Kandungan Asirieza Trimayandre Rahardjo, Sst

16
60 HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI DESA NGERONG KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN PASURUAN OLEH : RIEZA TRIMAYANDRE RAHARDJO, SST AKADEMI KEBIDANAN AR RAHMA GEMPOL PASURUAN 2014

description

gizi

Transcript of Kandungan Asirieza Trimayandre Rahardjo, Sst

60

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI

USIA 6-12 BULAN DI DESA NGERONG KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN

PASURUAN

OLEH :

RIEZA TRIMAYANDRE RAHARDJO, SST

AKADEMI KEBIDANAN AR RAHMA

GEMPOL PASURUAN

2014

61

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI

USIA 6-12 BULAN DI DESA NGERONG KECAMATAN GEMPOL KABUPATEN

PASURUAN

(RELATIONSHIP OF EXCLUSIVE ASI WITH THE INFANT DEVELOPMENT

WHICH 6-12 MONTHS OF AGE IN RURAL SUB NGERONG GEMPOL PASURUAN

REGENCY)

Rieza Trimayandre Rahardjo, SST

AKBID Ar Rahma, Pasuruan

ABSTRAK

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan cakupan ASI di Indonesia

hanya 42%, cakupan ASI tahun 2013 ini memprihatinkan. Berdasarkan studi pendahuluan

didapatkan bayi yang diberi ASI eksklusif hanya 40%, sedangkan yang tidak diberi ASI

eksklusif sebanyak 60%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-12 bulan di Desa Ngerong

Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode

analitik dengan pendekatan Korelasi Sperman’s Rank. Populasi pada penelitian ini terdapat

36 bayi usia 6-12 bulan. Teknik pengambilan sampel proportional random sampling

dengan mengambil sampel sebagian bayi usia 6-12 bulan di Desa Ngerong sebanyak 33

bayi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Sedangkan

Analisis data menggunakan uji statistik Korelasi Sperman’s Rank Hasil analisa

menggunakan uji statistik Korelasi Sperman’s Rank didapatkan nilai p= 0,000 dengan

menggunakan α = 0,05, maka p < α. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-12 bulan di Desa

Ngerong Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

diharapkan ibu memberi ASI eksklusif selama 6 bulan dan memberi stimulus-stimulus yang

baik kepada bayinya untuk merangsang perkembangan bayi.

Kata Kunci: Pemberian ASI Eksklusif, Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan

62

ABSTRACT

Research Data of Health Policy in 2013 show breast-fed coverage in Indonesia is only

42%, the coverage of this breast-fed in 2013. Based on the study advances obtained

exclusively breast-fed infants is only 40%, whereas that was not given exclusive

breastfeeding by 60%. The purpose of this study was to determine the relationship with the

development of exclusive breastfeeding for infants 6-12 months of age in Rural Sub Ngerong

Gempol Pasuruan regency in 2014. This research uses the analytical method with

corelation of Sperman’s Rank approach. The population in this study is infant by 6-12

month of age. using proportional sampling technique of random sampling and choose most

infants 6-12 months of age in Rural Sub Ngerong Gempol Pasuruan regency in 2014 by 33

infants. Data collected using questionnaires and observation sheets. While statistical data

analysis using corelation of Sperman’s Rank test Results of statistical analysis using the

corelation of Sperman’s Rank test, probability is 0.000 obtained by using αlfa = 0.05, then

the p < α. So it can be concluded that there is a relationship between exclusive

breastfeeding of infants age 6-12 months of development in Rural Sub Ngerong Gempol

Pasuruan regency. Based on these findings, mother must give breastfeeding to their baby

and practice the development of baby so that its well.

Keywords: Giving Exclusive Breastfeeding, Infant Development Age 6-12 Months

PENDAHULUAN

ASI merupakan makanan yang paling

muda dicerna bayi dan sangat kaya akan zat

gizi. ASI juga bisa dicerna oleh sistem

pencernaan bayi yang masih rentan. Karena

itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit

energi dalam mencerna ASI, sehingga ia

dapat menggunakan energi selebihnya

untuk kegiatan tubuh lainnya misalnya

pertumbuhan dan perkembangan (Rosita,

2008:34).

WHO menyatakan bahwa ASI

eksklusif selama enam bulan pertama bayi

adalah yang terbaik. Alasan pemerintah

mendorong para ibu untuk memberikan ASI

secara eksklusif adalah karena pemberian

makanan padat/tambahan yang terlalu dini

dapat mengganggu pemberian ASI.

