Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin
-
Upload
isna-kencana-paramore -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin
![Page 1: Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021215/577d35651a28ab3a6b905490/html5/thumbnails/1.jpg)
8/8/2019 Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin
http://slidepdf.com/reader/full/kata-consent-berasal-dari-bahasa-latin 1/7
Kata consent berasal dari bahasa latin "consensio" atau "concentio" kemudian dalam bahasa Inggris menjadi
"consent" yang berarti persetujuan, izin, menyetujui, persetujuan, memberi wewenang. Informed consent
atau real consent di Indonesia dikenal dengan " Persetujuan Tindakan Medik " berarti pernyataan setuju dari
pasien yang diberikan dengan bebas dan rasional, sesudah mendapat informasi dari dokter dan sudah
dimengerti oleh pasien. Informed consent tidak hanya diperlukan sebelum dilakukan tindakan medik karena
Informed consent adalah suatu proses bukan suatu yang sekali selesai. Jenis Informed consent adalah
dinyatakan secara lisan atau tertulis atau tersirat dalam keadaan biasa atau darurat.
Dalam perkembangan terakhir Informed consent dibuat penjelasan secara tertulis dalam hal-hal tertentu
informasi tertulis diwajibkan oleh hukum. Secara yuridis, kewajiban memberikan informasi kepada pasien
dibebankan kepada dokter untuk memperoleh persetujuan sebelum melakukan tindakan.
Hak pasien dalam doktrin Informed consent antara lain :
1.Hak untuk memperoleh informasi mengenai penyakitnya dan tindakan yang akan dilakukan dokter
terhadap dirinya .
2.Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
3.Hak untuk memilih alternative lain (jika ada)
4.Hak untuk menolak usul tindakan yang akan dilakukan.
Komunikasi antara dokter dengan pasien sangat penting dilakukan untuk menumbuhkan kepercayaan yang
akan mempererat hubungan berdasarkan kepercayaan. Manfaat Informed consent dari segi hukum adalah
beban komplikasi/ risiko yang mungkin timbul akan beralih dari dokter kepada pasien. Jika hubungan antara
dokter dengan pasien sudah sedekian erat, maka jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan maka pasien tidak
akan begitu mudah menuntut dokternya.
Pasien dapat menuntut dokter apabila tindakan medik yang dilakukan tanpa meminta persetujuan terlabih
dahulu dan hal ini digolongkan sebagai tindakan melakukan penganiayaan berdasarkan KUHP pasal 351.
Selain itu jika persetujuan yang diberikan tidak berdasarkan atas pemberian informasi yang cukup dan
adekuat pasien dapat melakukan tuntutan berdasarkan lack of Informed consent.
Informed consent terdiri dari tiga bagian :
1.Pengungkapan dan penjelasan kepada pasien dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien tentang :
penegakkan diagnosis, sifat dan prosedur atau tindakan medic yang diusulkan, kemungkinan timbulnya
risiko, manfaat, dan alternative (bila ada).
2.Memastikan bahwa pasien mengerti dengan apa yang telah dijelaskan kepadanya, pasien telah menerima
risiko-risiko tersebut dan pasien mengizinkan dilakukan prosedur tindakan.
3.Harus didokumentasikan.
Pasien harus mempunyai kesempatan untuk berfikir dan mempertimbangkan informasi yang diberikan oleh
dokter. Informasi atau penjelasan diberikan dalam bahasa yang dimengerti oleh pasien dan hindari
menggunakan bahasa medic. Tidak dibenarkan memberikan informasi saat pasien akan dibawa ke Kamar
Bedah.
Keputusan pasien mengenai tindakan medic atau perawatan medic harus dilakukan secara kolaboratif antara
pasien dengan dokter. Pada prinsipnya Informed consent adalah suatu proses bukan hanya sekedar meminta
pasien untuk menandatangani suatu formulir tetapi merupakan suatu kelanjutan atau pengukuhan yang
sebenarnya sudah disepakati antara dokter dengan pasien.
