Kasus 1 - Analisis Klien(1)

download Kasus 1 - Analisis Klien(1)

of 11

description

kasus 1 analisis client

Transcript of Kasus 1 - Analisis Klien(1)

Kasus Auditing: PT Maju Makmur

KASUS 1:

ANALISIS ATAS CALON KLIEN AUDIT POTENSIAL

PT. Maju Makmur (selanjutnya disebut perusahaan) adalah sebuah perusahaan lokal yang kegiatan operasionalnya bergerak di bidang retail dan distribusi barang-barang elektronik. Sebagian besar produk dagangannya adalah peralatan audio dan video. Pusat kegiatan operasional perusahaan berada di Kota Surabaya, mulai menjalankan usahanya semenjak tahun 1991 dan saat ini dipimpin oleh Langgeng Santoso, putra sulung dari pendiri perusahaan. Selain memiliki kantor pusat di Kota Surabaya, perusahaan juga memiliki beberapa toko cabang di beberapa kota di sekitar Surabaya.

Selama dua tahun terakhir, untuk beberapa kepentingan keuangan (yang salah satunya adalah kepentingan pengajuan kredit pada beberapa bank lokal), perusahaan menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Umar dan Rekan untuk melakukan audit yang selanjutnya mengeluarkan opini terhadap laporan keuangan perusahaan. Namun, setelah pengauditan terhadap laporan keuangan tahun 2009, perusahaan memutuskan untuk menyudahi kerjasama dengan KAP Umar dan Rekan dan berencana menggunaan jasa KAP lain untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan tahun 2010.

Pemilik perusahaan, Langgeng Santoso tertarik dengan iklan yang dipasang oleh KAP Adi Susilo dan Rekan (selanjutnya disebut dengan KAP) di media cetak lokal Surabaya dan berencana untuk menggunakan jasa KAP untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan tahun 2010. Disebabkan ketertarikan terhadap iklan KAP, selanjutnya Langgeng Santoso berusaha memperoleh informasi lebih jauh tentang proses bisnis KAP melalui salah satu rekan kerjanya yang sekaligus juga menjadi klien dari KAP. Ketertarikan Langgeng Santoso terhadap KAP semakin meningkat setelah mengetahui bahwa bank lokal yang menjadi kreditur perusahaan juga menjadi klien dari KAP.

Segera setelah mengetahui beberapa informasi tentang KAP, Langgeng Santoso meminta kepada rekan kerjanya untuk dijadwalkan bertemu dan melakukan diskusi pendahuluan dengan salah satu Partner KAP. Pada awal bulan April 2010, dalam suasana pertemuan yang santai, Langgeng Santoso berdiskusi dengan salah satu Partner KAP, Arief Effendi, SE., Ak, id.CPA yang kebetulan memiliki pengetahuan lebih tentang seluk beluk usaha retail (namun tidak spesifik pada usaha retail elektronik) dibandingkan dengan Partner KAP lainnya. Adapun topik utama diskusi tersebut adalah tentang sejarah perusahaan dari mulai awal berdiri hingga mengalami perkembangan seperti yang ada saat ini serta mendiskusikan tentang kemungkinan mengadakan perikatan audit antara perusahaan dan KAP.

Karena merasa menemukan banyak kesepahaman dan ketertarikan dengan jasa yang diberikan oleh KAP, segera setelah pertemuan informal tersebut, Langgeng Santoso meminta kepada Arief Effendi untuk dijadwalkan bertemu secara formal dengan Adi Susilo, SE, MM, Ak, id. CPA selaku managing partner dari KAP. Pertemuan formal itu ditujukan untuk menemukan pencapaian kesepakatan melakukan perikatan audit antara perusahaan dengan KAP pada tahun 2010.

