KAWASAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA/ …
Transcript of KAWASAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA/ …
PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN DI KOTA/ PERKOTAAN
(2 JP)
BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
MATERI SUPLEMEN PENGETAHUAN PEMBEKALAN KEPROFESIAN
2
1 Prins ip -Pr ins ip Pelaksanaan Kegiatan
Perencanaan Tata Ruang Wi layah dan Kota
2 Teknis Penyusunan Dokumen Perencanaan,
Pemanfaatan, Pengendal ian Ruang
3 Peran Perencana da lam Pemenuhan
Kebutuhan Pembangunan Permukiman
4 Best Pract ice Pengembangan Kawasan
Perumahan dan Permukiman
O U T L I N E
PRINSIP -PRINSIP PELAKSANAAN KEGIATAN
PERENCANAAN TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA
Sistem Manajemen K3 (SMK3) dan Lingkungan di Lokasi Kerja
4
KEBUTUHAN
PENGETAHUAN
Persyaratan industri/ sektor asuransi dan
pertanggungan sehubungan dengan
tanggung jawab staf individu
Peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan sehubungan dengan hak
dan kewajiban atasan dan bawasan
Peraturan perundang-undangan jasa
konstruksi
Prosedur SMK3 dan Lingkungan di tempat
kerja bidang jasa konstruksi
Pengetahuan tentang penggunaan APD
KEBUTUHAN
KETRAMPILAN
Mengidentifikasi penyebab utama
kecelakaan tempat kerja berkaitan dengan
lingkungan kerja serta cara mengendalikan
bahaya/ risiko kecelakaan kerja dan
pencegahannya
Penerapan peraturan-peraturan yang
berlaku untuk SMK3 dan Lingkungan
KEBUTUHAN
ASPEK KRITIS
Kemampuan mengidentifikasi potensi
bahaya dan risiko kecelakaan kerja
Kemampuan untuk melakukan tindakan
penanggulangan kecelakaan kerja bila
terjadi keadaan darurat lainnya di tempat
kerja
Kemampuan dalam melakukan tindakan
pencegahan pencemaran lingkungan di
tempat kerja
Etos Kerja, Etika Profesi, dan Manajemen Organisasi Kerja
5
KEBUTUHAN
PENGETAHUAN
Pemahaman terhadap tugas, tanggung
jawab, dan dampak dari produk
perencanaan yang dihasilkan terhadap
pembangunan
Pemahaman terhadap substansi dari
setiap produk perencanaan
Pemahaman terhadap tugas, tanggung
jawab, hak dan kewajiban, dengan
pengguna jasa,
Pemahaman terhadap konsep dan
implementasi pembangunan berwawasan
lingkungan
Pengetahuan dan pemahaman terhadap
kondisi realita yang terjadi di dunia
perencanaan tata ruang wilayah dan kota
KEBUTUHAN
KETRAMPILAN
Skill leadership dan kemampuan
membangun dan mengorganisasikan team
kerja
Mengkondisikan team kerja untuk selalu
sesuai dengan etika profesi perencanaan
Mengimplementasikan aturan perundangan
penataan ruang dan jasa konstruksi dan
aturan perundangan lainnya yang berlaku
yang berkaitan dengan penyelesaian
pekerjaan
Menerapkan konsep pembangunan
berwawasan lingkungan dalam pekerjaan
yang dilaksanakan
Menerapkan prinsip etika perencana dalam
setiap tahapan pekerjaan.
KEBUTUHAN
ASPEK KRITIS
Kemampuan mengkoordinasikan dan
mengarahkan team kerja agar
menghasilkan kualitas kerja yang baik,
Etos kerja dan ketepatan waktu
menyelesaikan pekerjaan,
Kemampuan untuk menerapkan etika
profesi dengan baik
Kemampuan untuk membangun hubungan
baik dengan pengguna jasa
Kemampuan untuk melakukan tindakan
pencegahan terjadinya pelanggaran etika
profesi
Komitmen untuk secara konsisten
menerapkan etika profesi dalam setiap
tahapan pekerjaan
Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria (NSPK)
6
KEBUTUHAN
PENGETAHUAN
Pengetahuan tentang ketentuan hukum
dan peraturan perundang-undangan terkait
dalam perencanaan tata ruang wilayah dan
kota
Pengetahuan tentang NSPK perencanaan
tata ruang wilayah dan kota.