![Page 2: Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021215/577d35651a28ab3a6b905490/html5/thumbnails/2.jpg)
8/8/2019 Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin
http://slidepdf.com/reader/full/kata-consent-berasal-dari-bahasa-latin 2/7
Doktrin Informed consent adalah suatu prinsip dalam bidang etika yang direfleksikan ke dalam peraturan
hukum. Dari segi hokum medic, memperoleh informasi adalah hak pasien dan kewajiban dokter untuk
memberikannya. Pasien berhak tanpa harus diminta untuk memperoleh informasi mengenai panyakitnya
serta tindakan medic yang akan dilakukan oleh dokter terhadap dirinya.
Pada umumnya seorang dokter melihat pasien hanya dari segi medic, sedangkan pasien memiliki factor-
faktor yang harus dipertimbangkan, misalnya keuangan, keluarga, pasien, agama, psikis, sosial, dan lain-lain.
Merupakan hak azasi pasien (HAM) untuk menrtukan apa yang akan dilakukan terhadap dirinya.
Dokter yang akan melakukan tindakan medik bertanggung jawab dan diwajibkan untuk memberikan
penjelasan tentang Informed consent kepada pasien. Dokter bisa dituntut karena membocorkan rahasia
kedokteran, materi tentang Informed consent diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.
585/Menkes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik.Dasar hukum Informed consent adalah
hubungan dokter dengan pasien atas dasar kepercayaan, hak pasien untuk menentukan apa yang dikehendaki
terhadap dirinya sendiri, dan adanya hubungan kontrak terapeutik antara dokter dengan pasien. Tujuan
doktrin Informed consent adalah memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter dan
memberikan perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan bersifat negative karena
setiap tindakan medic terdapat suatu risiko.
Walaupun sudah ada Informed consent tertulis, dokter tidak bebas dari tuntutan bila melakukan kelalaian.Persetujuan pasien tidak dapat dilakukan setelah prosedur atau tindakan medik dilakukan karena menyalahi
prinsip utama dari Informed consent yang bersifat pro-aktif. Tidak semua tindakan medic selalu harus
dimintakan Informed consent, untuk tindakan rutin atau berisiko minimal seperti pengukuran tensi,
pemeriksaan darah tidak perlu diperlukan. Rekaman foto dan video yang merupakan bagian dari tindakan
pengobatan atau foto radiologi menggunakan kontras harus meminta izn terlebih dahulu. Demikian pula jika
foto dan rekaman video akan dipergunakan untuk pendidikan, publikasi atau penelitian harus meminta izin
khusus kepada pasiennya.
Informed consent
Tujuan dari informed consent adalah agar pasien mendapat informasi yang cukup untuk dapatmengambil keputusan atas terapi yang akan dilaksanakan. Informed consent juga berarti mengambil
keputusan bersama. Hak pasien untuk menentukan nasibnya dapat terpenuhi dengan sempurna apabila pasien
telah menerima semua informasi yang ia perlukan sehingga ia dapat mengambil keputusan yang tepat.
Kekecualian dapat dibuat apabila informasi yang diberikan dapat menyebabkan guncangan psikis pada
pasien.
Dokter harus menyadari bahwa informed consent memiliki dasar moral dan etik yang kuat. Menurut
American College of Physicians¶ Ethics Manual , pasien harus mendapat informasi dan mengerti tentang
kondisinya sebelum mengambil keputusan. Berbeda dengan teori terdahulu yang memandang tidak adanya
informed consent menurut hukum penganiayaan, kini hal ini dianggap sebagai kelalaian. Informasi yang
diberikan harus lengkap, tidak hanya berupa jawaban atas pertanyaan pasien.
Saat untuk memberi informasi
Setelah hubungan dokter pasien terbentuk, dokter memiliki kewajiban untuk memberitahukan pasien
mengenai kondisinya; diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, terapi, risiko, alternatif,
prognosis dan harapan. Dokter seharusnya tidak mengurangi materi informasi atau memaksa pasien untuk
segera memberi keputusan. Informasi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.Add content to
your paragraph here.
