(Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

11
A. Pengkajian 1. Biodata a. Identitas Klien Nama : Tn S “” Umur : 53 thn Jenis Kelamin : Laki laki Status : Kawin Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia Agama : Islam Pekerjaan : PNS Alamat : Jln. Mawar, No. 29 b. Identitas Penanggung Jawab Nama : Ny I “” Umur : 49 thn Agama : Islam Pekerjaan : IRT Alamat : Jln. Mawar, No. 29 Hubungan dengan klien : Istri 2. Riwayat Kesehatan Saat Ini a. Keluhan utama : Nyeri b. Riwayat keluhan utama : Keluhan dirasakan pada saat klien membantu mengangkat barang barang tetangganya yang pindah rumah.

description

KJLO

Transcript of (Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

Page 1: (Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas Klien

Nama : Tn “S”

Umur : 53 thn

Jenis Kelamin : Laki – laki

Status : Kawin

Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jln. Mawar, No. 29

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny “I”

Umur : 49 thn

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln. Mawar, No. 29

Hubungan dengan klien : Istri

2. Riwayat Kesehatan Saat Ini

a. Keluhan utama : Nyeri

Page 2: (Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

b. Riwayat keluhan utama : Keluhan dirasakan pada saat klien

membantu mengangkat barang – barang

tetangganya yang pindah rumah.

c. Lamanya keluhan : Keluhan dirasakan selama ± 6 menit,

dengan skala 5 menit.

3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

- Klien mempunyai riwayat merokok sejak sebelum mengeluh menikah

± sejak usia 18 tahun yang disertai dengan kebiasaan minum kopi

pada pagi hari.

- Klien mengeluh nyeri dada dirasakan sejak 5 tahun yang lalu, yang

mana nyeri sering timbul setelah klien melakukan pekerjaan berat

- Klien sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit, melainkan

hanya beberapa kali memeriksakan diri ke puskesmas.

- Klien membeli obat di warung.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

- Keluarga klien (bapak dan kedua saudara klien) mempunyai riwayat

hipertensi.

- Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit sama dengan

klien.

5. Pemeriksaan Fisik

a. Kesadaran : composmentis

b. Tanda – tanda vital : TD : 140/100 mmHg

N : 96 x/menit

Page 3: (Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

RR : 30 x/menit

S : 35,5oC

c. Mukosa bibir kering

6. Pemeriksaan Diagnostik

a. Laboratorium

Darah :

- Hg : 12 gr %

- Leukosit : 10.000 ml3

b. EKG : ST elevasi dan gelombang T inverse

B. Pengelompokan Data

1. Data Subjektif :

a. Klien mengeluh nyeri yang menjalar ke leher dan bahu, leher terasa

seperti terjepit dan terbakar.

b. Klien mengeluh nafasnya terasa sesak.

c. Klien mengeluh mual muntah.

d. Klien mengatakan rasa nyeri sering timbul apabila melakukan

pekerjaan yang berat.

2. Data Objektif :

a. Nyeri berlangsung selama ± 6 menit, dengan skala 5 menit.

b. Klien tampak meringis.

c. Mukosa bibir klien nampak kering dan pucat.

d. Ekstremitas bawah teraba dingin.

e. Klien tampak banyak berkeringat

Page 4: (Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

f. TTV :

- TD : 140/100 mmHg

- N : 96 x/menit

- RR : 30 x/menit

- S : 35,5oC

g. Laboratorium :

- Hg : 12 gr %

- Leukosit : 10.000 ml3

c. EKG : ST elevasi dan gelombang T inverse

C. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah

1.

2.

DS :

Klien mengeluh nyeri yang

menjalar ke leher dan bahu,

leher terasa seperti terjepit dan

terbakar.

DO :

- Nyeri berlangsung selama ± 6

menit, dengan skala 5 menit.

- Klien tampak meringis.

