PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan...

18
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11 PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA 5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA 1338 % 60 60 60 60 40 45 60 70 40 40 Jumlah 66.17 69.5 58.67 56.16 52.166 53.16 56.166 56.5 54.7 58

Transcript of PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan...

Page 1: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1338

% 60 60 60 60 40 45 60 70 40 40Jumlah 66.17 69.5 58.67 56.16 52.166 53.16 56.166 56.5 54.7 58

Page 2: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1339

INVENTARISASI, IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISASI GEOSITES DIKAWASAN KARST PULAU MUNA BAGIAN TIMUR DALAM PELUANG

PENGEMBANGAN KAWASAN GEOWISATA DI INDONESIA

Kristopanus Patiung Lantemona1*

Tri Winarno2

Jenian Marin31Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro2Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro3Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro* corresponding author: [email protected]

ABSTRAKGeowisata adalah suatu kegiatan wisata alam yang berkelanjutan dengan fokus utama padakenampakan geologi permukaan bumi dalam rangka mendorong pemahaman akan lingkungan hidupdan budaya, apresiasi dan konservasi serta kearifan lokal. Pulau Muna merupakan daerah yang terletakdi Provinsi Sulawesi Tenggara yang secara geologi merupakan salah satu kawasan karst di Indonesia.Kondisi geologinya menjadikan pulau ini memiliki potensi untuk dijadikan kawasan geowisata.Penelitian ini dikhususkan pada bagian timur Pulau Muna yakni pada Kabupaten Muna dengan tujuanmengetahui geosite yang dapat dijadikan prioritas dalam pengembangan geowisata serta membuat petapersebaran geosite, peta geotrail dan geowisata daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan denganmenggunakan metode pengambilan data baik berupa data sekunder melalui studi literatur sertapengambilan data primer dari pemetaan geosite secara langsung di lapangan dan juga dilakukananalisis kuantitatif melalui penskoran dengan metode penilaian Kubalíková dan metode penilaianGeosite Assessment Model. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan menginventarisasi 17geosite yang berupa danau, pantai, bukit, mata air, gua dan morfologi karst lainnya yang kemudiandilakukan identifikasi serta karakterisasi dari masing-masing geosite. Hasil analisis kuantitatifdengan metode penilaian Kubalíková menunjukkan bahwa dengan kondisi saat ini hanya 14 dari total17 geosite yang diinventarisasikan yang kemudian direkomendasikan untuk dijadikan prioritas dalampengembangan kawasan geowisata pada daerah penelitian sedangkan melalui metode penilaianGeosite Assessment Model menunjukkan bahwa geosite pada daerah penelitian masuk ke dalammatriks Z21, Z22, Z31 dan Z32 yang menunjukkan bahwa aksesibilitas, promosi dan nilai wisatamasih tergolong rendah – menengah sedangkan nilai sains atau edukasi, nilai keindahan danproteksi tergolong menengah – tinggi.Kata Kunci : geowisata, karst pulau muna, geosite, metode penilaian kubalíková, geosite assessmentmodel

1. Pendahuluan1.1 Latar BelakangPengembangan geowisata/ geotourism di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1997 oleh

The Geological Research and Development Centre (GRDC) melalui GeotourismDevelopment Project yang dibentuk untuk mensosialisasikan informasi geologi untukmendukung industri pariwisata nasional yang mana program tersebut dilakukan secaramultisektoral dengan beberapa instansi terkait. Menurut Newsome dkk (2002), geowisatadapat dianggap sebagai bagian dari wisata alam atau ekowisata, akan tetapi merupakan bentukwisata khusus yang fokus pada pengamatan geosite. Geosite dapat berupa kenampakanbentangalam, bentuklahan, singkapan batuan, keberadaan fosil dan lainnya yang berhubungandengan fenomena geologi. Geowisata juga dapat berfokus pada aspek budaya maupun sejarahseperti bangunan yang dibangun dari batuan atau berbagai bentuk kegiatan pertambangan danberbagai bentuk kegiatan lainnya. Indonesia memiliki banyak potensi geowisata baik padadaerah-daerah yang sudah dikenal luas oleh masyarakat maupun pada daerah yang belumbanyak dikenal masyarakat.

Page 3: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1340

Pulau Muna merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi geowisata, pulau initerletak di Provinsi Sulawesi Tenggara yang secara administrasi terdiri dari 3 kabupaten yaituKabupaten Muna, Kabupaten Muna Barat dan Kabupaten Buton. Secara geologi, Pulau Munamerupakan salah satu kawasan yang termasuk dalam kawasan karst yang ada di Indonesia.Pengelolaan pariwisata secara umum telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam hal iniDinas Pariwisata Kabupaten Muna pada beberapa destinasi wisata yang ada di KabupatenMuna. Destinasi pariwisata yang menjadi fokus pengembangan pemerintah daerah pada saatini adalah Bungin Pinungan Towea, Meleura, Liangkabori, Pantai Walengkabola, Naphabale,Motonuno, Danau Moko, Danau Ubur-ubu, Pulau Munante. Di samping menjadi fokuspariwisata secara umum, destinasi pariwisata tersebut juga dapat dijadikan sebagai destinasiwisata geologi atau dikembangkan sebagai kawasan geowisata akan tetapi tidak hanya padadestinasi wisata tersebut, beberapa destinasi wisata yang belum menjadi fokus pengembanganpemerintah daerah juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi geowisata.

Untuk mengembangkan suatu kawasan menjadi kawasan geowisata perlu adanyakajian dari sisi geologi namun kenyataannya penelitian di daerah ini belum banyak dilakukanbaik oleh peneliti dari golongan profesional, golongan akademisi maupun mahasiswa padahaljika ditinjau dari kondisi alamnya, kawasan ini memiliki potensi yang sangat baik untukdikembangkan khususnya dari segi geologinya berdasarkan keunikan-keunikan fenomenageologi yang ada yang juga didukung keterdapatan aspek biologi, aspek budaya dan sejarahyang dilestarikan oleh masyarakat setempat.

