KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx
-
Upload
nadhia-kirana-d -
Category
Documents
-
view
270 -
download
3
description
Transcript of KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.docx
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar
Mengajar
Yang Dibimbing Oleh Drs. Masjhudi, M.Pd.
Oleh Kelompok 1 Off B
Bima Diwanata (120341421976)
Fina Zakiyyah (120341421989)
Humila Ainun N. (120341421995)
Nadhia Kirana D. (120341421996)
Pipit Tri Handayani (120341421987)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
Agustus 2014
Karakteristik Pembelajaran Biologi
Hakikat Ilmu Biologi dalam Dunia Pendidikan
Menurut Sudjoko (2000), biologi merupakan bagian dari bidang studi Ilmu
Pengetahuan alam (IPA). Biologi ialah ilmu alam tentang makhluk hidup atau
kajian saintifik tentang kehidupan (Campbell, 2003). Sebagai ilmu, biologi
mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan fenomena kehidupan
makhluk hidup pada tingkat organisasi kehidupan dan tingkat interaksinya dengan
faktor lingkungan. Biologi sebagai bagian dari sains terdiri dari produk dan
proses. Produk biologi terdiri atas fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum yang
berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup beserta interaksinya dengan
lingkungan (Depdiknas, 2002). Dari segi proses maka Biologi memiliki
ketrampilan proses yaitu: mengamati dengan indera, menggolongkan atau
mengelompokkan, menerapkan konsep atau prinsip, menggunakan alat dan bahan,
berkomunikasi, berhipotesis, menafsirkan data, melakukan percobaan, dan
mengajukan pertanyaan.
Standar kompetensi dalam kurikulum pembelajaran biologi menyediakan
berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains.
Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan
hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan
secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan
untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir
analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang
matematika, fisika, kimia, dan pengetahuan pendukung lainnya. Dalam
hubungannya dengan pendidikan karakter bangsa, mata pelajaran biologi
sebelumnya telah ditetapkan oleh standar nasional pendidikan sebagai mata
pelajaran yang bertujuan sebagai berikut:
1. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan,
keindahan alam, serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat
bekerjasama dengan orang lain.
3. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan
secara lisan dan tertulis.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif
dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi.
5. Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi serta kaitannya
dengan materi IPA lainnya.
6. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
7. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian
lingkungan (Depdiknas, 2008).
Dengan tujuan di atas maka pemberian mata pelajaran biologi
dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri
bagi peserta didik.
Pada dasarnya pembelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa
dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan memahami konsep
ataupun fakta secara mendalam. Dengan demikian dapat tercapai pembelajaran
biologi yang efektif. Agar tercapai pembelajaran biologi yang efektif, maka harus
diperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:
a. Student Centered Learning (pembelajaran berpusat pada siswa)
Siswa ditempatkan sebagai subjek belajar, artinya proses belajar dilakukan
oleh siswa dengan melakukan suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru
untuk menanamkan konsep-konsep tertentu. Dalam hal ini yang aktif adalah siswa
bukan guru. Dengan belajar secara aktif siswa akan memperoleh hasil belajar
yang maksimal.
b. Learning by Doing (belajar dengan melakukan sesuatu)
Proses pembelajaran biologi dilakukan dengan merancang kegiatan
sederhana yang dapat menggambarkan konsep yang sedang dipelajari. Dengan
demikian siswa dapat mengalami sendiri, artinya siswa mengetahui tidak hanya
secara teoritis, tetapi juga secara praktis (Darsono, 2000). Sebagaimana pendapat
aliran konstruktivisme yang mengatakan bahwa pembelajaran akan berlangsung
efektif apabila siswa terlibat secara langsung dalam tugas-tugas yang berhubungan
dengan konteks yang bermakna (Wahyuni, 2007).
