KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala...

80
i KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI YANG DIFERMENTASI DENGAN BAKTERI Lactobacillus plantarum PADA SUHU DAN LAMA INKUBASI YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh: RAFIKAH ZAHRA UMAR I 111 13 328 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala...

Page 1: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

i

KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI

YANG DIFERMENTASI DENGAN BAKTERI Lactobacillus

plantarum PADA SUHU DAN LAMA INKUBASI

YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh:

RAFIKAH ZAHRA UMAR

I 111 13 328

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 2: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

ii

KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI

YANG DIFERMENTASI DENGAN BAKTERI Lactobacillus

plantarum PADA SUHU DAN LAMA INKUBASI

YANG BERBEDA

SKRIPSI

Oleh:

RAFIKAH ZAHRA UMAR

I 111 13 328

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

Page 3: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

iii

Page 4: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

iv

Page 5: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat dan

taufik-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsidengan judul Kemampuan

Fermentasi Lactobacillus plantarum pada Telur Infertil dengan Waktu Inkubasi

yang Berbeda. Penulis dengan rendah hati mengucapakan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan skripsi

ini utamanya:

1. Ibu Dr. Nahariah, S.Pt, M.P.sebagai pembimbing utama dan Dr. Hikmah

M.Ali, S.Pt, M.Si selaku pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan

waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan nasihat serta

motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Wempi Pakiding, M.Sc., ibu Dr. Wahniyathi Hatta, S.Pt,

M.Si. dan ibu drh. Hj. Farida Nur Yuliati. M.Si yang telah banyak

memberikan saran kepada penulis.

3. Ketua Program Studi Teknologi Hasil Ternak Bapak Dr. Muhammad Irfan

Said S.Pt, M.P.dan Bapak Ketua Jurusan Produksi Ternak Dr. Muhammad

Yusuf, S.Pt,Ph. D.

4. Bapak Dekan Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc., Ibu Wakil Dekan I Prof.

Dr. drh. Ratmawati Malaka, M.Sc dan Ibu Wakil Dekan II Dr. Ir. Hastang,

M.Si serta Bapak Wakil Dekan III Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si

5. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama

kuliah di Fakultas Peternakan dan Pegawai Fakultas Peternakan terima kasih

atas bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

Page 6: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

vi

6. Bapak Prof. Dr. Ir.Asmuddin Nasir, M.Sc., selaku Penasehat Akademik yang

telah banyak memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Ms Effendi Abustam, M.Sc selaku Pembimbing

Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah membimbing penulis. Terima kasih

kepada pegawai Teaching Industry Universitas Hasanuddin yang telah banyak

membantu penulis selama pelaksanaan PKL.

8. Kedua orang tua, ayahanda Umar, M.MAR.E dan ibunda

Nurhaedah,S.Pd.atas segala doa, motivasi, pengetahuan dan dukungan serta

kasih sayang yang tak terbatas untuk penulis

9. Kepada saudara penulis Farhan Afif Umar yang banyak memberikan

semangat bagi penulis dalam menjalankan aktivitasnya.

10.Teman satu tim penelitian Azmi Mangalisu dan Rifadha Hafid terima kasih

atas kerja sama dan bantuannya selama penelitian.

11. Kakanda Trias Devianti A. Kusuma yang telah banyak membantu dalam

penyediaan alat dan bahan penelitian penulis.

12. Kakanda Syamsuddin, S.Pt., kakanda Syachroni, S.Pt., kakanda Andri

Teguh Prabowo, kakanda Haikal, kakanda Kiki Reski Muchlis, kakanda

Ichwan, kakanda Iwan Heriadi, kakanda Kartina, kakanda Andar

Wicaksono, kakanda Aprisal Nur, kakanda A. Muh. Fuad, kakanda

Syariana Syabil, kakanda Nurul Ilmi Harun dan Kakanda Agus Maulana

yang telah banyak membantu dan memberikan pengetahuan selama penelitian.

Page 7: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

vii

13. Keluarga serumah, Sri Wahyuni Bahrisyah, Alfian Hardiansya, Widyah

Anggraini, Rifqah Lutfiah, Hafiiy Al Fayyad, Rani, Amha dan Mama Erni

yang selalu memberikan dukungan untuk penulis.

14. Nur Rahman Supian terima kasih untuk dukungan serta motivasi yang selalu

diberikan dari awal peruliahan sampai saat ini.

15. .Teman kelas MKU Peternakan C terima kasih telah menjadi teman yang

baik dari awal kuliah hingga saat ini.

16. Teman-teman peternakan kelas Genap (B) yang selalu memberikan warna

didalam hidup penulis selama masa perkuliahan.

17. LARFA013 terima kasih untuk persahabatan diantara perbedaan kita.

18. Anak Ababil, Tri Wahyuni M., Nabila Chairunnisa, Kharisma Mulya

Utari Dan Jabar Anugrah, terima kasih telah menjadi teman berbagi dan

selalu kompak dalam mengerjakan tugas.

19. HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan

kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih atas

kepercayaan dan kerja samanya selama ini.

20. Terima kasih rekan-rekan Asisten Manajemen Ternak Perah atas bantuan,

pengalaman dan ilmu yang diberikan selama penulis kuliah di Fakultas

Peternakan.

21. SEMA FAPET-UH atas segala pengalaman dan ilmu yang telah diajarkan

kepada penulis. Terima kasih pula kepada HIMAPROTEK-UH,

HUMANIKA-UH dan HIMSENA-UH.

Page 8: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

viii

22. Kepada Sahabat-sahabatku khususnya grup “Sayang Kalian Semua” Tri

Wahyuni, Ashyadi Umar, Laode Musyawa, Rifadha Hafid, Muh. Syafii

Yusuf, Eka Wahyuni, Alim Rais Ahyar, Ainun Raudya Tuz Zahira,

Rahman dan Arham terima kasih banyak untuk persahabat yang kalian

berikan untuk penulis, serta bantuan dan motivasi yang tak henti-hentinya

kalian berikan

24. Sahabat-sahabatku dari SD sampai saat ini Andi Dida Purnama, Atika

Sriwulan, Sri Astuti Puji Lestari, Munawwarah, Megawati Dani Saputri,

Andi Jasria, Nur Alam Irfan Haris, Nur Wahyu Idham, Iren Lukman

Hakim terima kasih untuk semangat yang selalu kalian berikan untuk penulis

serta persahabatan yang sangat luar biasa.

24. Teman-teman KKN Tematik Yogyakarta Gel.93, khususnya untuk Nabila

Chairunnisa, Jisril Palayukan, Arda Runita, Sari Putri, Pratiwi, Risma,

Jurmawanti, Terima kasih atas kebersamaan yang telah kalian ciptakan serta

dukungan dan motivasi kepada penulis.

25. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih telah

membantu dan menjadi inspirasi bagi penulis. Penulis menyadari bahwa

penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu diharapkan

saran untuk perbaikan.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca terutama

bagi saya sendiri. Aamiin.

Makassar, Maret 2017

Rafikah Zahra Umar

Page 9: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

ix

ABSTRAK

RAFIKAH ZAHRA UMAR (I111 13 328). Karakteristik Fisik dan Fungsional

Telur Konsumsi yang Difermentasi dengan Lactobacillus plantarum pada Suhu

dan Waktu Inkubasi yang Berbeda. Dibimbing oleh NAHARIAH dan HIKMAH

M. ALI.

Telur memiliki kandungan antinutrisi yang tidak dapat dicerna oleh

sebagian orang, sehingga perlu adanya penanganan khusus salah satunya yaitu

dengan fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

suhu, lama inkubasi dan interaksi terhadap karakteristik fisik dan fungsional pada

telur fermentasi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola

faktorial 3x3 sebanyak 3 ulangan dengan suhu sebagai faktor A dan lama inkubasi

sebagai faktor B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi yang

sama antara suhu dan lama inkubasi pada 0 jam tetapi pada suhu 370C perlakuan

96 jam meningkatkan kadar air,warna, kekentalan, dan stabilitas busa.Berdasarkan

penelitian, dapat disimpulkan bahwa suhu dan lama inkubasi dapat meningkatkan

karakteristik fisik dan stabilitas busa.

Kata kunci :telur fermentasi, L. plantarum, fisik, fungsional, suhu, inkubasi

Page 10: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

x

ABSTRACT

RAFIKAH ZAHRA UMAR (I111 13 328). Physical Characteristics and

Functional Egg Consumption of fermented with Lactobacillus plantarum on

Temperature and Incubation Time is Different. Supervised by NAHARIAH and

HIKMAH M. ALI.

Eggs have inhibitor nutrition content that can not be digested by most

people, so it needs special handling one of them is by fermentation. The purpose

of this studies was to determine the effect of temperature, incubation time and the

interaction of the physical and functional characteristics of the egg fermentation.

Research using a completely randomized design (CRD) 3x3 factorial design as

much as three replications with the temperature as A factor and incubation time

as B factor . The results showed that there were same interaction between

temperaturs, and incubation time at 0 hours but at a temperature of 370C treatment

of 96 hours increase of moisture content, color, viscosity, and stability of the

foam. Based on research, it can be concluded that the temperature and duration of

incubation can enhance the physical characteristics and stability of the foam.

Keywords: egg fermentation, L. plantarum, physical, functional, temperature,

incubation

Page 11: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

Telur ............................................................................................... 3

Fermentasi Bahan Pangan Menggunakan L. plantarum ................ 7

Sifat Fisik Telur.............................................................................. 11

Sifat Fungsional Telur .................................................................... 12

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat ......................................................................... 15

Materi Penelitian ........................................................................... 15

Rancangan Penelitian .................................................................... 15

Prosedur Penelitian......................................................................... 16

Parameter yang Diukur .................................................................. 18

Analisis Data .................................................................................. 21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar Air ........................................................................................ 22

Warna ............................................................................................ 24

Kekentalan ..................................................................................... 27

Daya Busa ...................................................................................... 29

Stabilitas Busa ................................................................................ 31

Waktu koagulasi ............................................................................. 34

Kekuatan Gel .................................................................................. 36

Page 12: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

xii

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .................................................................................... 39

Saran ............................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 40

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 13: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

xiii

DAFTAR GAMBAR

No.

1. Potongan Melintang Telur................................................................................. 4

2. Diagram Alir Penelitian .................................................................................... 17

3. Interaksi antara Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap Kadar Air. .......................................................................................... 23

4. Interaksi antara Suhu dan LamaInkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap Warna. ................................................................................................ 26

5. Interaksi antara Suhu dan LamaInkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap Kekentalan ......................................................................................... 28

6. Interaksi antara Suhu dan LamaInkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap Daya Busa .......................................................................................... 30

7. Interaksi antara Suhu dan LamaInkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap Stabilitas Busa .................................................................................... 33

8. Interaksi antara Suhu dan LamaInkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap Waktu Koagulasi ................................................................................ 35

9. Interaksi antara Suhu dan LamaInkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap Kekuatan Gel ..................................................................................... 37

Halaman

Page 14: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

xiv

DAFTAR TABEL

No.

1. Kadar Air Telur Konsumsi yang Difermentasi dengan L. plantarum pada

Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda ........................................................... 22

2. Warna Telur Konsumsi yang Difermentasi dengan L. plantarum pada Suhu

dan Lama Inkubasi yang Berbeda..................................................................... 24

3. Kekentalan Telur Konsumsi yang Difermentasi dengan L. plantarum pada

Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda ........................................................... 27

4. Daya Busa Telur Konsumsi yang Difermentasi dengan L. plantarum pada

Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda ........................................................... 29

5. Stabilitas Busa Telur Konsumsi yang Difermentasi dengan L. plantarum

pada Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda ................................................... 31`

6. Waktu Koagulasi Telur Konsumsi yang Difermentasi dengan L. plantarum

pada Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda ................................................... 34

7. Kekuatan gel Telur Konsumsi yang Difermentasi dengan L. plantarum pada

Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda ........................................................... 36

Halaman

Page 15: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No.

1. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Kadar air ................................................... 44

2. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Warna ....................................................... 46

3. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Kekentalan ............................................... 49

4. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Daya Busa ................................................ 51

5. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Stabilitas Busa .......................................... 53

6. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Waktu Koagulasi ...................................... 55

7. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Kekuatan Gel ........................................... 58

8. Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 61

Halaman

Page 16: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

1

PENDAHULUAN

Telur merupakan produk dari unggas selain daging, yang bernilai gizi tinggi

karena mengandung zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.

Telur banyak diminati oleh masyarakat karena murah dan mudah diperoleh. Telur

merupakan salah satu bahan pangan dengan nilai nutrisi yang baik. Hal ini karena

telur merupakan sumber protein yang terdiri dari berbagai asam amino yang

dibutuhkan oleh tubuh.

Telur memiliki kandungan antinutrisi yang sulit dicerna oleh sebagian

orang sehingga perlu adanya pengolahan agar kandungan nutrisi meningkatkan

atau mengurangi (menghilangkan) kandungan antinutrisi didalam telur. Salah

satu cara agar dapat mempertahankan atau menghilangkan antinutrisi adalah

dengan melalui proses fermentasi. Pemanfaatan teknologi fermentasi mempunyai

beberapa fungsi antara lain, dapat meningkatkan nilai gizi, penganekaragaman

pangan, memperpanjang masa penyimpanan, serta fermentasi juga bertujuan

untuk menghilangkan zat antinutrisi atau racun yang terkandung dalam suatu

bahan makanan. Protein pada telur memiliki kekurangan yang sulit dicerna oleh

orang-orang tertentu. Teknologi fermentasi diharapkan dapat mengurai senyawa

inhibitor pada telur sehingga protein yang sulit dicerna dapat diolah.

Teknologi fermentasi dengan menggunakan bakteri telah banyak dilakukan

pada bahan pangan. Fermentasi telur menggunakan bakteri L. plantarum

dikarenakan bakteri ini memiliki kemampuan untuk mengurai senyawa komplek.

Bakteri L. plantarum memiliki kemampuan untuk tumbuh pada putih telur dan

Page 17: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

2

telur utuh (Nahariah et al. 2013). Pengolahan telur fermentasi dapat mengubah

karakteristik fisik dan fungsional telur.

Suhu berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh bakteri sedangkan lama

inkubasi dapat menentukan seberapa banyak waktu yang dibutuhkan bakteri untuk

tumbuh pada telur fermentasi. Berdasarkan kajian di atas, maka penelitian ini

penting dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama inkubasi terhadap

karakteristik fisik dan fungsional telur konsumsi (utuh) yang difermentasi dengan

bakteri L. plantarum.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama

inkubasi yang berbeda terhadap karakteristik fisik (warna, kekentalan, kadar air),

karakteristik fungsional (daya busa, stabilitas busa, waktu koagulasi, kekuatan

gel) pada telur fermentasi dan mengetahui interaksi antara keduanya.

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi baik kepada

akademis, dan masyarakat mengenai suhu dan lama inkubasi yang tepat untuk

mengetahui karakteristik fisik dan fungsional telur konsumsi yang difermentasi

dengan bakteri L. plantarum

Page 18: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

3

TINJAUAN PUSTAKA

Telur

Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar

bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Komposisi telur terdiri dari air

(72,8–75,6%), protein (12,8–13,4%) dan lemak (10,5–11,8%). Telur tersusun oleh

tiga bagian utama yaitu kulit telur, bagian cairan bening (albumen), dan bagian

cairan yang bewarna kuning (yolk). Sebutir telur didapatkan gizi yang sempurna

karena mengandung zat–zat gizi yang sangat baik dan mudah dicerna. Oleh

karena itu, telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak–anak yang

sedang tumbuh dan memerlukan protein dan mineral dalam jumlah banyak dan

juga dianjurkan diberikan kepada orang yang sedang sakit untuk mempercepat

proses kesembuhannya (Sudaryani, 2003).

Telur merupakan kumpulan makanan yang disediakan induk unggas untuk

perkembangan embrio menjadi anak ayam di dalam suatu wadah. Isi dari telur

akan semakin habis begitu telur telah menetas (Rasyaf,1990). Menurut Sudaryani

(2003), telur mempunyai kandungan protein tinggi dan mempunyai susunan

protein yang lengkap, akan tetapi lemak yang terkandung di dalamnya juga tinggi.

Secara umum telur ayam dan telur itik merupakan telur yang paling sering

dikonsumsi oleh masyarakat karena mengandung gizi yang melimpah, telur sangat

baik dikonsumsi oleh anak–anak dalam masa pertumbuhan. Bagian–bagian telur

secara rinci disajikan pada Gambar 1.

Page 19: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

4

Gambar 1. Potongan melintang telur (Suprapti, 2002).

Keterangan gambar :

1. Kulit luar (shell) dengan lapisan tipis di bagian luar (mucus)., 2. Selaput tipis

yang menempel pada shell selaput tipis lain yang melekat pada putih telur

(membrane)., 3. Lapisan putih telur (egg white) pada 2 tempat, dekat dengan kulit

(3a) dan yang dekat dengan kuning telur (3b) kondisinya lebih encer., 4. Lapisan

putih telur kental (diapit 2 lapisan putih telur encer)., 5. Kuning telur (yolk)., 6.

Titik benih (lembaga) atau germ spot., 7. Tali pengikat kulit telur (chalazeae)., 8.

Rongga udara (air space)., 9. Lapisan luar kuning telur (vitellin).

Sarwono (1995) menyatakan bahwa telur ayam ras memiliki fisik terdiri

dari 10% kerabang (kulit telur/cangkang), 60% putih telur dan 30% kuning telur.

Akan tetapi Suprapti (2002) mengatakan bahwa secara umum telur terbagi atas

tiga komponen pokok, yaitu kulit telur atau cangkang (11% dari bobot tubuh),

putih telur (57% dari bobot tubuh) dan kuning telur (32% dari bobot tubuh).

Telur utuh terdiri atas beberapa komponen yaitu air 66% dan bahan kering

34% yang tersusun atas protein 12%, lemak 10%, karbohidrat 1% dan abu 11%.

Kuning telur adalah salah satu komponen yang mengandung nutrisi terbanyak

dalam telur. Kuning telur mengandung air sekitar 48% dan lemak 33%. Kuning

telur juga mengandung vitamin, mineral, pigmen, dan kolestrol. Putih telur terdiri

atas protein terutama lisosin yang memiliki kemampuan anti bakteri untuk

membantu mengurangi kerusakan telur (Akoso, 1993).

Page 20: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

5

Kebanyakan telur di Indonesia diperdagangkan tanpa pengolahan terlebih

dahulu. Kesulitan dalam pengolahan telur dapat terjadi diantaranya karena

memiliki sifat– sifatnya, antara lain (Hadiwiyoto dan Soewodo, 1983) :

a. Kulit telur sangat mudah pecah, retak, dan tidak dapat menahan tekanan,

sehingga telur tidak dapat diperlakukan secara kasar pada suatu wadah.

b. Telur tidak mempunyai bentuk dan ukuran yang sama besar, sehingga bentuk

elipnya memberikan masalah untuk penanganan secara mekanis dalam suatu

sistem yang kontinyu.

c. Kelembaban udara dan suhu dapat mempengaruhi mutu yang menyebabkan

perubahan–perubahan secara kimiawi.

d. Mutu isi yang baik, namun kenampakan luar berpengaruh dalam penjualan

telur, terutama mempengaruhi harga.

Pengetahuan masyarakat tentang penanganan telur di tingkat rumah tangga

belum banyak diketahui. Penanganan telur harus dikerjakan segera setelah telur

dibeli di peternak, pasar ataupun dibeli dari warung–warung, penanganan telur

bertujuan untuk memperlambat penurunan kualitas atau kerusakan telur

(Rachmawan, 2001).

Kualitas telur segar bagian dalam tidak dapat dipertahankan terutama

penyimpanan di suhu kamar. Semakin lama penyimpanan, kualitas dan kesegaran

telur semakin menurun. Penyimpanan telur konsumsi akan mengalami kerusakan

setelah disimpan lebih dari dua minggu. Kerusakan tersebut terjadi karena telur

mengalami evaporasi air dan mengeluarkan CO2 dalam jumlah tertentu sehingga

kesegaran telur semakin menurun pada penyimpanan yang lama (Winarno, 2002).

Page 21: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

6

Kerusakan telur biasanya ditandai dengan bercampurnya isi telur, yakni albumen

serta yolk telur dan bila dipecah isinya menjadi encer (Haryoto, 1993).

Fungsi telur secara umum menurut Sudaryani (2003) adalah untuk

kesehatan dan kebutuhan gizi sehari–hari. fungsi – fungsi tersebut adalah

1. Telur merupakan sumber gizi yang sangat baik. Satu butir telur mengandung

sekitar 6 gram protein, sejumlah vitamin (A, B, D, K), kolin, selenium,

yodium, fosfor, besi, dan seng.

2. Kolin pada telur diperlukan untuk kesehatan membran sel di seluruh tubuh dan

membantu tubuh menjaga kadar homocysteine di tingkat normal. Homocysteine

adalah asam amino yang berkaitan dengan resiko penyakit jantung.

3. Baik untuk fungsi mental dan memori.

4. Selenium sebagai mineral untuk mempetahankan kekebalan tubuh dan

merupakan antioksidan kuat.

5. Memiliki vitamin B yang penting bagi tubuh untuk mengubah makanan jadi

energi dan penting untuk mencegah cacat lahir.

6. Memiliki vitamin A untuk pengelihatan, pertumbuhan sel, dan kulit yang sehat.

7. Memiliki vitamin E sebagai antioksidan

8. Telur dapat mengentalkan darah yang bertujuan untuk menurunkan resiko

serangan jantung dan stroke.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas telur ayam, diantaranya

perbedaan kelas, strain, famili, kandungan zat gizi pakan, penyakit, umur dan

suhu lingkungan (Sudaryani, 2003). Telur dapat mengalami kerusakan, baik

kerusakan fisik maupun kerusakan yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroba.

Page 22: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

7

Mikroba dapat masuk ke dalam telur melalui pori–pori yang terdapat pada kulit

telur, baik melalui air, udara, maupun kotoran ayam.

Telur harus mendapatkan cara pengawetan dan penyimpanan yang baik

agar kualitas telur tetap terjaga (Haryoto, 1993; Jawet et al., 1996). Menurut

Winarno (2002) jumlah mikroba dalam telur makin meningkat sejalan dengan

lamanya penyimpanan. Mikroba ini akan mendegradasi atau menghancurkan

senyawa–senyawa yang ada di dalam telur menjadi senyawa berbau khas yang

mencirikan kerusakan telur Cara mempertahankan mutu telur yaitu dengan

mencegah penguapan air dan terlepasnya gas–gas lain dari dalam isi telur, serta

mencegah masuk dan tumbuhnya mikroba di dalam telur selama mungkin. Hal

tersebut dapat dilakukan dengan cara menutup pori–pori kulit telur atau mengatur

kelembaban dan kecepatan aliran udara dalam ruangan penyimpanan.

Fermentasi Bahan Pangan Menggunakan Lactobacillus plantarum

Menurut Gilliland (1986), Lactobacillus plantarum merupakan 1 dari 27

spesies yang termasuk dalam genus Lactobacillus famili Lactobacillaceae. L.

plantarum tergolong bakteri Gram positif, nonmotil, batang, pada umumnya

berukuran 0,6-0,8 µm x 1,2-6,0 µm, berantai tunggal atau banyak dan pendek.

Bakteri ini bersifat katalase negatif, tidak berspora, tidak mereduksi nitrat menjadi

nitrit, tidak memproduksi NH3 dari arginin, dan tumbuh optimum pada suhu 30-

370C tetapi tidak dapat tumbuh pada suhu 70

oC.