Pada tanggal 23 April 2010, pertemuan formal antara Langgeng Santoso selaku pemilik perusahaan, Adi Susilo sebagai managing partner KAP, Arief Effendy yang kemungkinan besar ketika nantinya perikatan audit terwujud akan ditugaskan sebagai partner-in-charge, serta salah seorang manajer audit KAP yang nantinya bertugas membantu proses investigasi calon klien (perusahaan), Rangga Prawiro. Pertemuan dilakukan di Kantor Cabang KAP yang ada di Surabaya. Dari pertemuan tersebut nampak bahwa kedua pihak, baik perusahaan maupun KAP sangat tertarik untuk melakukan perikatan audit. Perwakilan dari KAP yang terlibat dalam pertemuan itu cukup tertarik dan ingin mengetahui lebih dalam mengenai profil bisnis dari perusahaan yang merupakan calon klien potensial bagi KAP. Salah satu faktor utama yang membuat KAP tertarik untuk mengajukan perikatan audit adalah bahwa ternyata jenis bisnis perusahaan merupakan jenis bisnis yang belum pernah di rambah oleh KAP. Sebelumnya, KAP tidak pernah memiliki klien di bidang retail dan distribusi alat-alat elektronik. KAP menganggap bahwa melalui adanya perikatan audit dengan perusahaan maka peluang untuk memperluas pangsa pasar KAP akan semakin lebar karena bertambahnya variasi jenis industri yang menjadi klien dari KAP.

Melalui pertemuan formal yang terjadi, sejumlah data signifikan mengenai sejarah dan proses bisnis perusahaan berhasil digali oleh perwakilan dari KAP. Selanjutnya hal ini menjadi dasar informasi untuk menentukan perikatan audit bagi kedua belah pihak. Adapun beberapa informasi yang berhasil dikumpulkan oleh KAP diantaranya adalah fakta-fakta tentang:

Perusahaan didirikan oleh ayah dari Langgeng Santoso (pemilik perusahaan saat ini) pada tahun 1991. Kegiatan bisnis perusahaan di awal pendiriannya hanya sebagai toko kecil di salah satu pusat pertokoan yang ada di Kota Surabaya. Di awal pendiriannya, perusahaan hanya merupakan jenis usaha perorangan. Seiring dengan perkembangan usaha yang terjadi, untuk beberapa kepentingan selanjutnya terjadi perubahan status dari perusahaan perorangan menjadi sebuah badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan beberapa pemegang saham di tahun 1995. Mulanya perusahaan hanya menjual beberapa peralatan elektronik semacam televisi, tape, radio, dan beberapa jenis peralatan strereo lainnya dengan harga diskon. Bisnis kemudian berkembang dengan ditandai pendirian beberapa cabang toko. Hingga awal tahun 2010, perusahaan memiliki 6 toko, 2 toko berada di Kota Surabaya dan empat lainnya lainnya masing-masing tersebar di Kota Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Kediri. Lima toko yang digunakan oleh perusahaan sebagai gerai penjualan barang dagangannya didirikan dengan jalan menyewa lokasi di pusat-pusat perbelanjaan. Sedangkan satu toko yang berada di Sidoarjo dibangun sendiri oleh perusahaan di awal tahun 2005, toko ini dibangun oleh perusahaan di dekat pusat perbelanjaan yang ada di Sidoarjo. Selain 6 toko yang dimiliki, perusahaan juga memiliki sebuah bangunan yang berfungsi sebagai gudang penyimpanan persediaan barang dagangan sekaligus pusat kegiatan administrasi perusahaan. Lokasi bangunan ini berada di Kota Surabaya.

Permasalahan yang sangat mengganggu yang saat ini dialami oleh pemilik perusahaan adalah kondisi trend penjualan total dari keenam toko yang dimiliki yang selama tahun 2006 sampai 2008 dan awal 2009 mengalami penurunan. Selama tiga tahun terakhir perusahaan tidak mampu mencapai target laba yang diharapkan dari aktivitas penjualan yang dilakukan. Pemilik perusahaan hingga saat ini mencoba menganalisis trend penjualan yang terjadi dan mencoba untuk menemukan solusi penanganannya. Langgeng Santoso berpikir bahwa jalan yang mungkin menjadi alternatif terbaik untuk memacu kembali pertumbuhan penjualan adalah dengan mengubah jenis usaha perusahaan menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya diperdagangkan di lantai bursa. Dengan cara ini pemilik perusahaan yakin bahwa akan ada suntikan sumber daya yang masuk ke perusahaan yang nantinya bisa dimaksimalkan untuk memacu pertumbuhan usaha dari perusahaan.

