Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

27
1 | Page BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dunia sampai hari ini telah banyak mengukir cerita dalam perjalanannya. Mulai dari prestasi dan predikat baik sampai pada prestasi atau predikat buruk pun telah dalam genggaman. Perjalanan ini tidak luput dengan kondisi dan derajat kesehatan di suatu Negara. Semakin meningkat derajat kesehatan di suatu Negara maka semakin baik pula aktivitas dalam Negara tersebut mulai dari social, ekonomi dan pembangunannya. Semua itu didukung dengan produktivitas warga atau masyarakat yang sehat dimana pengertian sehat adalah kondisi normal sejahtera yang tidak hanya bebas dari penyakit tapi jasmani dan rohani yang seimbang juga terbebas dari cacat (WHO). Dewasa ini Indonesia mulai diwarnai dengan hadirnya berbagai penyakit mulai dari penyakit menular sampai dengan penyakit degenerative yang saat ini mulai menjadi trend. Berbagai upaya dicanangkan dalam program kerja pemerintah demi menanggulangi mewabah nya satu penyakit. Pembahasan mengenai penyakit degenerative menjadi fenomena hangat saat ini. Penyakit degenerative mulai dari diabetes, stroke, penyakit jantung koroner sampai dengan kanker. Kanker sudah menjadi perbincangan yang sangat sering dibahas di sebuah forum. Bahaya nya penyakit yang diam diam mematikan ini sudah sangat terkenal saat ini. Dan biasanya si penderita baru menyadari ketika sudah dalam stadium lanjut . penyakit ini memang tidak mudah ditemukan dalam satu atau dua kali pemeriksaan karena penyakit ini baru terlihat denngan jelas selama beberapa tahun yang akan datang. Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal), menyerang jaringan biologis di dekatnya. menginvasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.

Transcript of Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

Page 1: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

1 | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah dunia sampai hari ini telah banyak mengukir cerita dalam perjalanannya.

Mulai dari prestasi dan predikat baik sampai pada prestasi atau predikat buruk pun telah

dalam genggaman. Perjalanan ini tidak luput dengan kondisi dan derajat kesehatan di

suatu Negara. Semakin meningkat derajat kesehatan di suatu Negara maka semakin baik

pula aktivitas dalam Negara tersebut mulai dari social, ekonomi dan pembangunannya.

Semua itu didukung dengan produktivitas warga atau masyarakat yang sehat dimana

pengertian sehat adalah kondisi normal sejahtera yang tidak hanya bebas dari penyakit

tapi jasmani dan rohani yang seimbang juga terbebas dari cacat (WHO).

Dewasa ini Indonesia mulai diwarnai dengan hadirnya berbagai penyakit mulai

dari penyakit menular sampai dengan penyakit degenerative yang saat ini mulai menjadi

trend. Berbagai upaya dicanangkan dalam program kerja pemerintah demi

menanggulangi mewabah nya satu penyakit. Pembahasan mengenai penyakit

degenerative menjadi fenomena hangat saat ini. Penyakit degenerative mulai dari

diabetes, stroke, penyakit jantung koroner sampai dengan kanker.

Kanker sudah menjadi perbincangan yang sangat sering dibahas di sebuah forum.

Bahaya nya penyakit yang diam diam mematikan ini sudah sangat terkenal saat ini. Dan

biasanya si penderita baru menyadari ketika sudah dalam stadium lanjut . penyakit ini

memang tidak mudah ditemukan dalam satu atau dua kali pemeriksaan karena penyakit

ini baru terlihat denngan jelas selama beberapa tahun yang akan datang. Kanker atau

neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang

menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi

batas normal), menyerang jaringan biologis di dekatnya. menginvasi ke jaringan tubuh

yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.

Page 2: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

2 | P a g e

Dibantu dengan timbunan karsinogen yang ada di tubuh penderita akibat

konsumsi makanan yang sembarangan dan tidak sehat. Masyarakat kita pada saat ini

tergolong apatis akan kondisi dan kebiasaan konsumsi makanan mulai dari anak anak

hingga orang dewasa. Melunturnya budaya membawa bekal, perhatian orang tua yang

kurang akan kondisi kesehatan si anak membuat angka kesekitan semakin tinggi. Kanker

yang terjadi di Indonesia beragam jenis nya mulai dari kanker rahim atau CA Cerviks,

kanker payudara yang banyak di alami wanita kemudian kanker prostat, kanker usus, dan

yang mendominasi di Indonesia adalah kanker Paru Paru.

Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup

keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis

tumor di paru). Data yang dibuat WHO menunjukan bahwa kanker paru adalah jenis

penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian

akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya

prognosis penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita datang ke

dokter ketika penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit. Kanker paru

adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang

cepat dan terarah.

Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang

tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini

membutuhkan kerja sama yang erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi

diagnostik, ahli patologi anatomi, ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli

rehabilitasi medik dan ahli-ahli lainnya. Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini

sangat bergantung pada kecekatan ahli paru untuk mendapatkan diagnosis pasti.

Penemuan kanker paru pada stadium dini akan sangat membantu penderita, dan

penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih cepat memungkinkan penderita

memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan penyakitnya meskipun tidak

dapat menyembuhkan.

Page 3: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

3 | P a g e

Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering, berkisar

20% dari seluruh kasus kanker pada laki-laki dengan risiko terkena 1 dari 13 orang dan

12% dari semua kasus kanker pada perempuan dengan risiko terkena 1 dari 23 orang.

World Cancer Report mengestimasi bahwa terdapat 12,4 juta kasus baru dan 7,6 juta

kematian pada tahun 2008 (IARC, 2008). Angka estimasi jumlah kasus baru ini sedikit

lebih rendah daripada estimasi WHO (2010). Kejadian kanker yang terbanyak adalah

kanker paru (1,52 juta kasus).

