KATA PENGANTAR -...
Transcript of KATA PENGANTAR -...
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
i
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) disusun sebagai wujud
pertanggungjawaban dan akuntabilitas instansi pemerintah dalam lingkup
Satuan/Unit Kerja tertentu. LAKIP Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian disusun berdasarkan penugasan Menteri Pertanian yang diberikan kepada
Pimpinan Unit Eselon I sebagaimana dituangkan dalam Penetapan Kinerja (PK).
Landasan hukum penyusunan LAKIP adalah Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7
tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). LAKIP ini
disusun untuk memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
program/kegiatan dan kebijaksanaan yang dikaitkan dengan tujuan, sasaran, visi
dan misi organisasi sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra).
Laporan ini disusun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Sejalan dengan ketentuan tersebut, secara singkat LAKIP Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2011 ini memuat hal-hal
menyangkut pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome) dan
keluaran (output) yang penting.
Disadari bahwa LAKIP Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun
2011 masih perlu penyempurnaan. Untuk itu saran dan masukan dari berbagai pihak
sangat diharapkan guna penyempurnaan di masa yang akan datang.
Jakarta, Februari 2012 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Dr. Ir. Sumarjo Gatot Irianto, MS. DAA NIP. 19601024 198703 1001
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................ vi
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................... 2
1.3. Organisasi .......................................................... ................................ 3
1.4. Dukungan Sumber Daya Manusia ...................................................... 4
1.5. Dukungan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian ............................................................................................ 4
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .............................. 5
2.1. Rencana Strategis Tahun 2011 – 2014 ............................................. . 5
2.1.1. Tujuan dan Sasaran ................................................................ 6
2.1.2. Arah Kebijakan ........................................................................ 9
2.1.3. Program dan Kegiatan ............................................................. 15
2.2. Rencana Kinerja Tahun 2011 ............................................................. 16
2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2011 .......................................................... 16
III. AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL
PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN .................................... 19
3.1. Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran ........................... 19
3.2. Pencapaian Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian ............................................................................................ 19
3.2.1. Pembangunan Jalan Pertanian ............................................... 19
3.2.2. Pengembangan Metode SRI ................................................... 22
3.2.3. Kegiatan Perluasan Areal Tanaman Pangan .......................... 23
3.2.4. Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi .................................. 24
3.2.5. Kegiatan Pemanfaatan Alsintan untuk Pengolahan Lahan dan
Pengairan ................................................................................. 26
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
iii
3.2.6. Kegiatan Kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan
dan Mesin Pertanian (UPJA) .................................................... 27
3.2.7. Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) 29
3.2.8. Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Air Irigasi ........................ 30
3.3. Evaluasi Kinerja .................................................................................. 34
3.4. Dukungan Sumber Daya Manusia ...................................................... 38
3.5. Akuntabilitas Keuangan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian ............................................................................................ 40
3.6. Hambatan dan Kendala ...................................................................... 43
3.7. Upaya dan Tindak Lanjut .................................................................... 43
IV. PENUTUP ........................................................................................... 44
LAMPIRAN
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
iv
DAFTAR TABEL .........................................................................................
Halaman
Tabel 1 : Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Ditjen PSP ..................... 33
Tabel 2 : Distribusi pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan
Pangkat dan Golongan ....................................................................... 38
Tabel 3 : Distribusi pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan
Sebaran Pejabat Eselon I, II, III dan IV ............................................... 38
Tabel 4 : Distribusi pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian berdasarkan
Sebaran Pegawai Per Golongan ........................................................ 39
Tabel 5 : Daftar Pagu Ditjen PSP dan Realisasinya. ......................................... 40
Tabel 6 : Daftar Pagu Anggaran per-Direktorat dan Realisasinya. .................... 40
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Matrik Rencana Startegis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian Tahun 2011-2014
Lampiran 2 : Rencana Kerja Tahunan
Lampiran 3 : Pengukuran Kinerja Kegiatan
Lampiran 4 : Penetapan Kinerja
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
vi
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang untuk selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2011, maka telah ditetapkan kontrak kinerja tahunan yang dituangkan dalam lembar Penetapan Kinerja (PK) Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2011. Dalam naskah Penetapan Kinerja tersebut, terdapat 8 kegiatan utama sebagai pokok acuan penilaian berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan guna mendukung 4 target sukses Kementerian Pertanian. Kedelapan kegiatan tersebut adalah berkaitan dengan aspek pembangunan jalan pertanian, pengembangan metode SRI, perluasan areal Tanaman Pangan, penyaluran pupuk bersubsidi, pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan, Kelembagaan UPJA, Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), dan optimalisasi pemanfaatan air irigasi.
Sesuai dengan ketentuan, maka telah dilakukan analisis dan pengukuran kinerja kegiatan sebagai indikator pencapaian sasaran kegiatan. Berdasarkan pengukuran kinerja kegiatan, tingkat pencapaian sasaran kegiatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kegiatan pembangunan jalan pertanian, meliputi : Kegiatan pembangunan jalan usaha tani (JUT), dengan target awal sepanjang 723
Km kemudian mengalami revisi menjadi 760 km terealisasi 710 Km atau 93,42% dan masuk dalam kriteria berhasil.
Kegiatan pembangunan jalan produksi, dengan target awal sepanjang 861 Km kemudian mengalami revisi menjadi 898 km terealisasi 777 Km atau 86,53 % dan masuk dalam kriteria berhasil.
2. Kegiatan pengembangan metode SRI dengan target awal seluas 11.400 Ha kemudian mengalami revisi menjadi 11.180 Ha terealisasi 10.440 Ha atau 93,38% dan masuk dalam kriteria berhasil.
3. Kegiatan perluasan areal Tanaman Pangan, meliputi : Kegiatan perluasan areal lahan sawah dengan target awal seluas 62.150 Ha
kemudian mengalami revisi menjadi 62.100 Ha terealisasi 55.257 Ha atau 88,98% dan masuk dalam kriteria berhasil.
Kegiatan perluasan areal lahan kering dengan target awal seluas 8.470 Ha kemudian mengalami revisi menjadi 8.770 Ha terealisasi 7.824 Ha atau 89,21% dan masuk dalam kriteria berhasil.
4. Kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi, meliputi : Pupuk Urea dengan target awal sebanyak 5.100.000 Ton kemudian mengalami revisi
menjadi 4.954.238 Ton terealisasi 4.526.945 Ton atau 91,38% dan masuk dalam kriteria berhasil.
Pupuk SP-36 dengan Target 750.000 Ton Terealisasi 733.007 Ton atau 97,73% dan masuk dalam kriteria berhasil.
Pupuk ZA dengan target awal sebanyak 850.000 Ton kemudian mengalami revisi menjadi 975.000 Ton terealisasi 953.446 Ton atau 97,79% dan masuk dalam kriteria berhasil.
Pupuk NPK dengan target 2.350.000 Ton terealisasi 1.799.801 Ton atau 76,59% dan masuk dalam kriteria cukup berhasil.
Pupuk Organik dengan target awal sebanyak 835.000 Ton kemudian mengalami revisi menjadi 703.986 terealisasi 389.286 Ton atau 55,3% dan masuk dalam kriteria kurang berhasil.
5. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan : Traktor roda dengan target awal sebanyak 661 unit kemudian mengalami revisi
menjadi 687 unit terealisasi 662 unit atau 96,36% dan masuk dalam kriteria berhasil
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
vii
Pompa air dengan target awal sebanyak 427 unit kemudian mengalami revisi menjadi 414 unit terealisasi 410 unit atau 99,03% dan masuk dalam kriteria berhasil
6. Kegiatan Kelembagaan UPJA, meliputi : UPJA Pemula dengan target awal sebanyak 6.538 paket kemudian mengalami revisi
menjadi 5.713 paket terealisasi 5.419 paket atau 94,85% dan masuk dalam kriteria berhasil.
UPJA Berkembang dengan target awal sebanyak 2.344 paket kemudian mengalami revisi menjadi 1.618 paket terealisasi 1.214 paket atau 75,03% dan masuk dalam kriteria cukup berhasil.
UPJA Profesional dengan target awal sebanyak 892 paket kemudian mengalami revisi menjadi 555 paket terealisasi 390 paket atau 70,27% dan masuk dalam kriteria cukup berhasil.
7. Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dengan target awal sebanyak 8000 gapoktan kemudian mengalami revisi menjadi 10.000 gapoktan terealisasi 9.110 gapoktan atau 91,1% dan masuk dalam kriteria berhasil.
8. Kegiatan optimalisasi pemanfaatan air irigasi, meliputi : Kegiatan pengembangan jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT), dengan target
awal seluas 95.667 Ha kemudian mengalami revisi menjadi 112.263 Ha terealisasi 112.263 Ha atau 100% dan masuk dalam kriteria berhasil.
Kegiatan pengembangan jaringan irigasi desa (JIDES), dengan target awal seluas 79.901 Ha kemudian mengalami revisi menjadi 83.845 Ha terealisasi 83.845 Ha atau 100% dan masuk dalam kriteria berhasil.
Kegiatan pengembangan tata air mikro (TAM), dengan target awal seluas 48.029 Ha kemudian mengalami revisi menjadi 48.701 Ha terealisasi 48.701 Ha atau 100 % dan masuk dalam kriteria berhasil.
Beberapa permasalahan dan kendala yang menyebabkan pencapaian kinerja tidak bisa mencapai seratus persen diantaranya adalah :
1. Pendanaan kegiatan dirancang sama untuk skala nasional, sehingga pada kondisi wilayah tertentu tidak mencukupi.
2. Calon lokasi yang telah dicadangkan setelah diteliti kembali ternyata secara teknis tidak memenuhi syarat.
3. Adanya petani yang minta ganti rugi tanah yang akan dipakai untuk kegiatan. Sedangkan di komponen pembiayaan tidak mengalokasikan dana tersebut.
Adapun upaya dan tindaklanjut untuk mengatasi permasalahan dan kendala yang menyebabkan pencapaian kinerja tidak bisa mencapai seratus persen ditahun mendatang diantaranya adalah :
1. Mengevaluasi kembali pendanaan untuk seluruh kegiatan pada Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian.
2. Melakukan pemantauan secara intensif baik dari Petugas Daerah maupun Pusat 3. Mengalokasikan dana untuk mendukung kelancaran kegiatan Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian. Dalam mengupayakan capaian target kinerja baik terhadap kegiatan strategis maupun untuk mendukung empat target sukses target Kementan, telah dilaksanakan revisi kegiatan. Upaya ini telah dilakukan untuk mengakomodasi permintaan petani/kelompok tani serta adanya penyesuaian kondisi lokasi kegiatan. Adanya revisi ini, menyebabkan sasaran program menjadi lebih tinggi dari target sebelumnya dan ada pula yang menyebabkan sasaran program menjadi lebih rendah dari target sebelumnya. adanya perubahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan dalam rangka perencanaan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
viii
Hasil Analisa : Dalam rangka mendukung pencapaian 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian melalui 8 kegiatan utama Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang tercantum dalam renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2011-2014 bahwa sampai dengan tahun 2011 realisasi target kegiatan yang ditargetkan pada renstra 2011-2014 baru mencapai antara 2 – 36 % untuk itu, kegiatan utama yang mempunyai dampak besar dan realisasi targetnya masih rendah perlu adanya upaya untuk peningkatan volume pada tahun 2012 – 2014.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan penting pembangunan pertanian saat ini adalah terjadinya
penurunan kondisi sarana dan prasarana pertanian. Penurunan ini terutama
menyangkut aspek kuantitas dan kualitas, yang mengakibatkan daya dukung
terhadap pencapaian peningkatan produksi pertanian. Kondisi ini menjadi
dorongan dan tekad pemerintah untuk lebih serius dalam menangani aspek
pengelolaan sarana dan prasarana pertanian.
Sejalan dengan itu melalui Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 yang
kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
61/Permentan/OT.140/10/2010 telah ditetapkan unit organisasi yang secara
spesifik dan fokus menangani aspek pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan,
pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian yaitu Direktorat Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian. Tugas pokok dan fungsi unit organisasi ini yang utama
adalah mendorong upaya penyediaan infrastruktur menyangkut aspek
pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin
pertanian. Sedangkan sasarannya adalah mendukung pembangunan subsektor
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
Secara normatif, tugas Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
adalah merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di
bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat
mesin pertanian. Sedangkan fungsinya adalah :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi,
pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian.
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi,
pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian.
3. Penyusunan norma standar, pedoman dan kriteria di bidang pengelolaan
lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
2
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan lahan, air
irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian.
5. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian.
Dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian didukung oleh 6 (enam) Unit Kerja Eselon II , yaitu :
1. Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan
2. Direktorat Pengelolaan Air Irigasi
3. Direktorat Alat dan Mesin Pertanian
4. Direktorat Pembiayaan Pertanian
5. Direktorat Pupuk dan Pestisida
6. Sekretariat Direktorat Jenderal.
masing-masing Unit Kerja Direktorat didukung oleh 3 (tiga) sampai 5 (lima) unit
Eselon III dan 6 (enam) sampai dengan 10 (sepuluh) unit Eselon IV. Sedangkan
Sekretariat Direktorat Jenderal didukung oleh 4 (empat) unit Eselon III dan 12
(dua belas ) unit Eselon IV.
1.2 Tugas Pokok dan Fungsi
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang
pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin
pertanian. Sedangkan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian (1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air
irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (2) Pelaksanaan
kebijakan di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida,
dan alat mesin pertanian. (3) Penyusunan norma standar, pedoman dan kriteria
di bidang pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat
mesin pertanian (4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk, pestisida, dan alat mesin
pertanian. (5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
3
1.3 Organisasi
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian ditetapkan berdasarkan
Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas
Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia dengan susunan organisasi
yang terdiri dari Sekretariat Direktorat Jenderal, 5 unit Direktorat, 24 Unit kerja
Eselon III dan 57 Unit kerja Eselon IV.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian terbentuk Sejak
tahun 2010. Struktur organisasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
mengalami perubahan sesuai dengan Permentan Nomor
61/Permentan/OT.140/10/2010. Secara lengkap struktur Organisasi Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dari Eselon II sampai dengan Eselon
III dapat dilihat pada bagan berikut :
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
4
1.4 Dukungan Sumber Daya Manusia.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian mendapat dukungan sumber daya manusia sebanyak 376
orang yang tersebar pada 6 (enam) Direktorat dengan perincian sebagai berikut.
Sekretariat Direktorat sebanyak 98 orang, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan
Lahan sebanyak 62 orang, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebanyak 74
orang, Direktorat Pembiayaan Pertanian sebanyak 47 orang, Direktorat Pupuk
dan Pestisida sebanyak 59 orang dan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian
sebanyak 36 orang. Semua sumber daya Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian tersusun secara sistematis untuk mendukung kelancaran
kinerja guna mencapai tujuan dan sasaran Direktorat Jendral Prasarana dan
Sarana Pertanian serta tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian.
1.5 Dukungan Anggaran Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian untuk Tahun Anggaran 2011
mendapat dukungan anggaran sebesar Rp. 5.265.063.427.000,- anggaran
tersebut terbagi atas Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 2.396.359.638.000,-
Dana Dekon sebesar Rp. 168.522.400.000,- dan Dana Pusat sebesar
Rp. 2.700.181.389.000,-.
Dana Pusat tersebut terdiri dari Dana PHLN sebesar Rp. 10.736.279.000,- dan
Dana APBN Rupiah Murni yang digunakan untuk mendukung kegiatan di 6
(enam) Direktorat, antara lain Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan
sebesar Rp. 37.249.820.000,- Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebesar
Rp.6.570.553.000,- Direktorat Pembiayaan Pertanian sebesar
Rp. 1.318.999.924.000,- Direktorat Pupuk dan Pestisida sebesar
Rp. 1.105.176.890.000,- Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebesar
Rp. 3.225.436.000,- dan Sekretariat Direktorat sebesar Rp. 218.222.487.000,-
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
5
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Program pembangunan sarana dan prasarana pertanian dijabarkan dalam Rencana
Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun 2011 – 2014.
Selanjutnya Rencana Strategis Tahun 2011 – 2014 diuraikan secara detail dalam
Rencana Kerja Tahunan yang disusun oleh masing-masing Unit Kerja Eselon II.
Sedangkan Rencana Kerja Tahunan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian Tahun 2011 dituangkan dalam bentuk Penetapan Kinerja yang
ditandatangani oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan
disahkan oleh Menteri Pertanian, sebagai wujud kontrak kinerja.
2.1 Rencana Strategis Tahun 2011-2014
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun
2011 – 2014 memuat program / kegiatan untuk mendukung 4 (empat) target
sukses Kementerian Pertanian yaitu pencapaian swasembada dan swasembada
berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah
ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani.
Penjabaran Rencana Program/Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) yang dijabarkan
secara lengkap sebagai berikut :
Visi dan Misi
Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah Mewujudkan
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana sebagai motor penggerak
tersedianya prasarana dan sarana pertanian untuk pembangunan pertanian
berkelanjutan.
Untuk mencapai Visi tersebut Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
mengemban Misi sebagai berikut :
1. Mendorong partisipasi stakeholder dalam pengembangan dan pengelolaan
lahan dan air secara efektif dan efisien untuk kegiatan pertanian
berkelanjutan.
2. Mendayagunakan lahan dan air untuk kegiatan pertanian yang berkelanjutan.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
6
3. Menyelenggarakan manajemen dan administrasi pembangunan berdasarkan
prinsip transparansi dan akuntabilitas.
4. Menyusun kebijakan pengembangan perluasan areal, pengelolaan lahan dan
pengelolaan air yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat petani di
pedesaan.
5. Mewujudkan dan mengembangkan sistem pembiayaan usaha pertanian
yang fleksibel dan sederhana.
6. Memfasilitasi penyediaan, penyaluran, dan penggunaan pupuk dan pestisida
sesuai azas 6 (enam) tepat (jenis, jumlah, tempat, waktu, mutu, dan harga).
7. Meningkatkan pengawasan atas penyediaan, penyimpanan, dan
penggunaan pupuk dan pestisida.
8. Meningkatkan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida.
9. Mendorong peran serta masyarakat dan stakeholder terkait dalam
penyediaan dan pengawasan pupuk dan pestisida.
10. Menyelenggarakan pengembangan sistem mekanisasi pertanian di Indonesia
melalui kebijakan pengembangan, pengawasan, dan kelembagaan alat dan
mesin pertanian yang sesuai dengan arah pembangunan pertanian.
11. Memberikan pelayanan prima dalam bidang perencanaan, administrasi, dan
manajemen pembangunan prasarana dan sarana pertanian.
2.1.1 Tujuan dan Sasaran
Tujuan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah :
1. Mengembangkan infrastruktur pertanian aspek lahan pada kawasan tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
2. Memperluas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan.
3. Mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian bersama
instansi terkait dalam rangka mewujudkan lahan pertanian abadi.
4. Menyusun rancangan Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri
sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Nomor 41 Tahun 2009
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLPPB).
5. Mendorong peningkatan status kepemilikan lahan petani agar ada jaminan
kepastian hukum, agar dapat meningkatkan akses petani kepada sumber
permodalan.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
7
6. Melakukan upaya optimasi lahan, konservasi lahan dan konservasi DAS
Hulu, rehabilitasi dan reklamasi lahan dalam rangka pendayagunaan lahan
terlantar, pencegahan degradasi lahan yang terus berlanjut serta mencegah
meluasnya lahan pertanian yang kritis.
7. Mewujudkan usahatani padi sawah ramah Iingkungan melalui SRI (System of
Rice Intensification).
8. Mengembangkan Rumah Kompos dalam rangka pemanfaatan pupuk organik
untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan lahan pertanian.
9. Mewujudkan pengembangan sumber air irigasi alternatif dan skala kecil, baik
air tanah maupun air permukaan untuk tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan.
10. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui pengembangan dan
optimalisasi air irigasi baik jaringan irigasi tingkat usahatani, jaringan
pedesaan, maupun pengembangan tata air mikro.
11. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air di
32 propinsi.
12. Melakukan upaya konservasi air, peningkatan kualitas air dan pelestarian
lingkungan, serta antisipasi perubahan iklim global.
13. Melakukan upaya pemberdayaan kelembagaan pengelolaan air irigasi dalam
rangka meningkatkan posisi tawar petani.
14. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi antar sektor dan lembaga terkait
dalam rangka memecahkan permasalahan dalam pengelolaan lahan dan air.
15. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian dalam bidang
pengelolaan lahan dan air yang sensitive gender.
Sasaran pelaksanaan pembangunan dan program kerja Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya pengembangan (pembangunan dan rehabilitasi) infrastruktur
pertanian seperti, pembuatan jalan usaha tani 7.900 km dan jalan produksi
4.146 km.
2. Terwujudnya perluasan areal pertanian pada kawasan tanaman pangan
seluas 237.975 ha untuk sawah dan 399.000 ha untuk lahan kering,
hortikultura seluas 396.475 ha, perkebunan seluas 575.230 ha dan
peternakan seluas 358.865 ha.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
8
3. Terkendalinya laju alih fungsi lahan, melalui perlindungan kawasan pertanian
produktif yang ditetapkan yaitu kawasan pengembangan komoditas
berdasarkan pedoagroklimat di 32 Propinsi bersama-sama instansi terkait.
Konversi lahan sawah ke non pertanian yang sekarang berada pada angka
110.000 Ha/Th (berdasarkan data 1999-2002) diharapkan dapat diturunkan
sekitar 1.000 Ha/Th sejak tahun 2010.
4. Meningkatnya jumlah persil lahan petani yang bersertifikat sebanyak 125.000
persil.
5. Terwujudnya optimasi lahan 273.600 Ha, konservasi lahan 100.385 ha,
reklamasi lahan 40.207 Ha, serta pengembangan pengolah pupuk organik
7.808 unit, dan rumah kompos 1.974 unit, dalam rangka pendayagunaan
lahan, serta pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB) 1.436 ha.
6. Terwujudnya usahatani padi sawah ramah Iingkungan melalui SRI (System
of Rice Intensification) seluas 139.585 Ha
7. Terwujudnya pengembangan sumber air irigasi alternatif dalam skala kecil,
baik air tanah maupun air permukaan untuk tanaman pangan seluas 1.558
unit, hortikultura seluas 1.527 unit, perkebunan seluas 1.558 unit dan
peternakan seluas 1.748 unit.
8. Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan air irigasi melalui pengembangan dan
optimalisasi air irigasi baik pada jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT),
jaringan irigasi pedesaan (JIDES), maupun pengembangan tata air mikro
(TAM) seluas 1.135.067 Ha.
9. Terlaksananya kegiatan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air di
32 propinsi.
10. Terwujudnya upaya konservasi air dalam rangka pemanfaatan curah hujan
efektif dan aliran permukaan untuk tanaman pangan dan hortikultura 6.534
unit, perkebunan seluas 1.652 unit, dan peternakan 2.014 unit. Pelaksanaan
sekolah lapang adaptasi perubahan iklim di 32 Provinsi
11. Meningkatnya kualitas koordinasi dan sinkronisasi kelembagaan dalam
menangani masalah lahan dan air di 30 propinsi.
12. Peningkatan kualitas SDM pertanian dalam pengelolaan lahan dan air yang
sensitive gender di 33 propinsi.
13. Pengembangan Sentra Usaha Ekonomi Produktif Petani melalui Gapoktan
PUAP & penumbuhan Gapoktan PUAP menjadi LKM-A di 33 Provinsi.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
9
14. Tersalur & terfasilitasinya petani/peternak melalui penyaluran kredit program
KKP-E, sebesar Rp. 10,5 Trilyun.
15. Tersalurnya kredit pembibitan sapi bersubsidi, sebesar Rp. 23,3 Trilyun.
16. Terfasilitasinya Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk petani, Tanaman Pangan,
Hortikultura, Kebun & Ternak, sebesar Rp. 24,4 Trilyun.
17. Tersalurnya Pembiayaan Syariah melalui Bank Syariah & LKM-A, Sebesar
Rp. 8,83 Trilyun.
18. Tersalurnya pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian di 33 Provinsi.
19. Terlaksananya pengawasan atas peredaran dan penggunaan pupuk secara
berimbang dan pestisida yang ramah lingkungan.
20. Terlaksananya pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida
21. Terwujudnya peningkatan kepemilikan alsintan di 33 Provinsi sebesar
3 – 5 %
22. Terwujudnya optimalisasi penggunaan alsintan melalui project percontohan
optimasi pemanfaatan alsintan di 5 lokasi setiap tahun.
23. Terlaksananya pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan alat
dan mesin pertanian yang berdayaguna dan berhasilguna di 33 Provinsi.
24. Terlaksananya penumbuhan dan pengembangan UPJA Pemula,
Berkembang, dan Profesional meningkat masing-masing 10%, 10%, dan
15% per tahun dan pengembangan bengkel alsintan di 33 Provinsi.
25. Terlaksananya Penguatan UPJA di 33 Provinsi.
26. Terwujudnya peningkatan kualitas pengelolaan UPJA yang berorientasi
bisnis dan mandiri di 5 lokasi per tahun melalui sekolah lapang alsintan.
27. Terwujudnya peningkatan kualitas koordinasi dan sinkronisasi dalam
pengembangan, pengawasan dan kelembagaan alsintan di 33 provinsi.
