Kasus Dokter Joko Fix

18
LAPORAN KASUS KEPANITERAAN MATA DISUSUN OLEH : Beatrice Marietta 406138061 KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA RSUD KUDUS PERIODE 27 Juli 2015 – 29 Agustus 2015

description

case

Transcript of Kasus Dokter Joko Fix

Page 1: Kasus Dokter Joko Fix

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN MATA

DISUSUN OLEH :

Beatrice Marietta

406138061

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

RSUD KUDUS

PERIODE 27 Juli 2015 – 29 Agustus 2015

Page 2: Kasus Dokter Joko Fix

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Tn. S

Umur : 57 tahun

Agama : Islam

Alamat : Mijen Rt 06/04

Pekerjaan : Pekerja buruh

No. RM : 678.413

Tanggal Pemeriksaan : 27 Juli 2015

II. ANAMNESIS

Autoanamnesis pada tanggal 27 Juli 2015 jam 10.00 di Poli Mata.

A. Keluhan Utama :

Pandangan berkabut pada mata kiri

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dengan keluhan pandangan kabur pada mata kiri. Pandangan kabur

yang dirasakan pasien sejak + 2 bulan yang lalu seperti berkabut, perlahan-lahan

hingga saat ini pasien hanya dapat melihat sebatas ada cahaya atau tidak.

Penglihatan seperti ini dirasakan terus menerus sepanjang hari, saat melihat dekat

maupun jauh. Keluhan mata merah (-), nyeri (-), cekot-cekot (-), mata berair (-),

gatal (-), melihat ganda (-), melihat pelangi di sekitar sumber cahaya (-). Kurang

lebih 2 minggu terakhir keluhan dirasakan memberat hingga aktivitas pasien

terganggu. Oleh karena itu pasien berobat ke RSUD Kudus.

Page 3: Kasus Dokter Joko Fix

C. Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat operasi mata (-)

Riwayat pemakaian kacamata (-)

Riwayat Hipertensi (+)

Riwayat Diabetes Mellitus (+) sejak 5 tahun, pasien minum obat teratur

D. Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluhan serupa sebelumnya di keluarga

E. Riwayat Sosial Ekonomi :

- Pasien seorang pekerja buruh

- Pasien tinggal dengan keluarganya dengan kondisi ekonomi menengah

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS PRESENT

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Vital Sign

Tekanan Darah : 140/80 mmHg

Nadi : 86 kali/ menit

Suhu : 36,5 0C

Respiration Rate (RR) : 20 x / menit

Status Gizi : Cukup

B. STATUS OFTALMOLOGI

Gambar :

OD OS

OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)

Page 4: Kasus Dokter Joko Fix

6/6 Visus 1/300

- Koreksi -

Gerak bola mata normal,

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

strabismus (-)

Bulbus okuli

Gerak bola mata normal,

enoftalmus (-), eksoftalmus (-),

strabismus (-)

Edema (-), hiperemis(-),

nyeri tekan (-),

blefarospasme (-), lagoftalmus (-)

ektropion (-), entropion (-)

Palpebra

Edema (-), hiperemis(-),

nyeri tekan (-),

blefarospasme (-), lagoftalmus (-)

ektropion (-), entropion (-)

Edema (-),

injeksi silier (-),

injeksi konjungtiva (-),

infiltrat (-),

hiperemis (-)

Konjungtiva

Edema (-),

injeksi cilier (-),

injeksi konjungtiva (-),

infiltrat (-),

hiperemis (-)

Putih Sklera Putih

Bulat, jernih,

edema (-),

arkus senilis (-)

keratik presipitat (-), infiltrat (-),

sikatriks (-)

Kornea

Bulat, jernih

edema (-),

arkus senilis (-)

keratik presipitat (-), infiltrat (-),

sikatriks (-)

Jernih, dalam, arkus senilis (-),

hipopion (-), hifema (-)

Camera Oculi

Anterior

(COA)

Jernih, dalam, arkus senilis (-),

hipopion (-), hifema (-),

Kripta(+), atrofi (-) coklat,

edema(-), synekia (-) Iris

Kripta(+), atrofi (-) coklat,

edema(-), synekia (-)