1.2 Rumusan Masalah

Membahas mengenai kanker paru paru dan epidemiologi dari kanker paru paru.

1. Pengertian kanker paru paru

2. Patofisiologi kanker paru paru

3. Gejala kanker paru paru

4. Pencegahan untuk kanker paru paru

5. Pengobatan kanker patu paru

6. Epidemiologi kanker paru paru

1.3 Tujuan

Dalam pembahasan ini tujuannya adalah

1. untuk memahami mengenai kanker paru

2. agar mahasiswa dapat memahami gejala kanker paru

3. agar mahasiswa dapat mengetahui mengenai pencegahan kanker paru

4. sebagai bahan refrensi pembelajaran mahasiswa mengenai epidemiologi kanker

paru paru

Page 4: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

4 | P a g e

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kanker

Kanker atau neoplasma ganas

adalah penyakit yang ditandai dengan

kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal), menyerang jaringan biologis

di dekatnya, menginvasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau

sistem limfatik, disebut metastasis.

2.2 Kanker Paru-Paru

Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru,

mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar

paru (metastasis tumor di paru).

Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah bentuk perkembangan sel yang

sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru yang disebabkan oleh perubahan

bentuk jaringan sel atau ekspansi dari sel itu sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan

yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru

maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Penyakit kanker paru-paru

87% disebabkan Karena merokok, sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes,

Page 5: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

5 | P a g e

radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven

arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada

pekerja yang juga merokok.

Kanker paru merupakan pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat

terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah

karsinogen lingkungan terutama asap rokok (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).Kanker

paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru

berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain

yang terkena kanker.Penyakit Kanker Paru-paru tergolong dalam penyakit kanker

yang mematikan, baik bagi pria maupun wanita. Dibandingkan dengan jenis

penyakit kanker lainnya, seperti kanker prostat, kanker usus, dan kanker

payudara, penyakit kanker paru-paru dewasa ini cenderung lebih cepat meningkat

perkembangannya.

2.3 Epidemiologi Kanker Paru Paru

Di seluruh dunia, kanker paru merupakan kanker paling umum dari

segi insiden dan mortalitas. Tingkat tertinggi ada di Eropa dan Amerika Utara.

Segmen populasi yang paling mungkin menderita kanker paru adalah orang

berusia di atas 50 tahun yang mempunyai riwayat merokok. di seluruh dunia

setiap 30 detik, 1 orang meninggal akibat kanker paru-paru. Menurut statistik,

kanker paru-paru adalah salah satu kanker yang paling umum di seluruh dunia,

dengan tingkat kematian yang tinggi. di seluruh Dunia setiap 30 detik seseorang

meninggal karena kanker paru-paru, terdapat 1,2 juta kasus baru setiap tahun1.

1 http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-topics/lung-cancer/

Page 6: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

6 | P a g e

Hal ini dimengerti bahwa pada tahun 2010, di Indonesia jumlah perokok

laki-laki dewasa sebesar 66% dari jumlah keseluruhan, di samping itu lebih dari

9.700 ribu rokok digunakan. ini adalah permasalahan di Indonesia yang

disebabkan oleh tembakau yang berdampak pada tumbuhnya sel kanker paru-

paru. Sekitar 10,7% pasien setelah reseksi kanker paru-paru,meninggal dalam

waktu 30 hari. Meskipun operasi pengangkatan tumor, sebagian fungsi paru-paru

terganggu yang menyebabkan fungsi paru-paru melemah. Statistik AS

menunjukkan bahwa operasi kanker paru-paru sebagian atau secara menyeluruh,

sekitar 10,7 persen pasien meninggal dalam waktu 30 hari setelah operasi, jika

periode pengamatan diperpanjang satu tahun, angka kematian akan lebih tinggi.

Bahkan mereka yang mampu bertahan mengalami gejala dyspnea (sesak nafas).

Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering,

berkisar 20% dari seluruh kasus kanker pada laki-laki dengan risiko terkena 1

dari 13 orang dan 12% dari semua kasus kanker pada perempuan dengan risiko

terkena 1 dari 23 orang. Untuk setiap 3–4 juta rokok yang diisap, akan terjadi satu

kematian karena kanker paru. Pengaruh dari "Big Tobacco" memainkan peranan

penting dalam budaya merokok. Di Inggris rata-rata 40.000 kasus baru dilaporkan

setiap tahun. Perkiraan insidensi kanker paru pada laki-laki tahun 2005 di

Amerika Serikat adalah 92.305 dengan rata-rata 91.537 orang meninggal karena

kanker. American Cancer Society mengestimasikan kanker paru di Amerika

Serikat pada tahun 2010 sebagai berikut :

Sekitar 222.520 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116.750 orang

laki-laki dan 105.770 orang perempuan). Estimasi kematian karena kanker paru

sekitar 157.300 kasus (86.220 pada laki-laki dan 71.080 pada perempuan),

berkisar 28% dari semua kasus kematian karena kanker. Risiko terjadinya kanker

paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan risiko

meningkat sesuai dengan usia: di Eropa insidensi kanker paru 7 dari 100.000 laki-

laki dan 3 dari 100.000 perempuan pada usia 35 tahun, tetapi pada pasien >75

tahun, insidensi 440 pada laki-laki dan 72 pada perempuan. Eropa

Timur mempunyai angka mortalitas tertinggi di kalangan pria, sedangkan Eropa

Page 7: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

7 | P a g e

utara dan AS mempunyai angka mortalitas tertinggi di kalangan wanita .Variasi

insidensi kanker paru secara geografik yang luas juga dilaporkan dan hal ini

terutama berhubungan dengan kebiasaan merokok yang bervariasi di seluruh

dunia.

Di Indonesia data epidemiologi resmi memang belum ada. Di Rumah

Sakit Persahabatan jumlah kasus tumor ganas intratoraks cukup sering ditemukan.

