Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

58
HUKUM KEKELUARGAAN ADAT HUKUM KEKELUARGAAN ADAT Presented by : Presented by : Hamonangan Albariansyah, Hamonangan Albariansyah, SH, MH SH, MH

description

Hukum Keluarga Dalam Islam

Transcript of Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Page 1: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

HUKUM KEKELUARGAAN HUKUM KEKELUARGAAN ADATADAT

Presented by :Presented by :

Hamonangan Albariansyah, SH, Hamonangan Albariansyah, SH, MHMH

Page 2: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Satuan Acara PerkuliahanSatuan Acara Perkuliahan

I.I. Susunan masyarakat IndonesiaSusunan masyarakat Indonesia

a. Pengertian Masyarakat Hukum Adata. Pengertian Masyarakat Hukum Adat

b. Tipe-tipe Masyarakat Hukum Adatb. Tipe-tipe Masyarakat Hukum Adat

II.II. Pengaruh Faktor Sosiologis terhadap Pengaruh Faktor Sosiologis terhadap perubahan garis keturunan dalam perubahan garis keturunan dalam masyarakat adatmasyarakat adat

a. Pengaruh dan dampaknyaa. Pengaruh dan dampaknya

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahanperubahan

III. Perubahan kearah sistem bilateral pada III. Perubahan kearah sistem bilateral pada masyarakat Indonesiamasyarakat Indonesia

Page 3: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

I. Susunan Masyarakat I. Susunan Masyarakat IndonesiaIndonesiaSee : Pasal 163 IS See : Pasal 163 IS Penggolongan Penggolongan

MasyarakatMasyarakat

Masyarakat Hukum Adat Masyarakat Hukum Adat kesatuan kesatuan masyarakat untuk sanggup berdiri sendiri, masyarakat untuk sanggup berdiri sendiri, yaitu merupakan kesatuan hukum penguasa yaitu merupakan kesatuan hukum penguasa dan kesatuan lingkungan hidup berdasarkan dan kesatuan lingkungan hidup berdasarkan hak bersama atas tanah & air bagi semua hak bersama atas tanah & air bagi semua anggota masyarakat hukum tsb.anggota masyarakat hukum tsb.

Cara hidup kolektif / komunal berdasarkan Cara hidup kolektif / komunal berdasarkan faham bahwa tanah dan air adalah faham bahwa tanah dan air adalah kepunyaan bersama bagi seluruh kepunyaan bersama bagi seluruh masyarakat adat untuk eksistensi bersama.masyarakat adat untuk eksistensi bersama.

Page 4: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Ter Haar tentang Masyarakat Adat :Ter Haar tentang Masyarakat Adat :

1. Persekutuan manusia yang teratur, 1. Persekutuan manusia yang teratur, 2. menetap di suatu daerah tertentu, 2. menetap di suatu daerah tertentu, 3. mempunyai penguasa dan 3. mempunyai penguasa dan 4. mempunyai kebudayaan yang berwujud 4. mempunyai kebudayaan yang berwujud atau tidak berwujud, atau tidak berwujud, 5. anggotanya hidup menurut kodrat alam, 5. anggotanya hidup menurut kodrat alam, tak seorang pun berfikir untuk tak seorang pun berfikir untuk membubarkan atau melepaskan diri dari membubarkan atau melepaskan diri dari

ikatan kesatuan massyarakat tsb ikatan kesatuan massyarakat tsb

Page 5: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Contoh kesatuan masyarakat Contoh kesatuan masyarakat adat :adat :

Desa Desa di Jawa di Jawa

Marga Marga di Sumatera Selatan (karena di Sumatera Selatan (karena tempat kelahiran)tempat kelahiran)

Nagari Nagari di Minangkabau di Minangkabau

Kuria / marga Kuria / marga di Tapanuli di Tapanuli

Wanua Wanua di Sulawesi Selatan di Sulawesi Selatan

-- Stop ---- Stop --

Page 6: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Tipe-tipe Masyarakat Tipe-tipe Masyarakat HukumHukum

Klasifikasi masyarakat hukum adat :Klasifikasi masyarakat hukum adat :1.1. Masyarakat hukum Keturunan (geneologis)Masyarakat hukum Keturunan (geneologis)2.2. Masyarakat hukum teritorial (wilayah)Masyarakat hukum teritorial (wilayah)3.3. Masyarakat hukum Territorial-geneologis Masyarakat hukum Territorial-geneologis

(campuran)(campuran)4.4. Masyarakat hukum Lainnya : Adat-KeagamaanMasyarakat hukum Lainnya : Adat-Keagamaan

Exp : Exp : Geneologis,Geneologis, anggotanya merasa terikat dan teratur, anggotanya merasa terikat dan teratur,

berdasarkan kepercayaan bahwa mereka berasal berdasarkan kepercayaan bahwa mereka berasal dari satu keturunan yang sama dari 1 leluhur, dari satu keturunan yang sama dari 1 leluhur, baik karena hubungan darah(keturunan) maupun baik karena hubungan darah(keturunan) maupun pertalian perkawinan atau pertalian adat.pertalian perkawinan atau pertalian adat.

Page 7: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

I. Pembagian pertalian I. Pembagian pertalian keturunan (geneologis) :keturunan (geneologis) :

1.1. Menurut garis laki-laki (patrilineal), menghubungkan laki-laki Menurut garis laki-laki (patrilineal), menghubungkan laki-laki sebagai pengikatnya alur keturunan. Contoh : Batak, Bali, sebagai pengikatnya alur keturunan. Contoh : Batak, Bali, Ambon.Ambon.

2.2. Menurut garis perempuan (matrilineal), menghubungkan Menurut garis perempuan (matrilineal), menghubungkan perempuan sebagai pengikatnya alur keturunan.contoh : perempuan sebagai pengikatnya alur keturunan.contoh : Minangkabau, Kerinci, Semendo.Minangkabau, Kerinci, Semendo.

3.3. Menurut garis orang tua / bapak dan ibu (bilateral/ parental)Menurut garis orang tua / bapak dan ibu (bilateral/ parental) garis keturunan ini dinilai dan diberi derajat yang sama. garis keturunan ini dinilai dan diberi derajat yang sama.

Contoh : Jawa, Bugis, Dayak Contoh : Jawa, Bugis, Dayak

Note : Note : Keluarga “orang timur” : orangtua,keluarga bapak-keluarga Keluarga “orang timur” : orangtua,keluarga bapak-keluarga

ibu,kakek-ibu,kakek- nenek,dstnenek,dstKeluarga “orang barat” : ayah,ibu,anak-anak.Keluarga “orang barat” : ayah,ibu,anak-anak.Pernikahan “barat”, : bersatunya 2 insanPernikahan “barat”, : bersatunya 2 insanPernikahan “timur’ : bersatunya 2 keluarga.Pernikahan “timur’ : bersatunya 2 keluarga.

Page 8: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

II. Pembagian pertalian II. Pembagian pertalian territorial territorial

Territorial, anggotanya merasa terikat berdsarkan suatu daerah kediaman Territorial, anggotanya merasa terikat berdsarkan suatu daerah kediaman tertentu / tertentu /

kesamaan wilayah tempat tinggal bersama, baik dalam kegiatan duniawi sebagai kesamaan wilayah tempat tinggal bersama, baik dalam kegiatan duniawi sebagai tempat kehidupan maupun kaitan roh leluhur sebagai pemujaan. kepentingan tempat kehidupan maupun kaitan roh leluhur sebagai pemujaan. kepentingan

yang yang sama, pebutuhan pokok bersama yang ditandai suatu derajat hubungan sosial.sama, pebutuhan pokok bersama yang ditandai suatu derajat hubungan sosial.

3 macam pembagian, yaitu :3 macam pembagian, yaitu :a.a. Persekutuan Desa (kampung,dusun)Persekutuan Desa (kampung,dusun)b.b. Persekutuan Daerah (nagari-sumbar, marga-sumut,negorij-minahasa & Persekutuan Daerah (nagari-sumbar, marga-sumut,negorij-minahasa &

maluku)maluku)c.c. Persekutuan Wilayah (kerjasama antar klan dalam 1 daerah).Persekutuan Wilayah (kerjasama antar klan dalam 1 daerah).

Exp :Exp :a.a. sekelompok orang yang hidup bersama, pandangan hidup yang sama, cara sekelompok orang yang hidup bersama, pandangan hidup yang sama, cara

hidup yang sama,kepercayaan yang sama,kediaman yang sama, tatanan hidup yang sama,kepercayaan yang sama,kediaman yang sama, tatanan sosial yang sama.sosial yang sama.

b.b. merupakan kesatuan sosial beberapa masyarakat desa, yang masing-merupakan kesatuan sosial beberapa masyarakat desa, yang masing-masing tetap pada kesatuan yang berdiri sendiri, namun masih terdapat masing tetap pada kesatuan yang berdiri sendiri, namun masih terdapat kesamaan diantara mereka.kesamaan diantara mereka.

c.c. kesatuan sosial yang dibentuk atas dasar kerjasama, & kepentingan kesatuan sosial yang dibentuk atas dasar kerjasama, & kepentingan bersama. Contoh :pembangunan sistem pengairan, penyelesaian perkara bersama. Contoh :pembangunan sistem pengairan, penyelesaian perkara adat.adat.

Page 9: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Dengan berlakunya UU No.5 tahun 1979 ttg Dengan berlakunya UU No.5 tahun 1979 ttg Pemerintahan Desa, maka ketiga macam masyarakat Pemerintahan Desa, maka ketiga macam masyarakat hukum teritorial tidak lagi bersifat formal, melainkan hukum teritorial tidak lagi bersifat formal, melainkan berubah menjadi “desa-desa adat” yang informal.berubah menjadi “desa-desa adat” yang informal.

Pasal 1 nya : “…Pasal 1 nya : “…desa adalah suatu wilayah yang desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi masyarakat hukum, yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan pemerintahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan NKRI,dusun..”,’..dusun adalah bagian dalam ikatan NKRI,dusun..”,’..dusun adalah bagian wilayah dalam desa yang merupakan unit kerja wilayah dalam desa yang merupakan unit kerja pelaksana pemerintahan desapelaksana pemerintahan desa,..”,..”

Analisis : lain halnya dengan masyarakat yang bersifat Analisis : lain halnya dengan masyarakat yang bersifat kekerabatan (geneologis) atau yg bersifat kekerabatan (geneologis) atau yg bersifat keagamaan,tidak begitu saja dapat diselaraskan, keagamaan,tidak begitu saja dapat diselaraskan, tanpa memperhatikan sifat-sifat ikatan kesatuannya tanpa memperhatikan sifat-sifat ikatan kesatuannya yang khusus yang bersifat geneologis dan atau yang khusus yang bersifat geneologis dan atau keagamaan.keagamaan.

Page 10: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

III. Masyarakat Hukum III. Masyarakat Hukum Geneologis-Teritorial Geneologis-Teritorial (Campuran).(Campuran).Kesatuan masayarakat yang tetap dan Kesatuan masayarakat yang tetap dan

teratur, anggotanya terikat pada teratur, anggotanya terikat pada tempat kediaman dan hubungan tempat kediaman dan hubungan keturunan baik pertalian darah keturunan baik pertalian darah maupun kekerabatan.maupun kekerabatan.

Misal : Kampung Arab-Misal : Kampung Arab-palembang,melayu-deli,minang-riau, palembang,melayu-deli,minang-riau, palembang-bugis (lrg.bugis) dst.. palembang-bugis (lrg.bugis) dst..

Page 11: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

IV. Masyarakat Adat-IV. Masyarakat Adat-KeyakinanKeyakinanKesatuan masyarakat adat yang dipengaruhi Kesatuan masyarakat adat yang dipengaruhi

Adanya “persekutuan pujaan /ilah”,seperti Adanya “persekutuan pujaan /ilah”,seperti kepercayaan, dan agama.sehingga penganut kepercayaan, dan agama.sehingga penganut kepercayaan merupakan masyarakat kepercayaan merupakan masyarakat adat/kepercayaan.adat/kepercayaan.

Tujuan sesungguhnya dari masyarakat adat-Tujuan sesungguhnya dari masyarakat adat-keagamaan adalah untuk melestarikan adat-keagamaan adalah untuk melestarikan adat-istiadat dan menjunjung tinggi ajaran istiadat dan menjunjung tinggi ajaran keyakinan.keyakinan.

Contoh : Dunia melayu-dunia islam,minang-islamContoh : Dunia melayu-dunia islam,minang-islam

Page 12: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN GARIS KETURUNAN DALAM PERUBAHAN GARIS KETURUNAN DALAM

MASYARAKAT ADATMASYARAKAT ADAT

1.1. Faktor PendidikanFaktor Pendidikan2.2. Faktor PerantauanFaktor Perantauan3.3. Faktor HidupFaktor Hidup4.4. Faktor KomunitasFaktor Komunitas5.5. Faktor Ekonomi (teknologi,industrial)Faktor Ekonomi (teknologi,industrial)6.6. RevolusiRevolusi7.7. Faktor Ideologi (Pancasila)Faktor Ideologi (Pancasila)8.8. Faktor IslamFaktor Islam

An-nisa 22-24,larang siapa saja yg tidak boleh An-nisa 22-24,larang siapa saja yg tidak boleh kawinkawin

An-nisa 7,11,12,13,33,176,mengenai waris.An-nisa 7,11,12,13,33,176,mengenai waris.1.1. Faktor PolitisFaktor Politis

Page 13: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

II. Hukum Adat Perkawinan II. Hukum Adat Perkawinan (HAP)(HAP)HAP adalah aturan-aturan hukum adat yang HAP adalah aturan-aturan hukum adat yang

mengatur tentang bentuk-bentuk perkawinan, mengatur tentang bentuk-bentuk perkawinan, cara-cara pelamaran, upacara perkawinan dan cara-cara pelamaran, upacara perkawinan dan putusnya perkawinan di Indonesia.putusnya perkawinan di Indonesia.

UU No.1 tahun 1974 ttg Perkawinan hanya UU No.1 tahun 1974 ttg Perkawinan hanya mengatur tentang dasar-dasar perkawinan, mengatur tentang dasar-dasar perkawinan, syarat-syarat perkawinan,pencegahan syarat-syarat perkawinan,pencegahan perkawinan, batalnya perkawinan, perjanjian perkawinan, batalnya perkawinan, perjanjian perkawinan, hak & kewajiban suami istri, harta perkawinan, hak & kewajiban suami istri, harta benda dalam perkawinan, putusnya perkawinan benda dalam perkawinan, putusnya perkawinan serta akibatnya, kedudukan anak, perwalian, serta akibatnya, kedudukan anak, perwalian, ketentuan lain.ketentuan lain.

Sedangkan mengenai bentuk perkawinan, acara Sedangkan mengenai bentuk perkawinan, acara peminangan,pelamaran, upacara perkawinan peminangan,pelamaran, upacara perkawinan lainnya masih dalam ruang lingkup hukum adat. lainnya masih dalam ruang lingkup hukum adat.

Page 14: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

1. Bentuk-bentuk 1. Bentuk-bentuk PerkawinanPerkawinanPatrilineal Patrilineal Perkawinan Jujur Perkawinan JujurMatrilineal Matrilineal Perkawinan Semanda Perkawinan SemandaBilateral/Parental Bilateral/Parental Perkawinan Bebas (mandiri) Perkawinan Bebas (mandiri)

Perkawinan JujurPerkawinan Jujur- Perkawinan dengan pemberian (pembayaran) Perkawinan dengan pemberian (pembayaran)

uang atau uang atau barang barang jujur ;jujur ;- Yang dilakukan pihak calon suami kepada pihak - Yang dilakukan pihak calon suami kepada pihak

calon istri ;calon istri ;- sebagai tanda pengganti pelepasan mempelai - sebagai tanda pengganti pelepasan mempelai

wanita keluar dari kewargaan adat persekutuan wanita keluar dari kewargaan adat persekutuan hukum bapaknya ;hukum bapaknya ;

- pindah dan masuk kedalam persekutuan hukum - pindah dan masuk kedalam persekutuan hukum suaminya.suaminya.

Page 15: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

- Setelah perkawinan, maka istri berada di Setelah perkawinan, maka istri berada di bawah kekuasaan kerabat suami, bawah kekuasaan kerabat suami,

- berkedudukan hukum dan menetap dengan berkedudukan hukum dan menetap dengan pihak kerabat suami,begitu pula anak-anak pihak kerabat suami,begitu pula anak-anak keturunannya melanjutkan garis suaminya, keturunannya melanjutkan garis suaminya,

- harta yang dibawa istri dalam perkawinan harta yang dibawa istri dalam perkawinan dikuasai suami, kecuali ditentukan lain oleh dikuasai suami, kecuali ditentukan lain oleh pihak istri.pihak istri.

- Pembayaran jujur tidak sama dengan “Pembayaran jujur tidak sama dengan “mas mas kawinkawin” menurut islam. ” menurut islam. uang jujuruang jujur adalah adalah kewajiban adat ketikadilakukan pelamaran kewajiban adat ketikadilakukan pelamaran dari kerabat pria kepada kerabat wanita dari kerabat pria kepada kerabat wanita untuk dibagi2kan kepada tua-tua kerabat. untuk dibagi2kan kepada tua-tua kerabat. Sedangkan mas kawin adalah kewajiban Sedangkan mas kawin adalah kewajiban agama yang harus dipenuhi pria untuk agama yang harus dipenuhi pria untuk wanita.wanita.

- Uang jujur tidak boleh dihutang,mas kawin Uang jujur tidak boleh dihutang,mas kawin boleh dihutang.boleh dihutang.

Page 16: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

- Dalam perkawinan jujur, berlaku adat Dalam perkawinan jujur, berlaku adat “pantang cerai”, jadi senang-susah selama “pantang cerai”, jadi senang-susah selama hidupnya istri dibawah kekuasaan suamihidupnya istri dibawah kekuasaan suami

- Jika suami wafat, maka istri harus Jika suami wafat, maka istri harus melakukan perkawinan dengan saudara melakukan perkawinan dengan saudara suami suami (leviraat,anggau(sumsel),lakoman(batak),(leviraat,anggau(sumsel),lakoman(batak),nyikok(lampung))nyikok(lampung))

- Jika istri wafat, maka suami harus kawin Jika istri wafat, maka suami harus kawin lagi dengan saudara istri (sororat,kawin lagi dengan saudara istri (sororat,kawin tungkat (pasemah),nuket (lampung))tungkat (pasemah),nuket (lampung))

- Bila tidak ada saudara/saudari suami/istri, Bila tidak ada saudara/saudari suami/istri, maka digantikan orang lain diluar kerabat.maka digantikan orang lain diluar kerabat.

Page 17: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Perkawinan SemandaPerkawinan Semanda- Calon suami dan kerabatnya tidak melakukan Calon suami dan kerabatnya tidak melakukan

pemberian uang jujur kepada pihak wanita, justru pemberian uang jujur kepada pihak wanita, justru sebaliknya berlaku pelamaran dari pihak calon istri sebaliknya berlaku pelamaran dari pihak calon istri dan kerabatnya.dan kerabatnya.

- Setelah perkawinan, maka suami berada di bawah Setelah perkawinan, maka suami berada di bawah kekuasaan kerabat istri dan berkedudukan kekuasaan kerabat istri dan berkedudukan hukumnya bergantung pada bentuk perkawinan hukumnya bergantung pada bentuk perkawinan semenda yang berlaku, yaitu (Hilman Hadikusuma) :semenda yang berlaku, yaitu (Hilman Hadikusuma) :a. semanda Raja-raja ;a. semanda Raja-raja ;b. semanda Lepas ;b. semanda Lepas ;c. semanda Bebas ;c. semanda Bebas ;d. semanda Nunggu ;d. semanda Nunggu ;e. Semanda Ngangkite. Semanda Ngangkite. semenda Anak Dagang.e. semenda Anak Dagang.

Page 18: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

a.a. Semenda Raja-rajaSemenda Raja-raja, artinya suami istri berkedudukan , artinya suami istri berkedudukan seimbang baik di pihak istri maupun pihak suami.seimbang baik di pihak istri maupun pihak suami.

b.b. Semanda LepasSemanda Lepas, artinya suami mengikuti kediaman , artinya suami mengikuti kediaman istri.istri.

c.c. Semanda Bebas,Semanda Bebas, artinya suami tetap pada kerabat artinya suami tetap pada kerabat orang tuanya,hanya sebagai “urang sumando”.orang tuanya,hanya sebagai “urang sumando”.

d.d. Semanda NungguSemanda Nunggu, suami istri berkediaman kerabat , suami istri berkediaman kerabat istri sampai adik istri (ipar) mandiri/menikah.istri sampai adik istri (ipar) mandiri/menikah.

e.e. Semanda Ngangkit,Semanda Ngangkit, artinya suami mengambil istri artinya suami mengambil istri untuk dijadikan penerus keturunan pihak ibu suami untuk dijadikan penerus keturunan pihak ibu suami dikarenakan ibu suami tidak mempunyai anak dikarenakan ibu suami tidak mempunyai anak perempuan.perempuan.

f.f. Semanda Anak Dagang atau Semanda BurungSemanda Anak Dagang atau Semanda Burung, , artinya suami tidak menetap di tempat istri artinya suami tidak menetap di tempat istri melainkan datang sewaktu-waktu,kemudian pergi melainkan datang sewaktu-waktu,kemudian pergi lagi.lagi.

Page 19: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Prakteknya di daerahPrakteknya di daerahRejang-Bengkulu, 2 istilah :Rejang-Bengkulu, 2 istilah :1.1. Semanda Beradat, dimana pihak pria membayar uang adat Semanda Beradat, dimana pihak pria membayar uang adat

kepada kerabat wanita menurut martabat adatnya, kepada kerabat wanita menurut martabat adatnya, 2.2. Semanda Tak Beradat, Pihak pria tidak membayar uang adat Semanda Tak Beradat, Pihak pria tidak membayar uang adat

dan biaya apapun, karena semua biaya perkawinan dan biaya apapun, karena semua biaya perkawinan ditanggung semua pihak wanita (“ditanggung semua pihak wanita (“temakep burung terbangtemakep burung terbang” ” suami dianggap sebagai burung yg ditangkap,”suami dianggap sebagai burung yg ditangkap,”masen masen utangutang”,suami mengabdi di tempat istri sebagai pembayar ”,suami mengabdi di tempat istri sebagai pembayar utang).utang).

Di Lampung “Di Lampung “semanda nabuh beduksemanda nabuh beduk”: suami datang ketika ”: suami datang ketika magrib,pergi ketika subuh”, “magrib,pergi ketika subuh”, “semenda iring belisemenda iring beli”, suami ”, suami sebagai pengabdi istri karena terhitung berhutang uang sebagai pengabdi istri karena terhitung berhutang uang adat.adat.

Sejak berlakunya UU No.1 tahun 1974, adat semacam ini tidak Sejak berlakunya UU No.1 tahun 1974, adat semacam ini tidak berlaku lagi.berlaku lagi.

Pada umumnya dalam perkawinan Semenda,kekuasaan istri lebih Pada umumnya dalam perkawinan Semenda,kekuasaan istri lebih berperan, lelaki hanya sebagai “berperan, lelaki hanya sebagai “ngijam jagongijam jago”,atau pemberi ”,atau pemberi bibit saja, dan kurang tanggung jawab dalam keluarga. bibit saja, dan kurang tanggung jawab dalam keluarga.

Page 20: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Perkawinan Bebas (mandiri)Perkawinan Bebas (mandiri)- Berlaku pada masyarakat adat sistem parental.Berlaku pada masyarakat adat sistem parental.- Dimana pihak kerabat suami maupun istri tidak banyak lagi Dimana pihak kerabat suami maupun istri tidak banyak lagi

campur tangan dalam keluarga rumah tangga suami–istri.campur tangan dalam keluarga rumah tangga suami–istri.- Sistem ini seperti tujuan UU No.1/1974, dimana kedudukan dan Sistem ini seperti tujuan UU No.1/1974, dimana kedudukan dan

hak suami-istri berimbang sama. Suami adalah kepala rumah hak suami-istri berimbang sama. Suami adalah kepala rumah tangga, dan istri sebagai ibu rumah tangga.tangga, dan istri sebagai ibu rumah tangga.

- Setelah perkawinan, suami-istri memisah (mencar,mentas) dari Setelah perkawinan, suami-istri memisah (mencar,mentas) dari kekuasaan orang tua dan keluarga masing-masing dan hidup kekuasaan orang tua dan keluarga masing-masing dan hidup mandiri.mandiri.

- Orang tua hanya memberikan bekal (sangu) dengan harta Orang tua hanya memberikan bekal (sangu) dengan harta pemberian atau harta warisan sebagai harta bawaan dalam pemberian atau harta warisan sebagai harta bawaan dalam perkawinan.perkawinan.

- Sebelum perkawinan orang tua masing-masing pihak memberikan Sebelum perkawinan orang tua masing-masing pihak memberikan nasehat,petunjuk dalam memilih jodoh.nasehat,petunjuk dalam memilih jodoh.

- Setelah menikah, orang tua hanya mengawasi kehidupan mereka Setelah menikah, orang tua hanya mengawasi kehidupan mereka berumah tangga.berumah tangga.

- Dalam perkawinan ini dapat terjadi “Dalam perkawinan ini dapat terjadi “pantang ceraipantang cerai”, “”, “kawin kawin gantunggantung” namun bukanlah suatu keharusan, hanya kebiasaan ” namun bukanlah suatu keharusan, hanya kebiasaan saja.Ditinjau dari segi hukum dan per-UU-an juga merupakan saja.Ditinjau dari segi hukum dan per-UU-an juga merupakan pelanggaran hukum perkawinan nasional.pelanggaran hukum perkawinan nasional.

Page 21: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Bentuk Perkawinan LainnyaBentuk Perkawinan Lainnya1.1. Perkawinan CampuranPerkawinan Campuran

dimana terjadi perkawinan antara dua suku, adat dan dimana terjadi perkawinan antara dua suku, adat dan agama yang dianut.agama yang dianut.

Beda adatBeda adat Misal : Batak Misal : Batak “marsileban”, pria/wanita yang bukan warga adat “marsileban”, pria/wanita yang bukan warga adat

harus diangkat dan dimasukkan lebih dahulu ke sebagai harus diangkat dan dimasukkan lebih dahulu ke sebagai warga adat batak dalam “dalihan na tolu” pria (warga adat batak dalam “dalihan na tolu” pria (hula-hula-hulahula),wanita (),wanita (namborunamboru).).

Serupa dengan “Serupa dengan “ngakuk menulungngakuk menulung” di Lampung.” di Lampung.Beda AgamaBeda Agama : :Islam : pria muslim-wanita non-muslim, BOLEHIslam : pria muslim-wanita non-muslim, BOLEH

pria non muslim-wanita muslim, TIDAK BOLEHpria non muslim-wanita muslim, TIDAK BOLEHKatolik : perbedaan agama antara pria-wanita BOLEH, asalkan Katolik : perbedaan agama antara pria-wanita BOLEH, asalkan

dengan perjanjian bahwa suami/istri yang katolik harus dengan perjanjian bahwa suami/istri yang katolik harus mendidik & menjadikan anak-anaknya katolik. mendidik & menjadikan anak-anaknya katolik.

Nasional : salah satu calon harus mengalah. Berdasarkan UU Nasional : salah satu calon harus mengalah. Berdasarkan UU Perkawinan,perkawinan sah bila menurut agama nya.Perkawinan,perkawinan sah bila menurut agama nya.

Page 22: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

ADAT PELAMARANADAT PELAMARAN- Adat Pelamaran ialah :adanya pelamaran Adat Pelamaran ialah :adanya pelamaran

dari pihak yang satu ke pihak yang lain.dari pihak yang satu ke pihak yang lain.- UU No.1 tahun 1974 tidak mengatur UU No.1 tahun 1974 tidak mengatur

mengenai pelamaran, berarti bilamana mengenai pelamaran, berarti bilamana pria dan wanita sepakat melangsungkan pria dan wanita sepakat melangsungkan perkawinan dapat saja perkawinan dapat saja memberitahukannya kepada Pegawai memberitahukannya kepada Pegawai Pencatat Perkawinan sebagaimana diatur Pencatat Perkawinan sebagaimana diatur dalam Bab II Pasal 2-9 PP No.9 tahun dalam Bab II Pasal 2-9 PP No.9 tahun 1975, tanpa melibatkan orang tua.1975, tanpa melibatkan orang tua.

- Tetapi menurut adat, cara demikian dalam Tetapi menurut adat, cara demikian dalam pandangan masyarakat tercela.pandangan masyarakat tercela.

Page 23: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Sebagaimana Ter Haar Sebagaimana Ter Haar ::

””..perkawinan itu bertautan dengan ..perkawinan itu bertautan dengan urusan kerabat,urusan keluarga, urusan kerabat,urusan keluarga, urusan masyarakat, urusat martabat, urusan masyarakat, urusat martabat, dan urusan pribadi..”dan urusan pribadi..”

Dua jalur jenjang perkawinan menurut Dua jalur jenjang perkawinan menurut adat :adat :

Jenjang Perkawinan

Pekerjaan anak-anak / Pekerjaan Orang TuaLampung : rasan sanakPasemah : rasan budak

Rejang : asen titik

Keinginan anak-anak dilanjutkan oleh orang tua(rasan mude di tuekhi)

Page 24: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Cara melamar :Cara melamar :- Penjajakan : Pihak yang akan melamar mengirim Penjajakan : Pihak yang akan melamar mengirim

utusan-perantara kepada pihak yang akan dilamar.utusan-perantara kepada pihak yang akan dilamar.- Pelamaran secara resmi oleh keluarga/kerabat Pelamaran secara resmi oleh keluarga/kerabat

kepada pihak wanita dengan membawa “tanda kepada pihak wanita dengan membawa “tanda lamaran”.lamaran”.

- ““tanda lamaran” biasanya terdiri dari :tanda lamaran” biasanya terdiri dari : 1. sirih pinang (tepak sirih), 1. sirih pinang (tepak sirih), 2. mas kawin, 2. mas kawin, 3. mas adat (uang jujur), 3. mas adat (uang jujur), 4. bahan makanan matang4. bahan makanan matang (dodol,wajik,reginang,dll), (dodol,wajik,reginang,dll), 5. bahan pakaian dan perhiasan, 5. bahan pakaian dan perhiasan, - Melalui juru bicara memperkenalkan kerabat dan Melalui juru bicara memperkenalkan kerabat dan

hubungannya (kedua belah pihak).hubungannya (kedua belah pihak).- Tanda lamaran tersebut diteruskan kepada tua-tua Tanda lamaran tersebut diteruskan kepada tua-tua

adat keluarga/kerabat wanita.adat keluarga/kerabat wanita.

Page 25: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

- Perundingan, yang dibicarakan :Perundingan, yang dibicarakan :

1. Besarnya uang adat dan/atau mas kawin1. Besarnya uang adat dan/atau mas kawin 2. Besarnya uang permintaan (biaya perkawinan 2. Besarnya uang permintaan (biaya perkawinan dan lain-lain)dan lain-lain) 3. Bentuk Perkawinan dan kedudukan suami-istri 3. Bentuk Perkawinan dan kedudukan suami-istri setelah perkawinan.setelah perkawinan. 4. Perjanjian-perjanjian perkawinan, selain taklik-4. Perjanjian-perjanjian perkawinan, selain taklik- talaktalak 5. kedudukan harta perkawinan (harta bawaan)5. kedudukan harta perkawinan (harta bawaan) 6. acara dan upacara adat perkawinan6. acara dan upacara adat perkawinan 7. waktu dan tempat upacara7. waktu dan tempat upacara * Note : tidak semua acara & upacara tersebut akan * Note : tidak semua acara & upacara tersebut akan

dilaksanakan oleh para pihak yang akan dilaksanakan oleh para pihak yang akan melaksanakan perkawinan, tergantung pada melaksanakan perkawinan, tergantung pada keadaan, kemampuan para pihak dan masyarakat keadaan, kemampuan para pihak dan masyarakat adat bersangkutan.adat bersangkutan.

Page 26: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Acara & Upacara Acara & Upacara PerkawinanPerkawinanAcara PerkawinanAcara Perkawinan Pada umumnya acara perkawinan adat telah meresepsi Pada umumnya acara perkawinan adat telah meresepsi

hukum perkawinan berdasarkan ketentuan agama.hukum perkawinan berdasarkan ketentuan agama.Islam Islam Ijal Kabul, bapak/wali mempelai wanita dan Ijal Kabul, bapak/wali mempelai wanita dan

pempelai pria dan dua orang saksi dalam majelis.pempelai pria dan dua orang saksi dalam majelis.Katolik Katolik mempelai wanita dan pria mengucapkan janji mempelai wanita dan pria mengucapkan janji

perkawinan dihadapan pendeta/pasteur di gereja.perkawinan dihadapan pendeta/pasteur di gereja.Budha Budha mempelai wanita dan pria mengucapkan janji mempelai wanita dan pria mengucapkan janji

perkawinan dihadapan altar vihara suci sang perkawinan dihadapan altar vihara suci sang Budha/Bodisatwa dan bhikkunni/khikkuhu/sumanera.Budha/Bodisatwa dan bhikkunni/khikkuhu/sumanera.

Hindu Hindu mempelai pria-wanita melaksanakan upacara mempelai pria-wanita melaksanakan upacara beakala dimuka sanggar (natar) dengan pemberkatan beakala dimuka sanggar (natar) dengan pemberkatan (mejaya-jaya) oleh Brahmana. (mejaya-jaya) oleh Brahmana.

Page 27: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Upacara Perkawinan, menurut Upacara Perkawinan, menurut ketentuan dan tata cara masing-ketentuan dan tata cara masing-masing adat atau kesepakatan.masing adat atau kesepakatan.

Ibaratnya : Ibaratnya :

““..semakin besar upacara, semakin ..semakin besar upacara, semakin banyak makanan, semakin lama banyak makanan, semakin lama upacara, semakin tinggi pandangan upacara, semakin tinggi pandangan dam martabat keluarga dalam dam martabat keluarga dalam perkawinan..”perkawinan..”

Page 28: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

HARTA PERKAWINANHARTA PERKAWINANHarta Perkawinan = Harta Bersama & Harta Bawaan.Harta Perkawinan = Harta Bersama & Harta Bawaan.Patrilineal : Patrilineal : Istri tunduk dalam sistem kekerabatan suamiIstri tunduk dalam sistem kekerabatan suamiSehingga semua harta perkawinan dikuasai suami Sehingga semua harta perkawinan dikuasai suami

sebagai kepala keluargasebagai kepala keluargaJadi harta bersama, harta bawaan (hadiah & waris), Jadi harta bersama, harta bawaan (hadiah & waris),

dan harta pusaka (peninggalan), penguasaan dan harta pusaka (peninggalan), penguasaan pengaturannya dipegang oleh suami yang dibantu pengaturannya dipegang oleh suami yang dibantu istri sebagai pendamping.istri sebagai pendamping.

Jika terjadi perceraian, dan istri meninggalkan tempat Jika terjadi perceraian, dan istri meninggalkan tempat kedudukan suaminya, berarti istri melanggar adat kedudukan suaminya, berarti istri melanggar adat dan tidak berhak menuntut bagian dari harta dan tidak berhak menuntut bagian dari harta bersama,harta bawaan ataupun membawa anaknya bersama,harta bawaan ataupun membawa anaknya pergi.pergi.

Page 29: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Matrilineal :Matrilineal :Karena bentuk perkawinan nya “semanda”, tanpa Karena bentuk perkawinan nya “semanda”, tanpa

membayar uang “jujur”, maka terdapat pemisahan membayar uang “jujur”, maka terdapat pemisahan kekuasaan terhadap harta perkawinan. kekuasaan terhadap harta perkawinan.

Harta Pusaka milik kerabat dipegang pada “Mamak Harta Pusaka milik kerabat dipegang pada “Mamak Kepala Waris”.suami-istri hanya hak mengusahakan Kepala Waris”.suami-istri hanya hak mengusahakan dan menikmati hasil panen terhadap bidang tanah.dan menikmati hasil panen terhadap bidang tanah.

Harta Bersama, suami-istri bersama-sama Harta Bersama, suami-istri bersama-sama menguasainya.menguasainya.

Harta Bawaan, dikuasai masing-masing pihak.Harta Bawaan, dikuasai masing-masing pihak.

Parental/Bilateral :Parental/Bilateral :Harta Bersama, dikuasai bersama suami-istriHarta Bersama, dikuasai bersama suami-istriHarta bawaan, dikuasai masing-masing pihak, kecuali Harta bawaan, dikuasai masing-masing pihak, kecuali

dalam hal kedudukan suami-istri tidak sejajar.dalam hal kedudukan suami-istri tidak sejajar.Misal : di Jawa”manggih kaya”, dimana suami kaya Misal : di Jawa”manggih kaya”, dimana suami kaya

dan istri miskin. Di Pasundan “nyalindung dan istri miskin. Di Pasundan “nyalindung kagelung” dimana istri kaya,suami miskin.kagelung” dimana istri kaya,suami miskin.

Page 30: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Menurut UU No.1 tahun 1974 Pasal 35 & 36,Menurut UU No.1 tahun 1974 Pasal 35 & 36,““..Harta Bersama ialah harta benda yang ..Harta Bersama ialah harta benda yang

diperoleh selama perkawinan..”diperoleh selama perkawinan..”Terhadap Harta Bersama suami-istri dapat Terhadap Harta Bersama suami-istri dapat

menggunakannya atas persetujuan kedua menggunakannya atas persetujuan kedua belah pihak.belah pihak.

Terhadap Harta Bawaan, masing-masing Terhadap Harta Bawaan, masing-masing pihak mempunyai hak sepenuhnya untuk pihak mempunyai hak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya, harta bendanya, sepanjang para pihak tidak sepanjang para pihak tidak menentukan lain.menentukan lain.

Hukum Adat : Kedudukan harta perkawinan Hukum Adat : Kedudukan harta perkawinan dipengaruhi oleh susunan masyarakat dipengaruhi oleh susunan masyarakat adatnya, bentuk perkawinan yang berlaku adatnya, bentuk perkawinan yang berlaku dan jenis hartanya.dan jenis hartanya.

Page 31: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Hukum Adat KekerabatanHukum Adat Kekerabatan

HAK ialah hukum adat yang mengatur HAK ialah hukum adat yang mengatur kedudukan pribadi sebagai anggota kerabat, kedudukan pribadi sebagai anggota kerabat, orang tua=anak,anak=kerabat,perwalian anak orang tua=anak,anak=kerabat,perwalian anak berdasarkan pertalian darah (keturunan), berdasarkan pertalian darah (keturunan), pertalian perkawinan dan pertalian adat.pertalian perkawinan dan pertalian adat.

TUGAS MANDIRI :TUGAS MANDIRI :Bagaimana hubungan hukum antara Bagaimana hubungan hukum antara

anak tiri, anak angkat, anak asuh & anak akuananak tiri, anak angkat, anak asuh & anak akuandengan dengan

orang tua, kerabat menurut hukum adat…? orang tua, kerabat menurut hukum adat…? (kumpul ketika mid)(kumpul ketika mid)

Page 32: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

HUKUM ADAT WARISHUKUM ADAT WARISPengertian Umum :Pengertian Umum :Aturan-aturan hukum adat yang mengatur Aturan-aturan hukum adat yang mengatur

tentang tentang bagaimana harta peninggalan atau harta warisan bagaimana harta peninggalan atau harta warisan diteruskan atau dibagi dari pewaris kepada ahli diteruskan atau dibagi dari pewaris kepada ahli waris dari generasi ke generasi selanjutnya.waris dari generasi ke generasi selanjutnya.

Ter Haar :Ter Haar :Hukum Waris Adat ialah aturan hukum yang Hukum Waris Adat ialah aturan hukum yang mengatur tentang cara, bagaimana dari masa ke mengatur tentang cara, bagaimana dari masa ke masa proses penerusan dan peralihan harta masa proses penerusan dan peralihan harta kekayaan yang berwujud / tidak berwujud dari kekayaan yang berwujud / tidak berwujud dari generasi ke generasi. generasi ke generasi.

Page 33: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Pewarisan : proses penerusan harta warisan / harta Pewarisan : proses penerusan harta warisan / harta peninggalan dari pewaris kepada ahli waris.peninggalan dari pewaris kepada ahli waris.

Dengan demikian, 3 unsur hukum waris, yaitu:Dengan demikian, 3 unsur hukum waris, yaitu:1.1. Adanya harta warisan / harta peninggalanAdanya harta warisan / harta peninggalan2.2. Adanya pewaris yang meninggalkan hartanyaAdanya pewaris yang meninggalkan hartanya3.3. Adanya ahli waris yang meneruskan kepengurusan Adanya ahli waris yang meneruskan kepengurusan

atau yang menerima bagiannya.atau yang menerima bagiannya.

Ket :Ket :1.1. Harta Warisan, kekayaan pewaris yang akan dibagi-Harta Warisan, kekayaan pewaris yang akan dibagi-

bagi kepada ahli waris. Harta peninggalan, kekayaan bagi kepada ahli waris. Harta peninggalan, kekayaan pewaris yang tidak dibagi-bagi kepada ahli waris.pewaris yang tidak dibagi-bagi kepada ahli waris.

Harta warisan berwujudHarta warisan berwujud : bangunan, perlengkapan, : bangunan, perlengkapan, harta pusaka, harta perkawinan.harta pusaka, harta perkawinan.

Harta warisan tak berwujudHarta warisan tak berwujud : gelar adat, hutang, : gelar adat, hutang, amanat (wasiat), perjanjian.amanat (wasiat), perjanjian.

Page 34: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Prof. Hazairin : Prof. Hazairin :

““..hukum waris adat mempunyai corak tersendiri dari ..hukum waris adat mempunyai corak tersendiri dari

alam pikiran masyarakat tradisional dengan bentuk alam pikiran masyarakat tradisional dengan bentuk

kekerabatan yg sistem keturunannya patrilineal, kekerabatan yg sistem keturunannya patrilineal,

matrilineal, maupun parental, walaupun pada bentuk matrilineal, maupun parental, walaupun pada bentuk

kekerabatan yang sama belum tentu berlaku sistem kekerabatan yang sama belum tentu berlaku sistem

kewarisan yang sama..”kewarisan yang sama..”

Page 35: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

SISTEM KEWARISANSISTEM KEWARISAN

A.A. Sistem KolektifSistem Kolektif apabila para ahli waris mendapatkan harta apabila para ahli waris mendapatkan harta

peninggalan yang diterima mereka secara peninggalan yang diterima mereka secara kolektif (bersama) dari pewaris yang tidak kolektif (bersama) dari pewaris yang tidak terbagi-bagi secara perseorangan. Para terbagi-bagi secara perseorangan. Para pewaris hanya diperbolehkan untuk pewaris hanya diperbolehkan untuk memakai, megusahakan atau mengolah memakai, megusahakan atau mengolah dan menikmati hasilnya. dan menikmati hasilnya.

contoh : Tanah Pusaka, barang pusaka, contoh : Tanah Pusaka, barang pusaka, sawah pusaka, rumah gadang.sawah pusaka, rumah gadang.

pada masa sekarang boleh ditransaksikan pada masa sekarang boleh ditransaksikan atas persestujaun bersama ahli waris atas persestujaun bersama ahli waris /kerabat./kerabat.

Page 36: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

B. Sistem Mayorat, harta pusaka yang tidak B. Sistem Mayorat, harta pusaka yang tidak terbagi hanya dikuasai (hak pakai,mengolah, terbagi hanya dikuasai (hak pakai,mengolah, mengambilhasil) anak tertua, dengan mengambilhasil) anak tertua, dengan kewajiban mengurus dan memelihara adik-kewajiban mengurus dan memelihara adik-adiknya sampai mereka dapat berdiri sendiri adiknya sampai mereka dapat berdiri sendiri (walaupun telah menikah).(walaupun telah menikah).

Contoh : Lampung, Papua, SemendoContoh : Lampung, Papua, Semendo

C. Sistem Individual, harta warisan dapat C. Sistem Individual, harta warisan dapat dibagi-bagi dan dimiliki secara perseorangan dibagi-bagi dan dimiliki secara perseorangan artinya setiap ahli waris berhak memakai, artinya setiap ahli waris berhak memakai, mengolah, mengambil hasil, mengolah, mengambil hasil, mentransaksikan harta warisan tersebut.mentransaksikan harta warisan tersebut.

Page 37: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Dalam perkembangan nya :Dalam perkembangan nya :Kolektif (Patrilineal)Kolektif (Patrilineal)Mayorat (matrilineal) Indivual (parental)Mayorat (matrilineal) Indivual (parental)

Sehingga, harta pewarisan dapat dibagi-bagi sebelum pewaris Sehingga, harta pewarisan dapat dibagi-bagi sebelum pewaris wafat dan sesudah wafat.wafat dan sesudah wafat.

Pewaris masih hidup (Pewaris masih hidup (lintiranlintiran,Jawa), dilakuakan dalam bentuk ,Jawa), dilakuakan dalam bentuk penunjukkan dalam bentuk hibah-wasiat, penunjukan batas penunjukkan dalam bentuk hibah-wasiat, penunjukan batas tanah, jenis barang berupa pesan tertulis/tak tertulis tanah, jenis barang berupa pesan tertulis/tak tertulis kepada para ahli warisnya.kepada para ahli warisnya.

Di Aceh,wasiat tidak boleh melebihi dari 1/3 jumlah warisan, Di Aceh,wasiat tidak boleh melebihi dari 1/3 jumlah warisan, apabila lebih 1/3 bagian yg lebih ditarik kembali ketika apabila lebih 1/3 bagian yg lebih ditarik kembali ketika pewaris wafat.pewaris wafat.

Pewaris dewasa dan anak kecil :Pewaris dewasa dan anak kecil :Untuk ahli waris dibawah umur (kecil) Untuk ahli waris dibawah umur (kecil) waris gantung,di waris gantung,di

kuasai orangtuanya yangg masih hidup atau saudaranya.kuasai orangtuanya yangg masih hidup atau saudaranya.Untuk ahli waris dewasa, dibagi dengan mempertimbangkan Untuk ahli waris dewasa, dibagi dengan mempertimbangkan

kebutuhannya.kebutuhannya.

Page 38: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Pembagian waris :Pembagian waris :1. Kesamaan kuantitas (jumlah) antar pria dan 1. Kesamaan kuantitas (jumlah) antar pria dan

wanita.wanita.2. Kuantitas waris pria 2x lebih banyak dari wanita2. Kuantitas waris pria 2x lebih banyak dari wanita3. Berdasarkan jenis warisannya3. Berdasarkan jenis warisannya Adat di Aceh dan Banten :Adat di Aceh dan Banten : Rumah diwariskan kepada perempuanRumah diwariskan kepada perempuan Tanah diwariskan kepada anak lelaki.Tanah diwariskan kepada anak lelaki.4. Berdasarkan masih sayang / kerukunan keluarga4. Berdasarkan masih sayang / kerukunan keluarga

““..Sengketa pembagian waris diusahakan jalan ..Sengketa pembagian waris diusahakan jalan damai dan kekeluargaan..”damai dan kekeluargaan..”

maksud filosofinya ialahmaksud filosofinya ialah : :a.a. agar perjalanan dan ketenangan arwah pewaris agar perjalanan dan ketenangan arwah pewaris

di alam baka terjaga dan di alam baka terjaga dan b.b. tidak terganggu hubungan kekerabatan antar tidak terganggu hubungan kekerabatan antar

ahli waris.ahli waris.

Page 39: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Hukum Adat Hukum Adat Hukum Hukum NasionalNasionalTradisi dalam bidang Ekonomi :Tradisi dalam bidang Ekonomi :

Ekonomi Perladangan Ekonomi Perladangan tolong-menolong: tolong-menolong:

Pembukaan ladang pertanian, secara bersama-Pembukaan ladang pertanian, secara bersama-sama warga menebang pohon, menebas semak sama warga menebang pohon, menebas semak belukar, membakar rumput, membentuk tanah, belukar, membakar rumput, membentuk tanah, membuat sistem pengairan, setelah itu tanah membuat sistem pengairan, setelah itu tanah dibagi-bagi kepada perserta pembukaan lahan. dibagi-bagi kepada perserta pembukaan lahan. Misalnya : Subak di Bali, Nulong di Sumbawa.Misalnya : Subak di Bali, Nulong di Sumbawa.

Sumbangan pada warga yang hajatan, berduka, Sumbangan pada warga yang hajatan, berduka, berburu di hutan, berburu di hutan,

Page 40: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Usaha Perorangan :Usaha Perorangan :

1.1. Beri-memberiBeri-memberi2.2. Pakai-memakai : tukar guling (tukar Pakai-memakai : tukar guling (tukar

barang tanpa nilai tambah)barang tanpa nilai tambah)3.3. Jual-beli : panjer, jual komisiJual-beli : panjer, jual komisi4.4. Titip-menitip : titip curahTitip-menitip : titip curah5.5. Hutang-piutang, adat tidak mengenal Hutang-piutang, adat tidak mengenal

bunga hutang atas kelalaian, tetapi bunga hutang atas kelalaian, tetapi mengenal sistem tanggung-menanggung mengenal sistem tanggung-menanggung atau adanya jaminan pribadi/benda.atau adanya jaminan pribadi/benda.

6.6. Kerja-mengerjakan : bagi hasil Kerja-mengerjakan : bagi hasil

Page 41: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Hak-hak atas tanahHak-hak atas tanah1.1. Membuka tanah diwali dengan memberi tanda, dapat Membuka tanah diwali dengan memberi tanda, dapat

berupa dari potongan bambu, pohon ditegakkan di tanah berupa dari potongan bambu, pohon ditegakkan di tanah sehingga nampak dari jauh.sehingga nampak dari jauh.

2.2. Apabila tanah tersebut ditanami (diusahakan), maka Apabila tanah tersebut ditanami (diusahakan), maka terjadilah hak terjadilah hak pakai/hak mengusahakan tanah.pakai/hak mengusahakan tanah.

3.3. Untuk menjadikan hak milik atas tanah tersebut, kama Untuk menjadikan hak milik atas tanah tersebut, kama tanah harus terus diusahakan.tanah harus terus diusahakan.

4.4. Apabila tanah tersebut tidak diusahakan lagi, tapi masih Apabila tanah tersebut tidak diusahakan lagi, tapi masih terdapat “tanda”, maka yang berlaku adalah terdapat “tanda”, maka yang berlaku adalah hak atas hak atas pohonpohon (hak mengambil hasil atas apa yang telah ditanam). (hak mengambil hasil atas apa yang telah ditanam).

5.5. Apabila tanah telah menjadi belukar dan “tanda” pun tak Apabila tanah telah menjadi belukar dan “tanda” pun tak terlihat jelas, maka hak milik atas tanah tersebut hilang, terlihat jelas, maka hak milik atas tanah tersebut hilang, namun masih mempunyai “hak utama” untuk namun masih mempunyai “hak utama” untuk mengusahakannya kembali.mengusahakannya kembali.

6.6. ““hak utama ‘akan kembali pada hak ulayat ( hak hak utama ‘akan kembali pada hak ulayat ( hak nagari,marga,desa) bila tanah telah menjadi hutan.nagari,marga,desa) bila tanah telah menjadi hutan.

7.7. Namun apabila yang ditanam diatas tanah adalah tanaman Namun apabila yang ditanam diatas tanah adalah tanaman keras dan menjadi kebun, maka yang ada hanya “hak keras dan menjadi kebun, maka yang ada hanya “hak menumpang”.menumpang”.

Page 42: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Mid Semester, 24 November Mid Semester, 24 November 20092009

1.1. Jelaskan ciri masyarakat hukum adat Jelaskan ciri masyarakat hukum adat menurut Ter Haar..?menurut Ter Haar..?

2.2. Jelaskan klasifikasi masyarakat hukum Jelaskan klasifikasi masyarakat hukum adat..?adat..?

3.3. Jelaskan pembagian harta perkawinan dan Jelaskan pembagian harta perkawinan dan pembagian harta waris menurut bentuk-pembagian harta waris menurut bentuk-bentuk perkawinan dalam hukum adat..?bentuk perkawinan dalam hukum adat..?

4.4. Jelaskan kedudukan anak asuh, anak tiri, Jelaskan kedudukan anak asuh, anak tiri, anak akuan, anak angkat..dalam pembagian anak akuan, anak angkat..dalam pembagian waris menurut bentuk-bentuk perkawinan waris menurut bentuk-bentuk perkawinan adat,..?adat,..?

Page 43: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Hukum Pelanggaran AdatHukum Pelanggaran AdatHukum pelanggaran adat / hukum pidana Hukum pelanggaran adat / hukum pidana

adat / adat / hukum adat delik / adatdelichten recht ialah :hukum adat delik / adatdelichten recht ialah :1.1. Aturan-aturan hukum adat yang mengatur Aturan-aturan hukum adat yang mengatur

peristiwa atau perbuatan kesalahan peristiwa atau perbuatan kesalahan 2.2. yang berakibat terganggunya yang berakibat terganggunya

keseimbangan masyarakatkeseimbangan masyarakat3.3. Sehingga perlu tindakan penyelesaian Sehingga perlu tindakan penyelesaian

(punishment) agar keseimbangan (punishment) agar keseimbangan masyarakat tidak terganggu/kembali masyarakat tidak terganggu/kembali normal.normal.

Peristiwa Delik Adat Penyelesaian Peristiwa Delik Adat Penyelesaian

Keseimbangan Dalam MasyarakatKeseimbangan Dalam Masyarakat

Page 44: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

Pengertian Pelanggaran Adat Pengertian Pelanggaran Adat (adat delichten recht)(adat delichten recht)

Van Vollenhoven :Van Vollenhoven :““..Perbuatan yang tidak boleh dilakukan walaupun pada ..Perbuatan yang tidak boleh dilakukan walaupun pada

kenyataannya peristiwa tersebut hanya berupa kesalahan kecil kenyataannya peristiwa tersebut hanya berupa kesalahan kecil (dimaklumi)..”(dimaklumi)..”

Ter Haar :Ter Haar :““..setiap gangguan dari suatu pihak terhadap keseimbangan, dimana ..setiap gangguan dari suatu pihak terhadap keseimbangan, dimana

setiap pelanggaran itu dari suatu pihak atau dari kelompok orang setiap pelanggaran itu dari suatu pihak atau dari kelompok orang berwujud maupun tak berwujud, berakibat menimbulkan suatu berwujud maupun tak berwujud, berakibat menimbulkan suatu reaksi adat sehingga keseimbangan dalam kehidupan (manusia reaksi adat sehingga keseimbangan dalam kehidupan (manusia maupun yang ghaib) harus dipulihkan kembali.maupun yang ghaib) harus dipulihkan kembali.

Sanksi : dapat berupa hukuman yang diberikan dalam upacara adat, Sanksi : dapat berupa hukuman yang diberikan dalam upacara adat, sehingga ada yg dikenal dengan “ hukuman pasung, arak-arakan, sehingga ada yg dikenal dengan “ hukuman pasung, arak-arakan, sesajean, ruwat desa/bersih desa, dst,..”sesajean, ruwat desa/bersih desa, dst,..”

Page 45: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

SIFAT HUKUM PELANGGARAN SIFAT HUKUM PELANGGARAN ADATADAT

Secara umum sifatnya : Secara umum sifatnya : a.a. Tradisional magis religiusTradisional magis religiusb.b. Menyeluruh & menyatukanMenyeluruh & menyatukanc.c. Non Pra ExistenteNon Pra Existented.d. Tidak menyama-ratakanTidak menyama-ratakane.e. Terbuka & lenturTerbuka & lenturf.f. Pelanggaran tata tertibPelanggaran tata tertibg.g. Harus ada aduanHarus ada aduanh.h. Reaksi & KoreksiReaksi & Koreksii.i. Pertanggungjawaban kesalahan (ability)Pertanggungjawaban kesalahan (ability)j.j. Wilayah tertentuWilayah tertentu

Page 46: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

a. Tradisional magis & a. Tradisional magis & religiusreligius

Perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan mengganggu Perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan mengganggu keseimbangan masyarakat yang bersifat turun-temurun dan keseimbangan masyarakat yang bersifat turun-temurun dan dikaitkan dengan dengan keyakinan dan kepercayaan, tidak dikaitkan dengan dengan keyakinan dan kepercayaan, tidak saja dianggap mengganggu keseimbangan kosmis (alam, saja dianggap mengganggu keseimbangan kosmis (alam, manusia, makhluk lain) melainkan juga akibat buruk dari yang manusia, makhluk lain) melainkan juga akibat buruk dari yang ghaib.ghaib.

Peristiwa pelanggaran adat itu menurut alam pikiran yang Peristiwa pelanggaran adat itu menurut alam pikiran yang tradisional yang bersifat kosmis yang menempatkan kehidupan tradisional yang bersifat kosmis yang menempatkan kehidupan manusia itu berkaitan dengan alam, makhluk lain, yang manusia itu berkaitan dengan alam, makhluk lain, yang diagungkan (tuhan/dewa).diagungkan (tuhan/dewa).

Misalnya : Misalnya : anak patuh pada kehendak orang tuaanak patuh pada kehendak orang tuaAdik tidak boleh mendahului kakaknya menikahAdik tidak boleh mendahului kakaknya menikahLelaki dan wanita dilarang berzinaLelaki dan wanita dilarang berzinaUpacara adat sebelum panen padi,..dstUpacara adat sebelum panen padi,..dst

Page 47: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

b. Menyeluruh dan b. Menyeluruh dan MenyatukanMenyatukanMenyeluruh & menyatukan artinya tidak memisah-misah antara Menyeluruh & menyatukan artinya tidak memisah-misah antara pelanggaran bersifat pidana (publik) ataupun perdata (privat), pelanggaran bersifat pidana (publik) ataupun perdata (privat),

begitu begitu juga tidak dibedakan apakah perbuatan kesalahan tersebut juga tidak dibedakan apakah perbuatan kesalahan tersebut

termasuk termasuk kesengajaan atau kelalaian, tidak juga membedakan antara kesengajaan atau kelalaian, tidak juga membedakan antara

pelaku pelaku (dader), kesemuanya disatukan sebagai suatu rangkaian peristiwa (dader), kesemuanya disatukan sebagai suatu rangkaian peristiwa yang mengganggu keseimbangan dan keseluruhannya dijadikan yang mengganggu keseimbangan dan keseluruhannya dijadikan satu dalam penyelesaiannya di peradilan adat.satu dalam penyelesaiannya di peradilan adat.

Note : Note : Pembagian Pelaku dalam pidana, yaitu :Pembagian Pelaku dalam pidana, yaitu :1.1. Pelaku Utama (plichetiger,dader),Pelaku Utama (plichetiger,dader),2.2. Turut Melakukan (mededader)Turut Melakukan (mededader)3.3. Membantu Melakukan (medeplichtiger)Membantu Melakukan (medeplichtiger)4.4. Penggas/penghasut (uitloker)Penggas/penghasut (uitloker)

Page 48: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

c. Non Pra-Existentec. Non Pra-Existente

Artinya, apakah ada peraturan yang telah ditetapkan dahulu Artinya, apakah ada peraturan yang telah ditetapkan dahulu ataukah belum ada aturannya, apabila akibat perbuatan itu ataukah belum ada aturannya, apabila akibat perbuatan itu menggangu keseimbangan masyarakat, maka pelaku menggangu keseimbangan masyarakat, maka pelaku perbuatan pelanggaran adat tersebut dapat di hukum.perbuatan pelanggaran adat tersebut dapat di hukum.

Dengan kata kali, sifat Non Pra Existente tidak seperti adagium Dengan kata kali, sifat Non Pra Existente tidak seperti adagium Montesquieu yang dianut oleh hukum pidana sebagaimana diatur Montesquieu yang dianut oleh hukum pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 1 KUHPidana (WvS), S.1951-732, yaitu “ Nullum dalam Pasal 1 KUHPidana (WvS), S.1951-732, yaitu “ Nullum

delicum delicum nulla poena sine praevia lege poenali (tiada suatu delik melainkan nulla poena sine praevia lege poenali (tiada suatu delik melainkan

atas atas kekuatan aturan pidana di dalam undang-undang yang telah ada kekuatan aturan pidana di dalam undang-undang yang telah ada

lebih lebih dahulu dari perbuatan ”).dahulu dari perbuatan ”). terjemaha bebas :terjemaha bebas : Tiada suatu perbuatan (delik) yang dapat dihukum apabila Tiada suatu perbuatan (delik) yang dapat dihukum apabila

tidak ada peraturan yang mengatur mengenai perbuatan itu.tidak ada peraturan yang mengatur mengenai perbuatan itu.

Page 49: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

d. Tidak men-sama rata-kand. Tidak men-sama rata-kan

Jenis dan sifat sanksi Terhadap pelaku pelanggaran adat Jenis dan sifat sanksi Terhadap pelaku pelanggaran adat berbeda-beda, hal ini didasarkan pada struktur statusnya berbeda-beda, hal ini didasarkan pada struktur statusnya dalam masyarakat adat. dalam masyarakat adat.

Contoh : Pelaku yang mempunyai kedudukan strata, Contoh : Pelaku yang mempunyai kedudukan strata, pengetahuan,kesolehan, akan memperoleh sanksi yang pengetahuan,kesolehan, akan memperoleh sanksi yang lebih berat dibandingkan dengan orang biasa.lebih berat dibandingkan dengan orang biasa.

Note : Note : Berbeda dengan sanksi mensamaratakan yang dianut dalam Berbeda dengan sanksi mensamaratakan yang dianut dalam KUHPidana maupun KUHPerdata barat.KUHPidana maupun KUHPerdata barat.

Hukum Adat = Keadilan ProporsionalHukum Adat = Keadilan ProporsionalHukum Barat = Keadilan “Seimbang”Hukum Barat = Keadilan “Seimbang”

Page 50: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

e. Terbuka & Lentur e. Terbuka & Lentur (fleksible/dinamis)(fleksible/dinamis)Hukum adat tidak menolak perubahan dan perkembangan Hukum adat tidak menolak perubahan dan perkembangan

masyarakatnya dimana aturan adat itu berlaku, asalkan masyarakatnya dimana aturan adat itu berlaku, asalkan tidak bertentangan dengan nilai dan norma yang hidup tidak bertentangan dengan nilai dan norma yang hidup dalam komunitas adat tersebut.dalam komunitas adat tersebut.

Contoh :Contoh :Dahulu Warna Merah pada pakaian adat Toraja hanya untuk Dahulu Warna Merah pada pakaian adat Toraja hanya untuk

keluarga raja-raja.keluarga raja-raja.Dahulu tarian adat hanya bagi kalangan bangsawan, sekarang Dahulu tarian adat hanya bagi kalangan bangsawan, sekarang

dapat diadakan siapapun.dapat diadakan siapapun.Dalam “simbur tjahaja” yang berlaku di Sum-Sel, bila lelaki Dalam “simbur tjahaja” yang berlaku di Sum-Sel, bila lelaki

dan perempuan yang telah baligh mandi telanjang dan perempuan yang telah baligh mandi telanjang bersama tanpa memakai petalasan (main mandi) maka ia bersama tanpa memakai petalasan (main mandi) maka ia dihukum denda 12 ringgit. namun saat ini hanya berupa dihukum denda 12 ringgit. namun saat ini hanya berupa teguran atau dianggap gila.teguran atau dianggap gila.

Page 51: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

f. Terjadinya Pelanggaran f. Terjadinya Pelanggaran AdatAdatArtinya, pelanggaran adat terjadi bila tata tertib adat Artinya, pelanggaran adat terjadi bila tata tertib adat setempat dilanggar atau karena suatu pihak merasa setempat dilanggar atau karena suatu pihak merasa dirugikan sehingga keseimbangan masyarakat dirugikan sehingga keseimbangan masyarakat

terganggu.terganggu.

Jika pelanggaran adat terjadi, namun keseimbangan Jika pelanggaran adat terjadi, namun keseimbangan masyarakat setempat tidak terganggu, maka perbuatan masyarakat setempat tidak terganggu, maka perbuatan tersebut tergolong pelanggaran adat yang tidak tersebut tergolong pelanggaran adat yang tidak mempunyai akibat hukum, sehingga pelaku mempunyai akibat hukum, sehingga pelaku

pelanggaran pelanggaran cukup diperingatkan agar tidak berbuat lagi.cukup diperingatkan agar tidak berbuat lagi.

Page 52: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

g. Pelanggaran Adat = Delik g. Pelanggaran Adat = Delik AduanAduan

Untuk menyelesaikan tuntutan dari pihak Untuk menyelesaikan tuntutan dari pihak

yang merasa dirugikan harus ada pengaduan, yang merasa dirugikan harus ada pengaduan,

berupa pemberitahuan dan permintaan untuk berupa pemberitahuan dan permintaan untuk

diselesaikan kepada kepala adat.diselesaikan kepada kepala adat.

Tanpa adanya pengaduan, pemeriksaan Tanpa adanya pengaduan, pemeriksaan

tuntutan tidak dilakukan.tuntutan tidak dilakukan.

Page 53: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

h. Reaksi dan Koreksih. Reaksi dan Koreksi

Ketika terjadi pelanggaran adat, pertanggungjawaban kesalahan bukan hanya dapat dikenakan kepada pribadi pelaku saja, melainkan juga keluarga dan/atau masyarakat-kepala adatnya.

Contoh :- Paksaan menikah bagi gadis yang telah cemar

kehormatan nya.- Mengadakan selamatan, qurban untuk

membersihkan lingkungan/tempat tertentu dari pengaruh ghaib.- Diasingkan/dibuang dari kelompok masyarakat

dalam jangka waktu tertentu.

Page 54: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

i. Pertanggungjawaban i. Pertanggungjawaban kesalahankesalahan

Dalam hukum barat yang menjadi pokok sanksi atas Dalam hukum barat yang menjadi pokok sanksi atas pelanggaran pelanggaran

(delik) yaitu :(delik) yaitu :a.a. Perbuatan itu terbukti kesalahannya dan dapat dihukum Perbuatan itu terbukti kesalahannya dan dapat dihukum

(strafbaarfeit) ;(strafbaarfeit) ;b.b. Pelakunya (plegher /dader) dapat Pelakunya (plegher /dader) dapat

mempertanggungjawabkannya.mempertanggungjawabkannya.

““SANKSI ATAS PERBUATAN”SANKSI ATAS PERBUATAN”

Sedangkan dalam hukum pelanggaran adat, yang menjadi Sedangkan dalam hukum pelanggaran adat, yang menjadi pokok pokok

sanksi ialah :sanksi ialah :a.a. bagaimana solusi akibat dari perbuatan pelanggaran adat bagaimana solusi akibat dari perbuatan pelanggaran adat

itu, sehingga hukum adat tidak mengenal perbedaan sanksi itu, sehingga hukum adat tidak mengenal perbedaan sanksi antara kesengajaan ataupun kelalaian seperti hukum barat.antara kesengajaan ataupun kelalaian seperti hukum barat.

b.b. Siapa yang harus bertanggung jawab atas akibat itu.Siapa yang harus bertanggung jawab atas akibat itu.

““SANKSI ATAS AKIBAT”SANKSI ATAS AKIBAT”

Page 55: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

j. Tempat Berlakunyaj. Tempat Berlakunya

Keberlakuan hukum pelanggaran adat Keberlakuan hukum pelanggaran adat terbatas pada lingkungan masyarakat adat terbatas pada lingkungan masyarakat adat tertentu (tidak menyeluruh sama).tertentu (tidak menyeluruh sama).

““Lain Padang Lain Ilalang, Lain Lubuk Lain Lain Padang Lain Ilalang, Lain Lubuk Lain Ikannya”Ikannya”

““Lain masyarakat adat lain pula delik adatnya Lain masyarakat adat lain pula delik adatnya dan lain pula cara penyelesaiannya”dan lain pula cara penyelesaiannya”

Page 56: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)

SEKIAN, TERIMA KASIHSEKIAN, TERIMA KASIH

Page 57: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)
Page 58: Hukum Kekeluargaan Dan Delik Adat(1)