DINAS PERUMAHAN RAKYAT KAWASAN PERMUKIMAN DAN …
Transcript of DINAS PERUMAHAN RAKYAT KAWASAN PERMUKIMAN DAN …
DINAS PERUMAHAN RAKYAT KAWASAN PERMUKIMAN DAN
PERTANAHAN
KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
PROGRAM BEDAH RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (BERARTI)
I. PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
Kemiskinan menyebabkan seseorang tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasar bagi diri dan keluarganya yang mencakup
kebutuhan fisik, mental, dan sosial. Rumah merupakan salah satu
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap orang.
Rumah memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu dan
keluarga tidak saja mencakup aspek fisik, tetapi juga mental dan
sosial. Untuk menunjang fungsi rumah sebagai tempat tinggal yang
baik maka harus dipenuhi syarat fisik yaitu aman sebagai tempat
pelindung, secara mental memenuhi rasa kenyamanan dan secara
sosial dapat menjaga privasi setiap anggota keluarga, menjadi media
bagi pembinaan dan pendidikan keluarga. Dengan terpenuhinya salah
satu kebutuhan dasar berupa rumah yang layak huni, diharapkan
tercapai ketahanan keluarga.
Pada kenyataannya untuk mewujudkan rumah yang memenuhi
persyaratan tersebut bukanlah hal yang mudah. Bagi sebagian besar
masyarakat yang tergolong keluarga miskin, rumah hanyalah sebagai
tempat singgah keluarga tanpa memperhitungkan kelayakannya
dilihat dari segi fisik, mental dan sosial. Ketidakberdayaan
masyarakat memenuhi kebutuhan rumah yang layak huni berbanding
lurus dengan pendapatan dan pengetahuan tentang fungsi rumah itu
sendiri.
Bertolak dari latar belakang di atas Pemerintah Daerah
Kabupaten Timor Tengah Utara melibatkan seluruh komponen
masyarakat untuk terlibat dalam Program Bedah Rumah Rakyat
Tidak Layak Huni.
Agar pelaksanaan Program Bedah Rumah Rakyat Tidak Layak
Huni dapat terlaksana secara efisien, efektif serta mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, maka dipandang perlu untuk menyusun
Petunjuk teknis Program Bedah Rumah Tidak Layak Huni.
B. Maksud dan Tujuan.
1. Maksud : sebagai acuan bagi para penyelenggara program
BERARTI dalam pelaksanaan PB dan PK RTLH
2. Tujuan : agar pelaksanaan PB dan PK RTLH dapat dilaksanankan
dengan lebih terarah, efisien, efektif, dan akuntabel sesuai
manfaat ketentuan yang berlaku.
II. SYARAT PENERIMA BANTUAN.
Sebagai penerima Bantuan Program BERARTI maka harus dipenuhi
syarat sebagai berikut:
1. Syarat administratif :
a. Penerima manfaat program BERARTI adalah perseorangan yang
tergabung dalam KMPS.
b. Penerima manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan MBR yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. penduduk daerah yang sudah berkeluarga;
2. memiliki lahan;
3. belum memiliki rumah atau memiliki dan menempati rumah
satu-satunya dengan kondisi tidak layak huni;
4. diutamakan belum pernah memperoleh bantuan
perumahan/yang sejenisnya dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi ataupun Pemerintah Daerah;
5. berpenghasilan paling banyak senilai upah minimum provinsi
ditambah 30 % (tiga puluh persen);
6. diutamakan yang telah memiliki keswadayaan dan berencana
membangun atau meningkatkan kualitas rumahnya;
7. wajib membentuk kelompok masyarakat; dan
8. bersedia membuat pernyataan kesanggupan menyelesaikan
pembangunan rumahnya.
2. Syarat teknis :
a. Atap terbuat dari genteng/ seng/ asbes dengan kondisi rusak;
b. Lantai terbuat dari tanah/ semen dengan kondisi rusak;
c. Dinding rumah terbuat dari bambu/ kayu/ tembok dengan
kondisi rusak/tembok yang sudah usang/ berlumut;
d. Belum pernah mendapatkan bantuan Rumah Tidak Layak Huni
(RTLH); dan
e. Kesiapan swadaya karena bantuan Program BERARTI bersifat
stimulan.