1.2 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:- Mendapatkan data terkait kondisi geologi daerah penelitian berdasarkan data

lapangan yang diperoleh secara langsung melalui inventarisasi, identifikasi dankarakterisasi situs geologi/ geosite.

- Mendapatkan data dan persebaran geosite yang layak diprioritaskan untukdikembangkan menjadi kawasan geowisata di kawasan karst Pulau Muna bagiantimur berdasarkan hasil penilaian atau penskoran dengan metode penilaian yangdigunakan.

- Membuat peta persebaran geosites, peta geotrail dan geowisata dalam peluangpengembangan geowisata di kawasan karst Pulau Muna bagian timur.

1.3 Lokasi PenelitianLokasi penelitian berada di kawasan karst Pulau Muna, yang dikhususkan pada

wilayah Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Kabupaten Muna terdiri dari 22kecamatan yaitu Kecamatan Batalaiworu, Batukara, Bone, Duruka, Kabangka, Kabawo,Katobu, Kontu Kowuna, Kontunaga, Lasalepa, Lohia, Maligano, Marobo, Naphabalano,Parigi, Pasi Kolaga, Pasir Putih, Tongkuno, Towea, Wakorumba Selatan dan Watopute yangmana tidak semua kecamatan tersebut berada dalam kawasan karst Pulau Muna. Dari 22kecamatan tersebut yang menjadi fokus lokasi penelitian adalah 5 kecamatan yaitu KecamatanKatobu, Kecamatan Lohia, Kecamatan Lasalepa, Kecamatan Parigi dan Kecamatan Tongkuno(Gambar 1).2. Metode Penelitian

Pelaksanaan penelitian untuk melakukan inventarisasi, identifikasi dan karakterisasipotensi situs warisan geologi di kawasan karst Pulau Muna bagian timur berupa pemetaangeologi yang fokus kepada situs geologi/ geosite yang berpotensi untuk dikembangkan dalampeluang pengembangan kawasan geowisata di Indonesia. Selain melakukan kegiatan

Page 4: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1341

pengambilan data lapangan secara langsung, juga dilakukan beberapa metode lain dalampenelitian ini di antaranya: metode studi pustaka, analisis citra sebelum dan setelah pemetaanlapangan serta metode analisis kuantitatif (penskoran) dengan 2 metode penilaian yaitumetode penilaian Kubalíková (2013) serta metode penilaian Geosite Assessment Model(Vujičić dkk, 2011). Penilaian dengan parameter Kubalíková (2013) dilakukan untukmengetahui geosite yang saat ini layak untuk diprioritaskan dalam pengembangan geowisatasedangkan penilaian Geosite Assessment Model (Vujičić dkk, 2011) dilakukan untukmengetahui kelebihan dan kelemahan setiap geosite untuk memberikan rekomendasipengembangan.2.1.Metode penilaian Kubalíková (2013)

Metode penilaian Kubalíková (2013) dilakukan dengan menentukan nilai masing-masing geosite dengan skor berdasarkan parameter dalam metode penilaian ini. Untukmendapatkan persentasi kelayakan, total nilai penskoran dibagi dengan nilai total.

�㦐䙰㥰㦐���㥰㦐 � ��ens�o�ܑs�ܑ ��㥰ܑs �㦐�㥰ܛ�䙰��

��sܛ� �ܑs�ܑ �th�� �tt�

Geosite yang layak diprioritaskan dalam pengembangan kawasan geowisata adalahgeosite dengan persentase > 50% sedangkan geosite yang nilainya < 50% dengan kondisiyang ada untuk saat ini belum direkomendasikan untuk dijadikan prioritas dalampengembangan kawasan geowisata namun sewaktu-waktu dapat dikembangkan apabilakelemahan atau kekurangan nilai yang dimiliki oleh geosite tersebut teratasi olehpembangunan yang dilaksanakan di daerah.

2.2.Metode penilaian Geosite Assessment Model (Vujičić dkk, 2011)Metode penilaian Geosite Assessment Model dilakukan dengan mengakumulasikan hasil

penskoran dari indikator nilai utama (MV) untuk mendapatkan nilai koordinat X danmengakumulasikan hasil penskoran dari indikator nilai tambahan (AV) untuk mendapatkankoordinat Y yang mana setelah itu nilai MV dan AV diplot ke dalam matriks GeositeAssessment Model/ GAM (Gambar 2).

�� � ���� ���� ��䙰�� � ���� ��䙰

Keterangan:MV: Nilai UtamaAV: Nilai TambahanVSE: Nilai Sains/ EdukasiVSA: Nilai Keindahan/ EstetisVPr: Nilai ProteksiVFn: Nilai Fungsi/ KegunaanVTr: Nilai Wisata

3. DataMelalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian timur

ditemukan 17 geosite yang dapat dijadikan kawasan geowisata baru dalam peluangpengembangan geowisata di Indonesia khususnya pada Pulau Muna. Geosite yang ditemukanmemiliki keunikan masing-masing dari morfologinya yang khas sebagai ciri kawasan karstdan bentuklahan lain yang berasosiasi dengan kawasan karst, sedangkan dari segi litologinyatidak banyak yang ditemui hal yang berbeda karena pada wilayah penelitian tempat dilakukanpemetaan hanya terdiri dari satu formasi yakni Formasi Wapulaka. Berikut merupakan hasilidentifikasi dan karakterisasi berdasarkan inventarisasi situs-situs geologi yang ditemukan.