Pemberian Makanan Pendamping ASI

terlalu dini juga akan meningkatkan angka

kematian pada bayi. Bahkan penelitian

menyebutkan bahwa pemberian Makanan

Pendamping ASI terlalu dini mempunyai

63

dampak yang negatif terhadap pertumbuhan

dan perkembangan bayi (Kodrat, 2010:27).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas)

2013 menunjukkan cakupan ASI di

Indonesia hanya 42%. Angka ini jelas

berada di bawah target WHO yang

mewajibkan cakupan ASI hingga 50%.

Dengan angka kelahiran di Indonesia

mencapai 4,7 juta per tahun, maka bayi

yang memeperoleh ASI selama enam bulan

hingga dua tahun tidak mencapai dua juta

jiwa. Meskipun mengalami kenaikan

dibanding data Riskedas 2007 dengan

angka cakupan ASI hanya 32%, cakupan

ASI tahun 2013 tetap memprihatinkan.

Angka ini sekaligus menunjukkan kenaikan

cakupan ASI per tahun hanya berkisar dua

persen. Angka ini menandakan hanya

sedikit anak Indonesia yang memperoleh

kecukupan nutrisi dari ASI. Padahal ASI

berperan penting dalam proses tumbuh

kembang fisik dan mental anak dengan

dampak jangka panjang (www.

Health.kompas.com. Diakses tanggal 30

Juni 2014).

Dari survei yang dilaksanakan pada

tahun 2002 Nutrition & Health Surveillance

System (NSS) kerjasama dengan

Balitbangkes dan Helen Keller

Internasional di 4 perkotaan (Jakarta,

Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8

perdesaan (Sumbang, lampung, banten,

Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel),

menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif

4-5 bulan di perkotaan antara 14%-21%,

sedangkan di pedesaan 14%-26%.

Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di

perkotaan berkisar antara 3%-18%

sedangkan di pedesaan 6%-19%. Pada ibu

yang bekerja, singkatnya masa cuti

hamil/melahirkan mengakibatkan sebelum

masa pemberian ASI berakhir mereka

sudah harus kembali bekerja. Hal ini

mengganggu upaya pemberian ASI

eksklusif. Berdasarkan data diatas, bahwa

sangat sulit memberi ASI eksklusif selama

enam bulan lamanya. Meskipun UNICEF

sudah menyampaikan bahwa ASI harus

diberikan pada enam bulan pertama si bayi,

namun pada kenyataannya aplikasinya juga

sangat sulit dilaksanakan (Kodrat,

2010:27).

Cakupan Pemberian ASI eksklusif di

Kabupaten Pasuruan pada tahun 2011

sebesar 57,04%, tahun 2012 sebesar

63,27%, tahun 2013 sebesar 63,73%. Data

dari Puskesmas Gempol cakupan

pemberian ASI eksklusif pada tahun 2011

sebesar 81,60%, tahun 2012 sebesar

61,97%, tahun 2013 sebesar 65%. Padahal

ketentuan dari dinas kesehatan provinsi

Jawa Timur cakupan ASI harus mencapai

67%, hal itu membuktikan bahwa cakupan

ASI eksklusif masih belum memenuhi

target. Sedangkan cakupan ASI di Desa

Ngerong pada tahun 2011 sebesar 37,25%,

tahun 2012 sebesar 47%, tahun 2013

sebesar 43,5%. Data tersebut menunjukkan

64

masih rendahnya pemberian ASI eksklusif

pada bayi usia dibawah 6 bulan di desa

Ngerong. Banyak bayi yang sudah diberi

makanan dan minuman tambahan seperti

susu formula, bubur, pisang, air putih, air

gula sebelum usia enam bulan. Rendahnya

pemberian ASI eksklusif dapat menjadi

ancaman bagi perkembangan anak. Padahal

zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI

telah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan

bayi (Sunardi, 2008:24).