Lactobacillus plantarum bersifat toleran terhadap garam, memproduksi

asam dengan cepat dan memiliki pH optimum 3,0–4,6. Bakteri L. plantarum lebih

tahan terhadap keadaan asam sehingga lebih banyak terdapat pada tahapan

Page 23: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

8

terakhir di dalam proses fermentasi (Gilliland, 1986). Selain itu, L. plantarum

memiliki sifat antagonis terhadap mikrobia penyebab kerusakan makanan seperti

Staphylococcus aureus, Salmonella, dan beberapa jenis bakteri Gram negatif

lainnya (Mangalisu et al.,2015).

Bakteri L. plantarum berperan dalam pembentukan asam laktat, penghasil

hidrogen peroksida tertinggi jika dibandingkan bakteri asam laktat lain, dan

mampu menghasilkan bakteriosin yang merupakan senyawa protein dengan efek

bakterisidal (mampu membunuh bakteri). L. plantarum dapat memproduksi

bakteriosin yang merupakan bakterisidal bagi sel dan menyebabkan kematian sel

dengan cepat walaupun pada konsentrasi rendah (Buckle et al., 1985). Fermentasi

glukosa oleh bakteri ini bersifat fakultatif heterofermentatif sehingga tidak

menghasilkan gas. Jenis karbohidrat yang dapat difermentasi oleh L. plantarum

meliputi jenis gula pereduksi, seperti fruktosa, glukosa, sukrosa, maltosa, laktosa,

dan galaktosa (Gilliland, 1986).

Lactobacillus plantarum mampu merombak senyawa kompleks menjadi

senyawa yang lebih sederhana dengan hasil akhirnya yaitu asam laktat. Menurut

Buckle et al. (1985), asam laktat dapat menghasilkan pH yang rendah pada

substrat sehingga menimbulkan suasana asam. L. plantarum dalam keadaan asam

memiliki kemampuan untuk menghambat bakteri pathogen dan bakteri pembusuk

(Delgado et al., 2001).

Lactobacillus plantarum dapat menghambat kontaminasi dari

mikrooganisme patogen karena kemampuannya untuk menghasilkan asam laktat

dan menurunkan pH substrat (Suriawiria, 1986). L. plantarum juga mempunyai

Page 24: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

9

kemampuan untuk menghasilkan bakteriosin yang berfungsi sebagai zat antibiotik

(Jenie dan Rini, 1995).

Berdasarkan penelitian Lucke (1985), L. plantarum merupakan penghasil

hidrogen peroksida tertinggi di antara bakteri asam laktat lainnya pada medium

pepton water 1% konsentrasi minimal yang diperlukan untuk menghambat pertum

buhan bakteri perusak atau patogen. Besarnya diameter zona hambat berkisar

antara 7,46 mm hingga 18,00 mm. L. plantarum mulai menghasilkan antimikroba

pada saat berumur 14 jam inkubasi dengan diameter zona hambat sebesar 6,42

mm dan mencapai puncaknya pada saat kultur berumur 24 jam. L. plantarum

dapat tumbuh dengan waktu inkubasi selama 48 jam (Setioningsih et al., 2004 ;

Zubaidah et al., 2010).

Fermentasi merupakan suatu proses terjadinya perubahan kimia pada suatu

substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme

(Suprihatin, 2010). Proses fermentasi akan mengubah laktosa menjadi glukosa

dan galaktosa oleh aktivitas kultur starter sehingga akan mengurangi gangguan

pencernaan bila mengonsumsinya (Afriani, 2010).

Penelitian Mangalisu et al. (2015), mengenai penggunaan L.plantarum pada

pengolahan telur infertil menunjukan bahwa semakin lama waktu inkubasi maka

akan semakin meningkatkan kadar air pada telur, hal ini diduga berasal dari

semakin lama waktu inkubasi maka semakin meningkatkan pertumbuhan jumlah

bakteri sehingga akan meningkatkan hasil metabolisme dan juga sejalan dengan

meningkatnya waktu inkubasi.

Page 25: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

10

Nahariah et al. (2015) menyatakan bahwa pertumbuhan bakteri L.plantarum

meningkat pada 6-8 jam yang diikuti dengan peningkatan protein terlarut.

Pertumbuhan L.plantarum maksimum 30 jam selama proses fermentasi, jika lama

inkubasi ditingkatkan maka kemungkinan terjadi penurunan jumlah bakteri yang

disebabkan oleh berkurangnya kandungan nutrisi pada putih telur.

Penelitian mengenai fermentasi dengan L. plantarum yang dilakukan oleh

Afriani et al. (2011) tentang dadih susu sapi yang menghasilkan kadar air

sebanyak 73,02% selama fermentasi 48 jam. Penggunaan bakteri L. plantarum

pada fermentasi bekasam ikan bandeng menghasilkan kadar air 73,01% setelah 5

hari mengalami fermentasi (Zummah dan Wikandari, 2013)

Zubaidah dan Irawati (2010) melaporkan bahwa mocaf yang dihasilkan

dari kultur campuran dan waktu inkubasi 48 jam mempunyai hasil lebih baik

daripada kontrol (tepung ubi kayu tanpa fermentasi). Hasil fermentasi mocaf

dengan menggunakan L. plantarum yaitu nilai viskositas meningkat dengan

meningkatnya waktu inkubasi dan jenis kultur. Semakin bertambahnya waktu

maka meningkat pula aktivitas enzim dalam mendegradasi pati, sehingga semakin

banyak jumlah air terikat yang terbebaskan, akibatnya tekstur bahan menjadi

lunak dan berpori. Keadaan ini menyebabkan penguapan air selama proses

pengeringan semakin mudah, dengan demikian kadar air tepung mocaf semakin

menurun dalam jangka waktu pengeringan yang sama.

Hubungan fermentasi dengan telur sangat berkaitan karena telur merupakan

salah satu bahan pangan hewani yang mengandung protein tinggi. Proses

fermentasi dapat mengurai protein sehingga hasil akhir telur fermentasi akan

Page 26: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

11

menghasilkan protein terlarut yang tinggi. Tingginya protein terlarut dapat

mempengaruhi sifat fisik dan fungsional dari telur. Protein jika dipanaskan

mengakibatkan protein terdenaturasi dan mengubah struktur protein. Struktur

protein terdiri dari susunan peptida-peptida menjadi senyawa yang kemungkinan

sebagai susunan urutan asam amino penghasil antihipertensi atau ACE-Inhibitor

(Legowo dan Hayakawa, 2012). Proses fermentasi bahan pangan yang

mengandung protein tinggi membutuhkan bakteri untuk melakukan penguraian. L.

plantarum merupakan salah satu bakteri yang dapat mengubah senyawa protein

menjadi senyawa yang lebih sederhana (Nahariah et al., 2013)

Sifat Fisik Telur

Menurut hartono (2012), ada beberapa sifat fisik telur yaitu :

1. Struktur telur

Telur memiliki struktur yang khusus karena mengandung zat gizi yang

disediakan bagi perkembangan sel telur yang telah dibuahi menjadi seekor ayam.

Bagian esensial dari telur adalah putih telur (albumen) , yang mengandung banyak

air dan berfungsi sebagai peredam getaran. Secara bersama–sama putih telur

(albumen) dan kuning telur (yolk) merupakan cadangan makanan yang siap

digunakan oleh embrio. Telur dibungkus dilapisi oleh kerabang yang berfungsi

sebagai pelindung terhadap gangguan fisik, tetapi juga mampu berfungsi untuk

pertukaran gas untuk respirasi (pernafasan). Telur ayam berdasar beratnya terbagi

atas albumen 56% sampai dengan 61%, yolk 27% sampai dengan 32% dan

kerabang 89% sampai dengan 11%.

Page 27: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

12

2. Warna telur

Kualitas cangkang telur dipengaruhi oleh ketebalan cangkang dan

keporositasan yang berfungsi untuk mengatur pertukaran O2, CO2, dan uap air.

Semakin tipis cangkang telur maka kehilangan air (moisture loss) semakin

tinggi. Tekstur cangkang yang baik adalah tidak terdapat bintik-bintik hitam dan

spot berwana pucat, sehingga warnanya seragam. Ukuran telur dipengaruhi oleh

umur unggas, stress, nutrisi dan kualitas air pakan. Semakin kecil ukuran telur

cangkangnya lebih kuat (karena persebaran kalsium pada cangkang).

Sifat Fungsional Telur

Sifat-sifat fungsional didefinisikan sebagai sekumpulan sifat dari pangan

atau bahan pangan yang memengaruhi penggunaannya. Sifat-sifat tersebut antara

lain : daya koagulasi, daya buih, daya emulsi, serta control kristalisasi. Sifat-sifat

fungsional sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor fisika atau faktor

kimia. Yang banyak berperan dalam menentukan sifat tersebut adalah sifat

fisik/kimia protein yang meliputi komposisi asam amino termasuk persentase dan

penyebarannya, ukuran molekul, konformasi dan ikatan serta gaya yang berperan

dalam struktur molekul protein tersebut (Siregar, 2012). Perubahan fisika dan

kimia telur juga akan berpengaruh terhadap sifat-sifat fungsional telur yang

bersangkutan. Telur, baik secara keseluruhan maupun bagian misalnya kuning

telur atau putih telur memiliki sifat seperti berikut :

1. Waktu Koagualasi dan Kekuatan Gel

Koagulasi atau gelatinasi produk adalah proses kimia dimana cairan sol

berubah menjadi gel. Koagulasi ditandai dengan perubahan dari molekul rantai

Page 28: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

13

panjang menjadi struktur tiga dimensi, dimana struktur makromolekul pada sol

menjadi matriks gel tiga dimensi. Kekuatan elektrostatis yang kuat mengikat

makromolekul di dalam fase sol dengan ikatan hidrogen, ikatan disulfide dan

ikatan intermolekul menyebabkan makromolekul insoluble dalam gel.

Makromolekul protein dan karbohidrat, baik putih maupun kuning telur

mempunyai kemampuan membentuk gel (Bell dan Weaver, 2002).

Koagulasi oleh panas terjadi akibat reaksi antara protein dan air yang

diikuti dengan penggumpalan protein karena ikatan-ikatan antar molekul. Putih

telur ayam akan terkoagulasi pada suhu 620C. Sedangkan kuning telurnya

terkoagulasi pada 650C. Putih telur bebek terkoagulasi pada suhu yang lebih

rendah, yaitu 550C setelah 10 menit pemanasan. Kemampuan koagulasi ini

memungkinkan telur untuk mengikat air dan mempertahankan kesan basah

produk bakery selama penyimpanan (Winarno dan Koswara, 2002).

Koagulasi oleh telur karena pemanasan tidak terjadi begitu saja melainkan

juga ditentukan oleh waktu pemasaran, dimana kecepatan terjadinya koagulasi

pada telur akan bertambah dengan bertambahnya lama pemanasan yang diikuti

oleh kenaikan suhu.Waktu koagulasi lebih cepat terjadi pada produk putih telur

yang tidak diberi tambahan sukrosa dibandingkan dengan yang diberi tambahan

sukrosa (Nahariah et al., 2010).

Kemampuan protein untuk membentuk gel sangat penting dalam proses

pengolahan pangan. Teknik pengolahan pangan yang berhubungan dengan

kemampuan pembentukan gel adalah perlakuan menggunakan panas. Pemanasan

pada protein akan menyebabkan denaturasi. Adanya pemanasan dan keberadaan

Page 29: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

14

air, protein dapat membentuk matriks gel dengan menyeimbangkan interaksi

antara protein-protein dan protein-pelarut di dalam produk pangan. Matriks gel ini

dapat mengikat air, lemak, dan ingredient lainnya untuk dapat menghasilkan

berbagai jenis produk, seperti adonan roti, tahu, keju dan yogurt (Andarwulan et

al., 2011).

