KANKER PARU

28

Click here to load reader

Transcript of KANKER PARU

Page 1: KANKER PARU

http://shalhachacha.blogspot.com/2011/04/resume-untuk-kesekian-kalinya-9ketiga.html

KANKER PARU

I. KONSEP DASAR

a. PengertianTumor paru merupakan keganasan pada jaringan paru (Price, Patofisiologi, 1995).Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000)Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by Erich )http://wildanprasetya.blog.com/2009/04/18/askep-tumor-paru/Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sell yang sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau ekspansi dari sell itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak.http://www.infopenyakit.com/2008/06/penyakit-kanker-paru-paru.htmlb. EtiologiMeskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :1. Merokok.Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.

2. Iradiasi.Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.

3. Kanker paru akibat kerja.Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.

4. Polusi udara.Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).

Page 2: KANKER PARU

5. Genetik.Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :a. Proton oncogen.b. Tumor suppressor gene.c. Gene encoding enzyme.

Teori Onkogenesis.Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah- programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.

Predisposisi Gen supresor tumorInisitor

Delesi/ insersiPromotor

Tumor/ autonomiProgresor

Ekspansi/ metastasis

6. Diet.Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru.(Ilmu Penyakit Dalam, 2001).c. Manifestasi Klinis1. Gejala awal.Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.2. Gejala umum.a. Batuk Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.b. HemoptisisSputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.

Secara UmumBatuk-batuk yang lama pada orang merokokKesulitan bernafas (nafas pendek)Batuk mengeluarkan darah (meskipun jumlah sedikit)Sering mengalami infeksi paru (pneumonia atau bronchitis)Adanya nyeri dada, bahu dan bagian punggungSuara yang berubah dari biasanya

Page 3: KANKER PARU

Batuk lebih dari 2 minggu pada orang yang tidak merokokLainnya seperti susah menelan, leher dan wajah tampak membengkak, nafsu makan berkurang, hilangnya berat badan, cepat lelah atau lemah.http://www.infopenyakit.com/2008/06/penyakit-kanker-paru-paru.htmlSumber : Lung Cancer Disease.GEJALA http://medicastore.com/penyakit/6/Kanker_Paru.htmlGejala kanker paru-paru tergantung kepada jenis, lokasi dan cara penyebarannya. Biasanya gejala utama adalah batuk yang menetap. Penderita bronkitis kronis yang menderita kanker paru-paru seringkali menyadari bahwa batuknya semakin memburuk.

Dahak bisa mengandung darah. Jika kanker tumbuh ke dalam pembuluh darah dibawahnya, bisa menyebabkan perdarahan hebat.

Kanker bisa menyebabkan bunyi mengi karena terjadi penyempitan saluran udara di dalam atau di sekitar tempat tumbuhnya kanker. Penyumbatan bronkus bisa menyebabkan kolaps pada bagian paru-paru yang merupakan percabangan dari bronkus tersebut, keadaan ini disebut atelektasis Akibat lainnya adalah pneumonia dengan gejala berupa batuk, demam, nyrei dada dan sesak nafas.

Jika tumor tumbuh ke dalam dinding dada, bisa menyebabkan nyeri dada yang menetap.

Gejala yang timbul kemudian adalah hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan dan kelemahan. Kanker paru seringkali menyebabkan penimbunan cairan di sekitar paru-paru (efusi pleura), sehingga penderita mengalami sesak nafas. Jika kanker menyebar di dalam paru-paru, bisa terjadi sesak nafas yang hebat, kadar oksigen darah yang rendah dan gagal jantung.

Kanker bisa tumbuh ke dalam saraf tertentu di leher, menyebabkan terjadinya sindroma Horner, yang terdiri dari: - penutupan kelopak mata - pupil yang kecil - mata cekung - berkurangnya keringat di salah satu sisi wajah.

Kanker di puncak paru-paru bisa tumbuh ke dalam saraf yang menuju ke lengan sehingga lengan terasa nyeri, mati rasa dan lemah. Kerusakan juga bisa terjadi pada saraf pita suara sehingga suara penderita menjadi serak.

Kanker bisa tumbuh secara langsung ke dalam kerongkongan, atau tumbuh di dekat kerongkongan dan menekannya, sehingga terjadi gangguan menelan. Kadang terbentuk saluran abnormal (fistula) diantara kerongkongan dan bronki, menyebabkan batuk hebat selama proses menelan berlangsung, karena makanan dan cairan masuk ke dalam paru-paru.

Kanker paru-paru bisa tumbuh ke dalam jantung dan menyebabkan: - irama jantung yang abnormal

Page 4: KANKER PARU

- pembesaran jantung - penimbunan cairan di kantong perikardial. Kanker juga bisa tumbuh di sekitar vena kava superior. Penyumbatan vena ini menyebabkan darah mengalir kembali ke atas, yaitu ke dalam vena lainnya dari bagian tubuh sebelah atas: - vena di dinding dada akan membesar - wajah, leher dan dinding dada sebelah atas (termasuk payudara) akan membengkak dan tampak berwarna keunguan. Keadaan ini juga menyebabkan sesak nafas, sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing dan perasaan mengantuk. Gejala tersebut biasanya akan memburuk jika penderita membungkuk ke depan atau berbaring.