KEBUTUHAN
KETRAMPILAN
Mampu dalam mengumpulkan informasi
mengenai peraturan perundang-undangan
dan NSPK terkait perencanaan tata ruang
wilayah dan kota,
Mampu mengidentifikasi informasi
mengenai peraturan perundang-undangan,
Mampu menjelaskan informasi mengenai
peraturan perundang-undangan
KEBUTUHAN
ASPEK KRITIS
Ketelitian dan kecermatan dalam
mengidentifikasi peraturan dan perundang
undangan yang terkait dengan isu
perencanaan tata ruang wilayah dan kota
Ketelitian dan kecermatan dalam meng
identifikasi norma, standar, pedoman, dan
kriteria (NSPK) yang berhubungan dengan
perencanaan tata ruang wilayah dan kota
Ketaatan dan kecermatan dalam
merangkum peraturan perundang-
undangan dan NSPK terkait
Persiapan Kebutuhan Data
7
KEBUTUHAN
PENGETAHUAN
Pengetahuan tentang Peraturan
perundang-undangan terkait bidang
perencanaan tata ruang wilayah dan kota,
Pengetahuan tentang NSPK bidang
perencanaan tata ruang wilayah dan
kota,
Pengetahuan tentang Metodologi dan
teknik-teknik analisis dalam perencanaan
tata ruang wilayah dan kota.
KEBUTUHAN
KETRAMPILAN
Membaca dan memahami metode
pekerjaan dan rencana pelaksanaan
pekerjaan,
Mengidentifikasi masalah/issue di wilayah
perencanaan,
Menerapkan metodologi sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan.
KEBUTUHAN
ASPEK KRITIS
Kemampuan mengidentifikasi peraturan
perundangan terkait dengan perencanaan
tata ruang wilayah dan kota,
Kemampuan memilah dan memilih
metodologi pelaksanaan pekerjaan
Survei Primer dan Sekunder
8
KEBUTUHAN
PENGETAHUAN
Pengetahuan akan sumber data,
Pengetahuan dalam mendesain kebutuhan
data sesuai dengan tujuan perencanaan.
KEBUTUHAN
KETRAMPILAN
Menguasai daftar simak / daftar simak data,
Membaca dan menguasai peta dasar,
Melakukan koordinasi dengan instansi
terkait untuk mendapatkan data yang
diperlukan dapat proses perencanaan
wilayah,
Kemampuan menggali informasi dan
permasalahan wilayah dari stakeholder,
Kemampuan melakukan pengamatan
lapangan dan merumuskan isu di wilayah
perencanaan.
KEBUTUHAN
ASPEK KRITIS
Ketaatan dalam mengidentifikasi peraturan
perundangan terkait dengan perencanaan
tata ruang wilayah dan kota,
Kecermatan dalam memilah dan memilih
metodologi pelaksanaan pekerjaan
Pelaksanaan, Pemeriksaan dan Evaluasi Kompilasi dan Pengolahan Data Parsial
9
KEBUTUHAN
PENGETAHUAN
Pengetahuan dalam melakukan tabulasi
data
Pengetahuan cara penyajian data.