2.1.2 Arah Kebijakan
Kebijakan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dalam rangka
menunjang pembangunan pertanian adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan yang terkait dengan pengembangan infrastruktur pertanian aspek
lahan adalah adalah pengembangan JUT dan jalan produksi pada kawasan
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
10
2. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: meningkatnya luas areal
pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan
peternakan, ditempuh melalui:
a. Penambahan Baku Lahan (PBL)
b. Pendekatan kawasan yang berskala ekonomi
c. Kesesuaian daya dukung dan agropedoklimat
d. Partisipasi dan pemberdayaan petani.
e. Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan.
3. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terkendalinya laju alih
fungsi lahan, adalah:
a. Sosialisasi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Pengendalian
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLPPB) dan penyiapan,
penyusunan serta implementasi peraturan pelaksanaanya, baik berupa
PP, Perpres, Kepmen, dll.
b. Kebijakan perlindungan kawasan pertanian produktif yang diperlukan
untuk mempertahankan lahan-lahan pertanian berkelanjutan, melalui
peningkatan koordinasi dengan instansi terkait didalam penetapan
kawasan dan penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi /
Kabupaten (RTRWP/K),
c. Kebijakan peningkatan kesadaran masyarakat petani dalam berpartisipasi
untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian, melalui
pemberdayaan masyarakat petani.
d. Kebijakan peningkatan peran institusi terkait dalam pengendalian alih
fungsi lahan, melalui peningkatan koordinasi.
4. Kebijakan yang terkait dengan pemberian hak kepemilikan lahan petani
(sertifikasi) dilakukan melalui:
a. Koordinasi program dengan instansi Badan Pertanahan Nasional.
b. Partisipasi dan pemberdayaan petani terutama dalam pemanfaatan
sertifikat sebagai agunan kredit pada sumber permodalan (perbankan),
untuk peningkatan permodalan.
5. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terwujudnya upaya
optimasi, konservasi, rehabilitasi dan reklamasi lahan pertanian, adalah :
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
11
a. Kebijakan optimasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat
petani/peternak pada lahan terlantar, dan lahan yang berpotensi untuk
ditingkatkan IP-nya serta peningkatan kesuburan dan produktivitas lahan
melalui pengembangan pertanian ramah lingkungan.
b. Kebijakan pengembangan usahatani konservasi lahan dan konservasi
DAS hulu yang dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat.
c. Kebijakan reklamasi lahan dilakukan melalui pemberdayaan
masyarakat/petani pada lahan rawa, bekas tambang dan bekas industri.
d. Kebijakan perbaikan kesuburan lahan sawah melalui pengembangan
rumah kompos untuk pemberian/penambahan bahan organik/kompos.
e. Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan.
6. Kebijakan pengembangan basis data sumber daya lahan dan air (tabular dan
spasial) yang akurat untuk pengembangan dan pengelolaan lahan dan air
irigasi pertanian.
7. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: tercapainya
pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil, adalah :
a. Diprioritaskan pada kawasan kekeringan dengan mendayagunakan baik
air permukaan maupun air tanah.
b. Pengembangan sumber air alternatif dan skala kecil secara berkelanjutan
dengan cara partisipatif.
8. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: tercapainya optimasi
pemanfaatan air irigasi, adalah:
a. Peningkatan fungsi prasarana irigasi,
b. Penerapan teknologi hemat air
c. Peningkatan partisipasi masyarakat.
9. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran: terwujudnya upaya
konservasi air dan lingkungan hidup, adalah :
a. Melakukan pemanenan air hujan dan aliran permukaan,
b. Fasilitasi pembangunan sarana prasarana konservasi air
c. Melakukan upaya pelestarian lingkungan hidup dalam segala aktivitas
pertanian yang terkait dengan sumber daya air.
d. Antisipasi kekeringan dan kebanjiran pada kawasan pertanian.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
12
e. Peningkatan partisipasi masyarakat/petani.
10. Kebijakan yang terkait dengan pencapalan sasaran : terwujudnya
peningkatan upaya antisipasi perubahan iklim, serta penyebarluasan
informasi perilaku iklim adalah:
a. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan Instansi terkait
dalam informasi tentang prakiraan iklim/cuaca.
b. Peningkatan diseminasi prakiraan iklim kepada petugas lapangan dan
petani.
c. Peningkatan pengetahuan petani tentang iklim melalui sekolah lapang
adaptasi perubahan iklim.
11. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran : terwujudnya
pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air dalam rangka pengelolaan
air irigasi, adalah :
a. Pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air
secara partisipatif dan berbasis pada kearifan lokal.
b. Fasilitasi pemberdayaan kelembagaan pemakai air.
12. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran : meningkatnya kualitas
koordinasi kelembagaan dalam penanganan masalah lahan dan air, adalah:
a. Pembentukan pokja penanganan masalah lahan dan air
b. Peningkatan intensitas forum komunikasi dan kerjasama antar instansi
terkait
13. Kebijakan yang terkait dengan pencapaian sasaran : meningkatnya kualitas
SDM pertanian dalam pengelolaan lahan dan air, adalah:
a. Peningkatan capacity building bagi petugas dan petani
b. Peningkatan efektivitas pembelajaran melalui pendampingan.
14. Kebijakan terkait dengan revitalisasi pembiayaan petani dan kelembagaan
petani dalam rangka meningkatkan ketersediaan pembiayaan/kredit bagi
petani, fokus pada :
a. Pembiayaan yang bersumber dari dana perbankan
b. Pembiayaan yang bersumber dari dana BUMN/CSR
c. Pembiayaan yang bersumber dari dana lembaga keuangan non bank
d. Pembiayaan yang bersumber dari pembiayaan swasta dan masyarakat
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
13
e. Pembiayaan yang bersumber dari dana masyarakat tani dan atau
masyarakat yang peduli terhadap pertanian
f. Pembiayaan yang bersumber dari dana pemerintah pusat (APBN) dan
pemerintah daerah (APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota)
g. Pembiayaan yang bersumber dari Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis
(LKM-A), dan Lembaga adat yang berkembang di masyarakat, serta
sumber pembiayaan lainnya.
15. Kebijakan terkait pupuk dan pestisida, adalah :
a. Penyediaan pupuk bersubsidi pada sektor pertanian untuk mendorong
penerapan pemupukan secara berimbang guna meningkatkan
produktivitas dan kualitas hasil pertanian.
b. Pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida ramah
lingkungan.
c. Peningkatan pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida pertanian dan
non peternakan.
16. Kebijakan pengembangan alsintan, di dalamnya memuat beberapa hal
sebagai berikut :
a. Kebijakan yang terkait dengan sasaran meningkatnya kepemilikan alsintan
pada 33 Propinsi sebesar 3 – 5 % adalah : (a) sosialisasi pelaksanaan
kegiatan kepemilikan alsintan (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan
Kabupaten guna pemantapan kegiatan kepemilikan alsintan (c) kebijakan
dalam pelaksanaan kegiatan kepemilikan alsintan.
b. Kebijakan yang terkait dengan terlaksananya project percontohan
optimasi pemanfaatan alsintan pada 5 lokasi setiap tahun adalah : (a)
sosialisasi pelaksanaan kegiatan percontohan optimasi pemanfaatan
alsintan (b) koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Kabupaten guna
pemantapan kegiatan percontohan (c) peningkatan partisipasi produsen
alsintan dalam mengoptimalkan penggunaan alsintan (d) kebijakan dalam
pelaksanaan kegiatan percontohan optimasi pemanfaatan alsintan.
c. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengawasan
pengadaan, peredaran dan penggunaan alat dan mesin pertanian yang
berdayaguna dan berhasilguna di 33 Propinsi (a) sosialisasi pengawasan
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
14
alsintan (b) meningkatkan jumlah dan kompetensi petugas pengawas
alsintan (c) meningkatkan dukungan sarana pengawasan alsintan.
d. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya penumbuhan dan
pengembangan UPJA Pemula, Berkembang, dan Profesional meningkat,
masing-masing 10%, 10% dan 15% per tahun adalah : (a) sosialisasi
Permentan No. 25 Tahun 2008 tentang pedoman penumbuhan dan
pengembangan UPJA (b) Pembentukan Tim UPJA (c) kebijakan
pemberdayaan dalam pengelolaan UPJA (d) peningkatan peranan UPJA
dalam pengembangan alsintan (e) kebijakan peningkatan integrasi
subsistem pengguna, penyedia alsintan, permodalan dan pembinaan
dalam keberlanjutan kelembagaan UPJA.
e. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pengembangan
bengkel alsintan di 33 Propinsi (a) sinkronisasi dan koordinasi dengan
instansi terkait (b) peningkatan peranan produsen alsintan dalam
pengembangan bengkel (c) peningkatan keahlian pengelola bengkel
alsintan.
f. Kebijakan yang terkait dengan terlaksananya penguatan UPJA di 33
Propinsi (a) sinkronisasi dan koordinasi dengan instansi terkait (b)
kebijakan bantuan dalam penguatan UPJA (c) peningkatan kompetensi
pengelola UPJA dalam mengembangkan bisnisnya (d) peningkatan
dukungan sarana untuk penguatan UPJA (e) peningkatan kualitas
layanan UPJA yang Profesional.
g. Kebijakan yang terkait dengan sasaran terlaksananya pilot percontohan
UPJA Mandiri melalui sekolah lapang alsintan di 5 lokasi per tahun (a)
sosialisasi pelaksanaan kegiatan pilot percontohan UPJA Mandiri (b)
koordinasi dengan Dinas Propinsi dan Dinas Kabupaten/Kota guna
penetapan lokasi sekolah lapang alsintan (c) peningkatan partisipasi
UPJA dalam mengoptimalkan penggunaan alsintan (d) kebijakan dalam
pengembangan sekolah lapang alsintan (e) kebijakan dalam memperluas
pelayanan jasa alsintan baik dari aspek jumlah maupun luas areal
layanan.
h. Kebijakan yang terkait dengan meningkatnya kualitas koordinasi dan
sinkronisasi dalam pengembangan, pengawasan, dan kelembagaan
alsintan di 33 Propinsi adalah kebijakan peningkatan forum komunikasi
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
15
dan informasi dalam pengembangan, pengawasan dan kelembagaan
alsintan.
2.1.3 Program dan Kegiatan
Program Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah :
Program Pengembangan dan Penyediaan Prasarana dan Sarana Pertanian
dengan indikator kinerja program adalah :
1) Tersedianya kebijakan di bidang Prasarana dan Sarana Pertanian
2) Tersedianya standart, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang
Prasarana dan Sarana Pertanian
3) Terlaksananya bimbingan teknis di bidang Prasarana dan Sarana
Pertanian
4) Luasan (Ha) areal pelayanan irigasi, area pengelolaan lahan dan area
pertanian baru.
5) Terbentuk dan terfasilitasinya Gapoktan PUAP dengan dana Stimulus dana
Penguatan Modal Usaha.
6) Terealisasi penyaluran kredit program KKP-E, kredit pembibitan sapi
bersubsidi, KUR, dan pembiayaan usaha tani melalui laba BUMN
7) Tersedianya rumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi di bidang pupuk dan pestisida pertanian dan non pertanian.
8) Terlaksananya penyediaan dan penyaluran pupuk untuk sektor pertanian.
9) Terlaksananya pengawasan peredaran dan penggunaan pupuk dan
pestisida
10) Terlaksananya pelayanan pendaftaran pupuk dan pestisida.
11) Tersedianya kebijakan di bidang alat dan mesin pertanian.
12) Tersedianya standart, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang alat
dan mesin pertanian.
13) Terlaksananya bimbingan teknis di bidang alat dan mesin pertanian
14) Jumlah unit alsintan yang digunakan, luasan (Ha) areal yang dikerjakan
menggunakan alsintan, jumlah petugas pengawas alsintan dan jumlah
UPJA/Bengkel Alsintan yang operasional.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
16
2.2 Rencana Kinerja Tahun 2011
Rencana Kinerja Tahun 2011 Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian difokuskan untuk mendukung 4 (empat) target sukses Kementerian
Pertanian terutama untuk pencapaian swasembada dan swasembada
berkelanjutan. Sasaran strategis yang disusun dalam rencana kinerja Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011 sebagai berikut :
1. Meningkatnya pembangunan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian.
2. Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI.
3. Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan.
4. Meningkatnya penggunaan pupuk.
5. Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan.
