Katarak Komplikata

23
1 STATUS PASIEN 1. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. J Umur : 48 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Cilengkrang Pekerjaan : Buruh Agama : Islam Poli : Mata 2. ANAMNESIS Keluhan utama: Penglihatan tampak kabur Riwayat penyakit sekarang Pasien datang dengan keluhan penglihatan tampak kabur, pada saat melihat pasien merasa ada kabut, penghlihatan menurun dirasa sejak 6 bulan yang lalu. Mata kanan yang pertama kali dirasa menurun. Mata kiri dirasakan buram sejak 1 bulan yang lalu. Pasien tidak merasakan gatal pada matanya, pasien tidak merasakan nyeri pada matanya, berair (-), mata merah (-). Sebelumnya pasien belum pernah berobat. Pasien mempunyai riwayat terbiasa menggunakan obat dexametason selama + 2 tahun, karena mengeluhkan nyeri pada kakinya. Menurut keterangan pasien di keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama. Riwayat Penyakit Dahulu - Keluhan yang sama (-)

description

katarak

Transcript of Katarak Komplikata

Page 1: Katarak Komplikata

1

STATUS PASIEN

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. J

Umur : 48 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Cilengkrang

Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam

Poli : Mata

2. ANAMNESIS

Keluhan utama:

Penglihatan tampak kabur

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang dengan keluhan penglihatan tampak kabur, pada saat melihat pasien

merasa ada kabut, penghlihatan menurun dirasa sejak 6 bulan yang lalu. Mata kanan

yang pertama kali dirasa menurun. Mata kiri dirasakan buram sejak 1 bulan yang lalu.

Pasien tidak merasakan gatal pada matanya, pasien tidak merasakan nyeri pada matanya,

berair (-), mata merah (-). Sebelumnya pasien belum pernah berobat. Pasien mempunyai

riwayat terbiasa menggunakan obat dexametason selama + 2 tahun, karena mengeluhkan

nyeri pada kakinya. Menurut keterangan pasien di keluarga tidak ada yang mempunyai

penyakit yang sama.

Riwayat Penyakit Dahulu

- Keluhan yang sama (-)

- Hipertensi (-)

- DM (-)

- Trauma pada daerah mata (-)

- Riwayat katarak sebelumnya (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

- Keluhan yang sama (-)

- DM (-)

- Hipertensi (-)

Page 2: Katarak Komplikata

2

3. STATUS GENERALIS

A. Keadaan Umum : Baik

B. Kesadaran : Komposmentis

C. Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmhg

Nadi : 88x/menit

RR : -

Suhu : -

4. STATUS OPHTHALMOLOGI

Oculi Dextra Oculi Sinistra

1/300 Visus 1/60

Ortoforia Kedudukan Bola

Mata

Ortoforia

Duksi : Baik

Versi : Baik

Pergerakan Bola

Mata

Duksi : Baik

Versi : Baik

Hordeolum (-)

Kalazion (-)

Entropion (-)

Ektropion (-)

Ptosis (-)

Xanthelasma (-)

Trauma (-)

Palpebra Superior

Hordeolum (-)

Kalazion (-)

Entropion (-)

Ektropion (-)

Ptosis (-)

Xanthelasma (-)

Trauma (-)

Hordeolum (-)

Kalazion (-)

Entropion (-)

Ektropion (-)

Ptosis (-)

Xanthelasma (-)

Trauma (-)

Palpebra Inferior

Hordeolum (-)

Kalazion (-)

Entropion (-)

Ektropion (-)

Ptosis (-)

Xanthelasma (-)

Trauma (-)

Hiperemis (-) Konjongtiva Hiperemis (-)

Page 3: Katarak Komplikata

3

Anemis (-) Palpebra

Anemis (-)

Injeksi (-)

Pinguekula (-)

Pterygium (-)

Sekret (-)

Konjungtiva Bulbi

Injeksi (-)

Pinguekula (-)

Pterygium (-)

Sekret (-)