Elemen-elemen Informed consent
![Page 3: Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021215/577d35651a28ab3a6b905490/html5/thumbnails/3.jpg)
8/8/2019 Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin
http://slidepdf.com/reader/full/kata-consent-berasal-dari-bahasa-latin 3/7
Suatu informed consent harus meliputi :
1. Dokter harus menjelaskan pada pasien mengenai tindakan, terapi dan penyakitnya
2. Pasien harus diberitahu tentang hasil terapi yang diharapkan dan seberapa besar kemungkinan
keberhasilannya
3. Pasien harus diberitahu mengenai beberapa alternatif yang ada dan akibat apabila penyakit tidak
diobati
4. Pasien harus diberitahu mengenai risiko apabila menerima atau menolak terapi
Risiko yang harus disampaikan meliputi efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat
atau tindakan pemeriksaan dan operasi yang dilakukan.
R uang Lingkup Pemberian Informasi
Ruang lingkup dan materi informasi yang diberikan tergantung pada pengetahuan medis pasien saat
itu. Jika memungkinkan, pasien juga diberitahu mengenai tanggung jawab orang lain yang berperan serta
dalam pengobatan pasien.
Di Florida dinyatakan bahwa setiap orang dewasa yang kompeten memiliki hak dasar menentukantindakan medis atas dirinya termasuk pelaksanaan dan penghentian pengobatan yang bersifat
memperpanjang nyawa. Beberapa pengadilan membolehkan dokter untuk tidak memberitahukan diagnosis
pada beberapa keadaan. Dalam mempertimbangkan perlu tidaknya mengungkapkan diagnosis penyakit yang
berat, faktor emosional pasien harus dipertimbangkan terutama kemungkinan bahwa pengungkapan tersebut
dapat mengancam kemungkinan pulihnya pasien.
Pasien memiliki hak atas informasi tentang kecurigaan dokter akan adanya penyakit tertentu walaupun
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan inkonklusif.
HAL-HAL YANG DIINFORMASIKAN
Hasil Pemeriksaan
Pasien memiliki hak untuk mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Misalnya perubahan
keganasan pada hasil Pap smear. Apabila infomasi sudah diberikan, maka keputusan selanjutnya berada di
tangan pasien.
R isiko
Risiko yang mungkin terjadi dalam terapi harus diungkapkan disertai upaya antisipasi yang
dilakukan dokter untuk terjadinya hal tersebut. Reaksi alergi idiosinkratik dan kematian yang tak terduga
akibat pengobatan selama ini jarang diungkapkan dokter. Sebagian kalangan berpendapat bahwa
kemungkinan tersebut juga harus diberitahu pada pasien. Jika seorang dokter mengetahui bahwa tindakan
pengobatannya berisiko dan terdapat alternatif pengobatan lain yang lebih aman, ia harus
memberitahukannya pada pasien. Jika seorang dokter tidak yakin pada kemampuannya untuk melakukan
suatu prosedur terapi dan terdapat dokter lain yang dapat melakukannya, ia wajib memberitahukan pada
pasien.
Alternatif
![Page 4: Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021215/577d35651a28ab3a6b905490/html5/thumbnails/4.jpg)
8/8/2019 Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin
http://slidepdf.com/reader/full/kata-consent-berasal-dari-bahasa-latin 4/7
Dokter harus mengungkapkan beberapa alternatif dalam proses diagnosis dan terapi. Ia harus dapat
menjelaskan prosedur, manfaat, kerugian dan bahaya yang ditimbulkan dari beberapa pilihan tersebut.
Sebagai contoh adalah terapi hipertiroidisme. Terdapat tiga pilihan terapi yaitu obat, iodium radioaktif, dan
subtotal tiroidektomi. Dokter harus menjelaskan prosedur, keberhasilan dan kerugian serta komplikasi yang
mungkin timbul.