6. Meningkatnya manajemen dan kelembagaan UPJA.
7. Berkembangnya unit pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).
8. Optimalisasi pemanfaatan air irigasi.
Sasaran strategis Direktorat Jenderal Prasaran dan Sarana Pertanian
dituangkan dalam indikator kinerja yaitu terwujudnya pembangunan jalan usaha
tani, terwujudnya jalan produksi, terwujudnya pengembangan metode SRI,
terlaksananya pencetakan sawah, terlaksananya perluasan areal lahan kering,
tersalurnya pupuk bersubsidi ( urea, SP-36, ZA, NPK dan pupuk organik) ,
terealisasinya penyediaan traktor, terealisasinya penyediaan pompa air,
terealisasinya penguatan administrasi UPJA Pemula, UPJA Berkembang, UPJA
Profesional, tersalurnya dana BLM PUAP kepada petani, buruh tani, dan rumah
tangga tani miskin melalui gapoktan, terlaksananya kegiatan rehabilitasi JITUT,
terlaksananya kegiatan rehabilitasi JIDES, terlaksananya kegiatan rehabilitasi
TAM.
2.3 Penetapan Kinerja Tahun 2011
Penetapan Kinerja merupakan kontrak kerja antara Direktur Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian dengan Menteri Pertanian untuk melaksanakan kegiatan
yang mendukung Program Kementerian. Adapun kontrak kerja yang ditetapkan
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya pembangunan jalan pertanian pada kawasan tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan, dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
17
2. Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI.
3. Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan.
4. Meningkatnya penggunaan pupuk.
5. Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan.
6. Meningkatnya manajemen dan kelembagaan UPJA.
7. Berkembangnya unit pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).
8. Optimalisasi pemanfaatan air irigasi.
untuk dapat mengukur kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian maka ditetapkan Indikator kinerja. Indikator Kinerja Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011 adalah sebagai berikut :
a. Terwujudnya pembangunan Jalan Usaha Tani sepanjang 723 Km di 167
Kabupaten pada 31 Provinsi
b. Terwujudnya pembangunan Jalan Produksi sepanjang 861 Km di 198
Kabupaten pada 29 Provinsi
c. Terwujudnya pengembangan metode SRI seluas 11.400 Ha di 141
Kabupaten pada 27 Provinsi
d. Terlaksananya pencetakan sawah seluas 62.150 Ha di 188 Kabupaten pada
26 Provinsi
e. Terlaksananya perluasan areal lahan kering seluas 8.470 Ha di 64 Kabupaten
pada 18 Provinsi
f. Tersalurnya pupuk bersubsidi di 33 Provinsi :
Urea sebanyak 5.100.000 Ton
SP-36 sebanyak 750.000 Ton
ZA sebanyak 850.000 Ton
NPK sebanyak 2.350.000 Ton
Organik sebanyak 835.000 Ton
g. Terealisasinya penyediaan Traktor Roda sebanyak 661 unit di 31 Provinsi
pada 266 Kabupaten
h. Terealisasinya penyediaan pompa air sebanyak 427 unit di 21 Provinsi pada
133 Kabupaten
i. Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Pemula sebanyak 6.538
Paket di 32 Provinsi pada 356 Kabupaten
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
18
j. Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Berkembang sebanyak
2.344 Paket di 32 Provinsi pada 314 Kabupaten
k. Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Profesional sebanyak 892
Paket di 32 Provinsi pada 263 Kabupaten
l. Tersalurnya dana BLM PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga
tani miskin melalui gapoktan sebanyak 8000 gapoktan di 33 Provinsi
m. Terlaksananya kegiatan rehabilitasi JITUT seluas 95.667 Ha di 30 Provinsi
pada 287 kabupaten
n. Terlaksananya kegiatan rehabilitasi JIDES seluas 79.901 Ha di 29 Provinsi
pada 255 Kabupaten
o. Terlaksananya kegiatan Pengembangan TAM seluas 48.029 Ha di 13
Provinsi pada 56 Kabupaten.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
3.1 Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2011 ditetapkan
berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu : (1) sangat
berhasil (capaian > 100 persen) , (2) berhasil (capaian 80 – 100 persen) , (3)
cukup berhasil (capaian 60 – 79 persen), (4) kurang berhasil (capaian < 60
persen) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.
pengukuran kinerja kegiatan dilakukan melalui pengukuran indikator kinerja.
Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan angka realisasi dengan angka
target.
3.2 Pencapaian Kinerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Hasil pengukuran pencapaian kinerja dilakukan setelah semua data
pencapaian kinerja selesai dihimpun, maka satu per satu diukur realisasi
pencapaian rencana tingkat capaian (target) sasaran. Hasil pengukuran kinerja
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian tahun 2011 diukur
berdasarkan Penetapan Kinerja. Namun demikian karena terdapat perubahan
atau revisi pada target dan anggaran maka dijelaskan pula pengukuran kinerja
berdasarkan perubahan atau revisi yang telah dilakukan.
3.2.1. Pembangunan Jalan Pertanian
Kegiatan pembangunan jalan pertanian terdiri dari pembangunan jalan
usaha tani (JUT) dan pembangunan jalan produksi (Japrod).
a) Pembangunan Jalan Usaha Tani (JUT)
Pembangunan jalan usahatani diperlukan dalam rangka pengangkutan
hasil pertanian yang mempunyai sifat “perishable” (mudah rusak) yang
harus segera ditangani secara baik dan benar, sehingga penurunan mutu,
kerusakan dan kehilangan hasil dapat dihindari. Pengembangan jalan
usahatani dalam bentuk pembangunan baru, peningkatan kapasitas atau
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
20
rehabilitasi jalan usahatani dimaksudkan untuk memfasilitasi agar
kerusakan pengangkutan sarana produksi alat mesin pertanian serta
hasil-hasil pertanian dapat dihindari. Kegiatan ini dilaksanakan di 31
Propinsi di Indonesia. Kegiatan Pembangunan Jalan Usaha Tani pada
Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan sepanjang 723 Km di 31 Propinsi
dan dana yang dialokasikan sebesar Rp. 36.150.000.000,- . Namun
demikian target mengalami revisi Dipa sehingga target berubah menjadi
760 Km dan dana yang dialokasikan menjadi Rp. 38.000.000.000,-
Output dari kegiatan ini adalah terwujudnya pembangunan jalan usaha
tani sepanjang 760 Km di 31 Propinsi dan Outcome dari kegiatan ini
adalah meningkatnya kapasitas jalan usaha tani sesuai kebutuhan dan
memperlancar mengangkut hasil produk hasil pertanian dari lahan
pertanian menuju ke tempat pengumpulan sementara serta
memperlancar mobilitas alat mesin pertanian, pengangkutan sarana
produksi menuju lahan pertanian
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan jalan usaha tani pada tahun 2011 adalah 710 km
dengan Target sepanjang 760 km sehingga realisasi berdasarkan target
revisi adalah sebesar 93,42 % sedangkan anggaran terserap
Rp. 35.500.000.000 dari Pagu Sebesar Rp. 38.000.000.000 sehingga
realisasi berdasarkan Pagu revisi sebesar 93,42%.
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan jalan usaha tani masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat
berdasarkan persentase capaian sebesar 93,42%.
Kontribusi dari kegiatan Jalan Usaha Tani ini adalah memperlancar
proses produksi dan pemasaran hasil pertanian serta dapat juga
berdampak pada peningkatan pendapatan karena adanya akses yang
mempermudah untuk pemasaran hasil pertanian dan memperkecil tingkat
kerusakan produk pertanian.
.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
21
b) Pembangunan Jalan Produksi
Infrastruktur pertanian khususnya jalan produksi merupakan salah satu
komponen dalam subsistem hulu yang diharapkan dapat mendukung
subsistem usahatani, subsistem pengolahan dan subsistem pemasaran
hasil khususnya pada sentra-sentra produksi tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan. Kegiatan ini
dilaksanakan di 29 Propinsi di Indonesia.
Kegiatan Pembangunan Jalan Produksi pada Penetapan Kinerja (PK)
ditargetkan sepanjang 861 Km di 29 Propinsi dan dana yang dialokasikan
untuk kegiatan Pembangunan Jalan Produksi adalah sebesar
Rp. 86.100.000.000,- namun demikian target mengalami revisi Dipa
sehingga target berubah menjadi 898 Km dan dana yang dialokasikan
menjadi Rp. 89.800.000.000.
Output dari kegiatan ini adalah terwujudnya pembangunan Jalan Produksi
sepanjang 898 Km. Outcome dari kegiatan Pembangunan Jalan Produksi
adalah meningkatnya kapasitas jalan produksi sesuai kebutuhan,
membaiknya jalan produksi pada kawasan pertanain, tersedianya jalan
produksi pada kawasan pertanian.
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan jalan produksi pada tahun 2011 adalah 777 km dengan
Target sepanjang 898 km sehingga realisasi berdasarkan target revisi
sebesar 86,53 % sedangkan Anggaran terserap Rp. 77.700.000.000,-
dari Pagu sebesar Rp. 89.800.000.000 sehingga realisasi berdasarkan
pagu revisi adalah 86,53%. [
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan jalan produksi masuk dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat
berdasarkan persentase capaian sebesar 86,53%.
Kontribusi dari kegiatan Jalan Produksi ini adalah memperlancar proses
produksi dan pemasaran hasil pertanian serta dapat juga berdampak
pada peningkatan pendapatan karena adanya akses yang mempermudah
untuk pemasaran hasil pertanian serta memperkecil tingkat kerusakan
produk pertanian.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
22
3.2.2. Pengembangan Metode SRI
Pengembangan Metode SRI merupakan cara budidaya tanaman padi
yang intensif dan efisien dengan proses manajemen sistem perakaran
dengan berbasis pada pengelolaan tanah, tanaman dan air yang dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani. Sasaran kegiatan ini
adalah terealisasinya kegiatan Pengembangan Metode SRI dengan target
11.400 Ha. Kegiatan ini dilaksanakan di 27 Propinsi di Indonesia.
Kegiatan Pengembangan Metode SRI pada Penetapan Kinerja (PK)
ditargetkan seluas 11.400 Ha di 27 Propinsi dan dana yang dialokasikan
untuk kegiatan Pengembangan Metode SRI adalah sebesar
Rp. 25.650.000.000,- namun demikian target mengalami revisi Dipa
sehingga target berubah menjadi 11.180 Ha dan dana yang dialokasikan
menjadi Rp. 25.155.000.000,-
Output kegiatan adalah terwujudnya Pengembangan Metode SRI seluas
11.180 Ha dan Outcome dari kegiatan adalah terwujudnya usaha tani
padi sawah organik dengan metode SRI, terwujudnya peningkatan
produksi padi sawah organik metode SRI.
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan Pengembangan Metode SRI pada tahun 2011 adalah
10.440 Ha dari target seluas 11.180 Ha sehingga realisasi berdasarkan
target revisi sebesar 93,38% sedangkan Anggaran terserap sebesar
Rp. 23.527.136.000 dari Pagu sebesar Rp. 25.155.000.000 sehingga
realisasi berdasarkan pagu revisi adalah 93,53%.
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan pengembangan metode SRI masuk dalam kriteria (Berhasil) hal
ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 93,38%.
Kontribusi kegiatan pengembangan metode SRI dapat kita perkirakan
dengan asumsi bahwa kegiatan pengembangan metode SRI
menghasilkan penambahan produktivitas rata-rata 2 ton per Ha pada
tahun pertama, maka akan dapat menghasilkan produksi gabah sebesar
20.880 ton di Tahun 2011. Untuk tahun berikutnya produktivitas dan indek
pertanaman diperkirakan akan meningkat.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
23
3.2.3. Kegiatan Perluasan Areal Tanaman Pangan
Perluasan Areal Tanaman Pangan adalah suatu usaha penambahan
baku lahan sawah pada berbagai tipologi lahan yang belum diusahakan
untuk pertanian dengan sistim sawah seperti lahan irigasi, pasang surut
dan tadah hujan. Sasaran dari Kegiatan Perluasan Areal Tanaman
Pangan adalah meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan
tanaman pangan, cetak sawah dan lahan kering. Kegiatan ini
dilaksanakan pada 26 Propinsi untuk cetak sawah dan 18 propinsi untuk
lahan kering di Indonesia.
Kegiatan Perluasan Areal Tanaman Pangan cetak sawah dan lahan
kering pada Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan seluas 62.150 Ha untuk
cetak sawah dan 8.470 Ha untuk lahan kering di 26 Propinsi untuk cetak
sawah dan 18 Propinsi untuk lahan kering sedangkan dana yang
dialokasikan untuk kegiatan cetak sawah adalah sebesar
Rp. 489.775.000.000,- dan untuk kegiatan untuk lahan kering sebesar
Rp. 42.350.000.000,- . namun demikian target mengalami revisi Dipa
sehingga target berubah menjadi 62.100 Ha untuk cetak sawah dan
8.770 Ha untuk lahan kering sedangkan Pagu Anggaran menjadi
Rp. 488.495.000.000 untuk cetak sawah dan Rp. 43.250.000.000 untuk
lahan kering.