- ST elevasi dan gelombang T

inverse

DS :

- Klien mengeluh nafasnya

terasa sesak.

DO :

- Mukosa bibir klien nampak

kering dan pucat,

Penyumbatan

pembuluh darah

Iskemia miorkard

Nyeri

Penurunana

curah jantung

Page 5: (Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

3.

- Ekstrimitas bawah teraba

dingin,

- Klien tampak banyak

berkeringat.

- TD : 140/100 mmHg

- RR : 30 x/menit

DS :

- Klien mengatakan rasa nyeri

sering timbul apabila

melakukan pekerjaan yang

berat.

DO :

- TD : 140/100 mmHg

- N : 96 x/menit

- RR: 30 x/menit

Ketidak

seimbangan

antara suplai

oksigen miorkard

dengan

kebutuhan

Intoleran aktifitas

D. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b/d iskemia miokard d.d klien menyeluh nyeri dada yang menjalar

keleher dan bahu, klien mengeluh lehernya seperti terjepit dan terbakar.

DO : Nyeri berlangsung selama ± 6 menit, dengan skala nyeri 5 menit.

Klien tampak meringis, ST elevasi & gelombang T inverse.

2. Penurunan curah jantung b/d gangguan kontraksi d.d klien mengeluh

napasnya teras sesak.

DO : Mukosa bibir klien tampak kering dan pucat, ekstrimitas bawah

teraba dingin, klien tampak banyak berkeringat, TD : 140/100

mmHg, RR : 30/menit,

Page 6: (Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

3. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dan

kebutuhan d.d klien mengatakan rasa nyeri sering timbul apabila

melakukan pekerjaan terlalu berat.

DO : TD : 140/100 mmHg, N : 96x/menit, RR : 30x/menit

E. Rencana Asuhan Keperawatan dengan Kasus Angina Pektoris

NoDiagnosa

Keperawatan

Tujuan / Kriteria

HasilIntervensi Rasional

1. Nyeri b/d

iskemia

miokard d.d

klien mengeluh

nyeri dada

yang menjalar

keleher dan

bahu, klien

mengeluh

lehernya

seperti terjepit

dan terbakar.

Do: Nyeri

berlangsung

selama ± 6

menit dengan

skala nyeri 5.

Klien tampak

meringis

Setelah dilakukan

asuhan selama 1-3

jam diharapkan nyeri

berkurang / hilang

dengan kriteria :

- Pasien dapat

mengekpresikan

bahwa nyeri

berkurang /

hilang secara

perbal dan oral.

- Tanda vital dalam

batas normal.

- Individu dapat

mendemonstrasik

an teknik

relaksasi untuk

meningkatkan

kenyamanan

- Gambaran EGK

tidak ada segmen

ST

Mandiri :

1. Dianjurkan

pasien untuk

memberitahu

kan perawat

dengan cepat

bila terjadi nyeri

dada.

2. Gunakan flow

sheet untuk

memonitor nyeri

terhadap efek

pemberian obat

angina.

Kolaborasi

1. Menberiakan

anti angina

sesuai indikasi,

nitrogliserin,

subligual

(nitrostrat,

bukal, atau

1. Nyeri dan

penurunanan curah

jantung yang

merangsang

system saraf

simpatis untuk

mengeluarkan

sejumlah besar

norefinefrin, yang

meningkatnkan

agregrasi trombosit

dan pengeluarkan

tromboxane poten

pada yang

menyebabkan

spasme arteri

koroner.

2. Memberikan

informasi tentang

kemajuan penyakit

dan sebagaian alat

dalam evaluasi

Page 7: (Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

2. Penurunan

curah jantung

b/d gangguan

kontraksi d.d

klien mengeluh

napasnya

teras sesak.

DO : Mukosa

bibir klien

tampak kering

dan pucat,

ekstrimitas

bahwa teraba

dingin,

TD: 140/100

mmHg, RR:

30/menit, klien

tampak

banyak

berkeringat.

elevanted/depresi

.