Kanker paru-paru juga bisa menyebar melalui aliran darah menuju ke hati, otak, kelenjar adrenal dan tulang. Hal ini bisa terjadi pada stadium awal, terutama pada karsinoma sel kecil. Gejalanya berupa gagal hati, kebingungan, kejang dan nyeri tulang; yang bisa timbul sebelum terjadinya berbagai kelainan paru-paru, sehingga diagnosis dini sulit ditegakkan.

Beberapa kanker paru-paru menimbulkan efek di tempat yang jauh dari paru-paru, seperti kelainan metabolik, kelainan saraf dan kelainan otot (sindroma paraneoplastik). Sindroma ini tidak berhubungan dengan ukuran maupun lokasi dari kanker dan tidak selalu menunjukkan bahwa kanker telah menyebar keluar dada; sindroma ini disebabkan oleh bahan yang dikeluarkan oleh kanker. Gejalanya bisa merupakan petanda awal dari kanker atau merupakan petunjuk awal bahwa kanker telah kembali, setelah dilakukannya pengobatan. Salah satu contoh dari sindroma paraneoplastik adalah sindroma Eaton-Lambert, yang ditandai dengan kelemahan otot yang luar biasa. Contoh lainnya adalah kelemahan otot dan rasa sakit karena peradangan (polimiositis), yang bisa disertai dengan peradangan kulit (dermatomiositis).

Beberapa kanker paru-paru melepaskan hormon atau bahan yang menyerupai hormon, sehingga terjadi kadar hormon yang tinggi. Karsinoma sel kecil menghasilkan kortikotropin (menyebabkan sindroma Cushing) atau hormon antidiuretik (menyebabkan penimbunan cairan dan kadar natrium yang rendah di dalam darah). Pembentukan hormon yang berlebihan juga bisa menyebabkan sindroma karsinoid, yaitu berupa kemerahan, bunyi nafas mengi, diare dan kelainan katup jantung. Karsinoma sel skuamosa melepaskan bahan menyerupai hormon yang menyebabkan kadar kalsium darah sangat tinggi.

Sindroma hormonal lainnya yang berhubungan dengan kanker paru-paru adalah: - pembesaran payudara pada pria (ginekomastia) - kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme) - perubahan kulit (kulit di ketiak menjadi lebih gelap). Kanker paru-paru juga bisa menyebabkan perubahan bentuk jari tangan dan jari jkaki dan perubahan pada ujung tulang-tulang panjang, yang bisa terlihat pada rontgen.d. KlasifikasiAda pengklasifikasian dari penyakit kanker paru-paru, Ini dilihat dari tingkat penyebarannya baik dijaringan paru itu sendiri maupun terhadap organ tubuh lainnya. Namun pada dasarnya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua kriteria berdasarkan level penyebarannya:1. Kanker paru-paru primerMemiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small cell lung cancer

Page 5: KANKER PARU

(NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut "oat cell carcinomas" (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and radiation therapy.

Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma, Hamartoma kondromatous dan Sarkoma.2. Kanker paru sekunderMerupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ.Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru (1977) :1. Karsinoma Bronkogenik.a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum.

b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran hematogen ke organ – organ distal.

c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai terjadinya metastasis yang jauh.

d. Karsinoma sel besar.Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh.e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.f. Lain – lain.1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).2). Tumor kelenjar bronchial.3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma5). Sarkoma6). Tak terklasifikasi.7). Mesotelioma.8). Melanoma.(Price, Patofisiologi, 1995).