Hiperemis (-) Konjungtiva

Forniks

Hiperemis (-)

Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)

Ulkus (-)

Sikatriks (-)

Edema (-)

Panus (-)

Kornea

Ulkus (-)

Sikatriks (-)

Edema (-)

Panus (-)

Jernih

Dangkal (-)

Hifema (-)

Hipopion (-)

COA

Jernih

Dangkal (-)

Hifema (-)

Hipopion (-)

Kripte Melebar (-)

Sinekia (-)

Rubeosis Iridis (-)

Iris

Kripte Melebar (-)

Sinekia (-)

Rubeosis Iridis (-)

Diameter 2,5 mm

Bentuk Reguler

Reflek cahaya langsung (+)

Reflek cahaya tak langsung (+)

Pupil

Diameter 2,5 mm

Bentuk Reguler

Reflek cahaya langsung (+)

Reflek cahaya tak langsung (+)

Sebagian Lensa Keruh Lensa Sebagian Lensa Keruh

5,9 (DBN) TIO 6,5 (DBN)

5. DIAGNOSIS BANDING

Katarak Komplikata

Katarak Senilis Imatur

Page 4: Katarak Komplikata

4

6. DIAGNOSIS KERJA

OD : Katarak komplikata et causa kortikosteroid

OS : Katarak komplikata et causa kortikosteroid

7. TERAPI

Operasi Katarak : Intra Capsular Cataract Extraction/Ekstraksi katarak Intra Kapsular (ICCE)

atau Extra Capsular Cataract Extraction/Ekstraksi katarak Ekstra Kapsular (ECCE).

8. PROGNOSIS

Ad visam : Dubia at bonam

Ad sanam : Dubia at bonam

Ad vitam : Dubia at bonam

9. EDUKASI

Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit katarak, akibat katarak dan komplikasi

dan prognosis katarak

Menjelaskan bahwa penyakitnya tersebut tidak dapat sembuh hanya dengan obat,

harus dilakukan tindakan operasi.

Menjelaskan pada pasien resiko tindakan operasi katarak.

Page 5: Katarak Komplikata

5

PEMBAHASAN

Katarak adalah kekeruhan pada lensa.1,2 yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan

cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya.3 Biasanya kekeruhan

mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam

waktu yang lama. Kekeruhan pada lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga

pupil akan berwarna putih atau abu-abu.

Pada anamnesis pasien ini didapatkan Pasien datang dengan keluhan penglihatan tampak

kabur, pada saat melihat pasien merasa ada kabut, penghlihatan menurun dirasa sejak 6 bulan

yang lalu. Mata kanan dirasa yang pertama kali dirasa menurun. Mata kiri dirasakan buram

sejak 1 bulan yang lalu. Pasien tidak merasakan gatal pada matanya, pasien tidak merasakan

nyeri pada matanya, berair (-), mata merah (-). Sebelumnya pasien belum pernah berobat.

Pasien mempunyai riwayat terbiasa menggunakan obat dexametason selama + 2 tahun, karena

mengeluhkan nyeri pada kakinya. Menurut keterangan pasien di keluarga tidak ada yang

mempunyai penyakit yang sama. Keluhan pandangan kabur pada pasien disebabkan karena

kekeruhan lensa yang menyebabkan penurunan penglihatan yang progresif dan tidak disertai

rasa nyeri. Kekeruhan lensa mengakibatkan lensa tidak transparan sehingga pupil berwarna

putih dan abu-abu.