Kekuatan gel adalah kriteria yang sering digunakan untuk mengevaluasi

protein pangan. Kualitas beberapa bahan pangan terutama tekstur dan mouthfeel

ditentukan oleh kapasitas gel protein. Sifat unik dari protein gel adalah bentuknya

yang padat tetapi memiliki karakteristik seperti cairan. Gel sebagai fenomena

agregasi protein di mana interaksi polimer-polimer dan polimer-pelarut seimbang

sehingga jaringan atau matriks tersier terbentuk (Kusnandar, 2005).

2. Daya busa (Foaming)

Busa adalah bentuk dispersi koloida gas dalam cairan. Apabila putih telur

dikocok, maka gelembung udara akan terperangkap dalam albumen cair dan

membentuk busa. Semakin banyak udara yang terperangkap, busa yang terbentuk

akan semakin kaku dan kehilangan sifat alirnya. Kestabilan busa ditentukan oleh

kandungan ovomusin (salah satu komponen putih telur) (Aini, N. 2009).

Page 30: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

15

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2016

bertempat di Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Teknologi Hasil Ternak

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung sampel, tabung

reaksi, cawan petri, tip, spoit, timbangan analitik, gelas ukur, inkubator,

autoclave,, rak tabung, tube shaker, waterbath, PCR Hood, botol sampel.

Bahan yang digunakan adalah telur ayam ras konsumsi umur 1 hari yang

diambil dari salah satu perusahaan cabang Maros sebanyak 20 butir setiap

ulangannya, kultur bakteri Lactobacillus plantarum FNCC 0027 koleksi

Laboratorium Mikrobiologi Pusat studi Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta, aluminium foil, sari tomat, akuades,dan alkohol.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3 x 3 dengan masing–masing 3

kali ulangan. Perlakuan tersebut terdiri dari :

Faktor 1 (Suhu inkubasi)

A1 : 300C

A2 : 370C

A3 : 440C

Page 31: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

16

Faktor 2 (Lama inkubasi)

B1 : 0 jam

B2 : 48 jam

B3 : 96 jam

Prosedur Penelitian

Propagasi kultur. Lactobacillus plantarum FNCC 0027 disimpan pada

media De Man Ragosa Sharpe (MRS) agar. Perbanyakan kultur dengan

melakukan pembuatan sub kultur. Pembuatan sub kultur dilakukan dengan

memindahkan culture stock ke dalam media cair MRS broth yang telah

ditambahkan ekstrak tomat 20% dan diinkubasi selama 24 jam (Pramono et al.,

2003). Kultur yang telah disimpan pada media MRS broth diinokulasikan

sebanyak 10% ke dalam putih telur yang mengandung 20% ekstrak tomat untuk

menghasilkan kultur kerja (Nahariah et al., 2013).

Preparasi Sampel. Memilih telur yang baik dan segar yang diperoleh dari

suatu peternakan. Telur yang digunakan adalah telur berumur 0 hari. Telur

kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat telur yang relatif sama dan

seragam. Telur selanjutnya di balur menggunakan alminium foil, setelah itu

dilakukan pasteurisasi pada suhu 600C selama 3 menit. Telur yang telah

dipasteurisasi dipisahkan dari kulitnya kemudian dimasukkan ke dalam botol

sampel. Sampel sebanyak 100 ml dihomogenkan dan selanjutnya disterilisasi

menggunakan ultraviolet dengan menempatkannya dalam PCR Hood selama 15

menit. Sampel yang telah steril ditambahkan kultur kerja sebanyak 10 ml dan

Page 32: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

17

selanjutnya dihomogenkan dengan tube shaker, sampel selanjutnya difermentasi

sesuai perlakuan penelitian (Nahariah et al., 2015).

Diagram alir penelitian fermentasi telur konsumsi menggunakan bakteri

Lactobacillus plantarum dengan suhu dan waktu inkubasi yang berbeda disajikan

pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian.

Mensterilisasi dengan PCR

Hood selama 15 menit

Memasukkan dalam botol sampel

Inokulasi kultur kerja L. plantarum

(106)

Parameter

Sesuai suhu dan waktu inkubasi

Telur ayam ras

pasteurisasi

Inokulasi L. plantarum ke

media cair MRS broth + 20%

ekstrak tomat dan diinkubasi

selama 24 jam.

Inokulasi kultur L. plantarum

10% ke putih telur ayam ras +

20% ekstrak tomat dan

diinkubasi selama 24 jam

Telur dibersihkan dari kotoran

kemudian dipasteurisasi di

waterbath shaker pada suhu

600C selama 3 menit.

Page 33: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

18

Parameter yang Diukur

Kekentalan

Uji kekentalan ditentukan dengan menggunakan uji organoleptik yang

menggunakan indera penglihatan dan peraba dari 20 panelis.

Kekentalan telur fermentasi keterangan

1 2 3 4 5 6

Kadar Air

Analisa Kadar Air (AOAC, 2003). Kadar air ditentukan dengan

mengeringkan sampel sebanyak 20 gram ke dalam oven pada suhu 1050C

kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan dilakukan

selama 24 jam. Kadar air dihitung dengan rumus:

% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 =𝑾𝟏−𝑾𝟐

𝑾𝟏 × 𝟏𝟎𝟎 %

Ket : W1 = Berat awal sampel

W2 = Berat sampel setelah dikeringkan

Warna

Uji warna ditentukan dengan menggunakan uji organoleptik yang

menggunakan indera penglihatan dari 20 panelis.

Warna telur fermentasi keterangan

1 2 3 4 5 6

Kekentalan :

1. Sangat kental

2. Kental

3. Agak kental

4. Agar encer

5. Encer

6. Sangat encer

Warna :

1. Orange

2. Sangat kuning

3. Kuning

4. Putih kekuningan

5. putih

6. sangat putih

Page 34: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

19

Daya Busa (Nahariah et al., 2012).

Pengukuran daya busa dilakukan dengan memecahkan telur pada wadah

plastik berskala. Perhitungan daya busa dimulai dengan menghitung berat jenis

dengan rumus :

𝑩𝑱 =𝑾

𝑽

Keterangan :

BJ = berat jenis telur

W = berat putih telur dan kuning telur

V = volume putih telur dan kuning telur

Selanjutnya telur dikocok dengan kecepatan maksimal selama 5 menit.

Kemudian dilakukan pengukuran berat busa (W busa) dan volume busa (V busa).

Daya busa (F) dihitung dengan rumus :

𝐃𝐚𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐬𝐚 (𝐅) =(𝑩𝑱. 𝑽 𝒃𝒖𝒔𝒂)

𝑾 𝒃𝒖𝒔𝒂 × 𝟏𝟎𝟎 % − 𝟏𝟎𝟎%

Stabilitas Busa (Nahariah et al., 2012)

Pengukuran stabilitas busa dilakukan dengan mendiamkan telur yang telah

dikocok, selama 5 menit. Tirisan yang terbentuk kemudian dituang pada gelas

ukur dan dihitung volumenya. Stabilitas busa dihasilkan dari persentase tirisan

busa (L), yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐧𝐭𝐚𝐬𝐞 𝐭𝐢𝐫𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐛𝐮𝐬𝐚 (𝐋) =𝑩𝑱. 𝑽 𝒕𝒊𝒓𝒊𝒔𝒂𝒏

𝑾𝒃𝒖𝒔𝒂 × 𝟏𝟎𝟎 %

Page 35: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

20

Kestabilan busa (KB) dihitung dengan rumus:

KB = (100−L)

Waktu Koagulasi (Nahariah et al., 2012)

Waktu koagulasi diukur dengan memasukkan telur ke dalam wadah dan

dimasukkan ke dalam waterbath pada suhu 80OC. Waktu koagulasi ditentukan

dengan melakukan pengamatan waktu mulai saat dimasukkan tabung ke dalam

waterbath sampai terbentuknya gumpalan larutan telur dalam satuan menit dengan

rumus sebagai berikut:

WK = W1 – WO

Keterangan :

WK = Waktu koagulasi

W1 = Waktu terbentuknya koagulasi

W0 = Waktu tabung dimasukkan ke dalam waterbath

Kekuatan Gel (Fadilah et al., 2010)

Telur dimasukkan ke dalam wadah sampel kemudian dimasukan kedalam

waterbath dengan suhu 800C, setelah itu didinginkan pada 4

0C (suhu refrigator)

selama 24 jam. Sampel kemudian diletakkan di atas timbangan. Batang silinder

ditekan dengan tangan di atas permukaan sampel sampai pecah dan beratnya

dicatat. Kekuatan gel adalah berat dibagi dengan luas penampang silinder dengan

rumus sebagai berikut :

𝐊𝐞𝐤𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐆𝐞𝐥 =𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭

𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐏𝐞𝐧𝐚𝐦𝐩𝐚𝐧𝐠 𝐒𝐞𝐥𝐢𝐧𝐝𝐞𝐫

Page 36: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

21

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis Sidik Ragam

berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial (Gasperz, 1991)

dengan model matematika sebagai berikut :

Yijk = μ + αi +βj + (αβ)ij + €ijk

i = 1,2,3

j = 1,2,3

k = 1,2,3, (ulangan)

Keterangan :

Yijk = Nilai pengamatan pada unit perlakuan ke-k yang diperoleh dari suhu

berbeda ke-i dan lama inkubasi ke-j.

μ = Nilai tengah sampel/rata-rata perlakuan.

αi = Pengaruh perlakuan suhu inkubasi ke-i

βj = Pengaruh lama inkubasi ke-j.

(αβ)ij = Pengaruh suhu inkubasi ke-i dan lama inkubasi ke-j.

€ijk = Pengaruh galat yg timbul perlakuan ke-k yang diperoleh dari suhu

ke-i dan perlakuan lama inkubasi ke-j.

Apabila perlakuan menunjukkan pengaruh yang nyata, maka lanjutkan

dengan uji Duncan.

Page 37: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

22

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar air

Kadar air telur konsumsi yang difermentasi dengan bakteri Lactobacillus

plantarum pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kadar air telur konsumsi yang difermentasi dengan BAL plantarum

pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda.

Lama

inkubasi

(jam)

Suhu (0C)

Rata-rata 30 37 44

0 78,27±0,09 78,16±0,34 78,28±0,25 78,23±0,23a

48 79,93±0,70 83,17±2,00 80,88±0,68 81,33±1,82b

96 81,20±0,57 85,07±1,21 82,68±0,34 82,98±1,83c

Rata-rata 79,99±1,30a

82,13±3,30b

80,61±1,96a

Keterangan : Superskrip huruf yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukkan

perbedaan yang sangat nyata (P<0,01).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa suhu dan lama inkubasi

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air telur fermentasi serta

adanya interaksi antara suhu dan lama inkubasi yang berbeda memberikan

pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar air telur fermentasi

Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa suhu tidak berbeda nyata terhadap

telur konsumsi pada setiap perlakuan. Peningkatan suhu 300C dan 44

0C

menunjukkan nilai kadar air yang tidak berbeda nyata tetapi pada suhu 370C

mengalami peningkatan kadar air telur fermentasi. Hal ini disebabkan oleh adanya

kemampuan bakteri L. plantarum untuk tumbuh pada level tingkatan suhu. L.

plantarum mulai mengalami pertumbuhan pada suhu 300C dan jika suhu

dinaikkan menjadi 370C maka terlihat jelas bahwa bakteri tumbuh secara optimal.

Buckle et al. (1987) menyatakan bahwa L. plantarum merupakan bakteri gram

Page 38: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

23

positif yang memiliki kemampuan tumbuh optimum pada suhu 300C sampai 37

0C.

Bakteri L. plantarum memiliki kemampuan tumbuh melebihi suhu optimumnya

tetapi tidak melebihi suhu 700C.

