Kasus1 Dinamika Keluarga Shalha

8
1. DINAMIKA KELUARGA SETELAH ANAK LAHIR a. Adaptasi Psikologis Pada Keluarga Setelah Anak Lahir Adaptasi Maternal Ada 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orang tua. Fase-fase penyesuaian maternal ini ditandai oleh perilaku dependen, perilaku dependen-mandiri, dan perilaku interdependen. Fase Dependen Rubin (1961) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase menerima (taking-in phase), sewaktu-waktu dimana ibu baru memerlukan perlindungan dan perawatan. Fase dependen ialah sewaktu-waktu yang penuh kegembiraaan dan kebanyakan orang tua sangat suka mengomunikasikannya. Mereka merasa perlu menyampaikan pengalaman mereka tentang kehamilan dan kelahiran dengan kata-kata. Kecemasan dan keasyikan terhadap peran barunya sering mempersempit lapangan persepsi ibu. Dalam fase dependen-mandiri ibu, secara bergantian muncul kebutuhan untuk mendapat perawatan dan penerimaan dari orang lain dan keinginan untuk bisa segala sesuatu secara mandiri. Rubin (1961) menjelaskan keadaan ini sebagai fase taking-hold, yang berlangsung kira-kira 10 hari. Dalam 6 sampai 8 minggu setelah melahirkan, kemampuan ibu untuk menguasai tugas-tugas sebagai orang tua merupakan hal yang penting. Keletihan setelah melahirkan diperburuk oleh tuntutan bayi yang banyak sehingga dengan mudah dapat timbul perasaan depresi. Keadaan fisiologis ini dapat menjelaskan depresi pascapartum ringan (baby-blues) keadaan depresif ini ditandai dengan menarik diri, kehilangan perhatian terhadap sekeliling dan menangis. Diharapkan bahwa pada akhir fase dependen-mandiri, tugas dan penyesuaian rutinitas sehari-hari akan mulai menjadi sesuatu pola yang tetap.

description

ftydfytdtydtydhgugutg

Transcript of Kasus1 Dinamika Keluarga Shalha

1. DINAMIKA KELUARGA SETELAH ANAK LAHIRa. Adaptasi Psikologis Pada Keluarga Setelah Anak Lahir Adaptasi MaternalAda 3 fase penyesuaian ibu terhadap perannya sebagai orang tua. Fase-fase penyesuaian maternal ini ditandai oleh perilaku dependen, perilaku dependen-mandiri, dan perilaku interdependen. Fase Dependen Rubin (1961) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase menerima (taking-in phase), sewaktu-waktu dimana ibu baru memerlukan perlindungan dan perawatan. Fase dependen ialah sewaktu-waktu yang penuh kegembiraaan dan kebanyakan orang tua sangat suka mengomunikasikannya. Mereka merasa perlu menyampaikan pengalaman mereka tentang kehamilan dan kelahiran dengan kata-kata. Kecemasan dan keasyikan terhadap peran barunya sering mempersempit lapangan persepsi ibu.Dalam fase dependen-mandiri ibu, secara bergantian muncul kebutuhan untuk mendapat perawatan dan penerimaan dari orang lain dan keinginan untuk bisa segala sesuatu secara mandiri. Rubin (1961) menjelaskan keadaan ini sebagai fase taking-hold, yang berlangsung kira-kira 10 hari. Dalam 6 sampai 8 minggu setelah melahirkan, kemampuan ibu untuk menguasai tugas-tugas sebagai orang tua merupakan hal yang penting. Keletihan setelah melahirkan diperburuk oleh tuntutan bayi yang banyak sehingga dengan mudah dapat timbul perasaan depresi. Keadaan fisiologis ini dapat menjelaskan depresi pascapartum ringan (baby-blues) keadaan depresif ini ditandai dengan menarik diri, kehilangan perhatian terhadap sekeliling dan menangis. Diharapkan bahwa pada akhir