III. PELAKSANAAN KONSTRUKSI
1. Ketentuan Program BERARTI
a. diutamakan untuk peningkatan kualitas dengan komponen
dinding bangunan, atap dan lantai, sehingga memenuhi
kecukupan minimal luas dan kualitas bangunan serta kesehatan
rumah;
b. kecukupan minimal kualitas dan kesehatan bangunan
sebagaimana dimaksud pada angka 1 terdiri atas :
1) lantai terbangun dari rabat beton bertekstur halus;
2) dinding terbangun dari batu bata atau batako terpasang rapi
dengan diplester bagian dalam rumah;
3) atap dari bahan seng gelombang;
4) terdapat pintu dan jendela dengan ukuran standar umum
setempat dan ventilasi udara untuk kecukupan cahaya
matahari dan sirkulasi udara yang masuk ke dalam rumah;
5) terdapat jamban sehat sebagai sarana sanitasi rumah tangga.
c. Bantuan BERATI tidak dapat digunakan untuk biaya :
1) Pemasangan keramik, plafon dan upah kerja; dan
2) Pembelian bahan bangunan antara lain berupa Multiplex,
Triplex, dan keramik lantai.
2. Ketentuan Pelaksanaan Konstruksi
Penerima Bantuan melaksanakan rehab rumah atau peningkatan
kualitas rumah harus sesuai dengan spesifikasi teknis antara lain :
a. Spesifikasi teknis untuk Pembangunan Baru
(1) PEKERJAAN GALIAN PONDASI
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan/peralatan - peralatan dan alat-alat bantu yang
diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini;
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi
untuk pekerjaan sub struktur, seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Galian tanah untuk pondasi harus sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar.
2. Pengurugan/pengisian kembali bekas galian dilakukan
selapis demi selapis, dan di tumbuk sampai padat
3. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada
dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman
atau bagian-bagian gembur, maka harus dikeluarkan
sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir,
disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali
dasar yang waterpas
4. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan
galian, setelah mencapai jumlah tertentu harus segera
disingkirkan dari halaman pekerjaan.
5. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang
berdekatan, maka galian harus dilakukan terlebih
dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.
(2) PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Persyaratan Bahan
Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas
galian atau dengan mendatangkan dari lokasi lain dan harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Jenis tanah adalah pasir urug.
2. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti
puing bekas bongkaran, bekas dinding bata, beton dan
bahan organis lainnya.
3. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi
lapis dengan tebal maksimal tiap-tiap lapisan 20 cm
tanah lepas dan dipadatkan.
2. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok,
ketinggian sesuai dengan ketinggian rencana.
3. Pada daerah yang basah/ada genangan air, harus dibuat
saluran-saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-
lokasi tersebut.
4. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau
kotoran, sampah dan sebagainya.
5. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus
diurug kembali sehingga mencapai kerataan yang
ditetapkan.
6. Bagian permukaan yang dinyatakan padat harus
dipertahankan, dijaga dan dilindungi agar jangan sampai
rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air
hujan, panas matahari dan sebagainya.
7. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan
bahan tersebut harus dicampur dengan cara menggaruk
atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang
kepadatannya sama.
8. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan
kapadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui
pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai
dengan lapisan berikutnya.
(3) PEKERJAAN URUGAN PASIR/SIRTU PADAT
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh
hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan di atas
dasar galian tanah, di bawah lapisan lantai kerja
2. Persyaratan Bahan
a. Sirtu yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang
bersih, tajam, dan keras, bebas dari lupur, tanah
lempung, dan lain sebagainya.
b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan
tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-
bahan organik lainnya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis
maksimum tiap lapis 5 cm, hingga mencapai tebal padat
yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Tebal lapisan sirtu minimum 15 cm padat atau sesuai
yang ditujukan dalam gambar. Ukuran tebal yang
dicantumkan dalam gambar adalah ukuran tebal padat.
