meter,sedangkan relief bervariasi dari 100 250 meter. Batuan gamping di karst Maros diendapkan pada Eosen.Luas karst Maros secara keseluruhan mencapai 650 km2 dengan intikarst sekitar 300 km2.

    Karst Gunung Sewu dicirikan dengan berkembangnya kubah karst (Kegle Karst), yaitu bentukanpositif yang tumpul, tidak terjal atau sering diistilahkan kubah sinusoidal (Lehman, 1936). Ketinggiantempat berkisar antara 300 500 meter dari muka laut dan relief bervariasi antara 50 150 meter. Batuangamping di Karst Gunung Sewu berumur Miosen dan mengalami karstifikasi mulai akhir pliosen hinggaawal pleistosen. Karst gunung sewu juga dicirikan dengan bentukan doline yang setiap musim penghujanselalu terisi air yang kemudian disebut telaga, yang jumlahnya ratusan. Luas karst Gunung Sewu mencapai3300 km2 yang meliputi Propinsi DIY, Jawa Tengah, dan Propinsi Jawa Timur.

    SUMBERDAYA ALAM KARST

    Sumberdaya mineral

    Salah satu sumberdaya mineral yang terbesar di kawasan karst Indonesia adalah batuan kerbonat.Batuan karbonat merupakan sumberdaya mineral yang penting baik sebagai bahan bangunan, batu hias,dan industri. Sebagai bahan bangunan batuan karbonat digunakan untuk fondasi rumah, jalan, jembatan,dan isian bendungan. Pemanfaatan terbesar batugamping di Indonesia adalah sebagai bahan bakusemen. Penambangan batu gamping di Indonesia telah dilakukan besar-besaran di Cibinang, Gresik,Tuban, Nusakambangan, Gombong, Padang, dan Tonasa. Untuk memproduksi satu ton semen diperlukanpaling sedikit satu ton batugamping di samping lempung dan kuarsa.

    Batuan karbonat juga digunakan sebagai bahan baku industri dalam pembuatan karbid, peleburanbaja, bahan pemutih, soda abu, penggosok, pembuatan logam magnesium, pembuatan alumina, plotasi,pembasmi hama, penjernih air, bahan pupuk, dan keramik. Manfaat batuan karbonat terutama marmeryang tidak kalah pentingnya adalah sebagai batu hias, yaitu sebagai lantai, dinding, atau cindera mata.

    Sumberdaya lahan

    Sumberdaya lahan di kawasan karst tidak begitu besar, namun demikian nilai manfaatnya sangatberarti bagi penduduk yang tinggal di tempat tersebut sebagai penghasil bahan pangan sehari-hari. Lahanyang berpotensi cukup tinggi di kawasan karst adalah di lembah-lembah atau dolin pada daerah karst.Potensi lahan semakin lebih baik apabila proses-proses fluvial mulai bekerja disamping proses solusional.Tanah yang berkembang di lembah-lembah atau dolin pada umumnya terarosa dengan tektur lempungan,kedalaman sedang, warna kemerahmerahan.

    Lahan di kawasan karst, terutama di daerah lembah dapat ditanami tanaman semusim lahankering atau sawah tadah hujan. Disamping itu, lahan di daerah tersebut sangat sesuai untuk tanaman jati.Beberapa komoditas pertanian lain saat ini banyak diusahakan oleh masyarakat walaupun tidak sebaik didataran aluvial, seperti jambu mete dan tanaman buah.

  • Bahan BacaanOlehAprizon Putra

    4

    Sumberdaya air

    Sifat akifer karst yang unik dan sukar untuk diprediksi, akifer yang berupa lorong konduit,permeabilitas batuan yang tidak seragam, serta banyaknya retakan yang menyebabkan terjadinyakebocoran-kebocoran dalam satuan tubuh perairan karst merupakan suatu hal yang menantang untukditeliti serta dikaji lebih dalam. Akifer yang unik menyebabkan sumberdaya air di kawasan karst terdapatsebagai sungai bawah tanah, mataair, danau dolin/telaga, dan muara sungai bawah tanah (resurgence).Kawasan karst disinyalir merupakan akifer yang berfungsi sebagai tandon terbesar keempat setalahdataran aluvial, volkan, dan pantai. Walaupun saat ini dirasa masih terlalu mahal untuk memanfaatkansungai bawah tanah, dimasa mendatang akifer karst merupakan sumber air yang dapat diharapkan.Kawasan karst Kabupaten Gunung Kidul misalnya memiliki danau dolin mencapai ratusan buah,sedangkan jumlah mataair dan sungai bawah tanah mencapai 178 buah.

