Kanker Esofagus Indra Nohha

5
KANKER ESOFAGUS Paling umum terjadi pada laki-laki diatas usia 60 tahun, kanker esofagus hamfir selalu berkibat fatal. Karena pasien biasanya asmtomatik selama stadium awal kanker esofagus, diagnosis umumnya terlambat sampai kanker telah menyebar atau tidak dapat direseksi. Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia , tetapi insidennya bervariasi secara geografis. Penyakit ini paling umum tejadi di Jepang, Rusia, Cina, Timur Tengah, dan daerah Transkei Afrika Selatan. Tumor esofagus biasanya berjamur dan menginfiltrasi. Pada sebagian besar kasus, tumor tersebur memperkecil sebagian lumen esofagus. Metastasi regional terjadi dini melalui limfatik submukosa, pada banyak kasus invasi ke organ intratoraks vital yang berdekatan berakibat fatal. Jika pasien selamat dari penyebaran pimer, hati dan paru merupakan tempat umum terjadinya metastasis jauh. Tempat metastasis yang tidak umum mencangkup tulang, ginjal dan kelenjar adrenal. Sebagian besar kasus (98%) terjadi pada epitel sel skuamosa, meskipun beberapa merupakan adenokarsinoma dan sebagian kecil melanoma dan sarkoma. Sekitar setengah dari kanker sel skuamosa terjadi dibagian bawah esofagus, 40% dibagian tengah, dan sisanya sekitar 10% terjadi dibagian atas dibagian servikalis esofagus. Tanpa memperhatikan tipe sel, prognosis untuk kanker esofagus sangat buruk : angaka yang bertahan hidup hingga 5 tahun kurang dari 5%, dari sebagian besar pasien meninggal dalam 6 bulan didiagnosis. Meskipun kanker esofagus tidak diketahui, beberapa faktor predisposisi telah diidentifikasi. Faktor - faktor ini mencangkup iritasi kronis akibat merokok berat atau konsumsi alkohol yang berlebihan, keadaan statis yang menyebabkan inflamasi, seperti aklasia atau striktur, tumor kepala dan leher sebelumnya, dankekurangan nutrisi, seperti sariawan yang tidak diobati serta sindrome Plummer-Vinson.

Transcript of Kanker Esofagus Indra Nohha

Page 1: Kanker Esofagus Indra Nohha

KANKER ESOFAGUS

Paling umum terjadi pada laki-laki diatas usia 60 tahun, kanker esofagus hamfir selalu berkibat fatal. Karena pasien biasanya asmtomatik selama stadium awal kanker esofagus, diagnosis umumnya terlambat sampai kanker telah menyebar atau tidak dapat direseksi. Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia , tetapi insidennya bervariasi secara geografis. Penyakit ini paling umum tejadi di Jepang, Rusia, Cina, Timur Tengah, dan daerah Transkei Afrika Selatan.

Tumor esofagus biasanya berjamur dan menginfiltrasi. Pada sebagian besar kasus, tumor tersebur memperkecil sebagian lumen esofagus. Metastasi regional terjadi dini melalui limfatik submukosa, pada banyak kasus invasi ke organ intratoraks vital yang berdekatan berakibat fatal. Jika pasien selamat dari penyebaran pimer, hati dan paru merupakan tempat umum terjadinya metastasis jauh. Tempat metastasis yang tidak umum mencangkup tulang, ginjal dan kelenjar adrenal.

Sebagian besar kasus (98%) terjadi pada epitel sel skuamosa, meskipun beberapa merupakan adenokarsinoma dan sebagian kecil melanoma dan sarkoma. Sekitar setengah dari kanker sel skuamosa terjadi dibagian bawah esofagus, 40% dibagian tengah, dan sisanya sekitar 10% terjadi dibagian atas dibagian servikalis esofagus. Tanpa memperhatikan tipe sel, prognosis untuk kanker esofagus sangat buruk : angaka yang bertahan hidup hingga 5 tahun kurang dari 5%, dari sebagian besar pasien meninggal dalam 6 bulan didiagnosis.

Meskipun kanker esofagus tidak diketahui, beberapa faktor predisposisi telah diidentifikasi. Faktor - faktor ini mencangkup iritasi kronis akibat merokok berat atau konsumsi alkohol yang berlebihan, keadaan statis yang menyebabkan inflamasi, seperti aklasia atau striktur, tumor kepala dan leher sebelumnya, dankekurangan nutrisi, seperti sariawan yang tidak diobati serta sindrome Plummer-Vinson.

Tanda dan Gejala

1. Pada awalnya mengeluh disfagia ringan (umumunya tersamar dengan perubahan penuaan yang normal).

2. Merasa penuh, merasa terdapat tekanan, tidak dapat menelan, atau rasa seperti terbakar di substernum

3. Mengeluh minta diber antasida untuk meredakan gangguan pada GI 4. Menurunya berat badan 5. Suara serak6. Batuk kronis (kemungkinan akibat aspirasi)7. Anoreksia8. Muntah9. Memuntahkan makanan10. Nyeri yang menyebar ke punggung11. Perubahan penampilan pada stadium lanjut (kurus, kakheksia, dan dehidrasi).