(4) PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan, dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan
baik.
2. Persyaratan Bahan
Persyaratan bahan harus sesuai dengan yang diuraikan
dalam point 3.
(5) PEKERJAAN BEKISTING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan beton
2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton
yang tercantum dalam gambar stuktur adalah ukuran
bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing.
b. Acuan yang direncanakan sedemikian rupa sehingga
tidak ada perubahan bentuk dan cukup kuat
menampung beban-beban sementara maupun tetap
sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
c. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-
kotoran yang melekat seperti potongan-potongan
kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.
d. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi
yang ukuran, kerataan/kelurusan, elevasi dan
posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
e. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu
sebelum pengecoran. Harus diadakan tindakan untuk
menghindari terkumpulnya air pembasahan tersebut
pasa sisi bawah.
f. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya
air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk) dan tidak bergoyang.
g. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran)
dari bekisting kolom atau dinding harus ada bagian
yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
3. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan sesuai yang dimana bagian
konstruksi yang dibongkar cetakannya harus dapat
memikul berat sendiri dan beban-beban
pelaksanaannya.
b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh
dilepas dalam waktu sebagai berikut:
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari.
- Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani 21 hari.
c. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan
dibuka, tidak bergelombang, berlubang, atau retak-
retak dan tidak menunjukkan gejala keropos/tidak
sempurna.
d. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati,
tidak dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan
pada beton dan material-material lain disekitarnya,
dan pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan kerusakan akibat
benturan pada saat pemindahan.
e. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai
harus dibersihkan dan dibuang pada tempat-tempat
yang ditentukan.
(6) PEKERJAAN PONDASI
a. Galian Pondasi
1. Galian tanah untuk pondasi dilakukan dengan
kedalaman sesuai dengan gambae terlampir, akan
ditentukan oleh pengawas dilapangan
2. Dasar dari lobang harus rata dan waterpas.
3. Pengukuran harus dilakukan seteliti mungkin
b. Semua tumpukan tanah atau batu akibat galian di urug
kembali bekas galian dan tempat-tempat yang lebih rendah
diratakan kembali.
c. Pasangan Pondasi
1. Pemasangan pondasi dilakukan setelah pengawas
lapangan menyetujui secara tertulis dimensi dan
kedalaman tertentu.
2. Pondasi terdiri dari pondasi batu. Pondasi batu kali terdiri
dari pemasangan aanstamping batu kali dan pasangan
batu kali
3. Aanstamping batu kali kosong setebal 20 cm, sela-selanya
diisi dengan pasir urug, kemudian digenangi dengan air
dan ditimbun sampai padat.
4. Pondasi batu kali terdiri idari pasangan batu kali dengan
adukan 1Pc : 5 psr dengan ukuran ketebalan, bentuk dan
penempatannya harus sesuai dengan gambar rencana.
Pondasi yang kelihatan harus diplester dengan adukan 1
Pc:4Psr
Bahan-bahan yang harus dipakai berkualitas baik, sebelum
pemasangan harus mendapatkan persetujuan dari pengawas.
(7) PEKERJAAN BETON BERTULANG
a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut
pembersihannya sesuai yang tercantum dalam gambar,
baik untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi maupun
Struktur Atas.
b) Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya,
maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan
sebagai berikut:
1. Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung (SK SNI T- 15-1991-03).
2. Pedoman Beton 1989.
3. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
(PUBI-1982)
c) Keahlian dan Pertukangan
Tukang harus bertanggung jawab terhadap seluruh
pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang disyaratkan, termasuk ketentuan, tolerensi dan
penyelesaian.
d) Persyaratan Bahan
1. Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland
lokal yang tersedia di toko-tokobahan bangunan dan
yang memenuhi peraturan-peraturan relevan yang
tercantum pada pasal ini butir 2.
2. Agregat
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan
pasir beton, harus memenuhi syarat-syarat :
a. Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada
pasal ini butir 6.
b. Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur
dengan tanah/tanah liat atau kotoran-kotoran
lainnya).
3. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan adalah
air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-
bahan kimia (asam alkali), minyak atau lemak dan
memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia.
Air yang mengandung garam (air laut) sama sekali
tidak diperkenankan untuk dipakai.
4. Besi Beton (Steel Bar)
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi
syarat-syarat:
a. Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada
pasal ini butir 6.
b. Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan
minyak/karat dan tidak cacat (retak- retak,
mengelupas, luka dan sebagainya).
c. Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang
tercantum dalam gambar dan bahan tersebut
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan Peraturan Beton Indonesia.
d. Mempunyai penampang yang sama rata.
e) Syarat-syarat Pelaksanaan
Pada dasarnya pelaksanaan Pekerjaan beton Bertulang
harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang ditentukan
(8) PEKERJAAN DINDING BATU BATA/BATU MERAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata/batu merah ini meliputi
pekerjaan dinding bangunan
2. Persyaratan bahan-bahan yang digunakan
a. Semen
b. Pasir
c. Air
d. Batu bata/batu merah
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk
campuran 1 PC : 5 Pasir
b. Setelah kering permukaan pasangan disiram air.
c. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan.
d. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap,
setiap tahap maximum 24 lapis per harinya
e. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan
batu bata sama sekali tidak diperkenankan.
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek
besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih
dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 30 cm.
g. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah
lebih dari dua.
h. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah
diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
(9) PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Plesteran
b. Plesteran kedap air
c. Plesteran halus/aci halus
2. Persyaratan Bahan
a. Plesteran adalah campuran 1 Pc: 5 Pasir
b. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan
dinding pasangan batu bata bagian dalam dan luar
bangunan
c. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan
air yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat
campuran yang homogen. Plesteran ini adalah pekerjaan
finishing yang dilaksanakan setelah adukan plesteran
sebagai lapisan dasar berumur 7 hari (sudah kering
benar)
d. Semua jenis adukan plesteran di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu segar, belum
mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
e. Permukaan semua adukan plesteran harus diratakan.
Permukaann plesteran tersebut khususnya plesteran
halus harus rata, tidak bergelombang, penuh dan
padat, tidak berongga serta berlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang
membuat cacat.
f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada
permukaan pasangan batu bata dan beton,
permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting
g. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan
pasangan batu bata dan beton yang akan di cat.
h. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan
permukaan dinding
i. Tebal plesteran minimal 1,5 cm, maksimal 2 cm.
j. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga
pengeringan berlangsung dengan wajar, tidak secara
tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan air secara
cepat.
k. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah
pengacian selesai, harus selalu disiram dengan air
sekurang-kurangnya dua kali sehari sampai jenuh.
l. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan
plesteran dilakukan sebelum plesteran beruinur lebih
dari 2 minggu.
(10) PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu kayu dipasang pada
seluruh detail sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan
dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka dari kayu kelas I atau kelas II
b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering
dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-
retak, mata kayu dan cacat lainnya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-
bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
b. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk
rangka kayu dan penguat lain, agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat
bekas penyetelan.
c. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata.
lurus dan siku sisi-sisinya satu sama lain.
d. Daun pintu setelah dipasang halus rata, tidak
bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan
dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
(11) PEKERJAAN KOSEN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kosen kayu meliputi seluruh
detail yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan kosen dari kayu kelas I atau kelas II
b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering
dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti
retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dari kerusakan dan kelembaban.
b. Harus diperhatikan semua sambungan dalam
pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga
kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
c. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus
dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan di
lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/ pemasangan.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan
ukuran jadi.
e. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar
dan diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kosen
dan arah pembukaan pintu/jendela
f. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen
harus lurus dan siku, sehingga mekanisme
pembuatan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
g. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata
diberi penguat angker diameter minimum 10 mm.
Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3
angker dan untuk sisi kosen jendela 2 angker.
h. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap
benturan dan pengotoran akibat pelaksanaan pekerjaan
lain.