KEBUTUHAN
KETRAMPILAN
Kemampuan menyeleksi data sesuai
dengan kebutuhan perencanaan
Kemampuan menampilkan data sehingga
menarik dan mudah dimengerti
KEBUTUHAN
ASPEK KRITIS
Kemampuan untuk mempelajari daftar
simak data
Kemampuan untuk menyeleksi data
Kemampuan untuk mentabulasi data
Analisis Parsial
10
KEBUTUHAN
PENGETAHUAN
Pengetahuan untuk menerapkan metode
dan teknik-teknik analisis
Pengetahuan menghitung daya dukung
dan daya tampung wilayah
Kemampuan memproyeksi kondisi wilayah
perencanaan hingga akhir tahun rencana
Pengetahuan untuk menghitung kebutuhan
pengembangan wilayah perencanaan
KEBUTUHAN
KETRAMPILAN
Kemampuan memilih program/ software
sesuai kebutuhan
Kemampuan menggunakan
program/software sesuai kebutuhan
KEBUTUHAN
ASPEK KRITIS
Kemampuan untuk memilih metode sesuai
dengan kebutuhan
Kemampuan untuk memilih teknik-teknik
analisis
Penyusunan Rencana Parsial sebagai Naskah Teknis Rencana Tata Ruang
11
KEBUTUHAN
PENGETAHUAN
Pemahaman NSPK perencanaan tata
ruang wilayah dan kota
Pemahanan peraturan perundangan
bidang perencanaan tata ruang wilayah
dan kota
Pengetahuan untuk menetapkan alokasi
kawasan lindung dan budidaya
Pengetahuan untuk membuat keterkaitan
antara system pusat pelayanan dan
jaringan prasarana
KEBUTUHAN
KETRAMPILAN
Penerapan NSPK dalam penyusunan
rencana
Penerapan peraturan yang berlaku untuk
menukung penyusunan rencana
KEBUTUHAN
ASPEK KRITIS
Kemampuan untuk menyiapkan data
perencanaan
Kemampuan untuk mengidentifikasi NSPK
perencanaan wilayah
Kemampuan untuk menerapkan peraturan
yang berlaku
Kemampuan untuk membuat buku rencana
Laporan Perencanaan Pekerjaan
12
KEBUTUHAN
PENGETAHUAN
Pemahaman NSPK perencanaan tata
ruang wilayah dan kota
Pemahanan peraturan perundangan
bidang perencanaan tata ruang wilayah
dan kota
KEBUTUHAN
KETRAMPILAN
Membuat outline laporan sesuai dengan
peraturan perundangan NSPK
perencanaan wilayah
Melakukan koordinasi dengan tim kerja
dalam penyusunan laporan
Menampilkan hasil pekerjaan dalam Buku
Laporan Perencanaan
KEBUTUHAN
ASPEK KRITIS
Kemampuan untuk mempelajari NSPK
perencanaan wilayah
Kemampuan untuk menerapkan peraturan
yang berlaku
Penggunaan Komunikasi dan Teknologi Informasi dalam Pelaksanaan Pekerjaan
13
KEBUTUHAN
PENGETAHUAN
Pengetahuan mengenai kebutuhan
perangkat keras (hardware) komputer
Pengetahuan mengenai kebutuhan
perangkat lunak (software) yang digunakan
Pengetahuan untuk mengoperasikan
komputer
Pengetahuan dasar untuk menggunakan
perangkat lunak analisis statistik
Pengetahuan dasar untuk menggunakan
perangkat lunak analisis perpetaan
Pengetahuan dasar sistem informasi
geografis
Pengetahuan untuk mempergunakan
internet
Mengerti dasar-dasar software analisis grafis
KEBUTUHAN
KETRAMPILAN
Kemampuan mengoperasikan komputer
Kemampuan dasar untuk melakukan
analisis statistik
Kemampuan dasar untuk melakukan
analisis perpetaan
Kemampuan dasar untuk membangun
sistem informasi geografis (SIG/ GIS)
Kemampuan untuk mengevaluasi proses
analisis menggunakan teknologi informasi
Kemampuan untuk melakukan
pengembangan penggunaan teknologi
informasi dalam pelaksanaan pekerjaan
Keterampilan menggunakan internet untuk
penunjang pelaksanaan pekerjaan (email,
browsing, searching, dll)
KEBUTUHAN
ASPEK KRITIS
Ketepatan pemilihan software
Ketepatan metode analisis yang digunakan
Ketepatan waktu pelaksanaan analisis
TEKNIS PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN,
PEMANFAATAN, PENGENDAL IAN RUANG
SIK
LUS
PE
RE
NC
AN
AA
N
Identifikasi masalah sebagai bagian dari proses
penelitian dapat dipahami sebagai upaya
mendefinisikan problem dan membuat defenisi
tersebut dapat diukur (measurable) sebagai langkah
awal penelitian.