Sejak tahun 2005 perusahaan mulai menggagas untuk lebih berkonsentrasi menjalin kerjasama dengan salah satu produsen alat-alat elektronik dari Korea, Samsang. Produk-produk dari produsen internasional ini dikenal dengan kualitas (produk-produk elektronik dengan teknologi terbaru) dan harganya yang mahal. Karena posisinya sebagai distributor produk-produk elektronik Samsang, penjualan alat-alat elektronik dengan label lain pada keenam toko yang dimiliki oleh perusahaan mengalami penurunan. Di tahun 2006 status perusahaan berkembang menjadi distributor tunggal dari produk Elektronik Samsang untuk area Surabaya, Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Kediri. Permasalahan selanjutnya yang dihadapi oleh perusahaan dari aktivitas kerjasamanya dengan Samsang adalah bahwa produk-produk Samsang yang eksklusif ternyata tidak diimbangi dengan pengenalan merknya oleh masyarakat luas. Di daerah-daerah tempat perusahaan mendirikan tokonya, merk produk Samsang masih kalah terkenal dengan produk-produk dengan merk internasional lainnya. Kondisi semacam ini kemudian berdampak pada penurunan trend penjualan. Karena perusahaan menghadapi persaingan yang ketat, selama tahun 2006 hingga 2008 dan awal 2009 penjualan tidak mencapai target kenaikan yang diharapkan sebagaimana diakui oleh Langgeng Santoso sebagai pemilik perusahaan kepada KAP. Masalah penurunan trend penjualan juga diperparah dengan kebangkrutan toko yang berlokasi di Mojokerto pada semester pertama tahun 2009 serta kondisi penurunan penjualan yang tajam yang dialami oleh toko cabang yang ada di Sidoarjo. Alasan kebangkrutan belum diketahui dengan jelas, namun Langgeng Santoso yakin bahwa perombakan serta pengembangan kombinasi manajemen, pembelian, dan penyimpanan yang dijalankan oleh perusahaan akan mampu mengatasi permasalahan dan kemudian memberikan keuantungan tersendiri bagi perusahaan. Salah satu solusi yang mulai dipikirkan oleh Langgeng Santoso adalah dengan adanya suntikan modal, perusahaan dapat mengombinasikan peningkatan aktivitas pemasaran dan pengembangan area pemasaran baru ke kota yang secara geografis tidak terlalu jauh dari gudang yang dimilikinya saat ini dan merupakan kota potensial bagi perusahaan untuk menambah jumlah konsumennya.