… (1)

……………….. (2)

……………….. (3)

Page 5: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1342

3.1.Mata Air JompiMata air Jompi (Gambar 3A) terletak di Kelurahan Laende, Kecamatan Katobu.

Morfologi sekitar lokasi ini memiliki karakteristik topografi bergelombang –bergelombang kuat dengan sedikit depresi hasil pelarutan yang merupakan unit karstplateaus (van Zuidam, 1983). Mata air karst hubungannya dengan sistem hidrologi karstyang mana air tanah karst merupakan air yang mengisi batuan yang banyak terdapat dikawasan ini dengan karakteristik yang cenderung berbeda dengan mata air pada kawasanlainnya. Jankowski (2001) mengatakan bahwa terdapat tiga komponen utama pada sistemhidrologi karst, yaitu: akuifer, sistem hidrologi permukaan, dan sistem hidrologi bawahpermukaan. Mata air Jompi merupakan mata air dengan simpanan atau cadangan air yangmelimpah yang dapat digunakan oleh masyarakat Kota Raha dan sekitarnya sepanjangtahun. Karakteristik tersebut menandakan bahwa komponen aliran karst pada Mata airJompi merupakan komponen aliran diffuse yang sifatnya menyebar dan responnya lambatterhadap hujan.3.2.Bukit Wakila

Bukit Wakila (Gambar 3B) terletak di Desa Kondongia, Kecamatan Lohia. Keadaanmorfologi sekitar bukit ini berupa bukit-bukit karst yang secara keseluruhan tergolongdalam berbukit bergelombang. Objek ini dapat digunakan sebagai objek pengamatangeomorfologi Pulau Muna yang mana pada bagian utara dan timur dapat diamati datarandan pantai yang berada di bagian pesisir pulau sedangkan pada bagian barat dan selatandapat diamati morfologi-morfologi berupa kerucut karst dan menara karst.

Batuan penyusun lokasi ini merupakan batugamping berwarna putih hinggakecoklatan yang terdiri dari batugamping klastik dengan pecahan-pecahan cangkang yangberukuran besar, batugamping terumbu yang masih memperlihatkan dengan jelas strukturterumbu serta batugamping kristalin yang tersusun atas kristal-kristal kalsit. Kondisibatuan di tempat ini masih sangat fresh dan dapat dengan mudah dideterminasi secaramegaskopis.3.3.Liangkabori

Liangkabori (Gambar 3C) berasal dari bahasa daerah setempat yang terdiri dari duakata yaitu “liang” yang berarti gua dan “kobori” yang berarti coretan atau tulisan sehinggaLiangkabori berarti gua dengan coretan atau tulisan. Liangkabori terletak di DesaLiangkabori, Kecamatan Lohia.

Morfologi sekitar daerah ini memiliki karakteristik berupa perbukitan yang terisolirdengan lereng sangat curam dengan unit yang tergolong sebagai tower karst hills or hillszone/ isolated limestone remnant dengan morfologi penyusun berupa gua-gua baik yangberukuran besar maupun yang berukuran kecil yang dikenal dengan nama ceruk sertamenara karst. Di kawasan ini ditemukan 9 gua berukuran besar dan 19 ceruk. Gua yangberukuran besar di antaranya Gua Latoko, Gua Metanduno, Gua Kabori, Gua Lakolumbu,Gua Lansirofa 1, Gua Lansirofa 2, Gua Sugipatani, Gua Pominsa, Gua Kaghofogofine.Sedangkan gua berukuran kecil yang ditemui di antaranya Ceruk Lasabo, CerukLatanggara, Ceruk Wasobe, Ceruk Lakhuba, Ceruk Lauhu, Ceruk Idhamalanga, CerukLasabo, Ceruk Kumbou, Ceruk Lapoda, Ceruk Lakantago 1, Ceruk Lakantago 2, CerukPominsa, Ceruk Foo 1, Ceruk Foo 2, Ceruk Foo 3, Ceruk Lantolalaki, Ceruk Pinda, CerukMaarewu, Ceruk Melobuno.

Gua-gua besar di kawasan Liangkabori ini umumnya memiliki satu mulut gua yangcukup besar, gua tersebut memiliki sistem perguaan mendatar berupa ruangan besartunggal, genangan air di dekat stalagmit besar dan di bagian dasar ruangan. Di semua guaberukuran besar memiliki aksesoris gua berupa stalagmit yang indah walaupunperkembangan permukaannya relatif telah mati atau tidak dapat berkembang karenakandungan air yang minim dan kawasan gua yang terbuka sehingga mudah bereaksi

Page 6: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1343

dengan O2. Pada beberapa gua besar dapat ditemukan ornamen gua lainnya berupastalagmit dan pilar-pilar gua yang cenderung terbentuk di bagian pinggir dari ruang gua.3.4.Mata air Topa

Mata air Topa (Gambar 3D) terletak di Desa Labone, Kecamatan Lasalepa.Morfologi sekitar lokasi ini memiliki karakteristik topografi bergelombang –bergelombang kuat dengan sedikit depresi hasil pelarutan yang merupakan unit karstplateaus (van Zuidam, 1983). Batuan yang menjadi akuifer pada daerah ini adalah batuansedimen karbonat berupa batugamping yang mana umumnya akuifer jenis ini memilikitiga porositas sekaligus yaitu porositas matriks, porositas retakan dan porositas rongga.Mata air Topa merupakan mata air dengan simpanan atau cadangan air yang melimpahyang dapat digunakan oleh masyarakat Desa Labone. Karakteristik tersebut menandakanbahwa komponen aliran karst pada Mata air Topa merupakan komponen aliran diffuseyang sifatnya menyebar dan responnya lambat terhadap hujan. Mata air ini menghasilkanair dengan rasa yang tawar. Di sekitar lokasi dibangun tanggul pembendung air karenalokasi ini dekat dengan laut yang mana saat air laut pasang maka air di tempat ini akanberubah rasa menjadi payau.3.5.Naphabale