    Sumberdaya air di kawasan karst pada umumnya belum dimanfaatkan, baik sebagai sumber airbaku maupun sebagai budidaya perairan. Danau dolin di Kabupaten Gunung Kidul misalnya belumdimanfaatkan untuk aqua kultur. Demikian halnya dengan mata air, pada umumnya mataair terutama didaerah karst belum dimanfaatkan dengan optimal. Mata air epikarst dikenal menurut studinya Linhua(1996) mempunyai kelebihan dalam hal:

    1. Kualitas air. Air yang keluar dari mataair epikarst sangat jernih karena sedimen yang ada sudahterperangkap dalam material isian atau rekahan.

    2. Debit yang stabil. Mataair yang keluar dari mintakat epikarst dapat mengalir setelah 2-3 bulansetelah musim hujan dengan debit relatif stabil.

    3. Mudah untuk dikelola. Mataair epikarst umumnya muncul di kaki-kaki perbukitan, sehingga dapatlangsung ditampung tanpa harus memompa.

    Sumberdaya hayati

    Sumberdaya hayati di kawasan karst tidaklah melimpah, hal ini disebabkan tipisnya tanah danlangkanya air tanah di kawasan tersebut. Kawasan karst dikenal dengan daya tahannya (resilience) yangrendah terhadap perubahan atau gangguan (Gillieson, 1997). Namun demikian kawasan karst yang belumterjamah oleh aktivitas manusia pada umumnya berhutan lebat dengan segenap satwa penghuninya,seperti Karst di Irian Jaya yang mencapai ketinggian di atas 4.000 meter dari muka laut. Gunung Kidulyang saat ini gersang dilaporkan oleh Junghuhn (1845) dulunya merupakan hutan yang lebat. Sekalipuntelah gundul di kawasan karst Gunung Kidul dijumpai jenis satwa dan fauna yang sangat beragam. Satwakawasan karst Gunung Sewu yang khas dijumpai diantaranya adalah walet, kelelawar, dan ular kobra.

    Sumberdaya hayati kawasan karst terutama yang telah berkembang menjadi karst yang menonjoladalah kehidupan hayati di ekosistem goa. Walaupun tidak melimpah, kehidupan gua memiliki arti pentingterutama dalam ilmu pengetahuan. Ekosistem goa telah menjadi obyek kajian yang menarik bagi ahli ilmubiologi untuk mempelajari pola adaptasi fauna dari lingkungan terang ke lingkungan gelap abadi.Disamping itu, goa merupakan habitat burung Walet dengan sarangnya yang sangat mahal nilai jualnya.

    Sumberdaya lansekap

    Lanksekap di kawasan karst mempunyai nilai keindahan dan keunikan yang tinggi, baik dipermukaan (eksokarst ) maupun bawah permukaan (endokarst). Di permukaan, kawasan karst dihiasi olehribuan kubah-kubah karst atau menara karst dengan sesekali ditemukan ngarai yang terjal, dolin, dan

  • Bahan BacaanOlehAprizon Putra

    5

    danau dolin. Keindahan panorama karst juga dapat dijumpai apabila karst berbatasan dengan laut denganmembentuk tebing-tebing terjal (clift).

    Keindahan di bawah permukaan kawasan karst didapatkan pada goa-goa beserta ornamennya.Goa-goa tersebut dapat berupa goa vertikal (shaft), cimne, maupun goa horinsontal. Sedangkan ornamen(speleothem) yang dimiliki goa sangat bervariasi baik bentuk, warna, dan ukurannya. Keunikan lain darigoa adalah terdapatnya ruangan bawah tanah (chamber) dan sungai di beberapa goa dengan bendunganalamnya. Luas ruangan bawah tanah bisa mencapai satuan hektar, walaupun dipermukaan hanyaberdiameter satu atau dua meter.