Pada pemeriksaan fisik, katarak sering kali berkaitan dengan terjadinya penurunan

ketajaman penglihatan, baik untuk melihat jauh maupun dekat. Ketajaman penglihatan dekat

lebih sering menurun jika dibandingkan dengan ketajaman pengihatan jauh. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan, tajam penglihatan pasien pada kedua mata pasien OD 1/300 dan OS 1/60 yang

artinya pasien hanya dapat melihat bayangan dari jarak dekat, dan mata sebelah kiri dapat

melihat dengan jarak 1 meter dimana mata normal dapat melihat sejauh 60 meter. Penglihatan

menurun tergantung pada derajat katarak. Katarak imatur dari sekitar 6/9-1/60; pada katarak

matur hanya 1/300-1/~.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosis menderita penyakit

katarak. Katarak pada pasien ini merupakan katarak komplikata yang kemungkinan disebabkan

oleh penggunaan kortikosteroid jangka panjang yang menurut pengakuan pasien sudah

menggunakan dexametason per oral selama + 2 tahun. Pada pasien tidak bias dikatakan

Page 6: Katarak Komplikata

6

menderita katarak senilis dikarenakan katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada

usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun.

Penggunaan jangka panjang kortikosteroid dapat menyebabkan katarak subkapsular

posterior. Insidensinya berhubungan dengan dosis dan durasi pengobatan. Katarak subkapsular,

katarak ini berkembang hanya pada pasien yang menggunakan dosis steroid tinggi dengan

jangka waktu yang panjang lebih dari 1 tahun.

Penatalaksanaan utama katarak adalah dengan ekstraksi lensa melalui tindakan bedah.

Dua tipe utama teknik bedah adalah Intra Capsular Cataract Extraction/Ekstraksi katarak Intra

Kapsular (ICCE) dan Extra Capsular Cataract Extraction/Ekstraksi katarak Ekstra Kapsular

(ECCE). Indikasi dilakukannya oprasi katarak pada pasien ini adalah indikasi optic yang

merupakan indikasi terbanyak dari pembedahan katarak. Jika penurunan tajam penglihatan

pasien telah menurun hingga mengganggu kegiatan sehari-hari, maka operasi katarak bisa

dilakukan.

Komplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma yang dapat terjadi karena proses

fakolitik, fakotopik, fakotoksik. Pada operasi katarak dapat terjadi komplikasi selama operasi

maupun setelah operasi. komplikasi yang bisa mempengaruhi visus pasca operasi diantaranya

adalah: selama operasi yaitu prolaps korpus viterum, iridodialisis, hifema dan perdarahan

ekspulsif, sedangkan komplikasi setelah operasi yaiut edema kornea, descemet fold, kekeruhan

kapsul posterior, residual lens material, prolaps iris, dekompensasi kornea, hifema, glaukoma

sekunder, iridosklitis, endoftalmitis, ephitelial ingrowth, ablasi retina, edema makular kistoid.

Komplikasi setelah operasi yang terjadi pada kornea dimana bisa mempengaruhi stabilitas visus

adalah edema korna, descemet fold dan dekompensaso kornea.

Prognosis pada pasien ini jika dilakukan operasi dan perawatan sesuai yang dianjurkan

adalah bonam, tajam penglihatan mungkin tidak ada sempurna seperti sedia kala, namun

setidaknya akan mengalami peningkatan, dan dapat dikoreksi menggunakan kacamata.

Page 7: Katarak Komplikata

7

TINJAUAN PUSTAKA

1. Anatomi dan Fisiologi Lensa

A. Anatomi Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan transparan.

Jaringan ini berasal dari ectoderm permukaan pada lensplate.1 Tebal sekitar 4 mm dan

diameternya 9 mm. Dibelakang iris lensa digantung oleh zonula (zonula Zinnii) yang

menghubungkan dengan korpus siliare. Disebelah anterior lensa terdapat humour aquos

dan disebelah posterior terdapat vitreus. Kapsul lensa adalah suatu membran

semipermeabel yang dapat dilewati air dan elektrolit. Disebelah depan terdapat selapis

epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Sesuai dengan

bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-

kelamaan menjadi kurang elastik.2

Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral

yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa

daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk

teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di

lensa.2

B. Fisiologi Lensa

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk

memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan

serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang

terkecil, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus ke

retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga

tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa

menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya. Kerjasama fisiologik tersebut

antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina

dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa

perlahan-lahan berkurang. Selain itu juga terdapat fungsi refraksi, yang mana sebagai

