karbohidrat makalah
Click here to load reader
-
Upload
ardan-merah-putih -
Category
Documents
-
view
848 -
download
3
Transcript of karbohidrat makalah
KARBOHIDRAT
Karbohidrat Merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia,
karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat
berguna untuk mencegah timbulnya ketosis dan, pemecahann protein tubuh yang
berlebihan.
Pada tanaman karbohidrat dibentuk raksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil.
Reaksi fotosintesis:
Penyerapan sinar matahari dilaksanakan oleh koloroplas daun yaitu pada lapisan-
laisan yang disebut thylakoid, energy sinar matahari akan menaikkan tingkat (level) energy
electron klorofil dalam thylakoid, dan membebaskan bebarapa elektron yang kemudian di
tangkap oleh akseptor electron dalam suatu reaksi oksidasi. Dalam reaksi tersebut pada
prinsip terjadi oksidasi H2O dengan membebaskan O2 dan membentuk ko-enzim tereduksi
kloroplas dapat mensintesis beberapa senyawa lain misalnya pectin, selulosa, hemiselulosa,
pati, pentosan dan sebagainya.
Karbohidrat dapat pula disintesis secara kimia, misalnya pada pembuatan sirup
Formosa yang dibuat dengan menambahkan arutan alkali encer pada formaldehida. Bahan-
bahan nabati sumber karbohidrat yaitu serelia, umbi-umbian dan batang tanaman misalnya,
sagu sumber karbohidrat yang merupakan bahan makanan pokok di berbagai daerah di
Indonesia adalah; biji-bijian, khususnya beras dan jagung.
1) Energy dan Analisis Karbohidrat
Dari reaksi yang terjadi dalam fotosintesis dapat di hitung energy ang di hasilkan per
gram karbohidrat:
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2 – 675 Kal (kkal)
Setiap molikul hekokosa akan membebaskan 675 kal daalam suatu reaksi kebalikan
dari reaksi yang terlihat diatas. Dari pengukuran dengan menggunakan calorimeter,
pembakaran sempurna 1 mol hakokosa sederhana menjadi CO2 dan H2O akan menghasilkan
energy sebesar 675/180 = 3,75 kal per gram.
Pembakaran sukrosa memberika 3,95 kal per gram. Pencernaan sukrosa dalam
tubuh hanya mempunyai efisiensi 98%, karena itu kaloriyang di hasilkan untuk tubuh dari 1
gram sukrosa adalah 3,95x0,98=3,97 kal per gram. Bila terjadi polimerisasi, beberapa
molekul membentuk hemoglikan, misalnya pati (C6H6O5) akan dihasilkan 4,18 kal per gram
karena efesiensi pencernaan pati 98-99%, maka satu karbohidrat akan menghasilkan :
0,98x4,18=4,0 kal.
Ada beberapa cara analisis yang dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan
karbohidrat dalam makanan, yang paling mudah adalah dengan cara menghitung kasar
(proxymete analys) atau juga disebut carbohydrate by difference.
Yang dimaksud dengan proxymete analys adalah suatu analis dimana kandungan
karbohidrat termasuk serat kasar diketahui bukan melalui analisis tetapi melelui
perhitungan, sebagai berikut:
% karbohidrat=100% - %(protein + lemak + abu + air)
Carbohydrate by difference adalah penentuan karbohidrat dalam bahan makanan
secara kasar, dan hasilnya ini biasanya dicantumkan dalam daftar komposisi bahan
makanan.
2) Karbohidrat Dalam Bahan Makanan
Karbohidrat banyak terdapat bahan nabati, baik berupa gula sederhana, hekokosa,
pentose, maupun karbohidrat dengan berat molikul yang tinggi pati, pectin, selulosa dan
lignin. Selulosa dan lignin berperan sebagai penyusun dinding dalam tanaman. Pada
umumnya buah-buahan yang mengandung monosakarida seperti, glukosadan fruktosa.