R ujuk an/ konsultasi
Dokter berkewajiban melakukan rujukan apabila ia menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan
yang ia miliki kurang untuk melaksanakan terapi pada pasien-pasien tertentu. Pengadilan menyatakan bahwa
dokter harus merujuk saat ia merasa tidak mampu melaksanakan terapi karena keterbatasan kemampuannya
dan ia mengetahui adanya dokter lain yang dapat menangani pasien tersebut lebih baik darinya.
Prognosis
Pasien berhak mengetahui semua prognosis, komplikasi, sekuele, ketidaknyamanan, biaya, kesulitan
dan risiko dari setiap pilihan termasuk tidak mendapat pengobatan atau tidak mendapat tindakan apapun.
Pasien juga berhak mengetahui apa yang diharapkan dari dan apa yang terjadi dengan mereka. Semua ini
berdasarkan atas kejadian-kejadian beralasan yang dapat diduga oleh dokter. Kejadian yang jarang atau tidak biasa bukan merupakan bagian dari informed consent .
Standar Pengungk apan Yang Dikembangk an Oleh Pengadilan
Dua pendekatan diadaptasi oleh pengadilan dalam menggambarkan lapangan kewajiban
pengungkapan seorang dokter - standar pengungkapan profesional, standar pengungkapan umum, atau
standar pasien secara layak.
Di bawah standar pengungkapan profesional, tugas dokter untuk membuka rahasia diatur oleh
standar pelaku medis, dilakukan di dalam lingkungan yang sama atau serupa. Standar pengungkapan ini yang
diatur seterusnya baik oleh undang-undang maupun hukum umum pada mayoritas peraturan Amerika Serikatmenetapkan bahwa seorang dokter harus memberi informasi sesuai dengan pelayanan kedokteran terkini.
Banyak pengadilan telah menegakkan standar pelaksana medis dalam komunitas yang sama atau serupa, di
bawah lingkungan yang sama atau serupa. Jika seorang dokter bertugas untuk mengungkapkan suatu fakta
dan jika begitu, fakta apa yang wajib diberitahukan bergantung pada yang biasa dilakukan pada komunitas
setempat.
Standar pengungkapan umum atau standar pasien secara layak, yang ditetapkan seterusnya oleh
undang-undang atau hukum umum dalam peraturan minoritas yang bermakna, membebankan tugas pada
dokter untuk memberitahu setiap informasi yang akan bergantung pada proses pembuatan keputusan oleh
pasien. Hal ini berbeda-beda sesuai kemampuan pasien untuk memahaminya. Bahkan dalam pengakuan
medis ahli yang mendukung, seseorang dapat saja melanggar standar pengungkapan yang seharusnya dalam
peraturan ini jika juri berkesimpulan bahwa informasi spesifik yang tidak diberitahukan akan berpengaruh
bermakna terhadap keputusan pasien apakah akan menjalani terapi tertentu atau tidak. Standar umum
membiarkan juri untuk memutuskan apakah dokter memberikan informasi yang cukup pada pasien untuk
membuat pilihan terhadap tatalaksana, sedangkan standar profesional membiarkan dokter untuk
menunjukkan apakah ia memberikan informasi yang cukup sesuai standar pelayanan medis dalam komunitas
tersebut. Perkembangan terkini adalah pengadilan yang mengadaptasi bentuk standar umum.
Sekali telah ditegakkan, baik oleh standar profesional atau umum, bahwa pasien tidak menerima
informasi yang biasanya dibutuhkan untuk membuat pilihan bijak mengenai apakah akan menolak atau
![Page 5: Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021215/577d35651a28ab3a6b905490/html5/thumbnails/5.jpg)
8/8/2019 Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin
http://slidepdf.com/reader/full/kata-consent-berasal-dari-bahasa-latin 5/7
menyetujui terapi, pengadilan akan memperhatikan materi dari informasi yang kurang tersebut; yaitu
akankah seseorang menolak atau menyetujui jika berada dalam lingkungan yang sama atau serupa. Dengan
kata lain, apakah kurangnya informasi menyebabkan kecacatan/kerugian yang memang sudah diduga atau
akankah pasien tetap menyetujuinya dalam keadaan apapun. Tergantung dari peraturan yang terlibat,
pengadilan telah menetapkan satu dari dua standar yaitu standar objektf (juri memutuskan apakah pasien
dalam keadaan serupa akan menolak terapi) atau standar subyektif (juri memutuskan apakah pasien yang
sebenarnya akan menolak terapi). Kebanyakan peraturan mengikuti standar objektif.
