Kasus Non-maleficence

1
Selvi Gunawan – 102013052 dr. Budiman Hartono KASUS NON-MALEFICENCE Ada sepasang suami istri yang sedang mengemudi di jalan Tol, mereka hendak jalan-jalan keluar kota. Sang istri tengah mengandung 3 bulan. Di tengah perjalanan, karena suaminya mengantuk, mobil pun hilang kendali, dan menabrak pembatas jalan. Suaminya hanya terbentur dan keningnya berdarah, namun sang istri lebih parah karena rupanya ketubannya pecah dan kondisinya sangat lemah. Mobil ambulance pun langsung datang dan mengantar ke rumah sakit. Di UGD, suster dan dokterpun dengan cekatnya membawa si istri ke ruang operasi, setelah diperiksa, ternyata harus dilakukan aborsi karena pendarahan yang terus menerus dan mengancam nyawa sang ibu. Maka dokterpun memberi alat bantu agar sang ibu dapat bertahan, sementara ia keluar ruang operasi, menemui suaminya, dan mengatakan, “Pak, istri anda mengalami pendarahan terus menerus, jika ini didiamkan nyawa istri bapak akan sangat terancam, maka itu saya akan mengambil tindakan aborsi” sang suami pun berkata,”Lakukan apa saja dok untuk selamatkan nyawa istri saya!”. Maka dokter pun mengaborsi janinnya dan nyawa sang istri dapat diselamatkan. Setelah operasi selesai, sang istri dibawa keluar untuk dipindahkan ke ruang rawat. Dokterpun memberi surat informed-consent kepada sang suami untuk ditanda-tangani, setelah ditanda-tangani, dokter berkata ”Istri anda sedang dipindahkan ke ruang rawat, nanti setelah siuman saya akan visit istri anda untuk check-up kondisinya”.

description

kasus bioetika kedokteran.

Transcript of Kasus Non-maleficence

Selvi Gunawan 102013052 dr. Budiman HartonoKASUS NON-MALEFICENCEAda sepasang suami istri yang sedang mengemudi di jalan Tol, mereka hendak jalan-jalan keluar kota. Sang istri tengah mengandung 3 bulan. Di tengah perjalanan, karena suaminya mengantuk, mobil pun hilang kendali, dan menabrak pembatas jalan. Suaminya hanya terbentur dan keningnya berdarah, namun sang istri lebih parah karena rupanya ketubannya pecah dan kondisinya sangat lemah. Mobil ambulance pun langsung datang dan mengantar ke rumah sakit. Di UGD, suster dan dokterpun dengan cekatnya membawa si istri ke ruang operasi, setelah diperiksa, ternyata harus dilakukan aborsi karena pendarahan yang terus menerus dan mengancam nyawa sang ibu. Maka dokterpun memberi alat bantu agar sang ibu dapat bertahan, sementara ia keluar ruang operasi, menemui suaminya, dan mengatakan, Pak, istri anda mengalami pendarahan terus menerus, jika ini didiamkan nyawa istri bapak akan sangat terancam, maka itu saya akan mengambil tindakan aborsi sang suami pun berkata,Lakukan apa saja dok untuk selamatkan nyawa istri saya!. Maka dokter pun mengaborsi janinnya dan nyawa sang istri dapat diselamatkan. Setelah operasi selesai, sang istri dibawa keluar untuk dipindahkan ke ruang rawat. Dokterpun memberi surat informed-consent kepada sang suami untuk ditanda-tangani, setelah ditanda-tangani, dokter berkata Istri anda sedang dipindahkan ke ruang rawat, nanti setelah siuman saya akan visit istri anda untuk check-up kondisinya.