fase dependen-mandiri, tugas dan penyesuaian rutinitas sehari-hari akan mulai menjadi sesuatu pola yang tetap. Fase InterdependenTuntutan utama ialah menciptakan suatu gaya hidup yang melibatkan anak, tetapi dalam beberapa hal tidak melibatkan anak. Kebanyakan suami istri memulai lagi hubungan seksualnya pada minggu ke-3 atau ke-4 setelah anak lahir. Fase interdependen (letting-go) merupakan fase yang penuh stres bagi orang tua. Pria dan wanita harus menyelesaikan efek dari perannya masing-masing dalam hal mengasuh anak, mengatur rumah, dan membina karir. Adaptasi PaternalAyah menunjukkan keterlibatan yang dalam dengan bayi mereka. Greenberg dan Morris (1976) menyebut absorbs, keasyikan dan kesenangan ayah dengan bayinya sebagai engrossmen. Keinginan ayah untuk menemukan hal-hal yang unik maupun yang sama dengan dirinya merupakan karakteristik lain yang berkaitan dengan kebutuhan ayah untuk merasakan bahwa bayi ini adalah miliknya. Respon yang jelas ialah adanya daya tarik yang kuat dari bayi yang baru lahir. Suatu studi yang dilakukan oleh Henderson dan Browse (1991) tentang pengalaman beberapa ayah selama 3 minggu pertama kehidupan bayi menyatakan bahwa para ayah baru ini menjalani 3 tahap proses yang sudah bisa diperkirakan sebelumnya. Tahap pertama meliputi pengalaman prakonsepsi, yakni akan seperti apa rasanya jika mereka membawa bayi pulang ke rumah. Tahap kedua adalah realitas yang tidak menyenangkan tentang menjadi ayah baru. Perasaan sedih dan ragu seringkali menyertai realitas. Tahap ketiga meliputi keputusan yang dilakukan dengan sadar untuk mengontrol dan menjadi lebih aktif terlibat dalam kehidupan bayi mereka.Bantuan yang dibutuhkan meliputi bantuan untuk ayah dalam meninjau kembali harapan pada saat menjadi ayah, memberi informasi yang realistis dan konsisten tentang tingkah laku bayi dan melibatkan ayah yang ingin mengetahui cara perawatan bayi. Adaptasi SiblingMemperkenalkan bayi kepada suatu keluarga dengan satu anak atau lebih bisa menjadi persoalan bagi orang tua. Anak yang lebih tua harus menyusun posisi baru dalam hierarki keluarga. Anak yang tertua harus tetap berada dalam posisi sebagai pemimpin. Kelakuan mundur ke usia yang lebih muda bisa terlihat pada beberapa anak. Mereka bisa kembali mengompol, merengek, dan tidak mau makan sendiri. Reaksi kecemburuan dapat muncul ketika sukacita akan kehadiran bayi di rumah mulai pudar. Ibu dan ayah menghadapi sejumlah tugas yang terkait dengan penyesuaian dan permusuhan antar saudara. Tugas-tugas tersebut adalah: Membuat anak yang lebih tua merasa dikasihi dan diinginkan. Mengatasi rasa bersalah yang timbul dari pemikiran bahwa anak yang lebih tua mendapat perhatian dan waktu yang lebih sedikit. Mengembangkan rasa percaya diri dalam kemampuan mereka mengasuh lebih dari satu anak. Menyesuaikan waktu dan ruang untuk menampung bayi baru tersebut. Memantau perlakuan anak yang lebih tua terhadap bayi yang lebih lemah dan mengalihkan perilaku yang agresif.Penyesuaian awal anak yang lebih tua terhadap bayi baru lahir membutuhkan waktu. Kasih saudara kandung bertumbuh seperti juga kasih sayang yang lain yaitu melalui kebersamaan yang mereka jalani dan dengan berbagi pengalaman. Adaptasi Bayi - OrangtuaInteraksi orangtua-bayi ditandai oleh suatu rangkaian irama, repertoar perilaku dan pola tanggung jawab (Field, 1978). Interaksi dapat diperbaiki dengan cara berikut : (1) modulasi ritme, (2) modifikasi repertoar perilaku dan (3) respons yang mutual.