Disakarida seperti gula tebu (sukrosa atau sakrosa) bayak terkandung dalam batang tebu ; di
dalam air susu terdapat laktosa atau gula susu. Beberapa oligosakarida seperti dekstrin
terdapat dalam sirup pati, roti dan bir. Sedangkan berbagai polisakarida seperti pati, banyak
terdapat dalam umbi-umbian serealia dan umbi-umbian. Selulosa pectin banyak terdapat
dalam buah-buahan. Selama proses pematangan, kandungan pati dalam buah-buahan
berubah menjadi gula-gula preduksi yang akan menimbulkan rasa manis. Buah-buahan
sitrus tidak banyak mengandung pati dan ketika menjadi matang hanya mengalami sedikit
perubahan komposisi karbohidrat. Sumber karbohidrat utama bagi bahan makanan kita
adalah serealia umbi-umbian misalnya kandungan pati dalam beras = 78,3%, jagung = 72,4%
singkong, 34,6% dan talas = 40%, pada hasil ternak, khususnya daging, karbohidrat terdapat
dalam bentuk glikogen yang disimpan dalam jaringan-jaringan otot dan dlam hati.
3) Jenis karbohidrat
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,
oligosakarida, serta polisakarida. Monosakarida merupakan suatu molekul yang dapat
terdiri dari lima atai enam atom C, sedangkan oligosakarida merupakan polimer dari 2-10
monosakarida, dan pada umumnya polisakarida merupakan polimer yang terdiri lebih dari
10 monomer monosakarida.
a. Monosakarida
Tatanama monosakarida tergantung dari gugus fungsional yang dimiliki dan letak
hidrokasilnya. Monosakarida yang mengandungsatu gugus aldehida disebut aldosa,
sedangkan ketosa mempunyai satu gugus keton. Monosakarida dengan enam atom C
disebut hekokosa, misalnya glukosa (dekstrosa atau gula anggur), fruktosa (levulosa
atau gula buah), dan galaktosa. Sedangkan yang mempunyai lima atom C disebut
pentose misalnya xilosa, arabinosa dan ribosa.
Ada beberapa penulisan rumus bangun molekul-molekul gula. Cara penulisan yang
paling sederhana adalah Fischer yang disebut fischer projection formula seperti melihat
pada rumus di bahwah ini.
HC=0
HC-0H
HO-C-H
H -C- OH
H -C- OHCH2 OH
HC=0
H0C-0
H-C-OH
HO -C-H
HO -C-HCH2 OH
HO-C-H
H2C-OH
C=O
H-C-OH
CH2 OHH-C-OH
HC-O -H
HC-OH
C=O
HO-C-H
CH2 OHHO-C-H
D-Glukosa L- Glukosa D-Flukosa L-Flukosa
Karbon no. 1 daat tersusun lagi dalam dua cara membentuk α-D-glukosa dan β-D-glukosa. Atom karbon ini disebut atom karbon anomerik.
Posisi H dan Oh pada karbon anomerik disebut α atau β ditentukan dengan mereaksikannya dengan asam borat; α-D-glukosa bereaksi dengan cepat dengan β-D-glukosa tidak mudah bereaksi dengan borat haworth berhasil menggambarkan rumus tersebut dalam bentuk persepektif dengan atom H dan hidroksil (OH) diatas atau di bawah bidang cincin yang letaknya tegak lurus pada permukaan kertas.
D dan L merupakan bayangan cermin, maka pemberian symbol α dan β pada L heksosa dilakukan secara kebalikanya, yaitu bila hidroksil berada diatas bidang cincin maka diberi simbol α dan seterusnya.
-------------------------------------------
Sukrosa adalah oligosakarida yang mempunyai peran penting dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat tebu , bit, siwalan, dan kelapa kopyor. Untuk industri- industri makanan biasanya digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dalam jumlah yang banyak digunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup gula pasir sukrosa di larutkan dalam air dan dipanaskan sebagai sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan Fruktosa, yang disebut gula invert.
b. Polisakarida
Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur
(selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin) dan sebgai sumber energi (pati, dekstrin,
glikogen, fruktan). Polisakarida penguat tekstur ini tidak dapat dicerna oleh tubuh
tetapi merupakan serat-serat (idietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim
pencernaan.