Kekerapan kanker paru di rumah sakit itu merupakan 0.06% dari jumlah seluruh

penderita rawat jalan dan 1.6% dari seluruh penderita rawat inap2.Sejak 1960-an,

tingkat adenokarsinoma paru mulai meningkat relatif terhadap jenis kanker paru

yang lain. Hal ini sebagian disebabkan karena munculnya sigaret filter.

Penggunaan filter menghilangkan partikel-partikel besar dari asap tembakau,

sehingga mengurangi deposisi pada saluran pernapasan besar. Namun, perokok

harus menghisap lebih dalam untuk mendapatkan nikotin dalam jumlah yang

sama, meningkatkan deposisi partikel dalam saluran pernapasan kecil tempat

adenokarsinoma cenderung muncul. Insiden adenokarsinoma paru terus

meningkat3.

.

2 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29366/3/ChapterII.pdf. Diakses 20 Oktober

2014

http://weenbee.files.wordpress.com/2011/10/askep-ca-paru.pdf. Diakses 20 Oktober 2014

3 http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_paru-paru

Page 8: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

8 | P a g e

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Patofisiologi Kanker Paru-Paru

3.1.1 Perjalanan Penyakit Kanker Paru (Riwayat Alamiah Penyakit).

1. Tahap Pre Patogenesis.

Pada tahap ini penderita masih dalam keaadan sehat namun penderita

mempunyai faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker Paru. Faktor resiko

tersebut adalah merokok, bahaya industri, polusi udara, lingkungan yang terdapat

banyak perokok, makanan dan kecenderungan familial. Dari faktor-faktor ini,

merokok berperan paling penting pada kanker paru (Price, 2006 )

2. Tahap Subklinis

Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala

klinis (Sudoyo, 2009)

3. Tahap Klinis

I. Gejala Intrapulmoner

a. Batuk.

Batuk ialah gejala umum kelainan paru dan juga merupakan gejala awal

kanker paru, berbagai kepustakaan menyatakan batuk merupakan manifestasi

yang sering dikeluhkan oleh penderita kanker paru. Patogenesis terjadinya batuk

pada kanker paru diawali dengan berbagai rangsangan reseptor batuk yang

terletak di dalam rongga toraks, antara lain terdapat di bronkus. Reseptor di

bronkus utama lebih banyak dibandingkan bronkus kecil. Jika ada rangsangan di

bronkus melalui serabut aferen diteruskan ke medula oblongata melalui cabang

nervus vagus, kemudian melalui serabut eferen menuju ke efektor yang terdapat

di dalam bronkus. Di daerah efektor inilah mekanisme batuk terjadi. Bersamaan

dengan siklus itu glotis tertutup terjadi kontraksi otot-otot dada, abdomen dan

relaksasi. diafragma, keadaan itu menyebabkan tekanan positif di dalam rongga

Page 9: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

9 | P a g e

dada yang tiba-tiba dilepaskan pada saat glotis terbuka, udara keluar

menggetarkan jaringan saluran napas termasuk pita suara, sehingga menimbulkan

batuk.

b. Batuk Darah.

Merupakan ekspektorasi sputum yang bercampur darah, selain disebabkan

oleh kanker paru juga disebabkan oleh penyakit paru lainnya. Batuk darah

biasanya disebabkan oleh ruptur arteri atau vena bronkial. Keluhan penderita

biasanya merasa tidak enak dan merasa panas di dada. Sulit membedakan dengan

batuk darah yang disebabkan oleh penyakit paru lainnya, tetapi biasanya batuk

darah karena kanker paru terjadi penderita berumur lebih 40 tahun.

c. Sesak Nafas.

Sesak napas juga merupakan suatu gejala paru, ini bisa disebabkan oleh

beberapa ha1 antara lain; tumor di daiam saluran napas, tumor menekan saluran

napas, kedua keadaan ini dapat menyebabkan atelektasis(Atelektasis merupakan

kondisi tidak berfungsinya paru-paru karena halangan pada bronkus (jalur udara

menuju paru-paru) atau pada bronkiolus (jalur udara yang lebih kecil)) dan

penurunan faal paru yang berakhir dengan sesak napas. Selain keadaan di atas

efusi pleura juga menyebabkan sesak napas pada kanker paru.

d. Nyeri Dada.

Nyeri dada dapat dirasakan oleh penderita kanker paru, keadaan ini

disebabkan keterlibatan pleura parietal, tergantung luas dan lokasi tumor tersebut,

nyeri ini dirasakan saat inspirasi.

II. Gejala Intratorasik Ekstrapulmoner

a. Efusi Pleura.

Efusi pleura akan memberikan gejala yang berhubungan dengan jumlah

cairan dan produktivitinya, gejala paling sering adalah sesak napas dan nyeri

dada. Akumulasi cairan di rongga pleura dapat timbul akibat invasi tumor secara

Page 10: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

10 | P a g e

langsung ke dalam rongga pleura, kelenjar limfe, atau sumbatan pada kelenjar

limfe sehingga mengganggu aliran limfe tersebut. Jenis cairan pleura pada kanker

paru bisa serosa.

b. Pneumotoraks.

Pneumotoraks dapat terjadi pada kanker paru walaupun keadaan ini jarang

terjadi. Gejala akibat pneumotoraks juga tergantung pada jumlah dan organ yang

terdesak karena akumulasi udara dalam rongga pleura. lnvasi tumor ke parenkim

paru diduga penyebab utama terjadinya pneumotoraks. Dalam kepustakaan lain

dinyatakan bahwa rupturnya “bleb” juga memegang peranan terjadinya

pneumotoraks

c. Efusi perikardium

Merupakan keadaan yang sering ditemukan akibat invasi tumor ke dalam

rongga perikardium, atau metastasis melalui kelenjar limfe, keadaan ini dapat

menyebabkan tempo nada jantung dengan berbagai tampilan klinis. Otot jantung

(miokard) jarang terinvasi oleh tumor paru, walaupun ada kepustakaan yang

melaporkan tetapi jumlah kasusnya sedikit. Untuk mendeteksi kelainan di jantung

dilakukan pemeriksaan ekokardiografi.

d. Gangguan Menelan.

