kasus etika
-
Upload
dinda-kusuma-hardini -
Category
Documents
-
view
49 -
download
0
description
Transcript of kasus etika
Pemberian Obat Kepada Pasien Tidak Sesuai
Dengan Resep Dokter
Peran penting apoteker adalah sebagai narasumber informasi obat. Apoteker bekerja sebagai
konsultan spesialis untuk profesi kedokteran, dan dapat memberi nasehat kepada staf keperawatan
dan profesi kesehatan lain mengenai semua aspek penggunaan obat, dan memberi konsultasi
kepada pasien tentang obatnya bila diminta. Maka seorang apoteker harus teliti dan cermat dalam
pemberian obat kepada pasien yang diberi oleh dokter. Resep merupakan pemberian obat secara
tidak langsung, ditulis jelas dengan tinta,tulisan tangan pada kop resep resmi kepada pasien,format,
dan kaedah penulisan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Permintaan tersebut disampaikan kepada farmasis/apoteker di apotek agar diberikan obat dalam
bentuk sediaan dan jumlah tertentu sesuai permintaan kepada pasien yang berhak.
Dan resep inilah yang dijadikan beberapa apoteker sebagai peluang mencari keuntungan tambahan.
Beberapa sales dari merek-merek obat-obatan terjun langsung kebagian farmasi untuk
mempromosikan obatnya, walau sebelumnya para sales tersebut menemui dokter-dokter yang
berkaitan dengan obat yang mereka tawarkan untuk dikonsultasikan apakah dokter tersebut setuju
atau tidak apabila obat tersebut dimasukan ke bagian farmasi rumah sakit/klinik tersebut. Tapi
nyatanya sales dengan kategori obat yang sama tapi dengan merek yang berbeda bukan hanya
satu atau dua orang saja tapi cukup banyak, dan itulah yang membuat beberapa sales tersebut
berlomba-lomba menguasai pasar mereka pada rumah sakit/klinik tersebut. Dan biasanya mereka
memberikan iming-iming kepada apoteker agar bisa menjual produk obatnya dalam jumlah yang
banyak. Dari situlah para apoteker berusaha membodohi para pasien yang kurang kritis.
Pasien sebagai orang awam yang tidak bisa membaca resep yang diberikan dokter karena tulisan
yang tertera bukan tulisan pada umumnya, seringkali terkecoh dengan penjelasa dari pelayan
apotek bahwa obat tertentu diresep tersebut habis dan bisa digantikan dengan obat merek lain
dengan khasiat yang sama. Bagi pasien yang tak ingin repot, tawaran ini menjadi alternatif pilihan.
Padahal, mengganti resep obat tidak dibenarkan begi seorang apoteker apalagi seorang pelayan
apotek tidak berhak membujuk pasien untuk mengubah resep dokter tanpa persetujuan dokter yang
bersangkutan. Biasanya bila terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien, dokterlah yang
menjadi tumbalnya padahal dokter itu sudah memberi resep.
BBPOM Temukan
Pelanggaran ApotekMAKASSAR– Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Makassar menemukan berbagai
pelanggaran terkait standar operasional prosedur (SOP) di berbagai Apotek di Makassar.
Berbagai pelanggaran tersebut di antaranya ditemukan produk palsu, produk kedaluarsa, dan meracik
sendiri kosmetik di apotek. “Hasil pemeriksaan banyak ditemukan pelanggaran prosedur di apotek-
apotek,” kata Kepala BBPOM Makassar Maringan Silitonga tanpa merinci nama apotek tersebut. Hal ini
diutarakan saat memberikan materi pada pertemuan Apoteker se-Makassar di Hotel Sahid
Makassar,kemarin. Selain itu, BBPOM juga menemukan adanya Apotek yang m-engemas kecil-kecil
jenis obat keras tanpa mencantumkan peringatan. “Kalau obat keras dikemas kecil- kecil kan tidak ada
lagi peringatan yang tercantum, itu melanggar karena bisa membahayakan konsumen,”kata Maringan.
Menurut dia,masalah yang penting diatasi adalah peredaran obatobatan dan jamu tradisional yang ilegal
di luar apotek. Hal ini pernah disampaikannya saat diajak bekerja sama dengan Polwiltabes Makassar
untuk merazia sejumlah apotek. “Untuk toko obat yang legal kita dari BBPOM masih bisa menyelesaikan.
Namun yang di luar itu seperti obat kuat yang dijual bebas dan tak memiliki izin perlu segera diatasi,”
ungkap Maringan di depan para apoteker se-Makassar. Pertemuan apoteker se-Makassar ini
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya profesi kefarmasian.
Selain itu, pertemuan tersebut sebagai ajang menyamakan persepsi tentang tugas dan tanggung jawab
Apoteker. Ketua Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Wilayah Sulsel Yagkin Padjalangi mengatakan, sekarang
ini banyak sekali tingkatan kesalahan pada apoteker. “Tingkat kesalahan apoteker banyak, sedangkan
hal ini telah diatur pada PP 51 tahun 2009 yang baru tentang profesi kefarmasian,” kata Yagkin sebelum
membuka pertemuan tersebut. Selain menghadirkan BBPOM, IAI juga menghadirkan perwakilan dari
Dinas Kesehatan Kota Makassar Imran. Imran memaparkan tentang tata cara perizinan untuk membuka
apotek.
Menurut dia, sekarang ini masih banyak apotek-apotek di Makassar yang menyalahi aturan baru
berdasarkan Kepmen 1332 tahun 2002. Di sana dijelaskan penerbitan izin apotek mesti dari Dinas
Kesehatan Kota/Daerah. Tapi kenyataannya, menurut Imran, masih banyak apotek yang mengantongi
izin dari Dinas Kesehatan Provinsi dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No 922
tahun1993. “Kami masih memberikan teguran lisan, jika telah berlarutlarut kami akan ambil tindakan
keras,”tegas Imran,kemarin.
Pertemuan seperti ini pertama kali diadakan di Makassar, selanjutnya pertemuan para apoteker tersebut
akan digelar di beberapa daerah lain.Kegiatan yang diikuti oleh lebih dari 100 orang apoteker ini
sekaligus menjadi ajang silaturahmi lulusan mahasiswa farmasi ini. (SI-jumardin akas)