(12) PEKERJAAN JENDELA DAUN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya
untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang baik dan sempurna
b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca
dipasang di seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas
sulfida maupun bercak- bercak, tidak bergelombang
dan harus mcmenuhi standar bahan yang berlaku di
Indonesia.
b. Rangka mutu dan persyaratan bahannya sama seperti
bahan yang digunakan untuk kosen. Ukuran rangka
pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar.
3. Syarat-syarat Pelaksnaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti
petunjuk gambar kerja, persyaratan-persyaratan atau
sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus
dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
b. Syarat dan Mutu
1. Dimensi.
2. Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh
melebihi dari 3 mm. Toleransi lebar dan panjang
tidak boleh melebihi 2 mm.
3. Kesikuan.
c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang rata
dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1.5 mm/in
d. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat
pemotong karea khusus, sesuai standar pabrik. Sisi-
sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat
pemotongan harus digurinda dan dihaluskan sampai
berbentuk tembereng.
e. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang
sudah terpasang sesuai dengan gambar kerja dan
persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang
tersebut. Tepi kaca pada sambungan atau antara
kaca dengan rangka pemegang harus diberi sealant
atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan
rangka seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.
f. Kualitas Pekerjaan
1. Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca
akibat pemasangan list maupun skrup.
2. Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna
dan tidak bergeser dari rangka pemegang dan list
yang ada.
3. Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh
bergelombang, retak dan tergores.
(13) PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan
tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan
perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada
daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail
yang disebutkan/ditentukan dalam gambar.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai
dengan ketentuan gambar.
b. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun
pintu
c. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau
bahan finish lainnya yang menempel pada kunci harus
dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari
sisi atas permukaan lantai ke atas. Engsel tengah di
pasang di tengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
b. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari
permukaan lantai setempat.
c. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan
karat dan cukup kuat, misalnya Stainlees steel.
(14) PEKERJAAN RANGKA / KAP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
a. Berkaitan dengan pekerjaan rangka atap dan penutup
atap bangunan sesuai dengan gambar, bahan-bahan
dan alat bantu pengangkutan yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan.
b. Pekerjaan rangka atap terdiri dari pekerjaan kuda-
kuda gording, dan lisplank
c. Kap Atap termasuk penutup atap disesuaikan dengan
gambar rencana yang telah ditentukan.
2. Bahan
a. Bahan kayu yang digunakan untuk rangka atap
adalah kayu kelas I atau kelas II
b. Semua bagian kayu tersebut harus lurus dan kering,
tidak cacat/keropos dan lain-lain, yang menunjukkan
bahwa kayu tersebut barmutu baik.
c. Bahan penutup adaah dengan menggunakan atap
seng BJLS 0,20 Kalisco.
3. Metode Pelaksanaan
a. Untuk kuda-kuda dan gording dibuat dari kayu kelas I
atau kelas II yang berkualitas baik (cukup kering)
dengan ukuran sesuai gambar kerja terlampir.
Permukaan atas gording harus diketam halus dan
lurus. Penyambungan gording harus memakai
sambungan bibir miring berkait
b. Seluruh permukaan rangka kayu seperti gording
harus dioles dengan residu sampai rata
c. Untuk penutup atap pada bangunan ini memakai atap
seng BJLS 0,20 Kalisco.
(15) PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dalam ha ini alat-alat
bantu yang berhubungan dengan terlaksanannya
pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan
yang baik.
b. Pekerjaan lantai meliputi pekerjaan urugan bawah
lantai, pekerjaan pemasangan lantai tumbuk 1pc :
3kerikil : 5pasir.
2. Persyaratan Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai
dengan persyaratan PBI 1997(NI-2)PVBB dan NI-8
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diperlihatkan kepada pengawas
lapangan.