O
H
CH2OHH,OH
=L
OH
H
H,OH H,OH
= β
H
CH2OHH,OH
=L
OH
H
H,OH H,OH
= α
Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat
berantai lurus atau bercabang dan dapat di hidrolis dengan enzim-enzim yang spesifik
kerjanya. Hasil hidrolisis sebagian akan menghasilkan oligosakarida dan dapat di pakai
untuk menentukan struktur molekul polisakarida.
Pati
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan αglikosidik. Berbagai macam pati tidak
asma sifatnya, tergantung dari panjang rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang
dapat di pisahkan dengan air panas. Fraksi melarut mempunyai struktur lurus dan ikatan α-
(1,4)-D-glikosa, sebanyak 4-5% dari berat total.
Galatinasi
Pati dapal jaringan tanaman mempnynyai bentuk granula (butir) yang berbeda-beda.
Dengan mikroskop jenis pati dapat dibedakan karena mempunyai bentuk, ukuran, letak
hilum yang unik, dan juga dengan sifat birefringent-nya. Sifat birefringent akan di bahas
kemudian.
Bila pti mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula patinya akan menyerap air
dan membengkak.
Bila suspensi pati dalam air dipanaskan, beberapa perubahan selama terjadinya
glatinisasi dapat diamati. Mula-mula suspensi pati yang keruh seperti susu tiba-tiba mulai
menjadi jernih pada suhu tertentu, tergantung jenis pati yang digunakan.
Karena jumlah guguhidroksil dalam molekul pati sangat besar, maka kemampuan
menyerap air sangat besar.
c. Regradasi dan sinersis
Beberapa molekul pati, khususnya amilosa yang dapat terdispersi dalam air
panas, meningkatkan granula-granula yang membengkak dan masuk kedalam cairan
yang ada disekitarnya. Karena itu, pasta pati yang mengalami glatinasi terdiri dari
granula-granula yang membekngkak dalam suspensi air panas dan molekul-molekul
amilosa yang terdispersi dalam air. Molekul-molkul amilosa tersebut akan terus
terdispensi, asalkan pasta pati tersebut tetap dalam keadaan panas. Karena itu dalam
keadaan panas, pasta masih memiliki kemampuan untuk mengalir yang fleksibel dari
tidak kaku.
d. Pemecahan Pati Oleh Pektin
Enzim-enzim yang terdapat dalam tanaman yang dapat menghidrolisis pati
dalam pati adalah β- amilase, α-amilase fosforilase.
Enzim β-amilase dapat memecah pati menjadi fraksi-fraksi yang kecil-kecil, misalnya
pemecahan amilosa menjadi fraksi yang tersebut maltosa, suatu disakarida dari glukosa, bila
β-amilase direaksikan terhadap pati biasa, hanya di peroleh 6% sampai 70% dari hasil
maltosa teoretis. Bagian pati yang tidak terurai menjadi yang disebut β-amilase limit dextrin.
Hal ini disebabkan karena ternyata β-amilase tidak mampu menghidrolisis amilopektin
diluar batas cabang-cabang tertentu.
Dibanding β-amilase kemaamapuan menghidrolisis α-amilase lebih hebat, enzim ini
dapat menghidrolisis enzim menjadi fraksi-fraksi molekul yang terdiri dari 6 sampai 7
glukosa.