    PERMASALAHAN

    Kawasan karst dikenal sebagai suatu lingkungan yang memiliki daya dukung sangat rendah, dantidak dapat diperbaiki jika telah mengalami kerusakan. Karena sifatnya, daerah karst dapat disebutmerupakan daerah yang sangat rentan, atau peka terhadap pencemaran. Hal ini disebabkan banyaknyarekahan (joint) pada batuan gamping penyusun topografi karst sehingga pori-pori yang besar,permeabilitas sekunder yang tinggi, derajat pelarutan batuan yang tinggi, menyebabkan terjadinya lorong-lorong conduit yang merupakan sungai bawah tanah, sehingga masukan sekecil apapun akan diterima danterperkolasi melaui pori-pori dan memasuki lorong-lorong sungai bawah tanah dan tersebar denganmudah. Kawasan karst dapat dilihat sebagai suatu ekosistem, yang didalamnya terdapat hubunganinteraksi dan interdependensi antar lingkungan fisik, non fisik, hayati dan non hayati, serta biogeokimiabaik itu pada eksokarst, maupun endokarst yang senantiasa berhubungan. Hal ini menunjukkan bahwasangat mudahnya lingkungan karst itu rusak, bila salah satu komponen penyusunnya rusak atau tercemar.Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa lingkungan karst mempunyai daya dukung yang sangatrendah.Karena sifatnya itu, daerah karst Gunung Sewu memiliki kerentanan yang sangat tinggi.

    Benturan kepentingan untuk melakukan konservasi serta tekanan penduduk untuk memanfaatkansumberdaya alam karst pada akhirnya menimbulkan beberapa permasalahan degradasi lahan karst yangterinventarisasi sebagai berikut:

    1. Kegiatan Penambangan

    Kegiatan penambangan di kawasan karst sudah dapat dikatakan sangat intensif. Penambanganpada kawasan karst sudah menjadi kegiatan industri, baik itu yang berskala kecil, sedang, dan besarseperti pabrik semen. Umumnya, kegiatan penambangan adalah penambangan terhadap batu gampingyang mengikis kubah-kubah karst. Efek yang terjadi sebagai akibat kegiatanpenambangan diantaranyaadalah Penurunan indeks keanekaragaman hayati , Erosi dan sedimentasi, Penurunan tingkat kesuburantanah, Perubahan bentang alam/ lahan, dan Pencemaran badan udara dan perairan

    2. Penebangan vegetasi

    Kegiatan penebangan di karst Gunung Sewu sudah terjadi sejak puluhan tahun yang lalu. Hasilnyadapat dilihat bahwa sekarang sebagian besar wilayah ini merupakan lahan kritis dan gundul. Beberapa halyang diakibatkan oleh penebangan vegetasi adalah menurunan penguapan (evapotranspirasi),Peningkatan kadar C02 dalam tanah, Peningkatan permeabilitas tanah permukaan (topsoil), danmenurunnya permeabilitas subsoil. Beberapa akibat ini dapat menyebabkan akibat yang lebih destruktiflagi, yaitu tingkat erosi permukaan yang sangat tinggi, yang pada akhirnya hilangnya lapisan tanah.Pembusukan akar-akar pohon yang terjadi telah mengakibatkan berkurangnya fungsi tanah sebagaipengikat untuk menjaga kestabilan lereng.

  • Bahan BacaanOlehAprizon Putra

    6

    3. Peternakan.

    4. Pembangunan jalan raya.

    5. Aktivitas domestik lain.

    Beberapa hal diatas sebagian sudah merusak ekosistem karst yang ada. Degradasi yang adaakan menurunkan tingkat sumberdaya, baik sumberdaya air maupun sumberdaya lahannya. Berdasarkanmasalah yang ada, perlu adanya inventarisasi masalah, inventarisasi sumberdaya lahan, sumberdaya air,untuk kemudian dikelompokkan sesuai dengan tingkat dan intensitasnya.