Untuk aktivitas pemasaran produk Samsang yang dilakukan oleh perusahaan, mulai awal tahun 2008 perusahaan mempekerjakan enam orang agen penjualan untuk dijadikan staf pemasaran guna melakukan kunjungan ke toko-toko elektronik lain di enam kota besar di Jawa Timur selain Surabaya dengan tujuan meningkatkan frekuensi pemasaran produk elektronik merk Samsang. Dengan aktivitas pemasaran semacam ini para pengecer lain kemudian dapat memesan barang-barang dari perusahaan dengan menghubungi kantor pusat perusahaan di Surabaya. Setelah dilakukan cek kredit, barang pesanan dikirimkan kepada pelanggan dengan syarat pembayaran 2/10;n/45. Barang-barang dengan kondisi utuh dapat dikembalikan ke perusahaan dengan jumlah hingga 20% dengan jangka waktu tidak lebih dari 4 bulan. Pada beberapa periode yang lalu, tingkat pengembalian barang dari pengecer lain menunjukkan angka yang rendah. Aktivitas pemasaran semacam ini pada awalnya memang mengecewakan, namun mendekati semester ke dua tahun 2009 dan dilanjutkan di tahun 2010 penjualan menunjukkan penigkatan signifikan. Hal ini berdampak juga terhadap reputasi produk Samsang yang mulai banyak dikenal. Langgeng Santoso kini tengah melakukan analisis strategi pengembangan area pemasaran, yaitu dalam hal perencanaan administrasi penjualan dan logistik untuk pasar geografis baru di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Sistem manajemen persediaan yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan dengan jalan membeli persediaan secara mingguan dari Samsang. Samsang memberikan persyaratan pembayaran selama 90 hari untuk distributor regional seperti status yang juga disandang oleh perusahaan. Selain itu Samsang juga menyediakan diskon yang signifikan untuk setiap pembayaran dari distributornya yang dilakukan dalam jangka waktu yang dekat dari waktu pembelian. Langgeng Santoso memilih untuk memaksimalkan fasilitas diskon tersebut dengan tujuan menjaga profit margin yang tinggi. Dalam rangka memaksimalkan perolehan diskon dari Samsang, untuk melunasi pembayaran atas pembelian persediaannya, perusahaan mengambil kredit dari dua bank yang ada di Surabaya, yaitu Bank Mandiri dan Bank BNI, untuk memenuhi kewajiban pembayaran dengan total Rp. 6.000.000.000,00. Bank membebankan bunga mengambang (floating rate) untuk pinjaman dengan rata-rata bunga berkisar antara 5% hingga 9% untuk tahun yang bersangkutan. Kedua bank mensyaratkan perusahaan harus menyediakan simpanan di bank sejumlah 5% dari total kredit yang diterima. Dana yang digunakan oleh perusahaan untuk membangun bangunan gudang dan kantor administratif di Surabaya, penyewaan 5 toko, dan pembangungan toko yang ada di Sidoarjo diperoleh perusahaan dari pinjaman terhadap perusahaan pendanaan properti lokal yang ada di Surabaya. Setiap peminjaman yang dilakukan dikenakan bunga tahunan sebesar 7%. Langgeng Santoso menganggap kinerja dari KAP Umar dan Rekan yang mengaudit laporan keuangan perusahaan untuk tahun pembukuan 2008 dan 2009 kurang memuaskan. Beberapa keluhan yang diutarakan oleh Langgeng Santoso terhadap kinerja dari KAP Umar dan Rekan diantaranya adalah sedikitnya masukan yang diberikan oleh KAP untuk memperbaiki sistem akuntansi perusahaan, di sisi lain perusahaan sangat membutuhkan sistem pengendalian yang lebih baik pada proses akuntansi yang dimilikinya saat ini. Keluhan lain yang juga dialamatkan kepada KAP Umar dan Rekan adalah tentang penetapan fee audit yang terlalu tinggi. Besarnya fee tersebut dirasa oleh Langgeng Santoso tidak sebanding dengan jasa yang diberikan oleh KAP. Permasalahan terakhir (sekaligus menjadi permasalahan yang paling signifikan) yang dihadapi oleh perusahaan dalam hubungannya dengan KAP Umar dan Rekan adalah terkait dengan opini audit pada Laporan Keuangan perusahaan pada tahun pembukuan yang berakhir 31 Desember 2009. KAP Umar dan Rekan menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian atas laporan keuangan perusahaan tahun 2009. Pengecualian tersebut dialamatkan pada ketidaksesuaian pengakuan nilai investasi atas properti toko perusahaan yang ada di Sidoarjo sebesar Rp. 1.488.000.000 dengan Standar Akuntansi Keuangan. Ketidaksesuaian pengakuan ini tidak ditanggapi oleh perusahaan, Langgeng Santoso menolak untuk menuliskan nilai yang dilaporkan untuk properti tersebut. Toko keenam yang dibangun sendiri oleh perusahaan di Sidoarjo di awal tahun 2005 beberapa tahun ini