Enzim fosforilase mampu memecah ikatan 1,4-glukosidik pati dengan bantuan asam
atau ion fosfat, sedangkan amilase memerlukan air.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Proses tersebut disebut fosforilasi, dan biasanya disebut proses hidrolis. Fosforilase
dapat memecah amilosa secara tuntas, tetapi bila substarnya amilopektin, disamping
glukosa terbentuk dekstrin yang disebut “dekstrin tahan fosforilase” yang molekulnya
mengandung cabang-cabang ikatan α-1,6.
e. Reaksi dengan lodin
Pati yang berikatan dengan iodin (I2) akan menghasilkan warna biru. Sifat ini dapat
digunakan untuk menganalisis adanya pati. Hal ini disebabkan oleh struktur pati yang
berbentuk spiral, sehingga akan mengikat molekul iodin dan terbentuklah warna biru, bila
pati dipanaskan, spiral merenggang, molekul-molekul iodin melepas shingga warna biru
hilang. Dari percobaan-percobaan didapat bahwa pati akan merefleksikan warna biru
berupa polimer glukosa yang lebih besar dari dua puluh, misalnya molekul-molekul amilosa.
Bila polimernya kurang dari dua puluh amilopektin, maka akan dapat dihasilkan warna
merah. Sedangkan dekstrin dengan polimer 6, 7 dan 8 membentuk warnacoklat. Polimer
yang lebih kecil dari lima tidak memberikan warna dengan iodin.
f. Selulosa
Selulosa merupakan serat-serat panjang yang bersama-sama hemiselulosa , pektin,
dan protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel tanaman. Pada
proses pematangan, penyimpanan atau pengolahan, komponen selulosa dan hemiselulosa
mengalami perubahan sehingga terjadi perubahan tekstur.
g. Pektin
Senyawa pektin
Pektin secara umum terdapat di dinding sel primer tanaman, khususnya disela-sela
antara selulosa dan hemiselulosa. Senyawa-senyawa pektin juga berfungsi sebagai bahan
perekat antara dinding sel yang satu dengan yang lain. Bagian antara dua dinding sel yang
berdekatan disebut lamela tengah (middle lamela).
Senyawa-senyawa pektin merupakan polimer dari asam D-galakturonat yang
dihubungkan dengan ikatan β-(1,4)-glukosida; asam galakturonat merupakan turunan dari
galaktosa.
h. Glikogen
Glikogen merupakan suatu polimer struktur molekulnya hampir sama dengan
struktur mplekul amilopektin glikogen mempunyai banyak cabang (20-30 cabang) yang
pendek-pendek dan rapat, sedangkan amilopektin hanya mempynyai kira-kira 6 cabang.
Glikosida adalah suatu komplek antara gula preduksi (glikon) dan bukan gula
(aglikon). Glikon bersifat mudah larut dalam air dan glikosida-glikosuida mempunyai
tegangan permukaan yang kuat.
4) Pencoklatan (browning)
Proses pencoklatan atau browning sering terjadi pada buah- buahan seperti pisang,
peach, pear, salak, pala dan apel. Buah yang memar juga mengalami pencoklatan.
Pada umumnya proses pencoklatan dapat dibagi menajdi dua jenis yaitu proses
pencoklatan yang enzimatik dan yang nonenzimatik.
Pencoklatan enzimatik terjadi pada buah-buahan yang banyak mengandung
substrak senyawa fenolik. Ada banyak sekali senyawa fenolik yang dapat bertindak sebagai
substrak dalam proses pencoklatanenzimatik pada buah-buahan dan sayuran. Disamping
katekin dan turunannya seperti tirosin, asam kloroganet, serta leukoantosianin dapat
menajdi substrak proses pencoklatan.
Senyawa fenolikdengan jenis otrodihidroksi atau trihidroksi yang saling berdekatan
merupakan substrak yang baik untuk prosespencoklatan . proses pencoklatan enzimatik
memerlukan adanya enzim fenol oksidase dan oksigen yang harus berhubungan dengan
substrak tersebut.
Enzim-enzim yang dapat mengkatalisis oksidasi dalam proses pencoklatan di kenal
dengan berbagai nama yaitu; fenol oksidase, polifenol oksidase, fenolase, atau polifenolase;
masing-masing bekerja secara specifik untuk substrak tertentu.