Berdasarkan studi pendahuluan yang

telah dilakukan peneliti di Desa Ngerong

Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

pada tanggal 29-30 Mei 2014 dengan

melakukan wawancara kepada 10 ibu bayi

dan menilai perkembangan bayi usia 6-12

bulan, didapatkan hasil 4 bayi mendapatkan

ASI eksklusif, 6 bayi tidak mendapatkan

ASI eksklusif. Dari 4 bayi yang diberi ASI

eksklusif 3 bayi perkembangannya normal,

1 bayi lainnya meragukan, yaitu bayi usia 9

bulan belum bisa memindahkan mainan

dari tangan satu ke tangan lainnya, namun

bayi hanya bisa mengambil mainan

tersebut, serta ketika peneliti menjatuhkan

sebuah sapu tangan ke lantai, bayi tidak

berusaha mencari sapu tangan tersebut. Ada

beberapa faktor perkembangan bayi

meragukan, yaitu faktor pendidikan ibu dan

sosial ekonomi yang rendah yang

menyebabkan stimulasi kepada bayi kurang

dan nutrisi bergizi yang dikonsumsi ibu

kurang, sehingga mempengaruhi kualitas

gizi ASI. Sedangkan dari 6 bayi yang tidak

diberi ASI eksklusif, 2 bayi

perkembangannya normal, 4 bayi lainnya

perkembangannya meragukan. Hal ini

terlihat bahwa bayi yang tidak diberi ASI

eksklusif perkembangannya lebih banyak

yang terhambat. Kebanyakan ibu yang tidak

memberi ASI eksklusif disebabkan ibu

bekerja dan bayinya diasuh oleh nenek atau

saudaranya. Hal itu menyebabkan bayi

kurang mendapat stimulasi yang baik dari

orangtua dan tidak mendapat gizi ASI yang

lengkap untuk perkembangan bayi.

Dari berbagai penelitian yang pernah

dilakukan, anak yang mendapat ASI jauh

lebih matang, lebih asertif dan

memperlihatkan progesifitas yang lebih

baik pada skala perkembangan dibanding

mereka yang tidak mendapat ASI

(www.parentingislami.wordpress.com.

Diakses tanggal 30 Juni 2014). Pemberian

ASI itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah pendidikan,

pekerjaan, usia ibu, dukungan sosial dan

pelayanan kesehatan yang memadai. Perlu

adanya dukungan dari suami dan keluarga

agar ibu bersedia memberi ASI eksklusif.

Ibu juga sangat membutuhkan informasi

tentang manfaat pemberian ASI eksklusif

dan cara menyusui bayi yang benar,

sehingga pelayanan kesehatan seharusnya

memberi penyuluhan tentang pentingnya

ASI eksklusif kepada ibu setelah

melahirkan. Sedangkan untuk

65

memperbanyak produktifitas ASI, kondisi

fisik dan psikologis ibu harus mendukung,

ibu yang sedang menyusui harus

mengkonsumsi makanan yang bergizi

seimbang dan keadaan ibu harus tenang dan

rileks.

Sesuai dengan latar belakang untuk

rumusan masalah pada penelitian ini adalah

“ Apakah ada hubungan pemberian ASI

eksklusif dengan perkembangan bayi usia

6-12 bulan di Desa Ngerong Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan tahun 2014?”

Sedangkan tujuan pada penelitian ini

Mengetahui hubungan pemberian ASI

eksklusif dengan perkembangan bayi usia

6-12 bulan di Desa Ngerong Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan tahun 2014.

TINJAUAN TEORI

ASI adalah cairan tanpa tanding

ciptaan Allah. Fungsinya untuk memenuhi

kebutuhan gizi bayi dan melindunginya

dalam melawan kemungkinan serangan

penyakit (Rosita, 2008:1). Menurut

Laksono Kodrat (2010:2) ASI adalah susu

yang diproduksi seorang ibu untuk

konsumsi bayi dan merupakan gizi utama

bayi yang belum dapat mencerna makanan

padat, ASI merupakan salah satu sumber

makanan terbaik bagi bayi baru lahir karena

memiliki begitu banyak zat penting yang

bagus guna meningkatan kekebalan tubuh

terhadap penyakit.

ASI eksklusif adalah hanya diberi ASI

saja selama enam bulan, tanpa tambahan

cairan lain seperti susu formula, jeruk,

madu, air teh, dan air putih, serta tanpa

tambahan makanan padat seperti pisang,

bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi

tim. Setelah enam bulan baru mulai

diberikan makanan pendamping ASI (MP-

ASI). ASi dapat diberikan sampai anak

berusia 2 tahun atau lebih (Kristiyansari,

2009:23).

Manfaat pemberian ASI

1. Bagi Bayi

Menurut Kodrat (2010:50) manfaat

ASI bagi bayi sangatlah banyak. Semakin

banyak ASI diberikan pada bayi makan

manfaatnya semakin banyak pula. Dibawah

ini adalah beberapa manfaat ASI bagi bayi :

a. Anugerah untuk bayi

ASI memang anugerah untuk

bayi. Sebab ASI mengandung

seratus bahan yang tidak terdapat

dalam susu sapi atau makanan

pengganti lainnya, dan tidak dapat

dibuat di laboratorium manapun.