Output kegiatan adalah terwujudnya lahan sawah baru seluas 62.100 Ha
dan lahan kering seluas 8.770 Ha. Outcome dari kegiatan adalah
meningkatnya indeks pertanaman (IP) pada kawasan tanaman pangan
dan meningkatnya areal tanam pada kawasan tanaman pangan.
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan perluasan areal tanaman pangan pada tahun 2011
untuk lahan sawah baru dari target seluas 62.100 Ha terealisasi
55.257 Ha atau 88,98%. lahan kering dari target seluas 8.770 Ha
terealisasi 7.824 Ha atau 89,21%. Sedangkan realisasi keuangan dari
anggaran pencetakan sawah Rp. 488.495.000.000 terserap
Rp. 457.283.300.000 atau 93,61% . Realisasi anggaran untuk perluasan
areal tanaman pangan pada lahan kering sebesar Rp. 43.250.000.000
terserap Rp. 39.555.000.000 atau 91,46%.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
24
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan perluasan lahan sawah dan lahan kering masuk dalam kriteria
(Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 88,98%
untuk Cetak Sawah dan 89,21% untuk Lahan Kering.
Kontribusi kegiatan perluasan lahan sawah dan lahan kering dapat kita
perkirakan dengan asumsi bahwa kegiatan perluasan areal sawah
menghasilkan produktivitas rata-rata 2 ton per ha pada tahun pertama,
maka akan dapat menghasilkan produksi gabah sebesar 110.514 ton di
Tahun 2011. Untuk tahun berikutnya produktivitas dan indek pertanaman
diperkirakan akan meningkat. Demikian pula pada perluasan lahan kering
dengan asumsi produktivitas rata-rata 2 ton per ha pada tahun pertama
maka dihasilkan produktivitas gabah sebesar 15.648 ton.
3.2.4. Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi
Kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan
dan penyalurannya ditataniagakan dengan harga eceran tertinggi (HET)
yang ditetapkan di penyalur resmi di lini IV. Sasaran kegiatan Penyaluran
Pupuk Bersubsidi adalah Diterapkannya pemupukan berimbang spesifik
lokasi di tingkat petani, untuk mendukung peningkatan produktivitas dan
produksi serta memperbaiki kualitas hasil komoditas pertanian.
Kegiatan Penyaluran pupuk bersubsidi ditargetkan sebanyak 5.100.000
Ton untuk pupuk urea, 750.000 Ton untuk pupuk SP-36, 850.000 Ton
untuk pupuk ZA, 2.350.000 Ton untuk pupuk NPK dan 835.000 Ton untuk
pupuk Organik. Sedangkan dana yang dialokasikan sebesar Rp. 6.836,43
Milyar untuk pupuk urea, Rp.1,565,88 Milyar untuk pupuk SP-36,
Rp.897,83 Milyar untuk pupuk ZA, Rp.5.373,54 Milyar untuk pupuk NPK,
dan Rp. 888,87 Milyar untuk pupuk organik. namun demikian target
mengalami revisi Dipa sehingga target berubah menjadi 4.954.238 Ton
untuk pupuk urea, 750.000 Ton untuk pupuk SP-36, 975.000 Ton untuk
pupuk ZA, 2.350.000 Ton untuk pupuk NPK dan 703.986 Ton untuk
pupuk Organik. Sedangkan dana yang dialokasikan sebesar Rp. 6.704,4
Milyar untuk pupuk urea, Rp.1.565,88 Milyar untuk pupuk SP-36,
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
25
Rp. 1.029,86 Milyar untuk pupuk ZA, Rp.5.373,54 Milyar untuk pupuk
NPK, dan Rp. 888,87 Milyar untuk pupuk organik.
Output kegiatan adalah tersalurnya pupuk bersubsidi urea sebanyak
4.954.238 Ton, SP-36 sebanyak 750.000 Ton, ZA sebanyak 975.000
Ton, NPK sebanyak 2.350.000 Ton, organik sebanyak 703.986 Ton, di
33 propinsi dan Outcome kegiatan adalah Tersedianya pupuk bersubsidi
sampai di tingkat petani secara 6 tepat yaitu tepat jumlah, jenis, waktu,
tempat, dengan mutu terjamin dan harga sesuai dengan HET yang
ditetapkan pemerintah.
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan Penyaluran Pupuk Bersubsidi pada tahun 2011 adalah:
Target Pupuk Urea sebanyak 4.954.238 Ton terealisasi 4.526.945 Ton
(91,38%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 6.704,4 Milyar
terserap Rp. 5.793,33 Milyar ( 86,41% ) yang dilakukan melalui pola
transfer uang.
Target Pupuk SP-36 sebanyak 750.000 Ton terealisasi 733.007 Ton
(97,73%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp.1,565,88 Milyar
terserap Rp. 1.502,66 Milyar (95,96%) yang dilakukan melalui pola
transfer uang.
Target Pupuk ZA sebanyak 975.000 Ton terealisasi 953.446 Ton
(97,79%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 1.029,86 Milyar
terserap Rp. 995,44 Milyar ( 96,66% ) yang dilakukan melalui pola
transfer uang.
Target Pupuk NPK sebanyak 2.350.000 Ton terealisasi 1.799.801 Ton
(76,59%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp.5.373,54 Milyar
terserap Rp. 4.065,33 Milyar ( 76% ) yang dilakukan melalui pola transfer
uang.
Target Pupuk Organik sebanyak 703.986 Ton terealisasi 389.286 Ton
(55,30%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 888,87 Milyar
terserap Rp. 467,82 Milyar ( 53% ) yang dilakukan melalui pola transfer
uang.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
26
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi masuk dalam kriteria (Berhasil)
untuk pupuk urea, SP-36 dan ZA yaitu 91,38 % dan 97,73 % serta ZA
sebesar 97,79 % sedangkan untuk pupuk NPK masuk ke dalam kriteria
(Cukup Berhasil) yaitu 76 % dan untuk pupuk organik masuk ke dalam
kriteria (Kurang Berhasil) yaitu 53 % hal ini disebabkan sulitnya merubah
pola pikir petani untuk beralih dari menggunakan pupuk kimia menjadi
pupuk organik.
Kontribusi kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi bagi peningkatan
produksi padi adalah jaminan ketersediaan pupuk yang dapat
menjaga/meningkatkan produktivitas padi diareal sawah yang
mendapatkan pupuk.
3.2.5.Kegiatan Pemanfaatan Alsintan Untuk Pengolahan Lahan dan
Pengairan
Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan
adalah bantuan berupa traktor roda dan pompa air. Alat mesin pertanian
ini berperan penting dalam mempercepat proses pengolahan tanah
dengan mutu hasil yang lebih baik sehingga dapat berkontribusi dalam
upaya peningkatan itensitas pertanaman diberbagai ekologi lahan. Selain
itu melalui pemanfaatan alsintan akan mendukung upaya pemecahan
masalah kelangkaan tenaga kerja disektor pertanian yang banyak terjadi
di daerah. Sasaran kegiatan Bantuan Kepemilikan Alat Mesin Pertanian
adalah memperlancar pengolahan lahan.
Kegiatan bantuan kepemilikan alat mesin pertanian pada Penetapan
Kinerja (PK) ditargetkan sebanyak 661 unit untuk traktor roda dan
sebanyak 427 unit untuk pompa air. Sedangkan dana yang dialokasikan
untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp. 11.090.000.000,- untuk traktor
roda dan Rp. 8.580.000.000,- untuk pompa air. namun demikian target
mengalami revisi Dipa sehingga target berubah menjadi 687 unit untuk
traktor roda dan 414 unit untuk pompa air sedangkan dana yang
dialokasikan menjadi Rp. 11.555.000.000 untuk traktor roda dan
Rp. 8.280.000.000 pompa air.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
27
Output kegiatan adalah tersalurnya alat mesin pertanian Traktor roda
sebanyak 687 Unit dan Pompa Air sebanyak 414 unit di 31 propinsi.
Outcome kegiatan adalah meningkatnya Indeks Pertanaman (IP),
produksi dan produktivitas, serta bertambah luasnya garapan kawasan
pertanian.
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan
pengairan pada tahun 2011 adalah dari target Traktor Roda sebanyak
687 unit terealisasi 662 unit (96,36%), sedangkan realisasi keuangan dari
Rp. 11.555.000.000 terserap Rp. 11.205.000.000 atau 96,97%. dan
untuk pompa air dari target sebanyak 414 unit terealisasi 410 unit atau
99,03% dan realisasi keuangan dari Rp. 8.280.000.000 terserap
Rp. 8.200.000.000,- atau 99,03%.
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan
yang terdiri dari traktor roda dan pompa air masuk dalam kriteria
(Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase sebesar 96,36% untuk
Traktor Roda dan 99,03% untuk pompa air.
3.2.6.Kegiatan Kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan dan Mesin
Pertanian (UPJA)
Kegiatan Kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian
adalah kegiatan ekonomi dalam bentuk pelayanan jasa alsintan dalam
penanganan budidaya seperti jasa penyiapan lahan dan pengolahan
tanah, pemberian air irigasi, penanaman,pemeliharaan, perlindungan
tanaman termasuk pengendalian kebakaran maupun kegiatan panen,
pasca panen dan pengolahan hasil pertanian. Sasaran kegiatan Usaha
Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian adalah meningkatkan
pelayanan jasa alat dan mesin pertanian.
Kegiatan Penguatan usaha pelayanan Jasa alat dan mesin pertanian
(UPJA) pada Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan sebanyak 6.538 Paket
untuk UPJA Pemula, 2.344 Paket untuk UPJA Berkembang dan
sebanyak 892 Paket untuk UPJA Profesional. Dana yang dialokasikan
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
28
adalah sebesar Rp. 8.233.750.000,- untuk UPJA Pemula,
Rp. 3.130.000.000,- untuk UPJA Berkembang dan Rp. 1.161.250.000,-
untuk UPJA Profesional. namun demikian target mengalami revisi Dipa
sehingga target berubah menjadi 5.713 Paket untuk UPJA Pemula,
1.618 Paket untuk UPJA Berkembang dan sebanyak 555 Paket untuk
UPJA Profesional sedangkan Dana yang dialokasikan adalah sebesar
Rp. 7.141.250.000 untuk UPJA Pemula, Rp. 2.022.500.000 untuk UPJA
Berkembang dan Rp. 693.750.000 untuk UPJA Profesional.
Output kegiatan adalah terealisasinya kegiatan UPJA pemula sebanyak
5.713 Paket, UPJA Berkembang sebanyak 1.618 Paket, UPJA
Profesional sebanyak 555 Paket di 32 Propinsi dan Outcome kegiatan
adalah menguatnya struktur organisasi UPJA, meningkatnya informasi
dan data kelembagaan UPJA serta meningkatnya aktivitas kelembagaan
dan pelayanan UPJA.
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian pada
tahun 2011 adalah.
Target UPJA Pemula sebanyak 5.713 Paket terealisasi 5.419 Paket
(94,85%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 7.141.250.000
terserap Rp. 6.881.250.000 (96,36%) melalui pola transfer uang.
Target UPJA Berkembang sebanyak 1.618 Paket terealisasi 1.214 Paket
(75,03%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 2.022.500.000
terserap Rp. 1.682.500.000,- (83,19%) melalui pola transfer uang.
Target UPJA Profesional sebanyak 555 Paket terealisasi 390 Paket
(70,27%) sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp. 693.750.000
terserap Rp. 583.750.000,- (84,14%) melalui pola transfer uang.
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) masuk
dalam kriteria (Berhasil) untuk UPJA Pemula yaitu sebesar 94,85%
sedangkan UPJA Berkembang dan UPJA Profesional masuk ke dalam
kriteria (Cukup Berhasil) yaitu 75,03% dan 70,27%.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
29
3.2.7. Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) adalah
merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota,
baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga
tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
Sasaran kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
adalah berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin terjangkau sesuai
potensi pertanian desa.
Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) pada
Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan sebanyak 8000 gapoktan dengan
alokasi dana sebesar Rp. 1.006.993.130.000,- di 33 Propinsi. namun
demikian target mengalami revisi Dipa sehingga target berubah menjadi
10.000 Gapoktan dan dana yang dialokasikan sebesar
Rp. 1.002.881.335.000
Output kegiatan adalah tersalurnya bantuan Pengembangan Usaha
Agribisnis Pedesaan sebanyak 10.000 gapoktan di 33 Propinsi dan
Outcome kegiatan adalah meningkatnya kemampuan gapoktan dalam
memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha untuk petani,
meningkatnya kegiatan agribisnis di pedesaan.
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
pada tahun 2011 yaitu dari target sebanyak 10.000 gapoktan terealisasi
9.110 gapoktan atau (91,10%), sedangkan realisasi keuangan, dari
Rp. 1.002.881.335.000 terserap Rp. 912.425.114.825 ( 90,98% ).