Terjadinya reaksi pencoklatan diperkirakan melibatkan perubahan dari bentuk
kuinol menjadi kuinon seperti terlihat pada gambar berikut ini :
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Pencoklatan akibat vitamin C
Vitamin C (asam akrobat) merupakan suatu senyawa reduktor dan juga dapat
bertindak sebagai preccurror untuk pembentukan warna coklat nonenzimetik. Asam-asam
dehidroaskrboat. Dalam suasana asam, cincin lakton asam senyawa diketoguloant; dan
kemudian berlangsunglah raksi Maillard dan proses pencoklatan.
Serat Bahan Pangan
Hanya dalam beberapa dasa warsa terakhir ini di ungkapkan oleh para ilmuan,
bahwa serat-serat yang terdapat dalam bahan pangan yang terdapat dalam bahan pangan
yang tidak tercena mempunyai sifat positif bagi gizi dan metabolisme. Nama atau istilah
yang di gunakan untuk serat tersebut adalah dietary fiber.
Dietary fiber merupakan komponen dari jaringan tanaman yang tahan terhadap
proses hidrolisi oleh enzim dalam lambung dan usus kecil. Serat-serat tersebut banyak
berasal dari dinding sel berbagai sayuran dan buah-buahan. Secara kimia dinding sel
tersebut banyak terdiri dari berbagai jenis karbohidrat seperti selulosa, hemiselulosa,
pektin, dan nonkarbohidrat seperti polimer lignin, beberapa gumi dan mucilage. Karena itu
dietary fiber pada umumnya merupakan karbohidrat atau polisakarida. Berbagai jenis
makanan nabati pada umumnya banyak mengandung dietary fiber.
Walaupun demikian serat kasar tidaklah identik dengan dietary fiber. Menurut scala
(1975) kira-kira hanya sekitar seperlima dari setengah dari dari seluruh serat kasar yang
benar-benar berfungsi sebagai dietary fiber.
Pengaruh konsumsi dietary fiber pada kadar kolestrol tinggi telah dibuktikan telah
dibuktikan pada pasien sukarelawan, yang kemudian juga dibuktikan kepada hewan
percobaan, bahwa pasien yang memiliki kandungan kolestrol tinggi tapi rendah konsumsi
serat bahan makanan, dengan meningkatkan dietary fiber akan hanya turun kolestrol dalam
darahnya, terutama bila hal tersebut dilakukan secara kontinue.
Fungsi dietary fiber dalam hal ini ternyata melibatkan asam empedu (bileacid).
Pasien dengan konsumsi serat tinggi dapat mengeluarkan lebih banyak asam empedu, juga
banyak sterol dan lemak dikeluarkan bersama fase; serat-serat tersebut ternyata mencegah
terjadinya penyerapan kembali asam empedu, kolestrol, dan lemak.
Penyakit diverticulitis merupakan penyakit yang disebabkan terjadinya
pembengkakan keluar setempat pada usus besar, terutama bagian depan (bagian assending
dan menyilang ) bagian usus besar tersebut dapat mengembung, pecah, dan terjadilah
infeksi. Dengan alasan yang tidak jelas orang yang menderita diverticulitis biasanya juga
menghidap usus buntu, hemarhoid , serta vena vericose. Meskipun hal hal tersebut ada
sangkut pautnya dengan keturunan, terapi derajat konsumsi serat dietary fiber ada juga
peranannya.
Dari penelitian secara klinis di dapat bahwa dietary fiber khususnya dari serrelia,
sangat efektif dalam menanggulangi segala penyakit Divvercicullitis. Degnan konsumsi
dietary fiber yang tinggi, maka fase lebih mudah menyerap air, menjadi lebih empuk dan
halus, dan mudah di dorong keluar shingga terpaksa harus di tekan dengan kuat. Hal ini
akan dapat menyebabkan tekanan yang kuat terhadap vena usus besar dan kaki. Akibatnya
akan menyebabkan hemarhoir dan vericose.