Kadar air berbeda nyata meningkat seiring dengan peningkatan lama

inkubasi pada setiap perlakuan. Lama inkubasi pada telur konsumsi yang

difermentasi menggunakan L. plantarum berpengaruh terhadap kadar air karena

terjadi peningkatan pertumbuhan bakteri. Peningkatan jumlah kadar air setelah

fermentasi diduga berasal dari hasil metabolisme bakteri L. plantarum. Kadar air

meningkat sejalan dengan meningkatnya lama inkubasi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Syahrir (2002) yang menyatakan bahwa peningkatan kadar air pada

proses fermentasi berasal dari hasil metabolisme sehingga semakin banyak bakteri

yang tumbuh maka hasil metabolismenya juga akan semakin meningkat.

Gambar 3. Interaksi antara Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap Nilai kadar air.

Berdasarkan analisis ragam menunjukkan adanya interaksi antara suhu dan

lama inkubasi telur fermentasi terhadap kadar air. Gambar 3 menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan jumlah kadar air pada suhu 370C dengan lama inkubasi 48 jam

74

76

78

80

82

84

86

0 48 96

Kad

ar

Air

Lama inkubasi (jam)

Suhu (0C) 30

37

44

Page 39: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

24

dan menurun pada suhu 440C. Hal ini di sebabkan oleh peningkatan suhu dapat

mempercepat pertumbuhan bakteri, begitupun dengan lama inkubasi akan

menentukan waktu yang dibutuhkan bakteri untuk tumbuh. Penelitian Mangalisu

et al. (2015), mengenai penggunaan L. plantarum pada pengolahan telur infertil

menunjukan bahwa peningkatan kadar air pada telur dapat di tentukan dari lama

inkubasi. Lama inkubasi yang meningkat akan meningkatkan pertumbuhan

bakteri sehingga meningkatkan hasil metabolisme

Warna

Warna telur konsumsi yang difermentasi dengan bakteri Lactobacillus

plantarum pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Warna telur konsumsi yang difermentasi dengan BAL plantarum pada

suhu dan lama inkubasi yang berbeda

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom atau baris yang sama menunjukan perbedaan

yang sangat berpengaruh nyata (P>0,05).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa suhu dan lama inkubasi

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap warna telur fermentasi serta adanya

interaksi antara suhu dan lama inkubasi yang berbeda memberikan pengaruh

nyata (P<0,05) terhadap warna telur fermentasi.

Lama

Inkubasi

(jam)

Suhu (0C)

Rata-rata

30 37 44

0 2,20±0,00 2,26±0,07 2,29±0,08 2,26±0,07a

48 2,31±0,17 2,73±0,21 2,81±0,15 2,62±0,28b

96 2,40±0,05 2,89±0,10 3,25±0,25 2,84±0,39c

Rata-rata 2,31±,12a

2,63±0,31b

2,79±0,44c

Page 40: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

25

Uji Duncan menunjukkan bahwa peningkatan suhu berbeda nyata pada

setiap perlakuan sehingga berpengaruh terhadap warna telur fermentasi. Penilaian

skala warna oleh panelis mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya

suhu. Peningkatan suhu menunjukkan bahwa pada saat proses fermentasi

banyaknya protein yang terlarut sehingga bakteri merombak pigmen warna yang

ada di dalam telur dan mengakibatkan terjadinya perubahan warna selama proses

fermentasi. Hal ini dapat menunjukkan bahwa dengan meningkatnya suhu maka

akan mengubah warna dari telur karena adanya proses fermentasi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Said et al. (2007) menyatakan bahwa pemberian ragi tape dapat

meningkatkan penampilan dari tepung telur yang mengarah kepada warna

cenderung putih.

Lama inkubasi berbeda nyata terhadap warna telur fermentasi yang

kemungkinan disebabkan oleh bakteri yang digunakan dalam melakukan proses

fermentasi. Peningkatan lama inkubasi dapat meningkatkan jumlah bakteri di

dalam telur sehingga aktivitas bakteri dalam melakukan proses penguraian

semakin meningkat. Maulana et al. (2016) menyatakan bahwa hasil akhir dari

proses fermentasi terjadi perubahan warna yang dapat disebabkan oleh kultur

starter yang digunakan.

Hasil penelitian (Tabel 2) menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara

suhu dan lama inkubasi yang berbeda pada warna telur konsumsi yang

difermentasi dengan BAL plantarum yang disajikan pada Gambar 4. Interaksi

antara suhu dan lama inkubasi menunjukkan bahwa semakin meningkat suhu dan

lama inkubasi maka warna telur fermentasi cenderung putih.

Page 41: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

26

Berdasarkan analisis ragam menunjukkan adanya interaksi antara suhu dan

lama inkubasi terhadap warna telur fermentasi. Perubahan warna yang terjadi pada

telur fermentasi meningkat seingiring dengan meningkatnya suhu dan waktu

inkubasi yang digunakan. Menurut penilaian panelis, telur fermentasi berubah

warna dari sangat kuning menjadi putih kekuningan. Hal ini diduga terjadi karena

kultur starter yang digunakan dalam proses fermentasi berperan dalam

memperbaiki warna produk fermentasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Selamat

(1992) yang menyatakan bahwa penggunaan bakteri asam laktat dalam proses

fermentasi dapat memperbaiki sifat-sifat sensorik utama seperti warna.

Gambar 4. Interaksi antara Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap Warna.

Proses fermentasi dapat mengurai protein sehingga protein terlarut

meningkat. Glikoprotein merupakan struktur warna di dalam telur yang dirombak

menjadi asam amino. Hal inilah yang kemungkinan menyebabkan perubahan

warna telur fermentasi karena pada pembuatan tepung telur terlebih dahulu

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

0 48 96

Warn

a

Lama Inkubasi (jam)

Suhu (0C) 30

37

44

Page 42: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

27

melewati proses fermentasi telur dengan tujuan agar tepung telur yang dihasilkan

tidak berwarna coklat (Nahariah et al., 2015)

Kekentalan

Kekentalan telur konsumsi yang difermentasi dengan bakteri Lactobacillus

plantarum pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Kekentalan telur konsumsi yang difermentasi dengan BAL plantarum

pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda.

Lama

Inkubasi (jam)

Suhu (0C)

Rata-rata 30 37 44

0 2,10±0,14 2,15±0,05 2,18±0,07 2,15±0,08a

48 2,35±0,20 3,04±0,08 2,77±0,10 2,72±0,32b

96 2,51±0,15 3,50±0,25 3,25±0,10 3,09±0,47c

Rata-rata 2,35±0,22a

2,89±0,61c

2,73±0,47b

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris atau kolom yang sama menunjukan perbedaan yang berpengaruh nyata (P>0,01).

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa suhu dan lama inkubasi sangat

berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap kekentalan telur fermentasi serta adanya

interaksi antara suhu dan lama inkubasi yang berbeda memberikan pengaruh

nyata (P<0,01) terhadap kekentalan telur fermentasi.

Uji Duncan menunjukkan peningkatan suhu berbeda nyata antar perlakuan

terhadap kekentalan telur fermentasi. Kekentalan telur semakin menurun seiring

dengan meningkatnya suhu (menunjukkan nilai yang meningkat mengarah ke

encer) . Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu dalam proses fermentasi

maka akan mengubah tekstur telur fermentasi kearah lebih encer.

Page 43: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

28

Lama inkubasi berbeda nyata terhadap kekentalan telur fermentasi.

Perubahan tekstur telur fermentasi dapat dipengaruhi oleh kandungan kadar air

yang terdapat pada telur. Peningkatan lama inkubasi dapat menyebabkan telur

fermentasi memiliki kadar air yang tinggi sehingga bertekstur lebih encer dan

begitupun sebaliknya. Telur yang memiliki kadar air rendah dapat memiliki

tekstur yang lebih kental. Maulana et al. (2016), menyatakan bahwa

meningkatnya lama inkubasi akan meningkatkan pertumbuhan bakteri sehingga

semakin banyak bakteri yang dapat melakukan proses metabolisme sehingga

kadar air meningkat. Peningkatan kadar air maka akan membuat telur fermentasi

agak encer.

Gambar 5. Interaksi antara Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap kekentalan.

Analisis ragam menunjukkan adanya interaksi antara suhu dan lama

inkubasi yang berpengaruh nyata terhadap kekentalan telur fermentasi. Proses

fermentasi dengan menggunakan bakteri L. plantarum pada suhu dan lama

inkubasi yang berbeda dapat mengubah struktur dari telur yang disebabkan oleh

peningkatan jumlah bakteri yang melakukan penguraian.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

0 48 96

Kek

enta

lan

Lama Inkubasi (jam)

Suhu (0C) 30

37

44

Page 44: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

29

Daya Busa

Daya busa telur konsumsi yang difermentasi dengan bakteri L. plantarum

pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda disajikan pada Tabel.4

Tabel 4. Daya busa telur konsumsi yang difermentasi dengan BAL plantarum

pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda.

Lama

Inkubasi

(jam)

Suhu (0C)

Rata-rata

30 37 44

0 jam 20,31±0,12 20,18±0,31 20,19±0,37 20,22±0,26a

48 jam 11,81±0,12 10,50±0,25 10,36±0,19 10,89±0,71b

96 jam 10,51±0,06 8,34±0,10 8,52±0,02 9,12±1,04c

Rata-rata 13,45±4,28a

13,00±5,46b

13,03±5,44b

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris atau kolom yang sama

menunjukan perbedaan yang sangat berpengaruh nyata (P<0,01).

Hasil analisis ragam (Tabel 4) menunjukkan bahwa suhu dan lama

inkubasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap daya busa pada telur

fermentasi. Adanya interaksi antara suhu dan lama inkubasi yang sangat nyata

(P<0,01) terhadap daya busa telur fermentasi.

Hasil uji Duncan pada Tabel 4 menunjukkan peningkatan suhu berbeda

nyata terhadap penurunan daya busa telur fermentasi. Daya busa pada telur

fermentasi sangat menurun seiring dengan meningkatnya suhu. Persentase rataan

daya busa tertinggi pada suhu 300C. Hal ini disebabkan oleh banyaknya protein

terlarut selama proses fermentasi yang dibutuhkan untuk pembentukan busa.

Penguraian protein dimulai pada suhu 300C dan semakin meningkat seiring

dengan peningkatan suhu. Pada suhu 300C merupakan penghasil daya busa

teritinggi dibandingkan dengan suhu yang lainnya dikarenakan pada suhu ini

Page 45: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

30

bekteri belum tumbuh secara optimal. Winarno dan Koswara (2002) menyatakan

bahwa ada beberapa faktor yang dapat memengaruhu daya busa yaitu umur telur,

suhu, kualitas telur lama pengocokan serta adanya bahan tambahan lain.

Lama inkubasi berbeda nyata terhadap penurunan daya busa dari telur

fermentasi. Lama inkubasi yang meningkat akan mengakibatkan penurunan daya

busa yang disebabkan oleh proses penguraian protein sehingga protein pembentuh

busa yang ada di dalam telur berkurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Sa’adah

(2007) yang menyatakan bahwa semakin lama telur di simpan maka akan

mengakibatkan penurunan kandungan nurisi sehingga dapat mengakibatkan

penurunan daya busa dari telur.

Gambar 6. Interaksi antara Suhu dan lama Inkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap daya busa.

Nilai rataan total perlakuan pada penelitian ini adalah 13,14%. Nilai yang

diperoleh lebih rendah dari penelitian Nahariah et al. (2010) yang menghasilkan

523,07% pada produk tepung telur yang di fermentasi menggunakan

Saccharomyces cereviciae. Penelitian Sa’adah (2007) menghasilkan daya busa

sebesar 688,32% pada putih telur segar. Rendahnya daya busa yang diperoleh dari

0

5

10

15

20

25

0 48 96

Day

a B

usa

Lama Inkubasi (jam)

Suhu (0C) 30

37

44

Page 46: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

31

hasil penelitian kemungkinan disebabkan karena dalam peroses pembuatan telur

fermentasi menggunakan telur utuh segar (kuning dan putih telur) yang

dicampurkan.