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) masuk ke
dalam kriteria (Berhasil) hal ini dilihat berdasarkan persentase capaian
sebesar 91,10%.
Kontribusi kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
adalah berkembangnya 9.110 Usaha Agribisnis bagi para petani yang
menjadi pemasukan selain bertani.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
30
3.2.8. Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Air Irigasi
Kegiatan optimalisasi pemanfaatan air irigasi meliputi Pengembangan
jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT), Pengembangan jaringan irigasi
desa (JIDES), dan Pengembangan tata air mikro (TAM).
Pengembangan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)
adalah kegiatan pembangunan baru jaringan irigasi tingkat usaha tani
(JITUT) guna meningkatkan fungsi, pelayanan dan memperbaiki pola
operasi serta pemeliharaan jaringan irigasi. Sasaran kegiatan
pengembangan JITUT adalah meningkatnya luas areal yang terairi.
Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) pada
Penetapan Kinerja (PK) ditargetkan seluas 95.667 Ha dengan alokasi
dana sebesar Rp. 66.966.900.000,- namun demikian target mengalami
revisi Dipa sehingga target berubah menjadi 112.263 Ha dan dana yang
dialokasikan sebesar Rp. 78.584.100.000
Output kegiatan adalah terlaksananya pengembangan JITUT seluas
112.263 Ha dan Outcome kegiatan adalah berfungsinya Jaringan Irigasi
Tingkat Usaha Tani (JITUT) untuk mendukung pengembangan pertanian.
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan pengembangan JITUT pada tahun 2011 dari target
seluas 112.263 Ha terealisasi 112.263 Ha atau 100%, sedangkan
realisasi keuangan, dari anggaran Rp. 78.584.100.000 terserap
Rp. 78.584.100.000 atau 100% .
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan pengembangan JITUT masuk ke dalam kriteria (Berhasil) hal ini
dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 100%
Kontribusi kegiatan pengembangan JITUT dapat kita perkirakan dengan
asumsi bahwa kegiatan pengembangan JITUT meningkatkan indeks
pertanaman sebanyak 40 % pada tahun pertama, maka akan dapat
menghasilkan produksi gabah sebesar 224.526 ton di Tahun 2011.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
31
Pengembangan Jaringan Irigasi Desa (JIDES)
Kegiatan Pengembangan Jaringan Irigasi Desa (JIDES) adalah kegiatan
pembangunan baru jaringan irigasi desa (JIDES) guna meningkatkan
fungsi, pelayanan dan memperbaiki pola operasi serta pemeliharaan
jaringan irigasi. Sasaran kegiatan pengembangan JIDES adalah
meningkatnya luas areal yang terairi.
Kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi desa (JIDES) pada Penetapan
Kinerja (PK) ditargetkan seluas 79.901 Ha dengan alokasi dana sebesar
Rp. 79.901.000.000,- namun demikian target mengalami revisi Dipa
sehingga target berubah menjadi 83.845 Ha dan dana yang dialokasikan
sebesar Rp. 83.845.000.000
Output kegiatan ini adalah terlaksananya pengembangan JIDES seluas
83.845 Ha dan Outcome kegiatan adalah berfungsinya Jaringan Irigasi
Desa (JIDES) untuk mendukung pengembangan pertanian.
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan pengembangan JIDES pada tahun 2011 dari target
seluas 83.845 Ha terealisasi 83.845 Ha atau 100 %. sedangkan
realisasi keuangan, dari anggaran Rp. 83.845.000.000 terserap
Rp. 83.845.000.000 atau 100 %.
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan pengembangan JIDES masuk ke dalam kriteria (Berhasil) hal ini
dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 100%
Kontribusi kegiatan pengembangan JIDES dapat kita perkirakan dengan
asumsi bahwa kegiatan pengembangan JIDES meningkatkan indeks
pertanaman sebanyak 40 % pada tahun pertama, maka akan dapat
menghasilkan produksi gabah sebesar 167.690 ton di Tahun 2011.
Pengembangan Tata Air Mikro (TAM)
Kegiatan Pengembangan Tata Air Mikro (TAM) di lahan rawa bertujuan
meningkatkan Perluasan Areal Tanam melalui Penambahan Indeks
Pertanaman (IP), Penambahan Baku Lahan, peningkatan produktivitas
lahan serta membangun rasa memiliki petani terhadap jaringan irigasi
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
32
yang sudah dibangun. Sasaran kegiatan pengembangan tata air mikro
adalah meningkatnya luas pengembangan tata air mikro.
Kegiatan pengembangan tata air mikro (TAM) pada Penetapan Kinerja
(PK) ditargetkan seluas 48.029 Ha lahan sawah dengan alokasi dana
sebesar Rp. 48.029.000.000,- namun demikian target mengalami revisi
Dipa sehingga target berubah menjadi 48.701 Ha dana yang dialokasikan
sebesar Rp. 48.701.000.000
Output kegiatan ini adalah terlaksananya pengembangan tata air mikro
seluas 48.701 Ha dan Outcome kegiatan adalah berfungsinya Tata Air
Mikro (TAM) untuk mendukung pengembangan pertanian.
Hasil Capaian Kinerja :
Realisasi kegiatan pengembangan TAM pada tahun 2011 dari target
seluas 48.701 Ha terealisasi 48.701 ha atau 100 %, sedangkan realisasi
keuangan, dari anggaran Rp. Rp. 48.701.000.000 terserap
Rp. 48.701.000.000 atau 100% .
Berdasarkan kriteria pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran,
kegiatan pengembangan TAM masuk ke dalam kriteria (Berhasil) hal ini
dilihat berdasarkan persentase capaian sebesar 100%
Kontribusi kegiatan pengembangan TAM dapat kita perkirakan dengan
asumsi bahwa kegiatan pengembangan TAM menghasilkan produktivitas
rata-rata 3 ton per Ha pada tahun pertama, maka akan dapat
menghasilkan produksi gabah sebesar 146.103 ton di Tahun 2011.
Untuk tahun berikutnya produktivitas dan indek pertanaman diperkirakan
akan meningkat.
Berikut ini ukuran keberhasilan pencapaian sasaran Ditjen PSP dalam
bentuk tabel.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
33
Tabel 1. Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran Ditjen PSP
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
Realisasi Capaian Awal Revisi
1 Meningkatnya pembangunan Jalan Pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian
1 Terwujudnya pembangunan Jalan Usaha Tani di 167 Kabupaten, 31 Provinsi
723 760 Km 710 Km 93,42 Berhasil
2 Terwujudnya pembangunan Jalan Produksi di 198 Kabupaten, 29 Provinsi
861 898 Km 777 Km 86,53 berhasil
2 Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI
1 Terwujudnya pengembangan metode SRI di 141 Kabupaten, 27 Provinsi
11.400 11.180 Ha 10.440 Ha 93,38 Berhasil
3 Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan
1 Terlaksananya pencetakan sawah di 188 Kabupaten, 26 Provinsi
62.150 62.100 Ha 55.257 Ha 88,98 Berhasil
2 Terlaksananya perluasan areal lahan kering di 64 Kabupaten, 18 Provinsi
8.470 8.770 Ha 7.824 Ha 89,21 Berhasil
4 Meningkatnya penggunaan pupuk organik
1 Tersalurnya pupuk bersubsidi di 33 Provinsi
a. urea 5.100.000 4.954.238 Ton 4.526.945 Ton 91,38 Berhasil
b. SP - 36 750.000 750.000 Ton 733.007 Ton 97,73 Berhasil
c. ZA 850.000 975.000 Ton 953.446 Ton 97,79 Berhasil
d. NPK 2.350.000 2.350.000 Ton 1.799.801 Ton 76,59 Cukup Berhasil
e. Organik 835.000 703.986 Ton 389.286 Ton 55,3 Kurang Berhasil
5 Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan
1 Terealisasinya penyediaan Traktor Roda di 31 Provinsi, 266 Kabupaten
661 687 Unit 662 Unit 96,36 Berhasil
2 Terealisasinya penyediaan pompa air di 21 Provinsi, 133 Kabupaten
427 414 Unit 410 Unit 99,03 Berhasil
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
34
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
Realisasi Capaian Awal Revisi
6 Meningkatnya manajemen dan kelembagaan UPJA
1 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Pemula di 32 Provinsi, 356 Kabupaten
6.538 5.713 UPJA Pemula
5.419 Pkt 94,85 Berhasil
2 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Berkembang di 32 Provinsi, 314 Kabupaten
2.344 1.618 UPJA Berkembang
1.214 Pkt 75,03 Cukup Berhasil
3 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Profesional di 32 Provinsi, 263 Kabupaten
892 555 UPJA Profesional
390 Pkt 70,27 Cukup Berhasil
7 Berkembangnya unit Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
1 Tersalurnya dana BLM PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin melalui gapoktan di 33 Provinsi
8.000 10.000 Gapoktan 9.110 Gapoktan 91,1 Berhasil
8 Optimalisasi pemanfaatan air irigasi
1 Terlaksananya kegiatan rehabilitasi JITUT di 30 Provinsi, 287 kabupaten
95.667 112.263 Ha 112.263 Ha 100 Berhasil
2 Terlaksananya kegiatan rehabilitasi JIDES di 29 Provinsi, 255 Kabupaten
79.901 83.845 Ha 83.845 Ha 100 Berhasil
3 Terlaksananya kegiatan Pengembangan TAM di 13 Provinsi, 56 Kabupaten
48.029 48.701 Ha 48.701 Ha 100 Berhasil
3.3 Evaluasi Kinerja
1. Kegiatan pembangunan jalan pertanian, meliputi :
Kegiatan pembangunan jalan usaha tani (JUT) pada tahun 2010
menargetkan pembangunan sepanjang 485 km dan capaian realisasi
sepanjang 483 km atau 99,59%. Target pembangunan jalan Usaha
Tani pada Tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 57% menjadi
760 Km dan terealisasi sepanjang 710 Km atau 93,42%
Berdasarkan target Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
tahun 2011 – 2014 Jalan usaha tani ditargetkan sepanjang 7.400 km
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
35
dan sampai dengan tahun 2011 sudah terealisasi sepanjang 1.243 km
atau 17 %.
Kegiatan pembangunan jalan produksi (Japrod) pada tahun 2010
menargetkan pembangunan sepanjang 470 Km dan capaian realisasi
sepanjang 469 Km atau 99,79%. Target pembangunan jalan produksi
pada Tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 91% menjadi
898 Km dan terealisasi sepanjang 777 Km atau 86,53%
Berdasarkan target Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
tahun 2011 – 2014 Jalan Produksi ditargetkan sepanjang 4.146 km dan
sampai dengan tahun 2011 sudah terealisasi sepanjang 1.368 km
atau 33 %.
2. Kegiatan pengembangan metode SRI pada tahun 2010 ditargetkan seluas
9.790 Ha dan capaian realisasi seluas 9.434 Ha atau 96,36%. Target
pengembangan metode SRI pada tahun 2011 mengalami peningkatan
sebesar 14% menjadi 11.180 Ha dan terealisasi seluas 10.440 Ha
atau 93,38%.
Berdasarkan target Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian tahun
2011 – 2014 kegiatan pengembangan metode SRI ditargetkan seluas
139.585 Ha dan sampai dengan tahun 2011 sudah terealisasi seluas
20.970 Ha atau 15 %.
3. Kegiatan perluasan areal Tanaman Pangan, meliputi :
Kegiatan perluasan areal lahan sawah pada tahun 2010 menargetkan
perluasan lahan seluas 12.125 Ha dan capaian realisasi seluas
8.856 Ha atau 73,04%. Target kegiatan perluasan areal lahan sawah
pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 412% atau lebih
luas 4 kali dari tahun 2010 menjadi 62.100 Ha dan terealisasi seluas
55.257 Ha atau 88,98%.
Berdasarkan target Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
tahun 2011 – 2014 kegiatan perluasan lahan sawah ditargetkan seluas
237.975 Ha dan sampai dengan tahun 2011 sudah terealisasi seluas
74.225 Ha atau 31 %.
Kegiatan perluasan areal lahan kering pada tahun 2010 menargetkan
perluasan lahan seluas 1.050 Ha dan capaian realisasi seluas
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
36
1.077,2 Ha atau 102,62%. Target kegiatan perluasan areal lahan
kering pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 735% atau
lebih luas 7 kali dari tahun 2010 menjadi 8.770 Ha dan terealisasi
seluas 7.824 Ha atau 89,21%.
Berdasarkan target Renstra Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian
2011 – 2014 kegiatan perluasan areal lahan kering ditargetkan seluas
399.000 Ha dan sampai dengan tahun 2011 sudah terealisasi seluas
9.820 Ha atau 2 %.
4. Kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi :
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian melaksanakan Kegiatan
Penyaluran pupuk bersubsidi untuk pertama kalinya pada tahun 2011.
