UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi....

53
v UCAPAN TERIMA KASIH Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan seluruh kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuasaan-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan disertasi yang berjudul “ Transformasi Tari Lulo pada Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara” ini sesuai dengan jadwal dan harapan penulis. Penulisan disertasi melalui proses yang panjang, banyak kendala dan permasalahan dalam penyelesaiannya. Disertasi ini akhirnya dapat diselesaikan atas bantuan berbagai pihak, baik morel maupun materiel. Oleh karena itu, atas segala bantuan yang diberikan, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak-pihak yang terhormat berikut. Prof. Dr. I Made Suastika, S.U., yang berkenan menjadi promotor dan dengan penuh dedikasi serta tanggung jawab moral dan keilmuan beliau membimbing sehingga penulis termotivasi terus-menerus untuk merampungkan disertasi ini. Secara tulus dan mendalam pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S., selaku kopromotor I yang penuh kebijaksanaan memberikan dorongan dan koreksi selama bimbingan berlangsung. Ucapan terima kasih yang tidak kalah nilainya juga penulis ucapkan kepada Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si., selaku kopromotor II yang telah banyak meluangkan kesempatan dan petunjuk-petunjuk penulisan yang sangat berarti selama bimbingan. Kolaborasi beliau bertiga telah banyak membantu penulis dalam membuat wawasan pemikiran dalam

Transcript of UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi....

Page 1: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan seluruh kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah memberikan kekuasaan-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan disertasi yang berjudul “Transformasi Tari Lulo pada

Masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara” ini sesuai dengan

jadwal dan harapan penulis.

Penulisan disertasi melalui proses yang panjang, banyak kendala dan

permasalahan dalam penyelesaiannya. Disertasi ini akhirnya dapat diselesaikan

atas bantuan berbagai pihak, baik morel maupun materiel. Oleh karena itu, atas

segala bantuan yang diberikan, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak-pihak yang terhormat berikut.

Prof. Dr. I Made Suastika, S.U., yang berkenan menjadi promotor dan

dengan penuh dedikasi serta tanggung jawab moral dan keilmuan beliau

membimbing sehingga penulis termotivasi terus-menerus untuk merampungkan

disertasi ini. Secara tulus dan mendalam pula penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S., selaku

kopromotor I yang penuh kebijaksanaan memberikan dorongan dan koreksi

selama bimbingan berlangsung. Ucapan terima kasih yang tidak kalah nilainya

juga penulis ucapkan kepada Dr. I Gusti Ketut Gde Arsana, M.Si., selaku

kopromotor II yang telah banyak meluangkan kesempatan dan petunjuk-petunjuk

penulisan yang sangat berarti selama bimbingan. Kolaborasi beliau bertiga telah

banyak membantu penulis dalam membuat wawasan pemikiran dalam

Page 2: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

vi

penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan

rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman hidup.

Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. I Ketut Swastika, Sp. P.D.-

KEMD, atas fasilitas dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

menjadi karyasiswa Program Doktor Universitas Udayana.

Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Budaya, Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardana, M.A. sebagai Ketua Program Doktor

Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dan Dr. I Ketut

Setiawan, M.Hum. sebagai Sekretaris Program Doktor Kajian Budaya, yang telah

memberikan fasilitas pendidikan serta kemudahan akademik melalui gagasan

pengembangan program studi yang sangat berarti, serta semangat yang terus

membara untuk membawa Program Studi Kajian Budaya ke jalan yang

semestinya.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih mendalam

kepada seluruh dosen, baik dosen tetap maupun dosen tamu, pada Program Studi

Doktor Kajian Budaya yang telah banyak memberikan pemahaman tentang

cultural studies, postmodernisme, poststrukturalisme, dan menanamkan secara

baik ideologi pembelaan terhadap kelompok marginal. Bakti dan hormat penulis

kepada mereka, di antaranya yaitu Prof. Dr. I Made Suastika, S.U., Prof. Dr. A.A.

Bagus Wirawan, S.U., Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, S.U., Prof. Dr. Emiliana

Mariyah, M.S., Prof. Dr. A. Agung Gde Putra Agung, S.U., Prof. Dr. Aron Meko

Mbete. Prof. Dr. I Gde Semadi Astra, Prof. Dr. I Wayan Cika, M.S., Prof. Dr. I

Wayan Ardika M.A., Prof. Dr. Ir. Sulistiawati, M.S., Prof. Dr. I Nyoman Weda

Kusuma, M.S., Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.A., Prof. Dr. Shri Eddy Ahimsa

Page 3: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

vii

Putra, M.A., Prof. Dr. Koento Wibisono, Prof. Dr. Ketut Nehen, S.E., M.Sc., Prof.

Dr. I Made Sukarsa, S.E., Prof. Dr. Ketut Mertha, M.Hum., Prof. Dr. Made

Mertha, Prof. Dr (Phill). I Ketut Ardhana, M.A., Prof. Dr. A.A. Ngurah Anom

Kumbara, M.A., Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A., Prof. Dr. I Gde Widja, Dr.

Pudentia MPSS, M.Hum. Dr. Mukhlis PaEni, Dr. Putu Sukardja, M.Si., Dr. Made

Wiasti, M.Hum., Dr. I Wayan Redig, Dr. I Nyoman Dhana, M.Hum., dan Dr.

Gede Mudana, M.Si., serta dosen lain yang telah banyak memberikan sumbangan

pemikiran dan perenungan mendalam yang kritis selama penulis mengikuti

perkuliahan Program Doktor. Selanjutnya, ucapan terima kasih mendalam kepada

Rektor Universitas Halu Oleo yang mengizinkan penulis untuk melanjutkan studi.

Semoga Universitas Halu Oleo dapat menjadi kampus masa depan untuk generasi

pilihan pada masa mendatang.

Kepada teman-teman seperjuangan di Program Doktor Kajian Budaya,

khususnya angkatan 2011, yaitu Cok Istri Ratna Cora S., A.A. Rai Sita Laksmi,

Ida Ayu Mahyuni, I Ketut Wenten Aryawan, Linggua Sanjaya Usop, I Gst. Ngrh.

Seramesara, I Nyoman Arba Wirawan, Ni Gst. Nym. Suci Murni beserta suami

sekeluarga, Mustain, I Nyoman Wiratmaja, I Wayan Kondra, Ketut Muka Pendet,

Refly, I Nyoman Sudipa, Michiko Okada, Ervantia Restulita, Grace Langi, I

Wayan Kandia, Ketut Kodi, La Batia, Maria Rahayu, I Wayan Mudana,

Mustaman, A.A. Raka, I Made Suantina, Linda Suryana, I Gede Suardana, I

Made Suastana, I Ketut Supir, Syahrun, I Nyoman Wardi, dan I Wayan Munggah

(Almarhum), atas persahabatan yang selalu berapi-api dan penuh kehangatan

selama perkuliahan yang manis.

Page 4: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

viii

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf/pegawai Program

Doktor Kajian Budaya, yaitu Putu Sukaryawan, S.T., Dra. Ni Luh Witari, Ni

Wayan Ariyati, S.E., Cok Istri Murniati, S.E., A.A. Ayu Indrawati, I Nyoman

Chandra, Putu Hendrawan, dan Ketut Budi Astra dkk. yang telah banyak

memberikan bantuan, fasilitas, dan informasi sehubungan dengan administrasi

Program Doktor. Termasuk kehangatan, kesabaran, dan kekeluargaan mereka

dalam memberikan pelayanan.

Ucapan terima kasih yang sangat mendalam juga disampaikan kepada para

narasumber dan informan, baik yang ada di Konawe maupun yang ada wilayah

Sulawesi Tenggara lainnya. Kepada para informan dan narasumber lepas yang

tidak dapat disebut satu per satu, juga disampaikan penghargaan dan ucapan

terima kasih.

Akhirnya, kepada keluarga penulis yang mencintai dengan segala doa dan

dukungan yang tak dapat dinilai dengan apa pun. Khususnya kepada Wa Ode

Nanang Yusniah, S.Pd, istri sekaligus teman diskusi, yang dengan penuh

ketekunan telah mencurahkan dukungan di tengah kesibukannya sendiri mengabdi

sebagai guru dan mendidik kedua putra dan putri. Demikian juga kepada kedua

putra dan putri terkasih (Muhammad Fathurrahman A.Alim dan Dian Zaskia

Amalina A.Alim) yang begitu pengertian terhadap berbagai kegiatan akademik

yang dilakukan oleh ayahandanya sehingga sering kali mengambil waktu mereka.

Doa tak bertepi dari ibunda Hj. Siti Sulaeha yang sangat terasa kehadirannya di

tengah suka duka selama studi ini. Dukungan juga datang dari seluruh saudara

penulis (Agus Syafruddin dan Nur Intan, Ny. Agustina, Dr. Gunawan, M.Si. dan

Dra. Morawati, M.Si, Muh. Ramadhan, S.Pd (Alm), Sitti Saleha, S.Kep.,M.Kes

Page 5: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

ix

dan Rafiuddin, S.Si, Abdul Halim, S.Pd., M.Si dan Yulianti, S.Pd.,M.Si, Abdul

Rahman, S.STPi dan Tiharningsyih, A.Mk, Abdul Majid dan Nita, S.Sos) yang

telah tulus mengisi hal-hal yang menjadi tanggung jawab sosial penulis yang tidak

bisa ditunaikan selama proses perkuliahan. Doa dan dukungan dari semua saudara

ipar (Dra. Waode Anizar Iriyani dan dr. Zuhuddin Kasim, MM., Dra. Waode

Ferry Fauziah dan Raden Ali Rasyid, Aminah Achrani, S.Sos dan Laode Kardini,

S.Sos.,M.Si, Nurchaidar, S.Pd dan Hasim Kontau, SH, Nuriman Amzir, Waode

Nining Yusniar, SE dan Dr. Musran Munizu, M.Si, Laode Budi Maghfirlana,

S.Kom dan Waode Citra Damayanti, SH) yang signifikan dalam menopang

kelanjutan penulisan ini. Doa dan dukungan mereka adalah kekuatan tiada tara.