Analisis ragam, menunjukkan bahwa suhu dan lama inkubasi telur

fermentasi memiliki interaksi terhadap daya busa telur . Gambar 6 menunjukkan

bahwa daya busa pada telur fermentasi menurun sejalan dengan meningkatnya

suhu dan lama inkubasi Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya suhu

dan lama inkubasi maka akan meningkatkan kandungan air di dalam telur

fermentasi sehingga pada proses pengocokan sangat sulit terbentuknya busa. Hal

ini sesuai dengan pendapat Puspitasari (2006) yang menyatakan bahwa

kandungan air tepung telur dengan lama fermentasi 1 jam memiliki daya busa

tertinggi yang disebabkan oleh rendahnya kandungan air.

Stabilitas Busa

Stabilitas busa telur konsumsi yang difermentasi dengan bakteri L.

plantarum pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda disajikan pada Tabel.5

Tabel.5 Stabilitas busa telur konsumsi yang difermentasi dengan BAL plantarum

pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda.

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukan perbedaan yang tidak

berpengaruh nyata (P>0,05).

Lama

Inkubasi

(Jam)

Suhu (0C)

Rata-rata

30 37 44

0 jam 86,00±2,83 86,07±1,13 86,08±0,56 86,06±1,26a

48 jam 90,77±2,38 94,10±0,84 93,67±1,19 92,84±2,09b

96 jam 91,89±3,06 95,25±0,644 94,64±0,79 93,92±2,24b

Rata-rata 89,99±3,43a

91,81±4.40ab

91,46±4,13b

Page 47: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

32

Hasil analisis ragam (Tabel 5) menunjukkan bahwa suhu berpengaruh

nyata (P<0,05), sedangkan lama inkubasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01)

terhadap stabilitas pada telur fermentasi tetapi tidak terjadi interaksi antara

keduanya.

Hasil uji Duncan menunjukkan peningkatan suhu berbeda nyata menurun

terhadap stabilitas busa telur fermentasi. Meskipun ada perbedaan nyata antara

suhu 370C dan 44

0C terhadap penurunan stabilitas busa, demikian pula pada suhu

300C dan 37

0C. Hal ini dapat disebabkan oleh kandungan telur fermentasi yang

dirombak selama proses fermentasi dan pada saat pengocokan menghasilkan

gelembung-gelembung yang lebih kecil dan padat. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Stadelman dan Cotterril (1995) bahwa semakin banyak ovomucin

maka kestabilan buih akan semakin tinggi. Peningkatan suhu juga akan

mengakibatkan transformasi ovalbumin menjadi s-ovalbumin yang dapat

meningkatkan kestabilan busa.

Lama inkubasi berbeda nyata meningkat terhadap stabilitas busa pada

telur fermentasi. Peningkatan lama inkubasi dari 0 jam ke 48 jam berbeda nyata

terhadap stabilitas busa tetapi jika lama inkubasi ditingkatkan dari 48 jam ke 96

jam tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan oleh peningkatan lama inkubasi akan

mempengaruhi viskositas di dalam telur. Hal ini sesuai dengan pendapat

Stadelman dan Cotterril (1995) yang menyatakan bahwa proses inkubasi yang

lama akan mengubah viskositas protein pembentuk buih terutama ovomucin yang

berperan dalam kestabilan buih. Kestabilan buih akan semakin meningkat jika

terjadi peningkatan ovamucin

Page 48: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

33

Gambar 7. Interaksi antara Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap stabilitas busa

Analisis ragam menunjukkan tidak adanya interaksi antara suhu dan lama

inkubasi terhadap stabilitas busa telur fermentasi. Hal ini dapat disebabkan oleh

kestabilan busa yang diinkubasi pada semua level suhu sangat sedikit. Nilai

kestabilan buih pada waktu inkubasi 48 dan 96 jam dipengaruhi oleh nilai kadar

air. Kandungan air yang tiggi membuat kestabilan busa lebih lama. Hal ini tidak

sesui dengan pendapat Puspitasari (2006) yang menyatakan bahwa angka

stabilitas busa tertinggi diperoleh pada tepung putih telur dengan kadar air rendah,

sehingga dihasilkan busa yang baik (stabil). Romanoff dan Romanoff (1949)

menambahkan bahwa kestabilan busa dipengaruhi oleh adanya bahan lain yang

ditambahkan.

Tingginya nilai stabilitas busa dari penelitian ini karena menggunakan

telur yang berumur 1–2 hari sehingga memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Hal

ini sesuai dengan pendapat Siregar et al. (2012) yang menyatakan bahwa

penyimpanan telur yang terlalu lama dapat mengakibatkan penurunan stabilitas

80

82

84

86

88

90

92

94

96

0 48 96

Sta

bil

itas

Bu

sa

Lama Inkubasi (jam)

Suhu (0C)

30

37

44

Page 49: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

34

busa yang disebabkan karena melemahnya ovomocin yang berperan sebagai

pengikat air sehingga berdampak pada stabilitas busa.

Waktu Koagulasi

Waktu koagulasi telur konsumsi yang difermentasi dengan bakteri

Lactobacillus plantarum pada suhu dan waktu inkubasi yang berbeda disajikan

pada Tabel 6. Hasil analisis ragam (Tabel 6) menunjukkan bahwa suhu tidak

berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap waktu koagulasi sedangkan lama inkubasi

berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap waktu koagulasi pada telur

fermentasi namun tidak ada interaksi antara keduanya (P>0,05).

Tabel 6. Waktu koagulasi telur konsumsi yang difermentasi dengan BAL

plantarum pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda.

Lama

Inkubasi (jam)

Suhu (0C)

Rata-rata 30 37 44

0 jam 28,00±9,89 27,67±6,42 27,33±6,80 27,62±6,25a

48 jam 14,67±3,05 13,00±3,60 13,33±4,16 13,67±3,24b

96 jam 13,67±3,79 11,33±3,15 12,00±4,58 12,33±3,60b

Rata-rata 17,62±7,87

17,33±8,79

17,56±8,67

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan

perbedaan yang berpengruh nyata (P>0,01).

Uji Duncan menunjukkan bahwa perbedaan suhu tidak berpengaruh

terhadap waktu koagulasi, hal ini menunjukkan bahwa protein di dalam telur

fermentasi tidak terdenaturasi secara maksimal. Protein yang tidak terdenaturasi

mengakibatkan waktu koagulasi relatif sama. Hal ini sesuai dengan pendapat Jing

Page 50: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

35

et al. (2009) yang menyatakan bahwa peningkatan denaturasi protein pada putih

telur akan mengakibatkan penurunan waktu koagulasi.

Waktu koagulasi pada (Tabel 6) menunjukkan bahwa lama inkubasi yang

berbeda berpengaruh terhadap telur fermentasi. Peningkatan lama inkubasi

berbanding terbalik dengan waktu koagulasi, semakin meningkat lama inkubasi

maka waktu koagulasi yang dibutuhkan semakin cepat. Hal ini disebabkan oleh

adanya bakteri L. plantarum yang melakukan penguraian selama proses

fermentasi berlangsung. Said et al. (2007) menyatakan bahwa peningkatan level

ragi tape dapat menurunkan waktu koagulasi dari tepung telur yang disebabkan

karena terjadinya proses penguraian glukosa pada saat proses fermentasi sehingga

mengakibatkan suspensi mudah larut sehingga pada proses koagulasi penyebaran

panas lebih cepat sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama terjadinya

koagulasi. Waktu koagulasi menurun sejalan dengan berubahnya lama inkubasi.

Gambar 8. Interaksi antara Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap Waktu koagulasi.

0

5

10

15

20

25

30

0 48 96

Wak

tu K

oa

gula

si

Lama Inkubasi (jam)

Suhu (0C) 30

37

44

Page 51: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

36

Suhu dan lama inkubasi tidak memiliki interaksi yang berpengaruh. Hal

ini disebabkan karena peningkatan suhu dan lama inkubasi belum tentu akan

mempengaruhi waktu koagulasi karena ada beberapa faktor yang dapat

menentukan proses koagulasi. Pada penelitian Musfika (2008) menyatakan bahwa

waktu koagulasi tidak hanya ditentukan oleh kandungan glukosa dalam putih

telur, tetapi faktor lain juga ikut menentukan. Peryataan ini juga didukung oleh

Bell and Weaver (2002), yang menyatakan bahwa waktu koagulasi dipengaruhi

oleh pH, garam, bahan lain dan lama pemanasan.

Kekuatan Gel

Hasil penelitian mengenai pengaruh suhu dan lama inkubasi terhadap

kekuatan gel telur fermentasi disajikan pada Tabel 7.

Tabel.7 Kekuatan gel telur konsumsi yang difermentasi dengan BAL plantarum

pada suhu dan lama inkubasi yang berbeda.

Lama

Inkubasi

(jam)

Suhu (0C)

Rata-rata 30 37 44

0 jam 79,36±0,23 79,73±0,28 79,87±0,97 79,69±0,58a

48 jam 40,43±0,19 34,88±0,34 36,40±0,15 37,24±2,49b

96 jam 37,54±0,62 38,63±0,79 31,66±1,09 32,61±399c

Rata-rata 49,08±18,74a

47,75±24,15b

49,31±23,02a

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris atau kolom yang sama

menunjukan perbedaan yang berpengaruh sangat nyata (P<0,01)

Hasil analisis ragam (Tabel 7) menunjukkan bahwa suhu dan lama

inkubasi sangat berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap kekuatan gel telur

fermentasi serta terjadinya interaksi yang berpengaruh sangat nyata (P<0,01)

antara keduanya.

Page 52: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

37

Uji Duncan menunjukkan peningkatan suhu berbeda nyata terhadap

kekuatan gel telur fermentasi. Suhu 300C dan 37

0C berbeda nyata terhadap

kekuatan gel, sedangkan suhu 300C dan 44

0C tidak berbeda nyata. Hal ini

disebabkan karena pada suhu 300C bakteri belum tumbuh secara optimum

sedangkan pada suhu 440C bakteri L. plantarum sudah banyak yang mati karena

berkurangnya kandungan nutrisi pada telur. Metabolisme bakteri akan

meningkatkan kadar air didalam telur fermentasi sehingga pada saat dipanaskan

telur akan menggumpal atau memadat tetapi tingginya kadar air mengakibatkan

struktur yang tidak padat sehingga dapat menurunkan kekuatan gel.

Kekuatan gel berbeda nyata menurun seiring dengan peningkatan lama

inkubasi. Penurunan kekuatan gel ini kemungkinan disebabkan oleh perubahan

struktur kimia yang dilakukan oleh L. plantarum sehingga mengakibatkan

kekuatan gel menurun, Hal ini sesuai dengan pendapat Muchlis (2016) yang

menyatakan bahwa penambahan sukrosa dan meltodekstrin dapat menurunkan

kekuatan gel pada telur infertile karena terjadi perubahan truktur kimia pada telur.

Gambar 9. Interaksi antara Suhu dan Lama Inkubasi yang Berbeda Telur Fermentasi

terhadap kekuatan gel.

0

20

40

60

80

100

0 jam 48 jam 96 jam

Kek

uata

n G

el

Lama Inkubasi

Suhu (0C) 30

37

44

Page 53: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

38

Analisis ragam menunjukkan bahwa adanya interaksi pada suhu dan waktu

inkubasi yang berbeda terhadap kekuatan gel yang dihasilkan, karena pada

kekuatan gel yang diinkubasi pada suhu 300C menghasilkan kekuatan gel yang

sangat kuat di bandingkan dengan telur fermentasi yang diinkubasi pada suhu

440C. Hal dapat disebabkan oleh peningkatan suhu dan lama inkubasi

mengakibatkan hasil akhir dari fermentasi yaitu air dan gula sehingga

menghasilkan nilai kekuatan gel yang rendah karena telur fermentasi mengandung

glukosa. Muchlis (2016) menyatakan bahwa penambahan sukrosa dapat

menurunkan kekuatan gel telur infertil.