    KONSERVASI DAN PERUNDANG-UNDANGAN

    Pengertian Konservasi Sumberdaya Alam menurut UU LH no 4 tahun 1984 adalah pengelolaansumberdaya alam yang menjamin pemanfaatan secara bijaksana, dan abagi sumberdaya alam terbaharuimenjamin keseimbangan persediaan dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilaikeanekaragamannya. Dari pengertian ini tampak secara harfiah bahwa kawasan karst dengan segalakerentanannya layak untuk diprioritaskan sebagai kawasan konservasi.

    Peraturan perundangan lain yang berkaitan dengan konservasi kawasan karst diantaranya adalahPP Ri No;28 tahun 1985 tentang perlindungan hutan dimana goa, baik yang berada pada kawasan hutanmaupun non hutan dikelola oleh departemen Kehutanan bekerjasama dengan pemerintah daerahsetempat. Untuk mengatur pertambangan di kawasan karst ada pula UU no 11 tahun 1967, PeraturanMenteri pertambangan dan Energi no.04/P/M/1977, serta PP no 51 mengenai AMDAL. Semua peraturanperundang-undangan ini mendukung konservasi kawasan karst.

    Penataan kawasan konservasi karst tidak akan bisa dilaksanakan tanpa mengetahui data-data darisegala aspek yang ada pada kawasan ini, yang mencakup aspek eksokarst, endokarst, maupun sistemantar keduanya. Tabel 2 berikut ini merupakan contoh penataam ruang karst berdasar tipologi kawasankarst.

    TABEL 2. ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN KARST

    MINTAKAT KARAKTERISTIK FUNGSI UTAMA KEGIATAN

    Holokarst Karst berkembang baik, semuaciri-ciri karst (ponor, dolin, uvala,kubah atau menara karst, go-goa,dan sungai bawah tanah) dapatditemukan

    Fungsi lindung

    Bentangalam dan

    ekosis-tem yang ada di

    dalamnya harus tetap

    dipertahankan

    keasliannya.

    Telah berpenghuni

    Wisata, pertanian terbatas,

    perikanan danau dolin,

    permukiman terbatas

    Belum berpenghuni

    Wisata terbatas

    Mesokarst Karst tidak berkembang denganbaik, kenampakan karst (ponor,dolin, uvala, kubah atau menara

    Fungsi penyangga

    Bentang alam dapat dirubah dengan

    Pertanian, perikanan,

  • Bahan BacaanOlehAprizon Putra

    7

    karst, goa-goa, dan sungai bawahtanah) jarang ditemukan

    pertimbangan ketat tambang, permukiman

    atau industri dengan skala

    kecil

    Non karst Batuan karbonat tidak

    mempunyai ciri-ciri karst

    Fungsi budidaya Semua kegiatan dapat

    dilakukan

    PROSPEK

    Di Indonesia, faktor ekstern karst (eksokarst) lebih banyak digeluti oleh para geologist dangeomorfologist, dan faktor intern (endokarst) oleh para speleologist. Perkembangan aktivitas yang dimulaisekitar awal 1980 dipelopori oleh penggemar penelusuran goa yang tergabung dalam Specavina, yangkemudian menjadi embrio dari Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI) yang berkedudukan diBogor. Memang pada kenyataannya aktivitas kegiatan pada kawasan karst lebih banyak dilakukan olehpara penggemar kegiatan alam bebas yaitu penelusur goa (caver). Hampir di setiap propinsi mempunyaiperhimpunan penggemar alam bebas yang berbasis pada kegiatan caving ini.

    Dari segi eksokarst, perkembangan aktivitas di Indonesia dirasakan lebih lambat ataupun tidaktersedianya perhimpunan yang mengkoordinir kegiatan ataupun riset. Pada sekitar tahun 1997 berdirilahMasyarakat Pemerhati Karst Indonesia (MAKARTI) yang dilanjutkan dengan Perhimpunan EkokarstologiIndonesia (PEKINDO), yang bertujuan untuk menghimpun kegiatan yang berkaitan dengan kawasan karstsecara nasional. Dua organisasi inidiharapkan akan mampu menjembatani pemerhati endokarst maupuneksokarst.