menunjukkan trend penurunan yang tajam terhadap penjualan. Salah satu pemicu kegagalan investasi tersebut disebabkan oleh bencana Lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjo. Setelah bencana tersebut, lokasi perdagangan tempat toko perusahaan beroperasi yang dahulunya menjadi rea yang strategis untuk lokasi pemasaran, setelah tahun 2006 menjadi lokasi yang tidak menarik lagi untuk dijadikan sebagai lokasi pemasaran. Hal ini disebabkan oleh semakin sulitnya akses transportasi menuju rea tersebut. Aktivitas dan frekuensi perdagangan di lokasi tersebutpun mengalami penurunan secara drastis sejak terjadinya bencana Lumpur lapindo yang menimpa Sidoarjo. Sebagai konsekuensinya, toko milik perusahaan yang ada di Sidoarjo tidak memiliki arus pelanggan yang cukup setidaknya untuk mendekati posisi break-even-point. Kegagalan tersebut menurut KAP Umar dan Rekan membuat kelangsungan usaha toko perusahaan menjadi tidak menentu. KAP Umar dan Rekan merasa bahwa pelepasan toko tersebut nantinya akan membawa masalah bagi perusahaan di kemudian hari. Hal ini dikarenakan perusahaan melaporkan aktiva properti tersebut atas dasar biaya historis (historical cost), sedangkan KAP Umar dan Rekan menganggap hal tersebut sebagai kesalahan penyajian yang material di dalam laporan keuangan dan menghalangi diterbitkannya pendapat wajar tanpa syarat. Langgeng Santoso merasa terganggu terhadap opini yang dikeluarkan oleh KAP Umar dan Rekan serta menganggapnya sebagai sesuatu yang menghambat rencana pengembangan perusahaan untuk menjadi perusahaan terbuka di masa yang akan datang. Kepemilikan prusahaan terbagi pada delapan grup investor. Langgeng Santoso (berusia 46 tahun) memiliki 30% atas saham yang dikeluarkan, sementara ketujuh pemegang saham berbagi kepemilikan antara 6% hingga 22% atas saham perusahaan. Walaupun kedelapan investor semuanya tinggal di sekitar Kota Surabaya, namun hanya Langgeng Santoso yang terlibat di kegiatan operasi bisnis perusahaan sehari-hari. Langgeng Santoso, dua pemilik perusahaan lain, dan pengacara lokal yang bukan pemilik menduduki susunan dewan direksi perusahaan. Ketika organisasi dibentuk, kedelapan pemegang saham semuanya setuju bahwa audit harus dilakukan secara tahunan oleh KAP yang independen. Hal serupa menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk mendapat akses pendanaan dari bank. Operasional keenam toko dipercayakan kepada seorang manajer dan seorang asisten manajer. Operasional setiap gerai didukung oleh tiga hingga enam pegawai penjualan yang bekerja secara paruh waktu. Inisiatif untuk memberikan sistem bonus selama 2009 dan 2010 dilakukan Langgeng Santoso untuk lebih memacu penjualan dan meningkatkan pendapatan. Sistem berjalan dengan cara pemberian bonus uang tunai pada setiap manajer dan asisten manajer setiap bulan Januari berdasarkan laba yang dihasilkan oleh toko mereka pada tahun sebelumnya. Perhitungan bonus didasarkan atas persentase laba kotor toko dikurangi beban yang dialokasikan secara langsung. Saat ini perusahaan tengah dalam proses pembukaan toko baru ketujuhnya di Kota Madiun dan akan mulai beroperasi pada Desember 2010. Fasilitas baru ini dibangun Langgeng Santoso melalui dana dari perusahaan yang dibentuknya secara terpisah dari PT. Maju Makmur. Bangunan yang selesai dibangun nantinya akan disewakan seterusnya pada PT. Maju Makmur. Langgeng Santoso ingin menghindari setiap permasalahan akuntansi yang terkait dengan ketidakpastian kesuksesan dari toko baru yang dibentuknya. Dia juga melakukan pemeriksaan terhadap pembelian tanah pada setidaknya di empat lokasi yang berbeda di kota Madiun. Langgeng Santoso menyatakan kepada perwakilan dari KAP Adi Susilo dan Rekan bahwa yang menjadi tujuan bisnis utama dari perusahaan saat ini adalah pertumbuhan. Dia menyatakan bahwa hubungan distributor dengan produsen alat elektronik berkualitas tinggi, Samsang, memberikan kesempatan pertumbuhan yang tidak terbatas dan ketika hal itu terwujud maka pertumbuhan investasi finansial akan terjadi di setiap toko perusahaan. Penawaran publik tengah dipertimbangkan oleh perusahaan untuk mendanai target pertumbuhan yang diharapkan. Penambahan peralatan komputer, jaringan internet, serta pengembangan web perusahaan sebagai sarana penunjang pengembangan sistem informasi dan penunjang proses bisnis juga menjadi bahan pertimbangan utama bagi perusahaan.PERTANYAAN DISKUSI DAN LATIHAN