Page 6: KANKER PARU

e. Pencegahan http://medicastore.com/penyakit/6/Kanker_Paru.htmlTidak ada cara pasti untuk mencegah kanker paru-paru, tetapi Anda dapat mengurangi risiko jika Anda: 1. Tidak merokok. Jika Anda belum pernah merokok, jangan mulai. Bicaralah dengan anak-anak Anda untuk tidak merokok sehingga mereka bisa memahami bagaimana untuk menghindari faktor risiko utama kanker paru-paru. Banyak perokok mulai merokok di usia remaja. Memulai percakapan tentang bahaya merokok dengan anak-anak Anda lebih awal sehingga mereka tahu bagaimana harus bereaksi terhadap tekanan teman sebaya. 2. Berhenti merokok. Berhenti merokok sekarang. Berhenti merokok mengurangi risiko kanker paru-paru, bahkan jika anda telah merokok selama bertahun-tahun. Konsultasi dengan dokter Anda tentang strategi dan bantuan berhenti merokok yang dapat membantu Anda berhenti. Pilihan meliputi produk pengganti nikotin, obat-obatan dan kelompok-kelompok pendukung. 3. Hindari asap rokok. Jika Anda tinggal atau bekerja dengan perokok, dorong dia untuk berhenti. Paling tidak, minta dia untuk merokok di luar. Hindari daerah di mana orang merokok, seperti bar dan restoran, dan memilih area bebas asap. 4. Tes radon rumah Anda. Periksa kadar radon di rumah Anda, terutama jika Anda tinggal di daerah di mana radon diketahui menjadi masalah. Kadar radon yang tinggi dapat diperbaiki untuk membuat rumah Anda lebih aman. Untuk informasi mengenai tes radon, hubungi departemen kesehatan. 5. Hindari karsinogen di tempat kerja. Tindakan pencegahan untuk melindungi diri dari paparan bahan kimia beracun di tempat kerja. Perusahaan Anda harus memberitahu Anda jika Anda terkena bahan kimia berbahaya di tempat kerja Anda. Ikuti tindakan pencegahan atasan Anda. Misalnya, jika Anda diberi masker untuk perlindungan, selalu memakainya. Tanyakan kepada dokter apa lagi yang bisa Anda lakukan untuk melindungi diri di tempat kerja. Resiko kerusakan paru-paru dari karsinogen ini meningkat jika Anda merokok. 6. Makan makanan yang mengandung buah-buahan dan sayuran. Pilih diet sehat dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. Makanan sumber vitamin dan nutrisi yang terbaik. Hindari mengambil dosis besar vitamin dalam bentuk pil, karena mungkin akan berbahaya. Sebagai contoh, para peneliti berharap untuk mengurangi risiko kanker paru-paru pada perokok berat memberi mereka suplemen beta karoten. Hasilnya menunjukkan suplemen benar-benar meningkatkan risiko kanker pada perokok. 7. Minum alkohol dalam jumlah sedang, jika bisa sama sekali tidak. Batasi diri Anda untuk satu gelas sehari jika anda seorang wanita atau dua gelas sehari jika anda seorang laki-laki. Setiap orang usia 65 atau lebih tua harus minum alkohol tidak lebih dari satu gelas satu hari. 8. Olah raga. Capaiminimal 30 menit oalh raga pada setiap hari dalam seminggu. Periksa dengan dokter Anda terlebih dahulu jika Anda belum berolahraga secara teratur. Mulailah perlahan-lahan dan terus menambahkan lebih aktivitas. Bersepeda, berenang dan berjalan adalah pilihan yang baik. Tambahkan latihan sepanjang hari Anda - melalui taman waktu pergi kerja dan berjalan sepanjang jalan atau naik tangga ketimbang lift. f. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. Radiologi.a. Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.b. Bronkhografi.Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.

Page 7: KANKER PARU

2. Laboratorium.a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDADapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).3. Histopatologi.a. Bronkoskopi.Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).b. Biopsi Trans Torakal (TTB).Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.c. Torakoskopi.Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.d. Mediastinosopi.Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.e. Torakotomi.Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.4. Pencitraan.a. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.b. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.

g. STADIUMhttp://purwondjawa.wordpress.com/2010/12/20/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-ca-paru/

Tabel Sistem Stadium TNM untuk kanker Paru – paru: 1986 American Joint Committee on Cancer.

Stadium IV Setiap T, setiap N,M1 Tidak terbukti adanya tumor primerKanker yang tersembunyi terlihat pada sitologi bilasan bronkus tetapi tidak terlihat pada radiogram atau bronkoskopiKarsinoma in situTumor dengan diameter ≤ 3 cm dikelilingi paru – paru atau pleura viseralis yang normal.Tumor dengan diameter 3 cm atau dalam setiap ukuran dimana sudah menyerang pleura viseralis atau mengakibatkan atelektasis yang meluas ke hilus; harus berjarak 2 cm distal dari karina.Tumor dalam setiap ukuran dengan perluasan langsung pada dinding dada, diafragma, pleura mediastinalis, atau pericardium tanpa mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, atau korpus vertebra; atau dalam jarak 2 cm dari karina tetapi tidak melibat karina.Tumor dalam setiap ukuran yang sudah menyerang mediastinum atau mengenai jantung, pembuluh darah besar, trakea, esofagus, koepua vertebra, atau karina; atau adanya efusi pleura yang maligna.

Tidak dapat terlihat metastasis pada kelenjar limfe regional.

Page 8: KANKER PARU

Metastasis pada peribronkial dan/ atau kelenjar – kelenjar hilus ipsilateral.Metastasis pada mediastinal ipsi lateral atau kelenjar limfe subkarina.Metastasis pada mediastinal atau kelenjar – kelenjar limfe hilus kontralateral; kelenjar – kelenjar limfe skalenus atau supraklavikular ipsilateral atau kontralateral.

Tidak diketahui adanya metastasis jauhMetastasis jauh terdapat pada tempat tertentu (seperti otak).

Sputum mengandung sel – sel ganas tetapi tidak dapat dibuktikan adanya tumor primer atau metastasis.Karsinoma in situ.Tumor termasuk klasifikasi T1 atau T2 tanpa adanya bukti metastasis pada kelenjar limfe regional atau tempat yang jauh.Tumor termasuk klasifikasi T1 atau T2 dan terdapat bukti adanya metastasis pada kelenjar limfe peribronkial atau hilus ipsilateral.Tumor termasuk klasifikasi T3 dengan atau tanpa bukti metastasis pada kelenjar limfe peribronkial atau hilus ipsilateral; tidak ada metastasis jauh.Setiap tumor dengan metastasis pada kelenjar limfe hilus tau mediastinal kontralateral, atau pada kelenjar limfe skalenus atau supraklavikular; atau setiap tumor yang termasuk klasifikasi T4 dengan atau tanpa metastasis kelenjar limfe regional; tidak ada metastasis jauh.Setiap tumor dengan metastsis jauh.