Hanya doa terbaik dan tulus yang bisa penulis sampaikan untuk membalas semua

sumbangsih dan kebaikan yang telah diberikan oleh berbagai pihak tersebut.

Mudah-mudahan bernilai ibadah dan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha

Esa.

Denpasar, Juli 2017

Penulis

Page 6: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

x

Page 7: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xi

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji transformasi tari lulo pada masyarakat Tolaki diKabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Dalam perspektif kajian budaya,penelitian ini mengangkat realitas lapangan yang empirik berkaitan denganpermasalahan transformasi. Adanya perjumpaan budaya global dan budaya lokalmenjadi sebab terjadinya transformasi terhadap tari lulo. Budaya global menjadisuatu pertanda zaman baru telah tiba, tidak bisa dibendung ataupun ditolak.Dalam hal ini berarti banyak aspek dalam kehidupan sosial dan budayamasyarakat mengalami transformasi atau perubahan. Transformasi budaya lokalke arus budaya global menjadikan transformasi tari lulo dengan bentuk danmakna-makna baru.

Terkait dengan hal di atas, penelitian ini difokuskan pada pembahasantentang (1) bentuk-bentuk transformasi tari lulo, (2) ideologi yang ada di baliktransformasi tari lulo, (3) makna transformasi dan strategi pewarisan tari lulo padamasyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang bertujuan untukmemahami serta menganalisis transformasi tari lulo pada masyarakat Tolaki,dengan pendekatan kajian budaya yang bersifat kritis, interdisipliner, danmultidimensional. Data penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan, studidokumen, observasi, dan wawancara. Setelah dilakukan verifikasi, data dianalisisdengan beberapa teori yang relevan, seperti teori dekonstruksi, teori hermeneutikdan wacana pengetahuan, dan teori semiotik.

Berdasarkan studi lapangan di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggaradalam rentang waktu 2012–2015 penelitian ini menghasilkan temuan yaitu,sebelum mengalami transformasi fungsi tari lulo hampir punah terutama ketikatari ini berfungsi sebagai medium pengobatan dan pemujaan. Kondisi masa suramterjadi sebagai implikasi berkembangnya rasionalitas. Sejak munculnya inisiatifyang bersifat konstruktivis, baik oleh masyarakat pendukung maupun adanyakomitmen politik pemerintah daerah yang mengarah kepada upaya untukmerevitalisasi tari lulo tersebut, terjadi kegairahan baru. Bersamaan denganmunculnya kegairahan tersebut, tidak bisa dimungkiri terjadinya berbagaiperubahan terhadap fungsi tari lulo yang pada intinya mengalami transformasifungsi seperti seremonial penyambutan tamu, pesta pernikahan, festival lomba,hiburan dan pergaulan, justru tari lulo semakin eksis. Perubahan terjadi karenaadanya pengaruh budaya global, yakni teknologi, ekonomi, pendidikan, dankreativitas masyarakat terhadap budaya lokal dalam hal ini tradisi dan mitos.

Kata kunci: transformasi, tari lulo, masyarakat Tolaki

Page 8: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xii

Page 9: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xiii

ABSTRACT

This research examines the transformation of Lulo Dance in Tolakinesssociety at Konawe District. In the perspective of cultural studies, this researchbring out the empirical realities which connected to the transformationsproblems. Existence the encounter between global culture and local culturecaused Lulo Dance transformation happened. Global culture become a sign thatnew era has come, it irresistible or rejected. In this case, there are many aspecs insocial live and cultural life being transformate or changed. The transformation oflocal culture to the current of global culture made Lulo Dance transformationhave new shape and meaning.

Based on the facts above, so this research focused on discussing about (1)the forms of Lulo Dance transformation, (2) ideology behind the Lulo Dancetransformation, (3) meaning of transformation and heritance strategis Lulo Danceon Tolakiness society in Konawe district, South East Sulawesi.

This research using qualitative methods that purposed to understand andanalyzed the transformation of Lulo Dance on Tolakiness society with anapproach cultural study that is critical, interdiciplinary and multidimensional.The data of this research were obtained through library research, documentationstudy, observation and interviews. After doing verification, the data wereanalyzed with some relevant theories such as the theory of deconstruction,hermeneutics and discourse theory of knowledge, and semiotic theory.

Based on the field study in Konawe district South East Sulawesi. In the spanof 2012 – 2015 this research resulting some findings; Before undergoingtransformation of lulo dance function is almost extinct at this time a singletherapy or function as a medium of treatment and worship. The condition of thegloomy period as an implication of the development of rationality. Since aconstructivist development both by the support community and the politicalcommitment of the local government that led to the effort to revitalize the lulodance, show new enthusiasm. Along with the plan of excitement, can not be deniedvarious changes to lulo dance function which in essence experience thetransformation of functions such as ceremonial welcoming guests, weddings,festivals, entertainment and association, lulo dance prices increasingly exist.Changes due to global cultural influences on technology, economics, education,and community creativity on local culture in this tradition and myth.

Key words: transformation, Lulo dance, Tolakiness society

Page 10: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xiv

RINGKASAN DISERTASI

TRANSFORMASI TARI LULO PADA MASYARAKAT TOLAKIDI KABUPATEN KONAWE, SULAWESI TENGGARA

Pada era global, kehidupan manusia di seluruh dunia sedang didramatisasi,

tetapi manusia tidak merasakannya. Hal ini juga dialami oleh masyarakat Tolaki

di Kabupaten Konawe. Sejak lama mereka mengalami pengaruh budaya global

dan masyarakat Tolaki pun hanya menerima tanpa merasa kehilangan. Budaya

global masih sampai saat ini juga turut memengaruhi budaya dan perkembangan

tari lulo dalam transformasinya. Dapat dikatakan bahwa budaya masyarakat

Tolaki saat ini adalah budaya global. Di samping itu, masyarakatnya pun sudah

masuk dalam lingkaran daur hidup dengan budaya global. Representasi mengenai

hal ini, salah satu di antaranya dilihat dari bentuk tari lulo dalam perkembangan

dan perubahannya pada era global.

Pengaruh budaya global menyebabkan fungsi tari berubah dari sakral ke

profan, dari ritual ke teatrikal, dari ekspresi seremonial ke limitasi waktu

temporal, dan dalam kaitannya dengan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat

menjadi bertendensi hiburan dan pertunjukan festival. Budaya global juga

memengaruhi pergeseran pemaknaan dan pendefinisian terhadap sakralitas tari

lulo. Dengan kata lain, telah terjadi pergeseran nilai terhadap pemahaman tari

lulo. Semua itu berimplikasi terhadap perilaku dan praktik-praktik budaya

masyarakat Tolaki yang berada di Kabupaten Konawe.

Praktik-praktik budaya tersebut terlihat pada pesta perkawinan, menjemput

tamu, festival, lomba, dan kegiatan seremonial lainnya yang dilakukan oleh

masyarakat pendukungnya dengan menampilkan tari lulo menimbulkan

pergeseran bentuk, gerak, serta varian tari lulo. Hal ini menjadi pendorong utama

peneliti untuk melihat lebih dekat (1) bentuk transformasi, (2) ideologi di balik

transformasi, serta (3) makna transformasi tari lulo pada masyarakat Tolaki di

Kabupaten Konawe Provinsi, Sulawesi Tenggara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami transformasi tari

lulo pada masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Selain itu, penelitian ini ingin mengetahui dan memahami fenomena budaya lokal

Page 11: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xv

di daerah Kabupaten Konawe dalam perspektif kajian budaya dan

mengungkapkan ideologi di balik transformasi tari lulo yang berkaitan dengan

kehadirannya dan upaya pelestarian sebagai bagian dari tradisi lisan dan khazanah

budaya daerah. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bentuk-

bentuk transformasi tari lulo pada masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe,

Provinsi Sulawesi Tenggara, (2) untuk memahami dan menjelaskan ideologi di

balik transformasi tari lulo pada masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe,

Provinsi Sulwesi Tenggara, (3) ingin menginterpretasi bagaimana makna

transformasi dan strategi pewarisan tari lulo pada masyarakat Tolaki di Kabupaten

Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Manfaat penelitian ini secara teoretis memberikan kontribusi pada khazanah

ilmu pengetahuan di bidang seni budaya yang berkaitan dengan keberadaan tari

lulo di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Diharapkan kajian ini

bermanfaat dalam pengembangan wawasan ilmu pengetahuan, tidak saja di

bidang kajian budaya, tetapi juga secara meluas dan bersifat multidisipliner. Hal

ini terkait dengan kontribusi untuk penelitian yang mendalam bagi berbagai

disiplin, antara lain dengan sebagian tradisi lisan, ilmu sejarah tari, kajian seni,

sosiologi, antroplogi, dan kebudayaan (study of culture).