Susu formula bisa jadi dapat

menyebabkan bayi terjangkit alergi.

Sementara dengan ASI jarang bayi

akan terkena alergi. Selain itu ASI,

ASI juga sangat mudah dicerna oleh

usus bayi sehingga kesehatan bayi

tidak terganggu.

b. ASI khusus dirancang untuk

pencernaan bayi

66

Bayi yang minum ASI

biasanya jarang mengalami kolik

dan muntah yang berlebihan, sebab

ASI memang dirancang untuk

pencernaan bayi. Protein dan lemak

pada ASI mudah dicerna oleh bayi

dibanding protein dan lemak pada

susu sapi tau makanan lainnya.

Dengan adanya rangsangan ini maka

bayi akan aman dari berbagai jenis

penyakit.

c. ASI lebih baik dari susu botol

Minuman ASI adalah

minuman paling paling

menyehatkan bagi tubuh bayi. ASI

mengandung lebih sedikit sodium

daripada susu sapi, dengan begitu

maka beban kerja ginjal kerja ginjal

bayi yang masih muda akan lebih

ringan sehingga akan

meminimalkan resiko bayi terserang

penyakit.

d. ASI memberikan latihan kepada

rahang, gusi dan gigi bayi

Bentuk puting susu ibu

merupakan bentuk yang paling

sempurna bagi bayi. Sehingga akan

memberikan latihan kepada rahang,

gusi dan gigi bayi. Dengan puting

ini bayi akan berlatih guna

manjamin perkembangan mulutnya

dengan optimal.

e. Daya tahan tubuh bayi menjadi

lebih bagus

Pemberian ASI dapat

memberikan antibodi yang tinggi

guna mendukung daya tahan tubuh

bayi terhadap sutu penyakit. Pada

umumnya bayi akan lebih sehat

dengan mengonsumsi ASI daripada

susu botol. Bayi akan jarang keluar

masuk rumah sakit karena sakit.

Itulah kelebihan ASI dengan susu

botol lainnya.

f. ASI dapat mengatur tingkat obesitas

Bayi yang disusui dengan

ASI tingkat berat badannya

enderung akan seimbang. Biasanya

bila bayi mengkonsumsi susu botol

maka cenderung akan kelebihan

berat badan. Sebab dalam susu botol

biasanya kandungan zatnya tidak

stabil sedangkan dalam ASI

semuanya seimbang oleh sebab itu

bayi tidak akan kelebihan zat yang

dapat membuatnya gemuk atau

mengalami obesitas.

g. Aspek kecerdasan

Interaksi antara ibu dengan

bayi serta kandungan nilai gizi pada

ASI sangat dubutuhkan untuk

perkembangan sistem saraf otak

guna meningkatkan kecerdasan

bayi. Penelitian menunjukkan

bahwa IQ bayi yang diberi ASI

memeiliki 4,3 poin lebih tinggi pada

usia 18 bulan, 4,6 poin lebih pada

usia 3 tahun, dan 8,3 poin lebih

67

tinggi pada usia 8,5 tahun,

dibandingkan dengan bayi yang

tidak mendapat ASI.

2. Bagi Ibu

Menurut Proverawati (2010:18-22)

manfaat ASI bagi ibu, keluarga, dan

negara adalah:

a. Aspek kontrasepsi

Hisapan mulut bayi pada puting

susu merangsang ujung saraf

sensorik sehingga post anterior

hipofise mengeluarkan prolaktin.

Prolaktin masuk ke indung telur,

menekan produksi estrogen

akibatnya tidak ada ovulasi.

Pemberian ASI memberikan 98 &

metode kontrasepsi yang efisien

selama enam bulan pertama sesudah

kelahiran bila diberikan hanya ASI

saja (eksklusif) dan belum terjadi

menstruasi kembali.

b. Aspek kesehatan ibu

Isapan bayi pada payudara akan

merangsang terbentuknya oksitosin

oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin

membantu involusi uterus dan

mencegah terjadinya perdarahan

pasca persalinan. Penundaan haid

dan berkurangnya perdarahan pasca

persalinan mengurangi prevalensi

anemia defisiensi besi. Kejadian

karsinoma mammae pada ibu yang

menyusui lebih rendah

dibanding yang tidak menyusui.