    Dari segi keilmuan, penelitian-penelitian tentang kawasan karst di Indonesia telah cukupberkembang baik. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan baik oleh pribadi, institusi pendidikan, lembaga lembaga pemerintah, LSM, maupun penggemar kegiatan alam bebas. Obyek dan materi penelitian telahmeluas menjadi beberapa cabang ilmu diantaranya sebagai berikut :

    Hidrologi dan hidrospeleologi karst, Geomorfologi karst, Litologi karst, Startigrafi kawasan karst,Peleontologi karst, Arkeologi karst, Biospeleologi karst, Ekologi karst, Speleogenesis, Konservasikarst, Perlindungan burung walet dan kelelawar, Vegetasi karst, Sosiobudaya karst, Undang-undang kawasan karst, Penelusuran goa dan cave rescue, Pedologi karst, Pemetaan goa, Fotoudara dan remote sensing kawasan karst, Tata Ruang karst, dllMelihat banyaknya perhatian dan riset pada berbagai cabang ilmu yang berkaitan dengan

    kawasan karst di Indonesia ,patut kiranya diambil kesimpulan bahwa kawasan karst di Indonesiamerupakan obyek yang sangat menarik untuk riset dan sangat kaya akan permasalahan serta karakteristikyang potensial untuk diteliti.

    PENUTUP

    Demikian beberapa hal mengenai karst di Indonesia, tipical karst termasyur dari kawasan karstGombong ,Gunung Sewu, serta Maros dan tempat lain , masih berupa teka-teki yang menantang untukdikaji lebih dalam. Tantangan untuk mewujudkan karst sebagai kawasan konservasi terbentang untukmelestarikan monumen dunia ini. International Geography Union (IGU) melalui komisi karst pernahberencana mengadakan konggres tahunan di Indonesia untuk membahas perkembangan ilmu karst didunia, serta berencana menominasikan karst Gunung Sewu sebagai Warisan Dunia (World Heritage),

  • Bahan BacaanOlehAprizon Putra

    8

    namum terbentur kelembagaan yang terkait kawasan karst ini di Indonesia yang ternyata sampai saat inibelum siap.

    Dalam kesempatan PIT IGI 1999 ini, diharapkan akan munculnya komitmen para geograf se-Indonesia terutama yang berminat pada kawasan karst untuk bersama-sama memikirkan, mendiskusikan,serta berupaya positif menjadikan kawasan karst sebagai salah satu obyek kajian utama pada pertemuan-pertemuan yang akan datang. Diharapkan pula kan adanya kegiatan-kegiatan secara bersama untukmegembangkan keilmuan karst di Indonesia dengan terbentuknya semacam forum komunikasi yangdiharapkan akan dapat berkembang menjadi Komisi Karst IGI yang tentunya akan dapat menjalinkerjasama dengan komisi karst IGU untuk lebih memperhatikan dan mengkaji kawasan karst di Indonesia.

    DAFTAR PUSTAKA

    Appelo, CAJ. 1986. Hidrochemistry. Amsterdam : InstItute of Earth Sicience, Free UniversIty.

    Army Caving Association (ACA), 1986, 1986 Java ExpedItion, ACA and RCT. London.

    Balas, 1968, Karst Region in Indonesia, Karszt-Es Barkangkutatas-Volume V, Budapest.

    Bedos, A, L. Deharveng, P. Leclerc, D. Rigal, dan P.Solier, 1990, Expeditions Maros 88 Maros 89,Association Pyrennene de Seoleologie, France.

    Bemmelen, R.W. Van. 1949. The Geology of Indonesia. The Hague : Government Printing Office.

    Billings, M.P. 1960. Structural Geology. New York: Prentice Hall, Englewood Clifffs.

    Chow, Van Te. 1964. Hand-Book of Applied Hydrology. London : McGraw Hill Book Company.

    FakuItas Kehutanan UGM, 1993, Studi Penanganan Daerah Tangkapan Air (DTA) Sungai BribinGunung Kidul, FakuItas Kehutanan UGM, Kerjasama dengan Proyek Gerakan Penghijauan danPenyuluhan Kehutanan DIY, Yogyakarta.