Bulat, Diameter ± 3mm

refleks pupil L/TL: +/+ Pupil

Bulat, Diameter ± 3mm

refleks pupil L/TL: +/+

Jernih Lensa Kekeruhan sebagian

Jernih Vitreus Tidak dapat dinilai

Normal Retina Tidak dapat dinilai

Normal Fundus Refleks Tidak dapat dinilai

Page 5: Kasus Dokter Joko Fix

T(digital) normal TIO T(digital) normal

Normal Sistem Lakrimasi Normal

IV. RESUME

A. Subjektif :

Pandangan kabur pada mata kiri dirasakan pasien sejak + 2 bulan yang lalu

seperti berkabut, perlahan-lahan hingga saat ini pasien hanya dapat melihat

sebatas ada cahaya atau tidak. Penglihatan seperti ini dirasakan terus

menerus sepanjang hari, saat melihat dekat maupun jauh.

Keluhan mata merah (-), nyeri (-), cekot-cekot (-), mata berair (-), gatal (-),

melihat ganda (-), melihat pelangi di sekitar sumber cahaya (-).

Kurang lebih 2 minggu terakhir keluhan dirasakan memberat hingga

aktivitas pasien terganggu. Oleh karena itu pasien berobat ke RSUD

Kudus.

Riwayat penyakit dahulu :

o HT (+)

o DM (+) sejak 5 tahun, pasien minum obat teratur

B. Objektif :

OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)

6/6 Visus 1/300

jernih Lensa Kekeruhan sebagian

V. DIAGNOSA DIFFERENSIAL

OS

Mata tenang visus turun perlahan

Katarak senilis imatur

Katarak senilis matur

Page 6: Kasus Dokter Joko Fix

Miopia

Hipermetropi

Presbiopi

VI. DIAGNOSA KERJA

Katarak senilis stadium imatur OS

VII. DASAR DIAGNOSIS

Katarak OS

C. Subjektif :

Pandangan kabur pada mata kiri dirasakan pasien sejak + 2 bulan yang lalu

seperti berkabut, perlahan-lahan hingga saat ini pasien hanya dapat melihat

sebatas ada cahaya atau tidak. Penglihatan seperti ini dirasakan terus

menerus sepanjang hari, saat melihat dekat maupun jauh.

Keluhan mata merah (-), nyeri (-), cekot-cekot (-), mata berair (-), gatal (-),

melihat ganda (-), melihat pelangi di sekitar sumber cahaya (-).

Kurang lebih 2 minggu terakhir keluhan dirasakan memberat hingga

aktivitas pasien terganggu. Oleh karena itu pasien berobat ke RSUD

Kudus.

Riwayat penyakit dahulu :

o HT (+)

o DM (+) sejak 5 tahun, pasien minum obat teratur

D. Objektif :

OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)

6/6 Visus 1/300

jernih Lensa Kekeruhan sebagian

VIII. TERAPI

Katarak OS

Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari

bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno

hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi.Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang

Page 7: Kasus Dokter Joko Fix

digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung pada

integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi

(ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara

umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu

ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.

IX. PROGNOSIS

OKULI SINISTRA (OS)

Quo Ad Visam ad bonam

Quo Ad Vitam ad bonam

Quo Ad Kosmetikam ad bonam

Quo Ad Sanam ad bonam

X. USUL DAN SARAN

Usul :

Dilakukan EKEK + IOL ODS

Persiapan operasi :

o Persiapan sistemik (TD, pemeriksaan laboratorium, EKG, foto thorax,

penyakit penyerta seperti infeksi/gigi berlubang dan penyakit saluran napas

seperti batuk)

o Persiapan lokal (pemberian antibiotik profilaksis, irigasi mata)

Saran :

Konsumsi obat secara teratur

Segera rencanakan waktu untuk operasi

Lindungi mata dari debu ataupun benda asing

Page 8: Kasus Dokter Joko Fix

KATARAK

DEFINISI

Katarak berasal dari Yunani katarrhakies, Inggris cataract, dan Latin cataracta yang

berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup

air terjun.katarak adalah kekeruhan lensa yang mengarah kepada penurunan ketajaman visual

dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien.