Page 8: Katarak Komplikata

8

bagian optik bola mata untuk memfokuskan sinar ke bintik kuning, lensa menyumbang

+18.0- Dioptri.2

C. Metabolisme Lensa Normal

Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan

kalium). Kedua kation berasal dari humour aqueous dan vitreous. Kadar kalium di bagian

anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Dan kadar natrium di bagian posterior

lebih besar. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke aqueous humour, dari luar

Ion Na masuk secara difusi dan bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion K

dan keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap

dipertahankan di dalam oleh Ca-ATPase. Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob

(95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur HMP shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis

asam lemak dan ribose, juga untuk aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase.

Aldose reduktse adalah enzim yang merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol

dirubah menjadi fructose oleh enzim sorbitol dehidrogen

2. Katarak

A. Katarak Senilis

Katarak Senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu

usia di atas 50 tahun2. Pada katarak senilis terjadi penurunan penglihatan secara bertahap

dan lensa mengalami penebalan secara progresif. Katarak senilis menjadi salah satu

penybeab kebutaan di dunia saat ini..16

B. Katarak komplikata

Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan

proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra ocular,

iskemia ocular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah

mata. 1

Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes

mellitus, hipoparatiroid, galaktosemia, dan miotonia distrofi) dan keracunan obat (tiotepa

intravena, steroid lokal lama, steroid sistemik, oral kontra septic dan miotika

antikolinesterase). Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak

Page 9: Katarak Komplikata

9

selamanya di daerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus,

pungtata ataupun linear. 1

3. Etiologi

Katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus (kimia dan fisik). Keracunan beberapa

jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot,

antikolinesterase topikal.

Kelainan sistemik atau metabolik yang dapat menimbulkan katarak adalah diabetes

melitus, galaktosemi dan distrofi miotonik. Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa

adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senil, juvenil, herediter) atau kelainan

kongenital mata. Penyebab sebenarnya dari katarak senilis belum diketahui dan pada kasus-

kasus yang ditemukan biasanya bersifat familial, jadi sangat penting untuk mengetahui

riwayat keluarga pasien secara detil.pocket atlas

4. Epidemiolgi

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan (WHO). Sebanyak tujuh belas juta

populasi dunia mengidap kebutaan yang disebabkan oleh katarak dan dijangka menjelang

tahun 2020, angka ini akan meningkat menjadi empat puluh juta.

Katarak senilis merupakan bentuk katarak yang paling sering ditemukan. 90% dari

seluruh kasus katarak adalah katarak senilis. Sekitar 5 % dari golongan usia 70 tahun dan

10% dari golongan usia 80 tahun harus menjalani operasi katarak.

Pada suatu penelitian pasien-pasien diterapi dengan prednisone oral dan diobservasi

selama 1-4 tahun, 11% yang diterapi dengan prednisone 10 mg/hari mengalami katarak, 30%

yang menerima 10-15 mg/hari dan 80% yang menerima lebih dari 15 mg/hari. Pada

penelitian lain, setengah dari pasien-pasien yang mendapatkan kortikosteroid topical setelah

keratoplasti mengalami katarak setelah menggunakan 765 tetes dexamethason 0,1% selama

periode 10,5 bulan.

5. Patofisiologi

Page 10: Katarak Komplikata

10

Patofisiologi katarak senilis sangat kompleks dan belum sepenuhnya diketahui.

Diduga adanya interaksi antara berbagai proses fisiologis berperan dalam terjadinya katarak

senilis dan belum sepenuhnya diketahui.

Komponen terbanyak dalam lensa adalah air dan protein. Dengan menjadi tuanya

seseorang maka lensa mata akan kekurangan air dan menjadi lebih padat. Lensa akan

menjadi padat di bagian tengahnya, sehingga kemampuan fokus untuk melihat benda dekat

berkurang. Pada usia tua akan terjadi pembentukan lapisan kortikal yang baru pada lensa’

yang mengakibatkan nukleus lensa terdesak dan mengeras (sklerosis nuklear). Pada saat ini

terjadi perubahan protein lensa yaitu terbentukanya protein dengan berat molekul yang tinggi

dan mengakibatkan perubahan indeks refraksi lensa sehingga memantulkan sinar masuk dan

mengurangi transparansi lensa. Perubahan kimia ini juga diikut dengan pembentukan pigmen

pada nuklear lensa.