    Ford, D.C. dan P.W. Wiliam, 1995, Karst Geomorphology and Hydrology, Chapmand Hall, London.

    Gillieson, D., 1991, Caves: Processes, Development, Managements, Blackwell Publisherrs Ltd,Oxford, UK.

    Harjosoemantri, K., 1991 Hukum Perlindungan Lingkungan : Komservasi Sumberdaya Alam Hayatidan Ekosistemnya, Gadjam Mada Univ Press, Yogyakarta.

    Hem, J.D. 1971. Study and Interpretation of The Chemical Characteristic of Natural Water. U.S.Geological Survey Supply Zpaper No. 1473. Washington D.C. : Government Printing Office.

    HIKESPI. 1996. Kumpulan Makalah Simposium Lingkungan Karst. Jakarta. HIKESPI.

    Ko, R.K.T., MD.DV., 1984. Peranan Ilmu Speleologi Dalam Penyelidikan Fenomena Karstik danSumberdaya Tanah dan Air Sebuah Informasi Soal Speleologi, Ceramah Pada Pusat Penelitian TanahBogor, Bogor.

  • Bahan BacaanOlehAprizon Putra

    9

    Kunto Wibisono. 1991. Karakteristik Airtanah Formasi Batugamping Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.Skripsi Sarjana, Yogyakarta : FakuItas Geografi, UniversItas Gadjah Mada.

    Lehmann, H., 1936, Morphologische tudien auf Java, Geogr. Abhandl. 9, Stutgard.

    Linhua, S, 1996, Mechanism of Karst Depresion Evolution and Its Hydrological Ecolution, ActaGeographica Sinica, 41, 41-50.

    Mahasiswa Pecinta Alam FakuItas Geografi UGM (GEGAMA), 1995, Goa Bribin Sebuah LaporanPemetaan dan Pemotretan. Kerjasama Dengan BAPPEDA DIY dan Dinas Pekerjaan Umum DIY, Dok.GEGAMA.

    Mardiadipura, T., Amir, dan Zulfahmi, 1977, Batugamping dan Dolomit di Indonesia, Publikasi Teknik-Seri Geologi Ekonomi No. 8, Direktorat Jendral Pertambangan Umum, Bandung.

    Martopo. Sugeng. 1988. Potensi Ketersediaan Air Pada Ekosistem Karst di Gunung Kidul. No : 26,Pusat Penelitian Lingkungan Hidup LIT UGM, Yogyakarta.

    McDonald and Partners. 1984. Greater Yogyakarta Groundwater Resources Study. Vol 1 : MainReport. Yogyakarta : Directorate general of Water Resources Development Project (P2AT).

    _______________ 1984. Greater Yogyakarta Cave Surveying : Main Report. Yogyakarta : Directorategeneral of Water Resources Development Project (P2AT).

    Pannekoek, A.J. 1949. Outline of The Geomorphology Java. Luden :E.J.

    Ridarso.Eko. 1996. Aplikasi Teknik Penginderaan Jauh Untuk Estimasi Jalur Sungai Bawah Tanah DaerahKarst Tropik Studi Kasus : Sungai Bawah Tanah Bribin Daerah Karst Gunung Sewu Daerah IstimewaYogyakarta. Skripsi Sarjana, Yogyakarta : FakuItas Geografi, UniversItas Gadjah Mada.

    Scoffin T.P., 1987, An Introduction to Carbonat Sediments and Rocks, Blackie & Son Limited, London.

    Summerfield, M.A., 1991, Global Geomorphology, John Wiley and Sons, New York.

    Todd, David KeIth. 1980. Ground Water Hydrology. New York : Mc Graw Hill Book Company. Inc.

    Widyastuti M., 1991. Pengaruh Struktur Kekar Terhadap Karakteristik Mataair di Cekungan Wonosari,Kabupaten Gunung Kidul. Skripsi Sarjana, Yogyakarta : FakuItas Geografi, UniversItas Gadjah Mada.