Disebabkan oleh karena terlibatnya esofagus, biasanya terjadi akibat

penekanan dinding esofagus oleh tumor, atau karena pembesaran kelenjar limfe

mediastinum, sehingga terjadi obstruksi esofagus.

e. Sindrom Vena Kava Superior.

Penekanan atau invasi tumor ke pembuluh darah mediastinum dapat

menimbulkan gangguan aliran darah, keadaan ini menimbulkan gejala edema di

muka, ekstremiti atas, leher bengkak, vena-vena lengan dan dinding dada

melebar, kadang-kadang menimbulkan rasa sakit kepala dan sesak napas.

Page 11: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

11 | P a g e

f. Suara Serak

Kerusakan nervus rekurens dapat menyebabkan kelumpuhan pita suara

yang menyebabkan suara serak, kelumpuhan ini dapat unilateral atau bilateral,

dapat mengenai sebagian otot, misalnya otot abduktor (membuka laring), otot

adduktor (menutup laring) dan otot tensor yang menegangkan pita suara.

Kelumpuhan pitasuara ini juga mengakibatkan penderita tidak dapat berbicara

keras dan mengucapkan kalimat yang panjang, penderita berhenti sebentar untuk

inspirasi

g. Gangguan Diafragma.

Tumor dapat menyebabkan paresis atau paralisis diafragma, yang ditandai

dengan gerakan paradoks pernapasan. Nervus frenikus memegang peranan pada

kelainan ini, saraf ini berada sepanjang anterior kedua sisi dari lateral

mediastinum inferior. Kelumpuhan diafragma ini dapat dilihat dengan

menggunakan fluorskopi.

h. Kerusakan Nervus Vagus.

Kelainan ini terjadi karena peradangan dan penekanan pada nervus vagus.

Penderita mengeluh nyeri pada daerah telinga, temporal dan muka.

i. Tumor Pancoast.

Tumor ini terdapat di sulkus superior paru yang berkembang ke perifer

apeks paru. Tumor ini menekan pleksus brakialis yang melibatkan nervus

torakalis I dan nervus servikalis VIII. Perluasan lokal yang menimbulkan

tampilan nyeri bahu dan bagian tangan yang dipersarafi oleh nervus ulnaris, juga

menyebabkan erosi iga pertama dan kedua yang menyebabkan berkurangnya

gerak tangan dan bahu, penderita ini berjalan dengan siku yang disanggah oleh

tangan karena menahan sakit.

Page 12: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

12 | P a g e

j. Sindrom Horner.

Sindrom ini terjadi bila tumor menekan atau mengenai nervus simpatikus

servikalis dan dapat menyebabkan kerusakan serabut-serabut simpatik . dengan

munculan anhidrosis pada sisi yang sama (ipsilateral), gejala lain ptosis palpebra

superior, muka merah, konstriksi pupil.

III. Gejala Ekstratorasik Metastatik

a. Susunan saraf pusat.

Metastasis ke otak biasanya menyebabkan tekanan intra kranial meningkat

dengan keluhan sakit kepala, penglihatan kabur, diplopia, mual, perubahan

mental, penurunan kesadaran. Gejala fokal neurologik seperti seizures dan afasia

jarang ditemukan. Lokasi metastasis tumor paru biasanya pada lobus frontalis

serebrum sedangkan pada sereberum jarang. Tumor paru dapat bermetastasis ke

medula spinalis, jika menekan arteri spinalis anterior menyebabkan mielitis

transversa. Metastasis epidural menimbulkan nyeri punggung, fungsi otonom,

hilangnya sensori dan ataksia.

b. Metastasis ke tulang.

Tumor paru sering bermetastasis ke tulang, antara lain ke tulang belakang,

pelvis dan femur, sedangkan ke tulang ekstremiti seperti lainnya, skapula dan

sternum jarang. Sendi juga merupakan tempat metastasis tumor paru, biasanya ke

sendi siku dan sendi paha. Pada pemeriksaan cairan sendi terlihat sel-sel radang

dan sel ganas. Keluhan umumnya nyeri sendi jika digerakkan.

c. Metastasis ke hepar.

Metastasis biasanya menimbulkan pembesaran hepar, nyeri tekan, kadang-

kadang teraba nodul: .Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan

enzim alkali-fostatase, transaminase aspartat amino transverase dan alanin amino

transverase. Jika terjadi kerusakan hepar yang dapat menimbulkan asites

Page 13: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

13 | P a g e

d. Metastasis ke adrenal.

Metastasis ini menimbulkan hipofungsi adrenal, biasanya mengenai

medula dan menimbulikan gejala nyeri abdomen, mual dan muntah. Pada

pemeriksaan laboratorium terdapat gangguan elektrolit.

e. Metastasis ke gastrointestinal.

Metastasis umumnya melalui kelenjar limfe abdomen, metastasis ke

proksimal usus besar lebih sering dibandingkan ke rektum dan kolon sigmoid.

Jika mengenai pankreas menyebabkan pankreatitis dengan segala gambaran

klinis.

f. Metastasis ke kulit.

Sangat jarang ditemukan, pernah dilaporkan menyerang kulit kepala

ditandai munculnya nodulnodul subkutan.

IV. Sindrom Paraneoplastik

suatu sindrom akibat produksi bahan aktif biologi oleh sel-sel tumor,

substansi ini menimbulkan efek walaupun letaknya jauh dari tumor. Sulit

menerangkan secara pasti bagaimana hubungan sekresi bahan aktif ini dengan

efek klinis tersebut (Taufik, 2007).

