KASUS keperawatan gawat darurat

download KASUS keperawatan gawat darurat

of 7

Transcript of KASUS keperawatan gawat darurat

  • 8/10/2019 KASUS keperawatan gawat darurat

    1/7

    KASUS CICU

    Ny. P 74 tahun sedang menjalani perawatan di ruang CICU RS X hari I, mengeluh sesak

    nafas berat. Berdasarkan hasil kajian didapatka RR = 30 x/menit; ronkhi +/+ di bagian basal

    paru; pengembangan dada simetris; penggunaan otot-otot tambahan pernafasan +. TD antara

    112/66 mmHg 110/70 mmHg; HR = 114 x/menit. Hasil pemeriksaan EKG ST elevasi dan

    Q patologis di V5, V6, dan lead I ; ditemukan VES unifokal infrequent. Klien terpasang

    nasal canul dgn kec aliran 3 l/menit.

    Hasil lab :

    Hb = 13,3 mg/dl

    Ht = 40 %

    CKMB = 418 U/L

    Ureum = 49

    Kreatinin = 0,87

    GDS = 210

    Elektrolit normal

    Hasil pemeriksaan penunjang :

    Thorax foto = kardiomegali dengan bendungan paru

    Echocardiografi : impaired LV systolic function; LEF 49 %, diastolic dysfunction; RV

    normal contractility

  • 8/10/2019 KASUS keperawatan gawat darurat

    2/7

    KASUS NCCU

    Tn I sedang menjalani perawatan di Ruang NCCU RS X . Post Craniotomi evakuasi (pod 5),

    tampak brille hematoma pada mata sebelah kiri dan telinga sebelah kiri, terdapat luka operasi

    craniotomy pada area temporo parietal, kondisi luka tampak baik. Tampak bekas jahitan

    tidak ada tanda-tanda infeksi, granulasi jaringan dalam keadaan baik. HR 104 x/mnt; TD =

    141/ 84 mmHg; suhu 38,3oC; nafas = 30 x/mnt cepat dangkal, terpasang tracheostomi dan T-

    piece, dengan O2 8 liter/mnt melalui T-piece ke tracheostomi. GCS = E2 M5 VTc

    Pupil = Bulat, isokor ; 3/3 mm; refleks cahaya +/+

    Riwayat Kesehatan :

    Mekanisme trauma : Klien mengalami KLL dan terjadi benturan kepala di aspal sehingga

    mengakibatkan fraktur linear pada bagian frontal sinistra, dan pendarahan intra cranial.

    Setelah kejadian, klien mengalami pingsan, muntah, terdapat perdarahan di telinga hidung

    dan mulut, terlihat brille hematoma dibagian kiri wajah klien. Klien kemudian dibawa ke

    RSUD Y dan dilakukan pemeriksaan CT-Scan kemudian dirujuk ke RS X.

    Pemeriksaan Lab :

    Hb 8,2 gr/dl

    Hematokrit 26 %

    Leukosit 7400

    Trombosit 154.000

    AGD :

    pH = 7,45

    pCO2 = 31,5

    pO2 = 81

    HCO3 = 21,3

    Sat = 95 %Terapi obat :

    1.

    Ceftazidim 3 x 1 gr ( IV)

    2. Levofloxacin 1 x 750 gr (IV)

    3.

    Panzo 1 x 20 mg ( IV )

    4. Kalnex 3 x 500 mg (IV)

    5. Manitol (IV) 4 x 150 cc

    6.

    Ketopain 2 x 1 amp (IV)

    7. Phenitoin 3 x 100 mg (IV)

  • 8/10/2019 KASUS keperawatan gawat darurat

    3/7

    KASUS GICU

    Ny. A 69 tahnu dirawat di R. GICU dengan diagnosa post le a.i hartman procedure e.c ileus

    obstruktif e.c tumor sigmoid + colostomy + respiratory failure.

    Hasil kajian :

    1. Tanda Vital:

    Frekwensi Nadi Rentang antara 90 - 123 x/mnt

    Tekanan darah 108/ 62 mmHg 130/87 mmHg

    Frekwensi nafas

    BB / TB

    20 x/mnt, terpasang ETT dan ventilator

    dengan mode SIMV PS; IPL = 12; PEEP = 8;

    FiO2= 45 %.

    Saturasi O2 98 %. Sekresi (+)

    50 kg / 155 cm

    Suhu tubuh 36.3oC

    Keadaan umum Tampak sakit berat, kesadaran compos mentis.

    2.

    Kepala Normocephali, Rambut hitam, Distribusi

    merata. Pupil bulat isokor, sikap bola mata

    simetris, Conjungtiva tidak anemis -/-, Sclera

    Icterik -/-. Sekresi (+), nafas cuping hidung (-).

    3. Leher Tidak terdapat deviasi trakea, JVP 5+2 cm H2O,

    tidak ada perbesaran KGB.

    4. Thorak Permukaan dada dan pengembangan dada

    simetris, tidak ada retraksi IC ataupun SS

    Jantung : Bunyi S1-S2 reguler murni dan tidak

    ada suara jantung tambahan.

    Paru-paru : Suara Nafas Vesikuler, Wheezing -/-,Ronchi -/-.

    5. Abdomen/Pelvis Abdomen agak cembung, lembut, tidak ada

    pembesaran hepar dan limpa, peristaltic

    normal 5 x/mnt, tidak ada acites. Aspirasi

    lambung kekuningan, bunyi timpani.

    Terdapat luka operasi post-LE (pus tidak ada,

    luka terlihat kering dan tidak ditemukan tanda-

    tanda infeksi) terpasang stoma pada abdomen

  • 8/10/2019 KASUS keperawatan gawat darurat

    4/7

    bawah descenden. BAB (+), terpasang drain =

    50 cc/24 jam.