Page 54: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

39

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan perlakuan suhu dan perlakuan lama inkubasi maka

diperoleh kesimpulan yaitu :

1. Suhu meningkatkan kadar air, warna, kekentalan, stabilitas busa tetapi

menurunkan daya busa, waktu koagulasi dan kekuatan gel.

2. Lama inkubasi meningkatkan kadar air, warna, kekentalan, stabilitas busa,

tetapi menurunkan daya busa, waktu koagulasi dan kekuatan gel.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara suhu dan

lama inkubasi, dimana pada 0 jam dengan perlakuan peningkatan suhu

menghasilkan nilai yang sama tetapi terjadi peningkatan pada 96 jam

dengan suhu 370C.

Saran

Untuk memperbaiki karakteristik fisik telur fermentasi dapat

menggunakan suhu 370C dengan lama inkubasi 96 jam.

Page 55: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

40

DAFTAR PUSTAKA

Afriani. 2010. Pengaruh penggunaan starter bakteri asam laktat Lactobacillus

plantarum dan Lactobacillus fermentum terhadap total bakteri asam

laktat, kadar asam dan nilai pH dadih susu sapi. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu

Peternakan. 8 (6) : 279 – 285.

Afriani, Suryono, dan H. Lukman. 2011. Karakteristik dadih susu sapi hasil

fermentasi beberapa starter bakteri asam laktat yang diisolasi dari dadih

asal Kabupaten Kerinci. Agrinak. 1(1) : 36 – 42.

Aini, N. 2009. Lebih Jauh Tentang Sifat Fungsional Telur. http://kulinologi.biz/.

Diakses pada15 januari 2017.

Akoso, B.T 1993. Manual Kesehatan Unggas : Pandungan Bagi Petugas Teknis,

Penyuluh Dan Peternak. Kanisius. Yogyakarta.

Andarwulan, N., F. Kusnandar, dan D. Herawati. 2011. Analisis Pangan. PT Dian

Rakyat, Jakarta.

AOAC. 2003. Official Methods of Analysis. 17th Ed (2 revision) AOAC

Internasional. Gaitherburg, MD. USA.

Bell, D.D and W.D Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Production.

Buckle, K.A., R.A. Edward, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1985. Ilmu Pangan.

Terjemahan H. Purnomo dan Adiono. UI Press, Jakarta.

Delgado, A., D. Brito, P. Fevereiro, C. Peres, and J.F. Marques. 2001.

Antimicrobial activity of L. plantarum, isolated from a traditional lactic

acid fermentation of table olives. INRA, EDP Science81 (1): 203-215.

Fadilah, S. Distantina, D.B. Pratiwi, R. Muliapakarti, Y.C. Danarto, Wiratni dan

M. Fahrurrozi. 2010. Pengaruh metode pengeringan terhadap kecepatan

pengeringan dan kualitas karagenan dari rumput laut Eucheuma cottonii.

Prosiding Seminar Rekayasa Kimia dan Proses 4-5 Agustus 2010. ISSN :

1411-4216

Gaspersz, V. 1991. Metode Rancangan Percobaan. Arminco. Bandung

Gilliland, S.E. 1986. Bacterial Starter Cultures For Food. CRC Press, Inc. Baco

Parton, Florida.

Page 56: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

41

Hadiwiyoto dan Soewedo. 1983. Hasil–hasil Olahan : Susu, Ikan, Daging, dan

Telur. Liberty. Yogyakarta.

Hartono. 2012. Kiat Sukses Menetaskan Telur Ayam. Agromedia. Surabaya.

Haryoto. 1993. Pengawetan Telur Segar. Penebar Swadaya. Jakarta.

INC.New York.

Jawet, Melnick, dan Adelberg’s. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba

Medica. Jakarta.

Jenie, S.L., dan Shinta E. Rini. 1995. Aktivitas Antimikroba dari Beberapa

Spesies Lactobacillus terhadap Mikroba Patogen dan Perusak Makanan.

Buletin Teknologi dan Industri Pangan, 7(2) : 46-51.

Kusnandar, F. 2005. Mengenal Sifat Fungsional Protein. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Luckle, F. K. 1985. Fermented sausage. Dalam : Microbiology of Fermented

Food.B. J. Wood (Eds.). Elsevier Applied Science. New York. P: 2 (41-

83).

Mangalisu, A. Nahariah, W. Hatta 2015. Kemampuan fermentasi Lactobacillus

plantarum pada telur infertil dengan waktu inkubasi yang berbeda.

Fakultas Peternakan. Universitas Hasanudin. Makassar. JITP. 4(2):70-73

Maulana, A. N. Nahariah, Faridah. 2016. Kualitas Fisikokimia Putih Telur

Fermentasi Melalui Penambahan jenis level susu yang berbeda. Prosiding

Seminar Nasional Optimalisasi Sumber Daya Lokal Peternakan Rakyat.

29-30 Agustus 2016. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Muchlis, K. 2016. Karakteristik Fungsional Telur Infertil Hasil Afkir Industri

Penetasan Pada Pemberian Jenis dan Level Karbihidrat yang Berbeda.

Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar.

Musfika. 2008. Karakteristik Fisik dan Fungsional Tepung Putih Telur Ayam Ras

yang Difermentasi dengan Ragi Tape Secara Anaerob. Skripsi Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Nahariah., E. Abustam danR. Malaka. 2010. Karakteristik Fisikokimia Tepung

Putih Telur Hasil Fermentasi Saccharomyces cereviceae dan Penambahan

Sukrosa pada Putih Telur Segar. Program Studi Teknologi Hasil Ternak,

Fakultas Peternakan,Universitas Hasanuddin, Makassar. 1(1): 35-42

Page 57: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

42

Nahariah, E. Abustam dan R. Malaka. 2012. Sifat fungsional tepung putih telur

hasil fermentasi yeast dan penambahan gula pada putih telur ayam ras.

Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 4: Inovasi

Agribisnis Peternakan untuk Ketahanan Pangan. Fakultas Peternakan

Universitas Padjajaran. Bandung.

Nahariah, A. M. Legowo, E. Abustam, A. Hintono, Y. B. Pramono, dan F. N.

Yuliati. 2013. Kemampuan tumbuh bakteri Lactobacillus plantarum pada

putih telur ayam ras dengan lama fermentasi yang berbeda. Jurnal Ilmu

dan Teknologi Peternakan. 3(1) : 33-39.

Nahariah, A. M. Legowo, E. Abustam, A. Hintono. 2015. Angiotensin I-

converting enzyme inhibitor activity on egg albumen fermentation. Asian

Australas. J. Anim. Sci. 28(6):855-861

Puspitasari, R. 2006. Sifat Fisik dan Fungsional Tepung Putih Telur Ayam Ras

dengan Waktu Desugarisasi Berbeda. Skripsi. Program Studi Teknologi

Hasil Ternak Fakultas Peternakan IPB Bogor.

Rachmawan, O. 2001. Pengeringan, pendinginan dan pengemasan, komoditas

pertanian. Depdiknas Medan.

Rasyaf. 1990. Beternak Ayam Pedaging . Penebar Swadaya . Jakarta .

Romanoff, A.L. dan A.J. Romanoff.1949. The Avian Egg. John Wileyy and Sons.

Kluwer Academic Publisher, United Stated of America.

Sa’adah, U. 2007. Daya dan Kestabilan Buih Putih TelurAyam Ras pada umur

Simpan dan Level Penambahan Asam Sitrat yangBerbeda. Skripsi.

Program StudiTeknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan,Institut

Pertanian Bogor.

Said, M.I., J.C. Likadja dan Asteria. 2007. Karakteristik tepung telur ayam ras

yang difermentasi dengan ragi tape secara anaerob. Laporan Penelitian.

Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Sarwono, B. 1995. Pengwetan Dan Pemanfaatan Telur. PT. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Selamat, D.P. 1992. Mutu Simpan Yakult Kedelai Yang Difermentasi Oleh

Lactobacillus casei Galur Shirota dan Lactobacillus casei Subsp.

Rhamnosus pada Suhu Ruang dan Suhu Lemari Es. Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 58: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

43

Setioningsih, E., R.Setyaningsih,A. Susilowati. 2004. Pembuatan Minuman

Probiotik dari Susu Kedelai dengan Inokulum Lactobacillus casei,

Lactobacillus plantarum, dan Lactobacillus acidophillus. Bioteknologi 1

(1): 1-6, Mei 2004, ISSN: 0216-6887.

Siregar, R., A. Hintono,dan S. Mulyani. 2012. Perubahan sifat fungsional telur

ayam ras pasca pasteurisasi. Anim. Agriculture. . 1(12):521-528.

Stadelman, W. F. and O. J. Cotterill. 1995. Egg Science and Technology. 4th

Edition. Food Products Press., An Imprint of the Haworth Press, Inc., New

York. Winarno, F. G. dan S. Koswara. 2002. Telur, Penanganan dan

Pengolahannya. M-BRIO Press, Bogor.

Sudaryani. 2003. Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprapti, L.M, 2002. Pengawetan Telur, Telur Asin Tepung Telur dan Telur

Beku, Kanisius, Yogyakarta.

Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. Penerbit UNESA press. Surabaya.

Suriawiria, U. 1986. Pengantar Mikrobiologi Umum. Penerbit Angkasa. Bandung.

Syahrir, I.H. 2002. Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologi Dadih Susu Sapi

dengan Kombinasi Starter Lactobacillus plantarum, Lactobacillus

bulgaricus dan Streptococcus termophillus. Skripsi. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Winarno, F. G. 2002. Telur : Komposisi, Penanganan, dan Pengolahannya. M-

Brio Press. Bogor.

Zubaidah, Elok dan M. Irawati. 2010. Pengaruh penambahan kultur (Aspergillus

niger, Lactobacillus plantarum) dan lama fermentasi terhadap

karakteristik mocaf. Laporan Penelitian. Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Brawijaya. Malang.

Zummah, A. dan P. R. Wikandari. 2013. Pengaruh waktu fermentasi dan

penambahan kultur starter bakteri asam laktat Lactobacillus plantarum

B1765 terhadap mutu bekasam ikan bandeng (Chanos chanos). UNESA J

of Chemistry. 2(3) : 14 –24

Page 59: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

44

Lampiran 1. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Kadar Air Telur Konsumsi yang

Difermentasi dengan Bakteri Lactobacillus plantarum pada Suhu

Dan Lama Inkubasi yang Berbeda

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Kadar_air

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 78.2750 .09192 2

B2 79.9333 .70108 3

B3 81.2000 .57015 3

Total 79.9938 1.30526 8

A2 B1 78.1633 .34915 3

B2 83.1733 2.00609 3

B3 85.0683 1.21886 3

Total 82.1350 3.30972 9

A3 B1 78.2783 .25166 3

B2 80.8800 .68505 3

B3 82.6750 .34471 3

Total 80.6111 1.95654 9

Total B1 78.2344 .23999 8

B2 81.3289 1.82427 9

B3 82.9811 1.82780 9

Total 80.9487 2.45903 26

Page 60: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

45

Kadar_air

faktorA N

Subset

1 2

Duncana A1 8 79.9938

A3 9 80.6111

A2 9 82.1350

Sig. .178 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,836.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Kadar_air

Source

Type III Sum

of Squares Df Mean Square F Sig.