4. Tahap Penyakit Lanjut.

Pada tahap lanjut penyakit kanker paru ini adalah pasien mengalami

anoreksia, lelah yang berlebih dan penurunan berat badan (Price, 2006 ).

5. Tahap Terminal.

Dengan adanya pengobatan dan terapi-terapi yang dilakukan dapat

meningkatan harapan hidup bagi pasiennya. Namun banyak pasien yang

Page 14: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

14 | P a g e

meninggal karena komplikasi dan kanker sudah bermetatasis ke organ lainnya

(Sudoyo, 2009).

3.2 Penyebab Kanker Paru

1. Rokok

Rokok menjadi Penyebab Kematian Kanker Paru Paru di Indonesia sebanyak 80%.

Asap Rokok mengandung sekitar 60 macam karsinogen

Bahan berbahaya dalam rokok merusak sel paru paru, seiring berjalan waktu sel

sel rusak tadi akan berubah menadi kanker. Selain itu perokok pasif atau yang terpapar

asap rokok uga beresiko terkena kanker paru paru.Dikemukakan bahwa kanker paru

terjadi pada perokok yang tidak memiliki kemampuan metabolis untuk

mendetoksifikasikan karsinogen tersebut secara adekuat. Tumor paru terjadi dari banyak

pajanan karsinogen dan bukan karena satu kejadian pencetus( serangan berulang). Sel sel

kanker memproduksi faktor pertumbuhabn autokrin ( misalnya fak pertumbuhan epitel,

faktor pertumbuhan jaringan, faktor pertumbuhan menyerupai insulin) yang mendorong

pertumbuhan tumor.kemudian tipe kanker bergantung pada sel asal.

2. Gas Radon

Radon adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau dihasilkan dari

penguraian radioaktif radium, yang merupakan produk dari peluruhan uranium, yang

ditemukan di lapisan kerak bumi. Produk peluruhan radiasi meng ion kan materi

genetika, sehingga menyebabkan mutasi yang kadang menjadi bersifat kanker. Radon

merupakan penyebab kanker paru paling banyak kedua di AS, setelah rokok. Risikonya

meningkat hinggga 8–16% untuk setiap peningkatan konsentrasi radon sebesar 100

Page 15: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

15 | P a g e

Bq/m³. Tingkat gas radon bervariasi tergantung pada lokasi dan komposisi tanah dan

batuan di bawahnya. Sebagai contoh, di wilayah seperti Cornwall di Inggris (yang

mengandung granit sebagai substrata), gas radon merupakan masalah utama, dan

bangunan harus memiliki ventilasi aktif dengan kipas untuk menurunkan konsentrasi gas

radon. United States Environmental Protection Agency (EPA) memperkirakan satu dari

15 rumah di AS memiliki tingkat radon lebih tinggi dari tingkat rekomendasi 4 picocurie

per liter (pCi/l) (148 Bq/m³).

3. Asbestos

Asbestos dapat menyebabkan berbagai penyakit paru-paru, termasuk kanker paru.

Merokok tembakau dan asbestos memberikan efek sinergis dalam pembentukan

kanker paru. Asbestos juga dapat menyebabkan kanker pada pleura, yang disebut

mesotelioma (yang berbeda dari kanker paru).

4. Polusi udara

Polusi udara di luar rumah hanya memberikan efek yang kecil dalam

meningkatkan risiko kanker paru. partikulat (PM2.5) halus dan aerosol sulfat, yang

berasal dari pelepasan asap kendaraan bermotor di jalanan, diasosiasikan agak

meningkatkan risiko. Untuk nitrogen dioksida, kenaikan bertahan hingga 10 bagian

per miliar meningkatkan risiko kanker paru hingga 14%.Polusi udara luar

diperkirakan bertanggung jawab terhadap 1–2% kejadian kanker paru. Bukti tentatif

mendukung adanya kenaikan risiko kanker paru dari polusi dalam ruang yang

berhubungan dengan pembakaran kayu, batubara, residu bahan bakar kotoran dan sisa

sampah yang dipakai untuk memasak dan pemanas ruang.

Wanita yang terpapar asap pembakaran batubara memiliki risiko dua kali

lebih tinggi dan sejumlah produk sampingan dari pembakaran tanaman organik

diketahui atau dicurigai bersifat karsinogen. Risiko ini memengaruhi kurang lebih

Page 16: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

16 | P a g e

2.4 miliar orang di seluruh dunia, dan dipercaya menyebabkan 1.5% kematian

karena kanker paru.

5. Genetika

Diperkirakan bahwa 8 hingga 14% dari kanker paru disebabkan oleh

faktor diturunkan. Pada orang dengan saudara yang terkena kanker paru, risiko

meningkat hingga 2.4 kali. Hal ini disebabkan oleh adanya kombinasi gen.

6. Penyebab lain

Sejumlah zat, pekerjaan, dan paparan lingkungan lain juga dihubungkan

dengan kanker paru. Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) menyatakan

ada "bukti yang cukup" untuk menunjukkan bahwa sejumlah hal berikut

karsinogenik untuk paru-paru:

a. Sejumlah jenis logam (produk aluminium, kadmium dan senyawa

kadmium, senyawa kromium(VI), berilium dan senyawa berilium,

peleburan besi dan baja, senyawa nikel, arsenik dan senyawa arsenik

inorganik, tambang hematit bawah tanah)

b. Sejumlah produk pembakaran (pembakaran tidak sempurna), arang

batu (emisi dalam ruangan dari pembakaran arang batu rumah tangga),

gasifikasi batu bara, aspal, produk kokas, jelaga, gas buang mesin

disel)

c. Radiasi ionisasi (radiasi sinar-X, radon-222 dan produk peluruhannya,

radiasi gamma, plutonium)

d. Sejumlah gas beracun (metil eter (kadar teknis), Bis-(klorometil) eter,

sulfur mustard, MOPP (campuran vinkristina-prednison-nitrogen

mustard-procarbazin), uap pengecatan)

e. Produk karet dan kristalin debu silika

Page 17: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

17 | P a g e

3.3 Klasifikasi Kanker Paru

Klasifikasi kanker paru secara histologi dibagi menjadi 4 jenis untuk kebutuhan klinis,

yaitu :

1. Karsinoma skuamosa (karsinoma epidermoid)

Tumor ganas epitel skuamosa (epitel yang menunjukkan diferensiasi sel

skuamosa). Karsinoma sel skuamosa menjadi penyebab sekitar 30% kanker paru. Jenis

ini khususnya timbul di saluran napas besar. Rongga berlubang dan kematian sel yang

berkaitan umumnya ditemukan di pusat tumor

2. Karsinoma sel kecil (small cell carcinoma)

Pada karsinoma paru sel kecil (SCLC), sel kanker mengandung granul

neurosekretori padat (vesikel yang mengandung hormon neuroendokrin), yang memberi

tumor ini suatu asosiasi endokrin/sindrom paraneoplastik. Sebagian besar kasus muncul

di saluran napas besar (bronki primer dan sekunder). Kanker ini berkembang cepat dan

menyebar di tahap awal perkembangan penyakit. Enam puluh sampai tujuh puluh persen

memiliki penyakit metastatik pada saat penyakit mulai memberikan gejala. Kanker paru

jenis ini sangat berkaitan dengan kebiasaan merokok.

Page 18: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

18 | P a g e

3. Adenokarsinoma (adenocarcinoma)

Hampir 40% kanker paru adalah adenokarsinoma, yang biasanya bermula di

jaringan paru perifer.Kebanyakan kasus adenokarsinoma dihubungkan dengan kebiasaan

merokok, namun di antara orang-orang yang merokok kurang dari 100 rokok sepanjang

hidup mereka ("tidak pernah merokok"), adenokarsinoma merupakan jenis kanker paru

yang paling umum.Satu subtipe adenokarsinoma, karsinoma bronkioloalveolar, lebih

umum ditemukan pada wanita yang tidak pernah merokok, dan penderitanya dapat

memiliki daya tahan hidup yang lebih baik.

4. Karsinoma sel besar (large cell carcinoma)

Sekitar 9% kanker paru adalah karsinoma sel besar. Disebut demikian karena sel-sel

kanker tersebut besar, memiliki sitoplasma berlebihan, nuklei besar dan nukleoli kelihatan

jelas. Dalam 1554 data-data yang dikombinasikan dari penelitian-penelitian di Cancer

Incidence in Five Continents, dinyatakan bahwa karsinoma sel kecil berkisar 20% dari

seluruh kasus dan karsinoma sel besar/undifferentiated sekitar 9%. Namun tipe histologi

lainnya berbeda berdasarkan jenis kelamin, yaitu: karsinoma sel skuamosa sekitar 44% dari

seluruh kasus kanker paru pada laki-laki dan 25% pada perempuan, sedangkan

adenokarsinoma sekitar 28% pada laki-laki dan 42% pada perempuan.

Karsinoma sel skuamosa merupakan tipe histologi kanker paru yang paling sering

pada laki-laki. Insidensinya pada laki-laki menurun sejak awal tahun 1980-an, berbeda

dengan adenokarsinoma, insidensinya semakin meningkat sampai tahun 1990-an. Pada

pertengahan tahun 1990-an adenokarsinoma menjadi tipe histologi kanker paru yang paling

banyak pada laki-laki di Amerika Serikat. Di negara-negara barat lainnya, karsinoma sel

skuamosa masih menjadi tipe yang paling banyak pada laki-laki. Pada perempuan,

adenokarsinoma menjadi tipe yang paling sering (± 1/3 kasus), demikian juga insidensinya

semakin meningkat.

Adenokarsinoma terutama banyak ditemukan pada perempuan-

perempuan Asia (72% dari kasus kanker di Jepang, 65% di Korea, 61% di Cina Singapura).

Perbedaan tipe histologi tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan kebiasaan merokok

Page 19: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

19 | P a g e

3.4 Pencegahan

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kanker Paru-paru sebenarnya dilakukan

dengan cara cara sederhana dan tidak mengeluarkan banyak biaya. Semua dimulai dari

individu, mulai dari pola hidup yang sehat. Mulai dari konsumsi makanan yang sehat

bukan fast food dan Junk Food biasakan makan makanan yang berserat dan sehat. Dan

bagi generasi millennium ini sudah seharusnya berpola hidup sehat dengan Berolahraga

dan tidak merokok. Namun pencegahan juga dapat dilakukan oleh Pemerintah melalui

program kerja pemerintah.

Program pengendalian kanker secara terorganisir sudah dilakukan sejak sekitar

lima tahun terakhir di Indonesia, sejalan dengan dibentuk dan aktifnya Direktorat

Pengedalian Penyakit Tidak Menular di DitJen P2PL. Beban ekonomi pengobatan kanker

tidak hanya berdampak terhadap sistem kesehatan, tetapi juga untuk individu dan rumah

tangga mereka yang terkena kanker. Dampak ini akan dirasakan paling kuat di kelompok

sosioekonomi rendah, khususnya (meskipun tidak secara eksklusif) di negara-negara

berpenghasilan rendah dan menengah di mana jaring pengaman sosial, seperti asuransi

kesehatan universal kurang tersedia. Sebagai konsekuensinya, kanker bisa menjadi

penyebab utama kemiskinan.

Mengingat pasien kanker membutuhkan perawatan jangka panjang, maka

dibutuhkan tambahan beban ekonomi tersendiri bagi diri pasien dan keluarga. Oleh

karenanya, diperlukan upaya pengendalian dari adanya penyakit ini.Berikut lima kegiatan

pengendalian kanker yang telah disusun direncanakan di Indonesia :

1) Program Promotif dan Pencegahan.

Penyebab utama kanker adalah penerapan gaya hidup yang tak sehat. Maka,

promotif dan pencegahan merupakan salah satu program penting sebagai upaya

pengendalian kanker.Kementerian Kesehatan telah memperkuat sosialisasi pengendalian

kanker di berbagai daerah. Pedoman pengendalian faktor risiko kanker telah disusun

untuk petugas kesehatan, kader, anak usia sekolah, dan masyarakat yang berisiko tinggi.

Page 20: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

20 | P a g e

Program promotif dan pencegahan dilaksanakan Kementerian Kesehatan bekerja

sama dengan lintas program, lintas sektor, organisasi pemerintah, swasta, dan

masyarakat.Konten program promotif dan pencegahan yang telah dilaksanakan meliputi

Kampanye Nasional Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan advokasi

kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Upaya pengendalian merokok, peningkatan

aktivitas fisik, dan peningkatan konsumsi sayur buah telah terintegrasi dalam program

PHBS.

2) Program Deteksi dan Tindak Lanjut Dini.

Deteksi dini kanker ialah usaha untuk menemukan adanya kanker yang masih

dapat disembuhkan, yaitu :

• kanker yang belum lama tumbuh,

• masih kecil, masih lokal,

• masih belum menimbulkan kerusakan yang berarti, pada golongan masyarakat tertentu

dan pada waktu yang tertentu.

3) Surveilans dan registrasi kanker.

Surveilans dan registrasi kanker merupakan langkah penting lainnya dalam

program pengendalian kanker. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular

merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan

faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular. Sedangkan

tujuan registrasi kanker ialah mengumpulkan dan mengelompokkan data

penderita kanker dalam upaya menghasilkan insidens kanker dalam populasi tertentu

yang diketahui, dan menyediakan kerangka penilaian dan pengontrolan pengaruh kanker

pada masyarakat. (walaupun program ini masih belum terealisasi)

Page 21: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

21 | P a g e

4) Diagnosis dan pengobatan.

Pada saat ini berbagai rumah sakit di Indonesia sudah mempunyai kemampuan

untuk diagnosis dan pengobatan berbagai jenis kanker. Diagnosis pasti kanker dengan

pemeriksaan patologi anatomik dapat dilakukan di banyak laboratorium di negara kita.

Pembedahan kanker dan pemberian kemoterapi juga sudah lama dilakukan di berbagai

rumah sakit di Indonesia

5) Pelayanan paliatif

Perawatan paliatif sangat diperlukan karena sebagian besar penderita kanker yang

berada pada stadium lanjut sulit disembuhkan, sehingga usaha mengatasi gejala dan

mencukupi kebutuhan penderita, serta keluarga dalam fase terminal menjadi penting.

Jadi, dari aspek pencegahan di atas, maka dalam upaya pencegahan penyakit kanker paru

ini dapat disingkat dengan kata HERBAL, dimana bila dijabarkan yaitu sebagai berikut :

a) Hindari segala bentuk polusi udara.

b) Edukasi tentang Kanker Paru bagi masyarakat.

c) Rajin berolahraga.

d) Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran, serta menjaga pola makan yang

seimbang dan bergizi.

e) Ambil tindakan segera untuk hentikan rokok.

f) Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala !

3.5 Diagnosis

3.5.1 Anamnesis

Anamnesis yang lengkap serta pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk

diagnosis tepat. Keluhan dan gejala klinis permulaan merupakan tanda awal penyakit

kanker paru. Batuk disertai dahak yang banyak dan kadang-kadang bercampur darah,

sesak nafas dengan suara pernafasan nyaring (wheezing), nyeri dada, lemah, berat

badan menurun, dan anoreksia merupakan keadaan yang mendukung. Beberapa faktor

yang perlu diperhatikan pada pasien tersangka kanker paru adalah faktor usia, jenis

Page 22: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

22 | P a g e

kelamin, keniasaan merokok, dan terpapar zat karsinogen yang dapat menyebabkan

nodul soliter paru.

3.5.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan kelainan-kelainan berupa

perubahan bentuk dinding toraks dan trakea, pembesaran kelenjar getah bening dan

tanda-tanda obstruksi parsial, infiltrat dan pleuritis dengan cairan pleura.

3.5.3 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium ditujukan untuk :

a. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru. Kerusakan

pada paru dapat dinilai dengan pemeriksaan faal paru atau pemeriksaan analisis gas.

b. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada organ-

organ lainnya.

c. Menilai seberapa jauh kerusakan yang ditimbulkan oleh kanker paru pada jaringan

tubuh baik oleh karena tumor primernya maupun oleh karena metastasis.

3.5.4 Radiologi

Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang paling utama dipergunakan

untuk mendiagnosa kanker paru. Kanker paru memiliki gambaran radiologi yang

bervariasi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keganasan tumor dengan

melihat ukuran tumor, kelenjar getah bening, dan metastasis ke organ lain.

Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan dengan metode tomografi komputer.

Pada pemeriksaan tomografi komputer dapat dilihat hubungan kanker paru dengan

dinding toraks, bronkus, dan pembuluh darah secara jelas. Keuntungan tomografi

komputer tidak hanya memperlihatkan bronkus, tetapi juga struktur di sekitar lesi serta

invasi tumor ke dinding toraks. Tomografi komputer juga mempunyai resolusi yang

lebih tinggi, dapat mendeteksi lesi kecil dan tumor yang tersembunyi oleh struktur

normal yang berdekatan.

Page 23: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

23 | P a g e

3.5.5 Sitologi

Sitologi merupakan metode pemeriksaan kanker paru yang mempunyai nilai

diagnostik yang tinggi dengan komplikasi yang rendah. Pemeriksaan dilakukan

dengan mempelajari sel pada jaringan. Pemeriksaan sitologi dapat menunjukkan

gambaran perubahan sel, baik pada stadium prakanker maupun kanker. Selain itu

dapat juga menunjukkan proses dan sebab peradangan.

Pemeriksaan sputum adalah salah satu teknik pemeriksaan yang dipakai untuk

mendapatkan bahan sitologik. Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan yang paling

sederhana dan murah untuk mendeteksi kanker paru stadium preinvasif maupun

invasif. Pemeriksaan ini akan memberi hasil yang baik terutama untuk kanker paru

yang letaknya sentral. Pemeriksaan ini juga sering digunakan untuk skrining terhadap

kanker paru pada golongan risiko tinggi.

3.5.6 Bronkoskopi

Setiap pasien yang dicurigai menderita tumor bronkus merupakan indikasi untuk

bronkoskopi. Dengan menggunakan bronkoskop fiber optik, perubahan mikroskopik

mukosa bronkus dapat dilihat berupa nodul atau gumpalan daging. Bronkoskopi akan

lebih mudah dilakukan pada tumor yang letaknya di sentral. Tumor yang letaknya di

perifer sulit dicapai oleh ujung bronkoskop.

3.5.7 Biopsi Transtorakal

Biopsi aspirasi jarum halus transtorakal banyak digunakan untuk mendiagnosis

tumor pada paru terutama yang terletak di perifer. Dalam hal ini diperlukan peranan

radiologi untuk menentukan ukuran dan letak, juga menuntun jarum mencapai massa

tumor. Penentuan letak tumor bertujuan untuk memilih titik insersi jarum di dinding

kulit toraks yang berdekatan dengan tumor.

Page 24: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

24 | P a g e

3.5.8 Torakoskopi

Torakoskopi adalah cara lain untuk mendapatkan bahan guna pemeriksaan

histopatologik untuk kanker paru. Torakoskopi adalah pemeriksaan dengan alat

torakoskop yang ditusukkan dari kulit dada ke dalam rongga dada untuk melihat dan

mengambil sebahagian jaringan paru yang tampak.

Pengambilan jaringan dapat juga dilakukan secara langsung ke dalam paru

dengan menusukkan jarum yang lebih panjang dari jarum suntik biasa kemudian

dilakukan pengisapan jaringan tumor yang ada

Page 25: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

25 | P a g e

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kanker paru paru merupakan penyebab kematian yang cukup besar terutama bagi

laki-laki juga di Negara Negara berkembang, apalagi bagi perokok aktif . hal ini sudah

terbukti bagi para perokok yang pada akhir usia nya di geragoti penyakit kanker paru

paru dimana kanker paru ini dibagi menjadi beberpa macam yaitu

1. Karsinoma skuamosa (karsinoma epidermoid)

2. Karsinoma sel kecil (small cell carcinoma)

3. Adenokarsinoma (adenocarcinoma)

4. Karsinoma sel besar (large cell carcinoma)

Gejala yang ditimbulkan dari kanker paru cukup banyak dimulai dari gejala yang

biasa dan kadang penderita belum menyadari,mulai dari gejala Intrapulmoner yaitu batuk

sesak nafas, kemudian Gejala Intratorasik Ekstrapulmoner yaitu gangguan menelan,

gangguan diafragma sampai pada suara serak, Gejala Ekstratorasik Metastatik disini

mulai bermetstasis lalu Sindrom Paraneoplastik yaitu sindrom akibat produksi bahan

aktif biologi oleh sel-sel tumor, substansi ini menimbulkan efek walaupun letaknya jauh

dari tumor. Kemudian tahap terjadinya penyakit dibagi menjadi :

tahap Prepatogenesis, Sub Klinis, tahap klinis, tahap penyakit lanjut dan tahap

terminal. Pada dasar nya pecegahan kanker paru sangat mudah dan tidak memerlukan

banyak biaya dalam pelaksanaannya. Mulai dari olahraga rutin, kemudian pola konsumsi

nya, tidak konsumsi makanan yang banyak mengandung zat karsinogen. Diawali dengan

niat meninggalkan sedenry life style. Langkah pencegahan dimulai dari primary

prevention atau pencegahan primer yaitu diadakan nya promosi kesehatan, penyuluhan

dan pembelajaran mengenai kanker di sekolah sekolah, lalu pencegahan skundernya

adalah program deteksi dini setelah itu pencegahan tersiernya adalah dengan pengobatan

dan pelayanan Paliatif.

Page 26: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

26 | P a g e

4.2 Saran

1. Bagi mahasiswa agar lebih mengkaji bahaya dan kejadian kanker khususnya kanker paru

di Indonesia sebagai bentuk pembelajaran dan untuk menyadarkan sesama.

2. Bagi pemerintah diadakannya surveilans epidemiologi mengenai kanker sebagai bahan

pembelajaran dan sumber data bagi Mahasiswa pada Khususnya dan Masyarakat pada

umum nya.

Page 27: Lung Cancer (kanker Paru paru _ Ilmu.kedokteran)

27 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Buku Dan Pedoman :

Valentina L. Brashers. Aplikasi Klinis Patofisiologi pemeriksaan dan manajemen.

(Jakarta.EGC : 2007).

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Kanker

Paru di Indonesia.

Internet :

http://gayahidup.republika.co.id (13.11.14 23.06)

http://www.dharmais.co.id/index.php/lung-cancer.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29366/3/ChapterII.pdf. Diakses 20

oktober 2014

http://weenbee.files.wordpress.com/2011/10/askep-ca-paru.pdf. Diakses 20 Oktober 2014

http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-diagnosis/lung-cancer-diagnosis/

http://infokesehatan1001.blogspot.com/2013/04/jenis-kanker-paru-paru-stadium.html

http://manajemenrumahsakit.net/2014/01/prevalensi-kanker-di-indonesia-dan-dunia/