Siapa yang mengungk apk an ?
Siapa yang bertanggungjawab untuk mendapatkan informed consent pasien - pengadilan umumnya
telah menempatkan tugas ini pada dokter yang didatangi pasien pada waktu ada pertanyaan. Pengadilan
umumnya mengenali bahwa dokter, bukan perawat atau paramedis lainnya, berkemampuan untuk
mendiskusikan tatalaksana dan penanganannya. Perawat atau paramedis lainnya mungkin hanya penambah
atau pelengkap informasi spesifik dari dokter dengan informasi umum tergantung situasi pasien. Dokter,
selain dari dokter pertama pasien, memiliki kewajiban yang independen untuk memberi informasi mengenai
risiko, keuntungan, dan alternatif pilihan yang ditujukan padanya.
Pengadilan sangat jelas dalam opini tertulisnya bahwa tanggung jawab untuk memperoleh informedconsent dari pasien tetap dengan dokter dan tidak dapat didelegasikan. Dokter dapat mendelegasikan
otoritasnya (wewenangnya) untuk memperoleh informed consent kepada dokter lain namun tidak dapat
mendelegasikan tanggung-jawabnya untuk mendapatkan informed consent yang tepat.
Peranan R umah Sakit
Pertanyaan yang sering muncul, terutama dari dokter yang berpraktek di rumah sakit adalah ´Apakah
rumah sakit memiliki tanggung jawab untuk menjamin bahwa pasien menerima informasi yang cukup
meskipun pengadilan telah menempatkan tugas primer kepada dokter?´
Dalam teori respondeat superior , manajer rumah sakit dapat ditahan dengan dokter pegawai rumahsakit yang lalai untuk memperoleh informed consent yang dapat menimbulkan kecacatan dan kegawatan
pada pasien. Kebijakan rumah sakit harus mengatur mengenai bagaimana informed consent diperoleh.
Perawat atau petugas rumah sakit lainnya harus menunda terapi yang sudah direncanakan dokter jika
persetujuan yang sebelumnya sudah diberikan ditarik kembali oleh pasien, sehingga dokter dapat
mengklarifikasi kembali keputusan pasien. Pengadilan cenderung untuk menjatuhkan kewajiban yang lebih
ketat kepada rumah sakit untuk memastikan bahwa dokter memperoleh persetujuan/penolakan sebelum
melakukan tindakan.
Bentuk Persetujuan/Penolak an
Rumah sakit memiliki tugas untuk menjamin bahwa informed consent sudah didapat. Istilah untuk
kelalaian rumah sakit tersebut yaitu ´fraudulent concealment´. Pasien yang akan menjalani operasi mendapat
penjelasan dari seorang dokter bedah namun dioperasi oleh dokter lain dapat saja menuntut malpraktik
dokter yang tidak mengoperasi karena kurangnya informed consent dan dapat menuntut dokter yang
mengoperasi untuk kelanjutannya.
Bentuk persetujuan tidaklah penting namun dapat membantu dalam persidangan bahwa persetujuan
diperoleh. Persetujuan tersebut harus berdasarkan semua elemen dari informed consent yang benar yaitu
pengetahuan, sukarela dan kompetensi.