Mencegah kanker hanya dapat

diperoleh ibu yang menyusui

anaknya secara eksklusif. Penelitian

membuktikan ASI secara eksklusif

memiliki resiko terkena kanker

payudara dan kanker ovarium 25%

lebih kecil dibanding yang tidak

menyusui secara eksklusif.

c. Aspek penurunan berat badan

Ibu yang menyusui

eksklusif ternyata lebih muda dan

lebih cepat kembali ke berat badan

semula seperti sebelum hamil. Pada

saat hamil, badan bertambah berat,

selain karena ada janin, juga karena

penimbunan lemak pada tubuh.

Cadangan lemak ini sebetulnya

memang disiapkan sebagai sumber

tenaga dalam proses produksi ASI.

Dengan menyusui, tubuh akan

menghasilkan ASI lebih banyak lagi

sehingga timbunan lemak yang

berfungsi sebagai cadangan tenaga

akan terpakai. Loginya, jika

timbunan lemak menyusut, berat

badan ibu akan cepat kembali

ke keadaan seperti sebelum hamil.

d. Aspek psikologis

Keuntungan menyusui

bukan hanya bermanfaat untuk bayi,

tetapi juga untuk ibu. Ibu akan

merasa bangga dan diperlukan, rasa

68

yang dibutuhkan oleh semua

manusia.

3. Bagi keluarga

a. Aspek ekonomi

ASI tidak perlu dibeli,

sehingga dana yang seharusnya

digunakan untuk membeli susu

formual dapat digunakan untuk

keperluan lain. Kecuali itu,

penghematan juga disebabkan

karena bayi yang mendapt ASI

lebih jarang sakit sehingga

mengurangi biaya berobat.

b. Aspek psikologi

Kebahagian keluarga

bertambah, karena kelahiran lebih

jarang, sehingga suasana kejiwaan

ibu baik dan dapat mendekatkan

hubungan bayi dengan

keluarga.

c. Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis,

karena dapat diberikan dimana saja

dan kapan saja. Keluarga tidak

perlu repot menyiapkan air masak,

botol dan dot yang harus

dibersihkan serta minta pertolongan

orang lain.

d. Bagi Negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan

kematian bayi

Adanya faktor protektif dan

nutrien yang sesuai dalam ASI

menjamin status gizi bayi baik

serta kesakitan dan kematian anak

menurun. Beberapa penelitian

epidemiologi menyatakan bahwa

ASI melindungi bayi dan anak

dari penyakit infeksi, misalnya

diare, otitis media, dan

infeksi saluran pernafasan

akut bagian bawah.

b) Menghemat devisa negara

ASI dapat dianggap sebagai

kekeyaan nasional. Jika semua ibu

menyusui diperkiraan dapat

menghemat devisa sebesar Rp. 8,6

milyar yang seharusnya dipakai

untuk membeli susu formula.

c) Mengurangi subsidi untuk rumah

sakit

Subsidi untuk rumah sakit

berkurang, karena rawat gabung

akan memperpendek lama rawat

ibu dan bayi, mengurangi

komplikasi persalinan dan

infeksi nosokomial serta

mengurangi biaya yang diperlukan

untuk perawatan anak sakit. Anak

yang mendapat ASI lebih jarang

dirumah sakit dibandingkan anak

yang mendapatkan susu formula.

d) Peningkatan kualitas generasi

penerus

Anak yang mendapat ASI, tumbuh

kembang bayi dapat secara optimal

sehingga kualitas generasi

penerus hangsa akan terjamin

69

Pengertian Perkembangan

Menurut Nursalam (2008:33)

perkembangan adalah bertambahnya

kemampuan (skill) dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam

pola yang teratur dan dapat diramalkan,

sebagai hasil dari proses pematangan.

Disini menyangkut adanya proses

diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan

tubuh, organ-organ dan sistem organ yang

berkembang sedemikian rupa sehingga

masing-masing dapat memenuhi fungsinya.

Termasuk juga perkembangan emosi,

intelektual dan tingkah laku sebagi hasil

interaksi dengan lingkungannya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Perkembangan

Menurut Nursalam (2008:39-41) Pola

perkembangan secara normal antara anak

yang satu dengan yang alinnya pada

akhirnya tidak terlalu sama, karena

dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor.