Analisis Sakarida Dalam Bahan Makanan
Berdasarkan sefat-sifat sakarida dan reaksi-reaksi kimia secara spesifik karbohidrat
dapat dianalisi secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisa Kualitatif
Karbo hidrat dengan zat tertentu akan mengahasilkan warna tertentu yang dapat
digunakan analis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan larutan dalam alkohol,
kemudaian ditambahkan H2SO4 paket secara hati-hati, pada batas cairan akan terbentuk
furtural yang berwarna unggu. Reaksi ini disebut reaksi molisch dan merupakn reaksi umum
bagi karbohidrat.
Beberapa reaksi yang lebih spesifik dapat membedakan golongan karbohidrat.
Misalnya ketosa, pentosa dan asam uronat dapat dibedakan dari aldoheksosa karena reaksi
dengan golongan fenol akan menghasilkan warna yang berbeda. Fenol yang sering dipakai
adalah resorsional (pereaksi seliwanoff), floroglusional, dan orsinol.
a. Uji Antron
Sebanyak 0,2 ml larutan contoh didalam tabung reaksi ditambahkan kedalam larutan
antron (0,2% dalam H2SO4 pekat). Timbulnya wana hijau atau hijau kebiruan
menandakan adanya karbohidrat dalam larutan contoh. Uji ini sangat sensitif sehingga
juga dapat memberikan hasil positif jika dilakukan pada kertas saring mengandung
selulosa. Uji antron ini telah dikembangkan untuk uji kuantitatif secara colorimetrik bagi
Glikogen inulin, dan gula dalam darah.
b. Uji Barfoed
Pereaksi terdiri dari kupri asetat dan asam asetat. Kedalam 5 ml peraksi dalam tabung
reaksi ditambah 1 ml larutan contoh, Kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air
mendidih selama 1 menit. Endapan berwana merah oranye menunjukkan adanya
Monosakarida dalam contoh.
c. Uji Beneict
Peraksi terdiri dari kupri sulfat, natrium sitrat, dan natrium karbonat. Ke dalam 5 ml
peraksi dalam tabung reaksi ditambahkan 8 tetes larutan contoh, kemudian tabung
reaksi ditempatkan dalam air mendidih selam 5 menit. Timbulnya endapat warna hijau,
kuning atau merah oranye menunjukkan adanya gula preduksi dalam contoh.
d. Uji Orsinol Bial-HCI
Kedalam 5 ml preaksi ditambahkan 2-3 ml larutan air larutan contoh, kemudian
dipanaskan sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan. Timbulnya
endapat dan larutan berwarna hijau menandakan adanya pentosa dalam contoh.
e. Uji Hayati
Pereaksi terdiri dari garam Rochelle atau kalium natrium tatrat, gliserol, dan kupri sulfat.
Uji dan tanda-tanda dilakukan sama seperti uji benedict.
f. Uji Iodin
Larutan contoh diasamkan dengan HCI. Sementara itu dibuat larutan iodin dalam
larutan KI. Lauran contoh sebanyak satu tetes ditambah kedalam larutan iodin.
Timbulnya warna biru menunjukkan adanya pati dalam contoh, sedangkan warna merah
menunjukkan adanya glikogen atau eritrodekstrin.
g. Uji Molisch
Ke dalam 2 ml larutan contoh dalam tabung reaksi ditambahkan dua tetes peraksi α-
naftol 10 % (baru dibuat dan di kocok). Secara hati hati 2 ml H2SO4 pekat ditambahkan
kedalam tabung reaksi tadi sehingga timbul dua lapisan cairan dalam tabung reaksi
dimana larutan contoh akan akan berada dilapisan atas. Cincin berwarna merah ungu
pada batas atas kedua cairan menunjukkan adanya karbohidrat dalam contoh.
h. Uji Seliwanoff
Peraksi dibuat segera sebelum uji dimulai. Peraksi ini dibuat dengan mencampurkan 3,5
ml resorsinol 0,5 % dengan 12 ml HCI pekat kemudian diencerkan menjadi 35 ml mililiter
dengan air suling. Uji dilakukan dengan menambahkan 1 ml larutan contoh ke dalam 5
ml pereaksi kemudian ditempatkan didalam air mendidih selama 10 menit. Awrna
merah cherry menunjukkan adanya fruktosa daam contoh.
i. Uji Tauber
Sebanyak dua tetes lautan contoh ditambah kedalam 1 ml larutan benzidina, dididihkan
dan didinginkan cepat-cepat. Tibulnya warna ungu nmenunjukkan adanya pentosa
dalam contoh.