![Page 6: Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021215/577d35651a28ab3a6b905490/html5/thumbnails/6.jpg)
8/8/2019 Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin
http://slidepdf.com/reader/full/kata-consent-berasal-dari-bahasa-latin 6/7
Beberapa rumah sakit dan dokter telah mengembangkan bentuk persetujuan yang merangkum semua
informasi dan juga rekaman permanen, biasanya dalam rekam medis pasien. Format tersebut bervariasi
sesuai dengan terapi dan tindakan yang akan diberikan. Saksi tidak dibutuhkan, namun saksi merupakan
bukti bahwa telah dilakukan informed consent. Informed consent sebaiknya dibuat dengan dokumentasi
naratif yang akurat oleh dokter yang bersangkutan.
Otoritas Untuk Memberik an Persetujuan
Seorang dewasa dianggap kompeten dan oleh karena itu harus mengetahui terapi yang direncanakan.
Orang dewasa yang tidak kompeten karena penyakit fisik atau kejiwaan dan tidak mampu mengerti tentu saja
tidak dapat memberikan informed consent yang sah. Sebagai akibatnya, persetujuan diperoleh dari orang lain
yang memiliki otoritas atas nama pasien. Ketika pengadilan telah memutuskan bahwa pasien inkompeten,
wali pasien yang ditunjuk pengadilan harus mengambil otoritas terhadap pasien.
Persetujuan pengganti ini menimbulkan beberapa masalah. Otoritas seseorang terhadap persetujuan
pengobatan bagi pasien inkompeten termasuk hak untuk menolak perawatan tersebut. Pengadilan telah
membatasi hak penolakan ini untuk kasus dengan alasan yang tidak rasional. Pada kasus tersebut, pihak
dokter atau rumah sakit dapat memperlakukan kasus sebagai keadaan gawat darurat dan memohon pada
pengadilan untuk melakukan perawatan yang diperlukan. Jika tidak cukup waktu untuk memohon pada pengadilan, dokter dapat berkonsultasi dengan satu atau beberapa sejawatnya.
Jika keluarga dekat pasien tidak setuju dengan perawatan yang direncanakan atau jika pasien,
meskipun inkompeten, mengambil posisi berlawanan dengan keinginan keluarga, maka dokter perlu berhati-
hati. Terdapat beberapa indikasi dimana pengadilan akan mempertimbangkan keinginan pasien, meskipun
pasien tidak mampu untuk memberikan persetujuan yang sah. Pada kebanyakan kasus, terapi sebaiknya
segera dilakukan (1) jika keluarga dekat setuju, (2) jika memang secara medis perlu penatalaksanaan segera,
(3) jika tidak ada dilarang undang-undang.
Cara terbaik untuk menghindari risiko hukum dari persetujuan pengganti bagi pasien dewasa
inkompeten adalah dengan membawa masalah ini ke pengadilan.
Kemampuan Memberi Perijinan
Perijinan harus diberikan oleh pasien yang secara fisik dan psikis mampu memahami informasi yang
diberikan oleh dokter selama komunikasi dan mampu membuat keputusan terkait dengan terapi yang akan
diberikan. Pasien yang menolak diagnosis atau tatalaksana tidak menggambarkan kemampuan psikis yang
kurang. Paksaan tidak boleh digunakan dalam usaha persuasif. Pasien seperti itu membutuhkan wali biasanya
dari keluarga terdekat atau yang ditunjuk pengadilan untuk memberikan persetujuan pengganti.
Jika tidak ada wali yang ditunjuk pengadilan, pihak ketiga dapat diberi kuasa untuk bertindak atas
nama pokok-pokok kekuasaan tertulis dari pengacara. Jika tidak ada wali bagi pasien inkompeten yang
sebelumnya telah ditunjuk oleh pengadilan, keputusan dokter untuk memperoleh informed consent diagnosis
dan tatalaksana kasus bukan kegawatdaruratan dari keluarga atau dari pihak yang ditunjuk pengadilan
tergantung kebijakan rumah sakit. Pada keadaan dimana terdapat perbedaan pendapat diantara anggota
keluarga terhadap perawatan pasien atau keluarga yang tidak dekat secara emosional atau bertempat tinggal
jauh, maka dianjurkan menggunakan laporan legal dan formal untuk menentukan siapa yang dapat
memberikan perijinan bagi pasien inkompeten.