Dapat menggambarkan berbagai potensi dan
masalah di wilayah perencanaan dengan rinci
Dapat menjelaskan kebijakan penataan atau
pengembangan ruang/wilayah berkaitan dengan
wilayah perencanaan
Mampu mengelompokkan masalah/issue strategis
di wilayah perencanaan
Mampu menghubungkan keterkaitan kebijakan
yang dipilih dengan masalah/issue strategis di
wilayah perencanaan
M e n g i d e n t i f i k a s i
M a s a l a h Tujuan perencanaan adalah gambaran tentang kondisi masa
depan yang diharapkan atau dicita-citakan
Mampu memberikan rumusan indikator, kriteria, dan
standar yang diacu untuk menentukan terpenuhi atau
tidaknya tujuan-tujuan perencanaan.
Mampu melakukan pentahapan kegiatan-kegiatan
organisasi perencanaan.
Mampu mengalokasikan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
perencanaan berdasarkan dimensi ruang dan waktu.
M e r u m u s k a n Tu j u a n
P e r e n c a n a a n
Menjadi panduan utama apa yang akan dituju data
ditentukan serinci mungkin yang bisa dilakukan secara
spesifik dan mewakili kondisi nyata tertentu yang ingin
digambarkan.
Kebutuhan data berisikan beberapa hal penting:
M e r u m u s k a n
K e b u t u h a n D a t a Penyusunan visi dan misi pembangunan wilayah
berdasarkan hasil analisis sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hal-hal yang perlu
dilakukan adalah menganalisis peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai landasan hukum suatu
wilayah. Landasan hukum tersebut dijadikan suatu
kebijakan untuk menyusun rencana strategis (Renstra)
suatu wilayah pembangunan.
Lebih jauh, dalam menyusun visi dan misi suatu wilayah
pembangunan, maka perlu memperhatikan SWOT:
mengoptimalkan potensi (strength) dan peluang
(opportunity), memperbaiki kelemahan (weakness) dan
tantangan (threat) yang ada.
M e n y i a p k a n P e r e n c a n a a n
Rencana Struktur Ruang
Perumusan usulan sistem pusat permukiman
Perumusan usulan sistem jaringan prasarana
Perumusan keterkaitan antara sistem pusat
permukiman dengan jaringan prasarana
Pembuatan peta struktur ruang sesuai dengan
skala yang ditetapkan
Rencana Pola Ruang
Arahan alokasi ruang untuk kawasan lindung
sesuai dengan peraturan dan kriteria teknis yang
berlaku
Rencana alokasi ruang untuk kawasan budidaya
sesuai daya dukung dan daya tampung kawasan
Pembuatan peta pola ruang sesuai dengan skala
yang ditetapkan
P e n y u s u n a n D r a f t
R e n c a n a P r o g r a m
Proses menentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan,
atau program. Sebuah penilaian yang objektif dan sistematik terhadap
suatu intervensi yang direncanakan.
M e n g e v a l u a s i D a m p a k
R e n c a n a d a n P r o g r a m
Evaluasi harus mampu memberikan informasi tentang:
• Strategi (Apakah yang dilakukan sudah benar?)
• Operasi (Apakah cara ang ditempuh sudah benar?)
• Pembelajaran (Apakah ada cara yang lebih baik?)
Kriteria Evaluasi:
• Relevansi (sejauh mana kegiatan sejalan dengan
prioritas dan kebijakan)
• Efektivitas (mengukur sejauh mana kegiatan mencapai
tujuan)
• Efisiensi (Mengukur keluaran, kualitatif dan kuantitatif.)
• Dampak (perubahan positif dan negative yang
dihasilkan)
• Keberlanjutan (mengukur manfaat suatu kegiatan dapat
terus dinikmati setelah anggaran tidak diberikan lagi)
M e n i n j a u K e m b a l i P e r e n c a n a a n / P e n g e n d a l i a n
d a n M e n i n j a u K e m b a l i
I m p l e m e n t a s i P r o g r a m
• Untuk menjamin bahwa pelaksanaan rencana
pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
• Untuk mengamati perkembangan pelaksanaan
rencana pembangunan
• Mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan
yang timbul untuk dapat diambil tindakan preventif
• Langkah operasional yang ditempuh didasari pada
hasil pelaksanaan kegiatan dan pengawasan untuk
menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
acuan dan rencana yang telah ditetapkan.
PERAN PERENCANA DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
ISU – ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
22
Belum terlembaganya sistem penyelenggaraan perumahan dan permukiman;
Rendahnya tingkatt pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau
Menurunnya kualitas lingkungan permukiman
Terbatasnya peluang bagi masy.
miskin, sehingga banyak muncul
permukiman kumuh
KESENJANGAN Banyak permukiman yang memiliki
kualitas rendah, sehingga tidak
memenuhi kriteria rumah sehat
LINGKUNGAN Lemahnya implementasi kebijakan,
inkonsistensi pemanfaatan lahan,
dan kinerja pemerintahan terbatas
MANAJEMEN 13,5 juta unit – konsep memiliki
7,6 juta unit – konsep penghunian
3,4 juta unit tidak layak huni
BACKLOG
PERAN PERENCANA WILAYAH DAN KOTA
Penyusunan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (Amdal)
Penyusunan Rencana
Induk (Masterplan) Penyusunan Studi Kelayakan
(Feasibility Study)
Penyusunan DED (Detailed
Engineering Design)
Sosialisasi Rencana
Pembangunan Fisik
Kesiapan Lahan (Land
Acquisition)
Perencanaan dan
Pengendalian Jadwal Waktu
Pelaksanaan
Perencanaan dan
Pengendalian organisasi
lapangan
Perencanaan dan
Pengendalian Tenaga Kerja
Perencanaan dan
Pengendalian Peralatan dan
Material
Pembentukan Kelembagaan
Pasca Konstruksi
TAHAP PASCA
KONSTRUKSI TAHAP KONSTRUKSI TAHAP PRA KONSTRUKSI
PERAN PERENCANA WILAYAH DAN KOTA
Memastikan bahwa kawasan masyarakat berpenghasilan rendah,
permukiman informal dan kumuh dibangun dan diremajakan kembali
serta diintegrasikan kedalam struktur kehidupan urban dengan
sesedikit mungkin mengakibatkan penggusuran, relokasi, atau
gangguan terhadap mata pencaharian rakyat
Berkontribusi dalam pembentukan sistem pembiayaan perumahan
yang progresif untuk menjadikan lahan, kapling jadi, dan perumahan
terjangkau bagi semua
Memfasilitasi jaminan hak bermukim pada lahan dan akses kontrol
atas tanah dan properti, termasuk juga akses pembiayaan bagi rumah
tangga yang berpenghasilan rendah
Memastikan pengembangan perumahan/permukiman dapat sesuai
dengan rencana tata ruang sehingga dapat menciptakan
keharmonisan guna lahan
Pemerintah
Mengembangkan teknik-teknik baru dan transfer
pengetahuan lintas batas dan lintas sektor yang
mempromosikan perencanaan perumahan/permukiman yang
integratif, partisipatif, dan strategis
Mengidentifikasi dan memastikan sinergi dalam setiap
tahap, sektor, dan skala perencanaan dalam pengembangan
perumahan/permukiman
Akademisi/Perencana Profesional
Berpartisipasi dalam pengembangan visi tata ruang secara
keseluruhan dan penetapan prioritas pengembangan permukiman
harus dihasilkan dari proses partisipatif yang melibatkan masyarakat
Mendukung upaya perencanaan penggunaan lahan dan peraturan-
peraturan yang mempromosikan tentang jaminan hak bermukim pada
lahan bagi orang miskin.