Kekeruhan lensa mengakibatkan lensa tidak transparan sehingga pupil berwarna putih

dan abu-abu. Kekeruhan ini juga dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti

korteks dan nukleus. Fundus okuli menjadi semakin sulit dilihat seiring dengan semakin

padatnya kekeruhan lensa bahkan reaksi fundus bisa hilang sama sekali. 17

Efek samping pada pemakaian jangka panjang dari steroid bersifat luas, dimana

insiden tertinggi adalah terjadinya katarak subkapsular posterior. Salah satu mekanisme dari

terbentuknya katarak subkapsular posterior adalah karena dihambatnya Na_K_-adenosine

triphosphatase (ATPase) oleh kortikosteroid sehingga menghasilkan konsentrasi natrium

yang tinggi dibagian intraseluler dan menurunnya kadar potasium, sehingga terjadi

akumulasi air pada bagian serat lensa. Cadherin merupakan merupakan protein yang

berfungsi sebagai adhesi molekul antar sel, dan bersifat mengatur adesi dari sel yang

bergantung pada kalsium. Cadherin berfungsi sebagai jembatan antar sel. Ketika adesi dari

sel tidak terjadi dapat membuat terjadinya katarak, karena adesi dari sel-sel ini berperan

penting terhadap sifat lensa yang transparan. 

6. Klasifikasi katarak senilis

Berdasarkan morfologinya katarak senilis dapat diklasifikasikan menjadi:

A. Katarak Nuklear

B. Katarak Kortikal

Page 11: Katarak Komplikata

11

C. Katarak Subkapsular Posterior

7. Stadium katarak senilis

Katarak senilis secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur,

dan hipermatur.

Perbedaan stadium katarak senile. 2,3

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah (air

masuk)

Normal Berkurang (air+masa

lensa keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata

Depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik

Mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopos

Penyulit - Glaukoma - Uveitis+glaukoma

8. Tanda dan gejala

Katarak didiagnosa melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang yang lengkap.

Keluhan yang membawa pasien datang antara lain:

A. Pandangan kabur

Kekeruhan lensa mengakibatkan penurunan pengelihatan yang progresif atau

berangsur-angsur dan tanpa nyeri, serta tidak mengalami kemajuan dengan pin-hole.

B. Penglihatan silau

Penderita katarak sering kali mengeluhkan penglihatan yang silau, dimana tigkat

kesilauannya berbeda-beda mulai dari sensitifitas kontras yang menurun dengan latar

belakang yang terang hingga merasa silau di siang hari atau merasa silau terhadap

lampu mobil yang berlawanan arah atau sumber cahaya lain yang mirip pada malam

hari. Keluhan ini sering kali muncul pada penderita katarak kortikal.

Page 12: Katarak Komplikata

12

C. Sensitifitas terhadap kontras

Sensitifitas terhadap kontras menentukan kemampuan pasien dalam mengetahui

perbedaan-perbedaan tipis dari gambar-gambar yang berbeda warna, penerangan dan

tempat. Cara ini akan lebih menjelaskan fungsi mata sebagai optik dan uji ini

diketahui lebih bagus daripada menggunakan bagan Snellen untuk mengetahui

kepastuian fungsi penglihatan; namun uji ini bukanlah indikator spesifik hilangnya

penglihatan yang disebabkan oleh adanya katarak.