(1) RitmeUntuk mengatur ritme, baik orang tua maupun bayi harus mampu untuk saling berinteraksi. Orang tua harus berusaha keras membantu bayi mempertahankan keadaan sadar penuh dalam waktu yang cukup lama dan cukup sering sehingga interaksi dapat terjadi. Ibu multipara menunjukkna rasa sensitif dan mampu memberi respons dengan sangat baik terhadap ritme makan bayinya. Ibu yang sensitif terhadap makan memberi kesempatan pada bayinya untuk berhenti mengisap. Semakin lama bayi dapat melakukan interaksi yang lebih lama menyesuaikan ritme aktivitas, yaitu gerakan anggota gerak, mengisap, mengubah arah pandang dan habituasi. Untuk sementara orang dewasa belajar memahami ritme ini, mengatur dan dengan demikian mempermudah interaksi yang ritmis (Field, 1978).(2) RepertoarRepertoar bayi meliputi perilaku memandang, bersuara dan ekspresi wajah. Bayi mampu fokus dan mengikuti wajah manusia sejak lahir. Bayi juga mampu mengubah arah pandangnya. Kemampuan ini dikontrol secara volunter. Bayi tampak menjauhkan pandangannya dari wajah ibu saat diberi stimulus untuk mengatur tingkat kesadarannya dan memproses stimulasi yang ia terima (Field, 1978). Brazelton, dkk (1974) mengatakan bahwa salah satu kunci respon yang harus dipelajari orang tua adalah kesadaran akan kapasitas bayi untuk mendapatkan perhatian dan sebaliknya. Sikap tubuh membentuk sebagian bahasa awal bayi. Bayi memberi salam pada orang tua dengan melambaikan tangannya atau berusaha meraih tangan orang tua. Bayi dapat menaikkan alis untuk memperoleh perhatian sayang. Repertoar orang tua mencakup berbagai perilaku dalam berinteraksi dengan bayi mereka. Salah satu bentuk perilaku ini ialah memandang bayi secara konstan dan memperhatikan perilaku bayi tersebut.Orang tua juga menggunakan ekspresi wajah sebagai media dalam berinteraksi. Seperti ekspresi kejutan, kebahagiaan, dan kebingungan dalam mengomunikasikan hal tersebut pada bayi. Orang tua juga dapat meniru perilaku bayi. Apabila bayi tersenyum orang tua juga akan tersenyum.(3) ResponKesatuan respon ialah respon yang terjadi pada waktu tertentu dan bentuknya sama dengan perilaku stimulus. Dengan kata lain respon tersebut berfungsi sebagai umpan balik positif. Orang dewasa melihat perilaku bayi seperti tersenyum, bersuara dan melakukan kontak mata. Respon-respon ini berfungsi sebagai imbalan bagi individu yang memberi stimulus. Apabila orang dewasa meniru bayi, bayi tampak menikmati respon tersebut. Faktor yang Memengaruhi Respon OrangtuaCara orang tua berespon terhadap kelahiran anaknya dipengaruhi berbagai faktor, meliputi usia, jaringan sosial, budaya, keadaan sosial ekonomi dan aspirasi pribadi tentang masa depan. Usia maternal lebih dari 35 tahun. Masalah dan kekuatiran yang terkait dengan kelompok ibu berusia lebih dari 35 tahun semakin banyak muncul pada dekade terakhir ini. Penelitian menunjukkan beberapa faktor tertentu yang mempengaruhi respon orang tua pada kelompok yang lebih tua ini: keletihan dan kebutuhan untuk lebih banyak istirahat tampaknya telah menjadi masalah utama pada orang tua yang sudah berusia ini (Queenan, 1987). Tindakan yang bertujuan membantu ibu memperoleh kembali