Naphabale terletak di Desa Lohia, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, ProvinsiSulawesi Tenggara. Keadaan morfologi sekitar Naphabale berupa bukit-bukit karst dantebing-tebing karst yang secara keseluruhan memiliki karakteristik lereng menengah –curam, bergelombang kuat – berbukit, permukaan tidak teratur dengan beberapa depresihasil pelarutan yang tergolong ke dalam unit morfologi karst/ denudation slope and hills(van Zuidam, 1983). Di Naphabale ada 3 tempat yang dapat dijadikan objek wisata baiksebagai objek wisata umum maupun objek wisata geologi yaitu Danau Naphabale(Gambar 3E), Pantai Naphabale (Gambar 3F) dan Puncak Naphabale.

Danau Naphabale merupakan danau dengan air yang jernih yang terbentuk karenadepresi akibat aliran air bawah permukaan yang khas dijumpai pada kawasan karst. PantaiNaphabale merupakan pantai yang berada di luar atau di seberang dari Danau Naphabale.Pantai ini memiliki pasir berwarna putih yang merupakan hasil rombakan materialbatugamping di sekitar pantai. Untuk menuju ke Pantai Naphabale dapat menggunakanjalur darat maupun menggunakan kapal tradisional masyarakat melewati terowongan yangmenghubungkan langsung Danau Naphabale dengan laut di sebelahnya akan tetapi untukmelewati jalur laut ini hanya bisa diakses jika air laut dalam kondisi surut karena saat airlaut dalam kondisi pasang semua bagian gua atau terowongan tersebut tertutupi oleh air.Puncak Naphabale merupakan bagian tertinggi yang ada di wilayah ini yang manamerupakan objek wisata yang tergolong baru dikenali oleh masyarakat. Lokasi ini dapatdijadikan sebagai tempat untuk melakukan pengamatan geomorfologi di sekitarNaphabale. Melalui pengamatan pada lokasi ini dapat dengan jelas terlihat DanauNaphabale dan Pantai Naphabale yang jika diamati dari atas dibatasi oleh dataran yangsebenarnya terdapat gua di bawahnya yang menghubungkan kedua lokasi tersebut.3.6. Danau Ubur-Ubur

Tidak jauh dari Naphabale dapat dijumpai lokasi wisata yang tergolong baru di DesaLohia, Kecamatan Lohia yaitu Danau Ubur-ubur (Gambar 3G). Keberadaan ubur-uburjenis stingless jellyfish di danau ini menjadikannya objek yang tergolong jarangkeberadaannya di Indonesia. Keadaan morfologi sekitar Danau Ubur-Ubur serupa denganyang dijumpai di Naphabale yakni berupa bukit-bukit karst dan tebing-tebing karst yangsecara keseluruhan memiliki karakteristik lereng menengah – curam, bergelombang kuat –berbukit, permukaan tidak teratur dengan beberapa depresi hasil pelarutan yang tergolongke dalam unit morfologi karst/ denudation slope and hills (van Zuidam, 1983). Litologiyang ditemukan di daerah ini lebih didominasi oleh keberadaan batugamping terumbu

Page 7: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1344

dengan beberapa tempat ditemukan batugamping kristalin berwarna kekuningan. Airdanau ini berasa asin karena jaraknya yang dekat dengan laut dan diinterpretasikan masihterdapat lubang-lubang bawah permukaan yang tidak tampak dari permukaan yangmengalirkan air laut menuju ke tempat ini atau sebaliknya yang juga dulunya sebagai jalurmasuknya organisme ubur-ubur ke tempat ini.3.7.Danau Motonuno

Danau Motonuno (Gambar 3H) berlokasi di Desa Lohia, Kecamatan Lohia,Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Morfologi sekitar lokasi ini memilikikarakteristik topografi bergelombang – bergelombang kuat dengan sedikit depresi hasilpelarutan yang merupakan unit karst plateaus (van Zuidam, 1983). Air yang berada didanau ini berasa tawar yang mana asalnya dari beberapa mata air yang ada di sekitarnya.Mata air di sekitar Danau Motonuno merupakan mata air dengan simpanan atau cadanganair yang melimpah yang merupakan karakteristik dari komponen aliran karst jenis diffuseyang sifatnya menyebar dan responnya lambat terhadap hujan.

Tidak jauh dari danau ini dapat ditemukan gua yang oleh masyarakat sekitardinamakan Gua Motonuno. Gua ini memiliki mulut gua yang besar dengan keberadaanornamen berupa stalaktit yang sudah tidak mengalami perkembangan. Di dalam gua inijuga dapat ditemukan mata air yang juga diinterpretasikan juga merupakan sumber air dariDanau Motonuno. Mata air di gua ini memiliki kedalaman 2 m pada bagian tengah guasedangkan pada bagian dekat dengan dinding gua mencapai kedalaman 4 m.3.8.Meleura

Meleura (Gambar 3I) merupakan kawasan pantai yang terletak di Desa Lohia,Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pantai ini dicirikanoleh pantai berpasir putih yang merupakan hasil rombakan dari batugamping terumbu,bentukan topografi karst, dengan relief tinggi dan membentuk tebing-tebing curam, garispantai berkelok membentuk teluk (embayment beach) dan tanjung kecil. Pantai inimerupakan jenis pantai terumbu karang (Rochmanto dan Franscies, 2012). Gelombangpantai tidak terlalu kuat, endapan sedimen di pantai ini berukuran pasir halus – kerikildengan campuran material berupa cangkang organisme laut.