Faktor yang mempengaruhi tumbuh

kembang dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Dalam (Internal)

a. Genetika

Faktor genetis akan

mempengaruhi kecepatan

pertumbuhan dan kematangan

tulang, alat seksual, serta saraf.

Sehingga merupakan modal dasar

dalam mencapai hasil akhir proses

tumbuh kembang, yaitu :

1. Perbedaaan ras, etnis, atau bangsa

Tinggi badan orang Eropa akan

berbeda dengan orang Indonesia

atau bangsa lainnya, dengan

demikian postur tubuh tiap bangsa

berlainan.

1) Keluarga

Ada keluarga yang cenderung

mempunyai tubuh gemuk atau

perawakan.

2) Umur

Masa pranatal, masa bayi, dan masa

remaja merupakan tahap yang

mengalami pertumbuhan cepat

dibandingkan dengan masa lainnya.

3) Jenis kelamin

Wanita akan mengalami masa pubertas

lebih dahulu dibandingkan dengan laki-

laki

4) Kelainan Kromosom

Dapat menyebabkan kegagalan

pertumbuhan, misalnya sindrom down

b. Pengaruh hormone

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak

masa pranatal, yaitu saat janin berumur

4 bulan. Pada saat itu, terjadi

pertumbuhan yang cepat. Hormon yang

berpengaruh terutama adalah hormon

pertumbuhan somatotropin yang

dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.

Selain itu kelenjar tiroid juga

menghasilkan kelenjar tiroksin yang

berguna untuk metabolisme serta

maturasi tulang, gigi dan otak.

70

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat

berpengaruh dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu pranatal,

kelahiran, dan pascanatal.

a. Faktor pranatal (selama hamil),

meliputi :

1. Gizi, nutrsi ibu hamil akan

mempengaruhi pertumbuhan janin,

terutama selama trimester akhir

kehamilan.

2. Mekanis. Posisi janin yang abnormal

dalam kandungan dapat

menyebabkan kelainan kongengital,

misalnya clubfoot.

3. Toksin, zat kimia, radiasi.

4. Kelainan endokrin.

5. Infeksi TORCH atau penyakit menular

seksual.

6. Kelainan imunologi.

7. Psikologis ibu.

c. Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum

ekstraksi atau forsep dapat menyebabkan

trauma kepala pada bayi sehingga

terjadinya kerusakan jaringan otak.

c.Faktor pascanatal

Seperti halnya pada masa pranatal,

faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh

kembang anak adalah gizi, penyakit kronis/

kelainan kongengital, lingkungan fisik dan

kimia, psikologis, endokrin, sosio ekonomi,

lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan

obat-obatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah analitik dengan

pendekatan retrospektive. Penelitian

analitik adalah penelitian yang mengkaji

hubungan variabel, sedangkan croos

sectional adalah jenis penelitian yang

menekankan waktu pengukuran/observasi

data variabel independen dan dependen

hanya satu kali pada satu saat (Nursalam,

2013)

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang

atau subjek dengan satu karakteristik umum

yang dapat diobservasi (Sulistyaningsih,

2011:64). Populasi dalam penelitian ini

meliputi seluruh ibu yang mempunyai bayi

usia 6-12 bulan di Desa Ngerong sebanyak

36 orang.:163).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:

174). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagian ibu yang

mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Desa

Ngerong sebanyak keluarga, diperoleh dari

rumus Sulistyaningsih (2011:66)

n = N

1+N (d)2

Keterangan :

N : besarnya populasi

n : besarnya sampel

d : tingkat kepercayaan/ ketepatan

yang diinginkan (5% atau 0,05)

71

n = N

1+N(d)2

= 36

1+36(0,05)2

= 36

1+36(0,0025)

= 36

1+0,9

= 33 bayi

Sampel dalam penelitian ini sejumlah

33 orang.

1. Sampling

Pengambilan sampling dalam penelitian ini

dengan menggunakan propotional random

sampling, yaitu pengambilan sampel

didasarkan pada suatu pertimbangan

tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri

berdasarkan ciri/sifat populasi yang sudah

diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,

2010:115&124).

2. Variabel

Variabel tergantung, terikat, akibat,

terpengaruh/ dependent variabel/ variabel

yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah perkembangan bayi

usia 6-12 bulan.

Variabel bebas/independent variabel

merupakan variabel resiko/sebab. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah

pemberian ASI eksklusif.

Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan

Pemberian ASI Eksklusif dengan

Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan di

Desa Ngerong Kecamatan Gempol

Kabupaten Pasuruan Tahun 2014.