Sumber: (Price, Patofisiologi, 1995).

H. PENATALAKSANAAN.Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :a. KuratifMemperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien. b. Paliatif.Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal.Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.d. Supotif.Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000)

1. Pembedahan.Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker.1. Toraktomi eksplorasi.Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya karsinoma, untuk melakukan biopsy. 2. Pneumonektomi pengangkatan paru).Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa diangkat.3. Lobektomi (pengangkatan lobus paru).Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau bula

Page 9: KANKER PARU

emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.4. Resesi segmental.Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.

5. Resesi baji.Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru – paru berbentuk baji (potongan es). 6. Dekortikasi. Merupakan pengangkatan bahan – bahan fibrin dari pleura viscelaris) 2. RadiasiPada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.3. Kemoterafi.Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.

Penanganan dan Treatment Penyakit Kanker Paruhttp://medicastore.com/penyakit/6/Kanker_Paru.htmlPenanganan dan treatment atau pengobatan yang dilakukan pada orang yang terdiagnosa mengalami penyakit kanker paru akan tergantung dari tingkat stadiumnya, kemungkinan dilakukannya operasi, serta kondisi umum si Penderita. Hal ini tidak terlepas dari riwayat serta penyebab dari adanya kanker paru tersebut tentunya.Beberapa langkah yang biasa dilakukan adalah:Tindakan operasi pembedahan mengangkat sell kankerTindakan Therapy RadiasiTindakan Therapy KemotherapyTindakan penyuntikan {Photodynamic (PTD)}Pemberian Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan buah tomat

i. patofisiologiPATOFISIOLOGIhttp://wildanprasetya.blog.com/2009/04/18/askep-tumor-paru/( Zerich 150105′ weblog )Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor.Initiati agen biasanya bisa berupa nunsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan sampai tahunan.Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan

Page 10: KANKER PARU

karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel kecil umumnya terbentuk dijalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli. Karsuinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat.5. KOMPLIKASI- Hematorak- Pneumotorak- Empiema- Endokarditis- Abses paru- Atelektasis6. PEMERIKSAAN PENUNJANG( Barbara, Engram, hal.7, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah )Pemeriksaan Penunjanga.Foto dada menunjukkan sisi lesib.Analisis sputum untuk sitologi menyatakan tipe sel kankerc.Skan tomografi komputer dan tomogram paru menunjukkan lokasi tumor dan ukuran tumord.Bronkoskopi dapat dilakukan untuk memperoleh sample untuk biopsi dan mengumpulkan hapusanbronkial tumor yang terjadi dicabang bronkuse.Aspirasi dengan janim dan biopsi jaringan paru dapat dilakukan jika pemeriksaan radiologimenunjukan lesi di paru-paru periferf.Radionuklide scan terhadap organ-organ lain menentukan luasnya netastase ( otak, hepar tulang,limpa )g.Mediastinoskopi menentukan apakah tumor telah metastase telah metastase ke limfe mediastinum7. PENATALAKSANAAN MEDIK( At a Glance, Medicine, Patrisk Davey, hal. 203 )1.Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus yang bisadioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup setelah 5 tahun.Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada pneumonektomi2.Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan sedikitdiantaranya.3.Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri lokal4.Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah sesuai denganhistologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil belum jelas.5.Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejaladengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan6.Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantumengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan

Page 11: KANKER PARU

II. ASUHAN KEPERAWATANa. peran perawatPromotif sampai dengan rehabilitatif1) Memberi dukungan klien terhadap prosedur diagnostic2) Mengenali kebutuhan psiko sosial dan spiritual3) Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi klien4) Memberi bantuan bagi klien yang mendapat pengobatan anti kanker/terhadap keganasan5) Membantu klien fase penyembuhan/rehabiltasi6) Membantu klien untuk tindak lanjut pengobatan7) Berpartisipasi dalam koleksi data penelitian/registrasi kanker. (http://nursingbegin.com/asuhan-keperawatan-kanker/)8. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN- Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya- Dalam tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untuk- mengatasi kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan.9. PENGKAJIANA. Pengumpulan Data1. Keadaan umum: lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada.2. Kebutuhan dasar:- Pola makan : nafsu makan berkurang karena adanya sekret dan terjadi kesulitan menelan(disfagia), penurunan berat badan.- Pola minum : frekuensi minum meningkat (rasa haus)- Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada.- Aktivitas : keletihan, kelemahan3. Pemeriksaan fisik- Sistem pernafasan• Sesak nafas, nyeri dada• Batuk produktif tak efektif• Suara nafas: mengi pada inspirasi• Serak, paralysis pita suara.- Sistem kardiovaskuler• tachycardia, disritmia• menunjukkan efusi (gesekan pericardial)- Sistem gastrointestinal• Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.- Sistem urinariusPeningkatan frekuensi/jumlah urine.- Sistem neurologis• Perasaan takut/takut hasil pembedahan• Kegelisahan4. Data Penunjang- Foto dada, PA dan lateral- CT scan/MRI- Bronchoscope- SitologiTTB, biopsy kelenjar getah bening leher.B. Pengelompokan Data