c. Joyful Learning (Pembelajaran yang menyenangkan)
Kesempatan untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam kelompok akan
membuat siswa merasa senang dan tidak tertekan. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk melakukan pengamatan,
percobaan dan berdiskusi merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
d. Meaningful Learning (Pembelajaran yang bermakna)
Pembelajaran menjadi bermakna jika siswa dapat mengalami sendiri dan
dapat mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Lebih bermakna suatu materi
maka akan lebih mudah untuk menyimpan dan mengingatnya kembali (Sudjana,
2007).
e. The Daily Life Problem Solving (Pemecahan masalah sehari-hari)
Objek biologi meliputi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Dengan
demikian permasalahan dalam biologi senantiasa berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Siswa perlu dilatih untuk dapat memecahkan permasalahan yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Ruang Lingkup Strategi Belajar Mengajar
Pembelajaran adalah suatu aktivitas (proses) belajar-mengajar yang di
dalamnya ada dua subyek yaitu guru dan peserta didik. Proses belajar mengajar
merupakan kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang
berlangsung secara edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Biologi merupakan
mata pelajaran yang termasuk dalam rumpun ilmu pengetahuan alam atau sains.
Ilmu sains berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara
sistematis, sehingga pembelajaran bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan terbaru. Sehubungan dengan itu,
pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pembelajaran biologi diarahkan untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.
Strategi belajar mengajar adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Sementara ruang lingkup adalah cakupan atau batasan yang menjadi
pembahasan dan objek stategi pembelajaran. Sehingga ruang lingkup strategi
belajar mengajar adalah batasan atau cakupan kegiatan yang harus dilakukan oleh
guru dan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Ruang lingkup strategi belajar mengajar tersebut meliputi ; materi, media,
pendekatan-pendekatan, alokasi waktu, metode, pola pembinaan terpadu,
kompetensi dasar peserta didik dan evaluasi.
1. Materi merupakan pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang harus
dimiliki dan dikuasai oleh para peserta didik dalam rangka untuk
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Jenis materi pembelajaran
ada fakta, konsep, prosedur, prinsip, dan sikap.
2. Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pembelajaran sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb :
No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran
I Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
II Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
III Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
IV
Proyeksi visual
diam Overhead transparansi (OHT), Film bingkai (slide)
V
Proyeksi Audio
visual diam Film bingkai (slide) bersuara
VI Visual gerak Film bisu
VII
Audio Visual gerak, film gerak bersuara,
video/VCD, televise
VII
I Obyek fisik Benda nyata, model, specimen
IX
Manusia dan
lingkungan Guru, Pustakawan, Laboran
X Komputer
CAI (Pembelajaran berbantuan komputer), CBI
(Pembelajaran berbasis komputer).
3. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach).
4. Alokasi Waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menyampaikan materi
yang ada.
5. Metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut
buku “Psikologi Pendidikan” yang di buat oleh Dr. Iskandar, M.Pd. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, antara
lain: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, tugas, kerja kelompok,
demonstrasi dan eksperimen, problem solving, susun regu, latihan, dan
karya wisata.
6. Pola pembinaan terpadu, merupakan pola pembelajaran yang menekankan
pada pembinaan kepada siswa untuk mampu bersikap mandiri dalam
memecahkan setiapa masalah.
7. Kompetensi dasar peserta didik, merupakan kemampuan yang dimiliki
oleh seorang peserta didik dalam menyampaikan materi maupun
pembelajaran kepada siswanya.
8. Evaluasi pembelajaran merupakan sebuah kegiatan mengevaluasi atau
mengoreksi hal-hal yang telah terjadi atau dilakukan selama kegiatan
pembelajaran yang telah berlangsung
Daftar Pustaka
Anderson. R.H (1976). Selecting & Developing Media for Instruction. Wescosin:
American Society for Training and Development. Bachr
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-ruzz Media
Campbell, Neil A.; Reece, Jane B.; Mitchell, Lawrence G. Edisi: ed.5 Penerbit:
Jakarta: Erlangga Tahun terbit: 2003
Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang
Depdiknas. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Tatap Muka Penugasan
Terstruktur dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur. Jakarta. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Dikdasmen.
Senjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Strandar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar
Baru Algasindo