Pertanyaan Diskusi

(1) Mengapa pemilik Perusahaan dan bank yang bersangkutan membutuhkan audit. tahunan dari KAP yang independen?

(2) Dari uraian diatas terlihat bahwa KAP Adi Susilo dan Rekan tidak memiliki auditor yang khusus memiliki pemahaman secara mendalam mengenai industri barang elektronik. Selain itu, KAP juga belum pernah menangani pengauditan laporan keuangan dari perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan barang elektronik. Dari kondisi tersebut menurut anda apakah KAP diperbolehkan menerima perikatan audit tanpa adanya pertner dan manajer audit yang ahli di bidang perdagangan barang elektronik? Apakah pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengaudit industri barang elektronik berbeda secara signifikan dengan audit atas dealer mobil yang sebelumnya juga menjadi klien dari KAP? apakah auditor memiliki kewajiban untuk mendiskusikan pemahamannya yang kurang atau rencana yang telah disusun dengan klien pada para ahli di bidang perdagangan barang elektronik?

(3) Auditor harus menaksir kemungkinan faktor resiko kecurangan. Faktor resiko kecurangan adalah kejadian atau situasi yang mengindikasikan peningkatan kemungkinan bahwa kecurangan telah terjadi. Perusahaan baru saja mencipatakn rencana pemberian bonus. Mengapa insentif yang diambil tersebut menjadi perhatian tersendiri bagi seorang auditor?

(4) KAP Adi Susilo dan Rekan diminta untuk membantu PT. Maju Makmur dalam mengembangkan sistem akuntansi perusahaan. Berdasarkan Standar Auditing, Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku di Indonesia, dan ketentuan lain yang relevan untuk digunakan, menurut Anda apakah KAP nantinya akan mengalami permasalahan independensi ketika menangani audit atas laporan keuangan sekaligus menjadi konsultan terhadap pengembangan sistem akuntansi PT. Maju Makmur pada periode yang sama? Apakah jawaban Anda nantinya juga tergantung pada perusahaan tersebut bersifat terbuka atau tidak? Mengapa demikian?

(5) Setelah melakukan diskusi di KAP, salah satu manajer audit KAP yang juga ikut dalam diskusi dengan Langgeng Santoso, Rangga Prawiro, ditugaskan untuk melakukan pengamatan fasilitas toko pusat/ cabang serta bangunan yang dijadikan sebagai gudang sekaligus pusat kegiatan administrasi Perusahaan. Apa yang harus diobservasi oleh Rangga Prawiro, dan faktor-faktor apa yang harus diperhatikan secara khusus dalam kunjungannya tersebut?

(6) Apakah ada alasan tersendiri tentang kemungkinan Perusahaan tidak menjalin perikatan dengan KAP yang memiliki klien lain dalam industri sejenis (industri elektronik)?

Latihan

(1) Pernyataan Standar Auditing tentang Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit atas Laporan Keuangan menjelaskan bahwa auditor harus mempertimbangkan apakah dalam suatu informasi mengindikasikan bahwa terdapat satu atau lebih faktor resiko kecurangan. Dalam hal ini, faktor resiko kecurangan merupakan masalah potensial atau indikator kecurangan potensial. Adapun tiga kondisi yang memicu kecurangan (berdasarkan fraud triangle) antara lain insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan, adanya kesempatan untuk melakukan kecurangan, dan sikap yang membenarkan perilaku curang (rasionalisasi). Selanjutnya, berdasarkan hasil diskusi dengan Langgeng Santoso,

a) Sebutkan faktor resiko apa saja yang mungkin dihadapi KAP saat menerima perikatan audit! Pastikan anda mendiskusikan seluruh item yang membutuhkan perhatian khusus selama audit.

b) Bagaimana auditor harus melakukan tindakan lanjutan untuk setiap masalah potensial pada setiap faktor resiko kecurangan jika perikatan diterima!

(2) Berdasarkan atas diskusi pada kasus ini, siapkan laporan audit yang dibuat oleh KAP Umar dan Rekan pada akhir tahun 2009. Mengapa opini yang disajikan berbeda dari laporan audit standar (wajar tanpa syarat)?

(3) Perusahaan tengah mempertimbangkan penawaran saham pada publik untuk mendanai rencana pengembangan perusahaan. Langkah-langkah apa saja yang harus diambil oleh Perusahaan sebelum menerbitkan saham ke publik? Bagaimana ketentuan yang diatur pada Sarbanes-Oxley act. berdampak pada keputusan ini? Apa hubungan antara penjualan saham ke publik dengan persyaratan pelaporan keuangan Perusahaan?

(4) Jelaskan mengapa penerimaan klien yang merupakan perusahaan publik akan memberikan dampak pada KAP! Bagaimana dampak keputusan Langgeng Santoso untuk menawarkan saham ke publik dapat mempengaruhi keputusan KAP Adi Susilo dan Rekan dalam menerima atau tidak perikatan audit dengan PT. Maju Makmur?

Riset Kelompok:

Gunakan sumber literatur untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam melakukan riset dengan topik di bawah ini (hubungkan juga pembahasan yang anda lakukan dengan sudut pandang etika profesi!).

(1) Penunjukan berkala KAP oleh perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya sudah menjadi praktik umum. Tulislah laporan yang mendiskusikan pergantian auditor! Mengapa perusahaan mengganti auditornya? Pengungkapan apa yang dibutuhkan ketika perusahaan mengganti auditornya? Apakah perusahaan dapat memilih KAP yang dapat bekerja sama untuk memberikan opini audit sesuai dengan yang dikehendaki? Apakah hal ini etis bagi anda?