D. Miopisasi

Perkembangan katarak pada awalnya dapat meningkatkan kekuatan dioptri lensa,

biasanya menyebabkan derajat miopia yang ringan hingga sedang. Ketergantungan

pasien presbiopia pada kacamata bacanya akan berkurang karena pasien ini

mengalami penglihatan kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaan dengan

memburuknya kualitas lensa,rasa nyaman ini berangsur menghilang dan diikuti

dengan terjadinya katarak sklerotik nuklear. Perkembangan miopisasi yang asimetris

pada kedua mata bisa menyebabkan anisometropia yang tidak dapat dikoreksi lagi,

dan cenderung untuk diatasi dengan ekstraksi katarak.

E. Variasi Diurnal Penglihatan

Pada katarak sentral, kadang-kadang penderita mengeluhkan penglihatan menurun

pada siang hari atau keadaan terang dan membaik pada senja hari, sebaliknya

paenderita katarak kortikal perifer kadang-kadang mengeluhkan pengelihatan lebih

baik pada sinar terang dibanding pada sinar redup.

F. Distorsi

Katarak dapat menimbulkan keluhan benda bersudut tajam menjadi tampak tumpul

atau bergelombang.

G. Halo

Penderita dapat mengeluh adanya lingkaran berwarna pelangi yang terlihat

disekeliling sumber cahaya terang, yang harus dibedakan dengan halo pada penderita

glaucoma.

H. Diplopia monokuler

Page 13: Katarak Komplikata

13

Gambaran ganda dapat terbentuk pada retina akibat refraksi ireguler dari lensa yang

keruh, menimbulkan diplopia monocular, yang dibedakan dengan diplopia binocular

dengan cover test dan pin hole.

I. Perubahan persepsi warna

Perubahan warna inti nucleus menjadi kekuningan menyebabkan perubahan persepsi

warna, yang akan digambarkan menjadi lebih kekuningan atau kecoklatan dibanding

warna sebenarnya.

J. Bintik hitam

Penderita dapat mengeluhkan timbulnya bintik hitam yang tidak bergerak-gerak pada

lapang pandangnya. Dibedakan dengan keluhan pada retina atau badan vitreous yang

sering bergerak-gerak.3,16,17,18

9. Pemeriksaan Fisik

Karakteristik katarak yang disebabkan oleh steroid bersifat bilateral, terjadi pada

bagian posterior polus atau korteks, tepat didalam kapsul posterior, terkadang dapat meluas

hingga kebagian anterior korteks dengan bentuk yang iregular.Bagian tepi biasanya sedikit

tajam, tetapi biasanya dikelilingi dengan sedikit keabu-abuan. Kekeruhan berwarna putih

kekuningan pada lensa dengan disertai adanya vakuol kecil. 

Penurunan ketajaman penglihatan

Katarak sering kali berkaitan dengan terjadinya penurunan ketajaman penglihatan, baik

untuk melihat jauh maupun dekat. Ketajaman penglihatan dekat lebih sering menurun

jika dibandingkan dengan ketajaman pengihatan jauh, hal ini mungkin disebabkan adanya

daya konstriksi pupil yang kuat. 16,17,18

Penglihatan menurun tergantung pada derajat katarak. Katarak imatur dari sekitar 6/9-

1/60; pada katarak matur hanya 1/300-1/~.3

Miopisasi

Perkembangan katarak pada awalnya dapat meningkatkan kekuatan dioptri lensa,

biasanya menyebabkan derajat miopia yang ringan hingga sedang. Ketergantungan pasien

presbiopia pada kacamata bacanya akan berkurang karena pasien ini mengalami

penglihatan kedua. Namun setelah sekian waktu bersamaan dengan memburuknya

kualitas lensa,rasa nyaman ini berangsur menghilang dan diikuti dengan terjadinya

Page 14: Katarak Komplikata

14

katarak sklerotik nuklear. Perkembangan miopisasi yang asimetris pada kedua mata bisa

menyebabkan anisometropia yang tidak dapat dikoreksi lagi, dan cenderung untuk diatasi

dengan ekstraksi katarak.