3. Metode Pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, maka
tanah yang akan dipasang sub lantai harus
dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata
dan padat sehingga diperoleh daya dukung yang
maksimun
b. Seluruh ruangan ditimbun dengan tanah urug dan
pasir urug. Mulai dari permukaan tanah sampai
permukaan lantai. Timbunan yang disyaratkan harus
merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas
alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang
dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal lapisan pasir
urug minimum 10 cm
c. Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai cor
beton setebal 5 cm atau sesuai dengan gambar
campuran 1pc : 3kerikil : 5pasir Sub lantai beton cor
permukaan harus benar-benar rata, dengan
memperhatikan kemiringan lantai didaerah basah dan
atau teras.
b. Spesifikasi teknis untuk Peningkatan Kualitas
1. PEKERJAAN BETON BERTULANG
a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk menyelesaikan
semua pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang
tercantum dalam gambar, baik untuk pekerjaan Struktur
Bawah/Pondasi maupun Struktur Atas.
b) Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka
sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan:
1. Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung (SK SNI T- 15-1991-03).
2. Pedoman Beton 1989.
3. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-
1982)
c) Keahlian dan Pertukangan
Tukang harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan
beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan,
termasuk ketentuan, tolerensi dan penyelesaian.
d) Persyaratan Bahan
1. Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland
lokal yang tersedia di toko-toko bahan bangunan dan
memenuhi peraturan-peraturan relevan yang tercantum
pada pasal ini butir 6
2. Agregat
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir
beton, harus memenuhi syarat-syarat :
a. Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal
ini butir 6.
b. Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan
tanah/tanah liat atau kotoran-kotoran lainnya).
3. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan
adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung
bahan-bahan kimia (asam alkali), minyak atau lemak dan
memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia. Air
yang mengandung garam (air laut) sama sekali tidak
diperkenankan untuk dipakai.
4. Besi Beton (Steel Bar)
Semua basi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-
syarat:
a. Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal
ini butir 6
b. Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat
dan tidak cacat (retak- retak, mengelupas, luka dan
sebagainya).
c. Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum
dalam gambar dan bahan tersebut dalam segala hal
harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan Beton
Indonesia.
d. Mempunyai penampang yang sama rata.
e) Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pergantian beton bertulang yg sudah
retak/patah didasarkan atas rekomendasi tim teknis
2. Beton yang diganti dibuat sesuai persyaratan teknis
2. PEKERJAAN DINDING BATU BATA/BATU MERAH
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan batu bata/batu merah ini meliputi
pekerjaan dinding bangunan yang akan direhab akibat retak,
atau pergantian dari dinding bebak ke pasangan batu
merah/batu bata
2. Syarat.-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk
campuran 1 PC : 5 Pasir
b. Setelah kering permukaan pasangan disiram air.
c. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan.
d. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap
tahap maximum 24 lapis per harinya
e. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan
batu bata sama sekali tidak diperkenankan.
f. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi
beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 30 cm.
g. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah lebih
dari dua.
h. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah diplester
(lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
3. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Plesteran
b. Plesteran kedap air
c. Plesteran halus/aci halus
d. Dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan plesteran ini, untuk semua permukaan
pasangan batu bata baru serta permukaan beton yang
terlihat dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan
untuk difinish.
2. Persyaratan Bahan
a. Plesteran adalah campuran 1 Pc: 5 Pasir
b. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan
dinding pasangan batu bata bagian dalam dan luar
bangunan
c. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air
yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat campuran
yang homogen. Plesteran ini adalah pekerjaan finishing
yang dilaksanakan setelah adukan plesteran sebagai
lapisan dasar beruinur 7 hari (sudah kering benar)
d. Semua jenis adukan plesteran di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu segar, belum mengering
pada waktu pelaksanaan pemasangan.
e. Permukaan semua adukan plesteran harus diratakan.
Permukaann plesteran tersebut khususnya plesteran
halus harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat,
tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung
kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada
permukaan pasangan batu bata dan beton, permukaan
beton harus dibersilikan dari sisa-sisa bekisting
g. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan
pasangan batu bata dan beton yang akan difinish dengan
cat.
h. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan
permukaan dinding
i. Tebal plesteran minimal 1,5 cm, maksimal 2 cm.
j. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini
dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat
mencegah penguapan air secara cepat.
k. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah
pengacian selesai, harus selalu disiram dengan air
sekurang-kurangnya dua kali sehari sampai jenuh.
l. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan
plesteran dilakukan sebelum plesteran beruinur lebih
dari 2 minggu.
4. PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu kayu dipasang pada
seluruh detail sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam
gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan rangka dari kayu kelas I atau kelas II
b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata
kayu dan cacat lainnya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-
bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan
dan kelembaban.
b. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka
kayu dan penguat lain, agar tetap terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
c. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata. lurus
dan siku sisi-sisinya satu sama lain.
d. Daun pintu setelah dipasang halus rata, tidak
bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat
berfungsi dengan baik dan sempurna.
5. PEKERJAAN KUSEN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan kosen kayu meliputi seluruh detail
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan kosen dari kayu kelas I atau kelas II
b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak,
mata kayu dan cacat lainnya.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat
pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dari kerusakan dan kelembaban.
b. Harus diperhatikan semua sambungan dalam
pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk
bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
c. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan
siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan di Lapangan
sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
d. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan
ukuran jadi.
e. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan
diperhatikan ukuran, bentuk profil, tipe kosen dan arah
pembukaan pintu/jendela
f. Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen
harus lurus dan siku, sehingga mekanisme pembuatan
pintu/jendela bekerja dengan sempurna.
g. Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata
diberi penguat angker diameter minimum 10 mm. Pada
setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3 angker dan
untuk sisi kosen jendela 2 angker.
h. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan
dan pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
6. PEKERJAAN JENDELA DAUN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna
b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang
diseluruh detail yang dinyatakan/ditunjukkan dalam
gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas
sulfida maupun bercak- bercak, tidak bergelombang dan
harus mcmenuhi standar bahan yang berlaku di Indonesia.
b. Rangka mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang
digunakan untuk kosen. Ukuran rangka pintu jendela
sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
3. Syarat-syarat Pelaksnaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk
gambar kerja, persyaratan-persyaratan atau sesuai
petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan
keahlian dan ketelitian.
b. Syarat dan Mutu
1. Dimensi.
2. Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh kurang
dari 3 mm. Toleransi lebar dan panjang tidak boleh
melebihi 2 mm.
3. Kesikuan.
a. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang rata dan
lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1.5 mm/in
b. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat
pemotong kaea khusus, sesuai standar pabrik. Sisi-sisi
kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
c. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang
sudah terpasang sesuai dengan gambar kerja dan
persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang
tersebut. Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca
dengan rangka pemegang harus diberi sealant atau
dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka
seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.
d. Kualitas Pekerjaan
1. Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat
pemasangan list maupun skrup.
2. Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan
tidak bergeser dari rangka pemegang dan list yang ada.
3. Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh
bergelombang, retak dan tergores.
7. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan
tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan
perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun
pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan/ditentukan dalam gambar.
2. Lingkup Pekerjaan
a. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan
ketentuan gambar.
b. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu
c. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan
finish lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan
dan dihilangkan sama sekali.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi
atas permukaan lantai ke atas. Engsel tengah di pasang di
tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari
permukaan lantai setempat.
c. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan
cukup kuat, misalnya stainlees steel.
8. PEKERJAAN CAT EMULSI
1. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam
sesuai permintaan
2. Syarat-syarat Bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah: cat produk
Mowilex atau setara cat dinding luar/exterior.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak
terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya
perbaikan pekerjaan pada bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak
dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau
mengurangi mutu pengecatan.
d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum
dilapis dengan cat dasar, bahan plamur dari produk yang
sama dengan cat yang digunakan.
e. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label
pabrik pembuatnya.
f. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur
merata, tidak terdapat noda-noda pada permukaan
pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan
akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
9. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan
permukaan kayu yang direncanakan
2. Persyaratan Bahan
a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan
garam.
b. Bahan harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan
tidak cacat.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak
terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah).
b. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan
halus dengan bahan amplas besi dan setelah memenuhi
persyaratannya barulah siap untuk dimulai pekerjaan
pengecatan .
c. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya
perbaikan pekerjaan pada bidang pengecatan.
d. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak,
minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak
atau mengurangi mutu pengecatan serta dalam keadaan
kering.