Sebelumnya kegiatan ini menjadi tanggung jawab Ditjen Tanaman Pangan,
sehingga pertanggung jawaban kegiatan ini pada tahun 2010 berada pada
Ditjen Tanaman Pangan.
5. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan :
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian melaksanakan Kegiatan
pemanfaatan alsintan untuk pertama kalinya pada tahun 2011.
Sebelumnya kegiatan ini menjadi tanggung jawab Ditjen Tanaman Pangan,
sehingga pertanggung jawaban kegiatan ini pada tahun 2010 berada pada
Ditjen Tanaman Pangan.
6. Kegiatan Kelembagaan UPJA, meliputi :
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian melaksanakan Kegiatan
Kelembagaan UPJA untuk pertama kalinya pada tahun 2011. Sebelumnya
kegiatan ini menjadi tanggung jawab Ditjen Tanaman Pangan, sehingga
pertanggung jawaban kegiatan ini pada tahun 2010 berada pada Ditjen
Tanaman Pangan.
7. Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP).
Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian melaksanakan Kegiatan
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) untuk pertama kalinya
pada tahun 2011. Sebelumnya kegiatan ini menjadi tanggung jawab
Sekretariat Jenderal Kementan sehingga pertanggung jawaban kegiatan ini
pada tahun 2010 berada pada Sekretariat Jenderal Kementan.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
37
8. Kegiatan optimalisasi pemanfaatan air irigasi :
Kegiatan optimalisasi pemanfaatan air irigasi pada Renstra tahun 2011 –
2014 ditargetkan seluas 1.450.000 Ha dan sampai dengan tahun 2011
sudah terealisasi seluas 353.095 Ha atau 24 %. Berikut ini perincian
per kegiatan optimalisasi pemanfaatan air irigasi yang terdiri dari kegiatan
JITUT, JIDES dan TAM :
Kegiatan pengembangan jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT),
pada tahun 2010 menargetkan luasan JITUT seluas 57.264 Ha dan
capaian realisasi seluas 57.525 Ha atau 100,46%. Target
pengembangan jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT), pada tahun
2011 mengalami peningkatan sebesar 96% menjadi 112.263 Ha dan
terealisasi seluas 112.263 Ha atau 100%.
Kegiatan pengembangan jaringan irigasi desa (JIDES) pada tahun
2010 menargetkan luasan JIDES seluas 45.102 Ha dan capaian
realisasi seluas 44.225 Ha atau 98,06%. Target pengembangan
jaringan irigasi desa (JIDES) pada tahun 2011 mengalami peningkatan
sebesar 86% menjadi 83.845 Ha dan terealisasi seluas 83.845 Ha
atau 100%.
Kegiatan pengembangan tata air mikro (TAM) pada tahun 2010
manargetkan luasan TAM seluas 5.920 Ha dan capaian realisasi
seluas 6.030 Ha atau 100,86%. Target pengembangan tata air mikro
(TAM) pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 723% atau
lebih luas 7 kali dari tahun 2010 menjadi 48.701 Ha dan terealisasi
seluas 48.701 Ha atau 100 %.
Berdasarkan hasil penyajian data dan informasi pengukuran keberhasilan
pencapaian sasaran masing-masing kegiatan utama serta melihat kegiatan
sebelumnya dapat diinterprestasikan keberhasilan akuntabilitas kinerja
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Kegiatan Tahun 2011
rata-rata lebih besar dari tahun sebelumnya dan realisasi umumnya dalam
kriteria Berhasil.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
38
3.4 Dukungan Sumber Daya Manusia
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mendapat dukungan
sumber daya manusia sebanyak 376 orang yang tersebar pada Sekretariat
Direktorat sebanyak 98 orang, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan
sebanyak 62 orang, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebanyak 74 orang,
Direktorat Pembiayaan Pertanian sebanyak 47 orang, Direktorat Pupuk dan
Pestisida sebanyak 59 orang dan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian
sebanyak 36. orang dengan rincian seperti pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Distribusi Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Berdasarkan Pangkat dan Golongan
No. Unit Eselon II Golongan Pegawai Total
(org) IV III II I
1 Setditjen 8 71 19 0 98
2 Dit. Perluasan dan Pengelolaan Lahan 12 38 12 0 62
3 Dit. Pengelolaan Air Irigasi 8 48 17 1 74
4 Dit. Pembiayaan Pertanian 9 35 3 0 47
5 Dit. Pupuk dan Pestisida 9 41 9 0 59
6 Dit. Alat dan Mesin Pertanian 6 25 5 0 36
Jumlah 52 258 65 1 376
Berdasarkan sebaran pejabat di lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian, sebanyak 88 orang yang terdiri dari pejabat eselon I
sebanyak 1 orang, pejabat eselon II sebanyak 6 orang, pejabat eselon III
sebanyak 24 orang dan pejabat eselon IV sebanyak 57 orang, dengan rincian
seperti pada Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Distribusi Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Berdasarkan Sebaran Pejabat Eselon I, II, III dan IV.
No. Pejabat Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Eselon I 1 - 1
2 Eselon II 5 1 6
3 Eselon III 22 2 24
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
39
No. Pejabat Laki-laki Perempuan Jumlah
4 Eselon IV 38 19 57
Jumlah 66 22 88
Berdasarkan sebaran pegawai menurut golongan pada Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian, pegawai golongan I sebanyak 1 orang,
golongan II sebanyak 65 orang, golongan III sebanyak 258 orang dan golongan
IV sebanyak 52 orang dengan rincian seperti pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Distribusi Pegawai Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Berdasarkan
Sebaran Pegawai Per Golongan.
No. Golongan A B C D E Jumlah
1 Gol I - - - 1 - 1
2 Gol II 13 16 25 11 - 65
3 Gol III 101 77 31 49 - 258
4 Gol IV 25 24 1 2 - 52
Jumlah 139 117 57 63 - 376
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
40
3.5 Akuntabilitas Keuangan Ditjen PSP
Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian untuk Tahun Anggaran
2011 mendapat dukungan anggaran sebesar Rp. 5.265.063.427.000,-
anggaran tersebut terbagi atas Dana Tugas Pembantuan sebesar
Rp. 2.396.359.638.000,- Dana Dekon sebesar Rp. 168.522.400.000,- dan
Dana Pusat sebesar Rp. 2.700.181.389.000,-.
Dana Pusat terdiri atas Dana PHLN sebesar Rp. 10.736.279.000,- dan Dana
APBN Rupiah Murni yang digunakan untuk mendukung kegiatan di 6 (enam)
Direktorat, antara lain Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan sebesar
Rp. 37.249.820.000,- Direktorat Pengelolaan Air Irigasi sebesar
Rp.6.570.553.000,- Direktorat Pembiayaan Pertanian sebesar
Rp. 1.318.999.924.000,- Direktorat Pupuk dan Pestisida sebesar
Rp. 1.105.176.890.000,- Direktorat Alat dan Mesin Pertanian sebesar
Rp. 3.225.436.000,- dan Sekretariat Direktorat sebesar Rp. 218.222.487.000,-
Adapun realisasi tercantum dalam tabel 5 dan tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 5. Daftar Pagu Ditjen PSP dan Realisasinya.
SATKER
PAGU REAL. PENYERAPAN No. %
1. PUSAT
2.700.181.389.000
2.520.611.523.415
93,35
2. Dekonsentrasi
168.522.400.000
19.097.532.000
11,33
3. Tugas Pembantuan
2.396.359.638.000 2.189.459.277.184
91,37
JUMLAH
5.265.063.427.000 4.729.168.332.599
89,82
Tabel 6. Daftar Pagu Anggaran per-Direktorat dan Realisasinya.
No. Unit Eselon II Pagu Realisasi %
1. Setditjen PSP 218.222.487.000 200.534.308.138 91,89
2. Dit. Perluasan dan Pengelolaan Lahan 37.249.820.000 32.147.132.404 86,30
3. Dit. Pengelolaan Air Irigasi (RM) 6.570.553.000 4.664.476.475 70,99
4. Dit. Pembiayaan Pertanian 1.318.999.924.000 1.174.811.066.619 89,07
5. Dit. Pupuk dan Pestisida 1.105.176.890.000 1.102.896.477.524 99,79
6. Dit. Alat dan Mesin Pertanian 3.225.436.000 2.807.129.274 87,03
7. PHLN 10.736.279.000 2.750.932.981 25,62
2.700.181.389.000 2.520.611.523.415 93,35 Jumlah
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
41
Pada TA. 2011, Kegiatan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
yang tercantum pada Penetapan Kinerja Kementerian Pertanian ada 8 kegiatan
yaitu pembangunan jalan pertanian, pengembangan metode SRI, perluasan
areal Tanaman Pangan, penyaluran pupuk bersubsidi, pemanfaatan alsintan
untuk pengolahan lahan dan pengairan, Kelembagaan UPJA, Pengembangan
Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), dan optimalisasi pemanfaatan air irigasi
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.928.403.935.000,- Realisasi
penyerapan anggaran secara keseluruhan mencapai Rp 1.785.675.150.825,-
atau 91%.
Secara rinci target dan realisasi keuangan dari 8 (delapan) kegiatan utama
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pembangunan jalan pertanian, meliputi :
Kegiatan pembangunan jalan usaha tani (JUT), dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 38.000.000.000 terealisasi sebesar
Rp. 35.500.000.000,- atau 93,42%
Kegiatan pembangunan jalan produksi, dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 89.800.000.000 dan terealisasi sebesar
Rp. 77.700.000.000,- atau 86,53%
2. Kegiatan pengembangan metode SRI dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 25.155.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 23.527.136.000,- atau
93,53%.
3. Kegiatan perluasan areal Tanaman Pangan, meliputi :
Kegiatan perluasan areal lahan sawah dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 488.495.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 457.285.300.000
atau 93,61%
Kegiatan perluasan areal lahan kering dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 43.250.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 39.555.000.000,-
atau 91,46%
4. Kegiatan penyaluran pupuk bersubsidi, meliputi :
Pupuk Urea dengan pagu anggaran sebesar Rp. 6.704,40 Milyar dan
terealisasi sebesar Rp. 5.793,33,- Milyar atau 86,41%
Pupuk SP-36 dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.565,88 Milyar dan
terealisasi sebesar Rp. 1.502,66 ,- Milyar atau 95,96 %
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
42
Pupuk ZA dengan pagu anggaran sebesar Rp. 1.029,86 Milyar dan
terealisasi sebesar Rp. 995,44,- Milyar atau 96,66%
Pupuk NPK dengan pagu anggaran sebesar Rp. 5.373,54 Milyar dan
terealisasi sebesar Rp. 4.065,33 ,- Milyar atau 75,65%
Pupuk Organik dengan pagu anggaran sebesar Rp. 888,87 Milyar dan
terealisasi sebesar Rp. 467,82,- Milyar atau 52,63%
5. Kegiatan pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan :
Traktor roda dengan pagu anggaran sebesar Rp. 11.555.000.000,-
terealisasi sebesar Rp. 11.205.000.000,- atau 96,97%
Pompa air dengan pagu anggaran sebesar Rp. 8.280.000.000,-
terealisasi sebesar Rp. 8.200.000.000,- atau 99,03%
6. Kegiatan Kelembagaan UPJA, meliputi :
UPJA Pemula dengan pagu anggaran sebesar Rp. 7.141.250.000,-
dan terealisasi sebesar Rp. 6.881.250.000 ,- atau 96,36 %
UPJA Berkembang dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 2.022.500.000 dan terealisasi sebesar Rp. 1.682.500.000 ,- atau
83,19%
UPJA Profesional dengan pagu anggaran sebesar Rp. 693750000,-
dan terealisasi sebesar Rp. 583.750.000 ,- atau 84,14 %
7. Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 1.002.881.335.000,- dan terealisasi sebesar
Rp. 912.425.114.825 ,- atau 90,98%
8. Kegiatan optimalisasi pemanfaatan air irigasi, meliputi :
Kegiatan pengembangan jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT),
dengan pagu anggaran sebesar Rp. 78.584.100.000 dan terealisasi
sebesar Rp. 78.584.100.000 ,- atau 100 %
Kegiatan pengembangan jaringan irigasi desa (JIDES), dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 83.845.000.000,- dan terealisasi sebesar
Rp. 83.845.000.000 ,- atau 100%
Kegiatan pengembangan tata air mikro (TAM), dengan pagu anggaran
sebesar Rp. 48.701.000.000,- dan terealisasi sebesar
Rp. 48.701.000.000 ,- atau 100 %
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
43
Berdasarkan pagu anggaran yang disediakan, kegiatan penyaluran pupuk
bersubsidi tidak termasuk dalam anggaran Ditjen PSP. Penyaluran pupuk
bersubsidi berasal dari dana B 99 Kementerian Keuangan yang kegiatannya
ditangani Direktorat Jenderal PSP dengan pagu anggaran sebesar
Rp. 15.562.550.000.000,- .dan terealisasi sebesar Rp. 12.824.580.000.000,-
atau 82%. Berdasarkan pagu anggaran yang disediakan dan dialokasikan,
realisasi anggaran yang ada dan dikaitkan dengan kinerja kegiatan maka
kegiatan-kegiatan tersebut diatas memiliki tingkat efisiensi yang relatif tinggi.