2. Manajemen Katarak

Indikasi operasi katarak dibagi dalam 3 kelompok:

1. Indikasi Optik

Merupakan indikasi terbanyak dari pembedahan katarak. Jika penurunan tajam

penglihatan pasien telah menurun hingga mengganggu kegiatan sehari-hari, maka operasi

katarak bisa dilakukan.

2. Indikasi Medis

Pada beberapa keadaan di bawah ini, katarak perlu dioperasi segera, bahkan jika

prognosis kembalinya penglihatan kurang baik:

- Katarak hipermatur

- Glaukoma sekunder

- Uveitis sekunder

- Dislokasi/Subluksasio lensa

- Benda asing intra-lentikuler

- Retinopati diabetika

- Ablasio retina

3. Indikasi Kosmetik

Jika penglihatan hilang sama sekali akibat kelainan retina atau nervus optikus,

namun kekeruhan katarak secara kosmetik tidak dapat diterima, misalnya pada pasien

muda, maka operasi katarak dapat dilakukan hanya untuk membuat pupil tampak hitam

meskipun pengelihatan tidak akan kembali.3,22

Teknik-teknik pembedahan katarak

Penatalaksanaan utama katarak adalah dengan ekstraksi lensa melalui tindakan

bedah. Dua tipe utama teknik bedah adalah Intra Capsular Cataract Extraction/Ekstraksi

katarak Intra Kapsular (ICCE) dan Extra Capsular Cataract Extraction/Ekstraksi katarak

Ekstra Kapsular (ECCE). 16

Page 15: Katarak Komplikata

15

3. Komplikasi Katarak

Komplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma yang dapat terjadi karena proses

fakolitik, fakotopik, fakotoksik. 9,16

Fakolitik

- Pada lensa yang keruh terdapat lerusakan maka substansi lensa akan keluar yang

akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama bagian kapsul lensa.

- Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anterior akan

bertumpuk pula serbukan fagosit atau makrofag yang berfungsi merabsorbsi

substansi lensa tersebut.

- Tumpukan akan menutup sudut kamera okuli anterior sehingga timbul glaukoma.

Fakotopik

- Berdasarkan posisi lensa

- Oleh karena proses intumesensi, iris, terdorong ke depan sudut kamera okuli

anterior menjadi sempit sehingga aliran humor aqueaous tidak lancar sedangkan

produksi berjalan terus, akibatnya tekanan intraokuler akan meningkat dan timbul

glaukoma

Fakotoksik

- Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagi mata sendiri

(auto toksik)

- Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga timbul uveitis, yang kemudian akan

menjadi glaukoma.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Katarak Komplikata

16

1. Setiohadji, B., Community Opthalmology., Cicendo Eye Hospital/Dept of Ophthalmology Medical Faculty of,Padjadjaran University. 2006.

2. Ilyas, Prof. Sidarta, dr., Sp.M. 2005. Ilmu Penyakit Mata.Jakarta: FKUI3. Dhawan, Shanjay. Lens and Cataract. Diakses dari internet

http://sdhawan.com/ophthalmology/lens.html tanggal 21 September 2012.4. insight.med.utah.edu. diakses 19 September 20125. Bashour, M et al. Cataract, Congenital. Diakses dari internet http://www.emedicine.com.

21 September 20126. Wijana, Nana, dr., Ilmu Penyakit Mata. Bandung.7. Victor V. Cataract Senile (Diambil tanggal 19 September 2012). Tersedia di :

http://www.emedicine.com8. Vaughan DG, Asbury T, riordan-Eva P. Oftalmology Umum Edisi 14. Penerbit Widya

medika. Jakarta: 2000.9. Bradford C. Basic Ophtalmology. 8th Edition. San Fransisco-American Academy of

opthalmology. 2004.10. Cataract Surgery (Diambil tanggal 19 September 2012). Tersedia di

http://en.wikipedia.org/wiki/cataractsurgery11. Ratnaningsih. N., Penetlaksanaan Katarak Komplikata. Bagian Ilmu Penyakit Mata

FKUP/RS Mata Cicendo.2005