10. PEKERJAAN RANGKA / KAP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
a. Berkaitan dengan pekerjaan rangka atap dan penutup
atap bangunan sesuai dengan bentuk bangunan
b. Pekerjaan pergantian rangka atap terdiri dari kayu yg
sudah rusak akibat cuaca maupun rayap
c. Kap Atap termasuk penutup atap sesuai dengan gambar
rencana yang telah ditentukan.
2. Bahan
a. Bahan kayu yang digunakan untuk rangka atap adalah
kayu kelas I atau kelas II
b. Semua bagian kayu tersebut harus lurus dan kering,
tidak cacat/keropos dan lain-lain, yang menunjukkan
bahwa kayu tersebut barmutu baik.
c. Bahan penutup adaah dengan menggunakan atap seng
BJLS 0,20 kalisco
3. Metode Pelaksanaan
a. Untuk kuda-kuda dan gording dibuat dari kayu kelas I
atau kelas II yang berkualitas baik (cukup kering)
dengan ukuran sesuai gambar kerja terlampir.
Permukaan atas gording harus diketam halus dan lurus.
Penyambungan gording harus memakai sambungan bibir
miring berkait
b. Seluruh permukaan rangka kayu seperti gording harus
dioles dengan residu sampai rata
c. Untuk penutup atap pada bangunan ini memakai atap
seng BJLS 0,20 kalisco.
11. PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dalam ha ini alat-alat bantu yang
berhubungan dengan terlaksanannya pekerjaan ini
sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan lantai meliputi pekerjaan urugan bawah lantai,
pekerjaan pemasangan lantai tumbuk 1pc : 3kerikil :
5pasir.
2. Persyaratan Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
persyaratan PBI 1997(NI-2)PVBB dan NI-8
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih
dahulu harus diperlihatkan kepada pengawas lapangan.
3. Metode Pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, maka tanah
yang akan dipasang sub lantai harus dipadatkan untuk
mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung yang maksimun
b. Seluruh ruangan ditimbun dengan tanah urug dan pasir
urug. Mulai dari permukaan tanah sampai permukaan
lantai. Timbunan yang disyaratkan harus merupakan
permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali, asam
maupun bahan organic lainnya yang dapat mengurangi
mutu pasangan. Tebal lapisan pasir urug minimum 10 cm
c. Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai cor
beton setebal 5 cm atau sesuai dengan gambar campuran
1 pc 3 kerikil : 5 pasir Sub lantai beton cor permukaan
harus benar-benar rata, dengan memperhatikan
kemiringan antai didaerah basah dan atau teras.
3. Ketentuan waktu pelaksanaan
Penerima Bantuan harus menggunakan dana untuk pembangunan
rumah atau peningkatan kualitas rumah dalam waktu yang
ditentukan dalam petunjuk pelaksanaan ini, dengan ketentuan :
a. penerima Bantuan harus melaksanakan kegiatan pembangunan
baru atau peningkatan kualitas rumah dengan progress paling
sedikit 40% (tiga puluh perseratus) paling lambat 45 (empat puluh
lima) hari kalender sejak tanda tangan kontrak dengan PPK; dan
b. penyelesaian pembangunan baru atau peningkatan kualitas
rumah dengan progress 100% (seratus perseratus) paling lambat
120 (seratus dua puluh) hari kalender.
IV. PENUTUP.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kabupaten Timor Tengah Utara
digunakan sebagai acuan dan pedoman dalam pelaksaan agar dicapai
hasil kegiatan yang diharapkan sesuai dengan Ketentuan Peraturan
Perundang - undangan yang berlaku.
Kefamenanu, 06 maret 2019
Plt. Kepala Dinas Perumahan Rakyat,
Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Antonius Kapitan, ST
NIP. 19670311 200012 1 004