Analisis Kuantitatif
Karbohidrat mempunyai sifat dapat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan
(+) atau ke kiri (-), dan setiap gula mempunyai sudut putaran khas yang berbeda-beda.
Misalnya sukrosa +66,5o dan glukosa 90o. Sifat ini dipakai untuk analsisi kuantitatif dengan
menggunakan polarimeter. Larutan gula dimasukan dalam tabung polariskop yang tertentu
panjangnya, kemudian dilihat sudut putarannya. Dari rumus yang ada maka dapat dihitung
kostrentrasi larutan tersebut.
---------------------------------------------------
20 = sudurt putaran spesifik pada 20o C dan menggunakan
D D-line dari sumber cahaya sinar natrium.
A = sudut putar yang diamati
I = panjang gelombang polimeter
C = berat gula dalam gram per 100 ml larutan
Cara ini dapat juga digunakan pada campuran karbohidrat dengan sudut putar yang
berbeda. Misalkan untuk mengukur banyaknya sukrosa yang telah terhidrolisis menjadi
glukosa dan fruktosa. sudut putar harus diukur sesudah dan sebelum hidrolisis. Karena
sudut putaran khas sukrosa dan ekuimolar campuran diketahui, maka prosentase sukrosa
dapat dihitung.
100(P-P1)S =
133-0,5 (t-20)
S = Prosentase Sukrosa
P = Sudut putaran campuran
P1 = Sudut putar sesudah dihidrolisis
t = Suhu
Lemak Dan Minyak
Peranan
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibandingkan karbohidrat dan protein. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber
dan pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E dan K
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan
yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke
bahan makanan dengan berbagai tujuan.
Minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak
goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega, dan margarin.
Pembentukan Lemak Secara Alami
Pembentukan lemak dalam tanaman dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu
pembentukan gliserol, pembentukan molekul asam lemak, kemudian kondensasi asam
lemak dengan membentuk lemak.
Sintesis Gliserol
Dalam tanaman terjadi serangkaian reaksi biokimia ; pada reaksi ini fruktosa difosfat
diuraikan oleh enzim aldosa enzim aldosa menjadi dihroksi aseton fosfat, kemudian
direkduksi menjadi α-gliserofosfat. Gugus fosfat di hilangkan melalui proses fosforilasi
sehingga akan mterbentuk molekul gliserol.
Sintesis Asam Lemak
Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa-senyawa yang mengandung karbon
seperti asam asetat, asetaidehida, dan etanol yang merupakan hasil respirasi tanaman.
Sintesis asam lemak dilakukan dalam kondisi anaerob dengan bantuan sejenis bakteri
Clostridium KlyuveriC2H5OH + CH3COOH CH3 (CH2)2COOH + H2O
Kondensasi Asam Lemak Dengan Gliserol
Pada tahap pembentukan molekul lemak ini terjadi reaksi esterifikasi gliserol
dengan asam lemak yang dikatakan oleh enzim lipase.
------------------------
Minyak pangan dalam bahan pangan biasanya diektraksi dalam keadaan tidak murni
dan bercampur dengan komponen-komponen lain yang disebut fraksi lipida. Fraksi lipida
terdiri dari minyak/lemak (edible fat/oil). Malam (wax), fosfolipida, sterol, hidrokarbon, dan
pigmen.
Leamak/minyak makan gram Na-asam lemak + gliserolMalam +NaOH gram Na-asam lemak + alkoholFosfolipida gram Na-asam lemak + gliserol
+ Na3PO4 + Amina
Sterol Hidrokarbon +NaOH (tidak tersabunkan)
Kandungan lemak dalam bahan pangan adalah lemak kasar dan merupakan
kandungan total lipida dalam jumlah yang sebenarnya.