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi (1)

pemerintah, khususnya pemerintah daerah dalam menentukan dan menetapkan

kebijakan yang tepat dalam pelestarian budaya-budaya lokal yang dimiliki

masyarakat, yang tentunya memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat

setempat, (2) pihak-pihak yang peduli dengan pelestarian budaya-budaya lokal,

terutama yang berkaitan dengan seni tari yang dimiliki oleh masyarakat

pendukungnya, (3) penelitian lain yang konsen pada kebudayaan masyarakat

Tolaki atau yang mengkaji transformasi tari diharapkan dapat memberikan

informasi, menambah pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang arti

penting menggali dan memaknai tari yang merupakan bagian dari masa lalu, (4)

membawa wawasan masyarakat, khususnya masyarakat Tolaki tentang

pentingnya pelestarian budaya leluhur sebagai identitas dan jati diri etnis secara

khusus.

Page 12: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xvi

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teori (1) teori

dekonstruksi, (2) teori hermeneutika dan wacana pengetahuan, dan (3) teori

semiotik. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

observasi, wawancara dan studi dokumen.

Hasil penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. Transformasi tari lulo

dimulai dalam bingkai budaya lokal yang lahir dari latar belakang mitos yang

berkembang di kalangan masyarakat Tolaki, yakni sanggoleo mbae atau dewi

padi. Dalam praktiknya, tari lulo dijadikan sebagai medium penyembuhan dan

medium pemujaan oleh masyarakat pendukungnya. Sebagai medium

penyembuhan, diapresiasikan dalam bentuk (1) tari lulo sangia (tari dewa) yang

berfungsi sebagai permohonan kepada dewa atau sangia agar semua jenis bencana

atau abala yang dapat menimpa masyarakat Tolaki bisa mendapatkan

keselamatan, perlindungan, dan kesembuhan dari penyakit yang mewabah; (2)

lulo anggo berfungsi sebagai tari penyembuhan yang dilakukan oleh masyarakat

Tolaki dahulu apabila ada penduduk diserang penyakit yang mewabah seperti

penyakit cacar atau peombu. Sebagai medium pemujaan, tari lulo diapresiasikan

dalam bentuk (1) tari lulo ngganda (tari yang diiringi gendang) yang bertujuan

untuk memuja dewi padi atau sanggoleo mbae yang dilaksanakan setelah panen

padi, (2) lulo lariangi (tari bidadari), yang ditujukan untuk memuja sangia (dewa)

yang berfungsi untuk mengibur agar para sangia (dewa) senantiasa dalam keadaan

senang dan tenang memberikan pelayanan kepada manusia di bumi, dan (3) lulo

merondu (tari membuka hutan) yang bertujuan sebagai permohonan restu kepada

pemilik (roh halus) hutan. Akhir dari proses penyembuhan dan pemujaan

dilakukan ritual mosehe (upacara penyucian) yang bertujuan untuk menyucikan

atau menawarkan segala sumpah serapah atau pondotonao, menyucikan segala

perbuatan dan perkataan buruk kepada orang lain yang pernah dilakukan pada

masa lalu.

Dalam proses transformasi tari lulo dalam bingkai budaya global dilihat

sejauh mana perkembangan tari lulo pada era global saat ini dalam

kebertahanannya dan upaya pelestarian oleh mayarakat pendukungnya. Perubahan

bentuk dan fungsi dari yang sakral ke profan menjadikan tari lulo sebagai seni

Page 13: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xvii

pertunjukan difungsikan dalam berbagai acara seremonial. Bentuk dan fungsi tari

lulo diapresiasikan dalam bentuk (1) tari lulo untuk menyambut tamu, yang

dimaknai sebagai ungkapan rasa hormat dan tanda bahwa tamu tersebut diterima

dengan baik. Selain itu, juga dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan

kebahagiaan masyarakat dalam menyambut para tamu; (2) tari lulo untuk pesta

pernikahan, yang bertujuan menyambut kehadiran keluarga baru dan mendekatkan

dua rumpun keluarga, baik keluarga mempelai laki-laki maupun keluarga

mempelai perempuan; (3) tari lulo untuk hiburan dan pergaulan, yang bertujuan

sebagai sarana pengintegrasian berbagai lapisan dalam masyarakat dan ajang

perkenalan; (4) tari lulo untuk festival lomba, yang bertujuan sebagai ajang

kompetisi. Selain hal tersebut, juga sebagai upaya pemerintah dalam melestarikan

tari lulo melalui promosi agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Dalam proses transformasi tari lulo tidak lepas dari adanya berbagai

kreativitas masyarakat pendukungnya. Kreativitas dalam tari lulo merupakan

akumulasi ide-ide kreatif masyarakat Tolaki sepanjang zaman sampai kekinian. Di

samping itu, juga sebagai suatu tanggapan aktif mereka terhadap pemenuhan rasa

keindahan yang terus-menerus melalui indra yang kemudian diwujudkan dalam

bentuk tarian. Sebagai bagian dari masyarakat, seniman dan budayawan secara

langsung ataupun tidak langsung berperan serta dalam pelestarian dan kreativitas

tari lulo melalui kelompok-kelompok seni atau wadah organisasi sanggar seni.

Terjadinya transformasi tari lulo pada masyarakat Tolaki di Kabupaten

Konawe tidak lepas dari adanya ideologi di balik transformasi tersebut. Ideologi

yang dimaksudkan adalah sebagai berikut. Pertama ideologi religiusitas, erat

kaitannya dengan kepercayaan masyarakat Tolaki, yaitu pada zaman dahulu

dalam pemujaan kepada sangia (dewa) terutama sanggoleo mbae (dewi padi)

diiringi dengan tari lulo. Hal tersebut dimaksudkan untuk menyenangkan hati para

sangia (dewa) agar manusia terhindar dari abala (bencana). Kedua, ideologi

pendidikan, terkait dengan nilai-nilai moral yang mengarahkan masyarakat

pendukung tari lulo untuk bisa memahami manusia lain. Ketiga, ideologi

ekonomi, mengandung konsepsi kesejahteraan berkaitan dengan kebutuhan

manusia tentang seni tradisi yang dapat mendukung kebutuhan finansial.

Page 14: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xviii

Selanjutnya, makna adanya transformasi tari lulo pada masyarakat Tolaki di

Kabupaten Konawe, seperti makna representasi identitas. Makna ini diekspersikan

dalam banyak cara dan terpresentasi atau terwakili melalui busana tari dan formasi

gerak. Busana tari lulo merupakan salah satu media ekspresi dan representasi

identitas untuk suatu pengakuan berbeda dengan yang lain.

Formasi lingkaran dan gandengan tangan merepresentasikan produksi

kesatuan dan kebersamaan. Formasi gandengan tangan wanita berada di atas

tangan pria dan penari boleh bersama-sama pria bersama-sama wanita atau

sejenis. Formasi ini merepresentasikan makna keseimbangan gender, makna

kedudukan dan kesederajatan antara pria dan wanita masyarakat Tolaki, saling

memperhatikan, dan tolong-menolong.

Makna pendidikan yang terkandung dalam tari lulo adalah samaturu

(bersatu) dan mepokoaso (kesatuan). Samaturu dan mepokoaso mengandung nilai

makna pendidikan yang mengajarkan seseorang mengedepankan persatuan dan

kesatuan hidup bersama dengan asas kekeluargaan. Kesatuan hidup bersama

tersebut, terintegrasi dalam lingkaran adat atau kalo sara. Selain itu, etika dan

moral dalam tari lulo tercermin dalam aturan-aturan lulo, yaitu adanya sikap

mombona’ako (menghargai) dan mombokulaloi (menghormati). Sifat

mombona’ako dan mombokulaloi, bagi masyarakat Tolaki mencerminkan

kepribadian seseorang dalam berperilaku dalam kehidupannya sehari-hari dan

tidak te’oha-oha (congkak).

Makna pencitraan, tari lulo dijadikan sebagai ajang sosialisasi dan

memperkenalkan diri pada masyarakat umum untuk meraih simpati dalam

masyarakat. Misalnya untuk mejadi anggota dewan atau bupati adalah menjadi

sponsor acara tari lulo yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Selain makna-makna tersebut di atas, ada pula makna ekonomi. Makna ini

mengandung arti terhadap masyarakat, yakni anggota penari, anggota pengurus,

dan pimpinan kelompok/sanggar seni. Tari lulo yang hadir dalam bentuk

pertunjukan dan hiburan, seperti kegiatan seremonial (undangan) pribadi (antara

lain HUT, pesta pernikahan), kegiatan seremonial lembaga, institusi pemerintah

dan swasta (antara lain penjemputan tamu, peresmian dan pembukaan suatu acara,

Page 15: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xix

kegiatan seminar, hiburan), dan kegiatan pariwisata (antara lain atraksi budaya,

festival, lomba), yang semuanya diarahkan untuk kepentingan ekonomi.

Untuk mempertahankan eksistensi tari lulo pada era global sekarang ini agar

tetap terpelihara dan lestari dilakukan upaya-upaya melalui cara pewarisan.

Adapun cara-cara yang ditempuh adalah (1) cara informal, yakni dengan sistem

partisipasi dalam pertunjukan dan sistem imitasi atau sistem pemimpin (pemandu)

dan (2) cara formal, yakni melalui proses pendidikan yang diintegrasikan ke

dalam mata pelajaran Seni Budaya mulai tingkat SD sampai tingkat SMA/SMK di

Sulawesi Tenggara.

Temuan hasil penelitian ini adalah tari sebelum mengalami transformasi

fungsi tari lulo hampir punah terutama ketika tari ini berfungsi sebagai medium

pengobatan dan pemujaan. Kondisi masa suram sebagai implikasi berkembangnya

rasionalitas. Sejak munculnya inisiatif yang bersifat konstruktivis, baik oleh

masyarakat pendukung maupun adanya komitmen politik pemerintah daerah yang

mengarah kepada upaya untuk merevitalisasi tari lulo tersebut, terjadi kegairahan

baru. Bersamaan dengan munculnya kegairahan tersebut, tidak bisa dimungkiri

terjadinya berbagai perubahan terhadap fungsi tari lulo yang pada intinya

mengalami transformasi fungsi, seperti seremonial penyambutan tamu, pesta

pernikahan, festival lomba, hiburan dan pergaulan, justru tari lulo semakin eksis.

Perubahan terjadi karena adanya pengaruh budaya global, yakni teknologi,

ekonomi, pendidikan, dan kreativitas masyarakat terhadap budaya lokal dalam hal

ini tradisi dan mitos.

Berdasarkan uraian di atas, saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan

adalah sebagai berikut. Pertama, para peneliti yang tertarik dengan kesenian tari

lulo atau penelitian sejenis dengan topik dan permasalahan yang berbeda, hasil

penelitian ini terbuka untuk dikritik dan terbuka untuk penelitian lanjutan, yaitu

untuk dikaji secara mendalam dan mendapatkan pemahaman yang lebih kritis dan

teoretis berbagai dimensi transformasi tari lulo pada masyarakat Tolaki di

Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Kedua, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan bagi para pemimpin masyarakat di berbagai strata

kehidupan, para penentu kebijakan di tingkat desa/kelurahan, kabupaten/kota,

Page 16: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xx

eksekutif ataupun legislatif, pimpinan organisasi, dan pelatih (koreografer),

seniman budayawan, praktisi tari dengan semangat samaturu memecahkan

berbagai permasalahan pembangunan, untuk kesejahteraan bersama, lebih

khususnya pembangunan seni budaya dalam menjawab tantangan era global.

Ketiga, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi perkembangan dan kemajuan

disiplin kajian budaya dan tradisi lisan di samping sebagai sumber rujukan utama

atau sumber alternatif dalam dinamika kreativitas kehidupan berkesenian

masyarakat Tolaki khususnya, Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Indonesia pada

umumnya.

Page 17: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxi

Glosarium

a homa : hutan belantara

abala : bala, bencana

ana sepu : jenis lain dari belukar

anakia : bangsawan

anakia mbatua : bangsawan turun martabat

anakia motaha, anakiasongo

:bangsawan tulen

anawai : gadis

andi-andi : anting-anting

Andolaki : nama lokasi permukiman pertama orang Tolaki

ankia ndina’asi : bangsawan tidak tulen

asombue : satu ikatan keluarga dari satu nenek moyang

ata i alaika : budak yang mengabdi di rumah tanggabangsawan

ata i noli : budak belian

ata mbinetawa : budak yang ditawan

ata wonua : hamba negeri

babu mbinetobo : baju model kebaya dan sarung sampai di tumit

bangga-bangga : perahu kecil

Bharata i Hana : bintara kerajaan wilayah Kanan

Bharata i Moeri : bintara kerajaan wilayah Kiri

bokeo : gelar raja

bolosu : gelang pada lengan

dimba-dimba nggowuna : instrumen musik dari bambu

Page 18: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxii

dula : nampan

dumahu : berburu

eno-eno : kalung leher

heo : ikut

holunga : desain ikat

huhu : lagu tanpa syair

huleno Wolio : jantung Wolio (Buton)

hulo taru : lilin

i ahoma : di hutan

i ala : di sungai

i koburu : di kubur

i kumapo : di gua

i laika : di rumah

i pu’u nggasu : di bawah pohon

i puheno o wuta : di pusat tanah

i tonga nggambo : di tengah kampung

ina lahi : lahan yang belum pernah sama sekali diolah,hutan rimba

isara : nama syair kepahlawanan

kabia : lagu perkenalan

kalaru : jenis logam

kale-kale : gelang pada pergelangan tangan

kalo : lingkaran, ikatan

kalo eno-eno : kalung leher

kalo kale lawu : kalung besi

Page 19: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxiii

kalo sara : ikatan adat

kalo tusa i tonga : ikatan tiang tengah rumah

kalunggalu : gelang

kanda-kanda oa, kandengu-ndengu

: alat musik dari bambu, kayu ringan yangdibelah

kanda-kanda wuta, dimbawuta

: jenis instrumental yang terbuat dari tanah,gendang tanah

kapita : aparat pertahanan

karandu : gong

kareno Tarinate : kaki Ternate

kiniku : kerbau

Laduma : nama raja di Mekongga

laika kanda : rumah gendang

Lakidende : nama Raja Konawe

laliwata : lahan bekas ladang yang telah ditinggalkansekitar enam sampai sembilan tahun

Larumbalangi : nama raja pertama di Mekongga

lawoni : ikat kepala

lulo : tarian khas masyarakat Tolaki, SulawesiTenggara yang dilakukan denganbergandengan tangan yang membentuklingkaran

lulo anggo : tari lulo diiringi dengan nyanyian

lulo barisi : tari lulo seperti orang berbaris

lulo biasa : gerak lulo dasar

lulo dasa : gerak lulo dansa

lulo ganefo : gerak lulo untuk menyambut peserta GANEFO

Page 20: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxiv

yang datang berkunjung ke Makassar tahun1963.

lulo hada : tari lulo seperti gaya monyet yang melompat-lompat

lulo kolialiangko : gerak lulo kaki naik dan turun seperti sedangmelewati hutan rimba

lulo lakolalo : tari lulo dengan gerak jalan terus

lulo lariangi : tari bidadari

lulo leba : tari lulo dengan gerak cepat dan langkahpanjang

lulo moeri : tari lulo dengan gerakan mengarah ke kiri

lulo molulo : tari lulo umum atau tari pergaulan

lulo ndinuka-tuka : tari lulo dengan gerak kaki menginjak dua kali

lulo ngganda : tari lulo gerak lemah gemulai yang diiringigendang yang dilakukan untuk penyembahan

lulo nilotu : tari lulo dengan gerak seperti mematahkansesuatu

lulo polerusi : gerak lulo kaki yang cepat

lulo sambeani : tari lulo dari Desa Sambeani

lulo samping : gerak lulo dengan jalan ke samping

lulo sangia : tari yang dilakukan khusus memuja dewa

lulo segi tiga : gerak lulo dengan hentakan kaki kanan dan kirimembentuk segi tiga

lulo sinemba-semba : tari lulo mengayun kaki dua kali ke kiri

lulo sinukahako : tari lulo dengan gerak kaki dipinggirkan

lulo stater : gerak lulo dengan variasi seperti sedang men-stater motor

Page 21: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxv

lulo tiytiysu : gerak lulo burung puyuh

lulo wajong : gerak lulo yang diciptakan oleh J. Wajong,Gubernur pertama Sulawesi Tenggara, 1964

lulo wolholf : gerak lulo yang berasal dari nama seorangBelanda, civil gezagheeber W.J Wolholf, tahun1940

lulu : lemah gemulai

manggilo : kenduri/pengislaman

mata omehe : nama bulan kelima belas

mbuakoy : dukun ritual

mbuowai : dukun penyakit

mbusehe : pemimpin dalam ritual penyucian

meduu-dulu, medulu : suka bersatu, persatuan

meharoa : pesta kematian

mehau-hau : duduk bertengger

melonggo : upacara perhitungan jumlah padi hasil panen

meloso’ako : pelamaran yang sesungguhnya

mengane : bermain

meohai, peohai’a : bersaudara, persaudaraan

mepokoaso : kesatuan

merapu : merumpun

merondu : upacara potong hutan

mesanggina : makan bersama

metabea : memohon

metiro : mengintip, meninjau calon istri

mo Ese : gerak yang menggambarkan si sakit masih

Page 22: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxvi

lemah

modelusi : gerak permohonan agar si sakit diberikankesehatan dan kekuatan

modinggu : menumbuk padi dengan cara bersama-samasambil membunyikan alu dan lesung

mokole : gelar, raja

molambu : nama bulan keempat belas

moleba : gerak menghentak

molulo : melakukan tarian lulo

molulowi : memisahkan butir padi dari tangkainya dengancara menginjak-injak menjadi gabah.

molulowi o pae : mengirik padi

mombewulahako : upacara awal menuai padi

momboko owose : membesarkan

mombokulaloi : melebihkan, meninggikan

mombonaa ako : menghargai

mombotudu : upacara memulai menanam padi

monahu ndau : pesta panen

mondongo niwule : meminang

mondotambe : penyambutan

mondutudu : pelamaran jajangan

moreka-reka : gerak dalam lulo sangia, yang berarti si sakitmulai terbangun

moresa : mengayun

morumbe ndole : menjamak tahap-tahap perkawinan, sekaligus

mosehe : ritual penyucian

Page 23: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxvii

mosehe dahu : upacara penyucian menggunakan anjing

mosehe manu : upacara penyucian menggunakan ayam

mosehe ndau : ritual penyucian pertanian

mosehe ngginiku : upacara penyucian menggunakan kerbau

mosehe tiolu : upacara penyucian menggunakan telur

mosehe wonua : upacara penyucian negeri

mowindahako : upacara nikah

mowiso i ala : upacara penyimpanan padi di lumbung

ndua-ndua : alat musik bambu

nibaaba : digendong

nibaho : dimandikan

o ‘ue : rotan

o anggo : nyanyian

o ata : budak, hamba sahaya

o dimba : tambur

o homa, ana homa : bekas ladang yang sudah ditinggalkan sekitarempat sampai lima tahun

o kanda : gendang

o kati : kain putih

o napo : lembah daratan

O ombu : Tuhan

o paso : pasak

o po : roh orang jahat yang gentayangan

o rawu : lahan bekas ladang yang baru diambil hasilnya

o sambu : lahan bekas perladangan yang sudah

Page 24: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxviii

ditinggalkan sembilan sampai lima belas tahun

o sara : adat

o so : burung jahat penjelmaan manusia

o suli : seruling

o tadu : dukun perang

o tobu : wilayah

o wali : jin

Oheo : nama mitos asal mula orang Tolaki

Ombu Ala Taala : Tuhan, Allah

Ombu Sameena : Tuhan Yang Sebenarnya

onggabo : raksasa

onitu : setan

onitu mate : roh orang yang meninggal

opae : benih padi

ore-ore : alat musik dari tangkai daun enau

pabitara : juru bicara adat

pandeanggo : orang yang pandai menyanyi

Pasa’eno : nama orang

pati-pati : perhiasan pada baju

peombu : sejenis penyakit cacar

pepakawi’a : pesta perkawinan

pinehuu : desain sudut

pinekalata : menggendong dengan cara orang yangdigendong duduk di atas papan atau bidangyang diletakkan di pinggul bagian belakangorang yang menggendong

Page 25: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxix

pineraha-raha : rumah kecil

pinesowi : desain segi tiga

pineta’ulumbaku : desain daun pakis

Pitudula Batu : tujuh wilayah penunjang kerajaan Konawe

pombetudari : sumpah

pondiana : kuntilanak

pondotonao : sumpah serapah, mantra

pondukari, basalonde : gerak pembuka, permulaan dalam lulo sangia

ponggawa : aparat kerajaan di bagian utara

posudo : pemangku adat

potiso, pinolei : petunjuk, tanda

pu’uno o kasu : induk pohon

purundawa : sayuran

puu’nggapu : pohon beringin

puutobu : kepala wilayah, ketua adat

Rundu Lamoa : tokoh dalam mitos dewi padi

sabandara : gelar raja di bagian barat kerajaan

samaturu : saling ikut serta dalam usaha kepentinganbersama, bersatu.

sanggoleo mbae : dewi padi

sangia : dewa

sangia i asaki ndahi : dewa di seberang laut

sangia i losoano oleo : dewa di timur

sangia i para iwoi : dewa di selatan, muara sungai

sangia i puri wuta : dewa di pusat bumi

Page 26: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxx

sangia i tepuliano oleo : dewa di barat

sangia i ulu iwoi : dewa di utara, hulu sungai

Sangia Ngginoburu : gelar raja yang dikuburkan

Sangia Nibandera : gelar raja yang memiliki bendera

sangia nilulo : gelar untuk Raja Lombo-Lombo, yang berartidewa yang di-lulo-kan

sangiano o wuta/wonua : dewa bumi, negeri

sapati : gelar raja di bagian timur kerajaan

sara mandarahia : adat yang berhubungan dengan pekerjaan,keahlian, dan keterampilan

sara mbe ombu : adat yang berhubungan dengan aktivitaskeagamaan

sara mbedulu : adat dalam hubungan kekeluargaan

sara monda’u, mombopaho,mombakani, melambu,dumahu, meoti-oti

: adat dalam berladang, berkebun, beternak,berburu dan menangkap ikan.

sara owoseno, sara mbu’u : adat besar, adat pokok

sara wonua : adat negeri

sareang : wakil kepala kampung

silapa omba : desain segi empat

sinolana : desian vertikal horizontal silang

siwole : talam

Siwole Mbatohu : Empat Wilayah Kerajaan Konawe

sua-sua : lagu rakyat

sulemandara : perdana menteri

taenango : lagu kepahlawanan

Page 27: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxxi

Talaki, Tololaki, Tokea,Lolaki, Lalaki

: sebutan lain suku Tolaki dalam sumber asing

tamalaki : ksatria penjaga keamanan negeri

Tambo i Losoano oleo : wilayah kerajaan di bagian timur

Tambo i Tepuliano oleo : wilayah kerajaan di bagian barat

Tebaununggu : nama pahlawan yang disebut dalam syair yangdilagukan

tekonggo : pesta

teposu’a : pertemuan

tinaboriri : desain lingkaran

tiolu manu kambo : telur ayam kampung

To Lahianga : orang dari langit

to wonua : penduduk asli

tolea : juru bicara dalam urusan perkawinan

tolu mbulo anakiambuutobu

:tiga puluh bangsawan pemimpin kampung

tombara lelenggia : nama bulan ketiga belas

tombara omehe : nama bulan keenam belas

tonomotuo : orang yang dituakan

toono dadio : orang banyak, masyarakat luas

toono me’ombu : golongan rakyat yang mengabdi kepadagolongan bangsawan

toono mowuatako : orang yang turut serta dalam menyanyi anggo

toono nggapa : penduduk negeri

toonotoka i tono : orang biasa, orang kebanyakan

tulura anakia : bahasa golongan bangsawan

Page 28: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxxii

tulura ata : bahasa golongan budak

tulura bendelaki : bahasa gagah, tetapi kurang isinya

tulura dalo langgai : bahasa pasar

tulura lolo : bahasa golongan menengah

tulura magamba : bahasa menunjukkan kesombongan

tulura mbandita, tuluraandeguru

: bahasa pemuka agama

tulura mbuakoi : bahasa dukun

tulura mesomba : bahasa menyembah

tulura mongoni-ngoni : bahasa meminta, permohonan

tulura ndolea, tulurambabitara

: bahasa upacara adat

tulura ndono motu’o : bahasa orang tua

tulura te’oha-oha : bahasa kasar

tumotabua : menabuh

tusawuta : aparat penyuluh pertanian

ulu lausa : kepala tangga

uluno o Goa : kepala Goa (Gowa)

umo’ara : tari perang

waduriangi : nama lain Wetulanggalaru

Wekoila : nama raja perempuan yang mendirikanKerajaan Konawe

Wetulanggalaru : tokoh perempuan dalam mitos dewi padi

wiau : kemiri

wine : biji padi

wonua, o lipu : negeri, liputan

Page 29: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxxiii

worokono o Bone : leher Bone

wotoluno Konawe : tubuh Konawe

wulele sanggula : bunga daun harum

wura mbundi : kulit batang pisang

wuwuho : alat musik tiup dari bambu

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIAN....................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH......................................................................... v

ABSTRAK.................................................................................................... x

ABSTRACK................................................................................................... xi

RINGKASAN............................................................................................... xii

GLOSARIUM............................................................................................... xix

DAFTAR ISI................................................................................................. xxvi

DAFTAR TABEL......................................................................................... xxx

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xxxi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

Page 30: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxxiv

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................... 9

1.3.1 Tujuan Umum................................................................................ 9

1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................... 10

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................. 10

1.4.1 Manfaat Teoretis............................................................................ 10

1.4.2 Manfaat Praktis.............................................................................. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN

MODEL PENELITIAN................................................................. 12

2.1 Kajian Pustaka........................................................................................ 12

2.2 Konsep..................................................................................................... 18

2.2.1 Transformasi.................................................................................. 19

2.2.2 Tari Lulo......................................................................................... 23

2.2.3 Ideologi.......................................................................................... 26

2.2.4 Transformasi Tari Lulo.................................................................. 30

2.2.5 Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara........................................ 32

2.3. Landasan Teori....................................................................................... 32

2.3.1 Teori Dekonstruksi....................................................................... 33

2.3.2 Teori Hermeneutika dan Wacana Pengetahuan............................ 36

Page 31: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxxv

2.3.3 Teori Semiotik............................................................................... 48

2.4 Model Penelitian..................................................................................... 52

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 55

3.1.Rancangan Penelitian.............................................................................. 55

3.2 Lokasi Penelitian..................................................................................... 56

3.3 Jenis dan Sumber Data............................................................................ 56

3.4 Teknik Penentuan Informan.................................................................... 57

3.5 Instrumen Penelitian................................................................................ 59

3.6 Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 60

3.6.1 Observasi........................................................................................ 60

3.6.2 Wawancara Mendalam................................................................... 60

3.6.3 Studi Dokumen............................................................................... 61

3.7 Teknik Analisis Data............................................................................... 62

3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data..................................................... 62

BAB IV GAMBARAN UMUM MASYARAKAT TOLAKI DI

KABUPATEN KONAWE, SULAWESI TENGGARA.................. 63

4.1 Letak dan Keadaan Geografis................................................................. 64

4.2 Sejarah Konawe...................................................................................... 67

Page 32: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxxvi

4.3 Asal Usul Etnik....................................................................................... 72

4.4 Demografi............................................................................................... 78

4.5 Aspek Sosial Budaya............................................................................... 81

4.5.1 Struktur Sosial................................................................................ 81

4.5.2 Bahasa............................................................................................ 90

4.5.3 Kepercayaan dan Agama................................................................ 98

4.6 Kesenian.................................................................................................. 109

4.6.1 Kesenian Musik............................................................................. 110

4.6.2 Kesenian Tari................................................................................ 115

BAB V BENTUK-BENTUK TRANSFORMASI TARI LULO PADA

MASYARAKAT TOLAKI DI KABUPATEN KONAWE............. 119

5.1 Tari Lulo dalam Bingkai Budaya Lokal.................................................. 125

5.1.1 Latar Belakang Mitos Tari Lulo..................................................... 128

5.1.2 Tari Lulo sebagai Medium Penyembuhan..................................... 136

5.1.2.1 Lulo Sangia........................................................................ 137

5.1.2.2 Lulo Anggo......................................................................... 144

5.1.3 Tari Lulo sebagai Medium Pemujaan............................................ 147

5.1.3.1 Lulo Ngganda..................................................................... 147

5.1.3.2 Lulo Lariangi..................................................................... 157

5.1.3.3 Lulo Merondu..................................................................... 160

Page 33: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxxvii

5.2. Tari Lulo dalam Bingkai Budaya Global............................................... 178

5.2.1 Tari Lulo untuk Penyambutan Tamu........................................... 187

5.2.2 Tari Lulo untuk Pesta Pernikahan................................................ 191

5.2.3 Tari Lulo untuk Hiburan dan Pergaulan....................................... 195

5.2.4 Tari Lulo untuk Festival Lomba.................................................. 202

5.3 Tari Lulo sebagai Bentuk Kreativitas Masyarakat.................................. 215

BAB VI IDEOLOGI DI BALIK TRANSFORMASI TARI LULO............. 223

6.1 Ideologi Religiusitas................................................................................ 225

6.2 Ideologi Pendidikan................................................................................ 230

6.3 Ideologi Ekonomi.................................................................................... 236

BAB VII MAKNA TRANSFORMASI DAN STRATEGI PEWARISAN

TARI LULO................................................................................. 245

7.1 Makna Representasi Identitas................................................................. 247

7.1.1 Makna Representasi Identitas Melalui Busana Tari........................ 248

7.1.2 Makna Representasi Identitas Melalui Formasi Tari...................... 250

7.2 Makna Pendidikan................................................................................... 252

7.3 Makna Pencitraan.................................................................................... 257

7.4 Makna Ekonomi...................................................................................... 264

7.5 Strategi Pewarisan Tari Lulo................................................................... 270

Page 34: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxxviii

7.5.1 Pewarisan secara Informal............................................................. 271

7.5.1.1 Sistem Partisipasi dalam Pertunjukan................................ 271

7.5.1.2 Sistem Imitasi..................................................................... 273

7.5.2 Pewarisan secara Formal............................................................... 275

BAB VIII PENUTUP.................................................................................... 282

8.1 Simpulan................................................................................................. 282

8.2 Refleksi................................................................................................... 285

8.3 Temuan Penelitian................................................................................... 288

8.4 Saran........................................................................................................ 288

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 293

LAMPIRAN.................................................................................................. 300

Lampiran 1 Pedoman Wawancara................................................................ 300

Lampiran 2 Daftar Informan......................................................................... 302

Lampiran 3 Peta Lokasi Penelitian............................................................... 306

Lampiran 4 Penetapan Tim Penguji Ujian Tertutup Disertasi...................... 307

Lampiran 5 Lembar Persetujuan Pengandaan Naskah Disertasi................... 310

Page 35: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xxxix

DAFTAR TABEL

Hal.4.1 Distribusi, Jumlah Kepadatan Penduduk Menurut Jenis Kelamin per

Kecamatan di Kabupaten Konawe, 2015............................................... 79

4.2 Jumlah Pemeluk Agama Menurut Kecamatan di KabupatenKonawe................................................................................................... 108

5.1 Daftar Nama Sanggar Seni Kabupaten Konawe.................................... 219

Page 36: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xl

DAFTAR GAMBAR

Hal.2.1 Model Penelitian.................................................................................. 52

4.1 Peta Administrasi Kabupaten Konawe................................................ 66

4.2 Peta Persebaran Orang Tolaki............................................................. 77

4.3 Peta Persebaran Bahasa Tolaki............................................................ 93

4.4 Konsepsi Orang Tolaki terhadap Tuhan, Dewa dan Dewi, sertaAlam Roh............................................................................................. 103

4.5 Kanda-Kanda Wuta (Gendang Tanah)................................................ 111

4.6 Karandu/Tawa-Tawa (Gong).............................................................. 112

4.7 O dimba/ O kanda (Tambur)............................................................... 113

4.8 Instrumen Musik Pengiring Tari Kreasi.............................................. 113

Page 37: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xli

4.9 Alat Musik Tiup Wuwuho.................................................................... 114

4.10 Pertunjukan Musik Bambu.................................................................. 115

4.11 Tari Mondotambe................................................................................. 116

4.12 Tari Umo’ara....................................................................................... 117

4.13 Tari Modinggu..................................................................................... 118

5.1 Molulowi.............................................................................................. 121

5.2 Tari Lulo.............................................................................................. 123

5.3 Tari Lulo pada Pelantikan Tekaka sebagai Mokole (Raja)Laiwoi/Konawe, November 1933 di Unaaha...................................... 125

5.4 Pertunjukan Lulo Sangia...................................................................... 143

5.5 Lulo Anggo di Lasolo (Kab. Konawe Utara) Tahun 1978................... 146

5.6 Mbusehe sedang membacakan mantra yang mengawali pelaksanaanritual lulo ngganda............................................................................... 151

5.7 Warga mulai menggelar tarian lulo ngganda...................................... 153

Page 38: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xlii

5.8 Saat molulo ngganda, posisi tangan laki-laki berada di bawahtangan perempuan................................................................................ 154

5.9 Pertunjukan Tari lulo Lariangi............................................................ 160

5.10 Pertunjukan Tari Lulo pada Ritual Merondu....................................... 168

5.11 Alat Musik Kanda-Kanda Wuta.......................................................... 171

5.12 O kanda (Tambur/Gendang)................................................................ 171

5.13 Ritual Mosehe dengan Kurban Kerbau Putih...................................... 176

5.14 Ritual Mosehe dengan Kurban Telur................................................... 176

5.15 Lulo Dasa atau Dansa, 1978................................................................ 180

5.16 Tari Lulo Tahun 1937 dalam Rangka Menyambut Controleur, C.F.Avan Holdingen van John Gouwe Loos di Wawotobi................ 181

5.17 Lulo Mbinatabe atau Menghormat, 1979............................................ 182

5.18 Lulo Wayong, 1978............................................................................. 184

Page 39: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xliii

5.19 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I, Dr. Daoed Yoesoefbersama Gubernur Tk.I Sulawesi Tenggara Drs. Abdullah Silondaemenarikan Tari Lulo Tahun 1977 di Kendari...................................... 189

5.20 Pertunjukan Tari Lulo untuk Penyambutan Tamu............................... 191

5.21 Tari Lulo pada Pesta Pernikahan......................................................... 194

5.22 Gerak Tari Lulo Biasa......................................................................... 199

5.23 Gerak Tari Lulo Leba........................................................................... 201

5.24 Pertunjukan Tari Lulo dalam Festival................................................. 205

5.25 Pertunjukan Tari Lulo di Jepang......................................................... 208

5.26 Busana dan Tata Rias Tari Lulo untuk Pertunjukan dan Hiburan....... 212

5.27 Busana Modern pada Pertunjukan Tari Lulo....................................... 212

5.28 Aksi Tari lulo di tengah kampung (i tonga nggambo)........................ 214

5.29 Pentas Panggung Tari Lulo.................................................................. 214

6.1 Proses Pembacaan Mantra/Doa (pondotonao)..................................... 229

Page 40: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xliv

6.2 Kebersamaan dalam Pertunjukan Tari Lulo........................................ 233

7.1 Busana Tari Lulo.................................................................................. 248

7.2 Formasi Lingkaran dan Gandengan Tangan dalam Tari Lulo............. 251

7.3 Wakil Ketua DPRD dan Wakil Bupati Konawe ikut serta dalamFestival Lulo Kolosal........................................................................... 260

7.4 Calon Bupati dan Anggota Legislatif Ikut Menari Lulo...................... 262

7.5 Partisipasi Anak dalam Pertunjukan Tari Lulo.................................... 272

7.6 Partisipasi Anak dalam Pentas Tari Lulo............................................. 273

7.7 Proses Imitasi dalam Tari Lulo............................................................ 274

7.8 Peran serta Peserta Didik dalam Tari Lulo.......................................... 278

Page 41: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

xlv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pedoman Wawancara............................................................................... 300

2. Daftar Informan........................................................................................ 302

Page 42: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan merupakan suatu sistem yang membentuk tatanan kehidupan

dalam sekelompok masyarakat. Pertumbuhan kebudayaan sangat erat

hubungannya dengan perkembangan kehidupan kelompok masyarakat yang

memilikinya, termasuk segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan

penggunaan aspek gerak tubuh yang terdapat dalam sebuah kesenian.

Seni tari merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang sudah cukup

lama ada atau telah hadir dari zaman dahulu, dan berkembang hingga saat ini.

Pada zaman dahulu seni tari menjadi bagian terpenting dari berbagai ritual

kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan siklus hidup dan upaya

mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Terkait dengan tingkah laku, seni

tari khususnya menandai peralihan tingkatan kehidupan seseorang, baik secara

individu maupun dalam kelompok masyarakat. Ritual dalam siklus hidup manusia

dilaksanakan sebagai ungkapan syukur, menolak ancaman bahaya gaib, baik dari

luar maupun lingkungan sekitar. Di samping itu, juga sebagai pengakuan bahwa

yang bersangkutan telah menjadi warga baru dalam lingkungan sosialnya,

misalnya seperti tarian dalam ritual kelahiran, khitanan, perkawinan dan kematian.

Paparan di atas sejalan dengan pendapat Soedarsono (2002:123), berikut:

Di lingkungan masyarakat Indonesia yang masih sangat kental nilai-nilaikehidupan agrarisnya, sebagian besar seni pertunjukannya memiliki fungsiritual. Fungsi-fungsi ritual itu bukan saja berkenaan dengan peristiwa daurhidup yang dianggap penting, seperti misalnya kelahiran, potong gigi,

Page 43: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

2

potong rambut yang pertama, turun tanah, khitanan, pernikahan, sertakematian; berbagai kegiatan juga memerlukan seni pertunjukan, sepertimisalnya berburu, menanam padi, panen, bahkan sampai pula persiapanuntuk perang.

Ritual yang dilaksanakan secara musiman umumnya ritual yang

berhubungan dengan mempertahankan kelangsungan hidup manusia yang

dibedakan menurut kurun waktu tertentu, seperti tarian dalam ritual panen, ritual

tahun baru adat, ritual mendirikan rumah adat, dan ritual memohon hujan pada

musim kemarau. Ritual ini dilaksanakan sebagai bentuk permohonan dan

perlindungan kepada yang mahakuasa, ungkapan syukur, menolak bala, dan

sebagai pewarisan nilai-nilai ritual. Bentuk tariannya cenderung sederhana, baik

dari segi gerak, busana, maupun musik. Selain itu, juga jauh dari pengertian

“indah”. Hal itu terjadi karena seni tari yang tercipta dalam suatu ritual merupakan

sarana yang digunakan untuk mengungkapkan berbagai rasa dalam rangka

pencapaian tujuan pelaksanaan ritual tersebut. Menurut Soedarsono (2002:124),

“pertunjukan yang dilaksanakan untuk kepentingan ritual, penikmatnya

merupakan penguasa dunia atas serta dunia bawah, sedangkan manusia hanya

mementingkan tujuan upacara tersebut daripada menikmati bentuknya (art of

participation)”.

Sejalan dengan perkembangan dan peradaban, budaya dan sistem keyakinan

berubah. Sejak kemerdekaan Republik Indonesia, seni pertunjukan mengalami

perkembangan hingga saat ini. Salah satu di antaranya ialah seni tari. Seni gerak

ini sedikit demi sedikit mengalami perubahan bentuk, yakni gerakan-gerakan

badan yang teratur dalam ritme dan ekspresi yang indah, yang mampu

menggetarkan persaan manusia. Gerak yang indah ialah gerak yang sitilir, di

Page 44: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

3

dalamnya terkandung ritme tertentu (Soedarsono, 1985:16). Kreativitas dan

konstruksi tari berkembang dengan menggabungkan berbagai elemen yang dapat

menghasilkan sebuah karya seni yang inovatif dan modern. Hal yang perlu

dipahami bahwa dalam mengembangkan sebuah karya seni tari tidak hanya

mewujudkan gerak-gerak atas dasar penggarapan komposisi, tetapi juga

merupakan perwujudan sesuatu bentuk yang utuh dari orientasi makna dan

simbol-simbol yang telah menjadi bagian dalam tarian tersebut. Tari dimanfaatkan

dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat sehingga pengembangan yang

dilakukan harus bersifat edukatif. Artinya dalam proses pengembangan tari yang

berdasarkan etnis budaya tertentu diperlukan pemahaman pengetahuan berkaitan

dengan tarian tersebut, baik dari aspek kontekstual maupun tekstualnya. Jika

masalah ini mendapat perhatian yang cukup besar dari praktisi tari, penyajian-

penyajian tari akan terhindar dari kedangkalan persepsi dalam gerak yang menjadi

prioritas di samping ciri khas dan filosofi yang terkandung dalam tarian tersebut.

Letak nilai keindahan yang lebih dalam adalah di dalam gaya tari (Sedyawati,

1986:11 – 12).

Seni tari telah digunakan oleh manusia sejak masa kehidupannya yang

paling awal, yaitu sejak manusia merasakan adanya perbedaan antara sesuatu yang

indah dan biasa. Secara definitif seni tari adalah kreativitas estetis yang dilakukan

melalui gerak tubuh. Seni tari tidak dapat dipisahkan dengan sarana pengiring

seperti musik, gong, dan bentuk bunyi-bunyian yang lain. Seni tari terdapat di

semua masyarakat dan budaya. Danesi (2010:86 – 87) menunjukkan lima macam

fungsi seni tari, yaitu (a) sebagai sarana komunikasi estetis, (b) komunikasi ritual

Page 45: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

4

sekaligus komunal, (c) sebagai rekreasi, kebutuhan fisik, dan psikologis, d) fungsi

sosial, seperti tari bersama, dan (e) sebagai sarana untuk mencari pasangan hidup,

khususnya di kalangan remaja.

Setiap bangsa, suku bangsa, bahkan setiap diri manusia mempunyai seni.

Seni adalah ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk karya seni

tertentu, seperti seni musik, seni sastra, seni teater, seni rupa, dan seni patung.

Unsur kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang universal dapat

ditemukan di semua kebudayaan di dunia, baik yang hidup dalam masyarakat

pedesaan yang kecil terpencil maupun yang hidup dalam masyarakat perkotaan

yang besar dan kompleks (Koentjaraningrat, 1982:2).

Masyarakat Tolaki memiliki kesenian yang beraneka ragam. Salah satu di

antaranya adalah tari lulo. Masyarakat Tolaki sebagai pendukung tari lulo ini

mendiami wilayah Kabupaten Konawe, Kota Kendari, Konawe Selatan, Konawe

Utara, Konawe Kepulauan. Dahulu wilayah ini dikenal dengan wilayah Kerajaan

Konawe dan Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara, serta Kabupaten

Kolaka Timur yang dahulu dikenal wilayah Kerajaan Mekongga. Meskipun

masyarakat Tolaki memiliki wilayah kerajaan yang berbeda, tari lulo menjadi

identitas budaya bersama. Tarian ini lahir dari ritual panen masyarakat Tolaki.

Oleh karena itu, tarian ini dianggap sebagai tarian sakral yang ada dalam

kehidupan masyarakat Tolaki.

Sebagai seni pertunjukan, tari lulo terdiri atas unsur musik dan tari. Tarian

ini memiliki keunikan dibandingkan dengan berbagai seni budaya sejenis dari

berbagai suku bangsa yang ada di Nusantara. Tarian ini dilakukan secara

Page 46: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

5

bersamaan saling bergandengan tangan dan membentuk sebuah lingkaran yang

mengikuti instrumen musik pengiring. Keharmonisan tarian ini terletak pada

gerak-gerik tangan dan kaki dengan mobilitas tinggi secara bersamaan.

Pertunjukan seni tari lulo pada awalnya berbentuk sakral dan memiliki nilai-

nilai religi yang tinggi. Tari lulo digelar pada saat-saat tertentu, seperti saat

memulai menanam padi dan pada saat usai panen. Tari lulo dilaksanakan sebagai

ungkapan rasa syukur dan penghormatan kepada sanggoleo mbae (dewi padi).

Sebelum abad ke-20, tari lulo tidak mengalami perubahan bentuk penyajiannya,

baik konteks, tempat, maupun waktu. Pertunjukan tari lulo merupakan aktivitas

ritual seremonial dalam berbagai aspek kehidupan tradisi masyarakat Tolaki,

antara lain dalam aspek tradisi menanam dan memanen padi serta pengobatan.

Sebelum mengenal agama Islam, Tarimana (1989:245) mengatakan bahwa

pada masyarakat Tolaki, seni sebagai ekspresi kegamaan tampak beberapa macam

seni, seperti: tarian pemujaan yang disebut lariangi (tarian pemujaan seorang raja

yang diperlakukan sebagai dewa di bumi), dan tari lulo sangia (tarian berdoa

kepada roh nenek moyang atau kepada dewa agar penyakit yang diderita seorang

raja sembuh). Mekuo dkk (1978:244) menjelaskan bahwa lulo berasal dari

perkataan molulowi yang berarti menginjak-injak padi agar butir-butir padi

terlepas dari tangkainya dan menjadi gabah. Kalau pekerjaan ini diperhatikan,

jelas terlihat bahwa gerak kaki dan tangan pekerja itu tidak ada bedanya dengan

seseorang yang sedang menari. Apalagi bila dilakukan oleh banyak orang, akan

terlihat suatu kesatuan penari yang bergerak dalam irama yang sama. Berdasarkan

Page 47: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

6

pengalaman inilah seorang mbuakoy atau dukun padi menciptakan suatu tarian

yang diberikan nama lulo.

Dalam perkembangannya, tari lulo telah mengalami pergeseran-pergeseran

nilai. Hal itu memberikan dampak langsung dalam praktik-praktik perilaku

budaya pada masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe. Fenomena budaya

menunjukkan bahwa kegemaran berkesenian tari lulo di Kabupaten Konawe

mengalami fluktuasi kegairahan, maju mundur sesuai dengan trend jiwa zaman

(zeitgeist) global saat ini. Terjadinya transformasi tari lulo pada era globalisasi di

masyarakat Tolaki Kabupaten Konawe menarik untuk dikaji secara kritis dalam

ranah kajian budaya. Artinya ada ideologi yang mendasari munculnya

transformasi tari lulo pada masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe.

Sebagai kesenian komunal, dewasa ini tari lulo tidak lagi merupakan sajian

upacara ritual. Transformasi budaya pada masyarakat Tolaki di Kabupaten

Konawe mengakibatkan terjadinya pergeseran tari lulo menjadi seni upacara

pseudo-ritual. Pada awalnya tari lulo berfungsi sebagai sarana upacara ritual

tanam padi, panen, dan upacara penyembuhan atau pengobatan, tetapi kini lebih

menekankan kepada fungsi hiburan. Hal ini menjadi salah satu fenomena yang

diteliti, khususnya bentuk-bentuk transformasi tari lulo yang ada pada masyarakat

Tolaki di Kabupaten Konawe dewasa ini.

Islam masuk di Wilayah Kerajaan Konawe pada ke-18, yakni pada masa

pemerintahan Raja Lakidende. Fungsi tarian lulo diperluas untuk menyertai

beberapa penyelenggaraan upacara adat keagamaan yang ketika itu muncul

Page 48: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

7

sehubungan dengan masuknya Islam. Makna lulo tersebut tidak lagi untuk

memohon kepada sangia atau dewa, tetapi dipertunjukkan pada saat pesta adat,

seperti upacara manggilo (kenduri/pengislaman), pesta peringatan terakhir dari

kematian, pesta perkawinan (pepakawi’a), dan penyambutan tamu kerajaan

(Melamba, 2011:255).

Pada periode Islam tari lulo mengalami perkembangan dari aspek alat

pengiring digunakannya gong (karandu), tetapi gaya atau gerakannya tidak

mengalami perubahan, dan dilakukan oleh pria, wanita dengan berpegangan

tangan membentuk lingkaran, dengan satu langkah yang sama pandangan tertuju

ke depan, tidak boleh berbicara. Pada masa Islam ini lahirlah satu macam lulo

yang dinamakan lulo sambeani. Kemudian muncul berbagai macam jenis lulo

seperti lulo sinemba, moeri, sinukahako, ndiuka-tuka, nilotu, lakolalo, dan barisi.

Masuknya pemerintah Hindia Belanda di daerah onderafdeeling Kendari

dan Kolaka secara de facto berkuasa sejak tahun 1906 hingga 1942. Salah satu

bentuk penetrasi budaya di daerah ini yang dilakukan pemerintah kolonial

Belanda adalah dengan menciptakan bentuk lulo baru dengan sebutan lulo dasa.

Karena hadir di tengah-tengah komunitas atau di kalangan suku Tolaki, dikenal

dengan sebutan lulo dasa. Lulo tersebut merupakan perpaduan gerakan lulo

tradisional dengan gerakan dansa. Peserta yang menarikan lulo dasa ini terbatas

pada kalangan elite dan menengah, seperti pejabat birokrasi Hindia Belanda.

Pada era global kehidupan manusia di seluruh dunia sedang didramatisasi,

tetapi manusia tidak merasakannya. Hal ini juga dialami oleh masyarakat Tolaki

Page 49: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

8

di Kabupaten Konawe. Artinya, sejak lama didramatisasi sesuai dengan kemauan

globalisasi dan masyarakat Tolaki pun hanya menerima tanpa merasa kehilangan.

Adapun karakteristik globalisasi adalah sebagai berikut.

“... bias western-nya: disesuaikan dengan perkembangan di Barat danbahwa ide di luar dunia Barat tak punya pilihan, kecuali menyesuaikan diridengan ide Barat” (Ritzer dan Goodman, 2007:588).

Budaya modern dan westernisasi masih terasa sampai saat ini. Hal itu juga

turut memengaruhi budaya dan perkembangan tari lulo dalam transformasinya.

Dapat dikatakan bahwa budaya masyarakat Tolaki saat ini adalah budaya global

an masyarakatnya pun sudah masuk dalam lingkaran daur hidup dengan budaya

global. Salah satu representasi mengenai hal ini, dapat dilihat dari bentuk tari lulo

dalam perkembangan dan perubahannya pada era global.

Pengaruh budaya global menyebabkan fungsi tari berubah dari sakral ke

profan, dari ritual ke teatrikal, dan dari ekspresi seremonial ke limitasi waktu

temporal, Di samping itu, dalam kaitannya dengan nilai-nilai kehidupan

masyarakat menjadi bertendensi hiburan dan pertunjukan festival. Budaya global

juga memengaruhi pergeseran pemaknaan dan pendefinisian terhadap sakralitas

tari lulo. Dengan kata lain, telah terjadi pergeseran nilai terhadap pemahaman tari

lulo. Semua itu berimplikasi terhadap perilaku dan praktik-praktik budaya

masyarakat Tolaki yang berada di Kabupaten Konawe.

Berdasarkan sangat kompleksnya fenomena budaya yang digambarkan di

atas, dapat dikatakan tari lulo telah mengalami perubahan yang relatif lama,

terbuai mengikuti arus budaya global dengan bentuk yang beraneka ragam, dalam

berbagai varian tema tampilan seremonial. Hal itu sangat menarik untuk dijadikan

Page 50: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

9

objek penelitian cultural studies sesuai dengan karakternya yang bersifat kritis,

emansipatoris, yang memang belum pernah diteliti. Penciptaan ruang pesta

perkawinan, menjemput tamu, festival, lomba, dan kegiatan acara lainnya, yang

dilakukan oleh masyarakat pendukung, produsen, dan agen-agen distributor

dengan menampilkan tari lulo dalam berbagai bentuk, gerak, dan variannya. Hal

ini menjadi pendorong utama peneliti untuk melihat lebih dekat bagaimana bentuk

transformasi, ideologi di balik transformasi, makna transformasi tari lulo pada

masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, ada tiga

masalah yang perlu dikaji di dalam penelitian ini. Ketiga masalah tersebut

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut ini:

1. Apa bentuk-bentuk transformasi tari lulo pada masyarakat Tolaki di

Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara?

2. Ideologi apakah yang ada di balik transformasi tari lulo pada masyarakat

Tolaki di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara?

3. Apa makna transformasi dan strategi pewarisan tari lulo pada masyarakat

Tolaki di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan memahami transformasi tari

lulo pada masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Selain itu, penelitian ini ingin mengetahui dan memahami fenomena budaya lokal

Page 51: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

10

di daerah Kabupaten Konawe dalam perspektif kajian budaya dan

mengungkapkan ideologi di balik transformasi tari lulo yang berkaitan dengan

kehadirannya dan upaya pelestarian sebagai bagian dari tradisi lisan dan khazanah

budaya daerah.

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan mengkaji dan menemukan jawaban

atas permasalahan yang telah dirumuskan di atas. Lebih terperinci penelitian ini

bertujuan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk transformasi tari lulo pada

masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi

Tenggara.

2. Untuk memahami dan menjelaskan ideologi di balik transformasi tari

lulo pada masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulwesi

Tenggara.

3. Ingin menginterpretasi makna transformasi dan strategi pewarisan tari

lulo pada masyarakat Tolaki di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi

Tenggara.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

Manfaat penelitian ini secara teoretis adalah memberikan kontribusi pada

khazanah ilmu pengetahuan di bidang seni budaya yang berkaitan dengan

keberadaan tari lulo di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Diharapkan kajian ini bermanfaat dalam pengembangan wawasan ilmu

Page 52: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

11

pengetahuan, tidak saja di bidang kajian budaya, tetapi juga secara meluas dan

bersifat multidisipliner. Hal ini terkait dengan kontribusi untuk penelitian yang

mendalam bagi berbagai disiplin, antara lain dengan sebagian tradisi lisan, ilmu

sejarah tari, kajian seni, sosiologi, antroplogi, dan kebudayaan (study of culture).

Manfaat lainnya, yaitu dapat digunakan oleh para calon peneliti yang

tertarik dengan kesenian tari lulo atau penelitian sejenis dengan topik dan

permasalahan yang berbeda. Selain itu, penelitian ini dapat memperkaya

pengalaman dan peningkatan kualitas dan kemampuan penulis dalam penelitian.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi (1)

pemerintah, khususnya pemerintah daerah dalam menentukan dan menetapkan

kebijakan yang tepat dalam pelestarian budaya-budaya lokal yang dimiliki

masyarakat, yang tentunya memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat

setempat; (2) pihak-pihak yang peduli dengan pelestarian budaya-budaya lokal,

terutama yang berkaitan dengan seni tari yang dimiliki oleh masyarakat

pendukungnya; (3) penelitian lain yang konsen pada kebudayaan masyarakat

Tolaki atau yang mengkaji transformasi tari, diharapkan dapat memberikan

informasi, menambah pengetahuan, pemahaman dan kesadaran tentang arti

penting menggali dan memaknai tari yang merupakan bagian dari masa lalu; dan

(4) menambah wawasan masyarakat, khususnya masyarakat Tolaki tentang

pentingnya pelestarian budaya leluhur sebagai identitas dan jati diri etnis secara

khusus.

Page 53: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · vi penyusunan proposal sampai penyelesaian disertasi. Dengan penuh kesabaran dan rasa kekeluargaan mereka memberikan banyak ilmu dan pengalaman

12