Di sekitar Meleura dapat ditemukan keberadaan gua yang oleh masyarakat setempatdinamakan Gua Seribu Bintang karena di dalamnya terdapat kristal-kristal mineral kalsityang berkelap-kelip ketika diberikan cahaya. Gua ini memiliki satu mulut gua yang cukupbesar dengan sistem perguaan mendatar berupa ruangan besar tunggal. Di dalam guamasih terlihat dengan jelas proses karstifikasi yang berlangsung yang mana masih banyakdijumpai tetesan air dari atap gua yang membentuk ornamen-ornamen gua berupa stalaktitdan stalagmit. Pada gua ini juga ditemukan pilar gua yang berukuran besar dengandiameter mencapai 2 m yang menandakan proses karstifikasi di dalam gua ini telahberlangsung sejak lama sehingga mampu untuk membentuk ornamen gua berupa pilaryang merupakan hasil perkembangan stalaktit dan stalagmit yang menyatu. Litologi yangdominan ditemui di dalam maupun sekitar gua ini berupa batugamping terumbu yangmana masih jelas bentukan organisme terumbu asalnya.

Tidak jauh dari Gua Seribu Bintang terdapat situs geologi lainnya berupa dolinayang terisi air sehingga membentuk danau. Air di danau ini berasa tawar. Di dalam danauini ditemukan ikan-ikan yang asalnya dari laut namun telah berdaptasi untuk bisa hidupdalam air tawar. Diinterpretasikan dulunya danau ini terhubung langsung dengan lautmelalui gua-gua yang ada di bawah permukaan namun karena pengangkatanmenyebabkan beberapa organisme terjebak di dalamnya dan air laut tidak lagimempengaruhi danau ini.3.9.Randano Gaghe

Page 8: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1345

Randano Gaghe terletak di Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Provinsi SulawesiTenggara. Keadaan morfologi sekitar Randano Gaghe berupa bukit-bukit karst dan tebing-tebing karst yang secara keseluruhan memiliki karakteristik lereng menengah – curam,bergelombang kuat – berbukit, permukaan tidak teratur dengan beberapa depresi hasilpelarutan yang tergolong ke dalam unit morfologi karst/ denudation slope and hills (vanZuidam, 1983). Di Randano Gaghe ada tiga tempat yang dapat dijadikan objek wisatabaik sebagai objek wisata umum maupun objek wisata geologi yaitu Danau RandanoGaghe (Gambar 3J), Danau Wawomata dan Pantai Randano Gaghe.

Danau Randano Gaghe merupakan danau dengan air yang jernih berasa asin yangdiinterpretasikan terbentuk karena depresi yang awalnya membentuk dolina akibatpelarutan oleh aliran air bawah permukaan. Rasa asin dari danau ini diakibatkan terkontrololeh aliran air laut yang masuk melalui lubang gua-gua kecil.

Berbeda dengan Danau Randano Gaghe, Danau Wawomata memiliki air danaudengan rasa payau yang manandakan selain dipengaruhi oleh air laut karena jaraknyamasih dekat dengan laut, danau ini juga dipengaruhi oleh air tanah yang berasa tawarkemudian bercampur di dalam danau ini. Hal ini menandakan sistem karstifikasi yangberlangsung di danau ini masih terus berlanjut melalui gua-gua yang menuju ke lautmaupun gua-gua di bawah permukaan yang mengalirkan air dari daratan.

Pantai Randano Gaghe merupakan jenis pantai organik (Shepard, 1958 dalamRahardjo, 2003) sedangkan menurut Rochmanto dan Franscies (2012) pantai inimerupakan jenis pantai terumbu karang. Gelombang pantai tidak terlalu kuat, endapansedimen di pantai ini berukuran pasir halus – kerikil dengan campuran material berupacangkang organisme laut.3.10. Sumur La Iru

Sumur La Iru (Gambar 3K) terletak di Desa Unit Pemukiman Kota Wuna,Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara geologisumur ini dapat menjelaskan bahwa pada daerah karst, keberadaan air tanah tergantungdari sifat akuifernya yang mana sifat akuifer karst yang cenderung anisotropis karenadominasi proses pelarutan yang menghasilkan lorong-lorong conduit yang sangat tidakberaturan hal ini menyebabkan muka air tanah akan cenderung berada jauh di bawahpermukaan karena akan terus mengalir hingga daerah yang impermeable yang manaterbukti pada Sumur La Iru, muka air tanah di daerah ini ditemukan pada kedalaman yangsangat dalam yakni pada kedalaman 113 m.

Selain menjelaskan sistem hidrologi karst, melalui hasil penggalian sumur yangberada di sekitar sumur ditemukan variasi litologi yang kenampakannya berbeda denganyang ditemukan di permukaan yang mana didominasi oleh pecahan-pecahan cangkangorganisme berupa bivalvia, gastropoda dan juga keberadaan fragmen pecahan terumbuberukuran lebih kecil daripada yang ditemukan di permukaan.3.11. Batu Berbunga

Batu Berbunga (Gambar 3L) terletak di Desa Unit Pemukiman Kota Wuna,Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luasmencapai 2 Ha. Keadaan morfologi sekitar Batu Berbunga berupa perbukitan terisolirdengan lereng sangat curam yang merupakan unit geomorfologi tower karst hills or hillszone/ isolated limestone remnant (van Zuidam, 1983). Litologi penyusun berupabatugamping terumbu masif berwarna putih yang masih menunjukkan stuktur terumbuyang jelas meskipun telah mengalami pelapukan pada beberapa bagian yang merupakanbatuan penyusun Formasi Wapulaka dengan lingkungan pengendapan lagun – litoral yangtersingkap karena adanya proses pengangkatan (uplift). Terbentuknya menara karst adalahakibat dari proses pelarutan yang terjadi pada bagian lemah batugamping sehingga dari

Page 9: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1346

proses tersebut menghasilkan bentukan-bentukan positif pada bagian yang memilikiresistensi lebih baik daripada sekitarnya.3.12. Kapal Sawerigadi

Kapal Sawerigadi (Gambar 3M) terletak di Desa Unit Pemukiman Kota Wuna,Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luasmencapai 1 Ha. Keadaan morfologi sekitar Kapal Sawerigadi berupa perbukitan terisolirdengan lereng sangat curam yang merupakan unit geomorfologi tower karst hills or hillszone/ isolated limestone remnant (van Zuidam, 1983). Kawasan ini merupakan kawasandengan dominasi morfologi positif berupa menara karst yang mana merupakan bentukaneksokarst yakni bentukan-bentukan yang dapat ditemui di permukaan kawasan karst.