kekuatan dan vanus otot misalnya latihan senam prenatal dan pascapartum sangat dianjurkan. Proses menjadi orang tuaSelama periode prenatal ibu ialah salah satunya pihak yng membentuk lingkungan tempat janin berkembang dan bertumbuh. Tugas, tanggung jawab dan sikap yang membentuk peran menjadi orang tua dirumuskan oleh Steele dan Pollack (1968) sebagai fungsi menjadi ibu (mothering function). Ini merupakan proses orang dewasa (pribadi yang matang, penyayang, mampu dan mandiri) mulai mengasuh seorang bayi (kepribadian tidak matang, tidak berdaya, dependen).Steele dan Pollack (1968) menyatakan bahwa menjadi orang tua merupakan satu proses yang terdiri dari dua komponen. Komponen pertama bersifat praktis atau mekanis, melibatkan keterampilan kognitif dan motorik; komponen kedua, bersifat emosional, melibatkan keterampilan afektif dan kognitif. Kedua komponen ini penting untuk perkembamgan dan keberadaan bayi. Perkenalan, ikatan dan kasih sayang dalam menjadi orang tuaProses ini sering disebut attachment (kasih sayang) atau bonding (ikatan), istilah yang sering tertukar pemakaiannya walaupun sebenarnya memiliki definisi yang berbeda. Bonding, didefinisikan brazelton (1978) sebagai sesuatu ketertarikan mutual pertama antar individu. Attachment terjadi pada periode kritis seperti pada kelahiran atau adopsi. Proses kasih sayang dijelaskan sebagai sesuatu yang linear, dimulai saat ibu hamil, semakin menguat pada awal periode pascapartum dan begitu terbentuk akan menjadi konstan dan konsisten.Mercer (1982) menulis lima prakondisi yang mempengaruhi ikatan sebagai berikut: 1. Kesehatan emosional orang tua (termasuk kemampuan untuk mempercaya orang lain).1. Sistem dukungan sosial meliputi pasangan hidup, teman dan keluarga.1. Suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang kompeten.1. Kedekatan orang tua dengan bayi.1. Kecocokan orang tua bayi (termasuk keadaan, temperamen dan jenis kelamin bayi).Menurut Stainton (1983); ikatan ialah pertukaran perasaan karena adanya ketertarikan, respon, dan kepuasan dan intensitasnya bisa berubah bila kadar berubah seiring berjalan waktu. Ikatan berkembang dan dipertahankan oleh kedekatan dan interaksi. Mercer (1982) mencatat bahwa ikatan dipermudah oleh adanya umpan balik positif: umpan balik positif meliputi respon sosial, respon verbal dan bukan verbal, baik yang sejati atau bukan, yang menunjukkan penerimaan satu sama lain.Bayi menunjukkan perilaku penanda (signaling behaviour) seperti menangis, tersenyum dan mengeluarkan suara yang menginisiasikan kontak dan membuat ibu mendekati anaknya. Perilaku ini kemudian diikuti oleh perilaku eksekutif, seperti rooting, menggengam dan penyesuaian postur untuk mempertahankan kontak. Bagian penting dari ikatan ialah perkenalan (Klaus, 1982). Orang tua melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengekplorasi segera setelah mereka mengenai bayinya. Peran Orangtua Setelah Bayi LahirSelama masa pascapartum, tugas dan tanggung jawab baru muncul dan kebiasaan lama perlu diubah atau ditambah dengan yang baru. Ibu dan ayah memberi respons terhadap terhadap peran orang tua melalui suau perjalanan waktu yang bisa diduga sebelumnya. Periode waktu berkonsolidasi ini meliputi peran bernegosiasi juga meliputi stabilisasi tugas-tugas seiring upaya untuk menetapkan komitmen.