GEJALA

Keluhan atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan yang terjadi pada lensa

mata. Proses ini tidak terjadi dalam waktu singkat, sehingga gejalanya tidak muncul secara

mendadak. Katarak terdiri dari 4 stadium, yaitu : stadium awal (insipien), stadium imatur,

stadium matur, dan stadium hipermatur . Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan

lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Pada

saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya,

sehingga cenderung diabaikan. Pada stadium selanjutnya proses kekeruhan lensa terus

berlangsung dan bertambah, sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh penderita

katarak pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur, dan

kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Selain keluhan tesebut ada beberapa gejala yang

dialami oleh penderita katarak, seperti :

- Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya.

- Warna terlihat pudar.

- Sulit melihat saat malam hari.

- Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini terjadi saat katarak

bertambah luas.

STADIUM

Katarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu:

1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks

anterior dan posterior (katarak kortikal). Katarak subkapsular psoterior, kekeruhan mulai

terlihat di anterior subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi

jaringan degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipient.

Page 9: Kasus Dokter Joko Fix

Katarak intumesen.Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang

degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan

mencembung dan daya biasnya bertambah, yang akan memberikan miopisasi.

2. Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum

mengenai seluruh lapis lensa.Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik

bahan degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan

hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder.

3. Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini

bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur tidak dikeluarkan,

maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi

kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak

matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali, tidak terdapat

bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.

4. Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut,

dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul

lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering.Pada pemeriksaan terlihat

bilik mata dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa.Kadang pengkerutan berjalan terus

sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berlajut disertai

dengan penebalan kapsul, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka

korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang

terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak

morgagni.

DIAGNOSIS

Katarak biasanya didiagnosis melalui pemeriksaan rutin mata.Sebagian besar katarak

tidak dapat dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur atau hipermatur)

dan menimbulkan kebutaan.Namun, katarak, pada stadium perkembangannya yang paling

dini, dapat diketahui melalui pupil yang didilatasi maksimum dengan ophtalmoskop, kaca

pembesar, atau slitlamp.

Fundus okuli menjadi semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya kekeruhan lensa,

sampai reaksi fundus sama sekali hilang. Pada stadium ini katarak biasanya telah matang dan

pupil mungkin tampak putih.

Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien katarak adalah pemeriksaan sinar celah (slit-

lamp), funduskopi pada kedua mata bila mungkin, tonometer selain daripada pemeriksaan

Page 10: Kasus Dokter Joko Fix

prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva,

karena dapat penyulit yang berat berupa panoftalmitis pasca bedah dan fisik umum.

PENATALAKSANAAN

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak

tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti

kacamata.Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh.

Namun, aldose reductase inhibitor, diketahui dapat menghambat konversi glukosa menjadi

sorbitol, sudah memperlihatkan hasil yang menjanjikan dalam pencegahan katarak gula pada

hewan. Obat anti katarak lainnya sedang diteliti termasuk diantaranya agen yang menurunkan

kadar sorbitol, aspirin, agen glutathione-raising, dan antioksidan vitamin C dan E.

Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari

bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno

hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi.Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang

digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung pada

integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi

(ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara

umum tentang tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu

ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.

1. Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh

lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dipindahkan dari mata melalui

incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan

lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan

merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama populer.

ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun

yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular.

Penyulit yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis,

endoftalmitis, dan perdarahan.

Page 11: Kasus Dokter Joko Fix

2. Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa

dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa

dapat keluar melalui robekan.

Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,

bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi

sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan

prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap

badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema,

pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak

seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat

terjadinya katarak sekunder.

3. Phakoemulsifikasi

Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal lensa.

Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran

ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan

menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang

dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak

diperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan

cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.

Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan katarak

senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi limbus

yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih

sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil

seperti itu.

4. SICS

Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik

pembedahan kecil.teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan

murah .

Page 12: Kasus Dokter Joko Fix

PROGNOSIS

Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat jarang.

Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak resiko ini kecil dan

jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada pembedahan dengan ECCE atau

fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis

pada pemeriksaan dengan menggunakan snellen chart.

Page 13: Kasus Dokter Joko Fix

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, H.S., 2009, Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia: Jakarta.

Vaughan, D.G., 2007, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakarta

Wijana, N., 1993, Ilmu Penyakit Mata, Jakarta