Pengecualian terhadap materi pemberitahuan
![Page 7: Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021215/577d35651a28ab3a6b905490/html5/thumbnails/7.jpg)
8/8/2019 Kata Consent Berasal Dari Bahasa Latin
http://slidepdf.com/reader/full/kata-consent-berasal-dari-bahasa-latin 7/7
Terdapat empat pengecualian yang dikenal secara umum terhadap tugas dokter untuk membuat
pemberitahuan meskipun keempatnya tidak selalu ada.
Pertama, seorang dokter dapat saja dalam pandangan profesionalnya menyimpulkan bahwa
pemberitahuan memiliki ancaman kerugian terhadap pasien yang memang dikontradiinkasikan dari sudut
pandang medis. Hal ini dikenal sebagai ´keistimewaan terapetik´ atau ´kebijaksanaan profesional´. Dokter
dapat memilih untuk menggunakan kebijaksanaan profesional terapetik untuk menjaga fakta medis pasien
atau walinya ketika dokter meyakini bahwa pemberitahuan akan membahayakan atau merugikan pasien.
Tergantung situasinya, dokter boleh namun tidak perlu membuka informasi ini kepada keluarga dekat yang
diketahui.
Kedua, pasien yang kompeten dapat meminta untuk tidak diberitahu. Pasien dapat melepaskan
haknya untuk membuat informed consent.
Ketiga, dokter berhak untuk tidak menyarankan pasien mengenai masalah yang diketahui umum atau
jika pasien memiliki pengetahuan aktual, terutama berdasarkan pengalaman di masa lampau.
Keempat, tidak ada keharusan untuk memberitahu pada kasus kegawatdaruratan dimana pasien tidak
sadar atau tidak mampu memberikan persetujuan sah dan bahaya gagal pengobatan sangat nyata.
K asus Kegawatdaruratan dan Informed Consent
Umumnya, hukum melibatkan persetujuan pasien selama keadaan gawat darurat. Pengadilan
biasanya menunda pada keadaan-keadaan yang membutuhkan penanganan segera untuk perlindungan nyawa
atau kesehatan pasien karena tidak memungkinkan untuk memperoleh persetujuan baik dari pasiennya
maupun orang lain yang memegang otoritas atas nama pasien. Pengadilan mengasumsikan bahwa seorang
dewasa yang kompeten, sadar, dan tenang akan memberikan persetujuan untuk penanganan menyelamatkan
nyawa. Penting untuk didokumentasikan keadaan yang terjadi saat gawat darurat. Pada keadaan tersebut,
dokter harus mencatat hal-hal berikut ini : 1) penanganan untuk kepentingan pasien, 2) terdapat situasi gawat
darurat, 3) keadaan tidak memungkinkan untuk mendapatkan persetujuan dari pasien atau dari orang lainyang memegang otoritas atas nama pasien.
Kenyataan bahwa tatalaksana yang diberikan mungkin memang disarankan secara medis atau
mungkin akan berguna di waktu mendatang tidaklah cukup untuk melakukannya tanpa persetujuan. Jika
dokter tidak yakin apakah kondisi pasien betul-betul membutuhkan tindakan segera tanpa persetujuan, maka
dokter tersebut perlu melakukan konfirmasi dengan sejawatnya.
Peraturan umum terkait persetujuan penanganan keadaan gawat darurat pada seorang anak sama saja
dengan orang dewasa. Pengadilan biasanya menunda menyetujui dokter yang mengobati pasien anak
³dewasa muda´ (di atas 15 tahun) yang sudah dapat memberi persetujuan penanganan keadaan gawat darurat
terhadap dirinya. Namun, tetap perlu diperhatikan untuk membuat informed consent dengan menghubungi
orang tua pasien atau orang lain yang bertanggung jawab atas pasien tersebut