Corrected Model 136.963a 8 17.120 20.484 .000

Intercept 167200.949 1 167200.949 2.001E5 .000

faktorA 23.765 2 11.883 14.217 .000

faktorB 95.098 2 47.549 56.891 .000

faktorA * faktorB 12.862 4 3.216 3.847 .021

Error 14.208 17 .836

Total 170520.970 26

Corrected Total 151.171 25

a. R Squared = ,906 (Adjusted R Squared = ,862)

Page 61: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

46

Kadar_air

faktorB N

Subset

1 2 3

Duncana B1 8 78.2344

B2 9 81.3289

B3 9 82.9811

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = ,836.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Warna Telur Konsumsi yang

Difermentasi dengan Bakteri Lactobacillus plantarum pada Suhu

Dan Lama Inkubasi yang Berbeda

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Warna

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 2.2000 .00000 2

B2 2.3167 .17559 3

B3 2.4000 .05000 3

Total 2.3188 .12800 8

A2 B1 2.2667 .07638 3

B2 2.7367 .21502 3

B3 2.8900 .10000 3

Total 2.6311 .30763 9

A3 B1 2.2933 .08145 3

B2 2.8167 .15275 3

B3 3.2500 .25000 3

Total 2.7867 .44184 9

Total B1 2.2600 .07131 8

B2 2.6233 .28142 9

B3 2.8467 .39405 9

Total 2.5888 .36799 26

Page 62: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

47

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Warna

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 3.010a 8 .376 17.022 .000

Intercept 169.531 1 169.531 7.670E3 .000

faktorA .987 2 .494 22.336 .000

faktorB 1.477 2 .739 33.419 .000

faktorA * faktorB .397 4 .099 4.489 .012

Error .376 17 .022

Total 177.641 26

Corrected Total 3.385 25

a. R Squared = ,889 (Adjusted R Squared = ,837)

Warna

faktorA N

Subset

1 2 3

Duncana A1 8 2.3188

A2 9 2.6311

A3 9 2.7867

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,022.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Page 63: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

48

Warna

faktorB N

Subset

1 2 3

Duncana B1 8 2.2600

B2 9 2.6233

B3 9 2.8467

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,022.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Page 64: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

49

Lampiran 3. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Kekentalan Telur Konsumsi

yangDifermentasi dengan Bakteri Lactobacillus plantarum pada

Suhu Dan Lama Inkubasi yang Berbeda

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Kekentalan

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 2.1000 .14142 2

B2 2.3500 .20000 3

B3 2.5167 .15275 3

Total 2.3500 .22520 8

A2 B1 2.1500 .05000 3

B2 3.0467 .08963 3

B3 3.5000 .25000 3

Total 2.8989 .61013 9

A3 B1 2.1833 .07638 3

B2 2.7733 .10693 3

B3 3.2500 .10000 3

Total 2.7356 .47006 9

Total B1 2.1500 .08018 8

B2 2.7233 .32753 9

B3 3.0889 .46889 9

Total 2.6735 .50714 26

Page 65: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

50

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Kekentalan

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 6.083a 8 .760 37.220 .000

Intercept 179.930 1 179.930 8.808E3 .000

faktorA 1.443 2 .722 35.325 .000

faktorB 3.734 2 1.867 91.398 .000

faktorA * faktorB .627 4 .157 7.671 .001

Error .347 17 .020

Total 192.262 26

Corrected Total 6.430 25

a. R Squared = ,946 (Adjusted R Squared = ,921)

Kekentalan

faktorA N

Subset

1 2 3

Duncana A1 8 2.3500

A3 9 2.7356

A2 9 2.8989

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,020.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Page 66: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

51

Kekentalan

faktorB N

Subset

1 2 3

Duncana B1 8 2.1500

B2 9 2.7233

B3 9 3.0889

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,020.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Lampiran 4. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Daya Busa Telur Konsumsi yang

Difermentasi dengan Bakteri Lactobacillus plantarum pada Suhu

Dan Lama Inkubasi yang

Berbeda

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Daya_busa

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 20.3150 .12021 2

B2 11.8133 .12423 3

B3 10.5067 .05774 3

Total 13.4488 4.28176 8

A2 B1 20.1800 .30610 3

B2 10.5000 .25000 3

B3 8.3400 .10000 3

Total 13.0067 5.46450 9

A3 B1 20.1967 .36611 3

B2 10.3600 .19287 3

B3 8.5233 .02887 3

Total 13.0267 5.43995 9

Total B1 20.2200 .26576 8

B2 10.8911 .71475 9

B3 9.1233 1.04223 9

Total 13.1496 4.91935 26

Page 67: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

52

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Daya_busa

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 604.272a 8 75.534 1.763E3 .000

Intercept 4603.244 1 4603.244 1.074E5 .000

faktorA 7.713 2 3.857 89.993 .000

faktorB 578.452 2 289.226 6.749E3 .000

faktorA * faktorB 3.358 4 .840 19.592 .000

Error .729 17 .043

Total 5100.722 26

Corrected Total 605.000 25

a. R Squared = ,999 (Adjusted R Squared = ,998)

Daya_busa

faktorA N

Subset

1 2

Duncana A2 9 13.0067

A3 9 13.0267

A1 8 13.4488

Sig. .843 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,043.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Page 68: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

53

Daya_busa

faktorB N

Subset

1 2 3

Duncana B3 9 9.1233

B2 9 10.8911

B1 8 20.2200

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = ,043.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Stabilitas Busa Telur Konsumsi

yang Difermentasi dengan Bakteri Lactobacillus plantarum pada

Suhu Dan Lama Inkubasi yang Berbeda

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Stabilitas_busa

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 86.0000 2.82843 2

B2 90.7700 2.37798 3

B3 91.8900 3.06599 3

Total 89.9975 3.43522 8

A2 B1 86.0700 1.13080 3

B2 94.1033 .84571 3

B3 95.2567 .64454 3

Total 91.8100 4.40281 9

A3 B1 86.0867 .55824 3

B2 93.6667 1.18854 3

B3 94.6367 .78945 3

Total 91.4633 4.12606 9

Total B1 86.0588 1.26436 8

B2 92.8467 2.09934 9

B3 93.9278 2.24000 9

Total 91.1323 3.94614 26

Page 69: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

54

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Stabilitas_busa

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 341.676a 8 42.710 15.246 .000

Intercept 211550.372 1 211550.372 7.552E4 .000

faktorA 23.978 2 11.989 4.280 .031

faktorB 295.792 2 147.896 52.793 .000

faktorA * faktorB 10.193 4 2.548 .910 .481

Error 47.624 17 2.801

Total 216321.835 26

Corrected Total 389.300 25

a. R Squared = ,878 (Adjusted R Squared = ,820)

Stabilitas_busa

faktorB N

Subset

1 2

Duncana B1 8 86.0588

B2 9 92.8467

B3 9 93.9278

Sig. 1.000 .197

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 2,801.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Page 70: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

55

Lampiran 6. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Waktu Koagulasi Telur Konsumsi

yang Difermentasi dengan Bakteri Lactobacillus plantarum pada Suhu

Dan Lama Inkubasi yang Berbeda

Stabilitas_busa

faktorA N

Subset

1 2

Duncana A1 8 89.9975

A3 9 91.4633 91.4633

A2 9 91.8100

Sig. .086 .672

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 2,801.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Descriptive Statistics

Dependent Variable:waktu_koagulasi

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 28.00 9.899 2

B2 14.67 3.055 3

B3 13.67 3.786 3

Total 17.62 7.873 8

A2 B1 27.67 6.429 3

B2 13.00 3.606 3

B3 11.33 3.512 3

Total 17.33 8.789 9

A3 B1 27.33 6.807 3

B2 13.33 4.163 3

B3 12.00 4.583 3

Total 17.56 8.676 9

Total B1 27.62 6.255 8

B2 13.67 3.240 9

B3 12.33 3.606 9

Total 17.50 8.135 26

Page 71: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

56

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Dependent Variable:waktu_koagulasi

F df1 df2 Sig.

1.807 8 17 .145

Tests the null hypothesis that the error variance

of the dependent variable is equal across groups.

a. Design: Intercept + faktorA + faktorB + faktorA

* faktorB

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:waktu_koagulasi

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1206.500a 8 150.812 5.723 .001

Intercept 8185.579 1 8185.579 310.613 .000

faktorA 9.822 2 4.911 .186 .832

faktorB 1169.600 2 584.800 22.191 .000

faktorA * faktorB 2.732 4 .683 .026 .999

Error 448.000 17 26.353

Total 9617.000 26

Corrected Total 1654.500 25

a. R Squared = ,729 (Adjusted R Squared = ,602)

Page 72: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

57

waktu_koagulasi

faktorA N

Subset

1

Duncana A2 9 17.33

A3 9 17.56

A1 8 17.62

Sig. .913

Means for groups in homogeneous subsets

are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) =

26,353.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size =

8,640.

waktu_koagulasi

faktorB N

Subset

1 2

Duncana B3 9 12.33

B2 9 13.67

B1 8 27.62

Sig. .596 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 26,353.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Page 73: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

58

Lampiran 7. Hasil Perhitungan Analisis Ragam Kekuatan Gel Telur Konsumsi

yang Difermentasi dengan Bakteri Lactobacillus plantarum pada

Suhu Dan Lama Inkubasi yang Berbeda

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Kekuatan_gel

faktorA faktorB Mean Std. Deviation N

A1 B1 79.3650 .23335 2

B2 40.4367 .19502 3

B3 37.5433 .61695 3

Total 49.0837 18.74132 8

A2 B1 79.7333 .27610 3

B2 34.8800 .34511 3

B3 28.6300 .78619 3

Total 47.7478 24.14555 9

A3 B1 79.8733 .97388 3

B2 36.4033 .15503 3

B3 31.6633 1.09861 3

Total 49.3133 23.02355 9

Total B1 79.6938 .58814 8

B2 37.2400 2.49568 9

B3 32.6122 3.99428 9

Total 48.7008 21.33178 26

Page 74: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

59

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Kekuatan_gel

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 11369.240a 8 1421.155 3.513E3 .000

Intercept 63529.789 1 63529.789 1.570E5 .000

faktorA 93.914 2 46.957 116.070 .000

faktorB 10901.084 2 5450.542 1.347E4 .000

faktorA * faktorB 59.628 4 14.907 36.848 .000

Error 6.877 17 .405

Total 73042.005 26

Corrected Total 11376.117 25

a. R Squared = ,999 (Adjusted R Squared = ,999)

Kekuatan_gel

faktorA N

Subset

1 2

Duncana A2 9 47.7478

A1 8 49.0837

A3 9 49.3133

Sig. 1.000 .463

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,405.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Page 75: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

60

Kekuatan_gel

faktorB N

Subset

1 2 3

Duncana B3 9 32.6122

B2 9 37.2400

B1 8 79.6938

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = ,405.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,640.

Page 76: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

61

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Telur umur 1 hari

Pembuatan sampel

Page 77: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

62

Sampel siap di inkubasi

Pengujian kadar air

Pengujian waktu koagulasi

Page 78: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

63

Pengujian daya busa pengujian stabilitas busa

Pengujian kekuatan gel

Page 79: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

64

Pengujian warna dan kekentalan oleh panelis

Page 80: KARAKTERISTIK FISIK DAN FUNGSIONAL TELUR KONSUMSI … · HIMATEHATE_UH terima kasih atas segala bantuan, pengertian dan kekeluargaan selama ini. Kepada Pengurus 2016-2017 terima kasih

65

RIWAYAT HIDUP

Rafikah Zahra Umar, lahir pada tanggal 8 Februari 1996 di

Enrekang, Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Penulis adalah pertama dari dua bersaudara, lahir dari padangan

Umar, M. MAR.E dan Nurhaedah, S.Pd. Pendidikan yang pernah

ditempuh penulis adalah TK Aisyah di Enrekang dan lulus pada

tahun 2000, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SDN 41 Enrekang dan

lulus pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1

Enrekang dan lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 1 Enrekang dan lulus pada tahun 2013. Setelah menyelesaikan pendidikan

SMA, penulis diterima sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) di Fakultas

Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Penulis aktif sebagai pengurus

Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Ternak Universitas Hasanuddin

(HIMATEHATE_UH) serta sebagai asisten praktikum Manajemen Ternak Perah