Organisasi Masyarakat Sipil
Berkolaborasi aktif dengan stakholder lain untuk memperkuat
hubungan antara perencanaan tata ruang dan perencanaan sektoral
serta meningkatkan koordinasi lintas sektor yang berpengaruh dalam
pengembangan perumahan/permukiman
Melakukan pembangunan permukiman melalui prinsip hunian
berimbang, layak huni dan berkelanjutan.
Pengembang (Developer)
Pembangunan
Berkelanjutan dan
Konsep Tridaya
Penyelenggaraan
Secara Multisektoral dan
Terdesentralisasi
Pembangunan
Berwawasan Kesehatan
Penyelenggaraan dengan
Pengembangan Sistem
Insentif
Bertujuan memberdayakan komponen
sosial masyarakat, usaha dan ekonomi,
serta lingkungan.
Memadukan:
kegiatan penyiapan dan pemberdayaan
masyarakat
+
kegiatan pemberdayaan kegiatan
usaha ekonomi
+
kegiatan pendayagunaan prasarana
dan sarana dasar perumahan dan
permukiman
Harus didukung oleh pelaksanaan
tata pemerintahan yang baik di
tingkat lokal, yaitu yang
menjunjung tinggi prinsip – prinsip
partisipasi, transparansi,
akuntabilitas, profesionalisme,
kesetaraan, daya tanggap,
wawasan ke depan, pengawasan,
penegakan hukum, serta efisiensi
dan efektivitas.
Perilaku hidup sehat dari
masyarakat harus diutamakan
dalam penyelenggaraan
perumahan dan permukiman
+ Aktualisasi pembangunan yang
berwawasan kesehatan untuk
pencegahan terjadinya lingkungan
tidak sehat.
Upaya yang dilakukan:
• Kegiatan program stimulan,
perintisan, dukungan
pembiayaan dan bantuan teknis
bagi pelaku pembangunan
• Kegiatan pendampingan dalam
penyiapan dan pemberdayaan
masyarakat.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
K E B I J A K A N P E M B A N G U N A N H U N I A N
26
> 10.000 Rumah
KAWASAN PERMUKIMAN
> 1.000 – 3.000 Rumah
PERMUKIMAN >3.000 – 10.000
LINGKUNGAN HUNIAN
15 – 1.000 Rumah
PERUMAHAN
Batasan/
Skala
KEBIJAKAN HUNIAN BERIMBANG
Jika dalam Satu
Hamparan
Dalam hal hanya
Membangun Rumah
Mewah/ Menengah
Saja
Backlog
Perumahan
Hunian
Sederhana
Berkurang
Hunian
Eksklusif
Bertambah + =
MANFAAT HUNIAN BERIMBANG
K E T E N T U A N R U M A H S E H A T
KEBUTUHAN MINIMAL
F o r p e r s o n a l u s e
Masa (Penampi lan)
dan Ruang
1. Kebutuhan ruang: 9 m2/orang
2. Ketinggian rata-rata langit-langit:
2,80 meter
KEBUTUHAN MINIMAL
F o r p e r s o n a l h o u s e
Kesehatan dan
Kenyamanan
1. Pencahayaan cukup dan merata
2. Tinggi ambang bawah jendela: 70
– 80 cm dari permukaan lantai
ruangan
3. Lubang penghawaan minimal 5%
dari luas lantai ruangan
KEBUTUHAN MINIMAL
F o r c o n s t r u c t i o n h o u s e
Keamanan dan
Keselamatan
1. Pondasi yang memikul beban
kurang dari dua ton (beban kecil)
2. Dinding kokoh
3. Kerangka bangunan dari beton
bertulang
4. Kuda-kuda kuat dan awet
Kasiba dan Lisiba (BS) agar pembangunan perumahan dan permukiman terarah dan terpadu membentuk struktur wilayah yang lebih efisien dan efektif.