Page 2: Kanker Esofagus Indra Nohha

Pemeriksaan Diaknostic

1. Foto esofagus, dengan barium-telan dan pemeriksaan motilitas, menggambarkan struktur dengan tepat dan mengisi defek serta mengurangi peristaltis

2. Esofagoskopi, biopsi punch dan brush, serta pemeriksaan sitologik eksfoliatif memastikan tumor esofagus.

3. Bronkoskopi (biasanya dilakukan setelah esofagoskopi) dapat menunjukan pertumbuhan tumor di cabang trakheobronkial.

4. Ultrasonografi endoskopik esofagus dikombinasikan dengan endoskopi dan teknologi ultrasound untuk mengukur kedalaman penetrasi tumor

5. Computed tomography scan dapat membantu diagnosis dan memantau lesi espfagus6. Magnetic resonance imaging memungkinkan evaluasi esofagus dan struktur yang

berbatasan.

Penanganan

Kanker esofagus biasanya dalam stasium lanjut saat didiagnosis, sehingga pembedahan dan terapi lainnya hanya dapat meredakan efek penyakit. Tetapi palatif terdiri atas terapi untuk mempertahankan esofagus tetap terbuka, yang mencangkup dilatasi esofagus, terapi laser, danpemasangan slang prostetik (seperti slang Celesti) untuk menutup tumor.

Ahli bedah dapat memakai pembedahan radikal untuk mengeksisi tumor tersebut dan mereseksi baik esofagus saja atauu lambung dan esofagus. Baik lambung (penarikan lambung) maupun bagian dari kolon (sisipan kolon) dapat digunakan untuk mengganikan esofagus. Pilihan terapi laennya adalah kemoterapi dan terapi radiasi untuk memperlambat pertumbuhan tumor dan gastronomi atau yeyunostomi untuk memberikan nutrisi yang adekuat.

Pasien dapat dipasang prostetik untuk menyumbat fistula yang terjadi. Pasien juga dapat diberikan terapi laser endoskopik dan elektrokoagulasi bipolar untuk membantu memperbaiki proses menelan dengan menguapkan jaringan kanker. Akan tetapi, apabila tumor terjadi di bagian atas esofagus maka laser tidak dapat diposisikan dengan tepat. Paisen kemungkinan akan diberi analgetik untuk meredakan nyeri

Diagnosis Keperawatan Utama dan kriteria hasil

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan menelan Kriteria hasil : pasien tidak mengalami tanda atau gejala malnutrisi

2. Risiko aspirasi berhubungan dengan sumbatan di esofagus Kriteria hasil : pasien akan membatukan sekret tanpa mengalami aspirasi dan tidak

akan mengalami pneumonia aspirasi.3. Gangguan menelan berhubungan dengan obstruksi

Page 3: Kanker Esofagus Indra Nohha

Kriteria hasil : pasien akan meningkatkan kemampuan menelan seperti dilatasi esofagus periodik dan tidak mengalami malnutrisi, atau kompliksi gangguan menelan laeinya.

Intervensi keperawatan

1. Pantau asupan makanan dan cairan pasien2. Beri periode istirahat sebelum makan3. Berikan makanan tinggi kalori dan protein4. Berikan makan melalui slang dan siapkan pasien untuk pemberian total parenteral

nutrision (TPN) tambahan5. Untuk mencegah aspirasi, tempatkan pasien dalam posisi fowler ketika makan dan

sediakan waktu yang banyak untuk minum dan makan.6. Siapkan pasien untuk gastronomi sesuai indikasi7. Berikan analgesik yang diprogramkan untuk meredakan nyeri jika perlu.8. Lindungi pasien dari infeksi9. Pastikan pasien dirujuk ke ahli terapi wicara untuk membantu mengatasi masalah

menelan pasien.10. Siapkan pasien untuk pembedahan untuk menangani kanker esofagus sesuai indikasi.11. Setelah pembedahan, pantau TTV , keseimbanagn cairan dan elektrolit, serta asupan

cairan dan haluaran.12. Stelah kemoterapi, pantau apakah ada komplikasi, seperti supresi pada sumsum tulag

dan reaksi GI13. Jika memungkinkan, libatkan pasien dalam pengambilan keputusan mengenai

perawatan

Penyuluhan Pasien

1. Jika mungkin, ajarkan anggota keluarga atau teman pasien mengenai perawatan slang gastronomi. Hal ini mencangkup pemeriksaan kepatenan slang sebelum setiap pemberian makanan, pemberian perawatan kulit disekitar selang, dan mempertahankan pasien dalam posisi tegak selama serta setelah pemberian makanan

2. Tekankan pentingnya nutrisiyang adekuat. Minta ahli gizi untuk menginstruksikan pasien dan anggota keluarganya. Jika pasien mengalami kesulitan menelan makana padat, instruksikan pasien untuk menumbuk atau mengencerkan makanannya untuk memenuhi diet tinggi kalori dan tinggi protein untuk meminimalkan penurunan berat badan.

3. Jika dijadwalkan pembedahan, jelaskan prosedur yang akan dijalani pasien setelah pembedahan : drainase dada tertutup, pengisapan nassogastrik, dan pemasangan slang gastronomi.

4. Anjurkan pasien mengikuti rutinitas senormal mungkin setelah pemulihan dari pembedahan dan selama terapi radiasi dan kemoterapi.

Page 4: Kanker Esofagus Indra Nohha

5. Anjurkan pasien untuk istirahat diantara aktivitas dan menghentikan semua aktivitas yang melelahkan atau menyebabkan nyeri.

I Putu Agus Indra Sputra (1002055)