    6. Punggung/ bokong Terdapat luka dekubitus pada bagian bokong

    dengan diameter 4 cm, pus (-), luka terlihat

    kemerahan, tanda-tanda infeksi lainnya (-),

    perawatan luka dilakukan dengan modern

    dressing diganti hampir setiap hari.

    7. Genitalia Terpasang kateter, tidak ada luka diarea

    genital.

    8. Ekstrimitas atas/bawah

    (kanan-kiri)

    Terlihat edema pada ekstremitas atas dan

    bawah, kekuatan otot 2 diseluruh ekstremitas,

    muscle waste (+).

    1.

    Pemeriksaan Laboratorium :

    a. Hematologi :

    Hb

    Hematokrit

    Leukosit

    Eritrosit

    Trombosit

    b. Kimia Klinik :

    Albumin

    Ureum

    Kreatinin

    Natrium

    Kalium

    GDS

    c. AGD

    PH

    PCO2

    P O2

    HCO3

    BE

    10.2 gr/dl ( N. Lk 14-16 )

    31 % ( N. 40-52 %)

    14700 mm 3( N. 4400 11.300)

    2.73 mm3 ( 4.5

    6.56 )

    455.000 ( 150.000-450.000) mm3

    1.9 (N 3.4 4.8 gr/dl)

    143 ( N. 15-50 mg/dl.)

    1.22 ( N. 0,7- 1,2 ) mg/dl

    141 meq/l ( 135 145 )

    4.3 ( N. 3,6-5,5) meg/l

    117 (< 140)

    7,31 ( N.7,34 7,44 )

    25 ( N. 35-45 )

    146 ( N. 69-116)

    12 ( N. 22-26)

  • 8/10/2019 KASUS keperawatan gawat darurat

    5/7

    Sat O2 - 13 ( N . -2 - 3)

    99 % ( N. 95-98 )

    Terapi obat yang diberikan : Tgl 21 Desember 2011

    1. Nor-adrenalin 0.5 mcg/kgbb/menit ( IV)

    2. Dobutamin 6 mcg/kgbb/menit (IV)

    3.

    Morfin 10 mcg/kgbb/jam ( IV )

    4. Furosemide 5 mg/jam (IV)

    5. Tygacyl 2 x 50 mg

    6.

    Primperan 3 x 1 (IV)

    7. Ranitidine 2 x 1 (IV)

    8.

    Arixtra 1 x 2.5 u

    9. Vit B kompleks 3 x 1

    10.Vit C 1 x 500

    11.

    Diflucan 2 x 1

  • 8/10/2019 KASUS keperawatan gawat darurat

    6/7

    KASUS PICU

    Bayi M, perempuan, usia 6 bulan, dengan BB 3,5 kg dan panjang badan 58,5 cm (status

    gizi BB/U < -3 SD dan PB/U 2 detik.

    - Sistem respiratori: vesikuler breathing sound (VBS) kiri = kanan, inspirasi >

    ekspirasi, crackel +/+, Wheezing -/-, retraksi interkostal/parasternal +/+, pernafasan

    cuping hidung (+/+)

    -

    Sistem pencernaan: abdomen datar lembut, hepar teraba 3 cm bawah arkus kosta, tepikenyal rata, tumpul, lien tidak teraba, bising usus (+)

    -

    Pemeriksaan penunjang: Hb 8,8 9r/dl, Ht 27%, Leukosit 6400/mm3, trombosit

    110.000/mm3, differential count: 0/0/1/70/21/8, CRP 0,9

  • 8/10/2019 KASUS keperawatan gawat darurat

    7/7

    KASUS UGD

    Nama pasien : Tn. Y

    Umur : 20 tahun

    Diagnosa medis : Burn injury e.c electricity

    1. Airway

    Pada saat dikaji klien terpasang orofaringeal airway, intubasi. Tidak terdengar suara

    nafas tambahan yang menandakan tersumbatnya jalan nafas seperti snoring,

    gargling, stridor dan lain-lain. Luka bakar terlihat berada diarea wajah, leher, dan

    bagian kecil dada atas klien.

    2. Breathing

    Tidak tampak retraksi otot-otot aksesoris pernapasan, napas dalam (kussmaul), RR =

    17 x/mnt, suara napas vesikuler, wheezing -/-, ronkhi -/-, VBS ki=ka, terpasang ETT

    dengan oksigen 3 liter/menit.

    3. Circulation

    Akral dingin pada bagian pergelangan tangan atas dan area kakibetis sebelah

    kanan, Tensi = 131/87 mmHg, nadi teraba lemah, irreguler, HR = 130 x/mnt, bunyi

    jantung murni, irreguler, bising (-), CRT < 3 detik kecuali area kuku kaki sebelah

    kanan CRT tidak terkaji, kaki kanan tampak nekrotik kehitaman. Saturasi O297 %.

    4. Disability

    Klien dibawah pengaruh obat (midazolam), kesadaran : semi kom5. EKG

    Sinus rhythm, irregular dengan HR bervariasi antara 90130 x/menit.

    6. Exposure

    Terdapat luka bakar akibat tersengat listrik di area wajah, leher dan sebagian kecil

    dada atas serta telapak kaki dengan kedalaman dan luas luka grade 1 4.5 % dan

    grade IIIIV 6.5 %. Pasien terpasang ETT dengan O2, cateter, CVP dan 2 jalur IV line.

    Ekstremitas bawah terlihat oedem, begitu pula dengan wajah dan leher.