N

o

Varia

bel

Definis

i

Operas

ional

Para

mete

r

Alat

Uku

r

Ska

la

Dat

a

Kate

gori

1

.

Varia

bel

Indep

enden

t

Pemb

erian

ASI

Ekskl

usif

Pember

ian ASI

tanpa

bahan

makan

an/cair

an

tambah

an lain

pada

bayi

usia 0-

6 bulan

Ya:

Jika

diber

i ASI

saja

Tida

k:

Jika

diber

i

maka

nan

atau

minu

man

selai

n

ASI

Kue

sion

er

No

min

al

Ya

Tida

k

2

.

Varia

bel

depen

dent

Perke

mban

gan

bayi

Bertam

bahnya

kemam

puan

(skill)

dalam

struktu

r dan

Perk

emba

ngan

bayi

sesua

i

KPS

P

Che

ck

list

KPS

P

Ord

inal

Baik:

9-10

Mera

guka

n: 7-

8

Peny

impa

72

usia 6

-12

bulan

fungsi

tubuh

yang

lebih

komple

ks

dalam

pola

yang

teratur

dan

dapat

diramal

kan.

yang

didal

amn

ya

terda

pat

10

perta

nyaa

n

ngan

:≤ 6

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan

Data

Teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data ini adalah dengan

observasi. Observasi adalah suatu prosedur

yang berencana, yang antara lain meliputi

melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah

dan taraf aktivitas tertentu atau situasi

tertentu yang ada hubungannya dengan

masalah yang diteliti (Notoatmodjo,

2010:131).

Dalam Penelitian ini menggunakan

kuesioner untuk mengetahui tentang

pemberian ASI eksklusif, check list KPSP

untuk menilai perkembangan bayi.

Analisis Data

Mengingat penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui hubungan dua variabel

yaitu variabel pemberian ASI eksklusif dan

variabel perkembangan bayi usia 7-12

bulan, variabel bebas berskala data nominal

dan variabel terikat berskala ordinal maka

uji statistik yang dipilih adalah uji Korelasi

Spearman’s Rank dengan bantuan

komputer menggunakan SPSS versi 16 for

windows dengan

artinya ada hubungan antara pemberian ASI

eksklusif dengan perkembangan bayi usia

6-12 bulan di Desa Ngerong Kecamatan

Gempol Kabupaten Pasuruan dan ditolak

hubungan antara pemberian ASI eksklusif

dengan perkembangan bayi usia 6-12 bulan

di Desa Ngerong.di Desa Ngerong

Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan.

HASIL PENELITIAN

Tabel 5.7 Tabulasi Silang Hubungan

Pemberian ASI Eksklusif dengan

Perkembangan Bayi Usia 6-12 Bulan di

Desa Ngerong Kecamatan Gempol

Kabupaten Pasuruan Bulan Juli Tahun 2014

No

.

Pembe

rian

ASI

Eksklu

sif

Perkembangan Bayi Usia

6-12 Bulan

Total

Baik Mera

gukan

Penyim

pangan

n % n % N % n %

1. Ya 9 7

5

3 2

5

0 0 1

2

100

73

2. Tidak 5 2

3,

8

1

3

6

1,

9

3 14,

3

2

1

100

Jumlah 14 4

2,

4

1

6

4

8,

5

3 9,1 3

3

100

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 5.6, dapat dilihat

bahwa dari 33 bayi dalam penelitian ini,

didapatkan data bahwa bayi yang diberi

ASI Eksklusif perkembangan banyak yang

normal, yaitu 9 bayi (75%), sedangkan

yang tidak diberi ASI eksklusif

perkembangannya banyak yang tidak

normal, yaitu 13 responden (61,9%).

Hasil tabel tabulasi silang,

selanjutnya dilakukan perhitungan dengan

menggunakan bantuan program komputer

yaitu uji statistik Korelasi Spearman’s Rank

diperoleh besar korelasi Spearman’s Rank

sebesar 0,886 dan uji signifikan (p) 0,000

dengan taraf kesalahan 5% yaitu 0,05.

Dengan demikian p < α, maka Ho ditolak

yang artinya ada hubungan antara

pemberian ASI eksklusif dengan

perkembangan bayi usia 6-12 bulan di Desa

Ngerong Kecamatan Gempol Kabupaten

Pasuruan.

Hasil penelitian yang membuktikan

antara pemberian ASI eksklusif dengan

perkembangan bayi usia 7-12 bulan

menegaskan teori dalam

parentingislami.com bahwa anak yang

mendapat ASI jauh lebih matang, lebih

asertif dan memperlihatkan progesifitas

yang lebih baik pada skala perkembangan

dibanding mereka yang tidak mendapat

ASI. Menurut Sunardi (2008:24)

kandungan gizi ASI yang terdiri dari hidrat

arang, protein, lemak, mineral, dan vitamin

merupakan bahan baku untuk pertumbuhan

dan perkembangan bayi. Lemak dalam ASI

bisa mencegah hilangnya koordinasi, daya

ingat, apatis, gemetar dan halusinasi.

Menurut Nursalam (2012:14) dengan

pemberian ASI eksklusif akan timbul

hubungan yang erat dan mesra antara ibu

dan bayi saat proses menyusu, hal ini akan

menjamin tumbuh kembang yang selaras

baik fisik, mental, maupun psikososial

anak.

Berdasarkan data, bayi yang

mendapat ASI eksklusif dengan

perkembangan normal sebanyak 9 bayi

(75%) hal ini membuktikan bahwa bayi

yang diberi ASI eksklusif akan

mendapatkan gizi lengkap dalam ASI dan

mendapatkan stimulus yang baik dari

orangtua, sehingga pertumbuhan dan

perkembangan bayi akan sesuai umurnya.

Pada tahun-tahun pertama kehidupan,

hubungan yang erat, mesra dan selaras

antara ibu/pengganti ibu dengan anak

merupakan syarat mutlak untuk menjamin

tumbuh kembang bayi. Adapun bayi yang

diberi ASI eksklusif perkembangannya

74

meragukan, hal ini disebabkan oleh faktor

sosial ekonomi yang rendah, walaupun bayi

diberi ASI eksklusif namun gizi yang

diperoleh kurang karena asupan nutrisi ibu

kurang bergizi dan pengetahuan ibu tentang

perkembangan bayi masih kurang.

Bayi yang tidak mendapatkan ASI

eksklusif perkembangan yang meragukan

sebanyak 13 bayi (61,9%) dan yang

mengalami penyimpangan sebanyak 3 bayi

(9,1%), hal ini disebabkan oleh bayi kurang

mendapatkan nutrien lengkap dalam ASI,

mereka lebih sering mengalami batuk,

pilek dan diare, sehingga energi yang

seharusnya untuk perkembangan bayi,

digunakan sebagai penyembuhan penyakit

dan aktivitas bayi terganggu. Selain itu, ada

pula bayi yang tidak diberi ASI eksklusif

perkembangannya baik, hal ini disebabkan

oleh faktor pendidikan orangtua, mereka

sangat peduli akan kesehatan dan

perkembangan bayinya dengan mencari

informasi cara memberi stimulus yang baik

kepada bayi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan dan

pengolahan data maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar bayi di Desa Ngerong

Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

tidak diberi ASI eksklusif sebanyak 20 bayi

(60,6%).

2. Sebagian besar bayi di Desa Ngerong

Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan

mempunyai perkembangan yang

meragukan sebanyak 18 bayi (54,5%).

3. Ada hubungan pemberian ASI eksklusif

dengan perkembangan bayi usia 6-12 bulan

di Desa Ngerong Kecamatan Gempol

Kabupaten Pasuruan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan maka peneliti dapat memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Tempat Penelitian

Disarankan kader kesehatan dapat

memberi informasi kepada masyarakat

tentang manfaat pemberian ASI

eksklusif terhadap perkembangan bayi

usia 6-12 bulan.

2. Bagi Profesi Bidan

Disarankan profesi bidan dapat

meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan agar cakupan ASI eksklusif

diatas standar dan perkembangan bayi

dalam batas normal. Selain itu, bidan

disarankan memberi motivasi ibu dan

keluarga agar ibu bisa melakukan

pemberian ASI eksklusif serta bidan

melakukan penilaian perkembangan

bayi setiap bulan untuk mendeteksi dini

gangguan perkembangan pada bayi.

75

DAFTAR PUSTAKA

Andriana, Dian. 2013. Tumbuh Kembang

dan Terapi Bermain Pada Anak.

Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Rosita, Syarifah. 2008. ASI Untuk

Kecerdasan Bayi. Yogyakarta:

Ayyana.

Soetdjiningsih, Ranuh, Gde.2012. Tumbuh

Kembang Anak. Jakarta: Katalog

Dalam Terbitan.