Kasiba agar tersedia satu atau lebih Lisiba yang telah dilengkapi dengan jaringan infrastruktur yang memadai dan sesuai SPM
Lisiba agar tersedia kavling tanah matang beserta rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur dengan
pola hunian berimbang, terencana dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat
30
SYARAT KASIBA DAN L IS IBA
KASIBA
Jarak tempuh kepusat kegiatan 30 menit
Aksesibilitas
Topografi dan carrying capacity
Akses terhadap infrastruktur permukiman
Dekat fasilitas pendidikan tinggi, kesehatan, dan
pusat perbelanjaan
Tidak merubah bentang alam dan karakter lokal
LISIBA BS (BERDIRI SENDIRI)
Jarak tempuh kepusat kegiatan 30 menit
Aksesibilitas
Topografi dan carrying capacity
Akses terhadap infrastruktur permukiman
Dekat fasilitas pendidikan tinggi, kesehatan, dan
pusat perbelanjaan
Tidak merubah bentang alam dan karakter lokal
Mampu menampung sekurang-kurangnya 1.000
unit rumah
Persya ra tan Pe rencanaan KASIBA dan L IS IBA
31
Prasarana jalan, drainase, limbah, dan sampah
Perencanaan Teknik Prasarana
AMDAL
Perencanaan Pengelolaan
Lingkungan
Pemerintahan, pendidikan, kesehatan,
perbelanjaan, peribadatan, rekreasi,
olahraga, ruang terbuka hijau
Perencanaan Sarana Lingkungan
Air minum, listri, telekomunikasi, pipa gas,
kran kebakaran
Perencanaan Uti l i tas Umum
BEST PRACTICE PENGEMBANGAN KAWASAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
KAWASAN DAGO DAN GEMPOL
BANDUNG
Kawasan Dago dan Gempol di Bandung (1971) mulai
direncanakan sevata formal pada tahun 1910-an.
Perumahan di Bandung Utara mengadopsi konsep
Garden City
Azas Modernism Kawasan Dago ttd kaveling rumah
runggal dan ganda dengan hirarki ukuran kaveling
yang disesuaikan dengan hirarki jalan
KEBAYORAN BARU
34
Konsep neighbourhood Garden City
Social mix diwujudkan dalam bentuk blok-
blok hunian
Struktur jalan, fasilitas, dan ruang terbuka
yang berhierarki
Skala pelayanan untuk kawasan (lokal
Kebayoran Baru)
FASE AWAL
Skala pelayanan fasilitas berubah: lokal
(Kebayoran Baru) menjadi kota (Jakarta
Selatan)
Munculnya fungsi-fungsi bari di luar
fungsi kawasan: perkantoran, komersial,
terminal transit (dalam kota), dan lainnya
Poros utara-selatan (jalur primer)
FASE 1970 – 1980an FASE 1990an - Sekarang
Skala pelayanan fasilitas berubah:
menjadi kota (Jakarta Selatan) dan
menjaid regional (JABODETABEK)
Hubungan antara jakarta dan suburban
meningkat
35
RSS Bekasi
Timur, Jawa
Barat
Rusun
Kemayoran,
Jakarta Utara
Master Plan
Citra Pland City,
Losari Makassar
Master Plan
Centul City,
Bogor
Master Plan
Kota Baru Tomor,
Asmat, Papua
Barat
BEST PRACTICE KAWASAN PERMUKIMAN LA INNYA
P e n g e m b a n g a n
J A B O D E T A B E K
JENIS FASILITAS DI LINGKUNGAN
PERUMAHAN 1. Fasilitas ibadah
2. Fasilitas rekreasi dan olahraga
3. Fasilitas perdagangan
a. Warung, mini market
b. Pasar lokal
4. Fasilitas kesehatan
a. Poliklinik, puskesmas
5. Fasilitas sosial
a. Balai desa / kelurahan / community centre
b. Perpustakaan umum
c. Kantor pos
4. Fasilitas pendidikan:
a. Penitipan anak, TK, sekolah dasar
b. Sekolah menengah
[email protected] [email protected]
T E R I M A
K A S I H
BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT