KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT...

114
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT ISRAEL (Asystasia gangetica) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH DI INDONESIA SKRIPSI ARSYADANIE SAIFI ADLI (1110102000031) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA 2014 / 1435 H

Transcript of KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT...

Page 1: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

i

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN

RUMPUT ISRAEL (Asystasia gangetica) DARI TIGA

TEMPAT TUMBUH DI INDONESIA

SKRIPSI

ARSYADANIE SAIFI ADLI

(1110102000031)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

2014 / 1435 H

Page 2: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah karya sendiri,

dan semua sumber yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Arsyadanie Saifi Adli

NIM : 1110102000031

Tanda Tangan :

Tanggal : 3 September 2014

Page 3: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

NAMA : ARSYADANIE SAIFI ADLI

NIM : 1110102000031

JUDUL : KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT

ISRAEL (Asystasia gangetica) DARI TIGA TEMPAT TUMBUH

DI INDONESIA

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Puteri Amelia, M. Farm., Apt Marissa Angelina, M.Farm., Apt

NIP. 198012042011012004 NIP. 198212312005022001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Drs. Umar Mansur, M.sc., Apt

Page 4: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

iv

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Arsyadanie Saifi Adli

NIM : 1110102000031

Program studi : Farmasi

Judul : KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN

RUMPUT ISRAEL (Asystasia gangetica) DARI TIGA

TEMPAT TUMBUH DI INDONESIA

Telah berhasil dipertahankan didepan Dewan Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DEWAN PENGUJI

Pembimbing 1 : Puteri Amelia, M.Farm., Apt. ( )

Pembimbing 2 : Marissa Angelina, M.Farm., Apt. ( )

Penguji 1 : Ismiarni Komala, Ph.D., Apt ( )

Penguji 2 : Prof. Dr. Atiek Soemiati, MS., Apt ( )

Ditetapkan di : Ciputat

Tanggal : 3 September 2014

Page 5: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

v

ABSTRAK

Nama : Arsyadanie Saifi Adli

Program studi : Farmasi

Judul : KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN

RUMPUT ISRAEL (Asystasia gangetica) DARI TIGA

TEMPAT TUMBUH DI INDONESIA

Rumput Israel (Asystasia gangetica) merupakan tanaman yang tumbuh di daratan

Afrika, Arab, dan Asia. Rumput Israel digunakan secara tradisional untuk

mengobati asma, rematik, batuk kering, dan gangguan pencernaan. Aktivitas

farmakologis dari tanaman Rumput Israel diantaranya efek bronkopasmolitik, anti

inflamasi, anti hipertensi, anti artritis, dan antiviral dengue. Karakterisasi dari

ekstrak tanaman Rumput Israel perlu dilakukan untuk memperoleh data parameter

spesifik dan non spesifik sebagai langkah awal standardisasi untuk menjamin

keseragaman khasiat, mutu, dan keamanan. Karakterisasi dilakukan terhadap

ekstrak etanol tanaman Rumput Israel dari tiga daerah yang berbeda yaitu

Tangerang Selatan, Depok, dan OKU timur. Dari proses ektraksi pada tanaman

Rumput Israel didapat rendemen masing-masing sebesar 20,6 %, 18,58 %, dan

20,17 % pada ekstrak Rumput Israel asal Tangsel, Depok, dan OKU Timur. Uji

parameter spesifik menunjukkan ekstrak berbentuk kental, berwarna coklat

kehijauan, berbau khas, dan berasa pahit dengan kadar senyawa larut air sebesar

60,810 % + 0,37 sampai 74,485%+2,27. Kadar senyawa larut etanol sebesar

36,063%+0,75 sampai 44,065%+0,78. Fase gerak terbaik pada KLT yakni

kloroform : metanol (9:1) dan HPLC air : metanol (8:2). Kandungan kimia yakni

flavonoid, alkaloid, tanin, dan steroid, dengan kadar total flavonoid 4,3 % sampai

8,162 %. Hasil uji parameter non spesifik menunjukkan susut pengeringan 18,098

% + 0,04 sampai 19,065 % + 0,55, bobot jenis 1,0165 g/mL + 0,0001 sampai 1,0184

g/mL + 0,0001, kadar air 7,573 % + 0,13 sampai 9,742 % + 0,10. Kadar abu 18,604

% + 1,33 sampai 32,153 % + 0,79, kadar abu tidak larut asam 3,061 % + 0,72

sampai 3,506 % + 0,34. Sisa pelarut (etanol) tidak terdeteksi dengan GCMS.

Cemaran Pb (Timbal) tidak terdeteksi sedangkan cemaran Cd (Kadmium) 4,96 ppm

sampai 6,52 ppm dan cemaran As (Arsen) ketiga ekstrak <0,005 ppm.

Kata kunci : Karakterisasi, Asystasia gangetica, Rumput Israel, Parameter spesifik,

Parameter non spesifik.

Page 6: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

vi

ABSTRACT

Name : Arsyadanie Saifi Adli

Department : Pharmacy

Judul : CHARACTERIZATION OF ETHANOL EXTRACT OF

RUMPUT ISRAEL (Asystasia gangetica) FROM THREE

PLACES IN INDONESIA

Rumput Israel (Asystasia gangetica) is a plant that grows in mainland Africa,

Arabia, and Asia. Rumput Israel traditionally used to treat asthma, arthritis, dry

cough, and digestive disorders. Pharmacological activites Rumput Israel including

broncopasmolitic effects, anti-inflammatory, anti-hypertensive, anti-arthritis, and

antiviral dengue. Characterization of Rumput Israel needs to be done to obtain data

on specific and non-specific parameters as a first step to ensure uniform

standardization of efficacy, quality, and safety. Characterization made to ethanol

extract of Rumput Israel from three different regions of the South Tangerang,

Depok, and East OKU. Extraction process in the Rumput Israel yield obtained

respectively by 20.6%, 18.58%, and 20.17% in Rumput Israel from South

Tangerang, Depok, and East OKU. Specific test parameters showed extracts shaped

thick, greenish brown, characteristic odor and a bitter taste with the levels of water-

soluble compounds 60,810 % + 0,37 to 74,485 % + 2,27. Levels of ethanol-soluble

compounds by 36,063 % +0,75 to 44,065% + 0,78. The best mobile phase in TLC

is chloroform : methanol (9 : 1) and HPLC is water : methanol (8 : 2). The chemical

constituents of flavonoids, alkaloids, tannins, and steroids, with levels of total

flavonoids 4.3% to 8.162%. The test results of non-specific parameters indicate of

drying shrinkage 18,098 % + 0,04 to 19,065 % + 0,55, a specific gravity of 1,0165

g/mL + 0,0001 to 1,0184 g/mL + 0,0001, the water content of 7,573 % + 0,13 to

9,742 % + 0,10. Ash content is 18,604 % + 1,33 to 32,153 % + 0,79, acid insoluble

ash content 3,061 % + 0,72 to 3,506 % + 0,34. Residual solvent (ethanol) was not

detected by GCMS. Contamination Pb (Lead) not detected while the contamination

of Cd (Cadmium) 4.96 ppm to 6.52 ppm and contamination of As (Arsenic) all

extract <0.005 ppm.

Keywords : Characterization, Asystasia gangetica, Rumput Israel, specific

parameters, non-specific parameters.

Page 7: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Karakterisasi Ekstrak Etanol Tanaman Rumput Israel

(Asystasia gangetica) dari Tiga Tempat Tumbuh di Indonesia” ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat menempuh ujian akhir guna mendapatkan gelar Sarjana

Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis menyadari ada

beberapa pihak yang sangat memberikan kontribusi kepada penulis. Maka

perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yanng sebesar-besarnya

khususnya kepada :

1. Allah SWT, atas rahmat, nikmat, dan karuni-Nya sehingga dengan izinnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua, Abah tercinta dr. Suriadie dan Mama tercinta dr. Siti

Nurjanah yang tiada henti memberikan kasih sayang, nasihat, dan do’a serta

dukungan kepada ananda baik moril maupun materil.

3. Ibu Puteri Amelia, M. Farm., Apt. sebagai pembimbing I dan Ibu Marissa

Angelina, M. Farm., Apt. sebagai pembimbing II yang telah rela meluangkan

waktu, pikiran dan tenaganya untuk membimbing serta memotivasi penulis

selama penelitian.

4. Ibu Lia, Ibu Tatik, Mas Lili, Ibu Lisna, Ibu Mimin, Ibu Lala, Ibu Mega, Mas

Udin, Pak Rokib, Pak Wakhidi atas segala bantuan yang telah diberikan

selama penelitian.

5. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Page 8: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

viii

segenap bapak ibu dosen program studi Farmasi yang telah memberikan

dukungan dan menyalurkan ilmu pengetahuannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan studi di program studi farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Sahabat penulis, Andalusia, yang selalu satu dalam langkah, erat dalam

ukhuwah, dan saling menyukseskan. The paviliun, yang susah senang

bersama, dan semua cowo Andalusia, Arum, Fikry, Dwikky, Fahrur, Erwin,

Chandra, Atras, Hafit, Denny, Anas, Iid, Luther, Rendy, Hadi, Mirza.

8. Kakakku tercinta drg. Ichda Nabiela, dan adikku tersayang Faiq Fadhil

Dzulfiqar Bariq, Mirza Zuffar Al-Haq Firdausi, Gharizza Nayla.

9. Keluarga besar Bani Amir dan Bani Taberani yang selalu memberikan

motivasi dan dukungannya.

10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis selama ini yang tidak bisa penulis

sebut satu persatu.

Jakarta, 3 September 2014

Penulis

Page 9: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

ix

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Arsyadanie Saifi Adli

NIM : 1110102000031

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya

ilmiah saya dengan judul :

KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT ISRAEL

(Asystasia gangetica) dari TIGA TEMPAT TUMBUH DI INDONESIA

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya.

Dibuat di : Ciputat

Pada Tanggal : 3 September 2014

Yang menyatakan

(Arsyadanie Saifi Adli)

Page 10: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ....................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6

2.1. Rumput Israel (Asystasia gangetica) ........................................ 6

2.1.1. Klasifikasi Tanaman .................................................... 6

2.1.2. Sinonim dan Nama Daerah .......................................... 6

2.1.3. Deskripsi ...................................................................... 6

2.1.4. Tempat Tumbuh ........................................................... 9

2.1.5. Penggunaan dan Khasiat .............................................. 9

2.1.6. Kandungan Kimia ........................................................ 10

2.2. Karakterisasi Sebagai Langkah Awal Standardisasi ............... 10

2.2.1. Pengertian Standardisasi .............................................. 10

2.2.2. Standardisasi Menjamin Keseragaman Khasiat ........... 11

2.2.3. Standardisasi untuk Uji Klinik .................................... 11

2.2.4. Standardisasi Menjamin Aspek Keamanan dan

Page 11: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

xi

Stabilitas Ekstrak ......................................................... 12

2.2.5. Standardisasi Meningkatkan Nilai Ekonomi ............... 12

2.3. Parameter-Parameter Standar Ekstrak ..................................... 12

2.3.1. Parameter Spesifik ....................................................... 13

2.3.2. Parameter Non Spesifik ............................................... 14

2.4. Simplisia .................................................................................. 15

2.5. Ekstrak ..................................................................................... 16

2.6. Ekstraksi .................................................................................. 17

2.6.1. Pengertian Ekstraksi .................................................... 17

2.6.2. Metode Ekstraksi ......................................................... 17

2.7. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Ekstrak .............................. 19

2.7.1. Faktor Biologi .............................................................. 19

2.7.2. Faktor Kimia ................................................................ 19

2.8. Kromatografi Lapis Tipis ........................................................ 20

2.8.1. Deskripsi ...................................................................... 20

2.8.2. Fase Diam .................................................................... 21

2.8.3. Fase Gerak ................................................................... 21

2.8.4. Deteksi Bercak ............................................................. 22

2.8.5. Perhitungan Nilai Rf .................................................... 23

2.9. Spektrofotometri ...................................................................... 23

2.9.1. Spektrofotometri UV-Vis ............................................ 23

2.9.2. Spektrofotometri Serapan Atom .................................. 25

2.10. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ........................................... 28

2.11. Kromatografi Gas-Spektrometri Massa ................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 33

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 33

3.2. Alat dan Bahan ........................................................................ 33

3.2.1. Alat .............................................................................. 33

3.2.2. Bahan Uji ..................................................................... 33

3.2.3. Bahan Kimia ................................................................ 34

3.3. Prosedur Kerja ......................................................................... 34

3.3.1. Persiapan Bahan Uji .................................................... 34

3.3.2. Karakterisasi Ekstrak Rumput Israel ........................... 35

3.3.2.1. Pengamatan Makroskopik .............................. 35

Page 12: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

xii

3.3.2.2. Parameter Spesifik .......................................... 36

3.3.2.3. Parameter Non Spesifik .................................. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 44

4.1. Determinasi Tanaman .............................................................. 44

4.2. Rendemen Ekstrak ................................................................... 44

4.3. Pengamatan Makroskopik ....................................................... 44

4.4. Hasil Parameter Spesifik ......................................................... 45

4.4.1. Identitas Ekstrak .......................................................... 45

4.4.2. Organoleptik Ekstrak ................................................... 45

4.4.3. Senyawa Terlarut Dalam Pelarut Tertentu .................. 46

4.4.4. Uji Kandungan Kimia Ekstrak ..................................... 46

4.5. Hasil Parameter Non Spesifik ................................................. 49

4.6. Pembahasan ............................................................................. 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 59

5.1. Kesimpulan .............................................................................. 59

5.2. Saran ........................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 61

LAMPIRAN ................................................................................................... 65

Page 13: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Asystasia gangetica ...................................................................... 7

Gambar 2 : Asystasia gangetica ...................................................................... 8

Gambar 3 : Asystasia gangetica ...................................................................... 8

Gambar 4 : Skema Kromatografi Lapis Tipis ................................................. 20

Gambar 5 : Skema Spektrofotometer UV-Vis ................................................ 24

Gambar 6 : Skema Spektrofotometer Serapan Atom ...................................... 26

Gambar 7 : Skema Kromatografi Cair Kinerja Tinggi .................................... 28

Gambar 8 : Skema GCMS .............................................................................. 31

Gambar 9 : Hasil Uji Pola Kromatogram KLT ............................................... 46

Gambar 10 : Hasil Uji Pola Kromatogram KCKT .......................................... 47

Gambar L.1 : Ekstrak etanol Asystasia gangetica asal Tangsel ...................... 68

Gambar L.2 : Ekstrak etanol Asystasia gangetica asal Depok ........................ 68

Gambar L.3 : Ekstrak etanol Asystasia gangetica asal OKU Timur ............... 68

Gambar L.4 : Spektrofotometri UV-Vis .......................................................... 68

Gambar L.5 : Desikator ................................................................................... 68

Gambar L.6 : Muffle Furnace ......................................................................... 68

Gambar L.7 : Pilot Plant ................................................................................. 69

Gambar L.8 : Mikroskop ................................................................................. 69

Gambar L.9 : GCMS ....................................................................................... 69

Gambar L.10 : HPLC ...................................................................................... 69

Gambar L.11 : Rotary Evaporator .................................................................. 69

Page 14: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Rendemen Ekstrak ........................................................................ 44

Tabel 4.2 : Pengamatan Makroskopik ............................................................. 45

Tabel 4.3 : Identitas Ekstrak ........................................................................... 45

Tabel 4.4 : Organoleptik Ekstrak .................................................................... 45

Tabel 4.5 : Senyawa Terlarut Dalam Pelarut Tertentu .................................... 46

Tabel 4.6 : Nilai Rf KLT ................................................................................. 47

Tabel 4.7 : Data Puncak Kromatogram KCKT ............................................... 48

Tabel 4.8 : Penapisan Golongan Kimia ........................................................... 48

Tabel 4.9 : Kadar Flavonoid ........................................................................... 48

Tabel 4.10 : Parameter Non Spesifik .............................................................. 49

Tabel 4.11 : Parameter Non Spesifik Cemaran ............................................... 49

Tabel L.1 : Senyawa Terlarut Air ................................................................... 80

Tabel L.2 : Senyawa Terlarut Etanol .............................................................. 82

Tabel L.3 : Susut Pengeringan ......................................................................... 84

Tabel L.4 : Bobot Jenis ................................................................................... 86

Tabel L.5 : Kadar Abu .................................................................................... 88

Tabel L.6 : Kadar Abu Tidak Larut Asam ...................................................... 90

Tabel L.7 : Kadar Air ...................................................................................... 92

Page 15: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Alur Penelitian ........................................................................... 65

Lampiran 2 : Determinasi Tanaman Rumput Israel ........................................ 66

Lampiran 3 : Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 68

Lampiran 4 : Hasil Uji Cemaran Logam ......................................................... 70

Lampiran 5 : Uji Sisa Pelarut Dan Pola Kromatogram GCMS ...................... 75

Lampiran 6 : Perhitungan Rendemen Ekstrak ................................................ 79

Lampiran 7 : Perhitungan Senyawa Terlarut Air ............................................ 80

Lampiran 8 : Perhitungan Senyawa Terlarut Etanol ....................................... 82

Lampiran 9 : Perhitungan Susut Pengeringan ................................................. 84

Lampiran 10 : Perhitungan Bobot Jenis .......................................................... 86

Lampiran 11 : Perhitungan Kadar Abu ........................................................... 88

Lampiran 12 : Perhitungan Kadar Abu Tidak Larut Asam ............................. 90

Lampiran 13 : Perhitungan Kadar Air ............................................................. 92

Lampiran 14 : Perhitungan Kadar Total Flavonoid ........................................ 94

Lampiran 15 : Perhitungan Cemaran Logam .................................................. 96

Page 16: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia dikenal sebagai negara dengan sumber daya hayati kedua

terbesar setelah Brasil. Di Indonesia terdapat lebih kurang 30.000 jenis tumbuh-

tumbuhan yang hidup di kepulauan Indonesia, diketahui sekurang-kurangnya 9.600

spesies tumbuhan berkhasiat sebagai obat dan kurang lebih 300 spesies telah

digunakan sebagai bahan obat tradisional oleh industri obat tradisional

(Kotranas, 2007).

Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2005),

Indonesia memiliki ketergantungan yang besar terhadap bahan baku dan obat

konvensional impor senilai 160 juta USD/tahun, padahal berdasar kekayaan

tanaman yang dimiliki Indonesia berpotensi besar menjadi sumber daya tanaman

obat bagi dunia. Tren global “back to nature” menunjukkan pertumbuhan pesat,

termasuk di Indonesia, sehingga produk tanaman obat (TO) memiliki arti strategis

di bidang kesehatan.

Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di

negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi

penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk

penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai

obat herbal di seluruh dunia (Sukandar EY, 2006).

Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia.

Menurut WHO, negara negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan

obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di

Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan

primer. WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam

pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit,

terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga

mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat

tradisional (WHO, 2003).

Page 17: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakta bahwa penggunaan obat berbasis tumbuhan semakin berkembang

pesat di masyarakat seiring dengan kekayaan biodiversitas yang dimiliki Indonesia,

serta dukungan dari WHO perihal upaya pengembangan obat herbal, menjadikan

tugas bagi pemerintah untuk menjamin obat berbasis herbal memiliki mutu yang

terukur, mampu mendukung derajat kesehatan, terjamin keamanannya dengan

terbebas dari bahan mikroba berbahaya, serta meningkatkan nilai ekonomi produk

alam Indonesia.

Berdasarkan Farmakope Herbal (2009), Obat herbal terstandar merupakan

sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara

ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah distandardisasi. Salah satu

tanaman yang sedang dikembangkan sebagai obat herbal terstandar adalah Rumput

Israel (Asystasia gangetica).

Rumput Israel (Asystasia gangetica) merupakan tanaman yang tumbuh di

daratan Afrika, Arab, dan Asia. Di Kenya dan Uganda, tanaman ini dikonsumsi

sebagai sayuran, sedangkan di Nigeria, daun dari tanaman ini digunakan untuk

mengobati asma. Di India, tanaman ini digunakan untuk mengobati penyakit

rematik, sedangkan di Maluku, tanaman ini diolah menjadi jus dan dicampur

dengan jeruk dan bawang putih untuk mengobati batuk kering. Sedangkan di

Filipina, tanaman ini digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan

(Grubben G.J.H, 2004).

Menurut Ezike et al (2008), penggunaan Asystasia gangetica sebagai obat

tradisional asma dikarenakan adanya kandungan terpenoid pada tanaman tersebut

yang dapat memberikan efek bronkopasmolitik

Berdasarkan penelitian Mohan Khrisna (2011), ekstrak metanol Asystasia

gangetica memiliki aktivitas anti inflamasi yang signifikan dengan perkiraan

mekanisme yakni menghambat sintesis prostaglandin dengan menstabilkan

membran lisosom.

Antosianin yang diisolasi dari ekstrak etanol Asystasia gangetica memiliki

aktivitas menghambat alfa-amilase yang cukup baik sehingga dapat dikembangkan

sebagai obat anti diabetes (Rajeshwari Sivaraj et al, 2013)

Menurut penelitian Mugabo Pierre dan Raji Ismaila (2013), ekstrak air

Asystasia gangetica dapat menurunkan tekanan darah dan denyut jantung pada

Page 18: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

SHR (Spontaneously Hypertensive Rats) dengan perkiraan mekanisme yakni

melalu penghambatan ACE (Angiotensin Converting Enzyme) dan sebagai

antagonis reseptor Angiotensin II, sehingga dapat dikembangkan sebagai obat anti

hipertensi.

Ekstrak metanol dari Asystasia gangetica dengan konsentrasi 200 µg/mL

menunjukkan aktivitas penghambatan yang denaturasi protein yang cukup baik,

yakni sebesar 42,7 % sedangkan Natrium diklofenak sebagai standar dengan

konsentrasi yang sama, memiliki aktivitas penghambatan denaturasi protein sebesar

84,47 %. Hal ini menunjukkan peluang digunakannya tanaman Asystasia gangetica

sebagai obat anti artritis.

Albendazole digunakan sebagai standar untuk mengetahui aktivitas

anthelmintic dari ekstrak metanol Asystasia gangetica dengan Pheretima posthuma

sebagai objek. Ekstrak metanol Asystasia gangetica dengan konsentrasi 10 mg/ml

menunjukkan aktivitas yang baik, dimana membutuhkan waktu 54 menit untuk

mematikan Pheretima posthuma, sedangkan albendazole dengan konsentrasi yang

sama membutuhkan waktu 56 menit (Gopal T.K et al, 2013).

Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh LIPI (Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia) dengan metode foccus forming assay, tanaman Rumput

Israel (Asystasia gangetica) memiliki aktivitas antiviraldengue dengan nilai IC50

sebagai parameternya. Berbagai manfaat yang ada dalam tanaman Asystasia

gangetica tentu berasal dari senyawa kimia yang dikandungnya, dimana

berdasarkan penelitian Kensa Mary (2011), Asystasia gangetica diketahui

mengandung senyawa fenol, alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan steroid.

Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman Asystasia gangetica tidak

dapat dijamin konstan karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi,

diantaranya bibit, umur tanaman, tempat tumbuh, iklim, serta cara panen.

Kandungan kimia yang bertanggungjawab terhadap efek biologis harus mempunyai

spesifikasi kimia berupa jenis dan kadar, sedangkan ekstrak sebagai bahan baku

obat harus memenuhi syarat mutu dan keamanan, sehingga harus dilakukan

standardisasi. Sampai saat ini belum ada laporan penelitian baik nasional maupun

internasional tentang standardisasi tanaman Rumput Israel (Asystasia gangetica).

Page 19: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Untuk menjamin keseragaman khasiat, mutu, dan keamanan dari suatu

ekstrak, perlu dilakukan standardisasi. Standardisasi dalam kefarmasian adalah

serangkaian parameter prosedur dan cara pengukuran yang hasilnya merupakan

unsur-unsur terkait paradigma mutu kefarmasian, mutu dalam artian memenuhi

syarat standar (kimia, biologi, dan farmasi), termasuk jaminan (batas-batas)

stabilitas sebagai produk kefarmasian umumnya. Persyaratan mutu ekstrrak terdiri

dari berbagai parameter standar umum dan parameter standar spesifik (Depkes RI,

2000).

Melihat manfaat dari tanaman Asystasia gangetica berdasarkan beberapa

penelitian yang telah dilakukan, dan banyaknya ketersediaan tanaman Rumput

Israel (Asystasia gangetica) di Indonesia, serta sejalan dengan pengembangan

ekstrak Rumput Israel (Asystasia gangetica) sebagai obat antiviral dengue oleh

Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI), maka perlu adanya penelitian tentang

karakterisasi ekstrak etanol tanaman Rumput Israel (Asystasia gangetica) dari 3

tempat tumbuh di Indonesia untuk mengetahui standar mutu dan keamanan, serta

menjaga kualitas dari ekstrak Asystasia gangetica dalam rangka pengembangan

obat herbal di Indonesia.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, diketahui bahwa

belum ada penelitian mengenai karakterisasi ekstrak etanol Rumput Israel

(Asystasia gangetica) sebagai tahap pengembangan ekstrak terstandar.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menetapkan parameter non spesifik yang meliputi susut pengeringan, bobot

jenis, kadar air, kadar abu, sisa pelarut, dan cemaran logam berat pada ekstrak

etanol Rumput Israel (Asystasia gangetica)

2. Menetapkan parameter spesifik yang meliputi identitas ekstrak, organoleptik

ekstrak, senyawa terlarut dalam pelarut tertentu, pola kromatogram, dan

kandungan kimia ekstrak pada ekstrak etanol Rumput Israel (Asystasia

gangetica)

Page 20: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Dengan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh data karakterisasi dari

ekstrak etanol Rumput Israel (Asystasia gangetica) berupa parameter spesifik dan

non spesifik sebagai langkah awal dalam menjamin keseragaman khasiat, mutu, dan

keamanan dari ekstrak etanol Rumput Israel (Asystasia gangetica).

Page 21: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 RUMPUT ISRAEL (Asystasia gangetica)

2.1.1 Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi dari tanaman ini adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Subclass : Asteridae

Order : Scrophulariales

Family : Acanthaceae

Genus : Asystasia Blume

Species : Asystasia gangetica (L.) T. Anderson

(Tilloo S.K et al, 2012)

2.1.2 Sinonim dan Nama Daerah

Sinonim : Asystasia coromandeliana Nees (1832)

Nama Daerah : Chinese Violet (Inggris), Herbe le rail (Prancis),

Namu (Liberia), Ara Sungsang, Seri Pagi (Malaysia), Rumput Israel

(Indonesia) (Grubben G.J.H, 2004).

2.1.3 Deskripsi

Asystasia gangetica tumbuh merambat dan bercabang, batangnya

berbentuk segi empat dengan panjang hingga 2 meter. Bentuk daun saling

berlawanan dan tidak terdapat stipula. Panjang tangkai daun 0,5-6 cm dengan

daun yang berbentuk ovutus dengan panjang 4-9 cm dan lebar 2-5 cm. Bentuk

pangkal daun segitiga sungsang (Cuneatus) atau berbentuk jantung (Cordatus)

saat daun masih kecil. Ujung daun berbentuk meruncing (Acuminatus) dan

permukaan daun berbulu pendek dan lembut (Pubescens). Asystasia gangetica

Page 22: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memiliki 4-6 urat daun (vena lateralis) di setiap sisi pelepah. Bentuk perbungaan

majemuk dan berderet mengarah pada satu sisi dengan panjang deret bunga

mencapai 25 cm. Tangkai bunga memiliki panjang hingga 3 mm dan kelopak

bunga dengan panjang 4-10 mm. Bunga biasanya berwarna putih atau putih

dengan bintik-bintik keunguan (Grubben G.J.H, 2004).

Periode dari penyebaran bibit hingga munculnya benih Asystasia

gangetica membutuhkan waktu 8 minggu di daerah terbuka atau terkena sinar

matahari langsung, tetapi bisa memakan waktu 2 minggu lebih lama di daerah

yang sebagian tertutup. Tanpa penyiangan, proporsi Asystasia gangetica dalam

semak dari perkebunan kelapa sawit muda meningkat dalam jangka waktu 2 tahun

dari 25 % menjadi 84 %. Asystasia gangetica memiliki daya serap tinggi terhadap

nutrisi dalam tanah dan mengganggu penyerapan nutrisi spesies lain sehingga

dikategorikan sebagai gulma. Asystasia gangetica memiliki palatabilitas dan daya

cerna yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pakan hewan

(Grubben G.J.H, 2004).

Gambar 1 : Asystasia Gangetica

(Sumber : Koleksi Pribadi)

Page 23: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2 : Asystasia gangetica

(Sumber : http://keyserver.lucidcentral.org/weeds/data)

Keterangan Gambar 3 :

1. Keseluruhan tanaman

2. Daun

3. Batang

4. Bunga

5. Mahkota bunga dan

benang sari

6. Kelopak bunga dan

putik

7. Putik

8. Benang sari

9. Kapsul

10. Kapsul kosong

11. Biji

Gambar 3 : Asystasia gangetica

(Sumber : Tsai Wen Hsu et al, 2005)

1 2

3

4

5

6

7 8

9

10

11

Page 24: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.4 Tempat Tumbuh

Asystasia gangetica berasal dari daratan tropis Afrika, Arabia dan Asia.

Asystasia gangetica biasa ditemukan di pinggir jalan dan tepi sungai, di daerah

yang lembab, dan dapat tumbuh hingga ketinggian 2.500 m dpl. Di daerah dengan

musim kemarau 4 bulan atau lebih, tanaman ini kemungkinan tidak dapat bertahan

hidup. Asystasia gangetica dapat berkembang pada tanah aluvium pantai, tanah

gambut dengan 85 % bahan organik dan pH 3,5-4,5 , dan tanah liat. Dua

subspesies dari Asystasia gangetica dapat dibedakan, dimana Asystasia gangetica.

Subsp. micrantha ( Nees ) Ensermu, dengan panjang mahkota bunga kurang dari

2,5 cm dan panjang tangkai putik kurang dari 1,5 cm biasanya tumbuh di daerah

tropis Afrika, pulau-pulau di Samudera Hindia dan Arab Saudi. Sedangkan

Subsp. gangetica, dengan panjang mahkota bunga lebih dari 2,5 cm dan tangkai

putik lebih dari 1,5 cm biasanya tumbuh di India, Sri Lanka, Asia Tenggara dan

pulau-pulau di Samudera Pasifik, dan terdapat juga di daerah tropis benua

Amerika (Grubben G.J.H, 2004).

2.1.5 Penggunaan dan Khasiat

Rumput Israel (Asystasia gangetica) secara lokal digunakan sebagai

sayuran di Kenya dan Uganda dimana tanaman ini dicampur dengan kacang tanah,

wijen, ataupun sayuran lainnya. Kemampuan tumbuh yang baik dan nilai gizi

yang tinggi menjadikan Asystasia gangetica digunakan sebagai pakan untuk sapi,

kambing dan domba di Asia Tenggara. Di Afrika, larutan dari tanaman ini

digunakan untuk meringankan rasa sakit saat melahirkan, dan getahnya digunakan

untuk mengobati luka, meredakan otot kaku dan pembesaran limpa pada anak-

anak. Serbuk dari akar Asystasia gangetica dipercaya memiliki efek analgesik dan

digunakan dalam mengobati sakit perut dan gigitan ular. Larutan dari daun

Asystasia gangetica digunakan untuk mengobati epilepsi dan gangguan saluran

kemih (Grubben G.J.H, 2004).

Asystasia gangetica telah banyak digunakan sejak zaman kuno di daerah

Babungo, Kamerun untuk mengobati berbagai penyakit. Masyarakat pedesaan di

daerah Sivagangai dari Tamil Nadu, India Selatan, menggunakan Rumput Israel

untuk mengobati rematik. Sedangkan Orang suku bukit Marudhamalai, Tamil

Page 25: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nadu, menggunakan pasta dari akar Asystasia gangetica untuk mengobati alergi

kulit. Di Kawazu-Natal, Afrika Selatan, penduduk menggunakan Asystasia

gangetica sebagai sayuran. Secara tradisional, jus dari tanaman ini digunakan

sebagai anthelmintik, mengobati pembengkakan, rematik, gonorrhea dan

penyakit pada telinga. Asystasia gangetica juga digunakan sebagai obat

tradisional untuk mengobati diabetes mellitus di beberapa daerah di India Selatan

(Tilloo S.K et al, 2012).

2.1.6 Kandungan Kimia

Asystasia gangetica mengandung senyawa alkaloid, antrakuinon, senyawa

fenolik, steroid, tanin, glikosida, dan xanthoprotein (Daffodil E.D et al, 2013).

Ekstrak metanol Asystasia gangetica mengandung beberapa senyawa flavonoid,

diantaranya Luteolin, Kuersetin, Kaempferol, dan Isorhamnetin

(Gopal T.K et al, 2013).

Senyawa glikosida biflavon dari Asystasia gangetica yang telah berhasil

diisolasi dan dikarakterisasi yakni apigenin 7-0-glukosil (3’-6’’) luteolin 7’’-0-

glukosida (Senthamilselvi M.M et al, 2011). Selain itu, senyawa glikosida

epoksimegastigmane (asygangoside) dari Asystasia gangetica juga telah berhasil

diisolasi (Kanchanapoom T et al, 2007).

2.2 KARAKTERISASI EKSTRAK SEBAGAI LANGKAH AWAL

STANDARDISASI

2.2.1 Pengertian Standardisasi

Standardisasi suatu simplisia tidak lain adalah pemenuhan terhadap

persyaratan sebagai bahan dan penetapan nilai berbagai parameter dari produk

seperti yang ditetapkan sebelumnya. Standardisasi simplisia mempunyai

pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan untuk obat sebagai bahan baku

harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi terbitan resmi

Departemen Kesehatan (Materia Medika Indonesia). Sedangkan sebagai produk

yang langsung dikonsumsi, juga harus memenuhi persyaratan produk kefarmasian

sesuai dengan peraturan yang berlaku (Depkes RI, 2000).

Page 26: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mengingat obat herbal dan berbagai tanaman memiliki peran penting

dalam bidang kesehatan bahkan bisa menjadi produk andalan Indonesia, maka

perlu dilakukan upaya penetapan standar mutu dan keamanan ekstrak tanaman

obat. Rangkaian proses melibatkan berbagai metode analisis kimiawi berdasarkan

data farmakologis, melibatkan analisis fisik dan mikrobiologi berdasarkan kriteria

umum keamanan (toksikologi) terhadap suatu ekstrak alam (tumbuhan obat)

disebut standardisasi bahan obat alam (SBOA) atau standardisasi obat herbal

(Saifudin et al, 2011)

2.2.2 Standardisasi Menjamin Keseragaman Khasiat

Mayoritas penggunaan bahan obat berbasis herbal di Indonesia masih

bersifat tidak terukur baik kepastian tanaman, takaran, cara penyiapan sehingga

tidak menjamin konsistensi khasiat. Salah satu tujuan dari standardisasi adalah

menjaga konsistensi dan keseragaman khasiat dari obat herbal. Standardisasi

melibatkan pemastian kadar senyawa aktif farmakologis melalui analisis

kuantitatif metabolit sekunder yang akan menjamin keseragaman khasiat.

Tercatat sekitar 997 industri obat tradisional di Indonesia dan 98

diantaranya adalah produsen dengan skala besar dan sedang. Produsen dengan

skala besar dan sedang telah mampu mengekspor produknya ke negara lain seperti

Malaysia, Singapura, India, Pakistan, negara-negara di Timur Tengah bahkan

beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat. Banyak bahan mentah rempah dan

obat herbal diekspor ke luar negeri tanpa mengalami pengolahan. Masalah yang

seringkali dihadapi adalah belum terstandarnya bahan baku yang diperdagangkan

bahkan dijumpainya kontaminan mikrobiologis pada produk obat herbal

(Saifudin et al, 2011).

2.2.3 Standardisasi untuk Uji Klinik

Uji Klinik adalah uji senyawa kimia obat, obat herbal, ekstrak dan berbagai

sediaan pada dosis tertentu dengan target biologis manusia (atau veteriner jika

targetnya memang binatang), agar memberikan respon biologis berupa parameter-

parameter klinik perbaikan dari kondisi patologis yang terkait dengan penyakit

tertentu. Untuk itu semua aspek dituntut terdesain dan dikontrol dengan baik.

Page 27: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Respon uji klinik sangat ditentukan oleh konsistensi dosis. Jika jumlah zat aktif

yang diberikan tidak konsisten, maka interpretasinya menjadi bias dan justru

merugikan. Disinilah peran besar standardisasi untuk menjaga senyawa-senyawa

aktif selalu konsisten terukur antarperlakuan (Saifudin et al, 2011).

2.2.4 Standardisasi Menjamin Aspek Keamanan dan Stabilitas Ekstrak

Tempat tumbuh tanaman, penanganan pasca panen, proses ekstraksi,

penyimpanan simplisia tanaman dan ekstrak juga mempengaruhi elemen

keamanan terhadap pemakai, misalnya keberadaan logam berat (Pb, Cd,dan As),

pestisida dalam tanah, udara dan air, jenis dan jumlah mikroorganisme dan

metabolit pencemar berbahaya. Keberadaan air di dalam suatu ekstrak juga

mempengaruhi stabilitas bahan baku bahkan bentuk sediaan yang nantinya

dihasilkan. Untuk itu dilakukan berbagai analisis untuk menentukan batas

minimal kadar air, zat dan jumlah mikroba pencemar yang disebut parameter non

spesifik. Proses standardisasi yang meliputi aspek kimiawi metabolit sekunder,

jumlah cemaran mikroba minimal, cemaran logam berat, sisa pelarut, dan lain-

lain sangatlah penting karena terkait dengan efikasi dan keamanan pada konsumen

(Saifudin et al, 2011).

2.2.5 Standardisasi Meningkatkan Nilai Ekonomi

Tanaman obat dan rempah Indonesia mempunyai potensi besar sebagai

produk unggulan. Belum tingginya upaya lintas sektoral dan terpadu antara

swasta-pemerintah-perguruan tinggi untuk mengangkat secara sistematis natural

product Indonesia mengakibatkan banyak produk ekspor herbal berdaya tawar

rendah. Standardisasi adalah upaya penting untuk menaikkan nilai ekonomi

produk alam Indonesia dimana dampak positifnya sebenarnya menguntungkan

semua pihak, yakni konsumen, produsen, dan juga pemerintah

(Saifudin et al, 2011).

2.3 PARAMETER-PARAMETER STANDAR EKSTRAK

Parameter-parameter standar ekstrak terdiri dari parameter spesifik dan

parameter non spesifik.

Page 28: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.1 Parameter Spesifik

Parameter spesifik berfokus pada senyawa atau golongan senyawa yang

bertanggung jawab terhadap aktivitas farmakologis. Analisis kimia yang

dilibatkan ditujukan untuk analisa kualitatif dan kuantitatif terhadap senyawa

aktif. Berdasarkan Depkes RI (2000), parameter spesifik meliputi :

1. Identitas

Identitas ekstrak meliputi deskripsi tata nama ekstrak, nama lain tumbuhan

(sistematika botani), nama Indonesia tumbuhan, dan bagian tumbuhan yang

digunakan.

2. Organoleptik

Organoleptik ekstrak meliputi penggunaan panca indera dalam

mendeskripsikan bentuk, warna, bau, rasa untuk pengenalan awal yang

sederhana dan seobjektif mungkin.

3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu

Penentuan jumlah senyawa terlarut dalam pelarut tertentu dilakukan dengan

melarutkan ekstrak dengan pelarut (alkohol/air) untuk ditentukan jumlah

larutan yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetrik.

Dalam hal tertentu dapat diukur senyawa terlarut dalam pelarut lain misalnya

heksana, diklorometan, metanol. Tujuannya untuk memberikan gambaran awal

jumlah senyawa kandungan.

4. Uji kandungan kimia ekstrak

a) Pola Kromatogram

Pada penentuan pola kromatogram, ekstrak ditimbang dan diekstraksi

dengan pelarut dan cara tertentu, kemudian dilakukan analisis kromatografi

sehingga memberikan pola kromatogram yang khas. Pengujian ini

bertujuan untuk memberikan gambaran awal komposisi kandungan kimia

berdasarkan pola kromatogram (KLT/KCKT).

b) Kadar Total Golongan Kandungan Kimia

Kadar kandungan golongan kimia ditetapkan dengan penerapan metode

spektrofotometri, titrimetri, volumetri, gravimetri, atau lainnya. Metode

yang digunakan harus sudah teruji validitasnya, terutama selektivitas dan

batas linearitasnya. Tujuan dari penentuan kadar golongan kimia adalah

Page 29: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

memberikan informasi golongan kimia sebagai parameter mutu ekstrak

dalam kaitannya dengan efek farmakologis.

c) Kadar Kandungan Kimia Tertentu

Adanya kandungan kimia yang berupa senyawa identitas atau senyawa

kimia utama ataupun kandungan kimia lainnya, maka secara kromatografi

instrumental dapat dilakukan penetapan kadar kandungan kimia tersebut.

Instrumen yang dapat digunakan adalah densitometer, kromatografi gas,

kromatografi cair kinerja tinggi, atau instrumen lain yang sesuai.

Metode penetapan kadar harus diuji dahulu validitasnya, yaitu batas

deteksi, selektivitas, linearitas, ketelitian, ketepatan, dan lain-lain.

Tujuannya memberikan data kadar kandungan kimia tertentu sebagai

senyawa identitas atau senyawa yang diduga bertanggung jawab pada efek

farmakologis (Depkes RI, 2000).

2.3.2 Parameter Non Spesifik

Parameter non spesifik merupakan aspek yang berfokus pada aspek kimia,

mikrobiologi dan fisis yang akan mempengaruhi keamanan konsumen dan

stabilitasnya. Berdasarkan Depkes RI (2000), parameter non spesifik meliputi :

1. Susut Pengeringan

Parameter susut pengeringan diukur dengan pengukuran sisa zat setelah

pengeringan pada temperatur 105°C selama 30 menit atau sampai berat konstan

yang dinyatakan sebagai nilai persen. Dalam hal khusus (jika bahan tidak

mengandung minyak menguap/atsiri dan sisa pelarut organik menguap) identik

dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di atmosfer/lingkungan

terbuka. Adapun tujuan menentukan susut pengeringan untuk memberikan

batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses

pengeringan.

2. Bobot Jenis

Parameter bobot jenis diukur dengan mengetahui masa per satuan volume

pada suhu kamar tertentu (25°C) yang ditentukan dengan alat khusus

piknometer atau alat lainnya. Adapun tujuan menentukan bobot jenis ekstrak

yaitu memberikan batasan tentang besarnya masa persatuan volume yang

Page 30: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

merupakan parameter khusus ekstrak cair sampai ekstrak pekat (kental) yang

masih dapat dituang.

3. Kadar air

Kandungan air yang berada di dalam bahan dapat diukur dengan cara yang

tepat diantaranya dengan titrasi, destilasi atau gravimetrik. Tujuan penentuan

kadar air adalah untuk mengetahui tercapainya batasan minimal atau rentang

kandungan air di dalam bahan.

4. Kadar Abu

Pada penentuan kadar abu, bahan dipanaskan pada temperatur dimana

senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap, sehingga tinggal

unsur mineral dan anorganik. Uji ini bertujuan untuk memberikan gambaran

kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai

terbentuknya ekstrak.

5. Sisa pelarut

Dalam penentuan sisa pelarut, yang ditentukan adalah kandungan sisa

pelarut tertentu (yang memang ditambahkan). Pada ekstrak cair berarti

kandungan pelarutnya, misalnya kadar alkohol. Tujuan dalam menentukan sisa

pelarut adalah memberikan jaminan bahwa selama proses tidak meninggalkan

sisa pelarut yang memang seharusnya tidak boleh ada, sedangkan untuk ekstrak

cair menunjukkan jumlah pelarut (alkohol) sesuai dengan yang ditetapkan.

6. Cemaran logam berat

Penentuan kandungan logam berat dilakukan dengan metode spektroskopi

serapan atom yang lebih valid dan bertujuan untuk menguji cemaran logam

berat untuk memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung logam berat

tertentu (As, Pb, Cd) melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya (toksik)

bagi kesehatan.

2.4 SIMPLISIA

Simplisia atau herbal adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang

digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan. Kecuali

dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 60o C. Simplisia segar

adalah bahan alam segar yang belum dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia

Page 31: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat

tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau dengan cara

tertentu dipisahkan dari tumbuhannya. Serbuk simplisia nabati adalah bentuk

serbuk dari simplisia nabati, dengan ukuran derajat kehalusan tertentu. Sesuai

dengan derajat kehalusannya, dapat berupa serbuk sangat kasar, agak kasar, halus

dan sangat halus (Farmakope Herbal, 2009).

Serbuk simplisia nabati tidak boleh mengandung fragmen jaringan dan

benda asing yang bukan merupakan komponen asli dari simplisia yang

bersangkutan antara lain telur nematoda, bagian dari serangga dan hama serta sisa

tanah. Nama latin simplisia ditetapkan dengan menyebut nama marga (genus),

nama jenis (spesies) dan bila memungkinkan petunjuk jenis (varietas) diikuti

dengan bagian yang digunakan. Nama latin dengan pengecualian ditetapkan dengan

menyebut nama marga untuk simplisia yang sudah lazim disebut dengan marganya.

Nama lain adalah nama Indonesia yang paling lazim, didahului dengan bagian

tumbuhan yang digunakan (Farmakope Herbal, 2009).

2.5 EKSTRAK

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,

kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.

(Farmakope Indonesia IV, 1995)

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari

simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya

matahari langsung (Farmakope Indonesia III, 1979)

Ekstrak kering adalah sediaan padat yang memiliki bentuk serbuk yang

didapatkan dari penguapan dari pelarut yang digunakan untuk ekstraksi. Ekstrak

kering dapat ditambahkan bahan tambahan, yaitu bahan pengisi, bahan penstabil

(stabilizers), dan bahan pengawet (preservative). Ekstrak kering yang telah

distandardisasi adalah ekstrak kering yang telah diukur kandungannya, dan

dipastikan perihal penggunaan bahan inert dan bagian tumbuhan yang digunakan

Page 32: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

untuk pengolahan. Penggunaan pelarut disesuaikan dengan jumlah dan

monografinya (US Pharmacopeia, 2009).

Ekstrak kental didapatkan dari penguapan sebagian dari pelarut, air,

alkohol, atau campuran hidroalkohol yang digunakan sebagai pelarut dalam

ekstraksi. Ekstrak kental dapat ditambahkan antimikroba atau bahan pengawet

lainnya yang sesuai. Ekstrak kental dan ekstrak kering yang berasal dari bahan yang

sama dapat digunakan sebagai obat-obatan atau suplemen, tetapi memiliki

keuntungan dan kerugian masing-masing (US Pharmacopeia, 2009).

2.6 EKSTRAKSI

2.6.1 Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian

tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif

terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan berbeda demikian pula

ketebalannya, sehingga diperlukan metode ekstraksi dengan pelarut tertentu

dalam mengekstraksinya.

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang

terdapat dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa

komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada

lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut

(Dirjen POM, 1986).

2.6.2 Metode Ekstraksi

Menurut Departemen Kesehatan RI (2000), terdapat beberapa metode

ekstraksi dengan menggunakan pelarut yaitu:

1. Cara dingin

a) Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur

ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip

metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik

berarti dilakukan pengadukan yang kontinyu (terus-menerus). Remaserasi

Page 33: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan

penyaringan maserat pertama, dan seterusnya.

b) Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada

temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan bahan,

tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak

(perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

2. Cara Panas

a) Refluks

Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif

konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan

proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses

ekstraksi sempurna.

b) Sokletasi

Sokletasi ialah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru

yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

kontinyu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendinginan

balik.

c) Digesti

Digesti merupakan maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu)

pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu

secara umum dilakukan pada temperatur 40-50oC.

d) Infusa

Infusa adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature penangas

air mendidih, temperatur terukur 96oC-98oC selama waktu tertentu

(15-20 menit).

e) Dekok

Dekok adalah infus yang waktunya lebih lama (lebih dari 30 menit) dan

temperatur sampai titik didih air.

Page 34: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU EKSTRAK

2.7.1 Faktor Biologi

Mutu ekstrak dipengaruhi oleh bahan asal yaitu tumbuhan obatnya, dan

dipandang dari beberapa faktor biologi, baik untuk tumbuhan liar maupun

tumbuhan obat hasil budidaya yang meliputi :

1. Identitas Jenis

Jenis tumbuhan dari sudut keragaman hayati dapat dikonfirmasi sampai

informasi genetik sebagai faktor internal untuk validasi jenis (spesies)

2. Lokasi Tumbuhan Asal

Lokasi berarti faktor eksternal, yaitu lingkungan (tanah dan atmosfer)

dimana tumbuhan berinteraksi berupa energi (cuaca, temperatur, cahaya) dan

materi (air, senyawa organik dan anorganik)

3. Periode Pemanenan Hasil Tumbuhan

Faktor ini merupakan dimensi waktu dari proses kehidupan tumbuhan

terutama metabolisme sehingga menentukan senyawa yang dikandung. Ada

waktu dimana senyawa kandungan mencapaii kadar optimal dari proses

biosintesis dan sebaliknya ada waktu dimana senyawa tersebut dikonversi

ataupun dibiotransformasi menjadi senyawa lain.

4. Penyimpanan Bahan Tumbuhan

Merupakan faktor eksternal yang dapat diatur karena dapat berpengaruh

pada stabilitas bahan serta adanya kontaminasi (biotik dan abiotik)

5. Umur Tumbuhan dan Bagian yang Digunakan (Depkes RI, 2000)

2.7.2 Faktor Kimia

Mutu ekstrak dipengaruhi oleh bahan asal yaitu tumbuhan obatnya,

khususnya dipandang dari segi kandungan kimianya. Faktor kimia, baik untuk

bahan dari tumbuhan liar maupun tumbuhan hasil budidaya, meliputi beberapa

hal, yaitu :

1. Faktor Internal

Meliputi jenis, komposisi kualitatis, komposisi kuantitatif, dan kadar total

rata-rata dari senyawa aktif dalam bahan.

Page 35: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Faktor Eksternal

Meliputi metode ekstraksi, perbandingan ukuran alat ekstraksi, ukuran,

kekerasan, serta kekeringan bahan, pelarut yang digunakan, kandungan logam

berat, dan kandungan pestisida (Depkes RI, 2000).

2.8 KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

2.8.1 Deskripsi

Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan

Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain

kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi kolom yang

mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi lapis

tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan

bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat

plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai

bentuk terbuka dari kromatografi kolom (Gandjar dan Rohman, 2007).

KLT dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya

sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif.

Kedua, dipakai untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan

dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi

(Roy, James, dan Arthur, 1991).

Gambar 4 : Skema Kromatografi Lapis Tipis

(Sumber : http://www.chromatographer.com/thin-layer-chromatography)

Page 36: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak

sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik

(ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun

(descending). Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan

lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga peralatan

yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih

sederhana dan dapat dikatakan hampir semua laboratorium dapat melaksanakan

setiap saat secara cepat (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.8.2 Fase Diam

Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran

kecil dengan diameter partikel antara 10-30 μm. Semakin kecil ukuran rata-rata

partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin

baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya. Penjerap yang paling sering

digunakan adalah silica dan serbuk selulosa, sementara mekanisme penyerapan

yang utama pada KLT adalah adsorpsi dan partisi (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.8.3 Fase Gerak

Fase gerak pada KLT dapat dipilih berdasarkan pustaka, tetapi lebih sering

dengan mencoba-coba. Sistem yang paling sederhana ialah campuran 2 pelarut

organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat mudah diatur

sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal. Berikut adalah

beberapa petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak :

1. Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT

merupakan teknik yang sensitif.

2. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf

terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.

3. Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel,

polaritas fase gerak akan menentukan kecepatan migrasi senyawa yang

berarti juga menentukan nilai Rf. Penambahan pelarut yang bersifat sedikit

polar seperti dietil eter ke dalam pelarut non polar seperti metil benzene

Page 37: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

akan meningkatkan harga Rf secara signifikan (Gandjar dan Rohman,

2007).

2.8.4 Deteksi Bercak

Deteksi bercak pada KLT dapat dilakukan secara kimia dan fisika. Cara

kimia yang biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak dengan suatu

pereaksi melalui cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas. Cara fisika

yang dapat digunakan untuk menampakkan bercak adalah dengan dengan cara

pencacahan radioaktif dan fluorosensi sinar ultraviolet. Fluorosensi sinar

ultraviolet terutama untuk senyawa yang dapat berfluorosensi, membuat bercak

akan terlihat jelas. Berikut adalah cara-cara kimiawi untuk mendeteksi bercak :

1. Menyemprot lempeng KLT dengan reagen kromogenik yang akan bereaksi

secara kimia dengan senyawa yang mengandung gugus fungsional tertentu

sehingga bercak menjadi berwarna. Kadang-kadang dipanaskan terlebih

dahulu untuk mempercepat reaksi pembentukan warna dan intensitas warna

bercak.

2. Mengamati lempeng dibawah lampu ultraviolet yang dipasang panjang

gelombang emisi 254 nm atau 366 nm untuk menampakkan fraksi sebagai

bercak yang gelap atau bercak yang berfluorosensi terang pada dasar yang

berfluorosensi seragam. Lempeng yang diperdagangkan dapat dibeli dalam

bentuk lempeng yang sudah diberi dengan senyawa fluorosensi yang tidak

larut yang dimasukkan ke dalam fase diam untuk memberikan dasar

fluorosensi atau dapat pula dengan menyemprot lempeng dengan reagen

fluorosensi setelah dilakukan pengembangan.

3. Menyemprot lempeng dengan asam sulfat pekat atau asam nitrat pekat lalu

dipanaskan untuk mengoksidasi solut-solut organik yang akan nampak

sebagai bercak hitam sampai kecoklat-coklatan.

4. Memaparkan lempeng dengan uap iodium dalam chamber tertutup.

5. Melakukan scanning pada permukaan lempeng dengan densitometer, suatu

instrumen yang dapat mengukur intensitas radiasi yang direfleksikan dari

permukaan lempeng ketika disinari dengan lampu UV atau lampu sinar

Page 38: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tampak. Solut-solut yang mampu menyerap sinar akan dicatat sebagai

puncak (peak) dalam pencatatan (recorder) (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.8.5 Perhitungan Nilai Rf

Retardation Factor (Rf) adalah parameter karakteristik kromatografi

kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga Rf merupakan ukuran kecepatan migrasi

suatu komponen pada kromatografi dan pada kondisi tetap marupakan besaran

karakteristik dan reproduksibel. Nilai Rf bersifat karakteristik dan menunjukkan

identitas masing-masing komponen. Komponen yang paling mudah larut dalam

pelarut harganya akan mendekati satu, sedangkan komponen yang kelarutannya

rendah akan mempunyai Rf hampir nol. Perhitungan nilai Rf didasarkan pada

rumus :

Nilai Rf dinyatakan hingga angka 1,0 beberapa pustaka menyatakan nilai Rf yang

baik yang menunjukkan pemisahan yang cukup baik adalah berkisar antara

0,2-0,8 (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.9 SPEKTROFOTOMETRI

2.9.1 Spektrofotometri UV-Vis

Spektrofotometri UV-Vis merupakan salah satu teknik analisis

spektroskopi yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat

(190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen

spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang

cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis

lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif ketimbang kualitatif

(Mulja dan Suharman, 1995).

Spektrofotometer terdiri atas spektrometer dan fotometer.

Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang

tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditranmisikan

atau yang diabsorpsi. Spektrofotometer tersusun atas sumber spektrum yang

Jarak yang ditempuh oleh komponen

Jarak yang ditempuh oleh pelarut

Rf =

Page 39: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan

suatu alat untuk mengukur pebedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun

pembanding (Khopkar, 1990).

Gambar 5 : Skema Spektrofotometer UV-Vis

(Sumber : Anonim, 2012)

Pada spektrofotometer UV-Vis, untuk sampel yang berupa larutan perlu

diperhatikan pelarut yang dipakai antara lain:

1. Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi

pada struktur molekulnya dan tidak berwarna

2. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisa

3. Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis

(Mulja dan Suharman, 1995).

Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi :

1. Sumber tenaga radiasi yang stabil, sumber yang biasa digunakan adalah

lampu wolfram.

2. Monokromator untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis.

3. Sel absorpsi, pada pengukuran di daerah visibel menggunakan kuvet kaca

atau kuvet kaca corex, tetapi untuk pengukuran pada UV menggunakan sel

kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini.

4. Detektor radiasi yang dihubungkan dengan sistem meter atau pencatat.

Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada

berbagai panjang gelombang (Khopkar, 1990).

Page 40: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Serapan cahaya oleh molekul dalam daerah spektrum ultraviolet dan

visibel tergantung pada struktur elektronik dari molekul. Serapan ultraviolet dan

visibel dari senyawa-senyawa organik berkaitan erat transisi-transisi diantara

tingkatan-tingkatan tenaga elektronik. Disebabkan karena hal ini, maka serapan

radiasi ultraviolet atau terlihat sering dikenal sebagai spektroskopi elektronik.

Transisi-transisi tersebut biasanya antara orbital ikatan atau orbital pasangan

bebas dan orbital non ikatan tak jenuh atau orbital anti ikatan. Panjang gelombang

serapan merupakan ukuran dari pemisahan tingkatan-tingkatan tenaga dari orbital

yang bersangkutan. Spektrum ultraviolet adalah gambar antara panjang

gelombang atau frekuensi serapan lawan intensitas serapan (transmitasi atau

absorbansi). Sering juga data ditunjukkan sebagai gambar grafik atau tabel yang

menyatakan panjang gelombang lawan serapan molar atau log dari serapan molar,

Emax atau log Emax (Sastrohamidjojo, 2001).

Sumber tenaga radiasi terdiri dari benda yang tereksitasi menuju ke tingkat

yang lebih tinggi oleh sumber listrik bertegangan tinggi atau oleh pemanasan

listrik. Monokromator adalah suatu piranti optis untuk memencilkan radiasi dari

sumber berkesinambungan. Digunakan untuk memperoleh sumber sinar

monokromatis. Alat dapat berupa prisma atau grating (Khopkar, 1990).

Pengukuran pada daerah UV harus menggunakan sel kuarsa karena gelas

tidak tembus cahaya pada daerah ini. Sel yang biasa digunakan berbentuk persegi

maupun berbentuk silinder dengan ketebalan 10 mm. Sel tersebut adalah sel

pengabsorpsi, merupakan sel untuk meletakkan cairan ke dalam berkas cahaya

spektrofotometer. Sel haruslah meneruskan energi cahaya dalam daerah spektral

yang diminati. Sebelum sel dipakai dibersihkan dengan air atau dapat dicuci

dengan larutan detergen atau asam nitrat panas apabila dikehendaki

(Sastrohamidjojo, 2001).

2.9.2 Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang

pengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap

oleh spesi atom atau molekul analit. Salah satu bagian dari spektrometri ialah

Spektrometri Serapan Atom (SSA), merupakan metode analisis unsur secara

Page 41: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang

gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skoog et al, 2000).

Gambar 6 : Skema Spektrofotometer Serapan Atom

(Sumber : http://web.nmsu.edu/~kburke/Instrumentation)

Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu

sel yang mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya

tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan

banyaknya atom bebas logam yang berada dalam sel. Hubungan antara absorbansi

dengan konsentrasi diturunkan dari :

1. Hukum Lambert : Bila suatu sumber sinar monokromatik melewati medium

transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan

bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorpsi.

2. Hukum Beer : Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial

dengan bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut.

Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan :

Keterangan : Io = Intensitas sumber sinar

It = Intensitas sinar yang diteruskan

ε = Absortivitas molar

It = Io.e-(εbc)

A = - Log It/Io = εbc

Page 42: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b = Panjang medium

c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar

A = Absorbansi

Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa absorbansi cahaya berbanding

lurus dengan konsentrasi atom (Day dan Underwood, 1989).

Instrumen pada spektrofotometer serapan atom terdiri dari :

1. Sumber Sinar

Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow

cathode lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung

suatu katoda dan anoda. Bila antara anoda dan katoda diberi suatu selisih

tegangan yang tinggi (600 volt), maka katoda akan memancarkan berkas-

berkas elektron yang bergerak menuju anoda yang memiliki kecepatan dan

energi yang tinggi lalu akan bertabrakan dengan gas-gas yang diisikan

sehingga gas menjadi ion bermuatan positif. Ion positif akan bertabrakan

dengan katoda dan menghasilkan pancaran spektrum yang disesuaikan

dengan unsur yang akan dianalisis.

2. Tempat sampel

Dalam analisis dengan spektrofotometer serapan atom, sampel yang

dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam

keadaan asas. Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk

mengubah sampel menjadi uap atom-atom yaitu dengan nyala (flame) atau

tanpa nyala (flameless).

3. Monokromator

Pada spektrofotometer serapan atom, monokromator dimaksudkan untuk

memisahkan dan memilih panjang gelombang yang digunakan dalam

analisis. Disamping sistem optik, dalam monokromator juga terdapat suatu

alat yang digunakan untuk memisahkan radiasi resonansi yang disebut

chopper.

4. Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat

atomisasi. Biasanya digunakan tabung penggandaan foton (photomultiplier

tube). Ada 2 cara dalam sistem deteksi, yaitu memberikan respon terhadap

Page 43: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

radiasi resonansi dan radiasi kontinyu atau hanya memberikan respon

terhadap radiasi resonansi.

5. Readout

Readout merupakan suatu alat petunjuk atau sistem pencatatan hasil yang

dilakukan dengan suatu alat yang telah terkalibrasi untuk pembacaan sutu

transmisi atau absorbsi. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa

kurva dari suatu recorder yang menggambarkan absorbansi atau intensitas

emisi (Gandjar dan Rohman, 2007).

2.10 KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Kromatografi cair kinerja tinggi atau KCKT atau biasa juga disebut

dengan HPLC (High Performance Liquid Chromatography) dikembangkan pada

akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an. Saat ini KCKT merupakan teknik

pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu

dalam suatu sampel. Kromatografi merupakan teknik yang mana zat terlarut

terpisah oleh perbedaan kecepatan elusi. Pemisahan zat-zat terlarut diatur oleh

distribusi solut dalam fase gerak dan fase diam. Penggunaan KCKT membutuhkan

penggabungan secara tepat dari berbagai kondisi operasional seperti jenis kolom,

fase gerak, panjang dan diameter kolom, kecepatan alir fase gerak, suhu kolom, dan

ukuran sampel (Indira, 2010).

Gambar 7 : Skema Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

(Sumber : Anonim, 2012)

Page 44: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Beberapa komponen pada Kromatografi Cair Kinerja Tinggi diantaranya adalah :

1. Wadah Fase Gerak

Wadah fase gerak terbuat dari bahan yang inert terhadap fase gerak. Bahan

yang umum digunakan adalah gelas dan baja anti karat. Daya tampung wadah

harus lebih besar dari 500 mL, yang dapat digunakan selama 4 jam untuk

kecepatan alir yang umumnya 1-2 mL/menit (Pasri, 2010).

2. Pompa

Untuk mengerakkan fase gerak melalui kolom diperlukan pompa. Pompa harus

mampu menghasilkan tekanan 6000 psi pada kecepatan alir 0,1–10 mL/menit.

Pompa ada 2 jenis yaitu pompa volume konstan dan pompa tekanan konstan.

Pompa terbuat dari bahan yang inert terhadap semua pelarut. Bahan yang

umum digunakan adalah gelas baja antikarat dan teflon. Aliran pelarut dari

pompa harus tanpa denyut untuk menghindari hasil yang menyimpang pada

detektor (Pasri, 2010).

3. Injektor

Ada beberapa tipe injektor dalam KCKT, diantaranya adalah Stop-Flow,

Septum, dan Loop Valve. Teknik yang umum digunakan adalah Stop-Flow,

yaitu aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem tertutup,

dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam

cairan kecil dan resolusi tidak dipengaruhi (Putra, 2004).

4. Kolom

Kolom adalah jantung kromatografi. Berhasil atau gagalnya suatu analisis

tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi percobaan yang sesuai. Kolom

dapat dibagi menjadi dua kelompok :

a. Kolom analitik

Diameter dalam 2 -6 mm. Panjang kolom tergantung pada jenis material

pengisi kolom. Untuk kemasan pellicular, panjang yang digunakan adalah

50 -100 cm. Untuk kemasan poros mikropartikulat, 10 -30 cm.

b. Kolom preparatif

umumnya memiliki diameter 6 mm atau lebih besar dan panjang kolom 25-

100 cm. (Putra, 2004).

Page 45: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Detektor

Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen cuplikan

dalam aliran yang keluar dari kolom. Detektor-detektor yang baik memiliki

sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang rendah, kisar respons linier

yang luas, dan memberi tanggapan/respon untuk semua tipe senyawa. Suatu

kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur sangat

diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh (Putra, 2004).

Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk

kromatogram pada rekorder. Waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui dan

dihitung. Data ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu

komponen, bila kondisi kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan tinggi puncak

sebanding atau proporsional dengan konsentrasi dan dapat digunakan untuk

memperoleh hasil secara kuantitatif (Putra, 2004).

2.11 KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROMETRI MASSA

Kromatografi gas adalah suatu proses pemisahan campuran menjadi

komponen-komponennya oleh fase gas yang bergerak melalui suatu lapisan serapan

(sorben) yang stasioner (Gritter, 1991). Prinsip kromatografi gas didasarkan atas

partisi zat yang hendak dianalisis antara dua fase yang saling kontak tetapi tidak

bercampur. Partisi tercapai melalui adsorpsi atau absorpsi atau proses keduanya.

Sebagai fase gerak digunakan gas pembawa. Bagian pokok alat kromatografi gas

adalah injektor, kolom pemisah, dan detektor (Roth dan Blaschke, 1998).

Spektrometri massa (SM) adalah suatu instrumen yang dapat menyeleksi

molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massanya. Spektrum massa diperoleh

dengan mengubah senyawa cuplikan menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang

dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan (m/e)

(Fessenden,1992). Spektrometer massa dapat mengidentifikasi massa molekul

relatif (BM), dan pemenggalan suatu senyawa yang tidak diketahui, dengan

membandingkannya terhadap senyawa yang dikenal (standar). Dari data yang

diperoleh bila ada kesamaan, dapat dianggap bahwa senyawa tersebut identik

(Silverstein et al, 1998)

Page 46: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

GCMS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry) atau disebut

Kromatografi Gas-Spektrometri Massa merupakan perpaduan dari kromatografi

gas dan spektroskopi massa. Senyawa yang telah dipisahkan oleh kromatografi gas,

selanjutnya dideteksi atau dianalisis menggunakan spektroskopi massa. Pada

GCMS aliran dari kolom terhubung secara langsung pada ruang ionisasi

spektrometer massa. Pada ruang ionisasi semua molekul (termasuk gas pembawa,

pelarut, dan solut) akan terionisasi, dan ion dipisahkan berdasarkan massa dan rasio

muatannya. Setiap solut mengalami fragmentasi yang khas (karakteristik) menjadi

ion yang lebih kecil, sehingga spektra massa yang terbentuk dapat digunakan untuk

mengidentifikasi larutan secara kualitatif (Harvey, 2000).

Gambar 8 : Skema GCMS

(Sumber : http://people.whitman.edu/~dunnivfm/C_MS_Ebook/CH2/2_3)

Pada kromatografi gas (KG) sampel dapat berupa gas atau cairan, yang

diinjeksi pada aliran fasa gerak yang berupa gas inert (juga disebut sebagai gas

pembawa). Sampel dibawa melalui kolom kapiler dan komponen sampel akan

terpisah berdasarkan kemampuanya untuk terdistribusi dalam fasa gerak dan fasa

diam (Harvey, 2000).

Page 47: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fasa gerak yang paling umum digunakan untuk GCMS adalah He, Ne, Ar,

dan N2, yang memiliki keuntungan inert terhadap sampel maupun terhadap fasa

diam. Kolom yang digunakan biasanya terbuat dari kaca, stainless steel, tembaga,

atau aluminium dan mempunyai panjang sekitar 2-6 m, dan diameter 2-4 mm.

Kolom diisi dengan suatu fasa diam dengan kisaran diameter 37-44 μm sampai 250-

354 μm (Harvey, 2000).

Page 48: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian dilakukan selama 7 bulan, yakni bulan Januari-Juli 2014 di

Laboratorium Bahan Alam, Pusat Penelitian Kimia – Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI), Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUSPIPTEK),

Serpong.

3.2. ALAT DAN BAHAN

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia,

erlenmeyer, gelas ukur, corong, labu evaporasi, spatula, batang pengaduk, pipet

tetes, mikropipet, kertas saring, kertas saring bebas abu, botol timbang, cawan

penguap, krus silikat, piknometer, neraca analitik, desikator, waterbath, hot plate,

magnetic stirrer, pilot plant (Buchi), rotary evaporator (Buchi), oven, plat KLT,

Mikroskop (Olympus-BH2), Muffle Furnace (Sibata SMS-160), Spektrofotometri

Serapan Atom (AA Shimadzu-6300), Spektrofotometri UV-Vis (Mecasys),

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Shimadzu-10AVP), dan Kromatografi Gas-

Spektrometri Massa (Shimadzu-QP2010).

3.2.2 Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol 70 %

yang telah dipekatkan dari bagian tangkai dan daun dari tanaman Rumput Israel

(Asystasia gangetica). Tanaman ini diperoleh dari 3 tempat tumbuh yang berbeda,

yaitu Tangerang Selatan (Jalan Raya Puspiptek, Kecamatan Serpong, Kota

Tangerang Selatan, Banten), Depok (Jalan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari,

Kota Depok, Jawa Barat), dan OKU Timur (Desa Nusa Tunggal, Kecamatan

Belitang III, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan) pada bulan

Januari 2014.

Page 49: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2.3 Bahan Kimia

Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol

70%, air kloroform LP, kloroform-amonia, aquadest, etanol 96% (Merck),

metanol (J.T Baker), n-heksana, etil asetat, H2SO4 2N, pereaksi Mayer, pereaksi

Dragendorf, pereaksi Wagner, serbuk Mg, HCl pekat, FeCl3 1%, NaCl 0,9 %,

KOH 0,5 N, NaOH 1 N, eter, pereaksi Lieberman-Buchard, AlCl3 10%, kalium

asetat 1M, kuersetin (Sigma), HCl encer, HNO3 pekat, HClO4.

3.3. PROSEDUR KERJA

3.3.1 Persiapan Bahan Uji

1. Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan merupakan bagian tangkai dan daun dari tanaman

Rumput Israel yang diambil secara langsung dari kebun di Puspitek

Tangerang Selatan, Jalan Pondok Petir Kecamatan Bojongsari Kota Depok,

dan Desa Nusa Tunggal Kecamatan Belitang III OKU Timur.

2. Determinasi Sampel

Determinasi tanaman Rumput Israel (Asystasia gangetica) dari tiga tempat

tumbuh dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Pusat Penelitian

Biologi, LIPI Cibinong, Bogor, Jawa Barat

3. Sortasi Basah

Penyortiran dilakukan terhadap tanaman Rumput Israel (Asystasia

gangetica) dari bahan-bahan pengotor dan bahan asing lainnya pada batang

dan daun.

4. Pencucian

Pencucian dilakukan dengan menggunakan air mengalir lalu ditiriskan

agar kelebihan air cucian keluar.

5. Perajangan

Karena tanaman Rumput Israel (Asystasia gangetica) bersifat merambat,

maka sebelum dikeringkan perlu dilakukan perajangan terhadap batang

tanaman tersebut agar pengeringan berlangsung lebih cepat.

6. Pengeringan

Page 50: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saat pengeringan, tanaman Rumput Israel (Asystasia gangetica) dibuat

merata dan tidak bertumpuk. Dilakukan pengeringan dengan dikering

anginkan selama 5 hari untuk tanaman asal Tangerang Selatan dan Depok,

serta 6 hari untuk tanaman asal OKU Timur hingga tanaman kering dan dapat

diremas.

7. Sortasi Kering

Setelah kering, dilakukan penyortiran untuk memisahkan kotoran ataupun

bahan asing dari simplisia.

8. Pembuatan Ekstrak

Sebelum dilakukan ekstraksi, dilakukan penggilingan terhadap simplisia

hingga berbentuk serbuk, lalu dilakukan penimbangan sebagai bobot awal.

Ektraksi dilakukan dengan cara maserasi. Simplisia kering Rumput Israel

(Asystasia gangetica) dari tiga tempat tumbuh masing-masing 2476,6 gram

(Tangsel), 1108 gram (Depok), dan 1084,6 gram (OKU Timur) dimaserasi

dengan etanol 70 % hingga terendam + 5 cm diatas permukaan simplisia

selama 24 jam sambil sesekali dilakukan pengocokan. Proses maserasi

dilakukan berulang kali hingga maserat tidak berwarna. Hasil maserasi

Rumput Israel disaring dengan kertas saring lalu filtrat yang didapat

dikumpulkan dan dipekatkan dengan menggunakan vacuum rotary

evaporator kemudian dihitung rendemen terhadap ekstrak tersebut.

bobot ekstrak yang didapat (gram) x 100 %

bobot simplisia awal (gram)

3.3.2 Karakterisasi Ekstrak Rumput Israel

3.3.2.1 Pengamatan Makroskopik

Uji makroskopik yang dilakukan yakni pengamatan fisik terhadap

tanaman Rumput Israel (Asystasia gangetica) meliputi bentuk, daun, warna daun,

buah dan bunga (Farmakope Herbal, 2009).

Rendemen ekstrak =

Page 51: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.2.2 Parameter Spesifik

1. Identitas ekstrak (Depkes RI, 2000)

a) Deskripsi tata nama (nama ekstrak, nama latin tumbuhan, bagian

tumbuhan yang digunakan dan nama Indonesia tumbuhan)

b) Senyawa identitas yang terkandung

2. Organoleptik (Depkes RI, 2000)

Pengenalan ekstrak secara fisik menggunakan pancaindera dalam

mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa

3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu (Depkes RI, 2000)

a) Kadar senyawa yang larut dalam air

Sejumlah 1 gram ekstrak dimaserasi selama 24 jam dengan 20 mL air-

kloroform LP (2,5 mL kloroform dalam 1000 mL air) dalam labu

bersumbat sambil beberapa kali dikocok selama 6 jam pertama dan

dibiarkan selama 18 jam kemudian disaring. 20 mL filtrat diuapkan hingga

kering dalam cawan penguap, residu dipanaskan pada suhu 105ºC hingga

bobot tetap. Uji dilakukan sebanyak tiga kali (triplo) dan dihitung kadar

dalam persen senyawa yang larut dalam air terhadap berat ekstrak awal.

Keterangan : A1 = Bobot cawan + residu setelah pemanasan (gram)

A0 = Bobot cawan kosong (gram)

B = Bobot sampel awal (gram)

b) Kadar senyawa yang larut dalam etanol

Sejumlah 1 gram ekstrak dimaserasi selama 24 jam dengan 20 mL

etanol (95 %) dalam labu bersumbat sambil beberapa kali dikocok selama

6 jam pertama dan dibiarkan selama 18 jam kemudian disaring secara cepat.

20 mL filtrat diuapkan hingga kering dalam cawan penguap, residu

dipanaskan pada suhu 105ºC hingga bobot tetap. Uji dilakukan sebanyak

tiga kali (triplo)dan dihitung kadar dalam persen senyawa yang larut dalam

etanol (95 %) terhadap berat ekstrak awal.

A1 – A0 x 100%

B

% Senyawa larut dalam air =

Page 52: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan : A1 = Bobot cawan + residu setelah pemanasan (gram)

A0 = Bobot cawan kosong (gram)

B = Bobot sampel awal (gram)

4. Uji Kandungan Kimia Ekstrak

a) Pola Kromatogram (Saifudin et al, 2011)

Ekstrak sebanyak 5 mg dilarutkan dalam 1 mL metanol untuk

memperoleh larutan uji. Larutan uji dari ketiga tempat lokasi ditotolkan

pada plat KLT berupa silika gel 60 F254 sebagai fase diam, kemudian

dielusi dengan fase gerak kloroform : metanol lalu diamati pemisahan

senyawa dibawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan 365 nm.

Plat KLT diberi pereaksi H2SO4 dengan cara disemprot untuk

menampakkan noda lalu dihitung nilai Rf.

Pada uji kromatogram dengan KCKT, fase gerak yang digunakan yaitu

kombinasi antara air, metanol, dan asetonitril dengan fase diam non polar

C-18. Dilakukan uji dengan berbagai kombinasi fase gerak dan metode

elusi hingga terbentuk rekam kromatogram yang baik, yaitu yang simetris

dan tidak melebar.

b) Penapisan Golongan Kimia

a. Uji Alkaloid

Sejumlah sampel dilarutkan dalam beberapa tetes asam sulfat 2 N

kemudian diuji dengan tiga pereaksi alkaloid yaitu, pereaksi

Dragendorf, pereaksi Mayer, dan pereaksi Wagner. Hasil uji

dinyatakan positif bila dengan pereaksi Meyer terbentuk endapan putih

kekuningan, endapan coklat dengan pereaksi Wagner dan endapan

merah hingga jingga dengan pereaksi Dragendorff (Anonim, 2012).

b. Uji Flavonoid

Sebanyak 3 mL sampel diuapkan, dicuci dengan heksana sampai

jernih. Residu dilarutkan dalam 20 mL etanol kemudian disaring.

A1 – A0 x 100%

B

% Senyawa larut dalam etanol =

Page 53: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Filtrat dibagi 4 bagian A dan B. Filtrat A sebagai blangko, filtrat B

ditambahkan 0,5 mL HCl pekat kemudian dipanaskan pada penangas

air, jika terjadi perubahan warna merah tua sampai ungu menunjukkan

hasil yang positif (metode Bate Smith-Metchalf) (Marliana, 2005).

c. Uji Triterpenoid dan Steroid

Sejumlah ekstrak diekstraksi dengan dietil eter dan fraksi yang

larut dalam dietil eter dipisahkan. Fraksi yang larut dalam dietil eter

ditambahkan 2 tetes asam asetat glasial dan 1 tetes asam sulfat pekat

(pereaksi Lieberman-Buchard). Larutan dikocok perlahan dan

dibiarkan selama beberapa menit. Steroid memberikan warna biru atau

hijau, sedangkan triterpenoid memberikan warna merah atau violet

(Atmoko T et al, 2009).

d. Uji Saponin

Uji Saponin dilakukan dengan cara memasukkan 1 gram ekstrak

sampel kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 mL akuades

lalu dikocok selama 1-2 menit dan diamati perubahan yang terjadi.

Adanya saponin ditandai dengan terbentuknya busa kurang lebih 1 cm

dan stabil selama 30 menit (El-Kamali H et al, 2010).

e. Uji Tanin

Ekstrak sebanyak 1 gram ditambahkan 10 ml larutan NaCl 0,9 %

panas. Setelah dingin lalu disaring dengan kertas saring. Kemudian

filtrat ditambahkan 1-2 tetes larutan FeCl3. Adanya tanin ditandai

dengan terbentuknya warna biru, biru tua, atau hijau kebiruan

(Mojab F et al, 2003).

f. Uji Antrakuinon

Uji antrakuinon dilakukan dengan uji Brontrager dan uji

Brontrager termodifikasi. Uji Brontrager dilakukan dengan cara

melarutkan 2 mL sampel dengan 10 mL akuades kemudian disaring,

filtrat diekstrak dengan 5 mL benzena. Hasil ekstrak dibagi menjadi 2

bagian, A dan B. Filrat A digunakan sebagai blangko dan filtrat B

ditambahkan 5 mL ammonia kemudian dikocok, bila terdapat warna

merah berarti hasil positif.

Page 54: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji Brontrager termodifikasi dilakukan dengan melarutkan 2 mL

sampel dengan 10 mL 0,5 N KOH dan 1 mL larutan hidrogen

peroksida. Kemudian dipanaskan pada waterbath selama 10 menit,

didinginkan dan disaring. Pada filtratnya ditambahkan asam asetat

bertetes-tetes sampai pada kertas lakmus menunjukkan asam.

Selanjutnya diekstrak dengan 5 mL benzena. Hasil ekstrak dibagi

menjadi 2 bagian, A dan B. Larutan A digunakan sebagai blangko,

sedangkan larutan B dibuat basa dengan 2-5 mL larutan amonia.

Perubahan warna pada lapisan basa diamati. Warna merah atau merah

muda menunjukkan adanya antrakuinon (Marliana et al, 2005).

c) Kadar Kandungan Flavonoid (Chang et al, 2002 ; Astuti, 2013)

a. Bahan

Bahan yang digunakan dalam uji kadar kandungan flavonoid

adalah Ekstrak (0,1 gram), Aquadest, Alumunium klorida heksahidrat

(AlCl3) 10 %, Etanol 95%, Kalium asetat (CH3COOK), dan Quersetin

standar (dalam kurva: 0-50 mg/L).

b. Pembuatan Standar

Sebanyak 10 mg Kuersetin dilarutkan dalam etanol 80 % dan

dilarutkan menjadi 5, 10, 15, dan 20 μg/mL. Larutan standar 0,5 mL

pada masing-masing konsentrasi dicampurkan dengan 1,5 mL etanol

95% lalu ditambahkan 0,1 mL AlCl3 10%, 0,1 mL CH3COOK 1 M dan

2,8 mL aquadest. Larutan diinkubasikan dalam suhu kamar selama

30 menit lalu dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada

panjang gelombang 415 nm dan digunakan larutan tanpa Kuersetin

sebagai blanko.

c. Pengukuran Sampel

Sebanyak 0,1 gram ekstrak dilarutkan dalam 1 mL aquadest lalu

0,5 mL larutan sampel diambil dan dicampurkan dengan 1,5 mL

alkohol 95% dan ditambahkan 0,1 mL AlCl3 10%, 0,1 mL CH3COOK

1 M, dan 2,8 mL aquadest lalu diinkubasikan dalam suhu kamar selama

30 menit. Absorbansi dibaca dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 415 nm dan aquadest tanpa ekstrak digunakan sebagai

Page 55: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

blanko standar. Data diekspresikan dalam milligram ekuivalen

Kuersetin (EK/100 gram). Pengujian ini dilakukan sebanyak 2 kali.

3.3.2.3 Parameter Non Spesifik

1. Penetapan Susut Pengeringan (Depkes RI, 2000)

Sebanyak 1 gram ekstrak ditimbang dalam botol timbang bertutup yang

sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105º C selama 30 menit dan ditimbang.

Ekstrak diratakan dengan menggoyangkan botol hingga berupa lapisan setebal

(5 mm-10 mm) dan dimasukkan dalam oven. Ekstrak dikeringkan dengan dibuka

tutupnya terlebih dahulu pada suhu 105o C hingga bobot tetap. Sebelum

pengeringan kembali, dinginkan ekstrak dengan botol tertutup dalam desikator

hingga suhu kamar kemudian dicatat bobot tetap yang diperoleh. Pengujian ini

dilakukan sebanyak 3 kali (triplo).

Keterangan : A = Bobot sampel sebelum dipanaskan (gram)

B = Bobot sampel setelah dipanaskan (gram)

2. Penetapan Bobot Jenis (Depkes RI, 2000)

Bobot jenis ekstrak ditentukan terhadap hasil pengenceran ekstrak 5%

dalam pelarut etanol dengan alat piknometer. Digunakan piknometer bersih,

kering dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dan bobot air

yang baru dididihkan pada suhu 25oC. Suhu diatur hingga ekstrak cair lebih

kurang 20oC, lalu dimasukkan ke dalam piknometer. Diatur suhu piknometer

yang telah diisi hingga suhu 25oC, kelebihan ekstrak cair dibuang dan ditimbang.

bobot piknometer kosong dikurangkan dari bobot piknometer. Pengujian ini

dilakukan sebanyak 3 kali (triplo).

Keterangan : W0 = Bobot piknometer kosong (gram)

W1 = Bobot piknometer + air (gram)

A – B x 100%

A

W2 - W0

W1 - W0

% Susut Pengeringan =

Bobot Jenis =

Page 56: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

W2 = Bobot piknometer + ekstrak (gram)

3. Penetapan Kadar Air (Depkes RI, 2000)

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode gravimetri. 10 gram ekstrak

ditimbang seksama dalam wadah yang telah ditara lalu dikeringkan pada suhu

105oC selama 5 jam dan ditimbang. pengeringan dilanjutkan dan ditimbang pada

jarak 1 jam sampai perbedaan antara 2 penimbangan tidak lebih dari 0,25 %.

Kadar air pada ekstrak kental berkisar antara 5-30 %.

Keterangan : A = Bobot sampel sebelum dipanaskan (gram)

B = Bobot sampel setelah dipanaskan (gram)

4. Penetapan Kadar Abu (Depkes RI, 2000)

Sejumlah 2 gram ekstrak ditimbang dengan seksama dalam krus yang telah

dipijarkan dan ditara kemudian dipijarkan perlahan-lahan, suhu dinaikkan secara

bertahap hingga 600 ± 25oC sampai bebas karbon, selanjutnya didinginkan

dalam desikator, serta ditimbang berat abu. Kadar abu dihitung dalam persen

berat sampel awal. Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali (triplo).

Keterangan : A1 = Bobot krus + ekstrak setelah pemijaran (gram)

A0 = Bobot krus kosong (gram)

B = Bobot sampel awal (gram)

5. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam (Depkes RI, 2000)

Abu yang diperoleh dari penetapan kadar abu dididihkan dengan 25 mL

asam klorida encer P selama 5 menit, bagian yang tidak larut asam dikumpulkan,

disaring melalui kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas, disaring dan

ditimbang, lalu ditentukan kadar abu yang tidak larut asam dalam persen

terhadap berat sampel awal. Pengujian ini dilakukan sebanyak 3 kali (triplo).

A – B x 100%

A

A1 – A0 x 100%

B

A1 - (C x 0,0076) - A0 x 100%

B

% Kadar Air =

% Kadar Abu =

% Kadar Abu Tidak Larut Asam =

Page 57: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan : A1 = Bobot krus + ekstrak setelah pemijaran (gram)

A0 = Bobot krus kosong (gram)

B = Bobot sampel awal (gram)

C = Bobot kertas saring bebas abu (gram)

0,0076 = Kertas saring bebas abu bila menjadi abu

6. Penetapan Sisa Pelarut (Depkes RI, 2000)

Penetapan sisa pelarut pada ekstrak menggunakan Kromatografi Gas-

Spektrometri Massa. Larutan baku yang digunakan yaitu etanol mutlak. Larutan

uji kurang lebih 0,5 mL disuntikkan ke dalam kromatograf, lalu diamati

perbandingan respon puncak antara larutan baku dan larutan uji dalam rekam

kromatogram.

7. Penetapan Cemaran logam (Saifudin et al, 2011)

a) Pembuatan Kurva Kalibrasi

Dilakukan pembuatan kurva baku diantaranya Pb, Cd, dan As. Larutan

induk timbal (Pb) 1000 ppm lalu dibuat stok larutan standar 10 ppm,

kemudian dibuat larutan seri kadar Pb 0 ; 5 ; 10 ppm dan diukur absorbansi

dari larutan standar hingga diperoleh persamaan kurva baku y = a+bx

dengan r mendekati 1.

Larutan induk Cd 1000 ppm kemudian dibuat larutan seri kadar Cd 0 ;

5; 10 ppm, lalu diukur absorbansi dari larutan standar hingga diperoleh

persamaan kurva baku y = a+bx dengan r mendekati 1.

Pada kurva baku As, dibuat seri konsentrasi 0 ; 5 ; 10 ; 15 ; 20 ppm,

kemudian diukur absorbansi dari larutan standar hingga diperoleh

persamaan kurva baku y = a+bx dengan r mendekati 1.

b) Pengukuran cemaran logam pada ekstrak

Penetapan kadar As, Pb dan Cd dilakukan dengan metode Atomic

Absorption Spectroscopy (AAS). Penetapan kadar ketiga logam berat

tersebut dengan cara digesti basah. Ekstrak sejumlah 1 gram ditimbang dan

ditambahkan 10 mL HNO3 pekat, setelah itu dipanaskan dengan heating

mantel hingga kental atau kering. Ekstrak yang kental dibiarkan dingin dan

Page 58: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

ditambahkan 10 mL aquabidest dan 5 mL HClO4 kemudian dipanaskan

hingga kental dan asap putih hilang. ekstrak dibiarkan dingin kemudian

dibilas dengan aquadest dan disaring ke labu ukur 50 mL. Ditambahkan

aquabidest hingga 50 mL. Sampel diukur dengan alat AAS. Khusus Arsen

dengan tambahan alat HVG (Hydride Vapor Generator).

Sesuai dengan keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Republik Indonesia Nomor HK.00.05.4.2411 Tahun 2004, suatu produk

obat bahan alam dipersyaratkan tidak boleh mengandung cemaran logam

berat atau apabila tidak dapat dihindari harus sesuai dengan batas

maksimum yang dipersyaratkan yaitu Pb dan As masing-masing ≤ 10,0

ppm, dan < 5 ppb serta Cd ≤ 0,3 ppm.

Page 59: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DETERMINASI TANAMAN

Identifikasi tanaman yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan di

Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Cibinong, Bogor, Jawa

Barat. Hasil determinasi tanaman yang diambil dari kawasan Puspitek Tangerang

Selatan, Bojongsari Depok, dan Desa Nusa Tunggal OKU Timur, menunjukkan

bahwa semua sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan Rumput

Israel (Asystasia gangetica).

4.2 RENDEMEN EKSTRAK

Proses ekstraksi tanaman Rumput Israel (Asystasia gangetica) dilakukan

dengan menggunakan metode maserasi dimana menghasilkan rendemen sebagai

berikut :

Tabel 4.1 Rendemen Ekstrak

Asal

Simplisia

Berat

Simplisia (g)

Berat Ekstrak

yang diperoleh (g)

Rendemen (%)

Tangsel 2746,6 gram 565,8 gram 20,60 %

Depok 1108 gram 205,9 gram 18,58 %

OKU Timur 1084,6 gram 218,8 gram 20,17 %

Hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol menunjukkan bahwa

ekstrak etanol dari tanaman Rumput Israel berkisar antara 18,58 % - 20,6 %, dimana

ekstrak dari Tangerang Selatan memiliki rendemen terbesar yakni 20,60 %,

sedangkan ekstrak yang berasal dari Depok mempunyai rendemen sebesar 18,58 %

dan dari OKU Timur sebesar 20,17 %.

4.3 PENGAMATAN MAKROSKOPIK

Pengamatan fisik dilakukan terhadap tanaman Rumput Israel dari ketiga

daerah (Tangerang Selatan, Depok dan OKU Timur) dan dari ketiganya didapatkan

hasil yang sama sebagai berikut :

Page 60: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.2 Pengamatan Makroskopik

Daun Daun berwarna hijau dan tumbuh saling berlawanan.

Pangkal daun berbentuk segitiga sungsang (Cuneatus) dan

berbentuk jantung (Cordatus) untuk daun yang masih

muda. Ujung daun berbentuk meruncing (Acuminatus) dan

permukaannya berbulus halus.

Batang Batang berwarna hijau, tumbuh merambat, dan berbentuk

segi empat.

Bunga Bunga berwarna putih, bentuk perbungaan majemuk dan

tumbuh berderet mengarah pada satu sisi

4.4 HASIL PARAMETER SPESIFIK

4.4.1 Identitas Ekstrak

Tabel 4.3 Identitas Ekstrak

Identitas

Ekstrak

Keterangan

Tangsel Depok OKU Timur

Nama ekstrak Ekstrak etanol

Rumput Israel

Ekstrak etanol

Rumput Israel

Ekstrak etanol

Rumput Israel

Nama latin Asystasia

gangetica

Asystasia

gangetica

Asystasia

gangetica

Bagian tumbuhan Daun dan tangkai Daun dan tangkai Daun dan tangkai

4.4.2 Organoleptik Ekstrak

Tabel 4.4 Organoleptik Ekstrak

Organoleptik

Ekstrak

Keterangan

Tangsel Depok OKU Timur

Bentuk Ekstrak kental Ekstrak kental Ekstrak kental

Warna Coklat kehijauan Coklat kehijauan Coklat kehijauan

Bau Bau khas Bau khas Bau khas

Rasa Pahit Pahit Pahit

Page 61: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.4.3 Senyawa Terlarut Dalam Pelarut Tertentu

Tabel 4.5 Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu

Daerah Asal Ekstrak Parameter

Kadar senyawa larut

air

Kadar senyawa

larut etanol

Tangerang Selatan 69,150 % 36,063 %

Depok 60,810 % 37,821 %

OKU Timur 74,485 % 44,065 %

Rentang Nilai (%) 60,810 % + 0,37 –

74,485 % + 2,27

36,063 % + 0,75 -

44,065 % + 0,78

4.4.4 Uji Kandungan Kimia Ekstrak

(KLT dibawah sinar

UV 254 nm)

(KLT dibawah sinar

UV 365 nm) (KLT dibawah sinar

UV 365 nm)

Keterangan :

1 = Ekstrak Rumput Israel asal Depok, 2 = Ekstrak Rumput Israel asal

OKU Timur, 3 = Ekstrak Rumput Israel asal Tangsel, a,b,c,d,e = bercak

ekstrak. Pelarut = kloroform : metanol (9 : 1)

1 2 3 1 2 3 3 2 1

a a a

b b b

c c c d d d

e e e

Gambar 9 : Hasil Uji Pola Kromatogram KLT

Page 62: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.6 Nilai Rf KLT

Gambar 10 : Hasil Uji Pola Kromatogram KCKT

Bercak Nilai Rf

Tangsel Depok OKU Timur

a 0.275 0.275 0.262

b 0.450 0.462 0.450

c 0.575 0.600 0.575

d 0.687 0.725 0.675

e 0.850 0.875 0.862

Minutes

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Volts

0.0000

0.0025

0.0050

Volts

0.0000

0.0025

0.0050

0.1

39

0.2

85

9.4

49

11.6

30

18.2

57

20.9

23

2

4.4

50

24.6

42

Detector A (285nm)lalaRI_Dpk_Eks_EtOH_MeOHAir80_001

Retention TimeName

Minutes

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 30.0

Volts

0.000

0.002

0.004

Volts

0.000

0.002

0.004

0.0

93

1.7

94

7.7

50

9.1

58

11.4

00

14.8

42

15.4

58

19.2

05

27.1

08

Detector A (285nm)lalaRI_Tangsel_Eks_EtOH_MeOHAir80_001

Retention TimeName

Minutes

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0 12.5 15.0 17.5 20.0 22.5 25.0 27.5 30.0

Volts

0.000

0.005

0.010

Volts

0.000

0.005

0.010

11.3

42

14.4

61

19.4

91

Detector A (285nm)lalaRI_Okut_Eks_EtOH_001

Retention TimeName

Ekstrak Rumput Israel asal Depok

Ekstrak Rumput Israel asal Tangsel

Ekstrak Rumput Israel asal OKU Timur

λ = 285 nm

λ = 285 nm

λ = 285 nm

Page 63: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.7 Data Puncak Kromatogram KCKT

Daerah

Asal

Ekstrak

Waktu

Retensi

(menit)

Luas Area

(%)

Tinggi Puncak

(%)

Depok 9,44 40,66 35,88

11,63 26,68 21,26

20,92 32,56 42,09

Tangsel 9,15 33,45 33,28

11,40 34,85 21,86

19,20 31,28 43,11

OKU Timur 11,34 24,55 23,72

14,46 36,96 23,15

19,49 38,47 53,08

Keterangan : Pelarut = air : metanol (8:2), Kecepatan alir = 0,3 mL/menit

Tabel 4.8 Penapisan Golongan Kimia

Senyawa Ekstrak Rumput Israel

Tangsel Depok OKU timur

Flavonoid + + +

Alkaloid + + +

Antrakuinon - - -

Tanin + + +

Saponin - - -

Steroid + + +

Triterpenoid - - -

Tabel 4.9 Kadar Flavonoid

Daerah Asal Ekstrak Kadar Flavonoid

(Ekuivalen Kuersetin)

Tangsel 4,300 %

Depok 4,926 %

OKU Timur 8,162 %

Page 64: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.5 HASIL PARAMETER NON SPESIFIK

Hasil uji parameter non spesifik pada ekstrak etanol Rumput Israel dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Parameter Non Spesifik

Parameter Hasil Rentang

nilai (%)

Syarat

Tangsel Depok OKU

Timur

Susut

pengeringan

18,810 %

19,065 %

18,098 % 18,098 +

0,04 - 19,065 +

0,55

-

Bobot jenis 1,0184

g/mL

1,0182

g/mL

1,0165

g/mL

1,0165 +

0,0001 -

1,0184 +

0,0001

-

Kadar air 7,573 % 9,742 % 8,045 % 7,573 + 0,13

- 9,742 +

0,10

< 10 %

Kadar abu 27,335 % 32,153 % 18,604 % 18,604 +

1,33 - 32,153

+ 0,79

-

Kadar abu

tidak larut

asam

3,506 % 3,061 % 3,163 % 3,061 + 0,72

- 3,506 +

0,34

-

Sisa pelarut - - - - -

Tabel 4.11 Parameter Non Spesifik Cemaran

Parameter Hasil Persyaratan

Tangsel Depok OKU

Timur

Cemaran Pb

(Timbal)

- - - < 10 ppm

Cemaran Cd

(Kadmium)

4,96 ppm 6,52 ppm 5,78 ppm < 0,3 ppm

Cemaran As

(Arsen)

< 0,005

ppm

< 0,005

ppm

< 0,005

ppm

< 0,005 ppm

Page 65: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6 PEMBAHASAN

Karakterisasi tanaman Rumput Israel (Asystasia gangetica) dilakukan

untuk mengetahui karakter dari tanaman ini baik pada parameter spesifik maupun

non spesifik sebagai dasar dalam pengembangan ekstrak terstandar antiviral dengue

yang dilakukan oleh pusat penelitian Kimia LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia). Tanaman Rumput Israel belum tercantum dalam Materia Medika

Indonesia maupun Farmakope Herbal, sehingga dalam hal ini beberapa parameter

dikatakan memenuhi syarat jika sesuai dengan syarat umum yang ditetapkan

terhadap ekstrak herbal.

Tanaman Rumput Israel yang dikarakterisasi berasal dari tiga daerah yang

berbeda, yaitu Tangerang Selatan, Depok, dan OKU Timur. Pengambilan sampel

dari tiga daerah yang berbeda ini bertujuan untuk membandingkan karakter

tanaman dari masing-masing daerah dan mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi parameter sehubungan dengan kondisi dari masing-masing daerah.

Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi tanaman Rumput Israel pada

penelitian ini adalah etanol 70 %. Etanol memiliki sifat tidak beracun sehingga

sering dipilih sebagai pelarut dalam dunia farmasi dan makanan. Etanol dapat

melarutkan senyawa alkaloida basa, minyak atsiri, glikosida, kurkumin, kumarin,

antrakinon, flavonoid, steroid, damar, dan klorofil (Gunawan dan Mulyani, 2004).

Etanol juga bersifat antiseptik sehingga kapang dan bakteri sulit tumbuh, dimana

etanol 70% (70% etanol, 30% air) memiliki sifat antibakteri yang lebih baik

dibandingkan dengan etanol 100% karena daya penetrasi ke dalam sel bakteri yang

lebih baik. Etanol 70% sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang

optimal (Voigt, 1984), sehingga etanol 70% dipilih sebagai pelarut dalam

mengekstraksi tanaman Rumput Israel.

Metode ektraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi.

Metode maserasi cukup efektif dalam menarik senyawa aktif bahan alam karena

dengan perendaman sampel tumbuhan selama beberapa hari, akan terjadi

pemecahan dinding dan membran sel karena adanya perbedaan konsentrasi antara

di dalam dan di luar sel sehingga metabolit sekunder pada sitoplasma akan keluar

dan terlarut dalam pelarut. Pada proses ekstraksi dilakukan remaserasi hingga

maserat tidak berwarna hal ini berarti pelarut tidak dapat menarik lagi metabolit

Page 66: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dari tanaman. Remaserasi dilakukan untuk mengoptimalkan jumlah senyawa yang

tertarik dari tanaman. Jumlah dilakukannya remaserasi tergantung pada masing-

masing tanaman dimana pada ekstraksi tanaman Rumput Israel remaserasi

dilakukan sebanyak 6 kali hingga maserat tidak berwarna.

Hasil maserasi yang berupa ekstrak cair lalu dievaporasi menggunakan

vacuum rotary evaporator dengan suhu 50o C untuk memekatkan ekstrak sehingga

terbentuk ekstrak kental. Suhu yang digunakan dalam evaporasi dijaga agar tidak

terlalu tinggi untuk menghindari rusaknya senyawa yang terkandung dalam ekstrak.

Ektsraksi ini secara berurutan menghasilkan rendemen sebesar 20,6 %, 18,58%, dan

20,17% untuk tanaman Rumput Israel asal Tangerang Selatan, Depok, dan OKU

Timur. Besarnya rendemen yang dihasilkan ini tergantung pada senyawa yang

dikandung masing-masing tanaman serta derajat kehalusan simplisia yang

diekstraksi. Perhitungan rendemen dilakukan untuk mengetahui efektivitas pelarut

yang digunakan dalam mengekstraksi tanaman Rumput Israel.

Uji parameter spesifik maupun non spesifik dilakukan pada ekstrak

masing-masing daerah sebanyak triplo pada setiap parameter. Pengamatan

organoleptik dilakukan pada ekstrak dimana ekstrak yang dihasilkan berbentuk

cairan kental, berwarna hijau kecoklatan, berbau khas seperti karamel dan rasa

pahit. Pengamatan organoleptik dilakukan untuk pengenalan awal terhadap ekstrak

Rumput Israel. Uji senyawa terlarut dalam pelarut tertentu dilakukan dengan pelarut

etanol dan air. Ekstrak Rumput Israel asal Tangerang Selatan memiliki kadar

senyawa terlarut dalam air sebesar 69,150 % dan dalam etanol sebesar 36,063 %.

Sedangkan ekstrak Rumput Israel asal Depok memiliki kadar senyawa terlarut

dalam air sebesar 60,810 % dan dalam etanol sebesar 36,063 %. Kadar senyawa

terlarut dalam air dan dalam etanol pada ekstrak Rumput Israel asal OKU Timur

secara berurutan sebesar 74,485 % dan 44,065%. Dari hasil yang didapat diketahui

bahwa senyawa yang ada dalam ketiga ekstrak Rumput Israel lebih larut dalam air

dibandingkan dengan etanol, artinya senyawa yang bersifat polar (larut dalam air)

terkandung lebih banyak dalam ekstrak Rumput Israel.

Untuk mengetahui kandungan kimia ekstrak, dilakukan beberapa

pengujian, yaitu penentuan pola kromatogram dengan KLT (Kromatografi Lapis

Tipis) dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi), penapisan fitokimia, dan

Page 67: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kadar kandungan senyawa kimia tertentu. Pada uji kromatografi lapis tipis

digunakan fase gerak dari kombinasi dua campuran pelarut dengan beberapa

perbandingan jumlah pelarut hingga pemisahan terjadi secara optimal. Pada uji

KLT terhadap ekstrak Rumput Israel, fase gerak yang digunakan berawal dari

pelarut nonpolar yaitu n-heksana 100 % lalu dikombinasi dengan pelarut semipolar

yaitu etil asetat dengan perbandingan n-heksana : etil asetat yakni 9:1, 8:2, 7:3, 1:1,

3:7, etil asetat 100 %, serta dengan kloroform : metanol (9:1)

Dari semua pelarut yang digunakan, pelarut kloroform : metanol dengan

perbandingan 9 : 1 menunjukkan pola pemisahan senyawa yang baik dengan

terbentuknya 5 titik bercak yang jelas pada ekstrak Rumput Israel ketiga daerah.

Nilai Rf yang terbentuk pada ekstrak Rumput Israel asal Depok sebesar 0,275,

0,450, 0,575, 0,687, dan 0,850. Sedangkan nilai Rf pada ekstrak Rumput Israel asal

OKU Timur sebesar 0,262, 0,450, 0,575, 0,675, dan 0,862. Ekstrak Rumput Israel

asal Tangerang Selatan juga membentuk 5 titik bercak dengan nilai Rf sebesar

0,275, 0,450, 0,575, 0,687 dan 0,850. Hal ini menunjukkan adanya senyawa yang

bersifat semipolar yang terdapat dalam ekstrak Rumput Israel. Semakin tinggi nilai

Rf menunjukkan semakin dekatnya polaritas senyawa tersebut dengan polaritas fase

gerak yakni kloroform : metanol (9 : 1) dengan ditandai semakin jauhnya titik

bercak yang terdistribusi oleh fase gerak.

Titik bercak yang terbentuk pada uji KLT ekstrak Rumput Israel tidak

terlalu jelas terlihat pada pengamatan dibawah lampu UV 254 nm tetapi terlihat

pada lampu UV 366 nm. Pada lampu UV 254 nm, sampel yang seharusnya

berwarna gelap, sebagian justru ikut berfluoresensi dengan lempeng sedangkan

pada lampu UV 366 nm gugus kromosom yang berinteraksi dengan sinar UV cukup

terlihat. Bercak secara jelas terlihat setelah lempeng yang telah ditotol ekstrak dan

dielusi dengan pelarut disemprot dengan pereaksi H2SO4 lalu dipanaskan di atas

hotplate. Pereaksi H2SO4 diberikan untuk mereduksi gugus kromofor senyawa yang

terdapat pada ekstrak sehingga panjang gelombangnya bergeser ke gelombang yang

lebih panjang dari ultraviolet menjadi visible sehingga tampak oleh mata.

Uji pola kromatogram yang kedua dilakukan dengan menggunakan KCKT

(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Sebagai langkah awal, dilakukan pencarian

fase gerak yang sesuai dengan melihat pola kromatogram yang terbentuk. Fase

Page 68: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

gerak dapat dikatakan baik jika membentuk puncak yang simetris dan sempit, serta

semakin sedikit pucak yang bertumpuk (overload). Dari hasil pengamatan, fase

gerak yang cukup baik adalah air : metanol (8 : 2) dibandingkan dengan fase gerak

metanol 100% ataupun metanol : asetonitril yang masih membentuk puncak yang

bertumpuk dan tidak simetris. Ketiga ekstrak yang diuji menunjukkan pola

kromatogram yang mirip dan membentuk tiga puncak pada range waktu retensi

yakni 9,15-11,34 menit, 11,40 – 14,46 menit, dan 19,20-20,92 menit.

Data pola kromatogram juga didapatkan pada uji sisa pelarut dengan

menggunakan GCMS. Pada uji ini, didapatkan pola kromatogram yang mirip pada

ketiga sampel, dimana jika dibandingkan dengan data base pada GCMS, dideteksi

adanya beberapa senyawa yang dimiliki oleh ketiga sampel, diantaranya adalah

senyawa asam asetat, gliserol, dan asam malonat. Ketiga sampel ekstrak Rumput

Israel terdeteksi adanya asam asetat pada jarak waktu retensi 2,763-2,924 menit

dengan nilai kesamaan yang cukup besar yakni 96 %. Sedangkan nilai kesamaan

senyawa gliserol pada ekstrak asal Tangsel, Depok, dan OKU timur masing-masing

sebesar 89 %, 86 %, dan 94 %. Senyawa gliserol terdeteksi pada jarak waktu retensi

6,296-6,564 menit. Senyawa asam malonat terdeteksi pada jarak waktu retensi

7,765-7,791 menit dimana nilai kesamaannya sebesar 85 %, 94 %, dan 88 % untuk

ekstrak Rumput Israel asal Tangsel, Depok, dan OKU Timur.

Selanjutnya dilakukan penapisan fitokimia untuk mengetahui golongan

senyawa yang terkandung dalam ekstrak Rumput Israel. Dari hasil pengamatan,

golongan senyawa yang positif terkandung dalam ekstrak Rumput Israel adalah

flavonoid, alkaloid, tanin, dan steroid. Uji senyawa flavonoid dilakukan dengan

metode Bate Smith-Metchlaf yaitu ekstrak dibersihkan dari residu dengan pelarut

n-heksana lalu dilarutkan dalam etanol. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan

senyawa nonpolar dan menarik senyawa flavonoid yang bersifat polar. Ekstrak

yang larut dalam etanol lalu ditambahkan asam klorida serta dipanaskan. Pada

pengamatan yang dilakukan, terbentuk warna merah keunguan setelah ekstrak

Rumput Israel dipanaskan, hal ini menunjukkan reaksi positif terhadap senyawa

flavonoid.

Uji alkaloid pada ekstrak Rumput Israel menunjukkan hasil positif dengan

munculnya endapan warna merah setelah diberi pereaksi dragendorff dan endapan

Page 69: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

warna putih setelah diberi pereaksi mayer. Pada pereaksi mayer, endapan yang

terbentuk karena pada senyawa alkaloid terdapat gugus N yang memiliki elektron

bebas. Pereaksi mayer terbuat dari KI dan HgCl2 yang merupakan logam berat dan

dapat membentuk senyawa kompleks dengan atom nitrogen yang ada pada senyawa

alkaloid yang tidak larut sehingga terbentuklah endapan putih. Senyawa alkaloid

juga dapat membentuk senyawa kompleks yang tidak larut dengan pereaksi

dragendorff yang diantaranya terdiri dari logam berat bismut sehingga membentuk

endapan.

Ekstrak Rumput Israel menunjukkan hasil positif pada uji senyawa tanin

dengan menghasilkan warna biru tua setelah diberi pereaksi FeCl3. Terbentuknya

warna biru tua dikarenakan adanya ikatan kovalen koordinasi antara atom logam

dengan atom non logam. Pada uji senyawa steroid, ekstrak Rumput Israel terlebih

dahulu diekstraksi dengan dietil eter untuk melarutkan senyawa steroid karena

senyawa steroid bersifat non polar lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan asam

asetat glasial untuk memunculkan warna dimana terbentuk warna hijau pada

ekstrak Rumpur Israel sehingga dapat dikatakan positif mengandung senyawa

golongan steroid.

Uji kandungan kimia secara kuantitatif dilakukan terhadap senyawa

flavonoid karena berdasarkan jurnal penelitian yang ada, senyawa flavonoid telah

berhasil diisolasi dari ekstrak Rumput Israel. Uji senyawa flavonoid secara

kualitatif terhadap ekstrak Rumput Israel pada penelitian kali ini pun menunjukkan

hasil positif. Alat yang digunakan untuk mengukur kadar flavonoid adalah

spektrofotometri UV-Vis dengan pembanding yang digunakan yaitu kuersetin.

Kuersetin digunakan sebagai pembanding karena merupakan senyawa flavonoid

yang banyak ditemukan pada banyak tumbuhan dan diketahui memiliki banyak

aktivitas biologis. Reagen yang digunakan untuk uji kuantitatif flavonoid ini adalah

AlCl3 10 % yang dapat membentuk kompleks dengan senyawa flavonoid sehingga

muncul warna orange yang dapat dideteksi oleh sinar ultraviolet. Standar kuersetin

dibuat seri konsentrasi yakni 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, dan 20 ppm untuk membuat

kurva kalibrasi. Seri konsentrasi dan nilai absorbansi pada kurva kalibrasi yang

dihasilkan lalu dimasukkan dalam regresi linier dan menghasilkan persamaan y =

0,00958x + 0,0118 dengan koefisien korelasi sebesar 0,9944.

Page 70: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rata-rata kadar total flavonoid yang didapatkan pada ketiga sampel

ekstrak Rumput Israel adalah sebesar 5,796 % dimana Ekstrak Rumput Israel asal

Tangsel, Depok, dan OKU Timur memiliki kadar total flavonoid secara berurutan

sebesar 4,300 %, 4,926 %, 8,162 %. Perbedaan kadar flavonoid pada ketiga sampel

ekstrak menunjukkan adanya keberagaman kadar kandungan senyawa aktif pada

tanaman dengan jenis yang sama. Keberagaman kadar kandungan flavonoid pada

ketiga sampel dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya umur tanaman, waktu

panen, dan lingkungan tempat tumbuh. Tanaman Rumput Israel yang diambil

sebagai penelitian kali ini merupakan tanaman liar yang tidak dibudidayakan

sehingga umur dari tanaman ini tidak diketahui. Ketiga sampel Rumput Israel

diambil pada bulan Januari tahun 2014 dimana tanaman ini mulai berbunga, hal ini

tentu berpengaruh terhadap kadar flavonoid yang dikandung karena waktu panen

yang tepat akan menghasilkan simplisia dengan kandungan senyawa aktif dalam

jumlah besar.

Dari hasil yang didapat, kadar flavonoid dari ekstrak Rumput Israel asal

OKU Timur, Sumatera Selatan memiliki jumlah kandungan yang tertinggi yakni

8,162 % dibandingkan dengan ekstrak Rumput Israel asal Depok dan Tangsel. Hal

ini menunjukkan adanya pengaruh lingkungan tempat tumbuh terhadap kadar

senyawa aktif dimana daerah Depok dan Tangsel yang merupakan daerah yang

berdekatan memiliki kondisi lingkungan yang tidak jauh berbeda dengan suhu dan

cuaca yang sama. Kadar flavonoid dari ekstrak Rumput Israel asal Depok dan

Tangsel pun tidak jauh berbeda yaitu 4,926 % dan 4,300 %. Desa Nusa Tunggal,

OKU Timur, Sumatera Selatan merupakan daerah yang beriklim basah yang masih

banyak terdapat rawa dan pepohonan. Kondisi lingkungan di Desa Nusa Tunggal

ini diperkirakan berpengaruh terhadap kadar senyawa flavonoid ekstrak Rumput

Israel yang cukup tinggi.

Uji parameter non spesifik susut pengeringan dilakukan dengan metode

gravimetri dan didapatkan hasil sebesar 18,810 %, 19,065 %, dan 18,098 % untuk

ekstrak Rumput Israel asal Tangsel, Depok, dan OKU Timur. Hal ini menunjukkan

rentang senyawa yang hilang pada proses pengeringan ekstrak Rumput Israel

adalah sebesar 18,098 % - 19,065 %. Uji kadar air juga dilakukan dengan metode

gravimetri tetapi dengan waktu pemanasan oven yang lebih singkat yakni 5 jam

Page 71: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada suhu 105o C dimana diperkirakan air sudah menguap pada waktu tersebut.

Kadar air yang dihasilkan dari ketiga ekstrak Rumput Israel tidak melebihi batasan

yang seharusnya yakni 10 %. Ekstrak Rumput Israel asal Tangsel, Depok, dan OKU

Timur secara berurutan memiliki kadar air sebesar 7,573 %, 9,742 %, 8,045 %.

Kadar air yang tidak tinggi diperlukan untuk mencegah ekstrak tercemar oleh

bakteri.

Uji kadar abu dilakukan untuk mengetahui kadar zat anorganik dan

mineral yang ada dalam ekstrak Rumput Israel. Pada uji kadar abu, dilakukan

dekstruksi terhadap senyawa organik yang ada pada sampel dengan pemanasan

tanpa nyala api pada suhu tinggi hingga terbentuk abu warna putih dan berat

konstan. Alat yang digunakan yakni tanur pengabuan (furnace) dengan suhu 600o

C. Untuk menghasilkan abu berwarna putih pada ketiga ekstrak Rumput Israel,

dibutuhkan waktu 12 jam. Perhitungan kadar abu dilakukan dengan

membandingkan berat abu terhadap berat sampel yang digunakan. Kadar abu pada

ekstrak Rumput Israel asal Tangsel, Depok, dan OKU Timur masing-masing

sebesar 27,335 %, 32,153 %, dan 18,604 %. Tingginya kadar abu pada ekstrak

Rumput Israel ini diperkirakan karena tingginya kadar mineral yang dikandung.

Kadar abu tidak larut asam pada ketiga ekstrak Rumput Israel juga cukup tinggi

yaitu sebesar 3,506 %, 3,060 %, dan 3,163 % masing-masing untuk ekstrak Rumput

Israel asal Tangsel, Depok, dan OKU Timur. Hal ini menunjukkan masih adanya

pengotor dalam ekstrak Rumput Israel.

Penetapan sisa pelarut dilakukan dengan menggunakan alat GCMS (Gas

Chromatography Mass Spectrometry). Sebelum pengujian pada sampel, dilakukan

uji terhadap larutan baku sebagai perbandingan. Larutan baku yang digunakan

yakni etanol yang dilarutkan dalam aquadest. Etanol dengan konsentrasi 0,0004 %

terdeteksi pada GC dengan waktu retensi (duplo) masing-masing 0,774 dan 0,775

menit. Sedangkan pada spektrometri massa, larutan baku teridentifikasi sebagai

etanol dengan menunjukkan pola fragmentasi yang sesuai dengan similiarity index

sebesar 93 %.

Rekam kromatogram pada larutan baku dapat dijadikan pembanding pada

larutan uji. Larutan uji yakni Ekstrak Rumput Israel dari ketiga daerah dilarutkan

dengan aquadest. Sebanyak 500 mg ekstrak, dilarutkan dalam 3 mL aquadest lalu

Page 72: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

disaring hingga didapatkan larutan uji 1 mL yang disuntikkan ke dalam

kromatograf. Dari hasil rekam kromatogram, tidak terdeteksi adanya etanol dari

ketiga ekstrak Rumput Israel. Pada ekstrak Rumput Israel asal Depok terbentuk 6

puncak tetapi semuanya tidak mengindikasikan adanya etanol. Puncak pada waktu

retensi yang terdekat dengan standar etanol (0,775 menit) yakni 0,767 menit juga

tidak mengindikasikan kandungan etanol setelah dilihat pola fragmentasinya.

Begitupun ekstrak Rumput Israel asal OKU Timur dan Tangsel yang membentuk

puncak masing-masing pada waktu 0,770 menit dan 0,765 menit juga tidak

mengindikasikan adanya etanol dari pola fragmentasi yang terbentuk.

Parameter bobot jenis dikur untuk mengetahui karakter dari masing-

masing ekstrak. Ekstrak diencerkan sebesar 5 % lalu diuji menggunakan

piknometer dengan pembanding bobot jenis yaitu air. Pengenceran dilakukan agar

ekstrak dapat dituang ke dalam piknometer. Bobot jenis ekstrak Rumput Israel 5 %

dari ketiga daerah tidak berbeda jauh yakni 1,0184 g/mL, 1,0182 g/mL, dan 1,0165

g/mL pada ekstrak Rumput Israel asal Tangsel, Depok, dan OKU Timur.

Uji cemaran logam meliputi Pb, Cd dan As pada Rumput Israel dilakukan

dengan alat AAS. Menurut BPOM, cemaran logam berat seperti Pb, Cd, dan As

tidak boleh ada dalam bahan pangan, kecuali jika tidak dapat dihindari, maka tidak

boleh melebihi batas maksimum yaitu untuk Pb 10 mg/kg, Cd 0,3 mg/kg dan As 5

µg/kg. Kurva kalibrasi Pb, Cd, dan As dibuat untuk memberikan persamaan regresi

linier. Kurva kalibrasi pada logam timbal (Pb) menghasilkan persamaan regresi

linier yakni y = 0,0108x – 0,0029 dengan koefisien korelasi sebesar 0,9994. Dari

hasil pengukuran absorbansi terhadap ketiga sampel ekstrak Rumput Israel,

ketiganya tidak terdeteksi adanya Pb. Hal ini berarti sampel ekstrak Rumput Israel

memenuhi syarat dengan tidak tercemari oleh logam timbal (Pb).

Kurva kalibrasi pada logam kadmium menghasilkan persamaan linier y =

0,1764 + 0,0004 dan kofisin korlasi sbsar 0,9999. Ketiga sampel ekstrak Rumput

Israel terdeteksi mengandung logam Cd dengan konsentrasi sebesar 4,96 ppm, 6,52

ppm, 5,78 ppm masing-masing untuk ekstrak Rumput Israel asal Tangsel, Depok,

dan OKU Timur. Keberadaan logam Cd dalam ekstrak Rumput Israel ini tidak

memenuhi persyaratan batas maksimum kadar logam Cd pada bahan pangan atau

obat yakni 0,3 ppm. Cemaran logam Cd pada ekstrak Rumput Israel ini

Page 73: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

diperkirakan karena adanya cemaran pada tanah maupun udara. Kadmium masuk

ke dalam jaringan tanaman dari tanah yang diabsorpsi melalui akar yang kemudian

ditimbun dalam daun. Kadmium dari udara tertahan pada permukaan daun dimana

jumlahnya cukup besar pada daun dengan permukaan yang kasar atau berbulu

(Darmono, 1999).

Kadmium (Cd) merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya

karena elemen ini berisiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium (Cd)

berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi

pada tubuh khususnya hati dan ginjal (Palar, 2004). Perlu adanya upaya dalam

meminimalisir cemaran logam berat pada ekstrak Rumput Israel seperti

pembudidayaan terkontrol dengan menggunakan pupuk organik, meminimalisir

pengunaan pestisida sintetis, serta menjaga perairan dari cemaran limbah pabrik.

Pada ketiga ekstrak Rumput Israel tidak terdeteksi adanya logam Arsen

(As) dimana batas minimal deteksi untuk As pada alat yang digunakan adalah 0,005

µg/kg. Artinya, ketiga ekstrak tidak mengandung logam Arsen atau memiliki kadar

Arsen dibawah 0,005 µg/kg. Hal ini sesuai dengan persyaratan BPOM yakni

dibawah 5 µg/kg.

Page 74: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1 Diperoleh rendemen ekstrak Rumput Israel dari daerah Tangsel, Depok, dan

OKU Timur masing-masing 20,6 %, 18,58 %, dan 20,17 %.

2 Pengamatan makroskopik pada tanaman Rumput Israel meliputi daun, batang,

dan bunga sesuai dengan ciri khas tanaman Rumput Israel pada literatur.

3 Secara organoleptik, ekstrak Rumput Israel berbentuk kental, warna hijau

kecoklatan, bau khas, dan rasa pahit.

4 Pada uji parameter spesifik terhadap ekstrak Rumput Israel asal Tangsel,

Depok, dan OKU Timur didapatkan rentang nilai kadar senyawa terlarut dalam

air sebesar 60,810 % + 0,37 – 74,485 % + 2,27. Kadar senyawa terlarut etanol

sebesar 36,063 % + 0,75 - 44,065 % + 0,78. Pola kromatogram pada KLT

menunjukkan hasil yang baik pada fase gerak kloroform : metanol (9:1). Pola

kromatogram pada HPLC menunjukkan bentuk puncak yang baik dengan fase

gerak air : metanol (8:2) pada panjang gelombang 285 nm dengan laju alir 0,3

mL/menit.

5 Penapisan fitokimia pada ketiga sampel menunjukkan hasil positif terhadap

senyawa flavonoid, alkaloid, tanin, dan steroid. Flavonoid (setara kuersetin)

yang dikandung oleh masing-masing ekstrak asal Tangsel, Depok, dan OKU

Timur sebesar 4,3 %, 4,926 %, 8,162 %.

6 Uji parameter non spesifik dari ketiga sampel menunjukkan rentang nilai susut

pengeringan sebesar 18,098 % + 0,04 - 19,065 % + 0,55. Rentang bobot jenis

sebesar 1,0165 gram/mL + 0,0001 - 1,0184 gram/mL + 0,0001. Kadar air

sebesar 7,573 % + 0,13 - 9,7417 % + 0,10. Kadar abu sebesar 18,604 % + 1,33

- 32,153 % + 0,79. Kadar abu larut asam sebesar 3,061 % + 0,72 - 3,506 % +

0,34. Sisa pelarut etanol tidak terdeteksi pada ketiga sampel.

7 Ketiga ekstrak Rumput Israel memenuhi syarat cemaran logam berat yakni Pb

(Timbal) dan As (Arsen) yakni < 10 ppm untuk Pb dan < 0,005 ppm untuk As.

Sedangkan untuk logam berat Cd (Kadmium), ketiga sampel tidak memenuhi

Page 75: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

syarat sebesar < 0,3 ppm dimana sampel asal Tangsel, Depok, dan OKU Timur

masing-masing mengandung logam Cd sebesar 4,96 ppm, 6,52 ppm, dan 5,78

ppm.

5.2 SARAN

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai kandungan senyawa kimia dan

mineral yang ada pada ekstrak Rumput Israel

Page 76: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Adaobi Chioma Ezike1, Peter Achunike Akah, Vincent Okore, Charles Ogbonnaya

Okoli, Theophine Chinwuba Okoye1, Amaka Christiana Okoye. (2013). In

Vitro Evaluation of The Antihelmintic and Antibacterial Activities of Three

Nigerian Medicinal Plants. BioMed Rx Vol 1(3)

A. Rama Mohan, Dr. K. V. S. R. G. Prasad, Dr. D. Ranganayakulu, Dr. J. A. R. P.

(2010). Analgesic and Inflammatory Activities of Polyherbal Preparations on

Diabetic Rats. Sharma International Journal of Pharmaceutical Sciences Vol

2 (3)

Asok Kumar Kuppusamy, Umamaheswari Muthusamy, Somanathan Sathravada

Shanmugam, Sivashanmugam Andichetiar Thirumalaisamy, Subhdradevi

Varadharajan, Sambathkumar Ramanathan. (2010). Antidiabetic,

Hypolipidemic and Antioxidant Properties of Asystasia gangetica in

Streptozotocin-nicotinamide-induced Type 2 Diabetes Mellitus (NIDDM) in

Rats. Journal of Pharmacy Research

B. Samedani, A. S. Juraimi, M. P. Anwar, M. Y. Rafii, S. H. Sheikh Awadz, and A.

R. Anuar. (2013). Competitive Interaction of Axonopus Compressus and

Asystasia gangetica Under Contrasting Sunlight Intensity. Hindawi

publishing corporation.

Chang, C., Yang, M., Wen, H., Chern, J. (2002). Estimation of Total Flavonoid

Content in Propolis by Two Complementary Methods. Journal of Food and

Drug Analysis. Vol. 10(3) 178-182

CH. Krisna Mohan, E. Madhan Mohan, M. Ramesh. (2011). Evaluation of Anti

Inflammatory Activity of Methanolic Extract of Asystasia gangetica

(L).T.Andas. Leaves. Journal of Advanced Pharmaceutical Sciences

Daffodil E.D, Packia Lincy M, Pon Esakki D, Mohan V.R. (2013).

Pharmacochemical Characterization and Antibacterial Activity Asystasia

gangetica (L.) T. And. Journal Of Harmonized Research in Pharmacy Vol

2(2)

Day, Jr, R. A., Underwood, A. L. (1989). Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta :

Erlangga

Page 77: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Departemen Kesehatan RI. (1989). Materia Medika Indonesia Jilid V. Jakarta

Departemen Kesehatan RI. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan

Departemen Kesehatan RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan

Obat. Jakarta : Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan

DK Patel, R Kumar, D Laloo, S Hemalatha. (2012). Natural Medicines from Plant

Source Used for Therapy of Diabetes Mellitus: An Overview of Its

Pharmacological Aspects. Asian Pacific Journal of Tropical Disease

Ezike AC, Akah PA, Okoli CO. (2008). Bronchoplasmolytic Activity of The extract

and Fractions of Asystasia gangetica. International Journal of Applied

Research in Natural Products. Vol 1 No 3

Faraz Mojab, Mohammad Kamalinejad, Naysaneh Ghaderi, Hamid Reza

Vahidipour. (2003). Phytochemical Screening of Some Species of Iranian

Plants. Iranian Journal of Pharmaceutical Research

Fessenden dan Fessenden. (1992). Kimia Organik, Cetakan ketiga, Jilid I, Jakarta :

Erlangga

G.J.H. & Denton, O.A. (2004). Vegetables. Wageningen : PROTA (Plant Resources

of Tropical Africa) Foundation.

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia, Edisi kedua. Bandung : Penerbit ITB

Harvey David. (2000). Modern Analytical Chemistry. New York : McGraw-Hill

Comp.

Ibnu Gholib Gandjar, Abdul Rohman. (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta

: Pustaka Pelajar

Janakiraman, Jasmin Jansi, Johnson, Jeeva, Renisheya Joy Jeba Malar. (2013).

Phytochemical Analysis on Asystasia gangetica (L.) T. Anderson. Journal Of

Harmonized Research in Pharmacy Vol 2(1)

Page 78: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kavitha Sama, Rajeshwari Sivaraj dan Rajiv. P. (2013). In Vitro Antidiabetic

Activity of Anthocyanin Extract of Asystasia gangetica (Chinese violet)

Flower. Asian Journal of Plant Science and Research Vol 3(2)

Kavitha Sama, Rajeshwari Sivaraj, Hasna Abdul Salam dan Rajiv. P. (2013)

Pharmacognostical and Phytochemical Screening of Asystasia gangetica

(Chinese violet.). International research journal of pharmacy Vol 4(2)

Khopkar. (1990). Basic Concepts of Analytical Chemistry, terjemah oleh

Saptoraharjo. Jakarta : UI Press.

Mulja, M, Suharman. (1995). Analisis Instrumental. Surabaya : Airlangga

University Press

N. V. L. Suvarchala Reddy, Sneha J. Anarthe and N. M. Raghavendra. (2010). In

Vitro Antioxidant and Antidiabetic activity of Asystasia gangetica (Chinese

Violet) Linn. (Acanthaceae). International Journal of Research in

Pharmaceutical and Biomedical Sciences.

Pierre Mugabo and Ismaila A Raji. (2013). Effects of Aqueous Leaf Extract of

Asystasia gangetica on The Blood Pressure and Heart Rate in Male

Spontaneously Hypertensive Wistar Rats. Biomed Central

Pradeep Kumar R, D. Sujatha, T.S. Mohamed Saleem, C. Madhusudhana Chetty,

D. Ranganayakulu. (2010). Potential Hypoglycemic and Hypolipidemic

Effect of Morus Indica and Asystasia gangetica in Alloxan Induced Diabetes

Mellitus. International Journal Research of Pharmacy and Sciences Vol 1(1)

Roth, J.H., and Blaschke, G. (1998). Analisis Farmasi. Penerjemah: Kisman, dkk.

Yogyakarta : UGM Press.

Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S. (1991). Pengantar Kromatografi.

Bandung : Penerbit ITB

Saifudin Azis. (2011). Standardisasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sastrohamidjojo. (2001). Dasar – Dasar Spektroskopi. Yogyakarta : Liberty

Page 79: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sastrohamidjojo, Hardjono. (2001). Kimia Dasar. Yogyakarta : UGM Press.

Silverstein, R. M., Webster, F. X. (1998). Spectrometric Identification of Organic

Compound, Sixth edition. US : John Wiley & Sons, Inc

Skoog. D. A., Donald M. West, F. James Holler, Stanley R. Crouch. (2000).

Fundamentals of Analytical Chemistry. Brooks Cole

SK Tilloo, Pande VB, Rasala TM, Kale VV. (2012). Asystasia gangetica : Review

on Multipotential Application. International Research Journal of Pharmacy.

Hal 18-20

Soerya Dewi Marliana, Venty Suryanti, Suyono. (2005). Skrining Fitokimia dan

Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam

(Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Jurnal Biofarmasi Vol

3(1)

T.k.Gopal, Megha.G, D.Chamundeeswari, C.Umamaheswara Reddy. (2013).

Phytochemical and Pharmacological Studies on Whole Plant of Asystasia

gangetica. Indian Journal of Research in Pharmacy and Biotechnology Vol

1(3)

Tsai Wen Hsu, Tzen Yuh Chiang, Jen-Jye Peng. (2005). Asystasia gangetica (L.)

T. Anderson subsp. micrantha (Nees) Ensermu (Acanthaceae), A Newly

Naturalized Plant in Taiwan. Taiwania Journal Vol 50(2)

V. Mary Kensa. (2011). Studies on Phytochemical Profile and Antimicrobial

Activity on Asystasia gangetica (L.) T. Anderson. Plant Sciences Feed Vol 1

(7)

Page 80: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 1

ALUR PENELITIAN

Tanaman Segar Rumput Israel

(Asystasia gangetica)

Determinasi di Puslit Biologi

Bidang Botani, LIPI Cibinong

Sortasi basah, pencucian,

perajangan, pengeringan, sortasi

kering, dan penghalusan

Ekstraksi dengan dimaserasi dalam pelarut etanol

70 % hingga maserat hampir tidak berwarna

Penyaringan Filtrat

Penguapan dengan pilot plant

Pengamatan

Makroskopis

dan

Mikroskopis

Dipekatkan dengan rotary evaporator

Ekstrak kental etanol Perhitungan

rendemen

Uji parameter non spesifik :

Susut pengeringan

Kadar air

Kadar abu

Kadar abu tidak larut asam

Bobot jenis

Sisa pelarut

Cemaran logam

Uji parameter spesifik :

Identitas ekstrak

Organoleptik ekstrak

Senyawa terlarut pelarut

tertentu

Pola kromatogram

Penapisan fitokimia

Uji kadar senyawa

tertrentu

Analisa data

Ampas

Page 81: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 2

DETERMINASI TANAMAN RUMPUT ISRAEL

Page 82: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 83: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 3

ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

Gambar L.1

Ekstrak etanol

Asystasia gangetica

asal Tangsel

Gambar L.2

Ekstrak etanol

Asystasia gangetica

asal Depok

Gambar L.3

Ekstrak etanol

Asystasia gangetica

asal OKU Timur

Gambar L.4

Spektrofotometri UV-Vis Gambar L.5 Desikator

Gambar L.6 Muffle Furnace

Page 84: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar L.7 Pilot Plant

Gambar L.8

Mikroskop

Gambar L.9 GCMS Gambar L.10 HPLC

Gambar L.11 Rotary Evaporator

Page 85: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 4

HASIL UJI CEMARAN LOGAM

Uji kadar Pb dan Cd ekstrak Rumput Israel asal Tangsel

Page 86: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji kadar Pb dan Cd ekstrak Rumput Israel asal Depok

Page 87: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji kadar Pb dan Cd ekstrak Rumput Israel asal OKU Timur

Page 88: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji kadar As ekstrak Rumput Israel asal Tangsel

Uji kadar As ekstrak Rumput Israel asal Depok

Page 89: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji kadar As ekstrak Rumput Israel asal OKU Timur

Page 90: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 5

UJI SISA PELARUT DAN POLA KROMATOGRAM GCMS

Larutan standar etanol (0,0004 %) 1

E

tano

l

Page 91: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Larutan standar etanol (0,0004 %) 2

Eta

no

l

Page 92: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ekstrak Rumput Israel asal Tangsel

Ekstrak Rumput Israel asal Depok

Met

il K

arbam

at

Asa

m a

seta

t

1-h

idro

ksi

2-p

ropano

n

2,3

-Buta

ned

iol

Dim

etil

sulf

oksi

da

Buti

rola

kto

n

Gli

sero

l

Asa

m p

enta

no

at

4-p

iro

n

Asa

m m

alo

nat

Gli

ko

ald

eh

id

Am

on

ium

karb

am

at

Asa

m a

seta

t

Gli

sero

l

Asa

m b

enzo

at

Asa

m m

alo

nat

Page 93: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ekstrak Rumput Israel asal OKU Timur

Gli

koald

ehid

Am

oniu

m k

arb

am

at

Asa

m a

seta

t

2,3

-Buta

ned

iol

2,3

-Buti

rola

kto

n

Gli

sero

l

Asa

m b

enzo

at

Asa

m m

alo

nat

Page 94: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 6

PERHITUNGAN RENDEMEN EKSTRAK

Tangerang Selatan

% Rendemen ekstrak = berat ekstrak yang didapat (gram)

berat simplisia yang diekstrak (gram) x 100 %

= 565,8 gram

2746,6 gram x 100 %

= 20,60 %

Depok

% Rendemen ekstrak = berat ekstrak yang didapat (gram)

berat simplisia yang diekstrak (gram) x 100 %

= 205.9 gram

1108 gram x 100 %

= 18,58 %

OKU Timur

% Rendemen ekstrak = berat ekstrak yang didapat (gram)

berat simplisia yang diekstrak (gram) x 100 %

= 218,8 gram

1084,6 gram x 100 %

= 20,17 %

Page 95: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 7

PERHITUNGAN SENYAWA TERLARUT AIR

Tabel L.1 Senyawa Terlarut Air

% 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐬𝐞𝐧𝐲𝐚𝐰𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭 𝐚𝐢𝐫 =𝐀𝟏 − 𝐀𝐨

𝐁 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %

Tangerang Selatan

1. % Kadar senyawa terlarut air = 39,0962−38,4421

1,0005 x 100 % = 65, 377 %

2. % Kadar senyawa terlarut air = 36,8815−36,1653

1,0053 x 100 % = 71,242 %

3. % Kadar senyawa terlarut air = 36,2088−35,4990

1,0021 x 100 % = 70,831 %

Rata-rata = 69,150 % + 4,63

No Cawan

Kosong/Ao

(g)

Cawan +

Ekstrak/A1

(g)

Bobot

Ekstrak

Awal (g)

Senyawa

Terlarut

Air

Rata-rata

Tangerang Selatan

1 38,4421 39,0962 1,0005 65,377 % 69,150 % +

4,63 2 36,1653 36,8815 1,0053 71,242 %

3 35,4990 36,2088 1,0021 70,831 %

Depok

1 34,7015 35,3074 1,0012 60,517 % 60,810 % +

0,37 2 33,8250 34,4400 1,0078 61,024 %

3 35,7525 36,3614 1,0000 60,890 %

OKU Timur

1 44,9290 45,6809 1,0037 74,913 % 74,485 % +

2,27 2 35,9597 36,6902 1,0047 72,708 %

3 31,6270 32,3855 1,0002 75,834 %

Page 96: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Depok

1. % Kadar senyawa terlarut air = 35,3074−34,7015

1,0012 x 100 % = 60,517 %

2. % Kadar senyawa terlarut air = 34,4400−33,8250

1,0078 x 100 % = 61,024 %

3. % Kadar senyawa terlarut air = 36,3614−35,7525

1,0000 x 100 % = 60,890 %

Rata-rata = 60,810 % + 0,37

OKU Timur

1. % Kadar senyawa terlarut air = 45,6809−44,9290

1,0037 x 100 % = 74,913 %

2. % Kadar senyawa terlarut air = 36,6902−35,9597

1,0047 x 100 % = 72,708 %

3. % Kadar senyawa terlarut air = 32,3855−31,6270

1,0002 x 100 % = 75,834 %

Rata-rata = 74,485 % + 2,27

Page 97: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 8

PERHITUNGAN SENYAWA TERLARUT ETANOL

Tabel L.2 Senyawa Terlarut Etanol

% 𝐒𝐞𝐧𝐲𝐚𝐰𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭 𝐞𝐭𝐚𝐧𝐨𝐥 =𝐀𝟏 − 𝐀𝐨

𝐁 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %

Tangerang Selatan

1. % Senyawa terlarut etanol = 49,7414 − 49,3475

1,0995 x 100 % = 35,825 %

2. % Senyawa terlarut etanol = 40,6616 − 40,2564

1,0981 x 100 % = 36,900 %

3. % Senyawa terlarut etanol = 36,3289 − 35,9603

1,0393 x 100 %= 35,466 %

Rata-rata = 36,063 % + 0,75

No Cawan

Kosong/Ao

(g)

Cawan +

Ekstrak/A1

(g)

Bobot

Ekstrak

Awal (g)

Senyawa

Terlarut

Etanol

Rata-rata

Tangerang Selatan

1 49,3475 49,7414 1,0995 35,825 % 36,063 % +

0,75 2 40,2564 40,6616 1,0981 36,900 %

3 35,9603 36,3289 1,0393 35,466 %

Depok

1 34,5483 34,9400 1,0598 36,959 % 37,821 % +

0,94 2 36,3567 36,7651 1,0837 37,685 %

3 31,6278 32,0489 1,0847 38,821 %

OKU Timur

1 34,5475 35,0062 1,0602 43,265 % 44,065 % +

0,78 2 49,3474 49,8170 1,0474 44,834 %

3 35,9619 36,4273 1,0554 44,097 %

Page 98: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Depok

1. % Senyawa terlarut etanol = 34,9400 − 34,5483

1,0598 x 100 % = 36,959 %

2. % Senyawa terlarut etanol = 36,7651 − 36,3567

1,0837 x 100 % = 37,685 %

3. % Senyawa terlarut etanol = 32,0489 − 31,6278

1,0847 x 100 % = 38,821 %

Rata-rata = 37,821 % + 0,94

OKU Timur

1. % Senyawa terlarut etanol = 35,0062 − 34,5475

1,0602 x 100 % = 43,265 %

2. % Senyawa terlarut etanol = 49,8170 − 49,3474

1,0474 x 100 % = 44,834 %

3. % Senyawa terlarut etanol = 36,4273 − 35,9619

1,0554 x 100 % = 44,097 %

Rata-rata = 44,065 % + 0,78

Page 99: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 9

PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN

Tabel L.3 Susut Pengeringan

% 𝐒𝐮𝐬𝐮𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠𝐚𝐧 =𝐀 − 𝐁

𝐀 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %

Tangerang Selatan

1. % Susut pengeringan = 1,0476−0,8498

1,0476 x 100 % = 18,881 %

2. % Susut pengeringan = 1,0315−0,8376

1,0315 x 100 % = 18,797 %

3. % Susut pengeringan = 1,0361−0,8418

1,0361 x 100 % = 18,753 %

Rata-rata = 18,810 + 0,06

No Cawan

Kosong (g)

Cawan +

Ekstrak

Setelah

Pemanasan

(g)

Bobot

Ekstrak

Awal/ A (g)

Bobot

Ekstrak

Akhir/ B

(g)

Susut

Pengeringan

(%)

Tangerang Selatan Rata-rata = 18,810 + 0,06

1 40,1642 41,0140 1,0476 0,8498 18,881 %

2 33,7115 34,5491 1,0315 0,8376 18,797 %

3 40,4388 41,2806 1,0361 0,8418 18,753 %

Depok Rata-rata = 19,065 + 0,55

1 41,1296 41,9775 1,0398 0,8479 18,455 %

2 32,9580 33,7999 1,0423 0,8419 19,226 %

3 39,1850 40,0230 1,0412 0,8380 19,515 %

OKU Timur Rata-rata = 18,098 + 0,04

1 40,1633 41,0000 1,0210 0,8367 18,050 %

2 32,9637 33,8062 1,0290 0,8425 18,124 %

3 38,8674 39,7065 1,0248 0,8391 18,120 %

Page 100: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Depok

1. % Susut pengeringan = 1,0398−0,8479

1,0398 x 100 % = 18,455 %

2. % Susut pengeringan = 1,0423−0,8419

1,0423 x 100 % = 19,226 %

3. % Susut pengeringan = 1,0412−0,8380

1,0412 x 100 % = 19,515 %

Rata-rata = 19,065 + 0,55

OKU Timur

1. % Susut pengeringan = 1,0210 − 0,8367

1,0210 x 100 % = 18,050 %

2. % Susut pengeringan = 1,0290−0,8425

1,0290 x 100 % = 18,124 %

3. % Susut pengeringan = 1,0248−0,8391

1,0248 x 100 % = 18,120 %

Rata-rata = 18,098 + 0,04

Page 101: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 10

PERHITUNGAN BOBOT JENIS

Tabel L.4 Bobot Jenis

𝐁𝐨𝐛𝐨𝐭 𝐉𝐞𝐧𝐢𝐬 =𝐖𝟏 − 𝐖𝐨

𝐖𝟐 − 𝐖𝐨 𝐱 𝐁𝐉 𝐀𝐢𝐫

Tangerang Selatan

1. Bobot Jenis = 27,9796−17,6667

27,7922−17,6667 x 1 = 1,0185 gram/mL

2. Bobot Jenis = 27,9806−17,6663

27,7945−17,6663 x 1 = 1,0183 gram/mL

3. Bobot Jenis = 27,7914−17,6665

27,9793−17,6665 x 1 = 1,0185 gram/mL

Rata-rata = 1,0184 + 0,0001

No Pikno

kosong/ Ao

(g)

Pikno +

air/A2 (g)

Pikno +

ekstrak/A1

(g)

Bobot

Jenis

(g/mL)

Rata-rata

Tangerang Selatan

1 17,6667 27,7922 27,9796 1,0185 1,0184 +

0,0001 2 17,6663 27,7945 27,9806 1,0183

3 17,6665 27,7914 27,9793 1,0185

Depok

1 17,6666 27,7908 27,9727 1,0179 1,0182 +

0,0001 2 17,6665 27,7934 27,9802 1,0184

3 17,6666 27,7910 27,9776 1,0184

OKU Timur

1 17,6664 27,7902 27,9570 1,0164 1,0165 +

0,0001 2 17,6665 27,7894 27,9579 1,0166

3 17,6663 27,7894 27,9565 1,0165

Page 102: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Depok

1. Bobot Jenis = 27,9727−17,6666

27,7908−17,6666 x 1 = 1,0179 gram/mL

2. Bobot Jenis = 27,9802−17,6665

27,7934−17,6665 x 1 = 1,0184 gram/mL

3. Bobot Jenis = 27,9776−17,6666

27,7910−17,6666 x 1 = 1,0184 gram/mL

Rata-rata = 1,0182 + 0,0001

OKU Timur

1. Bobot Jenis = 27,9570−17,6664

27,7902−17,6664 x 1 = 1,0164 gram/mL

2. Bobot Jenis = 27,9579−17,6665

27,7894−17,6665 x 1 = 1,0166 gram/mL

3. Bobot Jenis = 27,9565−17,6663

27,7894−17,6663 x 1= 1,0165 gram/mL

Rata-rata = 1,0165 + 0,0001

Page 103: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 11

PERHITUNGAN KADAR ABU

Tabel L.5 Kadar Abu

% 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐀𝐛𝐮 =𝐀𝟏 − 𝐀𝐨

𝐁 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %

Tangerang Selatan % Kadar Abu

1. % Kadar Abu = 35,0625−34,5120

2,0055 x 100 % = 27,449 %

2. % Kadar Abu = 39,3554−38,7992

2,0005 x 100 % = 27,803 %

3. % Kadar Abu = 34,8494−34,3132

2,0042 x 100 % = 26,753 %

Rata-rata = 27,335 + 0,53

No Cawan

kosong/ Ao

(g)

Cawan +

Ekstrak

abu/A1 (g)

Bobot

Ekstrak

awal/B (g)

Kadar

Abu

Rata-rata

Tangerang Selatan

1 34,5120 35,0625 2,0055 27,449 % 27,335 + 0,53

2 38,7992 39,3554 2,0005 27,803 %

3 34,3132 34,8494 2,0042 26,753 %

Depok

1 51,4646 52,0956 2,0152 31,312 % 32,153 + 0,79

2 47,6033 48,2534 2,0146 32,269 %

3 55,9161 56,5832 2,0289 32,879 %

OKU Timur

1 33,4978 33,8828 2,0069 19,183 % 18,604 + 1,33

2 41,1269 41,5226 2,0244 19,546 %

3 39,0803 39,4261 2,0241 17,084 %

Page 104: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Depok

1. % Kadar Abu = 52,0956−51,4646

2,0152 x 100 % = 31,312 %

2. % Kadar Abu = 48,2534−47,6033

2,0146 x 100 % = 32,269 %

3. % Kadar Abu = 56,5832−55,9161

2,0289 x 100 % = 32,879 %

Rata-rata = 32,153 + 0,79

OKU Timur

1. % Kadar Abu = 33,8828−33,4978

2,0069 x 100 % = 19,183 %

2. % Kadar Abu = 41,5226−41,1269

2,0244 x 100 % = 19,546 %

3. % Kadar Abu = 39,4261−39,0803

2,0241 x 100 % = 17,084 %

Rata-rata = 18,604 + 1,33

Page 105: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

90

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 12

PERHITUNGAN KADAR ABU TIDAK LARUT ASAM

Tabel L.6 Kadar Abu Tidak Larut Asam

% 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐀𝐛𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐫𝐮𝐭 𝐚𝐬𝐚𝐦 =𝐀𝟏 − (𝐂 𝐱 𝟎, 𝟎𝟎𝟕𝟔) − 𝐀𝐨

𝐁 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %

Tangerang Selatan

1. % KA tidak larut asam = 51,5398−(1,0426 x 0,0076)−51,4650

2,0055 x 100 % = 3,335 %

2. % KA tidak larut asam = 47,6775−(1,0829 x 0,0076)−47,6036

2,0005 x 100 % = 3,283 %

3. % KA tidak larut asam = 56,0025−(1,0657 x 0,0076)−55,9162

2,0042 x 100 % = 3,902 %

Rata-rata = 3,506 + 0,34

No Cawan

kosong/ Ao

(g)

Cawan +

Ekstrak

abu/A1 (g)

Bobot

Ekstrak

awal/B (g)

Bobot

Kertas

Saring/C(g)

Kadar Abu

tidak larut

asam

Tangerang Selatan Rata-rata = 3,506 + 0,34

1 51,4650 51,5398 2,0055 1,0426 3,335 %

2 47,6036 47.6775 2,0005 1,0829 3,283 %

3 55,9162 56,0025 2,0042 1,0657 3,902 %

Depok Rata-rata = 3,061 + 0,72

1 51,4174 51,4905 2,0152 1,0515 3,231 %

2 47,5718 47,6255 2,0146 1,0369 2,274 %

3 55,8770 55,9597 2,0289 1,0658 3,677 %

OKU Timur Rata-rata = 3,163 + 0,29

1 39,0355 39,1034 2,0241 1,0533 2,959 %

2 41,0702 41,1396 2,0244 1,0514 3,033 %

3 34,5115 34,5897 2,0069 1,0664 3,498 %

Page 106: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

91

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Depok

1. % KA tidak larut asam = 51,4905−(1,0515 x 0,0076)−51,4174

2,0152 x 100 % = 3,231 %

2. % KA tidak larut asam = 47,6255−(1,0369 x 0,0076)−47,5718

2,0146 x 100 % = 2,274 %

3. % KA tidak larut asam = 55,9597−(1,0658 x 0,0076)−55,8770

2,0289 x 100 % = 3,677 %

Rata-rata = 3,061 + 0,72

OKU Timur

1. % KA tidak larut asam = 39,1034−(1,0533 x 0,0076)−39,0355

2,0241 x 100 % = 2,959 %

2. % KA tidak larut asam = 41,1396−(1,0514 x 0,0076)−41,0702

2,0244 x 100 % = 3,033 %

3. % KA tidak larut asam = 34,5897−(1,0533 x 0,0076)−34,5115

2,0069 x 100 % = 3,498 %

Rata-rata = 3,163 + 0,29

Page 107: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

92

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 13

PERHITUNGAN KADAR AIR

Tabel L.7 Kadar Air

% 𝐊𝐚𝐝𝐚𝐫 𝐀𝐢𝐫 =𝐀 − 𝐁

𝐀 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %

Tangerang Selatan

1. % Kadar Air = 5,0483−4,6740

5,0483 x 100 % = 7,414 %

2. % Kadar Air = 5,0751−4,6854

5,0751 x 100 % = 7,679 %

3. % Kadar Air = 5,0192−4,6364

5,0192 x 100 % = 7,627 %

Rata-rata = 7,573 + 0,13

No Cawan

Kosong (g)

Cawan +

Ekstrak

Setelah

Pemanasan

(g)

Bobot

Ekstrak

Awal/ A (g)

Bobot

Ekstrak

Akhir/ B

(g)

Kadar air

(%)

Tangerang Selatan Rata-rata = 7,573 + 0,13

1 41,4401 46,1141 5,0483 4,6740 7,414 %

2 39,7301 44,4155 5,0751 4,6854 7,679 %

3 38,4268 43,0632 5,0192 4,6364 7,627 %

Depok Rata-rata = 9,742 + 0,10

1 40.0954 44,6929 5,0919 4,5975 9,709 %

2 38,7109 43,2285 5,0005 4,5176 9,657 %

3 34,1849 38,7647 5,0807 4,5798 9,859 %

OKU Timur Rata-rata = 8,045 + 0,46

1 27,1403 31,7819 5,0318 4,6416 7,755 %

2 33,4805 38,1060 5,0591 4,6255 8,571 %

3 40,9290 45,6262 5,0951 4,6972 7,809 %

Page 108: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

93

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Depok

1. % Kadar Air = 5,0919−4,5975

5,0919 x 100 % = 9,709 %

2. % Kadar Air = 5,0005−4,5176

5,0005 x 100 % = 9,657 %

3. % Kadar Air = 5,0807−4,5798

5,0807 x 100 % = 9,859 %

Rata-rata = 9,742 + 0,10

OKU Timur

1. % Kadar Air = 5,0318−4,6416

5,0318 x 100 % = 7,755 %

2. % Kadar Air = 5,0591−4,6255

5,0591 x 100 % = 8,571 %

3. % Kadar Air = 5,0951−4,6972

5,0951 x 100 % = 9,859 %

Rata-rata = 8,045 + 0,46

Page 109: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

94

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 14

PERHITUNGAN KADAR TOTAL FLAVONOID

Kurva Kalibrasi

Absorbansi Sampel

Sampel

Absorbansi

(500 µL)

Rata-

Rata

Rp OKU 0,095 0,084 0,090

Rp Depok 0,062 0,056 0,059

Rp Tangsel 0,051 0,054 0,053

Perhitungan

Konsentrasi akhir = konsentrasi awal x volume sampel yang digunakan

volume akhir

0,000

0,050

0,100

0,150

0,200

0,250

0 5 10 15 20 25

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi

Kurva Kalibrasi Kuersetin

Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

0 0,005

5 0,060

10 0,119

15 0,159

20 0,195

y = 0,00958x + 0,0118

R2 = 0,9944

Page 110: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

95

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Faktor Pengenceran = konsentrasi awal

konsentrasi akhir

% Flavonoid =

absorban−intercept

slopex FP x 100 %

konsentrasi awal

Konsentrasi akhir (250 µL) = 1000 ppm x 250 µL

5000 µL= 50 ppm

Konsentrasi akhir (500 µL) = 1000 ppm x 500 µL

5000 µL= 100 ppm

Faktor Pengenceran (250 µL) = 1000 ppm

50 ppm = 20

Faktor Pengenceran (500 µL) = 1000 ppm

100 ppm = 10

TANGSEL

500 µL

% Flavonoid =

0,054−0,0118

0,00958x 10 x 100 %

1000 = 4,300 %

DEPOK

500 µL

% Flavonoid =

0,059−0,0118

0,00958x 10 x 100 %

1000 = 4,926 %

OKU TIMUR

500 µL

% Flavonoid =

0,090−0,0118

0,00958x 10 x 100 %

1000 = 8,162 %

Page 111: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

96

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN 15

PERHITUNGAN CEMARAN LOGAM

1. Pb (Timbal)

Kurva Kalibrasi

Perhitungan

Logam Pb (Timbal) pada ekstrak Rumput Israel (Asystasia gangetica)

asal Tangerang Selatan, Depok, dan OKU Timur tidak terdeteksi

-0,02

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

0,12

0 2 4 6 8 10 12

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi

Kurva Kalibrasi Pb

Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

0 -0,00396

5 0,05341

10 0,1047

y = 0,0108x – 0,0029

R2 = 0,9994

Page 112: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

97

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Cd (Kadmium)

Kurva Kalibrasi

Perhitungan

TANGERANG SELATAN

y = 0,1764x + 0,0004

0,02005 = 0,1764x + 0,0004

x = 0,02005– 0,0004

0,1764

Kadar Logam = konsentrasi (

µg

mL) x volume akhir (mL)

berat sampel (gram)

= 0,1114 x 100

2,2445

= 4,96 µg/gram = 4,96 ppm

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

0 2 4 6 8 10 12

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi

Kurva Kalibrasi Cd

Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

0 -0,00098

5 0,8856

10 1,7638

y = 0,1764x + 0,0004

R2 = 0,9999

Page 113: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

98

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DEPOK

y = 0,1764x + 0,0004

0,0236 = 0,1764x + 0,0004

x = 0,0236 – 0,0004

0,1764

Kadar Logam = konsentrasi (

µg

mL) x volume akhir (mL)

berat sampel (gram)

= 0,1315 x 100

2,0168

= 6,52 µg/gram = 6,52 ppm

OKU TIMUR

y = 0,1764x + 0,0004

0,02194 = 0,1764x + 0,0004

x = 0,02194 – 0,0004

0,1764

Kadar Logam = konsentrasi (

µg

mL) x volume akhir (mL)

berat sampel (gram)

= 0,1221 x 100

2,1121

= 5,78 µg/gram = 5,78 ppm

Page 114: KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL TANAMAN RUMPUT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25506/1... · ) is a plant that grows in mainland Africa, Arabia, and Asia. Rumput

99

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. As (Arsen)

Kurva Kalibrasi

Konsentrasi

(ppm) Absorbansi

0 0,0024

5 0,0658

10 0,1212

15 0,1839

20 0,2413

Perhitungan

Logam As (Arsen) pada ekstrak Rumput Israel (Asystasia gangetica)

asal Tangerang Selatan, Depok, dan OKU Timur tidak terdeteksi

y = 0,0119x + 0,0037R² = 0,9996

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0 5 10 15 20 25

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (ppb)

Kurva Kalibrasi As