3.6 Hambatan dan Kendala
Dalam rangka meningkatkan kinerja di tahun mendatang, maka perlu diketahui
faktor yang menjadi hambatan keberhasilan dan permasalahan yang dihadapi
dalam pelaksanaan kegiatan strategis pada tahun 2011. Untuk itu melalui
analisis laporan serta hasil pemantauan ke lapangan dapat diketahui beberapa
faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau target tidak mencapai 100 %
serta langkah-langkah antisipasi yang perlu diambil pada tahun mendatang.
Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain :
1. Pendanaan kegiatan dirancang sama untuk skala nasional, sehingga pada
kondisi wilayah tertentu tidak mencukupi.
2. Calon lokasi yang telah dicadangkan setelah diteliti kembali ternyata secara
teknis tidak memenuhi syarat.
3. Adanya petani yang minta ganti rugi tanah yang akan dipakai untuk
kegiatan. Sedangkan di komponen pembiayaan tidak mengalokasikan dana
tersebut.
3.7 Upaya dan Tindak Lanjut
Tindak lanjut terhadap permasalahan yang tersebut di atas dalam rangka
meningkatkan kinerja di tahun mendatang antara lain :
1. Mengevaluasi kembali pendanaan untuk seluruh kegiatan pada Direktorat
Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian.
2. Melakukan pemantauan secara intensif baik dari Petugas Daerah maupun
Pusat.
3. Mengalokasikan dana untuk mendukung kelancaran kegiatan Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
44
BAB IV PENUTUP
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana
Pertanian, maka dalam rangka mendukung pencapaian empat target sukses
Kementerian Pertanian (pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan,
diversifikasi pangan, peningkatan daya saing dan nilai tambah ekspor, serta
peningkatan kesejahteraan petani), telah disusun Rencana Strategis dan Program
Kerja Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian 2011 – 2014 sebagai acuan
dalam pembangunan dan pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian untuk
mendukung sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
Pencapaian sasaran dilaksanakan secara bertahap setiap tahun melalui berbagai
program dan kegiatan yang meliputi aspek Perluasan dan Pengelolaan Areal Lahan,
Pengelolaan Air Irigasi, Pupuk dan Pestisida, Alat dan Mesin Pertanian, serta
Pembiayaan Pertanian.
Berbagai keberhasilan telah dicapai dalam memfasilitasi ketersediaan prasarana
dan sarana pertanian baik dari pengelolaan lahan, air irigasi, pembiayaan, pupuk,
pestisida, dan alat mesin pertanian. Namun masih banyak tantangan dan kendala
yang dihadapi untuk mencapai sasaran pembangunan prasarana dan sarana.
Keberhasilan program/kegiatan, kinerja dan pengembangan prasarana dan sarana
sangat tergantung dari partisiapsi aktif pelaku pertanian di lapangan, baik petani,
pembina, pemerintah daerah dan pusat.
Dalam mengupayakan capaian target kinerja baik terhadap kegiatan strategis
maupun untuk mendukung empat target sukses target Kementan, telah
dilaksanakan revisi kegiatan. Upaya ini telah dilakukan untuk mengakomodasi
permintaan petani/kelompok tani serta adanya penyesuaian kondisi lokasi kegiatan.
Adanya revisi, menyebabkan sasaran program menjadi lebih tinggi dari target
sebelumnya dan ada pula yang menyebabkan sasaran program menjadi lebih
rendah dari target sebelumnya. adanya perubahan tersebut dapat dijadikan sebagai
bahan perbaikan dalam rangka perencanaan yang lebih baik di masa yang akan
datang.
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2011
45
Pencapaian 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian melalui 8 kegiatan
utama Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang tercantum dalam
renstra Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2011-2014 bahwa
sampai dengan tahun 2011 realisasi target kegiatan yang ditargetkan pada renstra
2011-2014 baru mencapai antara 2 – 36 % untuk itu, kegiatan utama yang
mempunyai dampak besar dan realisasi targetnya masih rendah perlu adanya upaya
untuk peningkatan volume pada tahun 2012 – 2014.
No Sasaran Strategis
(1)
1Meningkatnya pembangunan Jalan Pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian
1 Terwujudnya pembangunan Jalan Usaha Tani di 167 Kabupaten, 31 Provinsi 723 Km
2 Terwujudnya pembangunan Jalan Produksi di 198 Kabupaten, 29 Provinsi 861 Km
2 Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI 1 Terwujudnya pengembangan metode SRI di 141 Kabupaten, 27 Provinsi 11,400 Ha
3 Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan 1 Terlaksananya pencetakan sawah di 188 Kabupaten, 26 Provinsi 62,150 Ha
2 Terlaksananya perluasan areal lahan kering di 64 Kabupaten, 18 Provinsi 8,470 Ha
4 Meningkatnya penggunaan pupuk organik 1 Tersalurnya pupuk bersubsidi di 33 Provinsi
a. urea 5,100,000 Ton
b. SP - 36 750,000 Ton
c. ZA 850,000 Ton
d. NPK 2,350,000 Ton
e. Organik 835,000 Ton
5 Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 1 Terealisasinya penyediaan Traktor Roda di 31 Provinsi, 266 Kabupaten 661 Unit
2 Terealisasinya penyediaan pompa air di 21 Provinsi, 133 Kabupaten 427 Unit
6 Meningkatnya manajemen dan kelembagaan UPJA 1 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Pemula di 32 Provinsi, 356 Kabupaten 6,538 UPJA Pemula
2 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Berkembang di 32 Provinsi, 314 Kabupaten 2,344 UPJA Berkembang
3 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Profesional di 32 Provinsi, 263 Kabupaten 892 UPJA Profesional
7 Berkembangnya unit Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 1Tersalurnya dana BLM PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin melalui gapoktan di 33 Provinsi
8,000 Gapoktan
8 Optimalisasi pemanfaatan air irigasi 1 Terlaksananya kegiatan rehabilitasi JITUT di 30 Provinsi, 287 kabupaten 95,667 Ha
2 Terlaksananya kegiatan rehabilitasi JIDES di 29 Provinsi, 255 Kabupaten 79,901 Ha
3 Terlaksananya kegiatan Pengembangan TAM di 13 Provinsi, 56 Kabupaten 48,029 Ha
Jumlah Anggaran :Program dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya MPR Rp. 1,915,227,187,000
Jakarta, Maret 2011
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,
Suswono Sumarjo Gatot Irianto
(3)
Menyetujui, Menteri Pertanian
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011
DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
Indikator Kinerja Target
(2)
No Sasaran Strategis
(1)
1Meningkatnya pembangunan Jalan Pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian
1 Terwujudnya pembangunan Jalan Usaha Tani di 167 Kabupaten, 31 Provinsi 723 Km
2 Terwujudnya pembangunan Jalan Produksi di 198 Kabupaten, 29 Provinsi 861 Km
2 Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI 1 Terwujudnya pengembangan metode SRI di 141 Kabupaten, 27 Provinsi 11,400 Ha
3 Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan 1 Terlaksananya pencetakan sawah di 188 Kabupaten, 26 Provinsi 62,150 Ha
2 Terlaksananya perluasan areal lahan kering di 64 Kabupaten, 18 Provinsi 8,470 Ha
4 Meningkatnya penggunaan pupuk organik 1 Tersalurnya pupuk bersubsidi di 33 Provinsi
a. urea 5,100,000 Ton
b. SP - 36 750,000 Ton
c. ZA 850,000 Ton
d. NPK 2,350,000 Ton
e. Organik 835,000 Ton
5 Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 1 Terealisasinya penyediaan Traktor Roda di 31 Provinsi, 266 Kabupaten 661 Unit
2 Terealisasinya penyediaan pompa air di 21 Provinsi, 133 Kabupaten 427 Unit
6 Meningkatnya manajemen dan kelembagaan UPJA 1 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Pemula di 32 Provinsi, 356 Kabupaten 6,538 UPJA Pemula
2 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Berkembang di 32 Provinsi, 314 Kabupaten 2,344 UPJA Berkembang
3 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Profesional di 32 Provinsi, 263 Kabupaten 892 UPJA Profesional
7 Berkembangnya unit Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 1Tersalurnya dana BLM PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin melalui gapoktan di 33 Provinsi
8,000 Gapoktan
8 Optimalisasi pemanfaatan air irigasi 1 Terlaksananya kegiatan rehabilitasi JITUT di 30 Provinsi, 287 kabupaten 95,667 Ha
2 Terlaksananya kegiatan rehabilitasi JIDES di 29 Provinsi, 255 Kabupaten 79,901 Ha
3 Terlaksananya kegiatan Pengembangan TAM di 13 Provinsi, 56 Kabupaten 48,029 Ha
RENCANA KINERJA TAHUNAN
DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN 2011
Indikator Kinerja Target
(2) (3)
Lampiran 2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
No Sasaran Strategis
(1) %
1Meningkatnya pembangunan Jalan Pertanian pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan sebagai infrastruktur pertanian
1 Terwujudnya pembangunan Jalan Usaha Tani di 167 Kabupaten, 31 Provinsi 723 Km 710 Km 98.20
2 Terwujudnya pembangunan Jalan Produksi di 198 Kabupaten, 29 Provinsi 861 Km 777 Km 90.24
2 Meningkatnya luas optimasi lahan pertanian dan pengembangan metode SRI 1 Terwujudnya pengembangan metode SRI di 141 Kabupaten, 27 Provinsi 11,400 Ha 10,440 Ha 91,58
3 Meningkatnya luas areal pertanian pada kawasan tanaman pangan 1 Terlaksananya pencetakan sawah di 188 Kabupaten, 26 Provinsi 62,150 Ha 55,257 Ha 88,91
2 Terlaksananya perluasan areal lahan kering di 64 Kabupaten, 18 Provinsi 8,470 Ha 7,824 Ha 92,37
4 Meningkatnya penggunaan pupuk organik 1 Tersalurnya pupuk bersubsidi di 33 Provinsi
a. urea 5,100,000 Ton 4,526,945 Ton 88.76
b. SP - 36 750,000 Ton 733,007 Ton 97.73
c. ZA 850,000 Ton 953,446 Ton 112.17
d. NPK 2,350,000 Ton 1,799,801 Ton 76.59
e. Organik 835,000 Ton 389,286 Ton 46.62
5 Meningkatnya pemanfaatan alsintan untuk pengolahan lahan dan pengairan 1 Terealisasinya penyediaan Traktor Roda di 31 Provinsi, 266 Kabupaten 661 Unit 662 Unit 100.15
2 Terealisasinya penyediaan pompa air di 21 Provinsi, 133 Kabupaten 427 Unit 410 Unit 96.02
6 Meningkatnya manajemen dan kelembagaan UPJA 1 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Pemula di 32 Provinsi, 356 Kabupaten 6,538 UPJA Pemula 5,419 Pkt 82.88
2 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Berkembang di 32 Provinsi, 314 Kabupaten 2,344 UPJA Berkembang 1,214 Pkt 51.79
3 Terealisasinya penguatan administrasi pada UPJA Profesional di 32 Provinsi, 263 Kabupaten 892 UPJA Profesional 390 Pkt 43.72
7 Berkembangnya unit Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) 1Tersalurnya dana BLM PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin melalui gapoktan di 33 Provinsi
8,000 Gapoktan 9,110 Gapoktan 113.88
8 Optimalisasi pemanfaatan air irigasi 1 Terlaksananya kegiatan rehabilitasi JITUT di 30 Provinsi, 287 kabupaten 95,667 Ha 112,263 Ha 117.35
2 Terlaksananya kegiatan rehabilitasi JIDES di 29 Provinsi, 255 Kabupaten 79,901 Ha 83,845 Ha 104.94
3 Terlaksananya kegiatan Pengembangan TAM di 13 Provinsi, 56 Kabupaten 48,029 Ha 48,701 Ha 101.40
Jumlah Anggaran : Rp.jumlah Realisasi : Rp.
Indikator Kinerja Target
(2) (3)
Realisasi
Fisik
1,915,227,187,000 1,762,675,850,825
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2011
DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIANLampiran 3. Pengukuran Kinerja (PK)