Setelah dilakukan

asuhan selam 1-3

jam iharapkan curah

jantung normal

dengan kriteria:

- Nyeri angina

tidak ada.

- Klien bertoleransi

terhadap

aktivitas.

- Klien

berpartisipasi

dalam prilaku

yang

emnurunkan

curah jantung

- Tanda vital dalam

batas normal.

- Hipotensi

orthostatic tidak

ada

- AGD dalam batas

normal.

- Tidak ada suara

nafas tambahan.

tabel oral, sprei

sublingual)

2. Lanjutkan

tablet, kaplet,

salep

transmukosal,

tabel kunyah

(kerja panjang).

Mandiri:

1. kaji tanda vital:

blood pressure,

status resperasi

rate, nadi dan

suhu.

2. Kaji status

menal:

disorentasi,

bingung.

3. Catat warna

kulit: cianosis,

capillary refile.

Kolaborasi

1. Beriakan obat

sesuai indikasi:

Penyekat

saluran kalsium,

contoh

distianzem

(cardizem),

verapamil

(calan).

2. Siapkan untuk

pendah keunit

keefektifan

intervensi dan

dapat menunjukan

kebutuhan

perubahan program

pengobatan.

1. Nitrogliserin

mempunyai standar

untuk pengobatan

dan mencegah

nyeri angina selama

lebih dari 100

tahun. Kini masih

digunakan terapi

antiangina. Efek

cepat vasolidator

berakhir 10-30

menit dan dapat

digunakan secara

profilaksi untuk

mencegah

serangan angina.

2. Menurunkan

frekuensi dan

beratnya serangan

dengan

menghasilkan

vasodilatasi

panjang / kontinu.

Page 8: (Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

3. Intoleransi

aktivitas b/d

ketidak

seimbangan

suplai oksigen

miokard dan

kebutuhan d.d

klien

mengatakan

terasa nyeri

timbul setelah

melakukan

aktifitas,

DO :

TD : 140/100

mmHg,

N: 96x/menit,

RR: 30x/menit

- Tingkat aktifitas

kebutuhan dasar

dapat dipenuhi.

- Peningkatan

kemampuan

beraktivitas

- Pengurangan

tanda fisiologis

yang tidak

sesuai.

- Mengungkapkan

pentingnya

terbatas.

keperawatan

kritis bila

kondisi

memerlukan

nya.

Mandiri:

1. Batasi aktifitas

klien ( aktifitas

yang

berlebihan)

2. Bantu klien

untuk

beraktifitas

secra

berangsur-

angsur.

3. Pantau TTV tiap

1 jam sekali

Kolaborasi

1. Pemberian obat

sesuai dengan

indikasi.

1. Nyeri jantung dapat

menyebarkan,

contoh nyeri sering

lebih

kepermukaaan di

persarafi oleh

tingkat saraf spinal

yang sama.

2. Takiardi dapat

menjadi karena

nyeri, cemas,

hipoksemia, dan

menurunnya curah

jantung.

3. Menurunkan perfusi

otak dapat

menghasilkan

perubahan

sensorium

1. Meskipun berbeda

pada bentuk

kerjanya, penyekat

saluran kalsium

berperan penting

dalam mencegah

dan mengilangkan

Page 9: (Kasus 1) Asuhan Keperawatan Angina Pektoris

iskemia pencetus

spame arteri

koroner dan

menurunkan

tahanan vaskuler,

sehingga

menurunkan TD

dan kerja jantung.

2. Nyeri dada dini/

memanjang

dengan

menurunkan curah

jantung

menunjukan

terjadinya

komplikasi yang

memerlukan

intervensi terus

menerus / darurat.

1. Aktifias yang

berlebihan dapat

meningkatkan

pernafasan klien.

2. Dengan perlahan

klien dapat

melakuakn aktifitas

yang ringan.