Page 12: KANKER PARU

1. Data SubjektifPerasaan lemah, Sesak nafas, nyeri dada, Batuk tak efektif, Serak, haus, Anoreksia,disfalgia, berat badan menurun, Peningkatan frekuensi/jumlah urine, Takut2. Data ObjektifBatuk produktif, Tachycardia/disritmia, Menunjukkan efusi, Sianosis, pucat, Edema, DemamGelisah10. DIAGNOSA KEPERAWATAN( Doenges, Marylin, hal 191 dan Engram, Barbara ( Zerich 150105, weblog ))1.Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi bronkial sekunder karena invasitumor2.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru3.Ketakutan / ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatan( Xerich. 150105′s weblog )( Engtram, Barbara.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1. Jakarta : EGC )11. RENCANA KEPERAWATAN( Doenges, Marilyn, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Ed. 3. Jakarta : EGC )1. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi.Intervensi1.Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas atau adanya sekreat.Rasional : Pernapasan bising, ronki dan menunjukkan tertahannya sekreat / obstruksi jalan napas2.Observasi jumlah dan karakter sputum / aspirasi sekret. Selidiki jalan perubahan sesuai indikasiRasional : Peningkatan jumlah sekret tidak berwarna ( atau berck darah 1 berair awalnya normaldan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan3.Dorong masukan cairan per oral ( sedikitnya 2500 ml / hari ) dalam toleransi jantung.Rasional : Hidrasi adekuat untuk mempertahankan sekreat hilang / peningkatan keluaran4.Kaji nyeri / ketidak nyamanan dan obati dengan dosis rutin dan lakukan latihan pernapasanRasional : Mendorong pasien untu bergerak, batuk lebih efektif dan napas lebih dalam untukmencegah kegagalan napas. ( pernapasan )5.Berikan atau bantu dengan IPPB, spirometriinsentif, meniup botol, drainase postural / perkusisesuai indikasi.Rasional : Memperbaiki ekspansi paru / vemntilasi dan mudahkan pembuangan sekret.Catatan : Drainase postuural dapat dikotraisdikasikan pada beberapa pasien dan pada setiapkejadian harus dilakukan untuk mencegah gangguan pernapasan dan ketidaknyamanan insisi.6.Gunakan oksigen, humidifikasi / nebuliser. Berikan cairan tambahan melalui IV sesuai indikasiRasional : Memberikan hidrasi maksimal membantu penghilangan / pengenceran sekret untukmeningkatkan pengeluaran2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekaran saraf oleh tumor paruIntervensi1.Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri ( P,Q,R,S,T ) misal : terus-menerus,sakit menusuk, terbakar. Buat skala nyeri 0-10 rentang intensitasnya.Rasional : Membantu dalam mengevaluasi gejala nyeri karena kanker yang dapat melibatkanvisera, saraf atau jaringan tulang. Penggunaan skala rentang membantu pasien dalam

Page 13: KANKER PARU

mengkaji tingkat nyeri dan memberikan alat unutk evaluasi keefektifan analgetik,meningkatkan kontrol nyeri2.Kaji pertanyaan verbal dan non verbal nyeri pasienRasional : Ketidak sesuaian antara petunjuk verbal atau non verbal dapat memberikan petunjukderajat nyeri, kebutuhan / keefektifan intervensi3.Berikan tindakan kenyamanan. Misal : sering ubah posisi, pijat punggung, sokongan bantal,dorong penggunaan teknik relaksasi, misal : visualisasi, bimbingan imajinasi danaktivitas hiburanyang tepat.Rasional : Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian. Menghilangkan ketidak nyamanandan meningkatkan efek terapeutik analgesik4.Bantu aktivitas perawatan diri, pernapasan / latihan tangan dan ambulasiRasional : Mencegah kelemahan yang tidak perlu dan regangan insisiMendorong dan membantu fisik mungkin diperlukan untuk beberapa waktu sebelumpasien merasa percaya diri untuk melakukan aktivitas ini karena nyeri atau takut nyeri5.Berikan analgetik rutin sesuai indikasi, khususnya 45-60 menit sebelum tindakan napas dalam /latihan batuk. Bantu sengan PAC atau analgesik melalui kateter epidural.Rasional : Mempertahankan kadar obat lebih konstan menghindari “ puncak ” periode nyeri, alatdalam menyembuhkan otot dan memperbaiki fungsi pernapasan dan kenyamann /koping emosi3. Ketakutan / ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatanIntervensi1.Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosaRasional : Pasien atau orang terdekat mendengar atau mengasimilasi informasi baru yangmeliputi perubahan ada gambaran diri dan pola hidup2.Akui rasa takut / masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaanRasional : Dukungan memampukan pasien membuka / menerima kenyataan kanker danpengobatan3.Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur. Yakinkan bahwa pasien danpemberi perawatan mempunyai pemahaman yang sama.Rasional : Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi atau salh interprestasiterhadap informasi4.Terima penyangkalan pasien tapi jangan dikuatkanRasional : Bila penyangkalan ektrim atau ansietas mempengaruhi kemajuan penyembuhan,menghadapi isu pasien perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaian5.Catat komentar atau perilaku yang menunjukkan menerima dan atau menggunakan strategiefektif menerima situasiRasional : Takut atau ansietas menurun, pasien mulai menerima / secara positif dengankenyataan. Indiokator kesiapan pasien untuk menerima tanggung jawab untukberpartisipasi dalam penyembuhan dan untuk berpartisipasi dalam penyembuhan danuntuk mulai hidup lagi.12. DAFTAR PUSTAKA1. Alsagaaaff, Hood. dkk. 1993. Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : AirLangga University Press.2. Amin, Zulkifli. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Jilid II. Jakarta : Erlangga3. Davey, Patrick. 2003. At a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga.

Page 14: KANKER PARU

4. Doengoes, Marylin. dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan 5. 5. Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S. Jakarta :EGC6. Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume I. Jakarta : EGC

CONTOH KASUSA. PENGKAJIAN.Pada kasus di dapatkan data :Identitas : nama Tn.J, jenis kelamin laki – laki, alamat Rowosari, Gubug grobogan, Status menikah, Diagnosa medik Ca Paru Dextra.Riwayat kesehatan : Mempunyai riwayat merokok 10 tahun yang lalu dimana frekuensinya 15 batang perhari, Sudah dirawat selama 17 hari; Keluhan : sesak nafas, tidak nyaman dan sesak nafas bila berbaring.Laboratorium : Hb 12,6 gr%, Ht 34,7 %, leulosit 4400 /ml, trombosit, 191000 /ml, kreatinin 2,40 mg/dlPengobatan : infuse RL 12 tts/mnt, Aminophillin 3 x 500 mg, dan injeksi Dexamethason 3 x 2 ampul.Penatalaksanaan : direncanakan pembedahan dengan Anesthesi General umum.

B. ANALISA DATA.Dari keluhan yang didapat maka diagnosa yang dapat timbul yaitu :1. Kerusakan pertukaran gas 2. Bersihan jalan nafas tidak efektif

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA KEPERAWATAN.1. Kerusakan pertukaran gasDapat dihubungkan :Hipoventilasi.Kriteria hasil :- Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisi adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernafasan.- Berpartisipasi dalam program pengobatan, dalam kemampuan/ situasi.Intervensi :a) Kaji status pernafasan dengan sering, catat peningkatan frekuensi atau upaya pernafasan atau perubahan pola nafas.Rasional : Dispnea merupakan mekanisme kompensasi adanya tahanan jalan nafas.b) Catat ada atau tidak adanya bunyi tambahan dan adanya bunyi tambahan, misalnya krekels, mengi.Rasional : Bunyi nafas dapat menurun, tidak sama atau tak ada pada area yang sakit.Krekels adalah bukti peningkatan cairan dalam area jaringan sebagai akibat peningkatan permeabilitas membrane alveolar-kapiler. Mengi adalah bukti adanya tahanan atau penyempitan jalan nafas sehubungan dengan mukus/ edema serta tumor. c) Kaji adanmya sianosisRasional : Penurunan oksigenasi bermakna terjadi sebelum sianosis. Sianosis sentral dari “organ” hangat contoh, lidah, bibir dan daun telinga adalah paling indikatif.d) Kolaborasi pemberian oksigen lembab sesuai indikasi

Page 15: KANKER PARU

Rasional : Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran.e) Awasi atau gambarkan seri GDA.Rasional : Menunjukkan ventilasi atau oksigenasi. Digunakan sebagai dasar evaluasi keefktifan terapi atau indikator kebutuhan perubahan terapi.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif.Dapat dihubungkan :- Kehilangan fungsi silia jalan nafas- Peningkatan jumlah/ viskositas sekret paru.- Meningkatnya tahanan jalan nafas Kriteria hasil :- Menyatakan/ menunjukkan hilangnya dispnea.- Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih- Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan.- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan bersihan jalan nafas.Intervensi :a) Catat perubahan upaya dan pola bernafas.Rasional : Penggunaan otot interkostal/ abdominal dan pelebaran nasal menunjukkan peningkatan upaya bernafas.b) Observasi penurunan ekspensi dinding dada dan adanya.Rasional : Ekspansi dad terbatas atau tidak sama sehubungan dengan akumulasi cairan, edema, dan sekret dalam seksi lobus. c) Catat karakteristik batuk (misalnya, menetap, efektif, tak efektif), juga produksi dan karakteristik sputum.Rasional : Karakteristik batuk dapat berubah tergantung pada penyebab/ etiologi gagal perbafasan. Sputum bila ada mungkin banyak, kental, berdarah, adan/ atau puulen.

d) Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan gunakan alat jalan nafas sesuai kebutuhan.Rasional : Memudahkan memelihara jalan nafas atas paten bila jalan nafas pasein dipengaruhi.e) Kolaborasi pemberian bronkodilator, contoh aminofilin, albuterol dll. Awasi untuk efek samping merugikan dari obat, contoh takikardi, hipertensi, tremor, insomnia.Rasional : Obat diberikan untuk menghilangkan spasme bronkus, menurunkan viskositas sekret, memperbaiki ventilasi, dan memudahkan pembuangan sekret. Memerlukan perubahan dosis/ pilihan obat.

Pada kasus masih terdapat data – data pengkajian, baik berupa identitas klien, riwayat kesehatan, dan laboratorium yang kurang jika kita kaitkan dengan tinjauan teori. 1. Secara ilmu fisiologi dan patofisiologi, proses penyakitnya dapat digambarkan sebagai berikut :Dari riwayat merokok Tn. J yang dapat dikatakan sebagai faktor resiko dari Ca Paru. Dari etiologi tau faktor resiko tersebut yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Dari mekanisme diatas dpat menyebakan klein mengeluh sesak nafas dan nyeri. Jika klien

Page 16: KANKER PARU

merasa tidak nyaman dan sesak nafas bila berbaring, karten pada waktu berbaring pengembangan paru tidak maximal.

2. Dilihat secara histologi, perkembangan yang terjadi pada paru – paru kanan tuan J dapat dikategorikan dalam jenis karsinoma sel skuamosa yang mempunyai hubungan dekat dengan faktor resiko merokok. Tetapi untuk diagnosa yang lebih lanjut (oleh dokter)atau memastikan jenis karsinoma, maka diperlukan pemeriksaan – pemeriksaan lainnya seperti laboratorium, radiology, histopatologi, dan pencitraan.

3. Pemeriksaan diagnostik tambahan yang dapat dilakukan adalah : pemeriksaan laboratorium (sputum, pleural, atau nodus limfe, pemeriksaan fungsi paru dan GDA, tes kulit, jumlah absolute limfosit), pemeriksaan histopatologi, dan pencitraan.a. Radiologi.- Foto thorax.Untuk mengetahui adanya pembesaran massa atau tidak dan letak pembesaran tersebut.- CT Scan.Dapat memberikan bantuan lebih lanjut dalam membedakan lesi – lesi yang dicurigai.- Bronkoskopi.Bronkoskopi yang sertai dengan biopsi untuk mendiagnosis jenis karsinoma yang terjadi. - Biopsi kelenjar skalenus.Cara terbaik untuk mendiagnosis kanker yang tidak terjangkau oleh bronkoskopi.b. Pemeriksaan Sitologi.Sputum rutin, dikerjakan terutama bila ada keluhan seperti batuk.Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil yang berarti karena tergantung pada :- Letak tumor terhadap bronkus.- Jenis tumor.- Teknik mengeluarkan sputum.- Jumlah sputum yang diperiksa (dianjurkan pemeriksaan 3 – 5 hari berturut – turut).- Waktu pemeriksaan sputum.

Pada kanker paru yang letaknya sentral pemeriksaan sputum yang baik dapat memberikan hasil positif sampai 67 – 85 % pada karsinoma sel skuamosa. Sehingga untuk Tn. J dapat dilakukan sitologi ini untuk mamastikan apakah termasuk dalam kanker paru sel skuamosa.

PEMERIKSAAN TUAN J HARGA NORMALHemoglobin (Hb)Hematokrit (Ht)LeukositTrombositKreatinin 12,6 gr%34,7 %4400 ml191000 /ml2,40 mg/ml 13 – 18 gr%42 – 52 %4500 – 10800 ml150000 – 300000 /ml0,5 – 1,4 mg/ml

Pada Tn. J ditemukan hasil laboratorium Hb, Ht, Leukosit, Trombosit mmasih dalam batas

Page 17: KANKER PARU

normal dan belum ada perubahan yang berarti tetapi biasanya pada keadaan lebih lanjut dapat terjadi anemia dan polisitemia. Anemia terjadi sebagai akibat dari metastase kanker paru keorgan lain seperti hati, limpa dan tulang belakang, yang berkaitan dengan proses pembentukan dari sel darah merah. Sedangkan polisitemia yang dapat berhubungan dengan merokok cigarette karena kontak dengan karbon monoksida kronik mempertinggi eritrositosis. Hemoglobin diproduksi dan difagositosis terutama di hati, limpa dan sumsum tulang. Dimana pada salah satu proses yaitu sisa hem direduksi menjadi menjadi karbon monoksida (CO) dan beliverdin. CO ini diangkut dalam bentuk karboksi hemoglobin, dan dikeluarkan melalui paru. Jika paru terkena kanker maka proses ini akan mengalami gangguan, dan CO terus dibentuk dan tidak dikeluarkan akan mempertinggi eritrositosis. Hasil laboratorium kreatinin meningkat, ini menunjukkan bahwa Tn. J fungsi ginjalnya sudah mulai terganggu. Ini disebabkan ekstra torak. Penyebaran ekstra torak tergantung dari tempat metastase. Struktur yang sering terkena adalah kelenjar getah bening skalenus (terutama pada tumor paru – paru), adrenal (50%), hati (30%), otak (20%), tulang (20%), dan ginjal (15%).• Nilai tersebut 12,6 gr % ( N: 13-14 gr %)Berarti turun 0,4 % perlu dari observasi, bila penurunan tersebut terjadi secara signifikan maka perlu diberikan transfusi darah. 1 Olef (250 cc menaikkan 0,5 mg tersebut ). • Nilai tersebut 34,7 % NormalTerjadi penurunan komponen sel-sel darah merah dalam plasma hal ini dikarenakan sel-sel cancer pada Tn.J akan merusak sel darah merah( hemolisis ).• Leukosit 4400/ ml ( N : 4000-10000 / ml )Pada TN.J belum terjadi penurunan, tetapi biasanya pada Ca paru akan terjadi Leukopenia karena fungsi sel darah putih akan dirusak oleh sel-sel cancer.• Trombosit 191000 / ml ( N : 150-450 ribu )Trombosit : Normal tetapi perlu diobservasi adanya penurunan trombosit. Karena pada Ca paru stadium lanjut akan terjadi pendarahan / hemoptomesis.• Kreatinin 2 mg / dl ( N : 0,3-1,1 mg / dl )Pada Tn.J terjadi kenaikan kreatinin yang cukup signifikan, yang mengindikasikan kerusakan ginjal. Ini bisa disebabkan karena ginjal diperdarahi oleh arteri renalis. Arteri ini menyalurkan O2 dari paru-paru, pada Ca paru-paru O2 turun sehingga darah yang dibawa oleh arteri renalis miskin O2 sehingga akan merusak ginjal dan kemampuan filtrasi pada glomerulus akan mengalami penurunan yang menyebabkan kreatinin naik karena banyaknya lolos waktu yang di filtrasi.

4. Jika dilihat secara farmakologi, pengobatan yang diberikan pada Tn. J masih kurang tepat. Jika di kaitkan denga keluhan pasien memang obat yang diberikan dapat meringankan gejala saja, tetapi khusus untuk penyakitnya (Ca Paru) belum dapat menyembuhkannya. Untuk kanker paru pengobatannya lebih bersifat pembedahan. Chemotherapi juga sangat penting untuk diberikan sebagai pembunuh sel-sel kanker dosis pemberian disesuaikan dengan derajat keganasan Ca pada TN. JAminophillin : Tn. J mendapat terapi Aminophillin 3 X 500 mg. Diberikan aminophillin karena merupakan obat bronkodilator yang membebaskan obstruksi jalan nafas seperti pada asma kronis dan mengurangi gejala dari penyakit kronik, juga merupakan salah satu derivate Xanthine yang mempunyai kegunaan sebagai perangsang pernafasan dengan relaksasi otot polos bronkus. Alangkah baiknya Aminoppilin dimasukan secara perdrip.Hal ini dimaksudkan supaya kerja Aminoppilin sebagai bronkodilator lebih cepat dibandingkan peroral [kasus], karena pada kasus Tn. J mengalami sesak nafas berat, baru setelah sesak nafasnya berkurang baru bisa diberikan peroral. Perlu ditambahkan data BB dan TB untuk menentukan dosis obat yang diberikanDexamethason : tidak mempunyai efek langsung pada otot polos saluran nafas, tetapi hanya

Page 18: KANKER PARU

untuk menurunkan jumlah dan aktivitas sel – sel yang terlibat dalam inflamasi saluran nafas. Golongan steroid anti inflamasi mengurangi inflamasi dengan menghilangkan, menghambat pelepasan leukotrien reaktivitas bronchial sangat berkurang.Menurut DOI yaitu 0,4-0,6 mg / Kg BB di buat rata-rata: 0,5 mg / Kg BB, karenatidak ada data BB, misal diperkirakan Tn. J. 50 Kg:Berarti : 50 Kg x 0,5 mg = 250 mg / hr, sedangkan dosis Tn. J : 3 x 2 ampul x 1 ampul = 5 mg= 3 x 10 ampul= 3 x 50 ampul = 300 mg / hr

Antibiotik yang bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi infeksi yang akan terjadi, karena pada kanker paru terjadi lesi pada lapisan pleura dan jaringan yang lain apabila sudah bermetastasis sehingga dapat terjadi hemoptisis. Dengan adanya hemoptisis sebagai indikasi perdarahan didalam tersebut dapat menyebabkan infeksi, dimana kanker paru dapat menyebar secara hematogen yang memungkinkan membawa agen virus atau bakteri. Tetapi pada pasien Tn. J nilai leukositnya masih normal : yaitu 4400 ( N : 4000-10000). Sehingga berdasarkan terapi rasional untuk sementara antibiotic belum perlu untuk diberikan.

5. Terapi cairan yang diberikan kepada Tn. J yaitu RL 12 tts/menit, lebih dimaksudkan sebagai cairan untuk transport obat yang diberikan. Biasanya pemberian aminophillin dalam bentuk drip. Tetapi dapat disaran untuk memberikan infuse dextrose 5% karena mengandung glukosa sebagai penambah energi, karena indikasi klien mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan akan nutrisi dan cairan yang dapat disebabkan rasa tidak nyaman didada dan sesak nafas. Selain itu dari hasil analisa kelompok, perlu ditambahkan therapy O2 karena pada kasus Ca paru, kerja paru menurun sehingga produk O2 kuat untuk dibawa ke jantung dan disirkulasikan ke seluruh tubuh.

6. Pengaruh yang mungkin terjadi pada Tn. J pada status pernafasannya yang akan dilakukan Anesthesi General umum :a. Apneu.b. Arrest.c. Hipotensid. Ancaman gagal nafasHal – hal yang perlu diperhatikan terkait dengan tindakan post operasi yaitu :a. Observasi tanda vital dan keadaan umum.b. Posisi pasien ditempat tidurc. Pantau drainaged. Ventilasi dan reekspansi parue. Evaluasi mobilitas ekstremitas atas pada sisi yang dioperasi.f. Pemantauan insisi terhadap perdarahan atau emfisema subkutan.