Fraksi nonminyak
Malam dan fosfolipida
Malam adalah ester asam lemak dalam alkohol yang mempunyai berat molekul
(BM) tinggi. Asam lemaknya adalah palmitat, stearat, dan oleat. Malam hanya terdapat
dalam lemak kasar.
Fosfolipida merupakan ester asam lemak dan gliserol yang mengandung ion fosfat.
Minyak dan golongan biji-bijian banyak mengandung fosfolipida, misalnya sefalin yang
banyak terdapat pada minyak kacang kedelai.
Pigmen
Adanya pigmen menyebabkan lemak berwarna. Warna lemak tergantung dari
macam pigmennya.
Bila minyak dihidrogenasi maka akan terjadi hidrogensi karotenid dan warna merah
akan berkurang. Selain itu,perlakuan pemanasan juga akan mengurangi warna pigmen,
karena karotenoid tidak stabil pada suhu tinggi. Pigmen ini mudah teroksidasisehingga
minyak akan mudah tengik. Cara menghilangkan pigmen biasanya dilakukan dengan
adsorben seperti arang aktif dan bleaching eart. Pada minyak kelapa sawit, kandungan
karotenoid jarang di hilangkan sepenuhnya karena merupakan provitamin A .
Asam Lemak
Asam-asam lemak yang ditemukan di dalam, biasanya merupakan asam-asam
monokarboksilat denganrantai tidak bercabang dan mempunyai jumlah atom karbon genap.
Asam-asam lemak yang dtemuakan dalam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam
lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh berbeda dalam jumlah
dan posisi ikatan rangkapnya, dan berbeda dengan asam jenuh dalam bentuk molekul
keseluruhan.
Komposisi Dan Sifat
Lemak dan minyak termasuk dalam kelompok senyawa yang disebut lipida. Yang
pada umunya mempunyai sifat sama yaitu sifat tidak larut dalam air. Lemak merupakan
bahan padat pada suhu kamar, diantaranya disebabkan kandungannya yang tinggi akan
asam lemak jenuh yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap. Sehimgga
mempunyai titik lebur yang lebih tinggi. Contoh asam lemak jenuh yang banyak terdapat di
alam adalah asam palmilat dan asam stearat.
Jenis lemak dan minyak
Minyak goreng
Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih, dan
penambah nilai kalori dalam makanan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya,
yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak diinginkan dan dapat
menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan.
Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak goreng itu, titik asap suatu minyak
goreng tergantung dari kadar gliserol bebas.
Mentega
Mentega sendiri merupakan emulasi air dalam minyak dengan kira-kira 18% air
terdispersi di dalam 80% lemak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat
pengemulasi (emuslisifer).
Lemak susu terdiri dari trigliserida-trigliserida butirodiolein, butiropalmitoolein,
oleodipalmatin, dan sejumlah kecil triolein. Asam lemak butirat dan kaproat dalam keadaan
bebas akan menimbulkan bau dan rasa tidak enak. Mentega dari lemak yang asam
mempunyai cita rasa yang kuat
Margarin
Margarin juga merupakan emulasi air dalam minyak dengan persyaratan
mengandung tidak kurang dari 80% lemak. Lemak yang digunakan dapat berasal dari lemak
hewani atau lemak nabati. Lemak hewani yang digunakan biaanya lemak babi (lard) dan
lemak sapi (ole oil).
Pengertian bilangan penyabunan Bilangan penyabunan adalah jumlah basa yang dibutuhkan untuk menyabunkan sejumlah minyak. Bilangan penyabunan biasanya berhubungan dengan berat molekul suatu minyak/lemak. jika suatu minyak memiliki berat molekul kecil maka bilangan penyabunannya besar dan sebaliknya
besarnya jumlah iod ysng diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tak jenuh. ikatan rangkap yang terdapat pada minyak yang tak jenuh akan bereaksi dengan iod. gliserida dengan tingkat ketidakjenuhan yang tinggi akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar...