KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK...

14
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 473 KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK KEPROK SELAYAR Armiaty Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui; (1) keragaan teknologi budidaya jeruk keprok di kabupaten Selayar; (2) mengetahui kelayakan finansial usahatani berdasarkan nilai B/C; NPV dan IRR dan (3) menganalisis kepekaan usahatani jeruk keprok terhadap perubahan biaya produksi, harga produksi dan jumlah produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan 20 orang petani responden pada bulan Oktober sampai Desember 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jeruk keprok yang ditanam oleh petani adalah hasil sambungan antara batang bawah JC (JC Selayar) dengan Selayar Selayar (S- S). Jarak tanam 4 m x 4 m, namun pada tanah yang berbatu karang jarak tanamnya tidak teratur, tergantung kondisi tanah.Penggunaan teknologi masih belum sepenuhnya sesuai anjuran. Biaya investasi awal sebesar Rp. 5.285.000/100 pohon dan untuk pemeliharaan selanjutnya rata rata Rp.4.728.666/100 pohon/tahun. Pendapatan tertinggi diperoleh pada saat tanaman berumur 11-13 tahun yaitu Rp. 41.105.000/100 pohon/tahun. Pada tingkat suku bunga 14% menunjukkan bahwa usahatani tersebut layak untuk dikembangkan dengan nilai B/C 3,96; NPV 45.698.190 dan IRR 38,64%. Analisis sensitivitas terhadap peningkatan biaya produksi 25% mengakibatkan perubahan nilai B/C menjadi 3,15; NPV Rp. 45.507.487 dan IRR 36,91%. Penurunan harga produksi 20% mengakibatkan perubahan B/C menjadi 2,99; NPV Rp. 30.642.790 dan IRR 36,57%. Penurunan produksi 20% mengakibatkan perubahan B/C menjadi 2,44; NPV Rp.24.954.774 dan IRR 34,78%. Peningkatan biaya produksi 20% dan penurunan produksi 20% dan penurunan harga 20% mengakibatkan nilai B/C menjadi 1,44; NPV Rp.10.525.688 dan IRR 26,15%. Sedangkan peningkatan biaya produksi 30%; produksi turun 30% dan penurunan harga 20% suku bunga meningkat menjadi 14%, mengakibatkan usahatani tidak layak lagi untuk di kembangkan karena nilai B/C turun menjadi 0,795; NPV Rp-363.493 dan IRR 13,81%. Kata kunci: karakteristik, kelayakan finansial, jeruk keprok PENDAHULUAN Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapat prioritas untuk dikembangkan, karena usahataninya memberikan keuntungan yang tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani. Disamping itu, jeruk merupakan buah-buahan yang digemari masyarakat baik sebagai buah segar maupun olahan. Sebagai komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi,serta memberikan kontribusi yang besar pada perekonomian nasional sudah selayaknya pengembangan jeruk mendapat perhatian khusus.

Transcript of KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK...

Page 1: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

473

KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI

JERUK KEPROK SELAYAR

Armiaty

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui; (1) keragaan teknologi budidaya jeruk keprok di

kabupaten Selayar; (2) mengetahui kelayakan finansial usahatani berdasarkan nilai B/C; NPV

dan IRR dan (3) menganalisis kepekaan usahatani jeruk keprok terhadap perubahan biaya

produksi, harga produksi dan jumlah produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

observasi dan wawancara dengan 20 orang petani responden pada bulan Oktober sampai

Desember 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jeruk keprok yang ditanam oleh petani

adalah hasil sambungan antara batang bawah JC (JC – Selayar) dengan Selayar – Selayar (S-

S). Jarak tanam 4 m x 4 m, namun pada tanah yang berbatu karang jarak tanamnya tidak

teratur, tergantung kondisi tanah.Penggunaan teknologi masih belum sepenuhnya sesuai

anjuran. Biaya investasi awal sebesar Rp. 5.285.000/100 pohon dan untuk pemeliharaan

selanjutnya rata rata Rp.4.728.666/100 pohon/tahun. Pendapatan tertinggi diperoleh pada saat

tanaman berumur 11-13 tahun yaitu Rp. 41.105.000/100 pohon/tahun. Pada tingkat suku bunga

14% menunjukkan bahwa usahatani tersebut layak untuk dikembangkan dengan nilai B/C 3,96;

NPV 45.698.190 dan IRR 38,64%. Analisis sensitivitas terhadap peningkatan biaya produksi

25% mengakibatkan perubahan nilai B/C menjadi 3,15; NPV Rp. 45.507.487 dan IRR 36,91%.

Penurunan harga produksi 20% mengakibatkan perubahan B/C menjadi 2,99; NPV Rp.

30.642.790 dan IRR 36,57%. Penurunan produksi 20% mengakibatkan perubahan B/C menjadi

2,44; NPV Rp.24.954.774 dan IRR 34,78%. Peningkatan biaya produksi 20% dan penurunan

produksi 20% dan penurunan harga 20% mengakibatkan nilai B/C menjadi 1,44; NPV

Rp.10.525.688 dan IRR 26,15%. Sedangkan peningkatan biaya produksi 30%; produksi turun

30% dan penurunan harga 20% suku bunga meningkat menjadi 14%, mengakibatkan usahatani

tidak layak lagi untuk di kembangkan karena nilai B/C turun menjadi 0,795; NPV Rp-363.493

dan IRR 13,81%.

Kata kunci: karakteristik, kelayakan finansial, jeruk keprok

PENDAHULUAN

Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mendapat prioritas

untuk dikembangkan, karena usahataninya memberikan keuntungan yang tinggi,

sehingga dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan petani. Disamping itu, jeruk

merupakan buah-buahan yang digemari masyarakat baik sebagai buah segar maupun

olahan. Sebagai komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi,serta memberikan

kontribusi yang besar pada perekonomian nasional sudah selayaknya pengembangan

jeruk mendapat perhatian khusus.

Page 2: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Armiaty: Karakterisitik dan Kelayakan Finansial …

474

Untuk memenuhi kebutuhan jeruk dalam negeri, komoditas ini diimpor dengan

volume yang terus meningkat.Sampai saat ini Indonesia termasuk negara pengimpor

jeruk terbesar kedua di ASEAN setelah Malaysia, dengan volume impor khususnya

jeruk manis sebesar 127.041 ton selama kurun waktu 2005 – 2009 dengan rata – rata

per tahun mencapai 25.408 ton atau setara dengan US $ 17.464.186/th.

Salah satu jenis jeruk yang digemari konsumen adalah jeruk mandarin

(keprok).Sejak beberapa tahun terakhir, permintaan akan jeruk keprok terus

meningkat, yang ditandai dengan masih tingginya angka impor jeruk jenis tersebut.

Impor jeruk keprok, selama kurun waktu 2005 – 2009 mencapai 504.063 ton atau

sekitar 100.813 ton per tahun dengan nilai mencapai US $ 80.569.300 (BPS,

2010). Kecenderungan meningkatnya impor tersebut mengindikasikan adanya

segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

tersebut. Tingginya permintaan lebih dikarenakan penampilan dan cita rasa jeruk

keprok yang lebih disukai dari pada jeruk siam. Peningkatan preferensi konsumen

tersebut, dapat dijadikan sebagai peluang pasar sekaligus peluang pengembangan

jeruk keprok nasional kita

Indonesia memiliki beragam jenis jeruk keprok berkualitas baik dan berpotensi

untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk keprok SoE (NTT), Batu 55,

Pulung dan Madura (Jawa Timur), Garut (Jawa Barat), Tejakula (Bali), Siompu

(Sulawesi Tenggara) dan Kelila (Papua), sedangkan di Sulawesi Selatan dikenal jeruk

keprok Selayar yang merupakan salah satu komoditas unggulan nasional dan spesifik

daerah Sulawesi Selatan (Pasandaran 1996), selain itu, jeruk keprok selayar juga

merupakan komoditas primadona bagi petani setempat. Pertanamannya tersebar di

daratan Pulau Selayar terutama di Kecamatan Bontoharu, Bontomatene, dan

Bontosikuyuyang berada pada ketinggian 50–200 m dari permukaan laut dengan

keadaan tanah berbatu karang. Menurut pengalaman petani, jeruk tersebut sangat

baik tumbuhnya pada tanah yang demikian.

Pada dasarnya petani jeruk selayar telah berupaya untuk memadukan sumber

daya yang dimiliki seoptimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Namun demikian masih banyak kendala yang dihadapi petani dalam

berusahatani,diantaranya keterbatasan penggunaan inovasi teknologi, serta

keterbatasan modal. Padahal sebagai komoditas unggulan daerah, usahatani jeruk

mempunyai potensi pengembangan dan peluang pasar yang cukup luas, serta

didukung oleh kesesuaian iklim dan tanah yang menunjang pertumbuhan dan

produksinya. Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Selayar terdapat

Page 3: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

475

sekitar 6.750 ha lahan yang potensial untuk pengembangan jeruk keprok di kabupaten

Selayar

Informasi mengenai kelayakan dan permasalahan usahatani jeruk di kabupaten

Selayar masih terbatas,sedangkan hasil dari analisis kelayakan finansial ini akan

menunjukkan apakah usahatani tersebut layak atau tidak untuk dikembangkan.

Informasi ini berguna bagi para petani maupun investor yang tertarik untuk

mengembangkan atau menanamkan modalnya pada usahatani jeruk keprok. Dengan

adanya investasi dalam pengembangan usahatani ini diharapkan akan meningkatkan

jumlah produksi jeruk keprok Selayar dan pada akhirnya akan meningkatkan

keuntungan atau pendapatan petani dan investor itu sendiri. Oleh karena itu dilakukan

penelitian yang bertujuan untuk (1) mengidentifikasi/menginventarisir keragaan dan

permasalahan usahatani jeruk keprok Selayar (2) menganalisis kelayakan finansial

usahatani dan (3) menganalisis kepekaan atau sensitivitas usahatani terhadap

perubahan biaya produksi, harga produksi dan jumlah produksi.

METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan di kecamatan Bonto mate’ne, kabupaten Selayar pada

bulan Agustus – Oktober 2010.Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive

sampling) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan sentra produksi

jeruk keprok Selayar.Pengambilan petani contoh dilakukan secara random sebanyak

20 orang. Pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan

observasi. Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui pengamatan

langsung secara cermat dan sistimatik baik secara partisipatif maupun non partisipatif.

Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan

yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang terarah dan sesuai (Suratno dan

Arsyad 1999)

Data primer seperti aspek personal petani, penggunaan input, produktivitas,

harga input, harga produksi, upah tenaga kerja diperoleh melalui wawancara

terstruktur menggunakan daftar pertanyaan. Data penggunaan input dan produksi yang

dikumpulkan adalah mulai dari persiapan (investasi awal) sampai 14 tahun. Data yang

digunakan dalam analisis ini adalah data dari petani yang memelihara tanamannya

dengan baik. Sedang data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti dinas

pertanian dan kantor ketahanan pangan.

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif

digunakan untuk menggambarkan keadaan secara sistimatis sesuai kondisi lapangan.

Page 4: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Armiaty: Karakterisitik dan Kelayakan Finansial …

476

n

1 1NPV

tt

i

CtBt

12

21

11 ii

NPVNPV

NPViIRR

n

tt

n

tt

i

BtCt

i

CtBt

CBNet

1

1

1

1/

Analisis kuantitatif digunakan untuk data yang berbentuk angka sehingga

mempermudah membuat kesimpulan. Untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani

digunakan tiga kriteria yaitu; Net Present Value (NPV); Internal Rate Of Return (IRR)

dan Net B/C Ratio (Kadariah 1979; Malian 2004) dengan rumus sebagai berikut:

1. Net Present Value (NPV)

Net Present Value merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang

telah di-present value-kan. Dalam kriteria ini dikatakan bahwa proyek akan dipilih

apabila nilai NPV lebih besar dari nol.

Keterangan :

Bt = penerimaan usahatani pada tahun ke-t

Ct = Cost (biaya usahatani pada tahun ke-t

n = umur ekonomis proyek (20 tahun)

i = tingkat suku bunga yang berlaku (14%)

2. Internal Rate Return (IRR)

Kriteria yang menunjukkan bahwa suatu usaha layak dijalankan adalah jika nilai

IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku pada saat usahatani tersebut

diusahakan .Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

NPV1 = NPV yang bernilai positif

NPV2 = NPV yang bernilai negatif

I1 = tingkat suku bunga saat NPV bernilai positif

I2 = tingkat suku bunga saat NPV bernilai negatif

3. Net Benefit Cost Ratio ( Net B/C Ratio)

Usahatani jeruk keprok Selayar dikatakan menguntungkan (profitable) apabila

nilai Net B/C> 1. Secara matematik dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

Bt = penerimaan kotor pada tahun ke-t n = umur ekonomis proyek

Ct = biaya kotor pada tahun ke-t i = tingkat suku bunga yang berlaku

Page 5: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

477

Selain perhitungan kriteria investasi juga perlu dilakukan analisis sensitivity

untuk menjelaskan pada skala mana usahatani keprok selayar mampu bertahan

terhadap perubahan yang tidak menguntungkan seperti penurunan produksi,

penurunan harga atau peningkatan biaya produksi. Menurut Soekartawi (2002) dalam

Trisnawati et al. (2006) setelah analisis proyek perlu dilakukan analisis sensitivitas

untuk melihat apa yang terjadi terhadap analisa proyek jika terjadi suatu kesalahan

atau perubahan dalam dasar dasar perhitungan biaya atau benefit, sehingga hal ini

akan membantu memperkecil ketidakpastian. Parameter yang diuji pada perubahan

usahatani pamelo adalah sebagai berikut:

Kenaikan biaya produksi. Berdasarkan pengalaman hampir setiap tahun terjadi

perubahan harga sarana produksi terutama pupuk, pestisida maupun upah tenaga

kerja. Peningkatan biaya tersebut rata rata 25% per tahun.

Penurunan harga produk. Sebagaimana dengan produk pertanian lainnya

penurunan harga juga selalu terjadi pada jeruk keprok terutama pada saat musim

panen raya atau saat panen bertepatan dengan musim panen buah buahan

lainnya. Selain itu penurunan mutu buah juga dapat menyebabkan penurunan

harga. Penurunan harga rata rata 20%.

Penurunan jumlah produksi. Penurunan produksi biasanya terjadi apabila terjadi

perubahan cuaca.Ini terjadi apabila curah hujan tinggi pada saat fase pembungaan

sehingga bunga gugur dan produksi berkurang. Penurunan produktivitas

diperkirakan rata rata 20%.

Peningkatan biaya dan penurunan produksi. Pada kondisi ekstrim seandainya

terjadi peningkatan biaya produksi 20% dan penurunan produksi 20% atau

penurunan harga 20% suku bunga 14% .

Kenaikan biaya produksi, penurunan produksi dan penurunan harga. Pada kondisi

ekstrim seandainya terjadi peningkatan biaya produksi 30% dan penurunan

produksi 30% atau penurunan harga 20% suku bunga 14% .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi pertanaman jeruk keprok Selayar

Kabupaten Selayar mempunyai luas wilayah daratan kurang lebih 1.188,28 km

persegi yang terdiri atas pulau besar dan kecil. Tipe iklim termasuk tipe B dan C,

musim hujan terjadi pada bulan November hingga Juni.

Page 6: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Armiaty: Karakterisitik dan Kelayakan Finansial …

478

Luas tanaman jeruk keprok Selayar terus bertambah dari 487,30 ha pada tahun

2005 menjadi 1.462,67 pada tahun 2009. Namun produktivitasnya tidak menunjukkan

peningkatan yang nyata (Tabel 1).

Tabel 1. Luas panen dan produksi jeruk keprok Selayar perkecamatan

di kabupaten Selayar, 2009

No Tahun Luas tanam

(ha)

Luas Panen

(Ha)

Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Kw/phn)

1.

2.

3.

4.

5.

2005

2006

2007

2008

2009

487,30

715,65

869,28

1.414,05

1.462,97

352,53

280,33

373,91

205,00

320,00

2.140,24

3.373,72

2.289,50

1.240,25

1.984,00

60,70

120,30

61,23

60,50

62,00

Sumber: Dinas Tanaman pangan ,Peternakan, dan Ketahanan Pangan

Kabupaten Selayar, 2010.

Informasi mengenai teknologi suatu komoditas yang berkembang di suatu

daerah sangat penting artinya dalam perakitan teknologi spesifik lokasi, karena

teknologi yang ada di masyarakat umumnya sudah menggambarkan berbagai faktor

yang mempengaruhi penerapan teknologi tersebut. Pemahaman yang benar tentang

masalah yang ada di tingkatpetani akan memudahkan bagi perakit teknologi untuk

memodifikasi atau memperbaiki teknologi yang ada sehingga lebih mudah diterima

petani. Hal ini karena adopsi suatu teknologi bergantung kepada banyak faktor yang

berhubungan dengan lingkungan permasalahan petani, kondisi sosial ekonomi dan

pengetahuan petani, kebijakan dan keterbatasan dalam tindakan operasional, serta

keterbatasan pada teknologi yang baru (Oka et al. 1993).

Tanaman jeruk keprok Selayar yang ditanam oleh petani adalah hasil

sambungan dengan batang bawah Japanise Citrus (JC) atau JC-Selayar dan Jeruk

Selayar (S-S). Tanaman JC-Selayar menunjukkan pertumbuhan tanaman yang relative

lebih pendek dengan kanopi yang lebih lebar sedang tanaman S-S cenderung lebih

tinggi dengan kanopi yang tidak terlalu lebar (Gambar 1a dan 1 b). Jarak tanam yang

digunakan tergantung kondisi lahan. Pada lahan yang berbatu karang jarak tanamnya

tidak teratur, tergantung keadaan tanah (Gambar 2), sedang pada lahan yang kurang

berbatu digunakan jarak 4m x 4 m atau populasi 625 ph/ha.

Anjuran pemupukan spesifik lokasi dan teknik penentuan kebutuhan hara

tanaman belum sepenuhnya dipahami petani. Umumnya petani memupuk dengan

pupuk kandang dan pupuk kimia seadanya atau sesuai dengan pemahamannya dan

dosisnya ditingkatkan sesuai dengan umur tanaman, dengan anggapan bahwa

Page 7: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

479

semakin besar pohon maka semakin banyak jumlah pupuk yang dibutuhkan itupun

hanya dilakukan oleh 65% responden. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang

kambing dengan dosis rata 2 kg/pohon per tahun sedangkan pupuk an organic

menggunakan campuran Urea+KCl+SP36 perbandingan 1:1:1 sebanyak 1,5 kg/phn

pada umur 1–2 tahun. Pada umur 5 tahun ke atas jumlah pupuk yang diberikan

ditingkatkan menjadi 2 kg/phn. Pemberian pupuk dilakukan 2 kali setahun. Demikian

pula dengan pemberian pupuk kandang, pada umur 6 tahun ke atas pupuk kandang

yang diberikan adalah 7 kg/phn/tahun.

Gbr.1a..Jeruk Selayar dengan batang Gbr. 1b. Jeruk Selayar dengan batang

JC bawah Selayar (S-S) (JC-S)

Sistem pemangkasan belum dilakukan secara optimal terutama pemangkasan

bentuk. Pemangkasan hanya dilakukan untuk membuang cabang/ranting yang

mati.Penyiraman dilakukan pada musim kemarau rata rata 16 kali setahun dengan

takaran sekitar 5 ltr per pohon. Penyiangan dilakukan dua kali setahun. Pemantauan

dan pengendalian hama penyakit hanya dilakukan oleh sebagian petani. Penyakit yang

dominan dan banyak merusak/mematikan tanaman adalah Diplodia. Penyakit Diplodia

disebabkan oleh jamur Botrydiplodia thebromae (Diplodia natalensis) dengan gejala

kulit batang yang terinfeksi berwarna coklat kehitaman, terkelupas dan mengering ada

yang memproduksi gom atau blendok dan ada juga yang tidak. Persentase pohon

yang terserang pada setiap kebun yang diamati berkisar antara 20 – 80%. Menurut

pemilik kebun yang persentase tanaman terserang penyakit hingga 80%,

pemeliharaannya sangat kurang, terutama pemupukan. Penyakit lain yang ditemukan

adalah gejala CVPD.

Page 8: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Armiaty: Karakterisitik dan Kelayakan Finansial …

480

Hama yang banyak menyerang buah adalah lalat buah yang menyebabkan

buah busuk dan berair. Hama burik yang mengakibatkan buah tidak berkembang dan

penampilannya tidak menarik. Selain itu ditemukan pula ulat peliang daun

(Phyllocnistis citrella).

Pengendalian yang dilakukan adalah dengan cara penyemprotan berbagai

macam pestisida tanpa memperhatikan hama dan penyakit sasaran. Pestisida yang

umum digunakan adalah Furadan dan Regent. Sedangkan berdasarkan hasil

penelitian pengendalian penyakit Diplodia yang paling efisien adalah menggunakan

teknik aplikasi dikerok kemudian dikuas dengan difenokonazol 250 g/l (Score 250 EC)

dosis 5 ml/lt interval 1 minggu 3 kali aplikasi (Triwiratno et al. 2009).

Tanaman mulai berproduksi pada umur 4-5 tahun. Panen raya dilakukan pada

bulan Juli – September Harga jual ditingkat petani antara Rp. 500 – Rp.800/buah

tergantung besarnya buah. Pemasarannya masih terbatas hanya di daerah kabupaten

Selayar dan Makassar., karena produksi buah yang masih terbatas.

Gambar 2. Tanaman jeruk yang ditanam diantara batu karang

Selain masalah teknis seperti penggunaan teknologi, hama dan penyakit, yang

menjadi penyebab tidak berkembangnya usahatani tersebut adalah tingkat

kemandirian petani yang masih kurang dalam mengelolah usahataninya. Mereka

masih berharap bantuan dari pemerintah baik pupuk, pestisida, maupun biaya

pemeliharaan tanaman.

Page 9: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

481

Analisis Biaya dan Pendapatan

Biaya usahatani jeruk keprok Selayar meliputi biaya investasi awal dan biaya

pemeliharaan. Biaya investasi meliputi penyiapan/pembersihan lahan (land clearing),

pemagaran dan pengadaan peralatan yang meliputi cangkul, linggis, drum penampung

an air, gerobak dan lain lain. Total investasi awal Rp. 5.285.500 (Tabel 2).

Tabel 2. Biaya investasi awal usahatani jeruk keprok Selayar per 100 pohon

di kabupaten Selayar

Uraian Harga satuan

(Rp) Jumlah fisik Nilai (Rp)

Persen

(%)

Land Clearing Pagar Bibit Pembuatan lubang tanam Peralatan

Cangkul

Linggis

Drum Air

Gerobak

Ember

Gunting stek

500.000 750.000 20.000 1.500

75.000 50.000

300.000 400.000 15.000 80.000

Borongan Borongan

100 100

1 2 4 1 2 1

500.000 750.000

2.000.000 150.000

1.885.000 75.000

100.000 1.200.000

400.000 30.000 80.000

9,50 14,19 37,80 2,88

35,67

Jumlah 5.285.000 100

Sumber: Data Primer diolah, 2011

Biaya produksi yang termasuk biaya sarana produksi dan tenaga kerja

menunjukkan trend yang cenderung meningkat setiap tahunnya dengan rata- rata Rp.

4.278.666/tahun/100 pohon. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh

penambahan penggunaan pupuk dan pestisida yang digunakan karena semakin tua

umur tanaman, maka kebutuhan pupuk dan obat obatan terutama fungisida semakin

banyak untuk menjaga kualitas maupun kuantitas buah yang dihasilkan. Sedangkan

penerimaan merupakan hasil kali antara produksi dan harga jual yang berlaku di

daerah produsen.Jumlah penerimaan tersebut tergantung jumlah produksi dan harga

jualnya. Harga jual jeruk keprok Selayar adalah Rp. 500 – Rp.800 per buah tergantung

gradenya. Pada analisis ini digunakan harga rata rata Rp.700/buah. Sedangkan

pendapatan usahatani diartikan sebagai selisih yang dihasilkan dari besarnya

penerimaan yang dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan. Produktivitas

tanaman dari tahun ketahun cenderung mengalami peningkatan.

Dari sisi penerimaan diketahui bahwa penerimaan mulai diperoleh pada saat

tanaman berumur 4 tahun, namun nilai penerimaan positif baru diperoleh pada saat

tanaman berumur 5 tahun. Sedangkan pendapatan tertinggi diperoleh pada saat

Page 10: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Armiaty: Karakterisitik dan Kelayakan Finansial …

482

tanaman berumur 11–13 tahun dan mulai menurun pada umur 14 tahun. (Tabel 3).

Penerimaan tahunan senilai tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu indikasi

bahwa usahatani jeruk keprok menguntungkan apabila diusahakan secara professional

di kabupaten Selayar, apalagi menurut informasi petani, tanaman yang dipelihara

dengan baik mampu berproduksi sampai umur 20 tahun atau lebih.

Tabel 3. Penggunaan biaya dan pendapatan usahatani jeruk keprok

Selayar (JC-Selayar)/100 pohon.

Umur

(Tahun)

Jumlah Biaya

(Rp)

Penerimaan

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

0 5.285.500 0 -5.285.000

1 3.170.000 0 -3.170.000

2 3.585.000 0 -3.585.000

3 4.195.000 0 -4.195.000

4 4.195.000 3.500.000 -695.000

5 4.195.000 7.000.000 2.805.000

6 4.395.000 10.500.000 6.105.000

7 4.395.000 14.000.000 9.605.000

8 4.395.000 17.500.000 13.105.000

9 4.395.000 35.000.000 30.605.000

10 4.395.000 42.000.000 37.605.000

11 4.395.000 45.000.000 41.105.000

12 4.395.000 45.500.000 41.105.000

13 4.395.000 45.500.000 41.105.000

14 4.395.000 42.000.000 37.605.000

Sumber: Data Primer diolah, 2011

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani

Untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani jeruk keprok dilakukan dengan

menggunakan indikator NPV,IRR dan Net B/C Ratio. Tingkat suku bunga yang

digunakan adalah tingkat suku bunga yang berlaku pada saat penelitian yaitu assumsi

14% per tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani jeruk keprok selayar

dengan batang bawah JC layak dikembangkan dikabupaten Selayar karena memiliki

nilai Net B/C 3,956, NPV Rp. 45.698.190 dan IRR 38,64% (Tabel 4). Nilai B/C 3,956

diartikan bahwa setiap investasi Rp. 1 dikeluarkan dapat memberikan keuntungan Rp.

3,956. Nilai NPV bernilai positif menunjukkan bahwa manfaat yang diterima petani

lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Analisis NPV merupakan metode penilaian

kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai akan datang menjadi nilai sekarang

menggunakan discount factor pada tingkat biaya modal/suku bunga tertentu (Yusuf et

al. 2009). Sedangkan nilai IRR 38,64% lebih besar dari suku bunga bank yang berlaku

Page 11: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

483

menunjukkan bahwa menginvestasikan modal untuk usahatani jeruk keprok lebih

menguntungkan dibanding dengan mendepositokannya ke bank.

Tabel 4. Analisis kelayakan finansial usahatani jeruk keprok Selayar

di Kabupaten Selayar, 2010.

Kriteria kelayakan Nilai kesimpulan

Net B/C

NPV

IRR

3,956

Rp.45.698.190

38,64 %

Layak

Layak

Layak

Sumber: data primer diolah, 2011.

Analisis Sensitivitas

Apabila diasumsikan bahwa perubahan hanya terjadi pada biaya produksi yaitu

kenaikan 25% maka hasil analisis menunjukkan bahwa nilai B/C, NPV dan IRR

berubah, namun masih memenuhi kriteria layak untuk dikembangkan. Peningkatan

biaya tersebut mengakibatkan Net B/C, turun menjadi 3,15; NPV Rp.45.507.487 dan

dan IRR 36,91%.

Pada skenario penurunan harga produksi 20%, diassumsikan menyebabkan

penerimaan usahatani juga turun karena kondisi lain seperti biaya, jumlah produksi,

dianggap tetap. Hasil analisis kepekaan menunjukkan bahwa pada penurunan harga

produksi dari Rp. 700/buah menjadi Rp. 660/buah usahatani jeruk keprok masih

memenuhi kriteria layak untuk dikembangkan dengan nilai Net B/C 2,99, NPV Rp.

30.642.790 dan IRR 36,57

Demikian pula halnya pada kondisi penurunan produksi 20%. Hasil analisis

menunjukkan bahwa usahatani tersebut masih layak untuk dikembangkan karena

masih memenuhi kriteria kelayakan yaitu Net B/C sebesar 2,44,NPV Rp. 40.202.488

dan IRR 34,78%

Penurunan produksi jeruk keprok dapat terjadi akibat perubahan kondisi iklim

(hujan terus menerus) sehingga tanaman tidak mengalami masa stress, hujan pada

saat fase pembungaan sehingga terjadi gugur bunga atau tanaman sudah berumur

diatas 20 tahun.

Selain skenario tersebut, dilakukan pula analisis kepekaan pada kondisi

kombinasi antara peningkatan biaya produksi dan penurunan produksi. Pada analisis

ini diassumsikan terjadi kondisi ekstrim yaitu peningkatan biaya produksi 20% dan

penurunan produksi 20% atau peningkatan biaya produksi 20% suku bunga 14%. Hasil

analisis menunjukkan bahwa pada kondisi tersebut nilai Net B/C ratio1,44, NPV Rp.

10.526.688 dan IRR 26,15%. Demikian pula halnya apabila biaya produksi naik 30%;

Page 12: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Armiaty: Karakterisitik dan Kelayakan Finansial …

484

produksi turun 30% dan penurunan harga 20 % suku bunga 16 %. Nilai Net B/C yang

dihasilkan di bawah 1 yaitu 0,795, NPV –Rp. 363.493 dan IRR13,81% (Tabel 4).

Kondisi ini dapat terjadi apabila ada peningkatan harga sarana produksi misalnya

dengan pencabutan subsidi pupuk dan pestisida, peningkatan upah kerja dan

penggunaan sarana produksi yang tidak efisien dan perubahan teknologi. Penurunan

produksi dapat terjadi apabila pemeliharaan tidak dilakukan secara optimal utamanya

pada tanaman yang berumur tua. Untuk itu diperlukan upaya upaya preventif terutama

dari segi budidaya untuk mengatasi turunnya produksi baik dari segi kuantitas maupun

kualitas.

Tabel 4. Analisis kepekaan/sensitivitas usahatani jeruk keprok Selayar

di Kabupaten Selayar, pada berbagai perubahan, 2010.

Kriteria kelayakan Nilai Kesimpulan

Peningkatan biaya produksi 25 %

Net B/C

NPV(Rp)

IRR

Penurunan harga produksi 20 %

Net B/C

NPV (Rp)

IRR

Penurunan produksi 20 %

Net B/C

NPV(Rp)

IRR

Peningkatan biaya produksi 20 % dan penurunan

produksi 20% dan penurunan harga 20 %

Net B/C

NPV (Rp)

IRR

Peningkatan biaya produksi 30 %; produksi turun 30 %

dan penurunan harga 20 % suku bunga meningkat

menjadi 14 %.

Net B/C

NPV(Rp)

IRR

3,15

45.507.487

36,91

2,99

30.642.790

36,57

2,44

24.954.774

34,78

1,44

10.525.688

26,15

0,795

-363.493

13,81

Layak

Layak

Layak

Layak

Tidak layak

Sumber: data primer diolah, 2011.

Page 13: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013

485

KESIMPULAN

1. Jeruk keprok yang ditanam oleh petani adalah hasil sambungan antara batang

bawah JC (JC – Selayar) dengan Selayar – Selayar (S-S). Jarak tanam 4 m x 4 m,

namun pada tanah yang berbatu karang jarak tanamnya tidak teratur, tergantung

kondisi tanah.

2. Analisis terhadap biaya produksi, pendapatan dan penerimaan usahatani jeruk

keprok di kabupaten Selayar menunjukkan bahwa usahatani tersebut dinilai layak

untuk diusahakan karena menguntungkan (Profitable), dengan biaya investasi

sebesar Rp. Rp. 5.285.000/100 pohon dan untuk pemeliharaan selanjutnya rata

rata Rp. 4.728.666/100 pohon/tahun. Tingkat penerimaan rata rata Rp.

21.892.857/100 pohon/tahun dan pendapatan rata-rata sebesar Rp. 16.301. 046.

3. Analisis kelayakan usahatani jeruk keprok Selayar pada tingkat suku bunga 14%

menunjukkan bahwa usahatani tersebut dinilai layak untuk dikembangkan karena

diperoleh nilai net B/C 3,96; NPV Rp. 45.698.190 dan IRR 38,64%.

4. Analisis sensitivitas yang dilakukan pada lima kondisi berikut:

Kenaikan biaya produksi 25 %, suku bunga 14%, mengakibatkan perubahan

nilai B/C menjadi 3,15; NPV Rp. 45.507.487 dan IRR 36,91%. Hal tersebut

menunjukkan bahwa usahatani jeruk keprok Selayar masih layak untuk

dikembangkan.

Penurunan harga produksi 20% mengakibatkan perubahan B/C menjadi 2,99;

NPV Rp. 30.642.790 dan IRR 36,57%. Nilai nilai dari kriteria investasi

menunjukkan bahwa usahatani tersebut masih layak untuk dikembangkan.

Penurunan produksi 20% mengakibatkan perubahan B/C menjadi 2,44; NPV

Rp. 24.954.774 dan IRR 34,78%. Nilai nilai dari criteria investasi menunjukkan

bahwa usahatani tersebut masih layak untuk dikembangkan.

Peningkatan biaya produksi 20% dan penurunan produksi 20% dan

penurunan harga 20% secara bersamaan mengakibatkan nilai B/C menjadi

1,44; NPV Rp.10.525.688 dan IRR 26,15%. Nilai nilai dari kriteria investasi

menunjukkan bahwa usahatani tersebut masih layak untuk dikembangkan,

walaupun tingkat pendapatannya sudah menurun.

Peningkatan biaya produksi 30%; produksi turun 30% dan penurunan harga

20% mengakibatkan usahatani tidak layak lagi untuk di kembangkan karena

nilai B/C turun menjadi 0,795; NPV Rp-363.493 dan IRR 13,81%.

Page 14: KARAKTERISTIK DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI JERUK ...kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/prosiding/46 armiaty.pdf · untuk memenuhi permintaan dalam negeri yaitu jeruk

Armiaty: Karakterisitik dan Kelayakan Finansial …

486

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Selayar. 1996. Proposal

Pengembangan Komoditas Kabupaten Dati II Selayar tahun1997/98. Dinas

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Selayar, 26 hlm.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Selayar. 1998.

LaporanTahunan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Selayar, 32 hlm.

Abdul Wahib Mahaymin, 2009. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Anggur Prabu

Bestari di Kota Probolinggo Jawa Timur.Journal Agritek Vol.17.No.5

Dirjen Hortikultura Departemen Pertanian, 2009. Upaya Pengembangan Kawasan

Buah buahan Unggul Tropika untuk Ekspor (http:// www.hortikultura.

deptan.go.id) diakses tanggal 16 Oktober 2009.

Dinas tanaman pangan dan Peternakan Kabupaten Pangkep. 2010. Selayang

Pandang Komoditi Andalah Jeruk Besar Pamelo.

Husnan dan Suwarno. 1994. Studi kelayakan Proyek . UPP. YKPN. Yogyakarta

Husni Malian, 2004. Analisis Ekonomi Usahatani dan Kelayakan Finansial Teknologi

Pada Skala Pengkajian. Makalah Pelatihan Analisis Presentasi dan Tabulasi

Data Penelitian dan Pengkajian, Bogor 29 November – 9 Desember 2004.

Kadariah,dkk 1979. Pengantar Evaluasi Proyek; Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta.

Suratno dan Lincolin Arsyad,1999. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan

Bisnis.UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Soekartawi, 2002.Dalam Trisnawati, W, Mahaputra dan Jemmy Renaldi,

2006.Kelayakan Pola Tumpang sari Kopi dengan jeruk di Desa Belatih,

Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.Jour. Pengkajian dan

Pengembangan teknologi Pertanian Vol.9 No.1.

Triwiratno, A. Dwiastuti, ME, Widodo, B, 2004. Teknik Pengendalian Penyakit Diplodia

dan Penyakit jamur Kerak menggunakan Fungisida Difeno-konazol 250 g/l

pada Pamelo, dalam Kumpulan Abstrak Hasil Penelitian Pertanian Komoditas

Jeruk. Pusat perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. Badan

Litbang Pertanian Deptan, 2009.

Puslitbang Hortikultura, 2010. Pedoman Umum Program Dukungan Pengem-bangan

Kawasan Agribisnis Hortikultura. Puslitbang Hortikultura, Badan Litbang

pertanian. Kementrian Pertanian.

Yusuf, Masniah, Masyhuri dan Irham, 2009. Analisis kelayakan Usahatani jeruk keprok

Soe di kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.Jour.

Informatika Pertanian Volume 18.No. 2.