Dari puncak kawasan ini dapat dilakukan pengamatan geomorfologi di bagian baratdari Pulau Muna dimana dapat dilihat keberadaan Gunung Sambapolulu yang ada di PulauKabaena dan morfologi di sebelah barat Pulau Muna yang relatif lebih landaidibandingkan dengan yang dapat dijumpai di bagian timur Pulau Muna.3.13. Permandian Wakumoro

Permandian Wakumoro (Gambar 3N) terletak di Kelurahan Wakumoro, KecamatanParigi, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Morfologi sekitar lokasi inimemiliki karakteristik topografi dengan lereng menengah – sangat curam, bergelombangkuat – berbukit, perbukitan membundar, depresi poligonal yang merupakan unit conicalkarst zone (van Zuidam, 1983). Permandian Wakumoro merupakan lokasi aliran dariMata air Fotuno Rete yang merupakan mata air dengan simpanan atau cadangan air yangrendah sehingga untuk menjaga simpanannya, di bagian selatan lokasi ini dibangunbendungan yang berfungsi untuk menampung air agar dapat digunakan masyarakat padamusim kemarau. Karakteristik tersebut menandakan bahwa komponen aliran karst padaMata air Fotuno Rete merupakan komponen aliran conduit yang sifatnya memiliki polaperpipaan dan debit air cukup cepat yang sensitif terhadap keberadaan hujan.3.14. Gua Lambu Raya

Gua Lambu Raya (Gambar 3O) terletak di Desa La Iba, Kecamatan Parigi,Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Morfologi sekitar gua ini memilikikarakteristik topografi dengan lereng menengah – curam, bergelombang kuat – berbukit,permukaan tidak teratur dan terdapat depresi hasil pelarutan yang merupakan unitgeomorfologi berupa karst/ denudation slope and hills (van Zuidam, 1983).

Di dalam gua dijumpai ornamen-ornamen gua berupa stalaktit, stalagmit, tirai karstyang menandakan proses karstifikasi di dalam gua ini dikontrol oleh pelarutan denganmedia air permukaan. Ornamen-ornamen gua yang terbentuk di bagian atas maupun dibagian bawah sebagian telah ditemukan menyatu di dalam gua ini yang menandakanproses karstifikasi telah berlangsung sangat lama dan masih terjadi sampai dengan saat ini.Pada beberapa bagian gua masih dapat dijumpai litologi penyusun gua yang belummengalami proses pelarutan berupa batugamping terumbu dengan stuktur tubuh terumbuyang masih jelas diamati.3.15. Danau Moko

Danau Moko (Gambar 3P) terletak di Desa Oempu, Kecamatan Tongkuno,Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas wilayah mencapai 1 Ha. Dilokasi ini dapat dijumpai beberapa ekor penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik(Eretmochelys imbricate). Di tempat ini juga pernah ditemukan spesies ikan endemikPulau Muna melalui kegiatan ekspedisi gua hasil kerjasama antara peneliti Indonesia (P2Biologi LIPI), Perancis (MNHN), Inggris (NHM), Spanyol (IMEDEA) dan Australia yangdinamakan Diancistrus typhlops.

Danau ini terbentuk melalui pembentukan dolina dengan bentukan dolina corong.Dolina ini merupakan dolina amblesan yang terbentuk karena lapisan batugamping ambles

Page 10: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1347

secara perlahan-lahan diakibatkan keterdapatan rongga di bawah lapisan batugamping,rongga ini disebabkan karena adanya aliran air bawah permukaan. Dolina tipe ini dicirikanoleh terdapatnya rombakan batugamping dengan sortasi jelek di dasar dolina dan lerengyang miring hingga terjal.3.16. Pantai Walengkabola

Pantai Walengkabola Tenggara (Gambar 3Q) terletak di Desa Oempu, KecamatanTongkuno, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi dengan luas wilayah mencapai 3 Ha.Pantai ini memanjang dari selatan ke utara, dan tidak memiliki pulau karang yangmenghalangi (tidak memiliki barrier). Kelebihan yang terdapat pada Pantai Walengkabolaini di antaranya adalah terdapatnya pemandangan bukit-bukit yang tersusun atasbatugamping terumbu yang terabrasi menjadi tebing karena terkena ombak.

Abrasi dari tebing yang berupa batuan karbonat menghasilkan pasir putih murnipada pantai tanpa adanya campuran dari sedimentasi, hal ini dikarenakan tidakterdapatnya satupun muara sungai yang mengarah ke pantai ini, sehingga tidak adamaterial apapun yang terbawa dan terendapkan di pantai. Pantai Walengkabola memilikimaterial sedimen berukuran pasir sedang – kerikil. Butir sedimennya berwarna cerahmerata hampir pada semua bagian pantainya yang merupakan hasil dari pengikisanbatugamping di sekitar pantai yang diendapkan pada pantai.

Berdasarkan klasifikasi pantai (Shepard, 1958 dalam Rahardjo, 2003), PantaiWalengkabola merupakan jenis pantai organik sedangkan menurut Rochmanto danFranscies (2012) pantai ini merupakan jenis pantai terumbu karang.3.17. Tanjung Labora

Tanjung Labora (Gambar 3R) terletak di Desa Labora, Kecamatan Tongkuno,Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Keadaan morfologi sekitar TanjungLabora berupa topografi dengan lereng menengah – curam, bergelombang kuat – berbukit,permukaan tidak teratur, terdapat depresi hasil pelarutan dan sedikit lembah kering yangtergolong ke dalam unit morfologi karst/ denudation slope and hills (van Zuidam, 1983).

Litologi penyusun daerah ini adalah batugamping yang merupakan golongan daribatuan sedimen karbonat. Dilihat dari susunan umur formasi, batuan ini termasuk dalamFormasi Wapulaka berumur Plistosen. Diinterpretasikan batuan ini terbentuk karenaproses sedimentasi. Pantai yang ada di kawasan ini merupakan jenis pantai organik yangmembentuk garis pantai dari selatan ke utara dan merupakan pantai dengan garis pantaiyang terbentuk akibat aktivitas hewan atau tumbuhan, termasuk terumbu karang yangterbentuk oleh alga dan oister atau tumbuh-tumbuhan seperti pohon bakau atau rumput-rumput rawa (Shepard, 1958 dalam Rahardjo, 2003), sedangkan menurut Rochmanto danFranscies (2012) pantai ini merupakan jenis pantai terumbu karang.

4. Hasil dan PembahasanPersebaran geosite yang ditunjukkan pada Gambar 4 yang dibuat berdasarkan hasil

pemetaan berupa 17 situs geologi yang telah ditemukan masing-masing pada kawasan karstPulau Muna bagian timur. Secara umum 17 situs yang ditemukan semuanya memiliki potensiuntuk dikembangkan, namun dari hasil penilaian menggunakan parameter Kubalíková (2013),dari 17 situs yang ditemukan hanya 14 situs yang dianggap prospek yang dapat diprioritaskanuntuk dikembangkan terlebih dahulu dalam kawasan karst Pulau Muna bagian timurditunjukkan oleh Tabel 1.

Penilaian berdasarkan parameter Kubalíková (2013) yaitu dengan nilai intrinsik dankeilmuan, nilai pendidikan, nilai ekonomi, nilai konservasi, dan nilai tambah didapatkan hasilbahwa 3 dari 17 geosite yang diinventarisasi, diidentifikasi dan dikarakterisasi memiliki nilai

Page 11: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1348

persentase < 50% yaitu Mata air Topa dengan persentase 40,54%, Sumur La Iru denganpersentase 43,70 % dan Permandian Wakumoro dengan persentase 40,54 % sehingga belumdirekomendasikan dalam prioritas pengembangan kawasan wisata berbasis geologi ataugeowisata.

Setelah dilakukan penilaian dengan parameter Kubalíková (2013) dilakukan penilaiandengan metode penilaian Geosite Assessment Model (Vujičić dkk, 2011) dengan parameterpenilaian berupa nilai utama dan nilai tambahan. Nilai utama penilaian berupa sains/ edukasi,nilai keindahan/ estetis dan nilai perlindungan sedangkan tambahan berupa nilai fungsi/kegunaan dan nilai wisata yang digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan setiapgeosite untuk memberikan rekomendasi pengembangan. Hasil penilaian dapat dilihat padaTabel 2 yang mana dari hasil penilaian tersebut dijadikan acuan untuk melalukan pengeplotannilai pada matriks GAM. Nilai utama (MV) sebagai sumbu X dan nilai tambahan (AV)sebagai sumbu Y. Hasil dari plot nilai pada matriks GAM dapat dilihat pada Gambar 5.

Berdasarkan hasil plot nilai pada matriks GAM didapatkan persebaran kondisi geositesebagai berikut:a. 10 geosite berada pada matriks Z21 yaitu Mata air Topa, Danau Ubur-ubur, Randano

Gaghe, Sumur La Iru, Batu Berbunga, Kapal Sawerigadi, Permandian Wakumoro, GuaLambu Raya, Danau Moko dan Pantai Walengkabola.

b. 3 geosite berada pada matriks Z22 yaitu Mata air Jompi, Bukit Wakila dan DanauMotonuno.

c. 1 geosite berada pada matriks Z31 yaitu Tanjung Labora.d. 3 geosite berada pada matriks Z32 yaitu Liangkabori, Naphabale dan Meleura.

Geosite yang berada pada matriks Z21 dan Z22 memiliki nilai utama yang sedang,dalam hal ini telah dilakukan beberapa kegiatan namun belum signifikan dalam nilai sains,edukasi dan proteksi serta memiliki nilai tambahan (AV) yang tergolong rendah. Geosite yangberada pada matriks Z31 dan Z32 memiliki nilai sains, keindahan dan nilai proteksi yangsangat tinggi namun kurang dalam pengembangan dan peningkatan nilai fungsinya. Secaraumum kelemahan yang dimiliki oleh geosite di kawasan karst Pulau Muna adalah kurangnyanilai-nilai tambahan dalam hal ini berkaitan dengan aksesibilitas, promosi, infrastruktur danfasilitas pariwisata. Pada beberapa daerah juga nilai utama masih tergolong rendah yang padaumumnya karena kurangnya penelitian ilmiah di daerah ini serta proteksi dalam hal inikonservasi masih belum dilaksanakan secara optimal secara keseluruhan pada geosite yangada.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi keterbatasan yang terjadi saat ini salahsatunya dengan membuat peta geotrail yang mana nantinya dapat dijadikan acuan dalamkegiatan geowisata di daerah ini.

