Kasus Repro 2 - SP

3
a. Seorang wanita berusia 35 th, saat ini hamil anak kelima diantar suami ke rumah sakit dengan keluhan keluar cairan dan ketuban dari jalan lahir sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan keinginan untuk mengejan. Anak terakhir berusia 1,5 tahun. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien didiagnosis TB paru oleh dokter dan saat ini sedang dalam pengobatan untuk program 6 bulan. HPHT 12 des 2014. Pasien menghendaki kontrasepsi setelah melahirkan. Dari pemeriksaan didapatkan T 120/80, nadi 80 kali / menit, RR 20 kali permenit, his + 10’3x25”. VT pembukaan 8 eff 50 %, kepala hodge 2, BJA 11/11/11. Setelah observasi 2 x 2 jam tidak didapatkan kemajuan persalinan. Apakah yang harus dilakukan pada pasien tersebut? Setelah dilakukan drip oksitosin dengan tetesan 30 tetes, his mulai adekuat, dan ibu mulai mengejan. VT didapatkan pembukaan lengkap, kepala hodge III, ketuban positif,BJA 11/11/11. Apa yang harus dilakukan? Setelah proses persalinan, bayi lahir dengan APGAR SCORE 1 menit 8, 5 menit 10. Apakah yang harus dilakukan? Setelah 30 menit ditunggu tidak didapatkan tanda-tanda pelepasan plasenta. Kondisi ibu stabil. Kontraksi uterus cukup. Apakah yang harus dilakukan? Setelah plasenta lahir dengan lengkap, didapatkan kontraksi uterus sudah baik, kondisi vital sign dalam batas normal, apakah yang harus dilakukan pada ibu tersebut? 3 hari paska persalinan ibu menghendaki pulang, apakah KIE yang harus diberikan kepada ibu tersebut untuk dirinya dan bayinya? Pertanyaan : 1. Apakah permasalahan pasien pada alinea pertama tersebut? 2. Faktor apa sajakah yang meungkin berperan untuk terjadinya kasus tersebut? 3. Bagaimanakan solusi penanganan pasien tersebut?

description

wed

Transcript of Kasus Repro 2 - SP

Page 1: Kasus Repro 2 - SP

a. Seorang wanita berusia 35 th, saat ini hamil anak kelima diantar suami ke rumah sakit dengan keluhan keluar cairan dan ketuban dari jalan lahir sejak 2 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan keinginan untuk mengejan. Anak terakhir berusia 1,5 tahun. Sejak 3 bulan yang lalu, pasien didiagnosis TB paru oleh dokter dan saat ini sedang dalam pengobatan untuk program 6 bulan. HPHT 12 des 2014. Pasien menghendaki kontrasepsi setelah melahirkan. Dari pemeriksaan didapatkan T 120/80, nadi 80 kali / menit, RR 20 kali permenit, his + 10’3x25”. VT pembukaan 8 eff 50 %, kepala hodge 2, BJA 11/11/11. Setelah observasi 2 x 2 jam tidak didapatkan kemajuan persalinan. Apakah yang harus dilakukan pada pasien tersebut?Setelah dilakukan drip oksitosin dengan tetesan 30 tetes, his mulai adekuat, dan ibu mulai mengejan. VT didapatkan pembukaan lengkap, kepala hodge III, ketuban positif,BJA 11/11/11. Apa yang harus dilakukan?

Setelah proses persalinan, bayi lahir dengan APGAR SCORE 1 menit 8, 5 menit 10. Apakah yang harus dilakukan?

Setelah 30 menit ditunggu tidak didapatkan tanda-tanda pelepasan plasenta. Kondisi ibu stabil. Kontraksi uterus cukup. Apakah yang harus dilakukan?

Setelah plasenta lahir dengan lengkap, didapatkan kontraksi uterus sudah baik, kondisi vital sign dalam batas normal, apakah yang harus dilakukan pada ibu tersebut?

3 hari paska persalinan ibu menghendaki pulang, apakah KIE yang harus diberikan kepada ibu tersebut untuk dirinya dan bayinya?

Pertanyaan :

1. Apakah permasalahan pasien pada alinea pertama tersebut?2. Faktor apa sajakah yang meungkin berperan untuk terjadinya kasus tersebut?3. Bagaimanakan solusi penanganan pasien tersebut?4. Apakah indikasi , kontraindikasi dan persyaratan dilakukan tindakan drip pada pasien

tersebut?5. Bagaimana penaganan bayi yang baru lahir pada pasien tersebut?6. Apakah rencana tindakan yang ahrus dilakukan pada pasien bila plasenta belum lepas

setelah 30 menit bayi lahir?7. Apakah yang harus dilakukan pada kala 4 dan apakah KIE yang ahrus diebrikan kepada

pasien untuk dirinya dan bayinya?8. Kontrasepsi apakah yang sesuai untuk ibu tersebut?

B. Seorang wanita berusia 30 th, datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri di perut kanan bawah sejak 1 minggu ini.Keluhan disertai dengan nyeri saat aktifitas seksual, nyeri kencing, sering kencing, dan keputihan. Keputihan berbau amis,kental berwarna putih kekuningan, tidak disertai dengan rasa gatal. Pasien sering mengalami kondisi tersebut, setiap kali kambuh pasien akan berobat ke dokter, setelah disuntik dan minum obat akan sembuh, beberapa bulan kemudian kambuh lagi. Pasien seorang pramuria. Sebenarnya pasien sudah sering didatangi

Page 2: Kasus Repro 2 - SP

oleh petugas kesehatan dan dilakukan penyuntikan antibiotik, tetapi tetap saja sering kambuh penyakitnya. Pasien sudah menikah 5 th tetapi kemudian cerai karena tidak mempunyai anak. Sebelum menikah pasien seorang pramuria yang telah bekerja selama 2 th. Selanjutnya pasien KB menggunakan IUD sejak menjadi pramuria kembali sejak 2 tahun yang lalu.Setiap hari pasien selalu menggunakan pembersih vagina dari rebusan daun sirih. Dari pemeriksaan didapatkan vital sign dalam batas normal. Pemeriksaan ginekologis didapatkan leukore+, hiperemi di daerah uretrha dan vagina, tidak tampak ulkus, VT didapatkan nyeri goyang cervix, nyeri tekan adnexa kanan. Pemeriksaan inspikulo tampak keluar leukore kental berwarna kuning keputihan dari OUE,erosi dari cervix +, Apakah yang harus dilakukan pada pasien tersebut ?

Pertanyaan :1. Apakah kemungkinan DD dari kasus tersebut diatas?2. Bagaimankah pemeriksaan yang harus dilakukan untuk menegakkan

diagnosis pasti?3. Bagaimanakah mekanisme penyakit yang terjadi pada pasien tersebut?4. Apakah penangan yang tepat pada pasien tersebut?5. Apakah hubungan antara pekerjaan dengan infertil yang terjadi pada

pasien tersebut?6. Apakahkomplikasi yang bisa terjadi pada kasus tersebut? 7. Apakah manfaat rebusan daun sirih pada kasus tersebut?8. Bagiamana KIE pada pasien tersebut?