Berdasarkan hasil pemetaan berupa inventarisasi kemudian dianalisis dan dilakukankarakterisasi geosites dibuat peta geotrail dan geowisata kawasan karst Pulau Muna bagiantimur (Gambar 6).

5. KesimpulanBerdasarkan hasil dari penelitian lapangan yang telah dilakukan pada bagian timur

kawasan karst Pulau Muna guna mengetahui potensi pengembangan kawasan geowisata diIndonesia, maka diperoleh kesimpulan:1. Pemetaan yang telah dilakukan menghasilkan total 17 situs geologi yang tersebar di

kawasan karst Pulau Muna bagian timur yang meliputi mata air, bukit, danau, goa danpantai. Litologi yang ditemukan di setiap lokasi merupakan litologi penyusun FormasiWapulaka.

Page 12: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1349

2. Melalui penilaian/ penskoran dengan parameter Kubalíková (2013) dari 17 situs geologiyang memiliki keunikannya masing-masing baik keunikan alami maupun akibatpengelolaan manusia, 14 situs di antaranya dianggap layak menjadi prioritaspengembangan kawasan geowisata untuk saat ini yaitu Mata air Jompi, Bukit Wakila,Liangkabori, Naphabale, Danau Ubur-Ubur, Danau Motonuno, Meleura, Randano Gaghe,Batu Berbunga, Kapal Sawerigadi, Gua Lambu Raya, Danau Moko, Pantai Walengkaboladan Tanjung Labora.

3. Melalui metode penilaian Geosite Assessment Model (Vujičić dkk, 2011) diketahui bahwasecara keseluruhan geosite yang ada di kawasan karst Pulau Muna masuk ke dalammatriks Z21, Z22, Z31 dan Z32 yang menunjukkan bahwa aksesibilitas, promosi dan nilaiwisata masih tergolong rendah – sedang sedangkan nilai sains atau edukasi, nilaikeindahan dan proteksi tergolong sedang – tinggi.

AcknowledgementsPenulis mengucapkan terimakasih kepada Winda Astuti dan Adi Pranata Sofyan, S.Pi

sebagai rekan yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data yang digunakan untukpenelitian ini.

Daftar PustakaDinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. (2017).

Kajian Potensi Geowisata Karst di Kabupaten Wonogiri, Kegiatan Tahun Anggaran2017.

Hermawan. (2017). Geowisata: Perencanaan Geowisata Berbasis Konservasi, Bandung.Hidayat, N. (2002). Analisis Pengelolaan Kawasan Eksokarst Gunungkidul sebagai Kawasan

Geowisata, Institut Pertanian Bogor.IAGI. (2013). Geologi Kars Pulau Muna Untuk Pengembangan Geoheritage dan Geowisata:

http://www.iagi.or.id/paper/geologi-kars-pulau-muna-untuk-pengembangan-geoheritage-dan-geowisata (diakses pada November 2017).

Jankowski, J. (2001) Hydrogeochemistry, Short Course Note, Sydney, Australia: School ofGeology, University of New South Wales.

Kubalíková, L. (2013). Geomorphosite assessment for geotourism Purposes, Czezh Journal ofTourism, Vol. 02/2013, 80 – 104.

Newsome, D., Moore, S. dan Dowling, R. (2002). Natural Area Tourism: Ecology, Impactsand Management, Channel View Publications.

Pereira, P. dan Pereira, D. (2010). Methodological guidelines for geomorphosite assessment,Géomorphologie: relief, processus, environnement, 1(3), 215-222.

Rahardjo, N. (2003). Sebaran Tipe Pantai dan Karakteristik Lingkungan di Pantai SelatanJawa Barat, Majalah Geografi Indonesia, Vol. 17, 129 – 145.

Rochmanto, B. dan Franscies, S.A. (2012). Karakteristik Morfologi Pantai MallusetasiBerdasarkan Data Spasial Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan, Prosiding 2012,Hasil Penelitian Fakultas Teknik, Vol. 6, ISBN: 978-979-127255-0-6.

Van Zuidam, R.A. (1983). Guide to Geomorfhology Ariel Photographic Interpretation andMapping, ITC Enschede The Nederland.

Vujičić, M.D., Vasiljević, D.A., Marković, S.B., Hose, T.A., Hadžić, O. dan Janićević, S.(2011). Preliminary Geosite Assessment Model (GAM) and Its Aplication on Fruška

Page 13: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1350

Gora Mountain, Potential Geotourism Destination of Serbia, Acta GeographicaSlovenia, Vol. 51-2, 361 – 377.

Tabel 1. Hasil penilaian/ penskoran situs geologi yang ditemukan dengan parameterKubalikova (2013)

Keterangan tabel:Persentase < 50% belum layak dijadikan prioritas pengembangan kawasan geowisataPersentase > 50% layak dijadikan prioritas pengembangan kawasan geowisata

Tabel 2. Hasil penilaian/ penskoran situs geologi yang ditemukan dengan parameter Vujičić dkk (2011)

Page 14: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1351

Keterangan tabel:VSE + VSA + VPr = Nilai Sumbu X Matriks GAMVFn + VTr = Nilai Sumbu Y Matriks GAM

Page 15: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1352

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Gambar 2.Matriks Geosite Assessment Model/ GAM (Vujičić dkk, 2011)

Page 16: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1353Gambar 3. Geosites kawasan karst Pulau Muna

Page 17: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1354

Gambar 4. Peta persebaran geosites kawasan karst Pulau Muna bagian timur

Gambar 5.Matriks Geosite Assessment Model (GAM)

Page 18: PROCEEDING,SEMINARNASIONALKEBUMIANKE-11 ... IDENTIFIKASI DAN...VFn:NilaiFungsi/Kegunaan VTr:NilaiWisata 3. Data Melalui pemetaan yang telah dilakukan di kawasan karst Pulau Muna bagian

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA

5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

1355